KELOMPOK V :
2016
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan petunjuk, bimbingan dan kekuatan lahir batin sehingga makalah
rekayasa ide ini dapat kami selesaikan.
Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak dosen pengampu mata kuliah
Termodinamika yang telah memberi arahan dan bimbingan kepada kami sehingga
terselesaikanlah makalah ini. Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas mata
kuliah Termodinamika, makalah ini memuat materi tentang Entalpi, Entropi, dan
Hukum II Termodinamika.
Akhirnya semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi para mahasiswa
khususnya yang mengikuti mata kuliah Termodinamika. Amin .
Penyusun
Kelompok V
2
DAFTAR ISI
COVER ....................................................................................................... i
2.1 Entalpi............................................................................................... 3
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
4
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana menjelaskan tentang Entropi tersebut
2. Apa Teori Dasar dari pengertian Entropi
3. Bagaimana bunyi hukum II termodinamika
4. Apa hubungan antara Entalpi dengan Hukum II termodinamika
5
BAB II
ISI
2.1 Entalpi
Hukum kekekalan energi menjelaskan bahwa energi tidak dapat diciptakan
dan tidak dapat dimusnahkan, tetapi hanya dapat diubah dari bentuk energi
yang satu menjadi bentuk energi yang lain. Nilai energi suatu materi tidak dapat
diukur, yang dapat diukur hanyalah perubahan energi (E). Demikian juga halnya
dengan entalpi, entalpi tidak dapat diukur, kita hanya dapat mengukur perubahan
entalpi (H).
H = Hp Hr
dengan:
H = perubahan entalpi
Hp = entalpi produk
Hr = entalpi reaktan atau pereaksi
a. Bila H produk > H reaktan, maka H bertanda positif, berarti terjadi penyerapan
kalor dari lingkungan ke sistem.
b. Bila H reaktan > H produk, maka H bertanda negatif, berarti terjadi pelepasan
kalor dari sistem ke lingkungan.
6
2.2 Hukum Hess
Jika perubahan kimia terjadi oleh beberapa jalur yang berbeda, perubahan
entalpi keseluruhan tetaplah sama. Hukum Hess menyatakan bahwa entalpi
merupakan fungsi keadaan. Dengan demikian H untuk reaksi tunggal dapat
dihitung dengan:
Jika perubahan entalpi bersih bernilai negatif (H < 0), reaksi tersebut merupakan
7
eksoterm dan bersifat spontan. Sedangkan jika bernilai positif (H > 0), maka
reaksi bersifat endoterm.
Pada diagram di atas, jelas bahwa jika C (s) + 2H2 (g) + O2 (g) direaksikan menjadi
CO2 (g) + 2H2 (g) mempunyai perubahan entalpi sebesar -393,5 kJ. Walaupun
terdapat reaksi dua langkah, tetap saja perubahan entalpi akan selalu konstan (-
483,6 kJ + 90,1 kJ = -393,5 kJ).
H untuk reaksi aA + bB cC + dD
H = c HC +d HD a HA b HB
Ingat bahwa
8
2.3 Hukum II Termodinamika
Bila ditinjau siklus Carnot, yakni siklus hipotesis yang terdiri dari empat
proses terbalikkan: pemuaian isotermal dengan penambahan kalor, pemuaian
adiabatik, pemampatan isotermal dengan pelepasan kalor dan pemampatan
adiabatik; jika integral sebuah kuantitas mengitari setiap lintasan tertutup adalah
nol, maka kuantitas tersebut yakni variabel keadaan, mempunyai sebuah nilai yang
hanya merupakan ciri dari keadaan sistem tersebut, tak peduli bagaimana keadaan
tersebut dicapai. Variabel keadaan dalam hal ini adalah entropi. Perubahan entropi
hanya gayut keadaan awal dan keadaan akhir dan tak gayut proses yang
menghubungkan keadaan awal dan keadaan akhir sistem tersebut.
9
Kalor yang dikirimkan berasal dari tempat yang panas (reservoir panas)
dengan temperatur tinggi lalu dikirimkan ke mesin.
Kalor yang dikirimkan ke dalam mesin sebagian besar melakukan kerja oleh
zat yang bekerja dari mesin, yaitu material yang ada di dalam mesin
melakukan kerja.
Kalor sisa dari input dibuang ke temperatur yang lebih rendah yang disebut
reservoir dingin
10
Tahap pertama yaitu isotermal reversibel secara ekspansi atau penurunan
tekanan, dengan melakukan kerja (W) dari keadaan A sampai B
Q W
Vb
QH Wab nRTH ln
Va
Tahap kedua yaitu adiabatik reversibel secara ekspansi, dengan melakukan
kerja (W) dari keadaan B sampai C
Ketika sistem tersebut melakukan siklus, tak ada perubahan energi dalam
sistem. Itu sesuai dengan Hukum I Termodinamika
U Q W Q QH QC QH QC
0 Q W W Q QH QC
Q W W QH QC
11
W Q QC Q
W QH QC H 1 C
QH QH QH
Atau bisa juga dalam bentuk
2.5 Entropi
Entropi merupakan sifat keadaan suatu sistem yang menyatakan tingkat
ketidakteraturan, berkaitan dengan jumlah keadaan mikro yang tersedia bagi
molekul sistem tersebut. entropi juga dapat didefinisikan sebagai kecenderungan
sistem untuk berproses ke arah tertentu. Entropi dapat dihasilkan, tetapi tidak dapat
dimusnahkan.
Entalpi tidak dapat memprediksi apakah reaksi spontan atau tidak. Tetapi
Hukum II Termodinamika menyatakan bahwa total entropi sistem dan
lingkungannya selalu bertambah untuk proses spontan. Entropi meningkat seiring
dengan kebebasan dari molekul untuk bergerak.entropi dilambangkan dengan huruf
(S)
12
2.6 Perbedaan Entalpi Dan Entropi
Entropi semesta (sistem + lingkungan) selalu naik pada proses spontan dan
tidak berubah pada proses kesetimbangan. Untuk proses spontan,perubahan entropi
(dS) dari suatu sistem adalah lebih besar dibanding panas dibagi temp mutlak
dQ
dS
T
dQrev
dS
T
DSsemesta = DSsis + DSling = 0 proses kesetimbangan
13
Proses pada tekanan tetap
d 'q
dS
T
T2
dT T
Sbenda CP CP ln 2
T1
T T1
Q T T1
S reservoir CP 2
T2 T2
T T T1
Stotal Sbenda S reservoir C P ln 2 2
T1 T2
Perubahan entropi pada saat suhu tetap T2 menjadi semakin kecil, tetapi
perubahan entropinya tetap positif.
Hukum I : dQ = dU + dW dW = PdV
Hubungan energi dalam (U) dengan entropi (S) dan volume (V)
U U
dU dS s dV
S v V
dU = TdS PdV
14
U S V
T P
T v T v T v
U S
T
T v T v
U S
T Cv
T v T v
H = U + PV
dH = TdS + VdP
H S P
T V
T p T p T p
H S
T CP
T P T P
dU = TdS PdV
dS = dU/T + PdV/T
dS = CvdT/T+ nRdV/V
dS = Cv d lnT + nR d lnV
T2 V
S C v ln nR ln 2
T1 V1
15
T2 P
S C p ln nR ln 2
T1 P1
dQrev
dS Q =0
T
S = 0
T = 0 ; U = 0
dQ = dW = PdV
dS = dQ/T
PdV dV
dS nR
T V
V2
S nR ln
V1
Standar molar entropi adalah entropi dari 1 mol zat murni pada tekanan 1
atm dan pada suhu 25C. reaksi entropi standar yaitu :
S = nS(products) nS(reactants)
16
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
17
Daftar Pustaka
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_sma1/kelas-2/entalpi-dan-
perubahan-entalpi-%CE%B4h/
http://www.ilmukimia.org/2014/08/hukum-hess.html
http://www.ilmukimia.org/2013/02/entropi.html
http://ppmplp.files.wordpress.com/2010/10/4-entropi-spontanitas-reaksi.ppt
http://hikam.freevar.com/kuliah/termo/pdf_bab/thmd04.pdf
18