PENDAHULUAN
Teknologi pada saat ini sudah sangat berkembang sangat pesat. kemajuan ini
terlihat pada bidang elektronika dimana hampir semua sistem menggunakan sistem
digital. Di bidang elektromedik, teknologinya juga sudah berkembang sangat jauh.
Peralatan kesehatan sendiri terbagi menjadi dua tujuan pemakaian untuk diagnostik
dan terapi.
Dalam pelayanan kesehatan terhadap masyarakat tidak terlepas dari
keberadaan peralatan-peralatan kesehataan di suatu rumah sakit. Sejalan dengan
perkembangan teknologi elektronika yang demikian pesat, maka memberikan
dampak yang sangat pesat terhadap perkembangan peralatan kedokteran. Hingga saat
ini telah banyak digunakan peralatan kedokteran yang semakin canggih dengan
kemampuan yang dimilikinya, sehingga dengan cepat dan hemat dapat dilakukan
pelayanan kesehatan dan dapat menekan sekecil mungkin efek negatif yang
ditimbulkan dan penggunaan peralatan tersebut.
A. LATAR BELAKANG
Jurusan Teknik Elektromedik Poltekkes Kemenkes Jakarta II sebagai Lembaga
Pendidikan
Teknologi
Kesehatan
untuk
menghasilkan
tenaga
kesehatan
ini
mekanisme kerja di rumah sakit pada umumnya dan juga dalam bidang peralatan
kesehatan pada khususnya.
Oleh sebab itu sebagai tenaga elektromedik diharuskan mempunyai banyak
pengalaman dan belajar untuk mencari lebih banyak ilmu ilmu dalam bidang
kesehatan khususnya juga tidak menutup kemungkinan untuk bidang bidang lain.
Sehingga nantinya dalam praktek nyata kita ataupun saat did dunia kerja mampu
untuk memikirkan langkah yang tepat untuk menyelesaikan berbagai persoalan di
lapangan.
B. TUJUAN
Tujuan dilaksanakan PKL ini adalah agar mahsiswa dapat :
1. Memahami lebih mendalam masalah teknik perencanaan, pemasangan,
kalibrasi dan pemeliharaan serta perbaikan peralatan medis dan sarana
kesehatan.
2. Memahami tentang struktur dan proses yang terjadi di lapangan.
3. Terbina minat dan perhatiannya terhadap lapangan pekerjaan yang harus
dihadapinya nanti.
4. Memperoleh pengalaman pribadi yang real, konkret, dan edukatif.
5. Terbina kepribadiannya dalam hidup berwarga Negara.
C. MANFAAT
E. METODE PENULISAN
Dalam penyusunan laporan Praktek Kerja Lapangan ini mendapat informasi
mengenai bahasan dengan cara :
1. Study Literatur yaitu membaca dari servis manual, operation manual, guide
2.
3.
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Adapun sistematika penulisan dan penyusunan ini diuraikan sebagai
berikut :
BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab ini penyusunan menjelaskan tentang latar belakang msalah ,
tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL), manfaat , metode pelakasanaaan dan
sistematika penulisan laporan.
BAB II PROFIL RUMAH SAKIT RSUP SARDJITO
Bab ini berisi tentang Hospital profile yang meliputi pendahuluan,
Visi da Misi, motto Rumah Sakit
BAB III PEMBAHASAN HEMODIALISA SECARA UMUM
Bab ini pembahasan mesin hemodialisa secara umum yang ada di
pasaran.
BAB IV PEMBAHASAN MESIN HEMODIALISA JOYHEAL
Bab ini berisi tentang salah satu merk mesin hemodialisa yang ada di
RSUP DR SARDJITO.
BAB V PENUTUP
Berisi penutup, kesan, pesan dan kesimpulan.
LAMPIRAN
1.Berisi tentang perbaikan alat alat selama PKL
2.Berisi kegiatan selama Praktek Kerja Lapangan di Rumah Sakit.
BAB II
RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA
dan
pengembangan
IPTEKDOKKES
yang
berwawasan global.
4. Meningkatkan kesejahteraan karyawan, dan
5. Meningkatkan pendapatan untuk menunjang kemandirian Rumah Sakit.
Pengertian IPSRS
Instalasi pemeliharaan sarana prasarana rumah sakit adalah suatu unit
Tugas IPSRS
Tugas pokok IPSRS adalah melaksanakan tugas pokok direktur RSUP
Dr. Sradjito Yogyakarta.
Tugas pokok terdiri dari bidang penyedian, pemeliharaan dan perbaikan
3.
berikut :
a. Terciptanya pemeliharaan fasilitas yang merata dan terprogram.
b. Terciptanya kondisi semua fasilitas rumah sakit dalam kondisi yang
selalu siap pakai dan layak aman digunakan.
c. Terselenggaranya pemeliharaan fasilitas yang berkesinambungan.
d. Teralokasinya biaya penyelenggaraan pemeliharaan secara
berkesinambungan atas semua fasilitas.
e. Terciptanya kesadaran dan rasa tanggung jawab dari para pengguna
fasilitas dan fasilitas yang dimiliki.
4.
cubical,
transformator,
panel
distribusi
serta
perlengkapan lainnya.
2) System instalasi listrik tegangan rendah mulai dari panel
distribusi induk, panel utama, panel pembagi, instalasi kabel
sampai titik nyala akhir beserta perlengkapannya.
3) System instalasi listrik emergency mulai dari mesin genset,
sentral kendali, instalasi kabel emergency sampai titik nyala
terakhir.
4) System instalasi Penangkal Petir dan perlengkapannya.
5) System instalasi Telephone mulai dari sentral, panel distribusi,
6)
7)
8)
9)
2) Pemeliharaan Preventif
Pemeliharaan dilakukan harian, mingguan, bulanan, 3 bulanan,
maupun semesteran.
3) Pemeliharaan Kuratif :
a) Kegiatan perbaikan
10
yang
sudah
tidak
efektif
untuk
diperbaiki,
dipergunakan, dipertahankan.
b) Kalibrasi
i. Kegiatan terjadwal maupun tidak terjadwal berupa pengukuran
dan membandingkan standar baku ukuran dengan standar
tetap.
c) Pengembangan
i. Pengembangan kegiatan untuk merubah fasilitas rumah sakit
untuk meningkatkan unjuk kerja.
11
DIREKTUR
DIREKTUR MEDIK
DIREKTUR UMUM
DIREKTUR
DAN KEPERAWATAN
PENDIDIKAN
DAN OPERASIONAL
KEUANGAN
KEPALA INSTALASI
Pj. Pelayanan
Administrasi
Teknis, SDM,
Keuangan, Logistik
PJ.PEMEL
PJ.PEME
PJ.PEMELI
PJ.PEMELI
PJ.KETATAU
PJ.PEMELIH
IHARAAN
LIHARA
HARAAN
HARAAN
SAHAAN
ARAAN
BANGUNA
PERALAT
AN
PERALATA
PERALATA
SDM,LOG.S
AN
PERALAT
N LISTRIK,
N AIR
ARANA
N DAN
MEDIK
AN NON
AUDIO
&STEAM
DAN
PRASARAN
MEDIK
VISUAL &
PRASARAN
KOMUNIK
LINGKUNG
ASI
AN
pelayanan
3.
4.
5.
6.
7.
pemeliharaan
Mengatur dan mengarsip dokumen teknis
Mempersiapkan dokumen teknis
Melakukan kegiatan administrasi
Melakukan kegiatan penyimapanan, pecatatan, pelaporan, dan
BAB III
ALAT HEMODIALISA JOYHEAL 2028S
A. Latar Belakang Hemodialisa
Hemodialisa berasal dari kata hemo = drah, dan dialisa = pemisahan atau
filtrasi. Pada prinsipnya hemodialisa menempatkan darah berdampingan dengan
cairan dialisat atau pencuci yang dipisahkan oleh suatu membrane atau semi
permeabel. Membran ini dapat dilalui oleh air dan zat tertentu atau sampah. Proses
ini disebut dialysis yaitu proses berpindahnya air atau zat, bahan melaui membr6a
semi permeabel (Pardede,1996).
Terapi hemodialisis adalah suatu teknologi tinggi sebagai terapi penggani
untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme atau racun tertentu dari peredaran darah
manusia seperti air, natrium, kalium hydrogen, urea, kreatinin, asam urat, dan zat
zat lain melalui membran semipermeabel sebagai pemisah darah dan cairan dialisat
pada ginjal buatan dimana terjadi proses difusi , osmosis dan ultra filtrasi.
B. Definisi mesin Hemodialisa
Hemodialisa adalah prosedur pembersihan darah melalui suatu ginjal buatan dan
dibantu pelaksanaannya oleh semacam mesin (Lumenta, 1992). Hemodialisa sebagai
terapi yang dapat meningkatkan kualitas hidup dan memperpanjang usia.
Hemodialisa merupakan metode pengobatan yang sudah dipakai secara luas dan rutin
dalam program penanggulangan gagal ginjal akut maupun gagal ginjal kronik
(Smeltzer, 2001). Hemodialisa merupakan suatu proses yang digunakan pada pasien
dalam keadaan sakit akut dan memerlukan terapi dialisis jangka pendek (beberapa
hari hingga beberapa minggu) atau pasien dengan penyakit ginjal stadium terminal
yang membutuhkan terapi jangka panjang atau terapi permanen. Sehelai membran
sintetik yang semipermiable menggantikan glomerulus serta tubulus renal dan
14
bekerja sebagai filter bagi ginjal yang terganggu fungsinya itu bagi penderita gagal
ginjal kronis, hemodialisa akan mencegah kematian. Namun demikian, hemodialisa
tidak menyembuhkan atau memulihkan penyakit ginjal (Smeltzer, 2001).
C. Prinsip yang mendasari Hemodialisa
Tujuan hemodialisa adalah untuk mengambil zat-zat nitrogen yang toksik dari
dalam darah dan mengeluarkan air yang berlebihan. Ada tiga prinsip yang mendasari
kerja hemodialisa yaitu difusi, osmosis dan ultrafiltrasi. Toksin dan zat limbah di
dalam darah dikeluarkan melalui proses difusi dengan cara bergerak dari darah, yang
memiliki konsentrasi lebih tinggi ke cairan dialisat yang konsentrasinya rendah. Air
yang berlebihan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses osmosis. Pengeluaran
air dapat dikendalikan dengan menciptakan gradien tekanan: dengan kata lain, air
bergerak dari daerah dengan tekanan yang lebih tinggi (tubuh pasien) ke tekanan
yang lebih rendah (cairan dialisat). Gradien ini dapar ditingkatkan melalui
penambahan tekanan negatif yang dikenal dengan ultrafiltrasi pada mesin dialisis.
Tekanan negatif diterapkan pada alat ini sebagai kekuatan pengisap pada membran
dan memfasilitasi pengeluaran air. Karena pasien tidak dapat mengekskresikan air,
kekuatan ini diperlukan untuk mengeluarkan cairan hingga tercapai isovolemia
(keseimbangan cairan ) (Smeltzer, 2001).
15
f. Kram otot yang nyeri terjadi ketika cairan dan elektrolit dengan cepat
meninggalkan ruang ekstrasel.
g. Mual dan muntah merupakan peristiwa yang sering terjadi.
h. Pembekuan darah disebabakan karena pemberian heparin tidak akurat
ataupun kecepatan darah yang lambat.
16
17
1.
18
2.
19
Dua pompa heparin dapat diatur dengan laju pompa untuk 0.1-10
ml/hr, cocok dengan 10 ml, 20 ml, dan 30 ml, dengan fungsi untuk
pengosongan , menghambat dan pemilihan waktu alarm untuk berbunyi.
3.
5). Ada pemanas yang masuk ke masukan air RO, yang membuat air
sisa dialisis setelah post dialisis dan air water masuk kedalam mesin
pemanas , dan akan memerikan keuntungan untuk pemanas air RO dan
kestabilan untuk suhu dialisis.
21
6). Ada pemeriksaan suhu didalam ruang, ketika air dipanaskan untuk
mengatur suhu, sistemakan berhenti melakukan pemanasan setelah
umpan balik melalui pemeriksaan suhu.
7). Sebelum masuk ke dialiser menambahkan pendeteksian suhu, alarm
limit atas dan bawah dapat diatur sendiri
4. Control keseimbangan jalur air dan control UF
a) Control laju air dapat dicapai dengan keseimbangan volume dan
volume UF dengan 2 jalan.
b) Laju dialisat dapat disesuaikan pada jalur linear (300-700 ml/min)
pada panel, yang semua bebas diseleksi untuk laju sesuai kondisi
pasien. Volume dialisis yang tinggi dapat dibuat untuk mencapai
dengan performance yang tinggi.
c) Kontrol UF Independent panel memungkinkan UF ontrol yang
mudah. Kepresisian untuk dehidrasi dapat dicapai untuk 1 ml/sec dan
laju UF dapat mencapai 0 3600 ml/hr dengan resolusi untuk 1 ml.
d) Dengan fungsi untuk tes UF, tersedia untuk pemeriksaan akurasi
untuk UF seyiap waktu.
5.
6.
dalam hal inspeksi keseluruhan, cara air mesin hemodialisis ini mengadopsi
pemisahan lingkaran air bersih dan loop cairan kotor, dan digunakan ventilasi air
22
limbah dari mesin langsung, membuat tidak mungkin untuk menginfeksi tabung.
Gunakan fungsi sepenuhnya otomatis disinfeksi (dua jenis: desinfeksi chemic dan
desinfeksi panas). Ada suhu, konduktivitas detction ditetapkan pada inlet desinfeksi,
yang mengingatkan untuk menggunakan desinfeksi dengan cara yang benar.
7.
Mode Perawatan
Unit ini dapat digunakan tanpa adanya sistem pengolahan air. Unit utama
kotak pasokan air secara otomatis dapat memperoleh air dari tangki air untuk
hemodialisis, yang cocok untuk ICU perawatan hemodialisis seperti murni UF.
hemoperfusi, pertukaran plasma (PE), dan hemofiltrasi.
AIR
BALANCE
CHAMBER
HEATING
CHAMBER
MIXING
CHAMBER
HOLLOW
FIBER
PASIEN
B MIX
CHAMBER
23
Hollow fiber atau capillary dialyzer yang terdiri dari ibuan selaput
kapiler halus yang tersusun pararel. Darah mengalir melalui bagian tengah
tabung tabung kecil ini,dan dialisat membasahi bagian luarnya. Dializer ini
sangat kecil dan kompak karena memiliki permukaan yang luas akibat
adanya banyak tabung kapiler. Terdiri dari dua ruangan. Satu ruangan
dialirkan darah dan ruangan yang lain dialirkan dialisat, sehingga keduanya
terjadi difusi. Setelah darah selesai dilakukan pemersihan oleh dialyzer
darah dikembalikan ke dalam tubuh melalui arterio venosa shunt. Bila Blood
leake mendeteksi ada kebocoran pada hollow fiber maka proses dihentikan
karena dapat membahayakan pasien.
5. Diberikan heparin yang dipompakan kedalam tubuh pasien agar tidak terjadi
proses pembekuan darah pada pasien.
H. Prosedur Instalasi
1.Instal berdiri
- Masukkan berdiri dari lubang orientasi terbalik
- Kencangkan sekrup di lubang orientasi bawah
2 . Hubungkan pengisap A dan B pengisap
-Hubungkan tabung A dan B
- Tabung Kencangkan A dan B
3 . Hubungkan tabung dialisat - supply dan tabung dialisat -return
- Hubungkan dialisat - tabung suplai ( dengan Bobber observer) ke adaptor di sisi
kanan
24
26
Volume)
Tekan Mute Alarm dan Reset serntak pilih Program Mode.
Tekan Start Process
Process Complete Tekan Reset
Keluarkan dialyzer dari atas ke bawah
27
28
6. Filter Kartridge
Penyaring ini merupakan penyaring pelengkap untuk menjamin
bahwa air yang akan masuk ke proses penyaringan osmosa balik benarbenar memenuhi syarat air baku bagi sistem osmosa balik. Alat ini
30
mempunyai media penyaring dari bahan sintetis selulosa. Alat ini juga
berbentuk silinder dengan tinggi sekitar 25 cm dan diameter sebesar 12
cm. Kemampuan filtrasi filter ada dua macam, yaitu 0,45 mm dan 0,1 mm.
Unit ini dipasang sebelum pompa tekanan tinggi dan membran osmosa
balik.
7. Pompa Tekanan Tinggi
Pompa Tekanan Tinggi digunakan untuk mengalirkan air dari
sistem penyaringan konvensional ke sistem penyaringan skala molekuler
(membrane polymer). Untuk menembus membran osmosa balik
membutuhkan tekanan besar. Jika air baku payau (TDS < 12.000 ppm)
maka tekanan yang dibutuhkan berkisar 20 - 30 bar, sedangkan untuk air
laut dibutuhkan tekanan antara 30 - 60 bar. Tegangan listrik yang
dibutuhkan oleh pompa ini adalah 380 Volt (tiga phasa).
8. Pompa Dosing
Dalam sistem pengolahan air payau dengan sistem osmosa balik
ini, dibutuhkan 3 (tiga) buah pompa dosing. Masing-masing untuk klorin
atau kalium permanganat, zat pengatur pH (soda ash), anti pengerakkan
dan anti penyumbatan. Pompa dosing memerlukan energi listrik yang
rendah, yaitu maksimum sebesar 30 Watt. Kapasitas dapat divariasikan
dari 0,39 sampai dengan 12,0 liter per jam dan jumlah stroke maksimum
100 untuk setiap menit. Berat pompa masing-masing sekitar 2,6 kg.
Tekanan 5 - 7 Bar.
31
BAB IV
PEMBAHASAN ALAT ELECTRO SURGERY UNIT
33
A. Spesifikasi Alat
Nama Alat
: Electrosurgery Unit
Merk
: ValleyLab
Type
: Force FX-C
Internal Memory, 3 volt lithium battery (5 tahun).
REM
- 80 KHz +/- 10 KHz
- 5 to 135 ohm or 40 % increase
- Tolerance is 10% when activated, 5% when idle
- Non-REM <20 ohms
Output power
Tolerance =+/- 15% or 5 wat
Input Power
34
Output Power
ini akan membakar jaringan yang bersifat basah (memakai nilai bio resistance), jadi
jaringan keras seperti tulang tidak akan terpotong (hanya terbakar saja).
Apabila dibandingkan dengan menggunakan pisau bedah konvensional, maka
pembedahan dengan memanfaatkan frekuensi tinggi mempunyai keuntungan dan
kekurangannya sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
Mengurangi pendarahan.
Mengurangi kontaminasi bakteri.
Rasa sakit relatif rendah.
Menutup segera jaringan-jaringan otot yang terpotong.
Kekurangannya :
1. Penyembuhan luka lebih lama karena terbakar.
2. Sel sel disekitar pembedahan ikut mati.
3. Dapat menimbulkan bahaya kebakaran dan ledakan yang disebabkan oleh
adanya loncatan bunga api pada waktu pembedahan. Hal ini dikarenakan
dalam ruang bedah dipakai gas gas yang mudah terbakar.
Secara dasar terdapat dua bentuk pembedahan dari penggunaan ESU, yaitu
cutting dang coagulating. Cutting adalah bentuk penggunaan alat untuk melakukan
pemotongan atau membuat sayatan, dan coagulating adalah bentuk penggunaan
pesawat untuk melakukan penutupan luka atau penggumpalan pendarahan.
Kemudian terdapat bentuk penggunaan pesawat ESU untuk kegunaan yang lainnya
seperti fulgurasi (fulgurate) yaitu penghancuran bagian tubuh atau jaringan tubuh
yang tidak dikehendaki, kemudian desiskasi (desiccate) adalah pengeringan bagian
tubuh pada permukaannya, lalu kauterisasi adalah pembuangan bagian tubuh /
jaringan yang tidak dibutuhkan.
Pengoperasian ESU dibagi menjadi 2 mode yaitu bipolar dan monopolar.
Mode bipolar biasa digunakan pada bedah minor untuk proses koagulasi
(pembekuan). Sebuah elektroda berbentuk pinset digunakan untuk menjepit jaringan
yang tidak diinginkan, kemudian arus listrik frekuensi tinggi mengalir dari ujung
elektroda melewati jaringan tadi kemudian menuju ujung elektroda yang lain. Pada
mode monopolar digunakan dua elektroda terpisah, yaitu elektroda aktif dan
elektroda pasif / netral dengan permukaan yang lebih luas yang ditempatkan dekat
dengan lokasi yang akan dibedah. Arus listrik akan terpusat pada elektroda aktif dan
elektroda netral didesain untuk mendistribusikan arus listrik dengan tujuan mencegah
kerusakan jaringan. Mode monopolar lazimnya digunakan pada bedah mayor dengan
metode pemotongan / cutting.
36
b. Elektroda Netral
37
2. Memiliki tiga pemilihan untuk mode monopolar cutting, antara lain Low,
Pure dan Blend.
3. Memiliki tiga pemilihan mode monopolar coagulating, antara lain desiccate
(Low), fulgurate (Medium), dan spray (High).
4. Menunjang fungsi simultan coagulating.
5. Dapat memanggil kembali data mode dan setting energi / power yang terakhir
digunakan.
6. Memiliki serial port sehingga dapat dihubungkan dengan perangkat
komputer atau laptop untuk pemantauan data dan memory ESU.
39
Pada front panel seperti ditunjukkan gambar diatas terdapat bagian bagian
antara lain Power switch, Control Setting Mode dan Output Power, REM Alarm
Indicator, Monopolar Receptacle Instrument, dan Bipolar Receptacle Instrument
a. Power Switch
Sebagai tombol ON/OFF, saklar yang memutus dan menyambung supply
dari PLN ke alat. Untuk menghidupkan alat tekan (|) dan untuk mematikan
tekan (O).
40
Pada gambar diatas terdapat tombol dan indikator untuk mengontrol pemilihan
Monopolar Cut. Monopolar Cut akan menyala kuning diikuti bunyi nada jika
Monopolar Cut aktif. Power button up digunakan untuk menaikkan setting power,
sedangkan down untuk mengurangi setting power output monopolar cut. Monoplar
Cut Display berfungsi menampilkan setting power dengan satuan watt untuk setiap
pemilihan mode. Mode Indicator akan menampilkan nyala hijau dengan penekanan
tombol mode yang digunakan. Mode tersebut yaitu Low Mode (sayatan kecil atau
halus), Pure Mode (sayatan sedang / datar) dan Blend Mode (sayatan besar / kasar
dengan gerakan lambat yang menimbulakan penghentian pendarahan).
b. Monopolar Coag
Pada gambar diatas terdapat tombol dan indikator untuk mengontrol pemilihan
Monopolar Coag. Monopolar Coag Indicator akan menyala biru diikuti bunyi nada
jika Monopolar Coag aktif. Power button berbentuk panah atas untuk menaikkan
setting power dan panah bawah untuk mengurangi setting power output Monopolar
Coag. Monopolar Coag display berfungsi menampilkan setting power dengan satuan
watt untuk setiap pemilihan Mode. Mode indicator akan menampilkan nyala hijau
dengan penekanan tombol Mode yang digunakan. Mode tersebut yaitu Desiccate
Mode (menghancurkan area pada jaringan dengan kontak langsung terhadap
electrode actif), Fulgurate Mode (mengeringkan area pada jaringan spray atau spark,
41
merupakan mode default dari monopolar coag), dan Spray mode (koagulasi jaringan
dengan area luas menggunakan spray atau spark).
c. Bipolar Control
Pada gambar diatas terlihat tombol dan indikator untuk mengontrol pemilihan
Bipolar. Bipolar indicator akan menyala biru diikutin bunyi nada jika bipolar aktif.
Power Button berbentuk panah atas untuk menaikkan setting power dan panah bawah
mengurangi setting power Output Bipolar. Bipolar Display berfungsi menampilkan
setting power dengan satuan untuk setiap pemilihan Mode. Mode Indicator akan
menampilkan nyala hijau dengan penekanan tombol mode yang digunakan. Mode
tersebut yaitu Precise Mode (penghancuran jaringan yang halus dan lunak), Standart
Mode (penghancuran jaringan biasa), dan Macro Mode (penghancuran jaringan yang
besar/padat).
42
Dari gambar diatas terlihat Rear Panel dengan bagian bagian penting antara
lain Equipotential Grounding, Monopolar dan Bipolar Switch Receptacle, Power
Entry Module, Volume Control, dan Option Panel.
1. Equipotential Grounding
Merupakan sambungan grounding atau pentanahan ESU Force FX-C yang
harus dihubungkan dengan media grounding.
43
4. Volume Control
Digunakan untuk mengatur volume yang keluar. Didesain tidak dapat disilent
sebagai penanda bahwa generator aktif dan sedang melakukan output energi ketika
digunakan.
5. Option Panel
Plate pada rear panel dapat dibuka dan menunjukkan serial port, expansion
port dan RF activation port. Serial port sebagai penghubung ESU Force FX-C
kekomputer dengan RS-232 Communication Protocol dapat diperoleh informasi alat,
penggunaan, error yang pernah terjadi dan lainnya. Expansion Port dapat
memungkinkan alat yang terhubung memperoleh informasi tentang tegangan RF dan
arus yang dibangkitkan, juga memberi sinyal ke generator yang dapat menghentikan
output RF.
4. Internal Component
Internal Cmponent adalah komponen komponen didalam ESU Force
FX-C yang berada didalam alat dan saling berintegrasi sehingga alat dapat
berfungsi. Komponen internal tersebut antara lain Control Board, Display
Board, Front Panel, Footswitch Board, dan Power Supply Board / RF Board.
1. Control Board
44
45
Dedicated Microcontroler
Disebut juga ASIC atau Application Spesific Integrated Circuit
merupakan microcontroller yang membangkitkan RF (Radio Frequency)
Drive Waveform (T_ON) pada RF Output Stage.
b. Shared RAM
Berfungsi membantu Main Microcontroller dan Feedback
Microcontroller untuk saling mengkomunikasikan data.
c. I/O Expansion
Electrosurgery unit Force FX-C menggunakan tiga I/O Expansion :
Satu PSD412 Programmable Peripheral
Satu PSD413 Programmable Peripheral
Satu 82C55 Expansion Port
d. Keyboard Interface dan Aktivasi Input
Meneruskan dan menerima hasil input data menggunakan keyboard pada
front panel untuk selanjutnya diolah pada main microcontroller.
e. Power Supply Supervisor Circuit
Memonitor tegangan power supply ketika terjadi gangguan listrik atau
peringatan baterai habis.
f. ADC dan DAC
Merupakan konverter yang mengubah dari sinyal analog ke sinyal digital
(ADC) dan pengubah sinyal digital ke analog (DAC).
g. Waveform Generation (T_ON ASIC)
Merupakan fungsi untuk membangkitkan gelombang. Dedicated
microcotroller (89C54) menghasilkan RF Drive Waveform (T_ON\) untuk
penguatan RF output pada Power Supply / RF Board. Feedback
Microcontroller mengontrol fungsi pengkodean pembangkit gelombang (T_ON
ASIC) sampai feedback microcontroller menerima permintaan aktivasi.
h. T_ON Average Check
T_ON Waveform generator mengeluarkan gelombang yang terintegrasi
dengan hardware dan kembali ke microcontroller sebagai nilai analog yang
disebut T_ON Average. T_On Average akan berbeda untuk setiap mode output
dari T_ON waveform generator. Main microcontroller akan secara berulang
melakukan pengecekan T_ON Average guna pemenuhan nilai kalibrasi serta
memastikan T_ON waveform generator bekerja semestinya.
i. Audio Alarm
Merupakan pengaturan untuk bunyi bunyi alarm yang berbeda untuk
setiap kondisi, baik itu kondisi saat alat mengeluarkan output secara wajar dan
kondisi ketika terjadi error.
46
j. Serial Interface
RS 232 serial port merupakan software interface untuk mendapatkan
informasi dari main microcontroller. Digunakan untuk diagnosis dan kalibrasi,
transmisi dan penerimaan perintah serta tidak menghentikan proses dalam
electrosurgery unit yang sedang berlangsung.
k. Dosage Error Algorithm
Dossage Error Algoritma untuk closed-loop mode (bipolar dan cut)
berdasar atas perbandingan power yang sebenarnya hasil perhitungan dari
main microcontroller menggunakan backup sensor dan power maksimal yang
diijinkan. Ketika feedback microcontroller mengoperasikan generator output,
main microkontroller menghitung dan mengecek nilai untuk meyakinkan
feedback microcontroller mengoperasikan generator dengan baik.
l. Instant Response Algorithm
Merupakan algoritma perhitungan untuk mendapatkan hasil output
power pasti secara pasti dengan mengolah impedansi pasien terdeteksi dengan
untuk mendapatkan nilai arus dan tegangan yang dibutuhkan sehingga
energi/power yang diinginkan user dapat tercapai.
2. Display Board
Display board sebagai penampil indikator lampu dan power setting
dengan seven segment display, REM Alarm LED, dan CEM indikator LED
terletak pada front panel.
3. Front Panel
Komponen dalam front panel berhubungan dengan display board dan
power supply / RF board. Front panel terdiri atas bezel listrik yang didalamnya
terdapat mebrane keyboard, power switch, mekanisme CEM switch dan REM
konektor dengan switch.
Membrane keyboard dalam bezel plastik terdiri atas 16 metal dome push
button switch (6 switch up down control power setting, 1 switch recall button,
dan 9 switch mode dari masing- masing pemilihan penggunaan). Power Switch
sebagai tombol pemutus dan penyambung supply AC ke alat. Internal REM
konektor dan switch pendeteksi terhubung dalam bezel. Terdapat dua kabel,
satu kabel adalah output dari internal switch yang mendeteksi ada atau tidak
konektor pada pin tengah dari REM plug. Kemudian terdapat mekanisme yang
terhubung pada bagian dalam front panel bezel untuk monopolar 1/CEM
output jack yang akan mendeteksi jika terdapat aksesoris CUSA dengan CEM
pada monopolar 1/CEM receptacle yang berupa 4 pin konektor.
47
4. Footswitch Board
Footswitch Board terdiri dari sirkuit penerima dan pengubah kode
masukan footswitch dan alarm circuit. Footswitch board terhubung dengan
power supply / RF board.
Dua monopolar footswitch konektor dan satu bipolar footswitch konektor
terpasang pada footswitch board dan terpajang pada rear panel. Monopolar
footswitch konektor membantu fungsi footswitch untuk monopolar 1/CEM dan
monopolar 2 instrument receptacle yang tersambung pada front panel. Bipolar
footswitch konektor membantu fungsi footswitch untuk bipolar instrument
receptacle pada front panel. Footswitch tidak terhubung langsung dengan
pasien.
5. Power Supply / RF Board
Power Supply / RF Board adalah board utama pada lat yang termasuk
didalamnya high voltage power supply dan RF output stage. Fungsi-fungsi
utamanya antara lain :
Monitoring tegangan dan arus output
Mendeteksi arus bocor
Spark control circuit
Monitoring Impedansi REM
Mendeteksi penyambungan handswitch
RS 232 konektor
Expansion konektor
Output High Voltage relays
Monitoring temperatur dan control kipas
a. Power Supply / RF Board Interface
Power Supply / RF Board terhubung dengan board lain dan komponen
berikut:
AC input line filter
Control board
Footswitch board
Komponen heatsink (RF Damping resistor, RF Mosfet, dan high voltage
power supply Mosfet)
Low voltage power supply (AC input dan DC output)
b. High Voltage Power Supply
Merupakan power supply yang menghasilkan tegangan tinggi.
c. Low Voltage Power Supply
Merupakan power supply yang menghasilkan tegangan rendah.
d. RF Output Stage
48
h. IsoBlock Circuit
Merupakan rangkaian pengatur pensaklaran dari handswitch dan
footswitch serta mendeteksi hubungan grounding alat.
i. Sensor Temperatur
Merupakan sensor yang mendeteksi temperatur alat ketika dipergunakan
dalam waktu kerja cukup lama, untuk menjaga temperatur kerja yang aman
sehingga kondisi komponen-komponen alat tetap pada batas aman.
49
E. Blok Diagram
50
lainjuga mendeteksi tegangan dan arus dari tegangan tinggi AC dengan frekuensi
tinggi / RF output sebelum ke electrode aktif dengan RMS to DC converter menjadi
pensinyalan V_SEN dan I_SEN untuk dikirim ke feedback microcontroller. Nilai-nilai
tegangan dan arus yang terdeteksi sensor, baik itu yang terkirim di feedback
microcontroller dan tingkat energi main microcontroller dikomunikasikan antar
microcontroller. Selanjutnya sistem watchdog (penjaga) mengirim nilai-nilai
pembanding inputtegangan dan arus hasil pendeteksian sensor untuk disesuaikan
dengan batas tegangan dan arus yang sesuai untuk dapat diperbolehkan dilanjutkan
ke electrode aktif. Selain itu terdapat sensor kebocoran yang mendeteksi kebocoran
dari tegangan AC dengan frekuensi tinggi / RF dan tingkat energi / power output
sebelum ke electrode aktif dengan RMS to DC converter menjadi pensinyalan
L_SEN. Pensinyalan P_SEN dikirim ke main microcontroller untuk diolah dengan
data kalibrasi batas kebocoran yang diperbolehkan sebagai sistem pengamanan dari
alat.
Setelah nilai-nilai pendeteksian tegangan tinggi AC dengan frekuensi tinggi /
RF output sebelum ke electrode aktif telah sesuai dengan batas-batas tegangan, arus,
frekuensi tinggi / RF dan kebocoran yang diperbolehkan sesuai perhitungan
microcontroller dan nilai kalibrasi, tegangan tinggi AC dengan frekuensi tinggi / RF
output dapat digunakan untuk dialirkan ke ujung electrode aktif dan dipergunakan ke
pasien dengan pensaklaran.
Untuk pensaklaran dengan handswitch, user melakukan pada cut / coag button
pada moopolar aktif, penekanan tersebut memberi pensinyalan ke isolation circuit
berupa pencil button switch wires. Pensinyalan analog tersebut diubah menjadi
pensinyalan Digital Pencil Button Command sehingga menjadi input ke main
microcontroller. Main microcontroller memberi pensinyalan ke feedback
microcontroller, kemudian feedback microcontroller memberi pensinyalan relay
control untuk pengaktifan kombinasi relay pada output dan scaling relay yang
mengtur sistem relay output, maka tegangan tinggi AC dengan frekuensi tinggi / RF
output dan tingkat energi / power yang telah sesuai dapat dialirkan ke ujung
electrode aktif dipergunakan sesuai fungsinya ke pasien oleh user.
Untuk pensaklaran menggunakan footswitch, user melakukan
penekanan/menginjak footswitch sehingga mengaktifkan micro switch sebagai
footswitch decode, hal itu memberi pensinyalan berupa footswitch command yang
dikirim dari footswitch decode ke main microcontroller. Yang terjadi sama seperti
saat penggunaan handswitch, main microcontroller memberi pensinyalan feedback
microcontroller, kemudian feedback microcontroller memberi pensyilan relay control
untuk pengaktifan kombinasi relay pada output dan scaling relay yang mengatur
sistem relay output,maka tegangan tinggi AC dengan frekuensi tinggi / RF output dan
tingkat energi/power yang telah sesuai dapatdialirkan ke ujung electrode aktif dan
dipergunakan sesuai fungsinya ke pasien oleh user.
Tegangan tinggi AC dengan frekuesi tinggi / RF output dan tingkat energi /
power yang telah sesuai untuk pemilihan monopolar baik itu cut atau coag mengalir
53
dari ujung electrode aktif diterima jaringan tubuh pasien kemudian disalurkan ke
return electrode atau electrode netral dan dikirim kembali ke alat menuju rangkaian
trafo isolasi, menjadi loop tertutup.
Untuk pemilihan bipolar, tidak mempergunakan return electrode netral. Pada
pemilihan bipolar menggunakan electrode bipolar khusus yang berbentuk seperti
penjepit atau kawat. Sehingga loop tertutup yang terjadi untuk electrode bipolar
penjepit. Tegangan tinggi AC dengan frekuensi tinggi / RF output dan tingkat energi /
power yang telah sesuai mengalir dari ujung penjepit satu menuju ke jaringan dan
diterima ujung penjepit yang lainnya dan kembali ke alat menuju trafo isolasi.
Bersamaan dengan tegangan inggi AC dengan frekuensi tinggi / RF output dan
tingkat energi / power yang telah sesuai dapat dialirkan ke ujung electrode
monopolar aktif / bipolar, main microcontroller mengirim sinyal audio control ke
audio, maka muncul nada sebagai penanda dilakukan output ke ujung electrode
monopolar katif / bipolar.
Alat akan kembali mengulang urutan kerja diatas untuk pemilihan mode yang
lainnya dengan penyesuaian nilai frekuensi tinggi sesuai pemilihan mode untuk
bentuk gelombang dan frekuensi tinggi / RF yang sesuai.
2. Cara Kerja Rangkaian Footswitch Board ESU ValleyLab Force Fx-C
Cara kerja rangkaian Footswitch board, terdapat dua konektor footswitch
monopolar dan sebuah konektor bipolar footswitch yang dipasang pada Footswitch
board yang melalui sampai panel belakang.. Konektor monopolar footswitch (J3
dan J2) menerima monopolar footswitches dan menyediakan stopkontak untuk
kemampuan footswitching Monopolar 1 / CEM dan monopolar 2 yang terletak pada
panel depan. Konektor footswitch bipolar (J4) menerima footswitch bipolar dan
menyediakan kemampuan untuk footswitching pada stopkontak panel depan.
Kapasitor C39-C46 sebagai filter yang mengeblok frekuensi suara tinggi keluar dari
generator pada kabel footswitch.
Rangkaian footswitch diisolasi dari pasien terhubung dan grounding yang
direferensikan dan menahan potensi 500 Vrms (50/60 Hz). Untuk mendapatkan
isolasi ini, footswitch yang terhubung didukung dari catu daya (U2). Power supply
terisolasi, sebuah HPR-107, beroperasi dari grounding direferensikan oleh power
supply +12V.
Resistor R18 dan R19 sebagai pembagi tegangan yang menhasilkan sinyal dari
(Vref 2) sekitar 6V. Tegangan referensi didapat dari input comparataor non-inverting
U3A, U3B, U4A, dan U5A. Prinsip operasi footswitch terhubung dari +12V yang
tersambung dengan sumber listrik. Footswitch aktif sebagai pembagi tegangan. Nilainilai resistor yang terdiri dari pembagi masukan dipilih untuk memberikan ambang
switching sekitar 750 ohm. Tegangan dibagi sebagai inputan pembalik dari salah satu
54
lima pembanding. Ketika tegangan pada input pembalik melebihi tegangan input
noninverting, output kolektor terbuka dan pembanding aktif, sehingga arus mengalir
ke LED bersamaan optoisolator. Terkait foto transistor yang mengalirkan sehingga
menghasilkan sinar IR. Semua kolektor dari transistor yang terhubung ke pin input
dari port I/O diaktifkan pada mikrokontroler sesuai dengan pengaturan yang telah
disetting.
F. Teknik Pemeliharaan
Setiap peralatan elektromedis perlu dilakukan pemeliharaan agar alat selalu
dalam kondisi laik pakai. Salah satu peralatan elektromedis tersebut adalah
Electrosurgery unit (ESU).
Merupakan pemeliharaan yang meliputi antara lain :
Pemeliharaan Kualitatif
Pemeliharaan kualitatif merupakan pemeliharaan yang mengecek fungsi
asesoris, casing alat dan tombol-tombol alat.
1. Mengecek dan membersihkan seluruh bagian alat.
2. Mengecek fungsi electrode netral (bila perlu ganti).
3. Mengecek fungsi electrode aktif (bila perlu ganti).
4. Mengecek fungsi tombol pada panel unit.
5. Mengecek fungsi sistem alarm.
6. Mengecek kabel power cord dan grounding
7. Mengecek fungsi handswitch dan footswitch.
8. Mengecek fungsi sistem alat.
9. Menguji kinerja alat.
10. Uji fungsi generator
a. Periksa generator dan aksesoris
b. Periksa komponen internal
c. Uji generator
d. Pastikan fungsi REM
e. Konfirmasi output
f. Periksa kebocoran arus dan grounding.
11. Memeriksa generator dan aksesoris
a. Panel belakang
1) Periksa wadah panel belakang untuk footswitch penghalang
atau kerusakan. Periksa keamanan dengan memasukkan
footswitch bipolar atau konektor footswitch monopolar
kedalam wadah yang sesuai.
2) Mengganti fuse dan memverifikasi tegangan yang benar dan
nilai sekarang.
b. Panel Depan
55
56
2)
3)
100
ohm
dan
bahwa alarm
REM
berbunyi.
h. Memeriksa output bipolar
i. Memeriksa output monopolar (cut dan coag)
j. Memeriksa kebocoran arus frekuensi rendah\
1) Keluaran stopkontak dan sumber arus REM
2) Kebocoran grounding
3) Keluaran stopkontak dan arus REM sink.
k. Memeriksa kebocoran arus frekuensi tinggi
1) Cek grounding monopolar.
2) Cek grounding bipolar
G. Pemeliharaan Kuantitatif
Pemeliharaan kuantiaif merupakan pemeliharaan yang mengukur besar
outputan yang dihasilkan alat dengan keluaran hasil berupa batas toleransi.
l. Memeriksa Output Bipolar
a. Pastikan generator berhasil menyelesaikan self test seperti dijelaskan
dalam bagian pengujian generator
b. Hubungkan alat untuk menguji ouput bipolar.
1) sambungkan kabel dua test Bipolar pada stopkontak.
2) melewati satu kabel melalui transformator arus dan
menghubungkan arus trafo pada voltmeter.
3) Hubungkan 100 ohm resistor listrik diseluruh output jack di akhir
kabel test.
4) Hubungkan footswitch bipolar ke stopkontak pada panel belakang
Bipolar Footswitch.
c. Tekan tombol yang tepat dan mengatur kekuatan bipolar sampai 10.
57
e.
f.
g.
h.
80 watt
Uji output cut monopolar.
Tekan tombol low cut dan ulangi langkah 1.
Tekan tombol Blend dan ulangi langkah 1.
Pastikan bahwa keluaran generator untuk setiap kode adalah 516 +/37 mA rms
7. Cleaning
Setelah pemakaian alat harus dibersihkan, dalam pembersihan pada unit
ESU yaitu tidak membersihkan unit dengan pembersih abrasif atau senyawa
desinfektan, larutan pembersih, atau bahan lain yang dapat menggores atau
merusak panel unit.
H. Troubleshooting
1. Error Code 160-166
a. Keluaran FET
b. Keluaran induktor T14, T15 @110uH
c. Power Supply FETs Q1,3,4,5
d. Cut Relay K2
e. Control Board
2. Error 190-193
a. Keyboard rusak
b. User
3. Error Code 212
a. Baterai rusak (diperlukan kalibrasi ulang )
4. Error 194-198
a. Acccesoris
b. Footswitch board
c. Clips
d. User
5. Error 16, 17
a. Scalling relays
b. Control board
c. LVPS
6. Error 165, 170
a. Control board
60
LAPORAN KERJA
PEMELIHARAAN BERKALA
Nomor
Tanggal
/
/
: JANUARI 2014
HASIL
PEMERIKSAAN
BAIK
TIDAK
61
KETERANGAN
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
B.
1.
2.
Pemeliharaan Tahunan
Kalibrasi dan safety
Safety test
Tidak dilaksanakan
Tidak dilaksanakan
PJ. Pemeliharaan
pelayanan peralatan medik
I.
: Valley Lab
: Force FX
: 65515 A
: 18 Februari 2014
: Ruang OK 4-5 IBS
: Ruang OK 4-5 IBS
: Prosedur Pengujian dan atau Kalibrasi Alat Kesehatan
( DEPKES & KESOS RI DIRJEN YANMED 2001 )
Kondisi ruang
1. Suhu
2. Kelembapan
II.
: 25 C
: 60 % RH
: BAIK
: BAIK
III.
No.
Paramete
r
Setting
Pada
alat
Terukur
rata-rata
standar
62
kesalahan
kesala
han
relatif
Kesalaha
n
maksimal
Ketidakpastia
n pengukuran
(%)
1.
Output
energy
(joule)
40
80
100
120
150
36.00
76.00
94.00
108.00
142.00
4.00
4.00
6.00
12.00
8.00
10.00
5.00
6.00
10.00
5.33
2.
Frekuensi
Heart rate
(BPM)
20
50
70
90
100
18.00
46.00
66.00
86.00
94.00
2.00
4.00
4.00
4.00
6.00
10.00
8.00
5.71
4.44
6.00
IV.
yang
diijinkan
1%
10 %
0.58
0.58
0.58
0.58
1.58
0.58
0.58
0.58
0.58
0.58
Keterangan
1. ESU yang dikalibrasi termasuk dalam klasifikasi kelas 1 CF
2. Ketidakpastian pengukuran dilaporkan pada tingkat kepercayaan 95%
dengan factor cakupan k-2
V.
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDRAL BINA UPAYA KESEHATAN
BALAI PENGAMANAN FASILITAS KESEHATAN SURABAYA
JL. Karangmenjangan NO. 22, Telp. (031) 5035830. Fax. (031) 5021002, Surabaya
Dasar Hukum :
1. No. 363 / Menkes/PER/IV/1998
2. No. 530 /Menkes/ PER/IV/2007
SERTIFIKAT KALIBRASI
Nomor
Nama Alat
Unit
: 98 / 4 / II 14 / E 061 DL
: Electro Surgery
Merk
Model Type
Nomer Seri
Nama Pemilik
Sardjito
Identitas Pemilik
Alamat Pemilik
: Pemerintah
Nama Ruang
Tanggal Pelaksanaan Kalibrasi
Penanggung Jawab
: Ruang IRNA IV
: 18 Februari 2014
: Hartono Agus Wijaya, SKM
63
Lokasi Barang
Hasil Kalibrasi
Metode Kerja
: Ruang IRNA IV
: LAIK PAKAI
: Prosedur Pengujian dan atau Kalibrasi
Alat Kesehatan ( DEPKES & KESOS RI
DIRJEN YANMED 2001 )
Surabaya,
5 Maret 2014
NIP. 1964050211989021002
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDRAL BINA UPAYA KESEHATAN
BALAI PENGAMANAN FASILITAS KESEHATAN SURABAYA
JL. Karangmenjangan NO. 22, Telp. (031) 5035830. Fax. (031) 5021002, Surabaya
Dasar Hukum :
1. No. 363 / Menkes/PER/IV/1998
2. No. 530 /Menkes/ PER/IV/2007
SERTIFIKAT KALIBRASI
Nomor
Nama Alat
Unit
: 98 / 4 / II 14 / E 061 DL
: Electro Surgery
Merk
Model Type
Nomer Seri
Nama Pemilik
Sardjito
:
:
:
: RSUP. Dr.
Identitas Pemilik
Alamat Pemilik
Yogyakarta
Nama Ruang
Tanggal Pelaksanaan Kalibrasi
Penanggung Jawab
: Pemerintah
Lokasi Barang
Hasil Kalibrasi
Metode Kerja
: OK 4-5 IBS
: LAIK PAKAI
: Prosedur Pengujian dan atau Kalibrasi
Alat Kesehatan ( DEPKES & KESOS RI
DIRJEN YANMED 2001 )
Surabaya,
5 Maret 2014
I.
:
:
:
: 20 Februari 2014
: Ruang OK 4-5 IBS
: Ruang OK 4-5 IBS
: Prosedur Pengujian dan atau Kalibrasi Alat Kesehatan
( DEPKES & KESOS RI DIRJEN YANMED 2001 )
Kondisi ruang
1. Suhu
: 26. 8 C
2. Kelembapan : 71.6 % RH
II.
: BAIK
: BAIK
III.
NO
.
Parameter
Terukur
rata-rata
standar
Presisi
(%)
Kesalahan
maksimal
yang
diijinkan
Ketidakpastian
pengukuran
1.
Akurasi
kelembapan
(%)
74.00
0.00
10%
1.48
65
2.
IV.
Akurasi suhu
(C)
27.00
0.00
0.54
Keterangan
Ketidakpastian pengukuran dilaporkan pada tingkat kepercayaan 95% dengan
faktor cakupan K=2
V.
Direktur
No. Dokumen
Tanggal
Halaman 1/2
Revisi ke :
No. Revisi :
Tanggal :
1. Pengertian
2. Kebijakan
3. Tujuan
4.
Petugas
5. Prasyarat
6. Peralatan
1. Alat Kerja
Tool set Elektronik
Vacuum Cleaner
2. Leakage Current Meter (Terkalibrasi)
Multi tester (Terkalibrasi)
Ground Tester (Terkalibrasi)
Electro Surgery Unit (Terkalibrasi)
Osciloscope (Terkalibrasi)
7. Prosedur
A. Persiapan
1. Siapkan Surat Perintah Kerja (SPK)
2. Siapkan formulirlembar kerja perbaikan
3. Siapkan :
a. Service manual, diagram (schematic / Wiring)
b. Protap Perbaikan
c. Riwayat Perbaikan alat
4. Siapkan alat keja dan alat ukur
5. Siapkan bahan pemeliharaan, bahan operasional dan material
67
bantu
6.Pemberitahuan kepada Unitpengguna alat
B. Pelaksanaan
1. Lakukan analisis kerusakan
-Tanyakan kepada pengguan alat mengenai gejala kerusakan
-Lakukan troubleshooting untuk mengetahui penyebab kerusakan,
bagian alat / komponen / suku cadang yang mengalami kerusakan.
(Perhatikan manual book dan wiring)
- Lakukan pendataan bagian alat / komponen / susku cadang yang
rusak, lengkap dengan data teknis dan nomor catalog.
2. Siapkan susku cadang yang diperlukan
3.Lakukan langkah perbaikan dengan atau tanpa suku cdang
4. Lakukan penyetelan / adjustment, kalibrasi internal
5.Lakukan uji kinerja dan aspek pengukuran keselamatan kerja
C. Pencatatan
1. Lakauakn pengisian formulir Lembar Kerja Perbaikan
2. Kesimpulan, alat baik atau tidak baik
3. Pengguna alat menandatangani formulir Lembar Kerja Perbaikan
sebagai bukti telah melakukan perbaikan
D. Pengemasan
1. Cek alat kerja dan alat ukur , sesuaikan dengan lembar kerja
2. Cek dan rapihkan dokumen teknis
3. Kembalikan alat kerja dan dokumen teknis ke tempat semula
4. Bersihkan alat Electro Surgery Unit dan lokasi perbaikan
E. Laporan
1. Laporkan hasil perbaikan alat kepada unit Pelayanan pengguna
alat dan serahkan kembali alat Electro Surgery Unit yang diperbaiki
2. Laporkan hasil perbaikan kepada pemberi tugas
8. Unit kerja terkait
-IPSRS
-Unit Pelayanan pngguna alat
Disetujui Oleh :
Kepala IPSRS
Dibuat Oleh :
Teknisi Elektromedis
68
BAB V
PEMBAHASAN ALAT TIMBANGAN DEWASA
A. Spesifikasi
1.
2.
3.
4.
SMIC ZT 120
Body Weighing : 120 Kg (265 lbs)
Max. Weight : 0.5 Kg
Height measuring Range : 70 190 cm (27,5 71 3/4)
69
5.
6.
7.
8.
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Standar alat
Standar waktu
Prosedur
Unit terkait
1. Timbangan badan
2. Alat tulis untuk mencatat hasil
1. Persiapan pasien 2 menit
2. Persiapan alat 2 menit
Total waktu yang dibutuhkan 4 menit
1. Timbangan berdiri:
a. Beritahu pasien
b. Berikan handuk kertas diatas timbangan,
c. Beritahu pasien untuk memakai baju yang tidak tebal dan
melepas sandal (sepatu),
d. Bantu pasien naik ketimbangan,
e. Atur ratio berat,
f. Untuk mengukur tinggi badan beritahu pasien untuk berdiri
tegak diatas timbangan,
g. Bantu pasien untuk turun dari timbangan
h. Kembalikan timbangan diposisi semula
i. Catat hasilnya.
Perhatian:
a. Jika timbangan menggunakan roda maka kuncilah timbangan
sebelum pasien naik ketimbangan.
b. Jika timbangan menggunakan display digital pastikan tandanya
di nol.
2. Timbangan duduk:
a. Beritahu pasien,
b. Bawa pasien kedekat timbangan,
c. Kunci timbangan untuk mencegah timbangan bergerak,
d. Tempatkan timbangan disamping tempat tidur / kursi roda pasien
dengan lengan kursi timbangan terbuka,
e. Pindahkan pasien ketimbangan,
f. Tutup lengan kursi timbangan kedepan dan kuncilah,
g. Ukur berat pasien,
h. Bukalah kunci lengan kursi timbangan dan pindahkan pasien
ketempat tidur atau kursi roda.
i. Catat hasilnya.
3. Timbangan tidur:
a. Beritahu pasien akan ditimbang dan jaga privacy pasien,
b. Bawa pasien kedekat timbangan dan kunci roda timbangannya,
c. Arahkan pasien disisi timbangan,
d. Lepaskan kerangka pengaman,
e. Rendahkan strecer terhadap matras
f. Angkat pasien ketimbangan
g. Ukur berat badan pasien
h. Kembalikan pasien keposisi semula
i. Catat hasilnya
Ruang penyakit dalam, ruang penyakit bedah
72
F. Pemeliharaan Timbangan
1. Bersihkan timbangan dari noda / kotoran setelah selesai pakai
2. Lakukan pengecatan ulang bila sudah ada karat pada timbangan, agar dapat
tampil seperti baru kembali
3. Lakukan kalibrasi setiap 6 bulan sekali untuk mengembalikan fungsi secara
normal
73
s=M std r
z1
m1
iii. Ambil standard massa dari pan, kemudian baca penunjukkan nilai
1 z 1
iv. Hitung r 1=m
v. Ulangi langkah 1 sampai 3 sebanyak 10 kali.
c. Setengah kapasitas maksimum
1) Atur dial setting pada posisi nol dan tanpa beban diatas pan, catat
pembacaan nilai skala sebagai
z1
m1
z 1.
m2 .
4) Setelah itu angkat standar massa dari timbangan dan catat pembacaan
timbangan saat beban sebagai
z2 .
z 1.
m1 .
m2.
75
z2 .
g. Perhitungan
Standar Deviasi, Rata rata, Koreksi, Histerisis dan Ketidakpastian.
1) Daya ulang pembacaan
r=mz
r = daya ulang pembacaan
m = hasil penguuran ada beban.
Z = hasil pengukuran zero tanpa beban
Simpangan baku
a. Standar Deviasi
s=
Xi x
b. Rata rata
=
( m1z 1 )+(m 2z 2)
2
1) Koreksi (K)
Massa Konvensional Rata rata
2) Histerisis
m1- m2
z1 z2
76
U (res)
a
n
di
b x
a=y
b=
xi x 2
yi y
( Xi x )
ci
+ u (
di
) = u (
mi
BAB VI
PEMBAHASAN ALAT BEDSIDE MONITOR
78
A. Spesifikasi
Merk : General Electronic
Type : Dash 3000
SN : 9975431
maka yang dimaksud dari lima parameter tersebut adalah banyaknya jenis
pemeriksaan yang bisa dilakukan oleh pasien monitor tersebut.
Didalam istilah pasien monitor kita mengetahui beberapa parameter yang diperiksa,
parameter itu antara lain adalah :
1. EKG adalah pemeriksaan aktivitas kelistrikan jantung, dalam pemeriksaan ECG
ini juga termasuk pemeriksaan Heart Rate atau detak jantung pasien dalam
satu menit.
2. Respirasi adalah pemeriksaan irama nafas pasien dalam satuan menit.
3. . Saturasi darah / SpO2, adalah kadar oksigen yang ada dalam darah.
4. Tensi / NIBP (Non Invasive Blood Pressure) / Pemeriksaan tekanan darah.
5. Temperature, suhu tubuh pasien yang diperiksa.
G. Blok Diagram
81
2.
LCD Display :
Menghasilkan gambar bagi tampilan sinyal-sinyal hasil pengukuran yang
telah diolah dan didapatkan dari main prosessor board.
82
3. Backlight :
Tampilan bagi belakang layar dua tegangan anoda (200 v dan 6 KV), heater
current kontrol grid voltage, arus katoda.
4. Main Board
Fungsinya untuk, afirmware programed microcomputer, system timing,
interface, pada rangkaian lainnya seperti display monitor, spiker front-end
dan keyboard, alarm, recorder serta interface pada keluaran dan mini
recorder.
5. Keypad
Fungsinya keypad board adalah untuk mengetik dan mengisi data-data
pasien yang sedang diperiksa dan memberikan perintah-perintah untuk
melakukan program yang akan dilakukan .
6. Main Connector Board
Terdiri dari 3 fungsi blok: ECG/Defib syn, Unity, Auxilary port, Expansion
and docking port.
Auxilary parameter board dibagi dalam 3 daerah operasi utama:
Input channel (2 pressure dan 2 temperatur)
Control dan A/D konversion dari front panel dan semua input channel
(pressure, temperatur, ECG, peripheral pulse dan respiration)
I.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
chassis / selungkup
kotak kontak
terminal pembumian
kabel daya
saklar ON/OFF
sikring
patient cables
fitting / connector
electrode & streps
control / pengatur
battery / charger
indikator / display
user calibration
alarm
audibla signals
aksesori
kebersihan alat
BAB VII
PEMBAHASAN STERILISATOR LABORATORIUM
85
A. Spesifikasi
Merk : Memmert ( Laboratory Incubator Oven )
Type : BM 200
Suhu : 10 70 derajat celcius
B. Fungsi
Oven adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk memanaskan ataupun
mengeringkan. Biasanya digunakan untuk mengeringkan peralatan gelas
laboratorium, zat-zat kimia maupun pelarut organik. Dapat pula digunakan untuk
mengukur kadar air.Tidak semua alat gelas dapat dikeringkan didalam oven,
hanya alat gelas dengan spesifikasi tertentu saja yang dapat dikeringkan, yaitu
alat gelas dengan ketelitian rendah. Oven juga merupakan alat sterilisasi
86
D. Pembersihan Oven
1. Prediksi Kotoran
a. Berdebu
b. Karatan : akibat terkena bahan-bahan kimia
2. Cara Membersihkan
a. Mempersiapkan bahan dan alat yang digunakan untuk
membersihkan oven.
b. Oven dibersihkan terlebih dahulu dengan menggunakan lap
basah.
c. Setelah itu bagian oven yang karatan (pada bagian rak besi)
dibersihkan dengan menggunakan amplas halus.
d. Setelah diamplas lap kembali dengan lap basah agar terlihat
bagian yang sudah bersih dan masih kotor.
87
E. Kalibrasi Oven
1. Siapkan Thermometer yang sudah standar atau telah dikalibrasi.
2. Bandingkan suhu thermometer dengan suhu pada oven.
3. Lakukan percobaan pembandingan berulang ulang , kurang lebih sampai 5
sampel.
4. Lalu lihat hasilnya , apakah suhu sama dengan setting pada thermometer.
5. Catat hasi Kalibrasi, temple stiker kalibrasi / verifikasi.
BAB VIII
PEMBAHASAN ALAT DENTAL X RAY
88
A. Spesifikasi Alat
MERK
TROPHY
MODEL
IRIX 70
70
0.02-3
200300
1984
Intraoral
Location (COMPOSITION)
100/110/120/230. 50/60
Current, a
10
SYSTEM WEIGHT, kg
30
std configuration
Contact dealers
AIMING/POSITIONING FILM
HOLDER (X-RAY GENERATOR)
Removable
Yes
Cephalometric (PATIENT
CHARACTERISTICS)
Yes
PATIENT CHARACTERISTICS
89
Yes
Pediatric (PATIENT
CHARACTERISTICS)
Yes
Seated (PATIENT
CHARACTERISTICS)
Optional
Stationary
OTHER ATTRIBUTES
(Interference compensation)
(sekitar 14-21 X-ray film) yang paling sering dilakukan saat orang
pertama kunjungan ke dokter gigi. Bitewing X-rays checkups selama
ini digunakan untuk mencari gigi busuk. Panoramic X-rays dapat
digunakan sewaktu-waktu. Dental X-rays dijadwalkan bila Anda
memerlukannya berdasarkan usia, risiko untuk penyakit, dan tandatanda penyakit.
Dental X-rays dilakukan ke: Menemukan masalah dalam mulut seperti gigi
busuk, kerusakan pada tulang yang mendukung gigi, dan gigi cedera (seperti
rusak akar gigi). Dental X-rays sering dilakukan untuk menemukan masalah ini
lebih awal, sebelum gejala yang hadir.
1. Menemukan gigi yang tidak di tempat yang tepat atau tidak
melanggar melalui getah benar. Gigi yang terlalu ramai untuk
memutuskan melalui Gusi dipanggil berdampak.
2. Menemukan cysts, solid growths (Tumors), atau abscesses.
3. Memeriksa lokasi tetap tumbuh gigi di rahang pada anak-anak
mereka yang masih memiliki dasar (atau bayi) gigi.
4. Rencana perawatan untuk besar atau ekstensif cavities, root kanal
operasi, penempatan dental implants, dan sulit kepindahan gigi.
5. Rencana perawatan gigi yang tidak lurus berkerut atas (perawatan
orthodontic).
6. Tanpa X-rays, dokter gigi lewatkan tahap awal antara kerusakan gigi.
1. Pengambilan gambar gigi dengan film kecil biasanya digunakan alat yang
biasanya disebut Dental X-Ray
2. Pengambilan gambar gigi dengan film besar biasanya digunakan alat yang
biasanya disebut Panoramic X-Ray
93
1.
Kontrol panel
Berfungsi untuk mengatur parameter pesawat. Pada panel
kontrol terdapat ekspose switch, lampu ready, pengatur waktu, dan
beberapa panel indikator.Pada pesawat dental, kV dab mA sudah diatur dari
pabrikpembuatan pesawat. kV standar 70, mA antara 1,0 - 5,0 dan Second
1.
2. Extension arm
94
3. Tube head
Sebagai tempat diproduksinya sinar-x. Tabung sinar-x menggunakan
anoda statis karena keterbatasan ruang tube head. Tabung ini memancarkan
radias dalam bentuk foton (x-ray).
4. Silinder conus
Fungsinya untuk meluruskan tube head ke pasien dan film. Silinder
conus dilengkapi dengan timbal untul mencegah penyebaran radiasi.
Terdapat dua jenis conus, yaitu silinder ujung terbuka dan silinder ujung
tertutup.
95
96
2. Pelaksanaan
- Perhatikan protap pelayanan.
- Letakkan kaset yang berisi film pada tempatnya.
- Atur kondisi pemotretan sesuai dengan kebutuhan
pemeriksaan.
- Lakukan pemotretan dengan menekan tombol expose.
- Ambil hasil pemotretan untuk diproses lebih lanjut
1. Persiapan
3. Pengemasan / Penyimpanan
- Lepaskan penutup debu.
- - Kembalikan
tombol ke posisi minimun/nol.
Siapkan accessories.
- - Matikan
alatoperasional
dengan menekan
ON/OFF ke posisi OFF.
Siapkan bahan
film
- - Lepaskan
kelengkapan
proteksi
dan
monitoring
radiasi
Gunakan kelengkapan proteksi radiasi dan
monitoring
dosis radiasi.
simpan
pada
- dan
Periksa
hubungan
alat tempatnya.
ke terminal pembumian.
- Lepaskan hubungan alat dari catu daya.
- Lepaskan hubungan alat dari terminal pembumian.
- 2. Bersihkan
alat.
Pelaksanaan
- Pasang penutup debu.
- Perhatikan protap pelayanan.
- Catat beban kerja alat dalam jumlah expose.
- Letakkan kaset yang berisi film pada tempatnya.
- Atur kondisi pemotretan sesuai dengan kebutuhan
pemeriksaan.
- Lakukan pemotretan dengan menekan tombol expose.
- Ambil hasil pemotretan untuk diproses lebih lanjut
98
BAB IX
PENUTUP
A. Penutup
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan anugerah serta kasih karunianya dan mendampingi selalu umatnya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan di RSUP DR
Sardjito yang disusun berdasarkan kemampuan dan pengetahuan yang ada pada
penulis. Penulis masih menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam
laporan ini, oleh karena itu penulis menharapkan kritik dan saran yang berguna
dan juga membangun daripihak pendidikan dan perusahaan untuk perbaikan
dimasa yang akan dating, sehingga dapat bermanfaat bagi angkatan dibawah
kami selanjutnya yang kiranya akan mengalami hal seperti kami. Diharapkan
laporan ini berguna bagi rekan rekan mahasiswa di Politeknik Kesehatan
Jakarta II dan secara khusus untuk pihak perusahaan dan Jurusan Teknik
99
Elektromedik, agar laporan ini dapat sebagai referensi tertulis maupun wawasan
bagi siapa saja.
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini terselenggara oleh kerjasama antara
RSUP DR Sardjito dan Politeknik Kesehatan Jakarta II juruan Teknik
Elektromedik serta alumni yang juga berperan penting dalam Praktek Kerja
Lapngan ini, yang secara langsung manfaatnya dapat dirasakan oleh mahasiswa.
B. Kesan
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak RSUP DR Sardjito
yang telah member kesempatan untuk dapat Praktek Kerja Lapangan disini
selama 1 bulan serta kepada insruktur instruktur yang telah membimbing kami
dan memberikan banyak pengajaran dan ilmu ilmu baru dan kami lebih dapat
mengetahui tentang dunia kerja di Rumah Sakit, untuk bekal kami bila nanti
terjun di dunia kerja.
C. Pesan
Penulis meminta maaf yang sebesar besarnya bila tedapat kekurangan
maupun kesalahan selama kami Praktek Kerja Lapangan di Rumah Sakit Umum
Pusat DR Sardjito dan tetap jaga terus semangat kekeluargaan di RSUP DR
Sardjito agar tetap maju dan berkembang dalam peningkatan mutu dan kualitas
dimasa yang akan datang.
D. Kesimpulan
100
Pada Praktek Kerja Lapangan ini sangat bermanfaat bagi penulis juga sebagai
Mahasiswa Jurusan Teknik Elektromedik dalam pengenalan troubleshooting dan
berbagai metode kalibrasi alat alat kesehatan. Selain itu kami juga telah
memahami bagaimana dunia kerja yang akan kami jalani nanti dalam bidang alat
kesehatan di Rumah Sakit.
DAFTAR PUSTAKA
kapernaum92kkdeyra.files.wordpress.com/2013/02/hemodialyzer.docx
hemodialisa.files.wordpress.com
http://www.scribd.com/doc/109584795/MESIN-HEMODIALISIS
haxunamatata.blogspot.com
http://www.ristek.go.id/file/upload/lain_lain/bencana_aceh/air_asin.htm
http://akbarsyahputraatem.blogspot.com/
rizqimurtafiah.blogspot.com/2011/12/pemeliharaan-dan-kalibrasialat.html
101
LAMPIRAN
Syringe pump
Infuse pump
Incubator
Ventilator
CPAP
Yang termasuk dalam pemeliharaan 4 bulanan adalah semua alat selain
yang tercantum dalam pemeliharaan 3 bulanan.
Berikut ini adalah data alat dan langkah pemelihraan yang kami lakukan
selama PKL di RSUP Dr. SardjitoYogyakarta sebagai berikut :
1. Data Alat
Nama Alat
: Tensimeter
Merk
: Reister
Type
: Nova Presameter
Made in
: Germany
102
a. Fungsi Alat
b. Keluhan
c. Analisa Kerusakan
1. Air raksa kotor
2. Tabung bocor
3. Air raksa kurang
4. Menset bocor
5. Selang bocor
6. Bulb bocor
2. Data Alat
Nama Alat
: Defibrilator
104
Merk/ type
: Philip
5) Fungsi Alat
6) Keluhan
c. Analisa Kerusakan :
1. kesalahan pengoperasian
2. kesalahan settingan.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
membaca
petunjuk
3. Data Alat
Nama Alat
: USG
Merk/ type
: Philip / HD 15
SN
: US 71320556
106
a.
Fungsi Alat
b. Keluhan
:
Mouse tidak dapat berjalan normal
c. Analisa Kerusakan :
bagian mouse kotor
107
e. Hasil :
Setelah dilakukan pengecekan pembersihan pada mouse Alat dapat
berfungsi dengan baik dan siap di gunakan.
4. Data Alat
Nama Alat
: Syringe pump
Merk/ type
: fresenius kabi /
injectomat Angilia
Nomor seri
: 20979010
Frekuensi
: 50/60 Hz
7) Fungsi alat :
1. Memasukan cairan atau obat ke tubuh pasien.
2. Untuk mencegah periode kadar obat atau cairan yang
dimasukan, dimana tingkat obat di dalam darah terlalu tinggi
atau terlalu rendah.
3. Menghindari penggunaan tablet yang dikarenakan pasien yang
mengalami kesulitan dalam meminum tablet.
8) Keluhan :
Alat tidak bekerja kalau tidak dihubungkan dengan jala- jala PLN
9) Analisa Kerusakan :
Life time Baterai habis
108
dengan baterai).
Tekan power dan tombol menu
Pilih menu test
Masukan kode 0400
Lalu ikuti pngetesan sesuai menu yang disediakan
Kalau itu semua normal berarti alat dalam kondisi bagus.
Memeriksa ( AC/ DC ) / Bateray, lampu menyala selama
5. Data Alat
Nama Alat
: Infuse pump
Merk/ type
109
Nomor seri
: 15840
Frekuensi
: 50/60 Hz
a. Fungsi alat :
Untuk mengatur jumlah cairan / obat yang masuk ke dalam
sirkulasi darah pasien secara langsung melalui vena.
b. Keluhan
Tidak ada
c. Analisa Kerusakan :
Tidak ada
menutup
6. Memeriksa fungsi start / stop/ silence
7. Memeriksa tubing firmly clamped
8. Memeriksa tubing air in- line sensor
9. Memeriksa fungsi drop sensor
10. Memeriksa delivery rate accuracy
11. Memeriksa occlusion detection pressure alarm sound.
110
12. jangan lupa menulis pada lembar kerja dan menyentang pada
label tanda kalau telah dilakukan pemeliharaan
e. Hasil :
Setelah dilakukan pengecekan, Alat dapat berfungsi dengan baik
dan siap di gunakan.
6. Data Alat
Nama Alat
: Ventilator
Merk/ type
: Halminton Medical
Nomor seri
: Galileo
Tegangan
: 110 - 240 V
Frekuensi
: 50/60 Hz
Gambar ventilator
b. Fungsi alat :
Ventilator digunakan untuk membantu pernapasan pada pasien
yang mengalami kegagalan nafas atau gangguan pernafasan.
c. Keluhan :
Gas O2 menuju ke alat bocor
111
d. Analisa Kerusakan :
1.
2.
3.
Selang 02 kendor
7. Data Alat
Nama Alat
: Bedside Monitor
Merk/ type
Nomor seri
: SHQ 13352060SH
Frekuensi
: 50/60 Hz
a.
Fungsi alat :
Untuk memonitoring keadaan patien secara intensif
b. Keluhan :
Hasil NIBP tidaks esuai dengan tensimeter manual
c. Analisa Kerusakan :
1. Kesalahan pemasangan mainset
2. Alat perlu dikalibrasi
113
3 mmHg)
8. Memeriksa SpO2 ( 10 % )
9. Memeriksa temperature accuracy
10. Accuracy on volumeter
11. Jangan lupa menulis pada lembar kerja dan menyentang label
pemeliharaan
e. Hasil :
Setelah dilakukan pengecekan alat dapat berfungsi dengan baik dan
siap digunakan.
b. Data Alat
Nama Alat
: ECG
Merk/ type
: Fukuda
Nomor seri
: AOMC 16151G
Frekuensi
: 50/60 Hz
a. Fungsi alat :
114
Keluhan :
Tidak ada
c. Analisa Kerusakan :
Tidak ada
d.
c. Data Alat
Nama Alat
: x-ray mobil
Merk/ type
: simadzu/MU125
No. Seri
:0262M05502
a. Fungsi Alat :
115
e. Hasil
Setelah dilakukan perbaikan dengan menghubungkan konektor
yang terlepas alat dan dilakukan uji fungsi alat dapat bekerja
kembali
116
LAMPIRAN
Label Maintenance, Lembar Kerja, Lembar Kalibrasi dan Jadwal
Maintenance dan Inventaris alat
117
FORM
LAPORAN KERJA
NOMOR :
Jam
:
Telpon :
KELUHAN KERUSAKAN
Tangg
al
Klarifikasi
Mulai
perbaikan
Selesai
Jam
Nama user
Inst/unit/ba
g
Tanda
tangan
Nama
alat
Merk
Type
118
diserahkan
No. Seri
Teknisi
pelaksana
1.
Tanda tangan
Hasil akhir
respontime
Masih garansi
2.
Butuh suku
cadang
3.
4.
Belum selesai
Selesai
Mengetahui :
KA. Inst/Pj. Alat
NIP.
Mengetahui :
Plt. Kepala IPSRS
PJ. Pelayanan
pemeliharaan
.....................................
.........
NIP.
VI.
Kondisi ruang
VII.
3. Suhu
: 27.5 C
4. Kelembapan : 66.1 % RH
3. Fisik
: BAIK
119
4. Fungsi
: BAIK
Parame
ter
Setti
ng
Pada
alat
Teruku
r ratarata
standa
r
kesalah
an
kesa
laha
n
relat
if
(%)
1.
Output
energy
(joule)
10
50
100
200
300
9.90
50.15
100.65
203.00
306.15
0.10
-0.15
-0.65
-3.00
-615
1.00
-0.30
-0.65
-1.50
-2.50
2.
Frekuen
si
Heart
rate
(BPM)
30
60
120
180
30.4
59.9
119.7
180.4
-0.4
0.1
0.3
-0.4
-1.3
0.17
0.25
-0.22
IX.
Keterangan
X.
Kesala
han
maksi
mal
yang
diijinka
n
10 %
Ketidakpa
stian
pengukura
n
5%
0.58
0.59
0.64
0.78
1.01
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDRAL BINA UPAYA KESEHATAN
BALAI PENGAMANAN FASILITAS KESEHATAN SURABAYA
JL. Karangmenjangan NO. 22, Telp. (031) 5035830. Fax. (031) 5021002,
Surabaya
Dasar Hukum
:
1. No. 363 / Menkes/PER/IV/1998
2. No. 530 /Menkes/ PER/IV/2007
SERTIFIKAT KALIBRASI
Nomor: 98 / 4 / II 14 / E 061 DL
120
0.01
0.01
0.01
0.01
Nama Alat
ECG
: Defibrilator With
Merk
Model Type
Nomer Seri
Nama Pemilik
Sardjito
Identitas Pemilik
Alamat Pemilik
: Pemerintah
Yogyakarta
Nama Ruang
Tanggal Pelaksanaan Kalibrasi
Penanggung Jawab
Lokasi Barang
Hasil Kalibrasi
Metode Kerja
: Ruang IRNA IV
: 18 Februari 2014
: Hartono Agus Wijaya, SKM
: Ruang IRNA IV
: LAIK PAKAI
: Prosedur Pengujian dan atau
Kalibrasi Alat Kesehatan
( DEPKES & KESOS RI DIRJEN
YANMED 2001 )
Surabaya,
5 Maret 2014
Ir. Rakhmat
Nugroho, MBAT
NIP.
1964050211989021002
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDRAL BINA UPAYA KESEHATAN
BALAI PENGAMANAN FASILITAS KESEHATAN SURABAYA
JL. Karangmenjangan NO. 22, Telp. (031) 5035830. Fax. (031) 5021002,
Surabaya
Dasar Hukum
:
1. No. 363 / Menkes/PER/IV/1998
2. No. 530 /Menkes/ PER/IV/2007
SERTIFIKAT KALIBRASI
Nomor: 98 / 4 / II 14 / E 061 DL
121
Nama Alat
: Nebulizer
Merk
Model Type
Nomer Seri
:
:
:
Nama Pemilik
Sardjito
: RSUP. Dr.
Identitas Pemilik
Alamat Pemilik
Bulaksumur, Yogyakarta
Nama Ruang
Tanggal Pelaksanaan Kalibrasi
Penanggung Jawab
Lokasi Barang
Hasil Kalibrasi
Metode Kerja
: Pemerintah
Surabaya,
5 Maret 2014
:
:
:
:
:
:
:
20 Februari 2014
Ruang stroke
Ruang stroke
Prosedur Pengujian dan atau Kalibrasi Alat Kesehatan
( DEPKES & KESOS RI DIRJEN YANMED 2001 )
122
VI.
Kondisi ruang
VII.
1.
Suhu
: 26. 8 C
2. Kelembapan : 71.6 % RH
3. Fisik
4. Fungsi
: BAIK
: BAIK
Paramete
r
Terukur
ratarata
standar
Presisi
(%)
Kesalahan
maksimal
yang
diijinkan
Ketidakpas
tian
pengukura
n
1.
Akurasi
kelembap
an (%)
Akurasi
suhu (C)
74.00
0.00
10%
1.48
27.00
0.00
0.54
Akurasi
laju aliran
(L/min)
6.88
0.08
0.17
2.
3.
IX.
X.
Keterangan
Ketidakpastian pengukuran dilaporkan pada tingkat
kepercayaan 95% dengan faktor cakupan K=2
Alat
Merk
Marque
Dopler
tte,
Hellige
Model/
Type
SN
Buatan
Status
Kondisi
Cardiose
rv
101028731
Jerman
Aktif
Baik
SN
Buatan
Status
Kondisi
101028722
Jerman
Aktif
Baik
Kalibrasi
2013 2014
Alat
Merk
Dopler
Marque
Model/
Type
Cardioser
123
Kalibrasi
2013 2014
tte,
Hellige
Alat
Merk
Model/
Type
SN
Buatan
Status
Kondisi
Dopler
Diana
KD 250
703003
Aktif
Baik
Dopler
Bistus
BT-200
Aktif
Baik
124
Kalibrasi
2013 2014
LAMPIRAN
Laporan Kegiatan Harian PKL RS DR Sardjito Yogyakarta
NO
1
NAMA ALAT
Memperbaiki kabel
EKG
Memperbaiki kabel
power nebulizer
Memperbaiki
remote bed pasien
Memperbaiki pulse
oximetry portable
Penjelasan Digital
X-Ray, Digital
Radiography, XRay Mobile
frekuensi tinggi,
Dental X-Ray,
Dental X-Ray
Panoramic
Memperbaiki
Centrifuge
Potong Label
Cek alat Baby
Incubator
Hemo Dealisa
service dan instalasi
NAMA LOKASI
Sub Teknik
Elektromedik
NAMA INSTRUKTUR
Pak Untung
Pak Muji
Sub Teknik
Elektromedik
Sub Teknik
Elektromedik
Pak Budi
Pak Untung
Sub Teknik
Elektromedik
Ruang Radiologi
Sub Teknik
Elektromedik
Sub Teknik
Elektromedik
IMP (Perina)
R.Hemo Dealisa
Peventive
maintenance
sphygmomanomete
r dan treadmill
Poliklinik Jantung
Cek SWD
Fisioterapi
Cek Defibrilator
ICU
Kalibrasi Alat
Ventilator
PICU
Pak Untung
Pak Budi
Cek PM
PICU
Pak Kuat
Cek PM
ICCU
Pak Agus
Pak Agus
125
Kalibrasi Ventilator,
Cek O2 cell,
memindahkan
ventilator.
PICU
PM Radiologi
Ruang Radiologi
PM
Ruang Amerta
Cek Scope
Endoscope
Ruang IBS
Input data
Maintenance alat
kesehatan
Sub. Teknik
Elektromedik
PM Timbangan
Amerta, Tulip
Pak Aris
Troubleshooting
syringe pump
PM EKG
Sub. Teknik
Elektromedik
Sub. Teknik
Elektromedik
Pak Agus
Sub. Teknik
Elektromedik
Pak Agus
Pak Budi
Troubleshooting
Syringe Pump
Kak Devi
Pak Kuat Supriyadi
10
Input Data PM
Sub. Teknik
Elektromedik
11
Ruang Irna
12
Sub. Teknik
Elektromedik
13
14
Chek LK Kalibrasi
alat medis tahap 2
tahun 2013
Kalibrasi alat
bersama BPFK
Surabaya
Input Data
Sub. Teknik
Elektromedik
15
16
Cek PM
Belajar Ventilator
Cek PM alat
IRNA 1
PICU
Sub. Teknik
Elektromedik
126
17
18
19
20
Selasa, 25 Februari
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Training USG
Dengan PT. BNM
Ruang ICCU
Pak Budi
Cek PM alat
Cek PM USG
Sub. Teknik
Elektromedik
Kontap
Sub. Teknik
Elektromedik
Cek PM Radiologi
Ruang Radiologi
Pak Untung
Sub Teknik
Elektromedik
Gedung Diklat lantai 4
Sub Teknik
Elektromedik
Sub Teknik
Elektromedik
Pelatihan alat
VocaStim.
IRM
Kalibrasi alat
Kesehatan bersama
BPFK
Kalibrasi alat
Kesehatan bersama
BPFK
Kalibrasi alat
Kesehatan bersama
BPFK
Membetulkan bed
pasien
Entri data
Pak Wisnu
Cendrawasih dan
Ayodya
Pak Wisnu
IRNA I, WK
Pak Wisnu
Cendana 1
Pak Slamet
Ruang Sub.
Elektromedik
Radiologi
Pak Kuat
Workshop Sub
Elektromedik
Workshop Sub. Teknik
Elektromedik
Radiologi
Pak Slamet
Tulip
Pak Untung
Mengambil data
Kalibrasi alat medis
Cek Preventive
Maintenance
Membetulkan
Timbangan
Memprbaiki
Antidicubitus
Pemindahan Alat
X- Ray C- Arm
Pengecekan
127
Pak Untung
Pak Slamet
Seluruh Teknisi
32
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Mamograph yang
rusak
Cek PM alat
Cek PM alat
Cek PM alat
Cek PM alat
Cek PM alat
Cek PM alat
Cek PM alat
Pengecekan CCTV
Memebersihkan
Syringre
Pemindahan
Defibrilator
Perpisahan
128
IRJ
IRJ
Radiologi
IRJ
Estella
IRNA IV
IRJ
Linac
Ruang Sub
Elektromedik
Pak Mugiyanto
Pak Mugiyanto, Pak Agus
Mb Ika
Pak Kuat, Pak Mugiyanto
Mb Ika
Pak Kuat
Pak Agus, Pak Mugiyanto
Pak Agus, Pak Mugiyanto
Gunadi (BBraun)
ICCU
Pak Untung
Seluruh Teknisi