Anda di halaman 1dari 9

RESUME

MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI


TENTANG BIOSAFETY

DOSEN PENGAMPU : DRA. AGNES SRI HARTI, M.Si.

DISUSUN OLEH :
1. NIA PERTIWI (SB19035)
2. NITA APRILIYA (SB19036)
3. NITA FITRIYANI (SB19037)
4. NOVITA LINA KURNIASARI(SB19038)
5. PRITA INDAH DWI FALEVI (SB19039)

PRODI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA DAN PROFESI BIDAN


UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2019/2020

1
DAFTAR ISI

COVER…………………………………………………………………..……….……….…. 1

DAFTAR ISI ……………………………………………..…………………..……….………2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………………..………………………….……………………….…..3


B. Rumusan Masalah ..………………………….………………………………………..4
C. Tujuan Resume ..………………………….…………………………………………..4

BAB II TINJAUAN TEORI ………………….……………………………………………….5

BAB III PEMBAHASAN

A. Pengertian Biosafety……………………………………………………..…………….6
B. Peralatan Dilaboratorium……………………………………………………..……….6
C. Pembagian Biosafety……………………………………………………..……………6
D. Pencakupan Biosafety……………………………………………………..…………..7

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………………………….……………..………8
B. Saran….…………………………………………………..………………………...…8

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...……….…….9

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada saat sekarang ini, dengan berkembangnnya ilmu pengetahuan, maka semakin
tinggi pula rasa ingin tahu seseorang terhadap apa yang terdapat di alam sampai pada
mikroorganisme yang tak dapat di lihat dengan mata telanjang/berukuran kecil. Dari hal
inilah muncul ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang mikroorganisme tersebut yang
disebut dengan mikrobiologi. Para peniliti mulai mencari tahu akan apa yang terkandunng
pada mikroorganisme tersebut. Dalam bidang penelitian mikroorganisme ini, tentunya
menggunakan teknik atau cara- cara khusus untuk mempelajarinya serta untuk bekerja pada
skala laboratorium untuk meneliti mikroorganisme ini baik sifat dan karakteristiknya, tentu
diperlukan pula pengenalan akan alat-alat laboratorium mikrobiologi serta teknik / cara
penggunaan alat-alat yang berhubungan dengan penelitian tersebut. Hal ini dilakukan untuk
memuddahkan berlangsungkan suatu penelitian. Alat-alat yang digunakan dalam praktikum
mikrobiologi juga harus dalam keadaan steril atau bebas dari kuman serta bakteri, virus dan
jamur. Dan untuk mensterilkannya diperlukan pula pengetahuan tentang cara- cara / teknik
sterilisasi. Hal ini dilakukan karena alat- alat yang digunakan pada laboratorium mikrobiologi
memiliki teknik sterilisasi yang berbeda . Berdasarkan hal tersebut diatas, maka dilakukanlah
percobaan untuk mengetahui teknik pengenalan, penyiapan dan penggunaan serta fungsi dan
prinsip kerja setiap alat laboratorium mikrobiologi. Selain itu pula untuk mengetahui teknik
sterilisasi dari alat-alat tersebut untuk digunakan dalam penelitian.

Keselamatan kerja juga menjadi faktor utama dalam laboratorium, terutama pada
laboratorium yang mengandung senyawa-senyawa kimia berbahaya dan mikroorganisme
yang dapat menginfeksi penyakit berbahaya. Setiap individu memiliki kewajiban untuk
menciptakan lingkungan kerja yang aman sesuai dengan kemampuan terbaik mereka.
Pedoman keamanan Biologi (Biosafety) dibuat untuk menginformasikan cara kerja yang
spesifik dalam penanganan mikroorganisme patogen di labolatorium dan juga
mempersiapkan petunjuk praktis bagi pembuatan kode praktek kerja yang dibutuhkan di
setiap laboratorium.

3
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Dari Biosafety ?
2. Peralatan Apa Saja Yang Ada Dilaboratorium ?
3. Ada Berapa Pembagaian Tingkatan Biosafety ?
4. Apa Saja Pencakupan Biosafety ?
C. Tujuan Resume
1. Untuk Mengetahui Pengertian Dari Biosafety
2. Untuk Mengetahui Alat – Alat Laboratorium
3. Untuk Mengetahui Apa Saja Tingkatan Biosafety
4. Untuk Mengetahui Apa Saja Standar Biosafety

4
BAB II

TINJAUAN TEORI

Biosafety cabinet atau disebut juga Biological Safety cabinet merupakan sebuah area
kerja laboratorium dengan ventilasi udara yang telah direkayasa untuk mengamankan pekerja
yang bekerja dengan sampel material, lingkungan kerja dan sampel material dari
kemungkinan bahaya terkontaminasi atau menimbulkan penyebaran bakteri / virus yang
bersifat patogen. Dengan BSC, udara dari ruangan masuk ke dalam BSC untuk kemudian
diisap oleh cabinet ke dalam saluran pembuangan. Arah aliran udara memungkinkan partikel
aerosol yang mungkin dihasilkan saat bekerja tidak terisap oleh pekerja dan dan dibuang.
Bagian depan cabinet dibuka sedikit hingga tangan pengguna dapat masuk dan bekerja
menangani bahan-bahan di dalam cabinet sementara orang tersebut mengamati dari balik
penutup yang transparan.

Aplikasi dari biological safety cabinet saat ini sangatlah luas dari pemakaian di dunia
industri farmasi, medis / kedokteran, penelitian klinis, pendidikan, ataupun sektor kesehatan
secara umum. Bekerja secara aseptis karena BSC mempunyai pola pengaturan dan penyaring
aliran udara sehingga menjadi steril dan aplikasi sinar UV beberapa jam sebelum digunakan.
Sekilas mirip dengan lemari asam, hanya saja pada lemari asam tidak ada proteksi penyaring
sekelas HEPA Filter. Namun, Biosafety cabinet mempunyai beberapa kelas keamanan, dan
tujuan kelas keamanan ini juga berbeda beda.

Biological Safety Cabinet (BSC) merupakan alat yang digunakan untuk sterilisasi
aliran udara. Hot plate yaitu alat yang digunakan untuk menghomogenkan larutan dengan
pengadukan. Mikropipet merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan cairan yang
bervolume cukup kecil, dapat memindahkan cairan atau memipet cairan hingga kurang
dari 1000µm. Neraca analitik berfungsi untuk menimbang bahan kimia dan lain-lain yang
ukurannya sangat terbatas. Mikroskop binokuler berfungsi sebagai alat untuk melihat
objek renik dengan bantuan elektron dan cahaya lampu. Autoklaf merupakan alat
elektronik yang digunakan sebagai alat sterilisasi berbagai macam alat dan bahan yang
akan disterilkan. Inkubator digunakan untuk menginkubasi bakteri-bakteri yang akan di
sterilkan (Pelczar, 2016).

5
BAB III

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BIOSAFETY

Biosafety bertujuan untuk melindungi personil laboratorium agar tidak terkena


paparan dari biohazard. Sebelum melakukan kegiatan laboratorium mikrobiologi,
personil laboratorium harus memakai jas laboratorium, masker, sarung tangan dan
menyemprotkan alkohol 70% ditelapak tangan dan meja praktikum.

Menurut Jawetz, Janet dan Stephen pada tahu 2008 pada bukunya yang berjudul
Mikrobiologi Kedokteran Edisi 23 Biosafety terbagi ke dalam empat level menurut
resiko yang disebabkan oleh mikroorganismenya. Makin tinggi levelnya, maka makin
tinggi juga tingkat keamanan untuk staf dan lingkungan dan tingkat patogenitas
mikroorganismenya.

B. PERALATAN LABORATORIUM

Peralatan Laboratorium mikrobiologi antara lain ada : Mikroskop (dengan aksesoris),


loop inokulasi, sumber api (pembakar Bunsen), Slide mikroskop dan slip Cover, Gram
pewarnaan Kit (dapat membeli dari ilmu toko peralatan), Piring Petri dan media
pertumbuhan yang tepat.

C. PEMBAGIAN TINGKATAN BIOSAFETY

Biosafety Level 1 (BSL-1) dapat menangani mikroorganisme seperti Escherichia


coli, Bacillus subtilis, Nigeria gruber dan mikroorganisme lainnya yang tidak
mengganggu kesehatan manusia dewasa (Hastuti, 2012).

Biosafety Level 2 (BSL-2) dapat menangani mikroorganisme seperti Virus


Hepatisis B, Influenza A, Salmonella, Toxoplasma dan mikroorganisme dengan resiko
sedang lainnya (Hastuti, 2012).

6
Biosafety Level 3 (BSL-3) dapat menangani mikroorganisme seperti
Mycobacterium tuberculosis, Virus HIV, Virus St .Louis dan Coxiella burnetii dan
mikroorganisme dengan resiko sedang-tinggi dan dapat menyebar di udara lainnya
(Hastuti, 2012).

Biosafety Level 4 (BSL-4) dapat menangani mikroorganisme seperti Virus


Marburg, Ebola, Smallpox, Congo-Lever dan mikroorganisme dengan resiko tinggi yang
dapat dengan mudah menyebar di udara lainnya (Hastuti, 2012).

D. PENCAKUPAN PRAKTIK BIOSAFETY

Biosafety tingkat 1 juga mencakup praktik standar juga :

• Jauhkan area kerja rapi dan bersih

• Tidak ada makanan di kulkas laboratorium

• Meminimalkan cipratan dan aerosol

• Mendekontaminasi permukaan kerja setiap hari

• Menjaga program pengendalian serangga & tikus

7
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Biological Safety Cabinet digunakan setiap hari selama berjam-jam. Selain


perlindungan pengguna dan materi sampel, aspek ergonomis pekerjaan menjadi lebih dan
lebih penting. Ini termasuk pengurangan tingkat kebisingan (untuk suasana kerja yang lebih
nyaman), ketinggian disesuaikan berdiri (untuk posisi duduk dioptimalkan), jendela samping
panorama (lebih banyak cahaya dalam kabinet), 10 ° sash depan miring (memungkinkan
lebih baik posisi duduk) serta sekuat tapi menyilaukan bebas sumber cahaya (baik tampilan
dalam kabinet) untuk meningkatkan kondisi kerja.

Begitu pentingnya peranan bio safety cabinet ini, maka dalam desain, pemasangan /
penginstalan, serta pengoperasiannya harus sesuai dengan standar yang berlaku. BS EN
12469 : 2000 merupakan standar yang dapat dianut karena didalam standar tersebut memuat
rincian tentang jenis, spesifikasi dan kinerja dari biological safety cabinet itu sendiri.

B. SARAN

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih
fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber – sumber yang
lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Hastuti, S.U. 2012. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi . Malang : UMM Press.

Indrawati, dkk. 2016. Mikrobiologi Dasar. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Parkin, Michael. 2014. Microbiology. 10th ed. Boston, USA : Addison-Wesley, imprint of
Pearson Education.

http://jasakalibrasi.net/bio-safety-cabinet-thermo-scientific-1300-series/

http://www.lemariasam-fumehood.com/2016/05/pengertian-biosafety-cabinet-dan-cara.html

http://noberanagbio.blogspot.co.id/2011/11/bab-i-pendahuluan.html

Anda mungkin juga menyukai