Anda di halaman 1dari 83

MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

DAFTAR PENYUSUN
• Muhammad Riefla Gustiawan • Aisyah Zahra Riswanda
• Rizky Ari Wibowo • Dea Sifana Ramadhina
• Ajpyanti Meidina • Dony Tontiardo
• Muhammad Ilham Fauzi • Rizka Alifya Rahman
• Sulthon Faryabi Nurbadri • Ilham Akbar
• Elfan Alveraldo S Putra • Irfhando Mahendra
• Feiliana • Miftah Syahita Astriana
• Muhammad Arief A.
• Muh. Yuzril Ihza B.
• Mutia Rahma Niza
• Nisa Noor Amalia

i
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

LEMBAR REVISI

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Drs. Suprayogi, M.T.

NIK : 93640025-1

Jabatan : Dosen Pembina Laboratorium Fisika Dasar

Dengan ini menyatakan pelaksanaan Revisi Modul Fisika Dasar untuk Fakultas Teknik Elektro, telah
dilaksanakan dengan penjelasan sebagai berikut:

No Keterangan Revisi Tanggal Revisi Terakhir

ii
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Drs. Suprayogi, M.T.

NIK : 93640025-1

Jabatan : Dosen Pembina Laboratorium Fisika Dasar

Menerangkan dengan sesungguhnya bahwa modul praktikum ini telah direview dan akan digunakan
untuk pelaksanaan praktikum di Semester Genap Tahun Akademik 2018/2019 di Laboratorium Fisika
Dasar Fakultas Teknik Elektro Universitas Telkom.

Bandung, Januari 2019


Dosen Pembina Laboratorium
Fisika Dasar

Drs. Suprayogi, M.T.


NIK 93640025-1

iii
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Visi & Misi


Fakultas Teknik Elektro

VISI:

Menjadi fakultas unggul berkelas dunia yang berperan aktif pada pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi elektro serta fisika, berbasis teknologi informasi dan komunikasi.

MISI:

1. Menyelenggarakan pendidikan tinggi dan pendidikan berkelanjutan berstandar


internasional
2. Mengembangkan, menyebarluaskan, dan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan
teknologi bidang teknik telekomunikasi, teknik komputer, fisika teknik, dan
elektroteknik, serta bekerja sama dengan industri/institusi, guna meningkatkan
kesejahteraan dan kemajuan masyarakat.
3. Mengembangkan dan membina jejaring dengan perguruan tinggi dan industri
terkemuka dalam dan luar negeri dalam rangka kerjasama pendidikan dan penelitian.
4. Mengembangkan sumberdaya untuk mencapai keunggulan dalam pembelajaran,
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

iv
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Visi & Misi


Prodi S1 Teknik Elektro

VISI:

“Menjadi program studi berstandar internasional dan menghasilkan sarjana berkeahlian


Sistem Elektronika, Sistem Kendali, atau Teknik Biomedika”

MISI:

1. Menyelenggarakan pendidikan berstandar internasional untuk menghasilkan lulusan


yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi Sistem Elektronika, Sistem Kendali,
atau Teknik Biomedika;
2. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi Sistem
Elektronika, Sistem Kendali, dan Teknik Biomedika yang diakui secara internasional
dengan melibatkan mahasiswa secara aktif;
3. Memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi Sistem Elektronika, Sistem Kendali,
dan Teknik Biomedika untuk kesejahteraan dan kemajuan peradaban bangsa.

v
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Visi & Misi


Prodi S1 Teknik Telekomunikasi

VISI:

Menjadi Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi terkemuka di kawasan Asia Tenggara yang
mampu menghasilkan sarjana Teknik Telekomunikasi yang berkeahlian di bidang informasi
dan komunikasi, khususnya wireless communication, dan dapat mengikuti perkembangan
teknologi telekomunikasi.

MISI:

1. Menyelenggarakan proses pendidikan unggulan untuk menghasilkan lulusan yang


menguasai teknologi informasi dan telekomunikasi sesuai dengan kompetensi teknik
telekomunikasi.
2. Menyelenggarakan penelitian berkualitas internasional di bidang informasi dan
telekomunikasi dengan melibatkan mahasiswa secara aktif.
3. Menyelenggarakan pengabdian masyarakat dengan prinsip menyebarluaskan ilmu
dan teknologi hasil penelitian kepada masyarakat luas terutama dengan bekerjasama
secara sinergis dengan institusi akademis dan non akademis lain.

vi
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Visi & Misi


Prodi S1 Teknik Fisika

VISI:

Menjadi Program Studi Fisika unggulan yang mampu menyediakan tenaga ahli berkualitas
dan berkompeten dalam pengelolaan industry infokom maupun industri lainnya.

MISI:

1. Menyelenggarakan tridharma Perguruan Tinggi dan layanan industri.


2. Mengembankan suasana akademis.
3. Pemberdayaan laboratorium.
4. Mengembangkan kurikulum sesuai kompetensi yang diharapkan pasar.
5. Meningkatkan kerjasama dengan institusi lain.

vii
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Visi & Misi


Prodi S1 Sistem Komputer

VISI:

Menjadi Program Studi S1 Sistem Komputer berstandar internasional yang menghasilkan


lulusan dibidang komputer.

MISI:

1. Menyelenggarakan pendidikan yang berstandar internasional untuk menghasilkan


lulusan yang menguasai ilmu dan teknologi komputer.
2. Menyelenggarakan penelitian berkualitas internasioal di bidang Sistem Komputer
berbasis ilmu dan teknologi computer dengan melibatkan mahasiswa secara aktif.
3. Menjalankan pengabdian masyarakat dengan prinsip menyebarluaskan ilmu dan
teknologi computer hasil penelitian kepada masyarakat luas secara aktif.
4. Membekali mahasiswa ilmu dan pengetahuan yang praktis, agar mampu bekerja, dan
mengembangkan diri dan berwirausaha di bidang teknologi informasi dan komunikasi
khususnya bidang komputer

viii
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

ATURAN LABORATORIUM FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO


TELKOM UNIVERSITY

Setiap Mahasiswa Fakultas Teknik Elektro yang akan menggunakan Fasilitas Laboratorium, WAJIB
mematuhi Aturan sebagai berikut:
1. Menggunakan seragam resmi Telkom University, dan Membawa Kartu Tanda Mahasiswa (KTM)
yang masih berlaku.

2. Tidak berambut gondrong untuk mahasiswa

3. Dilarang merokok dan makan minum didalam ruangan, dan membuang sampah pada tempatnya

4. Dilarang menyimpan barang-barang milik pribadi di Laboratorium tanpa seijin Fakultas

5. Dilarang menginap di Laboratorium tanpa seijin Fakultas

6. Jam Kerja Laboratorium dan Ruang Riset adalah 06.30 WIB sampai 22.00 WIB

7. Mahasiswa yang akan menggunakan Laboratorium dan atau ruang riset diluar jam kerja, harus
mengajukan ijin kepada Fakultas

Dekan Fakultas Teknik Elektro


Bandung, Juni 2018

Dr. Bambang Setia Nugroho, S.T., M.T.

ix
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

DAFTAR ISI

DAFTAR PENYUSUN ......................................................................................................................................... i


LEMBAR REVISI................................................................................................................................................ ii
LEMBAR PERNYATAAN................................................................................................................................... iii
Visi & Misi ...................................................................................................................................................... iv
ATURAN LABORATORIUM FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO ................................................................................ ix
DAFTAR ISI....................................................................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................................................................. xii
PELAKSANAAN PRAKTIKUM ........................................................................................................................ xvii
PROSEDUR UMUM PRAKTIKUM ................................................................................................................ xviii
MODUL I PENGUKURAN DAN ANGKA PENTING .............................................................................................1
MODUL II MENGUKUR HAMBATAN DALAM BASICMETER .............................................................................8
MODUL III MENAIKKAN BATAS UKUR AMPEREMETER .................................................................................12
MODUL IV MENAIKKAN BATAS UKUR VOLTMETER ......................................................................................14
MODUL V PENGISIAN MUATAN PADA KAPASITOR.......................................................................................17
MODUL VI PENGOSONGAN MUATAN PADA KAPASITOR .............................................................................23
MODUL VII JEMBATAN WHEATSTONE..........................................................................................................28
MODUL VIII KONSEP KONVERSI ARUS LISTRIK MENJADI MEDAN MAGNET .................................................37
MODUL IX KONSEP KONVERSI MEDAN MAGNET MENJADI ARUS LISTRIK ...................................................42
MODUL X TRANSFORMATOR ATAU TRANSFER DAYA TANPA KABEL ...........................................................46
MODUL XI PENGAPLIKASIAN INDUKSI MAGNET DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI (LISTRIK-MAGNET).....48
MODUL XII PENGAPLIKASIAN INDUKSI MAGNET DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI (MAGNET-LISTRIK)....56
DAFTAR NAMA ASISTEN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PERIODE 2018-2019 ...................................................59
STRUKTUR ORGANISASI ................................................................................................................................60

x
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Multimeter .................................................................................................. 8


Gambar 2.2 Rangkaian Hambatan dalam Amperemeter ............................................... 9
Gambar 2.3 Rangkaian percobaan hambatan dalam Amperemeter ............................. 10
Gambar 3.1 Rangkaian meningkatkan batas ukur Amperemeter .................................. 12
Gambar 3.2 Rangkaian percobaan meningkatkan batas ukur Amperemeter ................ 12
Gambar 4.1 Rangkaian meningkatkan batas ukur Voltmeter ........................................ 14
Gambar 4.2 Rangkaian percobaan meningkatkan batas ukur Voltmeter ...................... 15
Gambar 5.1 Kapasitor ..................................................................................................... 17
Gambar 5.2 Rangkaian Percobaan .................................................................................. 19
Gambar 6.1 Rangkaian RC............................................................................................... 23
Gambar 7.1 Rangkaian prinsip kerja jembatan wheatstone .......................................... 29
Gambar 7.2 Rangkaian jembatan wheatstone dengan L yang bergeser ........................ 30
Gambar 7.3 Strain Gauge ................................................................................................ 30
Gambar 7.4 Ilustrasi pita warna pada resistor ............................................................... 32
Gambar 7.5 Rangkaian jembatan wheatstone dengan L yang dapat berubah .............. 32
Gambar 8.1 Fenomena Oersted ..................................................................................... 37
Gambar 8.2 Pengamatan Bio-Savart............................................................................... 38
Gambar 8.3 Percobaan 1 ................................................................................................ 39
Gambar 8.4 Rangkaian Percobaan 2 ............................................................................... 40
Gambar 9.1 Komponen-Komponen Generator .............................................................. 43
Gambar 9.2 Percobaan 1 ................................................................................................ 43
Gambar 9.3 Percobaan 2 ................................................................................................ 44
Gambar 10.1 Percobaan ................................................................................................. 46
Gambar 11.1 Bel Listrik ................................................................................................... 49
Gambar 11.2 Ilustrasi kerja metal detector .................................................................... 51
Gambar 11.3 Speaker...................................................................................................... 52
Gambar 11.4 Motor Listrik DC ........................................................................................ 54
Gambar 12.1 Generator Listrik ....................................................................................... 56
Gambar 12.2 Prinsip Kerja Generator DC ....................................................................... 57
Gambar 12.3 Prinsip Kerja .............................................................................................. 57
Gambar 12.4 Accelerometer........................................................................................... 58

xi
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pengamatan pengungkuran hambatan dalam ............................................... 10


Tabel 3.1 Pengamatan meningkatkan batas ukur Amperemeter .................................. 13
Tabel 4.1 Pengamatan meningkatkan batas ukur Voltmeter ......................................... 15
Tabel 5.1 Pengamatan Pengisian Kapasitor .................................................................... 19
Tabel 5.2 Pengolahan data 1........................................................................................... 20
Tabel 5.3 Pengolahan data 2........................................................................................... 20
Tabel 5.4 Pengolahan data 3........................................................................................... 21
Tabel 6.1 Pengamatan Pengosongan Kapasitor ............................................................. 24
Tabel 6.2 Pengolahan Data 1 .......................................................................................... 25
Tabel 6.3 Pengolahan Data 2 .......................................................................................... 25
Tabel 6.4 Pengolahan Data 3 .......................................................................................... 26
Tabel 7.1 Mencari nilai resistansi menggunakan multimeter ........................................ 31
Tabel 7.2 Konversi pita warna terhadap nilai resistansi ................................................. 31
Tabel 7.3 Nilai Resistansi berdasarkan pita warna ......................................................... 32
Tabel 7.4 Hasil resistansi menggunakan metode jembatan wheatstone....................... 34
Tabel 8.1 Pengamatan Percobaan 1 ............................................................................... 40
Tabel 8.2 Pengamatan Percobaan 2 ............................................................................... 41

xii
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

TATA TERTIB UMUM PRAKTIKUM FISIKA DASAR


TAHUN AKADEMIK 2016/2017

KEHADIRAN
1. Praktikan diharapkan datang 5 menit sebelum praktikum dimulai.
2. Toleransi keterlambatan adalah 15 menit atau sampai waktu Tes Awal berakhir.
Jika melebihi waktu yang ditentukan praktikan tidak diperkenankan mengikuti
praktikum modul yang bersangkutan.
3. Keterlambatan sebelum/selama test awal (TA) diperkenankan mengikuti praktikum
tanpa ada tambahan waktu untuk TA.
ATURAN PENILAIAN
Penilaian praktikum Fisika meliputi parameter-
parameter : TP : 10 %
Tes Awal : 20 %
Praktikum : 30 %
Jurnal : 20 %
Presentasi : 20 %

Total 100 %

PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Pada saat praktikum dilarang memakai jaket kecuali SAKIT.
2. Saat praktikum berlangsung dilarang menggunakan barang-barang yang tidak
berhubungan dengan praktikum (gelang, cincin, perhiasan berlebihan dan
BARANG ELEKTRONIK)
3. Praktikan dilarang mengoperasikan alat-alat praktikum sebelum mendapat
instruksi oleh asisten jaga.
4. Selama pelaksaaan praktikum HP WAJIB DI SILENT, menerima panggilan atau
sms dilakukan di luar ruangan praktikum dengan seizin asisten jaga.
5. Dilarang membuat keributan selama praktikum.
6. Tidak boleh makan atau minum di dalam ruangan praktikum.
7. Praktikan dan asisten wajib merapikan alat-alat praktikum setelah praktikum
selesai.
8. Kehilangan dan kerusakan alat atas kesalahan praktikan menjadi tanggung jawab
praktikan.
9. Praktikan wajib mengikuti seluruh modul praktikum fisika. Jika tidak mengikuti
salah satu modul maka nilai modul yang tidak diikuti adalah NOL.
10. Segala sesuatu yang berhubungan dengan lab Fisika Dasar maupun Administrasi
Fisika Dasar harus memakai seragam resmi Universitas Telkom serta bersepatu

xiii
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

full cover dan menggunakan kaos kaki (kaos kaki harus terlihat).
Bagi Praktikkan perempuan:
1. Menggunakan rok panjang, tidak berbelah, berwarna hitam/biru dongker
(bukan chiffon)
2. Tidak memperlihatkan lekukan tubuh
3. Bagi yang tidak berjilbab, rambut wajib diikat.
Bagi Praktikkan laki-laki:
1. Menggunakan celana bahan (bukan jeans atau chino) formal seperti
pelaksanaan PKKMB berwarna hitam/biru dongker
2. Rambut tidak boleh melebihi kerah baju, telinga, dan alis
3. Rambut rapi tanpa bando dan/atau kuncir rambut
4. Tidak menggunakan atribut jurusan.
Ketentuan Seragam:
a. Senin : Kemeja Merah/Putih (Kemeja wajib dimasukkan)
b. Selasa- Rabu : Kemeja Putih (kemeja wajib dimasukkan)
c. Kamis : Kemeja Bebas/Putih
d. Jumat : Kemeja Batik/Putih (no outer batik)
e. Sabtu : Kemeja Bebas/Putih

11. Kepentingan mahasiswa yang berhubungan dengan praktikum fisika dasar


(asistensi) dapat dilayani pada Hari Senin -Sabtu DARI pukul 06.30 SAMPAI pukul
18.00 WLFD.
12. Pengurangan nilai terhadap praktikan tidak harus konfirmasi dan diperingatkan
pada praktikan yang bersangkutan.
13. Pengurangan nilai dapat dilakukan asisten jaga atau rekomendasi dari asisten lainnya.

KELENGKAPAN PRAKTIKUM
1. Kartu praktikum
Praktikan wajib membawa kartu praktikum selama mengikuti praktikum Fisika Dasar.
a) Kartu praktikum WAJIB di beri pas foto 2x3 terbaru dan identitas.
b) Jika kartu praktikum hilang TANGGUNG JAWAB PRAKTIKAN UNTUK
MENGGANTINYA, yaitu dengan membuat kartu praktikum serupa dengan
format yang ada dengan jenis kertas yang sama.
c) Kartu praktikum hanya diberikan SATU KALI SAJA setiap semester ajaran
2016/2017.
d) Jika kartu praktikum tertinggal praktikan wajib mengambil terlebih dahulu
baru boleh mengikuti praktikum.
2. Perlengkapan praktikum yang harus dibawa adalah kartu praktikum dan Buku TP. Jika
tidak membawa dipersilahkan untuk melengkapi terlebih dahulu sesuai batas waktu
yang telah diberikan.

xiv
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

TUGAS PENDAHULUAN

1. TP dikerjakan pada buku berukuran A5 (dapat menggunakan buku pada semester


sebelumnya, dengan ketentuan cover yang baru). Apabila buku TP hilang, dapat
membuat buku baru dengan format yang sama.
2. Soal TP akan ditempel di mading Laboratorium Fisika Dasar.
3. Pengerjaan TP bersifat wajib.
4. TP dikumpulkan secara serentak pada hari yang telah ditentukan oleh asisten,
bertempat di Laboratorium Fisika Dasar secara kolektif tiap kelas oleh perwakilan
kelas. Buku TP dimasukkan di dalam Amplop Coklat diberi identitas praktikan
(Nama, NIM, Kelompok, dan modul). Satu amplop untuk masing-masing
kelompok.
5. Keterlambatan pengumpulan TP akan berdampak pada pengurangan nilai TP.
Keterlambatan 0-30 menit pengurangan sebesar 50%, >30 menit nilai TP=0.
6. Pengerjaan TP dengan format soal kemudian jawab. Jika tidak sesuai format,
pengurangan nilai sebesar 50%
7. Jika ada salah satu soal ataupun subsoal yang tidak dikerjakan, maka TP= 50%
8. TP dilarang plagiat. Jika plagiat maka TP = 0.
TES AWAL
1. Tes awal dilaksanakan selama 15 menit.
2. Tes awal tidak dapat diwakilkan.
3. Tidak ada waktu tambahan untuk pelaksanaan tes awal jika praktikan datang
terlambat.
4. Dalam pelaksanaan tes awal praktikan dilarang berbuat curang dalam bentuk apapun.
Jika terjadi kecurangan nilai TES AWAL = 0.
5. Jika ada pertanyaan ditujukan langsung kepada asisten jaga.
JURNAL

1. Setiap praktikan wajib mengerjakan jurnal praktikum.


2. Jurnal dikerjakan pada kertas A4.
3. Jurnal dikumpulkan pada saat presentasi.
4. Pembuatan jurnal harus sesuai dengan format yang telah ditentukan.
PRESENTASI

1. Kelengkapan presentasi adalah membawa kartu praktikum, BAP, jurnal, file


presentasi, dan laptop.
2. Presentasi dilakukan pada minggu ke-3, ke-6 dan ke-8 sejak praktikum modul
pertama dimulai.
3. Waktu presentasi minimal 45 menit.

xv
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PRAKTIKUM SUSULAN

1. Segala bentuk perizinan untuk mengikuti praktikum susulan langsung diurus ke


Laboran FTE (N114), bukan pada asisten praktikum.
2. Praktikan hanya dapat mengikuti praktikum susulan maksimal 1 kali selama satu
semester.
3. Waktu dan tempat pelaksanaan praktikum susulan akan diinfokan melalui Official
Account Praktikum Fisika Dasar.

HAK PRAKTIKAN

1. Mengikuti praktikum sesuai jadwal.


2. Meninggalkan ruang praktikum dengan seizin asisten jaga.
3. Menanyakan atau mengkomplainnilai kepada asisten yang bersangkutan
4. Menanyakan hal yang kurang jelas yang berkenaan dengan materi yang ada pada
modul yang bersangkutan.
5. Mengadukan setiap pelanggaran yang dilakukan oleh asisten kepada Koordinator
Asisten Praktikum Laboratorium Fisika Dasar untuk ditindak lanjuti.

HAL-HAL YANG BELUM DITETAPKAN AKAN DITETAPKAN SELANJUTNYA

xvi
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Asisten PJ
1. Mengecek kelengkapan praktikan sebelum praktikum di mulai
2. Bertanggung jawab apabila terjadi kekurangan asisten jaga
3. Memulai jalannya praktikum (dibuka dengan doa)
4. Mengisi BAA sesuai dengan prosedur
5. Membagikan soal tes awal sesuai prosedur tes awal

Asisten jaga
1. Mengisi BAP dengan rapi dan lengkap
2. Menjalankan presensi praktikan
3. Melaksanakan praktikum sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan

Jurnal dan presentasi


• Jurnal
A. Format jurnal :
1. Cover (terlampir)
2. BAP
3. Tujuan praktikum
4. Pengolahan data
5. Analisis
6. Kesimpulan
7. Saran
- Asisten
- Praktikum
- Lab
B. Jurnal dikerjakan per individu (1 jurnal 1 orang)

• Presentasi
A. Format presentasi :
1. Nama kelompok, nama anggota, NIM
2. Judul modul presentasi
3. Tujuan
4. Dasar teori
5. Pengolahan data
6. Analisis
7. Kesimpulan
B. Presentasi dibuat dalam bentuk slide presentasi

xvii
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PROSEDUR UMUM PRAKTIKUM

PRAKTIKUM SUSULAN
1. Praktikan yang ingin mengikuti praktikum susulan sebelumnya harus mengisi form
praktikum susulan disertai surat izin untuk tidak mengikuti praktikum, surat izin ini
berupa surat sakit, urusan keluarga ataupun urusan institusi.
2. Praktikan hanya dapat mengikuti praktikum susulan sebanyak satu kali yang berarti
hanya satu modul praktikum.
3. Pengisian form praktikum susulan paling lambat 2 hari setelah praktikum
dilaksanakan.
4. Praktikum susulan dilaksanan pada minggu terakir kuliah sebelum UAS.
5. Praktikan yang mengikuti praktikum susulan hanya praktikan dengan ketentuan
tertentu dalam artian tidak semua praktikan dapat mengikuti praktikum susulan.
6. Praktikan yang berhak mengikuti praktikum susulan akan diumumkan dan dapat
melakukan penginputan jadwal praktikum susulan pada minggu terakhir praktikum.
7. Praktikan yang mengikuti praktikum susulan diwajibkan untuk membuat tugas
tambahan untuk mengganti nilai TP pada modul tersebut yang akan di beritahukan
kemudian.
8. Saat presentasi susulan praktikan diharapakan membawa kelengkapan presentasinya
seperti jurnal, slide presentasi,kartu praktikum dan lain-lain.
Sistematika dari praktikum dan presentasi susulan sama dengan praktikum pada
umumnya sehingga praktikan diharapkan mematuhi ketentuan-ketentuan yang telah
ditetapkan

PENGUMPULAN TP
1. Pengumpulan TP dilakukan secara kolektif perkelas dengan amplop yang berbeda tiap
modulnya pada setiap kelompoknya.
2. Pengumpulan TP dilaksanakan setiap jumat sebelum praktikum dilaksanakan.
3. Praktikan yang mengumpulkan TP diwajibkan menggunakan seragam resmi
Universitas Telkom serta bersepatu dan menggunakan kaos kaki.
4. Keterlambatan pengumpulan TP akan berdampak pada pengurangan nilai TP.
5. Praktikan yang tidak mengumpulkan TP maka tidak diperbolehkan untuk mengikuti
pratikum pada modul tersebut.
6. Disaat pengumpulan TP praktikan diharapkan tertib dan tetap mematuhi segala
peraturan yang telah ditetapkan.

xviii
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PENGAMBILAN TP DAN JURNAL


1. Pengambilan TP dan jurnal dapat dilakukan pada minggu presentasi dengan
menghubungi asisten jaga praktikan.
2. Waktu dan tempat pengambilan TP dan jurnal ditetapkan berdasarkan keputusan
bersama antara kedua belah pihak.
3. Kontak asisten jaga dapat dilihat di ruangasisten P106.
4. Jika telah melebihi batas waktu yang ditentukan maka TP dan jurnal praktikan tidak
lagi menjadi tanggung jawab asisten

KOMPLAIN NILAI
1. Praktikan dapat mengkomplain nilai praktikum jika dirasa nilai tidak sesuai.
2. Komplain nilai dapat dilakukan dengan menghubungi asisten jaga yang kontaknya
dapat dilihat di ruangasisten.
3. Komplain nilai hanya dapat dilakukan selama 7 hari setelah nilai dikeluarkan lebih
dari itu maka komplain nilai tidak akan dilayani dan dinyatakan nilai sudah benar.

xix
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

MODUL I
PENGUKURAN DAN ANGKA PENTING
I. TUJUAN
1. Mempelajari ketidakpastian, pengolahan data sederhana dan berbagai macam
pengukuran.
2. Menentukan ketidakpastian dalam proses pengukuran.
3. Memahami aturan angka penting dan penggunaannya.
4. Dapat mengoperasikan angka penting sesuai dengan aturan.

II. Dasar Teori


A. KETIDAKPASTIAN PADA PENGUKURAN & PENGOLAHAN DATA SEDERHANA
Setiap pengukuran dihinggapi suatu ketidakpastian. Adapun penyebabnya banyak sekali,
beberapa diantaranya :
o Keterbatasan Alat : nst (nilai skala terkecil) yang selalu ada, kalibrasi yang tidak
tepat, gesekan yang terjadi antar bagian alat yang bergerak, kelelahan pegas - dll.
o Keterbatasan Pengamat : dalam zaman modern ini semakin banyak peralatan
berteknologi tinggi digunakan. Pengoperasiannya memerlukan keterampilan yang tinggi
seperti: osiloskop, komputer, scaler- counter dsb.
o Ketidakpastian Acak : tegangan listrik yang digunakan tidak pernah tetap nilainya
sehingga selalu mengalami fluktuasi, gerak Brown partikel udara - dll.
Karena itu suatu hasil pengukuran harus dilaporkan bersama dengan ketidakpastiannya.
Berikut adalah cara yang lazim digunakan :
x = { x ±x } X
dengan x : lambang besaran yang diukur, misal suhu
{x} : nilai yang diperoleh, misal 360 C
{x} : ktp pada x misal 0,5
[ X ] : lambang satuan besaran x misal 0C

Sebagai contoh, kita ingin mengukur suhu (T) dan diperoleh hasil pengukuran 36 0 C,
sedangkan ketidakpastian pada alat ukur suhu adalah 0,5 o, maka hasil pengukuran suhu
tersebut dituliskan sebagai
T = (36 ±0,5) 0C
Untuk memperoleh nilai {x±x} dibedakan 3 kasus berikut ini :
1) Pengukuran Dilaksanakan Sekali Saja.
Bila pengukuran hanya dilakukan sekali saja (apapun alsannya), maka x adalah nilai yang
tebaca pada waktu pengukuran dan (x = ½nst (nilai skala terkecil), lazimnya demikian.
Nst adalah jarak dua titik berdekatan pada skala alat ukur. Tapi apabila skala alat ukur
dirasakan cukup besar, kadang-kadang digunakan 1/3 nst.
2) Pengukuran dilakukan Beberapa Kali.
Beberapa kali maksudnya adalah pengukuran 2 atau 3 kali saja. Apabila ini yang dilakukan

1
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

, maka nilai X adalah nilai rata-rata hasil pengukuran, atau X = X, dengan


 Xi X + X 2 + ... + X N
X = = 1 ,
N N

dan X = X i − X maks dengan i = 1, 2,3

3) Pengukuran dilakukan N Kali


Dengan mengadakan pengulangan n kali, diperoleh apa yang disebut sampel besaran x.
Nilai yang digunakan sebagai x adalah nilai rata-rata sampel X = X , dan sebagai ktp-nya
digunakan deviasi standar nilai rata-rata (Sx) :
S n −1
X = S x =
N

(
dengan S n −1 =  Xi − X )2

= N  Xi 2 − ( Xi) 2
N −1 N ( N − 1)

dan i = 1,2,3,....N
Contoh : Pengukuran berulang atas besaran A menghasilkan sampel berikut:
11,8 - 12,0 - 12,2 - 12,0 - 11,9 - 12,0 - 12,2 - 11,8 - 11,9 - 12,2.

S n −1 =
 Xi − X ( )
2

X = 12 tepat; N −1= 0,05 ; (X = 0,02)


maka pelaporan hasil pengukuran dituliskan X = (12,00 + 0,02) satuan

B. MENGUKUR BESARAN SECARA TAK LANGSUNG


Jarang sekali besaran yang hendak ditentukan lewat percobaan dapat diukur dengan
langsung. Lebih sering besaran tersebut merupakan fungsi dari besaran – besaran lain yang
dapat kita ukur.
Contoh: tidak dikenal alat untuk mengukur masa jenis (). Tapi dengan mengukkur masa (m)
dan volume (V), kita dapat menentukan () . Akan tetapi sewaktu mengukur m dan V ,
melekatlah ktp m dan ktp V. Bagaimana hubungan antara ktp () dengan ktp m dan ktp V ?
Misalkan Y adalah besaran yang dicari dari besaran x krena Y = F(x). Karena adanya
ketidakpastian nilai x maka fungsi tersebut dapat ditulis Y = F(x +x ) dan apabila diurutkan
dengan deret Taylor disekitar X = X , menjadi
 df  1  d2 f 
y = f ( x  x) = f ( x)    x +  2  (x) 2  ....
 dx  x 2!  dx  x

dimana nilai y adalah y = f (x) .

x
Untuk  1 maka f ( x  x) dapat didekati dengan dua suku saja, sehingga
x

2
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

+ dan y = df x .
dx x

Dengan proses yan+g tidak jauh beda, maka dapatlah dibuktikan bahwa untuk fungsi yang
lebih dari satu variabel, mis Z = F(x , y ) didapat +
dz dz
z = x + y . +
dx x , y dy x , y

++Contoh :+
Percepatan gravitasi setempat ingin ditentukan dengan mengukur periode T suatu bandul
matematis sepanjang L. Misalkan dari pengukuran menghasilkan
T = 2,00  0,02 ) s
L = ( 100  1 ) cm sedangkan
 = 3,14 ( dianggap tepat )
Dengan menggunakan rumus T = 2 L / g , maka
L
g = 4 2 = (4)(3,14) 100 = 985,6
2
2
T (2,00)2

g L T
+ (2)
1 0,02
= +2 = = 3%
g L T 100 2,00

hingga g = (3% )(985,6 ) = 29,578


Mengingat bahwa ktp relatip adalah sebesar 3% maka hasil akhir harus/boleh dilaporkan
dengan 3AB, jadi menurut pengukuran ini g = (986  30)cm / s 2 atau g = (9,86  0,30 )m / s 2

Metoda Persamaan Garis Linier.


Akan diberikan 2 cara untuk ini:
1. Setelah semua titik percobaan di-plot pada kertas grafik, garis lurus ditarik dengan sebaik-
baiknya. Walaupun cara ini kurang cermat, namun dalam dalam beberapa cara ini sudah
memadai , apalagi skala grafik sudah dipilih dengan baik.
2. Data percobaaan tidak di-plot, melainkan langsung diolah dengan suatu analisis yang
dikenal sebagai “metoda kuadrat terkecil untuk garis lurus” (regresi linier).

Misalnya suatu hukum fisika atau rumus sudah ‘dilinierkan’ hingga berbentuk Y0 = A + BX 0 ,
dan pengukuran telah dilakukan untuk selang tertentu dan menghasilkan titik-titik X i  X i
dan titik-titik Yi  Yi . Dengan metoda kedua diatas , kita akan mendapatkan persamaan
garis lurus terbaik berbentuk Y = a + bX dengan :

3
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

dan

sedangkan simpangan atau ketidakpastian dari b dalam menaksir nilai B adalah:


N dengan
b = y
N  X − ( X i )
2 2
i

1   X i2 (  Yi ) − 2 X i  Yi  ( X iYi ) + N (  X iYi ) 
2 2

y 2 = i
Y 2

N −2  N  X i2 − (  X i ) 
2
 

dimana i = 1,2,3,4.......N ; N menyatakan jumlah data pengamatan besaran X dan besaran Y.


Dalam penulisan X dan X boleh digunakan satu angka desimal lebih banyak daripada dalam
penulisan X dalam sampel. Hal ini dimungkinkan berkat pengulangan yang telah kita lakukan
(usaha lebih kita).

Ktp Mutlak , Ktp Relatif, Angka Berarti Dan Notasi Eksponen


Perhatikan penunjukan amperemeter berikut ini :

Tampak hasil pengukuran Ia lebih kasar daripada Ib. Dengan alasan ini ktp mutlak hasil Ia harus
dinyatakan lebih besar daripada Ib. JADI : Besar - kecil ktp mutlak menyatakan kasar halusnya
skala alat ukur.
Selain itu, ktp relatip kedua pengukuran diatas ialah :
Ia 0,05
=  3% dan Ib = 0,03  2%
Ia 1,7 Ib 1,74

Apa tersirat dalam pelaporan seperti I a = (1,7  0,05)mA?

Artinya : Pertama, Pelapor hendak mengatakan tidak mengetahui dengan tepat berapa
sebenarnya arus itu, ia hanya menduga / memperkirakan nilainya adalah
sekitar 1,7 mA
Kedua, Tampak pula pelapor menggunakan dua angka berarti (AB) sekecil itu (
hanya 2 buah ) menandakan pengukuran dilakukan dengan alat yang nst-
nya cukup besar dibandingkan dengan hasil Ib.
Ib boleh dilaporkan dengan jumlah (AB) yang lebih besar (3 buah) yakni
angka 1 , 7 dan 4 sebab skala alat ukur yang digunakan memang lebih halus
(nst-nya lebih kecil).

4
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

C. NOTASI EKSPONENSIAL DAN ANGKA BERARTI


Hasil suatu pengukuran sebaiknya dilaporkan dengan menggunakan notasi eksoponensial
yang merupakan cara termudah menuliskan bilangan yang besar sekali maupun kecil sekali (
bilangan demikian sering kita jumpai dalam ilmu fisika). Disamping itu notasi eksopnensial
dengan mudah dapat menonjolkan ketelitian yang teracapi dalam pengukuran.
Yakni dengan menggunakan jumlah angka desimal yang sesuai dengan AB yang
diperkenankan . Ketentuan ( kasar ) nya adalah:
ketelitian ( sekitar ) 10% -------- 2 AB
ketelitian ( sekitar ) 1% -------- 3 AB
ketelitian ( sekitar ) 0,1% -------- 4 AB
Dalam notasi eksponensial semua bilangan ditulis sebagai bilangan antara 1 dan 9 ( bilangan
ini disebut ‘mantisa‘ ) dikalikan dengan faktor 10 n ( disebut orde ) . n adalah bilangan bulat
positip atau negatip .

D. ANGKA PENTING
Angka penting adalah digit angka yang memiliki makna dalam membentuk resolusi (akurasi
dan presisi) pengukuran. Dengan kata lain, ide di balik angka penting ini adalah ketika kita
mempunyai angka-angka hasil pengukuran, kita tepat dalam menampilkan resolusi alat
ukurnya. Sehingga, hasilnya tidak lebih (atau kurang) teliti daripada objek yang benar-benar
kita ukur.

Sebelum melihat beberapa contoh, mari kita meringkas aturan untuk angka penting:

1. Semua angka yang bukan nol (1,2,3,4,5,6,7,8,9) merupakan angka penting.


2. Angka nol diantara angka yang bukan nol adalah angka penting.
3. Angka-angka nol awalan bukan angka penting.
4. Pada angka yang memiliki nilai (pecahan) desimal, angka nol akhiran adalah angka
penting.
5. Pada angka yang tidak memiliki nilai (pecahan) desimal, angka nol akhiran bisa
merupakan angka penting atau tidak, tergantung informasi tambahan. Bisa berupa
garis bawah.

Perhatikan contoh berikut:


Angka Angka Penting Aturan

48.923 5 1

900,06 5 2

0,0004 1 3

3.000.000 1 5

3.000.000 7 5

5
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Untuk kasus angka 3.000.000 yang tidak memiliki tanda apapun akan terjadi perdebatan
apakah itu 1 angka penting atau 7 angka penting. Penulis lebih suka 1 angka penting apabila
tidak ada informasi tambahan, karena 3.000.000 dapat ditulis ke dalam notasi ilmiah
menjadi , yang artinya 1 angka penting.

Aturan Pembulatan dengan Angka penting

1. Apabila angka pertama yang bukan angka penting adalah angka 5 yang diikuti angka
bukan nol, maka bulatkan ke atas.
Contoh: 1,2459 menjadi 1,25

2. Apabila angka pertama yang bukan angka penting adalah angka 5 yang diikuti hanya
oleh angka nol, maka terdapat dua aturan yang umum digunakan:
a. Bulatkan ke atas, atau
b. Bulatkan ke angka genap terdekat.
Contoh: 1,250 bisa dibulatkan menjadi 1,2.

3. Angka desimal bulat dibelakang angka penting diubah menjadi nol.


Contoh: 12,34 menjadi 12 dan 12,34 menjadi 10

Operasi Hitung Angka Penting


1. Penambahan dan Pengurangan
Ketika kita menambah atau mengurangi angka, angka penting tidak digunakan,
aturannya adalah gunakan desimal yang paling besar ketidakpastiannya, atau angka
yang paling tidak teliti. Misalnya 1,26 (3a.p.) + 2,3 (2a.p.) = 3,56 ≈ 3,6 (2a.p.).
Perhatikan bahwa kebetulan saja hasilnya menggunakan angka penting yang paling
kecil, karena yang menjadi patokan adalah angka yang paling tidak teliti, yaitu satu
angka dibelakang koma (2,3). Sehingga hasil penjumlahan juga satu angka dibelakang
koma.

Misalnya contoh lain 1,26 (3.a.p) + 102,3 (4a.p.) = 103,56 ≈ 103,6 (4a.p). Kali ini
hasilnya mengikuti angka penting paling besar, oleh karena itu angka penting tidak
digunakan untuk operasi tambah kurang. Perhatikan bahwa hasilnya mengikuti angka
yang paling tidak teliti.

2. Perkalian dan Pembagian


Ketika kita mengalikan atau membagi angka, maka hasil dari perhitungan tersebut
harus memiliki jumlah angka penting sebanyak angka penting yang paling sedikit dari
komponen perhitungannya. Misalnya 1,69 (3a.p.) × 2,09 (3a.p.) = 3,5321 ≈ 3,53 (3a.p.).
Pada perhitungan ini semua komponen memiliki 3 angka penting sehingga hasil
perkalian juga memiliki 3 angka penting.
Misalnya contoh lain 10,1 (3a.p.) × 12,07 (4 a.p.) = 121,907 ≈ 122 (3 a.p.) kali ini
hasilnya mengikuti angka penting paling kecil, yaitu 3 angka penting.

6
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

3. Akar dan pangkat


Pada bilangan yang dipangkatkan atau ditarik akarnya, maka jumlah angka penting
hasil perhitungannya akan mengikuti jumlah angka penting bilangan komponennya
(yang dipangkatkan atau ditarik akarnya)

Contoh:
1,53 = 3,375 ≈ 3,4 (2 𝑎. 𝑝. )
√625 = 25,0 (3 𝑎. 𝑝. )

III. Pengolahan Data


1. Melakukan pengukuran sesuai kaidah penulisan angka penting:
o Dengarkan instruksi asisten jaga masing-masing.
o Lakukan pengukuran sesuai dengan modul yang bersangkutan
o Tuliskan data pengukuran dalam tabel pengamatan berikut:
No. Data Pengukuran x ± Δx ( 2 angka penting ) Data Pengukuran x ± Δx (3 angka penting)
1

IV. Analisis
1. Apakah hasil pengukuran yang anda dapatkan sudah pasti? Jelaskan!
2. Bagaimana cara mendapatkan hasil pengukuran yang lebih pasti?
3. Apakah angka penting berpengaruh dalam pengukuran? Jelaskan!
4. Selesaikan operasi hitung di bawah ini menggunakan aturan angka penting!
a. 36,741 + 5,284612 =
b. 4,551 - 1,21 =
c. 12,61 x 5,2 =
d. 3,14 : 2,1 =

7
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

MODUL II
MENGUKUR HAMBATAN DALAM BASICMETER

I. TUJUAN
1. Memahami fungsi dan aplikasi dari alat ukur multimeter;
2. Mengukur hambatan dalam dari amperemeter;
II. ALAT-ALAT
1. Multimeter;
2. Resistor 47 kΩ;
3. Kisi Soket;
4. Kabel Penghubung/Jumper;
5. Catu daya;
6. Basic Meter
III. DASAR TEORI
A. MULTIMETER
Multimeter merupakan alat ukur besaran listrik yang berfungsi untuk mengukur
tegangaan (voltmeter), arus (amperemeter), dan/atau hambatan (ohmmeter) suatu
komponen listrik. Terdapat dua jenis multimeter, yaitu multimeter digital dan multimeter
analog. Baik multimeter digital maupun analog, dapat digunakan untuk mengukur listrik
AC maupun listrik DC. Namun dalam praktikum ini digunakan multimeter digital. Lihat
gambar 2.1 contoh multimeter digital.

Amperemeter (A)

Voltmeter (V)
Mode

Ohmmeter (Ω)

Port/Soket

Gambar 2.1 Multimeter

8
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Berikut adalah fungsi dari bagian-bagian pada multimeter yang sering digunakan dalam
praktikum:

a. Mode: digunakan untuk mengubah fungsi dari multimeter.


b. V : Jika tombol putar diarahkan ke arah V, maka multimeter bertindak sebagai
voltmeter (“V~” untuk rangkaian AC dan “V=” untuk rangkaian DC).
c. Ω : Jika tombol putar diarahkan ke arah Ω, maka multimeter bertindak sebagai
ohmmeter (alat ukur nilai resistansi dari suatu hambatan).
d. A : Jika tombol putar diarahkan ke arah A, maka multimeter bertindak sebagai
amperemeter (alat ukur arus listrik yang melalui suatu komponen listrik).
e. Port : Sebagai tempat penghubung multimeter dengan komponen listrik yang akan
diukur besarnya

B. HUKUM OHM DAN HUKUM KIRCHOFF


Hukum Ohm
Hukum yang mengatakan bahwa apabila arus listrik mengalir ke dalam sebuah
penghantar, intensitas arusnya sama dengan tegangan yang mendorongnya dibagi
dengan tahanan penghantar. Hukum Ohm digunakan untuk melihat besarnya arus (I),
tegangan (V) dan hambatan (R).

Hukum Kirchoff
Hukum Kirchoff merupakan hukum kekekalan muatan listrik yang menyatakan bahwa
jumlah muatan listrik yang ada pada sebuah sistem tertutup adalah tetap. Hal ini berarti
dalam suatu rangkaian bercabang, jumlah kuat arus listrik yang masuk pada suatu
percabangan sama dengan jumlah kuat arus listrik yang ke luar percabangan itu.

IV. Cara Kerja Praktikum


Mengukur Hambatan Dalam Amperemeter
Mengukur hambat dalam (Ra) pada amperemeter dilakukan dengan mengukur arus I
yang melalui amperemeter dan mengukur beda potensial V antara kedua terminalnya.
Berikut rangkaiannya:

Gambar 2.2 Rangkaian Hambatan dalam Amperemeter

9
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Sebagai amperemeter digunakan Basic Meter (BM) dan sebagai voltmeter digunakan
multimeter digital (M), lihat gambar 2.2 jika arus yang melalui BM adalah I (Ampere) dan
beda potensial yang ditunjukan voltmeter adalah V (Volt), maka:

• Langkah- Langkah Percobaan :


1. Rangkailah rangkaian seperti Gambar 2.3 , dengan R=47 kΩ (sesuai asisten), lihat
gambar dibawah ini:

Gambar 2.3 Rangkaian percobaan hambatan dalam Amperemeter


2. Atur tegangan yang keluar dari catu daya.
3. Baca arus yang melewati amperemeter dan tegangan pada voltmeter.
4. Ubah tegangan yang keluar dari catu daya untuk mendapatkan data percobaan.
5. Catat data I dan V pada tabel pengamatan di bawah ini

Tabel pengamatan :
Data Ke IBM (µA) VM (mV)
1
2
3
4
5
Tabel 2.1 Pengamatan pengungkuran hambatan dalam

10
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Pengolahan data hambatan dalam (Ra) pada percobaan diatas dengan regresi
linier (V=I.R, dengan y=b.x; ket : Y=V, X=I dan b=Ra)
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................

V. ANALISIS
1. Bagaimana cara mengukur arus dan tegangan pada rangkaian (dipasang seri atau
paralel)? Jelaskan prinsipnya dengan menggunakan Hukum Ohm dan Hukum Kirchoff!
2. Apakah pengaruh dan fungsi hambatan dalam yang terdapat pada basic meter?

11
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

MODUL III
MENAIKKAN BATAS UKUR AMPEREMETER

I. TUJUAN
1. Dapat merangkai dan menaikkan batas ukur amperemeter.
II. ALAT-ALAT
1. Multimeter;
2. Resistor 10 kΩ atau 47 kΩ;
3. Kisi Soket;
4. Hambatan Shunt (Rshunt) 0-50 mA dan 0-100 mA;
5. Kabel Penghubung/Jumper;
6. Catu daya;
7. Basic Meter
III. Cara Kerja Praktikum
1. Meningkatkan Batas Ukur Amperemeter
Pada percobaan ini ada tambahan alat dari percobaan sebelumnya yaitu Hambatan Shunt
(Rshunt). Serta disini multimeter difungsikan sebagai amperemeter. Lihat gambar 3.1

CD : Catu Daya
Ra : Hambatan Listrik
M : Multimeter Digital
BM : Basic Meter
Rs : Hambatan Shunt

Gambar 3.1 Rangkaian meningkatkan batas ukur Amperemeter

• Langkah-langkah Percobaan:
1. Rangkai rangkaian seperti skematik rangkaian gambar 3.1 ,dengan R=47 kΩ (sesuai
asisten).

Gambar 3.2 Rangkaian percobaan meningkatkan batas ukur Amperemeter


2. Atur tegangan yang keluar dari catu daya.
3. Baca arus yang melewati multimeter dan basicmeter.
4. Ubah tegangan yang keluar dari catu daya untuk mendapatkan data percobaan.

12
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

5. Catat data IM dan IBM pada tabel pengamatan di bawah ini

Tabel pengamatan :

Shunt Batas Pengamatan


ukur N
Ke- Teoritis IBasic Meter IMultimeter

Tabel 3.1 Pengamatan meningkatkan batas ukur Amperemeter


Persamaan Arus :
IM = IBM + IRS
IRS = IM - IBM
Persamaan tegangan :
VBM = VRS
IBM x Ra = IRS x RS
Subtstitusi IRS
IBM x Ra = (IM - IBM) x RS
𝐼 −𝐼𝐵𝑀
Ra =( 𝑀𝐼 ) x RS
𝐵𝑀
Ra = RS (N-1)

Pengolahan data menentukan nilai hambatan shunt Ra = Rshunt(N-1), dimana


N=IMultimeter/IBasicmeter !
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................

VI. ANALISIS
1. Jelaskan hubungan nilai Ra dan Rshunt yang didapatkan dari praktikum!
2. Jelaskan pengaruh faktor N pada peningkatan batas ukur amperemeter!
3. Turunkan persamaan Ra = Rshunt (N-1), dimana N = IMultimeter/IBasicmeter !
4. Bagaimana cara Rshunt dapat meningkatkan batas ukur amperemeter?

13
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

MODUL IV
MENAIKKAN BATAS UKUR VOLTMETER

I. TUJUAN
1. Dapat merangkai dan menaikkan batas ukur voltmeter.
II. ALAT-ALAT
1. Multimeter;
2. Resistor 10 kΩ atau 47 kΩ;
3. Kisi Soket;
4. Hambatan Multiplier (RM) 0-1 V dan 0-5 V;
5. Kabel Penghubung/Jumper;
6. Catu daya;
7. Basic Meter;
III. Cara Kerja Praktikum
1. Meningkatkan Batas Ukur Voltmeter
Batas Ukur voltmeter akan dinaikkan dengan menggunakan Rmultiplier yang dirangkai
secara seri dengan voltmeter. Kemudian akan ditentukan nilai hambatan dari masing-
masing multiplier.
CD

RB R rA
A M B BM C

Gambar 4.1 Rangkaian meningkatkan batas ukur Voltmeter


Skematik rangkaian meningkatkan batas ukur voltmeter, multimeter berfungsi sebagai
voltmeter yang mengukur batas ukur baru dari voltmeter BM yang diberi hambatan
depan Rm.

14
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

• Langkah-langkah Percobaan:
1. Rangkai rangkaian seperti skematik gambar 4.1 , R=47 kΩ (sesuai asisten).

Gambar 4.2 Rangkaian percobaan meningkatkan batas ukur Voltmeter


2. Atur tegangan yang keluar dari catu daya.
3. Baca tegangan yang melewati multimeter dan arus pada basicmeter.
4. Ubah tegangan yang keluar dari catu daya untuk mendapatkan data percobaan.

Catat data VM dan IBM pada tabel pengamatan di bawah ini

Tabel pengamatan :

Batas Pengamatan
Multiplier
ukur N
ke Teoritis IBasic Meter VMultimeter

Tabel 4.1 Pengamatan meningkatkan batas ukur Voltmeter


Persamaan Arus :
IRM = IBM
Persamaan Tegangan :
VM = VRM + VBM
VRM = VM – VBM
𝑉
VRM =(𝑉 𝑀 − 1) × 𝑉𝐵𝑀
𝐵𝑀

𝑉𝑀
= N-1
𝑉𝐵𝑀

15
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

𝐼𝑅𝑀 ×𝑅𝑀
= N-1
𝐼𝐵𝑀 ×𝑅𝑎

Rm = Ra( N - 1)
Pengolahan Data menentukan nilai hambatan multiplier
Turunkan dari rumus : Rm = Ra (N-1), dimana N= Vmultimeter/(Ibasicmeter.Ra)!
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................

IV. ANALISIS
1. Jelaskan hubungan nilai Ra dan Rm yang didapatkan dari praktikum!
2. Jelaskan pengaruh faktor N pada peningkatan batas ukur voltmeter!
3. Turunkan persamaan Rm = Ra (N-1), dimana N= Vmultimeter/(Ibasicmeter.Ra)!
4. Bagaimana cara Rm dapat meningkatkan batas ukur voltmeter?

16
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

MODUL V
PENGISIAN MUATAN PADA KAPASITOR

I. TUJUAN
1. Memahami karakteristik pengisian kapasitor
2. Memahami pengaruh komponen R dan C pada proses pengisian kapasitor
II. ALAT - ALAT
1. Kisi soket
2. Multimeter digital
3. Resistor (R = 100kΩ )
4. Catu daya DC
5. Kapasitor ( 100 uF dan 470 uF )
6. Stopwatch
7. Jumper

III. TEORI DASAR


Kapasitor ialah komponen elektronik yang memiliki kemampuan menyimpan muatan
dan mengeluarkannya kembali pada saat diperlukan. Kemampuan itu disebut nilai
kapasitansi. Simbol kapasitor ialah:

Gambar 5.1 Kapasitor

Kapasitansi kapasitor akan menentukan seberapa besar muatan yang bisa tersimpan
pada kapasitor untuk satu beda potensial tertentu yang diberikan pada kapasitor
tersebut. Sehingga kapasitansi kapasitor sering diartikan juga sebagai ukuran daya
tampung muatan dalam sebuah kapasitor. Kapasitor dikatakan dalam keadaan kosong
apabila tidak ada muatan yang terdapat diantara kedua penghantarnya. Hubungan
antara kapasitansi, muatan, dan juga tegangan dapat dirumuskan secara matematis
sebagai :

Q=CV
C = Q/V
Ket:
C = kapasitansi kapasitor (F)
Q = muatan yang tersimpan dalam kapasitor (C)
V = beda potensial pemberi muatan (V)

17
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Tegangan pada kapasitor (V) adalah perbedaan potensial di antara penghantar-


penghantar tersebut, bukan potensial masing-masing penghantar, sedangkan tegangan
maksimal yang dapat dialirkan kepasitor disebut tegangan break, sehingga bila tegangan
yang diberikan melebihi tegangan break suatu kapasitor maka kapasitor akan rusak.
Pengisian kapasitor adalah pemberian muatan pada kapasitor dengan
merangkaikannya pada sumber tegangan searah (DC). Seiring dengan pengisian
kapasitor, arus mengalir dalam rangkaian sampai akhirnya berhenti ketika kapasitor
sudah penuh. Dapat diartikan pada saat t=0 (saklar B terbuka), kapasitor belum terisi
muatan sehingga beda potensial diantara kedua ujung kapasitor tersebut sama dengan
nol. Setelah saklar ditutup, arus mengalir dari baterai dan secara perlahan mengisi
kapasitor. Muatan yang mengisi kapasitor akan menyebabkan timbulnya beda potensial
di kedua ujung kapasitor.
Karena kapasitor terisi muatan, maka Vc akan membesar, jika Vc membesar maka

V = E − Vc akan mengecil, dan arus akan menurun seiring waktu. Jika arus mengecil,
hal ini dapat diartikan juga bahwa muatan yang masuk ke dalam kapasitor semakin
sedikit. Dalam pengamatan tegangan pada kapasitor, peningkatan tegangan pada
kapasitor akan terlihat mengalami perlambatan. Proses ini disebut sebagai proses
menuju kejenuhan. Gejala kejenuhan ditandai dengan Vc=E, I=0, dan muatan pada
kapasitor sudah tidak dapat bertambah lagi.

IV. PROSEDUR PERCOBAAN


Pengisian Kapasitor
1. Periksa spesifikasi kapasitor dengan cara melihat informasi yang tertera pada
kapasitor.
2. Pastikan tegangan yang keluar dari catu daya tidak melebihi tegangan break
kapasitor.
3. Pastikan kapasitor dalam keadaan kosong dengan menggunakan voltmeter yaitu
tegangan kapasitor = 0 V.
4. Pasang resistor 100 kΩ dan kapasitor 100µF secara seri pada kisi soket. Lihat gambar
5. Siapkan catu daya DC dan atur tegangan keluarannya menjadi 3V (atau nilai lainnya
menurut asisten).
6. Pasang voltmeter/multimeter ke kaki resistor: bagian terminal (+) voltmeter ke kaki
kapasitor yang berhubungan dengan (+) catu daya. Dan bagian terminal (-) voltmeter
ke kaki kapasitor yang berhubungan dengan (-) catu daya. Lihat gambar.
7. Amati perubahan tegangan yang terbaca pada voltmeter/multimeter.
8. Ulangi percobaan di atas dengan mengganti nilai R dan C sesuai nilai yang tertera
pada tabel berikut.

18
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Gambar 5.2 Rangkaian Percobaan

Tabel pengamatan pengisian kapasitor


Nilai Tegangan Sesaat Pada Kapasitor

R= 100 KΩ & C R=100KΩ & C = 470 μF R= 100KΩ & C= 470 μF


T
N =100 μF seri dengan 100μF paralel dengan 100μF.
(detik)

Volt Volt Volt


1 0
2 10
3 20
4 30
5 40

Tabel 5.1 Pengamatan Pengisian Kapasitor

Menentukan tetapan waktu pengisian kapasitor.


Model linier pengisian kapasitor dapat ditulis sebagai :
𝑡

Vc = Eo (1 − 𝑒 𝑅𝐶 )
Metode linier adalah y = mx. Maka persamaan tegangan sesaat pada proses pengisian
kapasitor dapat diuraikan sebagai berikut:

19
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Menentukan tetapan waktu pengisian kapasitor dengan memetakan grafik y terhadap x


dan mencari nilai dari konstanta – konstantanya.
Kita ketahui persamaan garis linier pada metode regresi linier adalah:
𝑦 = 𝑏𝑥 + 𝑎
Untuk itu kita akan mencari nilai tetapan waktu pengisian kapasitor dengan mencari nilai
b karena,
1
𝑏= −
𝑅𝐶

Pengisian kapasitor dengan R = 100KΩ dan C=100μF


No. 𝑥𝑖 𝑦𝑖 𝑥𝑖 2 𝑦𝑖 2 𝑥𝑖 𝑦𝑖
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Tabel 5.2 Pengolahan data 1

Pengisian kapasitor dengan R = 100KΩ dan C=470μF seri dengan C = 100μF

No. 𝑥𝑖 𝑦𝑖 𝑥𝑖 2 𝑦𝑖 2 𝑥𝑖 𝑦𝑖
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Tabel 5.3 Pengolahan data 2

20
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Pengisian kapasitor dengan R = 100KΩ dan C=470uF paralel dengan 100μF


No. 𝑥𝑖 𝑦𝑖 𝑥𝑖 2 𝑦𝑖 2 𝑥𝑖 𝑦𝑖
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Tabel 5.4 Pengolahan data 3

𝑁∑(𝑥𝑖 𝑦𝑖 ) − ∑𝑥𝑖 ∑𝑦𝑖


𝑏=
𝑁∑𝑥𝑖 2 − (∑𝑥𝑖 )2
1
𝑏= −
𝑅𝐶
1
𝑅𝐶 = −
𝑏

Menentukan ketidakpastian pengamatan.


1
𝑏= −
𝑅𝐶
∆𝑏 ∆𝑅𝐶
= |−1|
𝑏 𝑅𝐶
∆𝑏
∆𝑅𝐶 = 𝑅𝐶
𝑏
Pelaporan { 𝑹𝑪 ± 𝜟𝑹𝑪 }

1. (..............................±..............................)
2. (..............................±..............................)
3. (..............................±..............................)

Tingkat Ketelitian
∆𝑅𝐶
𝑇𝐾 = (1 − ) × 100%
𝑅𝐶

21
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

V. ANALISIS
Analisis Praktikum Pengisian Kapasitor
Grafik tegangan kapasitor pada pengisian kapasitor (100KΩ & 100μF)
Vc

t
Grafik tegangan kapasitor pada pengisian kapasitor (100KΩ & 100μF seri 470μF)

Vc

Grafik tegangan kapasitor pada pengisian kapasitor (100KΩ & 100μF paralel 470μF)

Vc

Dari grafik tegangan kapasitor, tarik garis horizontal sejajar sumbu-t dari nilai Vc = 0.63
ε sampai memotong kurva tegangan. Dari titik potong garis dengan kurva tariklah garis
vertical sampai memotong sumbu-t. Titik potong dengan sumbu-t menunjukkan t=RC.
…………………………………………………………………………………..……………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………..
.....................................................................................……………………………………………………..

22
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

MODUL VI
PENGOSONGAN MUATAN PADA KAPASITOR

I. TUJUAN
1. Memahami karakteristik pengosongan kapasitor
2. Memahami pengaruh komponen R dan C pada proses pengosongan kapasitor

II. ALAT - ALAT


1. Kisi soket
2. Multimeter digital
3. Resistor (R = 100kΩ )
4. Catu daya DC
5. Kapasitor ( 100 uF dan 470 uF )
6. Stopwatch
7. Jumper

III. TEORI DASAR


Apabila terdapat kapasitor yang dipasang secara seri dengan resistor seperti pada
gambar 6.1. Maka muatan di dalam kapasitor akan mengalir melalui hambatan R lalu
lama kelamaan muatan dalam kapasitor akan habis seiring dengan berjalannya waktu.
Hal tersebut dinamakan pengosongan kapasitor (Discharge).

C
R

Gambar 6.1 Rangkaian RC


Rumus pengosongan kapasitor dapat ditulis sebagai berikut :
𝑡
Vc = Eo(𝑒 −𝑅𝐶 )
Dimana :
Eo = Tegangan kapasitor sebelum dikosongkan
Vc = Tegangan kapasitor saat pengosongan
T = Waktu Pengosongan
R = Hambatan pada rangkaian
C = Kapasitas kapasitor

Saat t = RC maka tegangan kapasitor merupakan 0,37Eo, ini menandakan bahwa


tegangan yang tersisa merupakan 37% dari tegangan semula.

23
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

IV. Prosedur Percobaan


Pengosongan Kapasitor

1. Lakukanlah pengisian kapasitor sesuai prosedur pengisian kapasitor.


2. Pastikan tegangan kapasitor maksimum dengan cara mengukurnya dengan
voltmeter atau multimeter. (tegangan kapasitor = tegangan break).
3. Pasang resistor 100 kΩ dan kapasitor 100µF secara seri pada kisi soket.
4. Bukalah jumper/saklar dan lepaskan catu daya.
5. Dalam keadaan rangkaian terbuka, hubungkan ujung saklar yang tadinya terhubung
ke catu daya, dengan kaki kapasitor yang tadinya terhubung ke catu daya.
6. Pasang voltmeter/multimeter ke kaki2 kapasitor.
7. Ulangi percobaan di atas dengan mengganti nilai – nilai R dan C sesuai nilai yang
tertera pada tabel berikut.
Tabel pengamatan pengosongan kapasitor
Nilai Tegangan Sesaat Pada Kapasitor
T R= 100 KΩ R=100KΩ & C = 470 R= 100KΩ & C= 470 μF
N (detik) & C =100 μF μF seri dengan 100μF paralel dengan 100μF
Volt Volt Volt
1 0
2 10
3 20
4 30
5 40

Tabel 6.1 Pengamatan Pengosongan Kapasitor

Menentukan tetapan waktu pengosongan kapasitor


Model linier pengisian kapasitor dapat ditulis sebagai :
𝑡
Vc = Eo(𝑒 −𝑅𝐶 )
Metode linier adalah y = mx
Maka persamaan tegangan sesaat pada proses pengisian kapasitor dapat dibuat
sebagai:
𝑡
Vc = Eo(𝑒 −𝑅𝐶 )
𝑉𝑐 𝑡
ln =−
𝐸𝑜 𝑅𝐶
𝑉𝑐
𝑦 = 𝑙𝑛 [ ]
𝐸𝑜
1
𝑏= −
𝑅𝐶
𝑥=𝑡

24
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Menentukan tetapan waktu pengisian kapasitor dengan memetakan grafik y terhadap


x dan mencari nilai dari konstanta – konstantanya. Kita ketahui persamaan garis linier
pada metode regresi linier adalah:
𝑦 = 𝑏𝑥 + 𝑎
Untuk itu kita akan mencari nilai tetapan waktu pengosongan kapasitor dengan
mencari nilai b karena
1
𝑏= −
𝑅𝐶

Pengosongan kapasitor dengan R = 100KΩ dan C=100μF

No. 𝑥𝑖 𝑦𝑖 𝑥𝑖 2 𝑦𝑖 2 𝑥𝑖 𝑦𝑖
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Tabel 6.2 Pengolahan Data 1

Pengosongan kapasitor dengan R=100KΩ & C = 470 μF seri dengan 100μF

No. 𝑥𝑖 𝑦𝑖 𝑥𝑖 2 𝑦𝑖 2 𝑥𝑖 𝑦𝑖
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Tabel 6.3 Pengolahan Data 2

25
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Pengosongan kapasitor dengan R= 100KΩ & C= 470 μF paralel dengan 100μF

No. 𝑥𝑖 𝑦𝑖 𝑥𝑖 2 𝑦𝑖 2 𝑥𝑖 𝑦𝑖
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Tabel 6.4 Pengolahan Data 3

𝑁∑(𝑥𝑖 𝑦𝑖 ) − ∑𝑥𝑖 ∑𝑦𝑖


𝑏=
𝑁∑𝑥𝑖 2 − (∑𝑥𝑖 )2
………………………………………………………………………………………………………..………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………..
...................................................................................………………………………………………………
1
𝑏= −
𝑅𝐶
1
𝑅𝐶 = −
𝑏
………………..………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………..
....................................................................................……………………………………………………..
Menentukan ketidakpastian pengamatan.
1
𝑏= −
𝑅𝐶
∆𝑏 ∆𝑅𝐶
= |−1|
𝑏 𝑅𝐶
∆𝑏
∆𝑅𝐶 = 𝑅𝐶
𝑏
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
Pelaporan { 𝑹𝑪 ± 𝜟𝑹𝑪 }
1. (..............................±..............................)
2. (..............................±..............................)
3. (..............................±..............................)

Tingkat Ketelitian
∆𝑅𝐶
𝑇𝐾 = (1 − ) × 100%
𝑅𝐶

26
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

VI. ANALISIS
Analisis Praktikum Pengosongan Kapasitor

Grafik tegangan kapasitor pada pengosongan kapasitor (100KΩ & 100μF)


Vc

t
Grafik tegangan kapasitor pada pengosongan kapasitor (100KΩ & 100μF seri 470μF)

Vc

Grafik tegangan kapasitor pada pengisian kapasitor (100KΩ & 100μF paralel 470μF)

Vc

Dari grafik tegangan kapasitor, tarik garis horizontal sejajar sumbu-t dari nilai Vc = 0.37Eo
sampai memotong kurva tegangan. Dari titik potong garis dengan kurva tariklah garis
vertical sampai memotong sumbu-t. titik potong dengan sumbu-t menunjukkan t=RC.

………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………….........................................................

27
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

MODUL VII
JEMBATAN WHEATSTONE

I. TUJUAN
1. Memahami prinsip dan mampu merangkai Jembatan Wheatstone
2. Dapat mengukur resistansi resistor menggunakan Jembatan Wheatstone,
Multimeter, dan membaca pita warna resistor
II. ALAT-ALAT
1. Catu daya DC
2. Galvanometer
3. Resistance Decade Box (Resistor variabel)
4. Kawat dengan kontak geser
5. Kisi soket
6. 3 Buah resistor identik yang belum diketahui nilainya
7. Multimeter
8. Kabel penghubung
III. TEORI DASAR
A. Resistansi
Nilai resistansi R menyatakan karakteristik penghantar atau komponen listrik yang
menunjuk pada kemudahan ataupun kesulitannya menghantarkan arus listrik. Semakin
besar nilai resistansi maka semakin kecil arus yang mengalir, begitu pula sebaliknya.
Metode untuk mengukur nilai resistansi antara lain:
a. Membaca pita warna pada resistor
b. Menggunakan Ohmmeter
c. Menggunakan Jembatan Wheatstone

B. Prinsip Jembatan Wheatstone


Prinsip kerja Jembatan Wheatstone didasarkan pada rangkaian dibawah ini.

28
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Gambar 7.1 Rangkaian prinsip kerja jembatan wheatstone

Arus I yang datang di A sebagian melalui R1 dan sebagian melalui Rb. Jika antara C
dan D terdapat beda potensial, galvanometer G akan dilalui arus, dan jarum
galvanometer akan menyimpang. Dengan mengubah hambatan R1 dan R2 (serta Rb jika
perlu), dapat diusahakan agar potensial C dan D menjadi sama. Apabila ini tercapai, tidak
ada arus yang melalui G dan jarum galvanometer tidak mengalami simpangan, sehingga
jembatan berada dalam keadaan seimbang.
Jika tidak ada arus yang melalui G, maka arus yang melalui R1 dan R2 sama, misalnya
I1. Karena potensial titik C dan D sama, maka VAC = VAD dan VCB = VDB. Dengan
menggunakan hukum Ohm dapat diturunkan hubungan :
𝑅2
RX = 𝑅𝑏
𝑅1

Dalam percobaan jembatan wheatstone, hambatan R1 dan R2 diganti dengan sebuah


batang konduktor dengan hambatan jenis seragam (uniform), hambatan ini dikenal
dengan hambatan geser. Hambatan konduktor dinyatakan oleh persamaan dibawah ini.
𝜌𝐿
R=
𝐴

Dimana L adalah panjang konduktor dan A adalah penampang lintang konduktor.


Jadi besar hambatan R1 dan R2 sebanding dengan panjangnya L1 dan L2.
Sumber tegangan yang digunakan adalah catu daya DC. Resistor R1 dan R2 digunakan
kawat homogen sepanjang L.
Pada hambatan geser terdapat kontak geser D yang digunakan untuk mengubah
besar hambatan RAD dan RDC. Dengan menggeser kontak D sepanjang kawat dapat
ditentukan kedudukan D dimana jembatan dalam keadaan seimbang. Jika hal ini dicapai

29
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

dengan AD = L1 dan DC = L2 = L − L1. Dengan mengetahui panjang L1 dan L2 serta Rb, maka
Rx dapat dihitung dengan rumus :

𝐿2
𝑅𝑥 = 𝑅𝑏
𝐿1

Gambar 7.2 Rangkaian jembatan wheatstone dengan L yang bergeser


C. Aplikasi Jembatan Wheatstone
Salah satunya adalah dalam percobaan mengukur regangan pada benda uji berupa
beton atau baja. Dalam percobaan kita gunakan strain gauge, yaitu semacam pita yang
terdiri dari rangkaian listrik untuk mengukur dilatasi benda uji berdasarkan perubahan
hambatan penghantar di dalam strain gauge. Strain gauge ini direkatkan kuat pada
benda uji sehingga deformasi pada benda uji akan sama dengan deformasi pada strain
gauge. Jika suatu material ditarik atau ditekan, maka terjadi perubahan dimensi dari
material tersebut sesuai dengan sifat elastisitas benda.
Perubahan dimensi pada penghantar akan menyebabkan perubahan hambatan
listrik, sesuai persamaan R = ρ.L/A. Perubahan hambatan ini sedemikian kecilnya,
sehingga untuk mendapatkan hasil eksaknya harus dimasukkan kedalam rangkaian
jembatan wheatstone. Rangkaian listrik beserta jembatan wheatstonenya sudah ada di
dalam strain gauge.

Gambar 7.3 Strain Gauge

30
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

IV. PROSEDUR PERCOBAAN


1. Cari nilai hambatan Resistor dengan multimeter. Caranya sebagai berikut :
a. Ubah mode multimeter ke mode ohmmeter.
b. Hubungkan ujung–ujung multimeter ke ujung-ujung resistor dan catat hasilnya.
Pemasangan kabel positif dan negatif multimeter tidak berpengaruh karena resistor tidak
memiliki kutub positif dan negatif.
Tabel pengamatan Multimeter :
Resistor Rx (ohm) Ry (ohm) Rz (ohm)
Nilai Resistansi

Tabel 7.1 Mencari nilai resistansi menggunakan multimeter


2. Cari nilai hambatan Resistor dengan membaca pita warnanya. Caranya sebagai
berikut :
a. Perhatikan tabel berikut
Tabel Kode Warna Resistor
PITA KE-
WARNA
1 DAN 2 3 4
Hitam 0 x1 1%
Coklat 1 x 10 2%
Merah 2 x 100 2%
Jingga 3 x 1000 -
Kuning 4 x 10000 -
Hijau 5 x 100000 -
Biru 6 x 1000000 -
Ungu 7 x 10000000 -
Abu-abu 8 x 100000000 -
Putih 9 x 1000000000 -
Emas - x 0.1 5%
Perak - x 0.01 10%
Tidak Berwarna - - 20%

Tabel 7.2 Konversi pita warna terhadap nilai resistansi

31
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

b. Cocokkan pita warna pada resistor dengan tabel diatas

1 2 3 4
Gambar 7.4 Ilustrasi pita warna pada resistor
Warna ke-1 merupakan digit angka pertama
Warna ke-2 merupakan digit angka kedua
Warna ke-3 merupakan bagian / angka pengali
Warna ke-4 merupakan nilai persentase dari toleransi resistor tersebut.
Contoh: Coklat – Hitam – Merah – Emas
1 0 x 100 toleransi 5% = 1000 ohm (5%)
1000 ohm = 1 kilo ohm
Jadi nilainya adalah 1K ohm (5%)
Toleransi 5% artinya nilai resistansi resistor tersebut tidak tepat 1 K, nilainya
berada pada rentang ± 50 ohm (5% x 1000). Jadi nilai sebenarnya berkisar antara
950–1050 ohm.
Tabel Pengamatan Warna Resistor:
Resistor Warna 1 Warna 2 Warna 3 Warna 4 Nilai
Rx
Ry
Rz

Tabel 7.3 Nilai Resistansi berdasarkan pita warna

3. Mencari Nilai Resistansi Dengan Jembatan Wheatstone


Rangkai rangkaian seperti gambar berikut:

Gambar 7.5 Rangkaian jembatan wheatstone dengan L yang dapat berubah

32
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Cara merangkainya sebagai berikut:


a. Pastikan semua alat dalam keadaan 'off'.
b. Pasang kabel di catu daya positif (warna merah) dan hubungkan ke salah satu ujung
kawat (Titik A).
c. Dari ujung kawat yang sama (A), pasang kabel ke hambatan variabel Rb (tanyakan
skala hambatan variabel yang dipakai pada asisten).
d. Dari hambatan variabel, sambungkan kabel ke Galvanometer positif (warna merah)
(Titik B).
e. Pasang resistor yang akan dicari besarnya ke kisi soket (Rx), kemudian dari ujung
lain resistor (Rx), sambungkan ke ujung kawat yang belum terpasang kabel (Titik C).
Galvanometer berfungsi sebagai pendeteksi arus.
Galvanometer bisa saja diganti dengan alat ukur arus lain
seperti Amperemeter, tetapi karena Galvanometer memiliki
jarum penunjuk (titik skala 0) di tengah, maka lebih mudah
untuk mendeteksi kondisi seimbang. Selain itu Galvanometer
memiliki skala yang kecil yaitu µA sehingga pengamatan
akan lebih teliti.

f. Dari ujung kawat yang sama (Titik C), sambungkan ke catu daya negatif (warna
hitam).
g. Terakhir pasang kabel ke galvanometer negatif (warna hitam), dan ujung yang lain
ke kontak geser (Titik D).

Dapatkan titik setimbang dengan cara berikut :


a. Posisikan kontak geser D tepat di tengah kawat hambatan.
b. Nyalakan catu daya dan putar tombol pengatur tegangan ke sekitar 3 volt.
c. Geserlah kontak geser pada kawat hingga jarum pada galvanometer menujuk
angka nol (arus melalui G nol)
d. Jika nilai arus belum nol, ubahlah nilai hambatan variabel Rb hingga keadaan
tersebut terpenuhi (usahakan agar titik keseimbangan diperoleh dengan C kira-
kira di tengah-tengah). Hal ini menjamin ketidakpastian pada Rx adalah sekecil-
kecilnya.

33
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Catat panjang AD dan nilai hambatan Rb


Tabel Pengamatan Panjang L :
L
Percobaan Rb
L1 L2
Rx
Ry
Rz

Tabel 7.4 Hasil resistansi menggunakan metode jembatan wheatstone

a. Cari nilai hambatan Rx


L2
Rx = Rb
L1

Rx = ……………………… ohm
Cari pula ketidakpastiannya dan laporkan hasilnya
Cara menghitung ketidakpastian :
L2
Rx = Rb
L1
−1
Rx = L2 L1 Rb

dR  dR  dR 


ΔRx = 1ΔL2 + 1ΔL1 + 1ΔRb
dL2 dL1 dRb
ΔRx ΔL2 ΔL1 ΔRb
= + +
Rx L2 L1 Rb

 ΔL ΔL ΔR 
ΔR x =  2 + 1 + b  Rx
 L2 L1 Rb 

ΔRx = …………………………………… ohm


Keterangan:
ΔRb = Ketidakpastian resistor variabel = 5% x Rb
ΔL1 & ΔL2 = Ketidakpastian penggaris = 1/2 x Nst penggaris
Pelaporan nilai hambatan Rx


Rx = Rx ± ΔRx Ω 
RX = (……………………±……………………………) Ohm

34
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Tingkat Ketelitian (TK)


∆𝑅𝑥
× 100% = ………………………………… %
𝑅𝑥

b. Cari nilai hambatan Ry


L2
Ry = Rb
L1

Ry = ……………………… ohm
Cari nilai ketidakpastian :

 ΔL ΔL ΔRb 
ΔRy =  2 + 1 +  Ry
 L2 L1 Rb 

 ...................... ..................... ..................... 


ΔRy =  + + ...........................
 ...................... ..........
..........
.. ..................... 
ΔRy = …………………………………… ohm
Pelaporan nilai hambatan Ry


Ry = Ry ± ΔRy Ω 
Ry = (………………..…………±……………………………) Ohm
Tingkat Ketelitian (TK)
∆𝑅𝑦
× 100% = ………………………………… %
𝑅𝑦

c. Cari nilai hambatan Rz


L2
Rz = Rb
L1
Rz = ……………………… ohm
Cari nilai ketidakpastian :

 ΔL ΔL ΔRb 
ΔRz =  2 + 1 +  Rz
 2
L L1 R b 

 ...................... ..................... ..................... 


ΔRz =  + + ...........................
 ...................... ...................... ..................... 
ΔRz = …………………………………… ohm

35
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Pelaporan nilai hambatan Rz


Rz = Rz ± ΔRz Ω
Rz = (……………….………±……………………………) Ohm
Tingkat Ketelitian (TK)
∆𝑅𝑧
× 100% = ………………………………… %
𝑅𝑧

V. ANALISIS
1. Bandingkan nilai hambatan Rx dengan Jembatan Wheatstone, Multimeter, dan
membaca pita warna, apakah hasilnya sama? Jika tidak sama metode mana menurut
anda yang paling akurat?
2. Bagaimana pengaruh besar Rb terhadap panjang AD? Apakah besar Rb dan panjang
AD akan lebih kecil atau sebaliknya? Mengapa demikian?
3. Sebutkan contoh pengaplikasian Jembatan Wheatstone dalam kehidupan sehari-
hari!
𝑅2
4. Turunkan persamaan RX = 𝑅1 𝑅𝑏

5. Tentukan kelebihan dan kekurangan masing-masing metoda penentuan hambatan!

36
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

MODUL VIII
KONSEP KONVERSI ARUS LISTRIK MENJADI MEDAN MAGNET

I. TUJUAN
1. Memahami konsep magnet buatan dengan sumber arus searah (DC) dan arus
bolak–balik (AC).

2. Memahami pengaruh jumlah lilitan dan sumber arus terhadap kuat medan magnet
yang dihasilkan.
II. ALAT-ALAT
1. Sumber arus searah (DC)
2. Kawat tembaga
3. Batang besi
4. Klip
5. Jumper atau kabel
6. Penggaris
7. Sumber arus bolak-balik (AC)
8. Kumparan : 800/1000 lilitan

III. TEORI DASAR DAN PRAKTIKUM


Fenomena magnet buatan adalah sebuah fenomena yang pada awalnya sudah dijelaskan
oleh Oersted bahwa arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar dapat
menghasilkan efek medan magnet. Untuk menjelaskan fenomena yang ditemukan oleh
Oersted dapat dilihat pada gambar 8.1
Sebelum ada Arus Setelah ada Arus

Kompas Kompas

Gambar 8.1 Fenomena Oersted

Saat kompas didekatkan pada kawat berarus maka akan terjadi penyimpangan pada
jarum kompas.
Selanjutnya Bio-Savart menunjukkan secara matematis hubungan antara kuat arus, titik
pengamatan, dan kuat medan magnet seperti yang dapat dilihat pada gambar 8.2

37
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Gambar 8.2 Pengamatan Bio-Savart

Gambar diatas menunjukkan kuat arus yang mengalir pada suatu penghantar, lalu P
adalah titik pengamatan.
Secara matematis, formula yang ditemukan Bio-Savart adalah sebagai berikut:

𝜇0 𝐼
𝑑𝐵 = 𝑑𝑠 × 𝑟̂
4𝜋𝑟 2
Keterangan :
𝑑𝐵 = Perubahan medan magnet (Tesla)
𝜇𝑜 = Permeabilitas ruang hampa (4𝜋 𝑥 10−7 Wb/A.m)
𝐼 = Kuat arus (A)
𝑑𝑠 = Elemen penghantar (m)
𝑟 = Jarak pengantar terhadap titik pengamatan (m)
𝑟̂ = vektor satuan r

Adapun karakteristik dari induksi magnetik yang dapat diterjemahkan dari hukum
Biot Savart ialah :
• Berbanding lurus dengan kuat arus listrik.
• Berbanding lurus dengan panjang elemen kawat penghantar.
• Berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara titik induksi magnetik yang diamati
ke elemen kawat penghantar.
• Berbanding lurus dengan sinus sudut antara arah arus dan garis penghubung titik
induksi magnetik yang diamati terhadap elemen kawat penghantar.

Dibawah ini akan dijelaskan mengenai mode-mode dalam aplikasi rumus induksi
magnetik:
1. Di sekitar penghantar lurus berarus :

➢ Kawat lurus panjang tak berhingga


𝜇𝑜 i
𝐵=
2𝜋𝑎

38
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

➢ Kawat lurus panjang tertentu


𝜇𝑜 𝑖
𝐵= (cos 𝛼 + cos 𝛽 )
4𝜋𝑎
2. Pada kawat melingkar berarus :

➢ Induksi magnetik di pusat lingkaran


𝜇0 i
𝐵=
2𝑎

➢ Induksi magnetik di pusat 1/2 lingkaran


1 𝜇0 i
𝐵= ( )
2 2𝑎

➢ Induksi magnetik di luar lingkaran


𝜇0 i𝑎2
𝐵=
2𝑟 3

3. Pada Soleonida (Kumparan) :

➢ Di pusat solenoida
𝜇0 i 𝑁
𝐵=
𝐿

➢ Di salah satu ujung slenoida


𝜇0 i 𝑁
𝐵=
2𝐿

4. Pada sumbu toroida :


𝜇0 i 𝑁
𝐵=
2𝜋𝑎

Praktikum :
Percobaan 1

Gambar 8.3 Percobaan 1

39
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Langkah Percobaan :
1. Siapkan alat-alat yang digunakan seperti: kawat tembaga, sumber DC, batang besi, dan
klip.
2. Lilitkan kawat tembaga sebanyak sekian lilitan pada batang besi dan hubungkan ke
sumber DC, atur sumber tegangan sebesar 6 volt (sesuai asisten).
3. Letakkan klip pada jarak tertentu.
4. Dekatkan batang besi ke arah klip.
5. Kemudian amati jarak minimal agar klip dapat menempel pada gulungan logam.
Lakukan percobaan sebanyak tiga kali.
6. Ulangi percobaan di atas dengan jumlah lilitan yang berbeda tanpa mengubah nilai
tegangan pada sumber.

Tabel Pengamatan Percobaan 1

No Jumlah Lilitan Jarak Minimal Jarak Rata-Rata


(cm) (cm)
1
2
3
4
5
6
Tabel 8.1 Pengamatan Percobaan 1

Percobaan 2

Gambar 8.4 Rangkaian Percobaan 2

Langkah Percobaan:
1. Sediakan alat-alat yang digunakan seperti : sumber AC, kumparan 1000 lilitan (sesuai
asisten), logam besi, dan klip.
2. Letakkan logam besi di tengah kumparan.
3. Hubungkan kumparan dengan sumber AC menggunakan kabel/jumper.

40
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

4. Amati apa yang terjadi pada logam besi jika didekatkan paku kecil/klip.
5. Ulangi langkah praktikum di atas, ganti sumber dengan sumber DC.

Tabel Pengamatan Percobaan2

Reaksi klip saat didekatkan dengan logam besi yang diberi


Sumber Arus sumber tegangan sebesar
3 Volt 6 Volt 9 Volt

AC

DC

Tabel 8.2 Pengamatan Percobaan 2

IV. ANALISIS
1. Bagaimanakah pengaruh jumlah lilitan terhadap jarak?
2. Apa yang akan terjadi apabila batang besi diganti dengan sebuah isolator?
3. Bagaimanakah perbedaan antara sumber AC dan sumber DC?
4. Apa yang menyebabkan klip bergetar begitu didekatkan dengan batang besi? Jelaskan!
5. Bagaimanakah pengaruh nilai tegangan terhadap medan magnet yang dihasilkan?

41
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

MODUL IX
KONSEP KONVERSI MEDAN MAGNET MENJADI ARUS LISTRIK

I. TUJUAN
1. Memahami arus induksi akibat perubahan kuat dan arah medan magnet di sekitar
kumparan.
2. Memahami konsep generator AC sederhana.
II. ALAT-ALAT
1. Kumparan : 800/1000 lilitan
2. Magnet batang
3. Galvanometer
4. Jumper atau kabel
5. Generator listrik sederhana
III. TEORI DASAR DAN PRAKTIKUM
Suatu medan magnet yang konstan tidak dapat menghasilkan arus listrik, namun
perubahan fluks medan magnet dapat menghaslkan arus listrik (Hukum induksi Faraday).
Arus listrik ini dinamakan arus induksi. Perubahan fluks magnetik, yang bergerak
melintasi loop seluas A, didefinisikan sebagai:
 B = NBA cos  Weber

(Misal N=1, N adalah jumlah lilitan)


B = BA cos  Weber

Jika fluks yang melalui kumparan dengan N lilitan berubah sebesar B dalam waktu t,
maka besarnya ggl induksi adalah :
∆𝐵
 = −N Volt
∆𝑡

Faraday pada saat itu baru dapat menghitung besarnya ggl induksi yang terjadi, tetapi
belum dapat menentukan kemana arah induksi yang timbul pada kumparan/rangkaian.
Arah induksi yang terjadi baru dapat dijelaskan oleh Friederich Lenz yang lebih dikenal
dengan Hukum Lenz, yaitu ggl induksi dan arus induksi memiliki arah sedemikian rupa,
sehingga melawan muatan yang menghasilkan ggl dan arus induksi tersebut.

42
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Konsep perubahan medan magnet menjadi arus listrik diterapkan salah satunya pada
generator. Pada pembangkit listrik, generator adalah alat yang mengubah energi
mekanik menjadi energi listrik untuk digunakan di sirkuit eksternal. Sumber energi
mekanik meliputi turbin uap, turbin gas, turbin air, mesin pembakaran dalam dan bahkan
engkol tangan. Generator elektromagnetik pertama, cakram Faraday, dibangun pada
tahun 1831 oleh ilmuwan Inggris Michael Faraday. Generator menyediakan hampir
semua daya untuk jaringan listrik.
Prinsip kerja generator ada dua macam, yaitu:

• Magnet diputar di antara beberapa kumparan.


• Kumparan diputar di antara kutub-kutub magnet (dalam medan magnet).

Komponen-komponen generator :

Gambar 9.1 Komponen-Komponen Generator

• rotor : Komponen yang bergerak


• stator : Komponen yang diam
• cincin tembaga
• Sikat karbon : Penghubung rangkaian dalam dinamo dengan luar dinamo.

Praktikum :
Percobaan 1
Langkah Percobaan :

Gambar 9.2 Percobaan 1

43
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

1. Rangkaikan galvanometer dengan kumparan/lilitan seperti gambar di atas.


2. Gerakkan magnet menuju ke dalam kumparan dengan 2 kondisi seperti di bawah ini :
• Jika kutub utara magnet dimasukkan terlebih dahulu, maka arah jarum
galvanometer menuju ......
• Jika kutub selatan magnet dimasukkan terlebih dahulu, maka arah jarum
galvanometer menuju ......
3. Gerakkan magnet menuju ke luar kumparan dengan 2 kondisi seperti di bawah ini :
• Jika kutub utara magnet dikeluarkan terlebih dahulu, maka arah jarum
galvanometer menuju ......
• Jika kutub selatan magnet dikeluarkan terlebih dahulu, maka arah jarum
galvanometer menuju ......
4. Ulangi langkah 2 dan 3 dengan gerakan cepat dan lambat. Apakah terdapat perbedaan
simpangan pada jarum galvanometer? Jika iya, bagaimana perbedaannya?
………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………....................................................
5. Gerakkan magnet di permukaan luar kumparan, bagaimana perbedaannya dengan
gerakan magnet ketika di dalam kumparan?
………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………...................................................
Percobaan 2 :
Langkah Percobaan :
1. Siapkan set alat generator listrik sederhana yang sudah terhubung dengan lampu.
2. Putar bagian pedal pada generator.
3. Amati fenomena yang terjadi.
Di bawah ini merupakan sub bagian yang terletak pada rotor di generator listrik.

Gambar 9.3 Percobaan 2

44
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Bagaimana keadaan nyala lampu saat generator diam dan setelah diputar? Apa
perbedaannya?
………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………...................................................

Lalu amati saat generator listrik diputar secara lambat dan cepat, Bagaimana keadaan
nyala lampu? Mengapa bisa terjadi demikian?

………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………….................................................
IV. ANALISIS
1. Jelaskan mengenai hukum dasar yang melandasi modul 9 secara lengkap!
2. Apa yang terjadi di galvanometer apabila batang magnet dikeluar-masukkan di atas,
di samping, ataupun di bawah kumparan? Bandingkan dengan yang di tengah! Berikan
penjelasan menggunakan pendekatan hukum dasar pada no 1!
3. Bagian apakah dari generator listrik yang diam dan bagian apakah yang bergerak? Dan
berikan alasan pula bagaimana fenomena tersebut dapat terjadi!

45
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

MODUL X
TRANSFORMATOR ATAU TRANSFER DAYA TANPA KABEL
I. TUJUAN
Memahami konsep transfer energi tanpa kabel.
II. ALAT-ALAT
Transformator.
III. TEORI DASAR DAN PRAKTIKUM
Perhatikan gambar 10.1 Fluks yang dihasilkan oleh arus i1 dan 𝜙1. Fluks ini akan
menginduksi kumparan kedua sehingga menghasilkan 𝜙21 (fluks pada kumparan kedua
akibat diinduksi oleh kumparan pertama).
Jika arus i1 berubah maka fluks 𝜙21 juga berubah. Perubahan fluks 𝜙21 menyebabkan
munculnya GGL imbas pada kumparan kedua memenuhi :
𝑑𝜙21
𝜀2 = −𝑁2
𝑑𝑡

I1

N1 N2

Gambar 10.1 Percobaan

Praktikum
Langkah Percobaan:
1. Siapkan set alat wireless power supply (berisi kumparan primer, kumparan sekunder,
dan lampu yang sudah dihubungkan dengan kumparan sekunder)

“Kumparan pertama (primer) yang bertindak sebagai input dan dihubungkan ke


sumber daya AC, sedangkan kumparan kedua (sekunder) yang bertindak sebagai
output dan jumlah lilitannya dapat diubah-ubah.”
2. Nyalakan alat transformator.
3. Ubah jumlah kumparan pada kumparan sekunder sebanyak minimal 2 kali secara
bergantian. Dan amati perbedaan jarak minimal lampu akan menyala.
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………….....................................................

46
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

4. Ganti catuan AC dengan dengan catuan DC. Gunakan kumparan sekunder dengan
jumlah yang disesuaikan. Amati yang terjadi dan berikan analisa mengapa bisa terjadi
demikian!
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………......................................................

IV. ANALISIS
1. Bagaimanakah pengaruh jumlah lilitan terhadap jarak dan intensitas lampu?
2. Jelaskan prinsip kerja transfer daya tanpa kabel secara lengkap!

47
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

MODUL XI
APLIKASI INDUKSI MAGNET DALAM KEHIDUPAN SEHARI–HARI
(MENGGUNAKAN PRINSIP LISTRIK-MAGNET)

V. TUJUAN
1. Mengetahui berbagai alat yang menggunakan prinsip Induksi Magnet (Listrik ke
Magnet).
2. Memahami prinsip kerja dari alat yang menggunakan prinsip Induksi Magnet (Listrik ke
Magnet).
VI. Dasar Teori

Kelistrikan dan kemagnetan adalah suatu fenomena alam yang memiliki keterkaitan
satu dengan yang lainnya. Hal ini dibuktikan oleh fisikawan Inggris yaitu James Clerk
Maxwell. Berbeda dengan para ilmuan sebelumnya yang secara estafet mengembangkan
ilmu pengetahuan kelistrikan lewat pengamatan dan percobaan, James Clerk Maxwell
memberikan kontribusinya dalam bentuk teori yang mampu menerangkan fenomena
listrik magnet menjadi satu kesatuan.
Menurut Maxwell listrik dan magnet sebenarnya berasal dari sumber yang sama.
Keduanya saling berkaitan erat dalam arti listrik dapat diubah menjadi magnet dan
sebaliknya magnet dibangkitkan dengan listrik. Maxwell berusaha untuk merumuskan
keterkaitan keduanya dengan bahasa matematis yang sederhana. Dikenal ada dua
macam perumusan persamaan Maxwell, yakni perumusan dalam bentuk diferensial dan
integral.
Dengan berkembangnya ilmu kemagnetan dan di dukung dengan ilmu lainnya maka
para perekayasa dapat membuat teknologi mulai dari yang sederhana hingga mutakhir
untuk mempermudah pekerjaan manusia.
Beberapa contoh alat yang menggunakan prinsip listrik ke magnet adalah:

1. Bel Listrik
Bel Listrik yang dalam bahasa Inggris disebut dengan Electric Bell adalah sebuah alat
yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi suara dengan menggunakan prinsip
Elektromagnetik. Meskipun saat ini banyak Bel yang menggunakan sistem Elektronik, Bel
Listrik yang menggunakan prinsip gaya elektromagnet ini masih banyak digunakan.

48
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Penggunaan Bel Listrik jenis Elektromagnetik ini banyak kita temui pada system
keamanan dan keselamatan yang terdapat di Pabrik, Hotel maupun Pusat Perbelanjaan
dengan mempergunakannya sebagai Alarm Kebakaran (Fire Alarm). Selain itu, Bel Listik
juga sering digunakan sebagai Alarm Maling dan juga Lonceng di Sekolah.
Salah satu Bel Listrik dengan prinsip Elektromagnetik yang sering digunakan adalah
Bel Listrik yang berbentuk “Interrupter Bell” yaitu jenis Bel Listrik yang dapat
menghasilkan suara secara terus menerus ketika diberikan arus listrik. Cara kerja Bel
Listrik juga tidak terlalu rumit, untuk menjelaskannya lebih lanjut, kita perlu mengetahui
beberapa bagian atau komponen penting dalam Bel Listrik dan juga gambar dasarnya.
Bel Listrik dengan Prinsip kerja Elektromagnetik terdiri dari beberapa Komponen
atau bagian utama yaitu :
1. Lonceng (Gong)
2. Pemukul (Striker)
3. Kumparan Elektromagnet
4. Armature
5. Spring
6. Interuptor (penghubung dan pemutus arus listrik)

Gambar 11.1 Bel Listrik

49
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Berdasarkan gambar Rangkaian Bel Listrik (Electric Bell) diatas, saat Switch (S1)
ditekan (ON), arus listrik akan mengalir ke Kumparan Elektromagnet melalui Interuptor
sehingga terjadi medan magnet untuk menarik Armature Striker (pemukul). Striker yang
ditarik tersebut kemudian memukul Lonceng (Gong) sehingga Bel Listrik
berbunyi. Ketika Armature Striker ditarik oleh Elektromagnet, hubungan listrik di
Interuptor pun terputus dan menyebabkan Kumparan Elektromagnetik tidak dialiri arus
listrik.

Kumparan Elektromagnetik yang tidak dialiri arus listrik tersebut akan kehilangan
medan magnetnya sehingga tidak mampu lagi menarik Armature. Armature yang
terlepas tersebut akan mengayun kembali ke posisi semula dan Interuptor menjadi
terhubung kembali sehingga arus listrik dapat mengalir lagi ke Kumparan Elektromagnet
untuk menarik Armature. Demikian siklus proses tersebut berulang-ulang kembali
dengan cepat dalam hitungan detik sehingga menghasilkan suara yang
berkesinambungan (terus menerus). Suara atau bunyi Bel Listrik ini akan terhenti jika
Switch (S1) di-OFF-kan.

2. Metal Detector
Metal detector merupakan sebuah instrument elektronik yang memanfaatkan
mekanisme elektromagnetik untuk melacak kandungan metal pada sebuah objek.
Umumnya metal detector terdiri dari 3 komponen utama, yaitu:
1. Transmitter coil.
2. Receiver coil.
3. Standard wave analyzer.

Transmitter coil merupakan sebuah kumparan yang berfungsi sebagai penghasil atau
pemancar gelombang elektromagnetik, karena berdasarkan prinsip dasar
elektromagnetik yaitu “Saat kumparan diberi tegangan AC (alternating Current), maka
pada kumparan tersebut akan timbul medan magnet”. Gelombang elektromagnet ini
nantinya akan diterima oleh receiver coil yang diletakkan di dekat transmitter coil antara
transmitter dan receiver, nantinya akan diberi ruang untuk melewati objek yang akan
diuji kandungan metalnya.

50
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Jika benda logam melewati metal detector, maka gelombang yang ada menjadi
terganggu dan standard wave analyzer akan memberitahukan bahwa ada
ketidakseimbangan gelombang. Fungsi standar wave analyzer disini yaitu sebagai regulasi
induksi gelombang elektromagnetik antara transmitter coil dan receiver coil. Standar
wave analyzer ini terhubung ke control unit yang nantinya akan mengontrol sistem yang
ada pada metal detector seperti bunyi alarm, mengaktifkan lampu indicator,
menghentikan atau membalik putaran motor, memisahkan objek yang terdeteksi
mengandung metal pada conveyor belt metal detector. Untuk lebih jelasnya, mekanisme
kerja metal detector dapat dilihat pada ilustrasi berikut:

Gambar 11.2 Ilustrasi kerja metal detector

Pengaplikasian metal detector saat ini sangatlah luas, misalnya saja untuk sistem
keamanan, arkeolog, untuk industri (untuk quality control), dll. Untuk sistem keamanan
mungkin sudah sering kita lihat di bandara dan tempat-tempat penting lainnya.
Untuk aplikasi di industri contohnya pada industri makanan, farmasi, textile,
garment, kimia, plastik, dan industri pengepakkan. Metal detector untuk industri ini
disebut dengan istilah industrial metal detector. Contoh penggunaan metal detector
pada industri makanan misalnya, kontaminasi makanan oleh pecahan logam dari mesin
pengolahan yang rusak selama proses manufaktur adalah masalah keamanan utama
dalam industri makanan. Untuk itu perlu dilakukan quality control dengan menggunakan
metal detector sebelum makanan tersebut dikemas. Detektor logam untuk tujuan ini
banyak digunakan dan diintegrasikan ke dalam line produksi.

51
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

3. Loud Speaker
Kita dapat mendengarkan musik radio, mendengarkan suara dari drama televisi
ataupun suara dari lawan bicara kita di ponsel, semua ini karena adanya komponen
Elektronika yang bernama Loudspeaker yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan
Pengeras Suara. Loudspeaker atau lebih sering disingkat dengan Speaker adalah
Transduser yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi Frekuensi Audio (sinyal suara)
yang dapat didengar oleh telinga manusia dengan cara mengetarkan komponen
membran pada Speaker tersebut sehingga terjadilah gelombang suara. Sebelum kita
membahas lebih lanjut mengenai Loadspeaker (Pengeras Suara), sebaiknya kita
mengetahui bagaimana suara dapat dihasilkan. Yang dimaksud dengan “Suara”
sebenarnya adalah Frekuensi yang dapat didengar oleh Telinga Manusia yaitu Frekuensi
yang berkisar di antara 20Hz – 20.000Hz. Timbulnya suara dikarenakan adanya fluktuasi
tekanan udara yang disebabkan oleh gerakan atau getaran suatu obyek tertentu. Ketika
Obyek tersebut bergerak atau bergetar, Obyek tersebut akan mengirimkan Energi Kinetik
untuk partikel udara disekitarnya. Hal ini dapat dianologikan seperti terjadinya
gelombang pada air. Sedangkan yang dimaksud dengan Frekuensi adalah jumlah getaran
yang terjadi dalam kurun waktu satu detik. Frekuensi dipengaruhi oleh kecepatan getaran
pada obyek yang menimbulkan suara, semakin cepat getarannya makin tinggi pula
frekuensinya.

Gambar 11.3 Speaker


Pada gambar diatas, dapat kita lihat bahwa pada dasarnya Speaker terdiri dari
beberapa komponen utama yaitu Cone, Suspension, Magnet Permanen, Voice Coil dan
juga Kerangka Speaker.
Dalam rangka menterjemahkan sinyal listrik menjadi suara yang dapat didengar,
Speaker memiliki komponen Elektromagnetik yang terdiri dari Kumparan yang disebut
dengan Voice Coil untuk membangkitkan medan magnet dan berinteraksi dengan

52
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Magnet Permanen sehingga menggerakan Cone Speaker maju dan mundur. Voice Coil
adalah bagian yang bergerak sedangkan Magnet Permanen adalah bagian Speaker yang
tetap pada posisinya. Sinyal listrik yang melewati Voice Coil akan menyebabkan arah
medan magnet berubah secara cepat sehingga terjadi gerakan “tarik” dan “tolak” dengan
Magnet Permanen. Dengan demikian, terjadilah getaran yang maju dan mundur pada
Cone Speaker.
Cone adalah komponen utama Speaker yang bergerak. Pada prinsipnya, semakin
besarnya Cone semakin besar pula permukaan yang dapat menggerakan udara sehingga
suara yang dihasilkan Speaker juga akan semakin besar.
Suspension yang terdapat dalam Speaker berfungsi untuk menarik Cone ke posisi
semulanya setelah bergerak maju dan mundur. Suspension juga berfungsi sebagai
pemegang Cone dan Voice Coil. Kekakuan (rigidity), komposisi dan desain Suspension
sangat mempengaruhi kualitas suara Speaker itu sendiri.
4. Motor Listrk DC
Motor Listrik DC atau DC Motor adalah suatu perangkat yang mengubah energi listrik
menjadi energi kinetik atau gerakan (motion). Motor DC ini juga dapat disebut sebagai
Motor Arus Searah. Seperti namanya, DC Motor memiliki dua terminal dan memerlukan
tegangan arus searah atau DC (Direct Current) untuk dapat menggerakannya. Motor
Listrik DC ini biasanya digunakan pada perangkat-perangkat Elektronik dan listrik yang
menggunakan sumber listrik DC seperti Vibrator Ponsel, Kipas DC dan Bor Listrik DC.
Motor Listrik DC atau DC Motor ini menghasilkan sejumlah putaran per menit atau
biasanya dikenal dengan istilah RPM (Revolutions per minute) dan dapat dibuat berputar
searah jarum jam maupun berlawanan arah jarum jam apabila polaritas listrik yang
diberikan pada Motor DC tersebut dibalikan. Motor Listrik DC tersedia dalam berbagai
ukuran rpm dan bentuk. Kebanyakan Motor Listrik DC memberikan kecepatan
rotasi sekitar 3000 rpm hingga 8000 rpm dengan tegangan operasional dari 1,5V hingga
24V. Apabile tegangan yang diberikan ke Motor Listrik DC lebih rendah dari tegangan
operasionalnya maka akan dapat memperlambat rotasi motor DC tersebut sedangkan
tegangan yang lebih tinggi dari tegangan operasional akan membuat rotasi motor DC
menjadi lebih cepat. Namun ketika tegangan yang diberikan ke Motor DC tersebut turun
menjadi dibawah 50% dari tegangan operasional yang ditentukan maka Motor DC

53
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

tersebut tidak dapat berputar atau terhenti. Sebaliknya, jika tegangan yang diberikan ke
Motor DC tersebut lebih tinggi sekitar 30% dari tegangan operasional yang ditentukan,
maka motor DC tersebut akan menjadi sangat panas dan akhirnya akan menjadi rusak.
Pada saat Motor listrik DC berputar tanpa beban, hanya sedikit arus listrik atau daya
yang digunakannya, namun pada saat diberikan beban, jumlah arus yang digunakan akan
meningkat hingga ratusan persen bahkan hingga 1000% atau lebih (tergantung jenis
beban yang diberikan). Oleh karena itu, produsen Motor DC biasanya akan
mencantumkan Stall Current pada Motor DC. Stall Current adalah arus pada saat poros
motor berhenti karena mengalami beban maksimal.
Terdapat dua bagian utama pada sebuah Motor Listrik DC, yaitu Stator dan Rotor.
Stator adalah bagian motor yang tidak berputar, bagian yang statis ini terdiri dari rangka
dan kumparan medan. Sedangkan Rotor adalah bagian yang berputar, bagian Rotor ini
terdiri dari kumparan Jangkar. Dua bagian utama ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa
komponen penting yaitu diantaranya adalah Yoke (kerangka magnet), Poles (kutub
motor), Field winding (kumparan medan magnet), Armature Winding (Kumparan
Jangkar), Commutator (Komutator) dan Brushes (kuas/sikat arang).
Pada prinsipnya motor listrik DC menggunakan fenomena elektromagnet untuk
bergerak, ketika arus listrik diberikan ke kumparan, permukaan kumparan yang bersifat
utara akan bergerak menghadap ke magnet yang berkutub selatan dan kumparan yang
bersifat selatan akan bergerak menghadap ke utara magnet. Saat ini, karena kutub utara
kumparan bertemu dengan kutub selatan magnet ataupun kutub selatan kumparan
bertemu dengan kutub utara magnet maka akan terjadi saling tarik menarik yang
menyebabkan pergerakan kumparan berhenti.

Gambar 11.4 Motor Listrik DC

54
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Terdapat dua bagian utama pada sebuah Motor Listrik DC, yaitu Stator dan Rotor.
Stator adalah bagian motor yang tidak berputar, bagian yang statis ini terdiri dari rangka
dan kumparan medan. Sedangkan Rotor adalah bagian yang berputar, bagian Rotor ini
terdiri dari kumparan Jangkar. Dua bagian utama ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa
komponen penting yaitu diantaranya adalah Yoke (kerangka magnet), Poles (kutub
motor), Field winding (kumparan medan magnet), Armature Winding (Kumparan
Jangkar), Commutator (Komutator) dan Brushes (kuas/sikat arang).
Pada prinsipnya motor listrik DC menggunakan fenomena elektromagnet untuk
bergerak, ketika arus listrik diberikan ke kumparan, permukaan kumparan yang bersifat
utara akan bergerak menghadap ke magnet yang berkutub selatan dan kumparan yang
bersifat selatan akan bergerak menghadap ke utara magnet. Saat ini, karena kutub utara
kumparan bertemu dengan kutub selatan magnet ataupun kutub selatan kumparan
bertemu dengan kutub utara magnet maka akan terjadi saling tarik menarik yang
menyebabkan pergerakan kumparan berhenti.
Untuk menggerakannya lagi, tepat pada saat kutub kumparan berhadapan dengan
kutub magnet, arah arus pada kumparan dibalik. Dengan demikian, kutub utara
kumparan akan berubah menjadi kutub selatan dan kutub selatannya akan berubah
menjadi kutub utara. Pada saat perubahan kutub tersebut terjadi, kutub selatan
kumparan akan berhadap dengan kutub selatan magnet dan kutub utara kumparan akan
berhadapan dengan kutub utara magnet. Karena kutubnya sama, maka akan terjadi tolak
menolak sehingga kumparan bergerak memutar hingga utara kumparan berhadapan
dengan selatan magnet dan selatan kumparan berhadapan dengan utara magnet. Pada
saat ini, arus yang mengalir ke kumparan dibalik lagi dan kumparan akan berputar lagi
karena adanya perubahan kutub. Siklus ini akan berulang-ulang hingga arus listrik pada
kumparan diputuskan.

55
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

MODUL XII
APLIKASI INDUKSI MAGNET DALAM KEHIDUPAN SEHARI–HARI
(MENGGUNAKAN PRINSIP MAGNET-LISTRIK)
I. TUJUAN
1. Mengetahui berbagai alat yang menggunakan prinsip Induksi Magnet (Magnet ke
Listrik).
2. Memahami prinsip kerja dari alat yang menggunakan prinsip Induksi Magnet
(Magnet ke Listrik).
II. DASAR TEORI
Seperti yang sudah dirumuskan oleh James Clerk Maxwell listrik dan magnet memiliki
hubungan satu sama lain. Berdasarkan teori Maxwell, magnet juga dapat menimbulkan
listrik. Dalam kehidupan sehari-hari teori magnet ke listrik memang kurang diperhatikan,
namun memberi dampak efek yang cukup besar dalam pekerjaan manusia.
Beberapa contoh alat yang menggunakan prinsip magnet ke listrik adalah:

1. Generator Listrik
Generator listrik adalah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber mekanik
dengan menggunakan induksi elektromagnetik. Generator ini menggunakan prinsip
hukum Faraday yaitu bila sebuah konduktor digerakkan di dalam medan magnet, maka
akan timbul arus induksi pada konduktor tersebut.
Konsep generator pertama kali ditemukan oleh Michael Faraday yang berkebangsaan
Inggris, seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Gambar 12.1 Generator Listrik

Dari gambar di atas, bila konduktor digerakkan maju mundur antara kutub utara dan
kutub selatan maka jarum galvanometer akan bergerak. Gerakan tersebut menunjukkan
adanya gaya listrik yang dihasilkan.

56
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Terdapat dua cara untuk mengubah energi mekanik menjadi energi listrik, yaitu
dengan Generator arus searah (Direct Current) dan Generator arus bolak-balik
(Alternating Current).
Generator DC terdiri dua bagian, yaitu stator, yaitu bagian mesin DC yang diam/tidak
bergerak, dan bagian rotor, yaitu bagian mesin DC yang berputar. Bagian stator terdiri
dari rangka motor, belitan stator, sikat arang, bearing dan terminal box. Sedangkan
bagian rotor terdiri dari komutator, belitan rotor, kipas rotor dan poros rotor.
Prinsip kerja generator DC sama dengan generator AC. Namun, pada generator DC
arah arus induksinya tidak berubah. Hal ini disebabkan cincin yang digunakan pada
generator DC berupa cincin belah (komutator).

Gambar 12.2 Prinsip Kerja Generator DC


Generator AC terdiri atas: magnet permanen (tetap), kumparan (solenoida). cincin
geser, dan sikat. Pada generator. perubahan garis gaya magnet diperoleh dengan cara
memutar kumparan di dalam medan magnet permanen. Karena dihubungkan dengan
cincin geser, perputaran kumparan menimbulkan GGL induksi AC. OIeh karena itu, arus
induksi yang ditimbulkan berupa arus AC. Adanya arus AC ini ditunjukkan oleh
menyalanya lampu pijar yang disusun seri dengan kedua sikat.

Gambar 12.3 Prinsip Kerja

57
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

2. Accelerometer
Accelerometer adalah sebuah tranduser yang berfungsi untuk mengukur percepatan,
mendeteksi dan mengukur getaran, ataupun untuk mengukur percepatan akibat
gravitasi bumi. Accelerometer juga dapat digunakan untuk mengukur getaran yang
terjadi pada kendaraan, bangunan, mesin, dan juga bisa digunakan untuk mengukur
getaran yang terjadi di dalam bumi, getaran mesin, jarak yang dinamis, dan kecepatan
dengan ataupun tanpa pengaruh gravitasi bumi.
Prinsip kerja dari tranduser ini berdasarkan hukum fisika bahwa apabila suatu
konduktor digerakkan melalui suatu medan magnet, atau jika suatu medan magnet
digerakkan melalui suatu konduktor, maka akan timbul suatu tegangan induksi pada
konduktor tersebut. Accelerometer yang diletakan di permukaan bumi dapat mendeteksi
percepatan 1g (ukuran gravitasi bumi) pada titik vertikalnya, untuk percepatan yang
dikarenakan oleh pergerakan horizontal maka accelerometer akan mengukur
percepatannya secara langsung ketika bergerak secara horizontal.

Gambar 12.4 Accelerometer


Salah satu penggunaan accelerometer yang sangat umum yaitu dalam sistem airbag
yang terdapat pada kendaraan, khususnya mobil. Accelerometer ini digunakan untuk
mendeteksi penurunan percepatan yang sangat besar yang biasanya terjadi ketika
terjadinya tabrakan antar kendaraan.

58
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

DAFTAR NAMA ASISTEN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PERIODE 2018-2019


GUS Agus Mulyana GGS Gigas Jouhan Arvyanto RAC Rachma Agustyorini
PAW Ahmad Fauzi ZIP Gilang Azi Pratama PIP Rafif Rizqullah
ANF Ahmad Nurmaulana Firli GWS Gusti Ayu Dwitya Sari HAN Rayhan Nauvaldi
AZR Aisyah Zahra Riswanda HAY Haya Majidatul Khasna RNF Renal Farhan
AJP Ajpyanti Meidina IAF Ilham Akbar REV Revin Naufal Alief
ARY Akbar Tubagus A P IEM Imanuel Simatupang EZA Reza Armanda Lubis
AAH Alawy Anis Harnovan NDO Irfhando Mahendra GRY Ribka Yosephine
SUS Aldi Sulthony Susilo ZAU Irma Zauhar Nafisah RKF Ridlho Khoirul Fachri
ALZ Alya Zulfia Amaranggana KHZ Khemal Havied Zyarkasi RII Rizka Alifya Rahman
AMD Amanda Febrina LIN Klin Agusta Hernandi BOW Rizky Ari Wibowo
ANN Anindiya Dewi Artanti LNQ Laily Nur Qomariyati RED Rizkyah Erwanda
ANS Annisa Nur Falahi Ahmad LSW Lia Suci Waliani QLB Rizqi Ainul Qolbi
ARF Arfa Chalida Izhar F LYN Liyana Faiza RRS Ryandhari Refony Shania
AWP Arinda Wardhani Putri LUL Lulu Millatina Rachmawati SAR Sarah Maharani
SYF Assyifa Nur Annisa R P SYA Miftah Syahita Astriana SAT Satria Rana Dityantomo
TIK Atika Shinta Ayuningtyas MIW Mira Gunawan SHR Sherly Liana Putri
YES Ayesha Humaira Aqmarina SUL Mohammad Fakhrurrozie S MUL Sinta Mulyani Dwi Putri
BEN Beno Ramadhan SIN Muchsin Nur Hidayah KHA Siti Amirah Khansa
FLO Budi Floris de Jongh MYZ Muh Yuzril Ihza B. TON Sulthon Faryabi Nurbadri
CAL Calica Rosnaomi ESA Muhamad Rizki Esa A OJI Sulthon Muhammad Fauzi A
CPM Citra Puspaningrum AGI Muhammad Anggi M S TIA Tiara
CCG Cristianus Cristiando G MAA Muhammad Arief A. TND Tiara Ananda Husen
SFN Dea Sifana Ramadhina ONE Muhammad Fajar Aldi A PIP Widhi Argo Pratama
DVR Devy Rizkillah AIS Muhammad Fajar A S UNI Yulia Wahyuni
GOD Dony Tontiardo IAM Muhammad Ilham Fauzi
DTY Dwi Sulistyowati RFL Muhammad Riefla G
END Elfan Alveraldo SYE Muhammad Syechan N
EFS Elisabeth Simbolon MUT Mutia Rahma Niza
DEV Enadevita Fitriyani MNS Nana Sutrisna
FDL Fadhil Hadiantoro NAT Natasia Sekarning Tiyas
RYN Fadhillah Ryan Satria YAD Ni Luh Gede Sri Yadnya N
FFA Faiz Nashrullah NNA Nisa Noor Amalia
NDK Fathiyya Nada Nazhifa B NYM Nyimas Adella Gustina
ABI Fauzan Al-Maghribi OKZ Okzata Recy
FEE Feiliana LVA Olyvia Fransiska Andriani
LIX Felix Gerald Saragi Sitio RES Pramesta Kharisma K
FRL Feralia Fitri PUS Puspita Aribah Luthfiyyah
FIL Fildha Ridhia PUT Putri Dwi Haryati
VRA Fira Yunita RGA Putu Arga Lesmana
HRS Gede Haris Widiarta MIT Putu Riyana Paramita

59
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

STRUKTUR ORGANISASI
LABORATORIUM FISIKA DASAR

Pembina Lab
Drs. Suprayogi, M.T.

Koordinator Asisten Lab. Fisika


Dasar
Fadhil Hadiantoro

Wakil Koordinator Asisten Lab.


Fisika Dasar
Ahmad Nurmaulana Firli

Bendahara I Sekretaris I
Citra Puspaningrum Sinta Mulyani Dwi Putri

Bendahara II Sekretaris II
Fira Yunita Lulu Millatina Rachmawati

60
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Divisi Manajemen Sistem


Divisi Edukasi Divisi Sumber Daya Manusia
Informasi
Sulthon Faryabi
Muhamad Rizki Esa Ariono Fadhillah Ryan Satria
Nurbadri
Muhammad Riefla Mohammad Fakhrurrozie
Rafif Rizqullah
Gustiawan Sulaeman
Aisyah Zahra Riswanda Aldi Sulthony Susilo Agus Mulyana
Ajpyanti Meidina Annisa Nur Falahi Ahmad Akbar Tubagus Ariatama Putra
Dea Sifana Ramadhina Arfa Chalida Izhar Friswara Alawy Anis Harnovan
Dony Tontiardo Arinda Wardhani Putri Amanda Febrina
Elfan Alveraldo S Putra Assyifa Nur Annisa Rizkia Putri Anindiya Dewi Artanti
Feiliana Budi Floris de Jongh Faiz Nashrullah
Fathiyya Nada Nazhifa
Ilham Akbar Enadevita Fitriyani
Budiman
Irfhando Mahendra Fauzan Al-Maghribi Feralia Fitri
Miftah Syahita Astriana Laily Nur Qomariyati Fildha Ridhia
Muh Yuzril Ihza B. Muhammad Fajar Ash Shiddiq Gigas Jouhan Arvyanto
Muhammad Arief A. Nyimas Adella Gustina Liyana Faiza
Muhammad Ilham Fauzi Puspita Aribah Luthfiyyah Muchsin Nur Hidayah
Mutia Rahma Niza Rachma Agustyorini Natasia Sekarning Tiyas
Nisa Noor Amalia Revin Naufal Alief Putu Riyana Paramita
Rizka Alifya Rahman Siti Amirah Khansa Rayhan Nauvaldi
Sulthon Muhammad Fauzi
Rizky Ari Wibowo Rizqi Ainul Qolbi
Aulia
Ryandhari Refony Shania
Sherly Liana Putri
Tiara

61
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Divisi Riset Dan Bengkel Divisi Praktikum

Renal Farhan Khemal Havied Zyarkasi


Reza Armanda Lubis Ahmad Fauzi
Atika Shinta Ayuningtyas Alya Zulfia Amaranggana
Beno Ramadhan Ayesha Humaira Aqmarina
Cristianus Cristiando Ginting Calica Rosnaomi
Felix Gerald Saragi Sitio Devy Rizkillah
Imanuel Simatupang Dwi Sulistyowati
Klin Agusta Hernandi Elisabeth Simbolon
Lia Suci Waliani Gilang Azi Pratama
Mira Gunawan Gusti Ayu Dwitya Sari
Muhammad Anggi Mahendra Saputra Irma Zauhar Nafisah
Nana Sutrisna Muhammad Fajar Aldi Ahnafaisy
Okzata Recy Muhammad Syechan Naufalimam
Olyvia Fransiska Andriani Ni Luh Gede Sri Yadnya Ningsih
Ribka Yosephine Pramesta Kharisma Kusumadani
Rizkyah Erwanda Putri Dwi Haryati
Sarah Maharani Putu Arga Lesmana
Satria Rana Dityantomo Ridlho Khoirul Fachri
Widhi Argo Pratama Tiara Ananda Husen
Yulia Wahyuni

62
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

63

Anda mungkin juga menyukai