Anda di halaman 1dari 31

PORTOFOLIO

TPI 505 – K3L

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar profesi


Insinyur

Disusun Oleh

Novita sari
202204070278

PROGRAM STUDI PROGRAM PROFESI INSINYUR

UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA


ATMA JAYA JAKARTA
2023
LEMBAR PENGESAHAN

TPI 505 – K3L

Disusun Oleh:

Novita Sari
202204070278

Program Studi Program Profesi Insinyur

Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta

Disetujui pada tanggal:

Pembimbing/Koordinator Sub-Prodi

Nama Lengkap
NIP.
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena

atas segala rahmat, karunia dan ridho-Nya akhirnya Laporan Portofolio TPI-505

tentang K3L Keinsinyuran dapat penulis selesaikan. Laporan portofolio ini disusun

untuk sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar Insinyur (Ir). Oleh karena

itu, pada kesempatan yang berbahagia ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat

dan terima kasih yang sebesar besarnya kepada:

1. Ir. Jimmy Chandra, S.T., M.Eng., Ph.D IPM, Ir. Enny Widawati, M.T., IPM dan Prof.

Hadi Sutanto, M.M.A.E., Ph.D. IPM, sebagai pengajar, yang telah membantu

membimbing dan memberikan arahan serta meluangkan waktu kepada

penulis untuk berdiskusi, guna menyelesaikan tugas Portofolio ini.

2. Suami dan orang tua tercinta, anak tersayangku serta seluruh keluarga dan

rekan-rekan yang sudah memberi dukungan dan semangat dalam mengukuti

program Profesi Insinyur.

3. Semua pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung dan tidak

landsung dalam penyelesaian tugas portofolio ini.

Laporan Portofolio ini tentu saja masih memiliki kelemahan dan kekurangan, untuk

itu demi kesempurnaan penulisan dan isinya dalam tujuan memberikan manfaat

bagi ilmu pengetahuan terutama dalam hal ke Insinyuran. Maka kami

mengharapkan kritik dan saran seluruh pembaca Laporan ini.

Atas perhatian, saran dan kritikannya penulis mengucapkan terima kasih.

Banjarbaru, 16 Maret 2023

Novita Sari

ii
RINGKASAN

Pengalaman penulis sebagai dosen dibidang Teknik sipil dalam mengajar di

Politeknik Transportasi Darat Indonesia-STTD, melakukan penelitian dan

pengabdian masyarakat terkait keilmuan di bidang keinsinyuran tidak lepas dari

kode etik dan etika keinsinyuran. Tugas dan tanggungjawab yang dikerjakan harus

dilaksanakan sebaik-baiknya tanpa mengesampingkan pentingnya Keselamatan dan

Kesehatan Kerja serta Lingkungan Hidup. Adapun peran, putusan insinyur dan K3L

Keinsinyuran yang berkaitan dengan pengalaman kerja adalah sebagai berikut::

a) Tanggung jawab sebagai dosen

Dalam menjalankan tugas sebagai dosen, ada beberapa hal yang menjadi

tanggungjawab, antara lain:

1. Menjaga semangat untuk melaksanakan kejujuran dan integritas akademik

dengan mengacu kepada perundangundangan, berbagai peraturan

pemerintah dan kebijakan yang berlaku.

2. Memberikan informasi yang jelas kepada mahasiswa tentang mata kuliah,

pelaksanaan tugas-tugas perkuliahan dan standar pencapaian hasil belajar.

3. Menggunakan format pelaksanaan perkuliahan dan pelaksanaan ujian yang

sesuai dengan aturan akademik.

4. Menunjukkan kerja sama dengan dosen lain, petugas administrasi baik tingkat

program studi, fakultas dan universitas dalam rangka meminimalisasi

berbagai masalah yang berkaitan dengan penyelenggaraan perkuliahan,

pelaksanaan dan pelaporan hasil atau nilai ujian.

5. Mendorong taruna untuk melaksanakan kejujuran dan integritas kademik.

6. Menjelaskan kepada taruna prosedur dan cara yang dapat ditempuh dalam

melaporkan berbagai jenis pelanggaran etika akademik baik oleh dosen, staf

administrasi akademik maupun oleh taruna.

7. Memonitor pelaksanaan perkuliahan dan pelaksanaan berdasarkan kejujuran

dan integritas akademik.


iii
8. Menentukan pencapai hasil belajar sesuai dengan kemampuan akademik

taruna dan menjauhi unsur yang bersifat subjektivisme.

9. Menjauhi segala bentuk plagiat dan pelanggaran hak cipta intelektual.

b) Putusan keinsinyuran yang diambil

Sebagai seorang dosen, ada beberapa putusan keinsinyuran yang harus diambil

dalam menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan Hidup,

antara lain:

1. Evaluasi Risiko: Dalam setiap kegiatan yang dilakukan dalam konteks

pengajaran dan penelitian, seorang dosen harus melakukan evaluasi

risiko untuk mengidentifikasi potensi bahaya atau risiko keselamatan yang

mungkin timbul. Dosen harus membuat rencana tindakan dan

pengendalian risiko untuk memastikan keselamatan dan kesehatan

semua orang yang terlibat dalam kegiatan tersebut.

2. Pemilihan Bahan dan Peralatan: Seorang dosen harus memilih bahan dan

peralatan yang aman dan sesuai untuk kegiatan pengajaran dan

penelitian. Dosen harus memastikan bahwa bahan dan peralatan yang

digunakan tidak membahayakan lingkungan hidup dan tidak

menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan manusia.

3. Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja: Seorang dosen harus

memberikan pelatihan kepada mahasiswa dan staf lainnya tentang

keselamatan dan kesehatan kerja. Dosen harus memastikan bahwa

semua orang yang terlibat dalam kegiatan tersebut memiliki pemahaman

yang memadai tentang prosedur keselamatan dan kesehatan kerja yang

relevan dan mematuhi aturan dan regulasi yang berlaku.

4. Inspeksi dan Perawatan: Seorang dosen harus secara teratur melakukan

inspeksi dan perawatan terhadap peralatan dan bangunan di tempat kerja

untuk memastikan bahwa semuanya berada dalam kondisi yang aman

dan layak digunakan. Dosen harus memastikan bahwa semua peralatan

iv
dan bangunan telah diperiksa dan disetujui oleh ahli keselamatan dan

kesehatan kerja.

5. Pengelolaan Limbah: Seorang dosen harus memastikan bahwa semua

limbah yang dihasilkan dari kegiatan pengajaran dan penelitian dikelola

dengan benar dan sesuai dengan regulasi yang berlaku. Dosen harus

memilih metode pengolahan limbah yang ramah lingkungan dan

meminimalkan dampak negatif pada lingkungan hidup.Top of

FormBottom of Form

c) K3L yang diterapkan

1. Mengidentifikasi risiko dalam setiap kegiatan pengajaran dan

penelitian.
2. Mengevaluasi potensi bahaya atau risiko keselamatan yang mungkin

timbul
3. Membuat rencana tindakan dan pengendalian risiko untuk
memastikan keselamatan dan kesehatan semua orang yang terlibat
dalam kegiatan
4. Memilih bahan dan peralatan yang aman dan sesuai untuk kegiatan

pengajaran dan penelitian.


5. Memastikan bahwa bahan dan peralatan yang digunakan tidak

membahayakan lingkungan hidup dan tidak menimbulkan dampak


negatif bagi kesehatan manusia.
6. Memberikan pelatihan kepada mahasiswa dan staf lainnya tentang

keselamatan dan kesehatan kerja. Dosen harus memastikan bahwa


semua orang yang terlibat dalam kegiatan tersebut memiliki
pemahaman yang memadai tentang prosedur keselamatan dan

v
kesehatan kerja yang relevan dan mematuhi aturan dan regulasi yang
berlaku.
7. Melakukan inspeksi dan perawatan terhadap peralatan dan bangunan

di tempat kerja untuk memastikan bahwa semuanya berada dalam


kondisi yang aman dan layak digunakan. Dosen harus memastikan
bahwa semua peralatan dan bangunan telah diperiksa dan disetujui
oleh ahli keselamatan dan kesehatan kerja.
8. Memastikan bahwa semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan

pengajaran dan penelitian dikelola dengan benar dan sesuai dengan


regulasi yang berlaku. Dosen harus memilih metode pengolahan
limbah yang ramah lingkungan dan meminimalkan dampak negatif

pada lingkungan hidup.

vi
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................... ii


RINGKASAN .............................................................................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR TABEL ........................................................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB I. PENDAHULUAN ...........................................................................................................................8
1.1. Latar Belakang .........................................................................................................................8
1.2. Ruang Lingkup Praktik Keinsinyuran ..............................................................................9
1.3. Permasalahan ..........................................................................................................................9

BAB II. PENGERTIAN K3L .......................................................................................................................9

2.1. Prinsip Dasar K3L ................................................................................................................. 11


BAB III. STUDI KASUS ........................................................................................................................... 14
3.1. Studi Kasus 1.......................................................................................................................... 14
3.2. Studi Kasus 2.......................................................................................................................... 17
3.3. Studi Kasus 3.......................................................................................................................... 21
3.4. Studi Kasus 4.......................................................................................................................... 24
BAB IV. PENUTUP .................................................................................................................................. 24
4.1. Umum ...................................................................................................................................... 27
4.2. Kesimpulan ............................................................................................................................ 28
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 29
LAMPIRAN................................................................................................... Error! Bookmark not defined.

vii
BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan Hidup (K3LH) merupakan


prinsip dasar yang harus diterapkan oleh insinyur dalam menjalankan pekerjaannya.
Sebagai seorang profesional, seorang insinyur harus memiliki tanggung jawab untuk
memastikan bahwa semua kegiatan yang dilakukan aman dan tidak membahayakan
lingkungan hidup serta kesehatan manusia. Seorang Insinyur harus dapat
mengidentifikasi risiko dan bahaya dalam setiap kegiatan teknik yang dilakukan.
Insinyur harus memahami risiko dan bahaya yang mungkin terjadi, serta
mengembangkan rencana tindakan untuk meminimalkan risiko tersebut. Dalam
Undang-Undang no 11 Tahun 2014 tentang Keinsinyuran (2014), kegiatan
keinsinyuran mengutamakan kaidah keselamatan, kesehatan kerja, dan
kelestarian lingkungan hidup.

Kebijakan K3 Nasional mengacu pada Undang-Undang No. 1 (1970) ditetapkan


syarat-syarat keselamatan kerja yang harus dipenuhi oleh setiap orang atau badan
yang menjalankan usaha, baik formal maupun informal, dimanapun berada dalam
upaya memberikan perlindungan keselamatan dan kesehatan semua orang yang
berada di lingkungan usahanya, sedangkan untuk system pelaksanaan kebijakan K3
Nasional diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 (2012) tentang
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).

Dalam peraturan pemerintah ini dinyatakan bahwa penerapan SMK3 harus menjadi
bagian dari Sistem Manajemen Perusahaan dalam rangka pengendalian risiko di
tempat kerja. PP No. 50 Tahun 2012 ini juga mengamanatkan bahwa Instansi
Pembina Sektor usaha dapat mengembangkan pedoman penerapan SMK3
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan kebutuhan berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan

Pada penerapan K3LH keinsinyuran, seorang insinyur harus memastikan bahwa


semua kegiatan teknik yang dilakukan aman dan tidak membahayakan lingkungan
hidup serta kesehatan manusia. Insinyur harus selalu memperhatikan dan
mematuhi peraturan dan regulasi yang berlaku, serta melakukan pemantauan dan
evaluasi terhadap kegiatan yang dilakukan untuk memastikan bahwa kegiatan

8
tersebut dilakukan dengan aman dan tidak membahayakan lingkungan hidup serta
kesehatan manusia.

Berdaserkan UU No 13 Tahun 2003 tentang KETENAGAKERJAAN (2003), Setiap


pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas Keselamatan
dan kesehatan kerja, serta Pemberi kerja wajib memberikan perlindungan yang
mencakup kesejahteraan, keselamatan & kesehatan baik mental maupun fisik
tenaga kerja.

1.2. Ruang Lingkup Praktik Keinsinyuran

Ruang lingkup praktik keinsinyuran ini diambil dari pengalaman sebagai dosen di

bidang teknik sipil dalam menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

1.3. Permasalahan

Beberapa permasalahan dalam menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

serta Lingkungan Hidup keinsinyuran dalam tugasnya, antara lain:

a. Kurangnya Sumber Daya: Terkadang dosen tidak memiliki cukup sumber

daya seperti perlengkapan dan peralatan yang memadai untuk menerapkan


K3LH dalam kegiatan pembelajaran maupun penelitian. Hal ini dapat
mengakibatkan risiko kecelakaan atau paparan bahan berbahaya bagi
dosen maupun mahasiswa.
b. Minimnya Pelatihan: Dosen kadang-kadang kurang mendapatkan pelatihan

K3LH, terutama untuk kegiatan penelitian yang melibatkan bahan


berbahaya. Dosen perlu memahami risiko yang terkait dengan kegiatan
mereka dan belajar cara meminimalkan risiko tersebut.
c. Kurangnya Perhatian: Terkadang dosen kurang memperhatikan aspek K3LH

dalam kegiatan pembelajaran dan penelitian mereka, seperti penggunaan

9
alat dan bahan yang aman dan sesuai. Hal ini dapat menyebabkan
kecelakaan dan memperburuk lingkungan hidup.
d. Kurangnya Pemahaman tentang Regulasi: Dosen perlu memahami regulasi

dan aturan yang berlaku terkait K3LH, terutama jika mereka melakukan
kegiatan penelitian yang melibatkan bahan berbahaya. Hal ini penting untuk
memastikan bahwa semua kegiatan dilakukan sesuai dengan regulasi dan

aturan yang berlaku.

10
BAB II. PENGERTIAN K3L

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50 (2012) Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan bagian dari sistem

manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang

berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien

dan produktif. Sedangkan K3 adalah segala kegiatan untuk menjamin dan

melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan

kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Tujuan dari penerapan SMK3 antara lain:

a. Meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang

terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi;

b. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan

melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat pekerja/serikat

buruh; serta

c. Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong
produktivitas.

Dalam NOMOR 32 TAHUN 2009 (2009) Pembangunan berkelanjutan adalah upaya


sadar dan terencana yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi
ke dalam strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta
keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan
generasi masa depan.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan Hidup (K3LH) keinsinyuran


merupakan upaya yang dilakukan oleh para insinyur untuk meminimalkan risiko
kecelakaan, penyakit kerja, dan kerusakan lingkungan akibat kegiatan insinyur di
tempat kerja atau di lingkungan sekitar. K3LH keinsinyuran mencakup aspek
keselamatan dan kesehatan kerja untuk memastikan bahwa pekerjaan dilakukan
dengan aman dan meminimalkan risiko kecelakaan atau penyakit akibat paparan
bahan berbahaya. Selain itu, K3LH juga mencakup aspek lingkungan hidup untuk
memastikan bahwa kegiatan insinyur tidak merusak lingkungan sekitar dan
memperhatikan dampak dari kegiatan insinyur terhadap lingkungan hidup.

11
K3LH keinsinyuran sangat penting untuk menjamin keberhasilan dan keberlanjutan
dari kegiatan insinyur. Dengan memperhatikan aspek K3LH, insinyur dapat
memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan sesuai dengan standar keselamatan,
kesehatan, dan lingkungan yang berlaku. Hal ini juga dapat membantu melindungi
karyawan dan lingkungan sekitar dari risiko yang terkait dengan kegiatan insinyur,
serta meminimalkan kerugian finansial yang mungkin timbul akibat kecelakaan atau
kerusakan lingkungan.

Dasar hukum keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan hidup (K3LH)
keinsinyuran dapat berbeda-beda di setiap negara, namun umumnya didasarkan
pada beberapa peraturan dan undang-undang berikut:

1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja: Undang-


undang ini merupakan dasar hukum utama dalam menjamin keselamatan
dan kesehatan kerja di Indonesia. Undang-undang ini menetapkan kewajiban
bagi pengusaha dan pekerja untuk mematuhi peraturan keselamatan kerja
yang berlaku.
2. Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup: Undang-undang ini menetapkan kewajiban bagi semua
pihak, termasuk insinyur, untuk melindungi dan mengelola lingkungan hidup
dengan baik dan berkelanjutan.
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.
28/PRT/M/2016 tentang Pedoman Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja pada Proyek Konstruksi. Peraturan ini mengatur tentang tata cara
pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja pada proyek konstruksi,
termasuk di bidang teknik sipil.
4. Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-1729-2002 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pelaksanaan Konstruksi.
Standar ini mengatur tentang tata cara pelaksanaan keselamatan dan
kesehatan kerja pada proyek konstruksi.

Ketentuan-ketentuan dalam dasar hukum tersebut harus dipatuhi dan dilaksanakan


oleh para insinyur teknik sipil dalam melaksanakan pekerjaan dan kegiatan di
lapangan untuk menjaga keselamatan, kesehatan kerja, dan lingkungan hidup.

Selain itu, di beberapa negara, terdapat lembaga atau organisasi yang bertanggung
jawab dalam mengatur dan menetapkan standar keselamatan dan lingkungan hidup
bagi insinyur, seperti Occupational Safety and Health Administration (OSHA) di
Amerika Serikat dan Health and Safety Executive (HSE) di Inggris.

12
2.1. Prinsip Dasar K3L

Praktik Keinsinyuran mempersyaratkan kejujuran, ketidakberpihakan, kewajaran,


dan kesetaraan serta keadilan. Oleh karena itu, Insinyur wajib berpijak pada prinsip-
prinsip perilaku etis dan standar integritas tertinggi, yang disusun dalam K3L
keinsinyuran. Prinsip dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan
Hidup adalah sebagai berikut:

a. Pencegahan Prinsip pencegahan adalah prinsip utama dalam Keselamatan


dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan Hidup. Dalam hal ini, upaya
pencegahan yang dilakukan lebih efektif daripada upaya penyembuhan atau
pengobatan setelah terjadi kecelakaan atau kerusakan lingkungan.
b. Keterlibatan Keterlibatan semua pihak terkait, baik dari pihak perusahaan,
karyawan, pemerintah, dan masyarakat, sangat penting dalam menjaga
Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan Hidup.
c. Kepatuhan terhadap regulasi Setiap perusahaan, termasuk insinyur teknik
sipil, harus mematuhi peraturan dan regulasi yang berlaku terkait
Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan Hidup. Hal ini penting
untuk mencegah terjadinya pelanggaran dan sanksi hukum yang berpotensi
merugikan semua pihak.
d. Manajemen Risiko Manajemen risiko harus dilakukan untuk mengidentifikasi,
menganalisis, dan mengevaluasi risiko terkait Keselamatan dan Kesehatan
Kerja serta Lingkungan Hidup. Hal ini penting untuk meminimalkan risiko dan
melindungi keselamatan karyawan serta masyarakat.
e. Perbaikan berkelanjutan Perusahaan, termasuk insinyur teknik sipil, harus
terus menerus melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap sistem
Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan Hidup yang telah
diterapkan. Dengan demikian, perusahaan dapat terus meningkatkan
kinerjanya dan mengurangi risiko terhadap kecelakaan atau kerusakan
lingkungan.

13
BAB III. STUDI KASUS

Pada bab ini dijabarkan beberapa studi kasus yang berhubungan dengan profesi

penulis sebagai dosen dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi di Politekik

Transportasi Darat Indonesia-STTD yaitu dalam pelaksanaan kegiatan penajaran,

penelitian dan pengabdian masyarakat.

3.1. Studi Kasus 1

Bidang : Penelitian

Judul Penelitian : Inventarisasi Keselamatan Infrastruktur Jalan

pada Daerah Tikungan (Studi Kasus Tikungan Jalan Prabumulih Indralaya

Palembang Sumatera Selatan)

Tempat Pelaksanaan : Palembang-Sumatera Selatan

Jangka Waktu Pelaksanaan : Enam bulan (2014)

Tanggung Jawab penulis : Koordinator Peneliti

Berdasarkan data kecelakaan dari kepolisian setempat, tikungan pada jalan

Prabumulih merupakan daerah rawan kecelakaan. Guna lahan pada daerah kajian

tersebut terdiri dari wilayah pendidikan, komersil (stasiun dan pabrik, kesehatan,

dan pertanian). Setelah dilakukan inventarisasi dan survei kecepatan pada tikungan

dapat disimpulkan jari-jari tikungan tidak sesuai standar sehingga diperlukan

langkah-langkah antisipasi untuk meningkatkan keselamatan pada daerah tikungan

tersebut.

Uraian Tugas:

1. Melakukan penelitian sesuai dengan kaidah dan metode ilmiah guna

mendapatkan informasi, data, serta keterangan yang berkaitan erat dengan

pemahahaman.

2. Melakukan koordinasi dengan berbagai pihak dalam melaksanakan

pengumpulan data

14
3. Melakukan koordinasi dengan anggota peneliti dalam melakukan analisis data

4. Bekerjasama menyusun laporan penelitian dan pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi berdasarkan penelitian.

5. Menyusun karya tulis ilmiah hasil penelitian dan hasil pemikiran ilmiah.

Putusan Insinyur yang di ambil:

1. Mengutamakan K3 dalam melakukan survei di lapangan.

2. Melakukan pengecekan terhadap keamanan dan keselamatan alat-alat survei

yang dibutuhkan dilapangan.

3. Melakukan survei inventarisasi dengan menentukan titik survei yang aman bagi

surveyor, dan melakukan pengamanan disekitar lokasi survei pada saat

pelaksanaan survei

4. Melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian dan Dinas Perhubungan

setempat dalam pendampingan pelaksanaan survei lapangan untuk kelancaran

dan keamanan pada saat melakukan survei.

5. Memberi penjelasan-penjelasan secara singkat atau pertemuan untuk

memberikan penerangan secara ringkas tentang K3 yang harus diterapkan.

6. Mengusulkan pemasangan perkengkapan keselamatan jalan pada daerah

tikungan, seperti pemasangan rambu peringatan dan pagar pengaman

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang diterapkan:

Survei inventarisasi di jalan merupakan kegiatan yang melibatkan risiko tinggi terkait

keselamatan dan kesehatan kerja (K3), seperti terkena kecelakaan lalu lintas, jatuh,

terkena panas matahari, dan risiko lainnya. Oleh karena itu, penting untuk

menerapkan prinsip K3 dalam melakukan survei inventarisasi di jalan. Beberapa hal

yang dapat dilakukan untuk menerapkan K3 dalam kegiatan survei inventarisasi di

jalan adalah sebagai berikut:

a. Menjaga jarak dari kendaraan dan lalu lintas yang berlangsung di jalan. Hal ini

dilakukan untuk mengurangi risiko terkena kecelakaan lalu lintas.

15
b. Menggunakan perlengkapan keselamatan seperti helm, sepatu safety, dan rompi

pengaman. Hal ini dilakukan untuk mengurangi risiko terkena cidera pada

kepala, kaki, dan tubuh.

c. Menghindari melakukan survei inventarisasi di jalan pada saat cuaca ekstrem

seperti saat terik matahari atau hujan deras. Hal ini dilakukan untuk mengurangi

risiko terkena panas matahari atau terjatuh akibat jalan yang licin.

d. Menghindari melakukan survei inventarisasi di jalan pada saat jam sibuk. Hal ini

dilakukan untuk mengurangi risiko terkena kecelakaan lalu lintas akibat

padatnya kendaraan di jalan.

e. Melakukan persiapan yang matang sebelum melakukan survei inventarisasi di

jalan, termasuk mengumpulkan informasi mengenai kondisi jalan dan lalu lintas

yang berlangsung di jalan tersebut.

f. Mengkomunikasikan dengan pihak berwenang seperti kepolisian atau petugas

jalan raya jika perlu. Hal ini dilakukan untuk memastikan keamanan dan

kenyamanan dalam melakukan survei inventarisasi di jalan.

16
3.2. Studi Kasus 2

Bidang : Pengabdian Masyarakat

Nama Pekerjaan : Evaluasi Pengemudi angkutan umum bersertifikasi

Tempat Pelaksanaan : DKI Jakarta

Pemilik Pekerjaan : Dishub DKI Jakarta

Jangka Waktu Pelaksanaan : Tiga Bulan (2019)

Tanggung Jawab penulis : Tenaga Ahli

Perilaku pengemudi angkutan umum di Kota Jakarta yang tidak tertib sering

dikeluhkan oleh masyarakat. Hal yang sering dikeluhkan oleh pengguna angkutan

umum adalah para pengemudi angkutan umum itu sering memacu kendaraan yang

melampaui batas kecepatan yang ada, kurang menghormati pengguna jalan lain,

berhenti untuk menunggu penumpang dengan waktu yang tidak pasti (lama), dan

menaikkan/menurunkan penumpang di sembarang tempat.

Secara umum tidak ada pengemudi angkutan umum yang memulai profesinya

dengan mengikuti pendidikan dan latihan pengemudi sebelum menjalani profesi

sebagai pengemudi, seperti yang diamanatkan dalam UU LLAJ No. 22 Tahun 2009.

Mengingat pentingnya menumbuhkan sikap berperilaku yang berkeselamatan di

kalangan pengemudi angkutan umum, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui

Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2018 telah menyelenggarakan

Pendidikan dan Pelatihan bagi Pengemudi Angkutan Umum.

Pendidikan dan pelatihan yang diberikan meliputi teori dan praktek, di focuskan

pada sikap dan prilaku pengemudi serta pemahaman terhadap peraturan berlalu

lintas. Pada tahun 2018 pendidikan dan pelatihan diikuti oleh sebanyak 750 orang

pengemudi dan dilaksanakan bekerja sama dengan BPSDM Perhubungan yang

bertempat di Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD) Bekasi. Proses pendidikan

dan pelatihan bagi pengemudi dilaksanakan secara bertahap yang diikuti oleh wakil-

wakil pengemudi angkutan umum yang ada di wilayah DKI Jakarta. Setelah mengikuti

pendidikan dan pelatihan ini diharapkan pengemudi angkutan umum mempunyai

kompetensi dan mengalami perubahan perilaku mengemudi yang lebih baik.

17
Dalam rangka memastikan hasil Pendidikan dan Pelatihan Pengemudi Angkutan

Umum sesuai dengan tujuan dan terjadi perubahan perilaku terhadap pengemudi,

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta

memandang perlu untuk dilakukan evaluasi terhadap perubahan perilaku

mengemudi yang telah mengikuti pendidikkan dan pelatihan.

Uraian Tugas:

1. Melakukan kajian terhadap permasalahan yang ada sesuai dengan kaidah dan

metode ilmiah guna mendapatkan informasi, data, serta keterangan yang

berkaitan erat dengan pemahahaman.

2. Melakukan koordinasi dengan berbagai pihak dalam melaksanakan

pengumpulan data.

3. Melakukan koordinasi tim yang lain dalam melakukan analisis data agar data

yang didapat di lapangan tepat guna dan memenuhi kebutuhan data untuk

kelanjutan analisis.

4. Bekerjasama menyusun laporan hasil dari kajian dan pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi berdasarkan hasil temuan di lapangan.

5. Melaporkan hasil temuan dari kajian di lapangan kepada pemilik pekerjaan.

Putusan Insinyur yang di ambil:

1. Mengutamakan K3 dalam melakukan survei di lapangan.

2. Melakukan pengecekan terhadap persiapkan kebutuhan alat-alat survei yang

dibutuhkan dilapangan.

3. Melakukan survei wawancara terhadap pengemudi angkutan umum yang sudah

mengikuti Pendidikan dan Pelatihan untuk pengambilan data primer dengan

mengikuti standar/pedoman yang telah ditentukan.

4. Melakukan observasi di lapangan terhadap pengemudi untuk melihat

kemampuan afektif meyangkut peningkatan pengetahuan pengemudi mengenai

informasi peraturan dalam berlalu lintas di jalan dan psikomotorik menyangkut

18
keterampilan dalam mengemudi, serta kognitif meliputi etika dalam berlalu

lintas.

5. Melakukan koordinasi dengan pihak Jaklingko dan Dinas Perhubungan DKI

Jakarta dalam melaksanakan survei lapangan untuk kelancaran dan keamanan

pada saat melakukan survei.

6. Menyusun tugas dari masing-masing personil yang melakukan survei di

lapangan.

7. Memberi penjelasan-penjelasan secara singkat atau pertemuan untuk

memberikan penerangan secara ringkas teknis pelaksanaan survei dan K3

kepada petugas survei.

8. Mengusulkan perubahan kurikulum pada diklat pengemudi angkutan umum

terutama pada untuk meningkatkan kinerja pelayanan prima dari pengemudi.

9. Mengusulkan adanya batasan usia minimum dan maksimum sebagai

pengemudi berdasarkan analisis hasil wawancara dan observasi di lapangan

dikaitkan dengan psikologis pengemudi, sehingga diusulkan usia pengemudi

mulai dari 20 tahun sampai maksimum 60 tahun.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang diterapkan:

Dalam melakukan survei wawancara dengan pengemudi angkutan umum,

terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3), antara lain:


1. Memastikan pengemudi angkutan umum mematuhi aturan keselamatan

berkendara, seperti menggunakan sabuk pengaman, mematuhi rambu-


rambu lalu lintas, dan tidak menggunakan ponsel saat mengemudi.
2. Menjaga jarak yang aman antara kendaraan saat melakukan wawancara

agar tidak mengganggu pengemudi dan pengguna jalan lainnya.

19
3. Memperhatikan kondisi lingkungan sekitar saat melakukan wawancara,

seperti kondisi jalan, cuaca, dan waktu yang tepat untuk melakukan
wawancara.
4. Menghindari melakukan wawancara saat berkendara sendiri, karena

dapat mengganggu konsentrasi pengemudi dan menimbulkan risiko


kecelakaan.
5. Memastikan kesehatan diri sendiri, seperti memakai masker dan menjaga

jarak sosial saat berinteraksi dengan pengemudi.

20
3.3. Studi Kasus 3

Bidang : Pengabdian Masyarakat

Jenis Kegiatan : Uji Kompetensi Pemerikasaan Emisi Gas Buang

Tempat Pelaksanaan : Balai Pengujian Kendaraan Bermotor Kab.

Indramayu

Pemilik Pekerjaan : LSP-STTD

Jangka Waktu Pelaksanaan : 23-25 Juli 2019

Tanggung Jawab penulis : Asesor Kompetensi

Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD) Bekasi sebagai unit pelaksana diklat

pemberdayaan masyarakat di lingkungan Pusat Pengembangan Sumber Daya

Manusia Perhubungan Darat mempunyai tanggung jawab untuk menyelenggarakan

Diklat Pemeriksaan Emisi Gas Buang yang ditujukan untuk siswa Sekolah Menengah

Kejuruan guna menyiapkan dan membekali siswa Sekolah Menengah Kejuruan agar

mempunyai pengetahuan, keahlian dan atau keterampilan tentang pengetahuan

dan keterampilan dalam pemeriksaan emisi gas buang kendaraan bermotor. Diklat

ini diikuti oleh Pelajar SMK di wilayah Kabupaten Indramayu. Peserta yang telah

mengikuti Diklat Pemeriksaan Emisi Gas Buang dengan 30 Jam Pelajaran dan

dinyatakan berhasil menurut hasil evaluasi belajar, berhak mendapatkan sertifikat

yang dikeluarkan oleh Sekolah Tinggi Transportasi Darat yang ditanda tangani oleh

Direktur Sekolah Tinggi Transportasi Darat dan Seritikat Kompetensi yang

dikeluarkan oleh BNSP apabila peserta lulus ujian kompetensi.

Uraian Tugas:

1. Merencanakan, Melaksanakan, dan Mengkaji Uji Kompetensi.

2. Menilai asesi secara objektif.

3. Menguasai penggunaan perangkat asesmen

4. Bekerja sesuai perintah tugas LSP

5. Melakukan penilaian uji tertulis, wawancara dan praktek terhadap asesi

21
6. Menilai hasil uji kompetensi bahwa telah memenuhi bukti yang dipersyaratkan

untuk dinyatakan kompeten pada unit-unit kompetensi yang dipersyaratkan

serta merekomendasikan hasil tersebut kepada BNSP.

Putusan Insinyur yang di ambil:

1. Mengutamakan K3 dalam melakukan uji kompetensi di TUK (Tempat Uji

Kompetensi).

2. Melakukan pengecekan terhadap persiapkan kebutuhan perangkat yang

dibutuhkan dalam pengujian.

3. Menguji asesi sesuai dengan materi uji kompetensi dan berusaha secara objektif

menggali kompetensi asesi.

4. Melakukan pengujian secara tertulis, wawancara dan praktek terhadap asesi

untuk menggali kompetensi yang ada pada asesi

5. Melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk kelancaran dan keamanan

pada saat melakukan pelaksanaan uji kompetensi.

6. Memberikan putusan kompeten terhadap asesi yang lolos uji pada aspek kritis

dan memberikan putusan belum kompeten pada asesi yang tidak lulus pada uji

aspek kritis.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang diterapkan:

Dalam melakukan pengujian emisi gas buang kendaraan, terdapat beberapa hal

yang perlu diperhatikan terkait Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), antara lain:

1. Memastikan pengujian dilakukan di area yang memiliki ventilasi yang baik

untuk menghindari paparan gas buang kendaraan yang berbahaya.

2. Gunakan alat pelindung diri, seperti masker dan sarung tangan, untuk

menghindari terpapar langsung dengan gas buang yang keluar dari knalpot

kendaraan.

3. Pastikan semua alat dan peralatan yang digunakan dalam pengujian dalam

kondisi baik dan aman untuk digunakan.

22
4. Pastikan kendaraan yang akan diuji dalam kondisi aman dan layak jalan untuk

menghindari terjadinya kecelakaan.

5. Pastikan semua prosedur pengujian diikuti dengan benar dan sesuai dengan

standar yang ditetapkan, untuk menghindari terjadinya kesalahan atau

kecelakaan dalam proses pengujian.

6. Lakukan pengujian dengan hati-hati dan teliti untuk memastikan hasil yang

akurat dan dapat diandalkan.

23
3.4. Studi Kasus 4

Bidang : Pengajaran

Jenis Kegiatan : Mengajar Mata Kuliah Karakteristik Pengguna Jalan

Tempat Pelaksanaan : Politeknik Transportasi Darat Indonesia-STTD

Jangka Waktu Pelaksanaan : Satu Semester (2019-2020)

Tanggung Jawab penulis : Dosen pengampu mata kuliah

Proses pembelajaran adalah suatu langkah/urutan pelaksanaan kegiatan yang di

dalamnya terdapat kegiatan interaksi antara pengajar dan peserta ajar dalam

komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai

tujuan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, pengajar dan peserta ajar

merupakan dua komponen yang tidak bisa dipisahkan. Antara dua komponen

tersebut harus terjalin interaksi yang saling menunjang agar hasil dari proses

pembelajaran dapat tercapai secara optimal.

Dalam konteks pembelajaran, diperlukan perencanaan sebagai proses penyusunan

materi pelajaran, penggunaan media pembelajaran, penggunaan pendekatan atau

metode pembelajaran, dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan

dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang ditentukan.

Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk silabus dan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi. Perencanaan

pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan

penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan

skenario pembelajaran. Penyusunan Silabus dan RPP disesuaikan pendekatan

pembelajaran yang digunakan. Untuk mengetahui apakah proses pembelajaran ini

efektif dan efisien salah satu tolak ukurnya adalah dengan melakukan evaluasi di

akhir pembelajaran.

24
Uraian Tugas:

1. Mentransformasikan, mengembangkan serta menyebarluaskan ilmu

pengetahuan serta teknologi dan juga seni melalui pendidikan, penelitian, serta

pengabdian kepada masyarakat.

2. Merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran serta menilai dan

mengevaluasi hasil pembelajaran

3. Meningkatkan serta mengembangkan kualifikasi sebuah akademik dan diikuti

dengan kompetensi yang berkelanjutan. Terutama dengan mengikutsertakan

perkembangan teknologi masa kini.

4. Membuat bahan ajar serta modul

5. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan hukum, serta kode etik dan

nilai-nilai agama serta etika.

Putusan Insinyur yang di ambil:

1. Menentukan materi yang akan diajarkan: Dosen harus memilih materi yang

sesuai dengan tingkat pendidikan peserta ajar serta kaitannya dengan tujuan

pembelajaran. Keputusan ini juga dipengaruhi oleh kemampuan dosen dalam

menguasai materi tersebut.

2. Metode pengajaran: Dosen harus memilih metode pengajaran yang tepat untuk

memfasilitasi pembelajaran. Keputusan ini dipengaruhi oleh karakteristik

peserta ajar dan materi yang diajarkan.

3. Penilaian: Dosen harus menentukan jenis penilaian yang digunakan untuk

mengukur pemahaman dan kemampuan peserta ajar dalam menguasai materi.

Keputusan ini harus didasarkan pada tujuan pembelajaran dan dapat mencakup

ujian, tugas, presentasi, atau proyek.

4. Tindakan perbaikan: Jika dosen menemukan bahwa peserta ajar kesulitan dalam

memahami materi, maka dosen perlu mengambil tindakan perbaikan.

Keputusan ini dapat mencakup memberikan tambahan waktu untuk

25
pembelajaran, memberikan bimbingan, atau merekomendasikan sumber

belajar tambahan.

5. Penyesuaian: Dalam situasi tertentu, dosen perlu menyesuaikan materi, metode

pengajaran, atau penilaian dengan kondisi kelas atau kebutuhan individu.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang diterapkan:

Dalam proses pengajaran di kelas, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) perlu

diterapkan untuk melindungi dosen dan mahasiswa dari risiko cedera dan penyakit.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan K3 di kelas antara lain:

1. Memastikan ruangan kelas memiliki ventilasi yang baik untuk mencegah

paparan bahan kimia beracun atau gas yang berbahaya.

2. Menggunakan alat pelindung diri jika diperlukan pada saat praktek untuk

melindungi dosen dan mahasiswa dari paparan bahan kimia atau risiko fisik.

3. Memastikan alat-alat pengajaran seperti proyektor, laptop, dan papan tulis

dalam kondisi baik dan aman untuk digunakan.

4. Memastikan tidak ada benda-benda yang dapat berpotensi menimbulkan

bahaya seperti kabel atau benda lain berceceran di lantai untuk mencegah

terjadinya kecelakaan seperti tergelincir atau tersandung.

5. Memastikan ruangan kelas tidak terlalu padat agar dosen dan mahasiswa

dapat bergerak dengan bebas dan tidak merasa sesak atau tidak nyaman.

6. Melarang mahasiswa merokok atau mengonsumsi makanan atau minuman di

dalam kelas, terutama jika bahan-bahan tersebut dapat memicu alergi atau

gangguan kesehatan lainnya.

7. Melakukan inspeksi rutin pada ruangan kelas untuk memastikan keamanan

dan kesehatan dosen dan mahasiswa terjaga.

26
BAB IV. PENUTUP

4.1. Umum

Dalam menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan Hidup

sebagai seorang dosen, keputusan keinsinyuran yang diambil harus didasarkan

pada pemahaman yang memadai tentang risiko keselamatan, bahan dan peralatan

yang digunakan, pelatihan keselamatan, inspeksi dan perawatan, serta pengelolaan

limbah. Hal ini bertujuan untuk memastikan kegiatan pengajaran dan penelitian

dilakukan dengan aman, tidak membahayakan lingkungan hidup, dan sesuai dengan

regulasi yang berlaku.

Seorang dosen harus memastikan bahwa kegiatan pengajaran dan penelitian

dilakukan dengan aman, tidak membahayakan lingkungan hidup, dan sesuai dengan

regulasi yang berlaku. Dosen harus selalu memperhatikan dan mematuhi peraturan

dan regulasi yang berlaku, serta melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap

kegiatan yang dilakukan untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut dilakukan

dengan aman dan tidak membahayakan lingkungan hidup.

Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut, dosen harus terus

meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mereka tentang K3LH, serta

memastikan bahwa mereka selalu memperhatikan aspek K3LH dalam semua

kegiatan yang dilakukan. Dosen juga harus meminta dukungan dari institusi mereka

dalam hal sumber daya dan pelatihan K3LH. Dengan memperhatikan K3LH, dosen

dapat memastikan keamanan dan kesehatan bagi diri mereka, mahasiswa, serta

lingkungan hidup.

27
4.2. Kesimpulan

Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) serta Lingkungan Hidup sangat

penting untuk diterapkan dalam segala aspek kegiatan, baik dalam proses

pengajaran di kelas, maupun dalam kegiatan survei dan pengujian. Penerapan K3L

dapat membantu mencegah terjadinya kecelakaan dan kerusakan lingkungan yang

tidak diinginkan, serta memberikan keamanan dan kenyamanan bagi masyarakat.

Melalui pengalaman dalam penerapan K3L sebagai seorang dosen, dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Profesi insinyur merupakan bagian dari pengurus tempat kerja atau badan

usaha sebagai sumber daya manusia yang andal dan profesional dalam

membangun budaya K3 di perusahaan dan masyarakat

2. Profesionalitas profesi insinyur harus dilakukan secara berkelanjutan dengan

memelihara dan meningkatkan kompetensi yang dimiliki.

3. Seorang dosen harus memahami dan mengikuti prinsip dasar K3L, serta

memiliki kesadaran etis dan standar integritas yang tinggi. Hal ini akan

membantu menjaga profesionalisme dan kredibilitas sebagai seorang dosen,

serta memberikan contoh yang baik bagi mahasiswa untuk memahami

pentingnya penerapan K3L.

4. Dengan menerapkan prinsip K3, diharapkan risiko terkait keselamatan dan

kesehatan kerja dapat diminimalkan sehingga kegiatan tersebut dapat

dilakukan dengan lebih aman dan efektif.

28
DAFTAR PUSTAKA

KEMENPERIN. (2003). Undang - Undang RI No 13 tahun 2003. Ketenagakerjaan, 1.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. (1970). UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG


KESELAMATAN KERDJA (Vol. 2, Issue October, pp. 765–770).

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. (2009). UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR


32 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP.
In Undang-Undang Republik Indonesia (Vol. 5, Issue August, pp. 12–42).
http://downloads.esri.com/archydro/archydro/Doc/Overview of Arc Hydro terrain
preprocessing
workflows.pdf%0Ahttps://doi.org/10.1016/j.jhydrol.2017.11.003%0Ahttp://sites.tufts.e
du/gis/files/2013/11/Watershed-and-Drainage-Delineation-by-Pour-Point.pdf%0Awww

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. (2012). PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA (Vol. 12, Issue 2, pp. 115–121).

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. (2014). UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11


TAHUN 2014 TENTANG KEINSINYURAN: Vol. Nomor 52 (Issue 879, pp. 2004–2006).

29
30

Anda mungkin juga menyukai