Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN II

UNIT REKAM MEDIS DI PUSKESMAS SERPONG 2

Disusun Oleh :

1. Clarissa Ananda Lydia Prameswari


2. Daniel Dita Dodok

DIII REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

STIKES KHARISMA PERSADA

2021
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN II

Judul Praktik : Praktik Kerja Lapangan di Puskesmas Serpong 2

Alamat Praktik : Jl. Cendekia Kel. Ciater Kec. Serpong – Kota


Tangerang Selatan. Banten

Identitas Peserta Didik : Clarissa Ananda Lydia Prameswari

Daniel Dita Dodok

Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan

(Sucipto, SKM, M.Kes) (Anis Haerunissa, Amd. RMIK)


NIDN : 0319037103

Mengetahui,

Ketua Prodi D III Rekam Medis dan Informasi Kesehatan

(Sucipto, SKM, M.Kes)


NIDN : 0319037103
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

KOMPETENSI MATA AJAR MIK

Disusun Oleh :

1. Clarissa Ananda Lydia Prameswari

2. Daniel Dita Dodok

Pernyataan Persetujuan,

Tangerang Selatan, Maret 2021

Menyetujui,

Pembimbing Lapangan

(Anis Haerunissa, Amd. RMIK)


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan

Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) II yang berisi mengenai Sistem dan

Pengelolaan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan di Puskesmas Serpong 2.

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Praktik Kerja Lapangan II program

studi D III Rekam Medis dan Informasi Kesehatan STIKes Kharisma Persada.

Adapun maksud dan tujuan kami menyusun laporan ini juga sebagai bukti tertulis

dari hasil pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan yang telah kami laksanakan Dalam

kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak – pihak

yang telah memberikan banyak dukungan, yakni :

1. Dr. (H.C), H. Darsono, selaku Ketua Yayasan Kharisma Persada.

2. Dr. H. M. Hasan, SKM, M.Kes, selaku Ketua STIKes Kharisma Persada.

3. Sucipto, SKM, M.Kes., selaku Ketua Program Studi Rekam Medis dan

Informasi Kesehatan STIKes Kharisma Persada.

4. Apt. Neneng Sri Purwaningsih, S.Farm.,MM selaku Sekertaris Program

Studi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan STIKes Kharisma Persada.

5. Muhada Castra Dypura, SKM, M.Si selaku Kepala UPT Puskesmas

Serpong 2.

6. Inani Puspita, SKM. MKKK selaku Kepala Tata Usaha UPT Puskesmas

Serpong 2
7. Seluruh Dosen dan Staff di STIKes Kharisma Persada Program Studi D

III Rekam Medis dan Informasi Kesehatan yang telah memberikan

bimbingan dan ilmu pengetahuan.

8. Anis Haerunissa, Amd. RMIK selaku Koordinator Unit Rekam Medis

Puskesmas Serpong 2 sekaligus pembimbing lapangan yang telah

berkenan memberikan ilmu kepada kami.

9. Seluruh Staff dan Pegawai di Puskesmas Serpong 2 yang telah

membimbing dan membantu kami selama kegiatan praktek kerja rekam

medis.

10. Kedua Orang tua serta keluarga yang selalu memberikan dukungan,

semangat, dan do’a kepada kami

Akhirnya penyusun dapat menyelesaikan laporan praktik kerja lapangan II

ini dengan baik. Penyusun mohon maaf apabila dalam penulisan laporan ini masih

terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penyusun mengharap kritik dan

saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan penyusun laporan ini.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan juga dapat meningkatkan

mutu profesi Rekam Medis

Tangerang Selatan, Maret 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i

LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................. ii

KATA PENGANTAR..........................................................................................iii

DAFTAR ISI ..........................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................3

C. Tujuan Praktik Kerja Rekam Medis..............................................................4

1. Tujuan Umum ......................................................................................... 4

2. Tujuan Khusus ........................................................................................ 4

D. Manfaat Praktik Kerja Rekam Medis............................................................5

1. Bagi Mahasiswa.....................................................................................5

2. Bagi Institusi Pendidikan.......................................................................5

3. Bagi Puskesmas.....................................................................................5

E. Ruang Lingkup ........................................................................................... 5

BAB II GAMBARAN UMUM

A. Profil Puskesmas Serpong 2 .........................................................................6

B. Visi dan Misi Puskesmas .............................................................................8

C. Sarana Pelayanan Kesehatan dan UKBM ....................................................9


BAB III PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA REKAM MEDIS

A. Waktu dan Tempat Praktik ........................................................................10

1. Waktu Kegiatan ......................................................................................10

2. Tempat Kegiatan ....................................................................................10

B. Materi Kegiatan Pokok...............................................................................10

1. Aturan dan tatacara kodefikasi penyakit dan tindakan pada sistem

penginderaan serta sistem saraf dan gangguan mental perilaku di

puskesmas ..........................................................................................10

2. Isi dan Struktur Rekam Medis ............................................................16

3. Prinsip Desain Rekam Medis .............................................................17

4. Media Dokumen Rekam Medis .........................................................18

5. Sistem Pelaporan di Puskesmas .........................................................21

6. SIMPUS (Sistem Informasi Puskesmas) ............................................22

7. Statistik Data Adminitrasi ..................................................................23

BAB IV HASIL PRAKTIK DAN PEMBAHASAN

A. Aturan dan tatacara kodefikasi penyakit dan tindakan pada sistem

penginderaan serta sistem saraf dan gangguan mental perilaku di

puskesmas .................................................................................................25

B. Isi dan Struktur Rekam Medis ..................................................................26


C. Prinsip Desain Rekam Medis ....................................................................26

D. Media Dokumen Rekam Medis ................................................................26

E. Sistem Pelaporan di Puskesmas ................................................................27

F. SIMPUS (Sistem Informasi Puskesmas)....................................................27

G. Statistik Data administrasi di puskesmas ..................................................28

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................................31

B. Saran............................................................................................................31

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................33

LAMPIRAN .........................................................................................................34
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Departemen Kesehatan RI (2007) mengemukakan bahwa Pusat

Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan bagian dari Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota sebagai unit pelaksana teknis yang

bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu

wilayah kerjanya. Puskesmas dan jaringannya berperan sebagai institusi

penyelenggara pelayanan kesehatan di jenjang pertama yang terlibat

langsung dengan masyarakat. 

Tanggung jawab Puskesmas dalam menyelenggarakan

pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya diantaranya adalah

meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya agar terwujudnya

derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Puskesmas memberikan

pelayanan kesehatan secara komprehensif dan terpadu kepada masyarakat

di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok serta puskesmas

Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang

menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,

merata dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat dengan peran serta

aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul
oleh pemerintah dan masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan

yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan

(Depkes, 2009).

Sudah banyak dasar hukum yang dikeluarkan pemerintah untuk

mengatur penyelenggaraan rekam medis, diantaranya yaitu PERMENKES

No.269/ MENKES/ PER/ III/ 2008 tentang rekam medis yang berbunyi

“Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang

identifikasi pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain

yang telah diberikan kepada pasien”. Pengelolaan rekam medis menjadi

hal yang sangat penting diPuskesmas dikarenakan segala informasi yang

berguna baik bagi pasien atau dokter bahkan bagi pihak manajemen

Puskesmas pun tersedia didalam berkas rekam medis.

Rekam medis harus dikelola dengan baik karena memiliki banyak

nilai guna dalam Puskesmas salah satunya adalah menunjang tertib

administrasi. Pengelolaan rekam medis terdiri dari penerimaan pasien,

analisis, assembling, indeksing, penyimpanan rekam medis, pengambilan

berkas rekam medis, retensi dan pemusnahan berkas rekam medis,

pelaporan serta medikolegal.

Sejalan dengan arah pembangunan kesehatan yaitu untuk lebih

meningkatkan mutu serta kualitas pelayanan kesehatan perlu didukung

oleh sumber daya tenaga kesehatan. Sumber daya tenaga kesehatan yang

ditekankan dalam hal peningkatan sistem informasi pelayanan kesehatan

adalah tenaga profesional perekam medis dan informasi kesehatan.


Pada Praktik Kerja Lapangan (PKL) II ini, mahasiswa program

studi rekam medis dan infromasi kesehatan diharapkan bisa terlatih dalam

melakukan pekerjaan seorang perekam medis profesional yaitu

pengelolaan rekam medis dan informasi kesehatan dan dapat melihat

langsung situasi serta lingkungan pekerjaan tersebut.

Puskesmas Serpong 2 merupakan salah satu fasilitas pelayanan

kesehatan yang berupaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan

kesehatan salah satunya melalui perbaikan dalam pengelolaan rekam

medis dan informasi kesehatan. Oleh karena itu penulis ingin memaparkan

proses pengelolaan rekam medis dan informasi kesehatan di Puskesmas

Serpong 2.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana aturan dan tatacara kodefikasi penyakit dan tindakan pada

sistem penginderaan serta sistem saraf dan gangguan mental perilaku di

Puskesmas?

2. Bagaimana isi dan struktur rekam medis di Puskesmas?

3. Bagaimana prinsip desain rekam medis yang diterapkan di Puskesmas?

4. Apa media dokumen rekam medis yang di terapkan di Puskesmas?

5. Bagaimana sistem pelaporan di Puskesmas?

6. Bagaimana penerapan SIMPUS di Puskesmas?

7. Bagaimana statistik data administrasi di Puskesmas?


C. Tujuan Praktik Kerja Rekam Medis

1. Tujuan Umum

Setelah mengikuti kegiatan Program Pembelajaran Praktik Kerja

Lapangan II (PKL II) ini mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan

wawasan pengetahuan, sikap dan keterampilan klinik sehingga dapat

memberikan layanan sesuai dengan program pendidikannya.

2. Tujuan Khusus

Setelah melaksanakan Praktik Kerja Lapangan II (PKL II),

mahasiswa rekam medis dan informasi kesehatan diharapkan mampu

menguasai dasar-dasar penyelenggaraan rekam medis meliputi :

a. Mengetahui aturan dan tatacara kodefikasi penyakit dan tindakan

pada sistem penginderaan serta sistem saraf dan gangguan mental

perilaku di Puskesmas

b. Mengetahui isi dan struktur rekam medis di Puskesmas Serpong 2

c. Mengetahui prinsip desain rekam medis yang di terapkan di

Puskesmas

d. Mengetahui media dokumen rekam medis yang di terapkan di

Puskesmas

e. Mengetahui sistem pelaporan di Puskesmas

f. Mengetahui penerapan SIMPUS di Puskesmas

g. Mengetahui statistik data administrasi di Puskesmas


D. Manfaat Praktik Kerja Rekam Medis

1. Bagi Mahasiswa

Laporan ini sebagai salah satu bahan pembelajaran bagi

penulis khususnya untuk pengetahuan serta keterampilan mengenai

sistem serta pengelolaan rekam medis dan informasi kesehatan.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Laporan ini sebagai bahan masukan pengajaran untuk institusi

pendidikan dalam hal peningkatan dan pengembangan ilmu

pengetahuan serta keterampilan mahasiswanya.

3. Bagi Puskesmas

Laporan ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam

rangka peningkatan mutu pelayanan Puskesmas terutama bagi

pihak rekam medis dan manajemen informasi kesehatan Puskesmas

Serpong 2

E. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam Praktik Kerja Lapangan (PKL) meliputi

Manajemen Rekam Medis dan Informasi Kesehatan di Puskesmas

Serpong 2.
NOTES :

1. UNTUK PERUMUSAN MASALAH CUKUP SEPERTI INI

Bagaimana Manajemen Pelayanan Rekam Medis serta

Pengolahan Rekam Medis di Puskesmas ?

2. UNTUK HALAMAN, HANYA YANG TERDAPAT TAJUK

BAB ADA DI BOTTOM CENTER. UNTUK HALAM

SETELAHNYA ADA DI UPPER RIGHT


BAB II

GAMBARAN UMUM

A. Profil Puskesmas Serpong 2

UPT Puskesmas Serpong 2 merupakan Puskesmas dengan tempat

perawatan yang beroperasi sejak Tahun 2011. Berdasarkan surat

keputusan Walikota Tangerang Selatan Nomor: 445.4/0028-

DPMPTSP /OL/2019 tentang Izin Operasional UPT Puskesmas Serpong

2 pada Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan. Walikota Tangerang

Selatan menetapkan member izin Operasional kepada UPT Puskesmas

Serpong 2 pada Dinas kesehatan Kota Tangerang Selatan Jalan Raya

Serpong Puspiptek RT 005/004 Kelurahan Serpong Kecamatan Serpong

Kota Tangerang Selatan, dimana Izin operasional tersebut berlaku 5

tahun, tanggal 30 April 2019 sampai dengan 30 April 2023.

Puskesmas Serpong 2 merupakan bagian dari kecamatan serpong,

dimana Kecamatan Serpong terdapat 9 Kelurahan dan memiliki 4

puskesmas yaitu UPT Puskesmas Serpong 1, UPT Puskesmas Serpong 2,

UPT Puskesmas Rawa Buntu dan UPT Puskesmas Lengkong Wetan.

Kecamatan Serpong merupakan wilayah perbatasan dengan

Kabupaten Tangerang dan Kabupaten Bogor, yang menjadi kecamatan

yang bersifat kecamatan urbanisasi karena termasuk wilayah perkotaan

dengan karakteristik penduduk yang heterogen. wilayah binaan

puskesmas Serpong 2 yaitu Kelurahan Buaran dan Serpong.


Wilayah kelurahan Serpong berada di kecamatan Serpong, Kota

Tangerang Selatan dan mempunyai luas wilayah 1.98 km², dengan batas

wilayah sebagai berikut :

1. Sebelah Barat : Kelurahan Cilenggang

2. Sebelah Timur : Kelurahan Kademangan

3. Sebelah Utara : Kelurahan Rawa Buntu

4. Sebelah Selatan : Kelurahan Kademangan

Wilayah Kelurahan Buaran berada di Kecamatan Serpong, Kota

Tangerang Selatan, dan mempunyai luas wilayah 3.79 km², dengan batas

wilayah sebagai berikut :

1. Sebelah Barat : Kelurahan Ciater

2. Sebelah Timur : Kelurahan Babakan

3. Sebelah Utara : Kelurahan Pondok Benda

4. Sebelah Selatan : Kelurahan Rawa Buntu


B. Visi dan Misi Puskesmas

Visi : "Terwujudnya Tangsel kota cerdas, berkualitas dan berdaya

saing berbasis teknologi dan inovasi"

Misi :

1. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan yang merata, berkualitas dan

terjangkau

2. mengembangkan sumber daya kesehatan yang profesional dan

berkesinambungan

3. mendorong kemandirian masyarakat melalui peningkatan

pemberdayaan kesehatan individu, keluarga, masyarakat dan

lingkungan mempererat kemitraan dengan seluruh pelaku bidang

kesehatan

C. Sarana Pelayanan Kesehatan dan UKBM

UPT Puskesmas Serpong 2 Tahun 2020

No. Fasilitas Kesehatan Jumlah

1 Rumah Sakit Umum / Swasta 1


2 Rumah Sakit Jiwa 0
3 Rumah Sakit Bersalin/RSIA 0
4 Rumah Sakit Khusus Lainnya 0
5 Puskesmas 2
6 Posyandu 27
7 Posbindu Lansia 10
8 Posyandu Remaja 1
9 Posyandu PTM 2
10 Rumah Bersalin/BPS 10
11 Balai Pengobatan/Klinik 9
12 Apotik 11
13 Toko Obat 3
14 Praktek Dokter Perorangan 1
-Dokter Umum 3
-Dokter Gigi 1
-Dokter Spesialis 0

NOTES :

SETIAP ADA TABEL, GAMBAR DAN BAGAN WAJIB DIBERI


PETUNJUK

CONTOH :
Tabel 2.1
Jumlah Tenaga Kesehatan

SELALU DILETAKAN DIATAS TABEL/GAMBAR/BAGAN.


2 ARTINYA MENUNJUKAN BAB
1 MENUNJUKAN ITU TABEL KE BERAPA
BAB III

PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA REKAM MEDIS

A. Waktu dan Tempat Praktik

1. Waktu Kegiatan

Praktik Kerja Lapangan dimulai pada hari selasa 16 Febuari

2021 s/d 03 Maret 2021. Dilaksanakan hanya dengan satu shift yaitu

dimulai dari jam 08:00 s/d 14:00 WIB

2. Tempat Kegiatan

Praktik Kerja Lapangan bertempat di Puskesmas Serpong 2

Jl. Cendekia Kel. Ciater Kec. Serpong – Kota Tangerang Selatan. Banten

B. Materi Kegiatan Pokok

1. Aturan dan tatacara kodefikasi penyakit dan tindakan pada sistem

penginderaan serta sistem saraf dan gangguan mental perilaku di

puskesmas

a. Ketentuan Pemanfaatan Sistem ICD-10

1) Buku ICD 10 mempunyai 3 buku yakni:

a) Tabulasi List (Vol 1),

b) Instruction Manual (Vol 2), yaitu manual pengenalan

dan instruksi cara penggunaan buku 1 dan 3, disertai

panduan terkait sertifikasi dan rules pengkodean

morbiditas dan mortalitas, statistik kesehatan, lampiran


daftar kode yang tidak mungkin sebagai sebab kematian

2) Buku Alphabetical Index terdiri dari 3 seksi yakni:

a) Alphabetical Index to diseases and Nature of Injury

(Seksi1)

b) External Causes of Injury

c) Table of Drug and Chemicals

3) Mencari diagnosis atau Istilah medis melalui buku ICD 10

volume 3 kemudian mencari detail istilah medis pada buku

Tabulasi ICD 10 volume 1.

a) pengkode harus mengikuti semua prosedur dengan

menentukan mana yang utama, mana yang tambahan,

mana yang co-morbid, mana yang komplikasi

b) sesuai aturan pengkodean (ICD-WHO). Perhatikan

instruksi pada setiap blok seperti exclude dan include

c) Perhatikan Note yang memberi keterangan khusus pada

blok tersebutd)

d) Jika terdapat instruksi Use additional external cause code

(Chapter XX), if desired, to identify ........., seperti to

identify drug, to identify druf, if drug induce, to identify

toxic agent, to identify cause (Harap memberikan detail

alasan pemberian kode tersebut)

e) Lihat lampiran bab ini untuk Chapter XX, buat lebih


rinci dari instruksi poin

f) dengan tambahan Place of Occurance Code dan Activity

Code f) Konvensi tentang tanda baca dapat dilihat pada

modul KKPMT 1, antara lain, kode yang berasterix (*),

Dagger (†)

b. Langkah – Langkah dalam Menentukan Kode Prosedur /

Tindakan

1. Identifikasi Procedure phrase yang akan dikode

2. Putuskan Lead Term

3. Lihat Lead term pada Alphabetic indeks

4. Lokasikan setiap modifiers

5. Cek kode yang diberikan pada indeks di Tabular List

6. Cek istilah Inclusion and Exclusion

7. Beri Kode

c. Kodefikasi penyakit sistem penginderaan ICD 10

1) Penyakit Indera Penglihatan Mata dan Adnexa/Diseases of

the eye and adnexa (H00–H59)

2) Penyakit Indera Pendengaran/Diseases of the Ear and

Mastoid Process (H60–H95)

3) Penyakit Indera Penciuman (Hidung/Nose/Nasal)

 J33 Nasal polyp


 J34 Other disorders of nose and nasal sinuses

4) Penyakit Indera Pengecap (Lidah/Glosso/Tongue)

 K14 Diseases of tongue

5) Penyakit indera perasa (kulit)

 L22 Diaper [napkin] dermatitis

 L23 Allergic contact dermatitis

 L24 Irritant contact dermatitis

 L25 Unspecified contact dermatitis

 L26 Exfoliative dermatitis

 L27 Dermatitis due to substances taken internally

 L55 Sunburn

 L56 Other acute skin changes due to ultraviolet radiation

 L57 Skin changes due to chronic exposure to

nonionizing radiation

d. Kodefikasi Penyakit Sistem Saraf ICD 10

BAB 6 “Diseases of the Nervous System” (G00-G99)

Bab ini dibagi dalam blok:

 G00-G09 penyakit-2 Inflamasi sistem saraf pusat

 G10-G13 atropi sistemik primer menyerang system saraf

pusat

 G20-G26 gangguan ekstra piramidal dan gerak

 G30-G32 penyakit-2 degeneratif lain sistem saraf


 G35-G37 penyakit demyelinating sistem saraf pusat

 G40-G47 gangguan-2 episodik dan paroksismal

 G50-G59 Gangguan saraf, akar & pleksus saraf

 G60-G64 Polineuropati-2 dan gangguan-2 lain sistem saraf

tepi

 G70-G73 Penyakit-2 myoneural junction & otot

 G80-G83 Cerebral palsy & sindroma paralitik lain

 G90-G99 Gangguan-2 lain sistem saraf.

Ada 16 kategori dengan (*) : G01* , G02* , G05* , G07* ,

G13*, G22* , G26* , G32* , G46* , G53* , G55* , G59* ,

G63*, G73* , G94* dan G99*

e. Prosedur Medis pada Gangguan Jiwa dan Perilaku

Prosedur medis atau intervensi medis atau bedah yang

dilakukan terhadap pasien dengan tujuan untuk diagnostik

ataupun terapetik, meliputi :

a) radiologi eksplorasi fungsional,

b) intervensi bedah,

c) prosedur umum untuk tujuan diagnostik/terapetik.

Prosedur medis didefinisikan sebagai setiap prosedur

terapetik atau diagnostik utama dengan menggunakan berbagai

instrumen atau dengan memanipulasi bagian atau beberapa

bagian dari tubuh dan pada umumnya dilakukan dengan bantuan

anastetik. Prosedur medis non-operasi merupakan prosedur


investigatif dan terapetik lain yang tidak melibatkan bedah,

misalnya radiologi, laboratorium, fisik, dan sebagainya

Berikut ini adalah beberapa cara untuk menangani

anggota keluarga yang menderita gangguan jiwa dan kode

ICD-9CM :

 Psikofarmakologi

 Psikoterapi Terapi. Penelusuran kode Psikoterapi

berdasarkan ICD-9 CM tahun 2010 yaitu Psychotherapy

NEC 94.39

 Terapi Psikososial

 Terapi Psikoreligius

 Rehabilitasi. Kode untuk rehabilitasi berdasarkan ICD-9

CM tahun 2010 adalah Rehabilitation programs NEC

93.89

 Terapi Kejang Listrik. Kode ECT berdasarkan ICD-9 CM

tahun 2010 adalah Electroconvulsive therapy (ECT) 94.27

 Electroencephalography (EEG). Kode EEG berdasarkan

ICD-9 CM tahun 2010 adalah yaitu Electroencephalogram

(EEG) 89.14

 Pencitraan Otak. Kode CT Scan berdasarkan ICD-9 CM

tahun 2010 adalah Scan, scanning C.A.T. (computerized

axial tomography) 88.38

 Teknik-teknik Fungsional
 Lobotomi. Kode lobotomy ICD-9 CM tahun 2010 adalah

Lobotomy, brain 01.32

2. Isi dan Struktur Rekam Medis

Isi rekam medis dibagi menjadi data administratif dan data

klinis. Keseluruhan isi ini masih dipengaruhi pula oleh bentuk

pelayanan kesehatan yang terdiri dari Ambulatory care, Hospital

Acute Care, Long Term Care.

Data administratif meliputi data demografi, keuangan

(financial) dan data/informasi lain yang berhubungan dengan

pasien, misalnya tentang pernyataan pasien untuk menerima

atau menolak suatu rencana medis, pernyataan pasien tentang

pemberian hak kuasa (autorisasi), dan juga pernyataan tentang

kerahasiaan (konfidensialitas) informasi medis pasien.

Data demografi selain sebagai sumber informasi untuk

menghubungi dan mengenali pasien, dapat juga digunakan

sebagai basis data untuk kebutuhan statistik, riset dan

perencanaan manajemen.

Data klinis dapat diartikan sebagai data yang

diperoleh dari hasil pemeriksaan, pengobatan, perawatan, dan

tindakan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dan penunjang

medis terhadap pasien.


3. Prinsip Desain Rekam Medis

a. Formulir harus mudah diisi/dilengkapi

b. Tercantum instruksi pengisian dan penggunaan formulir tersebut

c. Pada formulir terdapat heading yang mencakup judul dan tujuan

yang jelas

d. Nama dan alamat Rumah sakit harus tercantum pada setiap

halaman formulir

e. Nama, nomor RM dan informasi lain tentang pasien seharusnya

tercantum pada setiap halaman formulir. (bar coding)

f. Bar coding juga mencakup indeks formulir

g. Nomor dan tanggal revisi formulir dicantumkan agar dapat

dipastikan penggunaan formulir terkini

h. Mengurangi penggunaan formulir yang tidak terpakai lagi

(outdated)

i. Layout formulir secara fisik harus logis

j. Data pribadi dan alamat serta informasi lain yang terkait satu

dengan yang lainnya dikelompokkan menjadi satu kesatuan

k. Seleksi jenis huruf yang terstandar. Beberapa pakar menyarankan

semua dengan huruf

l. Margin (batas tepi) disediakan yang cukup untuk kepentingan hole

punches
m. Garis digunakan untuk memudahkan entry data dan memisahkan

area pada formulir

n. Shading digunakan untuk memisahkan dan penekanan area-area

formulir

o. Check boxes digunakan untuk menyediakan ruang pengumpulan

data.

4. Media Dokumen Rekam Medis

Berdasarkan sejarah tersebut konsep dasar dokumen rekam

medis mengacu pada perkembangan paradigma rekam medis.

Permenkes 269 tahun 2008 tentang Rekam Medis pada pasal 2

yaitu:

1. Rekam medis harus dibuat secara lengkap tertulis dan jelas

atau secara elektronik.

2. Penyelengaraan rekam medis dengan menggunakan

teknologi informasi elektronik diatur lebih lanjut dengan

peraturan sendiri.

3. Dengan permenkes tersebut yang menyatakan bahwa rekam

medis dapat berupa rekam medis konvensional maupun sacara

elektronik.

a) Media DRM Kertas (Paper Based)

Secara umum komponen rekam medis terdiri dari :

1. Formulir Rekam Medis


Rekam Medis terdiri dari banyak formulir yang

semuanya digunakan sesuai tujuan tertentu.

Beberapa hal penting terkait dengan formulir rekam medis

adalah :

a. Semua formulir seharusnya dibuat dengan ukuran yang

sama, biasanya kertas ukuran A4.

b. Nama dan nomor rekam medis rekam medis pasien,

serta judul formulir seharusnya ditempatkan pada posisi

yang sama pada setiap formulir.

c. Hanya formulir yang disetujui oleh komite rekam medis

yang boleh dimasukkan dalam rekam medis.

2. Clip atau Fastener Formulir

Formulir rekam medis (kertas) seharusnya disatukan

dalam dengan clip-atau fastener dan penambahan formulir

tidak dapat dilakukan dengan mudah.

3. Pembatas Rekam medis yang baik adalah memberikan pembatas

pada setiap kunjungan pasien ke sarana pelayanan kesehatan

agar dengan mudah diidentifikasi kunjungan pasien.

4. Folder (sampul)

Rekam Medis Hal yang harus dperhatikan dalam

merancang folder atau sampul rekam medis yaitu:


a. Semua rekam medis seharusnya disimpan dalam folder rekam

medis. Folder sebaiknya terbuat dari kertas yang lebih tebal

misalnya kertas manila.

b. Folder rekam medis sebaiknya disimpan " on their spine",

pada bagian lidah folder yaitu bagian dari folder yang

memiliki bagian yang lebih menonjol ke arah luar

dibandingkan bagian yang lain sehingga nomor rekam medis

jelas terlihat oleh petugas filing.

c. Setiap sarana pelayanan kesehatan seharusnya

menganggarkan pembelian perlengkapan rekam medis

setiap tahun.

d. Selain itu pada setiap folder rekam medis seharusnya

tercantum nama pasien, nomor rekam medis, dan tahun

kunjungan terakhir

b. Media DRM Elektronik (Computer Based)

Rekam medis elektronik (EMR) adalah versi dari rekam

medis kertas yang dibuat menjadi elektronik, yang memindahkan

catatan-catatan atau formulir yang tadinya ditulis diatas kertas ke

dalam bentuk elektronik. Rekam medis elektronik tidak

disertai dengan peringatan (warning), kewaspadaan (alertness)

serta tidak memiliki system penunjang keputusan (Decision

Suport System (DSS).


Rekam Medis elektronik merupakan catatan Rekam Medis

pasien seumur hidup pasien dalam format elektronik tentang

informasi kesehatan seseorang yang dituliskan oleh satu atau

lebih petugas kesehatan secara terpadu dalam tiap kali

pertemuan antara petugas kesehatan dengan klien. Rekam

Medis elektronik bisa diakses dengan computer dari suatu

jaringan dengan tujuan utama menyediakan atau meningkatkan

perawatan serta pelayanan kesehatan yang efesien dan terpadu

(Potter& Perry, 2009).

5. Sistem Pelaporan di Puskesmas

Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP)

merupakan kegiatan pencatatan dan pelaporan puskesmas secara

menyeluruh (terpadu) dengan konsep wilayah kerja puskesmas.

Melalui SP2TP, Puskesmas diwajibkan mengumpulkan data transaksi

pelayanan baik pelayanan Unit Kesehatan Perorangan (UKP) dan Unit

Kesehatan Masyarakat (UKM) secara rutin. Melalui semua program

yang ada di Puskesmas, diwajibkan membuat laporan bulanan ke

dinas kesehatan melalui format Laporan Bulanan (LB) yang berisi

data pasien selama sebulan. Untuk berbagai data yang dikumpulkan

melalui Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas digunakan

Formulir standar yang terdiri dari 6 jenis laporan sebagai berikut yaitu

a) Laporan LB 1 : Laporan Bulanan mengenai Data Kesakitan


b) Laporan LB 3 : Laporan Bulanan Program KIA/KB, Gizi, dan

Pemberantasan Pencegahan Penyakit

c) Laporan LB 4 : Laporan Bulanan Kegiatan Puskesmas

d) Laporan LSD 1 : Laporan Tahunan Sumber Daya mengenai data

fasilitas dan data kesehatan lainnya serta data lingkungan

kedinasan Puskesmas dan Jejaringnya

e) Laporan LSD 2 : Laporan Tahunan Sumber Daya mengenai

tenaga di Puskesmas baik dengan perawatan maupun tanpa

perawatan dan Puskesmas Pembantu.

f) Laporan LSD 3 : Laporan Tahunan Sumber Daya mengenai

Jumlah dan Jenis Peralatan di Puskesmas baik dengan perawatan

maupun tanpa perawatan, Puskesmas Pembantu dan lain-lain.

6. SIMPUS (Sistem Informasi Puskesmas)

Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) adalah

sebuah sistem Informasi yang terintegrasi dan di desain multi user

yang disiapkan untuk menangani keseluruhan proses manajemen

puskesmas. SIMPUS ini terdiri atas berbagai modul yaitu Admin

Sistem (manajemen user), Loket, Poli BP/umum, Poli Gigi,

Lab/Raadiologi, Apotek, Poli KIA, UGD, Rawat Inap, Kegiatan Luar

Gedung/UKM, Pojok Gizi, Pelayanan KB, Manajemen Aset, dan

Kepegawaian. Memungkinkan koneksi online Dinas Kesehatan ke

Puskesmas secara real time.

7. Statistik data administrasi di Puskesmas


a) Pengertian Sensus Harian
Sensus harian adalah cara untuk mengetahui jumlah pasien
yang masuk dirawat, pasien keluar, lahir/meninggal dan
perpindahan pasien antar ruangan, kapasitas TT tersedia dan yang
terisi di suatu RS. (Taufuk:1986)
Sensus harian dilakukan untuk mengetahui jumlah layanan
yang diberikan kepada pasien selama 24 jam. (Huffman:1994)
Sensus harian menjadi dasar dalam pelaksanaan pembuatan
laporan rumah sakit yang kegiatannya dihitung mulai jam 00.00
sampai dengan 24.00 setiap harinya. (Departemen Kesehatan
RI:1997)
b) Tujuan dan Kegunaan Sensus Harian
Tujuan sensus harian adalah untuk memperoleh informasi,
mengenai identitas pasien, cara kunjungan, asal pasien, keadaan
pasien, cara pembayaran dari setiap pasien rawat jalan yang di
layani di masing-masing unit pelayanan selain dari pada hal
tersebut sensus harian juga mempunyai kegunaan antara lain :
1) Untuk mengetahui jumlah kunjungan pasien, pasien keluar
puskesmas
2) Untuk informasi mengenai diagnosa, penyakit, jumlah
kunjungan pasien datang dan keluar.
3) Untuk menghitung penyediaan fasilitas pelayanan
kesehatan.
4) Sebagai sumber data untuk melaksanakan sistem pelaporan
puskesmas
5) Sebagai sarana untuk menentukan kebijaksanaan pemimpin.
6) Sebagai arsip rawat jalan atau poliklinik yang harus di
simpan di setiap poliklinik rawat jalan.
c) Sensus rawat inap
Kegiatan pencacahan atau penghitungan pasien rawat inap

yang dilakukan setiap hari pada suatu ruang rawat inap,


berisi Mutasi Keluar Masuk Pasien selama 24 jam mulai

pukul 00:01 sampai dengan pukul 23:59. Sensus rawat inap

biasanya dilakukan pada waktu tengah malam (pukul 24:00

atau 00:00) atau kapan saja sepanjang waktunya konsisten

pada semua unit atau setiap unit melakukan sensus pada saat

bersamaan.

d) Perhitungan hari perawatan

Pengukuran layanan yang diterima oleh semua pasien

rawat inap dalam periode 24 jam (waktu antara jam dua kali

sensus berturut-turut). Periode pelaporan biasanyadimulai pada

pukul 00:01 dan berakhir pada pukul 24:00(tengah malam).

Selain itu, satu hari perawatan harus dihitung untuk setiap

pasien rawat inap yang masuk dan keluar pada hari yang sama.
BAB IV

HASIL PRAKTIK DAN PEMBAHASAN

A. Mengetahui aturan dan tatacara kodefikasi penyakit dan tindakan pada

sistem penginderaan serta sistem saraf dan gangguan mental perilaku di

Puskesmas Serpong 2

Tidak mempraktikan tentang aturan dan tatacara kodefikasi penyakit

tindakan pada sistem penginderaan serta sistem saraf dan gangguan mental

perilaku karena di Puskesmas Serpong 2 tidak memiliki dokter spesialist

untuk melakukan tindakan atau pun menerima pasien tersebut. Hanya saja

kami mengkode penyakit sistem penginderaan serta sistem saraf dan gangguan

mental perilaku untuk membuat surat rujukan lanjutan ataupun surat rujukan

baru yang mempunyai BPJS, yang dimana jika rujukan baru pasien akan

diarahkan petugas untuk berkonsultasi dengan dokter di poli umum terlebih

dahulu.

Namun dalam praktek nya untuk pengkodean penyakit masih sering kali

bukan petugas yang memiliki kompetensi dan sesuai lulusannya. Hal ini

menjadi penting karena pemberian kode diagnosa penyakit harus dikerjakan

oleh petugas yang mengerti dibidang pengkodingan. Akan menjadi sulit jika

dilakukan oleh petugas yang kurang mengerti kompetensinya.

SECARA PENULISAN HASIL SEBENARNYA SUDAH

MENGARAH PADA YANG DIDAPATKAN. HANYA SAYA MINTA


JANGAN MENGGUNAKAN KAMI. KAIDAH PENULISAN UNTUK

BAB 4 SAYA NOTES DI BAWAH.

B. Identifikasi Isi dan Struktur Rekam Medis di Puskesmas Serpong 2

Untuk pengisian dan struktur rekam medis Puskesmas Serpong 2 sudah

sangat sesuai, hanya saja untuk data medis terkadang perawat tidak lengkap

dalam pengisian tinggi badan dan berat badan pasien sehingga informasi yang

dihasilkan kurang maksimal dan membingungkan petugas rekam medis saat

akan input data di SIMPUS.

C. Prinsip Desain Formulir Rekam Medis di Puskesmas Serpong 2

Formulir Rekam Medis adalah suatu lembaran kertas yang

berisikan keterangan baik yang tertulis maupun yang terekam

tentang identitas pasien, anamnesa, pemeriksaan fisik, laboratorium,

diagnosa, segala pelayanan dan tindakan medis yang dipergunakan

pada pasien baik pasien rawat inap, rawat jalan, maupun pasien

gawat darurat. Untuk desain formulir rekam medis yang digunakan

di Puskesmas Serpong 2 sudah memenuhi standar yang ada.

D. Media Dokumen Rekam Medis di Puskesmas Serpong 2

Di Puskesmas Serpong 2 media dokumen rekam medis yang

diterapkan adalah rekam medis berbasis kertas (Paper Based).

Semua pencatatan ditulis dalam selembar kertas formulir dan

dijadikan satu folder rekam medis menggunakan map yang licin agar
mudah saat pengambilannya.

E. Sistem Pelaporan di Puskesmas Serpong 2

Untuk sistem pelaporan di Puskesmas Serpong 2 LB 3

Laporan Bulanan Program KIA/KB, Gizi, dan Pemberantasan

Pencegahan Penyakit. Terhitung dari tanggal 26 bulan sebelumnya

dan tanggal 25 tutup buku di bulan selanjutnya. Misalnya untuk

laporan di bulan Febuari terhitung dari 26 Januari – 25 Febuari.

Untuk data LB 3 kami tidak dapat mengakses materi karena hanya

karyawan puskesmas saja yang dapat mengakses nya.

F. Pelaksanaan SIMPUS (Sistem Informasi Puskesmas) di

Puskesmas Serpong 2

Setiap puskesmas yang terletak di Kota Tangerang Selatan

sudah menggunakan sistem dalam menjalankan pelayanan

kesehatan. Puskesmas Serpong 2 juga sudah menggunakan SIMPUS.

Puskesmas Serpong 2 menggunakan SIMPUS untuk pendaftaran

pasien baru/lama, riwayat penyakit pasien, pelaporan, dan

pembayaran. Di halaman utama SIMPUS menunjukan banyaknya

kunjungan dalam satu hari.

Berikut alur petugas dalam menginput data pasien dari pasien

datang hingga pasien pulang :

1. Pasien mendaftar ke petugas TPPRJ, jika pasien lama petugas


akan meminta KIB jika pasien tidak membawa KIB petugas

akan meminta identitas pasien baik itu KTP/KK dan mencari

nomor rekam medis ataupun nama pasien yang sesuai dengan

NIK di SIMPUS. Sedangkan untuk pasien baru, petugas akan

menginput identitas pasien sesuai dengan formulir

pendaftaran yang diisi pasien terlebih dahulu.

2. Setelah petugas selesai menginput data pasien, petugas

TPPRJ menulis tanggal/bulan dan tahun, waktu pasien

datang, nama, nomor rekam medis, umur pasien di kertas

resep setelah itu petugas akan meminta pasien untuk

menunggu antrian namanya dipanggil sesuai poli yang dituju,

jika pasien tersebut adalah pasien poli umum akan diminta

menunggu namanya dipanggil sesuai nomor urutan di ruang

tunggu poli umum untuk di tensi terlebih dahulu sedangkan

jika pasien adalah pasien poli KIA/KB dan Poli gigi pasien

akan diminta masuk ke dalam puskesmas di ruang tunggu nya

untuk menunggu namanya dipanggil memasuki poli yang

dituju.

Untuk menjalankan SIMPUS diperlukan jaringan internet dan

tenaga listrik yang memadai. Puskesmas Serpong 2 telah

menyediakan jaringan internet di dalam puskesmas.


G. Statistik Data Administrasi di Puskesmas

1) Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) di Puskesmas Serpong 2

TARGET CAKUPAN
SUB
No JENIS SATUA SASARA CAPAIA VARIABE
VARIABE
. KEGIATAN N N N L
L
(T) (H) ( SV ) (V)
Pelayanan
1 Orang 20072 20072 100,00  
Pendaftaran

Pelayanan
2 Pemeriksaan Orang 14831 14831 100,00  
Umum
Pelayanan
3 Gigi dan Orang 1247 1247 100,00  
Mulut
Pelayanan
Kesehatan
4 Orang 2110 2110 100,00  
Ibu, Anak
dan KB
Pelayanan
5 Gawat Orang 1296 1296 100,00  
Darurat
Pelayanan
6 Orang 45 45 100,00  
Persalinan

Pelayanan
7 Orang 80 80 100,00  
Rawat Inap
Pelayanan
8 Laboratoriu Orang 7981 7981 100,00  
m
Pelayanan
9 Resep 12159 12159 100,00  
Farmasi
Pelayanan
10 konseling Orang 44 44 100,00  
gizi

2) Rawat Jalan

Dari tabel rata – rata kunjungan tiap bulan adalah 20.072

orang, capaian ini berkurang dari tahun lalu dikarenakan adanya

social distancing selama masa pandemi covid 19. Dan juga UPT

Puskesmas Serpong 2 yang baru berdiri dan membutuhkan

Promosi ke seluruh wilayah kerja UPT Puskesmas Serpong 2.

Berikut jumlah rujukan berdasarkan jenis jaminan

kesehatan UPT Puskesmas Serpong 2 Tahun 2020 yy

Jumlah Jumlah Jumlah


Jumlah Jumlah Jumlah
Bula Kunjunga Kunjungan Rujukan
Kunjunga Rujukan Rujukan
n n Umum Seluruhny Seluruhny
n e-ktp e-ktp Umum
(Bayar) a a
Total 6.835 830 7.665 284 0 284

Dari tabel di atas jumlah kunjungan e-ktp sebanyak 6.835,

jumlah ini berkurang dari tahun sebelumnya dikarenakan wabah

covid 19. Pembatasan pasien mengurangi penyebaran penyakit

semakin meluas

3) Jenis pelayanan di Puskesmas Serpong 2 tahun 2020


Jumlah
Jenis Pelayanan
No. Kunjungan (Jiwa)
1 Pelayanan Rawat Jalan 6835
2 Pelayanan Home Care 580
3 Pelayanan UGD 1296
4 Persalinan 45
5 Pelayanan One Day Care 0
6 Pelayanan Rawat Inap 80
NOTES :
UNTUK PENULISAN DI BAB 4 ADALAH :
YANG PERTAMA SEDIKIT SAJA TEORI INTI
YANG KEDUA HASIL YANG DIDAPATKAN
YANG KETIGA INDIKATOR/ TEORI PENGUAT YANG KAMU TULIS
DI BAB 3 UNTUK MENYATAKAN BAHWA HASIL KAMU BISA
DIPERTANGGUNG JAWABKAN
CONTOH :
Menurut Sugiyono (2015), disttibusi rekam medis adalah pengelolaan rekam
medis dengan mendistribusikan atau menyalurkan berkas rekam medis sesuai
dengan poliklinik tujuan pasien.

Distribusi rekam medis yang dterapkan di Puskesmas Serpong 2 dilakukan


oleh petugas rekam medis. Berkas rekam medis di antar ke bagian tensi untuk poli
umum. Sedangkan untuk poli gigi, poli tbc dan KIA langsung didistrubsikan ke
poli tujuan. Distribusi rekam medis dilakukan dengan rentang waktu 8 menit.

Berdasarkan hasil yang didapat, diketahui bahwa distribusi rekam lmedis yang
diterapkan puskesmas serpong 2 sudah sesuai dengan Permenkes 129 tahun 2008
yang menyatakan bahwa penyediaan berkas rekam medis untuk rawat jalan adalah
<10 menit.

ARTINYA TEORI MENGENAI DISTRIBUSI HARUS ADA DI BAB 3.


JADI BEGITU CONTOHNYA
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pengkodean penyakit masih sering kali bukan petugas yang

memiliki kompetensi dan sesuai lulusannya. Akan menjadi sulit

jika dilakukan oleh petugas yang kurang mengerti kompetensinya.

2. Isi dan Struktur Rekam Medis di Puskesmas Serpong 2 sudah

sesuai hanya saja terkadang data medis pasien yang ditulis oleh

perawat kurang lengkap.

3. Prinsip Desain Formulir Rekam Medis di Puskesmas Serpong 2

sudah memenuhi standar yang ada

4. Puskesmas Serpong 2 media dokumen rekam medis yang

diterapkan adalah rekam medis berbasis kertas (Paper Based)

5. Untuk data LB 3 kami tidak dapat mengakses materi karena hanya

karyawan puskesmas saja yang dapat mengakses nya.

6. SIMPUS sudah berjalan dengan baik dan tidak ada kendala.

7. KURANG 1 ? DITUJUAN KHUSUS ADA 7 KAN ?

B. Saran

a) Bagi Puskemas

1. Keamanan pada ruang rekam medis lebih ditingkatkan

dengan tidak mengizinkan orang yang tidak berkepentingan

untuk memasuki ruang rekam medis.


2. Sebaiknya petugas yang mengkoding kode diagnose untuk

membuat surat rujukan adalah petugas yang memiliki

kompetensi dan sesuai lulusannya. Hal ini menjadi penting

karena pemberian kode diagnosa penyakit harus dikerjakan

oleh petugas yang mengerti dibidang pengkodingan agar

meminimalisir terjadinya salah dalam memberikan kode.

b) Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dengan adanya penyusunan laporan PKL ini,

dapat dijadikan bahan dan masukan pengajaran untuk

institusi pendidikan dalam hal peningkatan dan

pengembangan ilmu pengetahuan serta keterampilan yang

dimiliki oleh mahasiswa.

c) Bagi Mahasiswa

1. Diharapkan bagi mahasiswa yang sudah menyusun

laporan ini, agar dapat mengetahui gambaran tentang

sistem manajemen rekam medis dan informasi yang ada di

Puskesmas Serpong 2 .

2. Sebagai bahan acuan dan juga pengalaman yang dapat

dijadikan bahan pembelajaran bagi mahasiswa untuk

dijadikan bahan pembelajaran bagi mahasiswa untuk

meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan.

3. Setelah adanya penyusunan laporan ini mahasiswa


diharapkan agar dapat mengaplikasikan ilmu rekam medis

yang didapatkan di kampus dengan dilapangan.

NOTES :

UNTUK SARAN URUTANNYA SAMAKAN DENGAN MANFAAT

YANG TERDAPAT DI BAB 1


DAFTAR PUSTAKA

CONTOH DARI DAPUS :

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Peraturan Menteri Kesehatan


Indonesia Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 Tentang Rekam Medis.
Jakarta : Kementerian Kesehatan RI

IKUTI CONTOH

Sugeng.2016. Definisi dan Fungsi

Puskesmas.https://tipsserbaserbi.blogspot.com/2015/10/definisi-dan-fungsi

puskesmas.html (Diakses tanggal 2 Maret 2021)

Rekamkesehatan.2009. Definisi dan Isi Rekam Medis Sesuai PERMENKES No.

269/MENKES/PER/III/2008.

https://rekamkesehatan.wordpress.com/2009/02/25/definisi-dan-isi-rekam-medis-

sesuai-permenkes-no-269menkesperiii2008/ (Diakses tanggal 2 Maret 2021)

Nurul, Aep.2016. Pengertian Formulir Rekam Medis.

https://aepnurulhidayat.wordpress.com/2016/08/27/pengertian-formulir-rekam-

medis-by-aep-nurul-hidayah/ (Diakses tanggal 5 Maret 2021)

Triyanti, Endang dan Imelda. 2018. Manajemen Informasi Kesehatan III. Desain

Formulir, 3-19
Nia, Della Fitri, dkk. 2019. Laporan Praktik Kerja Lapangan Puskesmas Pondok

Pucung. Tangerang Selatan : STIKes Kharisma Persada

LAMPIRAN
Serah Terima Plakat

Anda mungkin juga menyukai