Anda di halaman 1dari 5

Laminar Air Flow

adalah tempat yang digunakan untuk melakukan inokulasi mikrobiologi.Inokulasi


Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri
dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi.
Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu diusakan agar semua alat
yang ada dalam hubungannya dengan medium agar tetap steril, hal ini agar menghindari
terjadinya kontaminasi (Dwijoseputro, 1998)

Didalam Laminar Air flow ditiupkan udara yang bersih dan steril. Udara yang ditiupkan ini
sudah melalui proses penyaringan melalui filter yang sangat halus yang dinamakan
HEPA(Hight Efficiency Particulate Air Filter). Sehingga tidak terjadi kontaminasi dari luar
khususnya kontaminasi yang berasal dari udara. Pada alat ini biasanya dilengkapi dengan
lampu UV. Lampu UV ini yang berfungsi mematikan mikroba sumber kontaminan yang
berada pada udara, sehingga udara yang ditiupkan adalah udara yang bersih dan steril

Cara Penggunaan :
1. Hubungkan arus listrik
2. Aktifkan lampu ULTRA VIOLET selama 15-20 menit lalu tinggalkan,
3. Kembali lalu Matikan lampu ULTRA VIOLET, lalu aktifkan lampu penerangan
4. Nyalakakan blower dengan skala kecepatan MEDIUM
5. Lakukan pengujian dengan keadaan steril

laminar Air Flow (LAF)Kegunaan :


Laminar Air Flow (LAF) digunakan sebagai ruangan untuk pengerjaan secara eseptis.Prinsip
penaseptisan suatu ruangan berdasarkan aliran udara keluar dengan kontaminasi udara dapat
diminimalkan

Prinsip kerja laminar air flow.

Laminar Air Flow adalah meja kerja steril untuk melakukan kegiatan inokulasi/ penanaman.
Laminar Air Flow merupakan suatu alat yang digunakan dalam pekerjaan persiapan bahan
tanaman, penanaman, dan pemindahan tanaman dari sutu botol ke botol yang lain dalam kultur
in vitro. Alat ini diberi nama Laminar Air Flow Cabinet, karena meniupkan udara steril secara
continue melewati tempat kerja sehingga tempat kerja bebas dari, debu dan spora-spora yang
mungkin jatuh kedalam media, waktu pelaksanaan penanaman. Aliran udara berasal dari udara
ruangan yang ditarik ke dalam alat melalui filter pertama (pre-filter), yang kemudian ditiupkan
keluar melalui filter yang sangat halus yang disebut HEPA (High Efficiency Particulate Air Filter),
dengan menggunakan blower.
Laminar Air Flow (LAF) digunakan sebagai ruangan untuk pengerjaan secara eseptis. Prinsip
penaseptisan suatu ruangan berdasarkan aliran udara keluar dengan kontaminasi udara dapat
diminimalkan.

SpektrofotometerKegunaan :
Untuk menghitung

mikroba pada panjang gelombang 580 nm .


Prinsip kerja :

Prinsip kerja dari alat ini adalah sumber cahaya polikromatik melewatimonokromator lalu
intensitas pada cahaya yang sesuai dipilih lalu hanya ada satucahaya yang akan melewati kuvet,
karena adanya yang dipantulkan, diserap danditeruskan, cahaya yang diteruskan ditangkap oleh
detektor, kemudian diubahmenjadi listrik sehingga dapat dibaca pada layar.

Spektrofotometer
Dalam pengujian sampel kita perlu mengenal dan mengetahui prinsip kerja dari berbagai alat atau instrument
yang mendukung di laboratorium. Salah satu alat yang harus dikenal dan diketahui prinsip kerjanya dalam
pengujian sampel adalah spektrofotometer.

Mengenal spektrofotometer pasti akan bersinggungan dengan metode kimia analisis. Spektrofotometri adalah
salah satu metode kimia analisis yang digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara
kuantitatif maupun kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Nah, alat yang
digunakan dalam spektrofotometri inilah yang kita kenal dengan sebutan spektrofotometer.

Berkenalan dengan Spektrofotometer


Spektrofotometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi dengan cara melewatkan cahaya
dengan panjang gelombang tertentu pada suatu obyek kaca atau kuarsa yang disebut kuvet. Sebagian dari
cahaya akan diserap dan sisanya akan dilewatkan.
Baca : Optimalisasi Penggunaan Rapid Test Kit Analisa Kimia Untuk Efisiensi Pengujian Untuk
Laboratorium Industri

Alat atau instrument yang satu ini dilengkapi dengan sumber cahaya (gelombang elektromagnetik), baik
cahaya UV (ultra violet) ataupun cahaya tampak (visible). Masing-masing cahaya pada alat ini berguna untuk
menangkap objek dengan panjang gelombang yang berbeda.

Sinar UV digunakan untuk mengukur sampel yang terbaca dengan panjang gelombang di bawah 400 nano
meter (nm). Sedangkan visible light untuk mengukur sampel dengan panjang gelombang 400-700 nm.
Beberapa contoh sampel yang dapat dibaca dengan alat yang berorientasi pada pengukuran kepekatan warna
dengan panjang gelombang ini adalah DNA/RNA (260 nm), protein (280 nm), kultur sel bakteri, ragi/yeast
(600 nm) dan lain-lain.
Penyerapan sinar UV dan sinar tampak oleh molekul akan melalui 3 proses yaitu penyerapan oleh transisi
elektron ikatan dan elektron anti ikatan, penyerapan oleh transisi elektron d dan f dari molekul kompleks, dan
terakhir penyerapan oleh perpindahan muatan.

Prinsip Spektrofotometer
Pada prinsipnya, alat ini adalah hasil penggabungan dari alat spektrometer dan fotometer. Spektrometer adalah
alat yang menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu. Spektrometer memiliki alat
pengurai seperti prisma yang dapat menyeleksi panjang gelombang dari sinar putih.

Sedangkan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorbsikan. Pada
fotometer terdapat filter dari berbagai warna yang memiliki spesifikasi melewatkan trayek panjang gelombang
tertentu.

Baca : Mengukur Konsentrasi DNA


Bagian-bagian spektrofotometer terdiri dari sumber spektrum tampak yang kontinyu, monokromator, sel
pengabsorbsi untuk larutan sampel atau blanko dan suatu alat untuk mengukur perbedaan absorbsi antara
sampel dan blanko ataupun pembanding. Berikut alur prinsip kerja dari suatu spektrofotometer:
Prinsip kerja alat ini berdasarkan hukum Lambert Beer, bila cahaya monokromatik (Io) melalui suatu media
(larutan), maka sebagian cahaya tersebut diserap (Ia), sebagian dipantulkan (Ir), dan sebagian lagi dipancarkan
(It). Transmitan adalah perbandingan intensitas cahaya yang ditransmisikan ketika melewati sampel (It)
dengan intensitas cahaya mula-mula sebelum melewati sampel (Io).

Persyaratan hukum Lambert Beer, antara lain:

1. Radiasi yang digunakan harus monokromatik,


2. Energi radiasi yang diabsorpsi oleh sampel tidak menimbulkan reaksi kimia,
3. Sampel (larutan) yang mengabsorbsi harus homogen,
4. Tidak terjadi fluoresensi atau phosporesensi, dan indeks refraksi tidak berpengaruh terhadap
konsentrasi, jadi larutan tidak pekat (harus encer).

Terancangnya alat ini diawali dari Beer dan Lambert yang menemukan hukum yang menerangkan
interaksi bahan kimia dengan gelombang cahaya (electromagnetic), yang disimpulkan dalam hukum
Beer-Lambert menyebabkan berkembangnya analisis kimia dengan menggunakan alat instrumentasi
yakni spektrofotometer (P Tipler, 1991). Dalam hukum Beer-Lambert dijelaskan bila suatu media yang
transparan, maka bertambah-turunnya intensitas cahaya yang ditransmisikan sebanding dengan tebal
dan kepekaan media yang digunakan. Suatu spektrofotometer standar terdiri atas spektrofotometer
untuk menghasilkan cahaya dengan panjang gelombang terseleksi yaitu bersifat monokromatik serta
suatu fotometer yaitu suatu piranti untuk mengukur intensitas berkas monokromati, penggabungan
bersama dinamakan 6 sespektrofotometer. Penggabungan alat optik ini merupakan elektronika sifat
kimia dan fisiknya dan detektor yang digunakan secara langsung mengukur intensitas dari cahaya yang
dipancarkan (It) dan secara tidak langsung cahaya yang diabsorbsi (Ia). Kemampuan ini bergantung pada
spectrum elektromagnetik yang diabsorp (serap) oleh benda (Khopkar, 2007).

Anda mungkin juga menyukai