DAFTAR PENYUSUN
• Muhammad Riefla Gustiawan • Aisyah Zahra Riswanda
• Rizky Ari Wibowo • Dea Sifana Ramadhina
• Ajpyanti Meidina • Dony Tontiardo
• Muhammad Ilham Fauzi • Rizka Alifya Rahman
• Sulthon Faryabi Nurbadri • Ilham Akbar
• Elfan Alveraldo S Putra • Irfhando Mahendra
• Feiliana • Miftah Syahita Astriana
• Muhammad Arief A.
• Muh. Yuzril Ihza B.
• Mutia Rahma Niza
• Nisa Noor Amalia
i
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LEMBAR REVISI
NIK : 93640025-1
Dengan ini menyatakan pelaksanaan Revisi Modul Fisika Dasar untuk Fakultas Teknik Elektro, telah
dilaksanakan dengan penjelasan sebagai berikut:
ii
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LEMBAR PERNYATAAN
NIK : 93640025-1
Menerangkan dengan sesungguhnya bahwa modul praktikum ini telah direview dan akan digunakan
untuk pelaksanaan praktikum di Semester Genap Tahun Akademik 2018/2019 di Laboratorium Fisika
Dasar Fakultas Teknik Elektro Universitas Telkom.
iii
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
VISI:
Menjadi fakultas unggul berkelas dunia yang berperan aktif pada pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi elektro serta fisika, berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
MISI:
iv
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
VISI:
MISI:
v
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
VISI:
Menjadi Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi terkemuka di kawasan Asia Tenggara yang
mampu menghasilkan sarjana Teknik Telekomunikasi yang berkeahlian di bidang informasi
dan komunikasi, khususnya wireless communication, dan dapat mengikuti perkembangan
teknologi telekomunikasi.
MISI:
vi
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
VISI:
Menjadi Program Studi Fisika unggulan yang mampu menyediakan tenaga ahli berkualitas
dan berkompeten dalam pengelolaan industry infokom maupun industri lainnya.
MISI:
vii
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
VISI:
MISI:
viii
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
Setiap Mahasiswa Fakultas Teknik Elektro yang akan menggunakan Fasilitas Laboratorium, WAJIB
mematuhi Aturan sebagai berikut:
1. Menggunakan seragam resmi Telkom University, dan Membawa Kartu Tanda Mahasiswa (KTM)
yang masih berlaku.
3. Dilarang merokok dan makan minum didalam ruangan, dan membuang sampah pada tempatnya
6. Jam Kerja Laboratorium dan Ruang Riset adalah 06.30 WIB sampai 22.00 WIB
7. Mahasiswa yang akan menggunakan Laboratorium dan atau ruang riset diluar jam kerja, harus
mengajukan ijin kepada Fakultas
ix
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
DAFTAR ISI
x
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
DAFTAR GAMBAR
xi
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
DAFTAR TABEL
xii
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
KEHADIRAN
1. Praktikan diharapkan datang 5 menit sebelum praktikum dimulai.
2. Toleransi keterlambatan adalah 15 menit atau sampai waktu Tes Awal berakhir.
Jika melebihi waktu yang ditentukan praktikan tidak diperkenankan mengikuti
praktikum modul yang bersangkutan.
3. Keterlambatan sebelum/selama test awal (TA) diperkenankan mengikuti praktikum
tanpa ada tambahan waktu untuk TA.
ATURAN PENILAIAN
Penilaian praktikum Fisika meliputi parameter-
parameter : TP : 10 %
Tes Awal : 20 %
Praktikum : 30 %
Jurnal : 20 %
Presentasi : 20 %
Total 100 %
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Pada saat praktikum dilarang memakai jaket kecuali SAKIT.
2. Saat praktikum berlangsung dilarang menggunakan barang-barang yang tidak
berhubungan dengan praktikum (gelang, cincin, perhiasan berlebihan dan
BARANG ELEKTRONIK)
3. Praktikan dilarang mengoperasikan alat-alat praktikum sebelum mendapat
instruksi oleh asisten jaga.
4. Selama pelaksaaan praktikum HP WAJIB DI SILENT, menerima panggilan atau
sms dilakukan di luar ruangan praktikum dengan seizin asisten jaga.
5. Dilarang membuat keributan selama praktikum.
6. Tidak boleh makan atau minum di dalam ruangan praktikum.
7. Praktikan dan asisten wajib merapikan alat-alat praktikum setelah praktikum
selesai.
8. Kehilangan dan kerusakan alat atas kesalahan praktikan menjadi tanggung jawab
praktikan.
9. Praktikan wajib mengikuti seluruh modul praktikum fisika. Jika tidak mengikuti
salah satu modul maka nilai modul yang tidak diikuti adalah NOL.
10. Segala sesuatu yang berhubungan dengan lab Fisika Dasar maupun Administrasi
Fisika Dasar harus memakai seragam resmi Universitas Telkom serta bersepatu
xiii
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
full cover dan menggunakan kaos kaki (kaos kaki harus terlihat).
Bagi Praktikkan perempuan:
1. Menggunakan rok panjang, tidak berbelah, berwarna hitam/biru dongker
(bukan chiffon)
2. Tidak memperlihatkan lekukan tubuh
3. Bagi yang tidak berjilbab, rambut wajib diikat.
Bagi Praktikkan laki-laki:
1. Menggunakan celana bahan (bukan jeans atau chino) formal seperti
pelaksanaan PKKMB berwarna hitam/biru dongker
2. Rambut tidak boleh melebihi kerah baju, telinga, dan alis
3. Rambut rapi tanpa bando dan/atau kuncir rambut
4. Tidak menggunakan atribut jurusan.
Ketentuan Seragam:
a. Senin : Kemeja Merah/Putih (Kemeja wajib dimasukkan)
b. Selasa- Rabu : Kemeja Putih (kemeja wajib dimasukkan)
c. Kamis : Kemeja Bebas/Putih
d. Jumat : Kemeja Batik/Putih (no outer batik)
e. Sabtu : Kemeja Bebas/Putih
KELENGKAPAN PRAKTIKUM
1. Kartu praktikum
Praktikan wajib membawa kartu praktikum selama mengikuti praktikum Fisika Dasar.
a) Kartu praktikum WAJIB di beri pas foto 2x3 terbaru dan identitas.
b) Jika kartu praktikum hilang TANGGUNG JAWAB PRAKTIKAN UNTUK
MENGGANTINYA, yaitu dengan membuat kartu praktikum serupa dengan
format yang ada dengan jenis kertas yang sama.
c) Kartu praktikum hanya diberikan SATU KALI SAJA setiap semester ajaran
2016/2017.
d) Jika kartu praktikum tertinggal praktikan wajib mengambil terlebih dahulu
baru boleh mengikuti praktikum.
2. Perlengkapan praktikum yang harus dibawa adalah kartu praktikum dan Buku TP. Jika
tidak membawa dipersilahkan untuk melengkapi terlebih dahulu sesuai batas waktu
yang telah diberikan.
xiv
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
TUGAS PENDAHULUAN
xv
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
PRAKTIKUM SUSULAN
HAK PRAKTIKAN
xvi
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Asisten PJ
1. Mengecek kelengkapan praktikan sebelum praktikum di mulai
2. Bertanggung jawab apabila terjadi kekurangan asisten jaga
3. Memulai jalannya praktikum (dibuka dengan doa)
4. Mengisi BAA sesuai dengan prosedur
5. Membagikan soal tes awal sesuai prosedur tes awal
Asisten jaga
1. Mengisi BAP dengan rapi dan lengkap
2. Menjalankan presensi praktikan
3. Melaksanakan praktikum sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan
• Presentasi
A. Format presentasi :
1. Nama kelompok, nama anggota, NIM
2. Judul modul presentasi
3. Tujuan
4. Dasar teori
5. Pengolahan data
6. Analisis
7. Kesimpulan
B. Presentasi dibuat dalam bentuk slide presentasi
xvii
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
PRAKTIKUM SUSULAN
1. Praktikan yang ingin mengikuti praktikum susulan sebelumnya harus mengisi form
praktikum susulan disertai surat izin untuk tidak mengikuti praktikum, surat izin ini
berupa surat sakit, urusan keluarga ataupun urusan institusi.
2. Praktikan hanya dapat mengikuti praktikum susulan sebanyak satu kali yang berarti
hanya satu modul praktikum.
3. Pengisian form praktikum susulan paling lambat 2 hari setelah praktikum
dilaksanakan.
4. Praktikum susulan dilaksanan pada minggu terakir kuliah sebelum UAS.
5. Praktikan yang mengikuti praktikum susulan hanya praktikan dengan ketentuan
tertentu dalam artian tidak semua praktikan dapat mengikuti praktikum susulan.
6. Praktikan yang berhak mengikuti praktikum susulan akan diumumkan dan dapat
melakukan penginputan jadwal praktikum susulan pada minggu terakhir praktikum.
7. Praktikan yang mengikuti praktikum susulan diwajibkan untuk membuat tugas
tambahan untuk mengganti nilai TP pada modul tersebut yang akan di beritahukan
kemudian.
8. Saat presentasi susulan praktikan diharapakan membawa kelengkapan presentasinya
seperti jurnal, slide presentasi,kartu praktikum dan lain-lain.
Sistematika dari praktikum dan presentasi susulan sama dengan praktikum pada
umumnya sehingga praktikan diharapkan mematuhi ketentuan-ketentuan yang telah
ditetapkan
PENGUMPULAN TP
1. Pengumpulan TP dilakukan secara kolektif perkelas dengan amplop yang berbeda tiap
modulnya pada setiap kelompoknya.
2. Pengumpulan TP dilaksanakan setiap jumat sebelum praktikum dilaksanakan.
3. Praktikan yang mengumpulkan TP diwajibkan menggunakan seragam resmi
Universitas Telkom serta bersepatu dan menggunakan kaos kaki.
4. Keterlambatan pengumpulan TP akan berdampak pada pengurangan nilai TP.
5. Praktikan yang tidak mengumpulkan TP maka tidak diperbolehkan untuk mengikuti
pratikum pada modul tersebut.
6. Disaat pengumpulan TP praktikan diharapkan tertib dan tetap mematuhi segala
peraturan yang telah ditetapkan.
xviii
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
KOMPLAIN NILAI
1. Praktikan dapat mengkomplain nilai praktikum jika dirasa nilai tidak sesuai.
2. Komplain nilai dapat dilakukan dengan menghubungi asisten jaga yang kontaknya
dapat dilihat di ruangasisten.
3. Komplain nilai hanya dapat dilakukan selama 7 hari setelah nilai dikeluarkan lebih
dari itu maka komplain nilai tidak akan dilayani dan dinyatakan nilai sudah benar.
xix
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
MODUL I
PENGUKURAN DAN ANGKA PENTING
I. TUJUAN
1. Mempelajari ketidakpastian, pengolahan data sederhana dan berbagai macam
pengukuran.
2. Menentukan ketidakpastian dalam proses pengukuran.
3. Memahami aturan angka penting dan penggunaannya.
4. Dapat mengoperasikan angka penting sesuai dengan aturan.
Sebagai contoh, kita ingin mengukur suhu (T) dan diperoleh hasil pengukuran 36 0 C,
sedangkan ketidakpastian pada alat ukur suhu adalah 0,5 o, maka hasil pengukuran suhu
tersebut dituliskan sebagai
T = (36 ±0,5) 0C
Untuk memperoleh nilai {x±x} dibedakan 3 kasus berikut ini :
1) Pengukuran Dilaksanakan Sekali Saja.
Bila pengukuran hanya dilakukan sekali saja (apapun alsannya), maka x adalah nilai yang
tebaca pada waktu pengukuran dan (x = ½nst (nilai skala terkecil), lazimnya demikian.
Nst adalah jarak dua titik berdekatan pada skala alat ukur. Tapi apabila skala alat ukur
dirasakan cukup besar, kadang-kadang digunakan 1/3 nst.
2) Pengukuran dilakukan Beberapa Kali.
Beberapa kali maksudnya adalah pengukuran 2 atau 3 kali saja. Apabila ini yang dilakukan
1
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
(
dengan S n −1 = Xi − X )2
= N Xi 2 − ( Xi) 2
N −1 N ( N − 1)
dan i = 1,2,3,....N
Contoh : Pengukuran berulang atas besaran A menghasilkan sampel berikut:
11,8 - 12,0 - 12,2 - 12,0 - 11,9 - 12,0 - 12,2 - 11,8 - 11,9 - 12,2.
S n −1 =
Xi − X ( )
2
x
Untuk 1 maka f ( x x) dapat didekati dengan dua suku saja, sehingga
x
2
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
+ dan y = df x .
dx x
Dengan proses yan+g tidak jauh beda, maka dapatlah dibuktikan bahwa untuk fungsi yang
lebih dari satu variabel, mis Z = F(x , y ) didapat +
dz dz
z = x + y . +
dx x , y dy x , y
++Contoh :+
Percepatan gravitasi setempat ingin ditentukan dengan mengukur periode T suatu bandul
matematis sepanjang L. Misalkan dari pengukuran menghasilkan
T = 2,00 0,02 ) s
L = ( 100 1 ) cm sedangkan
= 3,14 ( dianggap tepat )
Dengan menggunakan rumus T = 2 L / g , maka
L
g = 4 2 = (4)(3,14) 100 = 985,6
2
2
T (2,00)2
g L T
+ (2)
1 0,02
= +2 = = 3%
g L T 100 2,00
Misalnya suatu hukum fisika atau rumus sudah ‘dilinierkan’ hingga berbentuk Y0 = A + BX 0 ,
dan pengukuran telah dilakukan untuk selang tertentu dan menghasilkan titik-titik X i X i
dan titik-titik Yi Yi . Dengan metoda kedua diatas , kita akan mendapatkan persamaan
garis lurus terbaik berbentuk Y = a + bX dengan :
3
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
dan
1 X i2 ( Yi ) − 2 X i Yi ( X iYi ) + N ( X iYi )
2 2
y 2 = i
Y 2
−
N −2 N X i2 − ( X i )
2
Tampak hasil pengukuran Ia lebih kasar daripada Ib. Dengan alasan ini ktp mutlak hasil Ia harus
dinyatakan lebih besar daripada Ib. JADI : Besar - kecil ktp mutlak menyatakan kasar halusnya
skala alat ukur.
Selain itu, ktp relatip kedua pengukuran diatas ialah :
Ia 0,05
= 3% dan Ib = 0,03 2%
Ia 1,7 Ib 1,74
Artinya : Pertama, Pelapor hendak mengatakan tidak mengetahui dengan tepat berapa
sebenarnya arus itu, ia hanya menduga / memperkirakan nilainya adalah
sekitar 1,7 mA
Kedua, Tampak pula pelapor menggunakan dua angka berarti (AB) sekecil itu (
hanya 2 buah ) menandakan pengukuran dilakukan dengan alat yang nst-
nya cukup besar dibandingkan dengan hasil Ib.
Ib boleh dilaporkan dengan jumlah (AB) yang lebih besar (3 buah) yakni
angka 1 , 7 dan 4 sebab skala alat ukur yang digunakan memang lebih halus
(nst-nya lebih kecil).
4
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
D. ANGKA PENTING
Angka penting adalah digit angka yang memiliki makna dalam membentuk resolusi (akurasi
dan presisi) pengukuran. Dengan kata lain, ide di balik angka penting ini adalah ketika kita
mempunyai angka-angka hasil pengukuran, kita tepat dalam menampilkan resolusi alat
ukurnya. Sehingga, hasilnya tidak lebih (atau kurang) teliti daripada objek yang benar-benar
kita ukur.
Sebelum melihat beberapa contoh, mari kita meringkas aturan untuk angka penting:
48.923 5 1
900,06 5 2
0,0004 1 3
3.000.000 1 5
3.000.000 7 5
5
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
Untuk kasus angka 3.000.000 yang tidak memiliki tanda apapun akan terjadi perdebatan
apakah itu 1 angka penting atau 7 angka penting. Penulis lebih suka 1 angka penting apabila
tidak ada informasi tambahan, karena 3.000.000 dapat ditulis ke dalam notasi ilmiah
menjadi , yang artinya 1 angka penting.
1. Apabila angka pertama yang bukan angka penting adalah angka 5 yang diikuti angka
bukan nol, maka bulatkan ke atas.
Contoh: 1,2459 menjadi 1,25
2. Apabila angka pertama yang bukan angka penting adalah angka 5 yang diikuti hanya
oleh angka nol, maka terdapat dua aturan yang umum digunakan:
a. Bulatkan ke atas, atau
b. Bulatkan ke angka genap terdekat.
Contoh: 1,250 bisa dibulatkan menjadi 1,2.
Misalnya contoh lain 1,26 (3.a.p) + 102,3 (4a.p.) = 103,56 ≈ 103,6 (4a.p). Kali ini
hasilnya mengikuti angka penting paling besar, oleh karena itu angka penting tidak
digunakan untuk operasi tambah kurang. Perhatikan bahwa hasilnya mengikuti angka
yang paling tidak teliti.
6
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
Contoh:
1,53 = 3,375 ≈ 3,4 (2 𝑎. 𝑝. )
√625 = 25,0 (3 𝑎. 𝑝. )
IV. Analisis
1. Apakah hasil pengukuran yang anda dapatkan sudah pasti? Jelaskan!
2. Bagaimana cara mendapatkan hasil pengukuran yang lebih pasti?
3. Apakah angka penting berpengaruh dalam pengukuran? Jelaskan!
4. Selesaikan operasi hitung di bawah ini menggunakan aturan angka penting!
a. 36,741 + 5,284612 =
b. 4,551 - 1,21 =
c. 12,61 x 5,2 =
d. 3,14 : 2,1 =
7
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
MODUL II
MENGUKUR HAMBATAN DALAM BASICMETER
I. TUJUAN
1. Memahami fungsi dan aplikasi dari alat ukur multimeter;
2. Mengukur hambatan dalam dari amperemeter;
II. ALAT-ALAT
1. Multimeter;
2. Resistor 47 kΩ;
3. Kisi Soket;
4. Kabel Penghubung/Jumper;
5. Catu daya;
6. Basic Meter
III. DASAR TEORI
A. MULTIMETER
Multimeter merupakan alat ukur besaran listrik yang berfungsi untuk mengukur
tegangaan (voltmeter), arus (amperemeter), dan/atau hambatan (ohmmeter) suatu
komponen listrik. Terdapat dua jenis multimeter, yaitu multimeter digital dan multimeter
analog. Baik multimeter digital maupun analog, dapat digunakan untuk mengukur listrik
AC maupun listrik DC. Namun dalam praktikum ini digunakan multimeter digital. Lihat
gambar 2.1 contoh multimeter digital.
Amperemeter (A)
Voltmeter (V)
Mode
Ohmmeter (Ω)
Port/Soket
8
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
Berikut adalah fungsi dari bagian-bagian pada multimeter yang sering digunakan dalam
praktikum:
Hukum Kirchoff
Hukum Kirchoff merupakan hukum kekekalan muatan listrik yang menyatakan bahwa
jumlah muatan listrik yang ada pada sebuah sistem tertutup adalah tetap. Hal ini berarti
dalam suatu rangkaian bercabang, jumlah kuat arus listrik yang masuk pada suatu
percabangan sama dengan jumlah kuat arus listrik yang ke luar percabangan itu.
9
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
Sebagai amperemeter digunakan Basic Meter (BM) dan sebagai voltmeter digunakan
multimeter digital (M), lihat gambar 2.2 jika arus yang melalui BM adalah I (Ampere) dan
beda potensial yang ditunjukan voltmeter adalah V (Volt), maka:
Tabel pengamatan :
Data Ke IBM (µA) VM (mV)
1
2
3
4
5
Tabel 2.1 Pengamatan pengungkuran hambatan dalam
10
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
Pengolahan data hambatan dalam (Ra) pada percobaan diatas dengan regresi
linier (V=I.R, dengan y=b.x; ket : Y=V, X=I dan b=Ra)
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
V. ANALISIS
1. Bagaimana cara mengukur arus dan tegangan pada rangkaian (dipasang seri atau
paralel)? Jelaskan prinsipnya dengan menggunakan Hukum Ohm dan Hukum Kirchoff!
2. Apakah pengaruh dan fungsi hambatan dalam yang terdapat pada basic meter?
11
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
MODUL III
MENAIKKAN BATAS UKUR AMPEREMETER
I. TUJUAN
1. Dapat merangkai dan menaikkan batas ukur amperemeter.
II. ALAT-ALAT
1. Multimeter;
2. Resistor 10 kΩ atau 47 kΩ;
3. Kisi Soket;
4. Hambatan Shunt (Rshunt) 0-50 mA dan 0-100 mA;
5. Kabel Penghubung/Jumper;
6. Catu daya;
7. Basic Meter
III. Cara Kerja Praktikum
1. Meningkatkan Batas Ukur Amperemeter
Pada percobaan ini ada tambahan alat dari percobaan sebelumnya yaitu Hambatan Shunt
(Rshunt). Serta disini multimeter difungsikan sebagai amperemeter. Lihat gambar 3.1
CD : Catu Daya
Ra : Hambatan Listrik
M : Multimeter Digital
BM : Basic Meter
Rs : Hambatan Shunt
• Langkah-langkah Percobaan:
1. Rangkai rangkaian seperti skematik rangkaian gambar 3.1 ,dengan R=47 kΩ (sesuai
asisten).
12
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
Tabel pengamatan :
VI. ANALISIS
1. Jelaskan hubungan nilai Ra dan Rshunt yang didapatkan dari praktikum!
2. Jelaskan pengaruh faktor N pada peningkatan batas ukur amperemeter!
3. Turunkan persamaan Ra = Rshunt (N-1), dimana N = IMultimeter/IBasicmeter !
4. Bagaimana cara Rshunt dapat meningkatkan batas ukur amperemeter?
13
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
MODUL IV
MENAIKKAN BATAS UKUR VOLTMETER
I. TUJUAN
1. Dapat merangkai dan menaikkan batas ukur voltmeter.
II. ALAT-ALAT
1. Multimeter;
2. Resistor 10 kΩ atau 47 kΩ;
3. Kisi Soket;
4. Hambatan Multiplier (RM) 0-1 V dan 0-5 V;
5. Kabel Penghubung/Jumper;
6. Catu daya;
7. Basic Meter;
III. Cara Kerja Praktikum
1. Meningkatkan Batas Ukur Voltmeter
Batas Ukur voltmeter akan dinaikkan dengan menggunakan Rmultiplier yang dirangkai
secara seri dengan voltmeter. Kemudian akan ditentukan nilai hambatan dari masing-
masing multiplier.
CD
RB R rA
A M B BM C
14
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
• Langkah-langkah Percobaan:
1. Rangkai rangkaian seperti skematik gambar 4.1 , R=47 kΩ (sesuai asisten).
Tabel pengamatan :
Batas Pengamatan
Multiplier
ukur N
ke Teoritis IBasic Meter VMultimeter
𝑉𝑀
= N-1
𝑉𝐵𝑀
15
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
𝐼𝑅𝑀 ×𝑅𝑀
= N-1
𝐼𝐵𝑀 ×𝑅𝑎
Rm = Ra( N - 1)
Pengolahan Data menentukan nilai hambatan multiplier
Turunkan dari rumus : Rm = Ra (N-1), dimana N= Vmultimeter/(Ibasicmeter.Ra)!
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
IV. ANALISIS
1. Jelaskan hubungan nilai Ra dan Rm yang didapatkan dari praktikum!
2. Jelaskan pengaruh faktor N pada peningkatan batas ukur voltmeter!
3. Turunkan persamaan Rm = Ra (N-1), dimana N= Vmultimeter/(Ibasicmeter.Ra)!
4. Bagaimana cara Rm dapat meningkatkan batas ukur voltmeter?
16
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
MODUL V
PENGISIAN MUATAN PADA KAPASITOR
I. TUJUAN
1. Memahami karakteristik pengisian kapasitor
2. Memahami pengaruh komponen R dan C pada proses pengisian kapasitor
II. ALAT - ALAT
1. Kisi soket
2. Multimeter digital
3. Resistor (R = 100kΩ )
4. Catu daya DC
5. Kapasitor ( 100 uF dan 470 uF )
6. Stopwatch
7. Jumper
Kapasitansi kapasitor akan menentukan seberapa besar muatan yang bisa tersimpan
pada kapasitor untuk satu beda potensial tertentu yang diberikan pada kapasitor
tersebut. Sehingga kapasitansi kapasitor sering diartikan juga sebagai ukuran daya
tampung muatan dalam sebuah kapasitor. Kapasitor dikatakan dalam keadaan kosong
apabila tidak ada muatan yang terdapat diantara kedua penghantarnya. Hubungan
antara kapasitansi, muatan, dan juga tegangan dapat dirumuskan secara matematis
sebagai :
Q=CV
C = Q/V
Ket:
C = kapasitansi kapasitor (F)
Q = muatan yang tersimpan dalam kapasitor (C)
V = beda potensial pemberi muatan (V)
17
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
18
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
19
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
No. 𝑥𝑖 𝑦𝑖 𝑥𝑖 2 𝑦𝑖 2 𝑥𝑖 𝑦𝑖
1.
2.
3.
4.
5.
6.
∑
Tabel 5.3 Pengolahan data 2
20
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
1. (..............................±..............................)
2. (..............................±..............................)
3. (..............................±..............................)
Tingkat Ketelitian
∆𝑅𝐶
𝑇𝐾 = (1 − ) × 100%
𝑅𝐶
21
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
V. ANALISIS
Analisis Praktikum Pengisian Kapasitor
Grafik tegangan kapasitor pada pengisian kapasitor (100KΩ & 100μF)
Vc
t
Grafik tegangan kapasitor pada pengisian kapasitor (100KΩ & 100μF seri 470μF)
Vc
Grafik tegangan kapasitor pada pengisian kapasitor (100KΩ & 100μF paralel 470μF)
Vc
Dari grafik tegangan kapasitor, tarik garis horizontal sejajar sumbu-t dari nilai Vc = 0.63
ε sampai memotong kurva tegangan. Dari titik potong garis dengan kurva tariklah garis
vertical sampai memotong sumbu-t. Titik potong dengan sumbu-t menunjukkan t=RC.
…………………………………………………………………………………..……………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………..
.....................................................................................……………………………………………………..
22
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
MODUL VI
PENGOSONGAN MUATAN PADA KAPASITOR
I. TUJUAN
1. Memahami karakteristik pengosongan kapasitor
2. Memahami pengaruh komponen R dan C pada proses pengosongan kapasitor
C
R
23
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
24
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
No. 𝑥𝑖 𝑦𝑖 𝑥𝑖 2 𝑦𝑖 2 𝑥𝑖 𝑦𝑖
1.
2.
3.
4.
5.
6.
∑
No. 𝑥𝑖 𝑦𝑖 𝑥𝑖 2 𝑦𝑖 2 𝑥𝑖 𝑦𝑖
1.
2.
3.
4.
5.
6.
∑
25
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
No. 𝑥𝑖 𝑦𝑖 𝑥𝑖 2 𝑦𝑖 2 𝑥𝑖 𝑦𝑖
1.
2.
3.
4.
5.
6.
∑
Tingkat Ketelitian
∆𝑅𝐶
𝑇𝐾 = (1 − ) × 100%
𝑅𝐶
26
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
VI. ANALISIS
Analisis Praktikum Pengosongan Kapasitor
t
Grafik tegangan kapasitor pada pengosongan kapasitor (100KΩ & 100μF seri 470μF)
Vc
Grafik tegangan kapasitor pada pengisian kapasitor (100KΩ & 100μF paralel 470μF)
Vc
Dari grafik tegangan kapasitor, tarik garis horizontal sejajar sumbu-t dari nilai Vc = 0.37Eo
sampai memotong kurva tegangan. Dari titik potong garis dengan kurva tariklah garis
vertical sampai memotong sumbu-t. titik potong dengan sumbu-t menunjukkan t=RC.
………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………….........................................................
27
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
MODUL VII
JEMBATAN WHEATSTONE
I. TUJUAN
1. Memahami prinsip dan mampu merangkai Jembatan Wheatstone
2. Dapat mengukur resistansi resistor menggunakan Jembatan Wheatstone,
Multimeter, dan membaca pita warna resistor
II. ALAT-ALAT
1. Catu daya DC
2. Galvanometer
3. Resistance Decade Box (Resistor variabel)
4. Kawat dengan kontak geser
5. Kisi soket
6. 3 Buah resistor identik yang belum diketahui nilainya
7. Multimeter
8. Kabel penghubung
III. TEORI DASAR
A. Resistansi
Nilai resistansi R menyatakan karakteristik penghantar atau komponen listrik yang
menunjuk pada kemudahan ataupun kesulitannya menghantarkan arus listrik. Semakin
besar nilai resistansi maka semakin kecil arus yang mengalir, begitu pula sebaliknya.
Metode untuk mengukur nilai resistansi antara lain:
a. Membaca pita warna pada resistor
b. Menggunakan Ohmmeter
c. Menggunakan Jembatan Wheatstone
28
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
Arus I yang datang di A sebagian melalui R1 dan sebagian melalui Rb. Jika antara C
dan D terdapat beda potensial, galvanometer G akan dilalui arus, dan jarum
galvanometer akan menyimpang. Dengan mengubah hambatan R1 dan R2 (serta Rb jika
perlu), dapat diusahakan agar potensial C dan D menjadi sama. Apabila ini tercapai, tidak
ada arus yang melalui G dan jarum galvanometer tidak mengalami simpangan, sehingga
jembatan berada dalam keadaan seimbang.
Jika tidak ada arus yang melalui G, maka arus yang melalui R1 dan R2 sama, misalnya
I1. Karena potensial titik C dan D sama, maka VAC = VAD dan VCB = VDB. Dengan
menggunakan hukum Ohm dapat diturunkan hubungan :
𝑅2
RX = 𝑅𝑏
𝑅1
29
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
dengan AD = L1 dan DC = L2 = L − L1. Dengan mengetahui panjang L1 dan L2 serta Rb, maka
Rx dapat dihitung dengan rumus :
𝐿2
𝑅𝑥 = 𝑅𝑏
𝐿1
30
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
31
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
1 2 3 4
Gambar 7.4 Ilustrasi pita warna pada resistor
Warna ke-1 merupakan digit angka pertama
Warna ke-2 merupakan digit angka kedua
Warna ke-3 merupakan bagian / angka pengali
Warna ke-4 merupakan nilai persentase dari toleransi resistor tersebut.
Contoh: Coklat – Hitam – Merah – Emas
1 0 x 100 toleransi 5% = 1000 ohm (5%)
1000 ohm = 1 kilo ohm
Jadi nilainya adalah 1K ohm (5%)
Toleransi 5% artinya nilai resistansi resistor tersebut tidak tepat 1 K, nilainya
berada pada rentang ± 50 ohm (5% x 1000). Jadi nilai sebenarnya berkisar antara
950–1050 ohm.
Tabel Pengamatan Warna Resistor:
Resistor Warna 1 Warna 2 Warna 3 Warna 4 Nilai
Rx
Ry
Rz
32
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
f. Dari ujung kawat yang sama (Titik C), sambungkan ke catu daya negatif (warna
hitam).
g. Terakhir pasang kabel ke galvanometer negatif (warna hitam), dan ujung yang lain
ke kontak geser (Titik D).
33
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
Rx = ……………………… ohm
Cari pula ketidakpastiannya dan laporkan hasilnya
Cara menghitung ketidakpastian :
L2
Rx = Rb
L1
−1
Rx = L2 L1 Rb
ΔL ΔL ΔR
ΔR x = 2 + 1 + b Rx
L2 L1 Rb
Rx = Rx ± ΔRx Ω
RX = (……………………±……………………………) Ohm
34
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
Ry = ……………………… ohm
Cari nilai ketidakpastian :
ΔL ΔL ΔRb
ΔRy = 2 + 1 + Ry
L2 L1 Rb
Ry = Ry ± ΔRy Ω
Ry = (………………..…………±……………………………) Ohm
Tingkat Ketelitian (TK)
∆𝑅𝑦
× 100% = ………………………………… %
𝑅𝑦
ΔL ΔL ΔRb
ΔRz = 2 + 1 + Rz
2
L L1 R b
35
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
Rz = Rz ± ΔRz Ω
Rz = (……………….………±……………………………) Ohm
Tingkat Ketelitian (TK)
∆𝑅𝑧
× 100% = ………………………………… %
𝑅𝑧
V. ANALISIS
1. Bandingkan nilai hambatan Rx dengan Jembatan Wheatstone, Multimeter, dan
membaca pita warna, apakah hasilnya sama? Jika tidak sama metode mana menurut
anda yang paling akurat?
2. Bagaimana pengaruh besar Rb terhadap panjang AD? Apakah besar Rb dan panjang
AD akan lebih kecil atau sebaliknya? Mengapa demikian?
3. Sebutkan contoh pengaplikasian Jembatan Wheatstone dalam kehidupan sehari-
hari!
𝑅2
4. Turunkan persamaan RX = 𝑅1 𝑅𝑏
36
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
MODUL VIII
KONSEP KONVERSI ARUS LISTRIK MENJADI MEDAN MAGNET
I. TUJUAN
1. Memahami konsep magnet buatan dengan sumber arus searah (DC) dan arus
bolak–balik (AC).
2. Memahami pengaruh jumlah lilitan dan sumber arus terhadap kuat medan magnet
yang dihasilkan.
II. ALAT-ALAT
1. Sumber arus searah (DC)
2. Kawat tembaga
3. Batang besi
4. Klip
5. Jumper atau kabel
6. Penggaris
7. Sumber arus bolak-balik (AC)
8. Kumparan : 800/1000 lilitan
Kompas Kompas
Saat kompas didekatkan pada kawat berarus maka akan terjadi penyimpangan pada
jarum kompas.
Selanjutnya Bio-Savart menunjukkan secara matematis hubungan antara kuat arus, titik
pengamatan, dan kuat medan magnet seperti yang dapat dilihat pada gambar 8.2
37
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
Gambar diatas menunjukkan kuat arus yang mengalir pada suatu penghantar, lalu P
adalah titik pengamatan.
Secara matematis, formula yang ditemukan Bio-Savart adalah sebagai berikut:
𝜇0 𝐼
𝑑𝐵 = 𝑑𝑠 × 𝑟̂
4𝜋𝑟 2
Keterangan :
𝑑𝐵 = Perubahan medan magnet (Tesla)
𝜇𝑜 = Permeabilitas ruang hampa (4𝜋 𝑥 10−7 Wb/A.m)
𝐼 = Kuat arus (A)
𝑑𝑠 = Elemen penghantar (m)
𝑟 = Jarak pengantar terhadap titik pengamatan (m)
𝑟̂ = vektor satuan r
Adapun karakteristik dari induksi magnetik yang dapat diterjemahkan dari hukum
Biot Savart ialah :
• Berbanding lurus dengan kuat arus listrik.
• Berbanding lurus dengan panjang elemen kawat penghantar.
• Berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara titik induksi magnetik yang diamati
ke elemen kawat penghantar.
• Berbanding lurus dengan sinus sudut antara arah arus dan garis penghubung titik
induksi magnetik yang diamati terhadap elemen kawat penghantar.
Dibawah ini akan dijelaskan mengenai mode-mode dalam aplikasi rumus induksi
magnetik:
1. Di sekitar penghantar lurus berarus :
38
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
➢ Di pusat solenoida
𝜇0 i 𝑁
𝐵=
𝐿
Praktikum :
Percobaan 1
39
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
Langkah Percobaan :
1. Siapkan alat-alat yang digunakan seperti: kawat tembaga, sumber DC, batang besi, dan
klip.
2. Lilitkan kawat tembaga sebanyak sekian lilitan pada batang besi dan hubungkan ke
sumber DC, atur sumber tegangan sebesar 6 volt (sesuai asisten).
3. Letakkan klip pada jarak tertentu.
4. Dekatkan batang besi ke arah klip.
5. Kemudian amati jarak minimal agar klip dapat menempel pada gulungan logam.
Lakukan percobaan sebanyak tiga kali.
6. Ulangi percobaan di atas dengan jumlah lilitan yang berbeda tanpa mengubah nilai
tegangan pada sumber.
Percobaan 2
Langkah Percobaan:
1. Sediakan alat-alat yang digunakan seperti : sumber AC, kumparan 1000 lilitan (sesuai
asisten), logam besi, dan klip.
2. Letakkan logam besi di tengah kumparan.
3. Hubungkan kumparan dengan sumber AC menggunakan kabel/jumper.
40
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
4. Amati apa yang terjadi pada logam besi jika didekatkan paku kecil/klip.
5. Ulangi langkah praktikum di atas, ganti sumber dengan sumber DC.
AC
DC
IV. ANALISIS
1. Bagaimanakah pengaruh jumlah lilitan terhadap jarak?
2. Apa yang akan terjadi apabila batang besi diganti dengan sebuah isolator?
3. Bagaimanakah perbedaan antara sumber AC dan sumber DC?
4. Apa yang menyebabkan klip bergetar begitu didekatkan dengan batang besi? Jelaskan!
5. Bagaimanakah pengaruh nilai tegangan terhadap medan magnet yang dihasilkan?
41
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
MODUL IX
KONSEP KONVERSI MEDAN MAGNET MENJADI ARUS LISTRIK
I. TUJUAN
1. Memahami arus induksi akibat perubahan kuat dan arah medan magnet di sekitar
kumparan.
2. Memahami konsep generator AC sederhana.
II. ALAT-ALAT
1. Kumparan : 800/1000 lilitan
2. Magnet batang
3. Galvanometer
4. Jumper atau kabel
5. Generator listrik sederhana
III. TEORI DASAR DAN PRAKTIKUM
Suatu medan magnet yang konstan tidak dapat menghasilkan arus listrik, namun
perubahan fluks medan magnet dapat menghaslkan arus listrik (Hukum induksi Faraday).
Arus listrik ini dinamakan arus induksi. Perubahan fluks magnetik, yang bergerak
melintasi loop seluas A, didefinisikan sebagai:
B = NBA cos Weber
Jika fluks yang melalui kumparan dengan N lilitan berubah sebesar B dalam waktu t,
maka besarnya ggl induksi adalah :
∆𝐵
= −N Volt
∆𝑡
Faraday pada saat itu baru dapat menghitung besarnya ggl induksi yang terjadi, tetapi
belum dapat menentukan kemana arah induksi yang timbul pada kumparan/rangkaian.
Arah induksi yang terjadi baru dapat dijelaskan oleh Friederich Lenz yang lebih dikenal
dengan Hukum Lenz, yaitu ggl induksi dan arus induksi memiliki arah sedemikian rupa,
sehingga melawan muatan yang menghasilkan ggl dan arus induksi tersebut.
42
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
Konsep perubahan medan magnet menjadi arus listrik diterapkan salah satunya pada
generator. Pada pembangkit listrik, generator adalah alat yang mengubah energi
mekanik menjadi energi listrik untuk digunakan di sirkuit eksternal. Sumber energi
mekanik meliputi turbin uap, turbin gas, turbin air, mesin pembakaran dalam dan bahkan
engkol tangan. Generator elektromagnetik pertama, cakram Faraday, dibangun pada
tahun 1831 oleh ilmuwan Inggris Michael Faraday. Generator menyediakan hampir
semua daya untuk jaringan listrik.
Prinsip kerja generator ada dua macam, yaitu:
Komponen-komponen generator :
Praktikum :
Percobaan 1
Langkah Percobaan :
43
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
44
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
Bagaimana keadaan nyala lampu saat generator diam dan setelah diputar? Apa
perbedaannya?
………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………...................................................
Lalu amati saat generator listrik diputar secara lambat dan cepat, Bagaimana keadaan
nyala lampu? Mengapa bisa terjadi demikian?
………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………….................................................
IV. ANALISIS
1. Jelaskan mengenai hukum dasar yang melandasi modul 9 secara lengkap!
2. Apa yang terjadi di galvanometer apabila batang magnet dikeluar-masukkan di atas,
di samping, ataupun di bawah kumparan? Bandingkan dengan yang di tengah! Berikan
penjelasan menggunakan pendekatan hukum dasar pada no 1!
3. Bagian apakah dari generator listrik yang diam dan bagian apakah yang bergerak? Dan
berikan alasan pula bagaimana fenomena tersebut dapat terjadi!
45
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
MODUL X
TRANSFORMATOR ATAU TRANSFER DAYA TANPA KABEL
I. TUJUAN
Memahami konsep transfer energi tanpa kabel.
II. ALAT-ALAT
Transformator.
III. TEORI DASAR DAN PRAKTIKUM
Perhatikan gambar 10.1 Fluks yang dihasilkan oleh arus i1 dan 𝜙1. Fluks ini akan
menginduksi kumparan kedua sehingga menghasilkan 𝜙21 (fluks pada kumparan kedua
akibat diinduksi oleh kumparan pertama).
Jika arus i1 berubah maka fluks 𝜙21 juga berubah. Perubahan fluks 𝜙21 menyebabkan
munculnya GGL imbas pada kumparan kedua memenuhi :
𝑑𝜙21
𝜀2 = −𝑁2
𝑑𝑡
I1
N1 N2
Praktikum
Langkah Percobaan:
1. Siapkan set alat wireless power supply (berisi kumparan primer, kumparan sekunder,
dan lampu yang sudah dihubungkan dengan kumparan sekunder)
46
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
4. Ganti catuan AC dengan dengan catuan DC. Gunakan kumparan sekunder dengan
jumlah yang disesuaikan. Amati yang terjadi dan berikan analisa mengapa bisa terjadi
demikian!
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………......................................................
IV. ANALISIS
1. Bagaimanakah pengaruh jumlah lilitan terhadap jarak dan intensitas lampu?
2. Jelaskan prinsip kerja transfer daya tanpa kabel secara lengkap!
47
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
MODUL XI
APLIKASI INDUKSI MAGNET DALAM KEHIDUPAN SEHARI–HARI
(MENGGUNAKAN PRINSIP LISTRIK-MAGNET)
V. TUJUAN
1. Mengetahui berbagai alat yang menggunakan prinsip Induksi Magnet (Listrik ke
Magnet).
2. Memahami prinsip kerja dari alat yang menggunakan prinsip Induksi Magnet (Listrik ke
Magnet).
VI. Dasar Teori
Kelistrikan dan kemagnetan adalah suatu fenomena alam yang memiliki keterkaitan
satu dengan yang lainnya. Hal ini dibuktikan oleh fisikawan Inggris yaitu James Clerk
Maxwell. Berbeda dengan para ilmuan sebelumnya yang secara estafet mengembangkan
ilmu pengetahuan kelistrikan lewat pengamatan dan percobaan, James Clerk Maxwell
memberikan kontribusinya dalam bentuk teori yang mampu menerangkan fenomena
listrik magnet menjadi satu kesatuan.
Menurut Maxwell listrik dan magnet sebenarnya berasal dari sumber yang sama.
Keduanya saling berkaitan erat dalam arti listrik dapat diubah menjadi magnet dan
sebaliknya magnet dibangkitkan dengan listrik. Maxwell berusaha untuk merumuskan
keterkaitan keduanya dengan bahasa matematis yang sederhana. Dikenal ada dua
macam perumusan persamaan Maxwell, yakni perumusan dalam bentuk diferensial dan
integral.
Dengan berkembangnya ilmu kemagnetan dan di dukung dengan ilmu lainnya maka
para perekayasa dapat membuat teknologi mulai dari yang sederhana hingga mutakhir
untuk mempermudah pekerjaan manusia.
Beberapa contoh alat yang menggunakan prinsip listrik ke magnet adalah:
1. Bel Listrik
Bel Listrik yang dalam bahasa Inggris disebut dengan Electric Bell adalah sebuah alat
yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi suara dengan menggunakan prinsip
Elektromagnetik. Meskipun saat ini banyak Bel yang menggunakan sistem Elektronik, Bel
Listrik yang menggunakan prinsip gaya elektromagnet ini masih banyak digunakan.
48
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
Penggunaan Bel Listrik jenis Elektromagnetik ini banyak kita temui pada system
keamanan dan keselamatan yang terdapat di Pabrik, Hotel maupun Pusat Perbelanjaan
dengan mempergunakannya sebagai Alarm Kebakaran (Fire Alarm). Selain itu, Bel Listik
juga sering digunakan sebagai Alarm Maling dan juga Lonceng di Sekolah.
Salah satu Bel Listrik dengan prinsip Elektromagnetik yang sering digunakan adalah
Bel Listrik yang berbentuk “Interrupter Bell” yaitu jenis Bel Listrik yang dapat
menghasilkan suara secara terus menerus ketika diberikan arus listrik. Cara kerja Bel
Listrik juga tidak terlalu rumit, untuk menjelaskannya lebih lanjut, kita perlu mengetahui
beberapa bagian atau komponen penting dalam Bel Listrik dan juga gambar dasarnya.
Bel Listrik dengan Prinsip kerja Elektromagnetik terdiri dari beberapa Komponen
atau bagian utama yaitu :
1. Lonceng (Gong)
2. Pemukul (Striker)
3. Kumparan Elektromagnet
4. Armature
5. Spring
6. Interuptor (penghubung dan pemutus arus listrik)
49
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
Berdasarkan gambar Rangkaian Bel Listrik (Electric Bell) diatas, saat Switch (S1)
ditekan (ON), arus listrik akan mengalir ke Kumparan Elektromagnet melalui Interuptor
sehingga terjadi medan magnet untuk menarik Armature Striker (pemukul). Striker yang
ditarik tersebut kemudian memukul Lonceng (Gong) sehingga Bel Listrik
berbunyi. Ketika Armature Striker ditarik oleh Elektromagnet, hubungan listrik di
Interuptor pun terputus dan menyebabkan Kumparan Elektromagnetik tidak dialiri arus
listrik.
Kumparan Elektromagnetik yang tidak dialiri arus listrik tersebut akan kehilangan
medan magnetnya sehingga tidak mampu lagi menarik Armature. Armature yang
terlepas tersebut akan mengayun kembali ke posisi semula dan Interuptor menjadi
terhubung kembali sehingga arus listrik dapat mengalir lagi ke Kumparan Elektromagnet
untuk menarik Armature. Demikian siklus proses tersebut berulang-ulang kembali
dengan cepat dalam hitungan detik sehingga menghasilkan suara yang
berkesinambungan (terus menerus). Suara atau bunyi Bel Listrik ini akan terhenti jika
Switch (S1) di-OFF-kan.
2. Metal Detector
Metal detector merupakan sebuah instrument elektronik yang memanfaatkan
mekanisme elektromagnetik untuk melacak kandungan metal pada sebuah objek.
Umumnya metal detector terdiri dari 3 komponen utama, yaitu:
1. Transmitter coil.
2. Receiver coil.
3. Standard wave analyzer.
Transmitter coil merupakan sebuah kumparan yang berfungsi sebagai penghasil atau
pemancar gelombang elektromagnetik, karena berdasarkan prinsip dasar
elektromagnetik yaitu “Saat kumparan diberi tegangan AC (alternating Current), maka
pada kumparan tersebut akan timbul medan magnet”. Gelombang elektromagnet ini
nantinya akan diterima oleh receiver coil yang diletakkan di dekat transmitter coil antara
transmitter dan receiver, nantinya akan diberi ruang untuk melewati objek yang akan
diuji kandungan metalnya.
50
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
Jika benda logam melewati metal detector, maka gelombang yang ada menjadi
terganggu dan standard wave analyzer akan memberitahukan bahwa ada
ketidakseimbangan gelombang. Fungsi standar wave analyzer disini yaitu sebagai regulasi
induksi gelombang elektromagnetik antara transmitter coil dan receiver coil. Standar
wave analyzer ini terhubung ke control unit yang nantinya akan mengontrol sistem yang
ada pada metal detector seperti bunyi alarm, mengaktifkan lampu indicator,
menghentikan atau membalik putaran motor, memisahkan objek yang terdeteksi
mengandung metal pada conveyor belt metal detector. Untuk lebih jelasnya, mekanisme
kerja metal detector dapat dilihat pada ilustrasi berikut:
Pengaplikasian metal detector saat ini sangatlah luas, misalnya saja untuk sistem
keamanan, arkeolog, untuk industri (untuk quality control), dll. Untuk sistem keamanan
mungkin sudah sering kita lihat di bandara dan tempat-tempat penting lainnya.
Untuk aplikasi di industri contohnya pada industri makanan, farmasi, textile,
garment, kimia, plastik, dan industri pengepakkan. Metal detector untuk industri ini
disebut dengan istilah industrial metal detector. Contoh penggunaan metal detector
pada industri makanan misalnya, kontaminasi makanan oleh pecahan logam dari mesin
pengolahan yang rusak selama proses manufaktur adalah masalah keamanan utama
dalam industri makanan. Untuk itu perlu dilakukan quality control dengan menggunakan
metal detector sebelum makanan tersebut dikemas. Detektor logam untuk tujuan ini
banyak digunakan dan diintegrasikan ke dalam line produksi.
51
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
3. Loud Speaker
Kita dapat mendengarkan musik radio, mendengarkan suara dari drama televisi
ataupun suara dari lawan bicara kita di ponsel, semua ini karena adanya komponen
Elektronika yang bernama Loudspeaker yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan
Pengeras Suara. Loudspeaker atau lebih sering disingkat dengan Speaker adalah
Transduser yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi Frekuensi Audio (sinyal suara)
yang dapat didengar oleh telinga manusia dengan cara mengetarkan komponen
membran pada Speaker tersebut sehingga terjadilah gelombang suara. Sebelum kita
membahas lebih lanjut mengenai Loadspeaker (Pengeras Suara), sebaiknya kita
mengetahui bagaimana suara dapat dihasilkan. Yang dimaksud dengan “Suara”
sebenarnya adalah Frekuensi yang dapat didengar oleh Telinga Manusia yaitu Frekuensi
yang berkisar di antara 20Hz – 20.000Hz. Timbulnya suara dikarenakan adanya fluktuasi
tekanan udara yang disebabkan oleh gerakan atau getaran suatu obyek tertentu. Ketika
Obyek tersebut bergerak atau bergetar, Obyek tersebut akan mengirimkan Energi Kinetik
untuk partikel udara disekitarnya. Hal ini dapat dianologikan seperti terjadinya
gelombang pada air. Sedangkan yang dimaksud dengan Frekuensi adalah jumlah getaran
yang terjadi dalam kurun waktu satu detik. Frekuensi dipengaruhi oleh kecepatan getaran
pada obyek yang menimbulkan suara, semakin cepat getarannya makin tinggi pula
frekuensinya.
52
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
Magnet Permanen sehingga menggerakan Cone Speaker maju dan mundur. Voice Coil
adalah bagian yang bergerak sedangkan Magnet Permanen adalah bagian Speaker yang
tetap pada posisinya. Sinyal listrik yang melewati Voice Coil akan menyebabkan arah
medan magnet berubah secara cepat sehingga terjadi gerakan “tarik” dan “tolak” dengan
Magnet Permanen. Dengan demikian, terjadilah getaran yang maju dan mundur pada
Cone Speaker.
Cone adalah komponen utama Speaker yang bergerak. Pada prinsipnya, semakin
besarnya Cone semakin besar pula permukaan yang dapat menggerakan udara sehingga
suara yang dihasilkan Speaker juga akan semakin besar.
Suspension yang terdapat dalam Speaker berfungsi untuk menarik Cone ke posisi
semulanya setelah bergerak maju dan mundur. Suspension juga berfungsi sebagai
pemegang Cone dan Voice Coil. Kekakuan (rigidity), komposisi dan desain Suspension
sangat mempengaruhi kualitas suara Speaker itu sendiri.
4. Motor Listrk DC
Motor Listrik DC atau DC Motor adalah suatu perangkat yang mengubah energi listrik
menjadi energi kinetik atau gerakan (motion). Motor DC ini juga dapat disebut sebagai
Motor Arus Searah. Seperti namanya, DC Motor memiliki dua terminal dan memerlukan
tegangan arus searah atau DC (Direct Current) untuk dapat menggerakannya. Motor
Listrik DC ini biasanya digunakan pada perangkat-perangkat Elektronik dan listrik yang
menggunakan sumber listrik DC seperti Vibrator Ponsel, Kipas DC dan Bor Listrik DC.
Motor Listrik DC atau DC Motor ini menghasilkan sejumlah putaran per menit atau
biasanya dikenal dengan istilah RPM (Revolutions per minute) dan dapat dibuat berputar
searah jarum jam maupun berlawanan arah jarum jam apabila polaritas listrik yang
diberikan pada Motor DC tersebut dibalikan. Motor Listrik DC tersedia dalam berbagai
ukuran rpm dan bentuk. Kebanyakan Motor Listrik DC memberikan kecepatan
rotasi sekitar 3000 rpm hingga 8000 rpm dengan tegangan operasional dari 1,5V hingga
24V. Apabile tegangan yang diberikan ke Motor Listrik DC lebih rendah dari tegangan
operasionalnya maka akan dapat memperlambat rotasi motor DC tersebut sedangkan
tegangan yang lebih tinggi dari tegangan operasional akan membuat rotasi motor DC
menjadi lebih cepat. Namun ketika tegangan yang diberikan ke Motor DC tersebut turun
menjadi dibawah 50% dari tegangan operasional yang ditentukan maka Motor DC
53
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
tersebut tidak dapat berputar atau terhenti. Sebaliknya, jika tegangan yang diberikan ke
Motor DC tersebut lebih tinggi sekitar 30% dari tegangan operasional yang ditentukan,
maka motor DC tersebut akan menjadi sangat panas dan akhirnya akan menjadi rusak.
Pada saat Motor listrik DC berputar tanpa beban, hanya sedikit arus listrik atau daya
yang digunakannya, namun pada saat diberikan beban, jumlah arus yang digunakan akan
meningkat hingga ratusan persen bahkan hingga 1000% atau lebih (tergantung jenis
beban yang diberikan). Oleh karena itu, produsen Motor DC biasanya akan
mencantumkan Stall Current pada Motor DC. Stall Current adalah arus pada saat poros
motor berhenti karena mengalami beban maksimal.
Terdapat dua bagian utama pada sebuah Motor Listrik DC, yaitu Stator dan Rotor.
Stator adalah bagian motor yang tidak berputar, bagian yang statis ini terdiri dari rangka
dan kumparan medan. Sedangkan Rotor adalah bagian yang berputar, bagian Rotor ini
terdiri dari kumparan Jangkar. Dua bagian utama ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa
komponen penting yaitu diantaranya adalah Yoke (kerangka magnet), Poles (kutub
motor), Field winding (kumparan medan magnet), Armature Winding (Kumparan
Jangkar), Commutator (Komutator) dan Brushes (kuas/sikat arang).
Pada prinsipnya motor listrik DC menggunakan fenomena elektromagnet untuk
bergerak, ketika arus listrik diberikan ke kumparan, permukaan kumparan yang bersifat
utara akan bergerak menghadap ke magnet yang berkutub selatan dan kumparan yang
bersifat selatan akan bergerak menghadap ke utara magnet. Saat ini, karena kutub utara
kumparan bertemu dengan kutub selatan magnet ataupun kutub selatan kumparan
bertemu dengan kutub utara magnet maka akan terjadi saling tarik menarik yang
menyebabkan pergerakan kumparan berhenti.
54
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
Terdapat dua bagian utama pada sebuah Motor Listrik DC, yaitu Stator dan Rotor.
Stator adalah bagian motor yang tidak berputar, bagian yang statis ini terdiri dari rangka
dan kumparan medan. Sedangkan Rotor adalah bagian yang berputar, bagian Rotor ini
terdiri dari kumparan Jangkar. Dua bagian utama ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa
komponen penting yaitu diantaranya adalah Yoke (kerangka magnet), Poles (kutub
motor), Field winding (kumparan medan magnet), Armature Winding (Kumparan
Jangkar), Commutator (Komutator) dan Brushes (kuas/sikat arang).
Pada prinsipnya motor listrik DC menggunakan fenomena elektromagnet untuk
bergerak, ketika arus listrik diberikan ke kumparan, permukaan kumparan yang bersifat
utara akan bergerak menghadap ke magnet yang berkutub selatan dan kumparan yang
bersifat selatan akan bergerak menghadap ke utara magnet. Saat ini, karena kutub utara
kumparan bertemu dengan kutub selatan magnet ataupun kutub selatan kumparan
bertemu dengan kutub utara magnet maka akan terjadi saling tarik menarik yang
menyebabkan pergerakan kumparan berhenti.
Untuk menggerakannya lagi, tepat pada saat kutub kumparan berhadapan dengan
kutub magnet, arah arus pada kumparan dibalik. Dengan demikian, kutub utara
kumparan akan berubah menjadi kutub selatan dan kutub selatannya akan berubah
menjadi kutub utara. Pada saat perubahan kutub tersebut terjadi, kutub selatan
kumparan akan berhadap dengan kutub selatan magnet dan kutub utara kumparan akan
berhadapan dengan kutub utara magnet. Karena kutubnya sama, maka akan terjadi tolak
menolak sehingga kumparan bergerak memutar hingga utara kumparan berhadapan
dengan selatan magnet dan selatan kumparan berhadapan dengan utara magnet. Pada
saat ini, arus yang mengalir ke kumparan dibalik lagi dan kumparan akan berputar lagi
karena adanya perubahan kutub. Siklus ini akan berulang-ulang hingga arus listrik pada
kumparan diputuskan.
55
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
MODUL XII
APLIKASI INDUKSI MAGNET DALAM KEHIDUPAN SEHARI–HARI
(MENGGUNAKAN PRINSIP MAGNET-LISTRIK)
I. TUJUAN
1. Mengetahui berbagai alat yang menggunakan prinsip Induksi Magnet (Magnet ke
Listrik).
2. Memahami prinsip kerja dari alat yang menggunakan prinsip Induksi Magnet
(Magnet ke Listrik).
II. DASAR TEORI
Seperti yang sudah dirumuskan oleh James Clerk Maxwell listrik dan magnet memiliki
hubungan satu sama lain. Berdasarkan teori Maxwell, magnet juga dapat menimbulkan
listrik. Dalam kehidupan sehari-hari teori magnet ke listrik memang kurang diperhatikan,
namun memberi dampak efek yang cukup besar dalam pekerjaan manusia.
Beberapa contoh alat yang menggunakan prinsip magnet ke listrik adalah:
1. Generator Listrik
Generator listrik adalah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber mekanik
dengan menggunakan induksi elektromagnetik. Generator ini menggunakan prinsip
hukum Faraday yaitu bila sebuah konduktor digerakkan di dalam medan magnet, maka
akan timbul arus induksi pada konduktor tersebut.
Konsep generator pertama kali ditemukan oleh Michael Faraday yang berkebangsaan
Inggris, seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Dari gambar di atas, bila konduktor digerakkan maju mundur antara kutub utara dan
kutub selatan maka jarum galvanometer akan bergerak. Gerakan tersebut menunjukkan
adanya gaya listrik yang dihasilkan.
56
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
Terdapat dua cara untuk mengubah energi mekanik menjadi energi listrik, yaitu
dengan Generator arus searah (Direct Current) dan Generator arus bolak-balik
(Alternating Current).
Generator DC terdiri dua bagian, yaitu stator, yaitu bagian mesin DC yang diam/tidak
bergerak, dan bagian rotor, yaitu bagian mesin DC yang berputar. Bagian stator terdiri
dari rangka motor, belitan stator, sikat arang, bearing dan terminal box. Sedangkan
bagian rotor terdiri dari komutator, belitan rotor, kipas rotor dan poros rotor.
Prinsip kerja generator DC sama dengan generator AC. Namun, pada generator DC
arah arus induksinya tidak berubah. Hal ini disebabkan cincin yang digunakan pada
generator DC berupa cincin belah (komutator).
57
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
2. Accelerometer
Accelerometer adalah sebuah tranduser yang berfungsi untuk mengukur percepatan,
mendeteksi dan mengukur getaran, ataupun untuk mengukur percepatan akibat
gravitasi bumi. Accelerometer juga dapat digunakan untuk mengukur getaran yang
terjadi pada kendaraan, bangunan, mesin, dan juga bisa digunakan untuk mengukur
getaran yang terjadi di dalam bumi, getaran mesin, jarak yang dinamis, dan kecepatan
dengan ataupun tanpa pengaruh gravitasi bumi.
Prinsip kerja dari tranduser ini berdasarkan hukum fisika bahwa apabila suatu
konduktor digerakkan melalui suatu medan magnet, atau jika suatu medan magnet
digerakkan melalui suatu konduktor, maka akan timbul suatu tegangan induksi pada
konduktor tersebut. Accelerometer yang diletakan di permukaan bumi dapat mendeteksi
percepatan 1g (ukuran gravitasi bumi) pada titik vertikalnya, untuk percepatan yang
dikarenakan oleh pergerakan horizontal maka accelerometer akan mengukur
percepatannya secara langsung ketika bergerak secara horizontal.
58
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
59
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
STRUKTUR ORGANISASI
LABORATORIUM FISIKA DASAR
Pembina Lab
Drs. Suprayogi, M.T.
Bendahara I Sekretaris I
Citra Puspaningrum Sinta Mulyani Dwi Putri
Bendahara II Sekretaris II
Fira Yunita Lulu Millatina Rachmawati
60
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
61
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
62
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
63