Dosen Pengampu :
Burhannudin, M. Sc
Disusun oleh :
Tahun 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah Nya
sehingga Penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Makalah
Instrumentasi Biosafety Cabinet” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Instrumentasi II Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang cara penggunaan dan cara perawatan alat laboratorium Bio Safety
Cabinet 1, 2, dan 3 bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Seiring dengan berjalannya waktu, infeksi dan penyakit baru selalu muncul.
Bekerja dengan bahan yang infeksius baik untuk penelitian, kesehatan masyarakat,
maupun laboratorium klinis dan diagnostik dalam suatu perawatan, fasilitas untuk
keamanan dari bahan infeksius telah berkembang. Untuk mencegah terpapar dari
bahan infeksius yang dikerjakan diperlukan peralatan dan manajemen untuk
pertahanan mikrobiologis. Begitu pula dengan pekerja yang menangani mikroorganisme
pathogen harus memahami kondisi yang dapat menahan bahan infeksius. Penerapan
pengetahuan untuk penggunaan teknik dan peralatan yang tepat akan memungkinkan
untuk mencegah pekerja, orang lain, dan lingkungan dari paparan bahan infeksius yang
berpotensi menular atau Biohazards.
Agen biologi berbahaya memerlukan perlakuan khusus agar aman bagi staf
laboratorium dan lingkungannya. Oleh karena itu, diperlukan metode, fasilitas, dan
peralatan untuk mengelola agen biologi tersebut. Peralatan fasilitas keamanan diri
diperlukan agar terhindar dari paparan agen biologi, contohnya adalah fasilitas
Biosafety Cabinet (BSC) dengan beberapa tipe, yaitu tipe I, II, dan III. Fasilitas lainnya
yang perlu diperhatikan dan acap kali dianggap remeh-temeh tetapi berperan penting
dalam keamanan diri staf laboratorium, seperti penggunaan masker, sarung tangan, jas
laboratorium, baju laboratorium, sepatu laboratorium, kaca mata laboratorium, dan
lainnya. Pembangunan dan penyediaan fasilitas Laboratorium Biosafety Level (BSL)
tingkat I, II, III, bahkan IV merupakan upaya dalam memerhatikan aspek biosafety
dalam proses penelitian di laboratorium. Terdapat empat jenis BSL yang dibedakan
berdasarkan agen biologi (kelompok risiko mikroorganisme), semakin tinggi risiko
mikroorganisme yang digunakan dalam penelitian seharusnya diiringi dengan
peningkatan fasilitas BSL yang disediakan. Tingkat BSL yang makin tinggi maka tingkat
2
keamanan untuk staf laboratorium dan lingkungannya akan semakin tinggi. (US
Department of Health, 2009)
1.3 Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut buku keamanan laboratorium yang diterbitkan oleh PRVKP-UI (Pusat Riset
Virus dan Kanker Patobiologi – Universitas Indonesia), biosafety adalah penerapan
pengetahuan, teknik, dan peralatan untuk melindungi personil laboratorium, , dan
lingkungan laboratorium dari paparan agen yang berpotensi menyebarkan penyakit.
Sehingga, biosafety memerlukan tempat kerja khusus (containment) untuk mencegah
agen biologis berbahaya (biohazard) tidak keluar dari lingkungan kerja dan mencegah
risiko paparan pathogen terhadap personil di laboratorium, orang di luar laboratorium,
juga lingkungan laboratorium. (Biosafety dan Biosecurity PRVKPUI, 2016).
Biosafety Cabinet I cocok untuk pekerjaan yang melibatkan agen yang sudah
diketahui dengan baik, dan tidak untuk digunakan pada agen yang diketahui konsisten
menyebabkan penyakit pada manusia dewasa yang imunokompeten, dan menimbulkan
potensi bahaya minimal bagi personel laboratorium dan lingkungan. Contoh
mikroorganisme yang dapat dikerjakan menggunakan Bio Safety Cabinet I ialah
Escherichia colii, Bacillus subtilis. dan Nigeria gruber
4
B. Biosafety Cabinet kelas II
Biosafety cabinet kelas 2 memiliki dua tipe yaitu BSC tipe II A dan Tipe II B
BSC kelas II ini dapat melindungi operator dan sampel atau produk, terdapat filter
HEPA berlapis dengan alirannya ke bawah. Udara mengandung kontaminan setelah
difilter dan menjadi udara bersih terfilter selain dikeluarkan ke lingkungan juga dialirkan
kembali ke cabinet. Kesamaan dengan BSC kelas I yaitu sama-sama memiliki aliran
udara masuk jauh dari operator. Ada dua BSC kelas II, yaitu BSC II A1 dan BSC II A2.
Hal yang membedakan keduanya yaitu pada A2 terdapat ruangan kecil (blower suction)
yang bertekenan negatif sehingga jika material (udara) dengan kontaminan bertekanan
positif memenuhi ruang antarfilter HEPA, plenum atau udara padat kontaminan tersebut
dapat diisolasi terlebih dahulu sebelum difilter, sedangkan pada A1 plenum bisa saja
langsung terbebas ke ruangan laboratorium.
5
Pada BSC kelas II A2 juga ada yang dilengkapi dengan Thimble Ducting. Inovasi ini
memungkinkan udara yang telah difilter oleh filter HEPA berupa udara ruangan, HEPA
dan udara terkontaminasi bahan kimia dihisap oleh blower yang berada di ujung atas
BSC untuk dikeluarkan ke lingkungan. Pada tipe ini, blower yang terpasang berjumlah
dua, satu untuk menghisap udara terkontaminasi dari kabinet ke filter HEPA, dan satu
lagi menyedot udara dari ruang antarfilter ke lingkungan.
BSC kelas II B dibagi menjadi dua tipe yaitu B1 dan B2. Tidak berbeda jauh,
hanya saja pada tipe B2 aliran HEPA yang masuk ke cabinet berasal dari udara dalam
ruangan dan tidak ada udara terkontaminasi bahan kimia yang kembali masuk ke
cabinet, semuanya dibuang ke lingkungan dalam bentuk HEPA dan udara yang
mengandung uap kimiawi.
6
2.2 Fungsi alat laboratorium BioSafety Cabinet
Biological Safety Cabinet atau disebut juga Biosafety Cabinet merupakan area
kerja laboratorium dengan ventilasi udara yang telah direkayasa untuk mengamankan
pekerja yang bekerja dengan sampel material, lingkungan kerja dan dari kemungkinan
bahaya terkontaminasi atau menimbulkan penyebaran bakteri atau virus yang bersifat
patogen.
Tujuan utama BSC adalah berfungsi sebagai sarana untuk melindungi pekerja
laboratorium dan lingkungan sekitarnya dari patogen. Semua udara buangan difilter
dengan HEPA saat keluar dari kabinet keamanan hayati, menghilangkan bakteri dan
virus berbahaya. Ini berbeda dengan bangku bersih aliran laminar, yang
menghembuskan udara buangan tanpa filter ke pengguna dan tidak aman untuk
bekerja dengan agen patogen. Kebanyakan BSC tidak aman untuk digunakan sebagai
lemari asam . Demikian pula, lemari asam gagal memberikan perlindungan lingkungan
yang akan disediakan oleh penyaringan HEPA dalam BSC. Namun, sebagian besar kelas
BSC memiliki tujuan sekunder untuk menjaga sterilitas bahan di dalamnya.
7
pencemaran. Hal ini sebagai perlindungan produk. Konsep desain ini dasar ini
menghasilkan tiga tingkat BSC, yaitu:
Bio Safety Cabinet Kelas I dirancang untuk praktikan ataupun peneliti, aliran
udara yang keluar yang terkontaminasi akan disaring melalui HEPA filter. Pada Biosafety
Cabinet Kelas I tidak terdapat sirkulasi udara. Udara luar dapat masuk melewati area
kerja, oleh karena itu Biosafety ini tidak di gunakan perlindungan pekerja dari bahan
pemeriksaan. Ruang terbuka memungkinkan operator untuk menjangkau permukaan
bidang kerja, jendela dapat dibuka seluruhnya untuk menyediakan akses pada bidang
kerja. Merupakan ruang bertekanan negatif yang memiliki percepatan minimum 0,38
m/s. Kabinet Biosafety jenis ini cocok untuk bekerja dengan radionuklida dan bahan
kimia beracun yang tidak mudah menguap.
8
Gambar 2. Bio Safety Cabinet kelas I yang telah dilengkapi dengan Blower.
Biosafety kelas II dirancang tidak hanya untuk melindungi personil tapi juga
untuk melindungi material permukaan bidang kerja dari udara yang telah tercemar,
merupakan bukaan depan, berventilasi, menggunakan HEPA filter, memiliki resirkulasi
udara ke dalam bidang kerja. Dapat digunakan untuk pekerjaan yang berhubungan
dengan senyawa infeksius yang termasuk kelompok risiko 2 dan 3. Dapat pula
digunakan untuk kelompok risiko 4 jika memakai Alat Pelindung Diri (APD) dan tekanan
udara positif. Kabinet Biosafety Kelas II ini terdiri dari 4 jenis yaitu tipe A1, A2, B1, dan
B2.
Pada Bio Safety Cabinet tipe ini tidak harus ada ventilasi keluar, cocok untuk
laboratorium yang tidak punya saluran perpipaan. Digunakan untuk agen yang
memiliki risiko rendah dan tidak mengandung bahan kimia beracun yang mudah
9
menguap dan radionuklida yang mudah menguap. Percepatan udara masuk
minimal 0,38- 0,5 m/s pada bukaan depan. Selanjutnya udara masuk ke area
bertekanan negatif melalui front grille dan rear grille di bawah permukaan kerja.
Setelah udara masuk ke wilayah bertekanan negatif, udara masuk ke blower
menuju plenum bertekanan positif. Udara disaring oleh HEPA filter sebelum di
buang keluar kabinet dan sebagian lagi akan masuk kembali ke area permukaan
kerja kabinet. Jika dimungkinkan udara dibuang ke luar gedung maka udara
tersebut akan memasuki suatu tudung kanopi “thimble” ketika keseimbangan
tekanan dalam kabinet tidak terganggu oleh fluktuasi dalam sistem pembuangan.
10
Gambar 4. Bio Safety Cabinet kelas II A tipe 2
11
4). Kabinet Biosafety Kelas II B2
12
HEPA buangan dapat disambungkan dengan pintu ganda autoklaf agar semua senyawa
infeksius dapat steril.
13
2.4 Cara Pengoperasian Alat Laboratorium Bio Safety Cabinet
14
B. Fungsi Tombol dalam alat Bio Safety Cabinet
6. Untuk menghidupkan atau mematikan steker listrik yang ada didalam working area.
15
C. Cara pengoperasian Bio Safety Cabinet
16
3. Hidupkan lampu UV selama 30 menit.
17
2. Inflow Velocity Test : Tes ini dilakukan untuk menentukan kecepatan dihitung atau
langsung diukur melalui akses pembukaan pekerjaan, untuk memverifikasi set poin
rata rata kecepatan arus nominal dan untuk menghitung tingkat volume yang
bertugas untuk mengeluarkan aliran udara
3. Air flow Pola asap Tes : tes ini dilakukan untuk menentukan apakah
- Aliran udara sepanjang seluruh perimeter pembukaan akses kerja ke dalam
- Jika aliran udara di dalam area kerja ke bawah tanpa titik mati atau refluks
- Jika udara ambien melewati atau di atas permukaan kerja
- Jika udara tidak ada yang melewati ke luar cabinet di sisi dan atas jendela
Tes ini merupakan indikator aliran udara
4. HEPA Filter Leak Test : Tes ini dilakukan untuk menentukan integritas pasokan dan
bagian yang mengeluarkan udara dari HEPA filter, pemasangan filter dan frame
sementara kabinet dioperasikan pasa kecepatan set poin nominal.
5. Kabinet intregritas tes : Tes tekanan bolding ini dilakukan untuk menentukan
apakah permukaan eksterior semua ventilasi, las, gasket, dan penetrasi pleno atau
segel bebas dari kebocoran.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Biological Safety Cabinet atau disebut juga Biosafety Cabinet merupakan area
kerja laboratorium dengan ventilasi udara yang telah direkayasa untuk
mengamankan pekerja yang bekerja dengan sampel material, lingkungan kerja dan
dari kemungkinan bahaya terkontaminasi atau menimbulkan penyebaran bakteri
atau virus yang bersifat patogen.
Tujuan utama BSC adalah berfungsi sebagai sarana untuk melindungi pekerja
laboratorium dan lingkungan sekitarnya dari patogen. Semua udara buangan difilter
dengan HEPA saat keluar dari kabinet keamanan hayati, menghilangkan bakteri dan
virus berbahaya. Ini berbeda dengan bangku bersih aliran laminar, yang
menghembuskan udara buangan tanpa filter ke pengguna dan tidak aman untuk
bekerja dengan agen patogen. Kebanyakan BSC tidak aman untuk digunakan
sebagai lemari asam . Demikian pula, lemari asam gagal memberikan perlindungan
lingkungan yang akan disediakan oleh penyaringan HEPA dalam BSC. Namun,
sebagian besar kelas BSC memiliki tujuan sekunder untuk menjaga sterilitas bahan
di dalamnya.
Bio Safety Cabinet Memiliki beberapa kelas yaitu kelas 1,2, dan 3 sesuai dengan
tingkat bahaya bahan yang dikerjakan di dalam BSC. Setiap kelas dan tipe BSC
berbeda jenis HEPA yang dimiliki oleh alat tersebut.
19
3.2 Saran
20
DAFTAR PUSTAKA
Afifiyah, Siti. 2020. “Apa Itu Biological Safety Cabinet dan Cara Kerjanya”.
https://www.tagar.id/apa-itu-biological-safety-cabinet-dan-cara-kerjanya. Diakses pada
tanggal 22 Februari 2022 pukul 20.25 WIB.
Lini Limanasari, and Suyana, and Siti Nuryani, (2018) PENGARUH LAMA
PENYINARAN ULTRA VIOLET TERHADAP ANGKA KUMAN UDARA DALAM
RUANG BIOSAFETY CABINET (BSC) KELAS I. skripsi thesis, Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta
21
Kemenkes, 2020. “Prosedur Operasional Standar Alat Laboratorium”. Bandung.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
22