Abstrak
Percobaan ini berjudul Subtitusi Aromatik Elektrofilik: Nitrasi Fenol. Reaksi substitusi aromatik
elektrofilik merupakan reaksi yang melibatkan cincin aromatis yang salah satuatom H-nya akan diganti
dengan senyawa yang bersifat suka dengan elektron (elektrofil). Dalam percobaan ini terjadi reaksi
subtitusi aromatik yang terjadi adalah nitrasi asam salisilat yaitu terjadi reaksi subtitusi atom H pada
benzena dengan gugus nitro. Tujuan percobaan ini untuk mengetahui cara mensintesis asam p-
nitrosalisilat dari asam salisilat dan kalsium nitrat dengan bantuan asam asetat glasial, mengetahui prinsip
dari reaksi subtitusi aromatik elektrofilik serta mekanisme yang terjadi dalam reaksi tersebut dan
mengetahui fungsi – fungsi
fungsi reagen. Berdasarkan
Berdasarkan percobaan diperoleh produk p-nitr
p-nitrosalisilat
osalisilat dengan masa
0,5 gr,
gr, yield reaksi sebesar 38% dan kesalahan relative sebesar 62%
Kata kunci: Subtitusi Aromatik Elektrofilik, asam salisilat, kalsium nitrat terhidrat, asam asetat glasial,
dan p-nitrosalisilat
1. PENDAHULUAN
Reaksi subtitusi terjadi pergantian gugus fungsional pada suatu senyawa dengan gugus fungsional lain. Percobaan
sintesis pembuatan asam p-nitrosalisilat ini menggunakan reaksi subtitusi aromatik elektrofilik, khususnya nitrasi
untuk menghasilkan produk asam p-nitrosalisilat. Tujuan dari percobaan ini adalah menghasilkan asam p-
nitrosalisilat dengan mereaksikan asam salisilat dengan kalsium karbonat dalam suasana asam dengan prinsipnya
adalah reaksi subtitusi aromatik elektrofilik. Selain itu, percobaan ini juga bertujuan untuk mengetahui prinsip
reaksi subtitusi aromatik elektrofilik beserta mekanisme dari reaksi sintesis asam p -nitrosalisilat.
ion elektrofil yang bermuatan positif dengan atom hidrogen yang berikatan dengan inti benzena. Reaksi yang
paling utama dari senyawa aromatik
aromatik adalah reaksi subtitusi aromatik elektrofilik yang digamba
digambarkan
rkan sebagai (E+)
yang akan bereaksi dengan cincin aromatik dengan menggantikan 1 atom hydrogen. (Riswiyanto, 2009).
Beberapa reaksi substitusi elektrofilik adalah meliputi jenis reaksi nitrasi, halogenasi, sulfonasi,
sulf onasi, reaksi
FriedelCrafts, dan lainnya.
Terdapat 3 komponen penting untuk mekanisme substitusi aromatik elektrofilik:
1. Pembentukan ikatan σ baru dari C = C
= C dalam nukleofil aren
2. Penghapusan proton dengan melanggar ikatan C-H
C-H σ 3. Mereformasi C = C untuk mengembalikan
Aromatisitas Mekanisme ini diwakili oleh serangkaian peristiwa berikut:
1) Pembentukan elektrofil reaktif, E + dari reagen
2) Reaksi lambat dari arena C = C dengan E + untuk memberikan resonansi stabil
karbokation
3. Kehilangan H + dari karbokation untuk mengembalikan C = C dan sistem aromatik
tereftalat,selulosa asetat, da
tereftalat,selulosa dann polivinil asetat, maupun berbagai macam
macam serat
serat d aan kain
n kain
(http://www.chemspider.com/ChemicalStructure.171.html).
(http://www.chemspider.com/ChemicalStructure.171.html).
Prinsip metode yang digunakan pada percobaan ini ialah metode reaksi subtitusi aromatic elektrofilik. Reaksi
substitusi elektrofilik aromatik adalah reaksi pengganti gugusan pada senyawa aromatik antara suatu ion elektrofil
yang bermuatan positif dengan atom hidrogen yang berikatan dengan inti benzena (Riswiyanto, 2009). Dalam
praktikum ini digunakan reagen utamanya adalah kalsium nitrat dan asam salisilat dengan asam asetat glasial
sebagai pemberi suanasa asam dan mendonor H+.
3.1 Alat dan Bahan
Pada percobaan subtitusi aromatic elektrofilik alat yang digunakan sebagai berikut beaker glass, waterbath,
labu bulat, penyaring Buchner, dan ice bath. Sedangkan bahan kimia yang digunakan adalah 1,5 gr kalsium
nitrat, 1 gr asam salisilat, 5 ml asam
asa m asetat glasial, 10 ml air dingin.
Hal yang pertama dilakukan dalam percobaan ini ialah mencampurkan kalsium nitrat dan asam asetat glasial
lalu aduk dengan menjaga suhu larutan 80 C. Setelah itu, tambahkan asam salisilat, dan aduk kembali. T
Tetesi
etesi
larutan dengan 10 ml air dingin. Kemudian dinginkan larutan di dalam ice bath selama kurang lebih satu jam.
Pendinginan selesai, saring kristal yang terbentuk dengan Buchner. Keringkan endapan yang dihasilkan
selama 1 hari lalu timbang massa endapan.
3.4 Penentuan Yield Reaksi dan Kesalahan Relatif
Persamaan reaksi :
Asam salisilat merupakan suatu benzena yang disubtitusi oleh gugus hidroksil (-OH) dan karbonil
(COOH) melalui reaksi subtitusi elektrofilik. Kedua gugus tersebut memiliki pengaruh yang berbeda untuk
kecepatan dan arah penyerangannya. Gugus hidroksil merupakan gugus yang dapat mengaktivasi (pendorong
elektron) inti benzena dan penunjuk
penunjuk pada posisi orto-para. Gugus karbonil merupakan gugus pendeaktivasi
(penarik elektron) cincin aromatis dan memberikan penunjuk pada posisi meta.
Akibat perbedaan kedua gugus tersebut, proses subtitusi elektrofilik yaitu nitrasi, subtituen ion nitronium
(NO2+) akan tersubtitusi pada posisi para dari gugus hidroksil (-OH) dan posisi meta dari gugus karbonil (-
COOH). Reaksi yang terjadi adalah:
Pada percobaan ini, hal pertama yang dilakukan adalah melarutkan 1,5 gram kalsium nitrat
(Ca(NO3)2) ke dalam asam asetat glasial yang telah dihangatkan sebelumnya pada suhu 80 oC pada penangas
air. Kalsium nitrat ini berperan sebagai reagen utama yang akan memberikan ion nitronium (NO 2+) yaitu ion
nuklofil yang dengan kehadiran H + dari asam asetat glasial, maka ion NO2+ akan bereaksi dengan asam salisilat
membentuk asam p-nitrosalisilat. Asam asetat glasial berperan sebagai pemberi suasana asam yang
mendonorkan ion H+ untuk dapat bereaksi dengan Ca(NO 3)2 dan membentuk NO 2+, yang nantinya ion H+ akan
diperoleh kembali pada akhir reaksi substitusi (berperan sebagai katalis). Selanjutnya, jika kalsium nitrat telah
larut, dilakukan penambahan 1 gram asam salisilat. Setelah penambahan asam salisilat, menyebabkan
perubahan warna menjadi coklat kemerahan pada campuran. Asam salisilat berfungsi seb
sebagai
agai reagen utama
gugus – COOH
penyedia gugus – OH pada benzena, sehingga dengan adanya NO 2+ dapat tersubtitusi pada posisi
dan – OH
COOH dan –
para. Asam salisilat berfungsi sebagai reagen utama yang membentuk nitrasi fenol dengan menyumbangkan
Kemudian campuran dipanaskan pada suhu + 80oC selama 1 menit. Suhu
pengarah orto-para pada gugus OH. Kemudian
tidak boleh terlalu tinggi karena apabila terlalu tinggi dikhawatirkan akan merusak cincin benzena karena titik
didih benzena yang tidak terlalu tinggi, sehingga akan terjadi substitusi lanjut karena gugus – OH
OH sebagai
penunjuk orto para.
Larutan yang telah dipanaskan tersebut kemudian menjadi mengental. Larutan yang mengental ini
menandakan bahwa reaksi nitrasi telah terjadi. Selanjutnya, ke dalam larutan ditambah 10 ml aquades dingin
untuk mempercepat pembentuk kristal produk serta melarutkan pengotor polar yang masih terikat pada kristal.
Selanjutnya campuran larutan didinginkan satu jam dengan bak es. Dengan suhu yang rendah kelarutan suatu
zat akan menurun, sehingga pembentukan kristal terjadi lebih cepat. Setelah pendinginan, terbentuk kristal
(endapan) cokelat kehitaman. Kristal p-nitrosalisilat yang terbentuk kemudian disaring dan dilakukan
pencucian dengan menggunakan aquades dingin yang berfungsi sebagai pelarut pengotor polar pada kristal.
Setelah dilakukan penyaringan, kristal yang terbentuk dikeringkan dan dilakukan penimbangan. P-nitrosalisilat
P -nitrosalisilat
yang terbentuk dari hasil percobaan yaitu sebanyak 0, 24 gram dengan % KR 81,79% dan % yield 18,20%.
Mekanisme reaksi yang terjadi pada percobaan ini:
Gambar 15. Mekanisme tahap kedua (subtitusi aromatik elektrofilik/ reaksi nitrasi)
(Sumber: Neneng, 2014)
Terdapat dua tahap reaksi, yang pertama pembentukan ion nitronium. CH 3COOH berfungsi sebagai
pemberi suasana asam da
dann mendonorkan ion H + kepada kalsium nitrat dan akan bereaksi dengan Ca(NO 3)2
membentuk ion CH3COO- dan NO2+ yang bersifat reaktif sehingga mudah menyerang struktur benzena.
Kemudian pada tahap kedua, yaitu terjadi reaksi substiutusi aromatik elektrofilik (reaksi nitrasi). Ketika ion
nitronium (NO2+) tersubtitusi pada senyawa asam salisilat, akan terbentuk karbokation (karbon yang
kekurangan elektron) dan menyebabkan terjadi resonansi elektron pada cincin aromatisnya untuk mencapai
kestabilan. Atom H akan bereaksi dengan ion asetat (CH 3COO-) sehingga akan dih
dihasilkan
asilkan produk aasam
sam
4nitrosalisilat dan asam asetat.
Berdasarkan percobaan, dapat disimpulkan bahwa Asam p-nitrosalisilat dihasilkan melalui reaksi antara asam
salisilat dengan kalsium nitrat dengan bantuan katalis asam asetat melalui reaksi nitratri asam salisilat yang
merupakan reaksi subtitusi elektrofilik. Prinsip da
dasar
sar reaksi nitrasi asam salisilat adalah suatu elektrofil, ion
nitronium (NO2+), dapat menyerang anion aromatik dengan mensubstitusi salah satu
s atu atom hidrogen. Gugus – OH
Gugus – OH
DAFTAR PUSTAKA
Tim KBI Organik. 2016. Diktat
Diktat Praktikum Kimia Organik. Depok: Departemen K
Kimia
imia FMIPA UI. Riswiyanto.
2009. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga.
Nasution, M.Arfin F. 2013.Catatan Penting, Pratikum Sintesis Kimia Organik. Depok: Departemen
kimia FMIPA Universitas Indonesia.
Fessenden, Ralph J dan Fessenden, Joan S.1992. Kimia Organik Jilid 2, Edisi Ketiga (A. H. Pudjaatmaka,
P udjaatmaka,
Penerjemah). Jakarta: Erlangga.