Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN


RSUD DR. LOEKMONO HADI KUDUS

Disusun Oleh :
Nama : Mukhamad ‘Ahil Zidan Nasik
NIM :02219075

DII TEKNIK ELEKTRO MEDIK


AKADEMI TEKNIK ELEKTRO MEDIK SEMARANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan puja syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
senantiasa memberri rahmat, taufik serta hidayahnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan program Praktek Kerja Lapangan dengan lancar dan insyaallah
bermanfaat bagi penulis. Penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini adalah
sebagai bukti bahwa penulis telah melaksanakan dan menyelesaikan Praktek Kerja
Lapangan di RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus selama satu bulan ( 4 Minggu ).

Pada kesempatan kali ini peulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :


1. Allah SWT, yang selalu melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya
terhadap kita semua.
2. Ibu Riati Hangayomi, S.Si selaku pembimbing rumah sakit dan Kepala
Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah sakit (IPSRS) RSUD dr. Loekmono
Hadi Kudus.
3. Seluruh teknisi Elektro Medik maupun teknisi lain di RSUD dr.
Loekmono Hadi Kudus yang telah memberi banyak wawasan pada kami.
4. Bapak Mohamad Sofie, ST, MT selaku pembimbing Institusi dan direktur
ATEM Semarang
5. Serta teman - teman ku yang telah membantu baik secara materi maupun
dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan laporan ini.

Akhir dari kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang turut membantu dalam upaya penyelesaian laporan ini. Penulis
menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih banyak kekurangannya, oleh
karena itu saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan demi
kesempurnaan laporan ini. Demikian laporan ini kami susun, semoga dapat
bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Kudus, 28 November 2021

Penyusun
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan kegiatan belajar di luar
kampus yang ada di dunia kerja, bersifat sementara dengan waktu yang
sudah di tentukan oleh pihak kampus dan tanpa mengharapkan imbalan dari
suatu Instansi tempat Kerja Praktek. "(Kamus Besar Bahasa Indonesia,
2002:695)."

Praktek Kerja Lapangan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan


mahasiswa untuk menerapkan ilmu yang telah didapatkan selama
perkuliahan, yang hanya dijelaskan secara teori sehingga membuat
mahasiswa kurang terampil dalam pengaplikasian alat elektromedik. Maka
untuk menghasilkan mahasiswa yag terampil tersebut, pihak institusi
Akademi Teknik Elektromedik (ATEM) Semarang mengadakan kegiatan-
kegiatan seperti pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL). Praktek Kerja
Lapangan di RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus Ini diharapkan dapat
memberi modal yang cukup kepada mahasiswa saat terjun kedunia kerja
namtinya, sehingga dapat meningkatkan wawasan berpikir dan pengetahuan
yang lebih luas mengenai peralatan medis bagi mahasiswa.

Program PKL di ikuti oleh mahasiswa tingkat III semester V dan


lahan PKL-nya adalah Rumah Sakit, baik Rumah Sakit Negeri maupun
Swasta. Untuk itu Akademi Teknik Elektomedik Semarang mengadakan
Praktek Kerja Lapangan di Rumah Sakit. Praktek Kerja Lapangan yang
dilaksanakan oleh penulis di RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus. Kegiatan
Praktek Kerja Lapangan ini dimulai dari tanggal 08 November 2020 sampai
tanggal 08 Desember 2021.

Lahan praktek sebagai sarana belajar mengajar utama untuk


mewujudkan profesionalisme mahasiswa DIII Teknik Elektromedik, dan
juga sebagai wahana untuk meningkatkan keterampilan secara utuh bagi
mahasiswa DIII Teknik Elektromedik yang telah mendapatkan
pembelajaran teori di kampus dan praktek di laboratorium. Keberhasilan
pembelajaran praktek kerja lapangan sanga ditentukan oleh keberhasilan
mahasiswa dalam penguasaan dan pemahaman materi teori dan praktek
laboratorium.

1.2. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Adapun uraian waktu dan tempat pelaksanaan Praktek Kerja


Lapangan (PKL) adalah sebagai berikut:

Waktu : 08 November s.d 08 Desember 2021


Tempat : RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus

Pelaksanaan kegiatan belajar berada di ruang IPSRS maupun bangsal


(ruang perawatan) dan poli klinik dilaksanakan secara toritis maupun prktis
secara langsung. Kegiatan tersebut bertujuan supaya mahasiswa lebih
terampil dalam bidang perbaikan serta pemeliharaan alat elektro medik.
Metode bimbingan praktik yaitu menggali informasi kepada instrutur PKL
dan menerapkannya pada waktu praktik.

1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Dengan diselenggarakannya Praktek Kerja Lapangan mahasiswa
dapat:
a. Memperoleh kesempatan untuk melatih diri dalam menerapkan
dan mengintegrasikan kompetensi yang diperoleh selama
mengikuti pelajaran peralatan elektromedik atau alat kesehatan
dan sarana kesehatan secara lebih luas.
b. Memperoleh pengalaman pribadi yang nyata, pragmatis, dan
edukatif.
c. Lebih tanggap terhadap fenomena-fenomena yang terjadi di
lapangan (dalam hal ini Rumah Sakit).
d. Memperoleh informasi baru sebagai bahan masukan bagi
mahasiswa untuk mendalami masalah-masalah teknik lebih
lanjut.
1.3.2. Tujuan Khusus

Dengan mengikuti Praktek Kerja Lapangan mahasiswa dapat:


a. Mengerti dan memahami perencanaan, pengelolaan administrasi
teknis danperalatan di instalasi terkait, pengoperasian,
pemeliharaan, perbaikan, ujifungsi dan kalibrasi sesuai standar
yang menjadi tugas, fungsi, dan kewenangan DIII Elektro
Medik.
b. Mengerti dan memahami kategori kelompok peralatan medik
berdasarkan kegunaan dan fungsi sesuai standart yang telah
ditetapkan.
c. Memperoleh, mengolah, menganalisa data dan atau informasi
serta menginterpretasikan hasilnya ke dalam bentuk laporan
PKL.
d. Mampu beradaptasi dengan profesi lainnya di pelayanan
kesehatan.
e. Mendalami satu sistem atau lebih peralatan elektromedik yang
nantinya dapat dijadikan pembuatan tugas akhir.

1.4. Manfaat
Adanya PKL Rumah Sakit ini diharapkan dapat mencapai beberapa
manfaat, yaitu:
1. Bagi Mahasiswa:
Dapat meningkat wawasan keilmuan mahasiswa tentang situasi dalam
dunia kerja khususnya di Rumah Sakit.
2. Bagi Program Studi:
Dapat menjadi tolok ukur pencapaian kinerja program studi khususnya
untuk mengevaluasi hasil pembelajaran oleh instansi tempat PK serta
dapat menjalin kebersamaan dangan instansi tempat PKL.
3. Bagi instansi tempat PKL:
Dapat menjadi bahan masukan bagi instansi untuk menentukan kebijakan
rumah sakit di masa yang akan datang berdasarkan hasil pengkajian dan
analis yang dilakukan mahasiswa selama PKL.
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

2.1. Profil RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus


Rumah Sakit Umum Kudus didirikan tahun 1928 oleh Pemerintah
Hindia Belanda, dan Direktur pertama adalah dr. C.Van Proosdy. Pada
tahun 1942, Jepang masuk dan menguasai Hindia Belanda, sehingga Rumah
Sakit Umum  Kudus juga dikuasai Jepang. Pada tahun 1945 Jepang kalah
perang dan Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, dengan
demikian Rumah Sakit Umum berada di bawah kekuasaan pemerintahan
Indonesia. Selama pemerintahan Jepang, Rumah Sakit Umum Kudus
dipimpin oleh d Lie Gik Djing, dr.R.SW.Roroem dan dr. Tjia, kemudian
setelah Jepang pergi, pada tahun 1946 Rumah Sakit Umum Kudus dipimpin
oleh dr. Loekmonohadi.

Rumah Sakit Umum Kudus juga digunakan untuk tempat kuliah dan
praktek oleh Perguruan Tinggi Kedokteran (PTK), sehingga Rumah Sakit
Umum Kudus selain melaksanakan pelayanan kesehatan juga sebagai
tempat pendidikan Dokter, bidan dan perawat.

Pada tahun 1983, berdasarkan Surat Keputusan Bupati Daerah


Tingkat II Kudus tanggal 9 September 1983 Nomor 061/433/1983 tentang
susunan organisasi dan tata kerja Rumah Sakit Umum  menetapkan bahwa
Rumah Sakit Umum Kudus merupakan Rumah Sakit kelas C yaitu Rumah
Sakit Umum yang melaksanakan pelayanan kesehatan paling sedikit 4
(empat) cabang spesialisasi yaitu : Penyakit Dalam, Bedah, Kebidanan dan
Penyakit Kandungan serta Kesehatan Anak.

Pada tahun 1991, berdasarkan Keppres Nomor


38/Keppres.SK/VIII/1991 tanggal 26 Agustus 1991 tentang Unit Swadana
dan tata cara pengelolaan keuangan Rumah Sakit Umum Kudus. Hal ini
dimaksudkan agar Rumah Sakit Umum Kudus dapat meningkatkan 
pelayanan kesehatan terhadap masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut,
Pemerintah Daerah Kabupaten Kudus melalui Peraturan Daerah Kabupaten
Kudus nomor 17 Tahun 1992 tentang Penetapan Rumah Sakit Umum
Kabupaten Daerah Kudus menjadi Rumah Sakit Unit Swadana Daerah
dimana Rumah Sakit berwenang untuk mengelola dan menggunakan
penerimaan fungsionalnya secara langsung.

Pada tahun 1993, berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kepala


Daerah Tingkat II Kudus Nomor 1884/306/1993 tentang uji coba Rumah
Sakit Umum Kabupaten Dati II Kudus sebagai Unit Swadana dan tata cara
pengelolaan keuangannya.

Pada tahun 1994, keluar Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor
22/Mendagri/SK/III/1994 tanggal 22 Maret 1994 tentang Pedoman
Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah.

Pada tahun 1995, dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan


Nomor 1997/Menkes/SK/I/1995 tanggal 30 Januari 1995 tentang
peningkatan kelas Rumah Sakit Umum Daerah milik Pemerintah Kabupaten
Daerah Tingkat II Kudus dari Rumah Sakit Umum kelas C menjadi Rumah
Sakit Umum kelas B Non Pendidikan.

Pada tahun 1996, keluar Keputusan Bupati KDH Tingkat II


Kudus No.445/526/1996 tanggal 6 Pebruari 1996 tentang Penetapan Kelas
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Dati II Kudus dari Kelas C menjadi
Kelas B Non Pendidikan.

Pada tahun 1997, keluar Perda Kabupaten Dati II Kudus No.3 Tahun
1997 tanggal 5 Pebruari 1997 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah
Sakit Uumum Daerah  Kabupaten Dati II Kudus.

Perda tahun 2001, keluar Keppres No.20 tahun 2001 tentang


Pedoman Kelembagaan dan Pengelola Rumah Sakit Daerah dan pada tahun
2002 keluar Keputusan Mendagri No. 1 tahun 2002 tanggal 24 Januari 2002
tentang Pedoman Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Daerah.

Pada tahun 2002, keluar Perda Kabupaten Kudus No. 4 tahun 2002
tanggal 8 Juli 2002 tentang Organisasi Tata Kerja Badan Rumah Sakit
Daerah Kabupaten Kudus.Pada tahun 2003, keluar Keputusan Bupati Kudus
No. 5 tahun 2003 tanggal 25 Januari 2003 tentang Uraian Tugas Badan
Rumah Sakit Daerah Kabupaten Kudus.

Pada  tahun 2008 keluar Perda Kabupaten Kudus No. 15 tahun 2008
tanggal 30 Desember 2008 tentang Organisasi Tata Kerja Inspektorat,
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Satuan
Polisi PamPraja dan Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Kabupaten Kudus.

2.2. Stuktur Organisasi dr. Loekmono Hadi Kudus


2.3. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS)

Instalasi Pemeliharaarn Sarana dan Prasarana Rumah Sakit


(IPSRS) adalah suatu unit fungsional yang bertugas melaksanakan kegiatan
teknis instalasi, pemelihiaan dan pebaikan agar sarana, prasarana dan
peralatan kesehatan di rumah sakit berada dalam keadaaan layak pakai guna
menunjang pelayanan kesehatan yang paripurna dan prima kepada pasien.
Semua urusam teknis dan manajeral ada di IPSRS.

2.3.1. Tujuan Pokok IPSRS


Instalasi kerja IPSRS mempunyai tugas pokok sebagai berikut :
1. Membuut program kerja pemeliharaan dan perbaikan tahunan
serta
melaporkanmya kepada pimpinan direktur rumah sakit.
2. Melakukan koordinasi dan rapat dengan instalasi terkait.
3. Operator Utility, IPSRS sebagai penyedia sarana dan prasarana di
rumah sakit, sumber air bersih, sumber listrik PLN, catu daya
pengganti khusus (CDPK) genset, dan lift elevator.
4. Maintenance, pemeliharaan dan perawatan rutin.
5. Perencanaan dan program kegiatan pemeliharaan.
6. Kalibrasi.
7. Manajemen informasi dan pemeliharaan.
8. Rujukan perbaikan.
9. Pengawasan fasilitas dan keselamatan kerja.

Dalam menjalankan tugasnya, kepala instalasi IPSRS wajib


menerapkan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi, baik dalam
lingkungan intern instalasi, maupun dengan instalasi-instalasi terkait,
sesuai dengan tugasnya masing-masing.

2.3.2. Fungsi IPSRSI


Instalasi kerja IPSRS mempunyai fungsi scbagai berikut
1. Melaksanakan pemeliharaan sarana, prasarana dan peralatan
rumah sakit.
2. Mengadakan program pemeliharaani/perbaikan secara rutin, baik
preventit maupun maintenance.
3. Secara berkala mcngadakan kalibrasi dan uji fungsi alal-alat
berfungsi sesuai dengan standar yang berlaku.
4. Merancang rençana kcbutuhan sarana, prasarana dan peralatan
yang digunakan dalam program pelayanan keschatan, serta
kebutuhan suku cadang yang diperlukan.
5. Melaksanakan perbaikan sarana dan prasarana rumah sakit.
2.3.3. Tugas Sub IPSRS (Bagian Teknisi Elektromedis)
Selain tugas pokok, berikut ini adalah tugas khusus IPSRS bagian
teknisi elektro medis.
1. Pemeliharaan alat-alat kesehatan
2. Uji fungsi dan uji performa alat-alat kesehatan.
3. Perbaikan dan kalibrasi alat kesehatan.
4. Serta melaksanakan tugas yang diberikan oleh atasan/pimpinan
langsung (Surat Tugas)

BAB III
PEMBAHASAN ALAT

3.1. ENDOSCOPY
3.1.1. Pengertian Alat
Endoskopi adalah prosedur pemeriksaan bagian internal tubuh
menggunakan endoskop. Endoskop adalah alat yang digunakan dalam
pemeriksaan endoskopi. Alat ini berbentuk pipa kecil panjang flexibel
yang dapat dimasukkan ke dalam tubuh. Di dalam pipa tersebut
terdapat 2 serat optik yaitu :
a. Penghantar cahaya agar bagian tubuh di depan ujung endoskop
terlihat  jelas yang berasal dari light source.
b. Penghantar gambar yang ditangkap oleh kamera.
Selain dua serat optic" juga terdapat satu saluran portable yang
berfungsi sebagai saluran pemberian obat, memasukkan ataupun
menghisap cairan, dan tempat pemasangan alat medis lain seperti
gunting dan sikat. Gambar bagian dalam tubuh akan dilihat dari layar
monitor eksternal.
3.1.2. Jenis-Jenis Endoscopy
a. Berdasarkan fungsi
1. Endoscopy diagnostik
Berperan dalam menentukan penyebab pendarahan dan lokasi
yang terjadi serta pengambilan sampel jaringan yang yang
dicurigai untuk diperiksa lebih lanjut.
2. Endoscopy teraupetik
Berperan untuk menghentikan pendarahan yang terjadi.
b. Berdasarkan Bentuk Endoscope
1. Endoskopi kaku (rigidscope)
Rigidcope adalah endoscope yang digunakan untuk proses
operasi. Berbentuk seperti pipa kaku yang dibagian dalam
terdapat fiber optik untuk lensa dan sumber cahaya.

Gambar 3.1 Rigidscope

Gambar 3.2 Bagian Rigidscope


Keterangan :
1. Jacket tube, sebagai pelindung fiber optik.
2. Deflektor prism, sebagai lensa optik dan pengukur
kedalaman.
3. Inner tube, sebagai saluran lensa optik.
Inner tube berfungsi untuk melindungi lensa optik
dari tekanan yang berlebih, lensa dapt rusak dan pecah.
Kerusakan lensa ini menyebabkan gambar yang dihasilkan
menjadi kabur/berawan.
2. Endoskopi lentur (fiberscope)
Fiberscope merupakan instrumen yang fleksible yang dapat
menekuk melalui kurva dan saluran untuk mendapat akses
visual ke arah inspeksi
Bagian-bagian fiberscope yakni :
a) Tampak dalam

Gambar 3.3a Fiberscope Tampak Dalam Bagian Pinggir

Gambar 3.3b Fiberscope Tampak Dalam


b) Tampak luar

Gambar 3.4 Fiberscope Tampak Luar


Gambar 3.5 Bagian-Bagian Fiberscope
3. Videoscope
Endoskopi ini biasanya digunakan bersama layar monitor
sehingga gambaran organ yang diperiksa tidak hanya dilihat
sendiri oleh operator, tetapi juga oleh orang lain di sekitarnya.
Gambar yang diperoleh selama pemeriksaan biasanya direkam
untuk dokumentasi atau evaluasi lebih lanjut.

Gambar 3.6 Bagian-Bagian Videoscape

c. Berdasarkan Jenis Operasi


1) Upper Endoscopy
a) Gastroscopy
Untuk melihat dan mengetahui keadaan bagian dalam
saluran cerna bagian atas mulai sari tenggorokan
(esophagus), lambung, duodenum, dan bagian pertama dari
usus halus.
b) Duodenoscopy (ERCP)
ERCP menggabungkan penggunaan sinar x dan endoscopy.
User akan menyuntikkan zat kontras ke dalam saluran
lambung, duodenum, empedu, dan pancreas sehingga dapat
dilihat menggunakan sinar x.
2) Lower Endoscopy
a) Colonoscopy
Untuk melihat ke dalam melalui usus besar, rectum, hingga
bagian bawah usus halus. Colonoscopy memungkinkan
dokter untuk melihat jaringan yang meradang,
pertumbuhan abnormal, dan pendarahan.
b) Cystoscopy
Fiber optik dimasukkan melalui uretra menuju kanduung
kemih. Dokter akan mengisi kandung kemih dwngan air
dan memeriksa interior kandung kemih.
3) Respiratory Endoscopy
a) Bronchoscopy
Memasukkan fiber optik melalui hidung atau mulut menuju
paru-paru. Bronchoscope digunakan untuk melihat keadaan
saluran udara paru-paru, mengumpulkan sekresi dan
jaringan paru-paru untuk diteliti.
b) Laryngoscopy
Memasukkan fiber optik melalui hidung atau mulut menuju
laring.
3.2. Endoscope

Gambar 3.7 Endoscope Olympus


Tabel 3.1 Sepesifikasi Alat Endoscope olympus
Bagian-Bagian Alat
Gambar 3.8 Bagian-Bagian Alat Endoscope
Keterangan :
1. Trolley with hanger 6. Suction pump
2. Monitor 7. Sistem computer
3. Kamera 8. Scope ERCP
4. Ligh source 9. Scope gastroscopy
5. Video printer 10. Scope laparoscopy

1) Sistem Kamera
Pencitraan pemandu pembedahan endokopi merupakan
sekumpulan devices yang membentuk sistem kamera. Sistem kamera
dalam prosedur ini adalah mata seseorang ahli bedah. Sistem kamera
terbagi dalam berbagai peralatan elektronik, yaitu :

Gambar 3.9 Sistem Kamera Endoscopy


2) Sumber Cahaya (Cold Light Source)
Sumber cahaya ini menggunakan prinsip mentransmisikan cahaya
dengan kabel cahaya serat optik yang masuk ke dalam tubuh. Colt light
artinya cahaya yang dipancarkan dihasilkan pada suhu rendah dari
sumber yang tidak berpijar, misalnya proses

3) Kabel Sumber Cahaya Serat Optik (Fiber Optik)


4) Sistem Air, Udara, Dan Vacum
3.3. Perawatan
3.4. Troubleshooting
3.5. Kalibrasi

BAB IV
KESIMPULAN dan SARAN

1.5. Kesimpulan
1.6. Saran
DAFTAR PUSTAKA
KBBL 2002. “Pengetikan Praktek Kerja Lapangan" Jakarta (diakses tanggal 20
Desember 2020)
Pedoman PKL ATEM Semarang 2018

Anda mungkin juga menyukai