Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

SISTEM TERMODINAMIKA

DISUSUN OLEH :

Astry Lestari ( 06101381823055 )

Dosen Pengampuh : Dr. Effendi Nawawi, M.Si

PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020

i
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT ,karena
tanpa rahmat dan ridho-Nya ,kita tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
tepat waktu.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Termodinamika.
Dalam makalah ini membahas tentang sistem termodinamika, jenis-jenis sistem
termodinamika, dan kesetimbangan termodinamik.

Tak ada gading yang tak retak, begitu pula dengan makalah ini. Mungkin dalam
pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami ketahui. Maka dari itu kami
mohon saran dan kritik dari teman-teman maupun dosen demi perbaikan makalah ini .

Palembang, 28 Januari 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................. 1


1.2 RUMUSAN MASALAH ............................................................................. 1
1.3 TUJUAN MAKALAH ................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 2

2.1 Sistem Termodinamika.....................................................................2


2.2 Kesetimbangan termodinamika ........................................................... 8
2.3 Pengertian Gas Nyata ............................................................................ 14

BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 21

3.1 KESIMPULAN ........................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 22

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Semua mahluk hidup melakukan pekerjaan.Tumbuh-tumbuhan melakukan pekerjaan
ketika mengangkat air dari akar ke cabang-cabang,hewan melakukan melakukan pekerjaan
ketika berenang ,merayap, dan terbang.Kerja juga terjadi ketika pemompaan darah melalui
pembuluh darah dalam tubuh dan pada pemompaan ion-ion melewati dinding sel .Semua
kerja ini diperoleh dari pengeluaran energy kimia yang disimpan dalam makanan yang
dikonsumsi oleh mahluk hidup.

Termodinamika berasal dari dua kata yaitu thermal (yang berkenaan dengan panas)
dan dinamika (yang berkenaan dengan pergerakan).Termodinamika adalah kajian mengenai
hubungan,panas, kerja, dan energy dan secara khusus perubahan panas menjadi kerja.Hukum
termodinamika pertama dan kedua dirumuskan pada abad ke-19 oleh para ilmuan mengenai
peningkatan efisiensi mesin uap.Bagaimanapun hokum ini merupakan dasar seperti hokum
fisika lainnya.Mereka membatasi efisiensi amuba atau ikan paus seperti mereka membatasi
efisiensi mobil atau tenaga nuklir tumbuhan

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa itu sistem termodinamika ?
2. Bagaimana persamaan keadaan suatu sistem termodinamik?
3. Apa itu persamaan gas nyata ?

1.3 TUJUAN MAKALAH


1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem termodinamika

2. Untuk mengetahui persamaan sistem kesetimbangan termodinamika

3. Untuk mengetahui persamaan gas nyata

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Sistem Termodinamika
Sebuah konsep penting dalam termodinamika adalah sistem termodinamika , sebuah
daerah tepat didefinisikan dari alam semesta yang diteliti. Segala sesuatu di alam semesta,
kecuali sistem ini dikenal sebagai lingkungan . Sebuah sistem dipisahkan dari sisa alam
semesta dengan batas yang dapat nosional atau tidak, tetapi yang oleh konvensi memisahkan
volume terbatas. Pertukaran kerja , panas , atau materi antara sistem dan lingkungan
mengambil tempat di batas ini.
Batas-batas dari empat jenis: tetap, bergerak, nyata, dan imajiner. Sebagai contoh,
dalam sebuah mesin, batas tetap berarti piston terkunci di posisinya, dengan demikian, suatu
proses volume konstan terjadi. Dalam mesin yang sama, batas bergerak memungkinkan
piston untuk bergerak masuk dan keluar. Untuk sistem tertutup, batas adalah nyata sedangkan
untuk batas-batas sistem terbuka seringkali imajiner.
Umumnya, termodinamika membedakan tiga kelas sistem, didefinisikan dalam hal
apa yang diperbolehkan untuk melewati batas mereka:

Interaksi sistem termodinamika

Jenis sistem Aliran massa Bekerja Panas

Buka

Ditutup

Terpencil

Berdasarkan interaksi sistem dengan lingkungnnya berkaitan dengan pertukaran


energi dan materi, sistem dibagi 3 yaitu sistem tersekat, sistem tertutup, dan sistem terbuka.
Sistem dikatakan tersekat bila tidak dapat terjadi pertukaran energi dan materi antara sistem
dengan lingkungannya. Misalnya termos ideal penyimpan es, dengan didnding berupa dua
kaca berlapis perak di bagian dalam dan luar, dan diantara keduanya adalah ruang vakum
yang berperan sebagai penyekat. Konstruksi dinding tersebut akan dapat mencegah rambatan
energi dan aliran materi dari dan ke dalam sistem.

2
Sistem dikatakan tertutup bila hanya dapat terjadi petukaran energi antara sistem
dengan lingkungannya. Sebagai contoh adalah suatu silinder baja penyimpan gas, molekul
gas tak dapat menembus baja, sedangkan energi dapat.
Sistem dikatakan terbuka bila dapat terjadi pertukaran energi dan materi antara sistem
dengan lingkungannya. Misalnya air di dalam gelas. Air dapat menguap ke udara, dapat pula
menjadi dingin atau panas, dimana hal tersebut menunjukkan bahwa energi dan amteri dapat
kelura masuk sistem.
Pembagian tersebut berimbas pula pada munculnya istilah pada dinding sistem sesuai
dengan karakteristik sistem, yaitu dinding adiatermal dan diatermal. Dinding adiatermal
adalah dinding sistem yang kedap energi dan materi, sedangkan dinding diatermal adalah
dinding sistem yang hanya kedap energi.

2.1.1 Jenis-jenis sistem pada termodinamika


Klasifikasi sistem termodinamika berdasarkan sifat dari batasan dan arus benda,
energi dan materi yang melaluinya terbagi atas tiga jenis sistem. berdasarkan jenis pertukaran
yang terjadi antara sistem dan lingkungannya, yaitu :

1) Sistem terbuka

Sistem yang mengakibatkan terjadinya pertukaran energi (panas dan kerja) dan benda
(materi) dengan lingkungannya. Sistem terbuka ini meliputi peralatan yang melibatkan
adanya aliran massa kedalam atau keluar sistem seperti pada kompresor, turbin, nozel dan
motor bakar.

Sistem mesin motor bakar adalah ruang didalam silinder mesin, dimana campuran
bahan bahan bakar dan udara masuk kedalam silinder, dan gas buang keluar sistem. Pada
sistem terbuka ini, baik massa maupun energi dapat melintasi batas sistem yang bersifat
permeabel. Dengan demikian, pada sistem ini volume dari sistem tidak berubah sehingga
disebut juga dengan control volume. Kesepakatan yang kita gunakan untuk menganalisis
sistem disini yaitu

 Untuk panas (Q) bernilai positif bila diberikan kepada sistem dan bernilai negatif bila
keluar dari sistem
 Untuk usaha (W) bernilai positif apabila keluar dari sistem dan bernilai negatif bila
diberikan (masuk) kedalam sistem.

3
2) Sistem tertutup

Sistem yang mengakibatkan terjadinya pertukaran energi (panas dan kerja) tetapi
tidak terjadi pertukaran zat dengan lingkungan. Sistem tertutup terdiri atas suatu jumlah
massa yang tertentu dimana massa ini tidak dapat melintasi lapis batas sistem. Tetapi, energi
baik dalam bentuk panas (heat) maupun usaha (work) dapat melintasi lapis batas sistem
tersebut.

Dalam sistem tertutup, meskipun massa tidak dapat berubah selama proses
berlangsung, namun volume dapat saja berubah disebabkan adanya lapis batas yang dapat
bergerak (moving boundary) pada salah satu bagian dari lapis batas sistem tersebut. Contoh
sistem tertutup adalah suatu balon udara yang dipanaskan, dimana massa udara didalam balon
tetap, tetapi volumenya berubah dan energi panas masuk kedalam masa udara didalam balon.

Sebagaimana gambar sistem tertutup dibawah ini, apabila panas diberikan kepada
sistem (Qin), maka akan terjadi pengembangan pada zat yang berada didalam sistem.
Pengembangan ini akan menyebabkan piston akan terdorong ke atas (terjadi Wout). Karena
sistem ini tidak mengizinkan adanya keluar masuk massa kedalam sistem (massa selalu
konstan) maka sistem ini disebut control mass. Suatu sistem dapat mengalami pertukaran
panas atau kerja atau keduanya, biasanya dipertimbangkan sebagai sifat pembatasnya:

 Pembatas adiabatik: tidak memperbolehkan pertukaran panas.


 Pembatas rigid: tidak memperbolehkan pertukaran kerja.

Dikenal juga istilah dinding, ada dua jenis dinding yaitu dinding adiabatik dan
dinding diatermik. Dinding adiabatik adalah dinding yang mengakibatkan kedua zat
mencapai suhu yang sama dalam waktu yang lama (lambat). Untuk dinding adiabatik
sempurna tidak memungkinkan terjadinya pertukaran kalor antara dua zat. Sedangkan
dinding diatermik adalah dinding yang memungkinkan kedua zat mencapai suhu yang sama
dalam waktu yang singkat (cepat).

3) Sistem terisolasi

Sistem yang mengakibatkan tidak terjadinya pertukaran panas, zat atau kerja dengan
lingkungannya. Contohnya : air yang disimpan dalam termos dan tabung gas yang terisolasi.
Dalam kenyataan, sebuah sistem tidak dapat terisolasi sepenuhnya dari lingkungan, karena

4
pasti ada terjadi sedikit pencampuran, meskipun hanya penerimaan sedikit penarikan
gravitasi. Dalam analisis sistem terisolasi, energi yang masuk ke sistem sama dengan energi
yang keluar dari sistem.

Karakteristik yang menentukan sifat dari sistem disebut property (koordinat


sistem/variabel keadaan sistem), seperti tekanan (p), temperatur (T), volume (v), masa (m),
viskositas, konduksi panas dan lain-lain. Selain itu ada juga koordinat sistem yang
didefinisikan dari koordinat sistem yang lainnya seperti, berat jenis, volume spesifik, panas
jenis dan lain-lain.

Suatu sistem dapat berada pada suatu kondisi yang tidak berubah, apabila masing-
masing jenis koordinat sistem tersebut dapat diukur pada semua bagiannya dan tidak berbeda
nilainya. Kondisi tersebut disebut sebagai keadaan (state) tertentu dari sistem, dimana sistem
mempunyai nilai koordinat yang tetap. Apabila koordinatnya berubah, maka keadaan sistem
tersebut disebut mengalami perubahan keadaan. Suatu sistem yang tidak mengalami
perubahan keadaan disebut sistem dalam keadaan seimbang (equilibrium).
2.1.2. Hukum Termodinamika

Pada termodinamika, terdapat 4 hukum yang berlaku secara universal.

 Hukum Termodinamika 0

Hukum termodinamika 0 berbunyi “Jika dua sistem berada dalam kesetimbangan termal
dengan sistem ketiga, maka mereka berada dalam kesetimbangan termal satu sama lain”.

Hukum ini menjelaskan kesetimbangan termal berlaku universal, dengan kata lain apapun
zat atau materi benda akan memiliki kesetimbangan termal yang sama bila disatukan.

 Hukum Termodinamika 1

Hukum termodinamika 1 berbunyi “Energi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan,


melainkan hanya bisa diubah bentuknya saja” menunjukkan hukum kekekalan energi.

Hukum ini dapat dijelaskan dalam persamaan matematik, yaitu:

keterangan =

= Kalor/panas yang diterima/dilepas (J),

adalah energi/usaha (J),

adalah perubahan energi (J).

5
Dari persamaan tersebut dapat diketahui bahwa seluruh kalor yang diterima atau dilepas oleh
benda akan dijadikan usaha ditambahkan dengan perubahan energi.

 Hukum Termodinamika 2

Hukum 2 Termodinamika berbunyi “Kalor mengalir secara alami dari benda yang panas ke
benda yang dingin; kalor tidak akan mengalir secara spontan dari benda dingin ke benda
panas tanpa dilakukan usaha”. Secara implisit hukum ini menunjukkan kondisi alami dari
alur kalor suatu objek dengan sistem.

 Hukum Termodinamika 3

Hukum 3 Termodinamika berbunyi “Entropi dari suatu kristal sempurna pada absolut nol
adalah sama dengan nol,”

2.1.3. Proses-proses Termodinamika

Proses termodinamika terbagi menjadi empat macam, tergantung dari keadaan tekanan,
volume, dan suhu saat terjadinya proses tersebut. Proses-proses tersebut umumnya
digambarkan dalam diagram P-V, yaitu diagram yang menggambarkan tekanan (P) dan
volume (V) saat proses terjadi. Ada dua hal penting yang harus diingat dari berbagai jenis
proses-proses termodinamika, yaitu variabel yang berubah dan usaha yang dilakukan. Usaha
yang terjadi pada suatu proses termodinamika dapat diketahui dengan menghitung luasan
grafik P-V.

 Isobarik

Isobarik adalah proses termodinamika yang tidak mengubah nilai tekanan sistem ( ).
Nilai usaha dapat dihitung dengan persamaan berikut.

Dari rumus tersebut, diketahui juga bahwa apabila volume membesar (terjadi pemuaian)
maka usaha bernilai positif, dan bila volume mengecil (terjadi penyusutan) maka usaha
bernilai negatif.

 Isokhorik

6
Isokhorik adalah proses termodinamika yang tidak mengubah nilai volume sistem (
). Pada proses ini, nilai usaha adalah 0 karena tidak terdapat suatu luasan bangun
yang terdapat pada gambar P-V.

 Isotermik

Isotermik adalah proses termodinamika yang tidak mengubah nilai suhu sistem ( ).

Nilai usaha pada proses isotermik dinyatakan dengan persamaan berikut:

Dimana n adalah jumlah zat yang dinyatakan dengan satuan mol, R adalah konstanta gas, dan
T adalah suhu. Rumus ini didapatkan dengan menggabungkan persamaan usaha di diagram
P-V dengan persamaan gas ideal.

 Adibatik

Adiabatik adalah proses termodinamika yang tidak mengubah nilai kalor sistem ( )

7
Pada gas monoatomic, usaha yang dilakukan pada proses adiabatik dapat dinyatakan dengan
persamaan:

2.2. Kesetimbangan termodinamik


Dalam termodinamika, suatu sistem termodinamik disebut berada dalam
kesetimbangan termodinamik bila sistem tersebut berada dalam keadaan setimbang mekanis,
setimbang termal dan setimbang secara kimia. Dalam kesetimbangan termodinamik, tidak
ada kecenderungan untuk terjadi perubahan keadaan, baik untuk sistem maupun untuk
lingkungannya.

Kesetimbangan mekanis terjadi apabila tidak ada gaya yang takberimbang di bagian
dalam sistem, dan juga antara sistem dan lingkungannya. Dalam kesetimbangan termal,
semua bagian sistem bertemperatur sama, dan sistem juga memiliki suhu yang sama dengan
lingkungannya.

Dalam kesetimbangan kimia, suatu sistem tidak mengalami perubahan spontan dalam
struktur internalnya, seperti reaksi kimia. Sistem dalam kesetimbangan kimia juga tidak
mengalami perpindahan materi dari satu bagian sistem ke bagian sistem lainnya, seperti
difusi atau pelarutan.

Bila ketiga syarat kesetimbangan tersebut tidak dipenuhi, maka sistem termodinamik disebut
berada dalam keadaan yang tidak setimbang.

Termodinamika klasik meliputi keadaan kesetimbangan dinamis. Keadaan lokal dari suatu
sistem pada kesetimbangan termodinamika ditentukan oleh nilai dari parameter intensifnya,
seperti tekanan dan suhu. Untuk lebih spesifik, kesetimbangan termodinamika
dikarakteristikkan oleh potensial termodinamika minimum, seperti energi bebas Helmhlotz,
yaitu sistem pada suhu dan volume sama:

A = U - TS;

atau energi bebas Gibbs, yaitu sistem dengan tekanan dan suhu tetap:

G = H - TS.

di mana T = suhu, S = entropi, U = energi dalam dan H= entalpi. Energi bebas Helmholtz
sering dinotasikan dengan simbol F, tetapi penggunaan A dipilih oleh IUPAC [2]. Proses
yang mengatur suatu kesetimbangan termodinamika disebut termalisasi. Suatu contoh adalah
suatu sistem dengan partikel yang berinteraksi tidak terganggu oleh pengaruh luar. Dengan
interaksi, mereka akan menggabungkan energi/momentum di antara mereka dan mencapai
suatu keadaan di mana statistik umum tidak berubah terhadap waktu.

8
2.2.1 Persamaan keadaan suatu sistem kesetimbangan termodinamika

Dengan melihat bentuk turunan dari potensial termodinamika, hubungan berikut dapat
diturunkan:

 Untuk sistem terisolasi sempurna, ΔS = 0 pada kesetimbangan.

 Untuk sistem dengan suhu dan volume tetap, ΔA = o pada kesetimbangan.

 sistem dengan suhu dan tekanan tetap, ΔG = 0 pada kesetimbangan.

Jenis lain dari kesetimbangan yang dicapai adalah sebagai berikut:

 Dua sistem dalam kesetimbangan termal saat suhu sama.

 Dua sistem dalam kesetimbangan mekanik saat tekanan mereka sama.

 Dua sistem dalam kesetimbangan difusi saat potensial kimia mereka sama.

2.2.2. Proses Kesetimbangan Termodinamika

Sebuah proses termodinamika adalah pengembangan energik dari sistem


termodinamika melanjutkan dari keadaan awal ke keadaan akhir. Jalan melalui ruang variabel
termodinamika seringkali ditentukan dengan memegang variabel termodinamika tertentu
konstan. Sebuah fungsi negara adalah variabel termodinamika yang hanya bergantung pada
keadaan saat ini dari sistem, bukan jalan yang diambil untuk mencapai keadaan itu.
Sebaliknya suatu fungsi proses tidak bergantung pada jalan.

Contoh dari serangkaian proses termodinamika yang membentuk siklus Stirling

Sebuah proses termodinamika dapat divisualisasikan dengan grafis merencanakan perubahan


sistem variabel negara . Dalam contoh ini, empat proses yang akan ditampilkan. Setiap proses
memiliki awal yang terdefinisi dengan baik dan titik akhir dalam tekanan-volume ruang
keadaan . Dalam contoh khusus ini, proses 1 dan 3 adalah isotermal , sedangkan proses 2 dan
4 isochoric . The diagram PV adalah visualisasi sangat berguna dari sebuah proses, karena
area di bawah kurva dari sebuah proses adalah jumlah pekerjaan yang dilakukan oleh sistem
selama proses tersebut. Dengan demikian kerja dianggap sebagai variabel proses , seperti
nilai eksaknya tergantung pada jalan tertentu yang diambil antara titik awal dan akhir dari
proses. Demikian pula, panas dapat ditransfer selama proses, dan juga merupakan variabel

9
proses. Sebaliknya, tekanan dan volume (serta berbagai properti lainnya ) dianggap variabel
negara karena nilai-nilai mereka hanya bergantung pada posisi titik awal dan akhir, bukan
jalur khusus di antara mereka.

Tekanan - Volume

Para pasangan konjugasi tekanan-volume berkaitan dengan transfer energi mekanik atau
dinamis sebagai hasil dari pekerjaan.

 Sebuah proses isobarik terjadi pada tekanan konstan. Sebuah contoh akan memiliki
piston bergerak dalam silinder, sehingga tekanan dalam silinder selalu pada tekanan
atmosfer, meskipun terisolasi dari atmosfer. Dengan kata lain, sistem ini secara
dinamis terhubung, dengan batas bergerak, ke reservoir yang bertekanan konstan.

 Sebuah proses isochoric adalah satu di mana volume tetap konstan, yang berarti
bahwa pekerjaan yang dilakukan oleh sistem akan menjadi nol. Oleh karena itu, untuk
sistem yang sederhana dari dua dimensi, setiap energi panas ditransfer ke sistem
eksternal akan diserap sebagai energi internal. Sebuah proses isochoric juga dikenal
sebagai proses isometrik atau proses isovolumetric. Sebuah contoh akan
menempatkan kaleng tertutup dapat berisi udara hanya ke dalam api. Untuk
pendekatan pertama, bisa tidak akan berkembang, dan perubahan hanya akan bahwa
gas keuntungan energi internal, sebagaimana dibuktikan oleh peningkatan dalam suhu
dan tekanan. Secara matematis, . Kita bisa mengatakan bahwa sistem
secara dinamis terisolasi, dengan batas yang kaku, dari lingkungan.

Suhu - entropi

Para pasangan konjugasi temperatur-entropi berkaitan dengan transfer energi panas akibat
pemanasan.

 Sebuah proses isotermal terjadi pada suhu konstan. Sebuah contoh akan memiliki
sistem direndam dalam bak konstan suhu yang besar. Setiap pekerjaan yang dilakukan
oleh energi sistem akan hilang ke kamar mandi, tapi suhunya akan tetap konstan.
Dengan kata lain, sistem ini terhubung termal, dengan batas termal konduktif ke
reservoir suhu konstan.

 Sebuah proses adiabatik adalah proses di mana ada tidak ada energi ditambahkan
atau dikurangi dari sistem dengan pemanasan atau pendinginan. Untuk proses
reversible, ini identik dengan proses isentropik. Kita bisa mengatakan bahwa sistem
termal terisolasi dari lingkungannya dan bahwa batasnya adalah isolator termal. Jika
sistem memiliki entropi yang belum mencapai nilai kesetimbangan maksimum,
entropi akan meningkat meskipun sistem termal terisolasi. Dalam kondisi tertentu dua
negara dari sistem dapat dianggap adiabatik accesisble .

 Sebuah proses isentropik terjadi pada konstan entropi . Untuk proses reversibel ini
identik dengan proses adiabatik. Jika sistem memiliki entropi yang belum mencapai

10
keseimbangan maksimum nilai, proses pendinginan mungkin diperlukan untuk
mempertahankan bahwa nilai entropi.

Polytropic proses

Sebuah proses polytropic adalah proses termodinamika yang mematuhi hubungan:

di mana P adalah tekanan, V adalah volume, n adalah setiap bilangan real ("index
polytropic"), dan C adalah konstanta. Persamaan ini dapat digunakan untuk secara akurat
menggambarkan proses tertentu sistem , terutama kompresi atau ekspansi dari gas , tetapi
dalam beberapa kasus, cairan dan padatan .

Proses isotermal ( suhu konstan )

Sebuah proses isotermal adalah perubahan dari suatu sistem, di mana suhu tetap konstan:
Δ T = 0. Hal ini biasanya terjadi ketika sistem berada dalam kontak dengan reservoir termal
luar ( mandi panas ), dan perubahan terjadi perlahan-lahan cukup untuk memungkinkan
sistem untuk terus menyesuaikan diri dengan suhu reservoir melalui panas pertukaran.
Sebaliknya, suatu proses adiabatik adalah di mana sistem pertukaran panas dengan nya
lingkungan (Q = 0). Dengan kata lain, dalam proses isotermal, nilai Δ T = 0 tapi Q ≠ 0,
sedangkan dalam proses adiabatik, Δ T ≠ 0 tapi Q = 0.

2.2.3. Sifat ekstensif dan Intensif pada termodinamika

Sifat Ekstensif

Keadaan termodinamika adalah keadaan makroskopik dari suatu sistem di mana sifat-
sifatnya hanya ditentukan oleh peralatan laboratorium yang menjaga sifat-sifat tersebut pada
nilai tertentu yang dipilih dan tidak tergantung pada waktu. Sifat Termodinamika dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu sifat ekstensif dan sifat intensif. Sifat ekstensif (extensive
property) jika nilai dan keseluruhan sistem merupakan peenjumlahan nilai dari setiap bagian
yang menyusun sistem tersebut.

Nilai sifat ekstensif yang terukur bergantung pada seberapa banyak materi yang
diukur. Massa, panjang dan volume adalah sifat-sifat ekstensif. Semakin banyak materi,
semakin besar massanya. Nilai-nilai dari sifat ekstensif dapat di jumlahkan. Misalnya, dua
keping uang logam mempunyai gabungan yang merupakan jumlah dari masing-masing
keeping uang itu, dan volume yang ditempati air dalam dua buah gelas merupakan jumlah
dari volume air di tiap gelas tersebut.

Sistem adalah bagian dari alam yang menjadi pusat perhatian langsung dalam eksperimen
tertentu. Sistem dapat dicirikan dari volume, yang besarnya tertentu, serta dari mol gas yang
ada di dalamnya, yang bisa berubah-ubah bila sistem bertukar molekul dengan sekelilingnya.
Sifat Ekstensif sistem adalah sifat yang dapat ditulis sebagai jumlah dari masing-masing sifat
subsistem. Volume, massa dan energi adalah sifat-sifat ekstensif yang khas; volume dari
suatu sistem adalah jumlah dari volume-volume subsistem. Sifat ekstensif dipengaruhi oleh

11
ukuran sistem dan dapat berubah menurut waktu. Banyak analisis termodinamika melakukan
perhitungan perubahan sifat ekstensif seperti massa dan energi pada saat sistem berinteraksi
dengan lingkungannya.

Sifat Intensif

Sifat intensif (intensive property) tidak dapat di akumulasikan seperti sifat ekstensif. Nilai
sifat intensif tidak dipengaruhi oleh ukuran sistem dan dapat bervariasi di setiap bagian
sistem pada waktu yang berbeda. Dengan demikian, sifat intensif merupakan sifat posisi
fungsi waktu. Volume spesifik, tekanan dan temperatur adalah contoh sifat intensif yang
digunakan. Suatu sifat intensif sistem adalah sifat-sifat yang sama dengan sifat-sifat yang
bersesuaian dengan masing-masing subsistem tersebut. Suhu dan tekanan adalah sifat-sifat
intensif yang khas; jika suatu sistem pada 298 K dibagi dua, suhu masing-masing bagian akan
tetap 298 K.

Perbedaan sifat ekstensif dan intensif

Sebagai contoh untuk menjelaskan perbedaan antara sifat ekstensif dan intensif dapat
digunakan contoh di mana terdapat sejumlah massa yang terdiri dari beberapa bagian dan
keseluruhannya memiliki temperatur yang sama. Massa dan volume total yang dimiliki benda
tersebut, merupakan penjumlahan dari massa dan volume setiap komponennya. Namun
demikian, temperatur total benda tersebut bukanlah merupakan jumlah dari temperatur
masing-masing komponen, melainkan temperatur setiap bagian benda tersebut adalah sama.
Massa dan volume merupakan sifat ekstensif, sedangkan temperatur adalah sifat intensif.
Jadi, yang membedakan disini adalah, sifat intensif tidak bergantung pada jumlah materi yang
di ukur, sedangkan sifat ekstensif bergantung terhadap materi yang di ukur.

yang bervariasi.

2.2.4. Energi Dalam

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai hukum pertama termodinamika kita harus
memahami terlebih dahulu mengenai usaha, kalor dan energi serta energi dalam. Karena
sebelumnya kita telah membahas mengenai usaha, kalor dan energi, maka yang perlu dibahas
sekarang adalah mengenai energi dalam.

Setiap benda memiliki energi yang tidak tampak dari luar. Energi ini disebut energi
dalam. Energi dalam berhubungan dengan aspek mikroskopik zat. Kita ketahui bahwa setiap
zat terdiri atas atom-atom atau molekul molekul yang bergerak terus-menerus. Dari gerakan
ini, zat memiliki energy kinetik. Antara molekul-molekul zat juga terdapat gaya yang disebut
gaya antarmolekul. Karena gaya antarmolekul ini, molekul-molekul memiliki energi
potensial. Jumlah energi kinetik dan energi potensial yang berhubungan dengan atom-atom
atau molekul-molekul zat disebut energi dalam. Untuk gas ideal, gaya antarmolekul dapat
diabaikan, sehingga energi potensial molekul-molekul adalah nol. Dengan demikian, energi
dalam hanyalah total energi kinetik dari seluruh molekul.

12
Energi dalam adalah suatu sifat mikroskopik zat, sehingga tidak dapat diukur secara
langsung. Yang dapat diukur secara tidak langsung adalah perubahan energi dalam (notasi
ΔU), yaitu ketika sistem berubah dari keadaan awal (diberi indeks 1) ke keadaan akhir (diberi
indeks 2).

Perubahan energi dalam : ΔU = U2 – U1

Formulasi Usaha, Kalor dan Energi Dalam

a. Formulasi Usaha
Proses yang terjadi pada tekanan tetap disebut proses isobarik. Usaha W dapat
dihitung dari persamaan: W=F.s dengan F adalah besar gaya dan s adalah besar perpindahan.
Gaya F ditimbulkan oleh tekanan gas ρ yang bekerja pada bagian bawah pengisap, yang
besarnya F=p.A, sehingga usaha W dapat ditulis: W=(p.A).s. Karena As sama dengan
perubahan volum gas, ΔV=V2-V1, dengan V2 dan V1 adalah volum akhir dan awal. Maka
usaha W dapat dinyatakan oleh persamaan:

Usaha pada proses isobarik: W = p.ΔV = p(V2-V1)

Rumus W = p.ΔV pada persamaan diatas hanya dapat digunakan untuk menghitung usaha gas
pada tekanan tetap (proses isobarik). Jika tekanan gas berubah, usaha W harus dihitung
dengan cara integral. Secara umum, usaha dihitung dengan persamaan integral berikut:

Rumus umum usaha gas: W = ∫ p dV

Usaha diferensial dW yang dilakukan gas selama perpindahan :

dW = F.ds = ( pA )( ds ) = p ( A ds )

= p dV

b. Formulasi Kalor
Kalor yang diserap atau diberikan oleh sistem gas dapat dihitung dari rumus kalor:

Q = m.c.Δt atau Q = C.Δt

Dengan c adalah kalor jenis dan C adalah kapasitas kalor gas.

c. Formulasi Energi Dalam


Telah kita ketahui bahwa untuk gas ideal, energy dalam gas sama dengan total energy kinetik
dari seluruh molekul-molekul gas. Formulasi energy dalam adalah sebagai berikut:

Gas monoatomik: U = 3/2 NkT = 3/2 nRT

Gas diatomik: U = 5/2 NkT = 5/2 nRT

13
Dengan n = jumlah molekul

N = besar mol

K = tetapan Boltzman (k = 1,38 x 1023 J/K)

R = tetapan umum gas (R = 8,31 J/mol = 8310 J/kmol).

Tentu saja perubahan energy dalam ΔU untuk system yang berubah dari suhu awal T 1
ke suhu akhir T2 dapat dinyatakan sebagai berikut:

Gas monoatomik: ΔU = 3/2 nRΔT = 3/2 nR(T2-T1)

Gas diatomic: ΔU = 5/2 nRΔT = 5/2 nR(T2-T1)

Dengan ΔU = U2 – U1.

Persamaan diatas dengan jelas menunjukkan bahwa perubahan energi dalam sistem
hanya bergantung pada suhu awal dan suhu akhir. Dengan kata lain, perubahan energi dalam
ΔU hanya bergantung pada keadaan awal dan akhir sistem, dan tidak bergantung pada
lintasan yang ditempuh sistem untuk mencapai keadaan itu. Karena itu, energi dalam
termasuk fungsi keadaan.

2.3. Pengertian Gas Nyata


Gas merupakan suatu keadaan atau suatu bahan yang dapat dimanfaatkan serta
mampu mengembang tanpa batas dan bebas bergerak sekehendaknya. Oleh karena itu tak
berbentuk dan tak bervolume. Sangat bergantumg pada bentuk wadah yang ditempatinya.
Gaya tarik menarik antara partikel-partikelnya kecil. Tumbukan dan hentakannya lemah.
Atom-atom dan molekul-molekulnya senantiasa berseliweran dan berbenturan satu sama lain
dengan dinding wadah yang didiaminya.

Gas yang mengikuti hukum Boyle dan hukum Charles, yakni hukum gas ideal,
disebut gas ideal. Namun, didapatkan, bahwa gas yang kita jumpai, yakni gas nyata, tidak
secara ketat mengikuti hukum gas ideal. Semakin rendah tekanan gas pada temperatur tetap,
semakin kecil deviasinya dari perilaku ideal. Semakin tinggi tekanan gas, atau dengan dengan
kata lain, semakin kecil jarak intermolekulnya, semakin besar deviasinya.

Paling tidak ada dua alasan yang menjelaskan hal ini. Peratama, definisi temperatur
absolut didasarkan asumsi bahwa volume gas real sangat kecil sehingga bisa diabaikan.
Molekul gas pasti memiliki volume nyata walaupun mungkin sangat kecil. Selain itu, ketika
jarak antarmolekul semakin kecil, beberapa jenis interaksi antarmolekul akan muncul.

Fisikawan Belanda Johannes Diderik van der Waals (1837-1923) mengusulkan


persamaan keadaan gas nyata, yang dinyatakan sebagai persamaan keadaan van der
Waals ataupersamaan van der Waals. Ia memodifikasi persamaan gas ideal (persamaaan 6.5)
dengan cara sebagai berikut: dengan menambahkan koreksi pada P untuk mengkompensasi

14
interaksi antarmolekul; mengurango dari suku V yang menjelaskan volume real molekul
gas. Sehingga didapat:

(P + a ) (V – b ) = R T (a.4 a)
V2
Atau

P= RT a (a.4 b)
2
(V – b) V

a dan b adalah nilai yang ditentukan secara eksperimen untuk setiap gas dan disebut
dengan tetapan van der Waals (Tabel 6.1). Semakin kecil nilai a dan b menunjukkan bahwa
perilaku gas semakin mendekati perilaku gas ideal. Besarnya nilai tetapan ini juga
berhbungan denagn kemudahan gas tersebut dicairkan.

Tabel 6.1g Nilai tetapan gas yang umum kita jumpai sehari-hari.

a b
gas
(atm dm6 mol-2) (atm dm6 mol-2)

He 0,0341 0,0237

Ne 0,2107 0,0171

H2 0,244 0,0266

NH3 4,17 0,0371

N2 1,39 0,0391

C2 H 4,47 0,0571

CO2 3,59 0,0427

H2O 5,46 0,0305

CO 1,49 0,0399

Hg 8,09 0,0170

O2 1,36 0,0318

Gas nyata bersifat tidak sempurna, yaitu gas yang tidak mematuhi dengan tepat
hukum gas sempurnaa. Penyimpangan hukum terutama lebih terlihatpada tekanan tinggi dan
temperatur rendah, khususnya pada saat gas akan mengembun menjadi cair.

15
Gas Nyata

 Gas nyata berbeda dari gas ideal karena terdapat interaksi di antara molekul-
molekulnya.

 Gaya tolakan cukup berpengaruh saat molekul-molekul akan saling bertumbuk


khususnya pada tekanan sangat tinggi.

 Gas pada tekanan tinggi, gas yang kurang dapat terkompresi

 Gaya tarik yang akan bekerja saat jarak antar

Interaksi Molekul

Gas nyata memperlihatkan penyimpangan dari hukum gas sempurna karena molekul-
molekulnya berinteraksi satu sama lain : gaya tolak antar molekul membantu pemuaian dan
gaya tarik membantu penempatan.

Gaya tolak antar molekul netral hanya bearti jika moleku-molekul tersebut hampir
bersentuhan : gaya ini adalah interaksi jarak pendek, sekalipun dengan skala yang diukur
dalam garis tengah (diameter) molekuler. Karena gaya itu adalah interaksi jarak pendek,
tolak-menolak tidak boleh diabaikan hanya jika molekul-molekul tersebut secara rata-rata
berdekatanaa. Ini adalah kasus pada tekanan tinggi, jika sejumlah besar molekul menempati
volum yang kecil. Sebaliknya, gaya terik antar molekul mempunyai jereak relatif jauh dan
gaya tarik itupun efektif diatas beberapa diameter molekuler. Gaya ini penting jika molekul-
molekul cukup berdekatan tetapi tidak perlu bersentuhan. Gaya tarik menjadi tidak efektif
jika molekul-molekul terpisah jauh.

Dengan demikian, pada tekanan rendah, jika molekul-molekul menempati volume


yang besar, pada sebagian besar waktu, molekul-molekul begitu jauh terpisah sehingga gaya
antar molekul tidak mempunyai peranan bearti, dan gas berperilaku sempurna. Pada tekanan
sedang, ketika molekul-molekul secara rata-rata hanya terpisah sejauh beberapa diameter
molekuler, gaya tarik menang terhadap gaya tolak. Dalam hal ini, gas dapat diharapkan lebih
mudah dimamfaatkan ketimbang gas sempurna

2.3.1. Sifat-sifat Gas Nyata


Sifat gas nyata:

 Volume molekul gas nyata tidak dapat diabaikan


 Terdapat gaya tarik menarik antara molekul-molekul gas terutama jika tekanan
diperbesar atau volum diperkecil
 Adanya interaksi atau gaya tarik menarik antar molekul gas nyata yang sangat kuat,
menyebabkan gerakan molekulnya tidak lurus, dan tekanan ke dinding menjadi
kecil, lebih kecil daripada gas ideal.
 Memenuhi persamaan

16
(P + a ) (V – b ) = R T (a.4 a)
V2
Atau

P= RT a (a.4 b)
(V – b) V2

Dimana :
P = Tekanan absolut gas (atm)
V = Volume spesifik gas (liter)
R = Konstanta gas (0,082 L.atm/mol atau 8,314J/Kmol)
T = Suhu /temperatur absolut gas (K)
n = Jumlah mol gas
a,b = Konstanta Van der Waals

2.3.2. Persamaan Van Der Walls


Persamaan Van der Walls, merupakan salah satu bentuk persamaan yang lebih
mendekati realitas. Meskipun demikian, persamaan inipun belum sepenuhnya benar.
Untuk mendapatkan persamaan ini, kita berangkat dari persamaan serta sifat gas ideal.
Masalah yang akan dibahas, berangkat dari fakta, bahwa pengukuran terhadap gas real,
menyimpang dari keidealan. Diduga, bahwa penyimpangan gas real terhadap keidealan
disebabkan karena terdapat dua syarat keidealan yang tidak pernah dapat dipenuhi oleh
gas real, yaitu :
1. Molekul – molekul gas ideal dipandang sebagai titik massa yang tak bervolume atau
tidak memakan tempat. Dengan demikian jika ke dalam ruangan dimasukkan gas,
maka seolah- olah partikel gas tidak membutuhkan tempat. Padahal sebenarnya, tidak
ada materi yang tidak makan tempat. Itulah sebabnya maka volume gas real lebih
besar dari pada gas ideal. Jika penyimpangan volume ini disebut b, maka hubungan
antara V gas real dan V gas ideal adalah :
V = Vid + b (a.1)
Atau
Vid = V – b
dengan V adalah volume molar gas real sedangkan Vid adalah volume molar gas ideal.

2. Pada gas ideal diasumsikan bahwa setiap partikal molekul bekerja gaya atraksi
sedemikian rupa sehingga resultantenya = 0, atau dengan perkataan lain, pada
molekul gas ideal tidak terdapat gaya atraksi sama sekali. Padahal kenyataannya,

17
untuk molekul – molekul yang berada didekat dinding, masih bekerja gaya straksi.
Pengabaian gaya atraksi yang besarnya berbanding terbalik kuadrat volume atau a/V2
inilah yang mengakibatkan pengecilan tekanan gas real dibandingkan gas ideal dalam
relasi :
Pid = p + a
V2 (a.2)
dengan p adalah tekanan gas real.

Untuk mendapatkan persamaan Van der Walls, kita bertolak dari persamaan
gas ideal. Karena sesungguhnya persamaan Van der Walls adalah persamaan gas ideal
yang dimodifikasi dengan memperhitungkan volume partikel serta atraksi antar
molekul. Telah kita ketahui bahwa untuk gas ideal berlaku :
pid Vid = R T
Jika persamaan 1, dimasukkan ke dalam persamaan ini di atas, maka di peroleh :
pid ( V b ) R T (a.3)
Selanjutnya, substitusi persamaan (2) ke dalam persamaan (3), menghasilkan :
(P + a ) (V – b ) = R T (a.4 a)
V2
Atau
P= RT a (a.4 b)
(V – b) V2

Persamaan (4 a) atau (4 b) itulah yang disebut persamaan Van der Walls.

Tabel 1.1 Koefisien van der walls pada temperatur 298 K.


a/ b/
2 -2
(atm L mol ) (10 L mol-2)
-2

Ar 1,325 3,22
CO2 3,592 4,267
He 0,034 2,37
N2 1,390 3,913

Penyusunan persamaan

Interaksi tolak-menolak antara molekul –molekul diperhitungkan dengan asumsi


bahwa interaksi itu menyebabkan molekul-molekul beroerilaku seperti bola kecil tetapi tidak
dapat ditembus. Volume bukan nol molekul menyiratkan bahwa partikel itu tidak bergerak

18
didalam volume V, melainkan terkekeng didalam volume yang lebih kecil V – nb, dengan
menyatakan perkiraan volume total yang ditempati molekul-molekul sendiri. Dengan alasan
ini kita terdorong untuk mengubah hukum gas sempurna p=nRT/V menjadi :
p = nRT
V – nb
Tekanan bergantung baik pada frekuensi tabrakan dengan dinding maupun dengan gaya
setiap tabrakan. Baik frekuensi maupun gaya tabrakan berkurang akibat gaya tarik. Yang
terjadi akibat kekuatan yang secara kasar sabanding dengan konsentrasi molar n/V molekul-
molekul di dalam sampel. Oleh karena itu, tekanan berkurang sebanding dengan kuadrat
konsentrasi ini. Jika pengurangan tekanan ditulis sebagai –a(n/V)2, dengan a menyatakan
konstanta yang khas untuk setiap gas, maka efek gabungan dari gaya tolak dan gaya tarik
adalah persamaan Van Der Walls :
p = nRT a n 2 (1 a)
V – nb V
Persamaan ini sering ditulis dalam istilah volume molar Vm 2 = V/m sebagai :
p = nRT a (1 b)
Vm – nb Vm2
Istilah a/Vm disebut tekanan internal gas. Terkadang lebih baik untuk menata ulang
persamaan tersebut menjadi bentuk yang menyerupai pV = nRT :
p + an2 (V – nb) = nRT (1 c)
V2
Ciri-ciri utama persamaan Van Der Walls :
a) Isoterm gas sempurna diperoleh pada temperatur tinggi dan volume molar besar.
Jika temperatur tinggi, RT dapat menjadi begtu besar sehingga suku pertama dan
dalam persamaan 1b jauh lebih melebihi suku keduanya. Lagi pula, jika volume
molar besar (dalam arti Vm >> b), kita dapat menggantikan penyebutnya Vm –
dengan Vm. Dengan demikian, persamaan menjadi lebih sederhana p=RT/Vm ,
persamaan gas sempurna.
b) Cairan dan gas berada bersama-sama jika efek kohesi dan dispersiberada
dalamkeseimbangan. Lengkungan can der walls terjadi jika kedua suku dalam
persamaan 1b sama besar. Suku pertama berasal dari energi kinetik molekul dan
interaksi tolak menolaknya; suku kedua menggambarkan efek interaksi tarik
menarik.
Konstanta kritis berhubungan dengan koefisien-koefisien van der walls. Untuk T > Tc isoterm
hasil hitungan berosilasi dan masing-masing mencapai nilai minimum, kemudian diikuti

19
dengan nilai maksimu. Nilai–nilai ekstrem ini saling mendekat sewaktu T Tc dan akan
sama nilainya pada T = Tc, dan pada titik kritis, kurva mempunyai perubahan datar. Dari
sifat-sifat kurva, kita tahu bahwa perubahan semacam ini terjadi jika baik turunan pertama
maupun kedua bernilai nol. Dengan demikian, kita dapat menemukan konstanta kritis dengan
menghitung turunan-turunan tersebut dan membuatnya sama dengan nol

20
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan

1. Ada tiga jenis sistem berdasarkan jenis pertukaran yang terjadi antara sistem dan
lingkungan:
 Sistem terisolasi : tak terjadi pertukaran panas, benda atau kerja dengan lingkungan.
 Sistem tertutup : terjadi pertukaran energi (panas dan kerja) tetapi tidak terjadi
pertukaran benda dengan lingkungan.
 Sistem terbuka : terjadi pertukaran energi (panas dan kerja) dan benda dengan
lingkungannya.
2. Fungsi keadaan merupakan sifat suatu sistem dimana berdasarkan sifat tersebut sistem-
sistem yang memenuhi fungsi keadaan adalah sistem yang untuk mencapai kedaan tertentu
hanya tergantung pada kedaan awal dan akhirnya saja, tidak tergantung pada jalan atau proses
untuk mencapai kedaan tersebut.
3. Usaha yang dilakukan oleh sebuah sistem bukan hanya tergan-tung pada keadaan awal
dan akhir, tetapi juga tergantung pada proses perantara antara keadaan awal dan keadaan
akhir.
4. Kalor yang dipindahkan masuk atau keluar dari sebuah sistem tergantung pada proses
perantara di antara keadaan awal dan keadaan akhir.
5.. Besaran (variabel) ekstensif adalah variabel yang harganya tergantung pada jumlah zat
dalam sistem, misalnya volume sistem gas, muatan listrik sistem sel elektrokimia, dan
kandungan energi pada suatu sistem.
6. Gas Nyata

 Gas nyata berbeda dari gas ideal karena terdapat interaksi di antara molekul-
molekulnya.
 Gaya tolakan cukup berpengaruh saat molekul-molekul akan saling bertumbuk
khususnya pada tekanan sangat tinggi.
 Gas pada tekanan tinggi, gas yang kurang dapat terkompresi
 Gaya tarik yang akan bekerja saat jarak antar

21
DAFTAR PUSTAKA

http://hyperphysics.phy-astr.gsu.edu/hbase/thermo/firlaw.html

http://thermodynamicslaw.blogspot.com/2011/12/about-thermodynamics-2.html

http://bowlesphysics.com/images/AP_Physics_B_-_Thermodynamics.ppt

http://en.wikipedia.org/wiki/Thermodynamic_process
https://id.wikipedia.org/wiki/Sifat_ekstensif_dan_intensif
https://www.academia.edu/4305523/Doc_Kelompok_5_TERMODINAMIKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Kesetimbangan_termodinamik
https://www.academia.edu/11348286/Pembahasan_Gas_Nyata

22

Anda mungkin juga menyukai