Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH PERKEMBANGAN DAN PENGEMBANGAN IPA

Disusun oleh

Ida Alfiani Hafid : A42120023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADILAKO
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan kemampuan,
kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun pikiran kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Perkembangan dan Pengembangan Ilmu
Pengetahuan Alam” tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak selaku dosen Ilmu
Kealaman Dasar atas bimbingan, pengarahan, dan kemudahan yang telah diberikan kepada
penulis dalam pengerjaan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan makalah ini. Maka dari
itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari pembaca sekalian. Penulis
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Palu, 26 Februari 2021

         
Ida Alfiani Hafid
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penulisan

1.4 Manfaat Penulisan

BAB II PERKEMBANGAN DAN PENGEMBANGAN IPA

2.1 Sejarah Perkembangan IPA

A. Zaman Kuno

B. Zaman Yunani Kuno

C. Zaman Pertengahan

D.Zaman Modern

2.2 IPA Klasik dan IPA Modern

a) IPA Klasik

b) IPA Modern

2.3 Ruang Lingkup IPA

A. ALAM SEMESTA DAN TATA SURYA AL-QUR’AN BERBICARA TENTANG


ALAM SEMESTA

B. TEORI BERBICARA TENTANG ALAM SEMESTA

C.  TEORI TERBENTUKNYA BUMI

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Ilmu pengetahuan alam adalah ilmu yang mempelajari tentang pengungkapan rahasia dan
gejala alam, meliputi asal-usul alam semesta dengan segala isinya, termsuk proses,
mekanisme, sifat benda maupun peristiwa yang terjadi. Manusia memiliki rasa ingin tau
terhadap alam hingga menyebabkan diperolehnya pengetahuan dari alam semesta ini.
Pengetahuan dari alam semesta inilah yang nantinya akan berkembang dan menjadi dasar
ilmu pengetahuan alam.dengan pengetahuan tersebut informasi akan terus bertambah dan
berkembang dari masa ke masa, serta berkembang sesuai zamannya, sejalan dengan cara
berfikir dan alat bantu yang ada pada saat itu. Oleh karena itu pengetahuan alam sangat
penting dalam kehidupan dan perkembangan zaman.

Sejalan dengan cara berfikir dan sifat manusia yang tidak pernah puas dengan apa yang
sudah diketahuinya,menjadikan ilmu pengetahuan menjadi siklus yang akan terus
berkembang. Munculnya istilah “Metode Ilmiah”  tidak lepas dari hal di atas. Dalam hal ini,
metode ilmiah merupakan jembatan untuk berkembangnya ilmu pengetahuan alam. Metode
ilmiah menjadi suatu yang penting yang di dalamnya terdapat langkah-langkah operasional
yang mendukung teciptanya pengetahuan.

Dengan metode ilmiah IPA klasik terciptanya banyak sekali ilmu pengetahuan yang menjadi
dasar untuk metode ilmiah IPA modern yang nantinya akan menentukan pengetahuan yang
baru dengan alat bantu dan cara berpikir yang lebih dari IPA klasik.

1.2  Rumusan Masalah

1.      Bagaimana sejarah perkembangan IPA ?


2.      Apa perbedaan IPA klasik dan IPA modern ?
3.      Apa saja ruang lingkup IPA serta pengembangannya ?
1.3  Tujuan Penulisan

1.      Mengetahui sejarah perkembangan IPA.


2.      Mengetahui perbedaan IPA klasik dan IPA modern.
3.      Mengetahui ruang lingkup IPA serta pengembangannya.
1.4  Manfaat Penulisan

Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak.
Khususya kepada mahasiswa untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam
mempelajari perkembangan dan pengembangan ilmu pengetahuan alam.
BAB II
PERKEMBANGAN DAN PENGEMBANGAN IPA

2.1  Sejarah Perkembangan IPA

Awal dari IPA dimulai pada saat manusia memperhatikan gejala-gejala alam, mencatannya
dan kemudian mempelajarinya. Pengetahuan yang diperoleh mula-mula terbatas pada hasil
pengeamatan terhadap gejala alam yang ada. Kemudian  makin bertambah dengan
pengetahuan yang diperoleh dari hasil pemikirannya. Dengan peningkatan daya pikirnya,
manusia akhirnya dapat melakukan eksperiment untuk membuktikan dan mencari kebenaran
dari suatu pengetahuan. Setelah manusia mampu memadukan kemampuan penalaran dengan
eksperimen maka lahirlah Ilmu Pengetahuan Alam sebagai ilmu yang mantap.

Pada mulanya ilmu pengetahuan timbul di Asia, meluas ke Yunani, kembali ke Asia di Timur
Tengah, baru kemudian ke Eropa. Untuk memberikan gambaran tentang perkembangan ilmu
pengetahuan alam berikut akan dibahas berbagai pengetahuan yang dikenal manusia dan cara
berpikirnya sejak zaman kuno sampai modern.

A.Zaman Kuno
Pengetahuan yang dikumpulkan pada zaman kuno berasal dari kemampuan mengamati dan
membeda-bedakan dan dari hasil percobaan yang sifatnya spekulatif atau trial and error.
Semua pengetahuan yang diperoleh diterima apa adanya, belum ada usaha untuk mencari
asal-usul dan sebab-akibat dari segala sesuatu.
Pada saat manusia mulai mempunyai kemampuan menulis, membaca dan berhitung maka
pengetahuan yang terkumpul dicatat secara tertib dan berlangsung terus-menerus. Misalnya
dari pengamatan dan pencatatanperedaran matahari, ahli astronomi Babilonia menetapkan
pembagian waktu. Tahun dibagi dalam 12 bukan, minggu dibagi dalam 7 hari dan hari dalam
24 jam, jam kemudian dibai dalam 60 menit dan menit dibagi dalam 60 detik.

B.Zaman Yunani Kuno


Yunani merupakan wilayah Eropa yang berbatasan dengan Asia Barat, maka dengan cepat
menimba ilmu pengetahuan dari timur. Di Yunani ilmu pengetahuan ini disempurnakan
melalui penyelidikan (inquiring). Pada tahap ini manusia tidak hanya menerima pengetahuan
sebagaimana adanya tetapi secara spekulatif mencoba mencari jawaban tentang asal-usul dan
sebab-akibat dari segala sesuatu. Beberapa tokoh dan pandangan-pandangannya adalah
sebagai berikut :

1)      Thales (624 – 548 SM)


Ahli filsafat dan matimatika, pelopor dari segala cabang ilmu. Thales dianggap sebagai orang
pertama yang mempertanyakan dasar dari alam dan segala isinya. Dia berpendapat bahwa
pangkal segala sesuatu adalah air.
2)      Pythagoras (580 – 500 SM)
Seorang ahli matematika. Dia mengemukakan 4 unsur dasar suatu benda, yaitu tanah, air, api,
dan udara. Pythagoras juga terkenal dengan dalilnya, yaitu Dalil Pythagoras. Dalil ini
mengatakan bahwa kuadrat panjang sisi miring sebuah segitiga siku-siku sama dengan
jumlah kuadrat panjang kedua sisi siku-sikunya (a² + b² = c²).
3)      Socrates (470 – 399 SM)
Socrates dianggap sebagai tonggak sejarah ilmu pengetahuan Yunani karena sejak Socrates
ini banyak penyelidikan yang dilakukan terhadap pengetahuan yang menyangkut kehidupan
manusia, sedangkan sebelumnya orang mengadakan penyelidikan yang menyangkut alam.
4)      Leucipus dan Demokritos (460 – 370)
Penemu teroi atom ini mengemukakan teori bahwa segala zat teridiri dari atom. Atom ini
tidak dapat dimusnahkan dan tidak dapat diubah, atom dapat berbeda dalam bentuk dan
ukurannya. Segala zat berbeda dalam jumlah dan susunan atom.
5)      Aristoteles (384 – 322 SM)
Aristoteles berpendapat bahwa ada 5 unsur dasar dari segala sesuatu, yaitu tanah, air, api,
udara, dan eter (uint essentia). Unsur yang satu dapat berubah menjadi unsur yang lain,
kecuali eter. Misalnya, dari air dan tanah pada saat main masak-masak akan berubah menjadi
garam, biji dan logam.
6)      Archimedes (287 – 212 SM)
Archimedes adalah ahli matematika, fisika, dan mekanika. Dia suda menggunakan cara
empiris yang didasarkan pada pengalaman atau percobaan. Archimedes menemukan bahwa
benda yang terapung di air akan kehilangan berat sesua dengan berat air yang terdesak.

C.    Zaman Pertengahan
1.      Zaman Alkimia (abad 1 – 2)
Selama 4 unsur dasar yang telah dikemukakan oleh ahli dari zaman Yunani, ahli ahli alkimia
menambahkan 3 unsur lagi, yaitu air raksa, belerang, dan garam.. pengertian unsur lebih
dimaksudkan pada sifatnya dari pada unsur itu sendiri, misalnya :
1.      Air raksa   :           logam yang mudah menjadi cair.

2.      Belerang   :           mudah terbakar.

3.      Garam      :           tidak dapat terbakar dan bersifat tanah.

2.      Zaman Latrokimia

Tokoh-tokoh yang ada pada Zaman ini diantaranya :

a)      Al-Khowarizmi (780 -  850 SM)

Seorang ahli aljabar dan aritmatika. Dalam bukunya “Al Jabr wal Mukabala” (Pengutuhan
kembali dan pembangingan), memperkenalkan asas algorisme yang merupakan sistem
hitungan nilai angka menurut tempatnya dari kanan ke kiri yaitu satuan, puluhan, ribuan, dan
seterusnya. Hal ini kemudian menjadi dasar penggunaan sistem desimal.

b)      Niarizi (wafat th. 922 M)

Menulis sejumlah buku tentang cuaca dan iklim serta pengetahuan tentang bintang. Niarizi
juga membuat planetarium dan alat bantu ilmu bintang untnk menggambarkan gerak benda-
benda langit dan mengukur jaraknya.
c)      Ar-Razi (866 – 909 M)

Oleh bangsa Eropa dikenal sebagai Rezes, adalah tokoh kedokteran dan kimia sekaligus
orang pertama yang mendiagnosa penyakit cacar dengan membedakan atas cacar
air (variola) dan cacar merah (rougella). Sebagai ahli kimia Ar-Razi menemukan air raksa
(mercury).

d)     Ibnu Sina (980 – 1037 M)

Dikenal dengan nama Avicena, adalah tokoh kedokteran. Bukunya Al-Quran Fi’ith Thibb
(pedoman Kedokteran) adalah buku terluas yang dipergunakan dalam dunia kedokteran
kedokteran. Karya-karyanya yang lain sebanyak 170 judul diterjemahkan kedalam bahasa
latin.

e)      Ibn Baithar (Wafat 1248M)

Di dunia Barat dikenal dengan nama Alpetragius. Seorang ahli tumbuh-tumbuhan yang
mengarah pada applied science di bidang obat-obatan. Dalam bukunya Al-Adwiyati’
Basttithah (Ramuan Sederhana) Ibn Baithar mengemukakan 1400 ramuan obat,300
diantaranya adalah temuannya sendiri, 200 ramuan diantaranya merupakan ramuan tumbuh-
tumbuhan. Buku ini dicetak pula dalam bahasa latin dengan judul Simplica (1758-828 m).

f)       Al-Ashama’i (740 _ 828 M)

Sarjana ilmu hewan. Dalam bukunya Al-Hayawan, dia menguraikan tentang singa, harimau,
gajah, dan unggas dalam alamnya serta perpindahannya berhubungan dengan musim.

Secara garis besar, sumbangan bangsa Arab dalam perkembangan pengetahuan alam adalah :

·         Menerjemahkan karya-karya peninggalan Yunani, mengembangkan dan menyebarkan


ke Eropa.

·         Mengembangkan metode eksperimen sehingga memperluas pengamatan dalam bidang


kedokteran, obat-obatan, astronomi, kimia dan biologi.

·         Memantapkan penggunaan sistem bilangan dengan dasar sepuluh.

D.    Zaman Modern

Pengetahuan yang terkumpul sejak zaman Yunani sampai pertengahan sudah banyak tapi
belum tersususn secara sistematis dan belum dianalisis menurut jalan pikiran tertentu.
Kesimpulan yang didapat, biasanya masih diwarnai oleh cara berpikir ahli filsafat, agama,
atau mistik. Setelah ditemukannya alat-alat yang makin sempurna maka dikembangkanlah
metode eksperimen.
Setelah dikembangkannya metode eksperimen ini ilmu pengetahuan berkembang dengan
pesat. Tokoh-tokoh yang terkenal pada masa ini antara lain :

1)      Evangelista Torricelli (1558 – 1647 M)

Seorang ahli fisika dan ilmu pasti yang berhasil menemukan termometer sebagai alat
pengukur suhu udara sekaligus dapat memperkirakan tekanan udara pada suatu tempat.

2)      Antonio Laurent Lavoisier (1743 – 1749 M)

Pelopor di bidang kimia. Lavoisier menemukan hubungan zar asam dan udara dalam
pembakaran, serta menemukan sifat asam dan basa dalam suatu zat.

3)      Antony van Leuwenhoek (1632 – 1732 M)

Seorang ahli biologi. Dengan menggunakan mikroskop hasil karyanya, dapat melihat bakteri
dengan perbersar 270 kali. Ia juga menemuka spermatozoa anjing, kelinci, ikan, manusia dan
sejumlah binatang lainnya.

2.2  IPA Klasik dan IPA Modern

Banyak pendapat tentang pengertian IPA Klasik dan IPA Modern yang dicetuskan oleh para
pakar. Pendapat-pendapat tersebut masing-masing berbeda, pada umumnya berlandaskan atas
disiplin ilmu yang mereka tekuni.

a)      IPA Klasik

Bila ditinjau dari pengertian klasik sendiri, maka dapat diartikan bahwa yang klasik
umumnya bersifat tradisional berdasarkan pengalaman, kebiasaan, atau naluri semata.
Meskipun ada kreasi, namun merupakan tiruan dari keadaan alam sekitar.
Pakar fisika membedakan antara Fisika Klasik dan Fisika Modern. Fisika Klasik atau fisika
terbatas mempelajari komponen materi dan interaksi antara komponen dengan perkembangan
pengamatan.

a)      Dinikmati langsung gerakan benda dalam mekanika.

b)      Penglihatan dengan teori cahaya

c)      Pendengaran dengan suara.

d)     Indera rasa termodinamika.

e)      Listrik magnet.

Dari sisi berkembangan pengetahuan tentang penjumlahan vektor yang dipakai


dalamcomputed tomografi (CT) atau penampang lintang tubuh dengan sinar X,m magnetic
resonance imaging (MRI) untuk deteksi tumor. Di samping itu, juga teori momentum linear
(p= mv) yang selanjutnya dikembangkan dalam sistem terisolasi, muncul hukum kekekalan
momentum maupun kekekalan energi. Listrik maupun magnet ditemukan dan berkembang
dengan adanya potensial dan energi potensial serta gaya energi listrik induksi.
IPA klasik secara umum, sebagai contoh digambarkan pembuatan ragi tempe dan juga ragi
tapis; meskipun hanya berdasarkan pengalaman petani, namun tanpa disadari petani tersebut
telah berkecimpung dalam bidang mikrobiologi, mikologi, dan tentu saja tidak lepas dari ilmu
fisika yang mendasarinya. Contoh lain, pembuatan gula kelapa merupakan proses fisika
bersama-sama kimia yang telah tinggi tingkatannya, juga pembuatan terasi, ikan asin,
rendang, dan telor asin adalah merupakan karya IPA klasik.

b)     IPA Modern

IPA modern muncul berdasarkan penelitian maupun pengujian dan telah diadakan
pembaharuan yang dikaitkan dengan berbagai disiplin ilmu yang ada. Proses canning,
pengalengan ikan, buah-buahan, dan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan fisika, biologi,
kimia, biokimia, dan sebagainya merupakan hasil perkembangan IPA yang telah dinikmati
olehmanusia.

Fisika modern merintis dimulainya IPA modern yang dikaitkan dengan diketemukannya teori
relativitas dan kuantum yang menggambarkan sifat atom, inti, dan partikel lain molekul zat
padat. Sebagai contoh, teknologi nuklir merupakan teknologi modern yang dapat
dimanfaatkan dalam bidang kedokteran, trasnportasi, angkatan bersenjata, dan berbagai
penelitian yang berkaitan dengan disiplin ilmu yang lain.
IPA modern diperoleh atas dasar penelitian dengan menggunakan metode ilmiah disertai
pengujian berulang kalo sehingga diperoleh ilmu yang mantap, baik untuk terapan atau ilmu
murni. Banyak contoh kegiatan IPA modern, seperti pemanfaatan energi matahari untuk
kegiatan yang berkaitan dengan listrik untuk transportasi, industri, rumah tangga adalah
pemanfaatan foron untuk menimbulkan aliran muatan listrik (elektron) karena perbedaan
panas, sehingga terbentuklah sel pembangkit listrik. Tungku sinar matahari telah banyak
digunakan yang hanya berprinsip pada titik fokus lensa cekung.

Dengan energi panas bumi dapat diperoleh tenaga listrik. Dalam kaitannya dengan alam
lingkungan, untuk menciptakan suasana bersih timbul pemikiran pemanfaatan sampah sisa
organisme, seperti jerami, sisa tanam-tanaman lain, dan kotoran hewan diproses dengan
bantuan bakteri dalam kondisi tertentu sehingga menghasilkan gas-gas yang ternyata dapat
dimanfaatkan sebagai pengganti bahan bakar. Proses di atas sering disebut sebagai energii
biogas.

Dengan demikian penggolongan IPA klasik dan IPA modern sama sekali bukan berkaitan
dengan waktu maupun klasifikasi bidang ilmu. Penggolongan ini lebih mengacu kepada
konsepsi yaitu cara berpikir, cara memandang, dan cara menganalisis suatu fenomena alam.
Perkembangan ilmu yang sangat besar akhir-akhir ini sangat ditunjang oleh perkembangan
ilmu maupun perangkat computer yang semakin cepat dan canggih.
Abad 15 16 19 20.

2.3  Ruang Lingkup IPA

Ilmu Pengetahuan Alam atau juga sering disebut Kealaman Dasar merupakan Ilmu
Pengetahuan yang hanya mengkaji tentang konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar yang
esensial tentang gejala-gejala alam semesta. Ilmu alamiah mempunyai relativitas artinya
kebenaran yang ditemukan oleh manusia pada suatu saat dapat disangkal (ditolak) atau
diubah dengan kebenaran yang baru. Teori yang tidak cocok lagi dengan hasil-hasil
pengamatan baru diganti dengan teori yang lebih memenuhi keperluan.Ilmu pengetahuan
pada hakekatnya adalah satu, pembagian atau pemisahan ilmu kareadanya perkembangan
ilmu dalam proses yang cukup lama, tetapi dalam perkembangan lebih lanjut tampak adanya
kecenderungan generalisasi dari beberapa cabang ilmu pengetahuan itu bertemu lagi.
Misalnya dalam mempelajari Biologi maka diperlukan dasar yang kuat dari Fisika dan kimia.

Sasaran Ilmu Pengetahuan Alam adalah semesta dengan segala isinya, misal Ilmu Fisika
memandang kesemuanya itu adalah materi dan energi. Yang dimaksud materi atau zat adalah
apa saja yang mempunyai massa dan menempati suatu ruang, baik berupa padat, cair dan gas,
sedang energi adalah sesuatu yang dapat memindahkan materi dari suatu tempat ke tempat
lain.

Ilmu Alamiah (IA) sering disebut Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau Ilmu Kealaman atau
Natural Sains atau Sains. Ilmu Alamiah hanya mengkaji tentang gejala-gejala alam semesta
sehingga terbentuk konsep dan prinsip.

Tujuan ilmu alamiah adalah untuk mencari kebenaran, menentukan fakta. Dalam hal ini
hendaknya berhati-hati pada ‘’kebenaran’’. Kebenaran yang bersifat sementara dan yang
bersifat mutlak . Metode ilmiah tidak berhubungan dengan kebenaran mutlak, sesuatu yang
mutlak berarti telah berakhir. Bila sesuatu telah diketahui mutlak maka ilmu alamiah tidak
dapat diterapkan untuk bertindak lebih jauh. Ilmu alamiah hanya dapat mengemukakan bukti
kebenaran sementara dan dengan kata lain untuk kebenaran sementara adalah ‘’teori’’dengan
menggunakan metode ilmiah.

Beberapa kegunaan ilmu alamiah dalam kehidupan manusia antara lain:

a)      Membantu memecahkan permasalahan dengan penalaran dan pembuktian yang


memuaskan.

b)      Menguji hasil penelitian orang lain sehingga diperoleh kebenaran yang objektif.

c)      Memecahkan atau menemukan jawaban rahasia alam yang sebelumnya masih menjadi
teka-teki.

A.    ALAM SEMESTA DAN TATA SURYA AL-QUR’AN BERBICARA TENTANG


ALAM SEMESTA

Para ilmuwan sejak dulu senantiasa ingin mengetahui jenis partikel yang membentuk
matahari, bulan, bintang-bintang dan bumi. Metode alamiah yang terlintas di pikiran mereka
adalah berusaha untuk menyingkap bagian-bagian materi yang membentuk alam semesta.
Mereka percaya bahwa dengan memisahkan unsur-unsur pembentuk sesuatu, pada akhirnya
dapat diketahui sebuah partikel yang menjadi unsur pertama pembentuk sesuatu tersebut.
Oleh karena itu, kita menyaksikan bahwa para ilmuwan kuno menganggap air, udara, api dan
tanah sebagai unsur pertama terbentuknya alam semesta dan beberapa yang lain berbicara
tentang keberadaan sebuah unsur yang penuh teka-teki dan mereka menyebutnya sebagai
rahasia penciptaan alam. Kitab suci Al-Quran dalam sejumlah ayatnya, menyinggung
fenomena-fenomena yang menyita pikiran dan menakjubkan seperti penciptaan. Di ayat-ayat
itu, kadang asap (Dukhan) atau air disebutkan sebagai partikel dasar terbentuknya langit dan
bumi. Abdul Ghani Khatib dalam sebuah bukunya menulis, “Tuhan pertama kali
menciptakan air dan bersamanya ia ciptakan unsur-unsur lain. Kemudian ia hembuskan suhu
yang sangat panas sehingga keluar uap darinya… uap itu seperti asap, tebal dan pekat.
Kemudian Tuhan mengubah asap itu menjadi padat dan menjadikannya bentuk yang
berbeda.”Berkenaan dengan penciptaan alam semesta, Imam Muhammad al-Baqir as
mengatakan, “Semua yang ada adalah air dan Arsh Tuhan berada di atasnya, kemudian
Tuhan menciptakan sebuah ledakan di air dan setelah itu, ia memadamkan bara dan lidahnya
dan kemudian muncul asap yang menjadi materi terbentuknya langit.” (Tafsir Nur al-
Tsaqalain, jil 4, hal 540)

Al-Quran dalam surat Fussilat ayat 11, menyinggung masalah penciptaan langit dari asap dan
berfirman, “Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan
asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu keduanya menurut
perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”. Keduanya menjawab: “Kami datang dengan
suka hati”.Seorang mufassir besar Islam, Ayatullah Makarim Shirazi ketika menafsirkan ayat
11 surat Fussilat, menulis, “Kalimat (langit itu masih merupakan asap) menunjukkan bahwa
penciptaan langit dimulai dari tumpukan dan gumpalan asap yang sangat besar dan ini
sepenuhnya sesuai dengan riset terbaru tentang dimulainya penciptaan. Sekarang,
kebanyakan bintang juga dalam bentuk tumpukan gas dan asap yang padat.” (Tafsir Nemune,
jil 20, hal 228)

Beberapa mufassir dengan memperhatikan ayat 27-32 surat an-Nazi’at, meyakini bahwa
langit diciptakan sebelum bumi dan setelah itu barulah muncul air, tumbuh-tumbuhan dan
gunung-gunung. Tahapan tersebut sesuai dengan penegasan sains modern.” Dalam surat an-
Nazi’at ayat 27-32 disebutkan, “Apakah kamu lebih sulit penciptaannya ataukah langit? Allah
telah membinanya, Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya, dan Dia
menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang. Dan bumi
sesudah itu dihamparkan-Nya. Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan
(menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya. Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan
teguh.”

Seorang fisikawan Rusia, George Gamow juga menganggap asap sebagai partikel pertama
terbentuknya bintang-bintang dan mengatakan, “Sebuah argumentasi astronomi
mengantarkan kita pada realita ini bahwa bintang-bintang langit yang tak terhitung jumlahnya
memiliki awal dan semua mereka muncul dari asap yang sangat panas.”
Menurut lahiriyah ayat-ayat al-Quran dapat disimpulkan bahwa langit dan bumi muncul
setelah sebuah fase yang disebut asap oleh al-Quran. Dan sebelum asap, ada sebuah fase lain
di mana air terkadang memainkan peran penting di dalamnya. Beberapa pakar tafsir
menerjemahkan kata “Ma'” terkait penciptaan alam dengan air. Tapi, beberapa yang lain
menganggapnya sebagai benda cair dan panas, di mana berbagai jenis gas yang panas dan
pekat keluar dari benda itu. Kemudian gas tersebut menjadi padat dan beku dan begitulah
munculnya bumi, bintang-bintang dan planet-planet.

Ulasan ini paling tidak sejalan dengan Teori Ledakan Besar (Bing Bang Theory). Akan
tetapi, mengingat ada beragam teori tentang penciptaan alam semesta dan sampai sekarang
belum satu pun terbukti dengan pasti, maka hipotesa-hipotesa tersebut tidak bisa disandarkan
pada al-Quran.Teori Ledakan Besar mengungkapkan bahwa alam semesta termasuk bumi dan
isinya itu terbentuk dari sebuah ledakan besar. Teori ini menyatakan adanya “awal atau
permulaan” pada alam semesta, yang disebabkan oleh Big Bang. Berdasarkan pemodelan
ledakan ini, alam semesta, awalnya dalam keadaan sangat panas dan padat, mengembang
secara terus menerus hingga hari ini. Berdasarkan pengukuran terbaik tahun 2009, keadaan
awal alam semesta bermula sekitar 13,7 miliar tahun lalu, yang kemudian selalu menjadi
rujukan sebagai waktu terjadinya Big Bang tersebut.Salah satu bukti yang menunjukkan alam
semesta berasal dari sebuah ledakan besar adalah terdapatnya kandungan Hidrogen dan
Helium yang tersebar di seluruh jagat raya.

Al-Quran dalam berbagai ayatnya, tidak hanya menyinggung partikel-partikel yang


membentuk kehidupan dan penciptaan, tapi juga menjelaskan bagaimana alam semesta itu
terbentuk dan masanya. Pada ayat 9-12 surat Fussilat, al-Quran memaparkan secara global
tentang enam tahapan dari tahap-tahap penciptaan alam semesta. Dua tahap untuk penciptaan
langit, dua tahap untuk penciptaan bumi dan dua tahap untuk penciptaan apa yang ada di
antara langit dan bumi. Namun, ayat-ayat tersebut tidak menyinggung proses detail dan
waktu yang dibutuhkan untuk setiap tahap.

Ayat-ayat tersebut berbunyi, “Katakanlah: “Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang
menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? (Yang
bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam”. Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-
gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar
makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi
orang-orang yang bertanya. Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu
masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu
keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”.

Keduanya menjawab: “Kami datang dengan suka hati”. Maka Dia menjadikannya tujuh langit
dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit
yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-
baiknya

Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.”


Mengenai enam tahapan penciptaan tersebut, Ayatullah Makarim Shirazi menjelaskan,
“Tahap pertama adalah tahap di mana alam semesta berbentuk gumpalan asap. Tahap kedua
adalah fase di mana tumpukan-tumpukan besar dari gumpalan asap tersebut mulai terpisah
dan berputar pada poros inti gumpalan. Pada tahap ketiga, tata surya termasuk matahari dan
bumi, mulai terbentuk dan pada tahap keempat, bumi mulai dingin dan siap menyambut
kehidupan. Pada tahap kelima, tumbuh-tumbuhan dan pepohonan mulai tumbuh di bumi. Dan
pada tahap keenam, hewan dan manusia mulai tampak di bumi.” (Tafsir Nemune, jil 6, hal
202).

B.     TEORI BERBICARA TENTANG ALAM SEMESTA

a.      Teori Terbentuknya Alam Semesta

Berbagai teori tentang terbentuknya alam semesta telah menjadi perdebatan para peneliti dari
zaman ke zaman. Beberapa yang akan disajikan merupakan teori yang masih dipercaya
hingga kini. Pengertian alam semesta mencakup tentang mikrokosmos dan makrokosmos.
Mikrokosmos adalah benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat kecil, misalnya
atom, elektron, sel, amuba dan sebagainya. Sedang makrokosmos adalah benda-benda yang
mempunyai ukuran yang sangat besar, misalnya bintang, planet, galaksi.Para ahli astronomi
menggunakan istilah alam semesta dalam pengertian tentang ruang angkasa dan benda-benda
langit yang ada di dalamnya. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang berakal budi dan sebagai
penghuni alam semesta selalu tergoda oleh rasa ingin tahunya untuk mencari penjelasan
tentang makna dari hal-hal yang diamati.

b.      Teori Terbentuknya Galaksi dan Tata Surya.

Menurut Fowler, 12 ribu juta tahun yang lalu Galaksi kita ini tidaklah seperti dalam keadaan
seperti sekarang ini. la masih berupa kabut gas hidrogen yang sangat besar sekali yang berada
di ruang angkasa. la bergerak perlahan mengadakan rotasi sehingga keseluruhannya
berbentuk bulat. Karena gaya beratnya maka ia mengadakan kontraksi. Massa bagian luar
banyak yang tertinggal; pada bagian yang berkisar lambat dan mempunyai berat jenis yang
besar terbentuklah bintang-bintang.Gumpalan kabut yang telah menjadi bintang itupun secara
perlahan mengadakan kontraksi. Energi potensialnya mereka keluarkan dalam bentuk sinar
dan panas radiasi dan bintang-bintang itupun makin turun temperatur-nya. Setelah berpuluh
ribu juta tahun ia mempunyai bentuknya yang boleh dikatakan tetap seperti halnya matahari
kita.

a) Hipotesis Nebula

Hipotesis nebula pertama kali dikemukakan oleh Immanuel Kant(1724-1804) pada tahun
1775. Kemudian hipotesis ini disempurnakan oleh Pierre Marquis de Laplace pada tahun
1796. Oleh karena itu, hipotesis ini lebih dikenal dengan Hipotesis nebula Kant-Laplace.
Pada tahap awal tata surya masih berupa kabut raksasa. Kabut ini terbentuk dari debu, es,
dan gas yang disebut nebula.

Unsur gas sebagian besar berupa hidrogen. Karena gaya gravitasi yang dimilikinya,
kabut itu menyusut dan berputar dengan arah tertentu. Akibatnya, suhu kabut memanas
dan akhirnya menjadi bintang raksasa yang disebut matahari. Matahari raksasa terus
menyusut dan perputarannya semakin cepat. Selanjutnya cincin-cincin gas dan es
terlontar ke sekeliling matahari. Akibat gaya gravitasi, gas-gas tersebut memadat seiring
dengan penurunan suhunya dan membentuk planet dalam. Dengan cara yang sama,
planet luar juga terbentuk.
b) Hipotesis Planetisimal

Hipotesis planetisimal pertama kali dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlain dan


Forest R. Moulton pada tahun 1900. Hipotesis planetisimal mengatakan bahwa tata surya
kita terbentuk akibat adanya bintang lain yang hampir menabrak matahari.

c) Hipotesis Pasang Surut Bintang

Hipotesis pasang surut bintang pertama kali dikemukakan oleh James Jean dan Herold
Jaffries pada tahun 1917. Hipotesis pasang surut bintang sangat mirip dengan hipotesis
planetisimal. Namun perbedaannya terletak pada jumlah awalnya matahari.

d) Hipotesis Kondensasi

Hipotesis kondensasi mulanya dikemukakan oleh astronom Belanda yang bernama G.P.
Kuiper (1905-1973) pada tahun 1950. Hipotesis kondensasi menjelaskan bahwa tata
surya terbentuk dari bola kabut raksasa yang berputar membentuk cakram raksasa.

e) Hipotesis Bintang

Kembar Hipotesis bintang kembar awalnya dikemukakan oleh Fred Hoyle (1915-2001)
pada tahun 1956. Hipotesis mengemukakan bahwa dahulunya tata surya kita berupa dua
bintang yang hampir sama ukurannya dan berdekatan yang salah satunya meledak
meninggalkan serpihan-serpihan kecil.

f)       Hipotesis Big Bang

Big Bang merupakan salah satu teori tentang awal pembentukan jagat raya. Teori ini
menyatakan bahwa jagat raya dimulai dari satu ledakan besar dari materi yang
densitasnya luar biasa besar. Impilikasinya jagat raya punya awal dan akhir. Teori ini
terus-menerus dibuktikan kebenarannya melalui sejumlah penemuan, dan diterima oleh
sebagian besar astrofisikawan masa kini.

c.       Sistem Tata Surya

Sembilan buah planet yang mengelilingi matahari pada hakikatnya merupakan dunia
tersendiri, dengan beberapa cm khas. Dilihat dari segi kemanusiaan, bumilah yang paling
khas, karena mampu mengemban kehidupan dan makhluk teknologi. Sampai saat ini diduga
tidak ada Homo Sapiens. Manusia Pemikir, di lingkungan planet lain (makhluk jenis lain)
mungkin saja hidup di planet Mars atau Venus, artinya dapat berkembang atau
bermetabolisme.

Semua itu menghuni daerah antara “planet kecil” dan “planet raksasa”.
Teori yang mengemukakan asal dan pembentukan planet dalam hubungannya langsung
dengan kelahiran matahari. Proses pembentukan itu dapat terjadi sekaligus
maupun berurutan.Teori yang mengemukakan kehadiran planet di sekeliling ma¬tahari baru
terjadi setelah matahari jadi bintang biasa (normal) dan mantap.
Kedalam golongan ini termasuk aliran yang mengatakan bahwa:

1)      Materi pembentuk planet berasal dari terlemparnya ma¬tel matahari sendiri atau materi
bintang tersebut. Tumbukan di sini tidak perlu berarti tumbukan antara dua buah bintang
melainkan berarti matahari dan bintang tersebut hanya bersimpang jalan.

2)      Materi dasar pembentuk planet terkumpulkan dari materi antar bintang yang terseret
oleh matahari dalam perjalan an hidupnya mengelilingi pusat galaktika.

D. Anggota-anggota System Tata Surya

1)      Matahari
Matahari merupakan bola gas yang berpijar, matahari adalah bintang yang beraada pada kelas
spektrum G2. Matahari sangat panas sehingga berwujud gas. tekanan yang dihasilkan luar
biasa besar karena tempetaturnya yang sangat tinggi di abagian intinya.Di inti matahari
terjadi reaksi termonuklir. Matahari tersusun atas inti, fotosfer, kromosfer adn korona.
2)      Planet
Ada beberapa hal yang menjadi syarat bahwa benda langit merupakan sebuah
planetdiantaranya:
a)      Orbit plaet tersebut mengelilingi matahari.
b)      Memiliki massa yang cukup atau lebih besar dari 10 20 kg agar dapat menghasilkan
gravitasi sendiri, dengan bentuknya mendekati bulat.

c)      Orbitnya tidak memotong orbit planet lain. Planet–planet tersebut adalah Merkurius,
Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus.
3)      Satelit
Hampir semua planet di tata srya memiliki sitem sekunder, disebut satelit. satelit bumi adalah
bulan. Hampir semua satelit alami yang paling besar terletask di orbit sinkron, dengan satu
sisinya secara tetap menghadap planet induknya.
4)      Asteroid
Penemuan asteroid sudah ada sejak tahun 1801, yaitu oleh Piazzi seorang astronom Italia.
Asteroid temuannya dinamai Ceres. Ceres rianugerahi sebagai asteroid terbesar di taat surya
dengan diameter sekitar 900 km. populasi asteroid adalah di daerah antara orbit planet Mars
dan Jupiter, dikenal sebagai Main Belt atau Sabuk Utama. Selain Ceres adapila asteroid lain
yang menempati orbit yang berbeda, yaitu Trojan dan asteroid AAA (Asteroids-Amor,
Apollo, Aten).
5)      Komet
Komet adalah sekumpulan partikel-partikel padat, berevolusi terhaadp matahari dengan
eksentrisitas yang sangat besar. Komet berarti si rambut panjang. Orbit komet membentuk
sudut terhadap ekliptika. Jadi periode komet sangat besar, jarang terlihat.Komet Halley
muncul setiap 75 tahun sekali. selang waktu kemunculan komet menunjukan revolusi komet
itu sewaktu bergerak mendekati matahari.
Ketika komet mendekati matahari materialnya menjadi sanagat panas dan menguap, dan
membentuk awan gas yang bercampur dengan debu di sekitar inti padatnya. Tekanan radiasi
6)      Meteor
Cahaya uap yang dihasilkan seperti bintang bergerak cepat melintasi langit dikenal sebagai
bintang jatuh, adalah fenomena hadirnya meteor. Jumlah meteor yang bertabrakan dengan
bumi selama 24 lam diperkirakan mencapai 200 juta meteor..
7)      Materi Antar Planet
Medium antar planet terdiri dari debu dan gas. debu antar planet merupakan distribusi yang
jarang dari mikrometeorit yang mengitari atata surya. Namun terdapat pula distribuso gas
disekitar sistem tata surya.Fakta adanya gas antar planet datang dari penyelidikan luar
angkasa dengan peralatan canggihnya mencatat gerakan atom dan partikel yang bergerak
dengan cepat.

E.     Asal Muasal Kehidupan di Bumi

1)      Berbagai Pendapat Tentang Asal Mula Kehidupan:

Sebelum abad ke-17, para ahli menganggap bahwa makhluk hidup terjadi dengan sendirinya
dari makhluk tak hidup. Anggapan ini disebut teori generatio spontanea atau abiogenesis.
Pendapat ini begitu ekstrim, misalnya kecebong berasal dari lumpur, ulat berasal dari
bangkai, bahkan dari gandum dapat langsung jadi tikus hanya dalam waktu satu malam.
Dengan adanya renaissance, mulai timbul paham baru.

Francesco Redi (1626-1697), ahli Biologi dari Italia, dapat membuktikan bahwa ulat pada
bangkai berasal dari telur lalat, yang meletakkan telurnya dengan sengaja. Dari berbagai
percobaan, mendapatkan peristiwa yang serupa, ia mengemukakan pendapat bahwa
kehidupan berasal dari telur atau comne vivum ex ovo.

Lazzaro Spallanzani (1729-1799) juga ahli Biologi dari Italia, dengan eksperimen terhadap
kaldu membuktikan bahwa jasad renik yang mencemari kaldu dapat membusukkan kaldu itu.
Bila kaldu ditutup rapat setelah mendidih, maka tak terjadi pembusukan. Ia mengambil
kesimpulan, bahwa untuk adanya telur harus ada jasad hidup, atau omne ovum ex vivum.

Louis Pasteur (1822-1895) sarjana Perancis, melanjutkan teori Spallanzani, dengan


eksperimen berbagai jasad renik. Ia mendukungnya, meskipun banyak yang menentang.
Kemudian menarik kesimpulan bahwa harus ada kehidupan sebelumnya agar tumbuh
kehidupan baru atau omne vivum ex vivum. Timbullah teori biogenesis, sedangkan teori
abiogenesis rupa-rupanya telah terkalahkan. Akan tetapi asal mula kehidupan masih tetap jadi
pikiran para ilmuwan.

Sedemikian jauh hampir semua para ahli biologi sependapat bahwa pemula kehidupan terjadi
di bumi ini, tidak di luar bumi. Mereka menemukan makhluk hidup bersel satu sebagai
pemula kehidupan. Kemudian terjadi evolusi organik menjadi organisme bersel banyak,
Porifera-Coelenterata-Vermes-Echinodermata-Molusca Arthropoda-Vertebrata, dan Manusia
paling akhir. Oparin (1938) sarjana Rusia, mengemukakan hipotesis bahwa ada makhluk
peralihan dari makhluk tak hidup ke makhluk hidup.
Eksperimen tersebut mengingatkan kita bahwa sinar matahari menyebabkan terjadinya
muatan listrik di atmosfer. Bila muatan listrik besar akan menimbulkan loncatan listrik, yang
kita nama-kan petir, baik besar maupun kecil. Karena di alam bebas dapat terjadi senyawa
kimia seperti dalam eksperimen Stanley Miller dan tentunya juga menyokong teori Urey.

Peristiwa petir terjadi jutaan kali setiap hari. Tentunya ikatan-ikatan kimia organik tersebar di
seluruh pelosok muka bumi. Para ahli kimia sepakat bahwa di alam selalu terdapat
kecenderungan penggabungan berbagai senyawa, sehingga makin kompleks struktur
molekulnya. Weisz (1961) melanjutkan hipotesis Operin, disertai bekal teori Urey yang telah
diuji kebenarannya oleh Milller.

Menurut Weisz, penggabungan senyawa kimia itu terus bergabung menjadi molekul-molekul
yang lebih besar dan kompleks. Salah satu ikatan yang banyak itu terbentuk asam nuklein,
yang terdiri dari gula-phosfat-purin-pyrimidin-asam amino. Rantai ini cenderung untuk
mengikat rnata rantai dari sekitarnya, sehingga terjadilah rantai dobel yang setangkup.
Kemudian rantai yang satu melepaskan did dari yang pertama dalam bentuk duplikat Mulai
dari sinilah, barangkali, terjadi loncatan tingkah laku kimiawi dari sifat tak hidup ke sifat
hidup.

2)      Planet Bumi sebagai bagian dari Sistem Tata Surya

Bumi adalah planet ketiga dari Matahari yang merupakan planet terpadat dan terbesar kelima


dari delapan planet dalam Tata Surya.Bumi juga merupakan planet terbesar dari empat planet
kebumian Tata Surya. Bumi terkadang disebut dengan dunia atau Planet Biru.

Bumi berinteraksi secara gravitasi dengan objek lainnya di luar angkasa, terutama Matahari


dan Bulan. Ketika mengelilingi Matahari dalam satu orbit, Bumi berputar pada sumbunya
sebanyak 366,26 kali, yang menciptakan 365,26 hari matahari atau satu tahun sideris.

3)      Lapisan lapisan pada planet bumi dan fungsinya

Planet bumi kita memiliki berbagai macam lapisan, Lapisan-lapisan ini dikelompokkan, baik
dari segi Strukturnya, maupun segi susunan kimianya.

a.       Berdasarkan struktur

1)      Kerak Bumi (Crust).

Merupakan bagian terluar dari bumi. Tebal lapisannya mencapai 70 km. Kerak bumi
dibedakan atas dua macam, yaitu Kerak Benua dan Kerak Samudera. Kerak samudera
memiliki ketebalan sekitar 5-10 km sedangkan 20-70 km. Penyusunan kerak samudera
yang utama adalah batuan basalt. Penyusunan kerak benua adalah granit. Kerak bumi yang
membentuk dasar samudera disebut Lempeng Samudera, sedangkan yang membentuk
dasar benua disebut Lempeng Benua. Lapisan ini menjadi tempat tinggal bagi seluruh
makhluk hidup. Suhu bagian bawah kerak bumi mencapai 1.100 derajat celcius.
2)      Selimut atau selubung (mantle).

Merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan kerak bumi. Tebal selimut mencapai
2.900 km merupakan lapisan batuan padat. Suhu bagian bawah selimut bumi mencapai
3.000 derajat celcius.

3)      Inti bumi (core).

Terdiri dari material cair, dengan penyusunan utama logam besi (90%), nikel (8%) dan
lain-lain. Lapisan ini dibedakan menjadi lapisan inti luar (outer core) dan inti dalam (inner
core). Lapisan inti luar tebalnya sekittar 2.000 km dan terdiri atas besi cair yang suhunya
mencapai 2.200 derajat celsius. Inti luar adalah pusat bumi berbentuk bola dengan
diameter sekitar 2.700 km, di dalamnya mengandung unsur nikel dan besi yang suhunya
mencapai 4.500 derajat celcius.

b.      Berdasarkan unsur kimianya

1)      Atmosfer

Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi secara menyeluruh dengan ketebalan
650 km. Lapisan ini berfungsi untuk mengurangi radiasi matahari, melindungi bumi kita dari
jatuhnya benda-benda luar angkasa (seperti meteor, asteroid, dll), menyediakan oksigen dan
karbon dioksida, dan mendistribusikan air ke berbagai wilayah di permukaan bumi. Lapisan
atmosfer mengandung berbagai macam unsur gas, dan yang paling banyak adalah nitrogen
(78,08%), dilanjut oleh oksigen (20,95%), argon (0,93%), dan karbon dioksida (0,03%).
Selain gas ini, juga terdapat unsur gas-gas yang lain yang kandungannya jauh lebih rendah,
misalnya : Neon (Ne), Kripton (Kr), Hidrogen (H2), Xenon (Xe) Ozon (03) dan uap air.

2)      Hidrosfer

Air adalah sumber kehidupan bagi manusia, merupakan gabungan antara dua atom Hidrogen
dan satu atom oksigen sehingga menjadi H20. Sedangkan hidrosfer sendiri adalah lapisan air
yang menyelimuti permukaan bumi.

3)      Lithosfer

Lithosfer berasal dari bahasa Yunani yaitu, Lithos yang artinya batuan dan Sphera artinya
lapisan. Lithosfer adalah lapisan kulit bumi yang paling luar berupa batuan padat. Lithosfer
tersusun dalam dua lapisan, yaitu kerak dan selubung yang tebalnya 50-100 km. Lapisan ini
merupakan lempeng yang bergerak sehingga dapat menimbulkan pergeseran benua.

4)      Biosfer

Merupakan gabungan dari ekosistem yang ada di planet bumi. Secara entimologi, biosfer
berasal dari dua kata, yaitu bio yang berarti hidup dan sphereyang berarti lapisan. Dengan
demikian dapat diartikan biosfer adalah lapisan tempat tinggal mahluk hidup. Termsuk semua
bisofer adalah semua bagian permukaan bumi yang dapat dihuni oleh mahluk hidup.
C.     Teori terbentuknya bumi

1.      Teori Kant-Laplace

Pada abad ke 18, para ahli telah memikirkan proses terjadinya bumi. Salah satunya adalah
teori mengenai kabut (nebula) yang dikemukakan oleh Immanuel Kant dan Piere
de Laplace.Dalam teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yang kemudian
berkumpul menjadi kabut (nebula).Gaya tarik-menarik antar gas ini membentuk kumpulan
kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat. Dalam proses perputaran yang sangat
cepat ini, materi kabut bagian khatulistiwa terlempar memisah dan memadat (karena
pendinginan). Bagian yang terlempar inilah yang kemudian menjadi planet-planet dalam tata
surya.

2.      Teori planetesial

Dikemukakan oleh Forest Ray Moulton dan T.C Chamberlain pada awal abad ke-20. mereka
mengatakan bahwa matahari terdiri dari massa gas bermassa besar sekali, pada suatu saat
didekati oleh sebuah bintang lain yang melintas dengan kecepatan tinggi di dekat matahari.
Pada waktu bintang melintas di dekat matahari dan jarak keduanya relatif dekat, maka
sebagian massa gas matahari ada yang tertarik ke luar akibat adanya gravitasi dari bintang
yang melintas tersebut. Sebagian dari massa gas yang tertarik ke luar ada yang pada lintasan
bintang dan sebagian lagi ada yang berputar mengelilingi matahari karena gravitasi matahari.
Setelah bintang melintas berlalu, massa gas yang berputar mengelilingi matahari menjadi
dingin dan terbentuklah cincin yang lama kelamaan menjadi padat dan di sebut planetisimal.
Beberapa planetisimal yang terbentuk akan saling tarik – menarik bergabung menjadi satu
dan pada akhirnya membentuk planet, termasuk bumi.

3.      Teori bintang kembar

Dikemukakan oleh Laytletton. ia mengatakan bahwa galaksi berasal dari kombinasi bintang
kembar. Salah satu bintang meledak sehingga banyak material yang terlempar. Karena
bintang yang tidak meledak mempunyai gaya gravitasi yang masih kuat, maka sebaran
pecahan ledakan bintang tersebut mengelilingi bintang yang tidak meledak. Bintang yang
tidak meledak itu adalah matahari, sedangkan pecahan bintang yang lain adalah planet-planet
yang mengelilinginya.

4.      Teori pasang surut gas

Dikemukakan oleh James Jeans dan Harold Jeffreys. Dalam teorinya, mereka mengatakan
bahwa pada saat bintang memiliki massa yang sama dengan matahari dan mendekat, maka
akan menimbulkan sebuah lidah api (pijaran api) yang sangat besar dari matahari. Dalam
lidah api tersebut, terjadi kerapatan gas-gas, namun pada akhirnya kerapatan tersebut akan
terpecah menjadi sebuah kolom-kolom.

Kolom-kolom tersebut akan terpisah dan menjadi benda-benda yang berdiri sendiri.
Benda-benda tersebut kini yang kita namakan dengan “planet”. planet-planet tersebut
berputar dan mengalami proses pendinginan sehingga menjadi planet besar (ex : jupiter,
saturnus). Sedangkan pada bumi, proses pendinginannya relatif lebih cepat.

5.      Teori big bang

Sama seperti pembahasan sebelumnya mengenai teori big bang. Teori ini menyatakan bahwa
pada awalnya alam semesta (termasuk bumi di dalamnya) merupakan sebuah gumpalan kabut
raksasa yang berputar pada prosesnya.

Putaran tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil yang ringan terlempar ke luar dan
sebagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa.
Dan pada suatu ketika, gumpalan tersebut meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang
kemudian membentuk berbagai galaksi dan Nebula. Selama kurang lebih 4,6 miliyar tahun,
nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk sebuah galaksi bernama BIMASAKTI.
Sementara bagian-bagian yang tadi terlempar mengalami kondensasi, sehingga membentuk
gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat.
DAFTAR PUSTAKA

1.      Ati Harmoni, Ilmu Alamiah Dasar, Penerbit Gunadarma, Jakarta, 1992

2.      https://musdalifahyasin.wordpress.com/2012/05/22/ilmu-alamiah-dasar-perkembangan-
dan-pengemmbangan-ipa/

3.      https://rofifahmalihah.wordpress.com/2014/07/08/ruang-lingkup-ipa-ilmu-pengetahuan-
alam/

Anda mungkin juga menyukai