Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN TUGAS KULIAH LAPANGAN

KOMUNIKASI K3

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Mata Kuliah Kuliah


Kerja Lapangan (KKL) Pada Program Studi Pertambangan D3
Fakultas Teknik
Universitas Prabumulih

Oleh:
Ketua Kelompok
Wendi Saputra (2020310022)

Anggota
1. Muhammad Fadel Septianov (2020310017)
2. Sandi Arigo (2020310008)
3. Berillian Kurnia (2020310009)

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PRABUMULIH
2022
IDENTITAS DAN PENGESAHAN LAPORAN KEGIATAN
PELATIHAN DAN SERTIFIKASI OPERATOR K3 DI
FAVEHOTEL PRABUMULIH

1. Judul :
Laporan Kegiatan Pelatihan dan Sertifikasi Operator K3 di Favehotel
Prabumulih

2. Peserta Pelatihan :
Ketua Kelompok :
Wendi Saputra (2020310022)
Anggota
1) Muhammad Fadel Septianov (2020310017)
2) Sandi Arigo (2020310008)
3) Berillian Kurnia (2020310009)

3. Lokasi Pelatihan :
Fave Hotel Prabumulih

Prabumulih, 06 Juni 2022


Pembimbing Laporan

Suhardiman Gumanti,S.T., M.T.


HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan kuliah kerja lapangan dengan judul Kegiatan Pelatihan dan


Sertifikasi Operator K3 di Fave Hotel Prabumulih telah dipertahankan di hadapan
Tim Penguji Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Program Studi Teknik Pertambangan
Sekolah Tinggi limu Teknik Prabumulih pada hari kamis 09 Juni 2022, dan telah
diperbaiki, diperiksa, serta disetujui dengan maşukan Tim Penguji Kuliah Kcrja
Lapangan (KKL).

Prabumulih, 09 Juni 2022


Tim Penguji Kuliah Kerja Lapangan
Ketua
1. Ahmad Husni,S.T., M.T. ( )
NIY. 196910061999100003
Anggota:
1. Reni Arisanti,S.T., M.T. ( )
NIY. 197701072014090041
2. Suhardiman Gumanti,S.T., M.T. ( )
NIY. 197002211999100001
3. Rodiyah Nusani,S.Si., M.T. ( )
NIY. 197803012011100028
4. Dr. Yuniar Pratiwi, S.Si., M.Si. ( )
NIY. 199106062016080038

Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknik Prabumulih PU. Ketua Prodi Teknik Pertambangan

Ahmad Husni, S.T., M.T Dr.Yuniar Pratiwi, S.Si., M.Si


DAFTAR ISI

Halaman
1. Nama Kegiatan …………………………………………………………………1
2. Maksud dan Tujuan …………………………………………...………………..1
3. Dasar Teori Komunikasi K3…………………... ………………………………1
3.1 Cara Berkomunikasi dengan Macam-macam Tipe Orang………………….3
3.2 Komunikasi K3 di Dunia Industri…………………………………………..4
4. Hasil dan Pembahaasan ………………………………………………………...7
4.1 Melakukan Komunikasi K3 ………………………………………………..7
4.2 Melaksanakan Proses Komunikasi K3 ……………………………………10
5. Penutup ………………………………………………………………………..13
5.1 Kesimpulan ……………………………………………………………….13
5.2 Saran ………………………………………………………………………13
Daftar Pustaka …………………………………………………………………...14
Lampiran A ……………………………………………………………………...15
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
4.1 Contoh Komunikasi Eksternal ………………………………………………..9
4.2 Safety Induction ………………………….………………………………......11
4.3 Safety Talk …………………………………………………………………...12
4.4 Safety Briefing ………………………………………………………….……12
A.1 Pembukaan Pelatihan Dan Sertifikasi Operator K3 Umum ………………...15
A.2 Foto Bersama Dengan Bapak Tiranda S.T Selaku Pengawas Ketenagakerjaan
Wilayah Prabumulih-Pali …………………………………………………...15
A.3 Proses Pengarahan Tentang Operator K3 Umum …………………………..16
A.4 Melakukan Ujian Sertifikasi Operator K3 Umum ………………………….16
A.5 Foto Bersama Dengan Tim Penguji Dari BNSP Dan Panitia Dari Pramuda Up
Skil …….……………………………………………………………………17
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
A. FOTO KEGIATAN PELATIHAN OPERATOR K3 UMUM DI FAVE
HOTEL PRABUMULIH ………………………………………….....15
1. NAMA KEGIATAN
Pelatihan Dan Sertifikasi Operator K3 di Favehotel Prabumulih.

2. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dan tujuan laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini adalah
1. Mengetahui kegiatan dalam komunikasi K3.
2. Mengetahui proses komunikasi K3.

3. DASAR TEORI
K3 adalah semua ilmu dan penerapannya untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja (PAK), kebakaran, peledakan dan
pencemaran lingkungan. K3 (Keselamatan Kesehatan Kerja) adalah segala
kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja
melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PAK).
K3 diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja (UU Keselamatan Kerja) mengatur tentang prinsip-prinsip dasar yang
berkaitan dengan pelaksanaan keselamatan kerja. Sesuai dengan UU
ketenagakerjaan tahun 2003, setiap pekerja berhak mendapatkan perlindungan
keselamatan dan kesehatan kerja.
Dalam dunia industri, sebagian besar kejadian kecelakaan kerja disebabkan
oleh tindakan yang tidak aman di tempat kerja. Tindakan tersebut banyak
dipengaruhi oleh rendahnya pengetahuan terhadap K3 (Kesehatan dan
Keselamatan Kerja), kurangnya pemahaman bahaya kerja, serta rendahnya
kesadaran terhadap keselamatan pribadi, yang akhirnya mempengaruhi perilaku
tidak aman dalam bekerja. Komunikiasi K3 merupakan salah satu program
pencegahan kecelakaan kerja dalam lingkup meningkatkan pengetahuan,
pemahaman, dan kesadaran terkait K3. Dalam pelaksanaannya, penyampaian
informasi K3 harus didukung semua pihak dalam lini manajemen perusahaan.
Pentingnya sebuah penguasaan komunikasi k3 (keselamatan dan kesehatan
kerja) bagi pengawas dalam berinteraksi dengan pekerja dibawahnya maupun
diatasnya sangatlah penting di dunia K3, kenapa hal ini sangat penting untuk

1
diangkat? Kita ketahui hampir 80% kecelakaan kerja penyebab utamanya adalah
karena tindakan tidak aman atau istilah kerennya “human error”.
Hampir mayoritas pekerja sebenarnya paham akan resiko yang akan dihadapi
namun seringkali dikarenakan komunikasi yang tidak tersampaikan akhirnya ada
beberapa kendala mereka melakukan tindakan tindakan tidak aman tersebut.
Menurut penelitian, kesalahan komunikasi sering kali menyebabkan 70%
kesalahan di tempat kerja.
Peran seorang pemimpin sangat dominan dalam berkomunikasi ini, dengan
menguasai komunikasi yang benar dan bagus seorang pekerja (si penerima pesan)
akan paham apa pesan yang disampaikan dan harapannya dalam bekerja pun
mereka akan melakukan sesuai dengan apa yang sudah kita komunikasikan walau
tanpa pengawasan yang ekstra dan tentu saja meminimalkan kecelakaan kerja
yang ditimbulkan dari sebuah pekerjaan.
Sebaliknya dengan tidak mampunya seorang pengawas atau pemimpin dalam
komunikasi dengan bawahannya bukan saja pesan tidak tersampaikan dengan
sempurna namun hanya akan menimbulkan kesalahan komunikasi yang effeknya
begitu di tinggalkan tanpa pengawasan mereka akan kembali cenderung
mengabaikan atau yang lebih parah dan sering dilakukan adalah menganggap
pekerja yang tidak mau diatur, tingkat pendidikan yang rendah, tidak peduli,
perusahaan tidak punya komitmen tentang K3 dan lainnya. Padahal
permasalahannya sebenarnya di komunikasi yang jelek antara pengawas dengan
pekerja.
Dalam berkomunikasi yang effektif seseorang harus paham akan kekuatan
tiga pesan atau yang lebih dikenal dengan The Power of Three yaitu :
1. Informed yaitu menyampaikan informasi ringkas yang tepat dan Jelas.
2. Inspired membangkitkan inspirasi.
3. Impressed sangat berkesan sehingan pesan akan di ingat dan berhasil
mempengaruhi pendengar dengan paham akan tiga kekuatan tersebut seorang
pemimpin akan mudah dalam berkomunikasi dengan siapapun baik dengan
bawahan, rekan kerja maupun dengan atasan nya atau level yang tertinggi
dalam sebuah perusahaan.

2
3.1 Cara Berkomunikasi dengan Macam-macam Tipe Orang
Dalam pengelolaan ini sangat penting untuk dikupas lebih lanjut karena dari
sana kita menentukan model yang tepat berkomunikasi masing masing orang.
Seperti kita ketahui manusia memproses informasi di dalam otak yang di peroleh
dari lima panca indera kita penglihatan (visual) otak akan merekkam apa yang kita
lihat atau dalam bentuk gambar, sama halnya dengan pendengaran (audiotory)
direkam dalam bentuk suara, perasaan (kinestetik), pembau (olfaktori) dan
pengecap (gustatory) dalam lima panca indera ini yang sering di pergunakan
untuk berkomuniksi cuma tiga yaitu Visual, audiotory dan kinestetik.
Ketiganya menunjukan kepribadian masing masing orang yang memiliki
karakteristik sendiri sendiri dengan memahami masing masing karakteristik ini
kita akan mudah berkomunikasi dan menyampaiakan pesan yang tepat.
1. Komunikasi K3 kepada orang dengan tipe visual
Pertama adalah orang yang bertipe Visual tandanya orang pinter ngomong,
cenderung cerewet, kemapuannya secara verbal sangat baik, dan kelemahan orang
tipe ini adalah sebagai pendengar yang buruk. Nah bagaimana cara kita memberi
nasehat atau cara kita berkomunikasi? Manfatkan sisi kelemahannya jadilah
pendengar yang baik, catatlah semua hal yang penting yang disampaikan, berikan
banyak pujian dan seringlah tersenyum jika berkomunikasi dengannya, gunakan
kata kata predikat yang berhubungan dengan mata atau penglihatan, ajukan
pertanyaan yang mengarah ke persetujuan, intonasi. suara semangat dan ceria
jangan bertele tele, tunjukan data data pendukung bisa seperti video, brosur, atau
poster, buat suasana happy.
2. Komunikasi K3 kepada orang dengan tipe auditory
Kedua adalah tipe audiotory kebalikan dari yang diatas kalau tipe ini dia
sebagai pendengar yang baik namun kurang dalam komunikasi k3 secara verbal
sangat logik dalam berfikir. Cara berkomunikasi denga tipe ini gunakan predikat
atau kata kata yang banya berhubungan telinga atau pendengaran, nada bicara
kalem atau tenang, berikan penjelasan secara detail, jelas dan meyakinkan. Dalam
menyampaikan pesanpun dengan memberikan dukungan referensi pendapat
orang, atau referensi yang sudah ada, cara berfikirnya cepat tanggap. Pergunakan

3
kata-kata submodality seperti Banyak suara – sedikit, keras – pelan, cepat –
lambat, jauh – dekat, letak.
3. Komunikasi K3 kepada orang dengan tipe kinestetik
Tipe yang terakhir adalah Kinestetik yang selalu menggunakan perasaan
dalam bertindak, ciri cirinya jika berbicara suaranya agak dalam dan banyak jeda,
ciri cirinya orang kinestetik adalah tidak bisa diam, lebih suka praktek dan
menyukai permainan, akan cepat gelisah jika matanya dipandang. Jika kita akan
berkomunikasi dengan orang tipe kinetik gunakan kata kata prediksi yang banyak
berhubungan dengan perasaan (gunakan tekanan emosi untuk berkomunikasi),
jangan pernah menginterupsi saat ia sedang memikirkan atau berbicara karena hal
itu akan menghilangkan konsentrasi untuk berfikir dan memulai kembali dari
awal. Pergunakan kata kata submodality seperti letak (posisi rasa) tekanan kuat –
lemah, nafas berat – ringan, arah.

3.2 Komunikasi K3 di Dunia Industri


Komunikasi K3 dalam dunia industri adalah menyampaikan pesan tentang K3
kepada individu atau kelompok tenaga kerja agar mereka paham dan sadar K3.
Hal ini menurut Rayudaswati Budi dalam bukunya pengantar ilmu komunikasi
disebut dengan proses komunikasi yang sedikitnya melibatkan empat elemen atau
komponen sebagai berikut :
1. Sumber atau pengirim pesan atau komunikator yakni seseorang atau
sekelompok orang atau suatu organisasi atau institusi yang mengambil
inisiatif menyampaikan pesan.
2. Pesan, berupa lambang atau tanda seperti katakata tertulis atau secara lisan,
gambar, angka, gestura (gerakan).
3. Saluran, yakni sesuatu yang dipakai sebagai alat penyampaian atau
pengiriman pesan (misalnya telepon, radio, surat, surat kabar, majalah, TV,
gelombang udara dalam konteks komunikasi antar pribadi secara tatap muka).
4. Penerima atau komunikan, yakni seseorang, sekelompok orang, organisasi,
institusi yang dijadikan sasaran penerima pesan.

4
Pada kegiatan studi kelayakan untuk membangun suatu industri, maka
komunikasi K3 yang dilakukan oleh tim industri kepada stake holder yaitu
pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat, masyarakat sekitar wilayah
yang akan dibangun industri berkaitan dengan jalur transportasi, kondisi lahan
berkaitan dengan gempa bumi, banjir dan situasi masyarakat sekitar yaitu
pendidikan, kegiatan masyarakat saat ini apakah nelayan, petani atau pedagang
dan lain sebagainya sehingga potensi bahaya maupun peluang K3 akan tergambar
dengan jelas untuk layak tidaknya industri tersebut dibangun.
Langkah selanjutnya apabila industri layak dibangun maka komunikasi K3
adalah berkaitan dengan kajian-kajian yang dilakukan seperti kajian kondisi tanah,
jalur transportasi, melakukan desain engineering, melakukan kunjungan pada
industri yang sudah beroperasi normal dengan kualifikasi sama dengan industri
yang akan dibangun. Komunikasi K3 tersebut berupa rapat, presentasi, diskusi
dengan tim internal perusahaan maupun dengan eksternal perusahaan seperti
dengan pemerintah daerah, pemerintah pusat, konsultan, vendor. Komunikasi K3
ini akan terus berlanjut sampai detail design engineering selesai dikerjakan dan
perizinan-perizinan yang di dalamnya ada aspek K3. Kajian dan design
engineering ini bisa memakan waktu satu tahun lebih.
Kegiatan berikutnya adalah melakukan kegiatan konstruksi membangun
industri yang akan melibatkan banyak subkontraktor dan tenaga kerja yang
jumlahnya bisa mencapai jumlah 8000 tenaga kerja untuk pembangunan industri
besar. Komunikasi K3 yang dilakukan oleh tim industri kepada kontraktor utama
beserta subkontraktornya adalah berkaitan dengan kesamaan pandangan menindak
lanjuti design engineering yang telah disusun menjadi suatu bangunan industri.
Adapun komunikasi K3 berupa briefing, pelatihan, rapat, presentasi,
pemeriksaan lapangan yang berkaitan kondisi tidak aman, perilaku tidak aman,
penanggulangan keadaan darurat seperti kebakaran, kecelakaan kerja, bocornya
bahan kimia beracun ke udara bebas, pemberian penghargaan kepada kontraktor
utama atau subkontraktor yang mencapai kecelakaan nihil, penyebaran bulletin
K3 yang berisi tentang pencapaian maupun kecelakaan kerja, pemasangan

5
spanduk K3, rambu-rambu lalu lintas, rambu-rambu K3 seperti gunakan alat
pelindung diri (APD) dan lain-lain.
Setelah kegiatan konstruksi selesai dikerjakan, maka kegiatan berikutnya
adalah commissioning & start-up, yang komunikasi K3 berupa inspeksi lapangan,
rapat, presentasi, standby mobil pemadam kebakaran, standby mobil ambulance,
pemasangan tanda-tanda keselamatan, informasi ke masyarakat sekitar, doa
bersama agar kegiatan berjalan lancar tanpa kecelakaan dengan pihak internal dan
eksternal.
Setelah commissioning & startup berjalan lancar, langkah berikutnya adalah
kegiatan operasi untuk mengolah bahan baku menjadi produk. Dalam komunikasi
K3 pada operasi normal yaitu rapat rutin setiap pagi melalui tatap muka, chatting,
Skype, kemudian komunikasi K3 melalui whattsApp ,email, komunikasi K3 dalam
kegiatan training K3, safety talk, safety inspection, safety audit, dengan audience
adalah pekerja tetap, pekerja kontraktor, komunikasi K3 dengan tamu, komunikasi
K3 dengan pihak eksternal, komunikasi K3 melalui majalah untuk kalangan
pekerja dan pihak luar, komunikasi K3 dalam bentuk kampanye K3, promosi K3,
komunikasi K3 dengan memasang rambu-rambu lalu-lintas, memasang tanda-
tanda himbauan maupun peringatan seperti awas ada pekerjaan ditempat tinggi,
kebisingan didaerah ini 90 dBA, petunjuk operasi menangani bahan kimia, dan
lain-lain.
Kegiatan operasi tidak dapat dilaksanakan selamanya, perlu dilakukan
perawatan yang waktunya bisa saja satu tahun sekali atau dua tahun sekali. Dalam
kegiatan perawatan unit operasi, banyak tenaga kerja dan kontraktor sehingga
komunikasi K3 oleh pihak industri terhadap para kontraktor dilakukan secara
intens secara harian untuk membentuk kesadaran K3 pada para kontraktor dan
tenaga kerjanya. Komunikasi K3 yang dilakukan bisa berbentuk rapat, presentasi,
safety briefing, safety talk, safety inspection yang kegiatannya ada bekerja di
ketinggian, pengelasan, memasuki ruangan terbatas seperti memasuki tangki,
vessel, ada kegiatan menggunakan bahan kimia, dan lain-lain.
Suatu industri tidak selamanya beroperasi normal tidak selamanya produknya
dibutuhkan pasar, tentu ada jenuhnya sehingga industri tersebut perlu dihancurkan

6
untuk diganti dengan industri yang baru dan dibutuhkan pasar. Penghancuran
industri in disebut dengan demolish dan resiko bahayanya lebih besar terhadap
pekerja yang akan terlibat dalam kegiatan demolish. Untuk itu perlu aspek K3
yang bener-bener sesuai dengan kegiatan demolish seperti bekerja di ketinggian,
pengelasan, memasuki ruangan terbatas, bekerja menangani bahan kimia
berbahaya dan lain-lain. Dengan kondisi bahaya tersebut perlu komunikasi yang
bener-bener efektif agar dipahami oleh semua pekerja dari segala tingkatan
jabatan maupun pendidikan dan pengetahuan maupun pengalaman.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


Setelah Melakukan Pelatihan Operator (K3) Umum Terdapat Beberapa
Tahapan Yang Dilakukan Antara Lain Sebagai Berikut :

4.1 Melakukan Komunikasi K3


Dalam buku pengantar ilmu komunikasi yang ditulis oleh Rayudaswati Budi
menjelaskan definisi komunikasi dari Harold Laswell bahwa komunikasi pada
dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan “siapa” “mengatakan apa”
“dengan saluran apa“, “ kepada siapa “, dan “dengan akibat apa“ atau “hasil apa“
Sedangkan definisi K3 menurut Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2012 tentang
Sistem Manajemen K3 (SMK3) bahwa K3 adalah segala kegiatan untuk
menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya
pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
Jadi komunikasi K3 dalam dunia industri adalah menyampaikan pesan
tentang K3 kepada individu atau kelompok tenaga kerja agar mereka paham dan
sadar terhadap K3. Hal ini menurut Rayudaswati Budi dalam bukunya pengantar
ilmu komunikasi disebut dengan proses komunikasi yang sedikitnya melibatkan
empat elemen atau komponen sebagai berikut :
1. Sumber atau pengirim pesan atau komunikator yakni seseorang atau
sekelompok orang atau suatu organisasi atau institusi yang mengambil
inisiatif menyampaikan pesan.

7
2. Pesan, berupa lambang atau tanda seperti katakata tertulis atau secara lisan,
gambar, angka, gestura (gerakan).
3. Saluran, yakni sesuatu yang dipakai sebagai alat penyampaian atau
pengiriman pesan (misalnya telepon, radio, surat, surat kabar, majalah, TV,
gelombang udara dalam konteks komunikasi antar pribadi secara tatap muka).
4. Penerima atau komunikan, yakni seseorang, sekelompok orang, organisasi,
institusi yang dijadikan sasaran penerima pesan.
Komunikasi K3 adalah penyampaian informasi terkait keselamatan dan
kesehatan kerja sebelum melakukan pekerjaan. Melakukan komunikasi K3 guna
menjamin penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3), maka perusahaan perlu menyusun sistem komunikasi untuk mendukung
pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang baik di
tempat kerja. Komunikasi meliputi komunikasi internal antar bagian maupun
sesama bagian dalam struktur organisasi Perusahaan maupun komunikasi
eksternal dengan pihak lain seperti kontraktor, pemasok, pengunjung, tamu dan
masyarakat luas maupun pihak ke tiga yang bekerja sama dengan perushaaan
berkaitan dengan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja). Komunikasi dapat
melalui beragam media, cara dan teknologi yang secara efektif dapat
menyampaikan pesan kepada semua pihak yang perlu mendapat informasi
berkaitan dengan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.
Komunikasi internal merupakan komunikasi yang dilakukan terhadap orang
yang berada di dalam perusahaan atau tempat bekerja, baik kepada pekerja
maupun tamu perusahaan.
1. Informasi-informasi yang termasuk dalam komunikasi internal antara lain:
a. Merencanakan Proses Kegiatan Komunikasi K3
1) Mengidentifikasi permasalahan K3 yang terjadi ditempat kerja.
2) Mempertimbangkan permasalahan K3 yang terjadi diluar perusahaan
sebagai masukan.
3) Menentukan petugas K3 yang menangani komunikasi, tugas dan tangung
jawabnya.

8
4) Mengidentifikasi sumber dan cara akses informasi sesuai permasalahan
K3
Komunikasi eksternal adalah segenap kegiatan komunikasi yang diarahkan
pada publik di luar perusahaan misalnya masyarakat sekitar, pemerintah,
kontraktor yang dilakukan dengan cara dialog dan juga dengan pemasangan poster
dan simbol-simbol K3 disekitar lokasi kerja.
1. Informasi-informasi terkait komunikasi eksternal antara lain:
a) Pemerintah.
b) Kontraktor.
c) Masyarakat.
2. Informasi-informasi terkait komunikasi eksternal dengan pengunjung/tamu
antara lain:
a) Persyaratan-persyaratan K3 untuk tamu.
b) Prosedur evakuasi darurat.
c) Aturan lalu lintas di tempat kerja.
d) Aturan akses tempat kerja dan pengawalan.
e) APD (Alat Pelindung Diri) yang digunakan di tempat kerja.

Sumber: SafetySign Indonesia (diterjemahkan)


https://safetysignindonesia.id/6-elemen-penting-dalam-menentukan-rambu-k3-yang-
tepat-di-area-kerja/

Gambar 4.1 Contoh komunikasi eksternal

9
4.2 Melaksanakan Proses Komunikasi K3
Dalam melaksanakan proses komunikasi K3 harus dilakukan dengan tiga hal
yaitu sebagai berikut:
1) Safety Induction
Safety Induction adalah komunikasi informasi K3 yang disampaikan operator
atau ahli K3 kepada karyawan, pekerja, tamu dan pekerja baru yang berada di
dalam tempat bekerja atau perusahaan. Safety induction dilakukan untuk
karyawan, pekerja, tamu perusahaan maupun menyambut karyawan baru di
perusahaan dan mempersiapkan mereka untuk peran baru mereka. Ini memastikan
pekerja mendapat informasi lengkap tentang organisasi dan menyadari pekerjaan
dan tanggung jawab mereka. Ini berfungsi sebagai titik awal bagi organisasi untuk
memperkenalkan budaya keselamatan di tempat kerja.
Safety Induction adalah langkah pertama untuk melibatkan kontraktor,
karyawan, dan pengunjung tentang bekerja dengan aman di lokasi kerja. Biasanya
Safety Induction terdiri dari serangkaian langkah-langkah berupa pelatihan
keselamatan, kunjungan lapangan, identifikasi bahaya di tempat kerja,
pengumpulan lisensi dan sertifikasi penting sebagai bukti pelatihan dan telah diuji
sesuai standar kompetensi mereka.
Induction yang efektif juga dapat memastikan tidak hanya kesadaran
keselamatan yang memengaruhi orang yang menyelesaikan tugas atau peran
pekerjaannya saja, tetapi juga memastikan keselamatan rekan kerja mereka juga.
Didalamnya juga sebaiknya terdapat bagaimana prosedur bekerja di ruang
terbatas, pemahaman dan kesadaran akan bahaya tertentu, prosedur bekerja pada
ketinggian, standar keselamatan listrik, standar keselamatan kebakaran, prosedur
keadaan darurat, lokasi peralatan medis, lokasi evakuasi, kode etik perusahaan,
kebijakan intimidasi dan pelecehan, cara melaporkan insiden atau bahaya, kontak
rumah sakit setempat, dan kontak layanan darurat lokal.
Hal-hal yang dapat terjadi jika tidak dilakukan Safety Induction secara rutin,
diantaranya yaitu peningkatan risiko cedera atau bahkan kematian, laporan insiden
dan klaim pekerja yang lebih tinggi, risiko lebih tinggi dari kontraktor yang
melakukan pekerjaan yang tidak aman dan tidak diperiksa di lokasi, kontraktor

10
melakukan tugas yang tidak seharusnya, kontraktor mengakses tempat kerja
dengan cara yang tidak seharusnya tanpa izin, tempat kerja diakses oleh orang lain
tanpa izin, pekerja yang menjalankan peran yang seharusnya tidak berisiko malah
cedera, pekerja terluka oleh bahaya ketika mereka bisa diperingatkan melalui
induksi keselamatan, keadaan darurat terjadi dan pekerja tidak tahu apa yang
harus dilakukan, pekerja melihat insiden atau nyaris celaka dan tidak
melaporkannya, pekerja menghadapi bahaya baru dan tidak melaporkannya. Maka
dari itu, sangat penting sekali peran Safety Induction tersebut agar dapat
mencegah hal-hal diatas.

Sumber: Kuliah Kesmas (diterjemahkan)


https://kuliah-ikm.blogspot.com/2017/08/apa-itu-safety-
induction.html?m=1
Gambar 4.2 Safety Induction

2) Safety Talk
Safety Talk (disebut juga safety morning talk atau toolbox meeting) adalah
komunikasi informasi K3 yang disampaikan operator atau ahli k3 kepada
karyawan dan pekerja. Safety Talk adalah pertemuaan yang dilakukan operator
dan ahli K3 rutin dengan para pekerja atau karyawan untuk membicarakan hal-hal
mengenai K3, entah tentang isu terbaru, regulasi, prosedur kerja, alat pelindung
diri, potensi bahaya, dan lainnya.

11
Sumber: Laskar Cinta (diterjemahkan)
https://mfirmanshah.wordpress.com/2018/10/01/safety-talk/

Gambar 4.3 Safety Talk

3) Safety Meeting atau Brefing


Safety Meeting/Brefing adalah pemberian laporan yang diberikan kepada
pimpinan perusahaan biasanya laporan terkait pengajuan APD, Memberikan
pemahaman tentang potensi bahaya dan resiko yang akan dihadapi di tempat
kerja, Sebagai upaya Accident Prevention.

Sumber: Kalteng Today (diterjemahkan)


https://kaltengtoday.com/minimalkan-kecelakaan-kerja-pln-budayakan-safety-briefing/

Gambar 4.4 Safety Briefing

12
5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat kami simpulkan bahwa:
1. Komunikasi K3 dalam dunia industri adalah menyampaikan pesan tentang
K3 kepada individu atau kelompok tenaga kerja agar mereka paham dan sadar
terhadap K3.
2. Komunikasi K3 adalah penyampaian informasi terkait keselamatan dan
kesehatan kerja sebelum melakukan pekerjaan.
3. Dalam melaksanakan proses komunikasi K3, ada tiga hal yang harus
dilakukan oleh operator atau ahli K3 yaitu: Safety Induction, Safety Talk dan
Safety Meeting atau Briefing.

5.2 Saran
Dalam berkomunikasi yang effektif seseorang harus paham akan kekuatan
tiga pesan atau yang lebih dikenal dengan The Power of Three yaitu :
1. Informed yaitu menyampaikan informasi ringkas yang tepat dan Jelas.
2. Inspired membangkitkan inspirasi.
3. Impressed sangat berkesan sehingan pesan akan di ingat dan berhasil
mempengaruhi pendengar dengan paham akan tiga kekuatan tersebut seorang
pemimpin akan mudah dalam berkomunikasi dengan siapapun baik dengan
bawahan, rekan kerja maupun dengan atasan nya atau level yang tertinggi
dalam sebuah perusahaan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, S. 2013. “Modul Kesehatan dan Keselamatan Kerja”.

Adzim,. Ilma,. Hebbie. 2007. “Komunikasi K3 (Keselamatan Kesehatan Kerja)".

Caesar, Fariddio. (2011, November 11). IDENTIFIKASI PENERAPAN


KOMUNIKASI K3
SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA.
Diakses pada 11 November 2011 melalui
https://repository.unair.ac.id/23069/#:~:text=Komunikiasi%20K3%20mer
upakan%20salah%20satu,pihak%20dalam%20lini%20manajemen%20per
usahaan/.

Setiawan, Budhi. (2019, Juni 28). Komunikasi K3 di Tempat Kerja. Diakses pada
28 Juni 2019 melalui https://katigaku.top/2019/06/28/komunikasi-k3-di-
tempat-kerja/.

Masjuli., SKM., MK3. (2019, September 16). KOMUNIKASI K3 DI DUNIA


INDUSTRI. Diakses pada 16 September 2019 melalui
https://imsafe.id/2019/09/.

Akbar, M. Y. (2020, Mei 17). Pentingnya Safety Induction di Tempat Kerja.


Diakses pada 17 Mei 2020 melalui https://safex.id/2020/05/17/pentingnya-
safety-induction-di-tempat-kerja/.

14
LAMPIRAN A
FOTO KEGIATAN PELATIHAN OPERATOR K3 UMUM DI
FAVE HOTEL PRABUMULIH

Gambar A.1 Pembukaan Pelatihan Dan Sertifikasi Operator K3 Umum

Gambar A.2 Foto Bersama Dengan Bapak Tiranda S.T Selaku Pengawas
Ketenagakerjaan Wilayah Prabumulih-Pali

15
Gambar A.3 Proses Pengarahan Tentang Operator K3 Umum

Gambar A.4 Melakukan Ujian Sertifikasi Operator K3 Umum

16
Gambar A.5 Foto Bersama Dengan Tim Penguji Dari BNSP Dan Panitia
Dari Pramuda Up Skil

17

Anda mungkin juga menyukai