KATA PENGANTAR
Penulis menyadari laporan ini masih banyak kekurangan dan masih jauh
dari sempuna, untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempunaan laporan ini sangat penulis harapkan. Namun laporan ini diharapkan
dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.
penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari ( RSUD Kota Kendari )
Adalah rumah sakit milik pemerintah kota Kendari. Sebelumnya rumah
sakit ini bernama rumah sakit Abunawas . RSUD Kota Kendari merupakan
satu dari sekian RS milik PEMKOT Kota KENDARI yang berbentuk RSU,
dikelola oleh Pemda Kota dan termuat kedalam RS Kelas C.
RS ini telah teregistrasi semenjak 06/03/2013 dengan Nomor Surat
ijin 56/IZN/I/2016/001 dan Tanggal Surat ijin 13/01/2016 dari Walikota
Kendari dengan Sifat Tetap, dan berlaku sampai 5 Tahun. Sesudah
melakukan Proses AKREDITASI RS Seluruh Indonesia dengan proses
Pentahapan I ( 5 Pelayanan) akhirnya ditetapkan status Akreditasi Rumah
Sakit. RSUD ini berlokasi di Jl. Z.A. Sugianto No. 39 Kendari, Kota
KENDARI, Indonesia. RSUD Kota Kendari Mempunyai Layanan
Unggulan di Bagian RS PONEK. RSU Kepunyaan PEMKOT KENDARI
ini Mempunyai Luas Tanah 130000 dengan Luas Bangunan 4800.
Laboratorium kesehatan adalah sarana yang melaksanakan
pelayanan pemeriksaan,pemeriksaan,pengukuran,penetapan dan penguji
terhadap bahan yang berasal dari manusia atau bahan bukan berasal dari
manusia utnuk penentuan jenis penyakit,penyebab penyakit,kondisi
kesehatan atau faktor-faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan
perorangan dan Masyarakat.Analis Kesehatan merupakan tenaga kesehatan
yang memiliki peran penting terhadap pemeriksaan laboratorium,
(Notoatmodjo, 2003) Laboratorium rawat inap 24 jam merupakan
laboratorium yang melaksanakan secara keseluruhan jenis pemeriksaan
laboratorium dan menerima keseluruhan jenis specimen baik itu darah,
urine, feses, sputum, CLS, dan cairan tubuh lainnya . semua jenis specimen
yang diperiksa di laboratorium ini diperoleh dari instalasi rawat inap
3
F. Jadwal Kegiatan
Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) dilakukan dengan pembagian 3
sifht yaitu sifht pagi , sifht siang dan shift malam. Sifht pagi dimulai pada
pukul 08.00-14.00 WITA , sifht siang dimulai pada pukul 14.00-21.00
WITA dan shift malam dimulai pada pukul 20.00-08.00 WITA dan dibagi
menjadi 3 kelompok.
6
BAB 11
TINJAUAN UMUM RSUD KOTA KENDARI
DIREKTUR
dr.Hj.Asridah Mukaddim,M.Kes
SEKSI PENUNJANG
PELAYANAN MEDIK SEKSI REKAM MEDIK DAN SEKSI ASKEP DAN LOGISTIK
SIRS
Jemi Haryanto, SKM Sumarni, S.ST, M.Kes
Hj.Maslinah,A.MK
INSTALASI KJF
PASIEN UMUM
POLI
KEBIDANAN/KANDUNGAN APOTEK
POLI THT
SEMBUH
LABORATORIUM DAN
RAWAT JALAN
POLI SARAF
PEMERIKSAAN RAWAT INAP
SEMBUH
POLI MATA PENUNJANG LAINNYA
RAWAT
POLI KULIT DAN KELAMIN
JALAN
POLI ONKOLOGI PULANG
POLI JANTUNG
RUJUK KE RS.PROPINSI/RS.LAIN
RAWAT INAP
PULANG
12
RUJUKAN DARI
PUSKESMAS/ASKES
KELUARGA
LOKET PENDAFTARAN
POLI GIGI
POLI SPESIALIS
PENYAKIT DALAM
KEBIDANAN/KANDUN
GAN
FISIOTERAPI
BEDAH
ANAK
THT
SARAF
LABORATORIUM
MATA
RADIOLOGI
KULIT DAN KELAMIN
PEMERIKSAAN
ORTHOPEDI
PENUNJANG
ONKOLOGI
LAINNYA
OBGYN
APOTEK
RAWAT INAP
PULANG
ASKES KELAS
SESUAI DENGAN
GOLONGAN
JAMKESMAS
KELAS III
PULANG
RUJUKAN KE
RSUD
PROP./RS.LAIN
13
APOTEK
RAWAT INAP SESUAI
DENGAN STATUS
LABORATORIUM
RUJUKAN KE PULANG
RS.PROPINSI/RS.LAIN
STATUS PASIEN
Umum
Askes Keluarga : Administrasi Kartu Peserta 1x24 jam
Askes Inhealth : Administrasi Kartu Peserta 1x24 jam
Jamkesmas : Administrasi Kartu Peserta 2x24 jam
Bahteramas : Administrasi Kartu Peserta 2x24 jam
b) Limbah medik
Limbah medik RSUD Kota Kendari terbagi menjadi 2, yaitu
limbah medik padat dan limbah medik cair.
1) Limbah medik padat
Limbah medik padat contohnya botol-botol reagen, handskun, spoid,
dan lain-lain, cara pengolahanya yaitu dengan cara limbah-limbah
medis padat tersebut di bawa incenerator.
2) Limbah medik cair
Limbah medik cair contohnya yaitu cairan-cairan laboratorium, cara
pengolahanya yaitu pertama-tama cairan masuk di bak penampungan
sementara, kemudian dipompa naik ke mesin pengolahan, kemudian
dilepas ke saluran air menuju IPAL (Instalansi Pengolahan Air
Limbah), lalu disaring lagi menuju 9 bak pemisahan dari bak 1
sampai bak ke 9, setelah itu dilepas ke saluran.
DIREKTUR
KEPALA KONSULTAN
LABORATORIUM
Dr. Hilma Yuniar Thamrin,Mkes,SpPK
Tuti Dwiyana, Amd.Anakes,SKM
SEROLOGI/
ADMINISTRASI HEMATOLOGI/
KIMIA KLINIK IMMUNOLOGI/PARASIT
MIKROBIOLOGI
Misratin AMAK Bintang,Amd.Anakes,SKM., OLOGI
Nur Insa, AMAK
MM. Yeyen Faisal, AMAK
15
PDW
P-LCR
LED
2) Parameter Pemeriksaan Kimia Darah
Glucosa
GDS
GDP
GD 2 Jam PP
SGPT
SGOT
Protein Total
Albumin
Globulin
Bilirubin Total
Bilirubin Direct
Ureum
Kreatinin
Asam Urat
Chol. Total
Chol. HDL
Chol. LDL
Trigliserida
3) Parameter Pemeriksaan Urinalisa
Urin rutin
Sedimen Urine
4) Parameter Pemeriksaan Bakteriologi
Basil Tahan Asam (BTA)
Reitz Serum
Gram
17
Pra analitik
Analitik
Pasca anlitik
Penyerahan Hasil
18
Keterangan:
1. Pasien Rawat Jalan dan rawat Inap langsung ke pendaftaran dan Registrasi
Lab.
2. Melakukan Sampling
3. Melakukan Pemeriksaan
4. Mengeluarkan Hasil
5. Penyerahan Hasil Langsung ke loket pendaftaran dan registrasi Lab.
BAB III
KEGIATAN PKL DAN PEMBAHASAN
A. Pemeriksaan Hematologi
1. Darah Rutin
a) Pra Analitik :
1) Persiapan Sampel : Tidak ada persiapan khusus
2) Persiapan Pasien : Tidak ada persiapan khusus
3) Metode : Automatic (Hematologi Analyzer)
4) Prinsip Pemeriksaan : Sampel diemulsi dengan larutan yang
memiliki konduktivitas tertentu. Sel dialirkan melalui lubang
dengan ukuran tertentu. Pada saat yang sama suatu arus listrik
dialirkan melalui elektroda yang dipasang di sisi luar dan sisi
dalam lubang. Sehingga dapat mengenali jenis sel menurut
ukuran dan menghitung jumlah selnya.
5) Alat & Bahan:
Alat Sampling : Alkohol 70%, Kapas Steril, Plester, Spoit 3cc,
Tabung EDTA, & Tourniquet.
Darah EDTA
Handschoen
Alat Automatic Hematology Analyzer
6) Pengambilan Sampel
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan lalu pakai
sarung tangan dan dipasang tourniquet pada lengan pasien.
Didesinfektan area vena puncture dengan kapas alkohol
gerakan memutar dari tengah ke tepi, biarkan 30 detik untuk
pengeringan alkohol
Ditusuk jarum ke dalam vena, posisi lubang jarum menghadap
ke atas dengan sudut 15-300.
Dilepaskan tourniquet setelah darah mengalir (jangan biarkan
tourniquet terpasang lebih dari 1 menit)
21
3) Metode Duke
4) Prinsip pemeriksaan: Dibuat luka standar pada daun telinga,
lamanya perdarahan sampai berhenti dicatat.
5) Alat dan Bahan:
Disposible Lanset steril
Kaca objek
Kapas alkohol
Tissue
Stopwatch
b) Analitik
1) Desinfeksi daun telinga dengan kapas alkohol, biarkan mengering.
2) Buat luka dengan disposable lanset steril panjang 2 mm dalam 3
mm darah pertama yang kluar dihapus dengan kapas dan tepat pada
saat darah keluar jalankan stopwatch.
3) Setiap 30 detik darah yang keluar diusap dengan tissu atau
menggunakan kapas tetapi jangan sampai menyentuh luka.
4) Bila perdarahan berhenti, hentikan stopwatch dan catatlah waktu
perdarahan.
c) Pasca Analitik
Nilai normal : 1 – 3 menit
c) Pasca analitik
Nilai normal :
1) GDS (Gula darah sewaktu) : 70-110 mg/dl(3,88-6,10
mmol/L)
2) GDP (Gula darah puasa) : 70-110 mg/dl(3,88-6,10
mmol/L)
3) SGOT : Laki-laki : ≤ 37
Perempuan : ≤ 31
4) SGPT : Laki-laki : ≤ 37
Perempuan : ≤ 31
5) Bilirubin direk : 0-0,35 mg/dl
6) Bilirubin total : 0-1,1 mg/dl
7) Total protein : 6,2-8,5 gr/dl
8) Albumin : 3,5-5,5 gr/dl
9) Ureum : 10-50 mg/dl
10) Kreatinin : Laki-laki : 0,9-14 mg/dl
Perempuan : 0,9-1,1 mg/dl
11) Chol. Total : ≤ 200 mg/dl
12) HDL : Laki-laki : ≥ 45 mg/dl
Perempuan : ≥ 55 mg/dl
13) LDL : < 150 mg/dl
14) Trigliserida : < 150 mg/dl
15) Asam urat : Laki-laki : 3,4-7,0 mg/dl
Perempuan : 2,4-5,7 mg/dl
6. Pemeriksaan Immunologi/serologi
1. Pemeriksaan Widal
a) Pra Analitk
1) Persiapan Pasien : Tidak ada persiapan khusus
2) Persiapan Sampel : Serum Pasien
3) Metode: Aglutinasi
28
2. Pemeriksaan Narkoba
a) Pra Analitik
1) Persiapan pasien : tidak ada persiapan khusus
2) Persiapan sampel : urine
3) Metode: EIA (enzyme immunoassay)
29
4. Pemeriksaan HbSAg
a) Pra Analitik
1) Persiapan pasien : tidak ada persiapan khusus
2) Persiapan sampel : serum pasien
3) Prinsip : HbsAg one step hepatitis B surface antigen test
strip ( serum/plasma ) adalah test kualitatif imunologi secara
aliran lateral untuk mendeteksi HbsAg pada serum atau plasma
bereaksi dengan partikel yang dilapisi dengan anti HbsAg
31
c) Pasca Analitik
Keterangan
1) Golongan darah A : terdapat aglutinasi pada tetesan darah
yang diberi reagen anti A
2) Golongan darah B : terdapat aglutinasi pada tetesan darah
yang diberi reagen anti B
3) Golongan darah AB : terdapat aglutinasi pada tetesan kedua
darah tersebut
4) Golongan darah O : tidak ada aglutinasi pada kedua tetesan
darah tersebut
b) Analitik
1) Di Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2) Di Tempatkan kemasan strip pada temperature ruangan
sebelum dibaca
3) Di Siapkan serum dalam tabung reaksi kemudian diambil
kurang lebih satu tetes serum, lalu masukan strip HCV setelah
itu masukan buffer HCV kurang lebih 2 tetes.
4) Di Tunggu sampai muncul garis merah pada strip
c) Pasca Analitik
Interpretasi Hasil :
1) (+) positif : terdapat 2 garis pada daerah control dan tes
2) (-) Negatif : terbentuk satu garis pada daerah control
3) Invalid : tidak terdapat garis pada daerah control dan tes
b) Analitik
1) Di Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2) Dicentrifuge darah dengan kecepatan 3000 rpm selama 10
menit
3) Di Buka strip anti HBs dari kemasannya
4) Di Celupkan strip tersebut kedalam tabung yang berisi serum
5) Di Biarkan selama 5 menit , diangkat dan dibaca hasilnya
c) Pasca Analitik
Interpretasi Hasil :
1) (+) Positif : terdapat 2 garis pada daerah control dan tes
2) (-) Negatif : hanya terdapat 1 garis pada daerah control
3) Invalid : tidak terdapat garis pada daerah control dan tes
8) Pemeriksaan HIV
a) Pra Analitik
1) Persiapan pasien : Tidak ada persiapan khusus
2) Persiapan Sampel : Serum pasien
3) Metode : Strip
4) Prinsip : Spesimen yang diteteskan pada ruang
membrane bereaksi dengan partikel yang telah dilapisi dengan
protein A yang terdapat pada bantalan spesimen.Selanjutnya
akan bergerak secara kromatografi dan bereaksi dengan
antigen HIV rekombinan yang terdapat pada garis test.Jika
spesimen mengandung antibodi HIV maka akan timbul garis
warna
5) Alat dan Bahan
Strip HIV/Test card HIV
Pipet tetes
Tabung reaksi kecil + rak
Sampel serum
Sampel dilution buffer
36
b) Analitik
1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2) Dimasukkan 3 tetes serum pada sumur sampel.
3) Ditambahkan 1 tetes larutan buffer.
4) Didiamkan selama beberapa menit.
5) Dibaca reaksi yang terjadi.
c) Pasca Analitik
1) Positif (+) : Terbentuk dua atau tiga garis berwarna satu pada
zona garis test 1 atau 2 dan satu pada zona garis control. Hal
ini berarti pada serum terdapat antibody HIV.
2) Negatif (-) : Terbentuk satu garis warna pada zona garis
control saja, ini berarti pada serum dan plasma dan darah
tidak ada antibody HIV.
3) Invalid/Test gagal : Jika tidak timbul garis warna zona
Control maka tes di nyatakan gagal, diulangi test dengan alat
yang baru.
7. Pemeriksaan Urinalisa
a) Pra Analitik
1) Persiapan Pasien : Tidak memerlukan persiapan khusus,
kecuali untuk tes urin post prandial, pasien berkemih setelah
makan 1 ⅟2 -3 jam
2) Persiapan Sampel :
Wadah penampung bersih dan kering
Identifikasi sampel (nama, nomor, alamat dan umur )
Urin diperiksa dalam waktu ≤ 2 jam setelah dikemihkan
Sampel urin sewaktu : urin 24 jam atau 12 jam
3) Alat Dan Bahan
Wadah penampug urin bersih dan kering atau steril untuk
tes mikrobiologi
Gelas volume
37
Tabung reaksi
Pipet tetes
Mikroskop
Kaca objek dan kaca penutup
Sentrifuge
Alat urin analyser BA 600 dan reagen stripnya BA-11A
b) Analitik
Cara kerja
1) Tes Makroskopik
Diperhatikan warna/kejernihan dan bau
Diukur volume urin menggunakan gelar takar
2) Tes kimia
Dicelup 1 lembar reagen strip ke dalam urin sampai urin
mengenai area reaksi
Diletakkan pada alat Urin Analyzer BA 600, dijalankan
sesuai prosedur
Hasil keluar dalam bentuk lembar print out, berupa: berat
jenis (BJ), pH, Leukosit, Nitrit, Protein, Glukosa, keton,
Urobilinogen, Bilirubin, Hemoglobin dan vitamin c.
3) Tes Mikroskopik/Sedimen
Dimasukkan 10-15 ml urin ke dalam tabung reaksi,
disentrifus selama 5 menit pada 1500-2000 rpm
Dibuang cairan di bagian atas tabung, sehingga volume
cairan dan sedimen tinggal 0,5-1 ml
Dikocok tabun untuk mensuspensikan sedimen
Diletakkan 2 tetes suspense tersebut di atas kaca objek lalu
ditutup dengan kaca penutup
Diperiksa sedimen di bawah mikroskop dengan lensa
obyektif 10x untuk lapangan pandang kecil (LPK) untuk
melaporkan jumlah rata-rata sedimen, serta lensa objektif
38
c) Pasca Analitik
1) Hasil normal urine berupa : berwarna antara kuning muda
dan kuning tua , jernih
2) Hasil normal pemeriksaan urin menggunakan alat Urine
Analyzer BA 600
Vitamin c : Negatif
Urobilinogen : Negatif
Bilirubin : Ngeatif
Keton : Negatif
Blood : Negatif
Protein : Negatif
Nitrit : Negatif
Leukosit : Negatif
Glukosa : Negatif
Berat jenis : 1.005
pH : 5.0
3) Hasil normal pemeriksaan sedimen urin
Eritrosit : Normal 0 -1
Leukosit : Normal 0 – 2
Epitel Skuamosa : Normal 5-15/LPB
Bakteri : Normal 0/LPB
Kristal : Normal 0/LPK
39
8. Pemeriksaan Mikrobiologi
1. Pewarnaan BTA
a) Pra Analitik
1) Persiapan Pasien : Tidak memerlukan persiapan khusus
2) Persiapan Sampel : Sputum(dahak)
3) Metode : Zeihl Neelsen
4) Prinsip : Dinding bakteri yang tahan asam
mempunyai lapisan lilin dan lemak yang sukar ditebus cat
dengan pengaruh fenol dan pemanasan maka lapisan lilin dan
lemak itu dapat ditembus cat basic fuchsion
5) Alat dan bahan:
Mikroskop
Jarum ose
Lampu spirtus
Objek gelas
Sputum/dahak
Carbol fuchsion
Asam Alkohol
Methylen blue 0,3%
Oil imersi
b) Analitik
1) Dibuat sediaan dengan cara coiling ukuran 2x3 cm
2) Lalu sediaan dilewatkan 3x melalui api spirtus
3) Sediaan digenangi dengan carbol fuchsion
4) Dari bawah sediaan dipanasi dengan menggunakan sulut
ap/spirtus sampai keluar uap (jangan sampai mendidih)
5) Diamkan selama minimal 5 menit.lebih lama diperbolehkan
tetapi cat sediaan jangan sampai kering
6) Sediaan dibilas dengan hati-hati dengan air mengalir
7) Sediaan dimiringkan untuk membuang air
40
mikroskop
Reitz serum pasien
b) Analitik
1) Di Kenakan handscoon sebelum melakukan tindakan
2) Di anjurkan pasien duduk dengan posisi yang nyaman
3) Didesinfeksi kedua cuping telinga pasien dengan kapas
alkohol 70%, biarkan Kering
4) Kemudian cuping telinga di tekan atau di jepit di antara jari
telunjuk dn ibu jari sampai pucat
5) Disayat bagian yang pucat dengan pisau aesculape dengan
kedalaman 2 mm dan panjang 5 mm
6) Diambil serum yang telah keluar dengan punggung pisau
aesculape
7) Dioleskan pada objek glass dengan gerakan memutar dari
dalam keluar
8) Diplester bekas sayatan
9) Dilakukan hal yang sama pada cuping telinga yang satunya
10) Diperiksa sediaan yang telah siap
c) Pasca Analitik
1) Negatif = Tidak ditemukan BTA/100 LP
2) +1 = 1-10 BTA/100 LP
3) +2 = 1-10 BTA/10 LP
4) +3 = 1-10 BTA/1LP
5) +4 = 10-100 BTA/1 LP
6) +5 = 100-1000 BTA/1LP
3. Pewarnaan Gram
a) Pra Analitik
1) Persiapan Pasien : Tidak memerlukan persiapan khusus
2) Persiapan Sampel :
3) Metode :
42
4. Pemeriksaan KOH
a) Pra Analitik
1) Persiapan Pasien : Tidak memerlukan persiapan khusus
2) Persiapan Sampel :
3) Prinsip : Larutan KOH 10% atau 20% akan
melisiskan kulit, kuku dan rambut sehingga bila mengandung
jamur, di bawah mikroskop akan terlihat hypa dan atau spora.
Pemeriksaan KOH ( kalium hidreksida ) merupakan
pemeriksaan yang di anjurkan untuk
menegakkan diagnosis pada setiap kasus kelainan kulit pada
infeksi jamur. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara
melakukan pengerokkan kulit pada bagian kulit yang
mengalami infeksi jamur. Hasil yang diterapkan pada
pemeriksaan ini ditemukannya elemen jamur beruna hifa
panjang dan artrospara ( hifa bercabang ) yang berarti bahwa
penyebab kelainan kulit pada pasien di sebabkan oleh jamur
nakal ( dermatopita )
4) Alat dan bahan :
Mikroskop
Kaca objek
Kaca penutup
Lampu spiritus
Pinset
Skapel
44
Alcohol 70%
b) Analitik
Cara pembuatan sediaan
1) Di Teteskan 1-2 tetes larutan KOH 10% ke atas kerokan yang
telah disiapkan kemudian ditutup dengan kaca penutup
2) Dibiarkan ± 15 menit atau dihangatkan di atas nyala api selama
beberapa detik untuk mempercepat proses lisis
3) Diperiksa sediaan di bawah mikroskop dengan mula-mula
pembesaran objektif 10x, kemudian dengan pembesaran 40x
untuk mencari adanya hypha dan atau spora.
c) Pasca Analitik
1) Positif : Bila ditemukan adanya hypa dan atau spora
2) Negatif : Bila tidak ditemukan adanya hypa dan atau spora
9. Pemeriksaan parasitology
1. Pemeriksaan DDR Malaria
a) Pra Analitik
1) Persiapan Pasien : Tidak memerlukan persiapan khusus
2) Persiapan Sampel : Darah pasien
3) Prinsip : setetes darah diwarnai dengan giemsa
4) Alat dan bahan :
Objek glas
Mikroskop
Larutan giemsa
Oil imersi
b) Analitik
1. Sediaan Apus Darah Tebal
Diteteskan satu tetes darah pada objek glass( tidak boleh
menggunakan darah dengan antikoagulan )
Gunakan ujung objek glass lainnya untuk membentuk
lingkaran dengan diameter ± 1 cm kemudian dikeringkan
45
2. Pemeriksaan Feces
a) Pra Analitik
1) Persiapan Pasien : Tidak memerlukan persiapan khusus
2) Persiapan Sampel : Feces
3) Metode : Pewarnaan eosin
4) Prinsip : Adanya telur atau larva cacing dalam
tinja dapat diketahui dengan pemeriksaan secara mikroskopis
dengan pengecatan lugol atau eosin, menggunakan perbesaran
100x (lensa objektif 10x dan lensa okuler 10x).
5) Alat dan bahan :
Mikroskop
Deck glass
Lidi/tusuk gigi
Kertas saring
Objek glass
46
BAB IV
HASIL PELAKSANAAN PKL
A. Analisis Masalah
Masalah yang sering terjadi dirumah sakit selama proses praktek
kerja lapangan (PKL) yaitu keterlambatan pengambilan sampel darah
pasien ( flebotomi ) dari ruangan rawat inap , hal ini disebabkan karena
keterlambatan perawat di ruang rawat inap mengampra atau mengantar
buku ampra ( formulir pemeriksaan) di laboratorium setelah dokter
memberikan formulir pemeriksaan pasien kepada perawat di ruangan
rawat inap tersebut, sehingga terkadang dokter perujuk menyalahkan pihak
laboratorium atas keterlambatan pengambilan sampel pasien tersebut.
Seharusnya perawat dari ruangan lebih memperhatikan lagi hal-hal seperti
ini karena jika hal seperti ini disepelekan maka akan berakibat yang lebih
fatal dalam hal penanganan pasien.
B. Rancangan
Penangan pasien sebaiknya efesien dan efektif , baik dari konsultasi
dokter, pengambilan sampel pasien dan keluarnya hasil pemeriksaan
maupun sampai diagnosa dan pemberian resep obat. Sebagaimana di
jelaskan sebelumnya bahwa kendala atau masalah yang sering terjadi di
RSUD Kota Kendari adalah keterlambatan pengambilan sampel pasien (
sampling ) yang disebabkan keterlambatan perawat atau pegawai ruangan
rawat inap untuk mengampra fprmulir pemeriksaan pasien yang diberikan
oleh dokter. Untuk menangani masalah tersebut sebaiknya komunikasi
antar pegawai ruangan rawat inap dan pegawai laboratorium lancar dalam
hal penanganan pasien , dan pegawai diruangan rawat inap segera
mengampra ke laboratorium setelah menerima formulir pemeriksaan
pasien dari dokter. Sehingga pengambilan sampel pasien cepat dilakukan
dan pemeriksaan serta hasil pemeriksaan cepat keluar yang menunjang
diagnosa dokter dan pemberian obat terhadap pasien jaga cepat
penanganannya. Ada pun rancangan atau alur penangan pasien ( sampling
48
Pasien
Diagnosa dan pengobatan
Ampra Ampra
Dokter
Perawat rawat
Ampra
inap Perawat IGD
Sampling Sampling
Laboratorium
HASIL ( by phone )
49
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu
upaya untuk memperoleh pendidikan, latihan, pengalaman dan
pembelajaran tambahan bagi Mahasiswa(i) sehingga dapat menguasai dan
menerapkan prinsip dasar pemeriksaan hematologi, kimia klinik,
mikrobiologi, serologi, dan urinalisa dalam kurikulum pendidikan D-IV
Analis Kesehatan. Banyak pengalaman, pembelajaran yang dirasakan oleh
penyusun selama melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL), serta
memperoleh umpan balik guna memperbaiki dan mengembangkan
pendidikan di Akademi Analis Kesehatan. Rumah Sakit Umum Daerah
Abunawas terletak di Kota Kendari, alat-alat yang di Laboratoriumnya
RSUD telah menggunakan alat Automatik dan tenaga laboratorium telah
berkompetens di bidangnya.
Adapun parameter pemeriksaan di Laboratorium Rumah Sakit
Umum Daerah Kota kendari meliputi pemeriksaan hematologi, kimia klinik
(kimia darah), urinalisa, pemeriksaan serologi, pemeriksaan malaria dan
pemeriksaan BTA.
B. Saran
Dalam melakukan penanganan sampel dibutuhkan ketelitian dan
berdasarkan SOP sehingga hasil yang dikeluarkan cepat, tepat dan akurat serta
dapat direkomendasikan.
50
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN GAMBAR
Gambar 5. Sentrifuge