Anda di halaman 1dari 12

CARA PEMBUATAN PACKED RED CELL (PRC)

Tugas Terstruktur ini guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Imunohematologi I
Dosen pengampu: Hj. Nurul Qomariyah S.Pd.,M.Pd

Oleh :
Sabda Girijati P1337434115015
Frizna Hilda K.L. P1337434115019
Rohmatul Mukharomah P1337434115022
Aessy Fadelia P1337434115027

Program Studi DIII Analis Kesehatan


Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarang
2017
A. Pengertian Packed red cell

Packed red cell diperoleh dari pemisahan atau pengeluaran plasma secara tertutup atau
septik sedemikian rupa sehingga hematokrit menjadi 70-80%. Volume tergantung kantong
darah yang dipakai yaitu 150-300 ml. Suhu simpan 4°±2°C. Lama simpan darah 24 jam
dengan sistem terbuka.
Packed cells merupakan komponen yang terdiri dari eritrosit yang telah dipekatkan
dengan memisahkan komponen-komponen yang lain. Packed cells banyak dipakai dalam
pengobatan anemia terutama talasemia, anemia aplastik, leukemia dan anemia karena
keganasan lainnya. Pemberian transfusi bertujuan untuk memperbaiki oksigenasi jaringan dan
alat-alat tubuh. Biasanya tercapai bila kadar Hb sudah di atas 8 g%. PCR merupakan pilihan
utama untuk anemia kronik karena volumenya yang lebih kecil dibandingkan dengan whole
blood.

Dosis transfusi darah didasarkan atas makin anemis seseorang resipien, makin sedikit
jumlah darah yang diberikan per et mal di dalam suatu seri transfusi darah dan makin lambat
pula jumlah tetesan yang diberikan. Hal ini dilakukan untuk menghindari komplikasi gagal
jantung. Dosis yang dipergunakan untuk menaikkan Hb ialah dengan menggunakan rumus
empiris:

Kebutuhan darah (ml) = 6 x BB (kg) x kenaikan Hb yang diinginkan.

Penurunan kadar Hb 1-2 hari pasca transfusi, maka harus dipikirkan adanya auto
immune hemolytic anemia. Hal ini dapat dibuktikan dengan uji coombs dari serum resipien
terhadap eritrosit resipien sendiri atau terhadap eritrosit donor. Keadaan demikian pemberian
washed packed red cell merupakan komponen pilihan disamping pemberian immuno
supressive (prednison, imuran) terhadap resipien.

Eritrosit dibuat dari darah keseluruhan (whole blood) dengan sentrifugasi dan
menghilangkan plasma. Larutan yang paling umum digunakan sebagai antikoagulan aadalah
CPDA-1. Antikoagulan ini dilengkapi dengan dekstrosa dan adenine untuk mengawetkan
pada tingkat adenosine trifosfat pada eritrosit. Eritrosit dengan CPDA-1 dapat disimpan
sampai 35 hari pada suhu 1-60 C. eritrosit juga dapat ditambahlarutan yang mengandung
glukosa dan substrat lainnya selama pembuatan. Larutan aditif tersebut memungkinkan
periode penyimpanan yang lebih lama (42 hari) dan memiliki nilai hematokrit (Ht) rendah.
Selama penyimpanan, eritrosit mengalami penuaan perubahan serupa yang terjadi dalam
tubuh (in vivo), sehingga sebagian sel darah merah yang ditransfusikan dengan cepat akan
dimusnahkan oleh limpa resipen. Kebocoran kalium intraselular akan terjadi selama
penyimpanan eritrosit. Konsentrasi kalium dalam supernatan sel darah merah bisa mencapai
76 mmol/L, yang mungkin mengkhawatirkan. Namun, jumlah total kalium yang dikeluarkan
setiap unit eritrosit nilainya lebih kecil dibandingkan dengan kebutuhan fisiologis harian,
sehingga hiperkalemiasetelah transfuse jarang terjadi. Eritrosit juga kehilangan 2-3-
difosfogliserat (2,3-diphosphoglycreate, [2,3-DPG|) intraselular selama penyimpanan,
mengakibatkan pergeseran kurva disosiasi Hb-oksigen ke kiri. Dengan demikian, tidak lama
setelah transfuse, eritrosit yang disimpan memiliki afinitas oksigen yang relative tinggi. Kadar
normal 2,3-DPG akan dikembalikan dalam waktu 24 jam setelah transfuse. Pergeseran dalam
hubungannya dengan disosiasi oksigen secara klinis jarang terjadi.

B. Persiapan Paket Darah


1. Pengambilan sampel darah
Metode mikrohematokrit diterapkan pada sampel darah kapiler
a. Sentrifuge untuk mikrohematokrit harus dikalibrasi ketika pertama kali
digunakan dalam pelayanan, setelah perbaikan, dan setiap tahun.
b. Akurasi yang berkaitan dengan waktu dan kecepatan harus diperiksa minimal 6
bulan dan sebaiknya dilakukan setiap 3 bulan oleh orang yang profesional, untuk
memeriksa kecepatan, dan adanya kemungkinan perubahan kecepatan.
c. Metode kalibrasi yang menyediakan kontrol kualitas dan memungkinkan
pemilihan waktu sentrifugasi yang optimal adalah pemeriksaan, spesimen serta
kisaran bawah dan atas dari nilai hematokrit yang dapat diterima.
d. Waktu yang dipilih untuk penggunaan rutin harus menjadi waktu minimum.
Penyimpangan sebesar 2% masih bisa diterima.
e. Jika metode mikrohematokrit digunakan untuk skrining Hb, maka prosedur
operasi standar untuk penggunaan instrumen ini harus tersedia pada manual
prosedur.
f. Nilai-nilai mikrohematokrit minimum yang dapat diterima adalah 0,38 untuk
wanita dan 0,40 untuk pria.
 Persiapan dari situs pungsi vena.
Darah harus diambil dari vena yang cocok di fossa antecubiti didaerah
yang bebas dari lesi kulit. Pembuluh darah dibuat lebih menonjol. Meskipun
tidak mungkin untuk menjamin sterilitas permukaan kulit untuk pungsi vena,
namun prosedur standar disifektan situs pungsi vena harus dilakukan untuk
mencapai kebersihan dan dengan demikian memberikan kemungkinan jaminan
kebersihan secara maksimun. Larutan antiseptik yang digunakan harus
dibiarkan kering sepenuhnya setelah dioleskan di kulit pendonor, atau
menyeka dengan kain kasa steril sebelum pungsi vena. Daerah situs tidak
boleh disentuh dengan jari sebelum jarum dimasukkan.
 Persiapan paket darah.
Peralatan pengumpulan darah harus ada tanggalnya dan diperiksa untuk
setiap adanya kecacatan. Hal ini kadang-kadang dikaburkan oleh label yang
melekat pada permukaan paket plastik setelah dibongkar harus menimbulkan
kecurigaan adanya kebocoran, dan jika ada satu atau lebih paket dalam
kemasan apapun yang ditemukan menjadi lembab, maka tidak ada paket dalam
wadah yang dapat digunakan. Kantung darah ditempatkan dibawah lengan
pendonor dan tabung koleksi darah harus dijepit dalam keadaan off. Metode
yang digunakan untuk memantau volume darah harus diperiksa untuk metode
yang efektif.
 Performa pungsi vena.
Pungsi vena seharusnya hanya dilakukan oleh petugas yang berwenang
dan tertatih menggunakan jarum suntik sekali pakai. Catatan nomor batch
harus diterapkan pada setiap sesi pengumpulan darah. Kontainer anestesi lokal
harus diperiksa terhadap adanya kebocoran, dan jika terbuat dari kaca, maka
perlu diperiksa adanya kemungkinan retak. Setiap kontainer yang dicurigai
harus ditolak. Teknik aseptik harus dilakukan untuk melakukan anestesi lokal.
Peralatan yang digunakan untuk pungsi vena steril, dan sekali pakai. Jika
pembungkus luar yang kering menjadi basah, maka isi tidak digunakan.
Sebelum digunakan, harus dipastikan bahwa bahan yang digunakan untuk
pungsi vena benar-benar steril, dan tanggalnya cocok untuk prosedur yang
akan dilakukan. Segera setelah pungsi vena telah dilakukan, klem pada kolom
yang berdarah harus dikeluarkan.
 Pengambilan sampel.
Setelah sampai 30 ml, darah harus dialihkan kedalam kantong.
Disarankan bahwa kantong ini memiliki sasaran akses yang berlawan yang
memungkinkan diambilnya sampel darah untuk pengujian hematologi dan
serologi tanpa mengorbankan keutuhan darah dalam paket utama. Jika perlu
pendonor diminta untuk membuka dan menutup kepalan tangannya secara
perlahan setiap 10-12 detik untuk membantu aliran darah. Pendonor tidak
boleh ditinggalkan selama atau segera setelah donasi.
 Antikoagulan.
Darah dan antikoagulan harus dicampur dengan lembut dan berkala
(minimal setiap 60 detik) selama pengumpulan. Pencampuran harus dicapai
dengan inversi manual, atau secara otomatis dengan menempatkan kantung
darah pada agiator menarik.
 Aliran darah
darah dan antikoagulan harus terus diamati untuk memastikan bahwa
aliran tersebut tidak terganggu. Darah harus dicampuri secara teratur selama
donasi yang tidak boleh lebih dari 15 menit.
Pemantauan volume darah
1. Volume darah yang harus di ambil harus diamati untuk melindungi donor dari
kehilangan darah yang berlebihan dan untuk menjaga proporsi yang tepat antara
antikoagulan dengan darah.
2. Cara yang paling efesien untuk mengukur volume darah kantong plastik adalah
dengan ditimbang. Rata-rata berat 1 mL. Darah adalah 1,06 g; misalnya, satu unit
yang berisi 470 mL darah, sehingga harung menimbang 470 x 1,06 g ditambah
berat paket dan antikoagulan.
3. Beberapan jenis peralatan timbangan telah tersedia dan perangkat tersebut harus
digunakan sesuai dengan instruksi dari pabriknya untuk menimbang darah dalam
kantung plastik dan kalibrasi secara berkala dengan teknik yang tepat.

Penyelesaian donasi
1. Tekanan manset harus diturunkan dan jarum kemudian dikeluarkan dari
lengan. Segera berikan tekanan pada situs pungsi ven kasa streil.
2. Jarum harus dibuang kedalam wadah khusus yang dirancang untuk
meminimalkan resiko bagi personil
3. Kantung harus di bolak-balik dengan lembut bebebrapa kali untuk memastikan
isinya tercampur
2. Donasi Komponen Darah : Aferesis

Aferesis merupakan proses pengumpulan dan pemisahan komponen darah secara


otomatis dengan mesin yang menggunakan satu set jarum, selang, dan kantong yang sekali
pakai buang. Darah dari donor dialirkan ke set tersebut, kemudian diproses dalam mesin
untuk mendapatkan komponen darah yang diinginkan, misanya packet red blood cells (PRC).
Komponen darah yang tidak diinginkan dikembalikan ke tubuh pendonor. Pedoman ini
berhubungan dengan kumpulan komponen darah dengan aferesis otomatis. Tujuannya adalah
untuk menjamin keamanan donor sukarela menjalani prosedur aferesis dan untuk menjamin
kualitas komponen aferesis yang dikumpulkan.

Spesifikasi Umum untuk Sesi Aferesis

 Donor dengan prosedur aferesis untuk koleksi plasma, trombosit, sel darah merah,
atau kombinasinya dapat dilakukan pada tempat pengumpulan yang tetap atau
berpindah-pindah.
 Prosedur Leukafersis untuk mengumpulkan, misalnya granulosit, limfosit, sel-sel
progenitor darah perifer , hanya boleh dilakukan di unit aferesis tetap.
 Dalam setiap unit aferesis, atau pada setiap sesi donor darah dimana aferesis
dilakukan, telepon harus tersedia sehingga layanan darurat dapat dihubungi setiap saat.
 Konsultan yang bertanggung jawab untuk aferesis harus memastikan bahwa, setiap
persyaratan minimum, semua profesional kesehatan yang terlibat dengan prosedur
aferesis telah menerima pelatihan.
 Peralatan resusitasi seperti yang dipersyaratkan untuk sesi donor darah harus tersedia
di semua sesi dalam melakukan prosedur aferesis rutin.

Frekuensi Aferesis. Donor tidak harus menjalani total lebih dari 24 plasma atau trombosit
aferesis per tahun termasuk tidak lebih dari 12 prosedur leukaferesis per tahun. Tidak lebih
dari 15 liter plasma yang di sumbangkan oleh salah satu donatur dalam sethaun. Tidka lebih
dari 2,4 liter plasma yang disumbangkan oleh salah satu donatur dalam jangka waktu satu
bulan. Setelah donor darah lengkap, atau setara dengan hilangnya jumlah sel darah merah
selama prosedur aferesis, donor sebaiknya tidak mendonorkan plasma, trombosit, atau
leukositnya untuk jangka waktu delapan minggu.
3. Kriteria Penerimaan Donor

Donor aferesis yang pertama kali diberikan setidaknya satu donor darah rutin tanpa
efek yang tidak diinginkan dalam dua tahun terakhir (hal ini dapat memerikan indikasi
kemampuan mereka untuk mentoleransi prosedur aferesis). Selain itu, kriteria berikut harus
diperhatikan untuk pedonor aferesis:

a. Pendonor pertama kali harus berumur 18-60 tahun. Donor dapat terus
menyumbangkan dengan metode ini hingga sebelum umur 65 tahun.
b. Berat badan tidak boleh kurang dari 50 kg. Untuk donor dengan berat badan antara 50
dan 60 kg, extra-corporeal volume (ECV) harus dihitung dda tidak pernah melebihi
20%.
c. Jumlah trombosit pra-donasi minimum harus 150 x 103/ml.
d. Pascaprosedur, jumlah trombosit diprediksi harus tidak kurang dari 100x103/ml
e. Penderita sel sabit tidak bisa diterima sebagai donor aferesis.
f. Periode penangguhan dilakukan terhadap donor trombosit yang sedang mengonsumsi
obat yang mempengaruhi fungsi trombosit (misalnya aspirin atau obat anti-inflamasi
non-steroid).

4. Pemeriksaan Laboratorium Pratransfusi

Reaksi tranfusi yang tidak diinginkan dapat dicegah dengan melakukan beberapa
tindakan, diantaranya yang penting adalah pemeriksaan komponen darah resipen maaupun
donor sebelum dilakukan tranfusi, khususnya pengujian kesesuain (kompatibilitas).
Sebenarnya istilah pengujian inkompatibilitas lebih tepat karena tidak ada darah transfuse
yang 100 % kompatibel kecuali bila digunakan darah dari kembar identik atau transfuse
autolog.

Pengujian inkompabilitas dilakukan dengan uji silang minor dan uji silang major. Uji
silang aminor adalah menguji plasma donor terhadaperitrosit resipien. Pada saat ini
sebenarnya uji silang minor sudah jarang dilakukan terutama bila diberikan transfuse
konsentrat eritrosit (packed cells) dan bila telah dilakukan uji penyaring antibody secara
rutin. Namun demikian uji silang minor masih tetap perlu dilakukan bila plasma dalam jumlah
besar. Dengan uji silang minor dapat diperoleh konfirmasi mengenai golongan ABO dan
kesan mengenai ada tidaknya antibody serta memungkinkan ditemukannya factor gologan
darah yang baru. Uji silang major menguji eritrosit donor terhadap plasma atau serum resipen.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pengujian ini adalah :

a. Eritrosit donor perlu dicuci dahulu sebelum digunakan untuk menghilangkan berbagai
antigen yang larut, misalnya antigen Le, dan lain-lain
b. Lebih baik melakukan reaksi silang dengan 2 tabung daripada 1 tabung
c. Perlu membedakan hasil uji inkompatibilitas yang positif dari pembentukan rouleaux
d. Pada saat yang sama perlu dilakukan control dengan menguji plasma resipen terhadap
eritrositnya sendiri (autocontrol)

Bila uji silang positif sedangkan autokontrol negative dapat dipikirkan adanya
aloantibodi, misalnya anti-A1 atau anti-H. bila autocontrol positif mungin terjadi
autoantibody.

Indikasi pemberian transfusi sel darah merah

Indikasi Transfusion Guidelines

Anemia simtomatik (pusing, takikardi, Indikasi jelas


takipnea, sianosis)

Kehilangan darah >15 % dari volume darah Mungkin ada indikasi transfuse sel darah
merah, terutam jika diperkirakan perdarahan
berlanjut

Anemia hipoproliferatif kronik Mungkin memerlukan transfuse periodic

Penyakit sel sabit Mungkin memerlukan transfuse selain krisis


atau untuk mencegah krisis

5. Donor sel darah merah dengan Teknologi Aferesis


 Koleksi satu unit sel darah merah yang dilakukan dengan metode ini, kriteria seleksi,
dan interval donasi berlaku sama untuk darah lengkap.
 Untuk koleksi unit ganda sel darah merah dengan aferesis, berlaku pertimbangan
khusus, baik donor pria maupun wanita, berat badannya harus lebih besar dari 70kg.
 Kadar hemoglobin untuk menyumbangkan unit ganda sel darah merah harus 14,0 g/dl
untuk pria maupun wanita.
 Interval donasi reguler dan donasi sel darah merah ganda dengan aferesis tidak boleh
kurang dari 26 minggu (6 bulan) tanpa adanya suplementasi zat besi. Interval yang
lebih pendek dapat diterima hanya jika konfirmasi cadangan besi tubuh dapat secara
akurat dipantau.

6. Penilaian Medis Donor

Pada awal program afetesis, kesehatan donor dan kesesuaian umum harus dinilai.
Sebagai persyaratan minimul untuk semua donor, tekanan darah, denyut nadi, dan berat badan
harus diperiksa dan dicatat. Pada setiap pertemuan berikutnya, kesehatan donor dan
kesesuaian untuk melanjutkan program aferesis harus dinilai ulang.

7. Bank darah dan Produk darah untuk Transfusi


Antikoagulan dalam perbankan darah
 Citrat antikoagulan :
Antikoagulan terpenting dalam praktik transfusi darah adalah sitrat, yang
mengkelat tahap koagulasi kalsium yang bergantung pada ion. Setelah
transfusi, sitrat mudah dimetabolisme oleh si penerima. Sitrat adalah dasar dari
semua larutan antikoagulan-pengawet dalam penggunaan saat ini.
 Heparin.
Heparin dapat digunakan sebagai antikoagulan, namun tidak memiliki
kemampuan untuk mendukung metabolisme sel darah merah. Sel darah merah
yang tersimpan pada heparin dengan cepat menunjukkan deplesi ATP dan
manifestasi lain dari lesi strorage, yang akibatnya menurunkan viabilitas
transfusi. Selain itu, efek antikoagulan heparin dapat dinetralkan sebagian oleh
faktor penghambat heparin dan oleh bahan tromboplastik dilepaskan dari unsur
seluler dari darah yang tersimpan. Oleh karena itu darah Heparin harus
digunakan dalam waktu 48 jam setelah pengumpulan.Dulu, darah heparinized
digunakan untuk menggandakan sirkuit ekstra-korporeal untuk menghindari
hipokalsemia yang disebabkan oleh antikoagulan sitrat. Arus, penggunaan
pelampung volume non-darah lebih disukai. Untuk alasan yang sama, darah
heparinized telah digunakan sebagai transfusi transfusi neonatus, namun
masalahnya diminimalkan dengan penggunaan sel darah merah terkonsentrasi.

Donor darah diambil dengan teknik yang aseptik kedalam kantung-kantung plastik
yang mengandung sejumlah antikoagulan yang sesuai, biasanya sitrat, fosfat, dekstrosa
(CPD). Sitrat mencegah koagulasi darah dengan cara bergabung dengan kalsium darah.
Sebelum digunakan, dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan berikut: Penggolongan darah ABO
dan RhD, penapisan antibodi eritrosit, dan pemeriksaan serologis untuk menyingkirkan sifilis,
antigen permukaan hepatitis B(Hbs Ag).

Darah disimpan di suhu 40C dan dapat bertahan selama 21 hari, setelah 48 jam
pertama banyak ion K+ yang hilang dari sel eritrosit menuju plasma. Dalam hal ini infusi K+
dapat berbahaya, darah segar seharusnya digunakan dalam penukaran transfusi pada penyakit
hemolisis baru lahir. Darah dapat diberikan dengan whoole blood atau dipisahkan menjadi
beberapa komponen. Lebih dibutuhkan untuk infus hanya dengan komponen yang diperlukan
seperti paket sel darah merah untuk penderita anemia.

8. Prosedur Transfusi Darah

Transfusi darah harus melalui prosedur yang ketat untuk mencegah efek samping
(reaksi transfuse) yang dapat timbul. Prosedur ini adalah

1. Penentuan golongan darah ABO dan Rh. Baik donor maupun resipien harus
mempunyai golongan darah yang sama
2. Pemeriksaan untuk donor terdiri atas :
a. Penapisan (screening) terhadap antibody dalam serum donor dengan tes
antiglobulin indirek (tes coombs indirek)
b. Tes serologic untuk hepatitis (B&C), HIV, sifilis (VDRL) dan CMV
C. Skema donor darah

D. Transfusi packed red cell

Keuntungan pemakaian packed red blood cell

1. Keuntungan dari segi terapi


 Dapat diberikan dalam dosistinggi dengan single transfusion, sehingga waktu
lamanya di rumah sakit dapat dipersingkat
 Volume darah tidak bertambah banyak sehingga bahaya terhadap
kemungkinan timbulnya dekomponsasi dapat ditekan
 Kadar Na yang rendah menguntungkan bagi penderita penyakit jantung
 Kadar kalium serta asam yang rendah menguntungkan bagi penderita uremia
 Kadar citrat yang rendah menguntungkan bagi penderita darah karena kelainan
hati

2. Keuntungan dari segi imunologis


 Kadar anti A dan anti B dalam packed red blood cell untuk golongan darah O
adalah rendah, sehingga aman untuk penderita yang bukan golongan darah O
 Reaksi transfusi yang timbul lebih sedikit
 Resiko penularan serum hepatitis berkurang

3. Kerugian pemakaian packer red blood cell


 Pemakaian harus digunakan dalam waktu 24 jam oleh karena resiko
kontaminasi lebih besar pada waktu pemuatannya, kecuali pada closed system
 Tidak dapat memperbaiki perdarahan oleh karena defisiensi faktor-faktor
pembekuan darah
 Indikasi pemakaian packed red blood cell
 Anemia tanpa disertai penurunan volume darah
 Anemia yang disertai dengan hypoxia
 Penderita dengan congestion heart failuer

Tujuan pemberian PRC adalah untuk meningkatkan kapasitas pangangkutan oksigen.


Pada penderita chronic heart failuer seringkali disertai dengan adanya gangguan elektrolit,
sehingga pemakaian whole blood adalah berbahaya, karena kadar kalium dan natrium
meningkat, dan volume yang meningkat menyebabkan circulatory over load.

E. Indikasi Terapi Transfusi

Pertama perlu diingat bahwa transfusi darah hanya dilakukan apabila indikasi untuk
transfusi darah telah diidentifikasi secara pasti dan akurat dan harus selalu diusahakan agar
transfusi hanya dengan komponen yang diperlukan.

- Terapi tansfusi pada perdarahan dan shock

Indikasi utama untuk transfusi darah lengkap adalah untuk mengantisipasi perdarahan.
Menentukan jumlah kehilangan darah secara sulit.

Anda mungkin juga menyukai