Anda di halaman 1dari 2

KASUS SINDROM KORONER AKUT STEMI

Pria berusia 68 tahun ke UGD mengeluh nyeri dada seperti tertekan tekanan dimana nyeri
yang berlangsung 20-30 menit yang terjadi saat istirahat. Sakit menjalar ke leher dan
rahangnya dan terasa tertekan disertai mual dan diaphoresis/keringat dingin. Nyeri pertama
dimulai kira-kira 6 jam yang lalu setelah dia sarapan pagi dan tidak hilang dengan antasida
atau SL NTG × 3 (sub lingual nasogastric tube).
Dia juga menyatakan bahwa dia telah mengalami nyeri dada selang seling di masa lalu
3–4 minggu dengan aktivitas minimal. Saat ini nyeri dada saat istrahat.
Riwayat penyakit hipertensi, DM tipe 2, dislipidemia, cardio artery disease/CAD dengan
PCI /percutaneous coronary intervention dengan drug eluting stent (DES) 3 tahun lalu.
Bapaknya meninggal umur 75 tahun karena HF, dan ibunya masih hidup 88 tahun dengan
HT dan DM tipe 2.
Merokok 20 tahun berhenti saat terima DES 3 tahun lalu,kadang minum bir akhir pekan.
Menggunakan obat: aspirin 81 mg po daily, metoprolol tartrate 25 mg po bid, simvastatin 40
mg po qhs, metformin 500 mg po bid sl ntg prn cp (chest pain).
Pemeriksaan fisik: TD 145/92, Nadi 89, Pernapasan18, suhu 37.1°C;
BB 95 kg, TB 178 cm

Data Lab dan ECG:

ECG: 2-3 mm ST-segment elevation inleads II, III, dan aVF


PERTANYAAN:
1. Apa riwayat pasien yang menunjukan STEMI akut?
2. Apa factor risiko yang menyebabkan CAD pada pasien?
3. Apa tujuan dan strategi terapi pada pasien?
4. Apa terapi non farmakologi pasien?
5. Apa peran terapi antikoagulan tambahan selama PCI, dan bagaimana
monitoringnya?
6. Apa peran terapi antiplatelet tambahan sebelum, selama, dan sesudah PCI, dan
bagaimana monitoringnya?
7. Apa terapi obat inisial pada pasien?
8. Apa yang harusd dimonitoring untuk ES dan efektivitas obatnya?

Anda mungkin juga menyukai