Disusun Oleh :
Irpan Dinata ( 16.04.035 )
Esanov Gurindra Ramdhani ( 16.04.024 )
Yuvinda Trysia Honesty ( 16.04.076 )
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Telah menyelesaikan Praktik Alat Medik selama satu bulan, terhitung sejak
tanggal 01 November 2018 – 30 November 2018 dibagian IPS RSUD Bendan Kota
Pekalongan dengan bukti melampirkan laporan Praktek Alat Medik.
Menyetujui,
Dosen Pembimbing Pembimbing Alat Medik
STIKES Widya Husada Semarang RSUD Bendan Kota Pekalongan
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Praktek Alat Medik serta menyusun Laporan Praktek Alat Medik yang berdasarkan
hasil seluruh kegiatan penulis pada saat Praktik Alat Medik yang diadakan selama 1
bulan, dimulai dari tanggal 01 November 2018 sampai dengan 30 November 2018 di
bagian IPS RSUD Bendan Kota Pekalongan.
Dalam penulisan laporan Praktek Alat Medik ini penulis juga tidak lepas dari
bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak dr. Junaedi Wibawa, M.Si Med, Sp.PK selaku Direktur RSUD Bendan
Kota Pekalongan.
2. Ibu Anik Susilowati, S. ST selaku Kepala Instalasi Diklat di RSUD Bendan
Kota Pekalongan.
3. Bapak Heru Prabowo, Amd. selaku Kepala Instalasi Pemeliharaan Rumah
Sakit di RSUD Bendan Kota Pekalongan.
4. Sifril Izza M, Amd. selaku instruktur Praktek alat medik di RSUD Bendan
Kota Pekalongan.
5. Misgerina Ayu Tri W, Amd. selaku instruktur Praktek alat medik di RSUD
Bendan Kota Pekalongan.
6. Segenap staf dan karyawan RSUD Bendan Kota Pekalongan yang membantu
selama kegiatan praktek alat medik.
7. Bapak dr. M. Sulaeman, Sp.A, M,Kes, MM (MMR) selaku ketua STIKES
Widya Husada Semarang.
8. Bapak Basuki Rahmat, M.T. selaku ketua Prodi D-III Teknik Elektromedik
STIKES Widya Husada Semarang.
9. Agus Supriyanto, S.T. selaku pembimbing Stikes Widya Husada Semarang.
10. Rekan-rekan Praktik Alat Medik di RSUD Bendan Kota Pekalongan.
11. Segenap Dosen dan staf pendidikan TEM Widya Husada Semarang..
12. Semua pihak yang turut berjasa, yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
iv
Penulis menyadari bahwa laporan Praktek Alat Medik ini tidak terlepas dari
berbagai kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan adanya saran dan kritik
guna menjadikan pengetahuan yang lebih baik dalam penyempurnaan laporan
Praktik Alat Medik ini. Semoga laporan Praktek Alat Medik ini dapat bermanfaat
bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................................... ii
2.3 Visi, Misi dan Motto RSUD Bendan Kota Pekalongan ................................ 3
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................................ 9
vi
4.3.2 Tugas Pokok dan Fungsi IPS RS ......................................................... 32
5.1 Kesimpulan.................................................................................................. 42
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
dengan yang ditentukan oleh pihak rumah sakit maupun dari pihak STIKES.
Penulis juga harus memberikan laporan dalam bentuk tertulis mengenai
kegiatan dan hasil yang diperoleh selama melakukan kegiatan praktik klinik di
rumah sakit, seperti perawatan dan perbaikan alat–alat kesehatan yang ada di
rumah sakit, dan juga menjelaskan profil serta struktur organisasi di rumah
sakit tersebut.
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Pada akhir Praktek Alat Medik Semester V ini diharapkan
mahasiswa mampu :
Radiologi Lanjut II :
2
d. Menggambarkan dan mengarahkan pemasangan jaringan radiologi,
di bagian ICU dan ICCU, di bagian CSSD, di bagian bedah sentral,
di bagian laboratorium, di bagian pelayanan umum (UGD, Dental
Unit).
1. Metode Literatur
Yaitu dengan cara membaca buku – buku yang relevan tentang alat
– alat kesehatan juga dengan membaca artikel yang ada pada internet
sebagai bahan referensi.
2. Metode Observasi
3
3. Metode Wawancara
4
BAB II
PROFIL RSUD BENDAN KOTA PEKALONGAN
1
SMP 13, bekas Terminal, Puskesmas Bendan dan akhirnya di BLK dengan
menempati tanah yang masih kosong dan lokasi ini dianggap cukup
strategis. Atas dasar keputusan Dewan Perwakilan Rakyat kota Pekalongan
Nomor 08/DPRD/IV/2007 tentang persetujuan surat Walikota Pekalongan
Nomor 050/0198 tanggal 17 Januari 2007 perihal Rencana Anggaran Biaya
kegiatan pembangunan RSUD kota Pekalongan untuk merealisasikan lebih
lanjut dan pembangunan nya disepakati bersama bahwa akan dilaksanakan
secara 3 tahun dimulai pada tahun 2007, 2008 dan 2009.
Pembangunan gedung sesuai kontrak kerja ditargetkan selama 18
bulan dan berakhir pada 5 Maret 2009. Perkembangan terakhir yang terjadi
yaitu dengan adanya addendum pekerjaan sekaligus anggarannya, maka
jangka waktu diperpanjang 26 hari hingga berakhir 31 Maret 2009. RSUD
Bendan diresmikan pada tanggal 21 Mei 2009 oleh Wakil Presiden RI
Bapak Jusuf Kalla dan di dampingi oleh Direktur Jendral Pelayanan Medis
Bapak Farid W. Husain.
2
d. Lantai 3 digunakan untuk Rawat Inap Kelas II, Kelas I, dan Kelas
Utama.
e. Lantai 4 digunakan untuk Rawat Inap VIP dan Aula.
f. Bangunan penunjang antara lain : Pemulasaran Jenazah, Ruang
Genset, IPAL, dan lain-lain
1. Visi
Unggulan dalam Pelayanan.
2. Misi
a. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau.
b. Menjadi pusat rujukan pelayanan medis
c. Mengembangkan jejaring pendidikan.
d. Mewujudkan kemandirian pengelolaan keuangan yang
transparan dan bertanggung jawab.
3. Motto
Kesembuhanmu Ibadahku.
3
BAB III
PERBAIKAN ALAT
1. Bedside Monitor
4
2. Nebulizer
5
3. ECG Recorder
6
4. ECG
7
5. Suction Pump
8
BAB IV
PEMBAHASAN
9
4.1.3 Prinsip Kerja Pesawat Panoramic
10
Peralatan untuk memposisikan pasien termasuk light beam
marker : Hand grips digunakan untuk pegangan tangan pasien dan
untuk mengurangi pergerakan pasien pada pesawat panoramik posisi
berdiri (stand up unit). Wheel chair digunakan untuk tempat duduk
pasien yang dapat diputar untuk memudahkan penataan posisi pada
pesawat panoramik posisi duduk (sit down unit). Light beam marker
(sinar penanda) digunakan untuk membantu memposisikan pasien jika
pasien menghadap ke dinding. Bite block digunakan untuk mengganjal
gigi agar insisivus sentral atas dan bawah pada posisi “ujung dengan
ujung” sehingga dapat menghindari superposisi. Penopang dagu
digunakan untuk meletakkan dagu pasien agar tidak bergerak.
a. Safe
Mengidentifikasi pesawat dari kemungkinan adanya bahaya
yang mungkin timbul sehingga dapat dicegah sebelum terjadi.
b. Reliable
Melaksanakan pemeliharaan secara rutin, serta melaksanakan
perbaikan bila terjadi penyimpangan sehingga pesawat dapat
digunakan ketika diperlukan.
c. Upgradeable
Melaksanakan update dan upgrade pada hardware ataupun
software sehingga pesawat dapat mengikuti perkembangan
software ataupun hardware.
d. Quality Assurance
Melaksanakan pemeriksaan dan kalibrasi output dari pesawat
sehingga dapat dipastikan bahwa kualitas peralatan selalu
terjaga seperti baru.
e. Cost Saving
Biaya pemeliharaan dapat dikendalikan, sehingga total biaya
operasional dari pesawat dapat ditekan.
11
f. Investment Protections
Pesawat dapat digunakan secara optimal pada jangka waktu
yang sesuai dengan yang direncanakan.
g. Safety Inspection
Pemeriksaan sistem keamanan pada peralatan untuk
menghindari dari bahaya, mekanik, listrik dan radiasi.
h. Preventive Maintenance
Pemeriksaan kondisi alat secara berkala untuk menjaga pesawat
dari kebersihan, pelumasan dan keausan serta pengukuran-
pengukuran agar output pesawat selalu stabil.
i. Image Quality Check
Pemeriksaan kualitas gambar secara berkala untuk menjaga
kualitas sehingga tidak ada cacat atau penurunan kualitas selama
peralatan masih digunakan.
j. Corrective Maintenance
Melakukan perbaikan dengan cepat dan tepat bila terjadi
kerusakan dengan penggantian spare part yang asli bila
diperlukan.
k. System Upgrade
Pelaksanaan modifikasi pada perlatan sesuai perintah atau
anjuran dari pabrik agar hadware dan software dapat mengikuti
perkembangan teknologi.
l. System Dokumentasi
Semua aktivitas pemeliharaan harus terdokumentasi.
12
e. Perhatikan filter yang akan kita gunakan.
f. Untuk Panoramic dan TMJ yang bisa diatur hanya KV.
g. Sedang Cephalometri KV dan Sec bisa diatur.
h. Pastikan tempat gigi pasien dalam keadaan bersih.
i. Pesawat siap digunakan.
j. Untuk mematikan tekan tombol OFF.
k. Tekan Off pada saklar dan turunkan / Off pada panel listrik.
13
a. Jaringan listrik normal ( PLN ) merupakan jaringan listrik
yang dipasok langsung dari gardu atau jaringan listrik dari
PLN. Untuk rumah sakit yang sederhana maupun yang
kompleks yang ada di seluruh Indonesia pasti pasokan
listriknya dari PLN memiliki 3 phasa dengan total daya
dalam satuan Mega Watt dan jaringan tegangan dalam
satuan Kilo Volt/ KV ( Tegangan Menengah / TM ).
b. Jaringan Listrik Emergency merupakan jaringan listrik
yang dipasok langsung dari Genset . Untuk RS yang
cakupan pelayanan memiliki IBS, ICU/ ICCU, HCU, dan
Biling Sistem harus memiliki Genset untuk menghindari
ketidak tersediaan listrik rumah sakit dari PLN.
c. Jaringan Listrik UPS (Unit Power Supply) merupakan
jaringan listrik Back Up lapis ke 2 setelahGenset yang
sifatnya intermiten tidak bisa terus menerus. Untuk rumah
sakit yang cakupan pelayanan memiliki IBS, ICU/ ICCU,
HCU, dan Biling System harus memiliki UPS untuk
menghindari jeda/ intermiten perubahan dari PLN ke
Genset.
d. Capasitor bank merupakan unit yang melengkapi jaringan
listrik yang ada di RS yang berfungsi untuk mengurangi
faktor cos ϕ yang merupakan faktor penambah daya yang
merugikan pelanggan listrik. Seperti peralatan AC, lift,
lampu yang menggunakan balast manual/ murni kumparan
( non elektronik ) dan motor pompa.
14
Genset akan hidup untuk menyupply listrik ± 10-15
detik,setelah listrik dari PLN padam.
15
ukuran tergantung bidang tanahnya atau bidang dak atas
nya.
b. Instalasi air bersih sumur dalam/ sumur dangkal:
Syarat pembuatan sumur dalam /sumur dangkal
harus melalui ijin dinas P2AT sedangkan syarat baku mutu
air harus sesuai dengan standar Permenkes no 14/ 2016
atau UU no 56 /2014.
Pada instalasi air bersih pastikan sumber air baik
sumur dalam/ sumur dangkal harus terfasilitasi pengaman
tutup yang ada kuncinya dan harus terkunci.
16
3. Sumber Jaringan Gas Medik
17
Gambar 12 Tabung Gas Karbon Dioksida (CO2)
18
Gambar 14 Gambar Tabung Gas Udara Hisap
19
Gambar 16 Gambar Tabung Gas Oksigen (O2)
a. Oksigen ( O2 ).
b. N2O.
c. N2.
d. He.
e. Udara tekan/ Comp Air.
f. Suction / Penyedot.
g. CO.
h. CO2,
20
- Nitrogen ( N2 ) = <100,0 Vpm.
- Argon ( Ar ) = < 0,5 Vpm.
- Methane ( CH4 ) = < 50,0 Vpm.
- Hidrogen ( H2 ) = < 5,0 Vpm.
- Nitrogen Oksida ( N2O ) = < 5,0 Vpm.
- Moisture ( H2O ) = < 25,0 Vpm.
b. Nitro Oksida / Nitrous Oxide ( N20)
- Standar Keluaran = 4 – 5 kg / cm 2.
- Komposisi Unsur.
- Nitrous Oksida ( N2O ) = > 99,0 %.
- Oksigen (O2 ) = < 0,1 %.
- Nitrogen ( N2 ) = < 0,9 %.
- Karbon Monoksida ( CO ) = < 10 Vpm.
- Nitric Oxsida/Nitrogen Oksida = < 1 Vpm.
- Moisture = < 65 Vpm.
- Methane = niil.
c. Nitrogen ( N2 )
- Standar keluaran = 4 – 5 kg / cm.
- Komposisi Unsur.
- Nitrogen ( N2 ) = > 99,5 %.
- Oksigen (O2 ) = < 1 Vpm.
- Hidrogen ( H2 ) = < 1 Vpm.
- Argon ( Ar ) = < 5 Vpm.
- Helium ( He ) = < 1 Vpm.
- Neon ( Ne ) = < 1 Vpm.
- Karbon Dioksida ( C02 ) = < 0,5 Vpm.
- Hidro karbon ( methane ) = > 1 Vpm.
d. Karbon dioksida ( CO2 )
- Standar keluaran = 4 – 5 kg / cm 2.
- Komposisi Unsur.
- Karbon dioksida ( CO2 ) = > 99,9 %.
21
- Oksigen (O2 ) = < 0,02 %.
- Nitrogen ( N2 ) = < 0, 1 %.
- Argon ( Ar ) = < 10 Vpm.
- Hidrogen ( H2 ) = < 5 Vpm.
- Karbon Monoksida ( C0 ) = < 10 Vpm.
- Sulphur Compound = < 10 Vpm.
- Methana ( CH4 ) = > 0,1 Vpm..
- Hidro karbon lainnya = > 100 Vpm
e. Cyeloprophane (C3 H6)
- Komposisi/Kandungan Normal.
- Cyeloprophane = 99,8 %.
f. Helium (He)
- Komposisi/Kandungan Normal.
- Helium = > 99,99 %.
- Carbon dioxide = < 6 v.p.m.
- Methane = < 1 v.p.m.
- Hydrogene = < 10 v.p.m.
- Neon = < 15 v.p.m.
- Argon = < 1 v.p.m.
- Nitrogen = < 18 v.p.m.
- Oxygen = < 2 v.p.m.
- Moisture pada 15 C = 25 v.p.m.
g. Medical Compressed Air ( Breathing Air )
- Standar keluaran = 4 – 5 kg / cm 2.
- Komposisi unsur.
- Oksigen (O2) = ± 21 %.
- Nitrogen (N2) = ± 78 %.
- Argon (Ar) = ± 1 %.
- Carbon dioksida (CO2) = 350 Vpm..
- Methane (CH4) = < 2 Vpm.
- Carbon monoksida (CO) = < 1 Vpm.
22
- Moisture = < 25 Vpm.
- Dalam Sentral Gas Medis di lengkapi :
- 2 (dua) unit kompressor udara medis.
- 2 (dua) unit pendingin udara.
- 1 (satu) unit tangki udara.
- 2 (dua) unit pengering udara.
- 2 (dua) unit filter udara.
- 2 (dua) unit filter bakteri.
- 1 (satu) unit Regulator.
- 1 (satu) unit valve, drain valve dan valve
lainnya.
h. Udara hisap ( medical suction )
- Daya hisap tertinggi di unit pelayanan = ± 600 mm
Hg.
- Dilengkapi dengan :
- 2 (dua) unit vacum pump.
- 1 (satu) unit tangki vacum.
- 1 (satu) unit valve, filter udara dan valve
lainnya.
Sesuai dengan permenkes no 14 /2016 dan UU no 56/2014 maka
setiap pemanfaatan gas di rummah sakit harus memenuhi standar
keamanan dan keselamatan pasien dan pengguna. Untuk itu setiap
instalasi gas medik harus dapat :
a. Terindentifikasi ( dengan kode warna pada pipa dan tabung ,
dengan tanda /label )
b. Pengaman ( troley harus dengan rante dan terkunci )
c. Harus ada petunjuk penggunaan ( ada SPO yang dipasang pada
panel gas/tabung )
d. Memiliki kartu pemeliharaan ( chek list daily, weekly, montley
).
23
Terjadwal maintenance, dilaksanakan dan di tandatangani oleh
petugas.
1. Ruang Radiologi
24
tersebut.Selain pasokan listrik dari PLN dan Genset di
ruang radiologi RSUD Bendan juga tersedia UPS (Unit
Power Supply) yang berfungsi sebagai alat back up listrik
ketika kehilangan energi dari sumber utama (PLN) sampai
Genset di hidupkan.
2. Ruang ICU
a. Jaringan listrik
Instalasi jaringan listrik di ruang ICU haruslah rapi
dan mudah untuk proses pemeiharaan karena di ruangan
ini banyak sekali alat yang berpengaruh besar untuk pasien
25
yang di rawat intensif atau dalam keadaan kritis.Sama
seperti di ruang radiologi suhu di ruang ICU juga berkisar
antara 20-24ºC.Semua alat yang ada di ruang ICU juga di
back up menggunakan Genset utama rumah sakit.
b. Jaringan Air
26
Gambar 18 Denah Ruang ICU
a. Jaringan Listrik
27
penting,mulai dari penyusunan sampai pemasangan harus
sesuaii dengan keselamatan user, dan pasien. Instalasi
listrik di ruang IBS juga bergantung pada Genset utama
ketika listrik dari PLN padam, Genset akan aktif ± 10-15
detik dalam keadaan ON.
c. Jaringan Air
28
4.3 MANAJEMEN PEMELIHARAAN PERALATAN RUMAH SAKIT II
4.3.1 Pengertian
29
controlling diharapkan menghasilkan produk jasa pelaynan kesehatan
yang baik dan diharapkan menjadikan rumah sakit yang dapat
mencapai tujuan survival dan growth. Pada dasarnya apabila dibuat
suatu batasan atau definisi tentang menejemen, maka dapat
dikemukakan sebagai berikut “ Bekerja dengan orang- orang untuk
menentukan , menginterpretasikan dan mencapai tujuan- tujuan
organisasi dengan pelaksanaan fungsi- fungsi perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia atau
kepegawaian (staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading) dan
pengawasan (controllling)”.
30
a. Manajemen Pasien/Klien, yaitu rangkaian proses pengambilan
keputusan- keputusan dalam menghadapi masalah kesehatan
(penyakit dan lain- lain) yang diderita oleh seseorang,
sekelompok orang, atau masyarakat. Tujuannya adalah agar
pasien/ klien tersebut dapat terhindar atau terbebas dari masalah
kesehatan,, dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada. Dalam
hal ini manajer atau pengambil keputusannya adalah setiap
petugas kesehatan yang melayani pasien/ klien (disebut petugas
fungsional- dokter, perawat, bidan, sanitarian, dan lain-lain),
baik yang bertugas di Puskesmas dan jaringannya maupun yang
bertugas di Rumah Sakit dan saran- sarana kesehatan lain.
b. Manajemen Unit/Organisasi Kesehatan, yaitu rangkaian proses
pengambilan keputusan- keputusan dalam menghadapi masalah
yang menghambat atau potensial menghambat kinerja
unit/organisasi kesehatan. Misalnya masalah tingginya absensi
karyawan, masalah kurangnya dana/ anggaran, masalah tidak
terawatnya peralatan, masalah tingginya kebocoran pendapatan,
dan lain-lain. Tujuannya adalah agar unit/ organisasi terhindar
atau terbebas dari masalah, dengan memanfaatkan sumberdaya
yang ada. Dalam hal ini manajemen atau pengambil keputusan
adalah para pimpinan unit/organisasi kesehatan ( Menteri
Kesehatan dan pejabat terasnya, Kepada Dinas Kesehatan dan
staf intinya, Direksi Rumah Sakit, Kepala Puskesman dan lain-
lain).
31
4.3.2 Tugas Pokok dan Fungsi IPS RS
32
f. Perbaikan mekanik dan perbengkelan.
Ruang Lingkup Kegiatan IPSRS
a. Pemeliharaan fasilitas gedung rumah sakit.
b. Pemeliharaan peralatan- peralatan agar tetap siap digunakan
setiap saat untuk pelayanan serta menekan biaya seminimal
mungkin.
c. Evaluasi secara fisik, termasuk didalamnya menyusun
perencanaan gedung dan halaman mengisi laporan kerusakan,
pintu, jendela, kunci, dll.
d. Pemeliharaan Ambulance RS.
e. Pemeliharaan kendaraan penunjang kegiatan RS.
f. Pemeliharaan kebersihan lingkungan RS.
33
DIREKTUR
dr. Junaedi Wibawa, M.Si Med, Sp.PK
34
4.3.5 Inventaris Alat Medik
1. Pedoman Pemeliharaan
Pemeliharaan alat kesehatan adalah suatu upaya yang
dilakukan agar peralatan kesehatan selalu dalam kondisi laik
pakai, dapat difungsikan dengan baik dan menjamin usia pakai
lebih lama. Dalam pelaksanaan pemeliharaan peralatan terdapat
berbagai kriteria dan aspek- aspek yang berkaitan dengan
pemeliharaan.
a. Pemeliharaan Terencana
Pemeliharaan terencana adalah kegiatan
pemeliharaan yang dilaksanakan terhadap alat sesuai
dengan jadwal yang telah disusun. Jadawal pemeliharaan
disusun dengan memperhatikan jenis peralatan, jumlah,
kualifikasi petugas sesuai dengan bidangnya dan
pembiayaan yang tersedia. Pemeliharaan terencana
meliputi pemeliharaa preventif/ pencegahan dan
pemeliharaan korektif/ perbaikan.
35
b. Pemeliharaan Preventif
Pemeliharaan preventif atau pencegahan adalah
kegiatan pemeliharaan berupa perawatan dengan
membersihkan alat yang dilaksanakan setiap hari oleh
operator dan kegiatan penyetelan, pelumasan, penggantian
bahan pemeliharaan yang dilaksanakan oleh teknisi secara
berjala. Pemeliharaan preventif bertujuan guna
memperkecil kemungkinan terjadinya kerusakan.
Untuk jenis alat tertentu pemeliharaan preventif
dapat dilakukan pada saat alat sedang jalan/ operasional/
running maintenance, melalui pemeriksaan dengan
melihat, merasakan, mendengarkan bekerjanya alat, baik
tanpa maupun dengan menggunakan alat ukur. Pada saat
running maintenance dilakukan juga pelumasan dan
penyetelan bagian- bagian alat tertentu yang memerlukan.
Pemeliharaan preventif dengan running maintenance
biasanya tidak dilakukan untuk peralatan kesehatan.
Pemeliharaan preventif untuk peralatan kesehatan pada
umumnya dilakukan pada waktu alat tidak opersional/shut
down maintenance, yaitu alat dalam keadaan dimatikan,
lalu dipelihara. Dalam hal ini kegiatan pemeliharaan dapat
berupa pembersihan, pelumasan, pengecekan fungsi
komponen, penyetelan, penggantian bahan pemeliharaan,
pengukuran keluaran, dan keselamatan.
c. Pemeliharaan Korektif
Pemeliharaan kolektif adalah kegiatan pemeliharaan
yang bersifat perbaikan terhadap peralatan yang
mengalami kerusakan dengan atau tanpa penggantian suku
cadang. Pemeliharaan korektif dimaksudkan untuk
mengembalikan kondisi peralatan yang rusak ke kondisi
36
siap operasional dan laik pakai serta dapat difungsikan
dengan baik.
Tahap akhir dari pemeliharaan korektif adalah
kalibrasi teknis pengukuran kuantatatif keluaran dan
pengukuran aspek keselamatan. Sedangkan kalibrasi yang
bersifat teknis dan legalitas penggunaan alat harus
dilakukan oleh Instirusi Pengujian yang berwenang.
Perbaikan korektif dilakukan terhadap peralatan yang
mengalami kerusakan dan dilakukan secara terencana.
Overhaul adalah bagian dari pemeliharaan korektif,
yaitu kegiatan perbaikan terhadap peralatan dengan
mengganti bagian- bagian utama alat, bertujuan untuk
mengembalikan fungsi dan kemampuan alat yang sudah
menurun karena usia dan penggunaan.
d. Pemeliharaan Tidak Terencana
Pemeliharaan tidak terencana adalah kegiatan
pemeliharaan yang bersifat darurat berupa perbaikan
terhadap kerusakan alat yang mendadak/ tidak terduga dan
harus segera dilaksanakan mengingat alat sangat
dibutuhkan dalam pelayanan. Untuk dapat melaksanakan
pemeliharaan tidak terencana, perlu adanya tenaga yang
selalu siap (standby) dan fasilitas pendukungnya.
Frekuensi pemeliharaan tidak terencana dapat ditekan
serendah mungkin dengan cara meningkatkan kegiatan
pemeliharaan terencana.
2. Prosedur Pemeliharaan
a. Teknisi elektromedis mengidentifikasi peralatan kesehatan
dan menyusun daftar inventaris.
b. Teknisi elektromedis menyusun jadwal pemeliharaan.
c. Teknisi elektromedis melakukan pemeliharaan peralatan
kesehatan.
37
d. Setelah pemeliharaan selesai teknisi elektromedis mengisi
form pemeliharaan dan kartu pemeliharaan.
e. Jika kondisi alat rusak maka dilakukan prosedur perbaikan
dan teknisi memberitahukan ke user.
f. Setelah selesai pemeliharaan, alat diserahkan kembali ke
user.
4.3.7 Perbaikan
38
g. Jika alat tidak langsung bisa diselesaikan, teknisi
memberitahu user tentang kondisi alat dan meminta ijin
user untuk dilakukan perbaikan lebih lanjut.
h. Jika dengan perbaikan oleh pihak ke III dan penggantian
spare part alat masih tidak bisa berfungsi dengan baik,
maka teknisi mengajukan usulan afkir alat ke bagian
perlengkapan.
39
Gambar 21 Gambar Kartu Pemeliharaan dan Perbaikan
40
e. Evaluasi ini dilakukan untuk jangka waktu yang ditentukan
sesuai dengan jenis kegiatan yang dilaksanakan, dapat dilakukan
3 bulan, 6 bulan, dst.
f. Hasil evaluasi dibuatkan laporannya dan pelaporan disampaikan
kepada direktur rumah sakit untuk mendapat tindak lanjut, untuk
jangka waktu 1 (satu) tahun.
41
BAB V
PENUTUP
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Sehingga
mampu menyelesaikan laporan Praktek Alat Medik yang dilaksanakan selama ± 4
minggu, yang terhitung dari tanggal 01 November 2018 sampai tanggal 30
November 2018 di Rumah Sakit Umum Daerah Bendan Kota Pekalongan.
Dengan saran dan prasarana yang ada penulis mencoba menyusun laporan ini
dengan baik.
5.1 Kesimpulan
42
DAFTAR PUSTAKA
43