TIM PENYUSUN:
Terry Noviar Panggabean, S.Kom., M.Kom
TAHUN 2019/2020
VISI DAN MISI UNIVERSITAS IMELDA MEDAN (UIM)
VISI
Menjadi perguruan tinggi yang Unggul dan mampu bersaing di tingkat Nasional
tahun 2024.
MISI
yang diharapkan.
internasional.
hasil penelitian.
i
VISI DAN MISI PROGRAM STUDI D-III PEREKAM DAN INFORMASI
KESEHATAN UNIVERSITAS IMELDA MEDAN
VISI
Menjadi pusat pendidikan RMIK berbasis elektronika untuk menghasilkan lulusan
D3 RMIK profesional serta mampu bersaing di tingkat nasional pada tahun 2020.
MISI
ii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur tim penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan baik. Modul ini disusun sebagai salah satu bahan ajar pratikum yang
diperuntukkan kepada mahasiswa program studi D-III Perekam dan Infokes UIM
khususnya pada semester V. Dengan adanya modul ini, diharapkan dapat membantu
Penulis dan tim dosen Kodefikasi Terkait penyakit khusus tertentu telah
berusaha dalam menyusun modul ini sesuai dengan kurikulum dan kebutuhan
mahasiswa dengan sebaik mungkin. Namun, penulis dan tim menyadari bahwa
modul ini mungkin masih memiliki kekurangan. Sehingga penulis dan tim
mengharapkan adanya saran atau masukan positif agar menjadi bahan pertimbangan
untuk menyempurnakan modul pratikum ini. Akhirnya, penulis dan tim berharap
modul ini dapat digunakan oleh mahasiswa dengan baik dan aktif sehingga dapat
tertentu.
Tim Pengajar
iii
KONTRAK BELAJAR PRAKTIKUM KODEFIKASI TERKAIT PENYAKIT
KHUSUS TERTENTU
A. Penjelasan Umum
Pembelajaran praktikum laboratorium Anatomi memiliki beban 1 sks. Praktikum
skill lab dilakukan di laboratorium Perekam Medik dan Infokes Universitas Imelda
Medan (UIM) sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Mahasiswa akan
dibimbing oleh dosen/instruktur praktikum untuk melakukan setiap tindakan dengan
menggunakan peralatan laboratorium yang tersedia. Modul ini disusun untuk
membantu dan menuntun mahasiswa untuk memahami dan mendemonstrasikan
setiap prosedur tindakan. Di dalam modul ini juga, mahasiswa akan dipandu
melakukan latihan praktikum secara mandiri yang dapat dilakukan di luar jadwal
belajar praktikum setelah mendapat izin dari dosen/instruktur praktikum.
B. Ujian Skill
Ujian praktikum skill lab penyakit khusus tertentu dilakukan di akhir pembelajaran
praktikum untuk mengetahui sejauh mana kemampuan/skill yang telah dikuasai oleh
mahasiswa setelah belajar praktikum. Pada saat praktikum, selain prosedur yang
dinilai, pemahaman mahasiswa secara teori juga dinilai serta pendokumentasian
tindakan.
C. Sistem Penilaian
Penilaian praktikum sebesar 20% yang meliputi:
1. Pre tes
2. Proses praktikum
3. Post tes
v
F. Kemampuan/Tujuan Akhir Yang Diharapkan
Pada akhir modul praktikum ini, diharapkan mahasiswa mampu melakukan :
BAB 1 2. Mampu Mempraktekkan klasifikasi terminologi medis konsep dasar
pembentukan istilah medis dan singkatan terkait pada neoplasma
BAB 2 Mampu Mempraktekkan klasifikasi terminologi medis konsep dasar
pembentukan istilah medis dan singkatan terkait pada infeksi
BAB 3 Mampu Mempraktekkan registrasi kanker
vi
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL PRAKTIKUM
KODIFIKASI TERAKAIT PENYAKIT KHUSUS TERTENTU
Petunjuk Praktikum
1. Fasilitator (Dosen) memberitahukan topik pembelajaran praktikum sebelum
dilakukan praktikum.
2. Fasilitator (Dosen) mempersilahkan setiap mahasisa untuk mempelajari isi
modul pada tindakan yang akan dipraktikkan
3. Fasilitator (Dosen) membentuk 4 kelompok yang terdiri dari 7-8 orang
4. Fasilitator (Dosen) mendemonstrasikan prosedur tindakan
5. Fasilitator (Dosen) mempersilahkan perwakilan dari setiap kelompok untuk
melakukan simulasi atau re-demonstrasi tindakan dan mempersilahkan
mahasiswa lain untuk mengamati dan menanggapi
6. Fasilitator (Dosen) memberikan tanggapan pada demonstrasi yang telah
dilakukan oleh perwakilan kelompok apakah sesuai dengan SOP di dalam
modul
7. Fasilitator meminta kepada mahasiswa untuk melakukan keterampilan atau
prosedur tersebut dilakukan sampai selesai dan dapat dikuasai oleh mahasiswa
(dapat dilakukan di luar jam praktik secara mandiri dengan izin
dosen/instruktur lab).
8. Setiap mahasiswa wajib mengikuti praktikum (100% kehadiran) sesuai
dengan jadwal yang telah disepakati oleh fasilitator.
9. Setiap mahasiswa wajib mengikuti tata tertib praktikum.
vii
DAFTAR ISI
SAMPUL Halaman
VISI DAN MISI UIM i
VISI DAN MISI PRODI PEREKAM DAN INFOKES ii
KATA PENGANTAR iii
KONTRAK PRAKTIKUM iv
PETUNJUK MODUL PRAKTIKUM vii
DAFTAR ISI viii
GLOSARIUM xiii
ix
BAB VI : PRATIKUM PENGGUNAAN ICF DAN ICPC 1
Kegiatan Praktikum 14
Pratikum Simulasi penggunaan ICF dan ICPC 1 ................................. 45
Ringkasan ................................................................................................ 46
Latihan Test 1 .......................................................................................... 58
Format Prosedur ..................................................................................... 59
Format Penilaian .................................................................................... 61
Tugas Mandiri ......................................................................................... 62
Daftar Pustaka ....................................................................................... 63
x
GLOSARIUM
Neoplasma : sel-sel yang mengalami pertumbuhan secara
tidak normal. Pada sebagian besar kasus, tumor
tidak berbahaya karena bersifat jinak. Meski
begitu, tumor bisa juga bersifat ganas atau
menjadi kanker, sehingga bisa menyerang
jaringan sehat di sekitarnya atau bahkan
menyerang bagian tubuh lain yang letaknya
jauh.
Infeksi : masalah kesehatan yang disebabkan oleh
organisme seperti virus, bakteri, jamur, dan
parasit.
Bakteri : kelompok organisme yang tidak memiliki
membran inti sel. Organisme ini termasuk ke
dalam domain prokariota dan berukuran sangat
kecil (mikroskopik), serta memiliki peran besar
dalam kehidupan di bumi
Jamur : organisme yang dapat hidup secara alami di
tanah atau tumbuhan. Bahkan jamur bisa hidup
di kulit manusia. Meskipun normalnya tidak
berbahaya, namun beberapa jamur dapat
mengakibatkan gangguan kesehatan serius.
Virus : organisme yang berukuran sangat kecil, bahkan
lebih kecil dari bakteri.
ICD 10 : “ system klasifikasi yang komprehensif dan
diakui secara internasional”.
ICD 9 CM : adaptasi sistem kesehatan A.S. dari daftar
standar ICD-9 internasional enam karakter
kode alfanumerik untuk menggambarkan
diagnosis.
ICD 0 : sebuah Format Khusus atau bisa juga dianggap
sebagai suatu ekstensi yang spesifik dan
xi
digunakan untuk domain yang telah ditetapkan
dari Klasifikasi Statistik Internasional Penyakit
dan juga Masalah Kesehatan Terkait untuk
penyakit tumor.
ICF : International Classification of Functioning,
Disability and Health (ICF) adalah suatu
konsep yang dikembangkan WHO untuk
memberikan gambaran kondisi kesehatan
masyarakat.
ICPC : International Classification of Primary Care
(ICPC) Tampilan daftar kode Komputerisasi
Pengembangan ICPC
xii
BAB I
PRAKTIKUM TERMINOLOGI MEDIS KONSEP DASAR PEMBENTUKAN
ISTILAH MEDIS DAN SINGKATAN TERKAIT PADA NEOPLASMA.
Selamat anda sudah masuk pada tahap pembelajaran praktikum yaitu Pratikum
Simulasi Klasifikasi Terminologi Medis Terkait Pada Neoplasma . Disini anda
akan mempelajari tentang Praktikum simulasi Klasifikasi Terminologi Medis Terkait
Pada Neoplasma.
Selamat belajar!!!!!
A. Pengertian
Neoplasma ialah masa jaringan yang abnormal, tumbuh berlebihan , tidak
terkordinasi dengan jaringan normal dan tumbuh terus- menerus meskipun rangsang
yang menimbulkan telah hilang. Sel neoplasma mengalami transformasi , oleh karena
mereka terus- menerus membelah. Pada neoplasma, proliferasi berlangsung terus
meskipun rangsang yang memulainya telah hilang. Proliferasi demikian disebut
proliferasi neoplastik, yang mempunyai sifat progresif,tidak bertujuan, tidak
memperdulikan jaringan sekitarnya,tidak ada hubungan dengan kebutuhan tubuh dan
bersifat parasitic.
B. Tujuan
Setelah mengikuti kegiatan pelatihan materi ini peserta pelatihan diharapkan
mampu mengklasifikasikan terminology medis penyakit pada neoplasma.
C. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang perlu disiapkan antara lain:
1
1. Modul Perkuliahan
2. Alat untuk mencatat (alat tulis)
3. Kamus Kedokteran (Dorland)
4. Meja, kursi
5. Pointer
6. Penggaris
C. Persiapan
Sebelum melakukan kegiatan praktikum ini, Anda harus memahami langkah-langkah
ini :
1. Menguasai materi/teori yang akan diujikan oleh dosen pengampu.
2. Menguasai istilah terminology medis penyakit neoplasma yang akan disebutkan
dan ditunjukkan pada poster/phantom yang telah tersedia.
D. Langkah-Langkah
No Langkah-Langkah Simulasi Klasifikasi Terminology Medis penyakit
Neoplasma
1 Peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok terdiri dari 7-8 orang
2
E. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan
1. Penampilan saat mensimulasikan
2. Keaktifan saat pratikum
3. Pemahaman saat melakukan mata pelatihan
4. Mampu membangkitkan minat/motivasi
5. Pemilihan metode dan media yang tepat
6. Alokasi waktu yang tepat
7. Menggunakan bahasa yang dapat dipahami sesuai tingkat pendidikan
8. Melakukan pendekatan yang tepat
Ringkasan:
Sel neoplasma bersifat parasitic dan pesaing sel atau jaringan normal atas kebutuhan
metabolismenya pada penderita yang berada dalam keadaan lemah . Neoplasma
bersifat otonom karena ukurannya meningkat terus. Proliferasi neoplastik
menimbulkan massa neoplasma, menimbulkan pembengkakan / benjolan pada
jaringan tubuh membentuk tumor
Latihan Test 1
Silahkan mengerjakan Soal Pre-Test dan Post-Test
Demonstrasikan dangan mengklasifikasikan terminology Medis penyakit
Neoplasma yang telah dipelajari
3
TEST 1
Gunakan format penilaian penampilan / checklist
SILAKAN ANDA MENGHUBUNGI FASILITATOR
Berikan tanda √ pada kolom ya jika melakukan dengan benar dan pada kolom tidak
jika tidak melakukan/salah. Format penilaian sebagai berikut:
FORMAT PROSEDUR
SIMULASI TERMINOLOGY MEDIS PENYAKIT NEOPLASMA
4
1 Peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok terdiri dari
7-8 orang
Sikap
1 Teliti
2 Ketepatan
3 Memperhatikan
5
FORMAT PENILAIAN PEMERIKSAAN
Skala Penilaian
0 1 2 3 Nilai
Persiapan Tidak menyiap Bila alat yang disiapkan Bila alat yang disiapkan sudah Bila alat yang disiapkan
kan alat 75% sesuai standart sesuai standart praktikum lengkap sesuai standart
praktikum namun penggunaan alat kurang partikum dan penggunaan
paham alat sudah paham
Tahap Kerja Tidak melakukan Hanya melakukan 1-2 Hanya melakukan 3 tahap Melakukan seluruh tahap
Kelompok 1 semua tahap kerja tahap kerja dari 4 tahap kerja dari 4 tahap yang harus (4 tahap) kerja dengan
yang harus dilakukan dilakukan baik
Tahap Kerja Tidak melakukan Hanya melakukan 1-2 Hanya melakukan 3 tahap Melakukan seluruh tahap
Kelompok 2 semua tahap kerja tahap kerja dari 4 tahap kerja dari 4 tahap yang harus (4 tahap) kerja dengan
yang harus dilakukan dilakukan baik
Tahap Kerja Tidak melakukan Hanya melakukan 1-2 Hanya melakukan 3 tahap Melakukan seluruh tahap
Kelompok 3 semua tahap kerja tahap kerja dari 4 tahap kerja dari 4 tahap yang harus (4 tahap) kerja dengan
yang harus dilakukan dilakukan baik
6
Tahap Kerja Tidak melakukan Hanya melakukan 1-3 Hanya melakukan 3 tahap Melakukan seluruh tahap
Kelompok 4 semua tahap kerja tahap kerja dari 4 tahap kerja dari 4 tahap yang harus (4 tahap) kerja dengan
yang harus dilakukan dilakukan baik
Sikap Tidak menunjukan Hanya menunju kan 1 Hanya menunjukan 2 sikap Menunjukan seluruh
sikap yang baik sikap dari 3 sikap dari 3 sikap interaksi yang baik sikap (3 sikap) dengan
selama praktikum interaksi yang baik baik saat praktikum
berlangsung berlangsung
Nilai Akhir = Jumlah total skore x 100 = …..............
25
Nilai ≥ 75 : Selamat Buat Anda
Nilai < 75 : Ulangi materi dan latihan praktikum
(...............................................) (...............................................
Tugas Mandiri
Membuat laporan evaluasi dari hasil praktikum demonstrasi klasifikasi Terminology Medis penyakit Neoplasma yang telah
dilakukan dikerjakan dalam bentuk ketikkan times new roman font 12 spasi 1,5 ukuran kertas A4 rata kiri kanan.
7
DAFTAR PUSTAKA
1. Guyton & Hall, 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9, EGC. Jakarta
3. Hall, J. E. 2010. Buku Saku Fisiologi Kedokteran Guyton & Hall, edisi 11.
Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta
8
BAB II
PRAKTIKUM TERMINOLOGI MEDIS KONSEP DASAR
PEMBENTUKAN ISTILAH MEDIS DAN SINGKATAN TERKAIT
PADA INFEKSI
A. Pengertian
Simulasi istilah terminologi medis pada Infeksi dilakukan agar mahasiswa
dapat mengenal istilah berbagai komponen dari Terminologi medis
berdasarkan suku kata, yang terdiri dari Prefiks (awalan), root (akar kata), dan
sufiks (akhiran).
B. Tujuan
1. Mempelajari awalan kata, root, dan akhiran untuk membentuk terminologi
medis.
2. Mempelajari cara pembentukan terminologi medis.
3. Memberikan teknik, bagaimana cara memahami arti dari setiap istilah medis
pada Infeksi
4. Memberikan teknik, bagaimana cara memahami singkatan dari setiap
terminologi medis pada infeksi.
C. Persiapan
1. Persiapan Alat
a. Modul Perkuliahan
b. Buku dan alat tulis
c. Kamus Kedokteran (Dorland)
d. Meja dan Kursi
e. Pointer
9
2. Persiapan Materi
a. Memahami teori tentang terminologi medis kelainan pada penyakit
Infeksi.
b. Mengetahui pembagian sufiks, root dan Prefiks terminologi medis
kelainan pada penyakit Infeksi.
.
D. Langkah-Langkah
No Langkah-Langkah Simulasi Istilah Terminologi Medis Sufiks, Prefiks
Dan Root Pada Penyakit Infeksi
1 Peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 7-8 orang
10
Ringkasan:
Terminologi medis merupakan ilmu yang mempelajari berbagai aspek terkait
istilah medis. Secara umum, Terminologi medis, terdiri dari Prefiks (awalan), root
(akar kata), dan sufiks (akhiran). Dalam satu istilah medis, harus terdapat paling
sedikit satu kata root dengan satu atau lebih Prefiks atau sufiks. Prefiks (Prefiks)
bisa satu atau dua kata, merupakan elemen di awal kata berupa preposisi atau
adverbs.
Latihan Test 1
1. Siapkan alat-alat yang diperlukan dalam pengerjaan praktikum.
2. Praktekan bagaimana mensimulasikan pembuatan istilah Terminologi medis
Sufiks, Prefiks dan Root pada penyakit Infeksi.
3. Demonstrasikan dangan menunjukkan pembuatan istilah terminologi medis
Sufiks, Prefiks dan Root pada Penyakit Infeksi.
11
TEST 1
Gunakan format penilaian penampilan / checklist
SILAKAN ANDA MENGHUBUNGI FASILITATOR
Berikan tanda √ pada kolom ya jika melakukan dengan benar dan pada kolom
tidak jika tidak melakukan/salah. Format penilaian sebagai berikut:
FORMAT PROSEDUR
PRATIKUM SIMULASI ISTILAH TERMINOLOGI MEDIS
PENYAKIT INFEKSI
3 Kamus Kedokteran
4 Meja, Kursi
5 Pointer
Tahap Kerja
Kelompok 1 (Penyakit Infeksi Akibat bakteri,
chlamydia, dan rickettsia)
12
1 Peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok yang terdiri
dari 7-8 orang
Sikap
1 Ketelitian
2 Ketepatan
3 Memperhatikan
13
FORMAT PENILAIAN PEMERIKSAAN
Skala Penilaian
0 1 2 3 Nilai
Persiapan Tidak menyiap Bila alat yang disiapkan 75% Bila alat yang disiapkan sudah Bila alat yang disiapkan
kan alat sesuai standart praktikum sesuai standart praktikum lengkap sesuai standart
namun penggunaan alat kurang partikum dan
paham penggunaan alat sudah
paham
Tahap Kerja Tidak Hanya melakukan 1-2 tahap Hanya melakukan 1-3 tahap Melakukan seluruh
Kelompok 1 melakukan kerja dari 4 tahap yang harus kerja dari 4 tahap yang harus tahap (4 tahap) kerja
semua tahap dilakukan dilakukan dengan baik
kerja
Tahap Kerja Tidak Hanya melakukan 1-2 tahap Hanya melakukan 1-3 tahap Melakukan seluruh
Kelompok 2 melakukan kerja dari 4 tahap yang harus kerja dari 4 tahap yang harus tahap (4 tahap) kerja
semua tahap dilakukan dilakukan dengan baik
kerja
Tahap Kerja Tidak Hanya melakukan 1-2 tahap Hanya melakukan 1-3 tahap Melakukan seluruh
Kelompok 3 melakukan kerja dari 4 tahap yang harus kerja dari 4 tahap yang harus tahap (4 tahap) kerja
semua tahap dilakukan dilakukan dengan baik
kerja
Tahap Kerja Tidak Hanya melakukan 1-2 tahap Hanya melakukan 1-3 tahap Melakukan seluruh
Kelompok 4 melakukan kerja dari 4 tahap yang harus kerja dari 4 tahap yang harus tahap (4 tahap) kerja
semua tahap dilakukan dilakukan dengan baik
kerja
14
Tahap Kerja Tidak Hanya melakukan 1-2 tahap Hanya melakukan 1-3 tahap Melakukan seluruh
Kelompok 5 melakukan kerja dari 4 tahap yang harus kerja dari 4 tahap yang harus tahap (4 tahap) kerja
semua tahap dilakukan dilakukan dengan baik
kerja
Sikap Tidak Hanya menunju kan 1 sikap Hanya menunjukan 2 sikap Menunjukan seluruh
menunjukan sikap dari 3 sikap interaksi yang dari 3 sikap interaksi yang sikap (3 sikap) dengan
yang baik selama baik baik baik saat praktikum
praktikum berlangsung
berlangsung
(...............................................) (...............................................)
15
[Type text]
Tugas Mandiri
Membuat laporan evaluasi dari hasil praktikum simulasi adalah membuat istilah
istilah terminology medis dalam bentuk ringkasan yang telah dilakukan dikerjakan
dalam bentuk laporan tertulis dengan jenis huruf Times New Roman, Font 12,
Spasi 1,5, Ukuran kertas A4, rata kiri kanan.
16
[Type text]
DAFTAR PUSTAKA
17
[Type text]
BAB III
PRAKTIKUM REGISTRASI KANKER.
KEGIATAN PRAKTIKUM 7
PRAKTIKUM REGISTRASI KANKER.
A. Pengertian
Sumulasi pembuatan Registrasi Kanker merupakan suatu Kegiatan
pengumpulan, penyimpanan, pengolahan dan analisa informasi tentang kasus
kanker dalam suatu populasi/rumah sakit untuk menghasilkan statistik keadaan
kanker di suatu populasi/rumah sakit serta menghasilkan kerangka kerja bagi
penanggulangan kanker.
B. Tujuan
Simulasi Pembuatan Registrasi Kanker bertujuan untuk :
Mhasiswa mengumpulkan dan mengelompokkan data penderita kanker, dalam
populasi tertentu yang diketahui, dan menyediakan kerangka penilaian dan
pengontrolan pengaruh kanker pada masyarakat
C. Persiapan
1. Memahami materi tentang Registrasi Kanker.
2. Mengetahui Tujuan Registrasi Kanker.
D. Langkah-Langkah
No Langkah-Langkah Simulasi clinical pathway dalam bentuk alur
penyakit
1 Peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 7-8 orang
Ringkasan
Tipe Registrasi Kanker
19
[Type text]
20
[Type text]
Latihan Test 1
1. Siapkan alat-alat yang diperlukan dalam pengerjaan praktikum
2. Praktekkan simulasi cara melakukan registrasi kanker
3. Demonstrasikan cara melakukan Registrasi Kanker
21
[Type text]
TEST 1
Gunakan format penilaian penampilan / checklist
SILAKAN ANDA MENGHUBUNGI FASILITATOR
Berikan tanda √ pada kolom ya jika melakukan dengan benar dan pada kolom
tidak jika tidak melakukan/salah. Format penilaian sebagai berikut:
FORMAT PROSEDUR
SIMULASI REGISTRASI KANKER
22
[Type text]
23
[Type text]
Sikap
1 Ketelitian
2 Ketepatan
3 Memperhatikan
24
[Type text]
Skala Penilaian
0 1 2 3 Nilai
Persiapan Tidak menyiapkan Bila alat yang disiapkan 75% Bila alat yang disiapkan sudah Bila alat yang disiapkan
alat dan bahan sesuai standart praktikum sesuai standart praktikum namun lengkap sesuai standart
praktikum penggunaan alat kurang paham pratikum dan penggunaan
alat sudah paham
Tahap Kerja Tidak melakukan Hanya melakukan 1-2 tahap Hanya melakukan 1-3 tahap Melakukan seluruh tahap
Kelompok 1 semua tahap kerja kerja dari 4 tahap yang harus kerja dari 4 tahap yang harus (4 tahap) kerja dengan baik
dilakukan dilakukan
Tahap Kerja Tidak melakukan Hanya melakukan 1-2 tahap Hanya melakukan 1-3 tahap Melakukan seluruh tahap
Kelompok 2 semua tahap kerja kerja dari 4 tahap yang harus kerja dari 4 tahap yang harus (4 tahap) kerja dengan baik
dilakukan dilakukan
Tahap Kerja Tidak melakukan Hanya melakukan 1-2 tahap Hanya melakukan 1-3 tahap Melakukan seluruh tahap
Kelompok 3 semua tahap kerja kerja dari 4 tahap yang harus kerja dari 4 tahap yang harus (4 tahap) kerja dengan baik
dilakukan dilakukan
Tahap Kerja Tidak melakukan Hanya melakukan 1-2 tahap Hanya melakukan 1-3 tahap Melakukan seluruh tahap
Kelompok 4 semua tahap kerja kerja dari 4 tahap yang harus kerja dari 4 tahap yang harus (4 tahap) kerja dengan baik
dilakukan dilakukan
Sikap Tidak menunjukan Hanya menunju kan 1 sikap Hanya menunjukan 2 sikap dari 3 Menunjukan seluruh sikap
sikap yang baik dari 3 sikap interaksi yang baik sikap interaksi yang baik (3 sikap) dengan baik saat
selama praktikum praktikum berlangsung
berlangsung
25
[Type text]
(...............................................) (...............................................)
Tugas Mandiri
Membuat laporan evaluasi dari hasil praktikum simulasi tentang Registrasi Kanker yang telah dilakukan dikerjakan dalam bentuk
laporan tertulis dengan jenis huruf Times New Roman, Font 12, Spasi 1,5, Ukuran kertas A4, rata kiri kanan.
.
26
[Type text]
DAFTAR PUSTAKA
27
[Type text]
BAB IV
PRAKTIKUM PENGKODEFIKASIAN PENYAKIT NEOPLASMA
A. Pengertian
Klasifikasi dan kodefikasi atau koding medis adalah suatu kegiatan yang
mentraspormasikan diagnosis penyakit, prosedur medis dan masalah kesehatan
lainnya dari kata-kata menjadi suatu bentuk kode baik numeric atau alpa numeric.
B. Tujuan
Klasifikasi dan kodefikasi atau koding medis bertujuan untuk
memudahkan komunikasi antar tenaga kesehatan, memudahkan penyimpanan,
retrieval dan analisis data yang berfungsi untuk dijadikan sebagai sumber
informasi.
D. Langkah-Langkah
No Langkah-Langkah Simulasi Kodefikasi Terkait Neoplasma
1 Peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 7-8 orang
3 Berdasarkan ICD 10
Daftar urut alfabetik dimulai di halaman 370 disusun berdasarkan sebutan
istilah anatomik organ tubuh. Tersedia 5 lajur kode yang mungkin dipilih
sesuai primer, sekunder, ganas, tidak ganas dan sebagainya dari neoplasma
terkait.
Tanda site dengan tanda baca „# „(contoh: Face NEC#) harus diklasifikasi
ke:
a. neoplasm malignant kulit site terkait apabila sel neoplasmnya adalah
squameous cell carcinoma atau epidermoid carcinoma;
b. adalah benign neoplasm dari site terkait apabila jenis neoplasmnya
adalah papilloma.
c. Carcinoma dan adenocarcinoma tipe apapun kecuali intraosseus atau
odontogenic, dengan site bertanda „^‟ (contoh: ischium^) harus
diartikan metatastik dari site primer yang unspecified (tak dijelaskan/tak
dirinci) dan diberi kode C79.5
4 Berdasarakan ICD O
Rule A
Penggunaan NOS pada jaringan yang tidak spesifik
Contoh: Squamous cell carcinoma of the arm di kode C44.6 (skin of arm)
atau C76.4 (arm, NOS). Maka pilihlah kode C76.4. 2.
Rule B
Penggunaan preffix pada topografi organ.
Contoh: retroperitoneum = C48.0 3.
Rule C
Penggunaan subkategori .
Contoh: C02.8 overlapping pada lidah 4.
Rule D
Perlakuan lympoma yang berada pada kelenjar getah bening
Contoh Lymphoma pada kelenjar limfe di kode C77.- 5.
Rule E
29
[Type text]
30
[Type text]
Ringkasan
Dalam mempelajari koding diagnosis penyakit neoplasma, maka kita harus
mengenal terlebih dahulu tentang Penyakit neoplasma. Penyakit-penyakit
neoplasma terdapat di ICD-10, ICD-9 CM dan ICD-0
Latihan Test 1
1. Siapkan alat-alat yang diperlukan dalam pengerjaan praktikum
2. Praktekan bagaimana mensimulasikan kodefikasi terkait neoplasma
3. Demonstrasikan dangan menunjukkan kodefikasi terkait neoplasma yang
telah dipelajari dengan menggunakan buku ICD-9 CM, ICD -10 dan ICD-0.
31
[Type text]
TEST 1
Gunakan format penilaian penampilan / checklist
SILAKAN ANDA MENGHUBUNGI FASILITATOR
Berikan tanda √ pada kolom ya jika melakukan dengan benar dan pada kolom
tidak jika tidak melakukan/salah. Format penilaian sebagai berikut:
FORMAT PROSEDUR
SIMULASI KODEFIKASI TERKAIT NEOPLASMA
32
[Type text]
3 Berdasarkan ICD 10
Daftar urut alfabetik dimulai di halaman 370
disusun berdasarkan sebutan istilah anatomik
organ tubuh. Tersedia 5 lajur kode yang mungkin
dipilih sesuai primer, sekunder, ganas, tidak ganas
dan sebagainya dari neoplasma terkait.
Tanda site dengan tanda baca „# „(contoh: Face
NEC#) harus diklasifikasi ke:
d. neoplasm malignant kulit site terkait apabila sel
neoplasmnya adalah squameous cell carcinoma
atau epidermoid carcinoma;
e. adalah benign neoplasm dari site terkait apabila
jenis neoplasmnya adalah papilloma.
f. Carcinoma dan adenocarcinoma tipe apapun
kecuali intraosseus atau odontogenic, dengan
site bertanda „^‟ (contoh: ischium^) harus
diartikan metatastik dari site primer yang
unspecified (tak dijelaskan/tak dirinci) dan
diberi kode C79.5
4 Berdasarakan ICD O
Rule A
Penggunaan NOS pada jaringan yang tidak
spesifik
Contoh: Squamous cell carcinoma of the arm di
kode C44.6 (skin of arm) atau C76.4 (arm, NOS).
Maka pilihlah kode C76.4. 2.
Rule B
Penggunaan preffix pada topografi organ.
Contoh: retroperitoneum = C48.0 3.
Rule C
Penggunaan subkategori .
Contoh: C02.8 overlapping pada lidah 4.
33
[Type text]
Rule D
Perlakuan lympoma yang berada pada kelenjar
getah bening
Contoh Lymphoma pada kelenjar limfe di kode
C77.- 5.
Rule E
Semua Leukaemia kecuali myeloid sarcoma (M-
9930/) dikode C42.1 6. Rule F Penggunaan kode
morfologi digit ke-5 dan ke-6 secara tepat Contoh:
M8000/3. Angka 3 mempunyai arti malignan dan
tempat primer.
Rule G
Pemberian differensiasi tertinggi pada kode
morfologi
Contoh: squamous cell carcinoma dengan kode
M8070/32. Angka 2 memberi informasi grade 2
yaitu mulai berkembang sel kankernya.
Rule H
Menggunakan kode topografi yang disediakan jika
lokasi neoplasma tidak dicantumkan pada
diagnosis
Contoh: basal cell carcinoma dengan kode C44.-.
tanda .- mengindikasikan bahwa kode tersebut
belum selesai. Sebagai contoh basal cell carcinoma
of the face maka di beri kode C44.3 (skin of face).
Rule J
Mengganti urutan root diagnosis “campuran” jika
tidak ada di ICD-O Contoh: Kode morfologi untuk
fibromyxsarcoma, myxofibrosarcoma diberi kode
M8811/3 10.
Rule K
Menggunakan kode morfologi yang lebih tinggi
34
[Type text]
35
[Type text]
Skala Penilaian
0 1 2 3 Nilai
Persiapan Tidak menyiap kan Bila alat yang disiapkan 75% Bila alat yang disiapkan sudah Bila alat yang disiapkan
alat sesuai standart praktikum sesuai standart praktikum namun lengkap sesuai standart
penggunaan alat kurang paham partikum dan penggunaan
alat sudah paham
Tahap Kerja Tidak melakukan Hanya melakukan 1-8 tahap Hanya melakukan 1-13 tahap Melakukan seluruh tahap
Kelompok 1 semua tahap kerja kerja dari 16 tahap yang harus kerja dari 16 tahap yang harus (16 tahap) kerja dengan
dilakukan dilakukan baik
Tahap Kerja Tidak melakukan Hanya melakukan 1-8 tahap Hanya melakukan 1-13 tahap Melakukan seluruh tahap
Kelompok 2 semua tahap kerja kerja dari 16 tahap yang harus kerja dari 16 tahap yang harus (16 tahap) kerja dengan
dilakukan dilakukan baik
Tahap Kerja Tidak melakukan Hanya melakukan 1-8 tahap Hanya melakukan 1-13 tahap Melakukan seluruh tahap
Kelompok 3 semua tahap kerja kerja dari 16 tahap yang harus kerja dari 16 tahap yang harus (16 tahap) kerja dengan
dilakukan dilakukan baik
Tahap Kerja Tidak melakukan Hanya melakukan 1-8 tahap Hanya melakukan 1-13 tahap Melakukan seluruh tahap
Kelompok 4 semua tahap kerja kerja dari 16 tahap yang harus kerja dari 16 tahap yang harus (16 tahap) kerja dengan
dilakukan dilakukan baik
Tahap Kerja Tidak melakukan Hanya melakukan 1-8 tahap Hanya melakukan 1-13 tahap Melakukan seluruh tahap
Kelompok 5 semua tahap kerja kerja dari 16 tahap yang harus kerja dari 16 tahap yang harus (16 tahap) kerja dengan
dilakukan dilakukan baik
36
[Type text]
Sikap Tidak menunjukan Hanya menunju kan 1 sikap Hanya menunjukan 2 sikap dari 3 Menunjukan seluruh sikap
sikap yang baik dari 3 sikap interaksi yang baik sikap interaksi yang baik (3 sikap) dengan baik saat
selama praktikum praktikum berlangsung
berlangsung
(...............................................) (...............................................)
Tugas Mandiri
Membuat laporan evaluasi dari hasil praktikum simulasi tentang kodefikasi terkait Neoplasma yang telah dilakukan dikerjakan
dalam bentuk ketikkan times new roman font 12 spasi 1,5 ukuran kertas A4 rata kiri kanan.
37
DAFTAR PUSTAKA
38
BAB V
PRAKTIKUM PENGKODEFIKASIAN PENYAKIT INFEKSI
A. Pengertian
Klasifikasi dan kodefikasi atau koding medis adalah suatu kegiatan yang
mentraspormasikan diagnosis penyakit, prosedur medis dan masalah kesehatan
lainnya dari kata-kata menjadi suatu bentuk kode baik numeric atau alpa numeric.
B. Tujuan
Klasifikasi dan kodefikasi atau koding medis bertujuan untuk
memudahkan komunikasi antar tenaga kesehatan, memudahkan penyimpanan,
retrieval dan analisis data yang berfungsi untuk dijadikan sebagai sumber
informasi.
D. Langkah-Langkah
No Langkah-Langkah Simulasi Kodefikasi Terkait Neoplasma
1 Peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 7-8 orang
39
3 1. Buku ICD 10 mempunyai 3 buku yakni:
a. Tabulasi List (Vol 1),
b. Instruction Manual (Vol 2), yaitu manual pengenalan dan instruksi cara
penggunaan buku 1 dan 3, disertai panduan terkait:
i. Sertifikasi, dan
ii. Rules pengkodean: Morbiditas dan Mortalitas
iii. Statistik kesehatan
iv. Lampiran daftar kode yang tidak mungkin sebagai sebab kematian
40
d) dengan tambahan Place of Occurance Code dan Activity Code
4 Pada akhir sessi, proses simulasi dari masing-masing kelompok dibahas
dan didiskusikan terkait dengan kesan peserta dalam melaksanakan proses
simulasi tersebut.
Ringkasan
Dalam mempelajari koding diagnosis penyakit Infeksi, maka kita harus mengenal
terlebih dahulu tentang Penyakit Infeksi. Penyakit-penyakit Infeksi terdapat di
ICD-10 dan ICD-9 CM
Latihan Test 1
4. Siapkan alat-alat yang diperlukan dalam pengerjaan praktikum
1. Praktekan bagaimana mensimulasikan kodefikasi terkait Infeksi
2. Demonstrasikan dangan menunjukkan kodefikasi terkait Infeksi yang telah
dipelajari dengan menggunakan buku ICD-9 CM dan ICD -10
41
TEST 1
Gunakan format penilaian penampilan / checklist
SILAKAN ANDA MENGHUBUNGI FASILITATOR
Berikan tanda √ pada kolom ya jika melakukan dengan benar dan pada kolom
tidak jika tidak melakukan/salah. Format penilaian sebagai berikut:
FORMAT PROSEDUR
SIMULASI KODEFIKASI TERKAIT INFEKSI
42
a. Tabulasi List (Vol 1),
b. Instruction Manual (Vol 2), yaitu manual
pengenalan dan instruksi cara penggunaan buku 1
dan 3, disertai panduan terkait:
i. Sertifikasi, dan
ii. Rules pengkodean: Morbiditas dan Mortalitas
iii. Statistik kesehatan
iv. Lampiran daftar kode yang tidak mungkin
sebagai sebab kematian
43
........., seperti berikut ini:
1) to identify drug
2) to identify druf, if drug induce
3) to identify toxic agent
4) to identify cause (Harap mematuhi hal ini, untuk
memberikan detail alasan pemberian kode
tersebut)
e. Lihat lampiran bab ini untuk Chapter XX, buat
lebih rinci dari instruksi poin
d) dengan tambahan Place of Occurance Code dan
Activity Code
4 Pada akhir sessi, proses simulasi dari masing-
masing kelompok dibahas dan didiskusikan terkait
dengan kesan peserta dalam melaksanakan proses
simulasi tersebut.
Pengkodefikasian penyakit/tindakan pada
Infeksi berdasarkan ICD-9 CM
1 Membaca dengan seksama seluruh laporan operasi
dan mencatat atau menggarisbawahi kemungkinan
adanya penulisan diagnosis, kelainan atau prosedur
yang tidak sesuai dengan apa yang ditulis oleh
dokter dalam laporan operasi, dan mengklarifikasi
hal tersebut dengan dokter yang bersangkutan (bila
perlu).
2 Jika ditemukan diagnosis pre operative dan post
operative berbeda maka menggunkan diagnosis
post operative.
3 Memeriksa laporan patologi, bila terdapat
perbedaan antara diagnosis pathologist dan
spesialis bedah, maka melakukan diskusi dengan
kedua pihak
4 Mancari indeks alfabetik nama prosedur, atau
44
eponimnya
5 Melakukan kroscek kedalam daftar tabulasi
6 Mengikuti catatan khusus (konveksi) dalam daftar
tabulasi
7 Memilih kode dengan tingkat rincihan tertinggi.
Kode paling spesifik mencakup 4 digit.
Sikap
1 Teliti
2 Ketepatan
3 Memperhatikan
45
FORMAT PENILAIAN PEMERIKSAAN
Skala Penilaian
0 1 2 3 Nilai
Persiapan Tidak menyiap kan Bila alat yang disiapkan 75% Bila alat yang disiapkan sudah Bila alat yang disiapkan
alat sesuai standart praktikum sesuai standart praktikum namun lengkap sesuai standart
penggunaan alat kurang paham partikum dan penggunaan
alat sudah paham
Tahap Kerja Tidak melakukan Hanya melakukan 1-8 tahap Hanya melakukan 1-13 tahap Melakukan seluruh tahap
Kelompok 1 semua tahap kerja kerja dari 16 tahap yang harus kerja dari 16 tahap yang harus (16 tahap) kerja dengan
dilakukan dilakukan baik
Tahap Kerja Tidak melakukan Hanya melakukan 1-8 tahap Hanya melakukan 1-13 tahap Melakukan seluruh tahap
Kelompok 2 semua tahap kerja kerja dari 16 tahap yang harus kerja dari 16 tahap yang harus (16 tahap) kerja dengan
dilakukan dilakukan baik
Tahap Kerja Tidak melakukan Hanya melakukan 1-8 tahap Hanya melakukan 1-13 tahap Melakukan seluruh tahap
Kelompok 3 semua tahap kerja kerja dari 16 tahap yang harus kerja dari 16 tahap yang harus (16 tahap) kerja dengan
dilakukan dilakukan baik
Tahap Kerja Tidak melakukan Hanya melakukan 1-8 tahap Hanya melakukan 1-13 tahap Melakukan seluruh tahap
Kelompok 4 semua tahap kerja kerja dari 16 tahap yang harus kerja dari 16 tahap yang harus (16 tahap) kerja dengan
dilakukan dilakukan baik
Tahap Kerja Tidak melakukan Hanya melakukan 1-8 tahap Hanya melakukan 1-13 tahap Melakukan seluruh tahap
Kelompok 5 semua tahap kerja kerja dari 16 tahap yang harus kerja dari 16 tahap yang harus (16 tahap) kerja dengan
dilakukan dilakukan baik
46
Sikap Tidak menunjukan Hanya menunju kan 1 sikap Hanya menunjukan 2 sikap dari 3 Menunjukan seluruh sikap
sikap yang baik dari 3 sikap interaksi yang baik sikap interaksi yang baik (3 sikap) dengan baik saat
selama praktikum praktikum berlangsung
berlangsung
(...............................................) (...............................................)
Tugas Mandiri
Membuat laporan evaluasi dari hasil praktikum simulasi tentang kodefikasi terkait Infeksi yang telah dilakukan dikerjakan dalam
bentuk ketikkan times new roman font 12 spasi 1,5 ukuran kertas A4 rata kiri kanan.
47
DAFTAR PUSTAKA
48
BAB VI
PRAKTIKUM PENGGUNAAN ICF DAN ICPC 1
KEGIATAN PRAKTIKUM 14
PRAKTIKUM SIMULASI PENGGUNAAN ICF DAN ICPC 1
A. Pengertian
1. aturan dan tatacara kodefikasi ICF
pengantar
Kode Etik ICF menjelaskan nilai-nilai inti dari International Coach Federation
(ICF Core Values), dan prinsip-prinsip etika dan standar etika perilaku untuk
semua Profesional ICF (lihat definisi). Memenuhi standar etika perilaku ICF ini
adalah yang pertama dari kompetensi pembinaan inti ICF (Kompetensi Inti ICF).
Itu adalah "Menunjukkan praktik etis: memahami dan secara konsisten
menerapkan etika dan standar pembinaan".
Kode Etik ICF berfungsi untuk menegakkan integritas ICF dan profesi pembinaan
global dengan:
1. Menetapkan standar perilaku yang sesuai dengan nilai inti dan prinsip etika
ICF.
2. Membimbing refleksi etika, pendidikan, dan pengambilan keputusan
3. Mengadili dan memelihara standar Pembina ICF melalui proses Peninjauan
Perilaku Etis (ECR) ICF
4. Memberikan dasar pelatihan etika ICF dalam program terakreditasi ICF
Kode Etik ICF berlaku ketika Profesional ICF menampilkan diri mereka seperti
itu, dalam segala jenis interaksi yang berhubungan dengan pembinaan. Ini terlepas
dari apakah Coaching Relationship (lihat definisi) telah dibuat. Pedoman ini
menjelaskan kewajiban etis dari Profesional ICF yang bertindak dalam peran
49
mereka yang berbeda sebagai Pembina, Pembina Pembina, Pembina Pembimbing,
Pelatih atau Pembina Siswa dalam Pelatihan, atau melayani dalam peran
Kepemimpinan ICF, serta Staf Pendukung (lihat definisi ).
Meskipun proses Peninjauan Perilaku Etis (ECR) hanya berlaku untuk Profesional
ICF, seperti juga Ikrar, Staf ICF juga berkomitmen pada perilaku etis dan Nilai
Inti serta Prinsip Etis yang mendukung kode etik ICF ini.
Tantangan untuk bekerja secara etis berarti bahwa anggota pasti akan menghadapi
situasi yang membutuhkan tanggapan terhadap masalah yang tidak terduga,
penyelesaian dilema dan solusi untuk masalah. Kode Etik ini dimaksudkan untuk
membantu orang-orang yang tunduk pada Kode dengan mengarahkan mereka ke
berbagai faktor etika yang mungkin perlu dipertimbangkan dan membantu
mengidentifikasi cara-cara alternatif untuk mendekati perilaku etis.
Para Profesional ICF yang menerima Kode Etik berusaha keras untuk bersikap
etis, meskipun melakukannya melibatkan pengambilan keputusan yang sulit atau
bertindak dengan berani.
Definisi Utama
“Klien”
perseorangan atau tim / kelompok yang sedang dilatih, pelatih yang dibimbing
atau diawasi, atau pelatih atau pelatih siswa yang sedang dilatih.
"Coaching"
mitra dengan Klien dalam proses yang menggugah pikiran dan kreatif yang
menginspirasi mereka untuk memaksimalkan potensi pribadi dan profesional
mereka.
“Coaching Relationship”
hubungan yang dibangun oleh Profesional ICF dan Klien / Sponsor berdasarkan
perjanjian atau kontrak yang menetapkan tanggung jawab dan harapan masing-
masing pihak.
50
“Code” —ICF Code of Ethics
"Kerahasiaan"
proteksi informasi apa pun yang diperoleh selama pengikatan pembinaan kecuali
jika persetujuan untuk rilis diberikan.
“Konflik Kepentingan”
situasi di mana seorang Profesional ICF terlibat dalam berbagai kepentingan di
mana melayani satu kepentingan dapat bertentangan atau bertentangan dengan
kepentingan lainnya. Ini bisa finansial, pribadi atau sebaliknya.
“Kesetaraan”
suatu situasi di mana semua orang mengalami inklusi, akses ke sumber daya dan
peluang, tanpa memandang ras, etnis, asal kebangsaan, warna kulit, jenis kelamin,
orientasi seksual, identitas gender, usia, agama, status imigrasi, cacat mental atau
fisik , dan area perbedaan manusia lainnya.
“Profesional ICF”
perseorangan yang mewakili diri mereka sendiri sebagai Anggota ICF atau
pemegang Kredensial ICF, dalam peran termasuk namun tidak terbatas pada
Pelatih, Supervisor Pelatih, Pelatih Mentor, Pelatih Pelatih, dan Siswa Pembinaan
“Staf ICF”
personel pendukung ICF yang dikontrak oleh perusahaan pengelola yang
menyediakan layanan manajemen dan administrasi profesional atas nama ICF.
"Pembina Internal"
seorang individu yang dipekerjakan dalam suatu organisasi dan melatih karyawan
paruh waktu atau penuh waktu di organisasi tersebut.
"Sponsor"
suatu entitas (termasuk perwakilannya) yang membayar dan / atau mengatur atau
menentukan layanan pelatihan yang akan disediakan.
51
“Staf Pendukung”
orang-orang yang bekerja untuk Profesional ICF untuk mendukung Klien mereka.
“Kesetaraan sistemik”
setaraan gender, kesetaraan ras, dan bentuk kesetaraan lain yang dilembagakan
dalam etika, nilai inti, kebijakan, struktur, dan budaya komunitas, organisasi,
bangsa, dan masyarakat.
4. Standar Etika
Standar etika berikut diterapkan pada aktivitas profesional ICF Professionals:
52
5. Memiliki pemahaman yang jelas dengan Klien dan Sponsor atau pihak yang
berkepentingan tentang kondisi di mana informasi tidak akan dirahasiakan
(misalnya, aktivitas ilegal, jika diharuskan oleh hukum, sesuai dengan perintah
pengadilan atau panggilan pengadilan yang sah; risiko bahaya yang akan segera
terjadi atau kemungkinan besar untuk diri sendiri atau orang lain; dll.). Jika saya
cukup yakin bahwa salah satu keadaan di atas berlaku, saya mungkin perlu
memberi tahu pihak berwenang yang sesuai.
6. Saat bekerja sebagai Pelatih Internal, kelola konflik kepentingan atau potensi
konflik kepentingan dengan Klien dan Sponsor pembinaan saya melalui perjanjian
pembinaan dan dialog berkelanjutan. Ini harus mencakup menangani peran
organisasi, tanggung jawab, hubungan, catatan, kerahasiaan, dan persyaratan
pelaporan lainnya.
7. Menjaga, menyimpan, dan membuang catatan apa pun, termasuk file elektronik
dan komunikasi, yang dibuat selama interaksi profesional saya dengan cara yang
mempromosikan kerahasiaan, keamanan, dan privasi serta mematuhi undang-
undang dan perjanjian yang berlaku. Selain itu, saya berupaya memanfaatkan
perkembangan teknologi yang muncul dan berkembang yang digunakan dalam
layanan pembinaan (layanan pembinaan berbantuan teknologi) dengan tepat dan
menyadari bagaimana berbagai standar etika berlaku untuk mereka.
8. Tetap waspada terhadap indikasi bahwa mungkin ada pergeseran nilai yang
diterima dari hubungan pembinaan. Jika demikian, buat perubahan dalam
hubungan atau dorong Klien / Sponsor untuk mencari Pembina lain, mencari
profesional lain atau menggunakan sumber daya yang berbeda.
9. Menghormati hak semua pihak untuk mengakhiri hubungan pembinaan di titik
mana pun dengan alasan apa pun selama proses pembinaan sesuai dengan
ketentuan perjanjian.
10. Peka terhadap implikasi memiliki banyak kontrak dan hubungan dengan Klien
dan Sponsor yang sama pada saat yang sama untuk menghindari situasi konflik
kepentingan.
11. Sadar dan secara aktif mengelola setiap kekuatan atau perbedaan status antara
Klien dan saya yang mungkin disebabkan oleh masalah budaya, relasional,
psikologis atau kontekstual.
53
12. Mengungkapkan kepada Klien saya potensi penerimaan kompensasi, dan
manfaat lain yang mungkin saya terima untuk merujuk Klien saya ke pihak ketiga.
13. Menjamin kualitas pembinaan yang konsisten terlepas dari jumlah atau bentuk
kompensasi yang disepakati dalam hubungan apa pun.
54
20. Identifikasi secara akurat kualifikasi pembinaan saya, tingkat kompetensi
pembinaan saya, keahlian, pengalaman, pelatihan, sertifikasi, dan Kredensial ICF.
21. Membuat pernyataan lisan dan tertulis yang benar dan akurat tentang apayang
saya tawarkan sebagai Profesional ICF, apa yang ditawarkan oleh ICF, profesi
pembinaan, dan nilai potensial dari pembinaan.
22. Komunikasikan dan ciptakan kesadaran dengan mereka yang perlu diberi tahu
tentang tanggung jawab etis yang ditetapkan oleh Kode ini.
23. Bertanggung jawab untuk menyadari dan menetapkan batasan yang jelas,
pantas, dan peka budaya yang mengatur interaksi, secara fisik atau sebaliknya.
24. Jangan berpartisipasi dalam hubungan seksual atau romantis apa pun dengan
Klien atau Sponsor. Saya akan selalu memperhatikan tingkat keintiman yang
sesuai untuk hubungan itu. Saya mengambil tindakan yang sesuai untuk
mengatasi masalah atau membatalkan keterlibatan pembinaan.
55
Sebagai seorang Profesional ICF, sesuai dengan Standar Kode Etik ICF, saya
mengakui dan setuju untuk memenuhi kewajiban etika dan hukum saya kepada
Klien, Sponsor, kolega saya, dan publik secara luas.
“Jika saya melanggar bagian mana pun dari Kode Etik ICF, saya setuju bahwa
ICF atas kebijakannya sendiri dapat meminta pertanggungjawaban saya untuk
melakukannya. Saya selanjutnya setuju bahwa pertanggungjawaban saya kepada
ICF atas pelanggaran apa pun dapat mencakup sanksi, seperti pelatihan pelatih
tambahan wajib atau pendidikan lain atau kehilangan Keanggotaan ICF saya dan /
atau Kredensial ICF saya.”
Untuk informasi lebih lanjut tentang Proses Peninjauan Perilaku Etis termasuk
tautan untuk mengajukan keluhan, silakan klik tombol di bawah ini.
56
penggunaan pelengkap. Kerjasama berkelanjutan antara WONCA dan Jaringan
WHO-FIC ada untuk revisi ICD-10 menjadi ICD-11 dan harmonisasi dengan
ICPC.
Alasan pertemuan
Bab-bab ini dibagi menjadi tujuh komponen. Komponen tersebut
menangani (i) gejala dan keluhan; (ii) prosedur diagnostik, skrining dan
pencegahan; (iii) pengobatan, pengobatan dan Prosedur; (iv) hasil tes; (v)
administrasi; (vi) rujukan dan alasan pertemuan lainnya; dan
(vii) penyakit. Banyak perhatian diberikan pada gejala dan keluhan pasien di
komponen pertama setiap bab sebagai alasan pertemuan (RFE), yang tidak
ditangkap oleh ICD. Tautan kode dari awal pertemuan, dengan RFE, hingga
kesimpulannya dimungkinkan dengan ICPC.
Episode perawatan
ICD dirancang untuk melayani kebutuhan perawatan rumah sakit di mana
pasien biasanya hadir untuk satu orang episode perawatan dan sebagian besar
dengan satu, masalah sering dibedakan dengan jelas. Dalam perawatan primer,
bagaimanapun, penyedia layanan kesehatan biasanya menangani beberapa episode
perawatan dari waktu ke waktu, dan menangani banyak, sering tidak dapat
dibedakan, masalah secara bersamaan.
Oleh karena itu, manfaat ICPC adalah menangkap episode perawatan
(EoC) dari waktu ke waktu. Itu dilakukan dengan memungkinkan perekaman
sederhana dari kontak pertama antara pasien dan penyedia layanan kesehatan
57
mengenai masalah kesehatan tertentu, dan diakhiri dengan kontak terakhir yang
berkaitan dengan masalah yang sama.
58
Tingkat detail yang bermakna Pemetaan ini memungkinkan ICPC
digunakan sebagai lensa perawatan primer ke dalam ICD. Alasan untuk
melakukannya adalah itu granularitas ICD seringkali terlalu tinggi dan kompleks
untuk penggunaan praktisnya dalam perawatan primer. Sebagai contoh, untuk
kode tunggal 'sinusitis' di ICPC, terdapat 16 konsep dan subclass di ICD. Tingkat
ini detail seringkali tidak diperlukan untuk perawatan primer.
Demikian pula, dalam banyak kasus ICD tidak berisi kode menyeluruh
tingkat tinggi atau kode yang dikumpulkan di tingkat yang lebih tinggi yang
seringkali lebih berarti untuk perawatan primer. Oleh karena itu, ICPC
memberikan istilah tingkat yang lebih tinggi ke ICD dan dengan melakukan ini
memungkinkan agregasi data ICD yang lebih bermakna pada tingkat perawatan.
Misalnya, di ICPC kanker yang paling sering terjadi pada sistem pencernaan
(kanker usus besar, kanker perut dan kanker pankreas) memiliki kode masing-
masing, dan ada satu kode yang menangkap kanker pencernaan lainnya. Ini tidak
mungkin dilakukan dengan mudah dengan ICD, dengan 12 kelas dan sub-kelas
kanker pencernaan dan dalam kasus kanker usus besar ICD dipecah menjadi
banyak subkelas apa yang hilang adalah kode tingkat yang lebih tinggi dari
'kanker usus besar'.
Pengguna terkadang ingin memisahkan masalah tertentu yang terkandung
dalam penguraian tingkat tinggi kode atau dalam kode gabungan menjadi kode
yang lebih spesifik. Kode yang diperluas melalui pemetaan ICPC-ICD
memungkinkan pengguna tersebut untuk lebih spesifik, misalnya memungkinkan
pencatatan penyakit rendah prevalensi tetapi memiliki kepentingan klinis yang
tinggi.
Diagnosis tidak selalu tepat Memahami alasan pertemuan di seluruh
populasi perawatan primer sangat penting untuk pengembangan pelayanan
kesehatan yang berpusat pada masyarakat. ICD dirancang untuk memungkinkan
penyedia layanan kesehatan kode masalah kesehatan pasien dalam bentuk
diagnosis. Namun, banyak gejala dan kondisi non-penyakit yang muncul dalam
perawatan primer sulit untuk dikodekan dengan ICD, yang pada prinsipnya telah
dirancang untuk statistik mortalitas dan morbiditas dengan struktur berbasis
penyakit dan sebagainya diagnosis mewakili pandangan penyedia layanan
59
kesehatan tentang penyakit pasien - yang mungkin tidak harus benar atau tepat.
Contohnya adalah gejala umum 'kelemahan / kelelahan' yang sering ditemui
perawatan primer, yang seringkali tidak menghasilkan penyakit yang dapat
diklasifikasikan dengan jelas. ICPC memungkinkan data semacam itu elemen dari
perspektif pasien untuk dimasukkan. Dalam melakukannya, ini bertujuan untuk
berorientasi pada kesabaran sekaligus dapat menangkap diagnosis penyedia dan
mengklasifikasikan penyakit yang mungkin dipetakan ke ICD jika sesuai.
B. Tujuan
1. Untuk mengukur kemampuan terkait anatomi fisiologi sistem
Respirasi.
2. Sebagai hasil penialaian belajar.
3. Untuk mengukur kemampuan pengetahuan berupa tes tertulis.
60
D. Persiapan
Sebelum melakukan kegiatan praktikum ini, Anda harus memahami langkah-
langkah ini :
1. Menguasai materi/teori yang akan diujikan oleh dosen pengampu.
2. Mempraktekkan pengkodean berdasarkan ICF dan ICPC 1
E. Langkah-Langkah
No Langkah-Langkah Simulasi struktur anatomi dan fisiologi sistem
Respirasi.
1 Peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 7-8 orang
61
Ringkasan:
Masalah kesehatan pasien dilacak dari waktu ke waktu melalui pencatatan
episode perawatan, dan dengan mengizinkan pengkodean alasan pertemuan
melalui penyakit / masalah yang dapat dikenali dan intervensi. Ini mencerminkan
frekuensi dan distribusi masalah kesehatan yang biasa dihadapi di perawatan
primer, dan mencerminkan cara penyedia perawatan primer bekerja untuk
menyelesaikannya masalah. Sederhana dan mudah digunakan untuk penyedia
perawatan primer termasuk dokter, perawat dan lainnya petugas kesehatan, oleh
karena itu meningkatkan kemungkinan pengkodean yang konsisten dan akurat. Ini
melengkapi sistem klasifikasi lain seperti ICD, dan sistem terminologi klinis
seperti SNOMED CT dan kode Baca. Ini memungkinkan umpan balik yang
berarti untuk perawatan primer, memungkinkan pertukaran informasi antara
perawatan primer dan sekunder, serta dengan pembuat kebijakan dan penyandang
dana memahami apa yang terjadi di perawatan primer, dan karena itu
meningkatkan penyediaan peduli.
TEST 1
Gunakan format penilaian penampilan / checklist
62
SILAKAN ANDA MENGHUBUNGI FASILITATOR
Berikan tanda √ pada kolom ya jika melakukan dengan benar dan pada kolom
tidak jika tidak melakukan/salah. Format penilaian sebagai berikut:
FORMAT PROSEDUR
SIMULASI PENGGUNAAN ICF DAN ICPC 1.
Nama Kelompok : 1. ....................................................................
2. ....................................................................
3. ....................................................................
4. .....................................................................
Kelompok Bagian : ........................................................................
Tingkat / Program : ........................................................................
Tanggal : ........................................................................
Fasilitator : .........................................................................
63
3 Model Konseptual ICF
ICF memiliki 2 bagian, dimana setiap bagian memiliki 2
komponen :
Functioning dan Disability
1. Body functions and Structures
2. Activities and Participation
2. Contextual Factors
Environmental factors
Personal factors
Komponen2 ICF tersebut saling berhubungan satu sama
lain.
64
FORMAT PENILAIAN PEMERIKSAAN
Skala Penilaian
0 1 2 3 Nilai
Persiapan Tidak menyiap kan Bila alat yang disiapkan 75% Bila alat yang disiapkan sudah Bila alat yang disiapkan
alat sesuai standart praktikum sesuai standart praktikum namun lengkap sesuai standart
penggunaan alat kurang paham partikum dan penggunaan
alat sudah paham
Tahap Kerja Tidak melakukan Hanya melakukan 1-4 tahap Hanya melakukan 1-5 tahap Melakukan seluruh tahap
Kelompok 1 semua tahap kerja kerja dari 6 tahap yang harus kerja dari 6 tahap yang harus (6 tahap) kerja dengan baik
dilakukan dilakukan
Tahap Kerja Tidak melakukan Hanya melakukan 1-4 tahap Hanya melakukan 1-5 tahap Melakukan seluruh tahap
Kelompok 2 semua tahap kerja kerja dari 6 tahap yang harus kerja dari 6 tahap yang harus (6 tahap) kerja dengan baik
dilakukan dilakukan
Tahap Kerja Tidak melakukan Hanya melakukan 1-4 tahap Hanya melakukan 1-5 tahap Melakukan seluruh tahap
Kelompok 3 semua tahap kerja kerja dari 6 tahap yang harus kerja dari 6 tahap yang harus (6 tahap) kerja dengan baik
dilakukan dilakukan
Sikap Tidak menunjukan Hanya menunju kan 1 sikap Hanya menunjukan 2 sikap dari 3 Menunjukan seluruh sikap
sikap yang baik dari 3 sikap interaksi yang baik sikap interaksi yang baik (3 sikap) dengan baik saat
selama praktikum praktikum berlangsung
berlangsung
65
Nilai Akhir = Jumlah total skore x 100 = …..............
25
Nilai ≥ 75 : Selamat Buat Anda
Nilai < 75 : Ulangi materi dan latihan praktikum
(...............................................) (...............................................)
Tugas Mandiri
Membuat laporan evaluasi dari hasil praktikum simulasi tentang penggunaan ICF dan ICPC 1 yang telah dilakukan dikerjakan
dalam bentuk ketikkan times new roman font 12 spasi 1,5 ukuran kertas A4 rata kiri kanan.
66
DAFTAR PUSTAKA
1. Guyton & Hall, 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9, EGC. Jakarta
3. Hall, J. E. 2010. Buku Saku Fisiologi Kedokteran Guyton & Hall, edisi 11.
Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta
67