Anda di halaman 1dari 56

1

LAPORAN PRAKTIKUM KERJA LAPANGAN (PKL)

RSU ALIYAH II KENDARI

OLEH :

KELOMPOK EMPAT (4)

MUH. DIMAS ALMUHAJIR

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


PROGRAM STUDI D-IV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
UNIVERSITAS MANDALA WALUYA
2022
2

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis haturkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala


yang sudah memberikan berupa kesehatan dan kesempatan yang menjadikan
penulis bisa merampungkan Laporan Kerja Lapangan ini.

Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat dalam


menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di RSU Aliyah II Kota Kendari bagi
mahasiswa D-IV Analis Kesehatan Universitas Mandala Waluya Kendari tahun
2021-2022.

Dalam melakukan penyusunan laporan ini, kami sangat sadar sepenuhnya


bahwa laporan PKL ini tidak terlepas dari bimbingan, semangat, serta dukungan
dari banyak pihak, baik bersifat moril ataupun materil. Untuk itu penulis
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang ikut membantu dalam
penyelesaian laporan ini

Penulis menyadari laporan ini masih banyak kekurangan dan masih jauh
dari sempuna,untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempunaan laporan ini sangat penulis harapkan. Namun laporan ini diharapkan
dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Kendari, 3 April 2022

penulis
3

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari ( RSUD Kota Kendari )
Adalah rumah sakit milik pemerintah kota Kendari. Sebelumnya rumah
sakit ini bernama rumah sakit Abunawas. RSUD Kota Kendari merupakan
satu dari sekian RS milik PEMKOT Kota KENDARI yang berbentuk RSU,
dikelola oleh  Pemda Kota dan termuat kedalam RS Kelas C.
RS ini telah teregistrasi semenjak  06/03/2013 dengan Nomor Surat
ijin  56/IZN/I/2016/001 dan Tanggal Surat ijin  13/01/2016 dari  Walikota
Kendari dengan Sifat  Tetap, dan berlaku sampai  5 Tahun. Sesudah
melakukan Proses AKREDITASI RS Seluruh Indonesia dengan proses
Pentahapan I ( 5 Pelayanan) akhirnya ditetapkan status Akreditasi Rumah
Sakit. RSUD ini berlokasi di Jl. Z.A. Sugianto No. 39 Kendari, Kota
KENDARI, Indonesia. RSUD Kota Kendari Mempunyai Layanan
Unggulan di Bagian  RS PONEK. RSU Kepunyaan PEMKOT KENDARI
ini Mempunyai Luas Tanah  130000 dengan Luas Bangunan  4800.
Laboratorium kesehatan adalah sarana yang melaksanakan
pelayanan pemeriksaan,pemeriksaan,pengukuran,penetapan dan penguji
terhadap bahan yang berasal dari manusia atau bahan bukan berasal dari
manusia utnuk penentuan jenis penyakit,penyebab penyakit,kondisi
kesehatan atau faktor-faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan
perorangan dan Masyarakat.Analis Kesehatan merupakan tenaga kesehatan
yang memiliki peran penting terhadap pemeriksaan laboratorium,
(Notoatmodjo, 2003)Laboratorium rawat inap 24 jam merupakan
laboratorium yang melaksanakan secara keseluruhan jenis pemeriksaan
laboratorium dan menerima keseluruhan jenis specimen baik itu darah,
urine, feses, sputum, CLS, dan cairan tubuh lainnya . semua jenis specimen
4

yang diperiksa di laboratorium ini diperoleh dari instalasi rawat inap


maupun kiriman dari laboratorium UGD 24 jam. Pemeriksaan laboratorium
dilakukan berdasarkan surat keterangan atau pengantar dari dokter.
Laboratorium ini melakukan pemeriksaan hematologi, kimia klinik,
elektrolit darah, urinalisa, sedimen urine, BTA, cairan otak, dan gas darah,
serta pemeriksaan apusan darah.
Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah pengamalan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) melalui metode ilmiah langsung
kepada masyarakat yang membutuhkan dalam upaya mensukseskan
program kesehatan dan mengembangkan kompetensi yang dikuasai
dibangku kuliah dan diluar kurikulum yang telah dikuasainya. PKL
merupakan bagian dari kurikulum yang tidak dapat diselenggarakan diruang
kelas dan wajib ditempuh oleh mahasiswa dalam rangka mengaplikasikan
secara nyata pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh diruang kuliah
sebelum menyelesaikan studinya. Untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan tersebut diperlukan pengalaman teknik, metode, prosedur dan
tata laksana PKL di Rumah Sakit sehingga diperoleh lulusan siap pakai,
yang terampil, dan profesional dibidangnya masing-masing, (Mukartipah,
A. 2005)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah yang
ada untuk dijadikan pembahasan dalam penulisan laporan praktek kerja
lapangan ( PKL ) ini yaituMemantapkan keterampilan, membentuk
kemampuan mahasiswa serta mengenal kegiatan-kegiatan penyelenggaraan
program kesehatan masyarakat secara menyeluruh baik dari aspek
administrasi,teknis maupun sosial budaya di laboratorium RSUD Kota
Kendari
C. Tujuan Umum PKL
1. Menciptakan suasana dan kesempatan yang kondusif agar mahasiswa
mampu berpikir dan bertindak secara komprehensif dalam menerapkan
5

dan mengembangkan ilmu dan keterampilan yang dimiliki untuk


memecahkan masalah kesehatan
2. Mendekatkan institusi pendidikan D-IV Analis kesehatan Kendari
kepada masyarakat dalam perannya sebagai sumber informasi teknologi
laboratorium
3. Melaksanakan tridarma perguruan tinggi yaitu pengabdian pada
masyarakat
D. Manfaat PKL
Dengan melaksanakan praktik kerja lapangan terebut, para mahasiswa
dapat :
1. Meningkatkan, memperluas dan memantapkan keterampilan yang
membentuk kemampuan mahasiswa sebagai bekal untuk memasuki
lapangan kerja yang sesuai dengan kebutuhan program pendidikan yang
ditetapkan
2. Mengenal kegiatan-kegiatan penyelenggaraan program kesehatan
masyarakat secara menyeluruh baik di fesesu dari aspek
administrasi,teknis maupun sosial budaya
3. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mendapatkan
pengalaman kerja yang nyata dan langsung secara terpadu dalam
melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan dibidang analis kesehatan
4. Menumbuh kembangkan dan memantapkan sikap etis, profesionalisme
dan nasionalisme yang diperlukan mahasiswa untuk memasuki lapangan
kerja sesuai dengan bidangnya
5. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memasyarakatkan
diri pada suasana lingkungan kerja yang sebenarnya
6. Meningkatkan,memperluas dan memantapkan proses penyerapan
teknologi baru dari lapangan kerja kekampus dan sebaliknya
7. Memperoleh masukkan umpan balik guna memperbaiki dan
mengembangkan serta meningkatkan penyelenggaraan pendidikan D-IV
8. Analis kesehatan kendari.
6

E. Waktu dan Tempat


Praktek kerja lapangan ( PKL) dilaksanakan mulai dari tanggal 10
Februari - 13 Maret 2020 di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari Jln.
Z.A. Sugianto No.39 Kelurahan Anduonohu Kecamatan Poasia Kota
Kendari, Sulawesi Tenggara.

F. Jadwal Kegiatan
Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) dilakukan dengan pembagian 3
sifht yaitu sifht pagi , sifht sore dan shift malam. Sifht pagi dimulai pada
pukul 07.30-14.00 WITA , sifht siang dimulai pada pukul 14.00-21.00
WITA dan shift malam dimulai pada pukul 21.00-07.30 WITA dan dibagi
menjadi 3 kelompok.
7

BAB 11
TINJAUAN UMUM RSUD KOTA KENDARI

A. Sejarah RSUD Kota Kendari


RSUD. Abunawas terletak di kota Kendari, tepatnya di Kelurahan
Kandai Kecamatan Kendari dengan luas lahan 3.527 M2 dan luas bangunan
1.800 M2 .RSUD Abunawas Kota Kendari merupakan bangunan atau
gedung peninggalan pemerintah Hindia Belanda yang didirikan pada tahun
1927 dan telah mengalami beberapa kali perubahan antara lain :
1. Dibangun oleh Pemerintah Belanda pada tahun 1927
2. Dilakukan rehabilitasi oleh Pemerintah Jepang pada tahun 1942 – 1945
3. Menjadi Rumah Sakit Tentara pada tahun 1945 – 1960
4. Menjadi RSU. Kabupaten Kendari pada tahun 1960 – 1989
5. Menjadi Puskesmas Gunung Jati pada tahun 1989 – 2001
6. Menjadi RSU Abunawas Kota Kendari pada tahun 2001 berdasarkan
Perda Kota Kendari No.17 Tahun 2001
7. Diresmikan penggunaannya sebagai RSUD. Abunawas Kota Kendari
oleh bapak Walikota Kendari pada tanggal 23 Januari 2003
8. Pada Tahun 2008 , oleh pemerintah Kota Kendari telah membebaskan
lahan seluas 13.000 M2 untuk relokasi Rumah Sakit, yang dibangun
secara bertahap dengan menggunakan dana APBD, TP, DAK dan
DPPIPD.
9. Pada tanggal 4 Desember 2011 Rumah Sakit Umum Daerah Abunawas
Kota Kendari resmi menempati Gedung baru yang terletak di Jl. Brigjen
Z.A Sugianto No : 39 Kel Kambu Kec. Kambu Kota Kendari.
10. Pada tanggal 12-14 Desember 2012 telah divesitasi oleh Tim Komite
Akreditasi Rumah Sakit ( KARS ) dan berhasil terakreditasi penuh
sebanyak 5 pelayanan ( Administrasi dan manajemen, rakam medis,
pelayanan keperawatan, pelayanan medik, dan IGD ).
8

B. Tujuan dan Fungsi RSUD Kota Kendari


1. Tugas Pokok Rumah Sakit
a) Melaksanakan upaya kesehatan secara bersumber daya guna dan
berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan,
pemulihan yang dilakukan secara serasi, terpadu dengan upaya
peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan.
b) Melaksanakan pelayanan yang bermutu sesuai standar pelayanan
rumah sakit
2. Fungsi Rumah Sakit
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, RSUD Kota Kendari
yang bertanggung jawab dalam pelayanan kesehatan yang berfungsi :
a) Penyelenggaraan Pelayanan Medis
b) Menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan non medis
c) Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan
d) Menyelenggarakan pendidikan dan latihan
e) Menyelenggarakan administrasi dan keuangan
f) Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan
3. Nilai-nilai Dasar
a) Kejujuran
b) Keterbukaan
c) Kerendahan hati
d) Kesediaan melayani
e) Kerja keras
f) Kasih sayang
g) Loyalitas
4. Strategi
a) Meningkatkan mutu pelayanan secara optimal
9

b) Meningkatkan sumber daya manusia yang handal di banding


kesehatan yang berorientasi pada tugas, melalui pendidikan dan
latihan.
c) Meningkatkan sarana dan prasarana media dan non medis sesuai
kebutuhan.
d) Meningkatkan kerjasama lintas sector dan pihak swasta melalui kerja
sama yang saling bertanggung jawab dan menguntungkan
C. Visi dan Misi serta Motto RSUD Kota Kendari
1. Visi
“Rumah Sakit Pilihan Masyarakat”
2. Misi
a) Meningkatkan pelayanan kesehatan dengan menciptakan pelayanan
yang bermutu, cepat, tepat serta terjangkau oleh masyarakat.
b) Mendorong masyarakat untuk memanfaatkan RSUD KOTA
KENDARI menjadi masyarakat mitra keluarga.
c) Meningkatkan Sumber Daya Manusia, sarana dan prasarana medis
serta non medis serta penunjang medis, agar tercipta kondisi yang
aman dan nyaman bagi petugas, pasien, dan keluarganya serta
masyarakat pada umumnya.
3. Motto
Motto RSUD Kota Kendari yaitu 5S + 1E, antara lain sebagai berikut :
Senyum : Kepada setiap pengguna jasa dan pengunjung yang
datang ke RSUD KOTA KENDARI.
Salam: Kepada setiap pasien yang berkunjung ke RSUD Kota
Kendari.
Sapa: Kepada setiap pengunjung yang membutuhkan
pelayanandi RSUD Kota Kendari.
Santun: Kepada setiap pengunjung di RSUD KOTA KENDARI.
Sabar: Melayani setiap pasiendan keluarga dalam keadaan
apapun.
Empati : ikut merasakan apa yang pasien dan keluarga rasakan.
10

4. Tata Letak Gedung RSUD KOTA KENDARI


RSUD KOTA KENDARI berbatasan dengan :
a) Sebelah Selatan berbatasan dengan Dinas Kesehatan (DINKES).
b) Sebelah Barat berbatasan dengan Sungai.
c) Sebelah Utara berbatasan dengan Hutan.
d) Sebelah Timur berbatasan dengan Bundaran Buburanda.
Di lokasi baru RSUD KOTA KENDARI saat ini memiliki sarana
gedung sebagai berikut :
a) Gedung Anthurium (Kantor)
b) Gedung Bougenville (Poliklinik)
c) Gedung Instalasi gawat Darurat (IGD dan raung Laboratorium
IGD)
d) Gedung Matahari (Radiologi)
e) Gedung Anyelir (Ruang bedah sentral)
f) Gedung Asoka (Iccu)
g) Gedung Dahlia (ICU)
h) Gedung Teratai (Ruang bersalin & Perinatologi)
i) Gedung Lavender (Rawat Inap Penyakit Dalam)
j) Gedung Mawar (Rawat Inap Anak)
k) Gedung melati (Rawat Inap Bedah)
l) Gedung Anggrek (Rawat Inap , Kls I,Kls II & kls III)
m) Gedung tulip
n) Gedung Sakura (Rawat Inap VIP)
o) Gedung Seruni ( Rawat Inap VIP)
p) Gedung Azalea (Ruang Inap VVIP)
q) Gedung Instalasi Gizi
r) Gedung Laundry
s) Gedung Laboratorium (Laboratorium Central)
11

t) Gedung Kamar Jenazah


u) Gedung PMCC (Private medical call center) (Ruang poli dalam,
poli kulkel, poli mata, dan ruang laboratorium)
Dalam menunjang pelaksanaan kegiatan, RSUD Kota
kendari dilengkapi dengan 2 unit mobil ambulance, 1 unit mobil
Direktur, 9 unit mobil operasional dokter, dan 10 unit sepeda motor.

5. Struktur Organisasi RSUD Kota Kendari

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ABUNAWAS KOTA KENDARI

DIREKTUR

dr.Hj.Asridah Mukaddim,M.Kes

KOMITE MEDIK KOMITE ETIKA BAGIAN TATA USAHA SATUAN


DAN HUKUM
Rundu, Skp, M.Kes PENGAWAS
Dr. A. Yulia, Sp.OG INTERN

SUB BAGIAN SUB BAGIAN


SUB BAGIAN
KEPEGAWAIAN PERENCANAAN
PERLENGKAP
DAN UMUM DAN KEUANGAN
AN DAN ASET
Wa Ode
Efi SarfianiS.M,SKM Wa Ode
Hamida,SE.M.Si
Harsen,SKM

BIDANG PELAYANAN BIDANG KEPERAWATAN


BIDANG PENUNJANG NON
Henny L.F Mamuaja,SKM, DAN REKAM MEDIK
Minartin,SKM,M.Kes
M.Kes
Syarif .B, SKM

SEKSI SEKSI SDM DAN DIKLAT


PELAYANAN SEKSI PENUNJANG NON MEDIK KEPERAWATAN

Dr.Hj.Rosita Syaldrian Liambo,STP Sulhaji Papua,S.Kep,MH

SEKSI PENUNJANG
PELAYANAN MEDIK SEKSI REKAM MEDIK DAN SEKSI ASKEP DAN LOGISTIK
SIRS
Jemi Haryanto, SKM Sumarni, S.ST, M.Kes
Hj.Maslinah,A.MK

INSTALASI KJF

SM INSTALASI KJF INSTALASI KJF INSTALASI KJF


F
12

6. Alur Penerimaan Pasien


a) Alur Penerimaan Pasien Umum

PASIEN UMUM

POLIKLINIK SPESIALIS POLIKLINIK


LOKET PENDAFTARAN
UMUM/GIGI
 POLI PENYAKIT DALAM

 POLI
KEBIDANAN/KANDUNGAN APOTEK

 POLI BEDAH KONSUL


 POLI ANAK SPESIALIS

 POLI THT
 SEMBUH
LABORATORIUM DAN
 POLI SARAF
 RAWAT JALAN PEMERIKSAAN RAWAT INAP
 POLI MATA
 SEMBUH PENUNJANG LAINNYA
  RAWAT
POLI KULIT JALAN
DAN KELAMIN

 POLI ONKOLOGI PULANG

RUJUK KE RS.PROPINSI/RS.LAIN
RAWAT INAP

PULANG
13

b) Alur Penerimaan Pasien Jamkesmas,Bahteramas,Askes Social,Askes


inhealth.

RUJUKAN DARI
PUSKESMAS/ASKES
KELUARGA

LOKET PENDAFTARAN
POLI GIGI
POLI SPESIALIS

 PENYAKIT DALAM
 KEBIDANAN/
KANDUNGAN
FISIOTERAPI
 BEDAH
 ANAK
 THT
 SARAF
 LABORATORIUM
 MATA
 RADIOLOGI
 KULIT DAN KELAMIN
 PEMERIKSAAN
 ORTHOPEDI
PENUNJANG
 ONKOLOGI
LAINNYA
 OBGYN

APOTEK

RAWAT INAP
PULANG
 ASKES KELAS
SESUAI DENGAN
GOLONGAN
 JAMKESMAS
KELAS III

PULANG
RUJUKAN KE
RSUD
PROP./RS.LAIN
14

c) Alur Pelayanan Pasien Gawat Darurat

PASIEN GAWAT DARURAT

UGD 24 JAM KONSUL SPESIALIS

APOTEK
RAWAT INAP SESUAI
DENGAN STATUS
LABORATORIUM

RUJUKAN KE PULANG
RS.PROPINSI/RS.LAIN

STATUS PASIEN
 Umum
 Askes Keluarga : Administrasi Kartu Peserta 1x24 jam
 Askes Inhealth : Administrasi Kartu Peserta 1x24 jam
 Jamkesmas : Administrasi Kartu Peserta 2x24 jam
 Bahteramas : Administrasi Kartu Peserta 2x24 jam

7. Tata Kelola Limbah RSUD Kota Kendari


Pengolahan limbah RSUD Kota kendari ada 2, yaitu limbah
rumah tangga dan limbah medis.
a) Limbah Rumah Tangga
Untuk limbah rumah tangga yang ada di RSUD Kota Kendari
contohnya plastik, sisa makanan, kertas, dan lain-lain cara
pengolahannya yaitu dengan cara menyediakan tong-tong sampah
yang telah dipisah-pisah berdasarkan jenis limbahnya, kemudian
setiap pagi hari di bawa oleh petugas ke bak penampungan sampah
yang berada di bagian belakang rumah sakit dan selanjutnya akan di
buang oleh petugas ke dalam truk sampah.
15

b) Limbah medik
Limbah medik RSUD Kota Kendari terbagi menjadi 2, yaitu
limbah medik padat dan limbah medik cair.
1) Limbah medik padat
Limbah medik padat contohnya botol-botol reagen, handskun, spoid,
dan lain-lain, cara pengolahanya yaitu dengan cara limbah-limbah
medis padat tersebut di bawa incenerator.
2) Limbah medik cair
Limbah medik cair contohnya yaitu cairan-cairan laboratorium, cara
pengolahanya yaitu pertama-tama cairan masuk di bak penampungan
sementara, kemudian dipompa naik ke mesin pengolahan, kemudian
dilepas ke saluran air menuju IPAL (Instalansi Pengolahan Air
Limbah), lalu disaring lagi menuju 9 bak pemisahan dari bak 1
sampai bak ke 9, setelah itu dilepas ke saluran.
16

8. Struktur Organisasi Laboratorium RSUD Kota Kendari

DIREKTUR

Dr.HJ.Asridah Mukaddim,M.Kes

KABID PENUNJANG

Henny LF.Mamuaja,SKM,M.Kes

KASIE PENUNJA NG PEL.MEDIK


PENANGGUNG JAWAB
Jemi Haryanto,SKM,MM
LABORATORIUM
DOKTER PATOLOGI KLINIK
Tuty Dwiyana,Amd.Ankes,SKM1.dr.Hilma Yuniar Thamrin ,M.Kes,Sp.PK
Logistik Administrasi Hematologi Kimia Klinik Sampling
2.dr.H.Abdul Karim,Sp.PK
Yeyen Paisal .AMAK Immuno/Cairan Tubuh
Agayana Nur Insan.AMAK Bintang.AMAK,SKM. Bintang.AMAK,SKM.
Yudhistira,S.SI Mikrobiologi
MM parasitilogi MM
Yeyen Faisal.AMAK
Nur Insan.AMAK
9. Bagian-Bagian Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Kendari
a) Loket Pendaftaran / Pembayaran
b) Loket Sampling/Ruangan Flebotomi
c) Ruangan Hematologi, Immunoserologi & Urinalisis
d) Ruangan Kimia Darah
e) Ruangan Bakteri
f) Ruangan Penyimpanan Alat (pipet, Tabung, Oven)
g) Ruangan Dokter Penanggung jawab Laboratorium
h) Ruangan Pantry
i) Ruangan Pencucian Alat
j) Ruangan Jaga/ tempat sholat
k) Kamar mandi untuk pasien
l) Kamar mandi petugas laboratorium
10. Jenis-Jenis Pemeriksaan Laboratorium RSUD Kota Kendari
a) Parameter Pemeriksaan Hematologi
1) Darah Rutin:
17

 Hemoglobin
 Eritrosit
 Leukosit
 Hematokrit
 MCV
 MCH
 MCHC
 PLT
 LYM%
 MON%
 GRA%
 RDW
 PCT
 MPV
 PDW
 P-LCR
 LED
2) Parameter Pemeriksaan Kimia Darah
 Glucosa
 GDS
 GDP
 GD 2 Jam PP
 SGPT
 SGOT
 Protein Total
 Albumin
 Globulin
 Bilirubin Total
 Bilirubin Direct
 Ureum
 Kreatinin
18

 Asam Urat
 Chol. Total
 Chol. HDL
 Chol. LDL
 Trigliserida
3) Parameter Pemeriksaan Urinalisa
 Urin rutin
 Sedimen Urine
4) Parameter Pemeriksaan Bakteriologi
 Basil Tahan Asam (BTA)
 Reitz Serum
 Gram

5) Parameter Pemeriksaan Parasitologi


 DDR Malaria
 Faeses
 Jamur
6) Parameter Pemeriksaan Immunologi/Serologi
 Anti Hbs
 Anti Hcv
 HbsAg
 Golongan Darah
 HIV
 Plano Test (Tes kehamilan)
 Widal Test
 Anti-syphilis
 Narkoba
19

11. Alur Pemeriksaan

Pasien Rawat Jalan Pasien Rawat Inap

Pendaftaran & Registrasi Lab

Pra analitik

Analitik

Pasca anlitik

Penyerahan Hasil

Keterangan:
20

1. Pasien Rawat Jalan dan rawat Inap langsung ke pendaftaran dan Registrasi
Lab.
2. Melakukan Sampling
3. Melakukan Pemeriksaan
4. Mengeluarkan Hasil
5. Penyerahan Hasil Langsung ke loket pendaftaran dan registrasi Lab.

12. Tata Kelola Limbah Laboratorium RSUD Kota Kendari


Limbah Laboratorium terdiri atas dua yaitu limbah umum dan limbah
khusus
a) Limbah umum ialah limbah yang berasal dari sampah umum (domestic)
mislanya kertas. Penanganannya ,limbah dikumpulkan pada tempat
limbah tertutup rapat yang di alasi kantung plastik warna hitam,kantung
hitam ditutup/diikat sebeblum di ambil oleh petugas sanitasi,pengambilan
limbah oleh petugas sanitasi dilakukan saat tempat sampah terisi ¾ atau
maksimal 3 hari, selanjutnya limbah dibawa ke tempat pengolahan
sampah rumah sakit.
b) Limbah khusu terdiri dari :
1) Limbah khusus padat (infeksius) yaitu peralatan habis pakai seperti
alat suntik, sarung tangan, kapas, botol specimen, kemasan reagen,
sisa specimen dan medium biakan.
Penanganan limbah khusus padat (infeksius) :
 Limbah infeksius dimasukkan ke dalam tempat khusus yang
dilapisi kantong warna kuning, kantong kuning di ikat sebelum di
ambil oleh petugas sanitasi, pengambilan limbah oleh petugas
sanitasi dilakukan saat tempeh sampah terisi ¾ atau maksimal 3
hari, selanjutnya limbah dibawa ke incinerator untuk dimusnahkan.
2) Limbah khusus cair yaitu pelarut organik, bahan kimia untuk
pengujian, air bekas pencucian alat dan sisa spesimen.
Penanganan limbah khusus cair :
21

 Limbah dibuang langsung ke wastafel pembungan limbah


laboratorium yang disalurkan ke septitank, penanganan limbah
benda tajam dimasukkan ke dalam safety box , setelah terisi ¾ atau
maksimal 3 hari safety box di bawa ke incinerator untuk di
musnahkan dan penanganan reagen/bahan laboratorium yang
kadaluarsa dimasukan ke dalam tempat limbah infeksius lalu
dimusnahkan di incinerator.
22

BAB III
KEGIATAN PKL DAN PEMBAHASAN

A. Pemeriksaan Hematologi
1. Darah Rutin
a) Pra Analitik :
1) Persiapan Sampel : Tidak ada persiapan khusus
2) Persiapan Pasien : Tidak ada persiapan khusus
3) Metode : Automatic (Hematologi Analyzer)
4) Prinsip Pemeriksaan :Sampel diemulsi dengan larutan yang
memiliki konduktivitas tertentu. Sel dialirkan melalui lubang
dengan ukuran tertentu. Pada saat yang sama suatu arus listrik
dialirkan melalui elektroda yang dipasang di sisi luar dan sisi
dalam lubang. Sehingga dapat mengenali jenis sel menurut
ukuran dan menghitung jumlah selnya.
5) Alat & Bahan:
 Alat Sampling : Alkohol 70%, Kapas Steril, Plester, Spoit 3cc,
Tabung EDTA, &Tourniquet.
 Darah EDTA
 Handschoen
 Alat Automatic Hematology Analyzer
6) Pengambilan Sampel
 Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan lalu pakai
sarung tangan dan dipasang tourniquet pada lengan pasien.
 Didesinfektan area vena puncture dengan kapas alkohol
gerakan memutar dari tengah ke tepi, biarkan 30 detik untuk
pengeringan alkohol
 Ditusuk jarum ke dalam vena, posisi lubang jarum menghadap
ke atas dengan sudut 15-300.
 Dilepaskan tourniquet setelah darah mengalir (jangan biarkan
tourniquet terpasang lebih dari 1 menit)
23

 Ditarik perlahan-lahan pengisap (plunger) dan dibiarkan spoit


terisi darah.
 Setelah darah yang diperlukan cukup, kepalan tangan
dilepaskan.
 Diletakan kapas steril di atas tempat penusukan, & ditarik
jarum perlahan-lahan lalu kapas ditekan selama 3-5 menit.
 Dimasukan darah kedalam tabung EDTA
 Diplester bagian vena puncture dan lepas setelah 15 menit.
b) Analitik
Pemeriksaan Darah Rutin metode Automatic ( DIRUI / DREW )
1) Disiapkan sampel darah yang telah di ambil
2) Sebelum sampel diperiksa, dipastikan alat HematologyAnalyzer
dalam keadaan ready atau siap digunakan
3) Pilih “Return” dan masukkan sampel dari tabung EDTA melalui
selang besi yang ada pada alat hematology analyzer.
4) Kemudian tekan tombol “start” dan tunggu hasilnya.
c) Pasca Analitik
Nilai normal :
 Hemoglobin = 12-16 g/dL
 Leukosit = (4-10)x103/mm3
 Eritrosit = (4-6)x103/mm3
 Trombosit = (150-400)x103/mm3
 Hematokrit = 37-48%
 MCV = 80-100 fl
 MCH = 26-43 pg
 MCHC = 32-36 g/dl

2. Bleeding Time (Masa Perdarahan)


a) Pra Analitik
1) Persiapan pasien: tidak memerlukan persiapan khusus
2) Persiapan sampel: darah kapiler
24

3) Metode Duke
4) Prinsip pemeriksaan: Dibuat luka standar pada daun telinga,
lamanya perdarahan sampai berhenti dicatat.
5) Alat dan Bahan:
 Disposible Lanset steril
 Kaca objek
 Kapas alkohol
 Tissue
 Stopwatch
b) Analitik
1) Desinfeksi daun telinga dengan kapas alkohol, biarkan mengering.
2) Buat luka dengan disposable lanset steril panjang 2 mm dalam 3
mm darah pertama yang kluar dihapus dengan kapas dan tepat pada
saat darah keluar jalankan stopwatch.
3) Setiap 30 detik darah yang keluar diusap dengan tissu atau
menggunakan kapas tetapi jangan sampai menyentuh luka.
4) Bila perdarahan berhenti, hentikan stopwatch dan catatlah waktu
perdarahan.
c) Pasca Analitik
Nilai normal : 1 – 3 menit

3. Clotting Time (Masa pembekuan)


a) Pra Analitik
1) Persiapan pasien: tidak memerlukan persiapan khusus
2) Pesrsiapan sampel : darah vena
3) Metode tabung
4) Prinsip : diambil darah vena dan dimasukkan kedalam tabung
kemudian dibiarkan membeku. Selang waktu dari saat
pengambilan darah sampai saat darah membeku dicatat sebagai
masa pembekuan.
25

5) Alat dan Bahan:


 Kapas alkohol
 Spoit 3 cc
 Stopwatch
 Tabung reaksi 1 buah tabung
b) Analitik
1) Disediakan 4 tabung reaksi tampa antikouagulan
2) Diambil darah vena menggunakan spoit 3 ml , segera dijalankan
stopwatch pada saat darah tampak di dalam jarum.
3) Dituang 1 ml setiap tabung
4) Setelah 3 menit memulai mengamati tabung 1. Diangkat tabung
keluar dari rak tabung dalam posisi tegak lurus. Lalu
dimiringkan dan perhatikan apakah darah masih bergerak atau
tidak ( membeku )
5) Dilakukan hal yang sama pada semua tabung setiap selang waku
30 detik sampai terlihat darah dalam tabung sudah membeku
6) Catat selang waktu dari saat pengambilan darah sampai darah
membeku sebagai masa pembekuan.
c) Pasca Analitik
Nilai normal : 1 – 7 menit

4. Laju Endap Darah ( LED )


a) Pra Analitik
1) Persiapan pasien: tidak memerlukan persiapan khusus
2) Persiapan sampel: darah vena
3) Metode outometic ( ves metic easy )
4) Prinsip pemeriksaan: Mengukur kecepatan sel-sel darah dalam
satuan waktu tertentu, dalam keadaan darah berdiri tegak lurus
dalam satu tabung.
26

5) Alat dan Bahan:


 Ves metic easy
 Tabung Ves Tec
 Tabung vacum EDTA
 Spoite
 Kapas alkohol
 Rotator
 Sampel darah vena
b) Analitik
1) Sampel darah dimasukkan dalam tabung led berisi Natrium Sitrat
0,4 ml sampai tanda batas pada tabung Ves Tec
2) Dihomogenkan dengan cara dibolak balikkan tabung tersebut
kurang lebih 2x
3) Tabung Ves Tec berisi sampel darah pasien dimasukkan atau
diletakkan pada alat baca LED ( ves metic easy )
4) Diklik tombol Ok sampai muncul stat 1 random, jika dimulai
pada posisi satu
5) Diklik tombol Ok kembali untuk membaca sampel darah pasien
6) Ditunggu hasilnya dalam jangka waktu 20 menit.
c) Pasca Analitik
Nilai normal : Laki-laki = 10
Perempuan = 20

5. Pemeriksaan Kimia Darah


Pemeriksaan kimia darah ( GDS, GDP, glukosa 2 jam PP,
SGOT, SGPT, protein total,albumin,bilirubin total, bilirubin direk,
ureum, kreatinin, cholestrol total, cholestrol HDL, cholestrol LDL, Tg,
Asam urat ) menggunakan alat outomatic ( Sclavo 100 ).
a) Pra Analitik
1) Persiapan Pasien : Tidak ada persiapan khusus
2) Persiapan Sampel : Serum Pasien
27

3) Metode : Automatic (Sclavo)


4) Alat & Bahan
 Alat Sampling (Alkohol, Kapas, Plester, Spoid, Tourniquet)
 Centrifuge
 Cup Serum
 Darah EDTA
 Handschon
 Mikropipet 100µl, & 1000µl
 Sclavo (Palio 100/ palio 200)
 Tabung Reaksi
5) Pengambilan Sampel :
 Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan lalu pakai
sarung tangan dan dipasang tourniquet pada lengan pasien.
 Didesinfektan area vena puncture dengan kapas alkohol
gerakan memutar dari tengah ke tepi, biarkan 30 detik untuk
pengeringan alkohol
 Ditusuk jarum ke dalam vena, posisi lubang jarum
menghadap ke atas dengan sudut 15-300.
 Dilepaskan tourniquet setelah darah mengalir (jangan biarkan
tourniquet terpasang lebih dari 1 menit)
 Ditarik perlahan-lahan pengisap (plunger) dan dibiarkan spoit
terisi darah.
 Setelah darah yang diperlukan cukup, kepalan tangan
dilepaskan.
 Diletakan kapas steril di atas tempat penusukan, & ditarik
jarum perlahan-lahan lalu kapas ditekan selama 3-5 menit.
 Dimasukan darah kedalam tabung EDTA
 Diplester bagian vena puncture dan lepas setelah 15 menit
28

b) Analitik :
Pemeriksaan kimia darah dengan alat Automated Random Access
Clinical Chemistry Analyzer Palio 100.
1) Dipastikan alat sudah IDLE atau standby
2) Diletakan botol-botol reagen seseuai dengan nomor dan posisinya
masing-masing yang dapat dilihat atau disamakan dilayar pada
menu status
3) Disiapkan sampel pasien yang akan dikerjakan, kemudian ambil
serum pasien minimal 300 µl dengan mikropipet, lalu dimasukkan
pada cup sampel ( dihindari adanya gelembung pada serum pasien
yang ada di cup sampel)
4) Diklik work list pada bagian pojok kiri bawah layar, dan akan
masuk pada tampilan pengisian data pasien
5) Diklik SMP untuk mengerjakan sampel pasien, kemudian
diisikan:
 IDcode (urut sesuai dengan no sebelumnya)
 Sampel type : Serum
 Patient type : Male/female/pedriatic
 Tube type : sample cup
6) Diklik parameter yang ingin dikerjakan, dengan cara diklik
parameter yang diinginkan hingga lampu bulat hijau menyala
7) Setelah itu diisi data pasien dengan mrengklik Patient Private
Data, kemudian akan tampil kolom pengisian data pasien , isikan
No UNIQUE ID sama dengan NO CODE pasien selanjutnya
isikan sesuai data pasien
8) Kemudian klik SAVE untuk menyimpan data pasien dan
klikclose untuk keluar dari kolom pasien private data
9) Selanjutnya klik SAVE IN WL
10) Serum yang sudah disiapkan di sampel cup, diletakkan di rak
sampel sesuai Nomor posisi sampel pasien tersebut
29

11) Dilakukan perlakuan yang sama pada sampel pasien selanjutnya


sesuai dengan langkah-langkah pengerjaan dari No.5 s/d 10
12) Selanjutnya klik NEXT kemudian klik NEXT kembali dan
terakhir klik STAR RANDOM untuk memulai pengerjaan
sampel.

Pemeriksaan kimia darah dengan alat Automated Random Access


Clinical Chemistry Analyzer ERBA XL 300.
1) Dipastikan alat sudah IDLE atau standby.
2) Diletakan botol-botol reagen seseuai dengan nomor dan posisinya
masing-masing yang dapat dilihat atau disamakan dilayar pada
menu status.
3) Disiapkan sampel pasien yang akan dikerjakan, kemudian ambil
serum pasien minimal 500 µl dengan mikropipet, lalu dimasukkan
pada cup sampel ( dihindari adanya gelembung pada serum pasien
yang ada di cup sampel).
4) Masuk ke menu PATIENT ENTRY. Pada kolom tersebut, isi data
pasien yang diperlukan sesuai data yang dimiliki.
5) Kemudain pilih jenis task parameter yang akan dilakukan, lalu
KLIK “SAVE” untuk menyimpannya.
6) Selanjutnya masuk di menu STATUS MONITOR, untuk
melanjutkan proses running.
7) Diperiksa kembali kelengkapan sampel, reagen dan data
pasiennya.
8) Jika sudah lengkap, dilanjutkan dengan KLIK “START“ ( panah
warna hijau ), untuk memulai proses running.
9) Setelah running pasien selesai, hasil dapat dilihat pada sub MENU
PATIENT REPORT atau RESUT RETRINT ( menu REPORT).

c) Pasca analitik
Nilai normal :
30

1) GDS (Gula darah sewaktu) : 70-110 mg/dl(3,88-6,10


mmol/L)
2) GDP (Gula darah puasa) :70-110 mg/dl(3,88-6,10
mmol/L)
3) SGOT : Laki-laki : ≤ 37
Perempuan : ≤ 31
4) SGPT : Laki-laki : ≤ 37
Perempuan : ≤ 31
5) Bilirubin direk : 0-0,35 mg/dl
6) Bilirubin total : 0-1,1 mg/dl
7) Total protein : 6,2-8,5 gr/dl
8) Albumin : 3,5-5,5 gr/dl
9) Ureum : 10-50 mg/dl
10) Kreatinin : Laki-laki : 0,9-14 mg/dl
Perempuan : 0,9-1,1 mg/dl
11) Chol. Total : ≤ 200 mg/dl
12) HDL : Laki-laki : ≥ 45 mg/dl
Perempuan : ≥ 55 mg/dl
13) LDL : < 150 mg/dl
14) Trigliserida : < 150 mg/dl
15) Asam urat : Laki-laki : 3,4-7,0 mg/dl
Perempuan : 2,4-5,7 mg/dl

6. Pemeriksaan Immunologi/serologi
1. Pemeriksaan Widal
a) Pra Analitk
1) Persiapan Pasien : Tidak ada persiapan khusus
2) Persiapan Sampel : Serum Pasien
3) Metode: Aglutinasi
31

4) Prinsip:Adanya Antibody Salmonella pada sampel serum


akan bereaksi dengan Antigen terdapat dalam reagen widal
sehingga terjadinya aglutinasi.
5) Alat Dan Bahan:
Alat :
 Mikropipet 5 µl, 10 µl, 20 µl
 Kaca Objek
 Miskroskop
Bahan :
 Anti Salmonella thyphi “O”
 Anti Salmonella thyphi “H”
 Anti Salmonella parathyphi “AH”
 Anti Salmonella parathyphi “BH”
 Serum
b) Analitik
O, H, AH, BH TITER
1/80 1/160 1/320
Reagen 40 µl 40 µl 40 µl
Sampel 20 µl 10 µl 5 µl
Keterangan :
Masing-masing parameter ( O, H, AH, BH ) dikerjakan melalui titer
1/80
c) Pasca analitik
1) Jika dalam 1 menit aglutinasi (-) maka hasilnya Negatif
2) Jika aglutinasi (+) dilanjutkan ke titer yang lebih besar

2. Pemeriksaan Narkoba
a) Pra Analitik
1) Persiapan pasien : tidak ada persiapan khusus
2) Persiapan sampel : urine
3) Metode:EIA (enzyme immunoassay)
32

4) Prinsip: Terjadi reaksi penjenuhan IgG narkoba yang


mengandung substrat enzim (Ab) dengan sampel urine (Ag).

5) Alat Dan Bahan:


Alat :
 Pot urine
 Tabung
Bahan :
 Urine
 Strip tes Narkoba (Amfetamin, Morfin, Cocain dll)
 Tisue
b) Analitik
1) Biarkan sampel dan reagennya mencapai temperatur ruang
250C
2) Pada cara stick, celupkan stick kedalam urin sampel dan tidak
melebihi tanda batas bantalan (pad) spreading layer.
3) Biarkan dalam temperatur kamar, hasil dibaca pada 3-5 menit
pertama, kemudian 3-5 menit kedua:
4) Jika muncul hanya 1 garis merah di area C maka hasil di
katakan Positif.
5) Jika muncul 2 garis merah, satu di area C dan lainnya di area
T maka hasil di katakan Negatif.
6) jika tidak muncul garis merah di "C" dengan atau tanpa di "T”
maka di katakan Invalid .
c) Pasca Analitik
Nilai Normal
1) Positif (+) : Tanda satu garis di area C
2) Negatif (-) : Tanda dua garis di area C dan T
33

3. Pemeriksaan (Tes kehamilan)


a) Pra Analitik
1) Persiapan pasien : tidak ada persiapan khusus
2) Persiapan sampel : urine
3) Prinsip : Mengukur kadar hormon pertumbuhan yang
dikenal sebagai HCG (Human Chorionic Gonadotropin) di
dalam urin zat kimia akan bereaksi. Kemudian akan
menunjukkan perubahan warna, atau pertambahan garis, atau
tanda tertentu, yang menunjukkan kondisi positif
ditemukannya kadar HCG di dalam urin.
4) Alat dan Bahan
 Strip Plano tes
 Tabung Penampungan Urin
 Urine
b) Analitik
1) Disiapkan alat dan bahan
2) Dimsukkan urin ke dalam tabung reaksi
3) Dicelupkan strip plano ke dalam tabung reaksi yang berisiurin
sampai tanda batas selama 2-3 menit.
4) Diangkat strip plano
5) Diamati Hasil.
c) Pasca Analitik
1) (+) Positif : Dua garis merah
2) (-) Negatif : Satu garis merah

4. PemeriksaanHbSAg
a) Pra Analitik
1) Persiapan pasien : tidak ada persiapan khusus
2) Persiapan sampel : serum pasien
3) Prinsip : HbsAg one step hepatitis B surface antigen test
strip ( serum/plasma ) adalah test kualitatif imunologi secara
34

aliran lateral untuk mendeteksi HbsAg pada serum atau plasma


bereaksi dengan partikel yang dilapisi dengan anti HbsAg
antibodi monoklonal. Campuran tersebut akan bergerak
sepanjang membran secara kapilaritas dan bereaksi dengan anti
HbsAg antibodi poliklonal pada membran dan menghasilkan
garis berwarna. Munculnya garis berwarna pada garis test
mengindikasikan hasil positif dan jika tidak ada garis berwarna
pada garis test menandakan hasil negatif.
4) Alat dan Bahan :
 Tabung vakum EDTA
 Strip HbsAG
 Serum/ plasma
b) Analitik
1) Diambil bungkusan strip pada suhu ruangan, sebelum
bungkusan tersebut dibuka. Buka bungkusan strip pemeriksaan
sebaiknya dilakukan tidak lebih dari 1 jam.
2) Dimasukkan strip ke dalam serum/plasma yang telah
dimasukan ke dalam tabung yang mudah di amati, biarkan 10-
15 detik dalam serum. Batas serum jangan sampai pada MAX
LINE .
3) Dikeluarkan strip, didiamkan 15 menit kemudiaan baca
hasilnya sampai muncul garis merah.
a) Pasca Analitik
1) (+) Positif : Dua garis merah
2) (-) Negatif : Satu garis merah

5. Pemeriksaan Golongan Darah


a) Pra Analitik
1) Persiapan pasien : tidak ada persiapan khusus
2) Persiapan sampel : darah pasien
35

3) Prinsip : Golongan darah diindentifikasikan dengan melihat


aglutinasi yaitu penggumpalan sel darah merah akibat reaksi
antara antibodi dalam serum/plasma dengan antigen pada sel
darah merah.
4) Alat dan Bahan
Alat :
 Autoclik
 Lancet
 Slide
Bahan :
 Darah kapiler
 Reagen Anti A
 Reagen Anti B
 Reagen Anti AB
 Reagen Rhesus
 Kapas alkohol
b) Analitik
1) Bersihkan daerah jari yang ingin ditusuk dengan kapas alkohol.
2) Darah kapiler diambil dari jari pasien dengan menggunakan
autoclik.
3) Darah pertama dibersihkan dan darah selanjutnya digunakan
untuk pemeriksaan.
4) Darah diletakkan pada objek gelas pada bagian kiri dan kanan.
5) Teteskan darah yang kiri dengan reagen Anti A dan darah yang
sebelah kanan diteteskan reagen anti B.
6) Dihomogenkan.
7) Dilihat adanya aglutinasi pada kedua tetesan tersebut dan
dicatat hasilnya.
36

c) Pasca Analitik

Keterangan
1) Golongan darah A : terdapat aglutinasi pada tetesan darah
yang diberi reagen anti A
2) Golongan darah B : terdapat aglutinasi pada tetesan darah
yang diberi reagen anti B
3) Golongan darah AB : terdapat aglutinasi pada tetesan kedua
darah tersebut
4) Golongan darah O : tidak ada aglutinasi pada kedua tetesan
darah tersebut

6. Pemeriksaan Anti HCV


a) Pra Analitik
1) Persiapan pasien : tidak memerlukan persiapan khusus
2) Persiapan Sampel : Darah EDTA
3) Metode : Imunokromatografi
4) Tujuan :Untuk mengetahui adanya virus
hepatitis C dalam serum
5) Alat dan bahan
 Pipet tetes
 Strip Anti HCV
 Tabung reaksi
 Serum sampel
 Reagen HCV / buffer HCV
37

b) Analitik
1) Di Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2) Di Tempatkan kemasan strip pada temperature ruangan
sebelum dibaca
3) Di Siapkan serum dalam tabung reaksi kemudian diambil
kurang lebih satu tetes serum, lalu masukan strip HCV setelah
itu masukan buffer HCV kurang lebih 2 tetes.
4) Di Tunggu sampai muncul garis merah pada strip
c) Pasca Analitik
Interpretasi Hasil :
1) (+) positif : terdapat 2 garis pada daerah control dan tes
2) (-) Negatif : terbentuk satu garis pada daerah control
3) Invalid : tidak terdapat garis pada daerah control dan tes

7) Pemeriksaan Anti HBs


a) Pra Analitik
1) Persiapan pasien : Tidak memerlukan persiapan khusus
2) Persiapan Sampel : Darah EDTA
3) Metode : imunokromatografi
4) Tujuan :untuk mengetahui adanya antibody
dalam serum.
5) Prinsip : serum diteteskan kedalam wadah dan
reaksi yang terjadi akan memberikan hasil dengan tanda garis
6) Alat dan Bahan
 Strip anti HBs
 Tabung reaksi
 mikropipet
 Tips
 Tissue
 Serum
38

b) Analitik
1) Di Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2) Dicentrifuge darah dengan kecepatan 3000 rpm selama 10
menit
3) Di Buka strip anti HBs dari kemasannya
4) Di Celupkan strip tersebut kedalam tabung yang berisi serum
5) Di Biarkan selama 5 menit , diangkat dan dibaca hasilnya
c) Pasca Analitik
Interpretasi Hasil :
1) (+) Positif : terdapat 2 garis pada daerah control dan tes
2) (-) Negatif : hanya terdapat 1 garis pada daerah control
3) Invalid : tidak terdapat garis pada daerah control dan tes

8) Pemeriksaan HIV
a) Pra Analitik
1) Persiapan pasien :Tidak ada persiapan khusus
2) Persiapan Sampel :Serum pasien
3) Metode :Strip
4) Prinsip : Spesimen yang diteteskan pada ruang
membrane bereaksi dengan partikel yang telah dilapisi dengan
protein A yang terdapat pada bantalan spesimen.Selanjutnya
akan bergerak secara kromatografi dan bereaksi dengan
antigen HIV rekombinan yang terdapat pada garis test.Jika
spesimen mengandung antibodi HIV maka akan timbul garis
warna
5) Alat dan Bahan       
 Strip HIV/Test card HIV
 Pipet tetes
 Tabung reaksi kecil + rak 
 Sampel serum
 Sampel dilution buffer
39

b) Analitik
1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2) Dimasukkan 3 tetes serum pada sumur sampel.
3)  Ditambahkan 1 tetes larutan buffer.
4) Didiamkan selama beberapa menit.
5) Dibaca reaksi yang terjadi.
c)Pasca Analitik
1) Positif (+) : Terbentuk dua atau tiga garis berwarna satu pada
zona garis test 1 atau 2 dan satu pada zona garis control. Hal
ini berarti pada serum terdapat antibody HIV.
2) Negatif (-) : Terbentuk satu garis warna pada zona garis
control saja, ini berarti pada serum dan plasma dan darah
tidak ada antibody HIV.
3) Invalid/Test gagal       : Jika tidak timbul garis warna zona
Control maka tes di nyatakan gagal, diulangi test dengan alat
yang baru.

7. Pemeriksaan Urinalisa
a) Pra Analitik
1) Persiapan Pasien : Tidak memerlukan persiapan khusus,
kecuali untuk tes urin post prandial, pasien berkemih setelah
makan 1 ⅟2 -3 jam
2) Persiapan Sampel :
 Wadah penampung bersih dan kering
 Identifikasi sampel (nama, nomor, alamat dan umur )
 Urin diperiksa dalam waktu ≤ 2 jam setelah dikemihkan
 Sampel urin sewaktu : urin 24 jam atau 12 jam
3) Alat Dan Bahan
 Wadah penampug urin bersih dan kering atau steril untuk
tes mikrobiologi
 Gelas volume
40

 Tabung reaksi
 Pipet tetes
 Mikroskop
 Kaca objek dan kaca penutup
 Sentrifuge
 Alat urin analyser BA 600 dan reagen stripnya BA-11A
b) Analitik
Cara kerja
1) Tes Makroskopik
 Diperhatikan warna/kejernihan dan bau
 Diukur volume urin menggunakan gelar takar
2) Tes kimia
 Dicelup 1 lembar reagen strip ke dalam urin sampai urin
mengenai area reaksi
 Diletakkan pada alat Urin Analyzer BA 600, dijalankan
sesuai prosedur
 Hasil keluar dalam bentuk lembar print out, berupa: berat
jenis (BJ), pH, Leukosit, Nitrit, Protein, Glukosa, keton,
Urobilinogen, Bilirubin, Hemoglobin dan vitamin c.
3) Tes Mikroskopik/Sedimen
 Dimasukkan 10-15 ml urin ke dalam tabung reaksi,
disentrifus selama 5 menit pada 1500-2000 rpm
 Dibuang cairan di bagian atas tabung, sehingga volume
cairan dan sedimen tinggal 0,5-1 ml
 Dikocok tabun untuk mensuspensikan sedimen
 Diletakkan 2 tetes suspense tersebut di atas kaca objek lalu
ditutup dengan kaca penutup
 Diperiksa sedimen di bawah mikroskop dengan lensa
obyektif 10x untuk lapangan pandang kecil (LPK) untuk
melaporkan jumlah rata-rata sedimen, serta lensa objektif
41

40x untuk lapangan pandang besar (LPB) untuk melaporkan


jumlah rata-rata eritrosit dan lekosit
 Ditulis hasil yang diperoleh berupa elemen organic yaitu
jumlah sel eritrosit, lekosit, epitel, silinder, bakteri, jamur,
parasit dan elemen anorganik berupa Kristal, zat lemak.

c) Pasca Analitik
1) Hasil normal urine berupa : berwarna antara kuning muda
dan kuning tua , jernih
2) Hasil normal pemeriksaan urin menggunakan alat Urine
Analyzer BA 600
 Vitamin c : Negatif
 Urobilinogen : Negatif
 Bilirubin : Ngeatif
 Keton : Negatif
 Blood : Negatif
 Protein : Negatif
 Nitrit : Negatif
 Leukosit : Negatif
 Glukosa : Negatif
 Berat jenis : 1.005
 pH : 5.0
3) Hasil normal pemeriksaan sedimen urin
 Eritrosit : Normal 0 -1
 Leukosit :Normal 0 – 2
 Epitel Skuamosa : Normal 5-15/LPB
 Bakteri : Normal 0/LPB
 Kristal : Normal 0/LPK

8. Pemeriksaan Mikrobiologi
42

1.Pewarnaan BTA
a)Pra Analitik
1)Persiapan Pasien : Tidak memerlukan persiapan khusus
2)Persiapan Sampel : Sputum(dahak)
3)Metode : Zeihl Neelsen
4) Prinsip :Dinding bakteri yang tahan asam
mempunyai lapisan lilin dan lemak yang sukar ditebus cat
dengan pengaruh fenol dan pemanasan maka lapisan lilin dan
lemak itu dapat ditembus cat basic fuchsion
5) Alat dan bahan:
 Mikroskop
 Jarum ose
 Lampu spirtus
 Objek gelas
 Sputum/dahak
 Carbol fuchsion
 Asam Alkohol
 Methylen blue 0,3%
 Oil imersi
b) Analitik
1)Dibuat sediaan dengan cara coiling ukuran 2x3 cm
2)Lalu sediaan dilewatkan 3x melalui api spirtus
3)Sediaan digenangi dengan carbol fuchsion
4) Dari bawah sediaan dipanasi dengan menggunakan sulut
ap/spirtus sampai keluar uap (jangan sampai mendidih)
5) Diamkan selama minimal 5 menit.lebih lama diperbolehkan
tetapicat sediaan jangan sampai kering
6) Sediaan dibilas dengan hati-hati dengan air mengalir
7) Sediaan dimiringkan untuk membuang air
8) Sediaan digenangi dengan asam alkohol sampai tidak tampak
warna karbol fuchsion
43

9) Digenangi dengan methylene blue selama 10-20 detik


10) Sediaan dibilas dengan air mengalir dan dikeringkan sediaan
pada rak pengering.
c) Pasca Analitik
1) Tidak ditemukan BTA minimal dalam 100 lapanga pandang :
Negatif
2) Jika ditemukan 10-99 BTA dalam 100 lapangan pandang : +1
3) Jika ditemukan 1-10 BTA dalam 1 lapangan pandang,
diperiksa minimal 50 lapangan pandang : +2
4) Jika ditemukan > 10 BTA dalam 1 lapangan pandang,periksa
minimal 20 lapangan pandang : +3

2. Pemeriksaan Reitz Serum


a) Pra Analitik
1) Persiapan Pasien : Tidak memerlukan persiapan khusus
2) Persiapan sampel : Reitz serum
3) Prinsip : Diambil risa serum atau bagian lesi yang
aktif dari pasien terduga lepra kemudian dilakukan pewarnaan
tahan asam untuk melihat adanya bakteri tahan asam dengan
bentuk solid, globus, fragmented, granular atau clump.
4) Alat dan Bahan :
 Handscoon
 kapas kering
 Kapas alkohol 70%
 Spidol
 pisau aesculape
 label
 objek glass
 plester
 mikroskop
 Reitz serum pasien
44

b) Analitik
1) Di Kenakan handscoon sebelum melakukan tindakan
2) Di anjurkan pasien duduk dengan posisi yang nyaman
3) Didesinfeksi kedua cuping telinga pasien dengan kapas
alkohol 70%, biarkan Kering
4) Kemudian cuping telinga di tekan atau di jepit di antara jari
telunjuk dn ibu jari sampai pucat
5) Disayat bagian yang pucat dengan pisau aesculape dengan
kedalaman 2 mm dan panjang 5 mm
6) Diambil serum yang telah keluar dengan punggung pisau
aesculape
7) Dioleskan pada objek glass dengan gerakan memutar dari
dalam keluar
8) Diplester bekas sayatan
9) Dilakukan hal yang sama pada cuping telinga yang satunya
10) Diperiksa sediaan yang telah siap
c) Pasca Analitik
1) Negatif = Tidak ditemukan BTA/100 LP
2) +1 = 1-10 BTA/100 LP
3) +2 = 1-10 BTA/10 LP
4) +3 = 1-10 BTA/1LP
5) +4 = 10-100 BTA/1 LP
6) +5 = 100-1000 BTA/1LP

3. Pewarnaan Gram
a) Pra Analitik
1) Persiapan Pasien :Tidak memerlukan persiapan khusus
2) Persiapan Sampel :
3) Metode :
4) Prinsip : Gram(+),peptidoglikan bakteri yang
tebal dan lapisan lemak yang tipis pada dinding bakteri
45

berikatan kuat dengan gentian violet. Lugol memperkuat ikatan


tersebut lalu diberikan alkohol sehingga melunturkan
lemak,karena pada bakteri gram (+)lemaknya tipis sehingga
warna ungu pada gentian violet yang luntur pun sedikit dan
bakteri tetap dipenuhi warna ungu maka tidak bisa lagi
berikatan dengan fuchsion.Gram(-),peptidoglikan bakteri yang
tipis dan lapisan lemak yang tebal pada dinding bakteri
berikatan kuat dengan gentian violet. Ikatan yang terjadi
adalah ikatan lemah,lalu diberi lugol memperkuat ikatan
tersebut dengan gentian violet,namun tidak terlalu memberi
arti signifikan sehingga bakteri gram(-)yang memiliki lemak
tebal ketika diberi alkohol maka lemak luntur dan warna
gentian violet pun luntur. Karena tidak terwarnai maka bakteri
akan menyerap warna fuchsion yaitu merah.
5) Alat dan bahan:
 Kaca objek
 Api spirtus
 Pipet tetes
 Kristal violet / Gentian violet
 Lugol
 Alkohol
 Safranin / Karbol Fuksin
b) Analitik
1) Dibuat preparat dengan cara melingkar diameter 2-3 cm
2) Difiksasi diatas api sampai kering
3) Digenangi dengan gentian violet 3 menit, dicuci dengan air
4) Digenangi dengan lugol selama 2 menit
5) Digenangi dengan alkohol hingga jernih
6) Dicuci dengan air dan digenangi dengan fuchsion selama 1
menit, lalu dicuci dengan air
7) Dikeringkan dan periksa dimikroskop pembesaran 1000X
46

c) Pasca Analitik
1) Gram positf :berwarna ungu
2) Gram negatif :berwarna merah

4. Pemeriksaan KOH
a) Pra Analitik
1) Persiapan Pasien :Tidak memerlukan persiapan khusus
2) Persiapan Sampel :
3) Prinsip :Larutan KOH 10% atau 20% akan
melisiskan kulit, kuku dan rambut sehingga bila mengandung
jamur, di bawah mikroskop akan terlihat hypa dan atau spora.
Pemeriksaan KOH ( kalium hidreksida ) merupakan
pemeriksaan yang di anjurkan untuk
menegakkan diagnosis pada setiap kasus kelainan kulit pada
infeksi jamur. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara
melakukan pengerokkan kulit pada bagian kulit yang
mengalami infeksi jamur. Hasil yang diterapkan pada
pemeriksaan ini ditemukannya elemen jamur beruna hifa
panjang dan artrospara ( hifa bercabang ) yang berarti bahwa
penyebab kelainan kulit pada pasien di sebabkan oleh jamur
nakal ( dermatopita )
4) Alat dan bahan:
 Mikroskop
 Kaca objek 
 Kaca penutup
 Lampu spiritus
 Pinset
 Skapel
 Alcohol 70%
47

b) Analitik
Cara pembuatan sediaan
1) Di Teteskan 1-2 tetes larutan KOH 10% ke atas kerokan yang
telah disiapkan kemudian ditutup dengan kaca penutup
2) Dibiarkan ± 15 menit atau dihangatkan di atas nyala api selama
beberapa detik untuk mempercepat proses lisis
3) Diperiksa sediaan di bawah mikroskop dengan mula-mula
pembesaran objektif 10x, kemudian dengan pembesaran 40x
untuk mencari adanya hypha dan atau spora.
c) Pasca Analitik
1) Positif :Bila ditemukan adanya hypa dan atau spora
2) Negatif :Bila tidak ditemukan adanya hypa dan atau spora

9. Pemeriksaan parasitology
1. Pemeriksaan DDR Malaria
a) Pra Analitik
1) Persiapan Pasien : Tidak memerlukan persiapan khusus
2) Persiapan Sampel : Darah pasien
a. Prinsip : Setetes darah diwarnai dengan
giemsa
3) Alat dan bahan :
 Objek glas
 Mikroskop
 Larutan giemsa
 Oil imersi
b) Analitik
1. Sediaan Apus Darah Tebal
 Diteteskan satu tetes darah pada objek glass(tidak boleh
menggunakan darah dengan antikoagulan)
 Gunakan ujung objek glass lainnya untuk membentuk
lingkaran dengan diameter ± 1 cm kemudian dikeringkan
48

 Diwarnai dengan giemsa setelah dibasuh dengan air untuk


melisiskan sel darah tanpa dilakukan fiksasi dengan metanol
2. Sediaan Apus Darah Tipis
 Satu tetes darah dibuat apusan sehingga membentuk bagian
tipis, dikeringkan
 Difiksasi dengan metanol absolut selama 5 menit
 Diwarnai darah tebal dan tipis dengan giemsa 3% selama
20-30 menit
3. Pemeriksaan sediaan apusan
Periksa sediaan darah di bawah mikroskop dengan lensa
objektif 100x.
c) Pasca Analitik
1) Positif :Bila ditemukan plasmodium
2) Negatif :Bila tidak ditemukan plasmodium

2. Pemeriksaan Feces
a) Pra Analitik
1) Persiapan Pasien : Tidak memerlukan persiapan khusus
2) Persiapan Sampel : Feces
3) Metode : Pewarnaan eosin
4) Prinsip :Adanya telur atau larva cacing dalam
tinja dapat diketahui dengan pemeriksaan secara mikroskopis
dengan pengecatan lugol atau eosin, menggunakan perbesaran
100x (lensa objektif 10x dan lensa okuler 10x).
5) Alat dan bahan :
 Mikroskop
 Deck glass
 Lidi/tusuk gigi
 Kertas saring
 Objek glass
49

 Larutan lugol atau eosin


 Sampel tinja
b) Analitik
1) Disiapkan object glass bersih, kering dan bebas lemak.
2) Diteteskan 1 tetes larutan lugol pada object glass.
3)  Ditambahkan 1 tetes sampel tinja pada object glass.
4) Diaduk atau campur dengan tusuk gigi sampai homogen.
5) Ditutup dengan deck glass posisi rapi dan simetris. Kelebihan
cairan dihisap dengan kertas saring. Jangan sampai ada
gelembung udara.
6) Diperiksa di bawah mikroskop dengan perbesaran 100x (lensa
objektif 10x dan lensa okuler 10x) secara simetris.
c) Pasca Analitik
1) Hasil positf :Ditemukan telur cacing
2) Hasil negatif : Tidak ditemukan telur cacing
50

BAB IV
HASIL PELAKSANAAN PKL

A. Analisis Masalah
Masalah yang sering terjadi dirumah sakit selama proses praktek
kerja lapangan (PKL) yaitu keterlambatan pengambilan sampel darah
pasien ( flebotomi ) dari ruangan rawat inap , hal ini disebabkan karena
keterlambatan perawat di ruang rawat inap mengampra atau mengantar
buku ampra ( formulir pemeriksaan) dilaboratorium setelah dokter
memberikan formulir pemeriksaan pasien kepada perawat diruangan rawat
inap tersebut, sehingga terkadang dokter perujuk menyalahkan pihak
laboratorium atas keterlambatan pengambilan sampel pasien tersebut.
Seharusnya perawat dari ruangan lebih memperhatikan lagi hal-hal seperti
ini karena jika hal seperti ini disepelekan maka akan berakibat yang lebih
fatal dalam hal penanganan pasien.

B. Rancangan
Penangan pasien sebaiknya efesien dan efektif , baik dari konsultasi
dokter, pengambilan sampel pasien dan keluarnya hasil pemeriksaan
maupun sampai diagnosa dan pemberian resep obat. Sebagaimana di
jelaskan sebelumnya bahwa kendala atau masalah yang sering terjadi di
RSUD Kota Kendari adalah keterlambatan pengambilan sampel pasien
( sampling ) yang disebabkan keterlambatan perawat atau pegawai ruangan
rawat inap untuk mengampra fprmulir pemeriksaan pasien yang diberikan
oleh dokter. Untuk menangani masalah tersebut sebaiknya komunikasi
antar pegawai ruangan rawat inap dan pegawai laboratorium lancar dalam
hal penanganan pasien , dan pegawai diruangan rawat inap segera
mengampra ke laboratorium setelah menerima formulir pemeriksaan
pasien dari dokter. Sehingga pengambilan sampel pasien cepat dilakukan
dan pemeriksaan serta hasil pemeriksaan cepat keluar yang menunjang
diagnosa dokter dan pemberian obat terhadap pasien jaga cepat
51

penanganannya. Ada pun rancangan atau alur penangan pasien


( sampling , pengeluaran hasil pemeriksaan, diagnosa dan pemberian resep
obat ) rawat inap dan IGD di RSUD Kota Kendari adalah sebagai berikut:

Diagnosa dan pengobatan


Ampra
Dokter

Pasien

Perawat rawat
Ampra inap
Perawat IGD

Sampling Sampling

Laboratorium

Pra analitik Pasca analitik


Analitik

HASIL ( by phone )
52

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu
upaya untuk memperoleh pendidikan, latihan, pengalaman dan
pembelajaran tambahan bagi Mahasiswa(i) sehingga dapat menguasai dan
menerapkan prinsip dasar pemeriksaan hematologi, kimia klinik,
mikrobiologi, serologi, dan urinalisa dalam kurikulum pendidikan D-IV
Teknologi Laboratorium Medik. Banyak pengalaman, pembelajaran yang
dirasakan oleh penyusun selama melaksanakan Praktek Kerja Lapangan
(PKL), serta memperoleh umpan balik guna memperbaiki dan
mengembangkan pendidikan di Akademi Teknologi Laboratorium
Medik.Rumah Sakit Umum Daerah Abunawas terletak di Kota Kendari,
alat-alat yang di Laboratoriumnya RSUD telah menggunakan alat
Automatik dan tenaga laboratorium telah berkompetens di bidangnya.
Adapun parameter pemeriksaan di Laboratorium Rumah Sakit
Umum Daerah Kota kendari meliputi pemeriksaan hematologi, kimia klinik
(kimia darah), urinalisa, pemeriksaan serologi, pemeriksaan malaria dan
pemeriksaan BTA.

B. Saran
Dalam melakukan penanganan sampel dibutuhkan ketelitian dan
berdasarkan SOP sehingga hasil yang dikeluarkan cepat, tepat dan akurat
serta dapat direkomendasikan.
53

DAFTAR PUSTAKA

Gandasoebrata. 1967. Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat : Jakarta


Handojo, Indo. 2004. Imunoassay Terapan Pada Beberapa Penyakit Infeksi.
Surabaya: Airlangga University Press.
Hardjoeno. 2003. Interpretasi hasil laboratorium Diagnostik. Universitas
Hasanuddin : Makassar
Hardjoeno. 2007. Interpretasi Hasil Tes Laboratorium Diaggnostik. Cet 5.
Makassar : Hasanuddin University Press.
Manaba Faizin. 2001. Buku Ajar Patologi Umum. Edisi IV .Makassar
Siregar, Ch. JP, dan Amalia, L. 2004. Farmasi Rumah Sakit, Teori dan penerapan,
25-49. Buku Kedokteran EGC : Jakarta
54

LAMPIRAN GAMBAR

Gambar 1. Alat hematology Analyzer merk DIRUi

Gambar 2. Alat Hematology Analyzer merk DREW

Gambar 3. Urinalyzer
55

Gambar 4. Sentrifuge

Gambar 5. Alat Pemeriksaan Kimia Darah Palio


56

Gambar 6. Alat Kimia Darah Chemistrhy Analyzer

Anda mungkin juga menyukai