Anda di halaman 1dari 128

BAB I

PENDAHULUAN

Teknologi pada saat ini sudah sangat berkembang sangat pesat. kemajuan ini
terlihat pada bidang elektronika dimana hampir semua sistem menggunakan sistem
digital. Di bidang elektromedik, teknologinya juga sudah berkembang sangat jauh.
Peralatan kesehatan sendiri terbagi menjadi dua tujuan pemakaian untuk diagnostik
dan terapi.
Dalam pelayanan kesehatan terhadap masyarakat tidak terlepas dari
keberadaan peralatan-peralatan kesehataan di suatu rumah sakit. Sejalan dengan
perkembangan teknologi elektronika yang demikian pesat, maka memberikan
dampak yang sangat pesat terhadap perkembangan peralatan kedokteran. Hingga saat
ini telah banyak digunakan peralatan kedokteran yang semakin canggih dengan
kemampuan yang dimilikinya, sehingga dengan cepat dan hemat dapat dilakukan
pelayanan kesehatan dan dapat menekan sekecil mungkin efek negatif yang
ditimbulkan dan penggunaan peralatan tersebut.

A. LATAR BELAKANG
Jurusan Teknik Elektromedik Poltekkes Kemenkes Jakarta II sebagai Lembaga
Pendidikan

Teknologi

Kesehatan

untuk

menghasilkan

tenaga

kesehatan

Elektromedik, mempunyai tanggung jawab dalam mempersiapakan Tenga Ahli


Teknik Elektromedik yang siap pakai dan dapat diandalkan serta mempunyai
profesionalitas yang tinggi. Memiliki kompetensi, rasa etis dan berjiwa nasional yang
diharapakan dapat membantu dalam pembangunan dan perkembangan nasional
khususnya di bidang kesehatan. Program Praktek Kerja Lapangan (PKL)

ini

sangatlah tepat dilaksanakan karena keprofesian kita sebagai tenaga elektromedik,


dituntut memiliki banyak pengalaman tentang berbagai masalah dilapangan juga
1

mekanisme kerja di rumah sakit pada umumnya dan juga dalam bidang peralatan
kesehatan pada khususnya.
Oleh sebab itu sebagai tenaga elektromedik diharuskan mempunyai banyak
pengalaman dan belajar untuk mencari lebih banyak ilmu ilmu dalam bidang
kesehatan khususnya juga tidak menutup kemungkinan untuk bidang bidang lain.
Sehingga nantinya dalam praktek nyata kita ataupun saat did dunia kerja mampu
untuk memikirkan langkah yang tepat untuk menyelesaikan berbagai persoalan di
lapangan.

B. TUJUAN
Tujuan dilaksanakan PKL ini adalah agar mahsiswa dapat :
1. Memahami lebih mendalam masalah teknik perencanaan, pemasangan,
kalibrasi dan pemeliharaan serta perbaikan peralatan medis dan sarana
kesehatan.
2. Memahami tentang struktur dan proses yang terjadi di lapangan.
3. Terbina minat dan perhatiannya terhadap lapangan pekerjaan yang harus
dihadapinya nanti.
4. Memperoleh pengalaman pribadi yang real, konkret, dan edukatif.
5. Terbina kepribadiannya dalam hidup berwarga Negara.

C. MANFAAT

1. Melatih mahasiswa dapat memperoleh kesempatan kesempatan untuk


melaksanakan PKL, guna melatih diri dalam menerapkan informasi
pelajaran selama mengikuti di bangku perkuliahan.
2. Agar mahasiswa memperoleh pengalaman yang nyata.
3. Agar mahasiswa mendapatkan informasi baru sebagai wahana untuk
mendalami masalah teknik di masa depan

D. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN


Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito yang beralamat di Jalan Kesehatan
UGM SKIP. Praktek kerja lapangan ini berlangsung mulai dari tanggal 3 Februari
sampai dengan 28 Maret 2014.

E. METODE PENULISAN
Dalam penyusunan laporan Praktek Kerja Lapangan ini mendapat informasi
mengenai bahasan dengan cara :
1. Study Literatur yaitu membaca dari servis manual, operation manual, guide
2.

book serta laporan yang terdahulu.


Melakukan konsultasi dengan nara sumber yang lebih memahami segala

3.

sesuatu yang berkaitan dengan bahasan yang dibahas penulis.


Menganalisa dari kerusakan, pemeliharaan dan pengguanaan alat.

F. SISTEMATIKA PENULISAN
Adapun sistematika penulisan dan penyusunan ini diuraikan sebagai
berikut :
BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab ini penyusunan menjelaskan tentang latar belakang msalah ,
tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL), manfaat , metode pelakasanaaan dan
sistematika penulisan laporan.
BAB II PROFIL RUMAH SAKIT RSUP SARDJITO
Bab ini berisi tentang Hospital profile yang meliputi pendahuluan,
Visi da Misi, motto Rumah Sakit
BAB III PEMBAHASAN HEMODIALISA SECARA UMUM
Bab ini pembahasan mesin hemodialisa secara umum yang ada di
pasaran.
BAB IV PEMBAHASAN MESIN HEMODIALISA JOYHEAL
Bab ini berisi tentang salah satu merk mesin hemodialisa yang ada di
RSUP DR SARDJITO.
BAB V PENUTUP
Berisi penutup, kesan, pesan dan kesimpulan.
LAMPIRAN
1.Berisi tentang perbaikan alat alat selama PKL
2.Berisi kegiatan selama Praktek Kerja Lapangan di Rumah Sakit.

BAB II
RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA

A. Sejarah Singkat RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta


Gagasan mendirikan RSU & Pendidikan pada satu lokasi guna pendidikan
calon dokter dan dokter ahli serta untuk pengembangan penelitian, pertama kali
dicetuskan oleh Prof. Dr. Sardjito pada tahun 1954, dan karena dirasakan pula adanya
kebutuhan mendesak perlunya Rumah Sakit Umum Pemerintah guna mencukupi
kebutuhan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta serta Jawa Tengah Bagian Selatan.
Perjuangan tersebut baru berhasil tahun anggaran 1970/1971 menggunakan
biaya dari Departemen Kesehatan RI dengan lokasi di Pingit, sayangnya setelah
ditinjau oleh DepKes. RI dianggap tidak memadai. Setelah pembicaraan lebih lanjut
maka pembangunan RSUP dipindahkan ke daerah Sekip dengan nama RSUP Dr.
Sardjito yang menempati area selua 8,4 ha. Pembangunan nama tersebut adalah
untuk mengenang perjuangan dan jasa-jasa Prof.Dr.Sardjito.
RSUP Dr. Sardjito didirikan dengan SK Menkes RS no. 126/Ka/B.VII/74
tanggal 13 Juni 1974; yaitu sebagai RSU tipe B pendidikan berada di bawah
langsung dan bertanggung jawab kepada DepKes RI melalui DirJenYan Med. Tugas
5

utamanya adalah melakukan pelayanan kesehatan masyarakat dan melaksanakan


sistem rujukan bagi DI Yogyakarta dan Jawa Tengah bagian selatan, serta
dimanfaatkan guna kepentingan pendidikan calon dokter ahli oleh Fakultas
Kedokteran UGM.
Berdasarkan SK bersama anatara MenKes RI dan Menteri P&K RI no.
552/MenKes/SKB/X/81 no. 0283a/U/1981 tanggal 2 Oktober 1981 telah dilakukan
penggabungan RS Universitas Gajah Mada ke dalam RSUP Dr. Sardjito dengan
memanfaatkan fasilitas pemerintah baik dana, peralatan maupun tenaga DepKes,
Departemen P&K serta instansi lain terkait. Pada tanggal 8 februari 1982 RSUP telah
dibuka secara resmi oleh Presiden RI Soeharto. Tanggal 8 Februari inilah yang
kemudian dijadikan HUT RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta.
B. Visi dan Misi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Menjadi salah satu Rumah Sakit unggulan dalam bidang Pelayanan, Pendidikan
dan Penilitian di Asia Tenggara di tahun 2010 yang bertumpu pada kemandirian.
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang paripurna, bermutu dan terjangkau
masyarakat.
2. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan di bidang kesehatan untuk menghasilkan
SDM yang berkualitas.
3. Menyelenggarakan penelitian

dan

pengembangan

IPTEKDOKKES

yang

berwawasan global.
4. Meningkatkan kesejahteraan karyawan, dan
5. Meningkatkan pendapatan untuk menunjang kemandirian Rumah Sakit.

C. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit


1.

Pengertian IPSRS
Instalasi pemeliharaan sarana prasarana rumah sakit adalah suatu unit

fungsional untuk melaksanakan kegiatan agar fasilitas penunjang pelayanan


kesehatan di rumah sakit yaitu sarana prasana dan peralatan selalu dalam keadaan
siap pakai, layak pakai dan aman dipakai. IPSRS merupakan unsur pelaksanaan
dalam organisasi rumah sakit yang bertugas melaksanakan penyediaan,
pemeliharaan, perbaikan dan pengelolaan saran dan prasarana dan peralatan rumah
sakit. Dalam kegiatan dan kedudukannya IPSRS berada langsung dibawah dan
6

bertanggung jawab kepada direktur umum, SDM dan Pendidikan. Untuk


fungsional IPSRS mendapat pembinaan dari pusat sarana departemen kesehatan RI.
2.

Tugas IPSRS
Tugas pokok IPSRS adalah melaksanakan tugas pokok direktur RSUP
Dr. Sradjito Yogyakarta.
Tugas pokok terdiri dari bidang penyedian, pemeliharaan dan perbaikan

3.

sarana, prasarana dan peralatan


Tujuan IPSRS
Adapun tujuan dari IPSRS RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta adalah sebagai

berikut :
a. Terciptanya pemeliharaan fasilitas yang merata dan terprogram.
b. Terciptanya kondisi semua fasilitas rumah sakit dalam kondisi yang
selalu siap pakai dan layak aman digunakan.
c. Terselenggaranya pemeliharaan fasilitas yang berkesinambungan.
d. Teralokasinya biaya penyelenggaraan pemeliharaan secara
berkesinambungan atas semua fasilitas.
e. Terciptanya kesadaran dan rasa tanggung jawab dari para pengguna
fasilitas dan fasilitas yang dimiliki.
4.

Visi, Misi dan Motto IPSRS


Visi :
Menjadi pusat pengelola sarana prasarana rumah sakit yang bertumpu
pada professional bertaraf nasional pada tahun 2012
Misi :
1. Mempertahankan sarana prasarana rumah sakit pada kondisi layak pakai
sesuai standar.
2. Melakukan pengelolaan sarana prasarana yang merata, efisien, terprogram
dan berkesinambungan sehingga tercapai kepuasan pelanggan.
3. Meningkatkan kemampuan professional dan kesejahteraan karyawan.
Motto :
Pemeliharaan prima pelayanan memuaskan

5. Sistem Pelaksanaan IPSRS

Pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan sarana, prasarana dan


juga pelayanan Rumah Sakit memerlukan suatu sistem yang melibatkan
bagian-bagian lain yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain.
1. Sistem Pengadaan : Merencanakan kebutuhan sarana atau prasarana dan
peralatan yang digunakan dalam program pelayanan kesehatan serta
kebutuhan suku cadang yang digunakan untuk memelihara dan perbaikan.
Pengadaan prasarana dan peralatan perbengkelan yang memadai untuk
menunjang kelancaran tugas Rumah Sakit dalam pemeliharaan dan
perbaikan.
2. Sistem Pemeliharaan : Upaya pemeliharaan yang bersifat preventif.
Pemeliharaan secara rutin dan berkala. Melaksanakan perbaikanperbaikan. Melaksanakan perbaikan dibengkel rujukan atau pihak ketiga
yang ditunjuk.
3. Sistem Pembinaan : Menjaga kebersihan terhadap sarana, prasarana dan
peralatan Rumah Sakit yang dilakukan secara rutin. Meningkatkan sistem
perbaikan dan pemeliharaan sarana, prasarana dan peralatan Rumah Sakit
melalui pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan mutu SDM.
Berpartisipasi dalam penyuluhan, pembinaan kepada pasien, pengunjung
dan petugas atau karyawan Rumah Sakit baik langsung maupun tidak
langsung.
6. Sarana dan Prasarana IPSRS
Sarana, prasarana dan peralatan di Rumah Sakit pada dasarnya dapat di
kelompokkan menjadi 5 kelompok yakni :
a. Kelompok Peralatan Medik :
Peralatan yang digunakan langsung untuk penyembuhan pasien baik
untuk terapi, pembedahan maupun diagnistic yang terdiri dari :
1) Peralatan Laboratorium
2) Peralatan Radiologi
3) Peralatan Medik
4) Peralatan Elomedik
5) Peralatan Penunjang Ruang Operasi
6) Peralatan Optik dan
7) Mekanik Halus
b. Kelompok Peralatan Non Medik :
Fasilitas berbentuk fisik yang berguna untuk mendukung pelayanan
kesehatan dan untuk penyembuhan langsung kepada pasien, meliputi :
8

1) Peralatan Pengolah Air


2) Peralatan Binatu
3) Peralatan Dapur
4) Peralatan Sterilisator
5) Peralatan Pendingin
6) Peralatan Kantor
c. Kelompok prasarana :
Peralatan Rumah Sakit yang terdiri dari alat dan jaringan yang
membentuk system. System instalasi yang terkait, meliputi :
1) System instalasi kabel tengangan menengah yang tersambung
antara gardu-gardu transformator lengkap dengan incoming dan
outcoming

cubical,

transformator,

panel

distribusi

serta

perlengkapan lainnya.
2) System instalasi listrik tegangan rendah mulai dari panel
distribusi induk, panel utama, panel pembagi, instalasi kabel
sampai titik nyala akhir beserta perlengkapannya.
3) System instalasi listrik emergency mulai dari mesin genset,
sentral kendali, instalasi kabel emergency sampai titik nyala
terakhir.
4) System instalasi Penangkal Petir dan perlengkapannya.
5) System instalasi Telephone mulai dari sentral, panel distribusi,
6)
7)
8)
9)

instalasi kabel sampai titik pesawat telephone.


System instalasi Nurse Call beserta perlengkapannya.
System instalasi Sound System sentral beserta perlengkapannya.
System instalasi Computer Sentral.
System instalasi intercome, airphone, fire alarm dan perlatan

peringatan lainnya berserta perlengkapannya.


10) System jaringan air bersih mulai dati pomp deepwell, water
treatment, instalasi plumbing sampai outlet kran.
11) System jaringan air kotor dan limbah padat mulai dari input air
kotor, instalasi air limbah, instalasi pengelolaan limbah sampai
dengan saluran pembuangan.
12) System jaringan air panas dan uap mulai dari pembangkit panas
(System Generator), instalasi pipa sampai outlet masuk ke
peralatan.
13) Kelompok bangunan dan lingkungan
14) Semua bangunan yang digunakan secara langsung maupun tidak
langsung untuk pelayanan pasie maupun operasional rumah sakit,
meliputi :
9

15) Bangunan gedung untuk pasien


16) Bangunan gedung kantor
17) Bangunan parkir
18) Bangunan gedung untuk fungsi pendukung
19) Jalan lingkungan
20) Drainase bangunan pengaman
21) Halaman
d. Kelompok Mebelair :
Peralatan mebel yang digunakan untuk pasien maupun untuk
perlengkapan kantor yang terbuat dari kayu, logam, karet meliputi
1) Karet pasien
2) Bed pasien non elektrik
3) Almari pasien
4) Bed pasien elektrik
5) Meja dan kursi kerja
6) Meja dan kursi tamu
7) Kereta makan
8) Kereta sampah
9) Kereta linen
10) Kereta instrumentasi
11) Papan pengumuman
12) Papan tulis

e. Pengelolaan Fasilitas Rumah Sakit :


1) Investasi
Kegiatan untuk menambah yang sudah ada maupun pengadaan baru
baik sarana prasarana maupun peralatan guna meningkatkan
kenyamanan keamanan dan keakurasian serta pengembangan
pelayanan rumah sakit.

2) Pemeliharaan Preventif
Pemeliharaan dilakukan harian, mingguan, bulanan, 3 bulanan,
maupun semesteran.
3) Pemeliharaan Kuratif :
a) Kegiatan perbaikan
10

i. Kegiatan penurunan yang dilaksanakan setelah terjadi


penurunan untuk fasilitas kerja atau perbaikan yang telah
diprogram.
ii. Penggantian kegiatan yang terprogram untuk penggantian
fasilitas

yang

sudah

tidak

efektif

untuk

diperbaiki,

dipergunakan, dipertahankan.
b) Kalibrasi
i. Kegiatan terjadwal maupun tidak terjadwal berupa pengukuran
dan membandingkan standar baku ukuran dengan standar
tetap.
c) Pengembangan
i. Pengembangan kegiatan untuk merubah fasilitas rumah sakit
untuk meningkatkan unjuk kerja.

7. Struktur Organisasi IPSRS

ORGANISASI DAN TATA LAKSANA KERJA


STRUKTUR ORGANISASI IPSRS

11

DIREKTUR

DIREKTUR MEDIK

DIREKTUR SDM DAN

DIREKTUR UMUM

DIREKTUR

DAN KEPERAWATAN

PENDIDIKAN

DAN OPERASIONAL

KEUANGAN

KEPALA INSTALASI

Pj. Pelayanan
Administrasi
Teknis, SDM,
Keuangan, Logistik

PJ.PEMEL

PJ.PEME

PJ.PEMELI

PJ.PEMELI

PJ.KETATAU

PJ.PEMELIH

IHARAAN

LIHARA

HARAAN

HARAAN

SAHAAN

ARAAN
BANGUNA

PERALAT

AN

PERALATA

PERALATA

SDM,LOG.S

AN

PERALAT

N LISTRIK,

N AIR

ARANA

N DAN

MEDIK

AN NON

AUDIO

&STEAM

DAN

PRASARAN

MEDIK

VISUAL &

PRASARAN

KOMUNIK

LINGKUNG

ASI

AN

Keterangan gambar Struktur Organisasi IPSRS

Keterangan gambar Struktur Organisasi IPSRS yaitu :


1. Kepala Instalasi
a. Mempelajari program pemeliharaan sarana prasarana sesuai kebijaksanaan
peraturan dan UU yang berlaku.
b. Menyusun rencana kerja IPSP dengan menganalisis rencana dan hasil kerja
taun sebelumnya.
c. Menyusun tata kerja yang meliputi cara pelaksanaan tugas, protap-protap,
pendistribusian tugas, tangung jawab, penentuan target kerja, jadwal
pemeliharaan, jadwal piket, dan bimbingan pelaksanaan tugas.
d. Mengkoordinasi dan mengendalikan penggunaan fasilitas
pemeliharaan untuk meningkatkan mutu pelayanan IPSP.
e. Mengawasi dan menilai pelaksanaan kerja staff.
f. Menyusun laporan dan evaluasi.
12

pelayanan

g. Melakukan koordinasi dengan satuan staff terkait.


2.

PJ. Pelayanan Peralatan Medik


a. Melakukan pemasangan, pemeliharaan preventif dan korektif
peralatan.
b. Melakukan tugas lain yang diperintahkan dari atasan.

3.

PJ. Pelayanan Non Medik


a. Melakukan pemasangan, pemeliharaan preventif dan korektif
terhadap mesin-mesin pendingin, CSSD, binatu, dapur, lift,
demoter, mesin ingenerator, peralatan kantor, AC central.

4.

PJ. Pelayanan Listrik, Audio, Visual, dan Komunikasi


a. Menjaga kesiapan mesin genset
b. Melakukan pemeliharaan sistem instalasi kabel, instalasi listrik
tegangan rendah, instalasi listrik emergency, instalasi penangkal
petir, instalasi telepon, instalasi nurse call, instalasi sound system,
instalasi komputer central, instalasi intercome, airphone, fire alarm.
c. Melakukan pemeliharaan gas medik, peralatan listrik..

5.

PJ. Pelayanan Air dan Steam


a. Melakukan pemeliharaan sistem jaringan air bersih, limbah,
pengolahan non medis, sistem jaringan air panas dan uap.
b. Mengoperasikan mesin boiler 16 per hari.

6.

PJ. Pelayanan Bangunan dan Prasarana Lingkungan


a. Melakukan perubahan bangunan fisik sesuai kebutuhan.
b. Melakukan pemeliharaan peralatan mebelair kantor dan mebelair
perawatan.

7.

PJ. Pelayanan Administrasi, Perencanaan, Keuangan, dan Logistik


a. Mempersiapkan perencanaan unttuk pengembangan maupun
b.
c.
d.
e.

pemeliharaan
Mengatur dan mengarsip dokumen teknis
Mempersiapkan dokumen teknis
Melakukan kegiatan administrasi
Melakukan kegiatan penyimapanan, pecatatan, pelaporan, dan

memonitoring peralatan dan suku cadang


f. Melakukan kegiatan pencatatan, pelaporan, dan memonitoring
keuangan.
g. Memproses dan membuat pembukuan keuangan
h. Memproses dan menyiapkan administrasi kepegawaian
13

i. Menyiapkan blanko laporan


j. Membuat buku inventarian peralatan
k. Menjaga ketertiban, keamanan, ketentraman, dan kebersihan kantor
dan lingkungan.

BAB III
ALAT HEMODIALISA JOYHEAL 2028S
A. Latar Belakang Hemodialisa
Hemodialisa berasal dari kata hemo = drah, dan dialisa = pemisahan atau
filtrasi. Pada prinsipnya hemodialisa menempatkan darah berdampingan dengan
cairan dialisat atau pencuci yang dipisahkan oleh suatu membrane atau semi
permeabel. Membran ini dapat dilalui oleh air dan zat tertentu atau sampah. Proses
ini disebut dialysis yaitu proses berpindahnya air atau zat, bahan melaui membr6a
semi permeabel (Pardede,1996).
Terapi hemodialisis adalah suatu teknologi tinggi sebagai terapi penggani
untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme atau racun tertentu dari peredaran darah
manusia seperti air, natrium, kalium hydrogen, urea, kreatinin, asam urat, dan zat
zat lain melalui membran semipermeabel sebagai pemisah darah dan cairan dialisat
pada ginjal buatan dimana terjadi proses difusi , osmosis dan ultra filtrasi.
B. Definisi mesin Hemodialisa
Hemodialisa adalah prosedur pembersihan darah melalui suatu ginjal buatan dan
dibantu pelaksanaannya oleh semacam mesin (Lumenta, 1992). Hemodialisa sebagai
terapi yang dapat meningkatkan kualitas hidup dan memperpanjang usia.
Hemodialisa merupakan metode pengobatan yang sudah dipakai secara luas dan rutin
dalam program penanggulangan gagal ginjal akut maupun gagal ginjal kronik
(Smeltzer, 2001). Hemodialisa merupakan suatu proses yang digunakan pada pasien
dalam keadaan sakit akut dan memerlukan terapi dialisis jangka pendek (beberapa
hari hingga beberapa minggu) atau pasien dengan penyakit ginjal stadium terminal
yang membutuhkan terapi jangka panjang atau terapi permanen. Sehelai membran
sintetik yang semipermiable menggantikan glomerulus serta tubulus renal dan
14

bekerja sebagai filter bagi ginjal yang terganggu fungsinya itu bagi penderita gagal
ginjal kronis, hemodialisa akan mencegah kematian. Namun demikian, hemodialisa
tidak menyembuhkan atau memulihkan penyakit ginjal (Smeltzer, 2001).
C. Prinsip yang mendasari Hemodialisa
Tujuan hemodialisa adalah untuk mengambil zat-zat nitrogen yang toksik dari
dalam darah dan mengeluarkan air yang berlebihan. Ada tiga prinsip yang mendasari
kerja hemodialisa yaitu difusi, osmosis dan ultrafiltrasi. Toksin dan zat limbah di
dalam darah dikeluarkan melalui proses difusi dengan cara bergerak dari darah, yang
memiliki konsentrasi lebih tinggi ke cairan dialisat yang konsentrasinya rendah. Air
yang berlebihan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses osmosis. Pengeluaran
air dapat dikendalikan dengan menciptakan gradien tekanan: dengan kata lain, air
bergerak dari daerah dengan tekanan yang lebih tinggi (tubuh pasien) ke tekanan
yang lebih rendah (cairan dialisat). Gradien ini dapar ditingkatkan melalui
penambahan tekanan negatif yang dikenal dengan ultrafiltrasi pada mesin dialisis.
Tekanan negatif diterapkan pada alat ini sebagai kekuatan pengisap pada membran
dan memfasilitasi pengeluaran air. Karena pasien tidak dapat mengekskresikan air,
kekuatan ini diperlukan untuk mengeluarkan cairan hingga tercapai isovolemia
(keseimbangan cairan ) (Smeltzer, 2001).

D. Tujuan diberikan Hemodialisa


Menurut Havens dan Terra (2005) tujuan dari pengobatan hemodialisa antara
lain :

15

1. Menggantikan fungsi ginjal dalam fungsi ekskresi, yaitu membuang sisa


sisa metabolism dalam tubuh, seperti ureum, kreatinin, dan sisa metabolism
lain.
2. Menggantikan fungsi ginjal dalam mengeluarkan cairan tubuh yang
seharusnya dikeluarkan sebagai urin saat ginjal sehat.
3. Meningkatkan kualitas hidup pasien yang menderita penurunan fungsi ginjal.
4. Menggantikan fungsi ginjal sambil menunngu program pengobatan yan lain.
E. Komplikasi saat menjalani Hemodialisa

Komplikasi terapi dialisisi sendiri dapat mencakup hal-hal berikut :


a. Hipotensi dapat terjadi selama terapi dialisis ketika cairan dikeluarkan
b. Emboli udara merupakan komplikasi yang jarang tetapi dapat saja terjadi jika
udara memasuki sistem vaskuler pasien.
c. Nyeri dada dapat terjadi karena pCO2 menurun bersamaan dengan terjadinya
sirkulasi darah diluar tubuh.
d. Pruritus dapat terjadi selama terapi dialisis ketika produk akhir metabolisme
meninggalkan kulit.
e. Gangguan keseimbangan dialisis terjadi karena perpindahan cairan serebral
dan muncul sebagai serangan kejang. Komplikasi ini kemungkinan terjadi lebih
besar jika terdapat gejala uremia yang berat.

f. Kram otot yang nyeri terjadi ketika cairan dan elektrolit dengan cepat
meninggalkan ruang ekstrasel.
g. Mual dan muntah merupakan peristiwa yang sering terjadi.
h. Pembekuan darah disebabakan karena pemberian heparin tidak akurat
ataupun kecepatan darah yang lambat.

16

F. Konfigurasi dan fungsi unit Hemodialisa JH 2028S


Merk : Joyheal
Model : JH-2028S

17

1.

Pengoperasian tampilan dengan LCD touch screen


LCD layar sentuh resolusi tinggi dengan tampilan waktu dan tanggal,
memonitor secra dinamis saat pemakaian dan kondisi perawatan untuk selang
darah dan dialisis.

18

2.

Siklus daya dan pemantauan sistem


a). Pompa darah dan pompa pengganti

Dua Pompa dengan pengaturan presisi tinggi. Tabung dengan diameter 6 mm


dapat mengalirkan cairan 20-460 ml/min, dan tabung dengan duiameter 8 mm dapat
mengalirkan cairan 20-620 ml/min. Sistem monitoring laju pompa (mendeteksi
secara real time laju pompa dan mengumpan balikkan untuk penyetelan)
memberikan keakuratan laju darah dan tenaga putar untuk extracorporeal. Jika
pompa darah utama terjadi kegagalan atau kerusakan maka pompa pengganti dapat
menggantikan proses dialisa, sehingga proses dialisis tidaka terhenti.

b). Pompa Heparin

19

Dua pompa heparin dapat diatur dengan laju pompa untuk 0.1-10
ml/hr, cocok dengan 10 ml, 20 ml, dan 30 ml, dengan fungsi untuk
pengosongan , menghambat dan pemilihan waktu alarm untuk berbunyi.

c). Tampilan yang dinamis untuk untuk A,P,V.P,TMP dan konduktivitas


pada satu tampilan.

d). Pengukur tekanan darah secara elektronik


Unit ini dilengkapi dengan Pengukur tekanan darah / tensimeter, yang
memberikan kenyamanan kepada pengguna untuk mempelajari tekanan darah
dan mengetahui detak nadi pasien secara terus menerus.

3.

Sistem suplai daya dialisis


a). Sistem pembersihan mesin otomatis
20

Selama air RO dan konsentrasi di suplai, sistem pembersihan otomatis


akan mengembalikan kebersihan mesin hemodialisa secara normal.

b). Konsentrasi untuk Sodium


Konsentrasi sodium dapat dilakukan seting pada control panel. Bagian ini
akan mengganti proporsi untuk konsentrat dan air RO, untuk altrnatif
konsentrat untuk sodium didalam dialisat; yang memastikan dialisis untuk
menyesuaikan sodium, waktu untuk penyesuaian sodium 10 menit.

c). Konduktivitas inspeksi sistem


1). Dengan dimonitoring konsentrasi A dan B disedot , Pot A dan Pot B
bergantian pada saat beroperasi.
2). Setelah penggabungan selesai dan temperatur untuk dialisat
Tercapai, gas dapat mencegah penguapan dan konduktiviti dapat
dilakukan tes lagi.
3). Sebelum transfusi dialisat ke dialiser, didalam terdapat konduktivitas
jika melebihi jarak normal, dialisat harus meninggalkan dan memotong
untuk membuat standar dialisat dapat masuk ke dialiser.

4). Dengan temperatur yang dimonitoring dan sistem pemanas untuk


masuk sampai temperatur dialisat tercapai.

5). Ada pemanas yang masuk ke masukan air RO, yang membuat air
sisa dialisis setelah post dialisis dan air water masuk kedalam mesin
pemanas , dan akan memerikan keuntungan untuk pemanas air RO dan
kestabilan untuk suhu dialisis.

21

6). Ada pemeriksaan suhu didalam ruang, ketika air dipanaskan untuk
mengatur suhu, sistemakan berhenti melakukan pemanasan setelah
umpan balik melalui pemeriksaan suhu.
7). Sebelum masuk ke dialiser menambahkan pendeteksian suhu, alarm
limit atas dan bawah dapat diatur sendiri
4. Control keseimbangan jalur air dan control UF
a) Control laju air dapat dicapai dengan keseimbangan volume dan
volume UF dengan 2 jalan.
b) Laju dialisat dapat disesuaikan pada jalur linear (300-700 ml/min)
pada panel, yang semua bebas diseleksi untuk laju sesuai kondisi
pasien. Volume dialisis yang tinggi dapat dibuat untuk mencapai
dengan performance yang tinggi.
c) Kontrol UF Independent panel memungkinkan UF ontrol yang
mudah. Kepresisian untuk dehidrasi dapat dicapai untuk 1 ml/sec dan
laju UF dapat mencapai 0 3600 ml/hr dengan resolusi untuk 1 ml.
d) Dengan fungsi untuk tes UF, tersedia untuk pemeriksaan akurasi
untuk UF seyiap waktu.
5.

Pemantau kebocoran darah


Prinsip fotolistrik digunakan didalam pendeteksian kebocoran darah
alarm dapat memicu didalam pencampuran 1 ml darah diddalam 1 liter
dialisat, yang sesuai dapat dideteksi ketika 1 bagian untuk hollow fiber
pecah diadalam dialiser.

6.

Fungsi Disinfeksi otomatis

dalam hal inspeksi keseluruhan, cara air mesin hemodialisis ini mengadopsi
pemisahan lingkaran air bersih dan loop cairan kotor, dan digunakan ventilasi air
22

limbah dari mesin langsung, membuat tidak mungkin untuk menginfeksi tabung.
Gunakan fungsi sepenuhnya otomatis disinfeksi (dua jenis: desinfeksi chemic dan
desinfeksi panas). Ada suhu, konduktivitas detction ditetapkan pada inlet desinfeksi,
yang mengingatkan untuk menggunakan desinfeksi dengan cara yang benar.

7.

Mode Perawatan
Unit ini dapat digunakan tanpa adanya sistem pengolahan air. Unit utama

kotak pasokan air secara otomatis dapat memperoleh air dari tangki air untuk
hemodialisis, yang cocok untuk ICU perawatan hemodialisis seperti murni UF.
hemoperfusi, pertukaran plasma (PE), dan hemofiltrasi.

G. Blok Diagram proses penyaringan darah pada mesin Joyheal

AIR
BALANCE
CHAMBER

HEATING
CHAMBER

MIXING
CHAMBER

HOLLOW
FIBER

PASIEN

B MIX
CHAMBER

1. Air dipompa masuk ke dalam selang kemudian masuk kedalam heating


chamber , disesuaikan dengan suhu tubuh pasien yaitu 30, 5 % - 38 %.
2. Kemudian air masuk kedalam B mix chamber, cairan acid dimasukkan
dengan pompa acid.
3. Kemudian masuk kedalam Balance chamber, cairan bicarbonate masuk
dipompa. Kemudian pencampuran cairan dimulai untuk menghasilkan nilai
conductivity yaitu campuran antara acid + bicarbonate +air.
4. Kemudian masuk ke hollow fiber.

23

Hollow fiber atau capillary dialyzer yang terdiri dari ibuan selaput
kapiler halus yang tersusun pararel. Darah mengalir melalui bagian tengah
tabung tabung kecil ini,dan dialisat membasahi bagian luarnya. Dializer ini
sangat kecil dan kompak karena memiliki permukaan yang luas akibat
adanya banyak tabung kapiler. Terdiri dari dua ruangan. Satu ruangan
dialirkan darah dan ruangan yang lain dialirkan dialisat, sehingga keduanya
terjadi difusi. Setelah darah selesai dilakukan pemersihan oleh dialyzer
darah dikembalikan ke dalam tubuh melalui arterio venosa shunt. Bila Blood
leake mendeteksi ada kebocoran pada hollow fiber maka proses dihentikan
karena dapat membahayakan pasien.
5. Diberikan heparin yang dipompakan kedalam tubuh pasien agar tidak terjadi
proses pembekuan darah pada pasien.
H. Prosedur Instalasi
1.Instal berdiri
- Masukkan berdiri dari lubang orientasi terbalik
- Kencangkan sekrup di lubang orientasi bawah
2 . Hubungkan pengisap A dan B pengisap
-Hubungkan tabung A dan B
- Tabung Kencangkan A dan B
3 . Hubungkan tabung dialisat - supply dan tabung dialisat -return
- Hubungkan dialisat - tabung suplai ( dengan Bobber observer) ke adaptor di sisi
kanan
24

- Pasang tabung dialisat -return ke adaptor di sisi kiri


4 . Hubungkan tabung cairan desinfeksi
- Hubungkan tabung cairan desinfeksi pada inlet asam sitrat
- Taruh tabung cairan desinfeksi ke dalam pot asam sitrat cairan desinfeksi
5 . Pengoperasian catridge penjepit Bikarbonat
- Sesuai dengan arah yang sempit pada cartridge bubuk kering , buka lengan
bawah dry powder cartridge dengan menarik outwords sesuai panah bawah
- Instal dry powder cartridge pada lampu lalu tekan lengan dengan erat untuk
memastikan pengencangan maksimal.
- The O -ring pemegang bicart harus diubah setelah 3 bulan atau ketika ada
kebocoran
6 . Power Supply
Masukkan steker listrik ke stopkontak listrik dan menempatkan saklar udara pada
kondisi off , Tegangan AC220V , Frekuensi : 50/60 Hz
Power Input Masukan : 1700W
7 . Operasi pada tabung inlet air dan ventilasi tube
- Hubungkan masukkan tabung RO dengan port inlet air .
- Hubungkan vent tube dengan stopkontak drainase .
- Hubungkan adaptor pasokan air dan membuat aliran air ke dalam tabung
ventilasi . Terbuka RO saklar air dan memeriksa apakah ada kebocoran air ....

I. Standar Operasional Prosedur pada Mesin Hemodialisa Joyheal


1.
Buka stop kran sumber air.
2.
ON kan switch utama di bagian belakang mesin.
3.
Tunggu sampai LED power berwarna merah.
4.
Tekan Power di bagian depan.
5.
Masukkan : red line concentrate ke container acid lalu blueline
concentrate bicarbonate ke container bicarbonate.
6.
Mesin langsung melakukan self test (12 menit)
7.
Setelah itu mesin masuk ke mode prime.
8.
Pasang Blood Line, Dialyzer dan Heparin.
9.
Pindahkan Hansen connector ke dialyzer.
10. Sentuh Prime.
11. Hilangkan udara dari Blood Line. jIka sudah, sentuh BLOOD PUMP
(blood pump akan terhenti).
Sentuh SETTING Dialysis Setting.
Set : Dyalisis Time ; masukkan data
Set : UF Goal ; masukkan data
Set : Heparin Time ; masukkan data
Set : Heparin ; masukkan data.
12. Hubungkan Blood Line dengan pasien.
25

13. Memulai dyalisis ; sentuh TREATMENT BridgingRUN (ketika


sensor air bubble mendeteksi darah, mesin akan secara otomatis masuk mode
dialsis).
14. Set batas atas dan bawah untuk TMP, Artery dan Vena ;
Sentuh SETTING ADVANCE SETTING password 3721
Set TMP span ; 250
Set Artery span ; 100
Set Vena span ; 100
Sentuh OKRETURNRETURN
Lalu atur agar batas bawah untuk Artery dan Vena berada diats 0.
15. Jika pada saat dialysis terjadi alarm yang menyebabkan blood pump
berhenti. Sentuh BridgingRUN.Jika ada indicator yang berwarna merah,
caripenyebabnya dan atasi.
Jika terjadi Air Bubble alarm, perhatikan blood line setelah vena bubble
trap, pastikan tidak ada gelembung udara. Jika sudah, sentuh Bridging.
16. Jika dialysis telah selesai (display Time Left ; 0:00, Dialysis Time
UP), sentuh RUN.
17. Lepaskan artery blood ine dari pasien, lalu hubungkan ke saline.
18. Untuk mengembalikan darah ke pasien, Sentuh Bridging. Jika sudah,
sentuh Bridging kembali.
19. Kembalikan Hansen connector, Red Line concentrate dan Blue Line
concentrate ke mesin.
20. Sentuh RETURN.
21. Masuk Mode Disinfect ; sentuh Disinfect.
Lakukan Rinse ; sentuh Rinse.
Lakukan Disinfect (lakukan setiap selesai Dialysis) ; sentuh Disinfect
Lakukan Hot DISINFECT (1 x sehari) ; sentuh Hot Disinfect
Keluar dari Mode Disinfect ; sentuh RETURN
22. Matikan mesin : sentuh SETTIBG SHUT OFF SHUT OFF.
Layar akan padam 17 detik, tunggu sampai LED Power berwarna merah,
lalu turunkan saklar di bagian belakang.
23. Tutup kran air.
24. Bagian luar mesin dibersihkan menggunakan kain basah dan kering.

J. Pemeliharaan mesin Hemodialisa Joyheal


1. Setiap selesai digunakan / dipakai harus dibersihkan dengan
menggunakan lap basah dan lap kering. Bisa dilakukan sehari 1 kali /
lebih
2. Pembersiahan otomatis bagian dalam mesin dengan menekan tombol
rinse kurang lebih 15 menit, agar selruh bagian dapat bersih.

26

K. Proses reuse Hollow fiber menggunakan mesin Renatron

1. Pasang dialyzer (dari atas ke bawah)


2. Tekan Hold to set dan putarkan tombol set 80% dpd TVC (Total Cell
3.
4.
5.
6.

Volume)
Tekan Mute Alarm dan Reset serntak pilih Program Mode.
Tekan Start Process
Process Complete Tekan Reset
Keluarkan dialyzer dari atas ke bawah

27

L. Prosedur Reuse Manual


1. Setelah proses HD selesai, Dialyzer yang selesai dipakai pasien langsung
dibawa ke ruang reuse dan dibilas dengan cara menyemprotkan air RO ke
kompartemen darah dan kompartemen darah dan kompartemen dialisat
sampai sisa sisa darah yang ada dapat terbuang / keluar dari dialyser.
2. Selanjutnya sisa air RO pada kompartemen darah dan kompartemen
dialisat pada dialyser dikosongkan, kemudian diisi/dialiri dengan
perhidrol 1% dan diamkan beberapa saat plus minus 5 menit.
3. Setelah didiamkan beberapa saat, lalu buang perhidrol yang ada pada
dialyser dan dibilas dengan air RO hingga bersih. Jika masih ada sisa
darah pada dialiser, maka ulangi langkah nomor 2 diatas sampai dialyzer
bersih.
4. Jika dialyser sudah bersih, selanjutnya kompatemen darah dan
kompartemen dialisat pada dialyser diisi dengan Renalin 3 % sampai
tidak ada rongga udara, pasang tutup pada masing-masing lubang
kompartemen dan siap untuk disimpan.

M. Proses pada RO Water


1. Pompa Air Baku

28

Pompa air baku adalah pompa sentrifugal biasa dengan kapasitas


yang sesuai dengan kapasitas maksimum dari Unit Pengolah Awal. Pompa
air baku minimal mempunyai daya tarik minimal 9 meter dan daya dorong
40 meter. Pada kondisi daya hisap kurang, sebaiknya dilengkapi pula oleh
pompa celup yang dipasang pada selang air baku. Unit-unit yang harus
dilalui oleh air baku adalah tangki pencampur (reactor tank), saringan pasir
cepat (rapid sand filter), saringan mangan-zeolit cepat dan saringan karbon
aktif/resin. Sebagai contoh kasus dalam proses pengolahan awal
(Kapasitas 10 m3/hari) kehilangan tekanan sekitar 2,5 bar. Sehingga
minimal pompa air baku harus bertekanan 5 bar, sehingga pada saat
memasuki unit osmosa balik tekanan masih tersisa sekitar 2 - 2,5 bar.
2. Tangki Pencampur (Reaktor Tank)
Tangki Pencampur adalah alat untuk mengakomodasikan terjadinya
proses pencampuran antara air baku dan bahan-bahan kimia
tertentu. Biasanya dipakai Kalium permanganat atau klorin yang berfungsi
sebagai zat oksidator untuk menurunkan kandungan bahan organik dan
soda ash yang digunakan untuk menaikkan pH kearah netral. Penggunaan
Kalium permanganat atau klorin dimaksudkan untuk membunuh bakteribakteri pathogen, sehingga tidak menimbulkan masalah penyumbatan di
sistem penyaringan berikutnya karena terjadinya proses biologi
(terbentuknya jamur dll.). Tangki pencampur didisain khusus agar waktu
kontak sesingkat mungkin dan pencampuran antara air baku dan bahanbahan kimia tersebut dapat terjadi sebaik mungkin (homogen). Sistem
pencampuran
disini
adalah
sistem
hidrolika
(hydraulic
mixing), sehingga dapat menghemat pemakaian energi listrik.
3. Penyaring Pasir Cepat

Air dari tangki pencampur masuk ke unit penyaringan pasir cepat


dengan tekanan maksimum sekitar 4 Bar. Unit ini berfungsi menyaring
partikel kasar yang berasal dari air baku dan hasil oksidasi kalium
permanganat atau klorin, termasuk besi dan mangan. Unit filter berbentuk
silinder dan terbuat dari bahan fiberglas. Unit ini dilengkapi dengan keran
multi purpose (multiport), sehingga untuk proses pencucian balik dapat
dilakukan dengan sangat sederhana, yaitu dengan hanya memutar keran
tersebut sesuai dengan petunjuknya. Tinggi filter ini mencapai 120 cm dan
29

berdiameter 30 cm. Media penyaring yang digunakan berupa pasir silika


dan terdiri dari 4 ukuran, yaitu dari diameter terbesar 2 - 3
cm, kemudian 0,5 - 1 cm, 3 - 5 mm dan yang terkecil 1 - 2 mm. Unit filter
ini juga didisain secara khusus, sehingga memudahkan dalam hal
pengoperasiannya dan pemeliharaannya. Dengan dilengkapi oleh 2 (dua)
buah water moore, maka penggantian media filter dapat dilakukan dengan
mudah.
4. Penyaring Mangan Zeolit
Unit ini mempunyai bentuk dan dimensi yang sama dengan unit
penyaring pasir cepat, namun mempunyai material media filter yang
sangat berbeda. Media filter adalah mangan zeolit yang berdiameter sekitar
0,3 - 0,5 mm. Dengan menggunakan unit ini, maka kadar besi dan mangan,
serta beberapa logam-logam lain yang masih terlarut dalam air dapat
dikurangi sampai sesuai dengan kandungan yang diperbolehkan untuk air
minum.
5. Penyaring Karbon Aktif atau Resin

Unit ini khusus digunakan untuk penghilang bau, warna, logam


berat dan pengotor-pengotor organik lainnya. Ukuran dan bentuk unit
ini sama dengan unit penyaring lainnya. Media penyaring yang digunakan
adalah karbon aktif granular atau butiran dengan ukuran 1 - 2,5 mm atau
resin sintetis, serta menggunakan juga media pendukung berupa pasir
silika pada bagian dasar.

6. Filter Kartridge
Penyaring ini merupakan penyaring pelengkap untuk menjamin
bahwa air yang akan masuk ke proses penyaringan osmosa balik benarbenar memenuhi syarat air baku bagi sistem osmosa balik. Alat ini
30

mempunyai media penyaring dari bahan sintetis selulosa. Alat ini juga
berbentuk silinder dengan tinggi sekitar 25 cm dan diameter sebesar 12
cm. Kemampuan filtrasi filter ada dua macam, yaitu 0,45 mm dan 0,1 mm.
Unit ini dipasang sebelum pompa tekanan tinggi dan membran osmosa
balik.
7. Pompa Tekanan Tinggi
Pompa Tekanan Tinggi digunakan untuk mengalirkan air dari
sistem penyaringan konvensional ke sistem penyaringan skala molekuler
(membrane polymer). Untuk menembus membran osmosa balik
membutuhkan tekanan besar. Jika air baku payau (TDS < 12.000 ppm)
maka tekanan yang dibutuhkan berkisar 20 - 30 bar, sedangkan untuk air
laut dibutuhkan tekanan antara 30 - 60 bar. Tegangan listrik yang
dibutuhkan oleh pompa ini adalah 380 Volt (tiga phasa).
8. Pompa Dosing
Dalam sistem pengolahan air payau dengan sistem osmosa balik
ini, dibutuhkan 3 (tiga) buah pompa dosing. Masing-masing untuk klorin
atau kalium permanganat, zat pengatur pH (soda ash), anti pengerakkan
dan anti penyumbatan. Pompa dosing memerlukan energi listrik yang
rendah, yaitu maksimum sebesar 30 Watt. Kapasitas dapat divariasikan
dari 0,39 sampai dengan 12,0 liter per jam dan jumlah stroke maksimum
100 untuk setiap menit. Berat pompa masing-masing sekitar 2,6 kg.
Tekanan 5 - 7 Bar.

9. Unit Osmosa balik

31

Unit Osmosa balik merupakan jantung dari sistem pengolahan air


secara keseluruhan. Unit ini terdiri dari selaput membran yang digulung
secara spiral dengan pelindung kerangka luar (vessel) yang tahan terhadap
tekanan tinggi. Kapasitas tiap unit bermacam-macam tergantung disain
yang diinginkan. Daya tahan membran ini sangat tergantung pada proses
pengolahan awal. Jika pengolahan awalnya baik, maka membran ini dapat
tahan lama.
10 . Panel Kontrol
Seluruh rangkaian listrik dalam sistem osmosa balik ini berada dan
berpusat dalam satu unit yang disebut panel kontrol. Panel ini dilengkapi
dengan indikator-indikator tekanan dan sistem otomatis. Apabila tekanan
pada membrane telah mencapai nilai maksimum, maka dengan sendirinya
switch aliran listrik menghentikan suplainya dan seluruh sistem juga
berhenti. Dalam keadaan seperti ini kondisi membran harus diamati secara
khusus dan apakah sudah saatnya harus diganti.
11. Ultra Violet Sterilizer
Proses sterilisasi dalam sistem pengolahan air ini menggunakan
lampu Ultra Violet. Lampu ini dapat membunuh semua bakteri dalam air
minum. Ukuran dan dimensi alat ini sama denganFilter Kartridge. Energi
yang dibutuhkan maksimum sebesar 30 Watt. Lampu ini dipasang sebagai
tambahan, terutama jika unit dipergunakan untuk air tawar dan tidak
melalui membran osmosa balik.
12. Tangki Penampung Air Olahan
Air hasil pengolahan sistem osmosa balik ini ditampung pada tangki
penampung air olahan. Jumlah tangki penampung disesuaikan dengan
kebutuhan. Setiap tangki penampung ini bervolume 1000 liter. Tangki ini
32

terbuat dari bahan fiberglas. Tangki penampung ini diletakkan ditempat


yang agak tinggi (1 m atau lebih) agar supaya air hasil olahan tersebut
dapat dialirkan secara gravitasi.

13. Tangki Bahan-Bahan Kimia


Tangki bahan kimia terdiri dari lima buah tangki fiberglas dengan
volume masing-masing 30 liter. Bahan-bahan kimia utama adalah klorin,
kalium
permanganat,
soda
ash, anti penyumbatan dan
anti
pengerakkan. Sebuah tangki lagi dipersiapkan dan digunakan sebagai
cadangan.
14. Sistem Jaringan Perpipaan
Sistem jaringan perpipaan terdiri dari empat bagian, yaitu jaringan
inlet (air masuk), jaringan outlet (air hasil olahan), jaringan bahan kimia
dari pompa dosing dan jaringan pipa pembuangan air pencucian. Sistem
jaringan ini dilengkapi dengan keran-keran sesuai dengan ukuran
perpipaan. Diameter yang dipakai sebagian besar adalah 3/4 , sebagian
lagi 1 dan 1/2. Bahan pipa PVC tahan tekan, seperti rucika. Sedangkan
keran yang dipakai adalah keran tahan karat terbuat dari plastik

BAB IV
PEMBAHASAN ALAT ELECTRO SURGERY UNIT

33

A. Spesifikasi Alat
Nama Alat
: Electrosurgery Unit
Merk
: ValleyLab
Type
: Force FX-C
Internal Memory, 3 volt lithium battery (5 tahun).
REM
- 80 KHz +/- 10 KHz
- 5 to 135 ohm or 40 % increase
- Tolerance is 10% when activated, 5% when idle
- Non-REM <20 ohms

Output power
Tolerance =+/- 15% or 5 wat

Input Power

34

Output Power

B. Teori Dasar Alat


Electro Surgery Unit (ESU) adalah suatu alat bantu yang digunakan oleh para
ahli bedah dalam melakukan operasi baik secara cutting (pemotongan) maupun
coagulating (penghentian aliran darah) pada tubuh pasien dengan menggunakan arus
pada listrik frekuensi tinggi yang dilewatkan ke tubuh pasien dengan menggunakan
elektroda.
Secara prinsip pengoperasian alat ini adalah memanipulasi sinyal (gelombang)
arus listrik menjadi berfrekuensi tinggi (HF) yang akan terjadi panas, dimana panas
35

ini akan membakar jaringan yang bersifat basah (memakai nilai bio resistance), jadi
jaringan keras seperti tulang tidak akan terpotong (hanya terbakar saja).
Apabila dibandingkan dengan menggunakan pisau bedah konvensional, maka
pembedahan dengan memanfaatkan frekuensi tinggi mempunyai keuntungan dan
kekurangannya sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.

Mengurangi pendarahan.
Mengurangi kontaminasi bakteri.
Rasa sakit relatif rendah.
Menutup segera jaringan-jaringan otot yang terpotong.

Kekurangannya :
1. Penyembuhan luka lebih lama karena terbakar.
2. Sel sel disekitar pembedahan ikut mati.
3. Dapat menimbulkan bahaya kebakaran dan ledakan yang disebabkan oleh
adanya loncatan bunga api pada waktu pembedahan. Hal ini dikarenakan
dalam ruang bedah dipakai gas gas yang mudah terbakar.

Secara dasar terdapat dua bentuk pembedahan dari penggunaan ESU, yaitu
cutting dang coagulating. Cutting adalah bentuk penggunaan alat untuk melakukan
pemotongan atau membuat sayatan, dan coagulating adalah bentuk penggunaan
pesawat untuk melakukan penutupan luka atau penggumpalan pendarahan.
Kemudian terdapat bentuk penggunaan pesawat ESU untuk kegunaan yang lainnya
seperti fulgurasi (fulgurate) yaitu penghancuran bagian tubuh atau jaringan tubuh
yang tidak dikehendaki, kemudian desiskasi (desiccate) adalah pengeringan bagian
tubuh pada permukaannya, lalu kauterisasi adalah pembuangan bagian tubuh /
jaringan yang tidak dibutuhkan.
Pengoperasian ESU dibagi menjadi 2 mode yaitu bipolar dan monopolar.
Mode bipolar biasa digunakan pada bedah minor untuk proses koagulasi
(pembekuan). Sebuah elektroda berbentuk pinset digunakan untuk menjepit jaringan
yang tidak diinginkan, kemudian arus listrik frekuensi tinggi mengalir dari ujung
elektroda melewati jaringan tadi kemudian menuju ujung elektroda yang lain. Pada
mode monopolar digunakan dua elektroda terpisah, yaitu elektroda aktif dan
elektroda pasif / netral dengan permukaan yang lebih luas yang ditempatkan dekat
dengan lokasi yang akan dibedah. Arus listrik akan terpusat pada elektroda aktif dan
elektroda netral didesain untuk mendistribusikan arus listrik dengan tujuan mencegah
kerusakan jaringan. Mode monopolar lazimnya digunakan pada bedah mayor dengan
metode pemotongan / cutting.

36

Kelengkapan dari ESU lainnya adalah pengoperasiannya menggunanakan


handswitch dan footswitch . Dimana fungsi dari keduanya adalah sama, yaitu sebagai
saklar yang bila dalam posisi On (hubung tutup), akan mengalirkan output ESU ke
electroda aktif. Umumnya untuk handswitch secara langsung terpasang bersama
electrode aktif. Untuk footswitch terpasang menjadi komponen tambahan alat
biasanya karena bentuk electrode bipolar seperti jepit, user akan kesulitan
melakukan pensaklaran handswitch maka digunakan pensaklaran footswitch untuk
penggunaan bipolar surgery.
Apabila arus listrik dialirkan kedalam jaringan biologis, akan terjadi efek
sebagai berikut :
1. Efek Panas (thermal)
Aruslistrik yang dialirkan ke dalam jaringan tubuh, menimbulkan efek panas,
dan efek panas tersebut tergantung pada tahanan spesifik dari jaringan dan
juga tingkat kepadatan arus serta lamanya aplikasi.
2. Efek Faradik
Sel sel jaringan yang sensitif, seperti sel sel syaraf dan otot dirangsang
dengan arus listrik, yang menyebabkan sel sel tersebut bergerak secara
berulang ulang, sehingga terjadi kontraksi jaringan. Efek ini disebut efek
faradik. Untuk menghindari efek tersebut frekuensi arus listrik sekurang
kurangnya adalah 300 KHz.
3. Efek Elektrolitik
Arus listrik akan mengakibatkan pertukaran ion ion yang terjadi dijaringan
biologis dengan arus searah ion ion positif akan tertarik ke kutub negatif
dan ion negatif akan tertarik ke kutub positif. Apabila konsentrasinya
ditingkatkan sampai pada satu titik tertentu akan menyebabkan kerusakan
elektrolit pada jaringan, namun pada saat penggunaan arus AC berfrekuensi
tinggi arah pergerakan ion ion akan berbalik berulang ulang sesuai
frekuensi arus, sehingga ion ion akan berisolasi secara tidak nyata.
Jenis elektroda yang dipakai dalam ESU adalah :
a. Elektroda aktif

b. Elektroda Netral

37

C. Teori Dasar ESU Force FX-C


ESU Force FX-C merupakan salah satu model ESU keluaran ValleyLab, sebuah
divisi dari Tyco Healthcare Group LP Boulder yang berasal dari Colorado, USA.
ESU Force FX-C dirancang untuk fungsi cutting (sayatan), desiccating (pengeringan)
dan fulgurating (penghilangan / penghancuran) baik itu dalam pemilihan mode
bipolar ataupun monopolar.
Kelebihan ESU Force FX-C dibanding ESU lainnya adalah menggunakan
Instant Response Technology, dimana alat secara otomatis mendeteksi impedansi
jaringan dan menyediakan tegangan keluaran yang kemudian dipertahankan nilainya,
meskipun ketika electrode digerakkan sedikit terdapat perbedaan kepadatan jaringan.
Penyesuaian tersebut bedasarkan dari mode yang dipilih, setting energi / power dan
tingkat impedansi pada jaringan.
Terdapat juga REM (Return Electrode Monitoring) contact quality monitoring
system, yaitu sistem yang mendeteksi secara terus menerus kualitas sambungan /
hubungan return electrode / elctrode netral terhadap pasien. REM system dibuat
untuk mengurangi bahaya luka bakar yang sering terjadi saat dilakukan monopolar
surgery, dimana pemasangan Return electrode atau electrode netral pada bagian
tubuh pasien menempel kurang merata dan rapat.
ESU Force FX-C juga dapat menggunakan electrode netral / return electrode
tanpa fitur REM system, hanya saja lampu indikator penanda REM system akan
padam. Namun jika terjadi suatu perubahan impedansi pada sambungan konektor
electrode netral / return electrode terhadap generator maka lampu indikator akan
menyala merah.
Selain fitur fitur yang dijelaskan diatas, ESU Force FX-C memiliki kelebihan
lainnya, yaitu :
1. Memiliki tiga pemilihan untuk mode bipolar, antara lain precise (Low),
standart (Medium), dan macro (Marobipolar).
38

2. Memiliki tiga pemilihan untuk mode monopolar cutting, antara lain Low,
Pure dan Blend.
3. Memiliki tiga pemilihan mode monopolar coagulating, antara lain desiccate
(Low), fulgurate (Medium), dan spray (High).
4. Menunjang fungsi simultan coagulating.
5. Dapat memanggil kembali data mode dan setting energi / power yang terakhir
digunakan.
6. Memiliki serial port sehingga dapat dihubungkan dengan perangkat
komputer atau laptop untuk pemantauan data dan memory ESU.

D. Bagian bagian Alat ESU Force FX-C


Electrosurgery Unit Force FX-C terbagi atas beberapa bagian yang saling
terhubung sehingga alat dapat bekerja. Bagian bagian utama tersebut antara lain,
Front Panel Component, Rear Panel Control dan Internal Component.

1. Front Panel Component

39

Pada front panel seperti ditunjukkan gambar diatas terdapat bagian bagian
antara lain Power switch, Control Setting Mode dan Output Power, REM Alarm
Indicator, Monopolar Receptacle Instrument, dan Bipolar Receptacle Instrument
a. Power Switch
Sebagai tombol ON/OFF, saklar yang memutus dan menyambung supply
dari PLN ke alat. Untuk menghidupkan alat tekan (|) dan untuk mematikan
tekan (O).

2. Control Setting Mode dan Output Power


Terdapat tiga pemilihan yaitu Monopolar Cut, Monopolar Coag dan Bipolar.
a. Monopolar Cut

40

Pada gambar diatas terdapat tombol dan indikator untuk mengontrol pemilihan
Monopolar Cut. Monopolar Cut akan menyala kuning diikuti bunyi nada jika
Monopolar Cut aktif. Power button up digunakan untuk menaikkan setting power,
sedangkan down untuk mengurangi setting power output monopolar cut. Monoplar
Cut Display berfungsi menampilkan setting power dengan satuan watt untuk setiap
pemilihan mode. Mode Indicator akan menampilkan nyala hijau dengan penekanan
tombol mode yang digunakan. Mode tersebut yaitu Low Mode (sayatan kecil atau
halus), Pure Mode (sayatan sedang / datar) dan Blend Mode (sayatan besar / kasar
dengan gerakan lambat yang menimbulakan penghentian pendarahan).
b. Monopolar Coag

Pada gambar diatas terdapat tombol dan indikator untuk mengontrol pemilihan
Monopolar Coag. Monopolar Coag Indicator akan menyala biru diikuti bunyi nada
jika Monopolar Coag aktif. Power button berbentuk panah atas untuk menaikkan
setting power dan panah bawah untuk mengurangi setting power output Monopolar
Coag. Monopolar Coag display berfungsi menampilkan setting power dengan satuan
watt untuk setiap pemilihan Mode. Mode indicator akan menampilkan nyala hijau
dengan penekanan tombol Mode yang digunakan. Mode tersebut yaitu Desiccate
Mode (menghancurkan area pada jaringan dengan kontak langsung terhadap
electrode actif), Fulgurate Mode (mengeringkan area pada jaringan spray atau spark,

41

merupakan mode default dari monopolar coag), dan Spray mode (koagulasi jaringan
dengan area luas menggunakan spray atau spark).
c. Bipolar Control

Pada gambar diatas terlihat tombol dan indikator untuk mengontrol pemilihan
Bipolar. Bipolar indicator akan menyala biru diikutin bunyi nada jika bipolar aktif.
Power Button berbentuk panah atas untuk menaikkan setting power dan panah bawah
mengurangi setting power Output Bipolar. Bipolar Display berfungsi menampilkan
setting power dengan satuan untuk setiap pemilihan Mode. Mode Indicator akan
menampilkan nyala hijau dengan penekanan tombol mode yang digunakan. Mode
tersebut yaitu Precise Mode (penghancuran jaringan yang halus dan lunak), Standart
Mode (penghancuran jaringan biasa), dan Macro Mode (penghancuran jaringan yang
besar/padat).

3. Rear Panel Control

42

Dari gambar diatas terlihat Rear Panel dengan bagian bagian penting antara
lain Equipotential Grounding, Monopolar dan Bipolar Switch Receptacle, Power
Entry Module, Volume Control, dan Option Panel.
1. Equipotential Grounding
Merupakan sambungan grounding atau pentanahan ESU Force FX-C yang
harus dihubungkan dengan media grounding.

2. Monopolar dan Bipolar Switch Receptacle

Dari gambar diatas, footswitch dihubungkan jika ingin menggunakan


instrument dengan pengaktifan dari footswitch. Untuk penggunanaan monopolar,
footswitch yang digunakan berupa 2 pedal footswitch (cut dan coag). Pada
Monopolar footswitch Receptacle kode 1 akan berhubungan dengan instrument
electrode actif yang dihubungkan dengan monopolar receptacle 1/CEM pada front
panel. Sedangkan untuk Monopolar footswitch Receptacle kode 2 akan berhubungan
dengan instrument electrode aktif yang dihubungkan dengan monopolar receptacle
dengan kode 2 pada front panel. Kemudian untuk bipolar footswitch, digunakan
single pedal. Penggunaan bipolar footswitch receptacle akan berhubungan dengan
instrument electrode bipolar yang dihubungkan dengan bipolar receptacle pada front
panel.

3. Power Entry Module

43

Gambar diatas merupakan konektor tempat dihubungkannya kabel AC power


ke ESU Force FX_C. Terdapat Fuse Drawer sebagai tempat fuse/sekring, guna
pengaman arus lebih.

4. Volume Control

Digunakan untuk mengatur volume yang keluar. Didesain tidak dapat disilent
sebagai penanda bahwa generator aktif dan sedang melakukan output energi ketika
digunakan.
5. Option Panel

Plate pada rear panel dapat dibuka dan menunjukkan serial port, expansion
port dan RF activation port. Serial port sebagai penghubung ESU Force FX-C
kekomputer dengan RS-232 Communication Protocol dapat diperoleh informasi alat,
penggunaan, error yang pernah terjadi dan lainnya. Expansion Port dapat
memungkinkan alat yang terhubung memperoleh informasi tentang tegangan RF dan
arus yang dibangkitkan, juga memberi sinyal ke generator yang dapat menghentikan
output RF.
4. Internal Component
Internal Cmponent adalah komponen komponen didalam ESU Force
FX-C yang berada didalam alat dan saling berintegrasi sehingga alat dapat
berfungsi. Komponen internal tersebut antara lain Control Board, Display
Board, Front Panel, Footswitch Board, dan Power Supply Board / RF Board.
1. Control Board
44

Control Board berisi sirkuit sirkuit pengontrol generator termasuk


indikator dan switch pada display board serta tahapan output RF (Radio
Frequency) dalam Power Supply / RF Board. Firmware dalam Control Board
bertugas melakukan diagnosa dan inisialisasi rutin. Error ditandai dengan
alarm kode pada front panel. Control Board meliputi :
a. Microcontroller
Electrosurgery Unit Force FX-C menggunakan 2 microcontroller utama
yang saling berkomunikasi menggunakan shared RAM. Terdapat juga
microcontroller yang ketiga yang membantu fungsi ESU. Microcontroller
tersebut antara lain :
Main Microcontroler
Bertanggung jawab terhadap keseluruhan kontrol sistem. Memonitor
seluruh fungsi dosage error dan safety circuit. Melaksanakan fungsi user
interface, termasuk kontrol aktivasi. Bertanggung jawab terhadap fungsi
fungsi utama antara lain :
Segment display driver dan LED Update
Power controll button, tombol mode, dan aktivasi interface.
Serial Port Interface.
Penanganan alarm
REM (Return Electrode Monitoring)
Kontrol Audio
Kontrol memory dan storage (sistem alarm dan kalibrasi nilai)
Real-time clock control dan Interface.
Internal Self-test
Melakukan komunikasi dengan Feedback Microcontroller
Feedback Microcontroller
Memiliki fungsi menerima perintah dari Main Microcontroller dan
ketika generator aktif, akan mengatur kombinasi relay dengan tepat dan
mengaktifkan output RF (Radio Frequency). Secara terus menerus
menyesuaikan sinyal output generator dengan mengontrol High Voltage DC
Power Supply dan RF clock circuit. Bertanggung jawab terhadap fungsifungsi utama antara lain :
Mengontrol jeda relay dan relay output
T-On ASIC Waveform Control
Kontrol kebocoran
Control Feedback tegangan konstan, arus, dan daya
Inisialisasi ECON
Update informasi real-time (tegangan, arus, daya, impedansi dan
effect mode)
Memory Test
Melakukan komunikasi dengan Main Microcontroller.

45

Dedicated Microcontroler
Disebut juga ASIC atau Application Spesific Integrated Circuit
merupakan microcontroller yang membangkitkan RF (Radio Frequency)
Drive Waveform (T_ON) pada RF Output Stage.

b. Shared RAM
Berfungsi membantu Main Microcontroller dan Feedback
Microcontroller untuk saling mengkomunikasikan data.

c. I/O Expansion
Electrosurgery unit Force FX-C menggunakan tiga I/O Expansion :
Satu PSD412 Programmable Peripheral
Satu PSD413 Programmable Peripheral
Satu 82C55 Expansion Port
d. Keyboard Interface dan Aktivasi Input
Meneruskan dan menerima hasil input data menggunakan keyboard pada
front panel untuk selanjutnya diolah pada main microcontroller.
e. Power Supply Supervisor Circuit
Memonitor tegangan power supply ketika terjadi gangguan listrik atau
peringatan baterai habis.
f. ADC dan DAC
Merupakan konverter yang mengubah dari sinyal analog ke sinyal digital
(ADC) dan pengubah sinyal digital ke analog (DAC).
g. Waveform Generation (T_ON ASIC)
Merupakan fungsi untuk membangkitkan gelombang. Dedicated
microcotroller (89C54) menghasilkan RF Drive Waveform (T_ON\) untuk
penguatan RF output pada Power Supply / RF Board. Feedback
Microcontroller mengontrol fungsi pengkodean pembangkit gelombang (T_ON
ASIC) sampai feedback microcontroller menerima permintaan aktivasi.
h. T_ON Average Check
T_ON Waveform generator mengeluarkan gelombang yang terintegrasi
dengan hardware dan kembali ke microcontroller sebagai nilai analog yang
disebut T_ON Average. T_On Average akan berbeda untuk setiap mode output
dari T_ON waveform generator. Main microcontroller akan secara berulang
melakukan pengecekan T_ON Average guna pemenuhan nilai kalibrasi serta
memastikan T_ON waveform generator bekerja semestinya.
i. Audio Alarm
Merupakan pengaturan untuk bunyi bunyi alarm yang berbeda untuk
setiap kondisi, baik itu kondisi saat alat mengeluarkan output secara wajar dan
kondisi ketika terjadi error.
46

j. Serial Interface
RS 232 serial port merupakan software interface untuk mendapatkan
informasi dari main microcontroller. Digunakan untuk diagnosis dan kalibrasi,
transmisi dan penerimaan perintah serta tidak menghentikan proses dalam
electrosurgery unit yang sedang berlangsung.
k. Dosage Error Algorithm
Dossage Error Algoritma untuk closed-loop mode (bipolar dan cut)
berdasar atas perbandingan power yang sebenarnya hasil perhitungan dari
main microcontroller menggunakan backup sensor dan power maksimal yang
diijinkan. Ketika feedback microcontroller mengoperasikan generator output,
main microkontroller menghitung dan mengecek nilai untuk meyakinkan
feedback microcontroller mengoperasikan generator dengan baik.
l. Instant Response Algorithm
Merupakan algoritma perhitungan untuk mendapatkan hasil output
power pasti secara pasti dengan mengolah impedansi pasien terdeteksi dengan
untuk mendapatkan nilai arus dan tegangan yang dibutuhkan sehingga
energi/power yang diinginkan user dapat tercapai.
2. Display Board
Display board sebagai penampil indikator lampu dan power setting
dengan seven segment display, REM Alarm LED, dan CEM indikator LED
terletak pada front panel.
3. Front Panel
Komponen dalam front panel berhubungan dengan display board dan
power supply / RF board. Front panel terdiri atas bezel listrik yang didalamnya
terdapat mebrane keyboard, power switch, mekanisme CEM switch dan REM
konektor dengan switch.
Membrane keyboard dalam bezel plastik terdiri atas 16 metal dome push
button switch (6 switch up down control power setting, 1 switch recall button,
dan 9 switch mode dari masing- masing pemilihan penggunaan). Power Switch
sebagai tombol pemutus dan penyambung supply AC ke alat. Internal REM
konektor dan switch pendeteksi terhubung dalam bezel. Terdapat dua kabel,
satu kabel adalah output dari internal switch yang mendeteksi ada atau tidak
konektor pada pin tengah dari REM plug. Kemudian terdapat mekanisme yang
terhubung pada bagian dalam front panel bezel untuk monopolar 1/CEM
output jack yang akan mendeteksi jika terdapat aksesoris CUSA dengan CEM
pada monopolar 1/CEM receptacle yang berupa 4 pin konektor.

47

4. Footswitch Board
Footswitch Board terdiri dari sirkuit penerima dan pengubah kode
masukan footswitch dan alarm circuit. Footswitch board terhubung dengan
power supply / RF board.
Dua monopolar footswitch konektor dan satu bipolar footswitch konektor
terpasang pada footswitch board dan terpajang pada rear panel. Monopolar
footswitch konektor membantu fungsi footswitch untuk monopolar 1/CEM dan
monopolar 2 instrument receptacle yang tersambung pada front panel. Bipolar
footswitch konektor membantu fungsi footswitch untuk bipolar instrument
receptacle pada front panel. Footswitch tidak terhubung langsung dengan
pasien.
5. Power Supply / RF Board
Power Supply / RF Board adalah board utama pada lat yang termasuk
didalamnya high voltage power supply dan RF output stage. Fungsi-fungsi
utamanya antara lain :
Monitoring tegangan dan arus output
Mendeteksi arus bocor
Spark control circuit
Monitoring Impedansi REM
Mendeteksi penyambungan handswitch
RS 232 konektor
Expansion konektor
Output High Voltage relays
Monitoring temperatur dan control kipas
a. Power Supply / RF Board Interface
Power Supply / RF Board terhubung dengan board lain dan komponen
berikut:
AC input line filter
Control board
Footswitch board
Komponen heatsink (RF Damping resistor, RF Mosfet, dan high voltage
power supply Mosfet)
Low voltage power supply (AC input dan DC output)
b. High Voltage Power Supply
Merupakan power supply yang menghasilkan tegangan tinggi.
c. Low Voltage Power Supply
Merupakan power supply yang menghasilkan tegangan rendah.
d. RF Output Stage

48

Menerima pensinyalan untuk menghasilkan bentuk output gelombang RF


yang berbeda-beda sesuai permintaan input user yang diterima main
microcontroller.
e. Spark Control Circuit
Merupakan rangkaian pengontrol spark output ketika user menggunakan
setting power yang besar.
f. RF Leakage Reduction Circuit
Berfungsi mengurangi kebocoran RF dimana High Voltage RF Output
akan mengulangi sinyal periode bervariasi dengan perubahan spark dan
impedansi jaringan pasien sampai kebocoran arus RF pada batas yang
diperbolehkan.
g. REM Circuit
Merupakan sirkuit yang memonitor status kontak pasien dengan return
electrode / elctrode netral. Dimana REM circuit akan memproduksi sinyal
R_SEN dari hasil pendeteksian kontak electrode netral terhadap pasien yang
dikirim ke microcontroller.

h. IsoBlock Circuit
Merupakan rangkaian pengatur pensaklaran dari handswitch dan
footswitch serta mendeteksi hubungan grounding alat.
i. Sensor Temperatur
Merupakan sensor yang mendeteksi temperatur alat ketika dipergunakan
dalam waktu kerja cukup lama, untuk menjaga temperatur kerja yang aman
sehingga kondisi komponen-komponen alat tetap pada batas aman.

49

E. Blok Diagram

50

1. Cara Kerja Blok Diagram


Alat dinyalakan dengan melakukan penekanan tombol on pada front panel.
Main microcontroller aktif dan mulai melakukan self test atau pengecekan bagianbagian utama alat, termasuk aksesoris yaitu footswitch, handswitch electrode aktif /
bipolar yang terasang serta return electrode / electrode netral dengan REM circuit
akan mendeteksi impedansi yang terdeteksi pada electrode netral. Battery backed
REM yang menyimpan nilai kalibrasi dan data terakhir ketika alat digunakan akan
mengirim informasi ke main microcontroller. Jika terdeteksi tidak ada permasalahan
alarm tidak akan berbunyi dan dari main microcontroller mengirim display data ke
display yang terletak pada front panel untuk menampilkan indikator-indikator alat
normal dan dapat digunakan.
User kemudian melakukan pemilihan (bipolar, monopolar cut, monopolar
coag) beserta mode penggunaan alat, setting tingkat energi / power yang dibutuhkan,
atau jika ingin menggunakan pemilihan (bipolar, monopolar cut, monopolar coag)
beserta mode dan setting tingkat energi / power ketika alat terakhir digunakan, dapat
menekan tombol recall pada front panel. Maka pengaturan dari setting alat yang
sebelumnya digunakan dan dimunculkan kembali.
Perintah pengaktifan mode yang diterima main microcotroller dari keyboard
dikirim ke feedback microcontroller melalui Dual Port RAM (shared RAM).
Kemudian feedback microcontroller dengan fungsi T_ON ASIC mengubah perintah
pengaktifan mode menjadi pengkodean frekuensi sesuia mode yang diinginkan untuk
dikirim ke output waveform microcontroller.
Sinyal kode dari feedback microcntroller tersebutditerjemahkan menjadi
pensinyalan untuk membangkitkan bentuk frekuensi tinggi / RF yang diinginkan.
Output waveform microcontrollee kemudian mulai membangkitkan frekuensi
tinggi/RF yang diinginkan tersebut, dan dikirim sebagai pensinyalan RF Drive dan
standby pada output amplifier menunggu output dari variable output high vltage DC
power supply untuk dikombinasikan dan dikuatkan pada output amplifier. Selain itu
output waveform microcontroller juga menghasilkan pensinyalan T_ON AVG
(AVERAGE) yang dikirim ke feedback microcontroller dan main microcontroller
sebagai umpan balik. Pada main microntroller T_ON AVG tersebut sebagai
51

pengecekan untuk menyesuaikan dengan nilai kalibrasi bahwa pembangkitan


gelombang telah terpenuhi.
Perintah setting tingkat energi / power dari user yang telah diterima main
microcntroller kemudian diolah menjadi pensinyalan perintah yang dikirim ke
feedback microcontroller melalui dual port RAM (Shared RAM) ke feedback
microcontroller. Kemudian dari feedback microcontroller memberi pensinyalan nilai
tegangan tinggi DC yang dibutuhan ke variable output high voltage dc power supply
yang sebelumnya dengan analog to digital converter, pensinyalan dari feedback
microntroller tersebut diubah menjadi sinyal SYS_ECON. SYS_ECON tersebut juga
dikirim menjadi umpan balik sebelum ke variable output high voltage DC power
supply, kembali ke feedback microcontroller dan ke main microcontroller. Kembali
ke feedback microcontroller sebagai penyesuaian umpan balik, sedangka dikirim ke
min microcontroller diguanakan untuk perhitungan sehingga diperoleh dosage error.
Dossage error dikirim ke variable output high voltage DC power supply ke output
filter.
Output tegangan dari variable output high voltage DC power supply yang
dikirim ke outpu amplifier juga dikirim ke voltage scaling. Pada voltage scaling,
tegangan tinggi tersebut diubah menjadi pensklaan tegangan berupa sinyal HV_SEN.
Sinyal HV_SEN tersebut dikirim sebagai sinyal input ke main microcontroller dan
feedback microcontroller untuk dilakukan pembandingan penyesuaian kebutuhan
tegangan agar benar-benar mencapai nilai tegangan yang diinginkan.
Tegangan tinggi DC keluaran dari high voltage DC power supply yang telah
sesuai menjadi input pada output anplifier kemudian dikombinasikan dengan
RF_Drive (frekuensi tinggi / RF yang dibangkitkan pada outpu waveform
microcotroller) yang sebelumnya standby menjadi tegangan tinggi DC dengan
frekuensi tinggi / RF yang dikuatkan.
Output dari output amplifier tersebut kemudian dinaikkan dan diubah menjadi
tegangan AC dengan frekuensi tinggi / RF pada output transformator. Output
amplifier juga mengirimkan pensinyalan VPK + ke feedback microcontroller dan
main microcontroller sebagai penyesuaian untuk medapatkan output amplifier yang
sesuai kebutuhan.
Sebelum tegangan tinggi AC dengan frekuensi tinggi / RF tersebut dikirim ke
electrode aktif, terdapat rangkaian pendeteksi. Tegangan tinggi AC dengan frekuensi
tinggi / RF diteruskan ke output resonator, yang akan menyeleksi frekuensi tinggi /
RF yang diikutkan pada tegangan pada tegangan tinggi AC telah sesuai dengan yang
dibutuhkan menurut pemilihan mode oleh user. kemudian terdapat sensor tegangan
yang mendeteksii tegangan tinggi AC dengan frequency radio / RF output sebelum
electrode aktif diubah menjadi pensinyalan V2_SEN yang telah diubah dengan RMS
to ADC converter sehingga dapat dikirim ke main microcontroller. Begitu juga
sensor arus yang mendeteksi arus dari tegangan AC dengan frekuensi tinggi / RF
output sebelum ke electrode aktif, dengan RMS to DC converter menjadi pensinyalan
I2_SEN dikirim ke main microcontroller. Sensor tegangan dari sensor arus yang
52

lainjuga mendeteksi tegangan dan arus dari tegangan tinggi AC dengan frekuensi
tinggi / RF output sebelum ke electrode aktif dengan RMS to DC converter menjadi
pensinyalan V_SEN dan I_SEN untuk dikirim ke feedback microcontroller. Nilai-nilai
tegangan dan arus yang terdeteksi sensor, baik itu yang terkirim di feedback
microcontroller dan tingkat energi main microcontroller dikomunikasikan antar
microcontroller. Selanjutnya sistem watchdog (penjaga) mengirim nilai-nilai
pembanding inputtegangan dan arus hasil pendeteksian sensor untuk disesuaikan
dengan batas tegangan dan arus yang sesuai untuk dapat diperbolehkan dilanjutkan
ke electrode aktif. Selain itu terdapat sensor kebocoran yang mendeteksi kebocoran
dari tegangan AC dengan frekuensi tinggi / RF dan tingkat energi / power output
sebelum ke electrode aktif dengan RMS to DC converter menjadi pensinyalan
L_SEN. Pensinyalan P_SEN dikirim ke main microcontroller untuk diolah dengan
data kalibrasi batas kebocoran yang diperbolehkan sebagai sistem pengamanan dari
alat.
Setelah nilai-nilai pendeteksian tegangan tinggi AC dengan frekuensi tinggi /
RF output sebelum ke electrode aktif telah sesuai dengan batas-batas tegangan, arus,
frekuensi tinggi / RF dan kebocoran yang diperbolehkan sesuai perhitungan
microcontroller dan nilai kalibrasi, tegangan tinggi AC dengan frekuensi tinggi / RF
output dapat digunakan untuk dialirkan ke ujung electrode aktif dan dipergunakan ke
pasien dengan pensaklaran.
Untuk pensaklaran dengan handswitch, user melakukan pada cut / coag button
pada moopolar aktif, penekanan tersebut memberi pensinyalan ke isolation circuit
berupa pencil button switch wires. Pensinyalan analog tersebut diubah menjadi
pensinyalan Digital Pencil Button Command sehingga menjadi input ke main
microcontroller. Main microcontroller memberi pensinyalan ke feedback
microcontroller, kemudian feedback microcontroller memberi pensinyalan relay
control untuk pengaktifan kombinasi relay pada output dan scaling relay yang
mengtur sistem relay output, maka tegangan tinggi AC dengan frekuensi tinggi / RF
output dan tingkat energi / power yang telah sesuai dapat dialirkan ke ujung
electrode aktif dipergunakan sesuai fungsinya ke pasien oleh user.
Untuk pensaklaran menggunakan footswitch, user melakukan
penekanan/menginjak footswitch sehingga mengaktifkan micro switch sebagai
footswitch decode, hal itu memberi pensinyalan berupa footswitch command yang
dikirim dari footswitch decode ke main microcontroller. Yang terjadi sama seperti
saat penggunaan handswitch, main microcontroller memberi pensinyalan feedback
microcontroller, kemudian feedback microcontroller memberi pensyilan relay control
untuk pengaktifan kombinasi relay pada output dan scaling relay yang mengatur
sistem relay output,maka tegangan tinggi AC dengan frekuensi tinggi / RF output dan
tingkat energi/power yang telah sesuai dapatdialirkan ke ujung electrode aktif dan
dipergunakan sesuai fungsinya ke pasien oleh user.
Tegangan tinggi AC dengan frekuesi tinggi / RF output dan tingkat energi /
power yang telah sesuai untuk pemilihan monopolar baik itu cut atau coag mengalir
53

dari ujung electrode aktif diterima jaringan tubuh pasien kemudian disalurkan ke
return electrode atau electrode netral dan dikirim kembali ke alat menuju rangkaian
trafo isolasi, menjadi loop tertutup.
Untuk pemilihan bipolar, tidak mempergunakan return electrode netral. Pada
pemilihan bipolar menggunakan electrode bipolar khusus yang berbentuk seperti
penjepit atau kawat. Sehingga loop tertutup yang terjadi untuk electrode bipolar
penjepit. Tegangan tinggi AC dengan frekuensi tinggi / RF output dan tingkat energi /
power yang telah sesuai mengalir dari ujung penjepit satu menuju ke jaringan dan
diterima ujung penjepit yang lainnya dan kembali ke alat menuju trafo isolasi.
Bersamaan dengan tegangan inggi AC dengan frekuensi tinggi / RF output dan
tingkat energi / power yang telah sesuai dapat dialirkan ke ujung electrode
monopolar aktif / bipolar, main microcontroller mengirim sinyal audio control ke
audio, maka muncul nada sebagai penanda dilakukan output ke ujung electrode
monopolar katif / bipolar.
Alat akan kembali mengulang urutan kerja diatas untuk pemilihan mode yang
lainnya dengan penyesuaian nilai frekuensi tinggi sesuai pemilihan mode untuk
bentuk gelombang dan frekuensi tinggi / RF yang sesuai.
2. Cara Kerja Rangkaian Footswitch Board ESU ValleyLab Force Fx-C
Cara kerja rangkaian Footswitch board, terdapat dua konektor footswitch
monopolar dan sebuah konektor bipolar footswitch yang dipasang pada Footswitch
board yang melalui sampai panel belakang.. Konektor monopolar footswitch (J3
dan J2) menerima monopolar footswitches dan menyediakan stopkontak untuk
kemampuan footswitching Monopolar 1 / CEM dan monopolar 2 yang terletak pada
panel depan. Konektor footswitch bipolar (J4) menerima footswitch bipolar dan
menyediakan kemampuan untuk footswitching pada stopkontak panel depan.
Kapasitor C39-C46 sebagai filter yang mengeblok frekuensi suara tinggi keluar dari
generator pada kabel footswitch.
Rangkaian footswitch diisolasi dari pasien terhubung dan grounding yang
direferensikan dan menahan potensi 500 Vrms (50/60 Hz). Untuk mendapatkan
isolasi ini, footswitch yang terhubung didukung dari catu daya (U2). Power supply
terisolasi, sebuah HPR-107, beroperasi dari grounding direferensikan oleh power
supply +12V.
Resistor R18 dan R19 sebagai pembagi tegangan yang menhasilkan sinyal dari
(Vref 2) sekitar 6V. Tegangan referensi didapat dari input comparataor non-inverting
U3A, U3B, U4A, dan U5A. Prinsip operasi footswitch terhubung dari +12V yang
tersambung dengan sumber listrik. Footswitch aktif sebagai pembagi tegangan. Nilainilai resistor yang terdiri dari pembagi masukan dipilih untuk memberikan ambang
switching sekitar 750 ohm. Tegangan dibagi sebagai inputan pembalik dari salah satu
54

lima pembanding. Ketika tegangan pada input pembalik melebihi tegangan input
noninverting, output kolektor terbuka dan pembanding aktif, sehingga arus mengalir
ke LED bersamaan optoisolator. Terkait foto transistor yang mengalirkan sehingga
menghasilkan sinar IR. Semua kolektor dari transistor yang terhubung ke pin input
dari port I/O diaktifkan pada mikrokontroler sesuai dengan pengaturan yang telah
disetting.
F. Teknik Pemeliharaan
Setiap peralatan elektromedis perlu dilakukan pemeliharaan agar alat selalu
dalam kondisi laik pakai. Salah satu peralatan elektromedis tersebut adalah
Electrosurgery unit (ESU).
Merupakan pemeliharaan yang meliputi antara lain :
Pemeliharaan Kualitatif
Pemeliharaan kualitatif merupakan pemeliharaan yang mengecek fungsi
asesoris, casing alat dan tombol-tombol alat.
1. Mengecek dan membersihkan seluruh bagian alat.
2. Mengecek fungsi electrode netral (bila perlu ganti).
3. Mengecek fungsi electrode aktif (bila perlu ganti).
4. Mengecek fungsi tombol pada panel unit.
5. Mengecek fungsi sistem alarm.
6. Mengecek kabel power cord dan grounding
7. Mengecek fungsi handswitch dan footswitch.
8. Mengecek fungsi sistem alat.
9. Menguji kinerja alat.
10. Uji fungsi generator
a. Periksa generator dan aksesoris
b. Periksa komponen internal
c. Uji generator
d. Pastikan fungsi REM
e. Konfirmasi output
f. Periksa kebocoran arus dan grounding.
11. Memeriksa generator dan aksesoris
a. Panel belakang
1) Periksa wadah panel belakang untuk footswitch penghalang
atau kerusakan. Periksa keamanan dengan memasukkan
footswitch bipolar atau konektor footswitch monopolar
kedalam wadah yang sesuai.
2) Mengganti fuse dan memverifikasi tegangan yang benar dan
nilai sekarang.
b. Panel Depan

55

1) Periksa wadah footswitch untuk kerusakan. Periksa keamanan


dengan memasukkan konektor footswitch monopolar ke
stopkontak. Jika sambungan longgar, mengganti stopkontak.
2) Periksa instrument stopkontak bipolar untuk penghalang atau
kerusakan. Masukkan konektor instrument bipolar kedalam
wadah yang sesuai.
3) Periksa stopkontak instrument monopolar untuk penghalang
atau kerusakan. Masukkan konektor instrumen monopolar
(footswitch atau handswich) kedalam wadah yang sesuai untuk
memverifikasi kecocokan. Jika salah satu koneksi longgar,
ganti rangkaian panel depan.
4) Periksa kembali untuk pin wadah elektroda pasien yang rusak
atau obstruksi.
c. Footswitch
1) Lepas footswitch dari generator
2) Bongkar konektor fotswitch. Periksa konektor jika terjadi
kerusakan.
3) Pasang kembali konektor footswitch.
4) Periksa kerusakan footswitch.
5) Hubungkan kembali footswitch ke generator.
d. Kabel listrik
1) Lepaskan kabel power dari unit dan pastiwakan sudah
dicabut.
2) Untuk kerusakan periksa kabel daya
3) Sambungkan kembali kabel lisrik ke generator dan
stopkontak.
e. Memeriksa Komponen Internal
1) Matikan generator
2) Lepaskan lima sekrup yang menahan pada sasis.
3) Pastikan semua konektor terpasang dengan benar.
4) Memeriksa setiap papan untuk komponen yang rusak, kabel,
rusak dan korosi
5) Pasang kembali penutup generator.
f. Pengujian Generator
g. Memeriksa Fungsi REM
1) Mengatur kotak substitusi ketahanan terhadap 120 ohm.
Hubungkan perlawanan

kotak ke generator dan pastikan

bahwa indikator menyala REM hijau.

56

2)

Perlahan-lahan meningkatkan daya tahan dan memverifikasi

3)

bahwa alarm berbunyi di REM 135 5 ohm.


Menurunkan resistensi untuk 60 ohm dan memverifikasi

bahwa indikator REM menyala hijau.


4)
Meningkatkan ketahanan terhadap

100

ohm

dan

memverifikasi bahwa suara alarm REM.


5) Menurunkan resistensi untuk 30 ohm dan memeriksa bahwa
6)

indikator REM menyala hijau


Menurunkan resistensi untuk 10 ohm dan memverifikasi

bahwa indikator REM menyala hijau.


7) Penurunan resistensi terhadap 3 ohm dan memverifikasi
8)

bahwa suara alarm REM.


Beralih ke konektor tanpa pin, dan meningkatkan resistensi
dari 3 sampai 24 ohm. Memeriksa

bahwa alarm

REM

berbunyi.
h. Memeriksa output bipolar
i. Memeriksa output monopolar (cut dan coag)
j. Memeriksa kebocoran arus frekuensi rendah\
1) Keluaran stopkontak dan sumber arus REM
2) Kebocoran grounding
3) Keluaran stopkontak dan arus REM sink.
k. Memeriksa kebocoran arus frekuensi tinggi
1) Cek grounding monopolar.
2) Cek grounding bipolar
G. Pemeliharaan Kuantitatif
Pemeliharaan kuantiaif merupakan pemeliharaan yang mengukur besar
outputan yang dihasilkan alat dengan keluaran hasil berupa batas toleransi.
l. Memeriksa Output Bipolar
a. Pastikan generator berhasil menyelesaikan self test seperti dijelaskan
dalam bagian pengujian generator
b. Hubungkan alat untuk menguji ouput bipolar.
1) sambungkan kabel dua test Bipolar pada stopkontak.
2) melewati satu kabel melalui transformator arus dan
menghubungkan arus trafo pada voltmeter.
3) Hubungkan 100 ohm resistor listrik diseluruh output jack di akhir
kabel test.
4) Hubungkan footswitch bipolar ke stopkontak pada panel belakang
Bipolar Footswitch.
c. Tekan tombol yang tepat dan mengatur kekuatan bipolar sampai 10.

57

1) Uji keluaran arus mode Bipolar


a. tekan pedal footswitch dan saat mengaktifkan
generator, lihat output pada voltmeter.
b. lepas pedal footswitch.
c. hitung dan catat arus keluaran pengaturan
voltmeter dan arus trafo.
d. Tekan tombol Med (standart) dan ulangi langkah 4.
e. Tekan makro (macrobipolar) tombol dan ulangi
langkah 4.
f. Pastikan bahwa keluaran generator untuk setiap
mode adalah 316 +/- 17 mA rms.
2. Memeriksa output Monopolar Cut
a.
b.
c.
d.

Pastikan generator berhasil menyelesaikan self-test


Hubungkan alat uji untuk output monopolar.
Tekan tombol murni
Tekan tombol panah atau turun untuk mengatur pemadaman listrik

e.
f.
g.
h.

80 watt
Uji output cut monopolar.
Tekan tombol low cut dan ulangi langkah 1.
Tekan tombol Blend dan ulangi langkah 1.
Pastikan bahwa keluaran generator untuk setiap kode adalah 516 +/37 mA rms

3. Memeriksa output mode Monopolar Coag


a. Seperti langkah A dan B sebelumnya, gani resistor 300 ohm dengan
b.
c.
d.
e.
f.

resistor 500 ohm


Tekan tombol Low
Tekan Coag up atau down untuk mengatur kekuatan coag 80 watt
Uji output monopolar coag
Tekan tombol Med dan ulangi langkah 2.
Tekan tombol Med dan tahan selama 2 detik. Setelah suara nada dan

muncul L muncul disisi kiri layar COAG, ulangi langkah 2 d


g. Tekan tombol Spray dan ulangi langkah 2d.
h. Pastikan bahwa keluaran generator untuk setiap mode adalah 400
+/- 28 mA rms
4. Keluaran Stopkontak sumber REM
a. Mengatur DVM ke AC volt (200 mV) dan menghubungkan uji
kebocoran arus sirkuit.
b. Nyalakan generator.
58

c. Ukur antara semua keluaran stopkontak (termasuk Pasien ).


d. Kembali pada stopkontak electrode dan grounding.
e. Tentukan kebocoran arus menggunakan konvensional 1 microamp
per 1 millivolt.
f. Verifikasi dalam kondisi normal (ground ditutup, polaritas normal)
yang kebocoran arus kurang dari 10 microamps. Jika kebocoran
arus lebih besar dari 10 microamps, hubungi Service Center
Valleylab.
g. Verifikasi kondisi gangguan tunggal (tanah terbuka) kebocoran arus
kurang dari atau sama dengan 50 microamps. Jika kebocoran arus
lebih besar maka 50 microamps, hubungi Service Center Valleylab.
5. Chassis atau Bumi Kebocoran
a. Mengatur DVM ke AC volt (200 mV) dan menghubungkan uji
kebocoran arus sirkuit.
b. Nyalakan generator.
c. Ukur antara chassis dan grounding.
d. Tentukan kebocoran arus menggunakan konvensional 1 microamp
per 1 millivolt.
e. Verifikasi dalam kondisi normal (ground ditutup, polaritas normal)
yang kebocoran arus kurang dari 100 microamps. Jika kebocoran
arus lebih besar dari 100 microamps, hubungi Service Center
Valleylab.
f. Verifikasi kondisi gangguan tunggal (tanah terbuka) kebocoran arus
kurang dari atau sama dengan 300 microamps. Jika kebocoran arus
lebih besar dari 300 microamps, hubungi Service Center Valleyla.
6. Output Receptacles dan REM Sink Lancar
a. Mengatur DVM ke AC volt (200 mV) dan menghubungkan uji
kebocoran arus sirkuit.
b. Nyalakan generator dan hubungkan ujung dari uji kebocoran arus
sirkuit untuk tegangan listrik melalui 120 k resistor.
c. Hubungkan sisi lain dari beban IEC kebocoran ke semua output
stopkontak (termasuk Pasien Kembali Electrode wadah)
d. Tentukan kebocoran arus menggunakan konvensional 1 microamp
per 1 millivolt. Verifikasi kebocoran arus kurang dari atau sama
dengan 20 microamps. Jika kebocoran arus lebih besar dari 20
microamps, hubungi Layanan Valleylab Center
59

7. Cleaning
Setelah pemakaian alat harus dibersihkan, dalam pembersihan pada unit
ESU yaitu tidak membersihkan unit dengan pembersih abrasif atau senyawa
desinfektan, larutan pembersih, atau bahan lain yang dapat menggores atau
merusak panel unit.
H. Troubleshooting
1. Error Code 160-166
a. Keluaran FET
b. Keluaran induktor T14, T15 @110uH
c. Power Supply FETs Q1,3,4,5
d. Cut Relay K2
e. Control Board
2. Error 190-193
a. Keyboard rusak
b. User
3. Error Code 212
a. Baterai rusak (diperlukan kalibrasi ulang )
4. Error 194-198
a. Acccesoris
b. Footswitch board
c. Clips
d. User
5. Error 16, 17
a. Scalling relays
b. Control board
c. LVPS
6. Error 165, 170
a. Control board

7. Error 120, 122


a. Kalibrasi error beban tidak terpasang
8. Tidak ada keluaran, tidak ada kode eror
a. User
b. Clips
c. Keluaran relay
d. Low Voltage Power Supply

60

I. Laporan Kerja Teknisi Rumah Sakit

LAPORAN KERJA
PEMELIHARAAN BERKALA

Nomor
Tanggal

/
/
: JANUARI 2014

NAMA ALAT : ELECTRO SURGERY UNIT


MERK/TYPE :VALLEY LAB/FORCE X
NO.SERI
: 65515-A
LOKASI
: OK 4-5 IBS
NO
URAIAN PEMERIKSAAN
.
A.
1.
2.
3.
4.

Pemeliharaan per triwulan


Cek dan bersihkan seluruh bagian alat
Cek kabel power cord dan grounding
Cek fungsi paddle
Cek fungsi tombol display

HASIL
PEMERIKSAAN
BAIK
TIDAK

61

KETERANGAN

5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

Cek fungsi sistem alarm


Cek fungsi sistem alat
Uji kinerja alat

B.
1.
2.

Pemeliharaan Tahunan
Kalibrasi dan safety
Safety test

Tidak dilaksanakan
Tidak dilaksanakan

HASIL PEMERIKSAAN : ALAT LAIK PAKAI

User/ PJ. Alat

PJ. Pemeliharaan
pelayanan peralatan medik

J. Lembar Kalibrasi Electro Surgery Unit

Hasil Kalibrasi Electro Surgery Unit


Nomor Label : 19/6/II-14/E-061 DL
Merk
Model type
No. Seri
Tanggal kalibrasi
Tempat kalibrasi
Nama ruang
Metode kerja

I.

: Valley Lab
: Force FX
: 65515 A
: 18 Februari 2014
: Ruang OK 4-5 IBS
: Ruang OK 4-5 IBS
: Prosedur Pengujian dan atau Kalibrasi Alat Kesehatan
( DEPKES & KESOS RI DIRJEN YANMED 2001 )

Kondisi ruang
1. Suhu
2. Kelembapan

II.

: 25 C
: 60 % RH

Pemeriksaan kondisi fisik dan fungsi komponen Alat


1. Fisik
2. Fungsi

: BAIK
: BAIK

III.

Hasil pengukuran kinerja

No.

Paramete
r

Setting
Pada
alat

Terukur
rata-rata
standar
62

kesalahan

kesala
han
relatif

Kesalaha
n
maksimal

Ketidakpastia
n pengukuran

(%)
1.

Output
energy
(joule)

40
80
100
120
150

36.00
76.00
94.00
108.00
142.00

4.00
4.00
6.00
12.00
8.00

10.00
5.00
6.00
10.00
5.33

2.

Frekuensi
Heart rate
(BPM)

20
50
70
90
100

18.00
46.00
66.00
86.00
94.00

2.00
4.00
4.00
4.00
6.00

10.00
8.00
5.71
4.44
6.00

IV.

yang
diijinkan
1%

10 %

0.58
0.58
0.58
0.58
1.58
0.58
0.58
0.58
0.58
0.58

Keterangan
1. ESU yang dikalibrasi termasuk dalam klasifikasi kelas 1 CF
2. Ketidakpastian pengukuran dilaporkan pada tingkat kepercayaan 95%
dengan factor cakupan k-2

V.

Alat yang digunakan


1. ESU Analyzer, Merek : Biotek , Model /type : RF 302 (Tertelusur ke IPT
TELKOM)
2. Therma-hygrometer, Merek : ETI, model/type : 8711

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDRAL BINA UPAYA KESEHATAN
BALAI PENGAMANAN FASILITAS KESEHATAN SURABAYA
JL. Karangmenjangan NO. 22, Telp. (031) 5035830. Fax. (031) 5021002, Surabaya
Dasar Hukum :
1. No. 363 / Menkes/PER/IV/1998
2. No. 530 /Menkes/ PER/IV/2007

SERTIFIKAT KALIBRASI
Nomor
Nama Alat
Unit

: 98 / 4 / II 14 / E 061 DL

: Electro Surgery

Nomer Order: E 061 DL

Merk
Model Type
Nomer Seri
Nama Pemilik
Sardjito

: Marquette Hellige GMBH


: CardioServ
: 101025731
: RSUP. Dr.

Identitas Pemilik

Alamat Pemilik

: Pemerintah

: Jl. Kesehatan Skip, Bulaksumur,


Yogyakarta

Nama Ruang
Tanggal Pelaksanaan Kalibrasi
Penanggung Jawab

: Ruang IRNA IV
: 18 Februari 2014
: Hartono Agus Wijaya, SKM
63

Lokasi Barang
Hasil Kalibrasi
Metode Kerja

: Ruang IRNA IV
: LAIK PAKAI
: Prosedur Pengujian dan atau Kalibrasi
Alat Kesehatan ( DEPKES & KESOS RI
DIRJEN YANMED 2001 )

Surabaya,

5 Maret 2014

Kepala Balai Pengamanan Fasilitas


Kesehatan Surabaya

Ir. Rakhmat Nugroho, MBAT

NIP. 1964050211989021002

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDRAL BINA UPAYA KESEHATAN
BALAI PENGAMANAN FASILITAS KESEHATAN SURABAYA
JL. Karangmenjangan NO. 22, Telp. (031) 5035830. Fax. (031) 5021002, Surabaya
Dasar Hukum :
1. No. 363 / Menkes/PER/IV/1998
2. No. 530 /Menkes/ PER/IV/2007

SERTIFIKAT KALIBRASI
Nomor
Nama Alat
Unit

: 98 / 4 / II 14 / E 061 DL

: Electro Surgery

Nomer Order: E 061 DL

Merk
Model Type
Nomer Seri
Nama Pemilik
Sardjito

:
:
:
: RSUP. Dr.

Identitas Pemilik

Alamat Pemilik
Yogyakarta
Nama Ruang
Tanggal Pelaksanaan Kalibrasi
Penanggung Jawab

: Pemerintah

: Jl. Kesehatan Skip, Bulaksumur,


: OK 4-5 IBS
: 20 Februari 2014
: R. Wisnu Dwi Hardyanto, ST
64

Lokasi Barang
Hasil Kalibrasi
Metode Kerja

: OK 4-5 IBS
: LAIK PAKAI
: Prosedur Pengujian dan atau Kalibrasi
Alat Kesehatan ( DEPKES & KESOS RI
DIRJEN YANMED 2001 )

Surabaya,

5 Maret 2014

Kepala Balai Pengamanan Fasilitas


Kesehatan Surabaya

Ir. Rakhmat Nugroho, MBAT


NIP. 1964050211989021002

Hasil Kalibrasi Electro Surgery Unit


Nomor Label : 19/6/II-14/E-061 DL
Merk
Model type
No. Seri
Tanggal kalibrasi
Tempat kalibrasi
Nama ruang
Metode kerja

I.

:
:
:
: 20 Februari 2014
: Ruang OK 4-5 IBS
: Ruang OK 4-5 IBS
: Prosedur Pengujian dan atau Kalibrasi Alat Kesehatan
( DEPKES & KESOS RI DIRJEN YANMED 2001 )

Kondisi ruang
1. Suhu
: 26. 8 C
2. Kelembapan : 71.6 % RH

II.

Pemeriksaan kondisi fisik dan fungsi komponen Alat


1. Fisik
2. Fungsi

: BAIK
: BAIK

III.

Hasil pengukuran kinerja

NO
.

Parameter

Terukur
rata-rata
standar

Presisi
(%)

Kesalahan
maksimal
yang
diijinkan

Ketidakpastian
pengukuran

1.

Akurasi
kelembapan
(%)

74.00

0.00

10%

1.48

65

2.

IV.

Akurasi suhu
(C)

27.00

0.00

0.54

Keterangan
Ketidakpastian pengukuran dilaporkan pada tingkat kepercayaan 95% dengan
faktor cakupan K=2

V.

Alat yang digunakan


1. Therma-hygrometer, Merek : ETI, model/type : 8711

K. Protap Perbaikan alat ESU


Disahkan oleh
Direktur RS
PROSEDUR TETAP
PERBAIKAN ELECTRO
SURGERY UNIT
MERK : Valley Lab
TYPE / MODEL : Force FX-C
NOMER SERI : : 65515 A

Direktur

No. Dokumen

Tanggal

Halaman 1/2

Revisi ke :

No. Revisi :

Tanggal :

1. Pengertian

Prosedur Tetap Perbaikan alat Electro Surgery Unit, adalah standar


baku, mengenai langkah langkah teknis yang harus dipenuhi.
Prosedur ini disusun berdasarkan prasyarat dan prosedur yang harus
dipenuhi. Prosedur ini disusun berdasarkan pada service manual
dan petunjuk lain yang terkait, dengan urutan kerja : analisa
kerusakan, penyiapan suku cadang, perbaikan, penyetelan /
adjustment, kalibrasi internal, Uji kinerja dan pengukuran aspek
66

keselamatan kerja. Kesimpulan hasil perbaikan alat baik atau alat


tidak baik.

2. Kebijakan

3. Tujuan

4.

Petugas

5. Prasyarat

6. Peralatan

Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit tentang tugas dan fungsi


IPSRS

1. Agar perbaikan dapat dilakukansesuai prosedur yang benar


2. Alat yang mengalami kerusakan dapat diperbaiki dan
berfungsi kembala
3.
Teknisi Elektromedis

1. Alat kesehatan dalam kondisi rusak


2. SDM Tersertifikasi
3. Alat kerja dan alat ukur lengkap
4. Dokumen teknis, protap perbaikan, lembar kerja perbaikan dan
protap pengoperasian tersedia
5. Bahan pemeliharaan , bahan opersional dan material bantu
tersedia
6. Suku cdang dapat diperoleh
7. Kotak kontak dilengkapi hubungan pembumian
8. Ruang kerja memenuhi ketentuan kondisi lingkungan

1. Alat Kerja
Tool set Elektronik
Vacuum Cleaner
2. Leakage Current Meter (Terkalibrasi)
Multi tester (Terkalibrasi)
Ground Tester (Terkalibrasi)
Electro Surgery Unit (Terkalibrasi)
Osciloscope (Terkalibrasi)

7. Prosedur

A. Persiapan
1. Siapkan Surat Perintah Kerja (SPK)
2. Siapkan formulirlembar kerja perbaikan
3. Siapkan :
a. Service manual, diagram (schematic / Wiring)
b. Protap Perbaikan
c. Riwayat Perbaikan alat
4. Siapkan alat keja dan alat ukur
5. Siapkan bahan pemeliharaan, bahan operasional dan material
67

bantu
6.Pemberitahuan kepada Unitpengguna alat
B. Pelaksanaan
1. Lakukan analisis kerusakan
-Tanyakan kepada pengguan alat mengenai gejala kerusakan
-Lakukan troubleshooting untuk mengetahui penyebab kerusakan,
bagian alat / komponen / suku cadang yang mengalami kerusakan.
(Perhatikan manual book dan wiring)
- Lakukan pendataan bagian alat / komponen / susku cadang yang
rusak, lengkap dengan data teknis dan nomor catalog.
2. Siapkan susku cadang yang diperlukan
3.Lakukan langkah perbaikan dengan atau tanpa suku cdang
4. Lakukan penyetelan / adjustment, kalibrasi internal
5.Lakukan uji kinerja dan aspek pengukuran keselamatan kerja
C. Pencatatan
1. Lakauakn pengisian formulir Lembar Kerja Perbaikan
2. Kesimpulan, alat baik atau tidak baik
3. Pengguna alat menandatangani formulir Lembar Kerja Perbaikan
sebagai bukti telah melakukan perbaikan
D. Pengemasan
1. Cek alat kerja dan alat ukur , sesuaikan dengan lembar kerja
2. Cek dan rapihkan dokumen teknis
3. Kembalikan alat kerja dan dokumen teknis ke tempat semula
4. Bersihkan alat Electro Surgery Unit dan lokasi perbaikan
E. Laporan
1. Laporkan hasil perbaikan alat kepada unit Pelayanan pengguna
alat dan serahkan kembali alat Electro Surgery Unit yang diperbaiki
2. Laporkan hasil perbaikan kepada pemberi tugas
8. Unit kerja terkait

-IPSRS
-Unit Pelayanan pngguna alat

Disetujui Oleh :
Kepala IPSRS

Dibuat Oleh :
Teknisi Elektromedis

68

BAB V
PEMBAHASAN ALAT TIMBANGAN DEWASA

A. Spesifikasi
1.
2.
3.
4.

SMIC ZT 120
Body Weighing : 120 Kg (265 lbs)
Max. Weight : 0.5 Kg
Height measuring Range : 70 190 cm (27,5 71 3/4)
69

5.
6.
7.
8.

Sub divisions of graduation : 0,5 cm


Size of Platform (L x W) : 385 x 280 mm
Overall Dimension (L x W x H) : 700 x 280 x 930 mm
Weight : 24 Kg

B. Pengertian Timbangan Dewasa


Timbangan adalah alat yang dipakai melakukan pengukuran massa suatu
benda. Timbangan /neraca dikategorikan kedalam system mekanik dan juga
elektronik.
C. Fungsi alat Timbangan
Untuk mengetahui berat badan seseorang, biasanya untuk menentukan keidealan
berat badan seseorang.
D. Jenis Timbangan
Timbangan dapat dikelompokkan dalam beberapa kategori berdasarkan
klasifikasinya. Jika dilihat dari cara kerjanya, jenis timbangan dapat dibedakan atas :
1. Timbangan Manual, yaitu jenis timbangan yang bekerja secara mekanis dengan
sistem pegas. Biasanya jenis timbangan ini menggunakan indikator berupa jarum
sebagai penunjuk ukuran massa yang telah terskala.
2. Timbangan Digital, yaitu jenis timbangan yang bekerja secara elektronis dengan
tenaga listrik. Umumnya timbangan ini menggunakan arus lemah dan
indikatornya berupa angka digital pada layar bacaan.
3. Timbangan Hybrit, yaitu timbangan yang cara kerjanya merupakan perpaduan
antara timbangan manual dan digital. Timbangan Hybrid ini biasa digunakan
untuk lokasi penimbangan yang tidak ada aliran listrik. Timbangan Hybrid
menggunakan display digital tetapi bagian paltform menggunakan plat mekanik

Sedangkan berdasarkan penggunaannya, timbangan dapat dikelompokkan sebagai


berikut :
70

1. Timbangan Badan, yaitu timbangan yang digunakan untuk mengukur berat


badan. Contoh timbangan ini adalah : timbangan bayi, timbangan badan anak
dan dewasa, timbangan badan digital.
2. Timbangan Gantung, yaitu timbangan yang diletakkan menggantung dan bekerja
dengan prinsip tuas.
3. Timbangan Lantai, yaitu timbangan yang diletakkan di permukaan lantai.
Biasanya digunakan untuk mengukur benda yang bervolume besar.
4. Timbangan Duduk, yaitu timbangan dimana benda yang ditimbang dalam
keadaan duduk atau sering kita ketahui Platform Scale.
5. Timbangan Meja, yaitu imbangan yang biasanya digunakan di meja dan rata-rata
timbangan meja ini adalah Timbangan Digital.
6. Timbangan Counting, yaitu timbangan hitung yang biasa digunakan untuk
menimbang barang yang berjumlah, jadi barang bisa timbangan persatuan
sebagai contoh timbangan counting ini sering digunakan untuk menimbang baut,
mur, Spare part mobil dan sebagainya.
7. Timbangan Platform, yaitu timbangan yang memiliki tingkat kepricisian lebih
tinggi dari timbangan lntai, timbangan Paltform merupakan solusi dalam
penimbangan di berbagai industri baik industri retail maupun manufacturing.
8. Timbangan Hewan/Ternak, yaitu jenis timbangan yang digunakan untuk
menimbang hewan baik sapi, kerbau maupun kambing serta sejenisnya.
9. Timbangan Emas, yaitu jenis timbangan yang memiliki akurasi tinggi untuk
mengukur massa emas (logam mulia).

E. Standar Operasional Prosedur

Pengertian
Tujuan

Menimbang berat badan dengan mempergunakan timbangan badan


1. Mengetahui berat badan dan perkembangannya
2. Membantu menetukan program pengobatan (dosis)
3. Menentukan status nutrisi pasien
4. Menentukan status cairan pasien
71

Kebijakan
Standar alat
Standar waktu
Prosedur

Unit terkait

1. Timbangan badan
2. Alat tulis untuk mencatat hasil
1. Persiapan pasien 2 menit
2. Persiapan alat 2 menit
Total waktu yang dibutuhkan 4 menit
1. Timbangan berdiri:
a. Beritahu pasien
b. Berikan handuk kertas diatas timbangan,
c. Beritahu pasien untuk memakai baju yang tidak tebal dan
melepas sandal (sepatu),
d. Bantu pasien naik ketimbangan,
e. Atur ratio berat,
f. Untuk mengukur tinggi badan beritahu pasien untuk berdiri
tegak diatas timbangan,
g. Bantu pasien untuk turun dari timbangan
h. Kembalikan timbangan diposisi semula
i. Catat hasilnya.
Perhatian:
a. Jika timbangan menggunakan roda maka kuncilah timbangan
sebelum pasien naik ketimbangan.
b. Jika timbangan menggunakan display digital pastikan tandanya
di nol.
2. Timbangan duduk:
a. Beritahu pasien,
b. Bawa pasien kedekat timbangan,
c. Kunci timbangan untuk mencegah timbangan bergerak,
d. Tempatkan timbangan disamping tempat tidur / kursi roda pasien
dengan lengan kursi timbangan terbuka,
e. Pindahkan pasien ketimbangan,
f. Tutup lengan kursi timbangan kedepan dan kuncilah,
g. Ukur berat pasien,
h. Bukalah kunci lengan kursi timbangan dan pindahkan pasien
ketempat tidur atau kursi roda.
i. Catat hasilnya.
3. Timbangan tidur:
a. Beritahu pasien akan ditimbang dan jaga privacy pasien,
b. Bawa pasien kedekat timbangan dan kunci roda timbangannya,
c. Arahkan pasien disisi timbangan,
d. Lepaskan kerangka pengaman,
e. Rendahkan strecer terhadap matras
f. Angkat pasien ketimbangan
g. Ukur berat badan pasien
h. Kembalikan pasien keposisi semula
i. Catat hasilnya
Ruang penyakit dalam, ruang penyakit bedah

72

F. Pemeliharaan Timbangan
1. Bersihkan timbangan dari noda / kotoran setelah selesai pakai
2. Lakukan pengecatan ulang bila sudah ada karat pada timbangan, agar dapat
tampil seperti baru kembali
3. Lakukan kalibrasi setiap 6 bulan sekali untuk mengembalikan fungsi secara
normal

G. Prosedur Kalibrasi Timbangan


1) Persiapan
a. Kondisikan anak timbangan standar selama satu malam dalam ruangan
kalibrasi.
b. Bersihakan anak timbangan standar menggunakan kuas halus secara
perlahan-lahan keseluruh anak timbangan standar.
c. Letakkan anak timbangan standar yang dibutuhakan sesuai dengan
resolusi dan range dari timbangan yang akan diukur. Usahakan
penempatan anak timbangan standar sedeka mungkin dengan timbangan
yang akan digunakan untuk menimbang.
2) Kalibrasi
a. Pemeriksaan Nilai Scala (Scale Value)
1) Nol-kan timbangan , kemudian catat pembacaan sebagai z.
2) Letakkan standar massa dengan massa nominal sama dengan nilai
skala maksimum timbangan, kemudian catat pembacaan sebagai q.
3) Hitung pembacaan timbangan sebagai r = q z.

73

4) Hitung perbedaan antara pembacaan timbangan dengan massa


konvensional standar massa yang digunakan,
5) Bila

s=M std r

> nilai skala terkecil, lakukan pengaturan penggunaan

piranti dan pengaturan sensitifitas yang pada timbangan yang


dikalibrasi.

b. Daya ulang pembacaan (Repeatability of Reading)


1) Kapasitas maksimum
i. Atur dial setting pada posisi nol dan tanpa beban diatas pan, catat
pembacaan nilai skala sebagai

z1

ii. Letakkan standar massa dengan kapasitas maksimum, catat


pembacaan nilai skala sebagai

m1

iii. Ambil standard massa dari pan, kemudian baca penunjukkan nilai
1 z 1
iv. Hitung r 1=m
v. Ulangi langkah 1 sampai 3 sebanyak 10 kali.
c. Setengah kapasitas maksimum
1) Atur dial setting pada posisi nol dan tanpa beban diatas pan, catat
pembacaan nilai skala sebagai

z1

2) Letakkan standar massa dengan kapasitas maksimum, catat


pembacaan nilai skala sebagai

m1

3) Ambil standard massa dari pan, kemudian baca penunjukkan nilai


1 z 1
4) Hitung r 1=m
5) Ulangi langkah 1 sampai 3 sebanyak 10 kali.
d. Penyimpangan penunjukkan
1) Nol kan timbangan, kemudian catat pembacaan sebagai
74

z 1.

2) Letakkan standar massa di timbangan, catat pembacaan dengn beban


m.2
3) Angkat standar massa, tunggu sampai pembacaan timbangan stabil,
kemudian letakkan kembali standar massa, catat pembacaan dengan
beban

m2 .

4) Setelah itu angkat standar massa dari timbangan dan catat pembacaan
timbangan saat beban sebagai

z2 .

5) Lakukan serangkaian penimbangan pada interval yang sama untuk


setiap 1/10 kapasitas timbangan.
e. Efek pembebanan tidak dipusat pan
1) Lakukan pengukuran dengan standar massa di pusat pan, kemudian
secara berurutan letakkan standar massa di depan, belakang, kiri,
kanan pusat pan dan catat pembacaan timbangan untuk setiapa posisi
beban tersebut.
2) Pengukuran dilakukan dengan standar massa tunggal, 1/3 atau dari
kapasitas maksimum timbangan.
3) Ulangi langkah tersebut dengan membalik proses pengukuran dari
proses proses pengukuran pertama, yaitu pengukuran dimulai dari
kanan, kiri, belakang, dan depan.
f. Hysterisis
1) Nol kan timbangan, kemudian catat pembacaan sebagai

z 1.

2) Letakkan standar massa M dengan massa nominal di sekitar nilai


skala timbangan, catat sebagai

m1 .

3) Berikan tambahan massa M hingga M + M mendekati nilai skala


maksimum timbangan.
4) Ambil massa tambahan M dengan M tetap di pan, catat pembacaan
sebagai

m2.

75

5) Ambil massa standar M dan catat pembacaan

z2 .

6) Ulangi prosedur diatas tiga kali.

g. Perhitungan
Standar Deviasi, Rata rata, Koreksi, Histerisis dan Ketidakpastian.
1) Daya ulang pembacaan
r=mz
r = daya ulang pembacaan
m = hasil penguuran ada beban.
Z = hasil pengukuran zero tanpa beban

Simpangan baku
a. Standar Deviasi

s=

Xi x

b. Rata rata
=

( m1z 1 )+(m 2z 2)
2

1) Koreksi (K)
Massa Konvensional Rata rata
2) Histerisis
m1- m2
z1 z2
76

m1 = Hasil pengukuran timbangan standar ke 1


m2 = Hasil pengukuran timbangan standar ke 2
z1 = Hasil pengukuran zero sebelum diberi beban ke 1
z2 = Hasil pengukuran zero sebelum diberi beban ke 2
h = (m1 m2) (z1 z2)
1. Ketidakpastian
a. Ketidakpastian anak timbangan standard
mi= U C
/k
U
b. Ketidakpastian daya ulang pembacaan
Ketidakpastian kemampuan baca timbangan

U (res)

a
n

dengan catatan : a = 5 x resolusi timbangan


c. Ketidakpastian ketidakstabilan anak timbangan standard u (

di

Ketidakstabilan anak timbangan diambil bedasarkan data data


sertifikat kalibrasinya
d. Ketidakpastian Bouyancy Udara
b = 1 ppm x titik ukur
6
1 ppm = 10

Dengan catatan : Batas variasi buoyancy udara diestimasi 1


ppm dari nominal
b
u ( b )= 3
e. Regresi
y i=a+ bxi
77

Dimana : yi adalah besarnya massa suatu benda ke i


xi adalah penunjukkan pembacaan timbangan ke i
a, b adalah koefisien regresi linier
Rumus Koefisien :

b x
a=y

b=

xi x 2

yi y

( Xi x )

f. Ketidakpastian penyimpangan penunjukkan


Uc

ci

+ u (

di

) = u (

mi

) + u (repeat) + u (res) + u (b) + u (regresi)

BAB VI
PEMBAHASAN ALAT BEDSIDE MONITOR

78

A. Spesifikasi
Merk : General Electronic
Type : Dash 3000
SN : 9975431

B. Pengertian dan Fungsi Bedside Monitor


Bedside Monitor adalah suatu alat yang digunakan untuk memonitor vital
sign pasien, berupa detak jantung, nadi, tekanan darah, temperatur bentuk pulsa
jantung secara terus menerus.
C. Parameter Bedside Monitor
Parameter adalah bagian-bagian fisiologis dari pasien yang diperiksa melalui
pasien monitor. Jika kita ketahui ada sebuah pasien monitor dengan 5 parameter,
79

maka yang dimaksud dari lima parameter tersebut adalah banyaknya jenis
pemeriksaan yang bisa dilakukan oleh pasien monitor tersebut.
Didalam istilah pasien monitor kita mengetahui beberapa parameter yang diperiksa,
parameter itu antara lain adalah :
1. EKG adalah pemeriksaan aktivitas kelistrikan jantung, dalam pemeriksaan ECG
ini juga termasuk pemeriksaan Heart Rate atau detak jantung pasien dalam
satu menit.
2. Respirasi adalah pemeriksaan irama nafas pasien dalam satuan menit.
3. . Saturasi darah / SpO2, adalah kadar oksigen yang ada dalam darah.
4. Tensi / NIBP (Non Invasive Blood Pressure) / Pemeriksaan tekanan darah.
5. Temperature, suhu tubuh pasien yang diperiksa.

D. Jenis Bedside Monitor


1. Pasien Monitor Vital Sign
monitor ini bersifat pemeriksaan stndar, yaitu pemeriksaan ECG,
Respirasi, Tekanan darah atau NIBP, dan Kadar oksigen dalam darah /
saturasi darah / SpO2.
2. Pasien Monitor 5 Parameter
Pasien monitor ini bisa melakukan pemeriksaan seperti ECG, Respirasi,
Tekanan darah atau NIBP, kadar oksigen dalam darah / saturasi darah /
SpO2, dan Temperatur.
3. Pasien Monitor 7 Parameter
Pasien monitor ini biasanya dipakai diruangan operasi, karena ada satu parameter
tambahan yang biasa dipakai pada saat operasi, yaitu ECG, Respirasi, Tekanan
darah atau NIBP (Non Invasive Blood Pressure) , kadar oksigen dalam darah /
Saturasi darah / SpO2, temperatur, dan sebagai tambahan adalah IBP (Invasive Blood
Pressure) pengukuran tekanan darah melalui pembuluh darah langsung, EtCo2 (End
Tidal Co2) yaitu pengukuran kadar karbondioksida dari sistem pernafasan pasien.
80

E. Nama lain dari Bedside Monitor adalah:


1. Cardiorespiratory Monitors
2. Apnea Alarms dan repiration monitor
3. Patient Monitor
F. Komponen Alat
1. Preamplifier
2. Modul elektrode dan pasien kabel
3. Parameter sesuai kebutuhan
4. Monitor

G. Blok Diagram

81

H. Prinsip Kerja Blok Diagram


1.

Power supply board fungsinya untuk:


a. Penyearah dan filter input tegangan AC
b. Penstabil dan menghasilkan tegangan DC untuk semua rangkaian
c. Baterai charger
d. Menghasilkan perintah power fail ke main board
e. Memilih ON/OFF DC power supply dari front panel
f. Mematikan DC power supply, jika terjadi kerusakan pada power

2.

LCD Display :
Menghasilkan gambar bagi tampilan sinyal-sinyal hasil pengukuran yang
telah diolah dan didapatkan dari main prosessor board.
82

3. Backlight :
Tampilan bagi belakang layar dua tegangan anoda (200 v dan 6 KV), heater
current kontrol grid voltage, arus katoda.
4. Main Board
Fungsinya untuk, afirmware programed microcomputer, system timing,
interface, pada rangkaian lainnya seperti display monitor, spiker front-end
dan keyboard, alarm, recorder serta interface pada keluaran dan mini
recorder.
5. Keypad
Fungsinya keypad board adalah untuk mengetik dan mengisi data-data
pasien yang sedang diperiksa dan memberikan perintah-perintah untuk
melakukan program yang akan dilakukan .
6. Main Connector Board
Terdiri dari 3 fungsi blok: ECG/Defib syn, Unity, Auxilary port, Expansion
and docking port.
Auxilary parameter board dibagi dalam 3 daerah operasi utama:
Input channel (2 pressure dan 2 temperatur)
Control dan A/D konversion dari front panel dan semua input channel
(pressure, temperatur, ECG, peripheral pulse dan respiration)
I.

Standar Operasional Prosedur

1.
2.

Lepaskan penutup debu


Siapkan aksesoris dan pasang sesuai kebutuhan
83

3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.

Hubungkan alat ke terminal pembumian


Hubungkan alat ke catu daya
Hidupkan alat dengan menekan/mamutas tombol ON/OFF
Set rentang nilai (range) untuk temperatur, pulse dan alarm
Perhatikan protap pelayanan
Beritahukan kepada pasien mengenai tindakan yang akan
dilakukan
Hubungkan patient cable, stap dan chest electrode ke pasien dan
pastikan sudah terhubung dengan baik.
Lakukan monitoring
Lakukan pemantauan display terhadap heart rate, ECG wave form,
pulse, temperatur, saturasi oksigen (SpO2), NiBP, tekanan
hemodinamik.
Setelah pengoperasian selesai matikan alat dengan menekan
tombol ON/OFF.
Lepaskan hubungan alat dari catu daya.
Lepaskan hubungan alat dari terminal pembumian.
Lepaskan patient cable, strap, chest electrode dan bersihkan.
Pastikan bahwa Bedside Monitor dalam kondisi baik dan siap
difungsikan lagi.
Pasang penutup debu.
Simpan alat dan aksesoris ke tempat semula

J. Pemantauan Fisik Bedside Monitor

1. Secara umum pemeriksaan fisik yang dilakukan untuk peralatan


bedside monitor adalah sebagai berikut:
84

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.

chassis / selungkup
kotak kontak
terminal pembumian
kabel daya
saklar ON/OFF
sikring
patient cables
fitting / connector
electrode & streps
control / pengatur
battery / charger
indikator / display
user calibration
alarm
audibla signals
aksesori
kebersihan alat

BAB VII
PEMBAHASAN STERILISATOR LABORATORIUM

85

A. Spesifikasi
Merk : Memmert ( Laboratory Incubator Oven )
Type : BM 200
Suhu : 10 70 derajat celcius

B. Fungsi
Oven adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk memanaskan ataupun
mengeringkan. Biasanya digunakan untuk mengeringkan peralatan gelas
laboratorium, zat-zat kimia maupun pelarut organik. Dapat pula digunakan untuk
mengukur kadar air.Tidak semua alat gelas dapat dikeringkan didalam oven,
hanya alat gelas dengan spesifikasi tertentu saja yang dapat dikeringkan, yaitu
alat gelas dengan ketelitian rendah. Oven juga merupakan alat sterilisasi
86

menggunakan udara kering bertemperatur tinggi. Oven termasuk alat sterilisasi


secara fisik karena menggunakan suhu dan tekanan.
C. Fungsi Tombol
1. Tombol POWER adalah tombol yang digunakan untuk menghidupkan
ataupun mematikan oven. Selain itu terdapat tombol untuk menyalakan atau
mematiakn kipas.
2. Knop berwarna biru berfungsi untuk menaik turunkan kecepatan putaran
kipas.
3. Pada bagian depan oven terdapat 2 layar yang menunjukkan suhu. Layar PV
menunjukkan suhu alat sedangkan layar SV menunjukkan suhu yang
diinginkan.
4. Tombol SET, UP (panah keatas) dan DOWN (panah kebawah) digunakan
untuk mensetting suhu yang diinginkan. Dapat pula untuk mensetting waktu.

D. Pembersihan Oven
1. Prediksi Kotoran
a. Berdebu
b. Karatan : akibat terkena bahan-bahan kimia

2. Cara Membersihkan
a. Mempersiapkan bahan dan alat yang digunakan untuk
membersihkan oven.
b. Oven dibersihkan terlebih dahulu dengan menggunakan lap
basah.
c. Setelah itu bagian oven yang karatan (pada bagian rak besi)
dibersihkan dengan menggunakan amplas halus.
d. Setelah diamplas lap kembali dengan lap basah agar terlihat
bagian yang sudah bersih dan masih kotor.
87

e. Apabila masih ada kerak-kerak (karat), bagian itu disikat


perlahan kembali dengan amplas halus.
f. Setelah sudah bersih lap kembali dengan menggunakan lap
basah dan keringkan dengan menggunakan tisu dan Oven
pun sudah bersih bisa untuk digunakan kembali.

E. Kalibrasi Oven
1. Siapkan Thermometer yang sudah standar atau telah dikalibrasi.
2. Bandingkan suhu thermometer dengan suhu pada oven.
3. Lakukan percobaan pembandingan berulang ulang , kurang lebih sampai 5
sampel.
4. Lalu lihat hasilnya , apakah suhu sama dengan setting pada thermometer.
5. Catat hasi Kalibrasi, temple stiker kalibrasi / verifikasi.

BAB VIII
PEMBAHASAN ALAT DENTAL X RAY

88

A. Spesifikasi Alat
MERK

TROPHY

MODEL

IRIX 70

X-ray generator (POWER


NEEDED, VAC)
Type (CONFIGURATION)

AC, microprocessor controlled

Kv range (X-RAY GENERATOR)

70

Ma range (IMAGING SYSTEM)

EXPOSURE TIME, sec


(MICROMANIPULATORS)

0.02-3

SID, mm (X-RAY GENERATOR)

200300

MARKETED SINCE (GRAPHICS


DISPLAY)

1984

SYSTEM TYPE (SCAN DISPLAY)

Intraoral

OPERATING CONSOLE (X-RAY


GENERATOR)

SophisticatedDigital display, flat touchpanel,


memory functions, autodiagnostics

Location (COMPOSITION)

Front panel, optional remote

POWER REQUIREMENTS VAC,


Hz (DISPLAY)

100/110/120/230. 50/60

Current, a

10

SYSTEM WEIGHT, kg

30

std configuration

Contact dealers

AIMING/POSITIONING FILM
HOLDER (X-RAY GENERATOR)

Removable

SYSTEM CAPABILITIES TMJ


(POWER NEEDED)

Yes

Cephalometric (PATIENT
CHARACTERISTICS)

Yes

Others (OTHER AVAILABLE


ROTORS)

Bitewing and occlusal exposures

PATIENT CHARACTERISTICS

89

Adult (TEST CAPABILITY)

Yes

Pediatric (PATIENT
CHARACTERISTICS)

Yes

Seated (PATIENT
CHARACTERISTICS)

Optional

FILM SIZES (X-RAY


GENERATOR)

Multiple sizeAll intraoral

X-RAY TUBE ANODE


Type (CONFIGURATION)

Stationary

Minimum total filtration, mm al 2.5


(X-RAY TUBE ANODE)
Focal spot size, mm (X-RAY
TUBE)

0.7 (IEC 336)

OTHER ATTRIBUTES

Wall-mount, ceiling- mount, mobile, seated, floor-

(Interference compensation)

mount, unit-mount configurations. Meets


requirements of CE mark, CSA, EMC, and UL.

B. Pengertian Dental Xray


Dental x-ray adalah alat yang digunakan untuk mendapatkan gambar dari
gigi, tulang, dan jaringan lunak disekitarnya, untuk membantu menemukan
masalah pada gigi, mulut, dan rahang.
Gambaran radiografinya dapan menunjukkan, struktur gigi yang berlubang,
struktur gigi yang tersembunyi (gigi bungsu) dan tulang keropos yang tidak bisa
dilihat pada pemeriksaan visual.
C. Prinsip Dasar Alat
Dental X-rays adalah gambar gigi, tulang, dan jaringan lunak di sekitar
mereka untuk membantu menemukan masalah dengan gigi, mulut, dan rahang.
X-ray dapat menampilkan gambar cavities, tersembunyi gigi struktur (seperti gigi
bungsu), dan tulang kerugian yang tidak dapat dilihat pada pemeriksaan visual.
Dental X-rays juga dapat dilakukan sebagai tindak lanjut setelah perawatan gigi.
90

Berikut jenis gigi Sinar X biasanya digunakan. X-rays menggunakan jumlah


kecil radiasi. Bitewing X-rays menampilkan kembali atas dan bawah gigi dan
bagaimana gigi saling berhubungan dalam satu tampilan. X-rays ini digunakan
untuk memeriksa kerusakan antara gigi dan menunjukkan seberapa baik atas dan
bawah baris gigi atas. Mereka juga menunjukkan tulang kerugian parah ketika
karet atau penyakit infeksi gigi yang hadir.
1. Periapical X-rays menampilkan seluruh gigi, dari mahkota terkena ke
ujung akar dan tulang yang mendukung gigi. X-rays ini digunakan
untuk menemukan masalah gigi di bawah garis karet atau di rahang,
seperti gigi yang terkena dampak, abscesses, cysts, Tumors, tulang
dan perubahan yang terhubung ke beberapa penyakit.
2. Occlusal X-rays menunjukkan atap atau lantai dari mulut dan
digunakan untuk menemukan ekstra gigi, gigi yang belum rusak
melalui gums, rahang fractures, yang retak di atap mulut (celah
langit-langit), cysts, abscesses, atau growths. Occlusal Sinar X juga
dapat digunakan untuk menemukan benda asing.
3. Panoramic X-rays menunjukkan luas melihat dari mulut, gigi,
sinuses, nasal daerah, dan temporomandibular (rahang) sendi. X-rays
ini tidak menemukan cavities. X-rays ini menunjukkan masalah yang
berdampak seperti gigi, tulang abnormalities, cysts, solid growths
(Tumors), infeksi, dan fractures.
4. Digital X-ray adalah metode baru yang digunakan di beberapa kantor
gigi. Sebagian kecil Sensor unit mengirimkan foto ke komputer yang
akan direkam dan disimpan. A full-mulut rangkaian periapical X-rays
91

(sekitar 14-21 X-ray film) yang paling sering dilakukan saat orang
pertama kunjungan ke dokter gigi. Bitewing X-rays checkups selama
ini digunakan untuk mencari gigi busuk. Panoramic X-rays dapat
digunakan sewaktu-waktu. Dental X-rays dijadwalkan bila Anda
memerlukannya berdasarkan usia, risiko untuk penyakit, dan tandatanda penyakit.

Dental X-rays dilakukan ke: Menemukan masalah dalam mulut seperti gigi
busuk, kerusakan pada tulang yang mendukung gigi, dan gigi cedera (seperti
rusak akar gigi). Dental X-rays sering dilakukan untuk menemukan masalah ini
lebih awal, sebelum gejala yang hadir.
1. Menemukan gigi yang tidak di tempat yang tepat atau tidak
melanggar melalui getah benar. Gigi yang terlalu ramai untuk
memutuskan melalui Gusi dipanggil berdampak.
2. Menemukan cysts, solid growths (Tumors), atau abscesses.
3. Memeriksa lokasi tetap tumbuh gigi di rahang pada anak-anak
mereka yang masih memiliki dasar (atau bayi) gigi.
4. Rencana perawatan untuk besar atau ekstensif cavities, root kanal
operasi, penempatan dental implants, dan sulit kepindahan gigi.
5. Rencana perawatan gigi yang tidak lurus berkerut atas (perawatan
orthodontic).
6. Tanpa X-rays, dokter gigi lewatkan tahap awal antara kerusakan gigi.

D. Jenis Pengambilan Gigi dengan Sinar X


92

1. Pengambilan gambar gigi dengan film kecil biasanya digunakan alat yang
biasanya disebut Dental X-Ray
2. Pengambilan gambar gigi dengan film besar biasanya digunakan alat yang
biasanya disebut Panoramic X-Ray

E. Gambar Kelengkapan Dental Xray

F. Gambar Kelengkapan Dental Panoramic

93

G. Bagian bagian Pesawat Dental Xray


CONTROL PANEL/TIMER

1.

Kontrol panel
Berfungsi untuk mengatur parameter pesawat. Pada panel
kontrol terdapat ekspose switch, lampu ready, pengatur waktu, dan
beberapa panel indikator.Pada pesawat dental, kV dab mA sudah diatur dari
pabrikpembuatan pesawat. kV standar 70, mA antara 1,0 - 5,0 dan Second
1.
2. Extension arm
94

Fungsinya sebagai tiang penyangga dan penghubung


antara panel kontrol dan tube head. Bagian ini dapat berputar dan bergerak
vertikal melalui kuk yang dapat berputar 360 secara horizontal dimana ia
terhubung.

3. Tube head
Sebagai tempat diproduksinya sinar-x. Tabung sinar-x menggunakan
anoda statis karena keterbatasan ruang tube head. Tabung ini memancarkan
radias dalam bentuk foton (x-ray).
4. Silinder conus
Fungsinya untuk meluruskan tube head ke pasien dan film. Silinder
conus dilengkapi dengan timbal untul mencegah penyebaran radiasi.
Terdapat dua jenis conus, yaitu silinder ujung terbuka dan silinder ujung
tertutup.

H. Circuit Diagram Dental X-Ray dan Panel Control

95

96

I. Pemeliharaan Dental Xray


1. Cek dan bersihkan seluruh bagian alat
2. Cek sistem catu daya, perbaiki bila perlu
3. Cek fungsi pergerakan tube head dan arm, perbaiki bila perlu
4. Cek kontrol, perbaiki bila perlu
5. Cek fungsi pewaktu (timer), perbaiki bila perlu
6. Lakukan pengukuran arus bocor
97

7. Lakukan pengukuran tahanan kabel pembumian alat


8. Lakukan uji kinerja alat

J. Prosedur Penggunaan Dental Xray


1. Persiapan
-

Lepaskan penutup debu.


Siapkan accessories.
Siapkan bahan operasional film
Gunakan kelengkapan proteksi radiasi dan monitoring dosis radiasi.
Periksa hubungan alat ke terminal pembumian.

2. Pelaksanaan
- Perhatikan protap pelayanan.
- Letakkan kaset yang berisi film pada tempatnya.
- Atur kondisi pemotretan sesuai dengan kebutuhan
pemeriksaan.
- Lakukan pemotretan dengan menekan tombol expose.
- Ambil hasil pemotretan untuk diproses lebih lanjut
1. Persiapan
3. Pengemasan / Penyimpanan
- Lepaskan penutup debu.
- - Kembalikan
tombol ke posisi minimun/nol.
Siapkan accessories.
- - Matikan
alatoperasional
dengan menekan
ON/OFF ke posisi OFF.
Siapkan bahan
film
- - Lepaskan
kelengkapan
proteksi
dan
monitoring
radiasi
Gunakan kelengkapan proteksi radiasi dan
monitoring
dosis radiasi.
simpan
pada
- dan
Periksa
hubungan
alat tempatnya.
ke terminal pembumian.
- Lepaskan hubungan alat dari catu daya.
- Lepaskan hubungan alat dari terminal pembumian.
- 2. Bersihkan
alat.
Pelaksanaan
- Pasang penutup debu.
- Perhatikan protap pelayanan.
- Catat beban kerja alat dalam jumlah expose.
- Letakkan kaset yang berisi film pada tempatnya.
- Atur kondisi pemotretan sesuai dengan kebutuhan
pemeriksaan.
- Lakukan pemotretan dengan menekan tombol expose.
- Ambil hasil pemotretan untuk diproses lebih lanjut

98

BAB IX
PENUTUP

A. Penutup
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan anugerah serta kasih karunianya dan mendampingi selalu umatnya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan di RSUP DR
Sardjito yang disusun berdasarkan kemampuan dan pengetahuan yang ada pada
penulis. Penulis masih menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam
laporan ini, oleh karena itu penulis menharapkan kritik dan saran yang berguna
dan juga membangun daripihak pendidikan dan perusahaan untuk perbaikan
dimasa yang akan dating, sehingga dapat bermanfaat bagi angkatan dibawah
kami selanjutnya yang kiranya akan mengalami hal seperti kami. Diharapkan
laporan ini berguna bagi rekan rekan mahasiswa di Politeknik Kesehatan
Jakarta II dan secara khusus untuk pihak perusahaan dan Jurusan Teknik

99

Elektromedik, agar laporan ini dapat sebagai referensi tertulis maupun wawasan
bagi siapa saja.
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini terselenggara oleh kerjasama antara
RSUP DR Sardjito dan Politeknik Kesehatan Jakarta II juruan Teknik
Elektromedik serta alumni yang juga berperan penting dalam Praktek Kerja
Lapngan ini, yang secara langsung manfaatnya dapat dirasakan oleh mahasiswa.

B. Kesan
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak RSUP DR Sardjito
yang telah member kesempatan untuk dapat Praktek Kerja Lapangan disini
selama 1 bulan serta kepada insruktur instruktur yang telah membimbing kami
dan memberikan banyak pengajaran dan ilmu ilmu baru dan kami lebih dapat
mengetahui tentang dunia kerja di Rumah Sakit, untuk bekal kami bila nanti
terjun di dunia kerja.

C. Pesan
Penulis meminta maaf yang sebesar besarnya bila tedapat kekurangan
maupun kesalahan selama kami Praktek Kerja Lapangan di Rumah Sakit Umum
Pusat DR Sardjito dan tetap jaga terus semangat kekeluargaan di RSUP DR
Sardjito agar tetap maju dan berkembang dalam peningkatan mutu dan kualitas
dimasa yang akan datang.

D. Kesimpulan
100

Pada Praktek Kerja Lapangan ini sangat bermanfaat bagi penulis juga sebagai
Mahasiswa Jurusan Teknik Elektromedik dalam pengenalan troubleshooting dan
berbagai metode kalibrasi alat alat kesehatan. Selain itu kami juga telah
memahami bagaimana dunia kerja yang akan kami jalani nanti dalam bidang alat
kesehatan di Rumah Sakit.

DAFTAR PUSTAKA

kapernaum92kkdeyra.files.wordpress.com/2013/02/hemodialyzer.docx
hemodialisa.files.wordpress.com
http://www.scribd.com/doc/109584795/MESIN-HEMODIALISIS
haxunamatata.blogspot.com
http://www.ristek.go.id/file/upload/lain_lain/bencana_aceh/air_asin.htm
http://akbarsyahputraatem.blogspot.com/
rizqimurtafiah.blogspot.com/2011/12/pemeliharaan-dan-kalibrasialat.html

101

LAMPIRAN

A. PERBAIKAN & PEMELIHARAAN PERALATAN MEDIS


RSUP Dr. SARDJITO
Pada RSUP Dr. Sardjito pemeliharaan pada alat- alat kesehatan dibagi
menjadi 2 bagian, diantaranya pemeliharaan 3 bulanan dan pemeliharaan 4
bulanan. Alat medis yang masuk dalam pemeliharaan 3 bulanan meliputi :
1.
2.
3.
4.
5.

Syringe pump
Infuse pump
Incubator
Ventilator
CPAP
Yang termasuk dalam pemeliharaan 4 bulanan adalah semua alat selain
yang tercantum dalam pemeliharaan 3 bulanan.
Berikut ini adalah data alat dan langkah pemelihraan yang kami lakukan
selama PKL di RSUP Dr. SardjitoYogyakarta sebagai berikut :

1. Data Alat
Nama Alat

: Tensimeter

Merk

: Reister

Type

: Nova Presameter

Made in

: Germany

102

a. Fungsi Alat

Untuk mengukur tekanan darah pasien

b. Keluhan

Pengukuran tekanan darah tidak akurat

c. Analisa Kerusakan
1. Air raksa kotor
2. Tabung bocor
3. Air raksa kurang
4. Menset bocor
5. Selang bocor
6. Bulb bocor

d. Tindakan/ Langkah Kerja

1. Kita siapkan toolset


2. Cek dsn bersihkan seluruh bagian alat
3. Kita ukur menggunakan DPM, kita catat hasilnya dan simpulkan
apakah masuk dalam batas toleransi
4. Cek kondisi manset bila perlu ganti
5. Cek fungsi bulb pump bila perlu ganti
6. Cek kondisi tabung skala air raka
103

7. Cek air raksa bila


8. Keluarkan semua air raksa yang berada di dalam tabung
9. Bersihkan tabung air raksa
10. Bersihkan air raksa menggunakan syringe yang diberi kapas.
11. Setelah tabung bersih masukan kembali air raksa dengan syringe
12. Tambahi air raksa bila kurang
13. Posisi air raksa harus dalam posisi Nol
14. Setelah dirapikan cek kembali dengan menggunakan DPM apakah
dalam batas toleransi yang di izinkan apa tidak.
15. Uji kerja Alat
16. Setelah pemeliharaan selesai lakukan penyentangan pada label yang
telah disediakan.
e. Hasil

Setelah dilakukan pengecekan dan pembersihan, tensimeter dapat


berfungsi dengan baik dan siap di fungsikan.

2. Data Alat
Nama Alat

: Defibrilator
104

Merk/ type

: Philip

5) Fungsi Alat

Peralatan yang mengirimkan kejutan listrik ke otot jantung yang sedang


mengalami fibrilasi (kekacauan ritme). Dengan menggunakan pedal /
elektroda yang dipasang pada tubuh untuk mengetahui keadaan dari
pasien.

6) Keluhan

Alat tidak berjalan normal

c. Analisa Kerusakan :
1. kesalahan pengoperasian
2. kesalahan settingan.

d. Tindakan/ Langkah Kerja :


1. Siapkan alat defibrillator
105

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Cek dan bersihkan seluruh bagian alat


lakukan pengecekan pada alat
Cek tombol dan display
Cek system alarm
Operasikan alat . setting dengn settingan yang dibutuhkan.
kemudian tekan charge, lalu tekan shock
Lihat hasilnya pada kertas apakah hasil joule yang keluar sesuai
settingan apa tidak. Kalau masih dalam batas toleransi berarti

alat masih berfungsi dengan baik.


9. Cek fungsi sistem Alat
10. Cek fungsi printer
11. Cek fungsi paper speed
12. Cek fungsi baterai pack
13. Ingatkan user untuk jangan lupa

membaca

petunjuk

penggunaan sebelum mengoperasikan alat. Kesalahan alat


dapat mempengaruhi kerja alat.
14. Bersihkan alat dan Uji kerja alat.
15. Lakukan penyentangan pada label yang telah tersedia untuk
menandakan alat untah dilakukan pemeliharaan.
16. Jangan lupa menulis lembar kerja.
e. Hasil :
Setelah dilakukan pengecekan alat tidak mengalami kerusakan, hanya
kesalahan operasional . Alat berfungsi dengan baik dan siap di
digunakan.

3. Data Alat
Nama Alat

: USG

Merk/ type

: Philip / HD 15

SN

: US 71320556

106

a.

Fungsi Alat

Untuk memperkirakan usia kandungan dan


memperkirakan hari persalinan. Dalam dunia kedokteran secara
luas, alat USG (ultrasonografi) digunakan sebagai alat bantu untuk
melakukan diagnosa atas bagian tubuh yang terbangun dari cairan.

b. Keluhan

:
Mouse tidak dapat berjalan normal

c. Analisa Kerusakan :
bagian mouse kotor

d. Tindakan/ Langkah Kerja


1. Cek dan bersihkan seluruh bagian alat
2. Cek fungsi probe patient
3. Cek Joy stick dan track ball, bersihkan jika kotor
4. Cek monitor
5. Cek fungsi tombol dan display
6. Cek fungsi sistem alarm
7. Cek fungsi paper speed
8. Cek kabel power dan grounding
9. Cek fungsi bateray pack
10. Cek fungsi alat
11. Cek fungsi printer, camera dan shutter
12. Uji kinerja alat
13. Jangan lupa mencetang pada label pemeliharaan dan tulis pada
lembar kerja.

107

e. Hasil :
Setelah dilakukan pengecekan pembersihan pada mouse Alat dapat
berfungsi dengan baik dan siap di gunakan.

4. Data Alat
Nama Alat

: Syringe pump

Merk/ type

: fresenius kabi /
injectomat Angilia

Nomor seri

: 20979010

Frekuensi

: 50/60 Hz

7) Fungsi alat :
1. Memasukan cairan atau obat ke tubuh pasien.
2. Untuk mencegah periode kadar obat atau cairan yang
dimasukan, dimana tingkat obat di dalam darah terlalu tinggi
atau terlalu rendah.
3. Menghindari penggunaan tablet yang dikarenakan pasien yang
mengalami kesulitan dalam meminum tablet.
8) Keluhan :
Alat tidak bekerja kalau tidak dihubungkan dengan jala- jala PLN

9) Analisa Kerusakan :
Life time Baterai habis
108

10) Tindakan / Langkah Kerja :


1. cek kabel power
2. memeriksa chassis / housing dari pump body, dan pole clamp
3. Memeriksa fungsi baterai power (unit dapat dioperasikan
4.
5.
6.
7.
8.
9.

dengan baterai).
Tekan power dan tombol menu
Pilih menu test
Masukan kode 0400
Lalu ikuti pngetesan sesuai menu yang disediakan
Kalau itu semua normal berarti alat dalam kondisi bagus.
Memeriksa ( AC/ DC ) / Bateray, lampu menyala selama

pompa dioperasikan dengan AC power.


10. Memeriksa syringe Detection 10, 20, 30, 50 mL.
11. Memeriksa Nearly Empty Alarm, Lampu Nearly Empty
blinking ketika slider tanpa syringe digerakan kearah minimal.
12. Memeriksa stop Switch dengan menekan ( STOP ) untuk
menghentikan operasional pump
13. Memeriksa Occlusion Detection
14. Memeriksa Flow rate accuracy
15. Jika baterai habis setelah dilakukan pemeliharaan charge
baterai
16. jangan lupa menulis pada lembar kerja dan menyentang pada
label tanda kalau telah dilakukan pemeliharaan.
11) Hasil :
Setelah dilakukan pengecekan alat dapat berfungsi dengan baik
dan siap di gunakan.

5. Data Alat
Nama Alat

: Infuse pump

Merk/ type

: B- Braun / Infusomat FMS

109

Nomor seri

: 15840

Frekuensi

: 50/60 Hz

a. Fungsi alat :
Untuk mengatur jumlah cairan / obat yang masuk ke dalam
sirkulasi darah pasien secara langsung melalui vena.
b. Keluhan

Tidak ada

c. Analisa Kerusakan :
Tidak ada

d. Tindakan / Langkah Kerja :


1.
2.
3.
4.
5.

cek kabel power


Memeriksa chassis / housing dari main unit dan pole champ
Memeriksa fungsi baterai power
Ketika Ac power cable dikoneksikan, lampu charge menyala
Ketika pintu tertutup dan kemudian di buka, tube clamp

menutup
6. Memeriksa fungsi start / stop/ silence
7. Memeriksa tubing firmly clamped
8. Memeriksa tubing air in- line sensor
9. Memeriksa fungsi drop sensor
10. Memeriksa delivery rate accuracy
11. Memeriksa occlusion detection pressure alarm sound.
110

12. jangan lupa menulis pada lembar kerja dan menyentang pada
label tanda kalau telah dilakukan pemeliharaan

e. Hasil :
Setelah dilakukan pengecekan, Alat dapat berfungsi dengan baik
dan siap di gunakan.

6. Data Alat
Nama Alat

: Ventilator

Merk/ type

: Halminton Medical

Nomor seri

: Galileo

Tegangan

: 110 - 240 V

Frekuensi

: 50/60 Hz

Gambar ventilator

b. Fungsi alat :
Ventilator digunakan untuk membantu pernapasan pada pasien
yang mengalami kegagalan nafas atau gangguan pernafasan.
c. Keluhan :
Gas O2 menuju ke alat bocor
111

d. Analisa Kerusakan :
1.
2.

Selang O2 ada yang bocor


Pemasangan selang O2 yang kurang
rapat

3.

Selang 02 kendor

e. Tindakan / Langkah Kerja :


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Hubungkan dengan jala- jala PLN


Pasang O2 dan air compres pada lubang O2 dan air compres
Hidupkan Alat
Tekan tombol menu
Pasang selang untuk melakukan kalibrasi
Tekan menu kalibrasi
Pilih Tightness Test ( Test Kebocoran Slang)
a. Pilih menu kalibrasi di Menu mode
b. Pilih tightness
c. Tunggu petunjuk yang ada di monitor
d. Disconnect Patient lepaskan balon test.
e. Tighten Patient System tutup bagian flowsensor yang

terbuka dengan sarung tangan sterill


f. Patient System Tight akan muncul jika tidak ada kebocoran
g. Check Patient System akan muncul jika ada kebocoran dan harus
diperiksa kembali sirkuitnya.
8. Setelah tightness test Pilih Kalibrasi Flow Sensor
a. Pilih menu Kalibrasi di Menu Mode
b. Pilih Flow Sensor
c. Tunggu petunjuk yang ada di monitor
d. Disconnect Patient lepaskan antara flow sensor dengan
flextube
e. Turn The Flow Sensor baliklah posisi flow sensor yakni selang
biru menghadap tubingnya,
f. Calibration In Progress tunggu flow sensor sedang di
kalibrasi/dibersihkan dengan 5X tekanan.
g. Turn The Flow sensor baliklah posisi flow sensor yakni slang
biru menghadap ke pasien
112

h. Calibration In Progress tunggu flowsensor masih di kalibrasi


lagi.
i. Flow Sensor is Calibrated jika flow sensor masih baik
j. Cal. Flow Sensor Failed kalibrasi gagal, ulangi lagi dengan
benar, jika masih gagal ganti flow sensor.
9. Atur settingan alarm model auto
10. Setelah selesai kalibrasi internal coba jalankan alat dengan
menggunakan settingan dan mode yang sering dipakai.
11. Cek selang- selang dan sambungan apakah terjadi kebocoran apa
tidak
12. Jangan lupa Setelah dilakukan pengecekan melakukan pencatan
pada lembar kerja dan penyontrengan pada label barang.
f. Hasil :
Setelah dilakukan pengecekan, Alat dapat berfungsi dengan baik
dan siap di gunakan.

7. Data Alat
Nama Alat

: Bedside Monitor

Merk/ type

: GE Marquette, Dash 4000

Nomor seri

: SHQ 13352060SH

Frekuensi

: 50/60 Hz

a.

Fungsi alat :
Untuk memonitoring keadaan patien secara intensif

b. Keluhan :
Hasil NIBP tidaks esuai dengan tensimeter manual
c. Analisa Kerusakan :
1. Kesalahan pemasangan mainset
2. Alat perlu dikalibrasi
113

3. Mainset rusak / perlu diganti


4. Selang mainset bocor

d. Tindaan / Langkah Kerja :


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Memeriksa secara visual chassis / housing, dan monitor


Memeriksa secara visual aksesoris
Memeriksa kabel power
Memeriksa signal Lead ECG
Memeriksa Heart Rate dengan patient simulator ( 5 % ).
(HR 30, 40,60, 80, 100, 120, 140 BPM )
Memeriksa peak pressure cuff NIBP dengan pressure meter (

3 mmHg)
8. Memeriksa SpO2 ( 10 % )
9. Memeriksa temperature accuracy
10. Accuracy on volumeter
11. Jangan lupa menulis pada lembar kerja dan menyentang label
pemeliharaan

e. Hasil :
Setelah dilakukan pengecekan alat dapat berfungsi dengan baik dan
siap digunakan.

b. Data Alat
Nama Alat

: ECG

Merk/ type

: Fukuda

Nomor seri

: AOMC 16151G

Frekuensi

: 50/60 Hz

a. Fungsi alat :
114

Untuk merekam sinyal listrik jantung manusia dengan keluaran


sinyal dimonitor atau grafik dikertas grafik.
b.

Keluhan :
Tidak ada

c. Analisa Kerusakan :
Tidak ada

d.

Tindakan / Langkah Kerja


Pemeliharaan :

1. Cek dan bersihkan seluruh bagian alat


2. Cek kabel patient EKG
3. Cek extermitas electrode bila perlu ganti
4. Cek chest electrode ganti bila perlu
5. Cek fungsi lead selector
6. Cek fungsi tombol dan display
7. Cek fungsi sistem alarm
8. Cek fungsi paper speed
9. Cek kabel power cord dan grounding
10. Cek fungsi batteray pack
11. Cek filter dan dumping
12. Uji koinerja alat
13. Jangan lupa menulis pada lembar kerja dan menyontreng label

c. Data Alat
Nama Alat

: x-ray mobil

Merk/ type

: simadzu/MU125

No. Seri

:0262M05502

a. Fungsi Alat :
115

Sebagai pesawat X ray portable, untuk merongtion pasien


yang tidak memungkinkan untuk melakukan foto rongtion pada
ruang radiologi.
b. Keluhan :
Tidak bisa ekspose
c. Analisa Kerusakan :
1. Tombol ekspose rusak
2. Tidak ada tegangan tinggi di Anoda
3. Pemanasan filament putus

d. Tindakan/ Langkah Kerja


1. Siapkan tool set
2. Hubungkan alat dengan jala jala PLN
3. Lakukan uji fungsi alat
4. Analisa kerusakan
5. Cek tombol ekspose
6. cek konektor dari PLN ke autotrafo nyambung apa tidak
7. Cek konektor dari autotrafo
8. kencangi konektor yang lepas
9. lakukan uji fungsi alat

e. Hasil
Setelah dilakukan perbaikan dengan menghubungkan konektor
yang terlepas alat dan dilakukan uji fungsi alat dapat bekerja
kembali

116

LAMPIRAN
Label Maintenance, Lembar Kerja, Lembar Kalibrasi dan Jadwal
Maintenance dan Inventaris alat

117

RUMAH SAKIT DR. SARDJITO YOGYAKARTA


INSTALASI PEMELIHARAAN SARANA RUMAH
SAKIT

FORM

LAPORAN KERJA
NOMOR :

Lap. Via surat :


Nomor/Tanggal
Laporan diterima tanggal
Nama pelapor
Instalasi/Unit/Bagian

Jam
:
Telpon :

KELUHAN KERUSAKAN

Tangg
al
Klarifikasi
Mulai
perbaikan
Selesai

Jam

Nama user
Inst/unit/ba
g
Tanda
tangan

Nama
alat

Merk
Type

118

diserahkan

No. Seri

TINDAKAN YANG DILAKUKAN

Teknisi
pelaksana
1.

Tanda tangan

Hasil akhir

respontime

Masih garansi

2.

Butuh suku
cadang

3.
4.

Belum selesai
Selesai

Mengetahui :
KA. Inst/Pj. Alat

NIP.

Mengetahui :
Plt. Kepala IPSRS

PJ. Pelayanan
pemeliharaan
.....................................
.........

NIP.

Hasil Kalibrasi Defibrilator with


ECG
Nomor Label : 19/6/II-14/E-061 DL
Merk
Model type
No. Seri
Tanggal kalibrasi
Tempat kalibrasi
Nama ruang
Metode kerja

: Marquette Hellige GMBH


: CardioServ
: 101025731
: 18 Februari 2014
: Ruang IRNA IV
: Ruang IRNA IV
: Prosedur Pengujian dan atau Kalibrasi Alat Kesehatan
( DEPKES & KESOS RI DIRJEN YANMED 2001 )

VI.

Kondisi ruang

VII.

Pemeriksaan kondisi fisik dan fungsi komponen Alat

3. Suhu
: 27.5 C
4. Kelembapan : 66.1 % RH
3. Fisik

: BAIK

119

4. Fungsi

: BAIK

VIII. Hasil pengukuran kinerja


No.

Parame
ter

Setti
ng
Pada
alat

Teruku
r ratarata
standa
r

kesalah
an

kesa
laha
n
relat
if
(%)

1.

Output
energy
(joule)

10
50
100
200
300

9.90
50.15
100.65
203.00
306.15

0.10
-0.15
-0.65
-3.00
-615

1.00
-0.30
-0.65
-1.50
-2.50

2.

Frekuen
si
Heart
rate
(BPM)

30
60
120
180

30.4
59.9
119.7
180.4

-0.4
0.1
0.3
-0.4

-1.3
0.17
0.25
-0.22

IX.

Keterangan

X.

Alat yang digunakan

Kesala
han
maksi
mal
yang
diijinka
n
10 %

Ketidakpa
stian
pengukura
n

5%

0.58
0.59
0.64
0.78
1.01

Ketidakpastian pengukuran dilaporkan pada tingkat


kepercayaan 95% dengan faktor cakupan K=2
3. Defibrilator analyzer, merk Biotek, Model : QED-6 ( Tertelusur
ke puslit KIM LIPI ).
4. ECG Simulator, Merek : Fluke Biomedical, Model /type : PS
400 SN 9251006
5. Therma-hygrometer, Merek : ETI, model/type : 8

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDRAL BINA UPAYA KESEHATAN
BALAI PENGAMANAN FASILITAS KESEHATAN SURABAYA

JL. Karangmenjangan NO. 22, Telp. (031) 5035830. Fax. (031) 5021002,
Surabaya
Dasar Hukum
:
1. No. 363 / Menkes/PER/IV/1998
2. No. 530 /Menkes/ PER/IV/2007

SERTIFIKAT KALIBRASI
Nomor: 98 / 4 / II 14 / E 061 DL
120

0.01
0.01
0.01
0.01

Nama Alat
ECG

: Defibrilator With

Nomer Order: E 061 DL

Merk
Model Type
Nomer Seri
Nama Pemilik
Sardjito

: Marquette Hellige GMBH


: CardioServ
: 101025731
: RSUP. Dr.

Identitas Pemilik

Alamat Pemilik

: Pemerintah

: Jl. Kesehatan Skip, Bulaksumur,

Yogyakarta
Nama Ruang
Tanggal Pelaksanaan Kalibrasi
Penanggung Jawab
Lokasi Barang
Hasil Kalibrasi
Metode Kerja

: Ruang IRNA IV
: 18 Februari 2014
: Hartono Agus Wijaya, SKM
: Ruang IRNA IV
: LAIK PAKAI
: Prosedur Pengujian dan atau
Kalibrasi Alat Kesehatan
( DEPKES & KESOS RI DIRJEN
YANMED 2001 )
Surabaya,

5 Maret 2014

Kepala Balai Pengamanan


Fasilitas Kesehatan
Surabaya

Ir. Rakhmat
Nugroho, MBAT
NIP.
1964050211989021002

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDRAL BINA UPAYA KESEHATAN
BALAI PENGAMANAN FASILITAS KESEHATAN SURABAYA

JL. Karangmenjangan NO. 22, Telp. (031) 5035830. Fax. (031) 5021002,
Surabaya
Dasar Hukum
:
1. No. 363 / Menkes/PER/IV/1998
2. No. 530 /Menkes/ PER/IV/2007

SERTIFIKAT KALIBRASI
Nomor: 98 / 4 / II 14 / E 061 DL

121

Nama Alat

: Nebulizer

Nomer Order: E 061 DL

Merk
Model Type
Nomer Seri

:
:
:

Nama Pemilik
Sardjito

: RSUP. Dr.

Identitas Pemilik

Alamat Pemilik
Bulaksumur, Yogyakarta
Nama Ruang
Tanggal Pelaksanaan Kalibrasi
Penanggung Jawab
Lokasi Barang
Hasil Kalibrasi
Metode Kerja

: Pemerintah

: Jl. Kesehatan Skip,


: Ruang stroke
: 20 Februari 2014
: R. Wisnu Dwi Hardyanto, ST
: Ruang stroke
: LAIK PAKAI
: Prosedur Pengujian dan atau
Kalibrasi Alat Kesehatan
( DEPKES & KESOS RI DIRJEN
YANMED 2001 )

Surabaya,

5 Maret 2014

Kepala Balai Pengamanan


Fasilitas Kesehatan
Surabaya

Ir. Rakhmat Nugroho, MBAT


NIP. 1964050211989021002

Hasil Kalibrasi Nebulizer


Nomor Label : 19/6/II-14/E-061 DL
Merk
Model type
No. Seri
Tanggal kalibrasi
Tempat kalibrasi
Nama ruang
Metode kerja

:
:
:
:
:
:

:
20 Februari 2014
Ruang stroke
Ruang stroke
Prosedur Pengujian dan atau Kalibrasi Alat Kesehatan
( DEPKES & KESOS RI DIRJEN YANMED 2001 )
122

VI.

Kondisi ruang

VII.

Pemeriksaan kondisi fisik dan fungsi komponen Alat

1.

Suhu
: 26. 8 C
2. Kelembapan : 71.6 % RH

3. Fisik
4. Fungsi

: BAIK
: BAIK

VIII. Hasil pengukuran kinerja


NO
.

Paramete
r

Terukur
ratarata
standar

Presisi
(%)

Kesalahan
maksimal
yang
diijinkan

Ketidakpas
tian
pengukura
n

1.

Akurasi
kelembap
an (%)
Akurasi
suhu (C)

74.00

0.00

10%

1.48

27.00

0.00

0.54

Akurasi
laju aliran
(L/min)

6.88

0.08

0.17

2.

3.

IX.
X.

Keterangan
Ketidakpastian pengukuran dilaporkan pada tingkat
kepercayaan 95% dengan faktor cakupan K=2

Alat yang digunakan

2. Flow analyzer, merk : imt medical, model : PF-300 (tertelusur


ke imt medical)
3. Therma-hygrometer, Merek : ETI, model/type : 8711

1) Instalasi Maternal & Perinatal


No

Alat

Merk
Marque

Dopler

tte,
Hellige

Model/
Type

SN

Buatan

Status

Kondisi

Cardiose
rv

101028731

Jerman

Aktif

Baik

SN

Buatan

Status

Kondisi

101028722

Jerman

Aktif

Baik

Kalibrasi
2013 2014

2) Ruang Intensive Care Unit


No

Alat

Merk

Dopler

Marque

Model/
Type
Cardioser

123

Kalibrasi
2013 2014

tte,
Hellige

3) Ruang Instalasi Maternal & Perinatal


No

Alat

Merk

Model/
Type

SN

Buatan

Status

Kondisi

Dopler

Diana

KD 250

703003

Aktif

Baik

Dopler

Bistus

BT-200

Aktif

Baik

124

Kalibrasi
2013 2014

LAMPIRAN
Laporan Kegiatan Harian PKL RS DR Sardjito Yogyakarta
NO
1

HARI DAN TANGGAL


Senin, 3 Februari 2014

NAMA ALAT
Memperbaiki kabel
EKG
Memperbaiki kabel
power nebulizer

Selasa, 4 Februari 2014

Memperbaiki
remote bed pasien
Memperbaiki pulse
oximetry portable

Rabu, 5 Februari 2014

Kamis, 6 Februari 2014

Jumat, 7 Februari 2014

Penjelasan Digital
X-Ray, Digital
Radiography, XRay Mobile
frekuensi tinggi,
Dental X-Ray,
Dental X-Ray
Panoramic
Memperbaiki
Centrifuge
Potong Label
Cek alat Baby
Incubator
Hemo Dealisa
service dan instalasi

NAMA LOKASI
Sub Teknik
Elektromedik

NAMA INSTRUKTUR
Pak Untung

Pak Muji
Sub Teknik
Elektromedik
Sub Teknik
Elektromedik

Pak Budi

Pak Untung
Sub Teknik
Elektromedik
Ruang Radiologi

Pak Kuat Supriyadi

Sub Teknik
Elektromedik

Pak Kuat Supriyadi

Sub Teknik
Elektromedik
IMP (Perina)
R.Hemo Dealisa

Pak Kuat Supriyadi


Pak Untung
Pak Kuat Supriyadi

Peventive
maintenance
sphygmomanomete
r dan treadmill

Poliklinik Jantung

Cek SWD

Fisioterapi

Cek Defibrilator

ICU

Kalibrasi Alat
Ventilator

PICU

Pak Untung
Pak Budi

Cek PM

PICU

Pak Kuat

Cek PM

ICCU

Pak Kuat Supriyadi

Pak Agus

Pak Agus

Senin, 10 Februari 2014

125

Selasa, 11 Februari 2014

Kalibrasi Ventilator,
Cek O2 cell,
memindahkan
ventilator.

PICU

PM Radiologi

Ruang Radiologi

PM

Ruang Amerta

Cek Scope
Endoscope

Ruang IBS

Input data
Maintenance alat
kesehatan

Sub. Teknik
Elektromedik

PM Timbangan

Amerta, Tulip

Pak Aris

Troubleshooting
syringe pump
PM EKG

Sub. Teknik
Elektromedik
Sub. Teknik
Elektromedik

Pak Agus

Sub. Teknik
Elektromedik

Pak Agus

Pak Budi

Pak Kuat Supriyadi

Pak Kuat Supriyadi

Rabu, 12 Februari 2014

Kamis, 13 Februari 2014

Troubleshooting
Syringe Pump

Kak Devi
Pak Kuat Supriyadi

Pak Kuat Supriyadi

10

Jumat, 14 Februari 2014

Input Data PM

Sub. Teknik
Elektromedik

Pak Kuat Supriyadi

11

Sabtu, 15 Februari 2014

PM alat lantai 4 dan


5

Ruang Irna

Pak Kuat Supriyadi

12

Senin, 17 Februari 2014

Sub. Teknik
Elektromedik

Pak Kuat Supriyadi

13

Selasa, 18 Februari 2014

14

Rabu, 19 Februari 2014

Chek LK Kalibrasi
alat medis tahap 2
tahun 2013
Kalibrasi alat
bersama BPFK
Surabaya
Input Data

Sub. Teknik
Elektromedik

Pak Kuat Supriyadi

15
16

Kamis, 20 Februari 2014


Jumat, 21 Februari

Cek PM
Belajar Ventilator
Cek PM alat

IRNA 1
PICU
Sub. Teknik
Elektromedik

Pak Agus,Pak Muji


Pak Budi
Pak Kuat Supriyadi

126

17

18

19

20

Senin, 24 Februari 2014

Selasa, 25 Februari

Rabu, 26 Februari 2014

Kamis, 27 Februari 2014

21

Jumat, 28 Februari 2014

22

Senin, 3 Maret 2014

23

Selasa, 4 Maret 2014

24

Rabu, 5 Maret 2014

25

Kamis, 6 Maret 2014

26

Jumat, 7 Maret 2014

27

Senin, 11 Maret 2014

28

Selasa, 12 Maret 2014

29

Rabu, 13 Maret 2014

30

Kamis, 14 Maret 2014

31

Jumat, 15 Maret 2014

Training USG
Dengan PT. BNM

Ruang ICCU

Pak Budi

Cek PM alat

Paka Kuat Supriyadi

Cek PM USG

Sub. Teknik
Elektromedik
Kontap

Cek Data alat per


ruangan

Sub. Teknik
Elektromedik

Paka Kuat Supriyadi

Cek PM Radiologi

Ruang Radiologi

Pak Untung

Input Data Alat

Sub Teknik
Elektromedik
Gedung Diklat lantai 4

Pak Kuat Supriyadi

Mengetik data alat


medis
Membuat tabel

Sub Teknik
Elektromedik
Sub Teknik
Elektromedik

Pak Kuat Supriyadi

Pelatihan alat
VocaStim.

IRM

Pak Muji dan Pak Mugi

Kalibrasi alat
Kesehatan bersama
BPFK
Kalibrasi alat
Kesehatan bersama
BPFK
Kalibrasi alat
Kesehatan bersama
BPFK
Membetulkan bed
pasien
Entri data

IRJ dan IRNA IV

Pak Wisnu

Cendrawasih dan
Ayodya

Pak Wisnu

IRNA I, WK

Pak Wisnu

Cendana 1

Pak Slamet

Ruang Sub.
Elektromedik
Radiologi

Pak Kuat

Workshop Sub
Elektromedik
Workshop Sub. Teknik
Elektromedik
Radiologi

Pak Slamet

Tulip

Pak Untung

Mengambil data
Kalibrasi alat medis

Cek Preventive
Maintenance
Membetulkan
Timbangan
Memprbaiki
Antidicubitus
Pemindahan Alat
X- Ray C- Arm
Pengecekan

127

Paka Kuat Supriyadi

Pak Kuat Supriyadi

Pak Kuat Supriyadi

Pak Untung

Pak Slamet
Seluruh Teknisi

32
32
33
34
35
36
37
38
39

40

Senin, 18 Maret 2014


Selasa, 19 Maret 2014
Rabu, 20 Maret 2014
Kamis, 21 Maret 2014
Jumat,22 Maret 2014
Senin, 24 Maret 2014
Selasa, 25 Maret 2014
Rabu, 26 Maret 2014
Kamis, 27 Maret 2014

Jumat, 28 Maret 2014

Mamograph yang
rusak
Cek PM alat
Cek PM alat
Cek PM alat
Cek PM alat
Cek PM alat
Cek PM alat
Cek PM alat
Pengecekan CCTV
Memebersihkan
Syringre
Pemindahan
Defibrilator
Perpisahan

128

IRJ
IRJ
Radiologi
IRJ
Estella
IRNA IV
IRJ
Linac
Ruang Sub
Elektromedik

Pak Mugiyanto
Pak Mugiyanto, Pak Agus
Mb Ika
Pak Kuat, Pak Mugiyanto
Mb Ika
Pak Kuat
Pak Agus, Pak Mugiyanto
Pak Agus, Pak Mugiyanto
Gunadi (BBraun)

ICCU

Pak Untung

Ruang Sub. Teknik


Elektromedik

Seluruh Teknisi

Anda mungkin juga menyukai