Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN

PRAKTEK ALAT MEDIK


RS KEN SARAS KAB. SEMARANG
22 MEI 2017 17 JUNI 2017

Disusun Oleh :

Muhamad Haedar Amri (1504044)

Syarifudin (1504063)

Wahyu Setyo Pambudi (1504069)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA HUSADA


PROGRAM STUDI DIII TEKNIK ELEKTROMEDIK
SEMARANG
2017
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktek Alat Medik di Rumah Sakit Ken Saras Kab. Semarang ini
disusun oleh :
1. Muhamad Haedar Amri (1504044)
2. Syarifudin (1504063)
3. Wahyu Setyo Pambudi (1504069)

Institusi : Prodi DIII Teknik Elektromedik STIKES Widya Husada


Semarang,

yang telah menyelesaikan Praktek Alat Medik selama 1 bulan, terhitung sejak 22
Mei 2017 sampai dengan 17 Juni 2017, dan telah menyelesaikan laporannya.

Menyetujui,

Pembimbing Praktek Pembimbing Lapangan


STIKES Widya Husada RS Ken Saras

Agung Satrio N, ST A. Rudy Pontjo H, ST

NIP 198105192006061000 NIK 0150603002

Mengetahui,

Kepala IPSRS
RS Ken Saras

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan atas Tuhan Yang Maha Esa yang
senantiasa melimpahkan rahmatnya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
Praktek Alat Medik serta menyusun laporan berdasarkan hasil kegiatan Praktek
Alat Medik yang telah dilaksanakan dari tanggal 22 Mei 2017 sampai dengan 17
Juni 2017, di bagian Instalasi Pemeliharaan dan Prasarana Rumah Sakit (IPS RS)
di Rumah Sakit Ken Saras Kab. Semarang.

Adapun hasil yang diperoleh selama kegiatan Praktek Alat Medik


tersebut antara lain :

- Praktek lapangan, meliputi usaha pemeliharaan, perbaikan dan kalibrasi


alat.
- Mengenal atau memperdalam teori dan praktek dari sarana prasarana
maupun peralatan yang ada di RS Ken Saras
- Mendapat gambaran kerja pada Bagian Teknik Rumah Sakit.
Dalam pelaksanaan Praktek Alat Medik ini, penyusun mendapat
dukungan serta bantuan baik materil maupun spiritual dari semua pihak, sehingga
pembuatan laporan ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penyusun
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu menyelesaikan
Praktek Alat Medik ini.

Akhirnya penyusun meminta maaf apabila selama praktek alat medik


di Rumah Sakit Ken Saras baik dalam bertindak maupun dalam bertutur kata ada
yang tidak berkenan dihati.

Apabila terdapat kekurangan dalam pembuatan laporan ini penyusun


mohon maaf, karena penyusun menyadari laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan.

Kab. Semarang , Juni 2017

Penyusun

3
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................ 2


KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 3
DAFTAR ISI....................................................................................................................... 4
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... 5
DAFTAR TABEL............................................................................................................... 6
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 7
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 7
B. Tujuan ......................................................................................................................... 7
C. Metode Penyusunan .................................................................................................... 8
D. Sitematika Penulisan ................................................................................................... 9
BAB II............................................................................................................................... 11
PANDANGAN UMUM TENTANG RUMAH SAKIT ................................................... 11
A. Pendahuluan ............................................................................................................. 11
D. Produk Pelayanan...................................................................................................... 13
E. Tugas Dan Fungsi IPS-RS ........................................................................................ 16
BAB III ............................................................................................................................. 18
KEGIATAN PERBAIKAN ALAT .................................................................................. 18
BAB IV ............................................................................................................................. 20
PEMBAHASAN ALAT ................................................................................................... 20
BAB V .............................................................................................................................. 47
PENUTUP ........................................................................................................................ 47
A. Kesimpulan ............................................................................................................... 47
B. Saran ......................................................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 49

4
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Rumah Sakit Sultan Hadlirin Jepara ................................................ 11


Gambar 2. 2 Logo Rumah Sakit Islam Sultan Hadlirin ........................................ 12
Gambar 2. 3 Gambar Tabung Sinar X - Ray......................................................... 32
Gambar 2. 4 Rangkaian Pesawat Rontgen ............................................................ 33
Gambar 2. 5 Blok Rangkaian Power Supply ........................................................ 34
Gambar 2. 6 Tabung X Ray ............................................................................... 35
Gambar 2. 7 Hematologi Analyzer ....................................................................... 39

5
DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Perkembangan Tempat Tidur ............... Error! Bookmark not defined.


Tabel 3. 2 Protap Pemeliharaan Pesawat Rontgen ............................................... 38

6
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi terutama di bidang


kesehatan. Maka banyak usaha yang dapat dilakukan untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat Indonesia. Komponen yang turut menunjang di bidang
kesehatan adalah peralatan kesehatan. Semakin maju suatu bangsa maka semakin
kompleks dan maju pula peralatan kesehatan yang dimiliki.

Perkembangan teknologi saat ini sangat pesat. Terutama dibidang


elektromedik, hal ini ditandai dengan munculnya sejumlah peralatan canggih.
Semua ini bertujuan untuk menunjang pelayanan dibidang kesehatan. Tujuan
pembangunan nasional Indonesia adalah terciptanya kemampuan untuk hidup
sehat bagi setiap penduduk Indonesia agar mencapai derajat kesehatan yang
optimal.

Untuk dapat menangani peralatan kesehatan tersebut maka Program Studi


Teknik Elektromedik Stikes Widya Husada Semarang yang merupakan salah satu
lembaga pendidikan tinggi yang mendidik dan mempersiapkan mahasiswa untuk
siap menjadi teknisi elektromedik yang profesional, memiliki rasa etis dan berjiwa
nasional yang merupakan bagian dari pembangunan nasional.

Untuk mewujudkan hal tersebut, pihak instusi prodi DIII Teknik Elektromedik
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Husada Semarang, bekerja sama dengan
pihak terkait, yaitu rumah sakit dalam melaksanakan praktek alat medik, bagi
mahasiswa semester IV di beberapa rumah sakit pemerintah maupun rumah sakit
swasta yang ada di Jawa Tengah.

B. Tujuan
Tujuan dari kegiatan praktek alat medik ini adalah sebagai berikut:

1. Tujuan umum

7
a. Memperoleh kesempatan untuk melatih diri dalam menerapakan
dan mengintegrasikan kompetensi yang diperoleh selma mengikuti
tugas-tugas pelajaran teknik elektromedik atau alat kesehatan dan
sarana kesehatan secara lebih luas.
b. Memperoleh pengalaman yang nyata dan edukatif.
c. Lebih tanggap terhadap fenomena fenomena yang terjadi di
lapangan (dalam hal ini Rumah Sakit).
d. Memperoleh informasi baru sebagai bahan masukan bagi
mahasiswa untuk mendalami masalah masalah teknik lebih
lanjut.
2. Tujuan khusus
a. Mengerti dan memahami perencanaan, pengelolaan administrasi
teknis dan peralatan di instalasi terkait, pengoperasian,
pemelihaaran, perbaikan, uji fungsi dan kalibrasi sesuai standar
yang menjadi tugas, fungsi, dan kewenangan DIII Teknik
Elektromedik
b. Mengerti dan memahami kelompok peralatan medik berdasarkan
kegunaan dan fungsi sesuai standar yang telah ditetapkan.
c. Memperoleh, mengelolah, mengalisa data dan informasi, serta
menginterprestasikan dalam bentuk laporan praktek alat medik.
d. Mampu beradaptasi dengan profesi lainnya di pelayanan kesehatan
e. Mendalami suatu sistem atau lebih peralatan elektromedik yang
nantinya dapat dijadikan pembuatan tugas akhir.

C. Metode Penyusunan

1. METODOLOGI PRAKTEK
Melakukan perawatan dan perbaikan secara langsung terhadap peralatan-
peralatan medik yang ada di Rumah Sakit Ken Saras Kab. Semarang yaitu
melaksanakan praktek secara langsung selama kurang lebih 1 bulan.
2. METODE LITERATUR

8
Yaitu cara membaca buku-buku yang relavan tentang alat-alat sebagai
bahan referensi

3. METODE OBSERVASI
Yaitu dengan pemantauan secara langsung di lingkungan rumah sakit dan
dengan cara melihat dan mengamati secara satu persatu bagian-bagian alat
4. METODE WAWANCARA
Yaitu dengan tanya jawab langsung mahasiswa dengan instruktur yang
berkompoten di bidang alat kesehatan.

D. Sitematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang, tujuan, metode penyusunan dan


sistematika penulisan praktek alat medik.

BAB II PANDANGAN UMUM TENTANG RUMAH SAKIT

Bab ini berisi tentang sejarah rumah sakit, jenis pelayanan rumah
sakit, struktur organisasi dan palayan rumah sakit, tugas dan fungsi
IPSRS

BAB III KEGIATAN PERBAIKAN ALAT

Bab ini berisi tentang data teknis alat, keluhan operator, analisa
kerusakan, tindakan perbaikan, dan hasil yang dicapai setelah
perbaikan.

BAB IV PEMBAHASAN ALAT

Bab ini berisi tentang pembahasan beberapa alat medis (radiologi,


laboratorium, diagnostik) mengenai cara pengoperasian,
pemeliharaan dan perbaikan (troubleshooting).

BAB V PENUTUP

9
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan hasil yang diperoleh
mahsaiswa selama pelaksanaan praktek alat medik serta saran
terhadap rumah sakit khususnya tentang kinerja IPS-RS

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

10
BAB II
PANDANGAN
UMUM TENTANG
RUMAH SAKIT

A. Pendahuluan

Gambar 1 Rumah Sakit Ken Saras


RS. Ken Saras dibangun pada tahun 2007 dengan ijin Bupati Semarang
nomor 648 / 049761 / 2009 dan grand opening pada tanggal 21 Maret 2011. RS
Ken Saras terletak di Jalan Raya Soekarno Hatta Km 29 Kecamatan Bergas,
Ungaran, Kab. Semarang, Provinsi Jawa Tengah dengan luas tanah 50.000 m2,
luas bangunan 16.000 m2, dan terdiri dari 5 lantai. Kapasitas jumlah tempat tidur
yang tersedia di ruang Rawat Inap RS Ken Saras + 100 tempat tidur yang
kedepannya akan dikembangkan menjadi + 200 tempat tidur dan terdapat 15
ruang praktek untuk para Dokter Spesialis / Dokter Umum.

Saat ini RS Ken Saras adalah sebuah Rumah Sakit Kelas C yang kedepannya
akan dikembangkan menjadi Rumah Sakit Kelas B.

11
Gambar 2 Logo Rumah Sakit Ken Saras
RS. Ken Saras berdiri karena dorongan kemanusiaan, belas kasih, dan
empati yang mendalam atas penderitaan sesama yang memerlukan penanganan
segera dan juga sebagai wujud pengabdian terhadap masyarakat luas, melalui
penggunaan/penerapan teknologi modern, serta pelayanan sesuai tuntutan
masyarakat yang terus menerus meningkat sehingga dapat menghasilkan kualitas
yang prima.

RS Ken Saras sebagai rumah sakit yang modern dilengkapi peralatan yang
canggih, sehingga mampu menjawab tantangan jaman dan tuntutan masyarakat
yang semakin tinggi seiring dengan ilmu dan teknologi masa kini.

B. Visi dan Misi RS Ken Saras


Visi
Menjadi Rumah Sakit rujukan kelas B pendidikan di Jawa Tengah
yang peduli pada masyarakat, terakreditasi paripurna dan unggul dalam
pelayanan kanker, trauma, intensif, jantung, dan estetika dan kecantikan pada
tahun 2020.

Misi
1. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Perseorangan dan
Rujukan tingkat lanjut yang komprehensif.
2. Menyelenggarakan pengembangan Sumber Daya Manusia secara
berkesinabungan memalui pelatihan maupun pendidikan, sehingga
SDM memiliki motivasi pelayanan yang PRIMA, profesional,

12
komitmen, dan berkompetensi tinggi di bidangnya, terampil,
namun penuh kasih sayang kepada sesama.
3. Menyediakan sarana dan prasarana untuk pelayanan kesehatan
yang PRIMA dengan terus menerus mengikuti perkembangan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), sehingga rumah sakit
memiliki potensi kompetitif di tingkat LOKAL maupun GLOBAL
4. Mengembangkan jenis jenis pelayanan kesehatan tertentu secara
PRIMA sesuai kebutuhan masyarakat dan tuntutan zaman,
sehingga masyarakat merasa aman nyaman dalam asuhan medis
dan perawatan di RS KEN SARAS.
5. Menciptakan lingkungan Rumah Sakit yang bersih, sehat, dan
tertata rapi, sehingga masyarakat memperoleh manfaat positif
karena kehadiran RS. KEN SARAS yang BERWAWASAN
LINGKUNGAN.

C. Pusat Unggulan RS Ken Saras


Pusat Traumatologi (Ken Saras Trauma Center / KSTC)

RS Ken Saras mulai berfungsi sebagai Pusat Traumatologi, dengan Dokter


Spesialis Orthopedi dan Traumatologi, Dokter Spesialis Bedah dan juga semua
Dokter IGD dan perawat yang terampil serta Ambulan khusus yang siap 24 jam.

Pusat Penanggulangan Kanker ( Ken Saras Comprehensif Cancer


Center / KSCCC)

RS Ken Saras menyediakan pelayanan unggul dalam bidang Penanganan


Penyakit Kanker dimana pelayanan tersebut dilakukan secara paripurna. Dalam
hal ini selain ditopang dengan teknologi canggih.

D. Pelayanan RS Ken Saras


Berikut ini adalah pelayanan yang tersediadi Rumah Sakit Ken Saras:

1. Instalasi Gawat Darurat (IGD)


2. Intensive Care Unit (ICU)
3. Instalasi Bedah Sentral (IBS)

13
- Laparascopy
- Endoscopy
4. Instalasi Rawat Inap
- Pilihan Kamar
VVIP
VIP
Kelas IA
Kelas IB
Kelas IIA
Kelas IIB
Kelas III
- Ruang Perinatologi
5. Unit Medical Check Up (MCU)
6. Hemodialisa
7. Instalasi Rawat Jalan
- Poliklinik Umum
- Spesialis
Penyakit Dalam
Anak
Kebidanan dan Kandungan
Bedah
THT
Mata
Syaraf
Kesehatan Jiwa
Jantung dan Pembuluh Darah
Paru Paru
- Lain Lain
Akupuntur
Gizi
Psikologi

14
8. Instalasi Rehab Medis
9. Instalasi Laboratorium
- Laboratorium Patologi Klinik
- Unit Pelayanan Darah
- Laboratorium Patologi Anatomi
- Laboratorium mikrobiologi (dalam Persiapan)
10. Instalasi Radiologi
- Radiodiagnostik
- Radioterapi
11. Instalasi Farmasi
12. Instalasi Gizi
13. Beauty Center

Fasilitas 24 Jam Yang tersedia adalah:

1) Radiologi
2) IGD
3) Laboratorium
4) Farmasi
5) Ambulan
6) Bedah Sentral
7) Rawat Bersalin

Peralatan Rumah Sakit Lengkap

Perlangkapan alat di rumah sakit di nilai dengan 4 bidang:

1. Peralatan Gawat Darurat: Ini termasuk persediaan ambulan, bank darah,


defibrilator dan ventilator
2. Peralatan Pencitraan Medis: Ini termasuk persediaan, EKG, X-Ray, dan
MRI
3. Peralatan Bedah : Ini termasuk persediaan autoclave, meja operasi and
mesin anestesi
4. Peralatan Bidan: Ini termasuk persidaan inkubator bayi
Perkembangan Jumlah Tempat Tidur RSI Sultan Hadlirin Jepara

15
RSI Sultan Hadlirin Jepara adalah rumah sakit swasta kelas C. Rumah
sakit ini mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis
untuk type dasar atau akreditasi dasar.

Rumah Sakit ini Termasuk Sedang

Tempat ini tersedia 138 tempat tidur inap, lebih banyak dibanding setiap
rumah sakit di Jawa Tengah yang tersedia rata-rata 56 tempat tidur inap.

Jumlah Dokter Tersedia Banyak

Dengan 43 dokter, rumah sakit ini tersedia lebih banyak dibanding rata-
rata rumah sakit di Jawa Tengah. Dengan rincian 23 Dokter spesialis, 2 dokter
gigi, dan 18 dokter umum.

6. Tugas Dan Fungsi IPS RS

1. Peran Dan Wewenang IPS RS


Peran dan wewenang IPSRS adalah suatu instalasi kerja, yang merupakan
unsur pelaksanaan dalam organisasi rumah sakit yang bertugas melaksanakan
penyediaan, perbaikan, pemeliharaan sarana dan prasarana serta peralatan rumah
sakit.

2. Uraian Tugas IPSRS


a. Kedudukan
Kedudukan IPSRS adalah melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan
perbaikan sarana dan prasarana di rumah sakit.
b. Tugas pokok IPSRS
Bertugas mengkoordinasi kegiatan pemeliharaan, perbaikan sarana, dan
peralatan rumah sakit.

c. Uraian Tugas

16
1) Merencanakan kegiatan penyediaan, pemeliharaan dan perbaikan
sarana serta prasarana peralatan rumah sakit.
2) Melaksanakan kegiatan teknisi dalam pemeliharaan sarana dan
prasarana peralatan rumah sakit.
3) Melaksanakan kegiatan pengawasan dan pelaksanaan pengadaan,
pemasangan, pemeliharaan sarana dan prasarana di rumah sakit.
4) Melaksanakan pengawasan dan pengoperasian peralatan di rumah
sakit.
5) Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan kalibrasi peralatan di
rumah sakit.
6) Menyiapkan dan melaksanakan sistem laporan sarana dan
prasarana serta peralatan di rumah sakit.

3. Struktur Organisasi IPSRS

17
BAB III
KEGIATAN
PERBAIKAN ALAT

1. Nama alat : CT Scan (Computed Tomography Scan)


Merek / type : Toshiba / Aquilion
No seri : 57908 9W
Ruangan : Instalasi Radiologi
Keluhan : Muncul kode error pada komputer
Analisa kerusakan : Hard Disk penyimpanan Rusak
Tindakan Perbaikan : Penggantian Hard Disk
Hasil : Baik

2. Nama alat : LINAC (Line Accelerator)


Merek / type : Siemens / Primus
No seri :-
Ruangan : Radioterapi
Keluhan : Muncul kode error dan tidak
dapat digunakan
Analisa Kerusakan : Kerusakan pada magnetron
Tindakan Perbaikan : Penggantian pada magnetron
Hasil : Baik

3. Nama alat : X Ray Mobile


Merek / type : Toshiba / IME 100L
No seri : 10D628F
Ruangan : Intensive Care Unit (ICU)
Keluhan : Tidak Bisa Melakukan Expose
Analisa kerusakan : Fuse Putus
Tindakan Perbaikan : Penggantian fuse dan blok power supply
Hasil : Baik

18
4. Nama alat : TMS (Transcranical Magnetic Stimulation)
Merek / type : Neuro MS
No seri :-
Ruangan : Neuro MS
Keluhan : Indikator error menyala
Analisa kerusakan : Salah satu sistem pendingin rusak
Tindakan perbaikan : Penggantian pada salah satu sistem
pendingin
Hasil : Baik

5. Nama alat : UPS CT Scan


Merek / type : Eaton
No seri :-
Ruangan : UPS CT Scan, MRI, dan Angiografi
Keluhan : Tegangan tidak sesuai yang diinginkan
Analisa kerusakan : Baterai ada yang rusak
Tindakan perbaikan : Penggantian pada beberapa baterai
Hasil : Baik

6. Nama alat : Lampu Fototerapi


Merek / type : David Bo / XHZ 90
No seri : 42100901059
Ruangan : Perinatologi
Keluhan : Beberapa lampu mati
Analisa kerusakan : Lampu putus
Tindakan perbaikan : Penggantian pada beberapa lampu
Hasil : Dalam perbaikan
7.

19
BAB IV
PEMBAHASAN ALAT

1. Ultrasonografi (USG)

Gambar 3

A. Pengertian Ultrasound
Ultrasound adalah suatu gelombang suara dengan frekuensi tinggi yang
memiliki frekuensi > 20 KHz, atau yang biasa digunakan adalah 1 30 MHz,
dimana 1 MHz sama dengan 1x106 Hz.
Untuk perbandingan, gelombang audiosound / suara yang dapat didengar
manusia memiliki frekuensi 20 Hz 20 KHz. Itu artinya gelombang ultrasound
adalah gelombang suara yang tidak dapat didengar oleh telinga manusia.
Ciri ciri gelombang ultrasound adalah:
o Tidak terdapat pada ruang hampa udara
o Perambatannya rendah pada media gas
o Dan perambatannya tinggi pada media dengan ketebalan tinggi.
o Dengan kata lain, semakin tinggi ketebalan media, maka
perambatannya semakin tinggi.

20
B. Ultrasonografi
Merupakan salah satu pencitraan diagnostik untuk pemeriksaan organ organ
dalam tubuh manusia dengan menggunakan gelombang ultrasound. Dimana
dengan mempergunakan alat ini, kita dapat mempelajari bentuk, ukuran anatomis,
gerakan serta hubungan dengan jaringan sekitarnya.
C. Cara Kerja USG
Transducer bekerja sebagai pemancar dan sekaligus penerima gelombang
suara. Pulsa listrik yang dihasilkan oleh generator diubah menjadi energi akustik
oleh transducer, yang dipancarkan dengan arah tertentu pada bagian tubuh yang
akan dipelajari. Sebagian akan dipantulkan dan sebagian lagi akan merambat terus
menembus jaringan yang akan menimbulkan bermacam-macam echo sesuai
dengan jaringan yang dilaluinya.

Pantulan echo yang berasal dari jaringan-jaringan tersebut akan membentur


transducer, dan kemudian diubah menjadi pulsa listrik lalu diperkuat dan
selanjutnya diperlihatkan dalam bentuk cahaya pada layar oscilloscope. Dengan
demikian bila transducer digerakkan seolah-olah kita melakukan irisan-irisan pada
bagian tubuh yang dinginkan, dan gambaran irisan-irisan tersebut akan dapat
dilihat pada layar monitor.
Masing-masing jaringan tubuh mempunyai impedance accoustic tertentu.
Dalam jaringan yang heterogen akan ditimbulkan bermacam-macam echo,
jaringan tersebut dikatakan echogenic. Sedang jaringan yang homogen hanya
sedikit atau sama sekali tidak ada echo, disebut anecho atau echofree . Suatu
rongga berisi cairan bersifat anechoic, misalnya: kista, asites, pembuluh darah
besar, pericardial dan pleural efusion.

21
Gambar 4

D. Blok Diagram USG

Gambar 5

Penjelasan Blok diagram


Saat transmitter memancarkan gelombang ultrasound ke arah objek /
organ, kemudian gelombang yang terkena objek tadi akan dipantulkan lagi.
Gelombang yang dipantulkan tadi akan ditangkap transduser dan diolah ke sistem
CPU.
Dari CPU hasil tangkapan tadi akan dirubah menjadi sinyal digital untuk
nantinya akan ditampilkan ke display monitor atau pada recording device untuk
menyimpan hasil rekaman.

22
E. Mode Penggunaan USG

1) A Mode
Dalam sistem ini, gambar yang berupa defleksi vertikal pada osiloskop. Besar
amplitudo setiap defleksi sesuai dengan energy echo yang diterima transduser.
2) B Mode
Pada layar monitor (screen) echo nampak sebagai suatu titik dan garis terang
dan gelapnya bergantung pada intensitas echo yang dipantulkan dengan sistem ini
maka diperoleh gambaran dalam dua dimensi berupa penampang irisan tubuh,
cara ini disebut B Scan.

Gambar 6

3) M Mode
Alat ini biasanya digunakan untuk memeriksa jantung. Tranducer tidak
digerakkan. Disini jarak antara transducer dengan organ yang memantulkan echo
selalu berubah, misalnya jantung dan katupnya.

23
Gambar 7

F. Jenis Jenis Pemeriksaan USG

1) USG 2 Dimensi
Menampilkan gambar dua bidang (memanjang dan melintang). Kualitas
gambar yang baik sebagian besar keadaan janin dapat ditampilkan (Panjang, dan
Lebar).
2) USG 3 Dimensi
Dengan alat USG ini maka ada tambahan 1 bidang gambar lagi yang disebut
koronal. Gambar yang tampil mirip seperti aslinya. Permukaan suatu benda
(dalam hal ini tubuh janin) dapat dilihat dengan jelas. Begitupun keadaan janin
dari posisi yang berbeda. Ini dimungkinkan karena gambarnya dapat diputar
(Panjang, Lebar, dan Kedalaman).

3) USG 4 Dimensi
USG 4 Dimensi ini hanya istilah untuk USG 3 dimensi yang dapat bergerak
(live 3D). Kalau gambar yang diambil dari USG 3 Dimensi statis, sementara pada
USG 4 Dimensi, gambar janinnya dapat bergerak. Jadi pasien dapat melihat
lebih jelas dan membayangkan keadaan janin di dalam rahim (Panjang, Lebar,
Kedalaman, dan Gerak).

24
4) USG Doppler
Pemeriksaan USG yang mengutamakan pengukuran aliran darah terutama
aliran tali pusat. Alat ini digunakan untuk menilai keadaan/kesejahteraan janin.
Penilaian kesejahteraan janin ini meliputi:

- Gerak napas janin (minimal 2x/10 menit).

- Tonus (gerak janin).

- Indeks cairan ketuban (normalnya 10-20 cm).

- Doppler arteri umbilikalis.

- Reaktivitas denyut jantung janin.

G. Aplikasi USG

Abdominal
o liver
o gallbladder
o kidneys
o pancreas
o spleen
o blood vessels (aorta, IVC,RA)
Obstetrics and Gynecology
o uterus
o ovaries
o fallopian tubes
o pelvic masses
o fetal evaluation during pregnancy

Cardio-vascular
o Valve Abnormalities/Disease

25
o Wall Motion Studies
o Enlargement
o Pericardiac Effusion
Other
o Peripheral Vascular
o Thyroid
o Breasts
o Prostat
o MSK

H. Kelebihan dan Kekurangan USG

Kelebihan Kekurangan
Portable
Tidak Dapat Menembus Tulang dan
Radiasi non ionisasi
Udara
Diagnosa Cepat
Pemindaian Real Time
Sangat Bergantung Pada Operator
Relatif Murah
Tabel 1

I. Standar Operasional Prosedur Pemakaian USG

A. Cara Menghidupkan dan Mematikan

Menghidupkan

Hubungkan alat ke catu daya listrik.


Jika lampu belum menyala, pindahkan posisi sakelar yang berada di
bagian belakang ke posisi atas (1): Lampu Standby menyala.
Tekan tombol POWER, tunggu sampai alat USG siap digunakan, pada
saat sedang booting tidak diperkenankan untuk tombol apapun sampai
agar tidak terjadi hang up.

26
Mematikan

Tekan tombol POWER, pilih SHUTDOWN kemudian tekan SET, tunggu


sampai alat USG mati dengan sendirinya.
Setelah USG mati, pindahkan sakelar yang berada dibelakang ke posisi
(0).
Lepaskan kabel catu daya dari sumber listrik.
Letakkan asesoris pada tempatnya semula, dan rapikan.
(Note: Pastikan Kabel Probe tidak tertekuk).

B. Mengisi Data Pasien


Tekan tombol NEW PATIENT (tombol gambar orang).
Isi data pasien seperti: No. ID, Nama, Umur, Jenis
Kelamin, Exam, Type, dll sesuai kebutuhan.
Setelah selesai pindahkan cursor ke CONFIRM START,
tekan SET

( Note: Exam Type harus dipilih untuk menentukan jenis probe dan
pengukuran ).

C. Fungsi Fungsi Tombol


Tombol 2D: Apabila ditekan berfungsi untuk gambar 2D
dan bila diputar untuk merubah Gain 2D.
Tombol DEPTH atau ZOOM: Berfungsi sesuai indikator
lampu yang menyala, apabila DEPTH menyala maka
fungsi tombol untuk merubah kedalaman, dan apabila
ZOOM yang menyala, maka fungsi tombol untuk
memperbesar dan memperkecil gambar, untuk merubah
fingsi DEPTH ke ZOOM dan sebaliknya dengan menekan
tombol tersebut, dan memutar untuk merubah
parameternya.
Tombol CLIPS STORE: Untuk menyimpan gambar
gerak atau Cine.

27
Tombol STILL STORE: Untuk menyimpan gambar diam
atau Still.
Tombol SINGLE: Untuk menampilkan gambar satu
(single).
Tombol DUAL: Untuk menampilkan gambar dua (double)
tekan tombol tersebut untuk gambar sebelahnya.
Tombol CDI: Untuk menampilkan Color Doppler Mode
dan diputar untuk merubah Color Gain.
Tombol PW: Untuk menampilkan PW Doppler Moe dan
diputar untuk merubah Gain Doppler.
Tombol CW: Untuk menampilkan W Doppler Mode
(tekan tombol Up Date setelah menekan tombol CW
untuk menampilkan spectrum CW dopplernya).
Tombol ANGLE CORE: Untuk mengatur sudut Doppler.
Tombol TDI: Untuk menampilkan Tissue Doppler
Imaging Mode.
Tombol ABC: Untuk menuliskan karakter (annotation).
Tombol BODY MARK: Untuk mengaktifkan body mark.
Tombol Capiler: Untuk pengukuran jarak (Distance).
Tombol CALC: Untuk pengukuran sesuai jenis
pemeriksaan (Exam Type) yang dipilih.
Tombol TRACE: Untuk pengukuran luas area.
Tombol REPORT: Untuk melihat report pengukuran
khususnya untuk ECHO dan OB / Gyn.
Tombol ER (Examination Review): Untuk melihat
gambar yang telah disimpan setelah selesai pemeriksaan.
Tombol MEASURE EDIT: Berfungsi sesuai dengan
tombol yang aktif contoh untuk memutar posisi probe bila
body mark aktif, atau mengedit trace bila sedang
melakukan pengukuran dengan trace.
Tombol TROBE: Untuk Memilih probe yang akan
digunakan (Tekan untuk mengaktifkan).

28
Tombol ECG: Untuk mengatur posisi dan grai grafik ECG
(Putar untuk mengaturnya).
Tombol OUTPUT A: Untuk print B / W.
Tombol OUTPUT B: Untuk print color.
TRACKBALL: Untuk menggeser cursor, pengukuran,
cine, dll.
D. Fungsi Fungsi Pedal
Pedal CDI FILTER: Untuk mengatur Filter.
Pedal SCALE / C / D / FREQ: Untuk mengatur velocity
range atau merubah frekuensi pada saat menggunakan
color steering pada saat menggunakan probe linier.
Pedal BASE LINE: Untuk mengatur posisi garis nol (base
line).
Pedal GATE SIZE: Untuk memperbesar atau
memperkecil sample volume.
Pedal CDI STEER: Untuk mengatur color steering pada
saat menggunakan probe linier.
Pedal DOPPLER STEER: Untuk kemiringan sample
color.
Pedal 2D FOCUS: Untuk mengatur posisi focus yang
diinginkan.
E. Menyimpan Gambar Pada CD
Tekan PIMS pada touchscreen, tekan PATIENT
BROWSER
Pilih data pasien yang diinginkan kemudian tekan SET.
Pindahkan cursor ke posisi CONVERT TO, kemudian
tekan SET.
Pada layar muncul dialog, bila sudah sesuai pindahkan
cursor ke CONFIRM dan tekan SET tunggu sampai pada
WINDOW CACHE terisi data yang ana disimpan ke CD.
Masukkan CD kosong.
Tekan tombol NEW PATIENT dua kali.

29
Tekan PATIENT BROWSER kembali.
Pindahkan cursor ke WRITE CD, pindahkan cursor ke
posisi OK kemudian tekan SET, tunggu hingga proses
burning ke CD selesai, pada saat proses burning
berlangsung TIDAK diperkenankan untuk menekan
tombol apapun karena dapat menyebabkan alat menjadi
hang up.
F. Mengaktifkan USG 4D
Pastikan probe terpasang.
Pilih probe 4D.
Tekan freez, kemudian tekan 4D lalu tekan SET, kemudian
tekan 4D LIVE, layar akan tampil 2 lokasi, bila
menginginkan 1 maka tekan single, bila ingin 2 tekan dual.
G. Masalah yang Sering Terjadi

No. Masalah Analisa Solusi

- Kabel Probe tidak


terpasang dengan baik - Pasangkan Kabel
Tidak Ada Gambar pada Layar /
1. - Transduser pecah / probe dengan benar
Gambar pada layar berupa Garis
rusak - Ganti Probe
- Kabel Probe putus
- Probe tertutup gel / - Bersihkan probe
Gambar Pada Layar Kurang Bagus / kerak dari gel
2.
Jelas - Kabel Probe tidak - Pasangkan kabel
terpasang dengan baik probe Dengan benar
- Periksa
Muncul Garis Garis Pada Gambar - Masalah Pada CineMemory PCB
3.
Layar CineMemory PCB - Ganti Blok Pada
CineMemory PCB
- Koneksi pada Catu - Pasangkan Kabel
4. Alat Mati Total
Daya Power dengan Benar

30
- Kabel Catu Daya - Posisikan Sakelar
Putus Pada posisi ON
- Fuse Putus - Ganti Kabel Power
- Baterai Habis - Ganti Fuse
- Baterai Rusak - Isi Ulang Baterai
- Ganti Baterai
- Hard Disk Penuh - Hapus Data
Rekaman yang
Tidak Mau Menyimpan Hasil
5. Tidak Penting
Rekaman
- Backup Data
Rekaman yang Perlu
- Lampu Indikator - Ganti Lampu
6. Lampu Indikator Tidak Hidup
Putus Indikator
Tabel 2

H. Pemeliharaan

No Kegiatan Pemeliharaan Periode

1. Cek kondisi body / chasis alat 12 Bulan


2. Cek kabel power dan fuse 12 Bulan
3. Cek kondisi & fungsi UPS (jika ada) 12 Bulan
4. Cek, bersihkan power supply & cooling fan 12 Bulan
5. Cek kondisi & fungsi tombol serta indikator yg ada 12 Bulan

6. Cek, bersihkan PCB & koneksi elektrikal alat 12 Bulan


7. Cek fungsi probe dengan coin Setelah
Perbaikan
8. Bersihkan, cek kondisi & fungsi probe/transducer 12 Bulan
9. Cek kondisi & fungsi ECG (jika ada) 12 Bulan
10. Cek kondisi & fungsi serta bersihkan monitor unit 12 Bulan

31
11. Cek kondisi & fungsi, bersihkan keyboard / keypad, dan 12 Bulan
trackball
12. Cek kondisi dan fungsi serta bersihkan printer unit 12 Bulan
13. Cek kondisi dan fungsi, bersihkan line out monitor 12 Bulan
14. Cek kondisi, fungsi hardware & software CPU 12 Bulan
15. Cek, bersihkan bag. mekanikal alat, lumasi jika perlu 12 Bulan
16. Cek sistem safety alat 12 Bulan
17. Kalibrasi / verifikasi 12 Bulan
18. Bersihkan keseluruhan body / chasis alat 12 Bulan
19. Uji kinerja alat 12 Bulan
20. Backup Data & Preset 12 Bulan
Tabel 3

2. Pesawat X Ray Multi Purpose


A. Definisi
Pesawat Sinar X konvensional adalah salah satu jenis
pesawat Sinar X yang digunakan untuk radiografi. Arti
konvensional di sini, menunjukkan jenis pesawat dari
pergerakannya, dimana pesawat konvensional pergerakannya
terbatas pada stasionernya dan bedanya dgn pesawat mobile tidak
dapat berpindah dari suatu ruangan keruangan lain.

Gambar 8 Gambar Tabung Sinar X Ray

32
Perbandingan atau kemampuan pesawat sinar X konventional yaitu :
Fungsi
Digunakan pada pasien yang bisa diajak kerja sama, dengan kata lain pasien
bisa atau mampu di periksa di kamar pemeriksaan.
Kapasitas
Kapasitasnya tinggi sehingga dapat digunakan dalam berbagai variasi mA.
Tingkat keawetan
Lebih awet karena dapat digunakan dalam berbagai variasi mA yang membuat
pesawat terpelihara keawetannya.
Kenyamanan dalam digunakan radiografer
Lebih nyaman karena lebih mudah digunakan.
Penggunaan faktor eksposi
Faktor eksposi yang digunakan tinggi, sehingga memungkinkan pemeriksaan
pada seluruh bagian tubuh dan juga dapat dilakukan pemeriksaan menggunakan
contras media dan fluoroskopi.

B. Komponen Pesawat Rontgen


Rangkaian Pesawat Rontgen

Blok diagram Pesawat rontgen konvensional

Gambar 9 Rangkaian Pesawat Rontgen

33
Blok Rangkaian Power Supply

Gambar 10 Blok Rangkaian Power Supply

Rangkaian ini berfungsi untuk mendistribusikan tegangan pada seluruh


rangkaian pesawat sesuai yang dibutuhkan oleh masing-masing rangkaian.
Rangkaian ini terdiri dari :

1. Saklar.
Berfungsi untuk menghubungkan supply listik PLN dengan pesawat roentgen.
2. Fuse / sekring
Berfungsi sebagai pengaman.
3. Voltage Compensator
Alat yang berfungsi untuk mengkompensasi nilai tegangan yang
diperlukan pesawat jika terjadi penurunan atu kenaikan pada supply PLN Jika
tegangan naik kita harus menambah jumlah lilitan primer dengan memutar
selector voltage compensator dan begitun pun sebaliknya.
4. Auto Trafo
Alat untuk memindahkan daya listrik dari satu rangkaian ke rangkaian lain
dengan cara menaikkan atau menurunkan tegangan keseluruh pesawat.
5. Voltage Indicator :
Untuk mengetahui apa tegangan PLN mengalami kenaikan atau
penurunan.

34
6. KVP selector Mayor
Untuk memilih tegangan tinggi / memilih besarnya beda potensial antara
anoda dan katoda, yang besar selisih tiap terminal x 10 KV
7. KVP selector Minor
Untuk memilih tegangan tinggi / memilih besarnya beda potensial antara
anoda dan katoda, yang besar selisih tiap terminalnya 1 KV.
TABUNG X-RAY

Gambar 11 Tabung X Ray


Pada tabung sinar-x terdapat dua kutub, yaitu anoda (+) dan katoda (-
).Pada katoda, terdapat kawat filamen sebagai sumber elektron dan focusing cup
untuk mengarahkan berkas elektron ke target. Pada Anoda, terdapat target
tumbukan yang terbuat dari tungsten yang terhubung dengan motor (rotor+stator)
agar anoda bisa berputar (untuk jenis rotating anode). Tabung dalam ini disebut
Insert Tube.Kemudian tabung dalam ini diselimuti tabung luar yang disebut
Tube Housing.Pada Tube Housing terdapat jendela sebagai tempat keluarnya
radiasi.Tabung sinar-X terdiri dari Tube Housing , Glass Envelope / Tube Insert ,
Minyak , Windows , Katoda , Anoda , Filter tabung sinar X , Diagfragma ,
Tabung Vakum , Kolimator , Tegangan Line , Line Voltage Compensator ,
Autotrafo ( Automatic Transformer ) , dan Transformator.

High Tension Transformer (HTT)


High Tension Transformer berfungsi untuk memberikan beda
potensial pada tabung rontgen (X ray tube over table) high tension cable, high
tension cable yang lain untuk memberi beda potensial antara anoda dan katoda
pada Xray tube under table. Bagian bagian dari HTT yaitu transformator tegangan
tinggi , Trafo Filamen , Penyearah , dan Oli.
Universal Patient Table

35
Universal patient table atau disebut patient table saja adalah alat
untuk tempat tidur pasien yang akan di foto rontgen atau meja pemeriksaan.
Disebut universal karena dapat dipakai untuk membuat berbagai macam tindakan
foto rontgen. Meja pemeriksaan ini dapat digerakkan dari 0 180 derajat sesuai
kebutuhan. Patient table mempunyai 2 Bucky yaitu.
Bucky yang ada dibawah meja disebut Bucky Table. Digunakan pada saat
membuat foto rontgen dengan menggunakan X ray tube Overtable.
Bucky yang ada di Exploratory Digunakan pada saat melakukan foto rontgen
menggunakan X ray tube Undertable.

C. Syarat - Syarat Terjadinya Sinar X pada Tabung


1. Sumber Elektron
2. Gaya pemercepat elektron
3. Ruang yang hampa udara
4. Alat pemusat berkas elektron
5. Benda penghenti gerakan elektron / target

D. Proses Terjadinya Sinar X


o Didalam tabung rontgent ada katoda dan anoda , dan bila kawat
filamen dipanaskan lebih dari 20.000 derajat celcius sampai
menyala dengan mengantarkan listrik dari transformator.
o Karena panas yang ditimbulkan memberikan tegangan tinggi maka
elekton-elekton dipercepat gerakannya menuju anoda (target).
o Elektron-elektron mendadak dihentikan pada anoda sehingga
membentuk panas 99 % dan sinar X 1 %
o Sinar X akan keluar dan diarahkan dari tabung melalui jendela
yang disebut diagfragma
o Panas yang ditimbulkan ditiadakan oleh radiator pendingin

E. Langkah Langkah dalam Pengoperasian

36
1. Hubungkan steker ke stop kontak pada dinding dan putar kunci

kontak pada modus radiografi kemudian tekan tombol power pada

posisi ON. Indikator radiografi pada panel operasi akan menyala dan

set up akan berjalan otomatis. Jika sistem telah siap dioperasikan

indikator standby pada panel operasi akan berkedip kedip.

2. Mengatur tengangan tabung (kV) dan perkalian arus dan waktu

eksposi (mAs) dengan menekan tombol setting kV dan mAs pada

panel operasi.

3. Mengatur medan radiasi yaitu dengan menekan tombol lampu pada

panel operasi atau pada kolimator kemudian putar knob untuk

mengatur luas objek yang akan diradiasi.

4. Tekan tombol preparation radiography pada handswitch. Setelah

sekitar satu detik indikator ready pada panel operasi akan menyala dan

buzzer akan berbunyi. Tekan tombol exposure pada handswitch untuk

membangkitkan sinar X. Indikator x ray pada panel operasi akan

menyala selama sinar X dibangkitkan. Buzzer akan berbunyi ketika

pembangkitan sinar X selesai.

5. Melakukan kembali langkah 2 sampai dengan langkah 4 jika pesawat

akan digunakan kembali.

6. Matikan power suplai yaitu dengan menekan tombol power pada posisi

OFF. Semua indikator pada panel operasi akan mati. Posisikan

pesawat pada tempat yang aman.

F. Protap Pemeliharaan

37
No. Kegiatan Pemeliharaan Periode
Cek dan bersihkan seluruh bagian alat
1 1 Bulan
Cek keseimbangan 1 Bulan
2
Cek system pengerahan :Tube Stand, Tube
1 Bulan
3 Arm, Bucky Table

Cek fungsi tombol KV, mAs, expose


4 3 Bulan
Cek fungsi colimator
5 3 Bulan
Cek system catu daya
6 3 Bulan
Uji kinerja alat
7 3 Bulan
Cek gerakan dan pengunci tabung X Ray
8 tube 3 Bulan

Cek fungsi indikator


9 1 Tahun
Lakukan pengukuran arus bocor dan tahanan
10 ground 1 Tahun

Cek kondisi HT cable


11 1 Tahun
12 Kalibrasi Alat 1 Tahun

Tabel 4 Protap Pemeliharaan Pesawat Rontgen

38
3. Hematology Analyzer

Gambar 2. 1
Gambar 12 Hematologi Analyzer

a. Definisi
Hematology Analyzer adalah alat untuk mengukur sampel berupa darah.
Alat ini biasa digunakan dalam bidang Kesehatan. Alat ini dapat membantu
mendiagnosis penyakit yang diderita seorang pasien seperti kanker, diabetes, dll.
Alat yang digunakan untuk memeriksa darah lengkap dengan cara
menghitung dan mengukur sel darah secara otomatis berdasarkan impedansi aliran
listrik atau berkas cahaya terhadap sel-sel yang di lewatkan. Mengukur sampel
berupa darah. Alat ini biasanya digunakan dalam bidang kesehatan. Alat ini dapat
mendiagnosis penyakit yang diderita seorang pasien seperti kanker, diabetes, dll.
Pemeriksaan hematologi rutin seperti meliputi pemeriksaan hemoglobin, hitung
sel leukosit, dan hitung jumlah sel trombosit.
b. Prinsip kerja
Pengukuran dan penyerapan sinar akibat interaksi sinar yang mempunyai
panjang gelombang tertentu dengan larutan atau sampel yang dilewatinya. Alat
ini bekerja berdasarkan prinsip flow cytometer . Flow cytometri adalah metode
pengukuran (=metri) jumlah dan sifat-sifat sel (=cyto) yang dibungkus oleh aliran
cairan (=flow) melalui celah sempit Ribuan sel dialirkan melalui celah tersebut
sedemikian rupa sehingga sel dapat lewat satu per satu, kemudian dilakukan
penghitungan jumlah sel dan ukurannya. Alat ini juga dapat memberikan
informasi intraseluler, termasuk inti sel.

39
Prinsip impedansi listrik berdasarkan pada variasi impedansi yang dihasilkan
oleh sel-sel darah di dalam mikrooperture (celah chamber mikro ) yang mana
sampel darah yang diencerkan dengan elktrolit diluents / sys DII akan melalui
mikroaperture yang dipasangi dua elektroda pada dua sisinya (sisi sekum dan
konstan ) yang pada masing masing arus listrik berjalan secara continue maka
akan terjadi peningkatan resistensi listrik (impedansi) pada kedua elektroda sesuai
dengan volume sel (ukuran sel) yang melewati impulst / voltage yang dihasilkan
oleh amplifier circuit ditingkatkan dan dianalisa oleh elektonik system lalu
hemoglobin diukur dengan melisiskan Red Blood Cels (REC) dengan sys. LYSE
membentuk methemoglobin, cyanmethemoglobin dan diukur secara
spektrofotometri pada panjang gelombang 550 nm pada chamber. Has yang
didapat diprintout pada printer berupa nilai lain grafik sel. Prinsip light scattering
adalah metode dimana sel dalam suatu aliran melewati celah dimanaberkas cahaya
difokuskan ke situ (sensing area). Apabila cahaya tersebut mengenai sel,
diletakkan pada sudut-sudut tertentu akan manangkap berkas-berkas sinar sesudah
melewati sel itu. Alat yang memakai prinsip ini lazim disebut flow cytometri.

c. Fungsi dari Hematologi Analyzer


Alat yang digunakan untuk memeriksa darah lengkap dengan cara
menghitung dan mengukur sel darah secara otomatis berdasarkan impedansi aliran
listrik atau berkas cahaya terhadap sel sel yang dilewatkan.
Mengukur sampel berupa darah. Alat ini biasanya digunakan dalam bidang
kesehatan. Alat ini dapat mendiagnosis penyakit yang diderita seorang pasien
seperti kanker, diabetes, dll.
Pemeriksaan hematologi rutin seperti meliputi pemeriksaan hemoglobin,
hitung sel leukosit, dan hitung jumlah sel trombosit.
Keuntungan dari Hematologi Analyzer
Efisiensi Waktu
Lebih cepat dalam pemeriksaan hanya membutuhkan waktu sekitar 2 3
menit dibandingkan dilakukan secara manual dan lebih tanggap dalam melayani
pasien.

40
Sampel
Pemeriksaan hematologi rutin secara manual misalnya, smapel yang
dibutuhkan lebih banyak membutuhkan sampel darah (Whole Blood). Manual
prosedur yang dilakukan dalam pemeriksaan leukosit membutuhkan sampel darah
10 mikro, juga belum pmeriksaan lainnya. Namun pemeriksaan hematologi
analyzer ini hanya menggunakan sampel sedikit saja.
Ketepatan Hasil
Hasil yang dikeluarkan oleh alat hematologi analyzer ini biasanya sudah
melalui quality control yang dilakukan oleh intern laboratorium tersebut, baik di
institusi Rumah Sakit atupun Laboratorium Klinik pratama.
Kerugian Hematologi Analyzer
Tidak dapat menghitung sel abnormal
Pemeriksaaan oleh hematologi autoanalyzer ini tidak selamanya mulus
namun pada kenyataannya alat ini juga memiliki beberapa kekurangan seperti
dalam hal menghitung sel sel abnormal. Seperti dalam pemeriksaan hitung
jumlah sel, bisa saja nilai dari hasil hitung leukosit atau trombosit bisa saja rendah
karena ada beberapa sel yang tidak terhitung dikarenakan sel tersebut memiliki
bentuk yang abnormal.

d. Macam-macam Alat Hematology Analyzer


Berikut ini akan ditampilkan macam-macam dan jenis Hematology Analyzer
dengan fitur pengukuran yang berbeda:

a. Jenis Semi Otomatis (dilusi dilakukan manual).

Merk Celtac
Tipe MEK-5208
Buatan Nihon Kohden
Menghitung WBC, RBC, Platelet, dan Hb.

b. Jenis Otomatis WBC 3-Part (dilusi, hemolyzing, count, display, dan print
out dilakukan secara otomatis).

Merk Celtac Alpha

41
Tipe MEK-6318
Buatan Nihon Kohden
Menghitung 3 jenis WBC, RBC, Platelet, dan Hb.

c. Jenis Otomatis WBC 5 Part (pengambilan sampel, dilusi, hemolyzing,


count, display, dan print out dilakukan secara otomatis).

Merk Celtac F
Tipe MEK-8222
Buatan Nihon Kohden
Menghitung 5 Jenis WBC, RBC, Platelet, dan Hb.
e. Cara Penggunaan
1. Hubungkan kabel power ke stabilisator (stavo)
2. Hidupkan alt (saklar on/off ada du sisi kanan atas alat)
3. Alat akan self check, pesan please wait akan tampil di layar
4. Alat akan secara otomatis melakukan self check kemudian background check
5. Pastikan alat pada ready

Cara kerja Pemeriksaan sampel Darah


1. Sampel darah harus dipastikan sudah homogen dengan antikoagulan
2. Tekan tombol Whole Blood WB pada layar
3. Tekan tombol ID dan masukkan no sampel, tekan enter
4. Tekan bagian atas dari tempat sampel yang berwarna ungu untuk membuka
dan letakkan sampel dalam adaptor
5. Tutup tempat sampel dan tekan RUN
6. Hasil akan muncu pada layar secara otomatis
7. Mencatat hasil pemeriksaan.
Yang perlu diperhatikan pada layar alat hematology analyzer, setelah
pengukuran spesimen darah, meliputi :
1. Perhatikan Hematokrit (PCV)
2. Hb kira-kira 1 / 3 Hematokrit.
3. Perhatikan MCHC
4. Kemungkinan ada kesalahan semua atau salah satu dari hasil

42
5. Alat yang baik maka MCHC ~ CHCM *
6. Perhatikan juga sel leukosit terutama distribusi diff. counting.

e. Cara Perawatan

Cara perawatan hematologi analyzer adalah dengan menyimpan dengan baik


di tempat yang datar dan kering. Alatnya pun harus dijaga dalam keadaan kering
jika tidak digunakan untuk tetap menjaga keawetan alat. Kebersihannya pun
penting juga dijaga agar ketelitiannya tetap terjaga.
Inilah yang harus diperhatikan oleh konsumen karena ada beberapa alat-alat
yang bisa dikatakan bandel. Namun sebandel-bandelnya alat tersebut, tetap saja
harus mendapatkan perhatian khusus seperti :
Suhu ruangan
Lakukan control secara berkala
Selalu cek reagen : Diliuent, Rinse, Minidil, Minilyse, dsb.
Sampel jangan smapai aglutinasi, gunakan sampel darah yang sudah
ditambahkan antikoagulan. Pastikan tidak ada darah yang menggumpal karena
akan merusak hasil jika terisap.
Check, Recheck dan Troubbleshooting Kondisi

Periksa teknik sampling dan jenis spesimen yang digunakan.


Check suhu ruang memenuhi suhu pada 18-20 derajat celcius, kondisi
meja harus dari beton dan gunakan termometer.
Check cara penyimpanan dan lama penyimpanan.
Lakukan homogenisasi sebelum mengukur minimal 1 menit dan lebih
bagus lagi setelah sampling masukkan darah dengan penggiling khusus.
Perhatian alat yang digunakan bukan jenis pengocok darah tapi yang
digunakan merupakan penggiling darah. Harus membedakan kedua kata
ini.
Pastikan alat telah di warm up dan telah dibuat background.
Check kondisi volume dan kemasan reagent Diluent, Lyse dan Rinse.
Lakukan pencucian setiap 20 sampel running.

43
Lakukan pemeliharaan dengan menggunakan larutan pencuci hipoklorit
setiap minggu.
Lakukan setiap 2 minggu sekali atau sebulan sekali menggunakan larutan
enzim digestif (EZ cleanser) untuk menghancurkan sisa bekuan atau sisa
pembuangan darah yang tidak sempurna.
Jangan gunakan alat selama 24 jam penuh tanpa istirahat, karena dapat
berakibat kesalahan pencucian alat dan kesalahan keakuratan alat
berkurang.
Gunakan darah kontrol yang masih baru dan tidak expired date.
Konsultasikan hasil printout hematology analyzer dengan staf ahli
laboratorium dan atau DSPK bila mencurigakan.

Melakukan Koreksi pada Hematologi Analyzer:

Buatlah sediaan apus darah tepi yang bagus.


Hitung jenis leukosit secara manual. Untuk mengkoreksi adanya
normoblast, satelit trombosit, rouleaux formation dan lainnya.
Perhitungan sel dengan hemositometer bilik hitung untuk jumlah masing-
masing sel.
Lakukan pemeriksaan hematokrit mikro secara manual.
Sediaan segar tanpa antikoagulan lebih baik.
Hangatkan sampel bila terlalu dingin dalam freezer pada suhu ruang.
Spesimen pasien langsung segera diperiksa tanpa menunggu lagi

f. Kalibrasi

Kalibrasi instrumen Hematologi Analyzer diperlukan untuk beberapa CBC


parameter Ters.Terutama HGB dan MCV dipengaruhi oleh perubahan reagen.
Panduan kalibrasi disebutkan di bawah ini :
1) Langkah 1: Menghitung rata untuk parameter WBC, RBC, HGB, MCV dan
PLT dari sampel yangdiukur dengan reagen Mindray asli (nilai-nilai referensi).
2) Langkah 2: Mengukur sampel yang sama, tapi sekarang dengan JT Baker
reagen.

44
3) Langkah 3: Menghitung rata untuk parameter WBC, RBC, HGB, MCV dan
PLT dari sampel yang sekarang diukur dengan reagen JT Baker.
4) Langkah 4: "Main" menu, klik ikon "Kalibrasi" untukmemasuki layar
"Kalibrasi". Cetak lama faktor-faktor kalibrasi
5) Langkah 5: Menghitung untuk setiap parameter baru kalibrasi. Sebagai
contoh: MCV mindray = 92, MCVJ.T.Baker = 88 dan faktor kalibrasi yang lama
adalah 99,0maka MCV mindray baru Faktor Baru = Rata-rata nilai tes 97,2 x 89 =
------------------ = 100,6%
6) Langkah 6: Faktor-faktor baru masuk layar kalibrasi.
7) Langkah 7: Untuk verifikasi mengukur sampel samalagi dan membandingkan
rata-rata dengan nilai-nilai referensi
8) Langkah 8: Jika nilai masih tidak ok, ulangi langkah 5 untuk 7MCVJ.T.Baker
92 dan 88. Bahan yang harus digunakan untuk verifikasi kalibrasi adalah berbagai
bahan dengan konsentrasi yang diketahui dapat digunakan untuk memverifikasi
kalibrasi. Contohnya termasuk: sampel uji profisiensi dengan nilai-nilai yang
diketahui; spesimen pasien dengan nilai-nilai yang diketahui; atau tersedia secara
komersial standar, kalibrator, atau control bahan dengan nilai-nilai yang diketahui
(yaitu, produsen nilai diuji). Untuk ini bahan, laboratorium harus menetapkan
batas yang dapat diterima untuk perbedaan antara nilai yang terukur yang
diperoleh, versus konsentrasi sebenarnya dari bahan. Karena tujuan verifikasi
kalibrasi adalah untuk memeriksa apakah sistem uji memberikan hasil yang
akurat sepanjang rentang dilaporkan, tiga tingkat harus diuji (satu di akhir tinggi
dari kisaran dilaporkan, satu di akhir rendah dari kisaran dilaporkan, dan satu di
dekat titik tengah kisarann dilaporkan).
Melakukan verifikasi kalibrasi setiap 6 bulan (atau lebih sering jika
ditentukan dalam petunjuk tes system ini) dan setiap kali salah satu dari berikut
terjadi:

Semua reagen yang digunakan untuk prosedur uji berubah ke nomor lot
baru, kecuali laboratorium dapat menunjukkan bahwa mengubah nomor
banyak reagen tidak mempengaruhi kisaran digunakan untuk melaporkan
hasil tes dan nilai-nilai kontrol pasien tidak dipengaruhi oleh reagen
perubahan jumlah banyak.

45
Ada perawatan preventif besar atau penggantian bagian-bagian penting
yang mungkin mempengaruhi kinerja tes ini. Ini termasuk ketika
laboratorium mengirimkan tes sistem untuk produsen untuk
perbaikan. Laboratorium harus memverifikasi kalibrasi dari sistem tes
diperbaiki sebelum melanjutkan pengujian pasien dan pelaporan hasil.
Bahan pengendalian mencerminkan tren yang tidak biasa atau pergeseran,
atau berada di luar batas yang dapat diterima laboratorium, dan sarana
lainnya menilai dan mengoreksi nilai kontrol tidak dapat diterima atau
gagal untuk mengidentifikasi dan memperbaiki masalah.
Laboratorium telah menetapkan bahwa sistem tes ini dilaporkan untuk
pasien, hasil tes harus diperiksa lebih sering.

46
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melaksanakan praktek alat medik di Rumah Sakit Ken Saras


Kabupaten Semarang selama kurang lebih 1 bulan, penyusun dapat menarik
beberapa kesimpulan antara lain :

1. Praktek Alat Medik yang dilakukan di Rumah Sakit Ken Saras dapat
dimanfaatkan mahasiswa untuk menerapkan ilmu yang diperoleh dari
perkuliahan ke dalam pekerjaan lapangan.
2. Praktek Alat Medik yang dilakukan di Rumah Sakit Ken Saras menambah
pengetahuan tidak hanya di bidang elektromedik tetapi juga bidang yang
lainnya dimana disini melatih kedisiplinan, tata krama, serta menciptakan
kebersamaan yang menyatu.
3. Bahwa untuk bekerja di lapangan membutuhkan pengetahuan dan skill
yang seringkali tidak didapatkan di dalam perkuliahan.

B. Saran
Dengan selesainya program Praktek Alat Medik di Rumah Sakit Ken Saras,
penyusun memberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Dalam penanganan alat alat elektromedik, harus disertai dengan


pengetahuan dan ketrampilan yang memadai baik itu dari segi teori
maupun dari segi praktek dan juga harus ditunjang dengan berbagai
referensi berupa buku buku panduan pemakaian dan servis, hal tersebut
sangat membantu dalam penanganan alat alat medis yang membutuhkan
perawatan maupun perbaikan.
2. Alat alat yang vital, harus mendapatkan perhatian yang lebih dalam hal
perawatan dan kebersihan alatnya. Agar terciptanya pelayanan prima yang
didukung oleh alat medis yang memadai.

47
3. Perlu dilakukan pengecekan kembali terhadap service dan kalibrasi pada
alat alat di setiap gedung. Karena masih banyaknya ditemukan Suction
Pump yang sudah kadaluarsa dan harus dikalibrasi, minimal 1 tahun sekali.
4. Kesadaran User (pengguna) akan kebersihan alat yang digunakan. Hal ini
bertujuan demi memberikan pelayanan terbaik dan ketahanan alat medis
tersebut.

Dengan laporan Praktek Alat Medik yang penyusun buat, penyusun


berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Penyusun
menyadari bahwa laporan yang dibuat masih jauh dari sempurna, untuk itu
penyusun mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya
membangun.

48
DAFTAR PUSTAKA

Buku 25 Tahun RS Islam Sultan Hadlirin Jepara.Pelayananku Ibadahku 2014.

http://blogbabeh.blogspot.co.id/2013/09/teknik-pesawat-rontgen-
konvensional_781.html

http://rizalyulistio.blogspot.co.id/2015/04/makalah-pesawat-rontgen-
konvensional.html

http://makalahcentre.blogspot.com/2010/11/makalah-elektrokardiogram-
ekg.html

http://belajar-ecg-ekg.blogspot.co.id/2012/04/ekg-ekg-maintenance-prosedur.html

http://dyahdeviyanti.blogspot.co.id/2015/10/makalah-hematology-analyzer.html

http://raturhyni.blogspot.co.id/2015/05/a.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Rumah_Sakit_Islam_Sultan_Hadlirin

49
LAMPIRAN

a. Perbaikan alat Baby Incubator

b. Analisa dan perbaikan alat ECG

50

Anda mungkin juga menyukai