Disusun Oleh :
Syarifudin (1504063)
Laporan Praktek Alat Medik di Rumah Sakit Ken Saras Kab. Semarang ini
disusun oleh :
1. Muhamad Haedar Amri (1504044)
2. Syarifudin (1504063)
3. Wahyu Setyo Pambudi (1504069)
yang telah menyelesaikan Praktek Alat Medik selama 1 bulan, terhitung sejak 22
Mei 2017 sampai dengan 17 Juni 2017, dan telah menyelesaikan laporannya.
Menyetujui,
Mengetahui,
Kepala IPSRS
RS Ken Saras
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan atas Tuhan Yang Maha Esa yang
senantiasa melimpahkan rahmatnya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
Praktek Alat Medik serta menyusun laporan berdasarkan hasil kegiatan Praktek
Alat Medik yang telah dilaksanakan dari tanggal 22 Mei 2017 sampai dengan 17
Juni 2017, di bagian Instalasi Pemeliharaan dan Prasarana Rumah Sakit (IPS RS)
di Rumah Sakit Ken Saras Kab. Semarang.
Penyusun
3
DAFTAR ISI
4
DAFTAR GAMBAR
5
DAFTAR TABEL
6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk mewujudkan hal tersebut, pihak instusi prodi DIII Teknik Elektromedik
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Husada Semarang, bekerja sama dengan
pihak terkait, yaitu rumah sakit dalam melaksanakan praktek alat medik, bagi
mahasiswa semester IV di beberapa rumah sakit pemerintah maupun rumah sakit
swasta yang ada di Jawa Tengah.
B. Tujuan
Tujuan dari kegiatan praktek alat medik ini adalah sebagai berikut:
1. Tujuan umum
7
a. Memperoleh kesempatan untuk melatih diri dalam menerapakan
dan mengintegrasikan kompetensi yang diperoleh selma mengikuti
tugas-tugas pelajaran teknik elektromedik atau alat kesehatan dan
sarana kesehatan secara lebih luas.
b. Memperoleh pengalaman yang nyata dan edukatif.
c. Lebih tanggap terhadap fenomena fenomena yang terjadi di
lapangan (dalam hal ini Rumah Sakit).
d. Memperoleh informasi baru sebagai bahan masukan bagi
mahasiswa untuk mendalami masalah masalah teknik lebih
lanjut.
2. Tujuan khusus
a. Mengerti dan memahami perencanaan, pengelolaan administrasi
teknis dan peralatan di instalasi terkait, pengoperasian,
pemelihaaran, perbaikan, uji fungsi dan kalibrasi sesuai standar
yang menjadi tugas, fungsi, dan kewenangan DIII Teknik
Elektromedik
b. Mengerti dan memahami kelompok peralatan medik berdasarkan
kegunaan dan fungsi sesuai standar yang telah ditetapkan.
c. Memperoleh, mengelolah, mengalisa data dan informasi, serta
menginterprestasikan dalam bentuk laporan praktek alat medik.
d. Mampu beradaptasi dengan profesi lainnya di pelayanan kesehatan
e. Mendalami suatu sistem atau lebih peralatan elektromedik yang
nantinya dapat dijadikan pembuatan tugas akhir.
C. Metode Penyusunan
1. METODOLOGI PRAKTEK
Melakukan perawatan dan perbaikan secara langsung terhadap peralatan-
peralatan medik yang ada di Rumah Sakit Ken Saras Kab. Semarang yaitu
melaksanakan praktek secara langsung selama kurang lebih 1 bulan.
2. METODE LITERATUR
8
Yaitu cara membaca buku-buku yang relavan tentang alat-alat sebagai
bahan referensi
3. METODE OBSERVASI
Yaitu dengan pemantauan secara langsung di lingkungan rumah sakit dan
dengan cara melihat dan mengamati secara satu persatu bagian-bagian alat
4. METODE WAWANCARA
Yaitu dengan tanya jawab langsung mahasiswa dengan instruktur yang
berkompoten di bidang alat kesehatan.
D. Sitematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang sejarah rumah sakit, jenis pelayanan rumah
sakit, struktur organisasi dan palayan rumah sakit, tugas dan fungsi
IPSRS
Bab ini berisi tentang data teknis alat, keluhan operator, analisa
kerusakan, tindakan perbaikan, dan hasil yang dicapai setelah
perbaikan.
BAB V PENUTUP
9
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan hasil yang diperoleh
mahsaiswa selama pelaksanaan praktek alat medik serta saran
terhadap rumah sakit khususnya tentang kinerja IPS-RS
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
10
BAB II
PANDANGAN
UMUM TENTANG
RUMAH SAKIT
A. Pendahuluan
Saat ini RS Ken Saras adalah sebuah Rumah Sakit Kelas C yang kedepannya
akan dikembangkan menjadi Rumah Sakit Kelas B.
11
Gambar 2 Logo Rumah Sakit Ken Saras
RS. Ken Saras berdiri karena dorongan kemanusiaan, belas kasih, dan
empati yang mendalam atas penderitaan sesama yang memerlukan penanganan
segera dan juga sebagai wujud pengabdian terhadap masyarakat luas, melalui
penggunaan/penerapan teknologi modern, serta pelayanan sesuai tuntutan
masyarakat yang terus menerus meningkat sehingga dapat menghasilkan kualitas
yang prima.
RS Ken Saras sebagai rumah sakit yang modern dilengkapi peralatan yang
canggih, sehingga mampu menjawab tantangan jaman dan tuntutan masyarakat
yang semakin tinggi seiring dengan ilmu dan teknologi masa kini.
Misi
1. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Perseorangan dan
Rujukan tingkat lanjut yang komprehensif.
2. Menyelenggarakan pengembangan Sumber Daya Manusia secara
berkesinabungan memalui pelatihan maupun pendidikan, sehingga
SDM memiliki motivasi pelayanan yang PRIMA, profesional,
12
komitmen, dan berkompetensi tinggi di bidangnya, terampil,
namun penuh kasih sayang kepada sesama.
3. Menyediakan sarana dan prasarana untuk pelayanan kesehatan
yang PRIMA dengan terus menerus mengikuti perkembangan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), sehingga rumah sakit
memiliki potensi kompetitif di tingkat LOKAL maupun GLOBAL
4. Mengembangkan jenis jenis pelayanan kesehatan tertentu secara
PRIMA sesuai kebutuhan masyarakat dan tuntutan zaman,
sehingga masyarakat merasa aman nyaman dalam asuhan medis
dan perawatan di RS KEN SARAS.
5. Menciptakan lingkungan Rumah Sakit yang bersih, sehat, dan
tertata rapi, sehingga masyarakat memperoleh manfaat positif
karena kehadiran RS. KEN SARAS yang BERWAWASAN
LINGKUNGAN.
13
- Laparascopy
- Endoscopy
4. Instalasi Rawat Inap
- Pilihan Kamar
VVIP
VIP
Kelas IA
Kelas IB
Kelas IIA
Kelas IIB
Kelas III
- Ruang Perinatologi
5. Unit Medical Check Up (MCU)
6. Hemodialisa
7. Instalasi Rawat Jalan
- Poliklinik Umum
- Spesialis
Penyakit Dalam
Anak
Kebidanan dan Kandungan
Bedah
THT
Mata
Syaraf
Kesehatan Jiwa
Jantung dan Pembuluh Darah
Paru Paru
- Lain Lain
Akupuntur
Gizi
Psikologi
14
8. Instalasi Rehab Medis
9. Instalasi Laboratorium
- Laboratorium Patologi Klinik
- Unit Pelayanan Darah
- Laboratorium Patologi Anatomi
- Laboratorium mikrobiologi (dalam Persiapan)
10. Instalasi Radiologi
- Radiodiagnostik
- Radioterapi
11. Instalasi Farmasi
12. Instalasi Gizi
13. Beauty Center
1) Radiologi
2) IGD
3) Laboratorium
4) Farmasi
5) Ambulan
6) Bedah Sentral
7) Rawat Bersalin
15
RSI Sultan Hadlirin Jepara adalah rumah sakit swasta kelas C. Rumah
sakit ini mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis
untuk type dasar atau akreditasi dasar.
Tempat ini tersedia 138 tempat tidur inap, lebih banyak dibanding setiap
rumah sakit di Jawa Tengah yang tersedia rata-rata 56 tempat tidur inap.
Dengan 43 dokter, rumah sakit ini tersedia lebih banyak dibanding rata-
rata rumah sakit di Jawa Tengah. Dengan rincian 23 Dokter spesialis, 2 dokter
gigi, dan 18 dokter umum.
c. Uraian Tugas
16
1) Merencanakan kegiatan penyediaan, pemeliharaan dan perbaikan
sarana serta prasarana peralatan rumah sakit.
2) Melaksanakan kegiatan teknisi dalam pemeliharaan sarana dan
prasarana peralatan rumah sakit.
3) Melaksanakan kegiatan pengawasan dan pelaksanaan pengadaan,
pemasangan, pemeliharaan sarana dan prasarana di rumah sakit.
4) Melaksanakan pengawasan dan pengoperasian peralatan di rumah
sakit.
5) Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan kalibrasi peralatan di
rumah sakit.
6) Menyiapkan dan melaksanakan sistem laporan sarana dan
prasarana serta peralatan di rumah sakit.
17
BAB III
KEGIATAN
PERBAIKAN ALAT
18
4. Nama alat : TMS (Transcranical Magnetic Stimulation)
Merek / type : Neuro MS
No seri :-
Ruangan : Neuro MS
Keluhan : Indikator error menyala
Analisa kerusakan : Salah satu sistem pendingin rusak
Tindakan perbaikan : Penggantian pada salah satu sistem
pendingin
Hasil : Baik
19
BAB IV
PEMBAHASAN ALAT
1. Ultrasonografi (USG)
Gambar 3
A. Pengertian Ultrasound
Ultrasound adalah suatu gelombang suara dengan frekuensi tinggi yang
memiliki frekuensi > 20 KHz, atau yang biasa digunakan adalah 1 30 MHz,
dimana 1 MHz sama dengan 1x106 Hz.
Untuk perbandingan, gelombang audiosound / suara yang dapat didengar
manusia memiliki frekuensi 20 Hz 20 KHz. Itu artinya gelombang ultrasound
adalah gelombang suara yang tidak dapat didengar oleh telinga manusia.
Ciri ciri gelombang ultrasound adalah:
o Tidak terdapat pada ruang hampa udara
o Perambatannya rendah pada media gas
o Dan perambatannya tinggi pada media dengan ketebalan tinggi.
o Dengan kata lain, semakin tinggi ketebalan media, maka
perambatannya semakin tinggi.
20
B. Ultrasonografi
Merupakan salah satu pencitraan diagnostik untuk pemeriksaan organ organ
dalam tubuh manusia dengan menggunakan gelombang ultrasound. Dimana
dengan mempergunakan alat ini, kita dapat mempelajari bentuk, ukuran anatomis,
gerakan serta hubungan dengan jaringan sekitarnya.
C. Cara Kerja USG
Transducer bekerja sebagai pemancar dan sekaligus penerima gelombang
suara. Pulsa listrik yang dihasilkan oleh generator diubah menjadi energi akustik
oleh transducer, yang dipancarkan dengan arah tertentu pada bagian tubuh yang
akan dipelajari. Sebagian akan dipantulkan dan sebagian lagi akan merambat terus
menembus jaringan yang akan menimbulkan bermacam-macam echo sesuai
dengan jaringan yang dilaluinya.
21
Gambar 4
Gambar 5
22
E. Mode Penggunaan USG
1) A Mode
Dalam sistem ini, gambar yang berupa defleksi vertikal pada osiloskop. Besar
amplitudo setiap defleksi sesuai dengan energy echo yang diterima transduser.
2) B Mode
Pada layar monitor (screen) echo nampak sebagai suatu titik dan garis terang
dan gelapnya bergantung pada intensitas echo yang dipantulkan dengan sistem ini
maka diperoleh gambaran dalam dua dimensi berupa penampang irisan tubuh,
cara ini disebut B Scan.
Gambar 6
3) M Mode
Alat ini biasanya digunakan untuk memeriksa jantung. Tranducer tidak
digerakkan. Disini jarak antara transducer dengan organ yang memantulkan echo
selalu berubah, misalnya jantung dan katupnya.
23
Gambar 7
1) USG 2 Dimensi
Menampilkan gambar dua bidang (memanjang dan melintang). Kualitas
gambar yang baik sebagian besar keadaan janin dapat ditampilkan (Panjang, dan
Lebar).
2) USG 3 Dimensi
Dengan alat USG ini maka ada tambahan 1 bidang gambar lagi yang disebut
koronal. Gambar yang tampil mirip seperti aslinya. Permukaan suatu benda
(dalam hal ini tubuh janin) dapat dilihat dengan jelas. Begitupun keadaan janin
dari posisi yang berbeda. Ini dimungkinkan karena gambarnya dapat diputar
(Panjang, Lebar, dan Kedalaman).
3) USG 4 Dimensi
USG 4 Dimensi ini hanya istilah untuk USG 3 dimensi yang dapat bergerak
(live 3D). Kalau gambar yang diambil dari USG 3 Dimensi statis, sementara pada
USG 4 Dimensi, gambar janinnya dapat bergerak. Jadi pasien dapat melihat
lebih jelas dan membayangkan keadaan janin di dalam rahim (Panjang, Lebar,
Kedalaman, dan Gerak).
24
4) USG Doppler
Pemeriksaan USG yang mengutamakan pengukuran aliran darah terutama
aliran tali pusat. Alat ini digunakan untuk menilai keadaan/kesejahteraan janin.
Penilaian kesejahteraan janin ini meliputi:
G. Aplikasi USG
Abdominal
o liver
o gallbladder
o kidneys
o pancreas
o spleen
o blood vessels (aorta, IVC,RA)
Obstetrics and Gynecology
o uterus
o ovaries
o fallopian tubes
o pelvic masses
o fetal evaluation during pregnancy
Cardio-vascular
o Valve Abnormalities/Disease
25
o Wall Motion Studies
o Enlargement
o Pericardiac Effusion
Other
o Peripheral Vascular
o Thyroid
o Breasts
o Prostat
o MSK
Kelebihan Kekurangan
Portable
Tidak Dapat Menembus Tulang dan
Radiasi non ionisasi
Udara
Diagnosa Cepat
Pemindaian Real Time
Sangat Bergantung Pada Operator
Relatif Murah
Tabel 1
Menghidupkan
26
Mematikan
( Note: Exam Type harus dipilih untuk menentukan jenis probe dan
pengukuran ).
27
Tombol STILL STORE: Untuk menyimpan gambar diam
atau Still.
Tombol SINGLE: Untuk menampilkan gambar satu
(single).
Tombol DUAL: Untuk menampilkan gambar dua (double)
tekan tombol tersebut untuk gambar sebelahnya.
Tombol CDI: Untuk menampilkan Color Doppler Mode
dan diputar untuk merubah Color Gain.
Tombol PW: Untuk menampilkan PW Doppler Moe dan
diputar untuk merubah Gain Doppler.
Tombol CW: Untuk menampilkan W Doppler Mode
(tekan tombol Up Date setelah menekan tombol CW
untuk menampilkan spectrum CW dopplernya).
Tombol ANGLE CORE: Untuk mengatur sudut Doppler.
Tombol TDI: Untuk menampilkan Tissue Doppler
Imaging Mode.
Tombol ABC: Untuk menuliskan karakter (annotation).
Tombol BODY MARK: Untuk mengaktifkan body mark.
Tombol Capiler: Untuk pengukuran jarak (Distance).
Tombol CALC: Untuk pengukuran sesuai jenis
pemeriksaan (Exam Type) yang dipilih.
Tombol TRACE: Untuk pengukuran luas area.
Tombol REPORT: Untuk melihat report pengukuran
khususnya untuk ECHO dan OB / Gyn.
Tombol ER (Examination Review): Untuk melihat
gambar yang telah disimpan setelah selesai pemeriksaan.
Tombol MEASURE EDIT: Berfungsi sesuai dengan
tombol yang aktif contoh untuk memutar posisi probe bila
body mark aktif, atau mengedit trace bila sedang
melakukan pengukuran dengan trace.
Tombol TROBE: Untuk Memilih probe yang akan
digunakan (Tekan untuk mengaktifkan).
28
Tombol ECG: Untuk mengatur posisi dan grai grafik ECG
(Putar untuk mengaturnya).
Tombol OUTPUT A: Untuk print B / W.
Tombol OUTPUT B: Untuk print color.
TRACKBALL: Untuk menggeser cursor, pengukuran,
cine, dll.
D. Fungsi Fungsi Pedal
Pedal CDI FILTER: Untuk mengatur Filter.
Pedal SCALE / C / D / FREQ: Untuk mengatur velocity
range atau merubah frekuensi pada saat menggunakan
color steering pada saat menggunakan probe linier.
Pedal BASE LINE: Untuk mengatur posisi garis nol (base
line).
Pedal GATE SIZE: Untuk memperbesar atau
memperkecil sample volume.
Pedal CDI STEER: Untuk mengatur color steering pada
saat menggunakan probe linier.
Pedal DOPPLER STEER: Untuk kemiringan sample
color.
Pedal 2D FOCUS: Untuk mengatur posisi focus yang
diinginkan.
E. Menyimpan Gambar Pada CD
Tekan PIMS pada touchscreen, tekan PATIENT
BROWSER
Pilih data pasien yang diinginkan kemudian tekan SET.
Pindahkan cursor ke posisi CONVERT TO, kemudian
tekan SET.
Pada layar muncul dialog, bila sudah sesuai pindahkan
cursor ke CONFIRM dan tekan SET tunggu sampai pada
WINDOW CACHE terisi data yang ana disimpan ke CD.
Masukkan CD kosong.
Tekan tombol NEW PATIENT dua kali.
29
Tekan PATIENT BROWSER kembali.
Pindahkan cursor ke WRITE CD, pindahkan cursor ke
posisi OK kemudian tekan SET, tunggu hingga proses
burning ke CD selesai, pada saat proses burning
berlangsung TIDAK diperkenankan untuk menekan
tombol apapun karena dapat menyebabkan alat menjadi
hang up.
F. Mengaktifkan USG 4D
Pastikan probe terpasang.
Pilih probe 4D.
Tekan freez, kemudian tekan 4D lalu tekan SET, kemudian
tekan 4D LIVE, layar akan tampil 2 lokasi, bila
menginginkan 1 maka tekan single, bila ingin 2 tekan dual.
G. Masalah yang Sering Terjadi
30
- Kabel Catu Daya - Posisikan Sakelar
Putus Pada posisi ON
- Fuse Putus - Ganti Kabel Power
- Baterai Habis - Ganti Fuse
- Baterai Rusak - Isi Ulang Baterai
- Ganti Baterai
- Hard Disk Penuh - Hapus Data
Rekaman yang
Tidak Mau Menyimpan Hasil
5. Tidak Penting
Rekaman
- Backup Data
Rekaman yang Perlu
- Lampu Indikator - Ganti Lampu
6. Lampu Indikator Tidak Hidup
Putus Indikator
Tabel 2
H. Pemeliharaan
31
11. Cek kondisi & fungsi, bersihkan keyboard / keypad, dan 12 Bulan
trackball
12. Cek kondisi dan fungsi serta bersihkan printer unit 12 Bulan
13. Cek kondisi dan fungsi, bersihkan line out monitor 12 Bulan
14. Cek kondisi, fungsi hardware & software CPU 12 Bulan
15. Cek, bersihkan bag. mekanikal alat, lumasi jika perlu 12 Bulan
16. Cek sistem safety alat 12 Bulan
17. Kalibrasi / verifikasi 12 Bulan
18. Bersihkan keseluruhan body / chasis alat 12 Bulan
19. Uji kinerja alat 12 Bulan
20. Backup Data & Preset 12 Bulan
Tabel 3
32
Perbandingan atau kemampuan pesawat sinar X konventional yaitu :
Fungsi
Digunakan pada pasien yang bisa diajak kerja sama, dengan kata lain pasien
bisa atau mampu di periksa di kamar pemeriksaan.
Kapasitas
Kapasitasnya tinggi sehingga dapat digunakan dalam berbagai variasi mA.
Tingkat keawetan
Lebih awet karena dapat digunakan dalam berbagai variasi mA yang membuat
pesawat terpelihara keawetannya.
Kenyamanan dalam digunakan radiografer
Lebih nyaman karena lebih mudah digunakan.
Penggunaan faktor eksposi
Faktor eksposi yang digunakan tinggi, sehingga memungkinkan pemeriksaan
pada seluruh bagian tubuh dan juga dapat dilakukan pemeriksaan menggunakan
contras media dan fluoroskopi.
33
Blok Rangkaian Power Supply
1. Saklar.
Berfungsi untuk menghubungkan supply listik PLN dengan pesawat roentgen.
2. Fuse / sekring
Berfungsi sebagai pengaman.
3. Voltage Compensator
Alat yang berfungsi untuk mengkompensasi nilai tegangan yang
diperlukan pesawat jika terjadi penurunan atu kenaikan pada supply PLN Jika
tegangan naik kita harus menambah jumlah lilitan primer dengan memutar
selector voltage compensator dan begitun pun sebaliknya.
4. Auto Trafo
Alat untuk memindahkan daya listrik dari satu rangkaian ke rangkaian lain
dengan cara menaikkan atau menurunkan tegangan keseluruh pesawat.
5. Voltage Indicator :
Untuk mengetahui apa tegangan PLN mengalami kenaikan atau
penurunan.
34
6. KVP selector Mayor
Untuk memilih tegangan tinggi / memilih besarnya beda potensial antara
anoda dan katoda, yang besar selisih tiap terminal x 10 KV
7. KVP selector Minor
Untuk memilih tegangan tinggi / memilih besarnya beda potensial antara
anoda dan katoda, yang besar selisih tiap terminalnya 1 KV.
TABUNG X-RAY
35
Universal patient table atau disebut patient table saja adalah alat
untuk tempat tidur pasien yang akan di foto rontgen atau meja pemeriksaan.
Disebut universal karena dapat dipakai untuk membuat berbagai macam tindakan
foto rontgen. Meja pemeriksaan ini dapat digerakkan dari 0 180 derajat sesuai
kebutuhan. Patient table mempunyai 2 Bucky yaitu.
Bucky yang ada dibawah meja disebut Bucky Table. Digunakan pada saat
membuat foto rontgen dengan menggunakan X ray tube Overtable.
Bucky yang ada di Exploratory Digunakan pada saat melakukan foto rontgen
menggunakan X ray tube Undertable.
36
1. Hubungkan steker ke stop kontak pada dinding dan putar kunci
posisi ON. Indikator radiografi pada panel operasi akan menyala dan
panel operasi.
sekitar satu detik indikator ready pada panel operasi akan menyala dan
6. Matikan power suplai yaitu dengan menekan tombol power pada posisi
F. Protap Pemeliharaan
37
No. Kegiatan Pemeliharaan Periode
Cek dan bersihkan seluruh bagian alat
1 1 Bulan
Cek keseimbangan 1 Bulan
2
Cek system pengerahan :Tube Stand, Tube
1 Bulan
3 Arm, Bucky Table
38
3. Hematology Analyzer
Gambar 2. 1
Gambar 12 Hematologi Analyzer
a. Definisi
Hematology Analyzer adalah alat untuk mengukur sampel berupa darah.
Alat ini biasa digunakan dalam bidang Kesehatan. Alat ini dapat membantu
mendiagnosis penyakit yang diderita seorang pasien seperti kanker, diabetes, dll.
Alat yang digunakan untuk memeriksa darah lengkap dengan cara
menghitung dan mengukur sel darah secara otomatis berdasarkan impedansi aliran
listrik atau berkas cahaya terhadap sel-sel yang di lewatkan. Mengukur sampel
berupa darah. Alat ini biasanya digunakan dalam bidang kesehatan. Alat ini dapat
mendiagnosis penyakit yang diderita seorang pasien seperti kanker, diabetes, dll.
Pemeriksaan hematologi rutin seperti meliputi pemeriksaan hemoglobin, hitung
sel leukosit, dan hitung jumlah sel trombosit.
b. Prinsip kerja
Pengukuran dan penyerapan sinar akibat interaksi sinar yang mempunyai
panjang gelombang tertentu dengan larutan atau sampel yang dilewatinya. Alat
ini bekerja berdasarkan prinsip flow cytometer . Flow cytometri adalah metode
pengukuran (=metri) jumlah dan sifat-sifat sel (=cyto) yang dibungkus oleh aliran
cairan (=flow) melalui celah sempit Ribuan sel dialirkan melalui celah tersebut
sedemikian rupa sehingga sel dapat lewat satu per satu, kemudian dilakukan
penghitungan jumlah sel dan ukurannya. Alat ini juga dapat memberikan
informasi intraseluler, termasuk inti sel.
39
Prinsip impedansi listrik berdasarkan pada variasi impedansi yang dihasilkan
oleh sel-sel darah di dalam mikrooperture (celah chamber mikro ) yang mana
sampel darah yang diencerkan dengan elktrolit diluents / sys DII akan melalui
mikroaperture yang dipasangi dua elektroda pada dua sisinya (sisi sekum dan
konstan ) yang pada masing masing arus listrik berjalan secara continue maka
akan terjadi peningkatan resistensi listrik (impedansi) pada kedua elektroda sesuai
dengan volume sel (ukuran sel) yang melewati impulst / voltage yang dihasilkan
oleh amplifier circuit ditingkatkan dan dianalisa oleh elektonik system lalu
hemoglobin diukur dengan melisiskan Red Blood Cels (REC) dengan sys. LYSE
membentuk methemoglobin, cyanmethemoglobin dan diukur secara
spektrofotometri pada panjang gelombang 550 nm pada chamber. Has yang
didapat diprintout pada printer berupa nilai lain grafik sel. Prinsip light scattering
adalah metode dimana sel dalam suatu aliran melewati celah dimanaberkas cahaya
difokuskan ke situ (sensing area). Apabila cahaya tersebut mengenai sel,
diletakkan pada sudut-sudut tertentu akan manangkap berkas-berkas sinar sesudah
melewati sel itu. Alat yang memakai prinsip ini lazim disebut flow cytometri.
40
Sampel
Pemeriksaan hematologi rutin secara manual misalnya, smapel yang
dibutuhkan lebih banyak membutuhkan sampel darah (Whole Blood). Manual
prosedur yang dilakukan dalam pemeriksaan leukosit membutuhkan sampel darah
10 mikro, juga belum pmeriksaan lainnya. Namun pemeriksaan hematologi
analyzer ini hanya menggunakan sampel sedikit saja.
Ketepatan Hasil
Hasil yang dikeluarkan oleh alat hematologi analyzer ini biasanya sudah
melalui quality control yang dilakukan oleh intern laboratorium tersebut, baik di
institusi Rumah Sakit atupun Laboratorium Klinik pratama.
Kerugian Hematologi Analyzer
Tidak dapat menghitung sel abnormal
Pemeriksaaan oleh hematologi autoanalyzer ini tidak selamanya mulus
namun pada kenyataannya alat ini juga memiliki beberapa kekurangan seperti
dalam hal menghitung sel sel abnormal. Seperti dalam pemeriksaan hitung
jumlah sel, bisa saja nilai dari hasil hitung leukosit atau trombosit bisa saja rendah
karena ada beberapa sel yang tidak terhitung dikarenakan sel tersebut memiliki
bentuk yang abnormal.
Merk Celtac
Tipe MEK-5208
Buatan Nihon Kohden
Menghitung WBC, RBC, Platelet, dan Hb.
b. Jenis Otomatis WBC 3-Part (dilusi, hemolyzing, count, display, dan print
out dilakukan secara otomatis).
41
Tipe MEK-6318
Buatan Nihon Kohden
Menghitung 3 jenis WBC, RBC, Platelet, dan Hb.
Merk Celtac F
Tipe MEK-8222
Buatan Nihon Kohden
Menghitung 5 Jenis WBC, RBC, Platelet, dan Hb.
e. Cara Penggunaan
1. Hubungkan kabel power ke stabilisator (stavo)
2. Hidupkan alt (saklar on/off ada du sisi kanan atas alat)
3. Alat akan self check, pesan please wait akan tampil di layar
4. Alat akan secara otomatis melakukan self check kemudian background check
5. Pastikan alat pada ready
42
5. Alat yang baik maka MCHC ~ CHCM *
6. Perhatikan juga sel leukosit terutama distribusi diff. counting.
e. Cara Perawatan
43
Lakukan pemeliharaan dengan menggunakan larutan pencuci hipoklorit
setiap minggu.
Lakukan setiap 2 minggu sekali atau sebulan sekali menggunakan larutan
enzim digestif (EZ cleanser) untuk menghancurkan sisa bekuan atau sisa
pembuangan darah yang tidak sempurna.
Jangan gunakan alat selama 24 jam penuh tanpa istirahat, karena dapat
berakibat kesalahan pencucian alat dan kesalahan keakuratan alat
berkurang.
Gunakan darah kontrol yang masih baru dan tidak expired date.
Konsultasikan hasil printout hematology analyzer dengan staf ahli
laboratorium dan atau DSPK bila mencurigakan.
f. Kalibrasi
44
3) Langkah 3: Menghitung rata untuk parameter WBC, RBC, HGB, MCV dan
PLT dari sampel yang sekarang diukur dengan reagen JT Baker.
4) Langkah 4: "Main" menu, klik ikon "Kalibrasi" untukmemasuki layar
"Kalibrasi". Cetak lama faktor-faktor kalibrasi
5) Langkah 5: Menghitung untuk setiap parameter baru kalibrasi. Sebagai
contoh: MCV mindray = 92, MCVJ.T.Baker = 88 dan faktor kalibrasi yang lama
adalah 99,0maka MCV mindray baru Faktor Baru = Rata-rata nilai tes 97,2 x 89 =
------------------ = 100,6%
6) Langkah 6: Faktor-faktor baru masuk layar kalibrasi.
7) Langkah 7: Untuk verifikasi mengukur sampel samalagi dan membandingkan
rata-rata dengan nilai-nilai referensi
8) Langkah 8: Jika nilai masih tidak ok, ulangi langkah 5 untuk 7MCVJ.T.Baker
92 dan 88. Bahan yang harus digunakan untuk verifikasi kalibrasi adalah berbagai
bahan dengan konsentrasi yang diketahui dapat digunakan untuk memverifikasi
kalibrasi. Contohnya termasuk: sampel uji profisiensi dengan nilai-nilai yang
diketahui; spesimen pasien dengan nilai-nilai yang diketahui; atau tersedia secara
komersial standar, kalibrator, atau control bahan dengan nilai-nilai yang diketahui
(yaitu, produsen nilai diuji). Untuk ini bahan, laboratorium harus menetapkan
batas yang dapat diterima untuk perbedaan antara nilai yang terukur yang
diperoleh, versus konsentrasi sebenarnya dari bahan. Karena tujuan verifikasi
kalibrasi adalah untuk memeriksa apakah sistem uji memberikan hasil yang
akurat sepanjang rentang dilaporkan, tiga tingkat harus diuji (satu di akhir tinggi
dari kisaran dilaporkan, satu di akhir rendah dari kisaran dilaporkan, dan satu di
dekat titik tengah kisarann dilaporkan).
Melakukan verifikasi kalibrasi setiap 6 bulan (atau lebih sering jika
ditentukan dalam petunjuk tes system ini) dan setiap kali salah satu dari berikut
terjadi:
Semua reagen yang digunakan untuk prosedur uji berubah ke nomor lot
baru, kecuali laboratorium dapat menunjukkan bahwa mengubah nomor
banyak reagen tidak mempengaruhi kisaran digunakan untuk melaporkan
hasil tes dan nilai-nilai kontrol pasien tidak dipengaruhi oleh reagen
perubahan jumlah banyak.
45
Ada perawatan preventif besar atau penggantian bagian-bagian penting
yang mungkin mempengaruhi kinerja tes ini. Ini termasuk ketika
laboratorium mengirimkan tes sistem untuk produsen untuk
perbaikan. Laboratorium harus memverifikasi kalibrasi dari sistem tes
diperbaiki sebelum melanjutkan pengujian pasien dan pelaporan hasil.
Bahan pengendalian mencerminkan tren yang tidak biasa atau pergeseran,
atau berada di luar batas yang dapat diterima laboratorium, dan sarana
lainnya menilai dan mengoreksi nilai kontrol tidak dapat diterima atau
gagal untuk mengidentifikasi dan memperbaiki masalah.
Laboratorium telah menetapkan bahwa sistem tes ini dilaporkan untuk
pasien, hasil tes harus diperiksa lebih sering.
46
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Praktek Alat Medik yang dilakukan di Rumah Sakit Ken Saras dapat
dimanfaatkan mahasiswa untuk menerapkan ilmu yang diperoleh dari
perkuliahan ke dalam pekerjaan lapangan.
2. Praktek Alat Medik yang dilakukan di Rumah Sakit Ken Saras menambah
pengetahuan tidak hanya di bidang elektromedik tetapi juga bidang yang
lainnya dimana disini melatih kedisiplinan, tata krama, serta menciptakan
kebersamaan yang menyatu.
3. Bahwa untuk bekerja di lapangan membutuhkan pengetahuan dan skill
yang seringkali tidak didapatkan di dalam perkuliahan.
B. Saran
Dengan selesainya program Praktek Alat Medik di Rumah Sakit Ken Saras,
penyusun memberikan beberapa saran sebagai berikut :
47
3. Perlu dilakukan pengecekan kembali terhadap service dan kalibrasi pada
alat alat di setiap gedung. Karena masih banyaknya ditemukan Suction
Pump yang sudah kadaluarsa dan harus dikalibrasi, minimal 1 tahun sekali.
4. Kesadaran User (pengguna) akan kebersihan alat yang digunakan. Hal ini
bertujuan demi memberikan pelayanan terbaik dan ketahanan alat medis
tersebut.
48
DAFTAR PUSTAKA
http://blogbabeh.blogspot.co.id/2013/09/teknik-pesawat-rontgen-
konvensional_781.html
http://rizalyulistio.blogspot.co.id/2015/04/makalah-pesawat-rontgen-
konvensional.html
http://makalahcentre.blogspot.com/2010/11/makalah-elektrokardiogram-
ekg.html
http://belajar-ecg-ekg.blogspot.co.id/2012/04/ekg-ekg-maintenance-prosedur.html
http://dyahdeviyanti.blogspot.co.id/2015/10/makalah-hematology-analyzer.html
http://raturhyni.blogspot.co.id/2015/05/a.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Rumah_Sakit_Islam_Sultan_Hadlirin
49
LAMPIRAN
50