Anda di halaman 1dari 17

BAB I PENGANTAR,

PENGANTAR KONSEP, DAN DEFENISI


TERMODINAMIKA
Pendahuluan
Secara terminologi: kata
kata termodinamika berasal dari bahasa Yunani yang
terdiri dari dua unsur kata, therme (kalor) dan dynamics (tenaga
tenaga gerak atau gaya
gaya).
Kajian termodinamika secara formal di mulai pada awal abad ke-19
19 melalui
pemikiran mengenai hubungan antara kalor/panas (heat)
(
) dan kerja ((work).
Dewasa ini lingkup kajian termodinamika telah menjadi konsep umum tentang
energi (energy)) dan sifat-sifat
sifat
zat (properties of matter). Dalam penerapannya,
termodinamika merupakan rumpun bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
(iptek) yang menggabungkan antara ilmu fisika dan ilmu teknik untuk dapat
menghasilkan suatu produk teknologi yang berguna bagi kehidupan manusia.
Tujuan bab ini adalah untuk memahami konsep dan defensisi termodinamika serta
sejumlah istilah umum, namun memiliki makna khusus dalam ilmu
termodinamika.
1.1 Ruang Lingkup Aplikasi Termodinamika
Prinsip-prinsip
prinsip termodinamika
termodin
bersama ilmu pengetahuan
tahuan teknik lainnya seperti
mekanika fluida, perpindahan kalor, dan perpindahan massa, digunakan untuk
menganalisis dan merancang produk teknologi di bidang
bidang pembangkitan
daya/energi, alat transfortasi, pengolahan zat/gas, dll. Gambar
ambar berikut ini menun
menunjukkan beberapa aplikasi termodinamika dalam kehidupan sehari
sehari-hari.

Gambar 1.1 Berbagai bidang aplikasi termodinamika


ermodinamika teknik
(Sumber: Moran, 2000 dan Cengel, 2002)

Bab
I Pengantar, Konsep, Dan Defenisi Termodinamika

I-1

1.2 Defenisi Sistem


Dalam

termodinamika,

kata

sistem

(systems)

digunakan

untuk

mengidentifikasi subyek proses yang di analisis. Hal ini dimaksudkan untuk


memisahkan subyek proses dengan sekeliling atau lingkungannya (surroundings).
Sistem dipisahkan dengan lingkungannya oleh suatu permukaan atur (surface
control) atau batas sistem (boundary). Batasan ini dapat berbentuk nyata (ril) atau
khayalan (imajiner) serta dapat berada dalam keadaan diam atau bergerak,
misalnya udara yang dikompressi di dalam suatu tabung; udara bertekanan
merupakan sistem, dengan dinding tabung menjadi batasan ril dan diam terhadap
udara atmosfir, sedangkan sebongkah es (air padat) yang berada/melayang di
dalam air cair; bongkahan es merupakan sistem yang memiliki batasan imajiner
dan bergerak di dalam air cair karena sifat-sifat fisiknya berbeda. Jadi sistem
adalah suatu zat secara makroskopis yang mengalami proses dalam suatu
batasan dan dapat berinteraksi dengan lingkungannya dalam bentuk perpindahan
massa dan/atau perpindahan energi. Sistem-sistem termodinamika dibedakan
atas dua jenis, yaitu sistem tertutup (closed systems) atau massa atur (mass
control) dan sistem terbuka (open systems) atau volume atur (control volume).
Sistem tertutup dinyatakan apabila pengkajian hanya dilakukan pada
materi dalam jumlah tertentu dan jenis yang sama karena tidak terjadi perpindahan
massa melalui batasan sistem. Jenis khusus dari sistem tertutup yang tidak dapat
berinteraksi dengan cara apapun dengan lingkungnya disebut sistem terisolasi.
Gambar 1.2 memperlihatkan gas yang berada dalam susunan silinder-piston. Pada
saat katup hisap dan katup buang tertutup, gas (udara dan bahan bakar) yang
sedang atau telah terbakar tersebut dapat dikatakan sebagai sistem tertutup, batas
sistem ialah dinding silinder dan permukaan piston yang ditandai dengan garis
putus-putus.
Sistem terbuka atau volume atur dinyatakan apabila selama analisis,
sedang terjadi aliran massa zat masuk dan keluar melewati batas sistem. Pada
gambar 1.3a tampak diagram sebuah mesin otomotif, yang secara skematik untuk
analisis termodinamikanya diperlihatkan pada gambar 1.3b. Kedua gambar

Bab
I Pengantar, Konsep, Dan Defenisi Termodinamika

I-2

tersebut menunjukkan salah satu model volume atur di mana udara dan bahan
bakar yang masuk serta gas buang (campuran udara
udara dan bahan bakar) keluar
merupakan sistem sedangkan batas sistem ditandai dengan garis putus-putus.
putus putus.

Gambar 1.2 Contoh Sistem Tertutup (Sumber: Moran, 2000)

Gambar 1.3 Contoh Sistem Volume Atur (Sumber: Moran, 2000)

1.3 Sistem dan Perilakunya


Terminologi dan konsep yang dipergunakan untuk menjelaskan sistem dan
perilakunya dalam analisis termodinamika diperkenalkan pada subbab ini.

Tinjauan
njauan Termodinamika Mikroskopik dan Makroskopik
Sistem dapat dikaji berdasarkan tinjauan mikroskopik dan makroskopik
makroskopik.

Pada pendekatan termodinamika mikroskopik atau dikenal sebagai termodinamika


statistik,, pengkajian dilakukan secara langsung pada tingkat struktur dari materi,
dengan tujuan mempelajari perilaku rata-rata
rata rata partikel penyusun sistem dalam
pengkajian
ian dengan menggunakan pengertian statistik dan menghubungkan
informasi yang didapat dengan hasil observasi perilaku sistem secara
makroskopik.

Bab
I Pengantar, Konsep, Dan Defenisi Termodinamika

I-3

Pada pendekatan makroskopik, perilaku termodinamika dikaji secara


keseluruhan berdasarkan sifat-sifat termodinamika zat yang dapat terukur dalam
besaran intensif. Model struktur materi pada tingkat molekuler, atomik, dan subatomik tidak dipergunakan secara langsung, meskipun perilaku sistem dipengaruhi
oleh struktur molekulernya. Pendekatan ini juga sering dikenal sebagai
termodinamika klasik.
Pada aplikasi laser, plasma, aliran gas kecepatan tinggi, kinetika kimia,
kajian kriogenik, dll, metode termodinamika statistik sangatlah penting. Lebih
lanjut pendekatan mikroskopik merupakan instrumen untuk menghasilkan data
tertentu, contohnya kalor spesifik gas ideal. Sedangkan pada aplikasi teknik
umumnya, termodinamika klasik (makroskopik) bukan saja memberikan
pendekatan analisis dan prancangan yang lebih jelas namun juga menggunakan
pemodelan matematika yang lebih sederhana.

Sifat, Keadaan, dan Proses


Pengetahuan tentang sifat sistem dan bagaimana korelasi yang ada

sangatlah penting dalam memahami sistem dan memprediksi perilaku sistem


tersebut. Sifat zat/sistem (property of matter) adalah karakteristik makroskopik
sistem, di mana nilai numeriknya dapat diberikan pada suatu waktu tertentu tanpa
mengetahui sejarah atau proses yang telah dialami oleh sistem itu sendiri. Sifatsifat termodinamika sistem dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu sifat
ekstensif dan sifat intensif. Sifat ekstensif (extensive property) adalah nilai
keseluruhan sistem yang merupakan penjumlahan nilai dari setiap bagian yang
menyusun sistem tersebut. Sifat ini dipengaruhi oleh ukuran sistem (massa dan
jumlah mol) dan dapat berubah menurut waktu. Massa (kg), volume (m3), dan
energi (joule) merupakan contoh sifat ekstensif. Sifat intensif

(intensive

property) adalah nilai yang tidak dapat diakumulasikan seperti pada sifat
ekstensif. Nilai sifat ini tidak dipengaruhi oleh ukuran sistem (massa atau jumlah
mol) dan dapat bervariasi di setiap bagian sistem pada waktu yang berbeda.
Temperatur (oC), tekanan (Pa), dan volume spesifik (m3/kg), merupakan contoh
sifat intensif.

Bab
I Pengantar, Konsep, Dan Defenisi Termodinamika

I-4

Keadaan (state) merupakan kondisi sistem yang dapat ditentukan oleh nilai
sifatnya. Mengingat bahwa terdapat hubungan antara sifat-sifat sistem, maka
keadaan dapat ditentukan berdasarkan nilai pasangan sifatnya begitu pula nilai
sifat-sifat yang lain. Sebuah sistem dikatakan keadaan tunak (steady state) jika
tidak satu pun sifatnya berubah terhadap waktu.
Proses adalah transformasi dari suatu keadaan ke keadaan lainnya yang
berbeda pada dua saat yang berbeda pula. Hal ini ditandai oleh terjadinya
perubahan satu atau lebih sifat-sifat sistem. Jika sistem menunjukkan nilai
sifatnya yang tetap pada dua saat yang berbeda, maka sistem dapat dikatakan
berada dalam keadaan yang sama. Beberapa jenis proses yang dapat dialami oleh
suatu sistem di mana salah satu sifatnya tetap/konstan a.l.
- Proses temperatur konstan (isothermal),
- Proses tekanan konstan (isobarik),
- Proses volume konstan (isometris),
- Proses entropi konstan (isentropis),
- Proses entalpi konstan (throttling),
- Proses adiabatik yaitu proses dengan perpindahan panas sama dengan nol
(sistem tidak mengalami interaksi panas dengan lingkungannya).
Secara umum proses-proses tersebut dikelompokkan dalam bentuk perpindahan
energi dalam bentuk panas (kalor) dan kerja (kompressi dan ekspansi).
Jika sistem/zat mengalami serangakaian proses yang berawal dan berakhir
pada keadaan yang sama, maka sistem tersebut dikatakan mengalami siklus
termodinamika. Dalam aplikasi teknik, siklus termodinamika ini memberikan
peran

pada

mesin-mesin

pembangkitan

daya

serta

mesin-mesin

pembangkit/penyerap kalor.

Fase dan Zat Murni


Fase (phase) menggambarkan sejumlah materi yang homogen dalam

komposisi kimia maupun struktur fisiknya. Homogenitas dalam struktur fisik


berarti bahwa materi tersebut seluruhnya berada dalam kondisi padat, cair, uap

Bab
I Pengantar, Konsep, Dan Defenisi Termodinamika

I-5

atau gas. Suatu sistem dapat terdiri dari satu fase atau lebih. Contoh, suatu sistem
cairan air dan uap air merupakan sistem dua fase.
Zat murni (pure substance) adalah sistem yang memiliki komposisi kimia
sama dan tetap. Zat murni dapat muncul dalam keadaan satu fase atau lebih,
namun komposisi kimianya harus sama dan tetap dalam setiap fasenya. Contoh,
jika cairan air dan uap air membentuk sistem berfase dua, maka sistem tersebut
dapat dianggap sebagai zat murni karena setiap fase memiliki komposisi kimia
yang sama

Kesetimbangan
Keadaan kesetimbangan

(equilibrium

state) adalah

keadaan

yang

ditunjukkan oleh sifat-sifat sistem pada waktu dan tempat tertentu tanpa
dipengaruhi oleh keadaan disekitarnya. Dalam mekanika kondisi kesetimbangan
dicapai oleh gaya-gaya yang sama besar dan bekerja berlawanan arah. Dalam
termodinamika,

konsep

kesetimbangan

lebih

luas

karena

mencakup

kesetimbangan mekanis, panas (thermal), dan kimia.


Kesetimbangan panas (thermal) dicapai apabila dua sistem memiliki
temperatur sama, interaksi kedua sistem hanya melalui perubahan energi dalam.
Sedangkan kesetimbangan mekanis dicapai apabila dua sistem memiliki
temperatur dan tekanan yang sama, interaksi kedua sistem terjadi melalui
perubahan energi dalam dan perubahan volume sistem. Untuk kesetimbangan
kimia dua sistem harus memiliki temperatur dan potensi energi per satuan mol
yang sama, interaksi kedua sistem terjadi melalui perubahan energi dalam dan
jumlah mol. Ke dua sistem tersebut di atas, berada dalam suatu ruang yang terisolasi dan dipisahkan oleh dinding permeable.

1.4 Sifat-Sifat Termodinamika Zat yang Terukur


Tiga sifat intensif yang penting dan mampu ukur dalam termodinamika
teknik ialah volume spesifik (v), tekanan (p), dan temperatur (T). Ke tiga sifat ini
sangat berguna dalam proses analisis termodinamika, baik untuk analisis teoritis

Bab
I Pengantar, Konsep, Dan Defenisi Termodinamika

I-6

maupun untuk analisis praktis terhadap keadaan komponen proses termodinamika,


khususnya tekanan dan temperatur.

Volume Spesifik (v)


Volume spesifik didefenisikan sebagai kebalikan densitas, v = 1/, yaitu

volume persatuan massa, dengan satuan SI m3/kg atau cm3/g sedangkan dalam
satuan Inggris ft3/lb. Volume spesifik merupakan sifat intensif dan dapat berbeda
dari satu titik ke titik lain, dengan kata lain nilainya akan berubah sebagai fungsi
dari perubahan nilai sifat-sifat yang lain. Pada aplikasi tertentu, penulisan volume
spesifik akan lebih mudah jika diberikan dalam basis molar. Jumlah mol suatu
senyawa (n) diperoleh dengan membagi massa (m) dalam satuan kg atau lb
dengan berat molekulnya (M) dalam satuan kg/kmol atau lb/lbmol; atau secara
matematis;
n

m
M

(1.1)

Nilai M ini dapat diperoleh pada Tabel A-1 atau Tabel A-1E. Untuk menandai
suatu sifat berbasis molar, digunakan garis atas (bar) pada penulisan simbolnya v .
Hubungan v dengan v dapat ditulis sebagai,
v M .v

(1.2)

Tekanan (p)
Tekanan (p) adalah gaya normal (tegak lurus) dalam satuan Newton (N)
yang terjadi pada suatu permukaan bidang dalam satuan luas (m2), secara
matematis ditulis:
p

Fnormal
A

(1.3)

dengan p adalah tekanan yang bersatuan Pascal (Pa) atau [N/m2] dalam satuan SI.
Tekanan dalam satuan Inggris adalah lbf/ft2 atau lbf/in2. Satuan turunan dari
Pascal (Pa) yaitu kilopascal (kPa), megapascal (MPa), atau bar (1 bar = 105 Pa).
Bentuk lain satuan tekanan ialah tekanan berdasarkan tekanan atmosfer di
permukaan bumi. Nilai referensi standar untuk atmosfer dan dibandingkan dengan
satuan tekanan yang lain adalah:

Bab
I Pengantar, Konsep, Dan Defenisi Termodinamika

I-7

1standar atmosfer (atm) 1,01325 x 10 5 Pa 14,696 lbf

in 2

Untuk suatu fluida dalam keadaan diam, tekanan dapat berbeda dari suatu
titik ke titik yang lain, misalnya perubahan tekanan atmosfer terhadap ketinggian
dan perubahan tekanan air terhadap kedalaman laut, danau, atau benda lain yang
berisi air. Selanjutnya untuk suatu fluida yang mengalir, gaya yang bekerja pada
bidang yang melintasi suatu titik dalam fluida dapat diuraikan menjadi tiga
komponen yang saling tegak lurus, yaitu satu komponen tegak lurus terhadap
bidang dan dua komponen sejajar bidang. Jika diberikan dalam basis luas bidang,
komponen yang tegak lurus (normal) terhadap bidang disebut tegangan normal
(normal stress), sedangkan dua komponen yang sejajar bidang disebut tegangan
geser (shear stress).
Tekanan yang dimiliki oleh suatu sistem disebut tekanan absolut dengan
simbol p(absolut), sedangkan tekanan absolut disekitar/setempat sistem disebut
tekanan atmosfer absolut dengan simbol patm(absolut). Perbedaan antara
tekanan absolut dengan tekanan atmosfer absolut disebut sebagai tekanan
gage/pengukuran (gage pressure) dengan simbol p(gage) atau tekanan vakum
(vacuum pressure) dengan simbol p(vakum). Istilah tekanan gage digunakan jika
tekanan sistem lebih tinggi dari tekanan atmosfer setempat,
p(gage) = p(absolut) - patm(absolut)
(1.4)
Jika tekanan atmosfer setempat lebih tinggi dari tekanan sistem, maka digunakan
istilah tekanan vakum,
p(vakum) = patm(absolut) - p(absolut)
(1.5)
Hubungan antar berbagai istilah pengukuran tekanan ditunjukkan pada
gambar 1.4 berikut ini.

Bab
I Pengantar, Konsep, Dan Defenisi Termodinamika

I-8

Tekanan absolut
yang lebih tinggi
dari tekanan
atmosfir lokal

p (gage)
Tekanan Atmosfir
p (vakum)

p (absolut)
patm (absolut)

p (absolut)

Tekanan absolut
yang lebih rendah
dari tekanan
atmosfir lokal

Tekanan Nol

Gambar 1.4 Hubungan antara tekanan: absolute, atmosfer, gage, dan vakum
Alat ukur yang sering/umum digunakan pada pengukuran tekanan ialah
manometer dan pipa Bourdon (Bourdon tube). Manometer seperti yang
ditunjukkan pada gambar 1.5 memiliki memiliki satu ujung terbuka ke atmosfer
dan satu ujung yang lain terhubung dengan bejana tertutup yang berisi gas dengan
tekanan yang seragam. Dengan menerapkan persamaan (1-4), perbedaan tekanan
antara tekanan gas dan atmosfer ialah
p p atm g L

(1.6)

yang mana adalah densitas cairan manometer, g adalah percepatan gravitasi, dan
L adalah perbedaan tinggi muka cairan manometer. Dalam berbagai aplikasi
cairan manometer dapat berupa air raksa (mmHg), air (mH2O), dll.

Gambar 1.5 Contoh pengukur tekanan dengan manometer

Bab
I Pengantar, Konsep, Dan Defenisi Termodinamika

I-9

Untuk pipa Bourdon, diperlihatkan pada gambar 1.6, yang memperlihatkan


pipa melengkung dengan penampang elips di mana satu ujung terhubung dengan
tekanan yang diukur dan ujung yang lain terhubung ke penunjuk melalui sebuah
mekanisme. Jika fluida bertekanan memenuhi pipa, penampang pipa berbentuk
elips akan berubah menjadi lingkaran, dan pipa cenderung melurus. Pergerakan
semacam ini diteruskan dengan sebuah mekanisme ke jarum penunjuk.
Pergerakan jarum penunjuk dikalibrasi dengan tekanan yang diketahui, sehingga
dapat dibuat sebuah skala tekanan dengan satuan yang diinginkan. Pipa Bourdon
ini mengukur tekanan relatif terhadap tekanan lingkungannya, sehingga jarum
penunjuk akan menunjukkan angka nol (defleksi minimum) jika tekanan di dalam
sama dengan tekanan di luar pipa.

Gambar 1.6 Contoh alat ukur tekanan dengan tabung Bourdon


Temperatur (T)
Secara umum, suhu (temperatur) merupakan konsep intuisi yang
menyatakan perasaan panas dan dingin yang dihasilkan oleh indera manusia
terhadap suatu benda. Oleh karena keterbatasan indera manusia maka perlu
digunakan skala pengukuran yang dapat menunjukkan nilai temperatur yang lebih
cermat. Skala temperatur ditunjukkan oleh nilai numerik yang berhubungan
dengan suatu titik standar tertentu. Berdasarkan persetujuan internasional,
digunakan titik standar berupa titik tripel (triple point) air (H2O) yang

Bab
I Pengantar, Konsep, Dan Defenisi Termodinamika

I-10

menunjukkan keadaan kesetimbangan


kesetimba
antara fase air berupa: es (padat)
(padat), cairan,
dan uap (gas).
Dalam penerapannya, skala temperatur terdiri atas empat jenis, yang
semuanya mengacu pada titik standar (triple
(
point)) air, yakni: skala Kelvin (K),
skala Celcius (oC), skala Rankine (oR), dan skala Fahrenheit (oF). Perbandingan
skala temperatur
mperatur tersebut ditunjukkan pada gambar 1.7,
1. , dengan hhubungan
kesetaraan skala temperatur yang satu dengan yang lainnya ialah sebagai berikut.
Berbagai metode yang digunakan dalam pengukuran nilai temperatur antara
lain: Termometer yaitu pemanfaatan sifat termometrik atau skala pemuaian zat;
Termokopel yaitu pemanfaatan efek termoelektrik (tegangan) yang dapat
dibangkitkan oleh ujung dari dua jenis logam yang ujung lainnya dikopel;
Termistor yaitu pemanfaatan perubahan nilai tahanan material sebagai akibat dari
perubahan temperatur.
T ( o C) T ( K ) - 273,15
T ( o R) 1,8 T ( K )

(1.7)

T ( o F) T ( o R ) - 4 59 , 67
T ( o F) 1,8 T ( o C ) 32

Gambar 1.7 Perbandingan skala temperatur

Bab
I Pengantar, Konsep, Dan Defenisi Termodinamika

I-11

1.5 Teknik Penyelesaian Problem Termodinamika


Penyelesaian problem termodinamika harus dilaksanakan secara cermat dan
sistematis sehingga hasil yang diperoleh menjadi optimal. Penyelesaian yang
terburu-buru dengan langsung menerapkan persamaan yang diperlukan akan
mempersulit permasalahan. Penyelesaian yang cermat dan sistematis menggunkan
lima tahap secara berurut sebagai berikut.
Diketahui : Tuliskan dengan menggunakan kalimat sendiri, apa yang telah
diketahui terhadap proses yang dialami oleh sistem. Dalam hal ini masalah
wajib dibaca dengan teliti dan cermat.
Ditanyakan : Tuliskan secara singkat apa yang ditanyakan.
Gambar skema dan data yang tersedia : Gambarkanlah skema sistem.
Tentukanlah apakah sistem tertutup atau volume atur- yang sesuai untuk
dianalisis, kemudian tetapkan batas sistem. Tandailah diagram tersebut
dengan informasi yang tersedia dan berkaitan. Catatlah semua nilai yang
diberikan untuk berbagai sifat atau nilai lain yang mungkin bermanfaat
dalam perhitungan dan perhatikan sistem satuan yang akan digunakan.
Gambarkan sketsa diagram sifat. Tetapkan lokasi titik-titk penting, jika
memungkinkan gambarkan pula proses yang terjadi dalam sistem tersebut.
Sketsa sistem dan diagram sifat sangat penting sebagai petunjuk bagi
permasalahan yang ada
Asumsi-Asumsi : Dalam membuat model dari permasalahan yang ada,
susunlah

asumsi-asumsi

dan

menyederhanakan permasalahan

idealisasi,

yang

dilakukan

untuk

berdasarkan keterangan yang diberikan

atau kenyataan fisik yang masuk akal untuk permasalahan tersebut.


Analisis : Berdasarkan asumsi dan idealisasi yang digunakan, tetapkanlah
persamaan utama yang sesuai dan hubungan yang akan dibentuk sehingga
dapat diperoleh hasil yang diinginkan. Sedapat mungkin pergunakanlah
persamaan yang ada hingga didapat persamaan penyelesaian yang sederhana
sebelum data numerik disubstitusikan. Jika bentuk persamaan akhir yang
lebih sederhana telah diperoleh, tentukannlah data tambahan apakah yang

Bab
I Pengantar, Konsep, Dan Defenisi Termodinamika

I-12

dibutuhkan, termasuk; tabel, grafik, maupun persamaan karakteristik lainnya.


Pada tahap ini penggunaan sketsa diagram karakteristik dapat memperjelas
kondisi dan proses yang terjadi. Apabila semua persamaan dan data telah
tersedia, masukkanlah nilai numerik ke dalam persamaan akhir. Periksalah
dengan seksama, apakah satuan yang dipakai telah sesuai dan konsisten
penggunaannya, sebelum perhitungan dilakukan. Akhirnya, pertimbangkanlah apakah tanda dan besarnya nilai numerik dapat diterima (masuk akal).
Penutup
Kesimpulan
Konsep dan

defenisi termodinamika, dapat dipahami secara

sistematis apabila, peserta pembelajaran telah;


1.

Mampu mengidentifikasi ruang lingkup penerapan termodinamika.

2.

Mampu mendeskripsikan defenisi sistem tertutup dan terbuka.

3.

Mampu mengklasifikasikan sifat-sifat terukur dan tak terukur zat.

4.

Mampu mendeskripisikan sistematika penyelesaian

problema

termodinamika.
Latihan Penyelesaian Soal
Contoh 1.1 : Tekanan
Gambar 1.8 di samping menun-jukkan
susunan tangki di dalam tangki yang
masing-masing berisi udara. Pengukur
tekanan A yang terletak di tangki B,
menunjukkan 1,4 bar. Manometer tabung
U terhubung tangki B berisi air raksa.
Dengan mempergunakan data yang
tersedia di dalam gambar, hitunglah
tekanan absolut di dalam tangki A dan
tangki
B[bar]. Diketahui tekanan
atmosfer disekitar tangki B; patm=101 kPa
dan percepatan gravitasi g = 9,81 m/s2.
Gambar C1.1

Bab
I Pengantar, Konsep, Dan Defenisi Termodinamika

I-13

Penyelesaian:
Diketahui: Tanki A berada di dalam tanki B
Ditanyakan: Berapa tekanan absolut di kedua tanki
Gambar skema dan data yang tersedia: Seperti pada gambar C1.1
Asumsi: Tidak ada
Analisis:
Persamaan yang dikembangkan adalah persamaan (1-4) yakni:
p(gage) = p(absolut) - patm(absolut)
Jadi tekanan absolut di tanki B adalah;
p(absolut; B) = p(manometer) + patm(absolut)
p(absolut; B) = .g.h + patm(absolut)
p (absolut; B) 13,59

gr
kg
cm 3
m
10 2 m
kN
x
x
x
9
,
81
x
20
cm
x
101 2
3
3
6
3
2
cm
cm 10 gr 10 m
s
m

kN
kN
kN
101 2 127,66 2
2
m
m
m
p (absolut; B) 127 ,66 kPa

p (absolut; B) 26,66

sedangkan tekanan absolut tanki A adalah;


p(absolut;A) = p(gage;A) + p(absolut;B)
100 kPa
p (absolut; A ) 1,4 bar x
127,66 kPa
1bar
p (absolut; A ) 267,66 kPa
Contoh 1.2 : Temperatur
Pada suhu berapakah angka yang ditunjukkan oleh skala Fahrenheit [oF] sama
dengan dua kali angka yang ditunjukkan oleh skala Celcius [oC].
Penyelesaian:
Diketahui: Skala Fahrenheit sama dengan dua kali skala Celcius
Ditanyakan: Berapa nilai yang ditunjukkan untuk keadan tersebut di atas.
Gambar skema dan data yang tersedia: Tidak perlu
Asumsi: Tidak ada
Analisis: Persamaan yang dikembangkan adalah persamaan (1-7) yakni:

Bab
I Pengantar, Konsep, Dan Defenisi Termodinamika

I-14

T ( o F) 1,8 T ( o C) 32
seperti diketahui bahwa T( o F ) 2 T( o C )
jadi,
2 T ( o C) 1,8 T ( o C) 32
2 T ( o C) 1,8 T ( o C) 32
32
T ( o C)
160 oC
2 1,8
pembuktian : T ( o F) 1,8 x 160 oC 32 320 oC

Contoh 1.3 : Menidentifikasi interaksi sistem


Sebuah kincir angin pembangkit tenaga listrik dipasang di atas menara. Tiupan
angin dengan kecepatan tetap memutar bilah kincir sehingga dibangkitkan
tenaga listrik kemudian disimpan dalam baterai (akumulator).
(a) Apabila sistem hanya terdiri dari kincir angin pembangkit listrrik,
tentukanlah lokasi dalam batas sistem di mana terjadi interaksi antara sistem
dengan lingkungannya. Jelaskan perubahan yang terjadi pada sistem
menurut fungsi waktu.
(b) Ulangilah butir (a) di atas apabila sistem hanya terdiri dari baterai
penyimpan saja.
Penyelesaian:
Diketahui: Sebuah kincir angin pembangkit listrik yang menyuplai aliran listrik
ke baterai penyimpanan.
Ditanyakan: Jika sistem terdiri dari (a) kincir angin pembangkit listrik dan (b)
baterai penyimpan, tentukanlah di mana terjasi interaksi sistem
dengan lingkungannya, dan jelaskan perubahan yang terjadi dalam
sistem.
Gambar skema dan data yang tersedia:

Gambar C1.2

Bab
I Pengantar, Konsep, Dan Defenisi Termodinamika

I-15

Asumsi:
1. Dalam bagian (a), sistem merupakan volume atur yang ditunjukkan oleh
garis putus-putus
2. Dalam bagian (b), sistem merupakan sistem tertutup seperti ditunjukkan
oleh garis putus-putus
3. Angin bertiup dengan kecepatan tetap (keadaan tunak)
Analisis:
(a) Dalam kasus ini angin bertiup melewati batas volume atur. Interaksi
penting lainnya antara sistem dengan lingkungan adalah aliran listrik
melalui kabel. Dari pandangan makroskopik, interaksi semacam ini
bukanlah merupakan perpindahan massa. Hembusan angin dengan
kecepatan tetap memutar sudu kincir angin pada putaran tetap dan arus
listrik yang tetap dibangkitkan sehingga sistem pembangkit listrik
beroperasi pada keadaan tunak (merupakan konversi energi kinetik
menjadi energi listrik).
(b) Prinsip interaksi sistem dengan lingkungannya terjadi saat aliran listrik
masuk ke dalam baterai melalui kabel. Seperti disebut dalam bagian (a),
interaksi ini bukan merupakan perpindahan massa. Sistem ini merupakan
sistem tertutup. Pada saat baterai diisi dan reaksi kimia terjadi di dalamnya,
temperatur dari permukaan baterai naik dan interaksi panas terjadi antara
baterai dan lingkungannya. Namun interaksi semacam ini tidaklah begitu
penting.
Soal-Soal Latihan
1. Rekaman data menunjukkan bahwa tekanan pada sisi masuk sebuah
pompa sebesar -10kPa. Jelaskan maksud tanda negatif pada data tersebut?
2. Jelaskan kesulitan yang akan dihadapi, jika air digunakan sebagai senyawa
termometrik dalam termometer gelas?
3. Jelaskan keuntungan manometer tabung miring (inclined) dengan
manometer tabung U?
4. Untuk berbagai aktivitas sehari-hari seperti memasak, AC dalam rumah,
otomotif, dan komputer, buatlah sketsa mengenai apa yang dapat diamati
secara termodinamika. Tetapkanlah daerah batas untuk menganalisis
beberapa aspek yang terjadi? Tentukanlah interaksi yang terjadi antara
sistem dan lingkungannya?
5. Apakah yang menjadi batas sistem untuk mempelajari hal berikut ini
a. Ban sepeda menggelembung
b. Pengoperasian kulkas rumah tangga
c. Pendinginan CPU komputer
d. Peluncuran roket
e. Pengukusan putu pada penjual putu gandeng
6. Buat laporan pustaka tentang jenis-jenis alat ukur tekanan dan temperatur

Bab
I Pengantar, Konsep, Dan Defenisi Termodinamika

I-16

Referensi/Sumber Rujukan
1. Moran, M.J. dan Shapiro, H.N. 2000. Fundamentals of Engineering
Thermodynamics. 4th edition (terjemahan oleh: Nugroho, Y.S.. 2003).
New York USA: Jhon Wiley and Sons. (halaman 1 s.d. 30)
2. Granet, I.P.E. and Blustien, M.Ph.D. 2000. Thermodynamics and Heat Power,
6th edition. New Jersey USA: Prentice Hall. (halaman 1 s.d.50)

Bab
I Pengantar, Konsep, Dan Defenisi Termodinamika

I-17

Anda mungkin juga menyukai