Anda di halaman 1dari 19

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

DI LOKA PENGAMANAN FASILITAS KESEHATAN SURAKARTA


Dipersiapkan dan disusun oleh :

MUHAMMAD TRI CAHYO


20173010048

KETUA PROGRAM STUDI DOSEN PEMBIMBING


TEKNIK ELEKTROMEDIK

MEILIA SAFITRI, S.T., M.Eng. WISNU KARTIKA, S.T.,M.Eng.


NIK. 199000512201604183015 NIK. 19890512201705183023

MENGETAHUI
DIREKTUR VOKASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Dr. BAMBANG JATMIKO, S.E., M.Si.


NIK. 19650601201210143092

i
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

DI LOKA PENGAMANAN FASILITAS KESEHATAN SURAKARTA

Dipersiapkan dan disusun oleh :


MUHAMMAD TRI CAHYO
20173010048

Telah dipertahankan didepan Dewan Penguji


Pada Tanggal :

PEMBIMBING LAPANGAN 1 PEMBIMBING LAPANGAN 2

,A.Md.Tem ,A.Md.Tem
NIP. NIP.

KEPALA DIKLAT KEPALA IPS

dr. WIDODO SANTOSO DODY SETIYO W, S.T

NIP.19610828 200604 1 004 NIP.19820203 200501 1 005

MENGETAHUI
Kepala PT. Adisarana Perdana Makmur

………….
Pembina Tk.I
NIP.
ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan nikmat kesehatan sehingga berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat
melaksanakam Praktik Kerja Lapangan Program Studi Elektromedik dan menyelesaikan
Laporan Praktik Kerja Lapangan yang telah dilaksanakan di PT. Adisarana Perdana
Makmur pada tanggal 15 Juli sampai dengan 15 Agustus 2019. Laporan ini disusun
sebagai bukti bahwa penulis telah melaksanakan Praktik Kerja Lapangan sebagai salah
satu kewajiban penulis sebagai mahasiswa.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad
SAW dan para sahabatnya, yang telah menunjukan jalan kebenaran berupa keislaman
serta menjauhkan kita dari zaman kebodohan dan menuntun kita menuju zaman yang
terang dan penuh ilmu pengetahuan seperti sekarang ini. Semoga beliau selalu menjadi
suri tauladan dan sumber inspirasi bagi kita semua.
Praktik Kerja Lapangan yaitu salah satu mata kuliah yang harus ditempuh diluar
lingkungan kampus yang bersifat non teori. Praktek Kerja Lapangan diharapkan dapat
memperdalam pemahaman teoritis dan praktis seperti ketika seorang teknik elektromedis
telah berada di dunia pekerjaan yang sebenarnya, sehingga semakin terasah softskill dan
hardskill yang baik, agar kedepannya dapat menerapkan nya secara nyata di dunia kerja.
Penyusunanlaporaniniberdasarkanhasil kegiatan selama mengikuti Praktik Kerja
Lapangan (PKL) di PT. Adisarana Perdana Makmur, khususnya pada bagian radiologi
peralatan kesehatan yang memang merupakan kegiatan paling utama bagi instansi.
Selama mengikuti program Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT. Adisarana Perdana
Makmur telah banyak pihak-pihak yang turut membantu dan membimbing penulis mulai
dari kegiatan sehari-hari hingga proses penyelesaian laporan, untuk itu penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada:
1. Ayah yang selalu memberi motivasi, mendukung secara materi dan doa yang selalu
tercurah selama penulis melaksanakanPraktik Kerja Lapangan di PT. Adisarana
Perdana Makmur.
2. Bapak Dr. Bambang Jatmiko, S.E., M.Si.. selaku Direktur Program Vokasi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

iii
3. Ibu Meilia Safitri, S.T., M.Eng. selaku Ketua Program Studi Teknik Elektromedik
Program Vokasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
4. Erika Loniza, S.T.,M.Eng. selaku dosen pembimbing Praktik Kerja Lapangan (PKL).
5. Ir. Rochmadi, S.T., M.Si., selaku Kepala PT. Adisarana Perdana Makmur.
6. Ahzar, S.T., MARS. Selaku Kepala Urusan Tata Usaha di PT. Adisarana Perdana
Makmur.
7. Bapak M. Afifudin, SST dan teman-teman Unit Instalasi Pengujian Kalibrasi, terima
kasih atas bimbingan dan partisipasinya yang memberikan banyak pengalaman bagi
penulis selama Praktik Kerja Lapangan (PKL).
8. Seluruh stafProgram Studi Teknik Elektromedik Program Vokasi Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
9. Seluruh staf PT. Adisarana Perdana Makmuryang bisa menerima kedatangan penulis
dengan baik dan yang turut membantu kelancaran dalam Praktik Kerja Lapangan
(PKL).
10. Teman-teman Praktik Kerja Lapangn (PKL) di LPFK SURAKARTA terima kasih
atas kekompakan dan kerjasamanya.
11. Seluruh Teman-teman angkatan 2017 Teknik Elektromedik Program Vokasi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang banyak memberikan masukan
masukan dan semangat serta dorongan kepada kami.
12. Kepada pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, tentunya penulis
sampaikan terima kasih yang tulus. Penulis juga menyadari bahwa laporan penulis
masih banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
semua pihak yang memperhatikan laporan ini. Akhir kata penulis berharap laporan
ini dapat berguna bagi pembaca dan semua pihak yang membutuhkan.

Jakarta, 15 Agustus 2019

Muhammmad Tri Cahyo


iv
5
DAFTAR ISI

6
DAFTAR GAMBAR

7
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan

Pada Era Globalisasi yang modern ini kebutuhan akan peralatan kesehatan tidak
hanya sebagai pelengkap kesehatan saja, namun sudah menjadi sebuah kebutuhan
yang sangat diperlukan dalam proses penyembuhan serta dalam menunjang
berlangsungnya proses pemeriksaan dan diagnosis.

Seiring dengan perkembangan teknologi, alat kesehatan semakin canggih dan


beraneka jenis dimana telah dilengkapi dengan teknologi elektronika maupun
mekanika dengan tingkat keamanan yang terjamin. Hal ini merupakan bukti nyata dari
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan yang bertujuan
untuk memaksimalkan pelayanan kesehatan dan penyembuhan demi terwujudnya
masyarakat Indonesia yang sehat.

Untuk memaksimalkan mutu pelayanan kesehatan supaya semakin meningkat,


sejalan dengan peningkatan pengetahuan dan kemampuan masyarakat maupun
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan. Mutu pelayanan kesehatan
masyarakat yang semakin meningkat dan kompleks tentunya harus didukung pula
dengan perkembangan teknologi kesehatan. Hal tersebut dapat terlaksana dengan baik
bila ditunjang dengan kemajuan dan perkembangan peralatan kesehatan dan
memilikisumber daya manusia yang berkualiatas dan profesional dalam bidang alat
kesehatan.

Agar dapat terwujudnya sumber daya yang berkualitas dan professional program
studi Teknik Elektromedik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta memberikan
pendidikan ahli madya dalam bidang alat-alat medis, yang meliputi pengoperasian,
perbaikan, perawatan, serta uji fungsi dan kalibrasi. Untuk membentuk ahli madya
dalam bidang peralatan medis, program studi Teknik Elektromedik Univesitas
Muhammadiyah Yogyakarta memiliki mata kuliah Praktik Kerja Lapangan (PKL).

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) diharapkan dapat menjadi sarana


memperluas pengetahuan dan pemahaman mengenai disiplin ilmu dan penerapannya,

8
serta memberikan gambaran umum mengenai kondisi yang terdapat di dunia kerja.
Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan di PT. Adisarana Perdana Makmur
dengan waktu pelaksanaan 15 Juli – 15 Agustus 2019 dengan jam kerja sesuai dengan
peraturan Instansi yang bersangkutan.

B. Maksud dan Tujuan


1. Tujuan Umum
Tujuan umum Praktek Kerja Lapangan adalah merupakan realisasi dari tujuan
pendidikan, sehingga mahasiswa :
a Memahami lebih mendalam masalah teknik perencanaan, pemasangan,
pengujian dan pemeliharaan serta perbaikan peralatan Elektromedik dan
sarana kesehatan.
b Memahami falsafah – falsafah tentang keselamatan dan keamanan terhadap
penderita, petugas, lingkungan dan peralatan Elektromedik.
c Memahami tentang struktur dan proses yang terjadi dilapangan.
d Terbina minat dan perhatiannya terhadap lapangan pekerjaan yang harus
dihadapinya nanti.
e Terbina pandangannya secara horizontal luas dan menyeluruh dalam kaitannya
dengan masalah – masalah sosial dimasyarakat.
f Terbina kepribadiannya dalma hidup berwarga negara.

2. Tujuan Khusus
Adapun Tujuan khusus dilaksanakannya Praktek Kerja Lapangan yaitu :
a Mampu melakukan pencatatan alat Elektromedik.
b Mampu melakukan penempatan dan penyimpanan alat Elektromedik.
c Mampu melakakukan pemasangan / instalasi alat Elektromedik.
d Mampu melakukan pemindahan dan pemasangan ulang alat Elektromedik.
e Mampu melakukan penggunaan alat Elektromedik pada Sarana Pelayanan
Kesehatan
f Mampu melakukan perencanaan alat Elektromedik.
g Mampu melakukan pemeliharaan alat Elektromedik.
h Mampu melakukan analisis teknis alat Elektromedik.
i Mampu melakukan perbaikan alat Elektromedik.

9
j Mampu menerapkan prinsip keselamatan dan kesehatan kerja.
k Mampu bekerjasama dan berkomunikasi secara tim.
l Mampu beradaptasi serta bersosialisasi dalam lingkungan kerja /
masyarakat.

C. Batasan Masalah
Agar dalam pembahasan Praktek Kerja Lapangan (PKL) tidak terjadi pelebaran
masalah dalam penyelesaiannya, penulis membuat pokok-pokok batasan yang akan
dibahas, yaitu :
1. Melakukan inventarisasi alat elektromedik
2. Pembahasan alat hanya mencakup alat elektromedik yang mampu ditangani oleh
pihak PT. Adisarana Perdana Makmur
3. Melakukan Perbaikan alat bagi alat yang memang bermasalah pada saat
pengoperasian alat.
4. Melakukan Pengujian dan Uji Kesesuaian bagi kelayakan alat tersebut untu
beroperasi.
5. Pembahasan pada laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) berisi spesifikasi,
pemeliharaan/perawatan, Standart Operasional Procedure, dan perbaikan alat

10
BAB III
PELAKSANAAN MAGANG

Kegiatan-kegiatan magang selama 30 hari dapat disimpulkan dengan melakukan kegiatan


mengenai alat radiologi. Berikut akan dijelaskan lebih rinci mengenai alat-alat yang kami
tangani selama magang.

A. Definisi Alat Computer Radiography


Computer Radiography adalah proses digitalisasi gambar yang menggunakan
imaging plate untuk akusisi data gambar X-Ray (Ballinger,
1999). Merupakan teknologi digital yang mendukung pengembangan komputer
berbasis sistem informasi dan prosessing. Radiograf yang dihasilkan CR akan
terformat dalam bentuk digital sehingga dapat dimanipulasi untuk mendapatkan hasil
yang maksimal (Ballinger, 1999).

Computed radiography adalah proses merubah system analog pada konvensional


radiografi menjadi digital radiografi ( Bambang Supriyono 2003:1). Pada
sistem Computed Radiography data analog dikonversi ke dalam data digital pada saat
tahap pembangkitan energi yang terperangkap di dalam Imaging Plate dengan
menggunaklan laser, selanjutnya data digital berupa sinyal-sinyal ditangkap
oleh Photo Multiplier Tube (PMT ) kemudian cahaya tersebut digandakan dan
diperkuat intensitasnya setelah itu di ubah menjadi sinyal elektrik yang akan di
konversi kedalam data digital oleh Analog Digital Converter (ADC).

B. Komponen-Komponen Computer Radiography


1. Kaset
Kaset pada Computed Radiography terbuat dari carbon fiber dan bagian
belakang terbuat dari almunium, kaset ini berfungsi sebagaii pelindung
dari Imaging Plate. Phospor screen (IS) pada kaset analog berfungsi mengubah
sinar-x menjadi sinar tampak (gadolinium oxysulfide atau lanthanum
oxybromide). Kaset CR hanya berisi plate yang dilapisi phospor / storage phospor
screens (barium fluorohalide), bentuknya seperti IS namun tanpa film sehingga
dapat dipakai berulang-ulang.
a. Cara kerja kaset CR

11
1) Storage phospor screen di ekspose seperti biasa.
2) Phospor menyerap radiasi pada derajat yang berbeda-beda tergantung pada
area anatomikalnya.
3) Phospor di isi oleh radiasi, besar nya isian tersebut tergantung kepada
besarnya energi sinar-x yang diserap.
4) Isian ini bertahan dalam materi phospor sampai dihapus.

b. Jenis-jenis kaset CR
1) Kaset General Purpose
Terdiri dari jenis rigid screen dan flexible screen dipakai untuk radiografi
konvensional memori terpakai 9 - 15 MB / Image terutama untuk aplikasi
CHEST pada MCU masal, rata" foto thorax berkapasitas 10 MB / Image
Rigid Screen = tidak terjadi kontak mekanikal phospor, berusia pakai lebih
lama dibanding dengan fleksibel screen, yang di transport oleh roller
memakai single atau double phospor layer resolusi sekitar 70 - 115 micron
ukuran nya bervariasi : 15 x 30 cm , 18 x 24 cm, 24 x 30 cm, 35 x 35 cm,
dan 35 x 43 cm
2) Kaset Panjang (Long Lenght/Full Spine)
Dipakai pada radiografi pada tulang panjang. Pada kasus chiropratic untuk
melihat tulang, studi scoliosis, dan koreksi operasi. Ukuran yang dipakai
35x84 cm (portable), 43x129 cm, atau sambungan dari 4 kaset berukuran
35x43 cm (wallfixed). Memerlukan software khusus untuk menyatukan
gambar.
3) Kaset Resolusi Tinggi( HR/EHR)

2. Imaging Plate
IP merupakan komponen utama pada sistem CR yang berfungsi menyimpan
energi sinar x, imaging plate terbuat dari bahan Photostimulabel phosphor.
Dengan menggunakan Imaging Plate memungkinkan proses gambar pada sistem
komputer radiografi untuk melakukan berbagai modifikasi. Imaging Plate (IP)
merupakan lembaran yang dapat menangkap dan menyimpan sinar-X, terdiri dari
lapisan fosfor dan lapisan pendukung. IP digunakan dengan cara recording dibaca

12
oleh sinar laser dan dihapus untuk dipakai kembali. Dalam penggunaanya IP
berada di dalam kaset datar dengan berbagai ukuran.
a. Lapisan IP terdiri dari :
1) Lapisan Pelindung (protective layer)
Lapisan ini berfungsi untuk melindungi IP dari benturan (Ballinger, 2003),
kerusakan saat proseshandling dan transfer seperti goresan, kontraksi,
pecah akibat temperatur dan kelembaban
2) Lapisan Fosfor (phospor layer)
Lapisan yang paling aktif dalam IP. Lapisan fosfor IP adalah lapisan
kristal Europium-doped Barium Fluorohalide (BaFX;Eu2+)
atau Photostimulable Phospor. Saat menumbuk kristal ini,
BaFX;Eu2+ berubah menjadi bentuk semistabil. Distribusi molekul
semistabil ini membentuk gambar laten (Ballinger, 2003). Standar resolusi
spatial dari IP kira-kira 2,5 lp/mm yang terdiri dari 150 nm lapisan
BaFX;Eu2+ (Greene, 1992).
3) Reflective layer
Terdiri dari partikel yang dapat memantulkan cahaya.
4) Conduktive layer
Terdiri dari Kristal konduktif yang berfungsi untuk menguarangi masalah
yang disebabkan oleh electrostati. Selain itu ia juga mempunyai
kemampuan untuk menyerap cahaya dan dengan demikian hal tersebut
dapat meningkatkan ketajaman gambar.
5) Support layer
Mempunyai struktur dan dungsi yang sama seperti yang ada pada
intensifying screen.
6) Backing layer
Lapisan soft polimer untuk melindungi imaging plate selam proses
pembacaan di dalam image reader.
7) Bar code label
Digunakan untuk membrikan nomor seri dan untuk mengidentifikasi
imaging plate tertentu yang kemudian dapat dihubungkan dengan pasien.

13
3. Peran Imaging Plate
IP mempunyai peran yang sama seperti intensifying screen dan ditempatkan
pada kaset yang mirip dengan kaset radiografi konvensional. Sensitifitas IP kira-
kira sama dengan kombinasi film-screen yang memiliki speed 200 (Bushong,
2001).
Pada proses loading dan unloading IP, pada CR reader harus diminyaki dan
dibersihkan dengan rutin. IP harus dijaga dari kotoran dan debu untuk
menghindari artefak pada gambar akhir yang dapat mengganggu gambaran
patologi. IP harus diperiksa dari kerutan atau retakan setiap bulannya. Karena
goresan, kerutan atau retakan dapat menyebabkan artefak pada gambar yang dapat
menimbulkan gambaran seperti patologi, misalnya gambaran fraktur maupun
pnemothorak (Papp, 2006).
Pembacaan gambar laten yang tersimpan dalam IP dilakukan oleh laser
optoelectronik helium neon (He-Ne), 632,8 nm yang terdapat dalam
IP reader (Greene, 1992). Kecepatan eksposi laser sekitar 14 mikrosekon per
pixel (10 pixel/mm), sehingga waktu total untuk scan gambar adalah 1 menit.
Emisi cahaya (309 nm) dari IP dikumpulkan optic fiber dan ditransfer ke photo
multiplier tube (PMT) (Huang, 1999), yang sensitive terhadap cahaya biru
(Carlton, 2001).
Gambar laten yang tersimpan dalam IP dapat disimpan dalam waktu yang
agak lama setelah dieksposi. Emisi cahaya dari gambar laten menurun sebanyak
25% setelah 8 jam. Setelah IP discan untuk memperoleh gambar, maka gambar
laten dapat dihapus dengan mengeksposi IP dengan cahaya tampak dalam jumlah
yang besar untuk penggunaan selanjutnya. Untuk meminimalisasi fenomena noise,
IP harus segera dihapus setelah dieksposi (Greene, 1992).

4. Proses Pembentukan Gambar pada IP


a. Exposure
Imaging plate merupakan lembaran yang dapat menangkap dan menyimpan
bayangan laten, terdiri dari lapisan phosphor dan lapisan pendukung. Imaging
plate biasanya digunakan dengan ditempatkan ke dalam kaset imaging plate
setelah itu kita lakukan eksposi dengan menggunakan sinar x. Sinar x yang
menembus obyek akan mengalami atenulasi sehingga enersi dari sinar x
tersebur ditangkap oleh imaging plate dalam bentuk data digital.

14
Fungsi imaging plate sebagai penangkap gambar dari pasien yang dieksposi
seperti pada film konvensional. Struktur Imaging Plate terdiri dari; Protective
Layer,Phosphor Layer, Suporting Layer, Backing Layer,Bar Code Layer.
b. Stimulate
Stimulate Merupakan alat pengolah dari gambaran laten pada imaging plate
menjadi data digital. Gambaran laten pada Imaging plate dibaca dengan laser
scanner, setelah diubah menjadi data dapat diolah dengan bantuan komputer
untuk memberikan data baik tentang pasien maupun segi teknis. Dengan
image reader memungkinkan mendapatkan gambaran dalam waktu yang
singkat, dibuat untuk mendapatkan image yang stabil dan berkualitas serta
untuk meminimal radiasi yang dikeluarkan.
Bayanggan tersebut kemudian distimulasi dengan Photo Stimulable Phosphor
(PSP) yang fungsinya untuk mengubah bayangan laten pada IP menjadi
cahaya tampak.
c. Read
Dengan menggunakan Photo Multiplier, cahaya tampak tersebut di tangkap
dan digandakan serta diperkuat intensitasnya kemudian diubah menjadi sinyal
elektrik. kemudian sinyal-sinyal ini direkonstruksikan menjadi sebuah
gambaran yang dapat dilihat oleh layar monitor.
d. Erasure
Setelah proses pembacaan seselai, data gambar pada imaging plate secara
otomatis akan dihapus oleh Intense Light sehingga imaging plate dapat
digunakan kembali.
e. Image Reader (scanner)
Image reader berfungsi sebagai pembaca dan mengolah gambar yang
diperoleh dari Image plate. Semakin besar kapasitas memorinya maka semakin
cepat waktu yang diperlukan untuk proses pembacaan Image plate, dan
mempunyai daya simpan yang besar. Waktu tercepat yang diperlukan untuk
membaca imaging plate pada image reader yaitu selama 64 detik.
Selain tempat dalam proses pembacaan, Image reader mempunyai peranan
yang sangat penting juga dalam proses pengolahan gambar, sistem transportasi
Image plate serta penghapusan data yang ada di Image plate. Image reader
sudah dilengkapi dengan monitor yang berfungsi untuk menampilkan gambar
yang sudah di baca oleh Image reader disebut dengan image console.

15
Cara kerja scanner :
1) Kaset yang akan dibaca ditandai dengan barcode terlebih dahulu agar sesuai
dengan pasien dan pemeriksaan.
2) Di dalamnya terdapat rektor laser (optical), dengan bantuan sinar laser untuk
merangsang aktifasi phospor (stimulate) dan deteltor (PMT) untuk menangkap
emisi phospor sebagai informasi yang akan diolah menjadi data.
3) Data tersebut diolah dan divisualisasikan dalam format digital
4) Setelah selesai proses scan, informasi yang ada pada plate kemudian dihapus
dengan memaparkan sinar intensitas tinggi supaya plate bisa dipergunakan
kembali.
5) Seluruh sistem itu digerakkan secara motorik/mekanik.

f. Image Console
Console pada CR adalah perangkat keras dan lunak seperti halnya perangkat
komputer di rumah atau yang biasa kita sebut sebagai Personal Computer (PC)
yang terdiri dari :
1) Monitor
2) CPU
3) Cassette ID Scanner-Barcode reader
4) DICOM store/server

Pada perangkat lunaknya memilki bermacam pilihan sesuai dengan kebutuhan


CR seperti mamografi, longlenght image, Enchancement, dsb. Semakin
lengkap fitur yang dimiliki CR, semakin mahal juga harga dari CR tersebut.
Sedangkan DICOM (Digital Imaging and Communication on Medicine)
adalah sistem penyimpanan image dalam kapasitas medis yang memerlukan
ketelitian sehingga kapasitasnya besar (MB/Image)

Image console berfungsi sebagai media pengolahan data, berupa computer


khusus untuk medical imaging dengan touch screen monitor. Image console
dilengkapi oleh bebagai macam menu yang menunjang dalam proses editing
dan pengolahan gambar sesuai dengan anatomi tubuh, seperti kondisi hasil
gambaran organ tubuh, kondisi tulang dan kondisi soft tissue.

16
g. Image Recorder
Image recorder mempunyai fungsi sebagai proses akhir dari suatu
pemeriksaan yaitu media pencetakan hasil gambaran yang sudah diproses dari
awal penangkapan sinar-X oleh image plate kemudian di baca oleh image
reader dan diolah oleh image console terus dikirim ke image recorder untuk
dilakukan proses output dapat berupa media compact disc sebagai media
penyimpanan.atau dengan printer laser yang berupa laser imaging film.
Ada beberapa istilah untuk menyebutkan alat ini, antara lain laser imager, film
processor, image recorder, dan laser printer. Merupakan alat pengolah
gambar dan memprosesnya di atas film. Laser printer dilengkapi dengan multi
formater main features yang memungkinkan untuk memformat gambar dan
mengolah gambar lebih tajam dan fungsi-fungsi yang terus berkembang.
Dapat juga mengolah radiograf dengan kecepatan tinggi dan kualitas yang
bagus serta stabil.

C. Prinsip Kerja Computer Radiography


1. Pembacaan Bayangan Pada Imaging Plate
IP dieksposi dengan sinar-X, maka akan menghasilkan gambar laten pada IP. IP
yang telah dieksposi ini dimasukkan dalam slot pada IP reader device yang akan
memindahkan IP. IP kemudian discan dengan helium-neon laser (emisi cahaya
merah dengan panjang gelombang 633 nm) sehingga kristal pada IP menghasilkan
cahaya biru-violet (panjang gelombang 390-400 nm). Cahaya ini kemudian
dideteksi oleh photosensor dan dikirim melalui analog digital converter (ADC) ke
komputer untuk diproses. Setelah gambar diperoleh, IP ditransfer ke bagian lain
dari IP reader device untuk menghapus sisa-sisa gambar agar IP dapat digunakan
kembali (Papp, 2006).

2. Tampilan Gambar Pada CR


Tampilan citra pada dasarnya merupakan hasil respon frekuensi spasial dan proses
gradasi. Respon frekuensi spasial mengontrol kontras antara dua struktur pada
densitas yang berbeda. Proses gradasi mengontrol range densitas yang digunakan
untuk menampilkan struktur pada gambar, ini sama denganwindows setting yang
digunakan pada tampilan Computed Tomography (CT Scan). Dua karakteristik

17
yang berbeda, kontras dan densitas dioptimalkan dengan digital image
processor untuk bagian anatomi spesifik yang dipelajari (Ballinger, 2003).

Jika gambar ditampilkan dalam monitor, maka karakteristik gambar dapat diatur
(dimagnifikasi, dirotasi, dibalik) oleh pengguna untuk mendapat hasil yang terbaik
(Ballinger, 2003). Fungsi ini dilakukan oleh komponen yang
disebut workstation. Workstation terdiri dari konsul komputer di mana gambar
dapat dimanipulasi setelah data dimasukkan dalam memori komputer.

D. Kelebihan Dan Keterbatasan Computer Radiography


1. Kelebihan CR
Computed Radiography mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan
radiografi konvensial, antara lain :
a. Angka pengulangan yang lebih rendah karena kesalahan-kesalahan faktor teknis.
b. Resolusi kontras yang lebih tinggi dan latitude eksposi yang lebih luas
dibandingkan emulsi film radiografi.
c. Tidak memerlukan kamar gelap atau biaya untuk film ( jika gambar tidak
ditampilkan dalam hard copy).
d. Kualitas gambar dapat ditingkatkan.
e. Penyimpanan gambar lebih mudah baik dengan hard copy maupun
penyimpanan elektronik. ( Papp, 2006).

2. Keterbatasan CR

Keterbatasan dari Computed Radiography antara lain :


a. Biaya yang cukup tinggi untuk IP, unit CR reader, hardware dan software
untuk workstation.
b. Resolusi spatial rendah.
c. Pasien potensial untuk menerima radiasi yang overexposed. Computed
Radiography (CR) dapat mengkompensasi overeksposure, sehingga
radiografer terkadang member eksposi yang berlebih pada pasien.
d. Adanya artefak pada gambar akibat proses penghapusan IP yang kurang baik. (
Papp, 2006).

18
E. Spesifikasi Alat Radilogi
Di PT Adisarana Perdana Makmur Jakarta Pusat yang kami amati hanya ada
beberapa alat radiologi salah satunya seperti Computer Radiography yang berupa
CR 3600. Untuk penanganan alat tersebut jika ada kerusakan yang insidental
biasanya teknisi PT akan memanggil teknisi dari luar. namun, jika kerusakan tidak
terlalu rumit, perbaikan akan dilakukan sendiri oleh teknisi PT itu sendiri. Berikut
merupakan beberapa alat radiologi yang kami amati:
1. Computer Radiography (CR 3600)

Gambar 3.1
a Spesifikasi alat
Type iCR3600
Merk iCRco
Tegangan lokal 100 hingga 120v, 50/60Hz, 3.5A
hingga non-kondensinasi.
Tegangan Internasional 220 hingga 240v, 50/60Hz, 1.75A.

19

Anda mungkin juga menyukai