Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH INSTRUMENTASI BIO SAFETY CABINET

Dosen Pengampu :

Burhannudin, M. Sc

Disusun oleh :

Andini Salsabila Maharani P3.73.34.2.21.007

PROGRAM STUDI D-IV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III

Tahun 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah Nya
sehingga Penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Makalah
Instrumentasi Biosafety Cabinet” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Instrumentasi II Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang cara penggunaan dan cara perawatan alat laboratorium Bio Safety
Cabinet 1, 2, dan 3 bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Burhannudin, M. Sc selaku dosen


mata kuliah Instrumentasi II , yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan mata kuliah yang kami tekuni.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Bekasi, Februari 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................... ii

Daftar Isi ........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang .......................................................................................... 2

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 3

1.3 Tujuan ...................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi / Pengertian Bio safety Cabinet ...................................................... 4

2.2 Fungsi Bio safety Cabinet ........................................................................... 7

2.3 Prinsip Kerja Bio safety Cabinet .................................................................. 7

2.4 Cara Pengoperasian Bio safety Cabinet ....................................................... 14

2.5 Cara Perawatan Bio safety Cabinet ............................................................. 17

2.6 Cara Kalibrasi Bio safety Cabinet ................................................................ 17

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 19

3.2 Saran ....................................................................................................... 20

Daftar Pustaka ....................................................................................... 21

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan berjalannya waktu, infeksi dan penyakit baru selalu muncul.
Bekerja dengan bahan yang infeksius baik untuk penelitian, kesehatan masyarakat,
maupun laboratorium klinis dan diagnostik dalam suatu perawatan, fasilitas untuk
keamanan dari bahan infeksius telah berkembang. Untuk mencegah terpapar dari
bahan infeksius yang dikerjakan diperlukan peralatan dan manajemen untuk
pertahanan mikrobiologis. Begitu pula dengan pekerja yang menangani mikroorganisme
pathogen harus memahami kondisi yang dapat menahan bahan infeksius. Penerapan
pengetahuan untuk penggunaan teknik dan peralatan yang tepat akan memungkinkan
untuk mencegah pekerja, orang lain, dan lingkungan dari paparan bahan infeksius yang
berpotensi menular atau Biohazards.

Agen biologi berbahaya memerlukan perlakuan khusus agar aman bagi staf
laboratorium dan lingkungannya. Oleh karena itu, diperlukan metode, fasilitas, dan
peralatan untuk mengelola agen biologi tersebut. Peralatan fasilitas keamanan diri
diperlukan agar terhindar dari paparan agen biologi, contohnya adalah fasilitas
Biosafety Cabinet (BSC) dengan beberapa tipe, yaitu tipe I, II, dan III. Fasilitas lainnya
yang perlu diperhatikan dan acap kali dianggap remeh-temeh tetapi berperan penting
dalam keamanan diri staf laboratorium, seperti penggunaan masker, sarung tangan, jas
laboratorium, baju laboratorium, sepatu laboratorium, kaca mata laboratorium, dan
lainnya. Pembangunan dan penyediaan fasilitas Laboratorium Biosafety Level (BSL)
tingkat I, II, III, bahkan IV merupakan upaya dalam memerhatikan aspek biosafety
dalam proses penelitian di laboratorium. Terdapat empat jenis BSL yang dibedakan
berdasarkan agen biologi (kelompok risiko mikroorganisme), semakin tinggi risiko
mikroorganisme yang digunakan dalam penelitian seharusnya diiringi dengan
peningkatan fasilitas BSL yang disediakan. Tingkat BSL yang makin tinggi maka tingkat

2
keamanan untuk staf laboratorium dan lingkungannya akan semakin tinggi. (US
Department of Health, 2009)

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan alat laboratorium Biosafety cabinet?


2. Apa fungsi alat laboratorium Biosafety Cabinet?
3. Apa prinsip alat Laboratorium Biosafety Cabinet?
4. Bagaimana cara pengoperasian alat laboratorium Biosafety Cabinet?
5. Bagaimana cara perawatan alat laboratorium Biosafety Cabinet?
6. bagaimana cara kalibrasi alat laboratorium Biosafety Cabinet?

1.3 Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini, yaitu untuk menambah wawasan penulis


maupun pembaca tentang Alat laboratorium BioSafety Cabinet Kelas 1,2, dan 3. adapun
tujuan lain dari pembuatan makalah ini, yaitu sebagai syarat menyelesaikan mata kuliah
Instrumentasi II.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi alat laboratorium Biosafety Cabinet

Menurut buku keamanan laboratorium yang diterbitkan oleh PRVKP-UI (Pusat Riset
Virus dan Kanker Patobiologi – Universitas Indonesia), biosafety adalah penerapan
pengetahuan, teknik, dan peralatan untuk melindungi personil laboratorium, , dan
lingkungan laboratorium dari paparan agen yang berpotensi menyebarkan penyakit.
Sehingga, biosafety memerlukan tempat kerja khusus (containment) untuk mencegah
agen biologis berbahaya (biohazard) tidak keluar dari lingkungan kerja dan mencegah
risiko paparan pathogen terhadap personil di laboratorium, orang di luar laboratorium,
juga lingkungan laboratorium. (Biosafety dan Biosecurity PRVKPUI, 2016).

A. Biosafety Cabinet kelas I

Biosafety Cabinet I cocok untuk pekerjaan yang melibatkan agen yang sudah
diketahui dengan baik, dan tidak untuk digunakan pada agen yang diketahui konsisten
menyebabkan penyakit pada manusia dewasa yang imunokompeten, dan menimbulkan
potensi bahaya minimal bagi personel laboratorium dan lingkungan. Contoh
mikroorganisme yang dapat dikerjakan menggunakan Bio Safety Cabinet I ialah
Escherichia colii, Bacillus subtilis. dan Nigeria gruber

Biosafety Cabinet I tidak dapat digunakan secara umum di dalam gedung.


Pekerjaan yang menggunakan alat ini biasanya dilakukan di atas bangku terbuka
menggunakan standar praktik mikrobiologi. Peralatan penahanan khusus atau desain
fasilitas tidak diperlukan, tetapi dapat digunakan sebagaimana ditentukan oleh penilaian
risiko yang sesuai. Personel laboratorium harus memiliki pelatihan khusus dalam
prosedur yang dilakukan di laboratorium dan harus diawasi oleh seorang ilmuwan
dengan pelatihan mikrobiologi atau ilmu yang terkait. (US Department of Health, 2009)

4
B. Biosafety Cabinet kelas II

Biosafety Cabinet II (BSL-2), dengan karakteristik peralatan keamanan, fasilitas,


dan desain konstruksi yang dapat digunakan untuk uji klinis, diagnostik, pembelajaran,
dan pekerjaan laboratorium dengan agen dengan risiko yang sedang (mikroorganisme
risiko 2) dan tidak menyebar lewat udara. Beberapa pekerjaan untuk virus hepatitis B,
Influenza A, Salmonella, dan Toxoplasma dapat dikerjakan di fasilitas laboratorium ini.
Pekerjaan untuk darah manusia, turunan darah manusia, jaringan, cairan tubuh, dan
cell lines manusia dapat pula dilakukan di BSL-2. Risiko utama untuk staf laboratorium
adalah kecelakaan kerja karena adanya kontaminasi benda tajam. Meskipun organisme
yang digunakan di BSL-2 yang tidak berkarakter menyebar lewat udara, perlu antisipasi
adanya potensi dari percikan sampel seperti darah dan cairan tubuh manusia. Maka,
perlu digunakan perlindungan wajah, baju laboratorium, dan sarung tangan. Pada BSL-
2 perlu adanya wastafel pencuci tangan untuk mengurangi kontaminasi di lingkungan.
(US Department of Health, 2009).

Biosafety cabinet kelas 2 memiliki dua tipe yaitu BSC tipe II A dan Tipe II B

1. Biosafety cabinet kelas II tipe A

BSC kelas II ini dapat melindungi operator dan sampel atau produk, terdapat filter
HEPA berlapis dengan alirannya ke bawah. Udara mengandung kontaminan setelah
difilter dan menjadi udara bersih terfilter selain dikeluarkan ke lingkungan juga dialirkan
kembali ke cabinet. Kesamaan dengan BSC kelas I yaitu sama-sama memiliki aliran
udara masuk jauh dari operator. Ada dua BSC kelas II, yaitu BSC II A1 dan BSC II A2.

Hal yang membedakan keduanya yaitu pada A2 terdapat ruangan kecil (blower suction)
yang bertekenan negatif sehingga jika material (udara) dengan kontaminan bertekanan
positif memenuhi ruang antarfilter HEPA, plenum atau udara padat kontaminan tersebut
dapat diisolasi terlebih dahulu sebelum difilter, sedangkan pada A1 plenum bisa saja
langsung terbebas ke ruangan laboratorium.

5
Pada BSC kelas II A2 juga ada yang dilengkapi dengan Thimble Ducting. Inovasi ini
memungkinkan udara yang telah difilter oleh filter HEPA berupa udara ruangan, HEPA
dan udara terkontaminasi bahan kimia dihisap oleh blower yang berada di ujung atas
BSC untuk dikeluarkan ke lingkungan. Pada tipe ini, blower yang terpasang berjumlah
dua, satu untuk menghisap udara terkontaminasi dari kabinet ke filter HEPA, dan satu
lagi menyedot udara dari ruang antarfilter ke lingkungan.

2. Biosafety Cabinet kelas II Tipe B

BSC kelas II B dibagi menjadi dua tipe yaitu B1 dan B2. Tidak berbeda jauh,
hanya saja pada tipe B2 aliran HEPA yang masuk ke cabinet berasal dari udara dalam
ruangan dan tidak ada udara terkontaminasi bahan kimia yang kembali masuk ke
cabinet, semuanya dibuang ke lingkungan dalam bentuk HEPA dan udara yang
mengandung uap kimiawi.

C. Biosafety Cabinet Kelas III

Biosafety Cabinet 3 (BSL-3), dengan karakteristik peralatan keamanan, fasilitas,


dan desain konstruksi yang dapat digunakan untuk uji klinis, diagnostik, pembelajaran,
dan pekerjaan laboratorium dengan agen dengan risiko yang sedang-tinggi
(mikroorganisme risiko 3) dan berisiko menyebar lewat udara. Agen seperti
Mycobacterium tuberculosis, HIV, St. Louis virus, dan Coxiella burnetii dapat ditangani
pada BSL3. Risiko utama yang ada pada BSL-3 adalah adanya paparan lewat udara,
sehingga perlunya pembangunan laboratorium ini jauh dari pemukiman penduduk.
Penggunaan fasilitas pengamanan lebih ditingkatkan dari laboratorium dengan level di
bawahnya, perlunya dekontaminasi dengan membasuh seluruh tubuh sebelum dan
sesudah bekerja di BSL-3. (US Department of Health, 2009)

6
2.2 Fungsi alat laboratorium BioSafety Cabinet

Biological Safety Cabinet atau disebut juga Biosafety Cabinet merupakan area
kerja laboratorium dengan ventilasi udara yang telah direkayasa untuk mengamankan
pekerja yang bekerja dengan sampel material, lingkungan kerja dan dari kemungkinan
bahaya terkontaminasi atau menimbulkan penyebaran bakteri atau virus yang bersifat
patogen.

Tujuan utama BSC adalah berfungsi sebagai sarana untuk melindungi pekerja
laboratorium dan lingkungan sekitarnya dari patogen. Semua udara buangan difilter
dengan HEPA saat keluar dari kabinet keamanan hayati, menghilangkan bakteri dan
virus berbahaya. Ini berbeda dengan bangku bersih aliran laminar, yang
menghembuskan udara buangan tanpa filter ke pengguna dan tidak aman untuk
bekerja dengan agen patogen. Kebanyakan BSC tidak aman untuk digunakan sebagai
lemari asam . Demikian pula, lemari asam gagal memberikan perlindungan lingkungan
yang akan disediakan oleh penyaringan HEPA dalam BSC. Namun, sebagian besar kelas
BSC memiliki tujuan sekunder untuk menjaga sterilitas bahan di dalamnya.

2.3 Prinsip kerja Alat Laboratorium Bio Safety Cabinet

Biosafety Cabinet merupakan sebuah Kabinet kerja laboratorium mikrobiologi


dengan aliran udara yang direkayasa untuk mengamankan pekerja yang bekerja
dengan bahan pemeriksaan, lingkungan kerja dan bahan dari kemungkinan bahaya
terkontaminasi atau menimbulkan penyebaran bakteri / virus yang bersifat patogen,
berbeda dengan lemari asam yang tidak terdapat proteksi penyaring sekelas HEPA filter
dan ULPA filter. Saringan HEPA menyaring 99,97% partikel unsur dengan diameter 0.3
µm dan 99,99% partikel unsur yang lebih kecil atau lebih besar. Ini memungkinkaan
saringan HEPA menyaring secara efektif semua senyawa infeksius dan memastikan
bahwa hanya udara yang bebas mikroba saja yang dikeluarkan dari kabinet tersebut.
Perubahan yang kedua adalah pada saringan udara HEPA di atas permukaan bidang
kerja, yang menyediakan perlindungan material permukaan bidang kerja dari

7
pencemaran. Hal ini sebagai perlindungan produk. Konsep desain ini dasar ini
menghasilkan tiga tingkat BSC, yaitu:

1. Bio Safety Cabinet Kelas I

Bio Safety Cabinet Kelas I dirancang untuk praktikan ataupun peneliti, aliran
udara yang keluar yang terkontaminasi akan disaring melalui HEPA filter. Pada Biosafety
Cabinet Kelas I tidak terdapat sirkulasi udara. Udara luar dapat masuk melewati area
kerja, oleh karena itu Biosafety ini tidak di gunakan perlindungan pekerja dari bahan
pemeriksaan. Ruang terbuka memungkinkan operator untuk menjangkau permukaan
bidang kerja, jendela dapat dibuka seluruhnya untuk menyediakan akses pada bidang
kerja. Merupakan ruang bertekanan negatif yang memiliki percepatan minimum 0,38
m/s. Kabinet Biosafety jenis ini cocok untuk bekerja dengan radionuklida dan bahan
kimia beracun yang tidak mudah menguap.

Gambar 1. Bio Safety Cabinet kelas I

8
Gambar 2. Bio Safety Cabinet kelas I yang telah dilengkapi dengan Blower.

2. Bio Safety Cabinet Kelas II

Biosafety kelas II dirancang tidak hanya untuk melindungi personil tapi juga
untuk melindungi material permukaan bidang kerja dari udara yang telah tercemar,
merupakan bukaan depan, berventilasi, menggunakan HEPA filter, memiliki resirkulasi
udara ke dalam bidang kerja. Dapat digunakan untuk pekerjaan yang berhubungan
dengan senyawa infeksius yang termasuk kelompok risiko 2 dan 3. Dapat pula
digunakan untuk kelompok risiko 4 jika memakai Alat Pelindung Diri (APD) dan tekanan
udara positif. Kabinet Biosafety Kelas II ini terdiri dari 4 jenis yaitu tipe A1, A2, B1, dan
B2.

1). Bio safety Cabinet Kelas II Tipe A1

Pada Bio Safety Cabinet tipe ini tidak harus ada ventilasi keluar, cocok untuk
laboratorium yang tidak punya saluran perpipaan. Digunakan untuk agen yang
memiliki risiko rendah dan tidak mengandung bahan kimia beracun yang mudah

9
menguap dan radionuklida yang mudah menguap. Percepatan udara masuk
minimal 0,38- 0,5 m/s pada bukaan depan. Selanjutnya udara masuk ke area
bertekanan negatif melalui front grille dan rear grille di bawah permukaan kerja.
Setelah udara masuk ke wilayah bertekanan negatif, udara masuk ke blower
menuju plenum bertekanan positif. Udara disaring oleh HEPA filter sebelum di
buang keluar kabinet dan sebagian lagi akan masuk kembali ke area permukaan
kerja kabinet. Jika dimungkinkan udara dibuang ke luar gedung maka udara
tersebut akan memasuki suatu tudung kanopi “thimble” ketika keseimbangan
tekanan dalam kabinet tidak terganggu oleh fluktuasi dalam sistem pembuangan.

Gambar 3. Bio Safety Cabinet kelas II A tipe 1

2). Bio safety Cabinet Kelas II Tipe A2


Biosafety Cabinet jenis ini memiliki resirkulasi udara. Udara masuk dari
bukaan depan akan tertarik ke front grille dan rear grille. Selanjutnya, udara ini
bergerak dari plenum dengan tekanan negatif ke plenum bertekanan positif.
Sebanyak 30% dibuang keluar dan 70% masuk kembali kedalam ruangan melalui
saringan HEPA filter. Percepatan udara masuk minimal 0,5 m/s atau 100 ft/min.
Biosafety ini cocok untuk bekerja dengan bahan kimia beracun dan radio nuklida
volatile tingkat rendah.

10
Gambar 4. Bio Safety Cabinet kelas II A tipe 2

3). Biosafety Cabinet Kelas II Tipe B1


Kabinet Biosafety kelas II tipe B1 cocok untuk pekerjaan dengan agen biologis
yang membutuhkan keamanan biologis tingkat 2 dan 3. Udara dari ruangan masuk
ke bukaan depan lalu ditarik ke front grille dan rear grille. Selanjutnya, udara
disaring oleh HEPA filter yang berada di area bertekanan negatif dan di bawah
permukaan kerja. Udara yang sudah disaring naik ke atas melalui plenum dengan
tekanan positif. Sebanyak 70% udara dibuang keluar dan 30% masuk kembali ke
dalam ruangan. Percepatan minimal 0,5 m/s, cocok untuk bekerja dengan bahan
kimia beracun dan radionuklida volatile konsentrasi rendah

Gambar 5. Bio Safety Cabinet tipe II B 1

11
4). Kabinet Biosafety Kelas II B2

Kabinet Biosafety kelas II tipe B2 cocok untuk pekerjaan dengan agen


biologis yang membutuhkan keamanan biologis tingkat 1, 2 dan 3. Tidak ada
resirkulasi udara, 100% udara dibuang. Memiliki duct dan plenum dengan tekanan
negatif, percepatan minimal 0,5 m/s, cocok untuk bekerja dengan bahan kimia
beracun dan radionuklida volatile. Memiliki alarm yang akan berbunyi jika aliran
penghisap berhenti. Blower menyuplai udara ruang kedalam tekanan positif di atas
kabinet, melalui HEPA filter lalu ke bawah menuju permukaan kerja. Pada area
kerja, udara hasil saringan HEPA bercampur dengan udara bukaan depan lalu masuk
ke front grille dan rear grille. Selanjutnya, udara ini ditarik ke plenum terkontaminasi

Gambar 6. Bio Safety Cabinet Tipe II B 2

3. Biosafety cabinet Kelas 3

Menyediakan tingkat perlindungan paling tinggi dan digunakan untuk kelompok


risiko 4. Semua penetrasi disegel kedap gas. Pasokan udara melalui saringan HEPA dan
buangan juga melewati HEPA. Udara di dalam kabinet tetap bertekanan negatif. Akses
ke dalam ruangan harus memakai sarung tangan yang terikat ports di dalam kabinet.

12
HEPA buangan dapat disambungkan dengan pintu ganda autoklaf agar semua senyawa
infeksius dapat steril.

Gambar 7. Bio Safety Cabinet Kelas 3

13
2.4 Cara Pengoperasian Alat Laboratorium Bio Safety Cabinet

A. Keutamaan alat Bio Safety Cabinet


1. Sistem HEPA filter (Filter High Efficiency Particulated Air) Sistem HEPA sangan efisien
dalam melakukan filtrasi yaitu hingga 99,99%. Efisiensi dan akurasi mencapai 0,3
mikron. HEPA terbuat dari serat kaca borosilikat lipid.
2. Dilengkapi dengan layar LED Dilengkapi oleh layar LED bersama dengan sistem control
mikroprosesor akan mengontrol semua keselamatan fungsi. Dari semua kelebihan yang
dimiliki BSC, ada satu hal yang membuatnya sangat unik yaitu adanya bar strip di panel
kontrol LED yang akan memberikan warning pada pengguna untuk mengganti filter
HEPA tepat waktu. Ini membuat BSC memberikan perlindungan khusus bagi pengguna.
3. UV Timer BSC juga dilengkapi dengan Uv Timer yang berfungsi untuk mengontrol siklus
dekontaminasi dan memaksimalkan umur lampu agar dapat menyala lebih lama. Sinyal
UV hanya dapat diaktifkan ketika jendela depan tertutup rapat sepenuhnya dan lampu
fluorescent dimatikan. Ini akan melindungi dan menghindari potensi bahaya yang dapat
ditimbulkan oleh efek buruk sinar UV pada pengguna BS.
4. Sistem pengendalian mikroprosesor Sistem yang dimiliki oleh BSC akan mengontrol
ukuran aliran tekanan udara secara akurat dan menyeimbangkan kecepatan aliran
udara agar tersebar ke seluruh ruang kerja.
5. Sistem cerdas filter kompensasi Kosistensi penyaluran aliran udara vertikal secara
otomatis dengan kecepatan 0,37 m/s ± 0,015 m/s tanpa gangguan. Bila terjadi filter
block, mtor fan akan meningkatkan kecepatannya. Hal tersebut untuk memastikan
aliran udara vertikal konstan dan menjamin kinerja yang aman. 6. Mudah untuk
dekontaminasi dan disinfeksi Dengan adanya UV Timer yang mengontrol siklus
dekontaminasi membuat BSC mudah dibersihkan. Selain itu juga didukung oleh jendela
drive motor depan yang lancar dan dengan tepat dapat dipindahkan sesuai dengan
posisi yang diinginkan. Baja permukaan meja stainless dapat diambil untuk autoklaf.

14
B. Fungsi Tombol dalam alat Bio Safety Cabinet

Fungsi tombol yang terdapat dalam alat Bio Safety Cabinet

1. Untuk menghidupkan atau mematikan lampu UV.

2. Untuk menghidupkan atau mematikan blower/kipas.

3. Untuk menaikkan jendela.

4. Untuk mematikan suara alarm.

5. Untuk menghidupkan atau mematikan lampu penerangan/neon.

6. Untuk menghidupkan atau mematikan steker listrik yang ada didalam working area.

7. Untuk menurunkan jendela.

8. Tombol Power untuk menghidupkan atau mematikan alat.

15
C. Cara pengoperasian Bio Safety Cabinet

1. Hubungkan kabel Power ke sumber listrik.


2. pastikan anda sudah menggunakan APD yang baik dan lengkap ya, mulai dari jas
laboratorium, hands gloves, hingga penutup kepala.
3. Sebelum hendak menggunakan, lihat dulu kondisi lampu UV. Jika dalam keadaan
menyala, matikan dulu Jika sudah, tekan tombol on untuk menghidupkan biosafety
cabinet.
4. Selanjutnya, nyalakan lampu UV dan blower, lalu diamkan dulu selama 10 menit
agar sirkulasi udaranya lancar. Jika sudah, buka lemari kaca hingga tanda batas.
5. Lalu, bersihkan area kerja dengan menggunakan alkohol 70% dengan cara
disemprot lalu di lap. Untuk hal ini, pastikan anda sudah membersihkan ke seluruh
bagiannya ya, mulai dari bawah, atas, sisi kanan hingga sisi kiri.
6. Tidak lupa untuk semprot semua alat yang akan digunakan dengan alkohol 70%.
7. Jika sudah, letakkan alat dan bahan dalam dengan jarak dan tidak terlalu dekat.
Hal ini dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
8. Jika anda sedang akan memindahkan media, pasti membutuhkan peratalan
stainless bukan? Salah satunya adalah kawat ose. Nah, selain kawat ose pun,
untuk alat yang lain pastikan untuk membakarnya terlebih dahulu.
9. Jangan lupa, sebelum menggunakan hands gloves pun anda harus menyemprot
tangan dengan alkohol 70% agar terhindar dari bakteri dan mikroorganisme yang
tidak diinginkan. Dan gerakkan mencuci tangan pun harus dilakukan dengan baik.
10. Jika semua tahapan sudah, maka anda bisa langsung melakukan pekerjaan
dengan biosafety cabinet ini.

D. Prosedur Mematikan Alat

1. Matikan blower dan lampu penerangan.

2. Tutup jendela sampai rapat.

16
3. Hidupkan lampu UV selama 30 menit.

4. Setelah 30 menit matikan dengan menekan tombol power pada panel

5. Tekan saklar ke posisi Off.

2.5 Cara Perawatan Bio Safety Cabinet


1. Selalu membersihkan meja dalam chamber dengan kain lembut yang kering .
Sebelum membersihkannya, pastikan untuk memindahkan barang apapun itu yang
terdapat dalam chamber ya, agar tidak mengganggu pekerjaan anda.
2. Perlu diingat, sebelum digunakan, biosafety cabinet harus dinyalakan minimal 30
menit
3. Lalu, setelah barang dan rak dipinggirkan, selalu bersihkan area dengan kain halus
dengan sedikit cairan sabun. Tentu saja hal ini dilakukan dalam kondisi biosafety
cabinet dalam keadaan mati.
4. Setelah itu, dalam perawatannya, kita juga memerlukan proses dekontaminasi.
Dekontaminasi ini dapat anda lakukan pada bagian BSC. Cairan yang digunakan
dapat berupa formaldehyde, hydrogen peroxide dan semacamnya.
5. Jangan lupa untuk selalu membersihkan bagian luar dengan cara di lap dengan
kain halus.
6. Selalu nyalakan blower saat bekerja, karena ini dapat membantu sirkulasi udara
agar terhindar.dari kontaminasi.
7. Lakukan pembersihan dan perawatan biosafety cabinet setiap saat.

2.6 Cara Kalibrasi


1. Bawah aliran Velocity Profil Test : Tes ini dilakukan untuk mengukur kecepatan
udara yang bergerak melalui ruang kerja kabinrt, dan harus dilakukan oleh sema
kelas II di BSC

17
2. Inflow Velocity Test : Tes ini dilakukan untuk menentukan kecepatan dihitung atau
langsung diukur melalui akses pembukaan pekerjaan, untuk memverifikasi set poin
rata rata kecepatan arus nominal dan untuk menghitung tingkat volume yang
bertugas untuk mengeluarkan aliran udara
3. Air flow Pola asap Tes : tes ini dilakukan untuk menentukan apakah
- Aliran udara sepanjang seluruh perimeter pembukaan akses kerja ke dalam
- Jika aliran udara di dalam area kerja ke bawah tanpa titik mati atau refluks
- Jika udara ambien melewati atau di atas permukaan kerja
- Jika udara tidak ada yang melewati ke luar cabinet di sisi dan atas jendela
Tes ini merupakan indikator aliran udara
4. HEPA Filter Leak Test : Tes ini dilakukan untuk menentukan integritas pasokan dan
bagian yang mengeluarkan udara dari HEPA filter, pemasangan filter dan frame
sementara kabinet dioperasikan pasa kecepatan set poin nominal.
5. Kabinet intregritas tes : Tes tekanan bolding ini dilakukan untuk menentukan
apakah permukaan eksterior semua ventilasi, las, gasket, dan penetrasi pleno atau
segel bebas dari kebocoran.

18
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Biological Safety Cabinet atau disebut juga Biosafety Cabinet merupakan area
kerja laboratorium dengan ventilasi udara yang telah direkayasa untuk
mengamankan pekerja yang bekerja dengan sampel material, lingkungan kerja dan
dari kemungkinan bahaya terkontaminasi atau menimbulkan penyebaran bakteri
atau virus yang bersifat patogen.

Tujuan utama BSC adalah berfungsi sebagai sarana untuk melindungi pekerja
laboratorium dan lingkungan sekitarnya dari patogen. Semua udara buangan difilter
dengan HEPA saat keluar dari kabinet keamanan hayati, menghilangkan bakteri dan
virus berbahaya. Ini berbeda dengan bangku bersih aliran laminar, yang
menghembuskan udara buangan tanpa filter ke pengguna dan tidak aman untuk
bekerja dengan agen patogen. Kebanyakan BSC tidak aman untuk digunakan
sebagai lemari asam . Demikian pula, lemari asam gagal memberikan perlindungan
lingkungan yang akan disediakan oleh penyaringan HEPA dalam BSC. Namun,
sebagian besar kelas BSC memiliki tujuan sekunder untuk menjaga sterilitas bahan
di dalamnya.

Bio Safety Cabinet Memiliki beberapa kelas yaitu kelas 1,2, dan 3 sesuai dengan
tingkat bahaya bahan yang dikerjakan di dalam BSC. Setiap kelas dan tipe BSC
berbeda jenis HEPA yang dimiliki oleh alat tersebut.

19
3.2 Saran

Setelah melalukan studi literatur dari berbagai sumber, penulis menyadari


bahwa pentingnya penggunaan Bio Safety Cabinet dengan baik dan benar untuk
menunjang pengerjaan bahan yang memiliki bahaya dari tingkat rendah – tinggi,
serta selain penggunaan perawatan dan kalibrasi juga sangat penting untuk alat
laboratorium Bio Safety Cabinet .

Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini.


Besar harapan penulis agar makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Oleh
kerena itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar makalah ini
dapat disusun menjadi lebih baik dimasa yang akan datang.

20
DAFTAR PUSTAKA

Setiawan, Andri. 2018. “INSTRUMENTATION & BIOMOLECULAR TECHNIQUE


“BIOSAFETY, BIOSECURITY, RISK ASSESSMENT ”. PROGRAM MAGISTER ILMU
BIOMEDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

Department of Health and Human Services. 2009. Biosafety in Microbiological and


Biomedical Laboratories. 5th Edition. Public Health Service Centers for Disease
Control and Prevention National Institutes of Health. HHS Publication No. (CDC) 21-111

Tim PRVKP FKUI-RSCM. 2016. Biosafety dan Biosecurity: Di dalam Laboratorium


Biomedik dan dalam Praktik Teknik

Afifiyah, Siti. 2020. “Apa Itu Biological Safety Cabinet dan Cara Kerjanya”.
https://www.tagar.id/apa-itu-biological-safety-cabinet-dan-cara-kerjanya. Diakses pada
tanggal 22 Februari 2022 pukul 20.25 WIB.

Lini Limanasari, and Suyana, and Siti Nuryani, (2018) PENGARUH LAMA
PENYINARAN ULTRA VIOLET TERHADAP ANGKA KUMAN UDARA DALAM
RUANG BIOSAFETY CABINET (BSC) KELAS I. skripsi thesis, Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta

21
Kemenkes, 2020. “Prosedur Operasional Standar Alat Laboratorium”. Bandung.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Anonim. 2021. “Bio Safety Cabinet” . https://analitika.co.id/biosafety-


cabinet/#Bagian-Bagian_Biosafety_Cabinet. Diakses pada tanggal 16 Maret 2022. Pukul
13.50 WIB.

Anonim. 2022. “ Bio Safety Cabinet”. https://www.biosafetycabinet.co.id/biosafety-


cabinet/ Komite Akreditasi Nasional Laboratorium kalibrasi. Diakses pada tanggal 14
Maret 2022 pukul 15.57 WIB.

22

Anda mungkin juga menyukai