Anda di halaman 1dari 94

MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

DAFTAR PENYUSUN
• Muh. Yuzril Ihza B. • Andy Law Exaudy Simbolon
• Dony Tontiardo • Dewi Iswaratika
• Miftah Syahita Astriana • Dhimas Chandra Bagaskara
• Aisyah Zahra Riswanda • Felix
• Dea Sifana Ramadhina • Maria Emerald Nainggolan
• Ilham Akbar • Monalisa Pratiwi
• Muhammad Arief A. • Rayhan Erdyarahman
• Nisa Noor Amalia • Sitti Amallia Suhandini
• Syafiq Fatih Basalamah
• Umi Nihayah

i
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

LEMBAR REVISI

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Drs. Suprayogi, M.T.

NIK : 93640025-1

Jabatan : Dosen Pembina Laboratorium Fisika Dasar

Dengan ini menyatakan pelaksanaan Revisi Modul Fisika Dasar untuk Fakultas Teknik Elektro, telah
dilaksanakan dengan penjelasan sebagai berikut:

No Keterangan Revisi Tanggal Revisi Terakhir

ii
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Drs. Suprayogi, M.T.

NIK : 93640025-1

Jabatan : Dosen Pembina Laboratorium Fisika Dasar

Menerangkan dengan sesungguhnya bahwa modul praktikum ini telah direview dan akan digunakan
untuk pelaksanaan praktikum di Semester Genap Tahun Akademik 2018/2019 di Laboratorium Fisika
Dasar Fakultas Teknik Elektro Universitas Telkom.

Bandung, Januari 2020


Dosen Pembina Laboratorium
Fisika Dasar

Drs. Suprayogi, M.T.


NIK 93640025-1

iii
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Visi & Misi


Fakultas Teknik Elektro

VISI:

Menjadi fakultas unggul berkelas dunia yang berperan aktif pada pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi elektro serta fisika, berbasis teknologi informasi dan komunikasi.

MISI:

1. Menyelenggarakan pendidikan tinggi dan pendidikan berkelanjutan berstandar


internasional
2. Mengembangkan, menyebarluaskan, dan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan
teknologi bidang teknik telekomunikasi, teknik komputer, fisika teknik, dan
elektroteknik, serta bekerja sama dengan industri/institusi, guna meningkatkan
kesejahteraan dan kemajuan masyarakat.
3. Mengembangkan dan membina jejaring dengan perguruan tinggi dan industri
terkemuka dalam dan luar negeri dalam rangka kerjasama pendidikan dan penelitian.
4. Mengembangkan sumberdaya untuk mencapai keunggulan dalam pembelajaran,
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

iv
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Visi & Misi


Prodi S1 Teknik Elektro

VISI:

“Menjadi program studi berstandar internasional dan menghasilkan sarjana berkeahlian


Sistem Elektronika, Sistem Kendali, atau Teknik Biomedika”

MISI:

1. Menyelenggarakan pendidikan berstandar internasional untuk menghasilkan lulusan


yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi Sistem Elektronika, Sistem Kendali,
atau Teknik Biomedika;
2. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi Sistem
Elektronika, Sistem Kendali, dan Teknik Biomedika yang diakui secara internasional
dengan melibatkan mahasiswa secara aktif;
3. Memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi Sistem Elektronika, Sistem Kendali,
dan Teknik Biomedika untuk kesejahteraan dan kemajuan peradaban bangsa.

v
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Visi & Misi


Prodi S1 Teknik Telekomunikasi

VISI:

Menjadi Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi terkemuka di kawasan Asia Tenggara yang
mampu menghasilkan sarjana Teknik Telekomunikasi yang berkeahlian di bidang informasi
dan komunikasi, khususnya wireless communication, dan dapat mengikuti perkembangan
teknologi telekomunikasi.

MISI:

1. Menyelenggarakan proses pendidikan unggulan untuk menghasilkan lulusan yang


menguasai teknologi informasi dan telekomunikasi sesuai dengan kompetensi teknik
telekomunikasi.
2. Menyelenggarakan penelitian berkualitas internasional di bidang informasi dan
telekomunikasi dengan melibatkan mahasiswa secara aktif.
3. Menyelenggarakan pengabdian masyarakat dengan prinsip menyebarluaskan ilmu
dan teknologi hasil penelitian kepada masyarakat luas terutama dengan bekerjasama
secara sinergis dengan institusi akademis dan non akademis lain.

vi
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Visi & Misi


Prodi S1 Teknik Fisika

VISI:

Menjadi Program Studi Fisika unggulan yang mampu menyediakan tenaga ahli berkualitas
dan berkompeten dalam pengelolaan industry infokom maupun industri lainnya.

MISI:

1. Menyelenggarakan tridharma Perguruan Tinggi dan layanan industri.


2. Mengembankan suasana akademis.
3. Pemberdayaan laboratorium.
4. Mengembangkan kurikulum sesuai kompetensi yang diharapkan pasar.
5. Meningkatkan kerjasama dengan institusi lain.

vii
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Visi & Misi


Prodi S1 Sistem Komputer

VISI:

Menjadi Program Studi S1 Sistem Komputer berstandar internasional yang menghasilkan


lulusan dibidang komputer.

MISI:

1. Menyelenggarakan pendidikan yang berstandar internasional untuk menghasilkan


lulusan yang menguasai ilmu dan teknologi komputer.
2. Menyelenggarakan penelitian berkualitas internasioal di bidang Sistem Komputer
berbasis ilmu dan teknologi computer dengan melibatkan mahasiswa secara aktif.
3. Menjalankan pengabdian masyarakat dengan prinsip menyebarluaskan ilmu dan
teknologi computer hasil penelitian kepada masyarakat luas secara aktif.
4. Membekali mahasiswa ilmu dan pengetahuan yang praktis, agar mampu bekerja, dan
mengembangkan diri dan berwirausaha di bidang teknologi informasi dan komunikasi
khususnya bidang komputer

viii
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

ATURAN LABORATORIUM FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO


TELKOM UNIVERSITY

Setiap Mahasiswa Fakultas Teknik Elektro yang akan menggunakan Fasilitas Laboratorium, WAJIB
mematuhi Aturan sebagai berikut:
1. Menggunakan seragam resmi Telkom University, dan Membawa Kartu Tanda Mahasiswa (KTM)
yang masih berlaku.

2. Tidak berambut gondrong untuk mahasiswa

3. Dilarang merokok dan makan minum didalam ruangan, dan membuang sampah pada tempatnya

4. Dilarang menyimpan barang-barang milik pribadi di Laboratorium tanpa seijin Fakultas

5. Dilarang menginap di Laboratorium tanpa seijin Fakultas

6. Jam Kerja Laboratorium dan Ruang Riset adalah 06.30 WIB sampai 22.00 WIB

7. Mahasiswa yang akan menggunakan Laboratorium dan atau ruang riset diluar jam kerja, harus
mengajukan ijin kepada Fakultas

Dekan Fakultas Teknik Elektro


Bandung, Januari 2020

Dr. Bambang Setia Nugroho, S.T., M.T.

ix
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

DAFTAR ISI

DAFTAR PENYUSUN ................................................................................................................................................ i


LEMBAR REVISI....................................................................................................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................................................................................... iii
Visi & Misi .............................................................................................................................................................. iv
ATURAN LABORATORIUM FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO ........................................................................................ ix
DAFTAR ISI .............................................................................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ......................................................................................................................................................xiii
PELAKSANAAN PRAKTIKUM ................................................................................................................................ xviii
PROSEDUR UMUM PRAKTIKUM ........................................................................................................................... xix
MODUL I ................................................................................................................................................................. 1
MODUL II ................................................................................................................................................................ 4
MODUL III ............................................................................................................................................................... 8
MODUL IV ............................................................................................................................................................... 8
MODUL V .............................................................................................................................................................. 11
MODUL VI ............................................................................................................................................................. 14
MODUL VII ............................................................................................................................................................ 20
MODUL VIII ........................................................................................................................................................... 25
MODUL IX ............................................................................................................................................................. 34
MODUL X .............................................................................................................................................................. 39
MODUL XI ............................................................................................................................................................. 34
MODUL XII ............................................................................................................................................................ 56
DAFTAR NAMA ASISTEN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PERIODE 2019-2020 ........................................................ 58
STRUKTUR ORGANISASI ....................................................................................................................................... 59

x
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Multimeter .......................................................................................................................................... 1
Gambar 1.2 Rangkaian seri ..................................................................................................................................... 2
Gambar 1.3 Rangkaian paralel ................................................................................................................................ 2

Gambar 2.1 Multimeter .......................................................................................................................................... 4


Gambar 2.2 Hukum Ohm ........................................................................................................................................ 5
Gambar 2.3 Hukum Kirchoff I ................................................................................................................................. 5
Gambar 2.4 Rangkaian hambatan dalam ............................................................................................................... 6
Gambar 2.5 Rumus hambatan dalam ..................................................................................................................... 6
Gambar 2.6 Rangkaian hambatan dalam Basicmeter............................................................................................. 6

Gambar 3.1 Rangkaian Amperemeter .................................................................................................................... 8


Gambar 3.2 Rangkaian Amperemeter 2.................................................................................................................. 9
Gambar 3.3 Rumus akhir Rshunt ............................................................................................................................ 9

Gambar 4.1 Rangkaian Voltmeter......................................................................................................................... 11


Gambar 4. 2 Rangkaian Voltmeter 2 ..................................................................................................................... 12
Gambar 4.3 Rumus akhir Rmultiplier .................................................................................................................... 13

Gambar 5.1 Simbol Kapasitor ............................................................................................................................... 14


Gambar 5.2 Persamaan Kapasitor ........................................................................................................................ 14
Gambar 5.3 Rangkaian seri dan paralel ................................................................................................................ 16
Gambar 5.4 Persamaan Pengisian Kapasitor ........................................................................................................ 16

Gambar 6.1 Rangkaian R dan C............................................................................................................................. 20


Gambar 6.2 Persamaan umum pengosongan ...................................................................................................... 20

Gambar 7.1 Ilustrasi Jembatan Wheatstone 26


Gambar 7.2 Persamaan umum Jembatan Wheatstone........................................................................................ 26
Gambar 7.3 Persamaan umum Hambatan Unifom .............................................................................................. 26
Gambar 7.4 Rumus akhir Jembatan Wheatstone ................................................................................................. 27
Gambar 7.5 Jembatan Wheatstone dengan L bergeser ....................................................................................... 27
Gambar 7.6 Strain Gauge ..................................................................................................................................... 28
Gambar 7.7 Pita warna Resistor ........................................................................................................................... 29
Gambar 7.8 Jembatan Wheatstone dengan R variabel ........................................................................................ 30

Gambar 8.1 Fenomena Oersted............................................................................................................................ 34


Gambar 8.2 Pengamatan Biot-Savart ................................................................................................................... 35
Gambar 8.3 Persamaan umum Biot-Savart .......................................................................................................... 35
Gambar 8.4 Percobaan 1 ...................................................................................................................................... 37
Gambar 8.5 Percobaan 2 ...................................................................................................................................... 38

Gambar 9.1 Persamaan umum Fluks .................................................................................................................... 39


Gambar 9.2 Persamaan umum GGL ..................................................................................................................... 39
Gambar 9.3 Komponen generator ........................................................................................................................ 40
Gambar 9.4 Percobaan 1 ...................................................................................................................................... 41
Gambar 9. 5 Percobaan 2 ..................................................................................................................................... 42

Gambar 10.1 GGL Imbas Wireless Power Supply .................................................................................................. 43


Gambar 10.2 Transformator ................................................................................................................................. 43

Gambar 11.1 Bell listrik......................................................................................................................................... 46


Gambar 11.2 Ilustrasi Metal-Detector .................................................................................................................. 48
Gambar 11.3 Speaker ........................................................................................................................................... 49

xi
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Gambar 11.4 Motor listrik DC ............................................................................................................................... 51


Gambar 11.5 Generator listrik .............................................................................................................................. 53
Gambar 11.6 Prinsip kerja Generator 1 ................................................................................................................ 54
Gambar 11.7 Prinsip kerja Generator 2 ................................................................................................................ 54
Gambar 11.8 Accelerometer ................................................................................................................................. 55

xii
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tabel pengamatan PL .............................................................................................................................. 3

Tabel 2.1 Pengolahan data hambatan dalam ......................................................................................................... 7

Tabel 3.1 Tabel Pengamatan Rshunt ...................................................................................................................... 9

Tabel 4.1 Tabel Pengamatan Voltmeter ............................................................................................................... 12

Tabel 5.1 Tabel pengamatan pengisian kapasitor ................................................................................................ 16


Tabel 5.2 Regresi Pengisian Kapasitor 1 ............................................................................................................... 17
Tabel 5.3 Regresi Pengisian Kapasitor 2 ............................................................................................................... 18
Tabel 5.4 Regresi Pengisian Kapasitor 3 ............................................................................................................... 18

Tabel 6.1 Tabel pengamatan pengosongan .......................................................................................................... 21


Tabel 6.2 Regresi pengosongan kapasitor 1 ......................................................................................................... 22
Tabel 6.3 Regresi pengosongan kapasitor 2 ......................................................................................................... 22
Tabel 6.4 Regresi pengosongan kapasitor 3 ......................................................................................................... 23

Tabel 7.1 Pengamatan Multimeter ....................................................................................................................... 28


Tabel 7.2 daftar pita warna resistor...................................................................................................................... 29
Tabel 7.3 Pengamatan pita warna ........................................................................................................................ 30
Tabel 7. 4 Pengamatan dengan Jembatan Wheatstone ....................................................................................... 32

Tabel 8.1 Pengamatan percobaan 1 ..................................................................................................................... 37


Tabel 8.2 Pengamatan percobaan 2 ..................................................................................................................... 38

xiii
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

TATA TERTIB UMUM PRAKTIKUM FISIKA DASAR


TAHUN AKADEMIK 2016/2017

KEHADIRAN
1. Praktikan diharapkan datang 5 menit sebelum praktikum dimulai.
2. Toleransi keterlambatan adalah 15 menit atau sampai waktu Tes Awal berakhir.
Jika melebihi waktu yang ditentukan praktikan tidak diperkenankan mengikuti
praktikum modul yang bersangkutan.
3. Keterlambatan sebelum/selama test awal (TA) diperkenankan mengikuti praktikum
tanpa ada tambahan waktu untuk TA.
ATURAN PENILAIAN
Penilaian praktikum Fisika meliputi parameter-
parameter : TP : 10 %
Tes Awal : 20 %
Praktikum : 30 %
Jurnal : 20 %
Presentasi : 20 %

Total 100 %

PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Pada saat praktikum dilarang memakai jaket kecuali SAKIT.
2. Saat praktikum berlangsung dilarang menggunakan barang-barang yang tidak
berhubungan dengan praktikum (gelang, cincin, perhiasan berlebihan dan
BARANG ELEKTRONIK)
3. Praktikan dilarang mengoperasikan alat-alat praktikum sebelum mendapat
instruksi oleh asisten jaga.
4. Selama pelaksaaan praktikum HP WAJIB DI SILENT, menerima panggilan atau
sms dilakukan di luar ruangan praktikum dengan seizin asisten jaga.
5. Dilarang membuat keributan selama praktikum.
6. Tidak boleh makan atau minum di dalam ruangan praktikum.
7. Praktikan dan asisten wajib merapikan alat-alat praktikum setelah praktikum
selesai.
8. Kehilangan dan kerusakan alat atas kesalahan praktikan menjadi tanggung jawab
praktikan.
9. Praktikan wajib mengikuti seluruh modul praktikum fisika. Jika tidak mengikuti
salah satu modul maka nilai modul yang tidak diikuti adalah NOL.
10. Segala sesuatu yang berhubungan dengan lab Fisika Dasar maupun Administrasi
Fisika Dasar harus memakai seragam resmi Universitas Telkom serta bersepatu

xiv
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

full cover dan menggunakan kaos kaki (kaos kaki harus terlihat).
Bagi Praktikkan perempuan:
1. Menggunakan rok panjang, tidak berbelah, berwarna hitam/biru dongker
(bukan chiffon)
2. Tidak memperlihatkan lekukan tubuh
3. Bagi yang tidak berjilbab, rambut wajib diikat.
Bagi Praktikkan laki-laki:
1. Menggunakan celana bahan (bukan jeans atau chino) formal seperti
pelaksanaan PKKMB berwarna hitam/biru dongker
2. Rambut tidak boleh melebihi kerah baju, telinga, dan alis
3. Rambut rapi tanpa bando dan/atau kuncir rambut
4. Tidak menggunakan atribut jurusan.
Ketentuan Seragam:
a. Senin : Kemeja Merah/Putih (Kemeja wajib dimasukkan)
b. Selasa- Rabu : Kemeja Putih (kemeja wajib dimasukkan)
c. Kamis : Kemeja Bebas/Putih
d. Jumat : Kemeja Batik/Putih (no outer batik)
e. Sabtu : Kemeja Bebas/Putih

11. Kepentingan mahasiswa yang berhubungan dengan praktikum fisika dasar


(asistensi) dapat dilayani pada Hari Senin -Sabtu DARI pukul 06.30 SAMPAI pukul
18.00 WLFD.
12. Pengurangan nilai terhadap praktikan tidak harus konfirmasi dan diperingatkan
pada praktikan yang bersangkutan.
13. Pengurangan nilai dapat dilakukan asisten jaga atau rekomendasi dari asisten lainnya.

KELENGKAPAN PRAKTIKUM
1. Kartu praktikum
Praktikan wajib membawa kartu praktikum selama mengikuti praktikum Fisika Dasar.
a) Kartu praktikum WAJIB di beri pas foto 2x3 terbaru dan identitas.
b) Jika kartu praktikum hilang TANGGUNG JAWAB PRAKTIKAN UNTUK
MENGGANTINYA, yaitu dengan membuat kartu praktikum serupa dengan
format yang ada dengan jenis kertas yang sama.
c) Kartu praktikum hanya diberikan SATU KALI SAJA setiap semester ajaran
2016/2017.
d) Jika kartu praktikum tertinggal praktikan wajib mengambil terlebih dahulu
baru boleh mengikuti praktikum.
2. Perlengkapan praktikum yang harus dibawa adalah kartu praktikum dan Buku TP. Jika
tidak membawa dipersilahkan untuk melengkapi terlebih dahulu sesuai batas waktu
yang telah diberikan.

xv
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

TUGAS PENDAHULUAN

1. TP dikerjakan pada buku berukuran A5 (dapat menggunakan buku pada semester


sebelumnya, dengan ketentuan cover yang baru). Apabila buku TP hilang, dapat
membuat buku baru dengan format yang sama.
2. Soal TP akan ditempel di mading Laboratorium Fisika Dasar.
3. Pengerjaan TP bersifat wajib.
4. TP dikumpulkan secara serentak pada hari yang telah ditentukan oleh asisten,
bertempat di Laboratorium Fisika Dasar secara kolektif tiap kelas oleh perwakilan
kelas. Buku TP dimasukkan di dalam Amplop Coklat diberi identitas praktikan
(Nama, NIM, Kelompok, dan modul). Satu amplop untuk masing-masing
kelompok.
5. Keterlambatan pengumpulan TP akan berdampak pada pengurangan nilai TP.
Keterlambatan 0-30 menit pengurangan sebesar 50%, >30 menit nilai TP=0.
6. Pengerjaan TP dengan format soal kemudian jawab. Jika tidak sesuai format,
pengurangan nilai sebesar 50%
7. Jika ada salah satu soal ataupun subsoal yang tidak dikerjakan, maka TP= 50%
8. TP dilarang plagiat. Jika plagiat maka TP = 0.
TES AWAL
1. Tes awal dilaksanakan selama 15 menit.
2. Tes awal tidak dapat diwakilkan.
3. Tidak ada waktu tambahan untuk pelaksanaan tes awal jika praktikan datang
terlambat.
4. Dalam pelaksanaan tes awal praktikan dilarang berbuat curang dalam bentuk apapun.
Jika terjadi kecurangan nilai TES AWAL = 0.
5. Jika ada pertanyaan ditujukan langsung kepada asisten jaga.
JURNAL

1. Setiap praktikan wajib mengerjakan jurnal praktikum.


2. Jurnal dikerjakan pada kertas A4.
3. Jurnal dikumpulkan pada saat presentasi.
4. Pembuatan jurnal harus sesuai dengan format yang telah ditentukan.
PRESENTASI

1. Kelengkapan presentasi adalah membawa kartu praktikum, BAP, jurnal, file


presentasi, dan laptop.
2. Presentasi dilakukan pada minggu ke-3, ke-6 dan ke-8 sejak praktikum modul
pertama dimulai.
3. Waktu presentasi minimal 45 menit.

xvi
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PRAKTIKUM SUSULAN

1. Segala bentuk perizinan untuk mengikuti praktikum susulan langsung diurus ke


Laboran FTE (N114), bukan pada asisten praktikum.
2. Praktikan hanya dapat mengikuti praktikum susulan maksimal 1 kali selama satu
semester.
3. Waktu dan tempat pelaksanaan praktikum susulan akan diinfokan melalui Official
Account Praktikum Fisika Dasar.

HAK PRAKTIKAN

1. Mengikuti praktikum sesuai jadwal.


2. Meninggalkan ruang praktikum dengan seizin asisten jaga.
3. Menanyakan atau mengkomplain nilai kepada asisten yang bersangkutan
4. Menanyakan hal yang kurang jelas yang berkenaan dengan materi yang ada pada
modul yang bersangkutan.
5. Mengadukan setiap pelanggaran yang dilakukan oleh asisten kepada Koordinator
Asisten Praktikum Laboratorium Fisika Dasar untuk ditindak lanjuti.

HAL-HAL YANG BELUM DITETAPKAN AKAN DITETAPKAN SELANJUTNYA

xvii
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Asisten PJ
1. Mengecek kelengkapan praktikan sebelum praktikum di mulai
2. Bertanggung jawab apabila terjadi kekurangan asisten jaga
3. Memulai jalannya praktikum (dibuka dengan doa)
4. Mengisi BAA sesuai dengan prosedur
5. Membagikan soal tes awal sesuai prosedur tes awal

Asisten jaga
1. Mengisi BAP dengan rapi dan lengkap
2. Menjalankan presensi praktikan
3. Melaksanakan praktikum sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan

Jurnal dan presentasi


• Jurnal
A. Format jurnal :
1. Cover (terlampir)
2. BAP
3. Tujuan praktikum
4. Pengolahan data
5. Analisis
6. Kesimpulan
7. Saran
- Asisten
- Praktikum
- Lab
B. Jurnal dikerjakan per individu (1 jurnal 1 orang)

• Presentasi
A. Format presentasi :
1. Nama kelompok, nama anggota, NIM
2. Judul modul presentasi
3. Tujuan
4. Dasar teori
5. Pengolahan data
6. Analisis
7. Kesimpulan
B. Presentasi dibuat dalam bentuk slide presentasi

xviii
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PROSEDUR UMUM PRAKTIKUM

PRAKTIKUM SUSULAN
1. Praktikan yang ingin mengikuti praktikum susulan sebelumnya harus mengisi form
praktikum susulan disertai surat izin untuk tidak mengikuti praktikum, surat izin ini
berupa surat sakit, urusan keluarga ataupun urusan institusi.
2. Praktikan hanya dapat mengikuti praktikum susulan sebanyak satu kali yang berarti
hanya satu modul praktikum.
3. Pengisian form praktikum susulan paling lambat 2 hari setelah praktikum
dilaksanakan.
4. Praktikum susulan dilaksanan pada minggu terakir kuliah sebelum UAS.
5. Praktikan yang mengikuti praktikum susulan hanya praktikan dengan ketentuan
tertentu dalam artian tidak semua praktikan dapat mengikuti praktikum susulan.
6. Praktikan yang berhak mengikuti praktikum susulan akan diumumkan dan dapat
melakukan penginputan jadwal praktikum susulan pada minggu terakhir praktikum.
7. Praktikan yang mengikuti praktikum susulan diwajibkan untuk membuat tugas
tambahan untuk mengganti nilai TP pada modul tersebut yang akan di beritahukan
kemudian.
8. Saat presentasi susulan praktikan diharapakan membawa kelengkapan presentasinya
seperti jurnal, slide presentasi,kartu praktikum dan lain-lain.
Sistematika dari praktikum dan presentasi susulan sama dengan praktikum pada
umumnya sehingga praktikan diharapkan mematuhi ketentuan-ketentuan yang telah
ditetapkan

PENGUMPULAN TP
1. Pengumpulan TP dilakukan secara kolektif perkelas dengan amplop yang berbeda tiap
modulnya pada setiap kelompoknya.
2. Pengumpulan TP dilaksanakan setiap jumat sebelum praktikum dilaksanakan.
3. Praktikan yang mengumpulkan TP diwajibkan menggunakan seragam resmi
Universitas Telkom serta bersepatu dan menggunakan kaos kaki.
4. Keterlambatan pengumpulan TP akan berdampak pada pengurangan nilai TP.
5. Praktikan yang tidak mengumpulkan TP maka tidak diperbolehkan untuk mengikuti
pratikum pada modul tersebut.
6. Disaat pengumpulan TP praktikan diharapkan tertib dan tetap mematuhi segala
peraturan yang telah ditetapkan.

xix
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PENGAMBILAN TP DAN JURNAL


1. Pengambilan TP dan jurnal dapat dilakukan pada minggu presentasi dengan
menghubungi asisten jaga praktikan.
2. Waktu dan tempat pengambilan TP dan jurnal ditetapkan berdasarkan keputusan
bersama antara kedua belah pihak.
3. Kontak asisten jaga dapat dilihat di ruangasisten P106.
4. Jika telah melebihi batas waktu yang ditentukan maka TP dan jurnal praktikan tidak
lagi menjadi tanggung jawab asisten

KOMPLAIN NILAI
1. Praktikan dapat mengkomplain nilai praktikum jika dirasa nilai tidak sesuai.
2. Komplain nilai dapat dilakukan dengan menghubungi asisten jaga yang kontaknya
dapat dilihat di ruangasisten.
3. Komplain nilai hanya dapat dilakukan selama 7 hari setelah nilai dikeluarkan lebih
dari itu maka komplain nilai tidak akan dilayani dan dinyatakan nilai sudah benar.

xx
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

MODUL I
PENDAHULUAN KELISTRIKAN
I. TUJUAN
1. Memahami konsep rangkaian pembagi arus dan pembagi tegangan.
2. Dapat merangkai rangkaian pembagi arus dan pembagi tegangan.

II. ALAT-ALAT
1. Multimeter;
2. Resistor;
3. Catu daya;
4. Kabel penghubung / Jumper;
5. Kisi soket;

III. DASAR TEORI


A. Resistor

Resistor merupakan suatu komponen listrik yang berfungsi untuk menghambat atau
membatasi jumlah arus yang lewat pada suatu rangkaian. Resistor ini bersifat resistif dan
umumnya terbuat dari bahan karbon. Satuan untuk resistansi pada resistor disebut Ohm
dengan symbol Ω (omega). Sebutan “OHM” ini diambil dari nama penemunya yaitu
Georg Simon Ohm yang juga merupakan seorang Fisikawan Jerman.
Fungsi dari resistor, yaitu :
• Sebagai pembatas arus listrik;
• Sebagai pengatur arus listrik;
• Sebagai pembagi tegangan listrik;

B. Multimeter

Multimeter merupakan alat ukur besaran listrik yang berfungsi untuk mengukur
tegangaan (voltmeter), arus (amperemeter), dan hambatan (ohmmeter) suatu
komponen listrik. Terdapat dua jenis multimeter, yaitu multimeter digital dan multimeter
analog. Baik multimeter digital maupun analog, dapat digunakan untuk mengukur listrik
AC maupun listrik DC. Namun dalam praktikum ini digunakan multimeter digital. Lihat
gambar 1.1 contoh multimeter digital.

Amperemeter (A)

Voltmeter (V)
Mode
Ohmmeter (Ω)

Port / soket

Gambar 1.1 Multimeter

1
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Berikut adalah fungsi dari bagian-bagian pada multimeter yang sering digunakan
dalam praktikum:

a. Mode : digunakan untuk mengubah fungsi dari multimeter.


b. V : Jika tombol putar diarahkan ke arah V, maka multimeter bertindak
sebagai voltmeter (“V~” untuk rangkaian AC dan “V=” untuk
rangkaian
DC).
c. Ω : Jika tombol putar diarahkan ke arah Ω, maka multimeter bertindak
sebagai ohmmeter (alat ukur nilai resistansi dari suatu hambatan).
d. A : Jika tombol putar diarahkan ke arah A, maka multimeter bertindak
sebagai amperemeter (alat ukur arus listrik yang melalui suatu
komponen listrik).
e. Port : Sebagai tempat penghubung multimeter dengan komponen listrik
yang
akan diukur besarnya

IV. PROSEDUR PERCOBAAN


1. Rangkailah rangkaian pada kisi soket seperti pada Gambar 1.2

Gambar 1.2 Rangkaian seri

2. Atur tegangan yang keluar dari catu daya.


3. Ukur masing-masing tegangan dan arus pada R1 dan R2.
4. Catat data arus dan tegangan yang terukur pada Tabel 1.1
5. Selanjutnya, ubahlah rangkaian pada kisi soket menjadi seperti pada Gambar 1.3

R1

R2

CD

Gambar 1.3 Rangkaian paralel

6. Ulangi langkah 2 sampai 4 seperti di atas.


7. Catat data arus dan tegangan yang terukur pada Tabel 1.1 .

2
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Tabel 1.1 Tabel pengamatan PL

Resistor Disusun Seri Resistor Disusun Paralel

R1 R2 R1 R2
… Ω … Ω … Ω … Ω

Tegangan (V)

Arus (A)

V. ANALISIS
1. Manakah yang merupakan rangkaian pembagi tegangan?
2. Manakah yang merupakan rangkaian pembagi arus?
3. Mengapa ketika resistor dipasang seri tegangannya menjadi terbagi?
4. Mengapa ketika resistor dipasang paralel arusnya menjadi terbagi?

3
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

4
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

MODUL II
MENGUKUR HAMBATAN DALAM BASICMETER

I. TUJUAN
1. Memahami fungsi dan aplikasi dari alat ukur multimeter;
2. Mengukur hambatan dalam dari amperemeter;

II. ALAT-ALAT
1. Multimeter;
2. Resistor 47 kΩ ;
3. Kisi Soket;
4. Kabel Penghubung/Jumper;
5. Catu daya;
6. Basic Meter;

III. Percobaan

A. MULTIMETER

Multimeter merupakan alat ukur besaran listrik yang berfungsi untuk mengukur
tegangan (voltmeter), arus (amperemeter), dan hambatan (ohmmeter) suatu komponen
listrik. Terdapat dua jenis multimeter, yaitu multimeter digital dan multimeter analog.
Baik multimeter digital maupun analog, dapat digunakan untuk mengukur listrik AC
maupun listrik DC. Namun dalam praktikum ini digunakan multimeter digital. Lihat
gambar 8.1 contoh multimeter digital.

Amperemeter (A)

Voltmeter (V)
Mode

Ohmmeter (Ω)

Port/Soket

Gambar 2.1 Multimeter

Berikut adalah fungsi dari bagian-bagian pada multimeter yang sering digunakan dalam
praktikum:

4
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

a. Mode: digunakan untuk mengubah fungsi dari multimeter.


b. V : Jika tombol putar diarahkan ke V, maka multimeter bertindak sebagai
voltmeter (“V~” untuk rangkaian AC dan “V=” untuk rangkaian DC).
c. Ω : Jika tombol putar diarahkan ke Ω, maka multimeter bertindak sebagai
ohmmeter (alat ukur nilai resistansi dari suatu hambatan).
d. A : Jika tombol putar diarahkan ke A, maka multimeter bertindak sebagai
amperemeter (alat ukur arus listrik yang melalui suatu rangkaian listrik).
e. Port : Sebagai tempat penghubung kabel pin ke multimeter.

B. HUKUM OHM DAN HUKUM KIRCHOFF

Hukum Ohm

”Besarnya kuat arus (I) yang melalui konduktor antara dua titik berbanding lurus
dengan beda potensial atau tegangan (V) di dua titik tersebut, dan berbanding
terbalik dengan hambatan atau resistansi (R) di antara mereka.”

𝑉
𝐼=
𝑅

Gambar 2.2 Hukum Ohm

Hukum Kirchoff Arus (Kirchoff Current Law)

Hukum Kirchoff ini merupakan hukum kekekalan muatan listrik yang menyatakan
bahwa jumlah muatan listrik yang ada pada sebuah rangkaian tertutup adalah tetap. Hal
ini berarti dalam suatu rangkaian bercabang, jumlah kuat arus listrik yang masuk pada
suatu percabangan sama dengan jumlah kuat arus listrik yang ke luar percabangan itu.
Sehingga, pada suatu titik percabangan, berlaku:

∑𝐼 = 0

Gambar 2.3 Hukum Kirchoff I

5
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

IV. Cara Kerja Praktikum : Mengukur Hambatan Dalam Amperemeter

Mengukur hambatan dalam (Ra) pada amperemeter dilakukan dengan


mengukur arus (I) yang melalui amperemeter dan mengukur beda potensial (V) antara
kedua terminalnya. Berikut rangkaiannya:

Gambar 2.4 Rangkaian hambatan dalam

Sebagai amperemeter digunakan Basic Meter (BM) dan sebagai voltmeter


digunakan multimeter digital (M) yang dirangkai sesuai dengan gambar 8.2. Jika arus yang
melalui BM adalah (I) Ampere dan beda potensial yang ditunjukan voltmeter adalah (V)
Volt,maka:

V
rA = 
I
Gambar 2.5 Rumus hambatan dalam

• Langkah- Langkah Percobaan :

1. Rangkailah rangkaian seperti Gambar 2.4 , dengan R= 47 kΩ (sesuai asisten), lihat


gambar dibawah ini:

Gambar 2.6 Rangkaian hambatan dalam Basicmeter

6
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

2. Atur tegangan yang keluar dari catu daya.


3. Baca arus yang melewati amperemeter dan tegangan pada voltmeter.
4. Ubah tegangan yang keluar dari catu daya untuk mendapatkan data percobaan.
5. Catat data I dan V pada tabel pengamatan di bawah ini

Tabel pengamatan :

Tabel 2.1 Pengolahan data hambatan dalam

Data Ke IBM (µA) VBM (mV)


1
2
3
4
5

Pengolahan data hambatan dalam(Ra) pada percobaan diatas dengan regresi linier.
(V=I.R, dengan y=b.x; ket : y=V, x=I dan b=Ra)
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
...................................................................

IV. ANALISIS
1. Bagaimana cara mengukur arus dan tegangan pada rangkaian (dipasang seri atau
paralel)? Jelaskan prinsipnya dengan menggunakan Hukum Ohm dan Hukum Kirchoff
Arus!
2. Apakah pengaruh dan fungsi hambatan dalam yang terdapat pada basic meter?

7
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

8
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

MODUL III
MENAIKKAN BATAS UKUR AMPEREMETER

I. TUJUAN
1. Dapat merangkai rangkaian amperemeter
2. D menaikkan batas ukur amperemeter.

II. ALAT-ALAT
1. Multimeter;
2. Resistor 47 kΩ;
3. Kisi Soket;
4. Hambatan Shunt (Rshunt) 50 mA dan 100 mA;
5. Kabel Penghubung/Jumper;
6. Catu daya;
7. Basic Meter;

III. DASAR TEORI

Pada percobaan ini ada tambahan alat dari percobaan sebelumnya yaitu
Hambatan Shunt (Rshunt) yang dirangkai secara paralel terhadap Basic Meter yang
mana di dalam Hukum Kirchoff memiliki arti bahwa arus (I) yang terbagi menjadi 2
yaitu melewati 𝑰𝐵𝑀 dan 𝑰R𝑠ℎ𝑢𝑛𝑡 .

Cara kerja Rshunt adalah karena Rshunt harus dilalui oleh bagian terbesar dari
kuat arus total, maka nilai tahanan tersebut selalu lebih kecil dibandingkan tahanan
dalamnya. Batas ukur adalah suatu kesanggupan dari pada sebuah alat ukur dimana
alat ukur itu dapat menunjukkan suatu nilai tertinggi. Jika pada amperemeter
dipasangkan Rshunt, maka batas kuat arusnya dapat dipertinggi karena kelebihan aliran
itu akan mengalir di dalam Rshunt.

Serta disini multimeter difungsikan sebagai amperemeter untuk mengetahui


arus total yang mengalir pada rangkaian. Lihat gambar 3.1

CD
CD : Catu Daya
RB RB : Hambatan beban
rA
(Bangku Resistor)
M BM
M : Multimeter Digital
BM : Basic Meter
Rshunt
Rshunt : Hambatan-shunt
Gambar 3.1 Rangkaian Amperemeter

8
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Langkah-langkah Percobaan:
1. Rangkai rangkaian seperti skematik rangkaian gambar 3.2 ,dengan R=47 kΩ (sesuai
asisten).

Gambar 3.2 Rangkaian Amperemeter 2

2. Atur tegangan yang keluar dari catu daya.


3. Baca arus yang melewati multimeter dan basicmeter.
4. Ubah tegangan yang keluar dari catu daya untuk mendapatkan data percobaan.
5. Catat data IM dan IBM pada tabel pengamatan di bawah ini

Tabel pengamatan :
Tabel 3.1 Tabel Pengamatan Rshunt

Batas Pengamatan
Shunt
ukur N
ke IBasic Meter IMultimeter
Teoritis

Persamaan Arus : 𝐼𝑀 = 𝐼𝐵𝑀 + 𝐼𝑅𝑠


𝑰𝑹𝒔 = 𝑰𝑴 − 𝑰𝑩𝑴

Persamaan Tegangan : 𝑉𝐵𝑀 = 𝑉𝑅𝑠


𝑰𝑩𝑴 × 𝑹𝒂 = 𝑰𝑹𝒔 × 𝑹𝒔

Subtitusi 𝑰𝑹𝒔 : 𝑰𝑩𝑴 × 𝑹𝒂 = (𝑰𝑴 − 𝑰𝑩𝑴 ) × 𝑹𝒔


𝑰𝑴 −𝑰𝑩𝑴
𝑹𝒂 = ( ) × 𝑹𝒔
𝑰𝑩𝑴

𝑹𝒂 = 𝑹𝒔 (𝑵 − 𝟏)

Gambar 3.3 Rumus akhir Rshunt

9
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Pengolahan Data menentukan nilai hambatan Shunt


Ra = Rshunt (N-1), dimana N= Imultimeter/Ibasicmeter!
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
.........................................................................................................................

IV. ANALISIS

1. Jelaskan hubungan nilai Ra dan Rshunt yang didapatkan dari praktikum!


2. Jelaskan pengaruh faktor N pada peningkatan batas ukur amperemeter!
𝐼
3. Turunkan persamaan 𝑅𝑎 = 𝑅𝑠ℎ𝑢𝑛𝑡 (𝑁 − 1) dimana 𝑁 = 𝐼 𝑀
𝐵𝑀
4. Bagaimana cara Rshunt dapat meningkatkan batas ukur amperemeter?

10
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

8
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

MODUL IV
MENAIKKAN BATAS UKUR VOLTMETER

I. TUJUAN
1. Dapat merangkai rangkaian voltmeter
2. Dapat menaikkan batas ukur rangkaian voltmeter.

II. ALAT-ALAT
1. Multimeter;
2. Resistor 47 kΩ;
3. Kisi Soket;
4. Hambatan Multiplier (RM) 1 V dan 10 V;
5. Kabel Penghubung/Jumper;
6. Catu daya;
7. Basic Meter;

III. DASAR TEORI

Batas Ukur voltmeter akan dinaikkan dengan menggunakan Rmultiplier yang dirangkai
secara seri dengan voltmeter yang mana di dalam Hukum Kirchoff memiliki arti bahwa
beda potensial (V) yang terbagi menjadi 2 yaitu melewati 𝑽𝐵𝑀 dan 𝑽Rm . Kemudian akan
ditentukan nilai hambatan dari masing-masing multiplier agar dapat mengetahui proses
dimana batas ukur Voltmeter dapat dinaikkan.

Fungsi Rmultiplier adalah menahan arus agar tegangan yang terjadi pada voltmeter
tidak melebihi kapasitas maksimumnya, sehingga sebagian tegangan akan berkumpul
pada Rmultiplier. Dengan demikian kemampuan mengukurnya menjadi lebih besar.

CD

RB RM rA
A B C
BM

Gambar 4.1 Rangkaian Voltmeter

Skematik Rangkaian Meningkatkan Batas Ukur Voltmeter, Multimeter (M)


berfungsi sebagai voltmeter yang mengukur batas ukur baru dari voltmeter BM yang
diberi hambatan depan RM.

11
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

• Langkah-langkah Percobaan:
1. Rangkai rangkaian seperti skematik gambar 4.2 , R=47 kΩ (sesuai asisten).

Gambar 4. 2 Rangkaian Voltmeter 2

2. Atur tegangan yang keluar dari catu daya.


3. Baca tegangan yang melewati multimeter dan arus pada basicmeter.
4. Ubah tegangan yang keluar dari catu daya untuk mendapatkan data percobaan.
5. Catat data Vm dan IBM pada tabel pengamatan di bawah ini

Tabel pengamatan :

Tabel 4.1 Tabel Pengamatan Voltmeter

Batas Pengamatan
Multiplier
ukur N
ke IBasic Meter VMultimeter
Teoritis

Persamaan Arus : 𝑰𝑹𝒎 = 𝑰𝑩𝑴


Persamaan Tegangan : 𝑉𝑀 = 𝑉𝑅𝑚 + 𝑉𝐵𝑀
𝑽𝑹𝒎 = 𝑽𝑴 − 𝑽𝑩𝑴
𝑽
𝑽𝑹𝒎 = (𝑽 𝒎 − 𝟏) × 𝑽𝑩𝑴
𝑩𝑴
𝑽𝒎
= 𝑵−𝟏
𝑽𝑩𝑴
𝑰𝒎 × 𝑹𝒎
= 𝑵−𝟏
𝑰𝑩𝑴 × 𝑹𝒂

12
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

𝑹𝒎 = 𝑹𝒂 (𝑵 − 𝟏)

Gambar 4.3 Rumus akhir Rmultiplier

Pengolahan Data menentukan nilai hambatan Multiplier


𝑉
Turunkan dari rumus : Rm = Ra (N-1), dimana N=(𝐼 𝑚𝑢𝑙𝑡𝑖𝑚𝑒𝑡𝑒r !
×𝑅 ) 𝑏𝑎𝑠𝑖𝑐𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑎
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................

IV. ANALISIS

1. Jelaskan hubungan nilai Ra dan Rm yang didapatkan dari praktikum!


2. Jelaskan pengaruh faktor N pada peningkatan batas ukur voltmeter!
𝑉𝑀
3. Turunkan persamaan 𝑅𝑀 = 𝑅𝑎 (𝑁 − 1) dimana 𝑁 =
𝐼𝐵𝑀 .𝑟𝑎
4. Bagaimana cara Rm dapat meningkatkan batas ukur voltmeter?
5. Jelaskan perbedaan antara Rshunt dan Rmultiplier!

Contoh dalam Kehidupan sehari-hari

1. Raket nyamuk listrik

2. Listrik PLN

13
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

11
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

MODUL V
PENGISIAN MUATAN PADA KAPASITOR

I. TUJUAN
1. Memahami karakteristik pengisian kapasitor
2. Memahami pengaruh komponen R dan C pada proses pengisian kapasitor

II. ALAT - ALAT


1. Kisi soket
2. Multimeter digital
3. Resistor (R = 100 kΩ )
4. Catu daya DC
5. Kapasitor ( 100 μF dan 470 μF )
6. Stopwatch
7. Jumper atau kabel

III. DASAR TEORI

Kapasitor ialah komponen elektronik yang memiliki kemampuan menyimpan


muatan dan mengeluarkannya kembali pada saat diperlukan. Kemampuan itu disebut
nilai kapasitansi. Simbol kapasitor ialah:

Gambar 5.1 Simbol Kapasitor

Kapasitansi kapasitor akan menentukan seberapa besar muatan yang bisa


tersimpan pada kapasitor untuk satu beda potensial tertentu yang diberikan pada
kapasitor tersebut. Sehingga kapasitansi kapasitor sering diartikan juga sebagai ukuran
daya tampung muatan dalam sebuah kapasitor. Kapasitor dikatakan dalam keadaan
kosong apabila tidak ada muatan yang terdapat diantara kedua penghantarnya.
Hubungan antara kapasitansi, muatan, dan juga tegangan dapat dirumuskan secara
matematis sebagai :
𝑄=𝐶𝑉
Gambar 5.2 Persamaan Kapasitor

Keterangan :
C = kapasitansi kapasitor (F)
Q = muatan yang tersimpan dalam kapasitor (C)
V = beda potensial pemberi muatan (V)

14
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Tegangan pada kapasitor (V) adalah perbedaan potensial di antara penghantar -


penghantar tersebut, bukan potensial masing-masing penghantar, sedangkan tegangan
maksimal yang dapat dialirkan kepasitor disebut tegangan break, sehingga bila tegangan
yang diberikan melebihi tegangan break suatu kapasitor maka kapasitor akan rusak.

Pengisian kapasitor adalah pemberian muatan pada kapasitor dengan


merangkaikannya pada sumber tegangan searah (DC). Seiring dengan pengisian
kapasitor, arus mengalir dalam rangkaian sampai akhirnya berhenti ketika kapasitor
sudah penuh. Dapat diartikan pada saat t=0 (saklar B terbuka), kapasitor belum terisi
muatan sehingga beda potensial diantara kedua ujung kapasitor tersebut sama dengan
nol. Setelah saklar ditutup, arus mengalir dari baterai dan secara perlahan mengisi
kapasitor. Muatan yang mengisi kapasitor akan menyebabkan timbulnya beda potensial
di kedua ujung kapasitor.

Karena kapasitor terisi muatan, maka Vc akan membesar, jika Vc membesar maka
𝑉 = 𝐸 − 𝑉𝑐 akan mengecil, dan arus akan menurun seiring waktu. Jika arus mengecil,
hal ini dapat diartikan juga bahwa muatan yang masuk ke dalam kapasitor semakin
sedikit. Dalam pengamatan tegangan pada kapasitor, peningkatan tegangan pada
kapasitor akan terlihat mengalami perlambatan. Proses ini disebut sebagai proses
menuju kejenuhan. Gejala kejenuhan ditandai dengan Vc=E, I=0, dan muatan pada
kapasitor sudah tidak dapat bertambah lagi.

IV. PROSEDUR PERCOBAAN


1. Periksa spesifikasi kapasitor dengan cara melihat informasi yang tertera pada
kapasitor.
2. Pastikan tegangan yang keluar dari catu daya tidak melebihi tegangan break kapasitor.
3. Pastikan kapasitor dalam keadaan kosong dengan menggunakan voltmeter yaitu
tegangan kapasitor = 0 V.
4. Pasang resistor 100 kΩ dan kapasitor 100 µF secara seri pada kisi soket. Lihat gambar!
5. Siapkan catu daya DC dan atur tegangan keluarannya menjadi 3V (atau nilai lainnya
menurut asisten ).
6. Pasang voltmeter/multimeter ke kaki resistor: bagian terminal (+) voltmeter ke kaki
kapasitor yang berhubungan dengan (+) catu daya. Dan bagian terminal (-) voltmeter
ke kaki kapasitor yang berhubungan dengan (-) catu daya. Lihat gambar!
7. Amati perubahan tegangan yang terbaca pada voltmeter/multimeter.

15
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Gambar 5.3 Rangkaian seri dan paralel

Tabel pengamatan pengisian kapasitor

Tabel 5.1 Tabel pengamatan pengisian kapasitor

Nilai Tegangan Sesaat Pada Kapasitor

R= 100 KΩ & R=100 KΩ & C = 470 μF R= 100 KΩ & C= 470 μF


T
N C =100 μF seri dengan 100μF paralel dengan 100 μF.
(detik)

Volt Volt Volt


1 0
2 10
3 20
4 30
5 40

Menentukan tetapan waktu pengisian kapasitor.


Model linier pengisian kapasitor dapat ditulis sebagai :

𝑡
𝑉𝑐 = 𝐸𝑜 (1 − 𝑒 −𝑅𝐶 )
Gambar 5.4 Persamaan Pengisian Kapasitor

Metode linier adalah y = mx

16
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Maka persamaan tegangan sesaat pada proses pengisian kapasitor dapat dibuat
sebagai :

Menentukan tetapan waktu pengisian kapasitor dengan memetakan grafik y


terhadap x dan mencari nilai dari konstanta – konstantanya.
Kita ketahui persamaan garis linier pada metode regresi linier adalah:

𝑦 = 𝑏𝑥 + 𝑎

Untuk itu kita akan mencari nilai tetapan waktu pengisian kapasitor dengan
mencari nilai b karena
1
𝑏= −
𝑅𝐶

Pengisian kapasitor dengan R = 100 KΩ dan C=100 μF

Tabel 5.2 Regresi Pengisian Kapasitor 1

No. 𝑥𝑖 𝑦𝑖 𝑥𝑖 2 𝑦𝑖 2 𝑥𝑖 𝑦𝑖
1.
2.
3.
4.
5.

17
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Pengisian kapasitor dengan R = 100 KΩ dan C = 470 μF seri dengan C = 100 μF

Tabel 5.3 Regresi Pengisian Kapasitor 2

No. 𝑥𝑖 𝑦𝑖 𝑥𝑖 2 𝑦𝑖 2 𝑥𝑖 𝑦𝑖
1.
2.
3.
4.
5.

Pengisian kapasitor dengan R = 100 KΩ dan C = 470 μF paralel dengan 100 μF

Tabel 5.4 Regresi Pengisian Kapasitor 3

No. 𝑥𝑖 𝑦𝑖 𝑥𝑖 2 𝑦𝑖 2 𝑥𝑖 𝑦𝑖
1.
2.
3.
4.
5.

𝑁∑(𝑥𝑖 𝑦𝑖 ) − ∑𝑥𝑖 ∑𝑦𝑖


𝑏=
𝑁∑𝑥𝑖 2 − (∑𝑥𝑖 )2
1
𝑏= −
𝑅𝐶
1
𝑅𝐶 = −
𝑏

Menentukan ketidakpastian pengamatan.


1
𝑏= −
𝑅𝐶
∆𝑏 ∆𝑅𝐶
= |−1|
𝑏 𝑅𝐶
∆𝑏
∆𝑅𝐶 = 𝑅𝐶
𝑏

18
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Pelaporan { 𝑹𝑪 ± 𝜟𝑹𝑪 }

1. (..............................±..............................)
2. (..............................±..............................)
3. (..............................±..............................)

Tingkat Ketelitian
∆𝑅𝐶
𝑇𝐾 = (1 − ) × 100%
𝑅𝐶

V. ANALISIS
Grafik tegangan kapasitor pada pengisian kapasitor (100 KΩ & 100 μF)
Vc

t
Grafik tegangan kapasitor pada pengisian kapasitor (100 KΩ & 100 μF seri 470 μF)

Vc

Grafik tegangan kapasitor pada pengisian kapasitor (100 KΩ & 100 μF paralel 470
μF)

Vc

Dari grafik tegangan kapasitor, tarik garis horizontal sejajar sumbu-t dari nilai Vc
= 0.63 ε sampai memotong kurva tegangan. Dari titik potong garis dengan kurva
tariklah garis vertikal sampai memotong sumbu-t. Titik potong dengan sumbu-t
menunjukkan t=RC.

19
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

14
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

MODUL VI
PENGOSONGAN MUATAN PADA KAPASITOR

I. TUJUAN
1. Memahami karakteristik pengosongan kapasitor
2. Memahami pengaruh komponen R dan C pada proses pengosongan kapasitor

II. ALAT - ALAT


1. Kisi soket
2. Multimeter digital
3. Resistor (R = 100kΩ )
4. Catu daya DC
5. Kapasitor ( 100 uF dan 470 uF )
6. Stopwatch
7. Jumper

III. TEORI DASAR


Apabila terdapat kapasitor yang dipasang secara seri dengan resistor seperti pada
gambar 6.1. Maka muatan di dalam kapasitor akan mengalir melalui hambatan R lalu
lama kelamaan muatan dalam kapasitor akan habis seiring dengan berjalannya waktu.
Hal tersebut dinamakan pengosongan kapasitor (Discharge).

C
R

Gambar 6.1 Rangkaian R dan C

Rumus pengosongan kapasitor dapat ditulis sebagai berikut :

𝑡
Vc = Eo(𝑒 −𝑅𝐶 )

Gambar 6.2 Persamaan umum pengosongan

Dimana :
Eo = Tegangan kapasitor sebelum dikosongkan
Vc = Tegangan kapasitor saat pengosongan
T = Waktu Pengosongan
R = Hambatan pada rangkaian
C = Kapasitas kapasitor

Saat t = RC maka tegangan kapasitor merupakan 0,37Eo, ini menandakan bahwa


tegangan yang tersisa merupakan 37% dari tegangan semula.

20
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

IV. Prosedur Percobaan


1. Lakukanlah pengisian kapasitor sesuai prosedur pengisian kapasitor.
2. Pastikan tegangan kapasitor maksimum dengan cara mengukurnya dengan
voltmeter atau multimeter. (tegangan kapasitor = tegangan break).
3. Pasang resistor 100 kΩ dan kapasitor 100µF secara seri pada kisi soket.
4. Bukalah jumper/saklar dan lepaskan catu daya.
5. Dalam keadaan rangkaian terbuka, hubungkan ujung saklar yang tadinya terhubung
ke catu daya, dengan kaki kapasitor yang tadinya terhubung ke catu daya.
6. Pasang voltmeter/multimeter ke kaki2 kapasitor.
7. Ulangi percobaan di atas dengan mengganti nilai – nilai R dan C sesuai nilai yang
tertera pada tabel berikut.

Tabel pengamatan pengosongan kapasitor

Tabel 6.1 Tabel pengamatan pengosongan

Nilai Tegangan Sesaat Pada Kapasitor


T R= 100 KΩ R=100KΩ & C = 470 R= 100KΩ & C= 470 μF
N (detik) & C =100 μF μF seri dengan 100μF paralel dengan 100μF
Volt Volt Volt
1 0
2 10
3 20
4 30
5 40

Menentukan tetapan waktu pengosongan kapasitor


Model linier pengisian kapasitor dapat ditulis sebagai :
𝑡
Vc = Eo(𝑒 −𝑅𝐶 )
Metode linier adalah y = mx
Maka persamaan tegangan sesaat pada proses pengisian kapasitor dapat dibuat
sebagai:
𝑡
Vc = Eo(𝑒 −𝑅𝐶 )
𝑉𝑐 𝑡
ln =−
𝐸𝑜 𝑅𝐶
𝑉𝑐
𝑦 = 𝑙𝑛 [ ]
𝐸𝑜
1
𝑏= −
𝑅𝐶
𝑥=𝑡

21
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Menentukan tetapan waktu pengisian kapasitor dengan memetakan grafik y terhadap


x dan mencari nilai dari konstanta – konstantanya. Kita ketahui persamaan garis linier
pada metode regresi linier adalah:
𝑦 = 𝑏𝑥 + 𝑎

Untuk itu kita akan mencari nilai tetapan waktu pengosongan kapasitor dengan
mencari nilai b karena
1
𝑏= −
𝑅𝐶

Pengosongan kapasitor dengan R = 100KΩ dan C=100μF

Tabel 6.2 Regresi pengosongan kapasitor 1

No. 𝑥𝑖 𝑦𝑖 𝑥𝑖 2 𝑦𝑖 2 𝑥𝑖 𝑦𝑖
1.
2.
3.
4.
5.

Pengosongan kapasitor dengan R=100KΩ & C = 470 μF seri dengan 100μF

Tabel 6.3 Regresi pengosongan kapasitor 2

No. 𝑥𝑖 𝑦𝑖 𝑥𝑖 2 𝑦𝑖 2 𝑥𝑖 𝑦𝑖
1.
2.
3.
4.
5.

22
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Pengosongan kapasitor dengan R= 100KΩ & C= 470 μF paralel dengan 100μF

Tabel 6.4 Regresi pengosongan kapasitor 3

No. 𝑥𝑖 𝑦𝑖 𝑥𝑖 2 𝑦𝑖 2 𝑥𝑖 𝑦𝑖
1.
2.
3.
4.
5.

𝑁∑(𝑥𝑖 𝑦𝑖 ) − ∑𝑥𝑖 ∑𝑦𝑖


𝑏=
𝑁∑𝑥𝑖 2 − (∑𝑥𝑖 )2
1
𝑏= −
𝑅𝐶
1
𝑅𝐶 = −
𝑏

Menentukan ketidakpastian pengamatan.


1
𝑏= −
𝑅𝐶
∆𝑏 ∆𝑅𝐶
= |−1|
𝑏 𝑅𝐶
∆𝑏
∆𝑅𝐶 = 𝑅𝐶
𝑏

Pelaporan { 𝑹𝑪 ± 𝜟𝑹𝑪 }
1. (..............................±..............................)
2. (..............................±..............................)
3. (..............................±..............................)

Tingkat Ketelitian
∆𝑅𝐶
𝑇𝐾 = (1 − ) × 100%
𝑅𝐶

23
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

VI. ANALISIS
Grafik tegangan kapasitor pada pengosongan kapasitor (100KΩ & 100μF)
Vc

t
Grafik tegangan kapasitor pada pengosongan kapasitor (100KΩ & 100μF seri 470μF)

Vc

Grafik tegangan kapasitor pada pengisian kapasitor (100KΩ & 100μF paralel 470μF)

Vc

Dari grafik tegangan kapasitor, tarik garis horizontal sejajar sumbu-t dari nilai Vc = 0.37Eo
sampai memotong kurva tegangan. Dari titik potong garis dengan kurva tariklah garis
vertical sampai memotong sumbu-t. titik potong dengan sumbu-t menunjukkan t=RC.

24
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

20
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

MODUL VII
JEMBATAN WHEATSTONE

I. TUJUAN
1. Memahami prinsip dan mampu merangkai Jembatan Wheatstone
2. Dapat mengukur resistansi resistor menggunakan Jembatan Wheatstone,
Multimeter, dan membaca pita warna resistor
II. ALAT-ALAT
1. Catu daya DC
2. Galvanometer
3. Resistance Decade Box (Resistor variabel)
4. Kawat dengan kontak geser
5. Kisi soket
6. 3 Buah resistor identik yang belum diketahui nilainya
7. Multimeter
8. Kabel penghubung
III. TEORI DASAR
A. Resistansi
Nilai resistansi R menyatakan karakteristik penghantar atau komponen listrik yang
menunjuk pada kemudahan ataupun kesulitannya menghantarkan arus listrik. Semakin
besar nilai resistansi maka semakin kecil arus yang mengalir, begitu pula sebaliknya.
Metode untuk mengukur nilai resistansi antara lain:
a. Membaca pita warna pada resistor
b. Menggunakan Ohmmeter
c. Menggunakan Jembatan Wheatstone

25
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

B. Prinsip Jembatan Wheatstone


Prinsip kerja Jembatan Wheatstone didasarkan pada rangkaian dibawah ini.

Gambar 7.1 Ilustrasi Jembatan Wheatstone

Arus I yang datang di A sebagian melalui R1 dan sebagian melalui Rb. Jika antara C
dan D terdapat beda potensial, galvanometer G akan dilalui arus, dan jarum
galvanometer akan menyimpang. Dengan mengubah hambatan R1 dan R2 (serta Rb jika
perlu), dapat diusahakan agar potensial C dan D menjadi sama. Apabila ini tercapai, tidak
ada arus yang melalui G dan jarum galvanometer tidak mengalami simpangan, sehingga
jembatan berada dalam keadaan seimbang.
Jika tidak ada arus yang melalui G, maka arus yang melalui R1 dan R2 sama, misalnya
I1. Karena potensial titik C dan D sama, maka VAC = VAD dan VCB = VDB. Dengan
menggunakan hukum Ohm dapat diturunkan hubungan :

𝑅2
RX = 𝑅𝑏
𝑅1

Gambar 7.2 Persamaan umum Jembatan Wheatstone


Dalam percobaan jembatan wheatstone, hambatan R1 dan R2 diganti dengan sebuah
batang konduktor dengan hambatan jenis seragam (uniform), hambatan ini dikenal
dengan hambatan geser. Hambatan konduktor dinyatakan oleh persamaan dibawah ini.

𝜌𝐿
R=
𝐴

Gambar 7.3 Persamaan umum Hambatan Unifom

Dimana L adalah panjang konduktor dan A adalah penampang lintang konduktor.


Jadi besar hambatan R1 dan R2 sebanding dengan panjangnya L1 dan L2.

26
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Sumber tegangan yang digunakan adalah catu daya DC. Resistor R1 dan R2 digunakan
kawat homogen sepanjang L.
Pada hambatan geser terdapat kontak geser D yang digunakan untuk mengubah
besar hambatan RAD dan RDC. Dengan menggeser kontak D sepanjang kawat dapat
ditentukan kedudukan D dimana jembatan dalam keadaan seimbang. Jika hal ini dicapai
dengan AD = L1 dan DC = L2 = L − L1. Dengan mengetahui panjang L1 dan L2 serta Rb, maka
Rx dapat dihitung dengan rumus :
𝐿2
𝑅𝑥 = 𝑅
𝐿1 𝑏

Gambar 7.4 Rumus akhir Jembatan Wheatstone

Gambar 7.5 Jembatan Wheatstone dengan L bergeser

C. Aplikasi Jembatan Wheatstone


Salah satunya adalah dalam percobaan mengukur regangan pada benda uji berupa
beton atau baja. Dalam percobaan kita gunakan strain gauge, yaitu semacam pita yang
terdiri dari rangkaian listrik untuk mengukur dilatasi benda uji berdasarkan perubahan
hambatan penghantar di dalam strain gauge. Strain gauge ini direkatkan kuat pada
benda uji sehingga deformasi pada benda uji akan sama dengan deformasi pada strain
gauge. Jika suatu material ditarik atau ditekan, maka terjadi perubahan dimensi dari
material tersebut sesuai dengan sifat elastisitas benda.
Perubahan dimensi pada penghantar akan menyebabkan perubahan hambatan
listrik, sesuai persamaan R = ρ.L/A. Perubahan hambatan ini sedemikian kecilnya,
sehingga untuk mendapatkan hasil eksaknya harus dimasukkan kedalam rangkaian
jembatan wheatstone. Rangkaian listrik beserta jembatan wheatstonenya sudah ada di
dalam strain gauge.

27
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Gambar 7.6 Strain Gauge

IV. PENGOLAHAN DATA


1. Cari nilai hambatan Resistor dengan multimeter. Caranya sebagai berikut :
a. Ubah mode multimeter ke mode ohmmeter.
b. Hubungkan ujung–ujung multimeter ke ujung-ujung resistor dan catat hasilnya.
Pemasangan kabel positif dan negatif multimeter tidak berpengaruh karena resistor tidak
memiliki kutub positif dan negatif.
Tabel pengamatan Multimeter :
Tabel 7.1 Pengamatan Multimeter

Resistor Rx (ohm) Ry (ohm) Rz (ohm)


Nilai Resistansi

28
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

2. Cari nilai hambatan Resistor dengan membaca pita warnanya. Caranya sebagai
berikut :
a. Perhatikan tabel berikut
Tabel Kode Warna Resistor
Tabel 7.2 daftar pita warna resistor

PITA KE-
WARNA
1 DAN 2 3 4
Hitam 0 x1 1%
Coklat 1 x 10 2%
Merah 2 x 100 2%
Jingga 3 x 1000 -
Kuning 4 x 10000 -
Hijau 5 x 100000 -
Biru 6 x 1000000 -
Ungu 7 x 10000000 -
Abu-abu 8 x 100000000 -
Putih 9 x 1000000000 -
Emas - x 0.1 5%
Perak - x 0.01 10%
Tidak Berwarna - - 20%

b. Cocokkan pita warna pada resistor dengan tabel diatas

1 2 3 4
Gambar 7.7 Pita warna Resistor

Warna ke-1 merupakan digit angka pertama


Warna ke-2 merupakan digit angka kedua
Warna ke-3 merupakan bagian / angka pengali
Warna ke-4 merupakan nilai persentase dari toleransi resistor tersebut.

29
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Contoh: Coklat – Hitam – Merah – Emas


1 0 x 100 toleransi 5% = 1000 ohm ± 5%
1000 ohm = 1 kilo ohm
Jadi nilainya adalah 1K ohm (5%)
Toleransi 5% artinya nilai resistansi resistor tersebut tidak tepat 1 K, nilainya
berada pada rentang ± 50 ohm (5% x 1000). Jadi nilai sebenarnya berkisar antara
950–1050 ohm.
Tabel Pengamatan Warna Resistor:
Tabel 7.3 Pengamatan pita warna

Resistor Warna 1 Warna 2 Warna 3 Warna 4 Nilai


Rx
Ry
Rz

3. Mencari Nilai Resistansi Dengan Jembatan Wheatstone


Rangkai rangkaian seperti gambar berikut:

Gambar 7.8 Jembatan Wheatstone dengan R variabel

Cara merangkainya sebagai berikut:


a. Pastikan semua alat dalam keadaan 'off'.
b. Pasang kabel di catu daya positif (warna merah) dan hubungkan ke salah satu ujung
kawat (Titik A).
c. Dari ujung kawat yang sama (A), pasang kabel ke hambatan variabel Rb (tanyakan
skala hambatan variabel yang dipakai pada asisten).
d. Dari hambatan variabel, sambungkan kabel ke Galvanometer positif (warna merah)
(Titik B).

30
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

e. Pasang resistor yang akan dicari besarnya ke kisi soket (Rx), kemudian dari ujung
lain resistor (Rx), sambungkan ke ujung kawat yang belum terpasang kabel (Titik C).

f. Dari ujung kawat yang sama (Titik C), sambungkan ke catu daya negatif (warna
hitam).
g. Terakhir pasang kabel ke galvanometer negatif (warna hitam), dan ujung yang lain
ke kontak geser (Titik D).

Dapatkan titik setimbang dengan cara berikut :


a. Posisikan kontak geser D tepat di tengah kawat hambatan.

Galvanometer berfungsi sebagai pendeteksi arus.


Galvanometer bisa saja diganti dengan alat ukur arus lain
seperti Amperemeter, tetapi karena Galvanometer memiliki
jarum penunjuk (titik skala 0) di tengah, maka lebih mudah
untuk mendeteksi kondisi seimbang. Selain itu Galvanometer
memiliki skala yang kecil yaitu µA sehingga pengamatan
akan lebih teliti.

b. Nyalakan catu daya dan putar tombol pengatur tegangan ke sekitar 3 volt.
c. Geserlah kontak geser pada kawat hingga jarum pada galvanometer menujuk
angka nol (arus melalui G nol)
d. Jika nilai arus belum nol, ubahlah nilai hambatan variabel Rb hingga keadaan
tersebut terpenuhi (usahakan agar titik keseimbangan diperoleh dengan C kira-
kira di tengah-tengah). Hal ini menjamin ketidakpastian pada Rx adalah sekecil-
kecilnya.

31
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Catat panjang AD dan nilai hambatan Rb


Tabel Pengamatan Panjang L :
Tabel 7. 4 Pengamatan dengan Jembatan Wheatstone

L
Percobaan Rb
L1 L2
Rx
Ry
Rz

a. Cari nilai hambatan RX, RY, RZ


𝐿2
𝑅𝑖 = 𝑅
𝐿1 𝑏
dengan ketentuan i = X,Y, dan Z
Cari pula ketidakpastiannya dan laporkan hasilnya
Cara menghitung ketidakpastian :
𝐿2
𝑅= 𝑅
𝐿1 𝑏
𝑅𝑥 = 𝐿2 𝐿1 −1 𝑅𝑏
𝑑𝑅1 𝑑𝑅1 𝑑𝑅1
𝛥𝑅𝑖 = | | 𝛥𝐿2 + | | 𝛥𝐿1 + | | 𝛥𝑅𝑏
𝑑𝐿2 𝑑𝐿1 𝑑𝑅𝑏
𝛥𝑅𝑖 𝛥𝐿2 𝛥𝐿1 𝛥𝑅𝑏
= + +
𝑅𝑖 𝐿2 𝐿1 𝑅𝑏
𝛥𝐿2 𝛥𝐿1 𝛥𝑅𝑏
𝛥𝑅𝑖 = [ + + ] 𝑅𝑖
𝐿2 𝐿1 𝑅𝑏
dengan ketentuan i = X,Y, dan Z

Keterangan:
ΔRb = Ketidakpastian resistor variabel = 5% x Rb
ΔL1 & ΔL2 = Ketidakpastian penggaris = 0,5 x Nst penggaris

32
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

b. Pelaporan {𝑹𝒊 ± 𝜟𝑹𝒊}𝜴


RX = (……………………±……………………………) Ohm
Ry = (……………………±……………………………) Ohm
Rz = (……………………±……………………………) Ohm

c. Tingkat Ketelitian (TK)


∆𝑅𝑖
× 100% = … %
𝑅𝑖

V. ANALISIS
1. Bandingkan nilai hambatan Rx dengan Jembatan Wheatstone, Multimeter, dan
membaca pita warna, apakah hasilnya sama? Jika tidak sama metode mana menurut
anda yang paling akurat?
2. Bagaimana pengaruh besar Rb terhadap panjang AD? Apakah besar Rb dan panjang
AD akan lebih kecil atau sebaliknya? Mengapa demikian?
3. Sebutkan contoh pengaplikasian Jembatan Wheatstone dalam kehidupan sehari-
hari!
𝑅2
4. Turunkan persamaan RX = 𝑅1 𝑅𝑏

5. Tentukan kelebihan dan kekurangan masing-masing metoda penentuan hambatan!

33
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

25
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

MODUL VIII
KONSEP KONVERSI ARUS LISTRIK MENJADI MEDAN MAGNET

I. TUJUAN
1. Memahami konsep magnet buatan dengan sumber arus searah (DC) dan arus bolak–
balik (AC).
2. Memahami pengaruh jumlah lilitan dan sumber arus terhadap kuat medan magnet
yang dihasilkan.
II. ALAT-ALAT
1. Sumber arus searah (DC)
2. Kawat tembaga
3. Batang besi
4. Klip
5. Jumper atau kabel
6. Penggaris
7. Sumber arus bolak-balik (AC)
8. Kumparan : 800/1000 lilitan

III. TEORI DASAR DAN PRAKTIKUM


Fenomena magnet buatan adalah sebuah fenomena yang pada awalnya sudah
dijelaskan oleh Oersted bahwa arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar dapat
menghasilkan efek medan magnet. Untuk menjelaskan fenomena yang ditemukan oleh
Oersted dapat dilihat pada gambar 8.1
Sebelum ada Arus Setelah ada Arus

Kompas Kompas

Gambar 8.1 Fenomena Oersted

Saat kompas didekatkan pada kawat berarus maka akan terjadi penyimpangan pada
jarum kompas.
Selanjutnya Bio-Savart menunjukkan secara matematis hubungan antara kuat arus, titik
pengamatan, dan kuat medan magnet seperti yang dapat dilihat pada gambar 8.2

34
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Gambar 8.2 Pengamatan Biot-Savart

Gambar diatas menunjukkan kuat arus yang mengalir pada suatu penghantar, lalu P
adalah titik pengamatan.
Secara matematis, formula yang ditemukan Biot-Savart adalah sebagai berikut:

𝜇0 𝐼
𝑑𝐵 = 𝑑𝑠 × 𝑟̂
4𝜋𝑟 2
Gambar 8.3 Persamaan umum Biot-Savart

Keterangan :
𝑑𝐵 = Perubahan medan magnet (Tesla)
𝜇𝑜 = Permeabilitas ruang hampa (4𝜋 𝑥 10−7 Wb/A.m)
𝐼 = Kuat arus (A)
𝑑𝑠 = Elemen penghantar (m)
𝑟 = Jarak pengantar terhadap titik pengamatan (m)
𝑟̂ = vektor satuan r

Adapun karakteristik dari induksi magnetik yang dapat diterjemahkan dari hukum
Biot Savart ialah :
1. Berbanding lurus dengan kuat arus listrik.
2. Berbanding lurus dengan panjang elemen kawat penghantar.
3. Berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara titik induksi magnetik yang diamati
ke elemen kawat penghantar.
4. Berbanding lurus dengan sinus sudut antara arah arus dan garis penghubung titik
induksi magnetik yang diamati terhadap elemen kawat penghantar.

35
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Dibawah ini akan dijelaskan mengenai mode-mode dalam aplikasi rumus induksi
magnetik:
1. Di sekitar penghantar lurus berarus :

➢ Kawat lurus panjang tak berhingga


𝜇𝑜 i
𝐵=
2𝜋𝑎
➢ Kawat lurus panjang tertentu
𝜇𝑜 𝑖
𝐵= (cos 𝛼 + cos 𝛽 )
4𝜋𝑎
2. Pada kawat melingkar berarus :

➢ Induksi magnetik di pusat lingkaran


𝜇0 i
𝐵=
2𝑎

➢ Induksi magnetik di pusat 1/2 lingkaran


1 𝜇0 i
𝐵= ( )
2 2𝑎

➢ Induksi magnetik di luar lingkaran


𝜇0 i𝑎2
𝐵=
2𝑟 3

3. Pada Soleonida (Kumparan) :

➢ Di pusat solenoida
𝜇0 i 𝑁
𝐵=
𝐿

➢ Di salah satu ujung slenoida


𝜇0 i 𝑁
𝐵=
2𝐿

4. Pada sumbu toroida :


𝜇0 i 𝑁
𝐵=
2𝜋𝑎

36
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Praktikum :
Percobaan 1

Gambar 8.4 Percobaan 1

Langkah Percobaan :
1. Siapkan alat-alat yang digunakan seperti: kawat tembaga, sumber DC, batang besi, dan
klip.
2. Lilitkan kawat tembaga sebanyak sekian lilitan pada batang besi dan hubungkan ke
sumber DC, atur sumber tegangan sebesar 6 volt (sesuai asisten).
3. Letakkan klip pada jarak tertentu.
4. Dekatkan batang besi ke arah klip.
5. Kemudian amati jarak minimal agar klip dapat menempel pada gulungan logam.
Lakukan percobaan sebanyak tiga kali.
6. Ulangi percobaan di atas dengan jumlah lilitan yang berbeda tanpa mengubah nilai
tegangan pada sumber.

Tabel Pengamatan Percobaan 1


Tabel 8.1 Pengamatan percobaan 1

No Jumlah Lilitan Jarak Minimal Jarak Rata-Rata


(cm) (cm)
1
2
3
4
5
6

37
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Percobaan 2

Gambar 8.5 Percobaan 2

Langkah Percobaan:
1. Sediakan alat-alat yang digunakan seperti : sumber AC, kumparan 1000 lilitan (sesuai
asisten), logam besi, dan klip.
2. Letakkan logam besi di tengah kumparan.
3. Hubungkan kumparan dengan sumber AC menggunakan kabel/jumper.
4. Amati apa yang terjadi pada logam besi jika didekatkan paku kecil/klip.
5. Ulangi langkah praktikum di atas, ganti sumber dengan sumber DC.

Tabel Pengamatan Percobaan 2


Tabel 8.2 Pengamatan percobaan 2

Reaksi klip saat didekatkan dengan logam besi yang diberi


Sumber Arus sumber tegangan sebesar
3 Volt 6 Volt 9 Volt

AC

DC

IV. ANALISIS
1. Bagaimanakah pengaruh jumlah lilitan terhadap jarak?
2. Apa yang akan terjadi apabila batang besi diganti dengan sebuah isolator?
3. Bagaimanakah perbedaan antara sumber AC dan sumber DC?
4. Apa yang menyebabkan klip bergetar begitu didekatkan dengan batang besi? Jelaskan!
5. Bagaimanakah pengaruh nilai tegangan terhadap medan magnet yang dihasilkan?

38
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

34
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

MODUL IX
KONSEP KONVERSI MEDAN MAGNET MENJADI ARUS LISTRIK

I. TUJUAN
1. Memahami arus induksi akibat perubahan kuat dan arah medan magnet di sekitar
kumparan.
2. Memahami konsep generator AC sederhana.
II. ALAT-ALAT
1. Kumparan : 800/1000 lilitan
2. Magnet batang
3. Galvanometer
4. Jumper atau kabel
5. Generator listrik sederhana
III. TEORI DASAR DAN PRAKTIKUM
Suatu medan magnet yang konstan tidak dapat menghasilkan arus listrik, namun
perubahan fluks medan magnet dapat menghaslkan arus listrik (Hukum induksi Faraday).
Arus listrik ini dinamakan arus induksi. Perubahan fluks magnetik, yang bergerak
melintasi loop seluas A, didefinisikan sebagai:

𝜑 = 𝑁𝐵𝐴 𝑐𝑜𝑠 𝜃
Gambar 9.1 Persamaan umum Fluks

Jika fluks yang melalui kumparan dengan N lilitan berubah sebesar ∆𝜑 dalam waktu ∆𝑡,
maka besarnya ggl induksi adalah :

∆𝜑
𝜀=𝑁
∆𝑡

Gambar 9.2 Persamaan umum GGL

Faraday pada saat itu baru dapat menghitung besarnya ggl induksi yang terjadi, tetapi
belum dapat menentukan kemana arah induksi yang timbul pada kumparan/rangkaian.
Arah induksi yang terjadi baru dapat dijelaskan oleh Friederich Lenz yang lebih dikenal
dengan Hukum Lenz, yaitu ggl induksi dan arus induksi memiliki arah sedemikian rupa,
sehingga melawan muatan yang menghasilkan ggl dan arus induksi tersebut.

39
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Konsep perubahan medan magnet menjadi arus listrik diterapkan salah satunya pada
generator. Pada pembangkit listrik, generator adalah alat yang mengubah energi
mekanik menjadi energi listrik untuk digunakan di sirkuit eksternal. Sumber energi
mekanik meliputi turbin uap, turbin gas, turbin air, mesin pembakaran dalam dan bahkan
engkol tangan. Generator elektromagnetik pertama, cakram Faraday, dibangun pada
tahun 1831 oleh ilmuwan Inggris Michael Faraday. Generator menyediakan hampir
semua daya untuk jaringan listrik.
Prinsip kerja generator ada dua macam, yaitu:

• Magnet diputar di antara beberapa kumparan.


• Kumparan diputar di antara kutub-kutub magnet (dalam medan magnet).

Komponen-komponen generator :

Gambar 9.3 Komponen generator

• rotor : Komponen yang bergerak


• stator : Komponen yang diam
• cincin tembaga
• Sikat karbon : Penghubung rangkaian dalam dinamo dengan luar dinamo.

40
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Praktikum :
Percobaan 1
Langkah Percobaan :

Gambar 9.4 Percobaan 1

1. Rangkaikan galvanometer dengan kumparan/lilitan seperti gambar di atas.


2. Gerakkan magnet menuju ke dalam kumparan dengan 2 kondisi seperti di bawah ini :
• Jika kutub utara magnet dimasukkan terlebih dahulu, maka arah jarum
galvanometer menuju ......
• Jika kutub selatan magnet dimasukkan terlebih dahulu, maka arah jarum
galvanometer menuju ......
3. Gerakkan magnet menuju ke luar kumparan dengan 2 kondisi seperti di bawah ini :
• Jika kutub utara magnet dikeluarkan terlebih dahulu, maka arah jarum
galvanometer menuju ......
• Jika kutub selatan magnet dikeluarkan terlebih dahulu, maka arah jarum
galvanometer menuju ......
4. Ulangi langkah 2 dan 3 dengan gerakan cepat dan lambat. Apakah terdapat perbedaan
simpangan pada jarum galvanometer? Jika iya, bagaimana perbedaannya?
………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………....................................................
5. Gerakkan magnet di permukaan luar kumparan, bagaimana perbedaannya dengan
gerakan magnet ketika di dalam kumparan?
………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………...................................................

41
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Percobaan 2 :
Langkah Percobaan :
1. Siapkan set alat generator listrik sederhana yang sudah terhubung dengan lampu.
2. Putar bagian pedal pada generator.
3. Amati fenomena yang terjadi.
Di bawah ini merupakan sub bagian yang terletak pada rotor di generator listrik.

Gambar 9. 5 Percobaan 2

Bagaimana keadaan nyala lampu saat generator diam dan setelah diputar? Apa
perbedaannya?
………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………...................................................

Lalu amati saat generator listrik diputar secara lambat dan cepat, Bagaimana keadaan
nyala lampu? Mengapa bisa terjadi demikian?

………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………….................................................
IV. ANALISIS
1. Jelaskan mengenai hukum dasar yang melandasi modul 9 secara lengkap!
2. Apa yang terjadi di galvanometer apabila batang magnet dikeluar-masukkan di atas,
di samping, ataupun di bawah kumparan? Bandingkan dengan yang di tengah! Berikan
penjelasan menggunakan pendekatan hukum dasar pada no 1!
3. Bagian apakah dari generator listrik yang diam dan bagian apakah yang bergerak? Dan
berikan alasan pula bagaimana fenomena tersebut dapat terjadi!

42
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

39
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

MODUL X
TRANSFORMATOR ATAU TRANSFER DAYA TANPA KABEL
I. TUJUAN
Memahami konsep transfer energi tanpa kabel.
II. ALAT-ALAT
Transformator.
III. TEORI DASAR DAN PRAKTIKUM
Perhatikan gambar 10.1 Fluks yang dihasilkan oleh arus i1 dan 𝜙1. Fluks ini akan
menginduksi kumparan kedua sehingga menghasilkan 𝜙21 (fluks pada kumparan kedua
akibat diinduksi oleh kumparan pertama). Jika arus i1 berubah maka fluks 𝜙21 juga
berubah. Perubahan fluks 𝜙21 menyebabkan munculnya GGL imbas pada kumparan
kedua memenuhi :
𝑑𝜙21
𝜀2 = −𝑁2
𝑑𝑡
Gambar 10.1 GGL Imbas Wireless Power Supply
I1

N1 N2

Gambar 10.2 Transformator

Praktikum
Langkah Percobaan:
1. Siapkan set alat wireless power supply (berisi kumparan primer, kumparan sekunder,
dan lampu yang sudah dihubungkan dengan kumparan sekunder)

“Kumparan pertama (primer) yang bertindak sebagai input dan dihubungkan ke


sumber daya AC, sedangkan kumparan kedua (sekunder) yang bertindak sebagai
output dan jumlah lilitannya dapat diubah-ubah.”

43
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

2. Nyalakan alat transformator.


3. Ubah jumlah kumparan pada kumparan sekunder secara bergantian. Dan amati
perbedaan jarak minimal lampu akan menyala lalu catat dalam tabel percobaan.
4. Ulangi langkah ke-3 sampai semua data terpenuhi

Tabel 10.1 Pengamatan Transformator

No. Jumlah lilitan Jarak minimal lampu dapat menyala (cm)


1.
2.
3.
4.

IV. ANALISIS
1. Bagaimanakah pengaruh jumlah lilitan terhadap jarak dan intensitas lampu?
2. Jelaskan prinsip kerja transfer daya tanpa kabel secara lengkap!

44
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

34
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

MODUL XI
APLIKASI INDUKSI MAGNET DALAM KEHIDUPAN SEHARI–HARI
I. TUJUAN
1. Mengetahui berbagai alat yang menggunakan prinsip Induksi Magnet.
2. Memahami prinsip kerja dari alat yang menggunakan prinsip Induksi Magnet.
II. DASAR TEORI

Kelistrikan dan kemagnetan adalah suatu fenomena alam yang memiliki keterkaitan
satu dengan yang lainnya. Hal ini dibuktikan oleh fisikawan Inggris yaitu James Clerk
Maxwell. Berbeda dengan para ilmuan sebelumnya yang secara estafet mengembangkan
ilmu pengetahuan kelistrikan lewat pengamatan dan percobaan, James Clerk Maxwell
memberikan kontribusinya dalam bentuk teori yang mampu menerangkan fenomena
listrik magnet menjadi satu kesatuan.
Menurut Maxwell listrik dan magnet sebenarnya berasal dari sumber yang sama.
Keduanya saling berkaitan erat dalam arti listrik dapat diubah menjadi magnet dan
sebaliknya magnet dibangkitkan dengan listrik. Maxwell berusaha untuk merumuskan
keterkaitan keduanya dengan bahasa matematis yang sederhana. Dikenal ada dua
macam perumusan persamaan Maxwell, yakni perumusan dalam bentuk diferensial dan
integral.
Dengan berkembangnya ilmu kemagnetan dan di dukung dengan ilmu lainnya maka
para perekayasa dapat membuat teknologi mulai dari yang sederhana hingga mutakhir
untuk mempermudah pekerjaan manusia.
Beberapa contoh alat yang menggunakan prinsip listrik ke magnet adalah :

1. Bel Listrik
Bel Listrik yang dalam bahasa Inggris disebut dengan Electric Bell adalah sebuah alat
yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi suara dengan menggunakan prinsip
Elektromagnetik. Meskipun saat ini banyak Bel yang menggunakan sistem Elektronik, Bel
Listrik yang menggunakan prinsip gaya elektromagnet ini masih banyak digunakan.
Penggunaan Bel Listrik jenis Elektromagnetik ini banyak kita temui pada system
keamanan dan keselamatan yang terdapat di Pabrik, Hotel maupun Pusat Perbelanjaan
dengan mempergunakannya sebagai Alarm Kebakaran (Fire Alarm). Selain itu, Bel Listik
juga sering digunakan sebagai Alarm Maling dan juga Lonceng di Sekolah.

45
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Salah satu Bel Listrik dengan prinsip Elektromagnetik yang sering digunakan adalah
Bel Listrik yang berbentuk “Interrupter Bell” yaitu jenis Bel Listrik yang dapat
menghasilkan suara secara terus menerus ketika diberikan arus listrik. Cara kerja Bel
Listrik juga tidak terlalu rumit, untuk menjelaskannya lebih lanjut, kita perlu mengetahui
beberapa bagian atau komponen penting dalam Bel Listrik dan juga gambar dasarnya.
Bel Listrik dengan Prinsip kerja Elektromagnetik terdiri dari beberapa Komponen
atau bagian utama yaitu :
1. Lonceng (Gong)
2. Pemukul (Striker)
3. Kumparan Elektromagnet
4. Armature
5. Spring
6. Interuptor (penghubung dan pemutus arus listrik)

Gambar 11.1 Bell listrik

46
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Berdasarkan gambar Rangkaian Bel Listrik (Electric Bell) diatas, saat Switch (S1)
ditekan (ON), arus listrik akan mengalir ke Kumparan Elektromagnet melalui Interuptor
sehingga terjadi medan magnet untuk menarik Armature Striker (pemukul). Striker yang
ditarik tersebut kemudian memukul Lonceng (Gong) sehingga Bel Listrik
berbunyi. Ketika Armature Striker ditarik oleh Elektromagnet, hubungan listrik di
Interuptor pun terputus dan menyebabkan Kumparan Elektromagnetik tidak dialiri arus
listrik.

Kumparan Elektromagnetik yang tidak dialiri arus listrik tersebut akan kehilangan
medan magnetnya sehingga tidak mampu lagi menarik Armature. Armature yang
terlepas tersebut akan mengayun kembali ke posisi semula dan Interuptor menjadi
terhubung kembali sehingga arus listrik dapat mengalir lagi ke Kumparan Elektromagnet
untuk menarik Armature. Demikian siklus proses tersebut berulang-ulang kembali
dengan cepat dalam hitungan detik sehingga menghasilkan suara yang
berkesinambungan (terus menerus). Suara atau bunyi Bel Listrik ini akan terhenti jika
Switch (S1) di-OFF-kan.

2. Metal Detector
Metal detector merupakan sebuah instrument elektronik yang memanfaatkan
mekanisme elektromagnetik untuk melacak kandungan metal pada sebuah objek.
Umumnya metal detector terdiri dari 3 komponen utama, yaitu:
1. Transmitter coil.
2. Receiver coil.
3. Standard wave analyzer.

Transmitter coil merupakan sebuah kumparan yang berfungsi sebagai penghasil atau
pemancar gelombang elektromagnetik, karena berdasarkan prinsip dasar
elektromagnetik yaitu “Saat kumparan diberi tegangan AC (alternating Current), maka
pada kumparan tersebut akan timbul medan magnet”. Gelombang elektromagnet ini
nantinya akan diterima oleh receiver coil yang diletakkan di dekat transmitter coil antara
transmitter dan receiver, nantinya akan diberi ruang untuk melewati objek yang akan
diuji kandungan metalnya.

47
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Jika benda logam melewati metal detector, maka gelombang yang ada menjadi
terganggu dan standard wave analyzer akan memberitahukan bahwa ada
ketidakseimbangan gelombang. Fungsi standar wave analyzer disini yaitu sebagai regulasi
induksi gelombang elektromagnetik antara transmitter coil dan receiver coil. Standar
wave analyzer ini terhubung ke control unit yang nantinya akan mengontrol sistem yang
ada pada metal detector seperti bunyi alarm, mengaktifkan lampu indicator,
menghentikan atau membalik putaran motor, memisahkan objek yang terdeteksi
mengandung metal pada conveyor belt metal detector. Untuk lebih jelasnya, mekanisme
kerja metal detector dapat dilihat pada ilustrasi berikut:

Gambar 11.2 Ilustrasi Metal-Detector

Pengaplikasian metal detector saat ini sangatlah luas, misalnya saja untuk sistem
keamanan, arkeolog, untuk industri (untuk quality control), dll. Untuk sistem keamanan
mungkin sudah sering kita lihat di bandara dan tempat-tempat penting lainnya.
Untuk aplikasi di industri contohnya pada industri makanan, farmasi, textile,
garment, kimia, plastik, dan industri pengepakkan. Metal detector untuk industri ini
disebut dengan istilah industrial metal detector. Contoh penggunaan metal detector
pada industri makanan misalnya, kontaminasi makanan oleh pecahan logam dari mesin
pengolahan yang rusak selama proses manufaktur adalah masalah keamanan utama
dalam industri makanan. Untuk itu perlu dilakukan quality control dengan menggunakan
metal detector sebelum makanan tersebut dikemas. Detektor logam untuk tujuan ini
banyak digunakan dan diintegrasikan ke dalam line produksi.

48
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

3. Loud Speaker
Kita dapat mendengarkan musik radio, mendengarkan suara dari drama televisi
ataupun suara dari lawan bicara kita di ponsel, semua ini karena adanya komponen
Elektronika yang bernama Loudspeaker yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan
Pengeras Suara. Loudspeaker atau lebih sering disingkat dengan Speaker adalah
Transduser yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi Frekuensi Audio (sinyal suara)
yang dapat didengar oleh telinga manusia dengan cara mengetarkan komponen
membran pada Speaker tersebut sehingga terjadilah gelombang suara. Sebelum kita
membahas lebih lanjut mengenai Loadspeaker (Pengeras Suara), sebaiknya kita
mengetahui bagaimana suara dapat dihasilkan. Yang dimaksud dengan “Suara”
sebenarnya adalah Frekuensi yang dapat didengar oleh Telinga Manusia yaitu Frekuensi
yang berkisar di antara 20Hz – 20.000Hz. Timbulnya suara dikarenakan adanya fluktuasi
tekanan udara yang disebabkan oleh gerakan atau getaran suatu obyek tertentu. Ketika
Obyek tersebut bergerak atau bergetar, Obyek tersebut akan mengirimkan Energi Kinetik
untuk partikel udara disekitarnya. Hal ini dapat dianologikan seperti terjadinya
gelombang pada air. Sedangkan yang dimaksud dengan Frekuensi adalah jumlah getaran
yang terjadi dalam kurun waktu satu detik. Frekuensi dipengaruhi oleh kecepatan getaran
pada obyek yang menimbulkan suara, semakin cepat getarannya makin tinggi pula
frekuensinya.

Gambar 11.3 Speaker

Pada gambar diatas, dapat kita lihat bahwa pada dasarnya Speaker terdiri dari
beberapa komponen utama yaitu Cone, Suspension, Magnet Permanen, Voice Coil dan
juga Kerangka Speaker.
Dalam rangka menterjemahkan sinyal listrik menjadi suara yang dapat didengar,
Speaker memiliki komponen Elektromagnetik yang terdiri dari Kumparan yang disebut
dengan Voice Coil untuk membangkitkan medan magnet dan berinteraksi dengan

49
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Magnet Permanen sehingga menggerakan Cone Speaker maju dan mundur. Voice Coil
adalah bagian yang bergerak sedangkan Magnet Permanen adalah bagian Speaker yang
tetap pada posisinya. Sinyal listrik yang melewati Voice Coil akan menyebabkan arah
medan magnet berubah secara cepat sehingga terjadi gerakan “tarik” dan “tolak” dengan
Magnet Permanen. Dengan demikian, terjadilah getaran yang maju dan mundur pada
Cone Speaker.
Cone adalah komponen utama Speaker yang bergerak. Pada prinsipnya, semakin
besarnya Cone semakin besar pula permukaan yang dapat menggerakan udara sehingga
suara yang dihasilkan Speaker juga akan semakin besar.
Suspension yang terdapat dalam Speaker berfungsi untuk menarik Cone ke posisi
semulanya setelah bergerak maju dan mundur. Suspension juga berfungsi sebagai
pemegang Cone dan Voice Coil. Kekakuan (rigidity), komposisi dan desain Suspension
sangat mempengaruhi kualitas suara Speaker itu sendiri.
4. Motor Listrk DC
Motor Listrik DC atau DC Motor adalah suatu perangkat yang mengubah energi listrik
menjadi energi kinetik atau gerakan (motion). Motor DC ini juga dapat disebut sebagai
Motor Arus Searah. Seperti namanya, DC Motor memiliki dua terminal dan memerlukan
tegangan arus searah atau DC (Direct Current) untuk dapat menggerakannya. Motor
Listrik DC ini biasanya digunakan pada perangkat-perangkat Elektronik dan listrik yang
menggunakan sumber listrik DC seperti Vibrator Ponsel, Kipas DC dan Bor Listrik DC.
Motor Listrik DC atau DC Motor ini menghasilkan sejumlah putaran per menit atau
biasanya dikenal dengan istilah RPM (Revolutions per minute) dan dapat dibuat berputar
searah jarum jam maupun berlawanan arah jarum jam apabila polaritas listrik yang
diberikan pada Motor DC tersebut dibalikan. Motor Listrik DC tersedia dalam berbagai
ukuran rpm dan bentuk. Kebanyakan Motor Listrik DC memberikan kecepatan
rotasi sekitar 3000 rpm hingga 8000 rpm dengan tegangan operasional dari 1,5V hingga
24V. Apabile tegangan yang diberikan ke Motor Listrik DC lebih rendah dari tegangan
operasionalnya maka akan dapat memperlambat rotasi motor DC tersebut sedangkan
tegangan yang lebih tinggi dari tegangan operasional akan membuat rotasi motor DC
menjadi lebih cepat. Namun ketika tegangan yang diberikan ke Motor DC tersebut turun
menjadi dibawah 50% dari tegangan operasional yang ditentukan maka Motor DC

50
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

tersebut tidak dapat berputar atau terhenti. Sebaliknya, jika tegangan yang diberikan ke
Motor DC tersebut lebih tinggi sekitar 30% dari tegangan operasional yang ditentukan,
maka motor DC tersebut akan menjadi sangat panas dan akhirnya akan menjadi rusak.
Pada saat Motor listrik DC berputar tanpa beban, hanya sedikit arus listrik atau daya
yang digunakannya, namun pada saat diberikan beban, jumlah arus yang digunakan akan
meningkat hingga ratusan persen bahkan hingga 1000% atau lebih (tergantung jenis
beban yang diberikan). Oleh karena itu, produsen Motor DC biasanya akan
mencantumkan Stall Current pada Motor DC. Stall Current adalah arus pada saat poros
motor berhenti karena mengalami beban maksimal.
Terdapat dua bagian utama pada sebuah Motor Listrik DC, yaitu Stator dan Rotor.
Stator adalah bagian motor yang tidak berputar, bagian yang statis ini terdiri dari rangka
dan kumparan medan. Sedangkan Rotor adalah bagian yang berputar, bagian Rotor ini
terdiri dari kumparan Jangkar. Dua bagian utama ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa
komponen penting yaitu diantaranya adalah Yoke (kerangka magnet), Poles (kutub
motor), Field winding (kumparan medan magnet), Armature Winding (Kumparan
Jangkar), Commutator (Komutator) dan Brushes (kuas/sikat arang).
Pada prinsipnya motor listrik DC menggunakan fenomena elektromagnet untuk
bergerak, ketika arus listrik diberikan ke kumparan, permukaan kumparan yang bersifat
utara akan bergerak menghadap ke magnet yang berkutub selatan dan kumparan yang
bersifat selatan akan bergerak menghadap ke utara magnet. Saat ini, karena kutub utara
kumparan bertemu dengan kutub selatan magnet ataupun kutub selatan kumparan
bertemu dengan kutub utara magnet maka akan terjadi saling tarik menarik yang
menyebabkan pergerakan kumparan berhenti.

Gambar 11.4 Motor listrik DC

51
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Terdapat dua bagian utama pada sebuah Motor Listrik DC, yaitu Stator dan Rotor.
Stator adalah bagian motor yang tidak berputar, bagian yang statis ini terdiri dari rangka
dan kumparan medan. Sedangkan Rotor adalah bagian yang berputar, bagian Rotor ini
terdiri dari kumparan Jangkar. Dua bagian utama ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa
komponen penting yaitu diantaranya adalah Yoke (kerangka magnet), Poles (kutub
motor), Field winding (kumparan medan magnet), Armature Winding (Kumparan
Jangkar), Commutator (Komutator) dan Brushes (kuas/sikat arang).
Pada prinsipnya motor listrik DC menggunakan fenomena elektromagnet untuk
bergerak, ketika arus listrik diberikan ke kumparan, permukaan kumparan yang bersifat
utara akan bergerak menghadap ke magnet yang berkutub selatan dan kumparan yang
bersifat selatan akan bergerak menghadap ke utara magnet. Saat ini, karena kutub utara
kumparan bertemu dengan kutub selatan magnet ataupun kutub selatan kumparan
bertemu dengan kutub utara magnet maka akan terjadi saling tarik menarik yang
menyebabkan pergerakan kumparan berhenti.
Untuk menggerakannya lagi, tepat pada saat kutub kumparan berhadapan dengan
kutub magnet, arah arus pada kumparan dibalik. Dengan demikian, kutub utara
kumparan akan berubah menjadi kutub selatan dan kutub selatannya akan berubah
menjadi kutub utara. Pada saat perubahan kutub tersebut terjadi, kutub selatan
kumparan akan berhadap dengan kutub selatan magnet dan kutub utara kumparan akan
berhadapan dengan kutub utara magnet. Karena kutubnya sama, maka akan terjadi tolak
menolak sehingga kumparan bergerak memutar hingga utara kumparan berhadapan
dengan selatan magnet dan selatan kumparan berhadapan dengan utara magnet. Pada
saat ini, arus yang mengalir ke kumparan dibalik lagi dan kumparan akan berputar lagi
karena adanya perubahan kutub. Siklus ini akan berulang-ulang hingga arus listrik pada
kumparan diputuskan.

52
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Beberapa contoh alat yang menggunakan prinsip magnet ke listrik adalah:

1. Generator Listrik
Generator listrik adalah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber mekanik
dengan menggunakan induksi elektromagnetik. Generator ini menggunakan prinsip
hukum Faraday yaitu bila sebuah konduktor digerakkan di dalam medan magnet, maka
akan timbul arus induksi pada konduktor tersebut.
Konsep generator pertama kali ditemukan oleh Michael Faraday yang berkebangsaan
Inggris, seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Gambar 11.5 Generator listrik

Dari gambar di atas, bila konduktor digerakkan maju mundur antara kutub utara dan
kutub selatan maka jarum galvanometer akan bergerak. Gerakan tersebut menunjukkan
adanya gaya listrik yang dihasilkan.
Terdapat dua cara untuk mengubah energi mekanik menjadi energi listrik, yaitu
dengan Generator arus searah (Direct Current) dan Generator arus bolak-balik
(Alternating Current).
Generator DC terdiri dua bagian, yaitu stator, yaitu bagian mesin DC yang diam/tidak
bergerak, dan bagian rotor, yaitu bagian mesin DC yang berputar. Bagian stator terdiri
dari rangka motor, belitan stator, sikat arang, bearing dan terminal box. Sedangkan
bagian rotor terdiri dari komutator, belitan rotor, kipas rotor dan poros rotor.
Prinsip kerja generator DC sama dengan generator AC. Namun, pada generator DC
arah arus induksinya tidak berubah. Hal ini disebabkan cincin yang digunakan pada
generator DC berupa cincin belah (komutator).

53
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Gambar 11.6 Prinsip kerja Generator 1

Generator AC terdiri atas: magnet permanen (tetap), kumparan (solenoida). cincin


geser, dan sikat. Pada generator. perubahan garis gaya magnet diperoleh dengan cara
memutar kumparan di dalam medan magnet permanen. Karena dihubungkan dengan
cincin geser, perputaran kumparan menimbulkan GGL induksi AC. OIeh karena itu, arus
induksi yang ditimbulkan berupa arus AC. Adanya arus AC ini ditunjukkan oleh
menyalanya lampu pijar yang disusun seri dengan kedua sikat.

Gambar 11.7 Prinsip kerja Generator 2

2. Accelerometer
Accelerometer adalah sebuah tranduser yang berfungsi untuk mengukur percepatan,
mendeteksi dan mengukur getaran, ataupun untuk mengukur percepatan akibat
gravitasi bumi. Accelerometer juga dapat digunakan untuk mengukur getaran yang terjadi
pada kendaraan, bangunan, mesin, dan juga bisa digunakan untuk mengukur getaran
yang terjadi di dalam bumi, getaran mesin, jarak yang dinamis, dan kecepatan dengan
ataupun tanpa pengaruh gravitasi bumi.
Prinsip kerja dari tranduser ini berdasarkan hukum fisika bahwa apabila suatu
konduktor digerakkan melalui suatu medan magnet, atau jika suatu medan magnet

54
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

digerakkan melalui suatu konduktor, maka akan timbul suatu tegangan induksi pada
konduktor tersebut. Accelerometer yang diletakan di permukaan bumi dapat mendeteksi
percepatan 1g (ukuran gravitasi bumi) pada titik vertikalnya, untuk percepatan yang
dikarenakan oleh pergerakan horizontal maka Accelerometer akan mengukur
percepatannya secara langsung ketika bergerak secara horizontal.

Gambar 11.8 Accelerometer

Salah satu penggunaan Accelerometer yang sangat umum yaitu dalam sistem airbag
yang terdapat pada kendaraan, khususnya mobil. Accelerometer ini digunakan untuk
mendeteksi penurunan percepatan yang sangat besar yang biasanya terjadi ketika
terjadinya tabrakan antar kendaraan.

55
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

56
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

MODUL XII
PERANCANGAN TUGAS BESAR
I. TUJUAN
1. Mampu menerapkan atau mengimplementasikan hal yang telah dipelajari di akhir
pertemuan.
2. Mampu mengembangkan gagasan-gagasan dari modul fisika dasar.

II. TUGAS BESAR


Tugas besar sendiri merupakan tugas akhir yang diberikan oleh laboratorium fisika
dasar untuk memastikan apakah praktikan dapat memahami secara benar modul yang
telah dipelajari selama 1 semester terakhir. Tugas besar memegang peranan penting
dalam praktikum fisika dasar dan menjadi dasar penilaian terbesar.
Tugas besar laboratorium fisika dasar sendiri adalah mewajibkan para praktikan
membuat alat, dengan cara mengimplementasikan modul yang telah dipelajari. Sehingga
praktikan dapat memahami dengan benar makna dari tugas besar sendiri. Selain itu tugas
besar harus memiliki pengolahan data.

III. KETENTUAN TUGAS BESAR


Tugas besar sendiri memiliki beberapa ketentuan, ketentuan-ketentuan ini diharapkan
dapat membatasi tugas besar agar tidak keluar dari jalurnya, antara lain :
1. Tugas besar laboratorium Fisika Dasar hanya dibuat oleh praktikan laboratorium
Fisika Dasar.
2. Tugas besar laboratorium Fisika Dasar harus mengimplementasikan minimal 2
(dua) modul dari Modul besar Fisika Dasar.
3. Modul Induksi Magnetik merupakan modul wajib dalam tugas besar.
4. Tugas besar diwajibkan untuk asistensi minimal 2 kali, jika kurang dari 2 kali tidak
dapat mengikuti presentasi tugas besar.
5. Pengerjaan tugas besar wajib diberikan dokumentasi, tidak adanya dokumentasi
nilai = 0.
6. Pelanggaran berat berupa joki, akan dikenakan sanksi nilai = 0.
7. Tugas besar harus memiliki pengolahan data yang akurat.

56
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

8. Ketentuan yang belum ditentukan akan ditentukan di lain hari.

IV. PENGOLAHAN DATA


Tugas besar yang dibuat tidak hanya berbentuk prototipenya saja, tapi harus memiliki
pengolahan data yang mendukungnya. Di bawah ini adalah ketentuan-ketentuan
pengolahan data :
1. Jika yang diambil modul GLB atau GLBB maka praktikan harus dapat mengolah
data kecepatan (𝑣) dan percepatan (𝑎) dari prototipe yang dibuat dan
dicantumkan dalam pelaporan.
2. Jika yang diambil modul GMB maka praktikan harus dapat mengolah data
kecepatan sudut (𝜔) dari prototipe yang dibuat dan dicantumkan dalam
pelaporan.
3. Jika yang diambil modul GJB maka praktikan harus dapat mengolah data gravitasi
(𝑔) dan gaya berat (𝑤) dari prototipe yang dibuat dan dicantumkan dalam
pelaporan.
4. Jika yang diambil modul RGB maka praktikan harus dapat mengolah data Panjang
gelombang (𝜆), Frekuensi (𝑓), dan Periode (𝑡) dari prototipe yang dibuat dan
dicantumkan dalam pelaporan.
5. Jika yang diambil modul IM maka praktikan harus dapat mengolah data besar
medan magnet (𝐵), arus (𝐼), dan Tegangan (𝑉) yang mengalir dari prototipe
yang dibuat dan dicantumkan dalam pelaporan.

57
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

DAFTAR NAMA ASISTEN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PERIODE 2019-2020


AZR Aisyah Zahra Riswanda LVN I Deo Kelvin Aprianta REY Rayhan Erdyarahman
AHD Ahdan Abdulfattah Rizqi IFR Iftikar fadhlirohman s HAN Rayhan Nauvaldi
SUS Aldi Sulthony Susilo IAF Ilham Akbar NTA Rianta Athallah Dharmmesta
ALZ Alya Zulfia Amaranggana NDO Irfhando Mahendra GRY Ribka Yosephine
AMF Andi Muhammad Fachri RIO Ivan Satrio Pamungkas RCO Richardo Praystihan Sitepu
LAW Andy Law Exaudy S IZZ Izzu Zantya Fawwas RKF Ridlho Khoirul Fachri
ANN Anindiya Dewi Artanti JIH Jihan Salsabila RII Rizka Alifya Rahman
CRT Anis Ratna Sari ILY Laily Nur Qomariyati RED Rizkyah Erwanda
CHO Anita Rosdina Nasution LSW Lia Suci Waliani AGV Ryan Vianatha
ANS Annisa nur falahi ahmad LYN Liyana Faiza SRS sang ayu ketut devi saraswati
Arfa Chalida Izhar
ARF EMA Maria Emerald Nainggolan SAR Sarah Maharani
Friswara
ITB Arsyad Dhiauddin MEL Melinda Saleha SAT Satria Rana Dityantomo
SYF Assyifa Nur Annisa R P SYA Miftah Syahita Astriana KHA Siti amirah khansa
VRN Averina Fidelia Aqiilah D MIW Mira Gunawan DIN Sitti Amallia Suhandini
FIA Azizah Luthfiah MPR Monalisa Pratiwi OJI Sulthon Muhammad Fauzi A
BEW Bagas Wibisono SIN Muchsin Nur Hidayah APA Syafiq Fatih Basalamah
FLO Budi Floris de Jongh XYZ Muh. Yuzril Ihza B. CIP Syifa Rezki Fauziah
CAL Calica Rosnaomi AGI Muhammad Anggi M S TMA Tamma Hasya Gemilang I
SFN Dea Sifana Ramadhina MAA Muhammad Arief A. TIA Tiara
DVA Deva Aulia Putri Oktavia MDS Muhammad Diponegoro S. AYA Umi Nihayah
ARA Dewi Iswaratika ONE Muhammad fajar aldi a WID Widhi Argo Pratama
DAS Dhimas Chandra B. AIS Muhammad Fajar A S LOU Yonathan verrel lou drie
GOD Dony Tontiardo HAM Muhammad Ilham Firdaus UNI Yulia wahyuni
DWI Dwi Sulistyowati SYE Muhammad Syechan N
DKZ Dyka Khairullah Zamhari MUT Mutia Rahma Niza
EFS Elisabeth Simbolon MIA Namira Fasya Rahim
FAC Fandi Achmad MNS Nana Sutrisna
DSY Faradisya Heris Salsabila NAT Natasia Sekarning Tiyas
NDK Fathiyya Nada Nazhifa B ABE Nathaniel Syalomta
LIX Felix YAD Ni Luh Gede Sri Yadnya N
RLD Felix Gerald Saragi Sitio NNA Nisa Noor Amalia
FIL Fildha Ridhia NOV Novia Walrahmadani
Nur Yudha Kurnia
NAD Fildza Nadhilah Nursalam YDH
Ramadhan
HRS Gede Haris Widiarta OKZ Okzata Recy
GGZ Gelar Gemilang Zulkarnain RES Pramesta kharisma
GGS Gigas Jouhan Arvyanto PNY Pratiwi Novayanti
GWS Gusti Ayu Dwitya Sari MIT putu riyana paramita
HKR Hafizhah Khaerani RAC Rachma Agustyorini
VIO Halvionita puspitasari dewi BLA Rahma sabilla ashar
HAY Haya Majidatul Khasna RAF Raisa Afifah

58
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

STRUKTUR ORGANISASI
LABORATORIUM FISIKA DASAR

Pembina Lab
Drs. Suprayogi, M.T.

Koordinator Asisten Lab. Fisika


Dasar
Irfhando Mahendra

Wakil Koordinator Asisten Lab.


Fisika Dasar
Felix Gerald Saragi S.

Bendahara I Sekretaris I
Rachma Agustyorini Alya Zulfia Amaranggana

Bendahara II Sekretaris II
Putu Riyana Paramita Rizka Alifya Rahman

59
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Divisi Manajemen Sistem


Divisi Edukasi Divisi Sumber Daya Manusia
Informasi
Muh Yuzril Ihza B. Budi Floris de Jongh Rayhan Nauvaldi
Dony Tontiardo Laily Nur Qomariyati Fildha Ridhia
Miftah Syahita Astriana Aldi Sulthony Susilo Gigas Jouhan Arvyanto
Aisyah Zahra Riswanda Annisa Nur Falahi Ahmad Ahdan Abdulfattah Rizqi
Andy Law Exaudy S. Arfa Chalida Izhar Friswara Anindiya Dewi Artanti
Dea Sifana Ramadhina Assyifa Nur Annisa Rizkia P. Bagas Wibisono
Dewi Iswaratika Deva Aulia Putri Oktavia Fathiyya Nada Nazhifa B
Dhimas Chandra B. Fandi Achmad Ivan Satrio Pamungkas
Felix Faradisya Heris Liyana Faiza
Ilham Akbar Halvionita Puspitasari Dewi Melinda Saleha
Maria Emerald N. Izzu Zantya Fawwas Muchsin Nur Hidayah
Monalisa Pratiwi Jihan Salsabila Natasia Sekarning Tiyas
Muhammad Arief A. Muhammad Fajar A. Nathaniel Syalomta
Nisa Noor Amalia Mutia Rahma Niza Rahma Sabilla Ashar
Rayhan Erdyarahman Muhammad Diponegoro St R. Ryan Vianatha
Sitti Amallia Suhandini Namira Fasya Rahim Sang Ayu Ketut Devi Saraswati
Syafiq Fatih Basalamah Nur Yudha Kurnia Ramadhan Syifa Rezki Fauziah
Umi Nihayah Siti Amirah Khansa Tiara
Sulthon Muhammad Fauzi
Aulia

60
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Divisi Riset Dan Bengkel Divisi Praktikum

Muhammad Anggi Mahendra Saputra Haya Majidatul Khasna


Lia Suci Waliani Gede Haris Widiarta
Nana Sutrisna Muhammad Syechan Naufalimam
Anis Ratna Sari Andi Muhammad Fachri Ch
Arsyad Dhiauddin Anita Rosdina Nasution
Averina Fidelia Aqiilah Dizaramadhani Azizah Luthfiah
Gelar Gemilang Zulkarnain Calica Rosnaomi
Hafizhah Khaerani Dwi Sulistyowati
Iftikar Fadhlirohman S Dyka Khairullah Zamhari
Mira Gunawan Elisabeth Simbolon
Okzata Recy Fildza Nadhilah Nursalam
Pratiwi Novayanti Gusti Ayu Dwitya Sari
Rianta Athallah Dharmmesta I Deo Kelvin Aprianta
Ribka Yosephine Muhammad Fajar Aldi Ahnafaisy
Richardo Praystihan Sitepu Muhammad Ilham Firdaus
Rizkyah Erwanda Ni Luh Gede Sri Yadnya Ningsih
Tamma Hasya Gemilang Indrajaya Novia Walrahmadani
Sarah Maharani Pramesta Kharisma Kusumadani
Satria Rana Dityantomo Raisa Afifah
Widhi Argo Pratama Ridlho Khoirul Fachri
Yulia Wahyuni Yonathan Verrel Lou Drie

61

Anda mungkin juga menyukai