Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang yang mendasari proses pembuatan produk.
Selain itu juga menjelaskan mengenai tujuan dan manfaat praktikum. Kemudian, adanya
batasan praktikum yang digunakan agar pembahasan terhadap praktikum modul 3 ini tidak
keluar dari topik yang akan dibahas. Setelah itu pada bagian akhir bab ini dijelaskan mengenai
asumsi praktikum yang menjelaskan tentang anggapan-anggapan agar proses produksi
berjalan sesuai dengan perencanaan.

1.1 Latar Belakang


Salah satu mesin yang harus diketahui ialah mesin milling. Mesin milling merupakan salah
satu mesin yang biasanya digunakan untuk suatu industri manufaktur. Mesin ini digunakan
untuk suatu mesin perkakas yang menghasilkan sebuah bidang datar dimana pisau berputar
dan benda bergerak melakukan langkah pemakanan. Mesin ini biasanya digunakan dalam
proses pembuatan motif, lubang,roda gigi dan lain-lain.
Pada praktikum ini, salah satu mesin yang digunakan untuk proses produksi adalah
mesin milling CNC. Salah satu mesin milling CNC yang digunakan adalah mesin Modela
dengan tipe MDX-20. Mesin Modela MDX-20 merupakan sebuah alat yang digunakan untuk
memahat material untuk membuat sebuah bentuk, dengan desain yang sudah ditentukan dan
sudah terintegrasi menggunakan sistem CAD/CAM.
Seiring berkembangnya berbagai kemajuan teknologi dibidang Industri, seorang engineer
pada suatu industri dituntut untuk dapat menguasai ilmu proses produksi yang merupakan
ilmu tentang cara pengoperasian mesin yang efektif dan efisien untuk suatu kegiatan produksi.
Semua kegiatan proses produksi selalu berkaitan erat dengan bagaimana penggunaan mesin
yang baik dan benar guna menghasilkan suatu produk jadi yang diinginkan oleh konsumen.
Maka sangatlah penting seorang enginer menguasai secara ahli tentang cara pengoperasian
mesin tersebut dalam industri, sehingga produk yang dihasilkan memiliki segi kualitas dan
kuantitas yang baik.
Oleh karena itu, mempelajari ilmu proses produksi dalam praktikum ini sangatlah
penting. Praktikum ini merupakan praktikum yang menunjang bagi Jurusan Teknik Industri
khususnya untuk membekali, meningkatkan pemahaman yang bertujuan untuk mengetahui
dan mengoperasikan mesin Modela dengan baik.Maka diharapkan berguna sesuai dengan
kebutuhan masyarakat baik merencanakan, memperbaiki, melaksanakan dan mengendalikan
suatu sistem kerja.

55

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum modul Proses Produksi 2 ini adalah:
1.

Memahami proses produksi menggunakan prinsip 3D milling.

2.

Agar praktikan dapat memahami dan mengoperasikan software Modela Player 4.

3.

Agar praktikan dapat membuat produk dengan menggunakan mesin Modela MDX-20.

4.

Agar praktikan dapat memahami komponen, fungsi dan cara kerja mesin Modela MDX20 dan Roland Picza LPX-60.

5.

Menganalisa faktor yang mempengaruhi permesinan.

1.3 Manfaat Praktikum


Manfaat dari praktikum modul Proses Produksi 2 ini adalah:
1.

Pratikan dapat memahami proses produksi menggunakan prinsip 3D milling.

2.

Praktikan dapat memahami dan mengoperasikan software Modela Player 4.

3.

Praktikan dapat membuat produk dengan menggunakan mesin Modela MDX-20.

4.

Praktikan dapat memahami komponen, fungsi dan cara kerja mesin Modela MDX-20
dan Roland Picza LPX-60.

5.

Pratikan dapat menganalisa faktor yang mempengaruhi permesinan.

1.4 Batasan Praktikum


Batasan dari pratikum modul Proses Produksi 2 ini adalah:
1.

Material yang digunakan adalah kayu pinus.

2.

Software yang digunakan adalah Modela Player 4.

3.

Menggunakan mesin Modela MDX-20 dan mesin Scroll Saw.

4.

Maksimal area pemakanan adalah 203.2 x 152.4 mm.

1.5 Asumsi
Asumsi dari pratikum modul Proses Produksi 2 ini adalah:
1

Material yang digunakan selalu ada.

Mesin Modela MDX-20, mesin Scroll Saw dan software Modela Player 4 selalu dapat
digunakan.

56

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini dijelaskan mengenai 3D milling, 3D scanning, mesin Picza LPX-60, mesin
Modela yang mencakup pengertian, jenis - jenis mesin Modela, bagian-bagian mesin Modela,
serta software pendukung mesin Modela yaitu Modela Media Player 4.
2.1 3D Milling
3D Milling adalah Salah satu proses produksi yang bertujuan untuk memahat benda 3D.
Pemahatan (penyayatan benda 3D) ini menggunakan mata pahat yang berputar. Mata pahat
dalam proses memakan ada banyak tergantung dari material apa yang ingin dipahat.
Prinsip kerja dari sebuah mesin milling yaitu,dengan mengubah energi listrik menjadi
energi gerak oleh sebuah motor listrik.Selanjutnya gerakan utama tersebut akan diteruskan
melalui suatu transmisi untuk menghasilkan gerakan putar pada spindle mesin milling. Spindle
ini bertugas memegang dan memutar cutter hingga menghasilkan putaran atau gerakan
pemotongan. Dalam 3D Milling, cutter akan bergerak tidak hanya sepanjang sumbu x dan
sumbu y saja,tetapi juga sepanjang sumbu z.
Contoh mesin-mesin yang digunakan dalam 3D Milling antara lain mesin Modela,mesin
Lego Mindstrom,mesin Maho,mesin Mitshubishi FX,mesin Okuma,dan lain-lain.
2.2 3D Scanning
Scanner 3D adalah sebuah perangkat yang mampu menganalisis sebuah objek (3D), dan
mengumpulkan data yang dimungkinkan untuk disusun menjadi sebuah model tiga
dimensi. Kebanyakan hasil 3D scanning ini nantinya akan di convert kedalam format CAD
yang nantinya akan ditinjau lebih lanjut. Contoh dari 3D Scanner adalah 3DLaser Scanner.
Sesuai dengan namanya, alat ini berfungsi untuk memindai suatu obyek 3 dimensi (tanpa
harus menyentuh obyek), mengkonversikannya ke dalam bentuk gambar CAD, untuk
kemudian diolah lebih lanjut menggunakan software yang khusus dibuat oleh pembuat alat
Laser Scanner tersebut.
3D scanning adalah suatu proses produksi yang bertujuan untuk melakukan scan benda
yang berbentuk 3D. 3D scanning disini dibagi menjadi 2 jenis, yaitu contact dan non contact.
Untuk jenis contact cara kerjanya melakukan scan benda dengan memberikan kontak kepada
benda kerja. Jika benda kerja mudah rusak maka 3D scanning dengan contact tidak cocok
karena akan membuat benda kerja yang di scan menjadi cacat.
Untuk jenis non contact jenis ini adalah yang paling banyak digunakan karena lebih
menguntungkan karena cara scan benda kerjanya tidak memberikan kontak sehingga

57

permukaan benda kerja pun masih bagus. Biasanya jenis ini menggunakan scanner seperti
cahaya laser, X-ray, ataupun ultra sound.

2.2.1 Mesin Picza LPX-60


Dalam subab ini akan menejelaskan mengenai pengertian dan bagian bagian dari mesin
Picza LPX-60.

2.2.1.1 Pengertian
Mesin Picza adalah mesin yang digunakan untuk melakukan scanning 3D terhadap
sebuah objek atau benda kerja. Mesin Roland Picza LPX-60 memungkinkan pemula untuk
memindai objek 3D laser dengan sangat mudah.mMesin Picza LPX-60 secara otomatis
melakukan scan objek dan membuat model dalam bentuk 3D komputer.
Pemindai 3D laser LPX-60 dikendalikan dari perangkat lunak Roland disediakan.
Pengguna dapat mengontrol resolusi, daerah scan laser dan mode scan (rotary atau
planar).Untuk objek dengan bentuk silinder yang digunakan adalah rotary, sedangkan untuk
benda bersudut dapat digunakan mode Slope. Scan dilakukan secara otomatis dan tanpa
pengawasan.Kelebihan mesin ini adalah penggunaannya mudah karena tidak memerlukan
pengaturan yang rumit ataupun memerlukan keahlian teknis dari operator, selain itu scanning
dilakukan secara otomatis tanpa pengawasan serta operator dapat mengontrol resolusi daerah
scan laser. Dalam proses scanning kita dapat memilih untuk melakukan scan keseluruhan
bentuk objek atau hanya sebagian objek saja. Dalam penggunaannya mesin Picza ini
menggunakan software pendukung.Contohnya Dr Picza dan LPX EZ Studio.

2.2.1.2 Bagian-Bagian Mesin Picza LPX-60


Berikut adalah bagian bagian dari Mesin Picza LPX-60:

3
Gambar 2.1 Mesin 3D Scanner PICZA LPX-60 DS
Sumber: Dokumentasi Pribadi
No
1
2
3

58

Nama
Power button
Table
Machines Door

Tabel 2.1 Bagian-Bagian Mesin Picza


Fungsi
Untuk menyalakan dan juga mematikan mesin
Untuk memutar dan tempat benda yang akan diproses scanning
Untuk menutup pada saat proses scanning dan juga sebagai safety

2.3 Mesin Modela MDX-20


Dalam sub bab ini berisi mengenai pengertian, jenis jenis mesin modela, bagian
bagian mesin modela dan software yang digunakan.

2.3.1 Pengertian
Mesin Modela MDX-20 digunakan untuk mengerjakan pahatan 3 dimensi atau 2 dimensi
yang membutuhkan akurasi yang sangat detail. Mesin ini juga bisa digunakan untuk
pemindaian 3 dimensi. Untuk mengerjakan obyek 3 dimensi, mesin ini bisa membutuhkan
waktu yang lama lebih dari 12 jam, namun mesin ini juga memungkinkan untuk dibiarkan
menyala dan bekerja semalaman untuk mengerjakan pekerjaan yang membutuhkan akurasi
tinggi. Material yang dapat dikerjakan adalah kayu, gibs, lilin modelling, tembaga.
Prinsip kerjanya ialah dengan dengan mengubah energi listrik menjadi energi gerak oleh
sebuah motor listrik. Selanjutnya gerakan utama tersebut akan diteruskan melalui suatu
transmisi untuk menghasilkan gerakan putar pada spindle mesin milling. Spindle ini bertugas
memegang dan memutar cutter hingga menghasilkan putaran atau gerakan pemotongan.Cutter
akan memotong benda kerja sesuai desain yang telah dibuat dengan menggunakan software.
Dalam penggunaannya mesin Modela MDX-20 memerlukan Software pendukung
beberapa diantaranya Modela Player 4, Solidwork, Rhinoceros, Vektorworks, Lightwave,
Visual Mill, dan lain-lain dengan tipe file (*.mpj).

2.3.2 Jenis-Jenis Mesin Modela


Mesin Modela memiliki berbagai macam tipe diantaranya mesin Modela MDX-15, Modela
MDX-20, Modela MDX-40, Modela MDX-540, Modela MDX-650. Berikut adalah penjelasan
mengenai jenis jenis mesin modela.

1.

Mesin Modela MDX-15


Mesin Modela MDX-15 adalah mesin pahat yang menggunakan prinsip pengerjaan

dengan 2 titik atau 2 axis. Pada prinsip kerja 2 titik, mesin hanya akan memahat benda kerja di
dua permukaan benda. Karena menggunakan konsep 2 axis maka hasil pahatan dari mesin ini
masih kurang detail. Selain itu, mesin ini masih memiliki berbagai kekurangan yaitu media
yang digunakan terbatas. Kekurangan dari mesin Modela MDX-15 ini selanjutnya
dikembangkan pada Modela MDX-20. Bahan material yang dapat dipahat dengan mesin ini
adalah bahan plaster, kayu, resin lilin, aluminium, dan kuningan. Gambar dan spesifikasi dari
mesin ModelaMDX-15 dapat dilihat pada gambar dan tabel berikut:

59

Gambar 2.2 Mesin Modela MDX-15


Sumber: Anonim (2012)
Tabel 2.2 Spesfikasi Mesin Modela MDX-15
Modela MDX-15
Working area
Z stroke

60,5 mm

Spindle motor

10W DC motor

Spindle speed

6.500 rpm

Dimensions
Weight
Sumber: Anonim, (2012)

2.

152,4 x 101,6 mm

426 x 280 x 305 mm


9.6 kg

Mesin Modela MDX-20


Mesin ini digunakan untuk mengerjakan pahatan 3 dimensi atau 2 dimensi. Mesin ini

juga bisa digunakan untuk pemindaian 3 dimensi. Untuk mengerjakan obyek 3


dimensi,Material yng dapat dikerjakan adalah kayu, lilin modelling, tembaga. Kekurangan dari
mesin ini ialah prosesnya yang membutuhkan waktu yang lama. Kelebihan dari mesin ini
adalah bisa langsung scanning benda 3D.

Gambar 2.3 Mesin Modela MDX-20


Sumber: Anonim (2012)
Tabel 2.3 Spesfikasi Mesin Modela MDX-20
Modela MDX-20
Working area
Z stroke

60,5 mm

Spindle motor

10W DC motor

Spindle speed

6.500 rpm

Dimensions
Weight
Sumber: Anonim (2012)

60

203,2 x 152,4 mm

476 x 381 x 305 mm


13,7 kg

3.

Mesin Modela MDX-40


Mesin Modela MDX-40 adalah tipe mesin Modela yang digunakan untuk melakukan

proses pemahatan dengan benda kerja yang lebih besar dibandingkan dengan Modela MDX20 atau Modela MDX-15. Mesin Modela MDX-40 adalah mesin pahat dengan menggunakan
4 titik pengerjaan. Pada mesin ini apabila telah mengerjakan proses pemahatan pada 2 sisi
benda kerja, mesin ini akan secara otomatis memutar benda untuk melakukan pemahatan
pada 2 sisi selanjutnya. Hasil pahatan dari mesin ini memiliki tingkat detail yang lebih baik
dibandingkan mesin Modela MDX-15 dan Modela MDX-20. Namun, mesin ini juga memiliki
keterbatasan dalam hal material yang bisa dipahat. Material yang bisa dipahat pada mesin ini
terbatas pada plaster, kayu, resin lilin, dan logam lunak seperti aluminium dan kuningan.
Berikut adalah gambar dan spesifikasi dari mesin Modela MDX-40:

2.4 Mesin Modela MDX-40


Sumber: Anonim (2012)
Tabel 2.4 Spesifikasi Modela MDX-40
Roland MDX-40 Modela
Working area
Z stroke

305 x 305 mm
105 mm

Spindle motor

DC - 100 W

Spindle speed

4.500 - 10.000 rpm

Dimensions

669mm x 760mm x 554mm

Weight
66 kg
Sumber: Anonim (2012)

4.

Mesin Modela MDX-540


Mesin Modela tipe ini menggunakan teknologi Subtractive Rapid Prototyping. Subtractive

Rapid Prototypingialah teknik cepat untuk membuat model skala dari bagian fisik atau rakitan
sebuah benda dengan menggunakan computer. Ada beberapa benda kerja yang dapat diukir
menggunakan mesin ini seperti plastik dan beberapa logam (alumunium). Keunggulan dari
mesin Modela MDX-540 adalah mesin Modela yang digunakan untuk memahat benda
dengan 4 axis. Adapun kekurangan dari mesin ini adalah keterbatasan benda kerja yang
hanya bisa digunakan untuk benda kerja dengan ukuran 500x400x155 mm dengan berat
maksimal 102 kg. Mesin ini juga dapat dengan cepat dan mudah menghasilkan segala sesuatu
dari bagian-bagian fungsional, snap-fit dan prototype untuk cetakan logam ringan dan perhiasan
tertentu.

61

Gambar 2.5 Mesin Modela MDX-540


Sumber: Anonim (2012)
Tabel 2.5 Spesifikasi Mesin Modela MDX-540
Roland MDX-540
Working area
Z stroke

500 x 400 mm
155 mm

Spindle motor

DC brushless motor 400W

Spindle speed

400 - 12.000 rpm

Dimensions

745 x 955 x 858mm

Weight
102 kg
Sumber: Anonim (2012)

5.

Mesin Modela MDX-650


Mesin Modela MDX-650 adalah mesin milling 3D yang dapat menghemat waktu kerja.

Hal ini disebabkan karena kekuatan spindle yang cepat dan presisi yang akurat sehingga proses
pengerjaan

tidak

memakan

waktu

yang

lama.

Pengguna

dapat

dengan

mudah

mengidentifikasi dan mengganti aus spindle. Kekurangan mesin ini adalah hanya bisa
memahat benda kerja dengan ukuran maksimal 650 x 450 mm. Bahan yang bisa dipahat oleh
mesin ini antara lain; lilin, resin, aluminium, tembaga, kuningan, dan lain-lain.

Gambar 2.6 Mesin Modela MDX-650


Sumber: Anonim (2012)
Tabel 2.6 Spesifikasi Mesin Modela MDX-650
Roland MDX-650
Working area
Z stroke

650 x 450 mm
155 mm

Spindle motor

DC brushless motor max. 400W

Spindle speed

3.000 - 12.000 rpm

Dimensions

930 x 1085 x 870 mm

Weight
120 kg
Sumber: Anonim, (2012)

62

2.3.3

Bagian-Bagian Mesin Modela MDX-20

Berikut ini akan dijelaskan bagian-bagian dari mesin Modela MDX-20.

5
3

Gambar 2.7 Bagian Depan Mesin Modela MDX-20


Sumber: Dokumentasi Pribadi

1
1

4
1
5Gambar 2.8 Bagian Belakang Mesin Modela MDX-20
Sumber: Modela Users Manual.pdf
Tabel 2.7 Bagian-bagian Mesin Modela MDX-20
Part
No
Fungsi
Tempat Spindle Unit
1. Carriage
2. Jack
Untuk menghubungkan antara panel utama dengan alat
3. Work Plate
Tempat untuk benda kerja
Tempat work plate
4. Table
5. Switch Panel
Tempat panel tombol
6. Modeling Mode Led Lampu indikator untuk fungsi modeling
7. Scanning Mode Led Lampu indikator untuk fungsi scanning
8. Standby Key
Untuk menyalakan dan mematikan mesin
Lampu indikator untuk fungsi view
9. View Led
Untuk menjalankan proses view
10. View Key
11. Tool - Up Key
Untuk menaikkan pahat
12. Tool - Down Key
Untuk menurunkan pahat
Berfungsi sebagai katrol untuk menjalankan carriage
13. Wire
14. AC Adapter Jack
Untuk menghubungkan mesin dengan arus AC
15. Serial Connector
Untuk menghubungkan mesin dengan computer
Sumber: -.Modela Users Manual.pdf

2.3.4 Software yang Digunakan


Mesin Modela MDX-20 membutuhkan inputan data dari software pendukung. Software
yang dibutuhkan pada mesin Modela MDX-20 adalah Modela Player 4. Software ini berguna
untuk menetapkan parameter yang diperlukan untuk memotong solid object dan mengirimkan

63

data ke Modela Player 4. Modela Player 4 juga tempat dimana operator dapat berinteraksi
dengan mesin, seperti menentukan diameter pahat (cutter), menentukan kecepatan pemahatan,
menetukan kedalaman pahatan, preview dari hasil pahatan, dan mengukur estimasi waktu
yang dibutuhkan saat proses pemahatan. Selain itu, software ini adalah aplikasi kontrol
numerik yang memungkinkan mengimpor file 3D dari komputer dan aplikasi CAD. Toolbar
yang digunakan adalah Open, Save, Rendering, Zoom in/out, Top, Cut, Rotate.

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

11
12
14
15
16

Nama toolbar
Open
Save

Tabel 2.8 Tampilan toolbar Modela Player 4


Fungsi
Untuk membuka file desain 3D dengan format IGES, DXF (3D), STL, atau
XVL
Untuk menyimpan project dengan nama yang diinginkan

Wire frame

Perintah ini digunakan untuk menampilkan benda yang akan dimakan dalama
bentuk gridline

Hide lines

Perintah yang digunakan untuk menyembunyikan garis yang tidak terlihat dari
permukaan

Rendering

Perintah ini digunakan untuk memberi warna serta bayangan pada benda yang
akan di makan

Rotate
Move
Zoom in / out
Fit to screen
Default view
Perspektif

Perintah yang digunakan untuk merotasi benda sesuai sudut yang diinginkan
Perintah yang digunakan untuk memindahkan object
Perintah yang digunakan untuk memperbesar dan mengecilkan object
Perintah yang digunakan untuk memperbesar object sebesar layar
Perintah ini digunakan mengembalikan sudut pandang yang berlaku hanya
setelah impor model, dan memperbesar tampilan dalama tau keluar untuk
menyesuaikannya ke jendela.
Perintah ini digunakan untuk menampilkanobjek yang digambar menggunakan
metodeproyeksi perspektif.

Top

Perintah digunakan untuk menampilkanobjek yang digambar pada bidang


XYmenggunakan metode proyeksi paralel.

Side

Perintah ini digunakan untuk menampilkan objek yang digambar pada bidang
YZ menggunakan metode proyeksi paralel.

Split

Perintah ini digunakan untuk membagi jendela menjadi empat bagiandan


menampilkan Perspektif, Top, Front, dan pemandangan Side bersamaan.

Cutting

17

Rencana cutting seperti penentuan model, ukuran, kedalaman pemakanan, dan


lainnya
Menentukan jumlah permukaan pemotongan

Surface
18

64

Mengatur proses pemahatan.


Modeling form

Tabel 2.8 Tampilan toolbar Modela Player 4 (lanjutan)


Nama Tollbar
Fungsi

No
19

Process creation

20

Cutting position

Menentukan proses pemahatan


Mengatur posisi pemotongan

21
Cut

22

Material

23
Estimate cutting time
Sumber: Modela Users Manual.pdf

Untuk memproses pemotongan benda kerja sesuai setting yang


dilakukan.

Memilih material yang ingin digunakan untuk proses produksi

Untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan dalam proses


pemotongan

2.4 Rumus Perhitungan


Setiap mesin memiliki perhitungan terhadap pekerjaannya.Begitu juga dengan mesin
Modela MDX-20 ini.Adapun beberapa rumus perhitungan yang digunakan antara lain.
1.

Untuk Menghitung Spindle speed. Spindle Speed merupakan kecepatan putaran mata pahat
dalam sekali putaran.
N=

2.

Untuk menghitung feed rate. Feed rate merupakan derajat pemakanan.


Fr = Nntf

3.

Untuk menghitung machining time. Macining time merupakan kecepatan dalam


pemakanan.
Tm =
Keterangan :
N = spindle speed (rev/min)

= cutting speed (mm/min)

Fr = feed rate (mm/min)

nt

= number of teeth

Tm

= machining time (min)

= feed (mm/rev)

L = length,mm

65

(Halaman ini sengaja dikosongkan)

66

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Pada metodologi praktikum kali ini, kita akan membahas antara lain; alat dan bahan,
prosedur praktikum, serta flowchart praktikum.

3.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan dalam praktikum ini, yaitu:
1.

Personal Computer

7.

Alat Tulis

2.

Software Modela Player 4

8.

Double Tape

3.

Mesin Modela MDX-20

9.

Kamera

4.

Desain produk

10. Kuas

5.

Kayu Pinus

11. Stopwatch

6.

Scroll Saw

3.2 Diagram Alir Praktikum


Diagram alir praktikum modul 3 dapat dilihat pada gambar 3.1

3.3 Prosedur Praktikum


Berikut ini merupakan prosedur dalam modul Proses Produksi 2, yaitu:
1.

Menyiapkan alat dan bahan.

2.

Mengukur dimensi benda kerja yang akan di proses.

3.

Mendesain prototype botol parfum menggunakan software Modela Player 4

4.

Meletakan benda kerja pada mesin Modela LDX-20

5.

Mengatur posisi mata pahat agar sesuai dengan titik nol yang diinginkan.

6.

Melakukan proses pemahatan (Roughing) pada benda kerja dengan menggunakan mesin
Modela MDX-20.

7.

Melakukan proses pemahatan (Finishing) pada benda kerja dengan menggunakan mesin
Modela MDX-20.

8.

Membersihkan mesin dan benda kerja

9.

Menganalisis produk dan mencatat hasil analisis.

67

Mulai
Tinjauan Pustaka
Alat dan
Bahan

Mengukur dimensi
bahan

Mendesain Prototype
Botol Parfum

Mengoperasikan Software
Modela Player 4

Menempelkan Bahan pada


Table Mesin Modela

Mengatur Posisi Mata


Pahat pada Titik Nol

no

sudah di titik nol?

yes
Proses Pemahatan
(Roughing)

Pembersihan sisa Scrap

Proses Pemahatan
(Finishing)

Prototype
jadi

Pembersihan sisa Scrap

Analisis Prototype

Kesimpulan dan
Saran

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir Praktikum

68

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan mengenai langkah-langkah pembuatan produk mulai dari
pembuatan desain sampai menjadi suatu produk jadi. Selain itu, pada bab ini berisi mengenai
pengambilan data machining time berdasarkan data aktual, software, dan menggunakan
perhitungan rumus serta menganalisis perbedaan hasil ketiga data tersebut. Pada sub-bab
terakhir dijelaskan mengenai studi kasus yang berisi permasalahan yang dihadapi saat
praktikum, penyebab permasalahan, dan solusi yang diberikan atas masalah tersebut.

4.1 Langkah-Langkah Pembuatan Desain Produk


Pada praktikum ini praktikan membuat suatu produk berupa ukiran 3D botol parfum
yang berbahan dasar kayu pinus Proses awal dalam pembuatan produk ini adalah membuat
desain produk yang dilakukan dengan sistem scanning dengan mesin Picza. Hasil scanning
kemudian ditransfer ke komputer agar dapat disetting menggunakan software Modela Player 4.
Berikut ini merupakan langkah-langkah untuk menjalankan software Modela Player 4:
1.

Membuka softwareModelaPlayer 4 yang ada pada menu start

Gambar 4.1 Menu Start

2.

Tampilan dari software Modela Player 4 adalah sebagai berikut:

Gambar 4.2 Interface dari software Modela Player 4

69

3.

Klik menu file-open-pilih file name praktikum 1 dengan format file MP4 Document. Pada
praktikum ini produk yang dibuat adalah botol parfum.

Gambar 4.3 Menu file>open

4.

Setelah itu pilih ikon

rendering untuk menyolidkan desain

Gambar 4.4 Setelah di rendering

5.

Sebelum dilakukan proses cutting, harus dibuat cutting data yang sesuai dengan rencana
cutting (penentuan model, ukuran, kedalaman pemakanan, dan lainnya) dengan mengklik gambar

atau klik Set yang ada di menu bar-klik Model.

6.

Setelah itu pilih tab Size and Orientation pada kotak dialog Model.

7.

Pilih length dan masukkan dimensi ukuran model yang akan dipotong yaitu X=40 mm
Y= 52 mm dan Z= 12 mm

Gambar 4.5 Tab Size and Orientation

8.

Tentukan permukaan mana yang pertama kali dipotong.

9.

Setelah itu pilih tab Origin yang ada pada kotak dialog Model. Perintah ini digunakan
untuk menentukan titik awal pemakanan.

70

Gambar 4.6 Tampilan kotak dialog Tab Origin

10. Menentukan material yang akan digunakan. Pada praktikum ini, material yang
digunakan adalah modeling Hard Wood.
11. Menentukan jumlah permukaan pemotongan. Pada praktikum ini menggunakan
onesurface.

One surface
Two surface
Four surface
Gambar 4.7 Menentukan Jumlah Permukaan Pemotongan

12. Membuat modeling form dengan meng-klik

atau Set yang ada pada menu bar-klik

Modeling form. Perintah ini digunakan untuk memudahkan pahat dalam proses
pemakanan.
13. Pilih tab Margin pada kotak dialog Modeling Form pilih yang automatic untuk mengatur
secara otomatis.

Gambar 4.8Tab Margin pada Kotak Dialog Modeling Form

14. Pilih tab depth

pada kotak dialog Modeling Form untuk menentukan kedalaman

pemakanan. Pilih Top/Bottom untuk pemakanan hanya bagian atas. Setelah itu
menentukan kedalaman pemakanan. Pada praktikum ini hanya menggunakan pemakanan
pada bagian atas saja, maka klik button center.

71

Gambar 4.9Tab Depth pada Kotak Dialog Modeling Form

15. Menentukan slope dari benda kerja dengan menandai make sloped. Pada praktikum ini tidak
perlu menandai make sloped.

Gambar 4.10 Tab Slope pada Kotak Dialog Modeling Form

16. Kemudian untuk mengetahui area pemotongan benda kerja, pilih tab Cutting Area pada
kotak dialog Modeling Form dengan ukuran 63 x 33 mm.

Gambar 4.11Tab Cutting Area pada Kotak Dialog Modeling Form

17. Lalu untuk menentukan proses apa saja yang akan dilakukan, klik icon
Pada praktikum ini melakukan proses roughing. Lalu klik next.

Gambar 4.12 Kotak dialog penentuan Proses yang Akan Dilakukan

72

18. Setelah itu akan muncul kotak dialog seperti pada gambar di bawah yang berisi tentang
pilihan untuk menentukan permukaan mana yang akan dipotong. Lalu klik next.

Gambar 4.13 Kotak dialog untuk memilih permukaan cutting

19. Lalu muncul kotak dialog yang berisikan penentuan jenis mata pahat yang akan
digunakan. Klik next.

Gambar 4.14 Kotak dialog untuk memilih jenis mata pahat

20. Lalu menentukan arah pemotongan seperti pada gambar.

Gambar 4.15 Kotak dialog untuk menentukan arah pemotongan

21. Lalu menentukan XY Speed, Z Speed, Cutting in Amount, Path Interval. Kemudian klik next.

Gambar 4.16 Kotak dialog untuk menentukan parameter pemotongan

73

22. Selanjutnya memberi nama proses yang akan disimpan yang sudah diatur. kemudian klik
finish.

Gambar 4.17 Kotak dialog untuk pemberian nama proses

23. Berikut ini adalah interface benda yang akan diproses.

Gambar 4.18 interface benda yang akan diproses

24. Kemudian klik gambar

untuk mengatur posisi pemotongan. Jika sudah selesai, klik

OK.

Gambar 4.19 Kotak dialog untuk mengatur posisi pemotongan

25. Lalu melihat preview dari desain yang sudah dibuat dan estimasi waktunya dengan klik
gambar

74

dan klik gambar

Gambar 4.20 Kotak Dialog Cutting Data Information

26. Lalu klik gambar

dan OK maka benda kerja akan diproses.

27. Setelah itu, dilakukan proses finishing dengan cara klik gambar

. Lalu klik next.

Gambar 4.21 Kotak dialog untuk memilih proses pengerjaan

28. Setelah itu akan muncul kotak dialog seperti pada gambar di bawah yang berisi tentang
pilihan untuk menentukan permukaan mana yang akan dipotong. Lalu klik next.

Gambar 4.22 Kotak dialog untuk memilih permukaan cutting

29. Lalu muncul kotak dialog yang berisikan penentuan jenis mata pahat yang akan
digunakan. Klik next.

75

Gambar 4.23 Kotak dialog untuk memilih jenis mata pahat

30. Lalu menentukan arah pemotongan seperti pada gambar.

Gambar 4.24 Kotak dialog untuk menentukan arah pemotongan

31. Lalu menentukan XY Speed, Z Speed, Cutting in Amount, Path Interval. Kemudian klik next

Gambar 4.25 Kotak dialog untuk menentukan parameter pemotongan

32. Selanjutnya memberi nama proses yang akan disimpan yang sudah diatur.kemudian klik
finish.

Gambar 4.26 Kotak dialog untuk pemberian nama proses

33. Berikut ini adalah interface benda yang akan diproses.

76

Gambar 4.27 Interface Benda Kerja yang akan Diproses

34. Kemudian klik icon

untuk mengatur posisi pemotongan. Jika sudah selesai

mengatur posisi pemotongan, klik OK.

Gambar 4.28 Kotak dialog untuk mengatur Posisi Pemotongan

35. Melihat preview hasil yang didapatkan dari pengaturan-pengaturan yang sudah dibuat pada
langkah-langkah sebelumnya dengan meng-klik icon

dan klik icon

untuk

mengetahui estimasi waktu untuk proses pemotongan.

Gambar 4.29 Kotak dialog Cutting Data Information

36. Lalu klik icon

dan klik OK. Maka benda kerja akan diproses.82

Gambar 4.30 Tab Icon cut

77

4.2 Pengambilan Data


Pada sub-bab ini mencakup data-data yang diperoleh saat menjalani praktikum proses
produksi 2 yang meliputi data software, data aktual dan analisis perbandingan data praktikum.
4.2.1 Data Software
Data software adalah data yang diperoleh dari software yang digunakan pada saat
praktikum yaitu Modela Player 4. Pada software ini praktikan dapat memperoleh berbagai
data, salah satunya adalah waktu pemakanan pada benda kerja yaitu sebesar 1 jam 2 menit.
Berikut adalah data software dari kelompok kami:
Tabel 4.1 Data Software (Cutting Data Information)
Total Movement Distance 10327,29 mm
Total Movement Range
X = 0,0 mm 50,00 mm
Y = 0,0 mm 62,00 mm
Z = -6,00 mm 60,50 mm
Tabel 4.2 Data Software (Cutting Parameters)
Material
Modeling Hard Wood
Tool
6 mm square
XY Speed
10 mm/s
Z Speed
0,2 mm/s
Spindle
6500 rpm
Path Interval
0,4 mm
Finish Margin 10 Mm
Estimated time 01:02:00

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa : pada saat praktikum berlangsung praktikan
menggunakan data Software (Cutting data Information) yaitu total movement Distance 10327,29
mm, Total Movement Range X = 0,0 mm 50,00 mm, Y = 0,0 mm 62,00 mm, Z = -6,00 mm
60,50 mm. material Modeling Hard Wood, Tools 6 mm square, XY Speed adalah 10 mm/s, Z
Speed sebesar 0,2 mm/s, dengan kecepatan spindle 6500 rpm, Path Interval 0,4 mm, finish
Margin sebesar 10 mm, dan estimasi yang diperoleh adalah 1 jam 2 menit.

4.2.2

Rekap Data

Berikut adalah rekap data hasil pratikum Proses Produksi 2 dari beberapa kelompok:

No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

78

Shift

Kelompok
8 dan 6
4
1 dan 20
16
13 dan 9
5 dan 17
7 dan 11
15 dan 10
12 dan 21

Tabel 4.3 Rekap Data Hasil Proses Produksi 2


Parameter
Path
XY Speed
Z Speed
Produk
Interval
(mm/sec)
(mm/sec)
(mm)
Apel
13
0.5
2
Apel
15
0.5
2
Apel
12
0.5
2
Mur
10
0.5
2
Mur
10
0.7
2
Mur
10
0.9
2
Botol Parfum
10
0.5
2
Botol Parfum
10
0.5
2.3
Botol Parfum
10
0.5
2.6

Cutting in
amount
(mm)
0.4
0.4
0.4
0.4
0.4
0.4
0.4
0.4
0.4

Waktu
1:07
1:03
1:09
1:01
00:43
00:51
1:11
1:02
00:58

Berikut adalah gambar produk yang dihasilkan dari beberapa kelompok:


Tabel 4.4 Tabel Gambar Hasil Proses Produksi 2
Shift 1 (Apel)
Produk ke-

Tabel 4.5 Tabel Gambar Hasil Proses Produksi 2


Shift 2 (Mur)
Produk ke-

Tabel 4.6 Tabel Gambar Hasil Proses Produksi 2


Shift 3 (Botol Parfum)
Produk ke-

4.2.3 Analisa Perbandingan Data Praktikum


Analisa perbandingan data adalah kegiatan yang dilakukan untuk membandingkan data
pratikum dari setiap Shift. Berdasarkan Tabel 4.4 Rekap Data Hasil Proses Produksi 2 tersebut maka

79

dapat dianalisis bahwa terdapat perbedaan pada XY Speed, Z Speed dan Path Interval.
Perbandingan XY Speed, Z Speed dan Path Interval adalah sebagai berikut:
1.

Pada Shift 1 membuat prototype Apel terdapat parameter XY Speed, Z Speed dan Path
Interval. Parameter Z Speed dan Path Interval antar kelompok dibuat sama dan yang
dibedakan adalah XY Speednya. Kelompok 8 dan 6 XY Speednya adalah 13 mm/sec
dengan waktu 1:07 dengan hasil prototype kasar. Kelompok 4 XY Speednya adalah 15
mm/sec dengan waktu 1:03 dengan hasil prototype agak kasar. Kelompok 1 dan 20 XY
Speednya adalah 12 mm/sec dengan waktu 1:09 dengan hasil prototype lebih halus. Jadi,
semakin kecil XY Speed yang digunakan maka waktu yang diperlukan semakin lama
untuk memakan benda kerja serta hasil yang lebih halus dan sebaiknya untuk XY Speed
yang semakin besar.

2.

Pada Shift 2 membuat prototype Mur terdapat parameter XY Speed, Z Speed an Path Interval.
Parameter XY Speed dan Path Interval antar kelompok dibuat sama dan yang dibedakan Z
Speednya. Kelompok 16 Z Speednya adalah 0.5 mm/sec dengan waktu 1:01 dengan hasil
prototype kasar. Kelompok 13 dan 19 Z Speednya adalah 0.7 mm/sec dengan waktu 00:43
dengan hasil prototype agak kasar. Kelompok 1 dan 20 Z Speednya adalah 19 mm/sec
dengan waktu 00:51 dengan hasil prototype lebih halus. Jadi, semakin kecil Z Speed yang
digunakan maka waktu yang diperlukan semakin lama untuk memakan benda kerja serta
hasil yang lebih halus dan sebaiknya untuk Z Speed yang semakin besar.

3.

Pada Shift 1 membuat prototype Botol Parfum terdapat parameter XY Speed, Z Speed dan
Path Interval. Parameter XY Speed dan Z Speed antar kelompok dibuat sama dan yang
dibedakan Path Interval. Kelompok 7 dan 11 Path Interval adalah 2 mm dengan waktu 1:11
dengan hasil prototype agak halus. Kelompok 15 dan 10 Path Interval adalah 2.3 mm
dengan waktu 1:02 dengan hasil prototype agak kasar. Kelompok 12 dan 21 Path Interval
adalah 2.6 mm dengan waktu 00:58 dengan hasil prototype kasar. Jadi, semakin kecil Path
Interval yang digunakan maka waktu yang diperlukan semakin lama untuk memakan
benda kerja serta hasil yang lebih halus dan sebaiknya untuk Path Interval yang semakin
besar.

4.3 Machining Time


Mesin Modela MDX-20 memerlukan waktu dalam melakukan proses pemahatan benda
kerja. Waktu yang digunakan dalam proses pemahatan disebut dengan machining time.
Adapun berikut rumus untuk menghitung machining time dari masing masing koordinat :
1.

80

Koordinat sumbu x

2.

Koordinat sumbu y

3.

Koordinat sumbu z

Keterangan:
x = panjang pemahatan pada sumbu x

Tmx = Machining time terhadap sumbu x

y = panjang pemahatan pada sumbu y

Tmy = Machining time terhadap sumbu y

z = panjang pemahatan pada sumbu z

Tmz = Machining time terhadap sumbu z

Dengan

asumsi

pemahatan

yang

dilakukan

berbentuk garis lurus.

4.4 Studi Kasus


Studi kasus adalah metode penelitian pada suatu keadaan atau kejadian yang disebut
sebagai kasus dengan menggunakan cara-cara yang sistematis dalam melakukan pengamatan,
pengumpulan data, analisis informasi, dan pelaporan hasilnya. Sebagai hasilnya, akan
diperoleh pemahaman yang mendalam tentang mengapa sesuatu terjadi dan dapat menjadi
dasar bagi riset selanjutnya. Studi kasus pada praktikum ini menjelaskan tentang
permasalahan, penyebab permasalahan

pada saat praktikum, serta solusi yang diberikan

untuk permasalahan.

4.4.1 Permasalahan
Permasalahan yang muncul pada saat praktikum yaitu:
1.

Mata pahat tidak mulai memakan benda kerja ketika mata pahat telah berputar untuk
melakukan proses pemakanan Sehingga benda kerja tidak mengalami perubahan.

2.

Data software tidak sama dengan data aktual.

3.

Hasil finishing masih terdapat scrap.

81

Gambar 4.31 Produk

4.4.2

Penyebab Permasalahan

Penyebab permasalahan yang muncul pada saat praktikum yaitu:


1.

Tidak terjadinya proses pemakanan oleh mata pahat ini diakibatkan kesalahan pada
penentuan titik nol terutama titik nol pada koordinat z pada mesin. Dengan kata lain
mata pahat kurang menyenntuh benda kerja.Sehingga benda kerja tidak terpahat.

2.

Terjadinya perbedaan data software dengan ada aktual karena praktikan kurang teliti dan
adanya keterlambat dalam mengoperasikan stopwatch (human error).

3.

Masih banyaknya scrap disebabkan tidak cocoknya mata pahat yang digunakan karena
yang digunakan itu seharusnya untuk proses drilling bukan untuk proses milling.

4.4.3

Solusi yang diberikan

Dengan adanya permasalahan yang ada, diharapkan muncul solusi sebagai jawaban agar
tidak terjadi permasalahan yang sama untuk praktikum ke depannya.
1.

Praktikan diharapkan mengecek ulang penentuan titik nol atau margin dan meletakkan
benda kerja dengan tepat pada table.

2.

Praktikan tidak memainkan stopwatch yang sedang berjalan. Laboratorium diharapkan


menyediakan lebih dari 1 stopwatch untuk antisipasi apabila salah satu stopwatch yang
digunakan saat praktikum error.

3.

82

Mengganti mata pahat yang digunakan.

BAB V
PENUTUP
Dari praktikum kali ini, praktikan dapat mengambil kesimpulan dan saran. Kesimpulan
merupakan suatu garis besar dari apa yang kita dapatkanpada suatu kegiatan. Kesimpulan
diperlukan untuk mempermudah dalam pemahaman suatu kegiatan. Sedangkan saran
merupakan suatu ide atau kritikan positif untuk menjadikan suatu kegiatan lebih baik lagi
kedepannya.

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan adalah suatu gagasan yang tercapai pada akhir pembicaraan(pokok
bahasan). Berikut ini akan dijelaskan kesimpulan-kesimpulan yang dapat diambil dari
bahasan-bahasan pada praktikum modul 3.
1.

3D Milling adalah Salah satu proses produksi yang bertujuan untuk memahat benda 3D.
Pemahatan (penyayatan benda 3D) ini menggunakan mata pahat yang berputar. Mata
pahat dalam proses memilling ada banyak tergantung dari material apa yang ingin
dipahat. Contoh mesin yang bisa memilling 3D adalah Mesin Modela MDX 20. Prinsip
milling 3D adalah energi listrik diubah menjadi energy gerak yang nantinya akan di
gunakan untuk menggerakkan mata pahat yang ada di mesin milling.

2.

Dalam mesin Modela MDX-20 software yang digunakan adalah Modela Player 4. Dalam
praktikum ini kita menggunakan beberapa tools, diantaranya adalah open untuk membuka
file, rendering untuk merubah model ke bentuk solid, cutting untuk menentukan model,
ukuran, dan kedalaman pemakaian, surface menentukan jumlah permukaan pemotongan,
modeling form, mengatur proses pemahatan, process creation menentukan proses
pemahatan, cutting position untuk mengatur posisi pemotongan, cut untuk proses
pemotongan benda kerja, material untuk memilih material yang akan di proses, estimate
cutting time untuk mengetahui waktu estimasi proses pemotongan. Dan tools lain yang
tidak dipakai diantaranya seperti save, wireframe, hide lines, move, fit to screen

3.

Dalam pembuatan suatu produk langkah-langkah yang dibutuhkan adalah membuat


desain produk, setelah itu direalisasikan dengan menggunakan mesin. Mesin yang
digunakan pada praktikum ini adalah mesin Modela MDX-20 dan software dari mesin
Modela adalah Modela Player 4. Saat proses pemakanan dimulai operator menghitung
waktu pemakanan dengan menggunakan stopwatch. Setelah proses pemakanan selesai,
produk yang dihasilkan dibersihkan dengan sikat atau kuas. Langkah terakhir, untuk
memahami perhitungan data operator membandingkan hasil perhitungan waktu
pemakanan antara stopwatch, software, dan perhitungan manual.

83

4.

Mesin Picza adalah mesin yang digunakan untuk melakukan scanning 3D pada sebuah
objek atau benda kerja. Mesin Picza berfungsi sebagai alat untuk melakukan scanning
benda kerja yang akan dipahat menggunakan mesin Modela MDX-20. Pengguna dapat
mengontrol resolusi, daerah scan laser dan modescan (rotary atau planar). Untuk objek
dengan bentuk silinder yang digunakan adalah rotary, sedangkan untuk benda bersudut
dapat digunakan mode planar. Mesin picza ini mengkonversi energi listrik untuk
menyalakan sinar laser, sinar tersebut menyinari benda yang kemudian dipantulkan
kembali dan diterima oleh sensor yang ada. Setelah Picza sukses melakukan scanning,
desain tersebut dapat dikonversi ke mesin Modela MDX-20 untuk dikerjakan. Sedangkan
mesin Modela MDX-20 digunakan untuk mengerjakan pahatan 3 dimensi atau 2
dimensi. Mesin ini juga bisa digunakan untuk pemindaian 3 dimensi. Untuk mengerjakan
obyek 3 dimensi, Material yng dapat dikerjakan adalah kayu, lilin modelling, tembaga.
Kekurangan dari mesin ini ialah prosesnya yang membutuhkan waktu yang lama.
Kelebihan dari mesin ini adalah bisa langsung scanning benda 3D

5.

Faktor - faktor yang mempengaruhi permesinan terdapat pada paramater yang berbeda
dari pembuatan prototype yang dilakukan yaitu XY Speed, Z Speed, dan Path Interval.
Semakin besar XY Speednya maka waktu pengerjaan semakin cepat dan prototype yang
dihasilkan lebih kasar dan sebaliknya terhadap XY Speed yang semakin kecil. Semakin
besar Z Speednya maka waktu pengerjaan semakin cepat dan prototype yang dihasilkan
agak kasar dan sebaliknya terhadap Z Speed yang semakin kecil. Sedangkan semakin besar
Path Interval yang digunakan maka waktu pengerjaan semakin cepat dan prototype yang
dihasilkan kasar dan sebaliknya terhadap Path Interval yang semakin kecil

5.2 Saran
Adapun saran yang diberikan pada praktikum kali ini, yaitu:
1.

Sebelum praktikum berlangsung seharusnya praktikan telah memahami modul yang


berkaitan agar saat praktikum praktikan tidak bingung.

2.

Sebaiknya pada saat praktikum praktikan di jelaskan hal hal yang tidak ada di modul
dan tidak langsung di beri pertanyaan yang tidak ada di modul.

84

Anda mungkin juga menyukai