Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PT.BETA MEDICAL

Disusun oleh :

Rochimah Rahayu

P23138015035

Kelas : A2

POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA II


JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK
PROGRAM DIPLOMA III
2017
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan bahwa :

Nama : Rochimah Rahayu

NPM : P23138015035

Institusi : Politeknik kesehatan Jakarta II

Jurusan Teknik Elektromedik

Telah menyelesaikan praktek kerja lapangan selama 2 bulan terhitung tanggal 10 juli 28
agustus 2017 di PT.BETA MEDICAL dan telah menyelesaikan laporan.

Jakarta , 1 September 2017

Menyetujui

Ketua jurusan Dosen penguji

Teknik Elektromedik praktek kerja lapangan

Hendra Marwazi,ST,MT Hj.Mamurotun, ST,MT


LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PT.BETA MEDICAL

Yang bertanda tangan dibawah ini menerangkan bahwa :

Nama : Rochimah Rahayu

NPM : P23138015035

Institusi : Politeknik kesehatan Jakarta II

Jurusan Teknik Elektromedik

Telah menyelesaikan praktek kerja lapangan selama 2 bulan terhitung tanggal 10 juli 28
agustus 2017 di PT.BETA MEDICAL dan telah menyelesaikan laporan.

Jakarta , 1 September 2017

Menyetujui

Pembimbing Lapangan Manager

Dewanto

Direktur

PT.BETA MEDICAL
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT ,berkat rahmat dan karunia-Nyalah
sehingga sehingga penulis dapat melaksanakan praktek kerja lapangan serta dapat menyeleseikan
laporannya tepat waktu.

Laporan praktek kerja lapangan ini disusun berdasarkan apa yang telah kami lakukan
pada saat dilapangan yakni pada PT. BETA MEDICAL yang beralamat di Jl. Pangeran
Antasari No.212 RT.4/RW.13 ,Cilandak Barat,Jakarta Selatan . Praktek kerja lapangan ini
merupakan syarat wajib yang harus ditempuh dalam program studi Teknik Elektromedik.

Dalam penyusunan laporan hasil praktek kerja lapangan ini penulis banyak mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak, oleh sebab itu penulis ingin mengungkapkan rasa terima kasih
kepada :

1. Kepada ALLAH SWT yang telah memberikan penulis kesehatan selama


berlangsungnya praktek kerja lapangan di PT.Beta Medical.
2. Orang tua yang telah memberikan motivasi dan dukungan , yaitu baik berupa materi
maupun moral.
3. Bapak Hendra Marwazi ST.MT selaku Ketua Jurusan Teknik Elektromedik Poltekkes
Kemenkes Jakarta II
4. Kepala Teknisi PT. BETA MEDICAL yang telah memberikan izin untuk
melaksanakan praktek kerja lapangan.
5. Bapak/Ibu rekan-rekan teknisi PT. BETA MEDICAL yang telah membantu dan
memberikan bimbingan kepada kami.
6. Seluruh dosen dan staff Poltekkes Kemenkes Jakarta II Jurusan Teknik Elektromedik
yang mendukung penulisan laporan ini.
7. Teman-teman Poltekkes Kemenkes Jakarta II Jurusan Teknik Elektromedik yang
membantu dan memberi saran dalam penyusunan laporan ini.
Dalam penyusuna laporan ini Penulis menyadari laporan ini tidaklah sempurna dalam
penulisan .Apabila nantinya terdapat kekeliruan dalam penulisan laporan praktek kerja
lapangan ini penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Akhir
kata semoga laporan praktek kerja lapangan ini dapat memberikan banyak manfaat bagi
kita semua dan memberikan nilai tambah bagi penulis , khususnya di bidang alat-alat
elektromedik

Jakarta , 1 september 2017

penulis
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar ...
Daftar Isi ..

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan ..
1.2 Maksud dan Tujuan ..

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN


2.1 Profil Perusahaan .
2.2 Struktur Tatanan Perusahaan ....
2.3 Tupoksi...
2.4 Tata Pelaksanaan Pekerjaan Daftar Hadir dan Laporan Harian ...

BAB III PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


3.1 USG (ULTRASONOGRAPHY).
3.2 PATIENT MONITOR ....
3.3 ESU (ELECTRO SURGERY UNIT).....
3.4 DOPPLER.....

BAB IV PERMASALAHAN
4.1 Permasalahan yang di hadapi saat PKL

BAB V PENUTUP
5.1 Berisi kesimpulan yang didapatkan selama PKL berlangsung
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan

Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan kesehatan masyarakat dan meningkatkan


mutu pelayanan kesehatan yang merupakan dasar dalam pembangunan nasional,yang
salah satu programnya adalah dalam bidang kesehatan.

Maka untuk membantu dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam bidang


kesehatan perlu adanya alat-alat medis dimana kita ketahui perkembangan alat-alat
medis di zaman sekarang ini semakin hari semakin maju (modern) yang akan sangat
membantu dan memberikan kemudahan bagi para tenaga medis, Maupun Operator
(user) Dalam melakukan diagnose atau pengobatan terhadap suatu penyakit yang di
derita oleh pasien.

Maka untuk mewujudkan semua itu ada beberapa upaya yang di tempuh oleh
Akademi Teknik Elektromedik Politeknik kesehatan Jakarta II adalah dengan
diadakannya Praktek Kerja Lapangan, Untuk menerapkan Teori yang telah di terima
selama mengikuti pendidikan kampus, yaitu dengan terjun ke lapangan, untuk mengasah
ilmu pengetahuan sekaligus mencari pengalaman yang sebenarnya di dalam dunia kerja
dan ingin mengetahui secara langsung fungsi Tenaga Elektromedik (Bidang Kesehatan).

Praktek Kerja Lapangan Perusahaan ini adalah suatu kegiatan yang harus di tempuh
dan di ikuti oleh Mahasiswa/I Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Jakarta II,yang
dimana kegiatan ini juga merupakan suatu memenuhi syarat pada semester V dan VI
nantinya.

1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan

Tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Perusahaan ini bertujuan agar mahasiswi dapat
menerapkan ilmu pengetahuan yang telah didapatkan dengan memberikan kontribusi
pengetahuan pada instansi secara jelas dan konsisten, lebih dapat memahami konsep-konsep
non-akademis dan non-teknis didunia kerja nyata, serta mendapatkan pengalaman kerja sebelum
memasuki dunia kerja.Adapun Tujuan Umum dan Khusus ,sebagai berikut :

1. Tujuan Umum
a) Agar mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan proses pelaksanaan suatu kegiatan
perusahaan/industry atau rumah sakit sehingga memiliki wawasan dan pengetahuan yang
luas dan dapat mempersiapkan diri dalam mengisi kebutuhan pada dunia kerja .
b) Memahami lebih dalam permasalahan teknik perencanaan ,pemasamgan , pengujian
,pemeliharaan dan perbaikan peralatan elektromedik dan sarana kesehatan.
c) Memahami fasalfah-fasalfah tentang keselamatan dan keamanan terhadap penderita ,
petugas , lingkungan dan peralatan elektromedik.
d) Memahami tentang struktur dan proses yang terjadi di lapangan.
e) Terbina minat dan perhatian terhadap lapangan pekerjaan yang harus dihadapi nanti.
f) Terbina pandangan secara horizontal luas dan menyeluruh dalam kaitan dengan masalah-
masalah social di masyarakat.
g) Terbina kepribadian dalam hidup bernegara

2. Tujuan Khusus
a) Memperoleh kesempatan untuk melatih diri dalam menerapkan dan mengintergrasikan
informasi pelajaran yang diperoleh selama mengikuti tugas-tugas pelajaran Teknik
Elektromeddik dan sarana kesehatan secara lebih luas.
b) Memperoleh mengalaman pribadi nyata , konkret dan edukatif.
c) Lebih tanggap terhadap fenomena-fenomena yang terjadi di lapangan.
d) Mempertinggi tingkat keberhasilan perkuliahan di kelas.
e) Memperoleh informasi baru sebagai bahan presepsi atau kerangka untuk mendalami
masalah-masalah teknik lebih lanjut.
f) Memperoleh rasa puas dengan situasi dan kondisi belajar yang menyenangkan dan
merangsang.
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 PROFIL PT.BETA MEDICAL


A. Sejarah

Sejak tahun 1983 Perusahaan kami berdiri, PT.BETA MEDICAL tetap eksis dan
dipercaya oleh para konsumen. Karena itu pula, kami terus berkembang penuh percaya diri
sebagai perusahaan yang mengageni produk khususnya di bidang medical equipment beberapa
merek diantaranya alat Bone Densitometer ex GE Lunar, Ultrasound ex Zonare dan Honda, dan
masih banyak lagi product lainnya. kami akan selalu berkomitmen untuk tetap seiring sesuai
kebutuhan dan pelayanan yang diharapkan para konsumen.

Untuk memudahkan pelayanan, perusahaan kami yang berkantor pusat di Jakarta


yang sekaligus menjangkau wiLayah Jawa Barat dan sekitarnya, terus melebarkan sayapnya
untuk menjangkau para konsumen, Oleh karena itu kami pun memilih kota Medan sebagai
kantor cabang pemasaran kami di wiLayah Sumatera. Menurut kami, kota Medan, merupakan
zona lintas yang sangat strategis di wiLayah Sumatera. Untuk menjangkau wilayah Jawa
Tengah dan sekitarnya kami memilih kota Semarang, Sedangkan untuk Jawa Timur dan Bali,
kantor pemasaran kami berada di zona trans Jawa, tepatnya di kota Surabaya.

Visi dan Misi

Demi kepuasan konsumen , kami selalu berpegang teguh pada motto: "SELALU
MEMBERI YANG TERBAIK". Hal ini terwujud karena dukungan team Marketing kami dan
tenaga Teknisi yang profesional yang telah mengikuti training baik di dalam maupun di luar
negeri, sehingga kami dapat memberikan pelayanan dan jaminan mutu yang baik kepada
customer hingga purna jual (after sales service)

2.2 Struktur Tatanan Perusahaan


Struktur Organisasi Perusahaan secara umum
Struktur Organisasi Perusahaan secara teknik,

MANAGER TEKNIK Admin.Teknik

Dewanto, BE, ST Bryan Novianti

Penyelia 1

Alamuddinsyah

Penyelia 2

Naopi Suparman

Teknisi Teknisi Teknisi

Rachmad Indrajid Ferdi Andritia Andi yuwono

Teknisi

agus

2.3 Tugas Pokok dan Fungsi


A. Tugas
1) Tempat menyediakan dan memperbaiki alat kesehatan yang memiliki alat life support ,
alat diagnostic , alat bedah&anesthesia , alat radiologi ,dan peralatan gigi.
2) Sebagai sarana yang mendistribusikan alat kesehatan ke sarana pelayanan kesehatan
masyarakat yang meliputi : rumah sakit & pelayanan kesehatan
B. Fungsi
1) Sebagai sarana distribusi dan service alat kesehtan bagi rumah sakit maupun klinik
2) Sebagai sarana distribusi alat kesehatan yang bekerja aktif ke seluruh tanah air secara
merata .
3) Untuk membantu pemerintah dalam mencapai tingkat kesempurnaan peyediaan alat
kesehatan.

2.4 Tata Pelaksanaan Pekerjaan


Pkl dilaksanakan pada awal semester 5 selama 2 bulan : dari tanggal 10 juli 28
agustus bertempat di PT.BETA MEDICAL Jl. Pangeran Antasari No. 212
Hari Jam kerja Jam istirahat Keterangan
Senin s/d jumat 08.30 s/d 17.00 12.00 s/d 13.00 Sabtu libur
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

3.1 USG (Ultrasonography)


1. Pendahuluan
Ultrasonography (USG) merupakan salah satu alat diagnostik yang berfungsi
untuk mendiagnosa organ dalam tubuh manusia. Masyarakat pada umumnya hanya
mengetahui bahwa USG adalah alat yang hanya digunakan untuk mendiagnosa atau
melihat janin yang ada dalam rahim seorang ibu hamil, padahal disamping itu USG juga
berfungsi untuk mendiagnosa organ tubuh manusia yang lainnya, seperti jantung, ginjal,
usus, paru-paru, hati, dan pembuluh darah, serta berbagai macam jenis organ lainnya
sesuai dengan jenis pemeriksaan pasien.

2. Teori Dasar

a) Pengertian Ultrasonography (USG)


Ultrasonografi (USG) adalah suatu teknik pencitraan medik dalam
menghasilkan gambar bagian dalam tubuh manusia. USG menggunakan gelombang
ultrasonik untuk mencitrakan organ internal dan otot, ukuran organ, struktur, dan luka
patologi. Memeriksa bagian dalam tubuh dapat dilakukan dengan mengirim pulsa-
pulsa ultrasonik ke bagian tubuh yang hendak dianalisis. Pulsa-pulsa ini akan
dipantulkan oleh organ-organ tubuh bagian dalam. Masing-masing organ mempunyai
struktur, kerapatan, dan kelentingan yang berbeda. Dengan mengukur waktu relatif
dari gelombang-gelombang pantul ini, maka didapat kedalaman-kedalaman organ
yang berbeda. Berdasarkan data kedalaman dan arah gelombang pantul, komputer
akan membentuk bayangan bagian dalam tubuh untuk ditampilkan pada layar
monitor.
USG memancarkan gelombang suara frekuensi tinggi yang dipancarkan
kedalam tubuh pasien, kemudian pantulan suara diterima kembali. Gema atau echo
yang diterima kembali adalah objek yang mempunyai accustic impedance yang
berbeda-beda.

Gambar 3.38 : Tampilan Gema atau Echo dari Tranduser

Half Value Thickness (HVT) adalah apabila echo lebih kecil, maka pada
monitor akan terlihat hitam karena terlihat dari berbagai media, maka pada
pemeriksaan dengan ultrasound pada tulang dan air akan mengalami accustic
(kesulitan dalam mendiagnosa) sehingga hasil penggambaran yang terlihat pada
monitor ialah irisan (penampang) secara realtime.

b) Pengertian Gelombang Ultrasonic


Gelombang Ultrasonik adalah gelombang suara dengan frekuensi lebih tinggi
dari pada kemampuan pendengaran telinga manusia, sehingga kita tidak bisa
mendengarnya sama sekali. Suara yang dapat didengar manusia mempunyai frekuensi
antara 20-20.000 Hz. Sedangkan dalam pemeriksaan USG ini menggunakan frekuensi
pada rentang 2-20 MHz.
Gelombang suara frekuensi tinggi tersebut dihasilkan dari kristal-kristal yang
terdapat dalam suatu alat yang disebut transduser. Perubahan bentuk akibat gaya
mekanis pada kristal akan menimbulkan tegangan listrik. Fenomena ini disebut efek
Piezo-electric, yang merupakan dasar perkembangan USG selanjutnya. Bentuk kristal
juga akan berubah bila dipengaruhi oleh medan listrik.Beberapa sifat dasar dari
gelombang ultrasonic yaitu :
1) Sangatlambatbilamelalui media yang bersifat gas dansangatcepatbilamelalui
media padat.
2) Semakinpadatsuatu media, makasemakincepatkecepatansuaranya.
3) Apabilamelaluisuatu media makaakanterjadiatenuasi (penurunan intensitas
gelombang).

Sesuai dengan polaritas medan listrik yang melaluinya, kristal akan


mengembang dan mengkerut, maka akan dihasilkan gelombang suara frekuensi
tinggi. Salah satu sifat piezo-elektrik yaitu jika diberi tegangan maka akan
berekspansi dan berkontraksi tergantung polaritas tegangan yang diberikan. Untuk
lebih jelasnya dapat diilustrasikan pada gambar sebagai berikut :

Gambar 3.39 : Sifat Piezoelektrik

Sifat yang lain adalah jika Kristal tersebut terkena gelombang akustik, maka
akan menghasilkan tegangan listrik. Ultrasonography memanfaatkan densitas dan
perbedaan impedansi dari jaringan tubuhuntuk memantulkan gelombang yang
ditransmisikan. Gelombang pantul tersebut disebut echo, echo tersebut nantinya akan
memberikan informasi fisiologis tubuh yang dituangkan dalam bentuk pencitraan.

c) Tranduser
Tranduser adalah alat yang berfungsi untuk mengubah suatu energy dari suatu
bentuk ke bentuk lain yang merupakan elemen penting dalam system pengendali.
Secara umum tranduser dibedakan atas dua prinsip kerja, yaitu :
1) Tranduser Input
Tranduser ini akan mengubah energy non listrik menjadi energy listrik.

2) Tranduser Output
Tranduser ini akan mengubah energy listrik menjadi energy non listrik.

Tranduser Piezo-elektrik
Piezoelektrik berasal dari bahasa Yunani yaitu piezo yang artinya tekanan dan
elektrik yang berarti listrik. Bahan piezoelektrik adalah suatu bahan yang apabila
diberi stress (tekanan) mekanik akan menghasilkan medan listrik, sebaliknya apabila
medan listrik diterapkan pada bahan piezoelektrik akan terjadi deformasi mekanik
(perubahan dimensi bahan). Sifat yang reversibel ini membuat material piezoelektrik
dapat berfungsi sebagai transduser dan actuator, serta menarik untuk dikembangkan.
Sifat reversibel yang dimiliki oleh piezoelektrik dapat dijelaskan sebagai
berikut. Di dalam sebuah kristal piezoelektrik, muatan listrik positif dan muatan listrk
negatif terpisah namun terdistribusi simetris sehingga kristal keseluruhan secara
elektris bersifat netral. Ketika diterapkan stress (tekanan), maka distribusi muatan
yang simetris akan terganggu sehingga muatan menjadi tidak simetris lagi, dan
muatan yang tidak simetris inilah yang menimbulkan medan listrik
Sebaliknya, ketika medan listrik diterapkan pada material piezoelektrik maka
akan terjadi deformasi mekanik yang menyebabkan material berubah dimensi
(struktur kristalnya dari kubik menjadi tetragonal atau rhombohedral). Peristiwa ini
dikarenakan pada saat medan listrik melewati material, molekul yang terpolarisasi
akan menyesuaikan dengan medan listrik, dihasilkan dipole yang terinduksi dengan
molekul atau struktur kristal materi. Penyesuaian molekul ini mengakibatkan material
berubah dimensi.Sifat reversibel dari material piezoelektrik dapat dimanfaatkan untuk
berbagai macam aplikasi, antara lain sensor, aktuator, transduser, dan peralatan
elektronik lainnya.

Pada transduser, bahan piezoelektrik mengubah sinyal listrik menjadi getaran


mekanik dan mengubah kembali getaran mekanik menjadi energi listrik. Material
piezoelektrik diposisikan sebagai elemen aktif transduser. Elemen aktif adalah inti
dari transduser yang mengubah energi listrik menjadi energi suara dan sebaliknya.
Gambar 3.40 : Stuktur Tranduser Piezo-Elektrik

Inti dari tranduser adalah elemen aktif karena merupakan salah satu yang
mengubah energy listrik menjadi energy akustik dan sebaliknya. Efek piezo-elektrik
adalah hubungan elektronika dengan mekanik. Efek piezo-elektrik adalah suatu efek
yang dapat dibalik (reversible), dimana terdapat efek piezo-elektrik langsung (direct
piezo-elektrik effect) dan efek piezo-elektrik balikan (converse piezo-elektrik effect).
Efek piezo-elektrik langsung adalah produksi potensial listrik akibat adanya tekanan
mekanik. Sedangkan efek piezo-elektrik balikan adalah produksi tekanan akibat
pemberian tegangan listrik.

3. Prinsip Kerja Alat Ultrasonography (USG)

Pada dasarnya alat ini menggunakan prinsip dasar gelombang ultrasonik untuk
menghasilkan gambaran/pencitraan dari bagian dalam tubuh manusia. Gelombang
ultrasonik adalah gelombang dengan besar frekuensi diatas frekuensi gelombang suara
yaitu lebih dari 20 KHz. Sensor ultrasonik terdiri dari rangkaian pemancar ultrasonik
yang disebut transmitter dan rangkaian penerima ultrasonik yang disebut receiver.
Sinyal ultrasonik yang dibangkitkan akan dipancarkan dari transmitter ultrasonik.
Ketika sinyal mengenai benda penghalang, maka sinyal ini dipantulkan dan diterima
oleh receiverultrasonik. Sinyal yang diterima oleh rangkaian receiver dikirimkan ke
rangkaian mikrokontroler untuk selanjutnya diolah untuk menghitung jarak terhadap
benda di depannya (bidang pantul).
Sifat fisika ultrasonografi mengikuti hukum Snellius untuk suara. Menurut
Snellius ada beberapa konsep dasar tentang gelombang suara, dimana gelombang yang
datang akan dapat mengalami beberapa kejadian, yaitu :
a) Gelombang yang datang tegak lurus dengan bidang tertentu maka akan dipantulkan
tegak lurus pula, tapi bila membentuk sudut tertentu (sudut datang) akan dipantulkan
dengan besar sudut keluar sama dengan sudut datang.
b) Dalam bidang yang berlapis, gelombang akan diteruskan (dihambat). Semakin dalam
lapisan, intensitas gelombang makin kecil, sehingga untuk mendapatkan intensitas
yang stabil/tetap diperlukan amplifikasi tiap lapisan.
c) Gelombang akan dibiaskan/dihambat dengan sudut bias tertentu.
d) Gelombang dapat dihambat 100%. Apabila gelombang mengenai benda/organ keras,
maka gelombang dihambat 100% sehingga permukaan benda akan tampak lengkung
(arch sign) dan memberi gambaran posterior acoustic shadow pada bagian belakang
benda tersebut.

Transduser bekerja sebagai pemancar dan sekaligus penerima gelombang suara.


Pulsa listrik yang dihasilkan oleh generator diubah menjadi energi akustik oleh
transducer yang dipancarkan dengan arah tertentu pada bagian tubuh yang akan
didiagnosa. Sebagian akan dipantulkan dan sebagian lagi akan merambat terus menembus
jaringan yang akan menimbulkan bermacam-macam pantulan sesuai dengan jaringan
yang dilaluinya.

Gambar 3.41 : Metode Diagnostik Pengambilan Gambar Ultrasound


Pantulan echo yang berasal dari jaringan-jaringan tersebut akan membentur
tranduser dan kemudian akan diubah menjadi pulsa listrik lalu diperkuat, dan selanjutnya
akan ditampilkan pada layar monitor. Dengan demikian bila tranduser digerakan seolah-
olah kita melakukan irisan-irisan pada bagian tubuh yang akan diinginkan dan hasil
gambaran irisan-irisan tersebut akan dapat dilihat pada layar monitor.
Masing-masing jaringan tubuh mempunyai impedance accustic yang berbeda-
beda. Dalam jaringan yang heterogen akan ditimbulkan bermacam-macam echo yang
disebut dengan echogonic.Sedangkan pada jaringan yang homogeny hanya sedikit atau
bahkan tidak ada sama sekali echo yang bisa disebut dengan anecho atau achofree. Suatu
rongga berisi cairan yang bersifat anechoic, misalnya kista, asites, pembuluh darah besar,
pericardial, dan pleural effusion.
Aplikasi pemakaian:
a) Dapat digunakan untuk mendiagnosa cardiac (jantung).
b) Dapat digunakan untuk mendiagnosa ginjal.
c) Dapat digunakan untuk mendiagnosa usus.
d) Dapat digunakan untuk mendiagnosa vascular (pembuluh darah).
e) Dapat digunakan untuk mendiagnosa hati.

Kondisi Lingkungan Saat Pengoperasian Alat


Temperature ruangan : 5C sampai 40C
Kelembaban ruangan : 35% sampai 85%
Tekanan : 700 hPa sampai 1060 hPa

Kondisi Lingkungan Saat Penyimpanan Alat


Temperature ruangan : -20C sampai 55C
Kelembaban ruangan : 30% sampai 85%
Tekanan : 700 hPa sampai 1060 hPa
4. Blok Diagram Alat Ultrasonography (USG)

Keyboard

Digital Scan TV Monitor


Converter

Front Panel

Printer Unit

Panel Tx dan Rx
Interface Unit

POWER PROBE PASIEN


SUPPLY

Gambar 3.46 : Blok Diagram Alat Ultrasonography


Keterangan blok diagram :
a) Power Supply
Berfungsi sebagai sumber tegangan utama pada alat yang kemudian akan
memberikan tegangan ke seluruh blok rangkaian USG.
b) Probe/Tranduser
Berfungsi sebagai alat untuk mendiagnosa bagian tubuh pasien.
c) Tx (Transmitter)
Berfungsi sebagai pengirim sinyal transmisi ultrasound dan sinyal control yang
digunakan.
d) Rx (Receiver)
Berfungsi sebagai penerima sinyal transmisi ultrasound dan sebagai penerima signal
processing circuit yang nantinya sinyal tersebut akan masuk ke blok DSC.
e) DSC (Digital Scan Converter)
Berfungsi untuk menyimpan data yang diterima dari Tx dan Rx yang kemudian akan
diteruskan ke layar monitor.
f) Panel Interface
Berfungsi sebagai penghubung dari front panel ke blok Tx dan Rx.
g) Keyboard
Berfungsi sebagai pengaturan berbagai mode diagnose dan sebagai alat untuk input
data, serta sebagai pengatur dari berbagai parameter yang ada pada alat.
h) Front Panel
Berfungsi sebagai tempat untuk mengatur tombol kontras gambar, intensitas gambar,
membuat data pasien, dan lain-lain.
i) Display Monitor
Berfungsi sebagai output atau tampilan akhir yang berupa gambar hasil diagnose
pasien.

5. Cara Kerja Blok Diagram

Blok diagram alat Ultrasonography terdiri dari blok power supply, blok Tx dan
Rx unit, blok panel interface, blok DSC (Digital Scan Converter), blok front panel,
keyboard, probe, monitor display, dan printer. Pada saat alat mendapat sumber tegangan,
pulser akan aktif dan menghasilkanteganganuntukmerangsangKristalpada transducer
danmembangkitkanpulsa ultrasound. Pada saat ini tranduser sudah bekerja namun belum
sesuai biasnya.Sebelum alat digunakan, terlebih dahulu harus mensetting kebutuhan
diagnosa pasien pada front panel dan keyboard melalui blok panel interface sebagai blok
penghubung.
Setelah pengaturan sudah diatur, kemudian tranduser ditempelkan pada bagian
tubuh pasien yang ingin didiagnosa. Tranduser akan menghasilkan ultrasound
(gelombang suara frekuensi tinggi), lalu ultrasound akan dipancarkan (transmitter / Tx)
ke dalam bagian tubuh pasien tersebut, kemudian akan menghasilkan pantulan gema/echo
yang akan diterima kembali oleh tranduser (receiver / Rx). Output gema/echo tadi akan
masuk ke blok DSC (Digital Scan Converter) untuk diolah dan hasil akhirnya akan
ditampilkan ke TV monitor dan dengan perangkat penunjang melalui printer dapat untuk
mencetak hasil pemeriksaan USG, sehingga dapat digunakan sebagai dokumentasi atau
arsip hasil pemeriksaan USG pasien.
6. SOP
Lepaskan penutup debu.
Periksa kondisi alat.
Hubungkan alat dengan catu daya.
Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi ON.
Lakukan pemanasan secukupnya minimal 5 15 menit.
Cek seluruh fungsi tombol.
Perhatikan protap pelayanan.
Memasukkan data pasien dengan menekan tombol pasien.
Tentukan dan fungsikan mode sesuai dengan jenis pemeriksaan.
Tentukan penggunaan jenis probe sesuai dengan jenis pemeriksaan pasien.
Oleskan jelly secukupnya pada permukaan objek.
Lakukan tindakan pemeriksaan.
Setelah ditemukan objek yang diinginkan kemudian tekan tombol FREEZE untuk
menghentikan gambar.
Tekan tombol Functional Dial (Rotate) untuk pengaturan posisi gambar.
Tekan tombol Functional Dial (Zoom) untuk perbesaran atau pengecilan objek yang
diinginkan.
Tekan tombol Functional Dial (Depth) untuk kedalaman objek yang dilihat.
Tekan tombol Mark untuk member tanda pada gambar diagnose.
Lakukan pengukuran objek dengan menekan tombol Trackball/Clipper.
Gerakan Track Ball untuk menggerakan cursor pada monitor kea rah yang diinginkan.
Lakukan pemotretan/recording apabila diperlukan.
Tekan tombol PRINT untuk mencetak hasil pemeriksaan USG.
Jika pemeriksaan sudah selesai, matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi OFF.
Bersihkan probe dengan kain halus atau tissue.
Lepaskan dan simpan aksesoris pada tempatnya.
Lepaskan hubungan alat dengan catu daya.
Bersihkan alat dan pastikan alat dalam kondisi baik dan siap difungsikan pada pemakaian
berikutnya.
Pasang penutup debu.
3.2 Patient Monitor
1. PENDAHULUAN
Peralatan Life Support dan Life Saving pada dasarnya adalah peralatan medis yang
berfungsi untuk mendukung kelangsungan hidup pasien. Banyak contoh alat dari live
supportdanlive saving seperti infusion pump, syringe pump, defibrilator, ventilator, patient
monitor, dan sebagainya.
Patient Monitor adalah sebuah alat berbentuk monitor untuk kepentingan medis atau
monitor fisiologis atau tampilan. Dalam fungsinya patient monitor adalah perangkat medis
elektronik yang digunakan dalam pemantauan medis yang menampilkan data terpantau,dan
memungkinkan untuk mengirimkan data pada jaringan pemantauan.Alat ini akan
menampilkan beberapa parameter vital pasien, seperti aktivitas jantung (ECG), SpO2,
tekanan darah (NIBP), suhu tubuh, dan parameter yang lainnya. Data fisiologis ditampilkan
terus menerus pada layar CRT atau LCD, disertai dengan read outs numerik parameter
dihitung pada data asli, seperti nilai maksimum, minimum, dan rata-rata denyut nadi dan
frekuensi pernapasan, dan sebagainya.
Pada dasarnya sistem pemantauan pada pasien ada dua metode, yaitu secara manual
yang dikontrol langsung dan rutin oleh dokter atau perawat dan pemantauan secara elektrik
yang menggunakan alat medis yang menampilkan beberapa parameter vital pasien yang
dapat di kontrol secara jaringan dari beberapa pasien sehingga bisa meminimalisir frekuensi
pemantauan secara manual oleh dokter atau perawat.

2. TEORI DASAR
Pasien monitor adalah suatu alat yang difungsikan untuk memonitor kondisi fisiologis
pasien. Dimana proses monitoring tersebut dilakukan secara real-time, sehingga dapat
diketahui kondisi fisiologis pasien pada saat itu juga. Ada beberapa parameter yang dapat di
pantau yaitu ECG, respiratory, tekanan darah atau NIBP, SpO2 atau kadar oksigen dalam
darah, dan temperature (suhu tubuh).

1. Parameter yang Ditampilkan Pada Alat Patient Monitor :


Parameter adalah bagian-bagian fisiologis dari pasien yang diperiksa melalui
pasien monitor. Jika kita ketahui ada sebuah pasien monitor dengan 5 parameter, maka
yang dimaksud dari 5 parameter tersebut adalah banyaknya jenis pemeriksaan yang bisa
dilakukan oleh pasien monitor tersebut terhadap pasien. Adapun parameternyaadalah :
a. Electro Cardiograph(ECG)
Merupakan suatu pemeriksaan untuk mengetahui aktivitas kelistrikan jantung
pasien yang kemudian akan ditampilkan dalam bentuk gelombang. Gelombang dari
aktivitas kelistrikan jantung tersebut akan mempermudah dalam menilai kondisi
fisiologis pasien. Dalam parameter ECG ini, dihitung juga detak jantung pasien per
menit (heart rate).

b. Respiratory
Adalah pemeriksaan irama napas pasien. Parameter ini untuk mengatur
inspirasi dan ekspirasi, carapengukurannya ialah dengan memantau pengukuran
jumlah impedansi thoreak diantara 2 elektrodaECG. Perubahan dari
impedansi2elektroda, ketika gerakan dadakan menghasilkan bentuk gelombang
pernapasan yang tampil dimonitor.

c. Saturasi Oksigen/Pulse Oximetry(SpO2)


Parameter ini mengukur kadar oksigen dalam darah. Pengecekannya
dilakukan menggunakan finger sensor yang telah tersedia sebagai aksesoris alat ini
dengan cara memasangnya di ujung jari pasien dan secara otomatis akan
menampilkan hasil pengukuran. Kadar oksigen normal dalam darah seseorang tanpa
bantuan oksigen adalah 99,9%. Namun, apabila menggunakan bantuan oksigen
dengan oksigen normal sebesar 70%, maka nilai SpO2 harus mencapai 100%.
d. Non Invasive Blood Pressure(NIBP)
Parameter ini mengukur kadar tekanan darah pasien, pengecekan dilakukan
dengan cara menggunakan manset yang dipasang dilengan pasien bagian atas,
kemudian tekan tombol start, lalu secara otomatis manset akan mengembang dan
mengempis. Kemudian hasil akan ditampilkan dimonitor.

e. Temperature
Parameter ini berfungsi untuk memantau suhu tubuh pasien. Pengecekan
dilakukan dengancara meletekkan sensor pada kulit(skin sensor), maka secara
otomatis monitor akan menampilkan nilai suhu tubuh pasien dengan satuan 0C.
3. PRINSIP DASAR
Pada prinsipnya alat ini bekerja dengan menyadap kondisi tubuh pasien
melalui sensor dan elektroda.Sensor dan elektrodatersebut berfungsi untuk mengirim data
dari pasien, lalu diolah oleh main prosesor (mikrokontroller)dan ditampilkan berupa
gambar (grafik pulsa), bunyi, lampu indikator, numeric parameter, dan alarm.
Alat pasien monitor ini sepenuhnya sudah menggunakan sistem digital, sehingga
semua proses pengolahan sinyal dilakukan oleh microprosessor dan ditampilkan pada
monitor. Namun sebelumnya sinyal sadapan tersebut akan dikuatkan terlebih dahulu oleh
rangkaian pre-amplifier, sehingga sinyal keluarannya menjadi lebih besar dan dapat
diolah oleh Analog Digital Converter (ADC) untuk dirubah menjadi sinyal digital karena
hasil sinyal sadapan dari tubuh pasien merupakan sinyal analog.

4. BLOK DIAGRAM

Keterangan blok diagram :


1) Power Board
Berfungsi sebagai pemberi catu daya pada seluruh board rangkaian yang ada
agar alat dapat digunakan. Di dalam power board ini terdapat Power Management
yang berfungsi sebagai control power dari PLN atau menggunakan system back-up
dari baterai. Jika PLN mati maka secara otomatis baterai akan memback-up power.
2) LCD
Menghasilkan gambar bagi tampilan sinyal-sinyal atau parameter hasil
pengukuran yang telah diolah dan didapatkan dari main prosessor board.
3) Sadapan Pasien/Parameter Part
Berfungsi untuk mengambil data atau sinyal dari tubuh pasien dengan
menggunakan sensor dan elektroda. Kemudian sinyal ini yang akan menjadi
parameter pemantauan kondisi pasien.
4) Main Control Part/Main Processor
Berfungsi sebagai pengendali program kerja alat dan untuk mengolah sinyal-
sinyal hasil pengukuran setiap parameter yang akan ditampilkan pada LCD monitor.
5) NIBP Assembly
NIBP Assembly biasa disebut manset yang berfungsi untuk memberi tekanan
sehingga aliran darah terhambat untuk beberapa saat untuk melakukan pengukuran
tekanan darah systole dan dyastole.
6) Network Port Board
Berfungsi untuk mengirim data ke central monitoruntuk pemantauan secara
sentral, baik melalui kabel LAN ataupun system wireless.
7) Keyboard
Berfungsi untuk mengetik dan mengisi data-data pasien yang sedang diperiksa
dan memberikan perintah-perintah untuk melakukan program yang akan dilakukan.
8) Printer/Recorder
Untuk merekam atau mencetak data hasil pengukuran.

5. Cara Kerja Blok Diagram


Tegangan dari PLN masuk ke rangkaian power board, didalam power board
terdapat power supply yang memberikan supply ke seluruh rangkaian, kemudian power
managementdalam power boardakan mengontrol powerdari PLN. Jika PLN mati maka
baterai secara otomatis akan memback-uppower system, sehingga alat tetap dapat
menyala meskipun tidak begitu lama.
Sinyal dari tubuh pasien disadap melalui elektroda dan sensor. Elektroda ECG
akan menyadap sinyal aktifitas kelistrikan jantung, sensor finger berfungsi untuk
mendeteksi kadar oksigen didalam darah, NIBP akan mengukur nilai tekanan darah
pasien, dan sensor skin akan mendeteksi suhu tubuh dari pasien yang ditempelkan pada
tubuh pasien. Semua sinyal sadapan tersebut akan diolah oleh microprocessor/main
control partdengan proses penguatan sebelumnya, sehingga dihasilkan sinyal yang lebih
kuat. Sinyal yang telah diolah menjadi digital kemudian akan ditampilkan pada display
monitor sebagai tampilan dari parameter yang disadap pada tubuh pasien. Sinyal dari
microprosessor juga digunakan untuk mengaktifkan rangkaian alarm apabila terdapat
tinggi atau rendah sinyal baik tekanan, temperatur, ataupun SpO2, sehingga dapat
diketahui apa yang terjadi pada pasien apabila terjadi keadaan abnormal.
Parameter sinyal itu pun dapat dikirimkan ke monitor sentral melalui network port
board, sehingga kondisi pasien dapat dipantau secara sentral oleh petugas/perawat yang
berjaga melalui system wireless ataupun dengan jaringan LAN yang mampu
memudahkan kerja dari perawat dalam pemantauan/monitoring kondisi aktual dari
pasien.
Data pasien seperti nama, umur, jenis kelamin, dan lain-lain diketik dengan
menggunakan keyboard kemudian data tersebut ditampilkan di LCD monitor.

6. SOP
1. Persiapan :
a. Lepaskan penutup debu.
b. Siapkan aksesoris yang terdiri dari elektroda ECG, SpO2 sensor, sensor suhu, dan
selang NIBP. Pasang sesuai dengan kebutuhan.
c. Hubungkan alat dengan catu daya.
d. Hubungkan elektroda ECG, sensor suhu, SpO2 sensor, dan selang NIBP pada alat.
e. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi ON.
f. Set rentang nilai range alarm untuk temperature, pressure, SpO2, dan bpm
(respiration).
g. Lakukan pemanasan alat secukupnya.

2. Pelaksanaan :
a. Perhatikan prosedur tetap pelayanan.
b. Atur posisi pasien.
c. Hubungkan elektroda ECG, sensor suhu, SpO2 sensor, dan manset NIBP ke pasien
dan pastikan bahwa pasien kabel sudah terhubung dengan baik dan benar pada pasien.
d. Lakukan monitoring pasien.
e. Lakukan pemantauan pada display terhadap heart rate, ECG pulse, temperature,
satursai oksigen (SpO2), dan NIBP.

3.3 ESU (ELCTRO SURGERY UNIT)


1. PENDAHULUAN
Dalam pembedahan konvensional, setelah kulit pasien dibedah, maka pada
kulit pasien tersebut terjadi pendarahan dengan proses pembekuan darah yang lambat.
Akibatnya akan fatal, jika proses pembekuan darah terlalu lambat maka proses pendarahan
akan berlanjut dan bisa mengakibatkan pasien kehilangan darah dengan jumlah besar.
Proses pembekuan darah yang lambat pada metode konvensional diakibatkan karena pisau
pembedah hanya berfungsi sebagai pemotong lapisan kulit tapi tidak bisa mempercepat
proses pembekuan darah.

Saat ini, ditemukan teknologi Electrosurgical Unit(ESU). Pada aplikasi


teknologi ini, tepi yang tajam pada pisau dialiri oleh arus listrik frekuensi tinggi. Pemberian
arus listrik frekuensi tinggi pada tepi pisau pembedah membuat proses pembekuan darah
pada jaringan yang terpotong menjadi lebih cepat dibanding metode konvensional.
Akibatnya, resiko pasien kehilangan banyak darah semakin kecil. Pada makalah ini, akan
dibahas lebih jauh mengenai aplikasi dari Electrosurgical Unit(ESU).

2. TEORI DASAR
Electrosurgery engan menggunakan energy RF(Radio Frekuensi) 300kHz sampai dengan 3
MHz untuk memotong dan membekukan tissue/ jaringan, yang mana tergantung pada efek panas
yang disebabkan oleh arus listrik frekuensi tinggi melalui tepi yang tajam. Efek yang dicapai dengan
panas yang ada dalam jaringan berasal dari arus RF akibat terjadi hambatan. Metode ini memiliki
kemampuan untuk memotong dan mengentalkan jaringan secara bersamaan, dan membuat kontribusi
besar untuk beberapa cabang kedokteran klinis sejak diperkenalkan pada akhir tahun 1920. Efek
jaringan diterapkan dalam electrosurgery biasanya digambarkan sebagai (a) koagulasi putih, nama
tersebut berasal dari penampilannya, di mana protein jaringan terdegradasi oleh suhu, biasanya 50-90
o
C, (b) koagulasi hitam atau karbonisasi di mana jaringan yang dihasilkan benar-benar kering
(desiccated) dan pengurangan sisa-sisa karbon yang hangus dilakukan pada suhu tinggi, dan (c)
memotong di mana struktur jaringan dipisahkan oleh aliran panas pada volume yang sedikit jaringan
air. Ketiga hasil biasanya terjadi dalam beberapa kombinasi tergantung penerapan dan tegangan yang
terdapat pada elektroda aktif. Electrosurgery menyelesaikan banyak pekerjaan bedah yang lebih baik
dari perangkat lain atau sekaligus teknik yang mengurangi secara drastis tingkat morbiditas dan
mortalitas terkait dengan operasi. Hal ini dilakukan dengan mengurangi waktu di bawah anestesi dan
komplikasi akibat operasi dan pasca operasi perdarahan.

Pada cut current mode, jaringan dipotong menggunakan elektroda yang mengenai
jaringan dan kapiler yang mana goresan tersebut tersegel kembali (kering) karena
jaringan menyusut. Oleh karena itu cara ini sering disebut Bloodless Surgery/ Bedah
tanpa darah.
Pada Coag Current Mode, Jaringan dibekukan dengan menggunakan discharging RF
dari elektroda ke jaringan, sehingga terjadi loncatan energy yang dapat menghentikan
pendarahan. Dengan prosedur yang tepat, proses kesembuhan pasca operasi akan
menjadi lebih cepat.

f.

3. PRINSIP DASAR
Prinsip dasar mesin electrosurgery menghubungkan dua elektroda ke RF generator. Satu
elektroda disebut elektroda aktif dan bentuknya sangat kecil dan memiliki luas penampang sangat kecil
sehubungan dengan elektroda lainnya. Elektroda aktif biasanya dibentuk menjadi bentuk alat atau probe
dan dimanipulasi oleh dokter bedah. Eletroda pasive memiliki area yang besar dari pada elektroda aktif
yang memiliki luas 100 cm2 atau lebih. Dahulu elektroda pasif permukaannya terbuat dari metal yang
disebut patient plate. Patient plate diposisikan di bawah pantat dan paha. Saat ini banyak rumah sakit
telah beralih ke pad elektroda sekali pakai yang melekat paten pada paha dengan perekat. Terlepas dari
jenis elektroda pasif, prinsip operasi tetap sama. Arus yang mengalir ke piring pasien adalah sama
dengan arus yang mengalir ke elektroda aktif. Tapi karena elektrode aktif memiliki luas penampang jauh
lebih kecil dari eletrode pasif, kepadatan arus dalam ampere per persegi mater (A/m2) jauh lebih besar.
Sebagai akibat dari perbedaan kerapatan arus antara elektroda, jaringan bawah elektroda pasif
memanas sedikit, sedangkan jaringan di bawah elektroda aktif dipanaskan untuk menghancuran.
Pemanasan jaringan adalah karena daya yang dihamburkan dalam jaringan, yang ditemukan dari
ekspresi:

4. BLOK DIAGRAM

5. Cara Kerja Blok Diagram


Elektron atau muatan listrik merambat dari generator melalui elektrode aktif, melalui
pasien dan kembali ke generator lewat elektrode tanah pasien, dan dengan demikian
terbentuklah rangkaian listrik lengkap. Pada titik di mana arus listrik merambat melalui
elektrode aktif, energi listrik diubah menjadi energi panas yang menghasilkan panas berenergi
tinggi. Panas ini menyebabkan disintegrasi sel-sel tisu, yang mungkin terlihat sebagai
pengeringan (kerusakan), atau hemostasis tisu. Tentu saja efek pada tisu tergantung pada
beraneka ragam faktor seperti tinggi rendahnya tegangan (amperage) arus listrik, besar
kecilnya ujung elektrode aktif dan pada waktu generator dihidupkan. Pokok yang terakhir
tetapi sangat penting untuk dipertimbangkan ialah kaidah listrik yang mutlak, yaitu arus
listrik selalu mengambil jalan yang paling sedikit resistansinya. Selama bedah-elektro, jika
keadaan menentukan, tangan ahli bedah atau pembantu yang sedang bekerja mungkin
merupakan jalan terbaik.

6. SOP
1. Hubungkan kabel power dengan jala-jala PLN
2. Hidupkan alat dengan menekan tombol power
3. Setelah lampu indikatorESU menyala, berarti ESU siap dioperasikan.
4. Setting ESU yang akan digunakan
5. Pasang electrode pasif/ground dan aktifnya
6. Lakukan operasi dengan menekan hand swich/ foot swich
7. Setelah penggunaan selesai, sterilkan cutternya dan semua badan alat. Rapikan alatke
tempatnya semula.
3.4 DOPPLER

1. PENDAHULUAN
Selama masa kehamilan tentunya ibu selalu berharap yang terbaik untuk janin di dalam
kandungan. Tak urung tiap kali melakukan pemeriksaan ke dokter atau bidan, ibu akan bertanya-
tanya bagaimana keadaan janin.
Pemantauan janin tentunya tidak bisa dilakukan dengan kasat mata. Maka dari itu,
biasanya pemantauan dilakukan dengan mendengarkan denyut jantungnya. Bukan hanya
memantau apakah denyut jantung janin keras atau lemah, tetapi juga dilihat perubahan iramanya
terutama saat terjadi kontraksi rahim. Ketika janin stress, denyut jantung yang tadinya berirama
dan cepat bisa jadi tidak berirama dan melemah. Hal ini perlu diketahui untuk mengetahui sejauh
mana toleransi janin terhadap proses persalinan sehingga dokter atau bidan bisa memutuskan
apakan perlu intervensi atau tidak. Sebagai informasi denyut jantung normal janin adalah 120-
160 per menit dengan variabilitas 5-25 denyut per menit.
.
Pada tahun 1968 H. Takemura dan Y. Ashitaka dari Jepang memperkenalkan
penggunaan Doppler velocimetri di bidang kebidanan dengan menggambarkan tentang
spektrum Doppler dari arteri umbilikalis. Sementara itu, di Barat penggunaann
velocimetri Doppler di bidang kebidanan baru dilakukan pada tahun1977. Pada awal
penggunaan Doppler Ultrasound difokuskan pada arteri umbilikalis, tetapi pada
perkembangan selanjutnya banyak digunakan untuk pembuluh darah lainnya.
Sedangkan untuk fetal dopler sendiri diciptakan pada tahun 1958 oleh Dr
Edward H.Hon, yakni sebuah Doppler monitor janin atau Doppler monitor denyut
jantung janin dengan transduser genggam ultrasound yang digunakan untuk mendeteksi
detak jantung dari janin. Edward menggunakan Efek Doppler untuk memberikan
stimulasi terdengar dari detak jantung. Untuk perkembangan selanjutnya, alat ini
menampilkan denyut jantung janin per menit. Penggunaan alat ini dikenal sebagai
auskultasi doppler.

2. TEORI DASAR
Fetal dopler adalah alat diagnostik yang digunakan untuk mendeteksi denyut jantung bayi
yang menggunakan prinsip pantulan gelombang elektromagnetik. Alat ini sangat berguna untuk
mengetahui kondisi kesehatan janin, dan aman digunakan dan bersifat non invasif.
Pemeriksaan dengan menggunakan Doppler adalah suatu pemeriksaan dengan
menggunakan efek ultrasonografi dari efek Doppler. Prinsip efek doppler ini sendiri yaitu ketika
gelombang ultrasound ditransmisikan kearah sebuah reflektor stationer, gelombang yang
dipantulkan memiliki frekuensi yang sama. Jadi, jika reflektor bergerak kearah transmiter,
frekuensi yang dipantulakn akan lebih tinggi, sedangkan jika reflektor bergerak menjauhi maka
frekuensi yang dipantulkan akan lebih rendah. Perbedaan antara frekuensi yang ditransmisikan
dan yang diterima sebanding dengan kecepatan bergeraknya reflektor menjauhi atau mendekati
transmiter. Fenomena ini dinamakan efek Doppler dan perbedaan antar frekuensi tersebut
dinamakan Doppler shift.
Pesawat Doppler menggunakan 2 sensor :
Ultrasound
Menggunakan transmitter dan receiver, Keuntungannya lebih peka dan akurat, tetapi
harganya lebih mahal.
Mikrosound
Tidak menggunakan transmitter dan receiver. Hanya menerima, tidak
memancarkan,sehingga kurang peka.

3. PRINSIP DASAR

Pesawat Doppler menggunakan frekuensi sebesar 2,25 MHz yang digunakan


untuk mendeteksi detak jantung bayi usia 10-11 minggu, kemudian detak jantung bayi
yang berupa frekuensi dibangkitkan oleh oscilator kemudian dipancarkan oleh tranduser
transmitter ke media pengukuran dan hasil pengukuran diterima kembali oleh tranduser
receiver, lalu sinyal direkam oleh reactivier masuk ke pre-amp untuk dikuatkan
kemudian dilakukan penguatan akhir oleh Power Amp dan masuk speaker
4. BLOK DIAGRAM

Transmiter Oscilator

Objek

Receiver Pre-amp Filter

POWER AMP

Speaker
5. CARA KERJA BLOK DIAGRAM
Rangkaian ocilator membangkitkan frekuensi tinggi 2,25 MHz. Frekuensi
dipancarkan ke obyek melalui transmiter. Oleh obyek frekuensi dipantulkan dan
diterima oleh receiver. Rangkaian pre-amp dan filter akan mengolah pancaran
gelombang tersebut, kemudian dikuatkan oleh penguat akhir dan diubah menjai sinyal
suara oleh speaker
6. SOP
1. Baringkan ibu hamil dengan posisi terlentang
2. Beri jelly pada Doppler / lineac yang akan digunakan
3. Tempelkan Doppler pada perut ibu hamil di daerah punggung janin
4. Hitung detak jantung janin :
5. Dengar detak jantung janin selama 1 menit, normal detak jantung janin 120-140 / menit
6. Beri penjelasan pada pasien hasil pemeriksaan detak jantung janin
7. Jika pada pemeriksaan detak jantung janin tidak terdengar ataupun tidak ada pergerakan bayi, maka
pasien diberi penjelasan dan pasien dirujuk ke rumah sakit
8. Pasien dipersilahkan bangun
9. Catat hasil pemeriksaan jantung janin pada buku kartu ibu dan buku KIA pipa gelas naik
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Selama mengikuti kegiatan praktek kerja lapangan banyak hal yang di dapat dari
kegiatan ini. Banyak hal hal baru yang sebelumnnya tidak pernah di dapat di perkuliahan.
Hal ini merupakan sebuah pelajaran yang luar biasa berharga bagi penulis yang nantinya
menjadi modal agar lebih siap menghadapi dunia kerja yang sesungguhnya. Pada akhirnya
penulis memberikan beberapa kesimpulan yang telah di dapat selama praktek kerja lapangan
ini.

1) Pemeliharaan alat secara rutin dan terjadwal merupakan hal yang penting agar alat
bisa selalu berfungsi dengan baik. SDM yang terlatih juga diperlukan dalam
pengoperasian alat agar dapat berfungsi dengan baik.
2) Kegiatan praktek kerja lapangan ini mempunyai dampak yang sangat bermanfaat bagi
kami karena di kegiatan ini penulis banyak memperoleh pengalaman dalam
memelihara serta pengalaman melakukan trouble shooting pada alat, yang nantinya
bisa menjadi modal sebelum masuk ke dunia kerja sebagai teknisi elektromedik.
3) Setelah mengikuti kegiatan praktek kerja lapangan ini, kemampuan kami yang
sebelumnya minim tentang alat alat medis sekarang bertambah.

B. KESAN

Saya sebagai penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak PT BETA MEDICAL
yang mana telah memberi kesempatan kepada kami untuk mengikuti PKL selama kurang lebih 2
bulan serta instruktur yang telah memberikan pengajaran kepada kami sehingga menambah
wawasan dan pengetahuan serta ilmu kami untuk lebih mengenal dunia kerja di perusahaan dan
untuk seluruh karyawan di PT BETA MEDICAL kami ucapkan terima kasih atas kerja
samanya.
C. PESAN

Kami sebagai penulis memohon maaf bila terdapat kekurangan dan kesalahan selama
PKL dan tidak lupa pertahankan rasa kekeluargaan serta semoga PT BETA MEDICAL tetap

maju dan berkembang dalam segala bidang.

Daftar Pustaka
1. www.google.com
2. Ilmuelektromedik.blogspot.com
3. www.scribd.com
4. www.docdoc.com
5. www.klsmartin.com

Anda mungkin juga menyukai