Penulis
1
D A F T A R I S I
BAB I TERMODINAMIKA
1. Medan Listrik
2. Medan Listrik E
3. Fluks Medan Listrik.
4. Kuat Medan Listirik.
1. Potensial Listrik...
2. Permukaan potensial serbasama ..
3. Tenaga Potensial Elektrostatik.
4. Potensial Listik dan Beda Potensial.
5. Garis-garis Ekipotensial..
3
BAB I
TERMODINAMIKA
I. Pengertian Termodinamika
Termodinamika berasal darii bahasa
yunani, themes(panas) dan
dyname(perubahan) yang berhubungan
dengan energi, panas dan kalor.
Termodinamika adalah ilmu yang
mempelajari hubungan antara usaha dan
kalor, serta sifat-sifat hubungannya yang
mendukung.
Dalam membahas termodinamika,
kita akan seringkali mengacu ke suatu
system tertentu. System adalah benda atau
sekumpulan benda apa saja yang akan kita
teliti. Benda-benda lainnya di alam semesta
ini akan kita sebut sebagai lingkungan-nya.
Ada beberapa macam sistem. Sistem tertutup
adalah system di mana tidak ada massa yang
masuk maupun keluar (tetapi energi dapat
4
dipertukarkan dengan lingkungan). Pada
sistem terbuka, massa bisa masuk atau
keluar (demikian pula dengan energi).
Banyak sistem (yang dianggap ideal) yang
kita pelajari di fisika yang merupakan sistem
tertutup. Tetapi banyak sistem, termasuk
tumbuhan dan hewan, merupakan sistem
terbuka karena mereka bertukar materi
(makanan, oksigen, hasil pembuagan)
dengan lingkungan.
lingkungan
semesta
sistem
Pembagian sistem :
5
1) Sistem terisolasi : tidak terjadi pertukaran
panas,zat, atau kerja dengan ingkungan.
Sistem terisolasi dilingkupi oleh dinding
adiabat (dinding panas).Contohnya : air
dalam termos pada waktu tertentu dan gas
daklam tabung.
2) Sistem tertutup : tidak terjadi pertukaran
massa dan zat tetapi bisa terjadi pertukaran
energi. Contoh green house. Sistem tertutup
dilingkupi oleh dinding diaterm (konduktor
panas).
3) Zat bisa menembus dinding batas dan dapat
saling bertukar bebas. Contohnya : rumh
pada umumnya. Sistem terbuka dilingkupi
olrh dinding diaterm dan adiabat.
Kesetimbangan termodinamik
Pada umumnya suatau benda berada dalam
keadaan sebarang(arbitary state).
Keadaan kesetimbangan termal adalah
adalah keadaan dimana sushu pada semua
titik dalam sistem yang sama.
6
Keadaan kesetimbngan mekanik adlah
keadaan dimana tekanan pada semua titik
dalam sistem sama.
Keadaan kesetimbangan sama.
II. Proses
Proses berarti perubahan sistem dari suatu
keadaan ke keadaan lain.
Proses terbagi menjadi dua yaitu:
a. Proses kausistatik adalah proses yang
merupakan rentetan keadaan yang seimbang
dan tak terhingga (menyimpang sedikit
demi sedikita/reversibel terbalik). Suatu
7
proses reversible adalah proses yang dapat
kembali ke keadaan semula melalui
sejumlah keadaan yang masing-masingnya
berada dalam kondisi kesetimbangan termal
b. Proses nonkausistatik ( irreversibel/tak
terbalik). proses irreversible adalah proses
yang tidak dapat kembali ke keadaan
semula melalui sejumlah keadaan yang
masing-ada dalamkesetimbangan termal.
8
III. Variabel intensif dan ekstesif
1) Variabel intensif adalah variabel
ynag tidak tergantung pada massa
sistem. Contohnya tekanan, suhu
dan temperatur.
2) Variabel ekstensiv adalah variabel
yang tergantung pada massa sistem.
Formula :
Volume jenis= =
Volume jenis molar =
Tekanan
Untuk
9
1 bar = 105 Pa =106 dyne/cm2
Hukum Termodinamika
12
Q bertanda positif jika sistem menerima kalor
dari lingkungan dan negatif jika melepas kalor
pada lingkungan.
Q = U+W
U = Q W
Keterangan :
Q = kalor (joule)
W = usaha (joule)
1. Isotermal
Pertama kita lihat proses yang dianggap ideal
yang dilakukan pada temperature konstan.
Proses seperti ini disebut proses isotermal (dari
bahasa Yunani yang berarti temperatur yang
sama. Jika sistem merupakan gas ideal maka
14
PV=nRT , sehingga untuk temperatur konstan
PV = konstan. Setiap titik pada kurva, seperti
titik A, menyatakan keadaan sistem pada suatu
saat yang diketahui-yaitu, tekanan P dan
volume V. Pada temperatur yang lebih rendah,
proses isotermal lainnya akan digambarkan oleh
kurva (hasil kali PV=nRT=konstan akan lebih
kecil jika T lebih kecil). Kurva-kurva yang
ditunjukkan disebut isotherm
Proses Isobarik
Proses isobarik adalah proses perubahan keadaan
gas yang terjadi pada tekanan konstan. Pada
proses ini usaha yang dikerjakan gas dapat
dihitung dari
15
2. Proses Isokorik
Proses isokorik adalah proses perubahan keadaan
gas yang terjadi pada volume konstan. Pada
proses ini,
karena volume tidak berubah, maka tidak ada
usaha yang dikerjakan gas,
W= 0. Sedangkan panas yangdiberikan pada gas
16
3. Proses Adiabatik
Proses adiabatik adalah proses perubahan
keadaan gas tanpa adanya transfer panas,
Q
= 0. Sehingga pada
proses ini
17
Contoh
Jawab
18
Contoh 12.2 Tentukan volum 1,0 mol gas
ideal pada STP (standard of temperature and
pressure).
Jawab
V = nRT/P=1,08,315273/1,013105 22,4
10-3 m3 = 22,4 L
20
Karena pernyataan hukum termodinamika kedua
ini maka tidak ada mesin panas yang memiliki
esiensi 100 %. Akan tetapi ada mesin panas
yang memiliki esiensi tertinggi, yaitu mesin
Carnot.
21
BAB II
TEORI KINETIK GAS
A. GAS IDEAL
22
memberikan sebuah definisi makroskopik atau
definisi termodinamika dari suatu gas ideal.
Didalam bagian23-3 kita akan mendefinisikan
suatu gas ideal secara mikroskopik, dari segi
pandangan teori kinetik, dan kita akan melihat
apa yang dapat kita pelajari dengan
membandingkan kedua pendekatan ini.
yang tetap).
23
Volume yang di tempati oleh suatu gas
pada tekana dan temperatur yang diberikan
adalah sebanding dangan massanya. Jadi
konstanta di dalam persamaan23-1 haruslah
juga sebanding dengan massa gas. Didalam
bagian 22-2. Kita telah melihat
penyerderhanaan yang sangat besar yang terjadi
didalam pengkajian kalor jenis benda-benda
padat jika kita dapat membandingkan contoh-
contoh bahan benda padat yang mengandung
jumlah molekul yang sama didalam gram. Kita
telah melakukan hal ini dengan menggunakan
menggunaka mol sebagai satuan massa.
Marilah kita melakukan hal tersebut juga di
sini.
pV = nRT
25
Disini Ptr adalah gas pada titik tripel, pada
mana temperatur Ttr menurut definisi adalah
273,16 K. Didalam praktek kita harus mengisi
termometer kita dengan suatu gas real dan
mengukur temperatur dengan
mengektropolasikan ke kerapatan nol dengan
menggunakan kerapatan nol dengan
menggunakan persamaan21-4.
CONTOH
26
Dari persamaan 23-1 karena massa gas tetap
tidak berubah, maka kita dapat menuliskan
Pi=15 atm
Ti=293K, Vi=100 liter
Pf= ?, Tf = 298
K, Vf = 80 liter
Maka, Pf= ( ) ( ) =
298
(80 80298
) (15 1 100
293
) = 19 .
27
(konsisten) dengan definisi makroskopik dari
bagian yang terdahulu.
29
Contoh
nM
V
Didalam mana M adalah berat molekular
(gram/mol) dan n adalah banyaknya mol.
Dengan menggabungkan persamaan ini dengan
hukum gas ideal
pV=nRT
3p 3RT
Vrms = =
M
300
332m/detik = 348m/detik.
273
31
penyimpangan dari sifat gas ideal ini di dalam
karya ilmiah yang teliti. Misalnya, untuk
menghasilkan skala termodinamika Kelvin di
dalam laboratorium maka kita harus
mengetahui bagaimana membuat koreksi yang
pelu kepada skala sebuah termometer gas
bervolume konstan . karena itu maka kita harus
mengetahui sifat gas-gas riel secara agak teliti.
Malah yang lebih penting lagi, barangkalii,
adalah kenyataan bahwa sifat-sifat gas-gas riel
akan memberikan informasi kepada kita
mengenai gaya-gaya antar molekul dan struktur
molekul.
Teori kinetik meyediakan diskripsi
mikroskopik dari sifat suatu gas idel. Kita
sudah menyarankan bagaimna anggapan-
anggapan teri kinetik dapat menjadi tak berlaku
jika dipakaiakna kepada satu gas riel. Di bawah
beberapa kondisi maka kita mungkin tidak
dibenarkan di dalam mengabaikan kenyataan
bahwa molekul menempati sebagian dari
volume yang tersedia kepada gas dan bahwa
jangkaun gaya-gaya molekul adalah lebih besar
dari pada ukuran molekul tersebut. Pada
kerapatan tinggi kita tidak dapat mengabaikan
efek-efek ini.
J.D van der Waals (1837-1923)
menduduksi sebuah persamaan keadaan yang
32
diubah yang memperhitungkan faktor-faktor ini
secara sederhana. Marilah kita membayangkan
molekul sebagai bola keras yang diameternya d.
Diameter dari sebuah bola seperti itu akan
bersesuaian dengan jarak di antara titik titik
pusat molekul pada mana gaya-gaya tumbukan
yang kuat akan memainkan peranan. Selama
geraknya maka titik pusat sebuah molekul tidak
dapat mendekat di dlam jarak d/2 dari sebuah
dinding atau sejarak d dari titik pusat molekul
yang lain. Maka volume sesungguhnya yang
tersedia kepada sebuh molekul adalh lebih kecil
daripada volume bejana yang beiri molekul
tersebut. Tepatnya berapa banyak lebih kecil
akan bergantung opada berapa banyak molekul
yang ada di dalam bejana tersebut. Marilah kita
menyatakan volume per mol , V/n dengan v.
Maka vilume bebas per mol akan lebih kecil
daripada ini dengan kovolumeb. Maka kita
akan mengubah persamaan keadaan dari
hubungan idel pv=RT menjadi
( ) =
Untuk membolehkan kovolume ini. Karena
volume yang direduksi tersebut, maka
banyaknya tumbukan pada dinding akan
bertambah besar, yang denga demikian akan
memperbesar tekanan , hubungan ini untuk
pertama kalinya diturunkan oleh Celcius.
33
Kita juga dapat membolehkan efek
gaya-gaya tarik di antar molekul-molekul
secara sederhana. Bayangkanlah sebuah bidang
yang lewat melalui suatu gas dan tinjaulah,
pada suatu saat , gaya-gaya antar molekul yang
beraksi melalui bidang tersebut. Setiap
molekul, katakanlah yang disebelah kiri , akan
menarik dan ditraik oleh suatu jumlah kecil n
dari molekul-molekul yang di seblah kanan.
Sedangkan bandingkanlah situasi ini dengan
situasi lain yang serupa di dalam segala hal
kecuali bahwa banyaknya molekul per satuan
volume adalah dua kali lipat. Di sini setiap
molekul khas di sebelah kiri secara rata-rata
akan berinteraksi dengan 2n dari molekul-
molekul yang di sebelah kanan; karena
jangkauan gaya molekul adalah sama, dan
sekarang banyaknya molekul yang jatuh di
dalm jangkauan ini adalah dua kali lipat. Juga
karena banyaknya molekul di sebelah kiri
adalah dua kali banyaknya sebelumnya yang
menarik dengan cara ini, maka teranglah bahwa
banyaknya sebelumnya yang menarik pasangan
yang tarik menarik melalui bidang tersebut
telah bertambah menjadi empat kali lipat.
Maka, efek gaya-gaya ini berubah sebagai
kuadrat dari banyaknya partikel per satuan
volume atau berubah secara terbalik sebagai
34
kuadrat dari volume per mol, yakni sebagai
(1/v)2. Karena ikatan-ikatan gaya antar molekul
ini, maka untuk suatu tekanan luar yang
diberikan , gas tersebut seharusnya menempati
volume yang lebih kecil daripada volume yang
akan ditempatinya sebagai suatu gas ideal, di
dalam mana tidak ada gaya tarik menarik
seperti itu. Atau , secara ekivalen , maka gas
tersebut beraksi seakan-akan gas tersebut
dipengaruhi oleh suatu tekanan yang lebih dari
tekanan luar yang dipakaikan. Tekanan yang
berlebih ini adalh sebanding dengan (1/v)2 ,
atau sama dengan a/v2 di mana a adalah sebuah
konstanta. Maka, kita mendapatkan persamaan
keadaan van der Waals dari suatu gas,
( + 2 ) ( )=RT
35
anggapan yang kita buat terlalu
disederhanakan.
Untuk 1 mol ( + ) ( ) =
2
2
Untuk n mol ( + ) ( ) =
2
Prosesnya :
2
( + ) ( ) = untuk 1 mol
2
gas
= ( + 2
) ( ) =
( )
2
( + ) ( ) =
2
Proses isothermal
a. Gas sempurna b. Gas
Nyata
f=(P,V,T)=0
f=(x,y,z)=0
37
x = f(y,z)
y = f(x,z)
z = f(x,y)
1) y = ax
y = a
= =
2) y = ax + b
dy = a dx + b dz
= ( ) + ( )
Misal
x = f (y,z)
( ) + ( ) (1)
y = f (x,z)
= ( ) + ( )
z = f (x,y)
= ( ) + ( ) (2)
38
Subtitusi (2) (1)
= ( ) (( ) + ( ) ) + ( )
= ( ) ( ) + ( ) ( ) + ( )
( ) ( ) = ( ) ( ) + ( )
1 ( ) ( ) = (( ) ( ) + ( ) )
Jika dz 0 dan dy = 0
1 ( )( ) = 0
1
1 ( )( ) = ( ) =
( )
= ( )= ( )
Jika dy 0 dan dz = 0
( )( ) + ( ) = 0
( )( ) = ( )
39
1
( )( ) =
( )
( )( )( ) = 1
( )( )( ) = 1
x=P
y=V
z=T
( )( )( ) = 1
Soal
Jawab :
1) PV = RT V =
1
= ( )
( ) =
40
1 1
= .
=
=
diperoleh dari V
=
=
=
1
=
1
=
1
2) = ( ) Dimana V =
( )=
2
1
= ( 2 )
= 2
1
=
Ekspansi
1
= ( )
( ) ( ) ( ) = 1
1
( ) =
( )( )
41
( )
=
( )
( + 2
) ( ) = ( + 2
) ( ) = ()
=
() 2
( ) = () Turunan terhadap
r
2
( ) = ()2 + 3
2
( ) = (()2 3
)
3 2()2
( ) = ( ()2 . 3
)
Maka
( )
( ) =
( )
()
( ) = 3 2()2
( )
()2 . 3
42
( ) =
()2 . 3
()2 . 3 2 ()2
. 3 ()
( ) = 3 2 ()2
1
= ( )
1 . 3 ()
= .
3 2 ()2
. 2 ()
=
3 2 ()2
Soal
Jawab :
1) ( + ) ( ) =
2
43
P = () 2
( ) ( ) ( ) = 1
1
( ) =
( )( )
( )
=
( )
( ) = . ?
( ) =
() 2
( ) = ()
( ) =
() 2
= RT ( )1 2
( ) = RT ( )2 + 2 3
2
( ) = (()2 )
3
3 2()2
( )=( )
()2 . 3
44
Maka
( )
( ) =
( )
()
( ) = 3 2()2
( )
()2 . 3
()2 . 3
( ) =
. 3 2 ()2
()
()2 . 3
( ) =
() 3 2()2
3 ()
= 3 2()2
1
= ( )
1 . 3 ()
= .
3 2 ()2
. 2 ()
= ( )
3 2 ()2
Jika b = 0
. 2 (0)
= ( )
3 2 (0)2
. 2 ()
= ( )
3 2 ()2
45
3
= ( )
3 2 2
= ( )
2
1
b. = ( )
( + ) ( ) =
2
(+ 2 )()
T=
( ) ( ) ( ) = 1
( )
( ) =
( )
(+ 2 )()
( ) =
+ 2
=
()
( ) =
+ 2
( ) =
2
2 + 3
( ) =
46
()
( )
( ) = . 2
2 + 3
( )
()
( )=( ) 2
( 2 + 3 )
)
= 2
( 2 + 3 )
Jika b = 0
1 ()
= 2
( 2 + 3 )
1
=
( 2 )
1
= 2
( )
2
2
= ( 2 )
Jawab :
( ) =
47
( ) ( ) ( ) = 1
1
( ) =
( )( )
( )
=
( )
1 1
= ( ) =
( )
V = ( ) = ( )
( )
( ) =
( )
()
= (V)
( ) =
1
= ( )
V
1
= ( )
V
48
1
( ) = ( )
V
( )
= V
( )
= +
V
1 ( )
= ( ( + ))
V
( )
= ( ( + ))
V V
1 1
= . (( )) +
1
= ln Vo
49
BAB III
HUKUM COULOMB
50
lurus dengan muatan pada masing-masing
benda tersebut.
Gaya Coulomb
Jika kedua muatan merupakan muatan
sejenis maka gaya yang bekerja bersifat tolak-
menolak. Jika kedua muatan mempunyai tanda
yang berlawanan, gaya yang bekerja bersifat
tarik-menarik. ika kedua muatan merupakan
muatan sejenis maka gaya yang bekerja bersifat
tolak-menolak. Jika kedua muatan mempunyai
tanda yang berlawanan, gaya yang bekerja
bersifat tarik-menarik.
51
Gaya coulomb menyatakan bahwa
muatan listrik yang sejenis tolak-menolak,
sedangkan muatan listrik tak sejenis tarik-
menarik seperti terlihat pada gambar diatas.
Perhatikan gambar diatas yang
menggambarkan dua buah benda bermuatan
listrik q1danq2terpisah pada jarak r. Apabila
kedua benda bermuatan listrik yang sejenis,
52
kedua benda tersebut akan saling tolak-menolak
dengan gaya sebesar F dan jika muatan listrik
pada benda berlainan jenis, akan tarik-menarik
dengan gaya sebesar F.
55
mendalam. Sampai saat itu, kita akan
menggunakan relasi berikut:
= (arus listrik) (3.4)
1 = (1 )(1) (3.5)
1 2
F= (untuk vektor) (3.6)
2
56
di mana adalah konstanta pembanding, pada
satuan SI memiliki nilai
1 1 2
= (dalam ruang vakum)(3.7)
40 2
di mana
1
0 = = 8,85 x 10-12 C2/ N.m2.
4
57
Hukum Coulomb mendeskripsikan gaya antara
dua muatan ketika berada dalam keadaan diam.
Gaya-gaya tambahan berperan ketika muatan
sedang bergerak. Ketika menghitung dengan
hukum coulomb, kita biasanya mengabaikan
tanda muatan-muatan dan menentukan arah
berdasarkan pada apakah gaya tersebut tarik
menarik atau tolak menolak.
1 1 2 1 2
= = (3.8)
40 2 2
58
distribusi muatan pada masing-masing tidak
asimetris ketika dua atau lebih muatan
berinteraksi. Dalam hal ini, r,yaitu jarak antara
titik-titik pusat bola, harus jauh lebih besar
daripada jumlah jari-jari kedua bola.
1, = 12 + 13 + 14 + 15 + + 1,
(3.9)
59
Contoh soal:
(9,0 109 . 2 / 2 )(1,6 1019 ) (1,6 1019 )
=
(0.53 1010 )2
= 8,2 x 10-8 N
60
Diketahui dua buah elektron memiliki
muatan yang sama dengan jarak q1 dan q2
dengan r = 5,3 10-11 m.
Dengan persamaan umum gaya listrik yaitu:
=0,82 x 10-8 N
BAB IV
61
MEDAN LISTRIK
A. Medan Listrik
Medan adalah daerah yang masih dipengaruhi
oleh muatan listrik. Dengan tiap-tiap titik
didalam ruang didekat bumi maka kita dapat
mengasosiasikan sebuah vektor medan gravitasi
g. Jika m adalah massa benda dan F adalah
gaya gravitasi yang bekerja pada benda
tersebut, maka g diberikan oleh
g = F/m 4.1
ini adalah sebuah contoh medan vektor. Untuk
titik-titik di dekat permukaan bumi maka
medan tersebut sering kali diambil uniform;
yakni, g adalah sama untuk semua titik.
B. Medan Listrik E
Untuk mendefinisikan medan listrik secara
operasional, kita menempatkan sebuah muatan
uji yang kecil q0 (untuk memudahkan maka kita
menggangap q0 positif) pada titik di dalam
ruang yang diselidiki, dan kita mengukur gaya
listrik F (Jika ada) yang bekerja pada benda ini.
Medan listrik E pada titik tersebut didefinisikan
sebagai:
E= 4.2
0
Disini E adalah sebuah vektor karena F adalah
sebuah vektor, dan q0 adalah sebuah skalar.
62
Arah E adalah arah F, yakni, yang menyatakan
di dalam arah mana sebuah muatan positip yang
diam yang ditempatkan pad titik tersebut akan
cenderung bergerak.
Defini medan gravitasi E sangat mirip dengan
definisi medan listrik, kecuali bahwa massa
benda uji dan bukan muatannya adalah sifat
yang dipergunakan untuk mendefinisikan
gravitasi tersebut. Walaupun satua-satuan g
biasanya dituliskan sebagai m/s2, namun
satuan-satuan tersebut dapat juga dituliskan
sebagai N/kg. Satuan-satuan E adalah N/C. Jadi
kedua-dua g dan E dinyatakan sebagai sebuah
gaya dibagi oleh sebuah sifat (massa atau
muatan) benda uji tesebut.
Di dalam memakaikan persamaan 4.2 harus
menggunakan sebuah muatan uji yang sekecil
mungkin. Sebuah muatan uji yang besar dapat
mengganggu muatan-muatan primer yang
bertanggungjawab menghasilkan medan
tersebut,yang berarti akan mengubah kuantitas
yang kita coba mengukurnya. Tepatnya,
persamaan 4.2 harus diganti oleh
= lim 4.3
00 0
Persamaan ini mengharuskan kita untuk
menggunakan muatan uji q0 yang semakin
bertambah kecil, dengan menghitung
63
perbandingan F/ q0 pada setiap langkah. Maka
medan listrik E tersebut adalah batas (limit)
perbandingan ini jika ukuran muatan uji
tersebut mendekati nol.
Secara ideal, E didefinisikan sebagai limit F/q
dan q diambil lebih kecil dan lebih kecil lagi,
sehingga mendekati nol. Dengan demikian E
diukur dalam satuan Newton pe Coulomb
(N/C).
0
E = /0 (muatan yang diuji)
2
E = (untuk satu muatan) 4.3
2
Atau dalam 0 :
1
E= 4.4
40 2
Untuk E total:
= 1 + 2 + 3 + +
= 4.5
Atau
= cos 4.7.b
65
Dari persamaan (4.7.b) berarti nilai
maksimun ketika sejajar . Berikut ini diuraikan
beberapa contoh cara menentukan fluks medan listrik.
66
b. Untuk muatan yang dipengaruhi oleh luas
permukaan
=
= . 4.12
c. Untuk muatan yang dipengaruhi oleh
volume
=
= . 4.13
Contoh soal
67
Diketahui dua buah elektron memiliki
muatan yang sama dengan jarak q1 dan q2
dengan r = 5,3 10-11 m.
Dengan persamaan umum gaya listrik yaitu:
=0,82 x 10-8 N
1 ( 1 )+( 1 )
12 = =
|1 | 2 2
( 1 ) +( 1 )
E =
2
68
( 1 )+( 1 )
E= 2 2 1/2
2
2 2
({( 1 ) +( 1 ) } ) ( 1 ) +( 1 )
.( 1 ) +( 1 )
= 2 2 3/2
{( 1 ) +( 1 ) }
BAB V
HUKUM GAUS
69
Hukum Gaus berisi tentang hubungan
penting dalam hal kelistrikan, dikembangkan
oleh seorang matematikawan terkenal Karl
Fredrich Gauss (1777-1855). Hukum ini
menghubungkan medan listrik dan muatan
listrik, dan merupakan hukum Coulomb yang
lebih umum dan disempurnakan.
d=E.dA
= = .
d=E dA cos
71
Fluks total untuk permukaan S adalah
= cos
=EA=EA
N =
= cos =
73
Medan listrik di sebarang tempat pada
permukaan tegak lurus terhadap permukaan
tersebut dan memiliki besar
E=
= dA=E
= . = 4
1 1 2
12 = 4 2 12
0 12
=8,85 1012
2AE=
0
Dimana:
79
=
=
Sehingga:
E=2 =2
0 0
E=2
0
3. Medan Listrik Pada Bola Pejal
Bermuatan
Untuk r >
r<
r>
=
0
E dA=
0
2
E 4 =
0
E=
80
Jadi,medan listrik di luar
suatu kulit bola bermuatan seragam
adalah sama seperti seolah-olah
semua muatan tersebut berada di
pusat kulit.
r<
=
0
E dA=
0
Dimana:
=
E 4 2 = 0
E=
BAB VI
POTENSIAL LISTRIK
81
Bab ini berisi materi tentang potensial
listrik (biasa disebut juga potensial
elektrostatis) di sekitar titik muatan
listrik,tenaga potensial pada pasangan muatan
dan termasuk pula untuk banyak muatan,serta
potensial materi dan medan listrik yang
kireahkan oleh dipol listrik.
W = .
dW = .
Dimana
W =
W =
W = (1)
W =
= (2)
82
=
W = .
W = .
= (1)
1
= (2)
40 2
1
=
40 2
83
1
= 2
40
1
= [ ]
40
1 1
= [ ]
40
1 q
V= =
40
= (3)
dv
= , ,
+ +
V V V
=
x y z
E = V
( + + )
x y z
84
I. POTENSIAL LISTRIK DI SEKITAR
MAUTAN LISTRIK
. = . + . + .
85
Coulomb diderita q berarah radial sehingga
= ,selanjutnya diperoleh
1 1
= ( ) (2.1)
40
= = (2.2)
40
V(r) =
= . . (2.3)
40
86
Permukaan berpotensial serbasama
(equipotensial surface, disingkat ES)
merupakan permukaan yang memiliki
potenesial senilai di semua titik pada
permukaan itu.Sebuah titik atau bola bermuatan
memiliki ES berupa bola konsentris,sedangkan
pada pelat bermuatan listrik yang tersebar
seragam maka ES-nya berupa bidang-bidang
sejajar .
88
1 1 2
= (
40 12
2 3 1 3
+ ) . (2.6)
23 13
1 1 2 3
= ( + )
2 40 12 13
2 1 1 3
+ ( + )
2 40 12 23
3 1 1
+ (
2 40 13
2
+ ) . . (2.7)
23
1
= ( + 2 2
2 1 1
+ 3 3 ) . . (2.8)
89
Persamaan (2.6) memberi informasi bahwa
tenaga potensial oleh system N buah titik
muatan adalah:
1
= (2.9)
80
,=1
Atau
1
= (2.9)
2
,=1
90
= .
91
perubahan energy potensial muatan q ketika
berpindah di antara dua titik a dan b adalah
= = .
V. GARIS-GARIS EKIPOTENSIAL
93
POTENSIAL LISTRIK YANG
DISEBABKAN OLEH MUATAN TITIK.
= 4
0 r
Contoh
= 2 + 1
2
(9,0 X 109 . 2 )(5,0 10
5
)
=
0,30
2
(9,0 X 109 . 2 )(5,0 105 )
+
0,60
= 7,5 X 105 .
Pada titik B:
= 2 + 1
2
(9,0 X 109 . 2 )(5,0 10
5
)
=
0,40
2
(9,0 X 109 . 2 )(5,0 105 )
+
0,40
= 0 .
95
Harus jelas bahwa potensial akan bernilai nol
disemua tempat pada bidang yang berjarak
yang sama darin kedua muatan.Dengan
demikian bidang ini merupakan permukaan
ekipotensial dengan V =0.
96
BAB VII
ARUS LISTRIK
97
demikian elektron itu tidak melepaaskan diri
dari material konduksi, karena elektron itu
ditarik ke ion positif material itu. Gerak
elektron itu acak, sehingga tidak ada aliran
muatan netto dalam sebarang arah sehingga
tidak ada arus.
I=
98
miliampere (1 mA=10 A) dan mikroampere
(1A = 10 A). .
dQ = q(nAvddt) = nqvdAdt,
I= = nqvd A
I = = nqvd
102
konduktor itu. Maka arus I dan kerapatan arus J
tidak pada tanda muatan itu, sehingga dalam
pernyataan-pernyataan yang di atas itu untuk I
dan Jkita menggantikan q dengan nilai
mutlaknya ||:
I= = n||A(pernyataanumumuntukarus )
J= = n||vd(pernyataanumumuntukkerapatanarus)
Contoh
Muatan listrik sebanyak 240 C mengalir pada
suatu penghantar selama 2 menit. Berapakah
kuat arus listrik yang mengalir pada penghantar
itu?
104
Jawab:
Diketahui :
q= 240 C
t= 2 menit= 120 s
ditanya : I =?
I=
240
I = 120
=2A
B. Hukum Ohm
Georg Simon ohm (1787-1854)
menentukan dengan eksperimen bahwa arus
pada kawat logam sebanding dengan beda
potensial V yang diberikan ke ujung-ujungnya:
IV
105
Besaran aliran arus pada kawat tidak
hanya bergantung pada tegangan, tetapi juga
pada hambatan yang diberikan kawat terhadap
aliran elektron. Dinding-dinding pipa, atau
tepian sungai dan batu-batuan di tengahnya,
memberikan hambatan terhadap aliran arus.
Dengan cara yang sama elektron-elektron
diperlambat karena adanya interaksi dengan
atom-atom kawat. Makin tinggi hambatan ini,
makin kecil arus untuk suatu tegangan V. Kita
kemudian mendefinisikan hambatan sehingga
arus berbanding terbalik dengan hambatan.
Ketika kita gabungkan hal ini dan
kesebandingan diatas, kita dapatkan
I=
V=IR,
R = V/I
Contoh soal:
PENYELESAIN
V= 1,5 V
Ditanya : a. R=.....?
R =
1,5
R = 0.30
= 5,0
1,2
= 5,0
= 0.24 A
108
elektronik, resistor digunakan untuk
mengendalikan besar arus. Resistor mempunyai
hambatan mulai kurang dari satu ohm sampai
jutaan ohm. Dua jenis utama resistor adalah
resistor gulungan kawat, yang terdiri dari
kumparan kawat halus, dan resistor komposisi
, yang biasanya terbuat dari karbon
semikonduktor.
c. Hambat jenis
110
maka akan mudah membatasi arus listrik ke
lintasan atau rangkaian yang didefinisikan
dengan jelas. Perubahan konduktivitas termal
adalah jauh lebih kecil,hanya sebesar faktor
kurang lebih 103, dan biasanya tidak mungkin
untuk membatasi arus kalor ke jangkauan
tersebut.
Contoh soal
PENYELESAIAN
Diketahui :
` = 1,68 x10. m
L= 20 meter
R = 0,01
Ditanya: A=?
a. A =
112
(1,68108 .m) (20 m)
= 0,01 .
= 3,4x10 m
4
d = = 2,1 X 10 m = 2,1 mm
V = IR
= (4,0 A) (0,01 )
= 0,40 V.
Daya listrik
Muatan yang mengalir per detik, ,
merupakan arus listrik, I. Dengan demikian kita
dapatkan
P = IV
P = IV
(18-6a)
= I(IR)
= IR
(18-6b)
= ()V
=
(18-6c)
Contoh soal :
115
dan berapa biaya per bulan ( 30 hari) jika
pemanas tersebut beroperasi 3,0 jam setiap hari
dan perusahaan listrik menghargai 10,5 sen per
kWh ? ( untuk mudahnya, anggap arus yang
mengalir tetap pada satu arah)
PENYELESAIAN
Diketahui :
I = 15,0 A
V = 120 V
Ditanya : P = ?
P = IV
= (15,0 A) (120 V)
= 1.800 W
BAB VII
MEDAN MAGNET
116
Pada awalnya magnet dikenal sebagai logam
yang mampu menarik kebanyakan logam-logam
lainnya. Kemudian diketahui bahwa pada setiap
magnet ada dua kutub, kutub utara dan kutub selatan.
Diketahui pula bahwa terdapat gaya tarik-menarik
antara kutub yang berbeda dan gaya tolak menolak
antara kutub yang sama. Besar gaya tarik menarik atau
tolak menolak berbanding terbalik dengan kuadrat
jarak antara kutub magnet, mirip seperti pada gaya
listrik. Tetapi berbeda halnya dengan listrik, tidak
pernah ditemukan adanya kutub magnet yang tunggal,
kutub magnet selalu ditemukan berpasangan. Tidak
pernah (belum pernah) ditemukan adanya monopol
magnet.
117
bekerja pada partikel bermuatan yang bergerak
dengan kecepatan adalah
+
=
)
= (
119
Gambar 8.1: Gambar torka pada loop dalam medan
magnet
120
dengan adalah luas loop. Atau secara vektorial dapat
dituliskan
=
122
seluruh bagian elemen arus harus dijumlahkan,
sehingga
= 0
4 2
0
=
2
125
=
dengan adalah uks medan magnet yang menenmbus
suatu loop, yang didefenisikan sebagai berikut
.
=
= = sin
127
ii) Putar sekrup putar kanan dari arah vector
panjang kawat ke arah vector medan
magnet
iii) Arah maju sekrup sama dengan arah gaya
lorentz pada kawat.
8.7Defenisi SatuTesla
Jika arah arus dan arah medan magnet saling
tegak lurus ( = 90 , sin = 1)
Maka gaya lorentz pada kawat memenuhi
=
Jika kawat dialiri satu ampere dan panjang kawat yang
dikenai medan magnet adalah satu meter, maka
besarnya medan magnet sama dengan satu tesla jika
gaya yang bekerja pada kawat adalah satu Newton.
Contoh soal :
Kawat yang panjangnya 10 m ditempatkan dalam
medan magnet yang kuat medannya 0.01 T . bagian
kawat yang dikenai medan magnet hanya sepanjang 10
cm, arah arus kawat terhadap medan magnet
membentuk sudut 30 . Berapa besar gaya yang bekerja
pada kawat?
Jawab
128
maka
= sin
=(
) = ( )
129
Tetapi , adalah pa njang per satuan waktu. Untuk
perpindahan muatan dan
muatan yang bergerak,
adalah lama waktu perpindahan. Jadi tidak lain dari
kecepatan muatan , atau =
Akhirnya dengan subtitusi persamaan (4.7) ke dalam
(4.6) diperoleh gaya lorentz pada muatan yang
bergerak memenuhi
=
Besarnya gaya lorentz menjadi
= sin
Dengan adaalah sudut antara vector dan vector
130
Gambar 8.8 Lintasan muatan listrik yang bergerak
dalam medan magnet mengalami pembelokan akibat
Gaya Lorentz. Muatan yang bermuatan positif dan
nrgatif membelok ke arah yang berlawanan.
Contoh Soal
Sebuah partikel yang mempunyai massa 200 miligram
dan membawa muatan 2 108 Coulomb ditembakkan
tegak lurus dan horisontal pada medan magnet serba
sama yang horisontal dengan kecepatan 5 104 m/s.
Jika partikel itu tidak mengalami perubahan arah,
tentukan kuat medan magnet
Jawab
Diberikan
-4
m = 200 miligram = 2 10 kg
4
v = 5 10 m/s
= 2 108 C
= 10 m/s2
131
132