Anda di halaman 1dari 4

STUDI KASUS DIABETES

1. Tn.H 59 tahun, 50 Kg TB 163 cm, MRS dengan DM hiperglikemi, luka di kaki yang kotor.
Obat DM yang terakhir diminum adalah Glukodex 1-1-0, metformin 3x850 mg disertai
riwayat hipertensi yang terkontrol dengan Diltiazem 3x30 mg, Captopril 3x25 mg, Aspirin
1x100 mg, BP 170/110 mmHg, GDA 529 mg.dl.

Apa rencana farmasis? Lakukan pharmaceutical care dengan analisis SOAP

PM S,O Terapi Analisis DRP


DM Tn. H 59 thn Glucodex 1-1- Indikasi luka
Hiperglikemik BB 50 kg, TB 0 pada kaki yang
163 cm (BMI: Metformin 3 x kotor tidak
19,53 / Normal) 850 mg ditangani
GDA 529 Target terapi
mg/dL DM tidak
Luka di kaki tercapai
kotor dengan
kombinasi 2
OAD dari
kelompok
berbeda
HT BP: 170/110 Diltiazem 3 x
(Terkontrol) mmHg (Stage 30 mg
II) Captopril 3 x
25 mg
Aspirin 1 x
100 mg
Plan :

Farmakologi:

1. Untuk HT, kombinasi diltiazem dan captopril tetap dilanjtukan karena hipertensinya
terkontrol

2. Kombinasi OAD dihentikan, diganti dengan terapi insulin dibagi dalam 4 dosis yaitu insulin
rapid acting (3 x sehari) dan insulin long acting pada malam hari

3. Karena luka pada kaki pasien tidak ditangani/tidak mendapatkan terapi, maka sebaiknya
ditambahkan antibiotic untuk mencegah tumbuhnya bakteri pada luka

4. Penambahan antinyeri untuk mengurangi rasa sakit akibat lukanya dengan menggunakan
paracetamol 3 x sehari
Non Farmakologi:

1. Olahraga yang teratur seperti aerobic

2. Menjaga kebersihan kaki

Monitoring:

1. Target <130/80 mmHg TD


2. Mengukur HbA1C setiap 3 bulan sekali setelah terapi
3. Uji toleransi glukosa oral untuk mengetahui kemampuan tubuh dalam menyerap glukosa
setelah konsumsi sejumlah gula
4. Luka pada Kaki
2. Tn.YK umur 64 thn, BB 80 kg, TB 162 cm, masuk Rumah Sakit dengan keluhan mual,
muntah, badan lemas sejak 3 hari sebelum MRS dengan TTV TD 120/80 mm/Hg, Nadi
89x/menit. Suhu badan 36,8 ◦C dengan hasil pemeriksaan laboratorium Albumin 2,8 mg/dl.
Bilirubin 4,7 mg/dl, SGOT 258 mg/dl, SGPT 305 mg/dl, GDP 158 mg/dl. GD2JPP 160 mg/dl,
Creatinin 1,2 mg/dl, BUN 16 mg/dl, pemeriksaan penunjang USG Kronik Liver disease
(ascites sedang). Terapi saat ini Sotatic prn, riwayat pengobatan pasien minum Metformin
3x850 mg, Glucodex 1-1-0

Lakukan pharmaceutical care dengan analisis SOAP

Subjek Seorang laki-laki


Usia 64 Tahun
Mual dan muntah
Badan lemas sejak 3 hari
Objek BB 80 kg
TB 162 cm
TD 120/80 mmHg
Denyut nadi: 89x/menit  60-100
Suhu badan: 36.8o
Albumin: 2,8 mg/dl  3,5-5,9 g/dL
Creatinin 1,2 mg/dl  0,6-1,2 mg/dL
BUN: 16 mg/dl  8-24 mg/dL
SGOT: 258 mg/dl  < 38 mg/dL
SGPT: 305 mg/dl  < 41 mg/dL
GDP: 158 mg/dl  < 120 mg/dL
GD2JPP: 160 mg/dl  < 140 mg/dL
Kronik liver disease (ascites sedang)
Asesmen Obat yang digunakan:
- Sotatic prn  Metoklopramid
- Metformin 3 x 850 mg
- Glucodex 1-1-0
Analisis DRP:
- Kadar SGOT dan SGPT tinggi yang menandakan terjadi kerusakan
hati
- Kadar albumin rendah  Kemungkinan karena diabetes akibat
kurangnya produksi hormon insulin
- Metoklopramid itu untuk mual dan muntah akibat gastric statis
diabetes
- Metoklopramid dapat menyebabkan peningkatan hormon aldosterone
yang dapat menyebabkan ascites
- Sulfonilurea dimetabolisme ke metabolit aktif dan inaktif pada
liver melalui enzim oksidatif liver (CYP P450s), kemudian berikatan
secara ekstensif dengan protein serum dan selanjutnya diekskresikan
melalui ginjal. Pasien dengan penyakit liver kronis rentan mengalami
hipoalbuminemia sehingga rentan pula terhadap peningkatan
konsentrasi obat di plasma.
Plan Non Farmakologi:
Diet rendah garam untuk meringankan asites
Mengatur pola makan karena pasien termasuk dalam kategori Obesitas tipe I
Olahraga ringan secara teratur
Banyak minum air putih
Konsumsi makanan kaya akan protein

Farmakologi:
- Mengganti sotatic dengan domperidon
- Tetap dengan pemberian metformin secara tunggal
- Pemberian furosemid untuk menurunkan asites
- Pengobatan hipoalbumin

Monitoring
- Monitor kadar gula darah
- Monitoring kadar SGPT dan SGOT
- Monitoring kadar albumin dalam darah

Instruksi :

1. Dikerjakan oleh semua kelompok

2. Kelompok yang akan presentasi kasus 1 oleh kelompok III kasus 2 oleh kelompok IV
(penyaji)

3. Kelompok I dan II sebagai kelompok penyanggah

4. Diskusi dilaksanakan pada pertemuan ke-5

Anda mungkin juga menyukai