Oleh :
Ketua kelompok 1. Wahyu pratama (2020310013)
Anggota
2. Joandra Permana (2020310005)
3. Anugra Arga Seprian (2020310002)
4. Feddrian Tri Saputra (2020310019)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PRABUMULIH
2022
IDENTITAS DAN PENGESAHAN LAPORAN
KEGIATANPELATIHAN DAN SERTIFIKASI
OPERATOR K3 DI FAVEHOTEL PRABUMULIH
1. Judul :
Laporan Kegiatan Pelatihan dan Sertifikasi Operator K3 di
FavehotelPrabumulih
2. Peserta Pelatihan :
Ketua Kelompok : Wahyupratama
(2020310013)
Anggota :
1) Joandra permana (2020310005)
2) Anugra arga seprian (2020310002)
3) Feddrian tri saputra (2020310019)
3. Lokasi Pelatihan
Fave Hotel Prabumulih
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Laporan kuliah kerja lapangan dengan judul kegiatan pelatihan dan sertifikasi
operator K3 di Fave Hotel Prabumulih telah di pertahankan dihadapan tim penguji kuliah
kerja lapangan (KKL) Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas
Prabumulih pada hari kamis 2 juni 2022,dan telah di perbaiki ,diperiksa,serta disetujui
dengan masukan tim penguji kuliah kerja lapangan (KKL).
Anggota :
Mengetahui,
Ketua Fakultas Teknik Prabumulih Ketua Prodi Fakultas Telnik
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Kuliah Kerja Lapangan
dengan judul kegiatan pelatihan dan sertifikasi Operator K3 Umum Di Fave Hotel
Prabumulih, sebagai usaha untuk memenuhi kurikulum pada Jurusan Teknik Pertambangan
Fakultas Teknik Universitas Prabumulih sesuai dengan waktu yang diberikan.
Tak ada satu pun pekerjaan yang dapat dilakukan sendirian, kami juga mengucapkan
banyak terima kasih kepada pembimbing kami, Bapak Ahmad Husni, S.T., M.T. Ibu Yuniar
Pratiwi, S.Si., M.Si. yang telah membimbing kami pada saat melaksanakan Kuliah Kerja
Lapangan.
Serta kami juga mengucap syukur kepada sahabat-sahabat,orang tua dan semua
pihak yang telah berperan dalam penyelesaian makalah ini. Kami menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam penyusunan Laporan ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapakan tanggapan, krtik dan saran dari semua pihak
demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan seluruh umat, Amin.
Daftar Isi
1. Judul : ............................................................................................................................... 2
2. Peserta Pelatihan :............................................................................................................. 2
3. Lokasi Pelatihan ............................................................................................................... 2
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. 4
Daftar Isi .................................................................................................................................. 5
1. Nama Kegiatan ................................................................................................................. 6
2. Maksud dan tujuan............................................................................................................ 6
3. Dasar Teori ....................................................................................................................... 6
4. Hasil dan Pembahasan...................................................................................................... 2
4.2 Melakukan Komunikasi K3 .......................................................................................... 5
4.3 Mengawasi Pelaksanaan Izin Kerja .............................................................................. 7
4.4 Melakukan Pengukuran Faktor Bahaya di Tempat Kerja............................................. 9
4.5 Mengelola Alat Pelindung Diri (APD) ....................................................................... 11
4.6 Menerapkan Program Pelayanan Kesehatan Kerja..................................................... 15
4.7 Menerapkan Manajemen Risiko K3 ........................................................................... 17
5. PENUTUP ...................................................................................................................... 21
5.2 Saran ........................................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 23
LAMPIRAN........................................................................................................................... 24
1. Nama Kegiatan
Pelatihan dan Sertifikasi Operator K3 Umum di Favehotel Prabumulih
3. Dasar Teori
Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) adalah semua ilmu dan penerapannya
untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja (PAK),
kebakaran, peledakan dan pencemaran lingkungan. Keselamatan kerja atau safety
adalah suatu usaha untuk menciptakan keadaan lingkungan kerja yang aman bebas
dari kecelakaan.
Sesuai dengan UU ketenagakerjaan tahun 2003, setiap pekerja berhak
mendapatkan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja. Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja (UU Keselamatan Kerja) mengatur
tentang prinsip-prinsip dasar yang berkaitan dengan pelaksanaan keselamatan kerja.
Semua kecelakaan harus dilaporkan kepada pejabat yang ditunjuk oleh
Menteri Ketenagakerjaan. UU keselamatan kerja mencantumkan daftar industri
yang memerlukan pemeriksaan kesehatan pekerja sebelum bekerja. Pemeriksaan
kesehatan tahunan juga harus dilakukan.
Kecelakaan adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan atau
tidak disengaja serta tiba-tiba dan menimbulkan kerugian, baik harta maupun jiwa
manusia. Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja
atau sedang melakukan pekerjaan disuatu tempat kerja.
1
2
(menurut javaro.co.id)
4
5
(menurut javaro.co.id)
pengunjung, tamu dan masyarakat luas maupun pihak ke tiga yang bekerja sama
dengan perushaaan berkaitan dengan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
Komunikasi dapat melalui beragam media, cara dan teknologi yang secara efektif
dapat menyampaikan pesan kepada semua pihak yang perlu mendapat informasi
berkaitan dengan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Komunikasi internal adalah segenap komunikasi yang secara khusus
diarahkan pada pihak-pihak dalam lingkungan perusahaan misalnya para pekerja.
1. Informasi-informasi yang termasuk dalam komunikasi internal antara lain:
a. Merencanakan Proses Kegiatan Komunikasi K3
1) Mengidentifikasi permasalahan K3 yang terjadi ditempat kerja.
2) Mempertimbangkan permasalahan K3 yang terjadi diluar
perusahaan sebagai masukan.
3) Menentukan petugas K3 yang menangani komunikasi, tugas dan
tangung jawabnya.
4) Mengidentifikasi sumber dan cara akses informasi sesuai
permasalahan K3.
b. Melaksanakan proses komunikasi K3
1) Safety Induction
Safety Induction merupakan program mendasar dalam
mendisiplinkan pegawai atau pekerja, yaitu dengan memberikan
induksi atau pengarahan dan orientasi tentang pekerjaan dan
aspek keselamatan kerjanya. Induksi dilakukan terutama bagi
pegawai baru atau dipindahkan.
2) Safety Talk
Safety Talk adalah pertemuaan yang dilakukan rutin dengan para
pekerja atau karyawan yang biasanya di pimpin oleh personel
safety (HSE) untuk membicarakan dan mengingatkan akan
potensi-potensi bahaya di tempat kerja.
3) Safety Meeting/Brefing
Safety Meeting/Brefing adalah rapat singkat yang diikuti oleh
karyawan atau pekerja sebelum melakukan aktifitas kerja.
7
12. Melakukan kegiatan yang berhubungan dengan mesin berputar atau bergerak.
13. Melakukan kegiatan yang berhubungan dengan bahan radioaktif.
14. Melakukan kegiatan penguncian atau isolasi sumber energi berbahaya.
Izin kerja harus dibuat secara spesifik dan hanya berlaku bila kondisi
pekerjaan tidak berubah. Izin kerja biasanya hanya berlaku singkat, selama 8 jam
atau satu shift, dan berlaku tidak lebih dari satu hari. Rentang waktu yang ditetapkan
dalam izin kerja biasanya dimulai pukul 07.00 pagi hingga pukul 17.00 waktu
setempat atau jam kerja yang berlaku di tempat tersebut.
Bila kondisi lingkungan pekerjaan berubah (hujan, pergantian shift, dll.),
maka izin kerja harus diperiksa kembali sesuai kondisi lingkungan kerja saat itu.
Izin kerja sebelumnya harus diganti dengan izin kerja baru atau bila ada perubahan
lingkungan dianggap tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keselamatan
kerja, maka izin kerja dapat dipergunakan kembali.
Apabila pekerjaan yang sedang berlangsung memerlukan perpanjangan
waktu melebihi waktu yang telah ditetapkan pada surat izin kerja, Anda harus
memperbaharuinya dan disahkan oleh pengawas pekerjaan di lokasi tersebut.
Intinya, izin kerja merupakan alat yang efektif untuk membantu
mengidentifikasi dan mengendalikan bahaya, mencegah cedera, dan menghindari
kecelakaan fatal di tempat kerja. Semua pekerja harus memahami persyaratan izin
kerja dan mengapa izin kerja diperlukan sebelum memulai pekerjaan.
( menurut Safety Sign Indonesia )
ditetapkan Standar Nasional Indonesia (SNI). Namun, jika terdapat metode uji yang
belum ditetapkan dalam SNI, maka pengukuran dapat dilakukan menggunakan
standar yang telah divalidasi oleh lembaga yang berwenang.
Pengendalian lingkungan kerja dapat dilakukan setelah pengukuran
dilakukan. Hal ini dilakukan agar tingkat pajanan faktor kimia dan fisika berada di
bawah nilai ambang batas (NAB), serta faktor-faktor seperti faktor biologi,
ergonomic dan psikologi dapat memenuhi standar. Pengendalian lingkungan kerja
dapat dilakukan sesuai dengan hirarki pengendalian, mulai dari eliminasi, subtitusi,
rekayasa engineering, administratif, hingga penggunaan alat pelindung diri.
Hal–hal yang harus dilakukan untuk melakukan pengukuran faktor bahaya di
tempat kerja:
1. Mempersiapkan pengukuran faktor bahaya di tempat kerja
a. Mengelompokkan faktor bahaya di tempat kerja sesuai hasil identifikasi.
b. Menyiapkan formulir untuk pengukuran faktor bahaya di tempat kerja.
c. Menyiapkan sarana pengukuran untuk mengambil data bahaya di
tempat kerja.
2. Melaksanakan pengukuran faktor bahaya di tempat kerja
a. Menentukan pengukuran faktor bahaya di tempat kerja sesuai strategi
sampling.
b. Menggunakan alat pelindung diri (APD) sesuai faktor bahaya di
lingkungan kerja.
c. Melakukan pengukuran faktor bahaya di tempat kerja sesuai standar dan
pemetaan titik sampling.
d. Menggunakan alat ukur faktor K3 sesuai prosedur.
e. Membandingkan hasil pengukuran dengan peraturan perundangan–
undangan atau standar yang berlaku.
3. Melaporkan hasil pengukuran faktor bahaya di tempat kerja
a. Menyusun laporan hasil pengukuran sesuai format yang berlaku.
b. Menyampaikan Laporan kepada atasan langsung.
c. Mendokumentasikan laporan sesuai dengan prosedur.
11
Safety helmet berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa
mengenai kepala secara langsung.
2. Safety Belt
3. Safety Shoes
Safety shoes berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki
karena benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia dan sebagainya.
13
4. Sepatu Karet
Sepatu karet (sepatu boot) adalah sepatu yang didesain khusus untuk pekerja
yang berada di area basah (becek atau berlumpur). Kebanyakan sepatu karet
di lapisi dengan metal untuk melindungi kaki dari benda tajam atau berat,
benda panas, cairan kimia, dsb.
5. Sarung Tangan
Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau
situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung
tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.
6. Masker (Respirator)
Berfungsi melindungi dari percikan air saat bekerja (misal bekerja pada
waktu hujan atau sedang mencuci alat).
14
11. Pelampung
2. Probabilitas
Merupakan besaran kemungkinan timbulnya risiko. Ditentukan dengan
menganalisis frekuensi bahaya terhadap para pekerja, jumlah dan
karakteristik bahaya yang terpapar pada pekerja, jumlah dan karakteristik
pekerja yang terkena dampak bahaya, kondisi area kerja, kondisi peralatan
kerja, serta efektifitas tindakan pengendalian bahaya yang telah dilakukan
sebelumnya. Faktor probabilitas juga berkaitan dengan faktor perilaku
pekerja dikarenakan kurangnya pengetahuan dan kesadaran terhadap bahaya
dan sumber risiko yang ada dalam proses kerja dan di tempat kerjanya atau
stres yang dialami pekerja yang berpengaruh dalam penurunan konsentrasi
pekerja.
3. Konsekuensi
Merupakan besaran dampak yang ditimbulkan dari risiko. Ditentukan dengan
analisis atau kalkulasi statistik berdasarkan data-data yang terkait atau
melakukan estimasi subjektif berdasarkan pengalaman terdahulu.
Metode dalam mengidentifikasi risiko:
1. Check List
Check List merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengetahui
sebuah kondisi awal dalam mengevaluasi sebuah perangkat, peralatan,
fasilitas dan prosedur operasi dengan teknik memberi tanda/ simbol-simbol
pada setiap tahap data yang akan dievaluasi.
2. Hazard and operability Study
Hazard and operability Study (HAZOPS) merupakan metode yang sering
digunakan pada industri kimia dalam mengidentifikasi bahaya yang
kaitannya dalam memproses bahan kimia serta dampak bahan-bahan kimia
tersebut pada lingkungan.
3. Job Safety Analysis Job
Safety Analysis atau JSA adalah metode yang dilakukan dalam upaya
mengidentifikasi bahaya atau risiko-risiko kecelakaan kerja yang dapat
terjadi di tempat kerja dari setiap aspek yang mempengaruhi tahapan
pekerjaan tersebut. (Wiyasa, 2014). Data yang diperoleh dari JSA (Job Safety
19
Sumber:modulK3(Abdurrahman,S.2013.)
21
5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan laporan kegiatan pelatihan dan serifikasi operator K3 umum ada
beberapa hal yang seharusnya dilakukan sebelum memulai kegiatan K3 yaitu:
1. Pengendalian risiko K3 di tempat kerja dapat dilakukan dengan metode
Hirarc (hazard identification risk assessment and risk control) atau disebut
dengan Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko Dan Pengendalian Risiko.
2. Melakukan komunikasi k3 ditempat kerja dapat dilakukan dengan
komunikasi internal, berupa safety induction, safety talk, safety meeting, juga
dapat melalui beragam media social dan poster dan komunikasi eksternal
dengan persetujuan dan pendekatan dengan pemerintah, kontraktor, dan
masyarakat sekitar.
3. Izin kerja diperlukan untuk mengidentifikasi pekerjaan yang akan dilakukan,
potensi bahaya yang berhubungan dengan pekerjaan yang akan dilakukan,
dan tindakan pencegahan atau pengendaliannya.
4. Pengukuran faktor bahaya di tempat kerja dengan menentukan pengukuran
faktor bahaya di tempat kerja sesuai strategi sampling, menggunakan alat
pelindung diri (APD) sesuai faktor bahaya di lingkungan kerja dan
menggunakan alat ukur faktor K3 sesuai prosedur SNI.
5. Pengelolaan Alat Pelindung Diri (APD) dilakukan dengan beberapa cara
yakni, mempersiapkan APD yang di perlukan di tempat kerja, memeriksa
kondisi APD di tempat kerja, dan melaporkan hasil pengelolaan APD.
6. Pelaksanaan Program Pelayanan Kesehatan sebuah perusahaan menggunakan
sebuah program, Program ini dilaksanakan dengan pendekatan menyeluruh
(komprehensif) yaitu meliputi pelayanan preventif, promotif, kuratif dan
rehabilitatif.
7. Menerapkan Manajemen Risiko K3 dilakukan dengan memastikan
pengaturan yang baik untuk penyelesaian yang sistematis, tinjauan ulang dan
pemeliharaan dari penilaian resiko, sistem keamanan. Semua tingkat bahaya
pada manajemen risiko diukur dengan menggunakan tabel penilaian risiko.
22
5.2 Saran
Berdasarkan laporan kegiatan pelatihan dan sertifikasi operator K3 umum ada
beberapa hal yang dapat dilakukan sebelum memulai kegiatan K3 yaitu:
1. Saat melakukan identifikasi bahaya sebaiknya paham terlebih dahulu apa itu
identifikasi bahaya mulai dari fisika, kimia, biologi, ergonomis, dan
psikososial.
2. Sebaiknya dalam mengawasi pembuatan surat izin kerja yang harus dilakukan
adalah melihat pekerjaan yang akan dilakukan apakah memiliki potensi
bahaya yang tinggi atau tidak.
3. Seharusnya saat mengelola APD , harus diketahui APD apa saja yang di
perlukan di suatu perusahaan, dilakukan pengecekan supaya tidak ada APD
yang tidak layak lagi untuk di pakai APD yang sudah tidak layak lagi di pakai
akan di musnakan agar tidak ada lagi yang memakainya, melaporkan hasil
pengelolaan APD kepada pihak yang terkait.
DAFTAR PUSTAKA
javaro.co.id/pengetahuan
merancang_strategi_pengendalian_risiko_k3_ditempat_kerja/
Wiyasa, W. 2014. Manajemen Risiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pada
Proyek Pembangunan Ciputra World Jakarta. Tesis. Program Magister
Teknik Sipil Universitas Udayana Denpasar.
Yuliani, Uppit. 2017. “Manajemen Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Pada Insfrastuktur Gedung Bertingkat”. Jurnal Desain Konstruksi, 16, (1),
92-100.
........... https://surabaya.proxsisgroup.com/jenis-jenis-alat-pelindung-diri-apd-
beserta-fungsinya/surabaya.proxsisgroup.com/jenis-jenis-alat-pelindung-
diri-apd-beserta-fungsinya/
………2017. "7 Poin Penting Tentang Izin Kerja (Work Permit) Yang Harus
Diketahui Pekerja Dan Supervisor". SAFETYSIGHN.co.id.
19
LAMPIRAN
20
21