Anda di halaman 1dari 30

MODUL PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI

Untuk Lingkungan Sendiri

Nama Mahasiswa :
NIM :
Program Studi :

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TASIKMALAYA
JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
PRODI D III KESEHATAN GIGI
LEMBAR PENGESAHAN

MODUL PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI

Tim Penyusun :
Dr. drg Emma Kamelia, M.Biomed
Drg Tritania Ambarwati, M.Kes
Rochmanah Suhartati, M.Si

Kaprodi D III Kesehatan Gigi Ketua Jurusan Keperawatan Gigi

Tita Kartika, S.SiT, M.Kes Rudi Triyanto, S.SiT, M.DSc


NIP.197604211995032001 NIP.196412041985031002
VISI PRODI D III KESEHATAN GIGI
”Mewujudkan lulusan keperawatan gigi yang religius profesional, dan kompeten dalam bidang
pelayanan asuhan keperawatan gigi dan mulut pada usia sekolah dasar tahun 2022.”

MISI PRODI D III KESEHATAN GIGI


1. Menyelenggarakan pendidikan yang mampu menghasilkan perawat gigi yang profesional,
kompeten, beretika.
2. Menyelenggarakan kegiatan penelitian secara aktif dalam bidang kesehatan gigi dan mulut.
3. Menyelenggarakan pengabdian masyarakat di bidang kesehatan gigi dan mulut.
4. Mengembangkan tata kelola sumber daya yang profesional, kompeten dan religius dalam
menghasilkan pelayanan prima pada anak sekolah dasar.
5. Mengembangkan kurikulum Keperawatan Gigi sesuai Standar Nasional Pendidikan.
6. Mengembangkan jiwa kewirausahaan di bidang kesehatan gigi dan mulut

TUJUAN PRODI D III KESEHATAN GIGI


Menghasilkan lulusan yang:

1. Bermutu, kompeten didasari iman dan takwa serta mematuhi kode etik perawat gigi
Indonesia.
2. Berperan serta dalam penelitian dan mampu menerapkan hasil penelitian di bidang
kesehatan gigi dan mulut.
3. Bekerjasama dalam tim kesehatan gigi dan atau tenaga kesehatan yang lainnya dalam
pengabdian masyarakat
4. Mampu berinovasi dalam pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah
dasar
5. Menghasilkan kurikulum institusional yang menunjang pembelajaran untuk mencapai
lulusan yang kompeten
6. Mampu mengembangkan jiwa kewirausahaan di bidang kesehatan gigi.

Kaprodi D III Kesehatan Gigi Ketua Jurusan Keperawatan Gigi

Tita Kartika, S.SiT, M.Kes Rudi Triyanto, S.SiT, M.DSc


NIP.197604211995032001 NIP.196412041985031002
I. PENGENALAN ALAT LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

Tujuan :

Mengenal bermacam-macam alat laboratorium dan alat-alat sterilisasi serta penggunaanya

Teori :

Untuk menunjang proses analisis mikrobiologi dibutuhkan peralatan-peralatan yang


memadai sehingga analisis dapat berjalan dengan baik. Suatu laboratorium mikrobiologi harus
mempunyai cukup alat, media dan reagensia sehingga tidak menghentikan analisis yang sedang
berjalan. Beberapa peralatan yang mungkin dibutuhkan oleh suatu laboratorium mikrobiologi antara
lain:

Peralatan Sterilisasi
Sterilisasi merupakan bagian yang tidak terlepaskan dari suatu analisis mikrobiologi, baik dari sisi
penyiapan alat dan media maupun tempat kerja dan pesiapan kultur bakteri.
Peralatan yang digunakan antara lain :
1. Autoclave
2. Oven
3. Inkubator
4. Refrigerator
5. Desinfektan / Antiseptis

Peralatan Analisa

Saat menjalankan analisis, peralatan yang memadai akan membuat kinerja kita menjadi lebih baik.
Dengan banyaknya metode yang digunakan dalam analisis mikrobiologi, maka beragam peralatan
akan dibutuhkan, namun peralatan-peralatan standar yang sebaiknya dimiliki laboatorium
mikrobiologi yaitu :

1. Mikroskop (dengan perlengkapannya)

2. Petridisc (cawan petri)


3. Pipet volume
4. Micro volume Pipettor
5. Bulp
6. Tabung Reaksi
7. Tabung Durham
8. Jarum Ose (tegak, bundar, sabit)
9. Erlenmeyer
10. Laminar Air Flow
11. Bunsen dan korek api
12. Spatula
13. Gunting
14. Pembuka kaleng
15. Kapas Steril

Peralatan Pendukung

Peralatan yang mendukung dalam proses analisis mikrobiologi antara lain:


- wastafel
- rak tabung reaksi
- jas lab,sarung tangan, penutup kepala dan masker
- lemari penyimpanan
- dsb

Alat-alat yang dipergunakan :

1. Alat-alat laboratorium
2. Alat-alat sterilisasi

Cara kerja :

1. Catat alat-alat laboratorium yang tersedia, sebutkan spesifikasinya dan Keggunaannya.


2. Catat alat-alat sterilisasi dan cara kerja penggunaannya.

Gambar 1. Peralatan laboratorium mikrobiologi


JURNAL PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT

NAMA PRAKTIKAN :

TINGKAT :

TANGGAL :

I. Judul :

II. Prinsip :

III. Landasan Teori :

IV. Alat dan Bahan :


V. Cara Kerja :

VI. Hasil Pengamatan :

Alat alat Laboratorium dan sterilisasi :

No Nama Alat Fungsi Gambar/Foto


1

4
5

10

11
12

13

14

15

VII. Diskusi dan Pembahasan :


VIII. Kesimpulan :

IX. Daftar Pustaka

Praktikan : Pembimbing :

(.............................) (.............................)
MOTILITAS BAKTERI

Motilitas merupakan ciri penting dalam mengetahui karakteristik bakteri. Sifat ini diakibatkan oleh
adanya alat gerak yang disebut flagela, sehingga dapat bergerak bebas dalam lingkungan air. Flagela
merupakan struktur komplek tersusun atas protein yang disebut Flagelin.

Cara Kerja :

1. Tetesan tegak
-          Disiapkan objek glass/ slide yang bersih dan bebas lemak
-          Ose disterilkan dengan memijarkan menggunakan lampu spritus, ditunggu sampai kira-kira
dingin.
-          Dengan ose yang sudah dingin diambil sampel/ kultur bakteri, 1 ose penuh (diameter 3 mm).
Diletakkan ditengah-tengah objek glass tersebut diatas.
-          Ose disteril lagi, kemudian disimpan ditempatnya.
-          Sediaan siap dilihat dengan mikroskop menggunakan perbesaran 10 x (lensa okuler) dan 40 x
(lensa objektif).
Jika telah selesai dilihat, sediaan dimasukkan kedalam cairan desinfektan (Soemarno, 2000).
Tetesan tegak dengan kaca penutup
        Cara pembuatannya sama dengan tetesan tegak, hanya sebelum dilihat dengan mikroskop,
ditutup dahulu dengan deckglass / kaca penutup, kemudian sedikit ditekan (Soemarno, 2000).
2. Tetes gantung
-          Ose dipijarkan, tunggu sampai dingin.
-          Dengan ose diambil 1 ose penuh sampel kuftur bakteri cair.
-          Letakkan ditengah-tengah deck glass/ cover glass yartg bersih bebas lemak.
-          Ose diipijarkan lagi dan diletakkan ditempatnya.
-          Objek glass cekung yang bersih, tepi cekungan diolesi vaseline, ditutupkan deckg lass yang
sudah ada tetesan sampel/ kultur bakteri cair, sehingga tetesan itu terletrak di tengah-
tengah cekungan.
-          Obiek glass sedikit ditekan, kemudian dibalik dengan cepat. Tetesan menggantung ditengah-
tengah deckglass diatas cekungan deck glass.
-          Sediaan siap dilihat dengan mikroskop menggunakan objektif 10 x dahulu kemudian 40 x
(Soemarno, 2000).
Gmb. Tetes Gantung
Gmb. Tetes Tegak
JURNAL PRAKTIKUM PREPARAT TETES TEGAK DAN TETES GANTUNG

I. Judul :

II. Prinsip :

III. Landasan Teori :

IV. Alat dan Bahan :

V. Cara Kerja :
VI. Hasil Pengamatan :

VII. Diskusi dan Pembahasan :

VIII. Kesimpulan :

IX. Daftar Pustaka


MORFOLOGI DAN PENGECETAN BAKTERI

Bakteri merupakan mikroba uniselluler yang termasuk dalam kelas schizomycetes. Pada
umumnya tersebar luas di alam, hidup bebas, saprofitik, parasit, dan patogen pada manusia,
binatang, dan tumbuhan. Ada beberapa jenis bakteri bersifat fotosintetik.
Bakteri mempunyai 3 bentuk dasar, yaitu : bulat (kokus), batang (bacillus) atau silidris dan
lengkung. Bentuk dan ukuran bakteri tergantung pada jenis bakterinya.
Sel bakteri tidak berwarna, sehingga sukar untuk diamati secara langsung. Untuk
mempermudah pengamatan morfologi sel bakteri mempunyai cara-cara khusus yaitudengan
pengecatan (pewarnaan) dan tanpa pengecatan. Dengan pengecatan, bakteri dapat dilihat dengan
jelas. Biasanya cat yang digunakan dalam pengecatan tersebut cat bakteri. Fungsi pengecatan
terutama memberi warna pada sel atau bagian-bagiannya, sehingga menambah kontras dan tampak
lebih jelas, membedakan bakteri yang satu dengan yang lainnya meskipun morfologinya sama dan
untuk mengetahui sifat bakteri yang di cat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengecatan : cara-cara pengecatan bakteri umunya
menggunakan lebih dari satu tingkat pengecatan. Hasl pengecatan sangat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, seperti fiksasi, substrat peluntur cat atau dekolorisator, dll.

FIKSASI

Sebelum bakteri atau mikroba dicat harus dilakukan fiksasi terlebih dahulu. Cara yang paling
banyak digunakan adalah cara fisik atau dengan pemanasan/ freeze drying atau dapat juga dilakukan
fiksasi dengan menggunakan fiksasi kimia.

Pada umunya fungsi fiksasi, adalah :

a. Mencegah terjadinya otolisis pada sel.


b. Membunuh bakteri mikroba secara cepat dengan tidak menyebabkan perubahan-perubahan
bentuk strukturnya.
c. Melekatkan bakteri mikroba diatas objek glass.
d. Membuat sel-sel lebih kuat mengikat zat warna
e. Mencegah merekrutnya protein sel.
f. Mengawetkan preparat

Cara membuat fiksasi yang paling banyak digunakan dalam pengecatan bakteri, ialah dengan
membuat lapisan suspensi bakteri diatas gelas benda kemudian di kering anginkan dan
dilewatkan beberapa kali (3x) diatas nyala lampu spiritus.

PELUNTUR CAT (DECOLORIZER)

Dekoloriasai/peluntur digunakan untuk mendapatkan kontras yang baik pada bayangan


mikroskop. Pada umunya sel yang sukar di cat akan sukar di dekolorisasi (misalnya pada pengecatan
acid fast pada mycobacterium dan spora ). Sebaliknya sel yang mudah di cat akan mudah pula di
dekolorisasi.
Ada beberapa macam peluntur cat, misalnya :

a. Peluntur cat yang lemah : yaitu alkohol, air, minyak cengkeh, aseton, dan gliserin.
b. Peluntur cat asam, HCl, H2SO4, HNO3, dan campuran asam-asam tersebut dengan alkohol.
c. Peluntur cat basis : KOH, NaOH, sabun dan garam-garam basa.
d. Garam logam berat : AgNO3, CuSo4, dll.
e. Garam logam ringan : Na2SO4, MgSo4, dll.

Beberapa cara pengecatan bakteri yang penting,

A. Pengecatan Negatif : merupakan pengecatan tidak langsung, sebab yang di cat bukan sel
bakterinya , melainkan latar belakangnya, sedangkan bakteri dan mikrobanya tidak mengalami
pengecatan. Sehingga bakteri kelihatan transparan. Pada pengecatan ini tidak dilakukan fiksasi,
karena itu dapat digunakan untuk melihat bentuk sel yang sesungguhnyadan untuk menentukan
sel mikroba, Cat yang paling banyak digunakan adalah tinta cina dan nigrocyn.
B. Pengecatan sederhana : merupakan cara pengecatan bakteri dengan menggunakan satu
macam cat saja. Sebelum dicat dilakukan fiksasi terlebih dahulu. Pengecatan ini dipakai untuk
melihat bentuk-bentuk bakteri. Sel bakteri akan berwarna sesuai dengan jenis cat yang dipakai .
Pengecatan sederhana yang paling banyak dilakukan ialah pengecatan dengan cat Methylen blue
atau Safranin,carbol-fuchsin.
C. Pengecatan Gram
Pengecatan gram meliputi empat tingkatan ,yaitu:
1. Pemberian cat utama ,atau larutan kristal violet ,warnanya ungu.
2. Pengintensifan cat utama dengan penambahan larutan Mordan yaitu Lugol.
3. Pencucian /dekolorisasi dengan larutan alkohol.
4. Pemberian cat penutup ,atau cat lawan counterstain, yaitu larutan cat safranin.

Pengecatan Gram termasuk pengecatan defrensial yaitu membedakan bakteri yang


bersifat Gram positif dan Gram negatif .
a. Bakteri Gram positif , ialah bakteri yang mengikat cat utama dengan kuat ,sehingga tidak
dapat dilunturkan oleh peluntur ,tidak dapat diwarnai lagi dengan cat lawan. Bakteri
tampak berwarna biru ungu (violet).
b. Bakteri Gram negatif ,ialah bakteri yang tidak mengikat cat utama. sehingga dapat
dilunturkan oleh peluntur dan dapat diwarnai oleh cat lawan. bakteri tampak berwarna
merah.

D. Pengecatan Acid Fast (Pengecatan Zhiel Neelsen)

Pengecatan acid fast termasuk pengecatan deferensial,karena dapat membedakan bakteri-


bakteri yang acid fast (tahan asam) dan yang non acid fast (tidak tahan asam).
Bakteri yang tahan asam diantaranya M.Tuberclosis, M.Leprae dll , sel-selnya diliputi bahan
semacam lemak atau lilin. Apabila bakteri ini dicat dengan Carbol fuchsin sambil dipanaskan 90 o C
selama 4 menit maka lapisan lilinnya menjadi lunak sehingga cat dapat menembus masuk kedalam
sel. Setelah dingin cat tersebut terikat erat oleh sel ,sehingga tidak luntur pada pencucian dengan
alkohol asam (alkohol 95% mengandung 5-10 % HCL), bakteri tersebut besifat acid fast.
Pada pemberian cat lawan (M. Blue atau Briliant Green) bakteri ini tetap berwarna merah
dengan latar belakang biru atau hijau. Sebaliknya bakteri-bakteri yang non acid fast cat utamanya
akan luntur pada waktu pencucian dengan alkohol asam ,sebagai cat lawannya dapat memberi
warna pada sel.

E. Pengecatan Spora Bakteri

Spora bakteri sifatnya tahan terhadap khemikalia, maka spora itu sangat sukar dicat . Spora
tidak dapat dicat dengan pengecetan biasa . Bakteri bentuk batang yang berspora didalam selnya
apabila dicat dengan pengecatan biasa akan terlihat adanya bagian-bagian yang tidak
tercat(transparan), bagian tersebut adalah sporanya.

Adanya spora dapat di tunjukan dengan pengecatan M. Blue, Pengacatan Z. Neelsen (acid
fast) atau lebih baik lagi dengan pengecatan spora (khusus) seperti pengecatan schaeffer dan fulton,
pengecatan bartolomew dan mittwes, bag terluar spora yang bebas tampak seperti cincin kecil
berwarna biru, merah, atau hijau, tergantung pengecatan yang dipakai
1. Pengecatan Negatif

Tujuan : untuk mempelajari cara membuat preparat bakteri dengan latar belakang gelap dan
mengamati bentuk dan dan morfologi kapsul sel bakteri .

Bahan dan Alat :

a. Biakkan murni ( bacillus subtillis dan escherichia coli ) dalam medium


b. Larutan cat nigosin atau tinta cina.
c. Larutan Metylen blue/carbol fuchsin
d. Obyek glass
e. Ose,
f. Lampu spirtus
g. Mikroskop

Cara kerja :
1. Bersihkan obyek glass dengan alkohol hingga bebas lemak, kemudian panggang di atas nyala
api lampu spiritus, didinginkan.
2. Ambil suspensi biakkan murni masing-masing bakteri secara aseptis dengan ose dan letakkan di
atas obyek glass yang telah di beri label.
3. Kemudian ambil larutan cat nikrosin, dengan batang gelas dan teteskan pada suspensi bakteri
yang ada di permukaan obyek glass.
4. Campuran suspensi bakteri dan cat diratakan dengan gelas benda, sehingga merupakan lapisan
yang tipis sekali.
5. Preparat di kering anginkan.
6. Amati preparat tersebut dengan mikroskop, mula-mula dengan perbesaran lemah, kemudian
dengan perbesaran sedang, kemudian perbesaran kuat dengan minyak imersi. Sel bakteri akan
nampak transparan dengan latar belakang gelap.
7. Gambar sel bakteri yang nampak dengan latar belakang arsir. Perhatikan bentuk dan besar
masing-masing bakteri.
Skema ;
Gambaran hasil pewarnaan negatif
JURNAL PRAKTIKUM PENGECATAN NEGATIF

TanggalPraktikum :…………………………………………………

Tujuan : ……………………………………………………………………………………..

Prinsip :
………………………………………………………………………………………………………………………….

:
………………………………………………………………………………………………………………………….

:
………………………………………………………………………………………………………………………….

:
…………………………………………………………………………………………………………………………...

Alat dan bahan :

Cara Kerja :
Hasil Pengamatan :

Ciri morfologi mikroskopis :

Bentuk :

Susunan :

Warna :

Sifat :

Contoh bakteri :

Kesimpulan :

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………........
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Praktikan Pembimbing Praktik

(…………………………………….) (…………………………………………….)
2. Pengecatan sederhana

Tujuan : untuk mempelajari cara pengecatan bakteri dengan satu cat warna ( methylene blue ) dan
mengamati sifat sel-sel dengan kontras dan sekelilingnya .

Bahan dan alat :

a. Biakkan murni bacillus subtilis dan escherichia coli,


b. Larutan cat methylen blue, alkohol 70%
c. Obyek glass.
d. Ose.
e. Lampu spiritus.
f. Mikroskop

Cara kerja :

1. Bersihkan obyek glass dengan alkohol sampai bebas lemak, kemudian panaskan diatas nyala
lampu spiritus.
2. Ambil secara aseptis satu ose suspensi bakteri dan ratakan di atas gelas benda seluas + 1cm 2.
3. Kering anginkan preparat tersebut, hingga membentuk noda.
4. Fiksasi dengan cara melewatkan gelas obyek diatas nyala api lampu spiritus 3-4 kali, kemudian
didinginkan.
5. Teteskan larutan cat methylen blue ( 1 atau 2 tetes ) pada noda, diamkan selama 2-5 menit.
6. Cuci dangan air mengalir sampai cat tercuci semua. Kemudian kering anginkan.
7. Amati preparat dengan mikroskop dengan perbesaran kuat dan diberi minyak imersi.
8. Gambar bentuk-bentuk bakteri yang tampak.
JURNAL PRAKTIKUM PENGECATAN SEDERHANA

TanggalPraktikum :………………………

Tujuan : …………………………………………………………………………………………………………………

Prinsip :......................................................................................………………………

.............................................................................................................

Alat dan Bahan :

Cara Kerja :

Hasil Pengamatan :

Ciri morfologi mikroskopis :

Bentuk :

Susunan :

Warna :

Sifat :

Contoh bakteri :
Kesimpulan :

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………........

Praktikan Pembimbing Praktik

(…………………………………….) (…………………………………………….)

3. PengecatanGram

Tujuan : untuk mempelajari cara pengecatan gram dan mengamati bentuk serta sifat bakteri
terhadap pengecatan gram.

Bahan dan alat :

a. Biakkan Staphylococcus aureus dan Escheichia coli masing-masing dalam media .


b. Larutan cat Gram
Gram A : larutan Crystal Violet.
Gram B : larutan mordan Lugol’s lodine.
Gram C : larutan peluntur (alkohol)
Gram D : larutan cat Safarin.
c. Objek glass
d. Ose.
e. Alkohol 70% dan lampu spiritus.
f. Mikroskop.

Cara kerja :

1. Siapkan preparat apusan bakteri seperti pada pengecatan sederhana


2. Teteskan laruta Gram A sebanyak 2-3 tetes pada apusan bakteri, biarkan selama 1 menit.
3. Cuci dengan air mengalir dengan kering anginkan.
4. Teteskan larutan Gram B dan diamkan selama 1 menit.
5. Cuci dengan air mengalir dan kering anginkan.
6. Kemudian cuci dengan peluntur (Gram C) sampai lapisan tadi tampak pucat (+30 detik), dan
langsung dicuci dengan air mengalir dan kering anginkan.
7. Teteskan cat penutup (Gram D)dan biarkan selama 20 – 30 detik.
8. Cuci dengan air dan kering anginkan.
9. Amati preparat dengan mikroskop perbesaran kuat, menggunakan minyak imersi.
10. Gambar dan beri keterangan bakteri :bentuk, warna dan reaksi pengecatannya.
Catatan : Bakteri Gram positip berwarna violet, Gram negatif berwarna merah.

Purple Red

Gambar 4. Bentuk Morfologi sel Bakteri


Gambar 5. Susunan sel bakteri

JURNAL PRAKTIKUM PENGECATAN GRAM

TanggalPraktikum :…………………………………………

Tujuan : …………………………………………………………………………………………

Prinsip :………………………………………………………………………………………………………………….

..............................................................................................................

..............................................................................................................

..............................................................................................................

Alat dan Bahan :

Cara Kerja :

Hasil Pengamatan :

Ciri morfologi mikroskopis :

Bentuk :

Susunan :

Warna :

Sifat :

Contoh bakteri :
Kesimpulan :

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………........

Praktikan Pembimbing Praktik

(…………………………………….) (…………………………………………….)

4. Pengecatan Tahan Asam

Tujuan :

1. Untuk mempelajari cara pengecatan Ziehi Neelsen


2. Mengamati bentuk, hasil reaksi pangecatan tahan asam, serta sifat bakterinya.

Bahan dan alat:

a. Biakkan murni B. Nitrixus dalam media agar miring (48 jam)


b. Larutan Ziehi Neelsen.
ZN A : larutan Ziehi Neelsen’s karbol fukhsin
ZN B : pelutur alkohol asam
ZN C : larutan Loefers’s methilen biru
c. Air steril, alkohol 70% dan lampu spiritus
d. Gelas benda dan rak kayu
e. Ose
f. Mikroskop

Cara kerja :

1. Siapkan preparat apusan bakteri seperti pada pengacatan sederhana .


2. Teteskan zat ZN A di atas suspensi tadi, dan panasi dengan nyala kecil api spiritus selama 5 – 10
menit. Dinginkan. Perhatikan Jangan sampai cat menjadi kering atau mendidih.
3. Setelah dingin di cuci dengan air mengalir dan kering dinginkan.
4. Cuci dengan larutan ZN B sampai agak pucat (30 detik) dan langsung di cuci dengan air dan
kering anginkan.
5. Teteskan larutan cat penutup (ZN C) selama 30 detik, di cuci dan kering anginkan.
6. Amati dengan mikroskop perbesaran kuat (100 x 10) dengan menggunakan minyak imersi.
7. Gambar dan beri keterangan bakteri yang tampak dari hasil pengecatan ZN.
Catatan : bakteri yang bersifat acid fast (tahan asam) berwarna merah, yang non acid fast (tidak
tahan asam) berwarna biru.

3. Pengecatan Spora

Tujuan :

1. Mempelajari cara pengecatan spora


2. Untuk melihat bentuk dan letak spora bakteri

Bahan dan alat :

a. Biakkan murni Bacillus Subtilis dalam medium nutrien agar miring umur 72 jam.
b. Larutan cat khusus spora.
1. Larutan Malachit hijau 5%
2. Larutan Safranin 0.5%
3. Larutan asam cuka 5%
c. Aquadest steril.
d. Gelas benda.
e. Ose.
f. Mikroskop.

Cara kerja :

I. Pengecatan Schaefler dan Fulton


a. Bersihkan gelas dengan alkohol, kemudian panaskan di atas nyala api lampu spiritus.
b. Ambil dengan ose aquadest steril secara aseptis, letakkan diatas gelas benda. Kemudian
ambil secara aseptis biakkan murni Bacillus Subtilis sedikit dan suspensikan dalam air yang
ada diatas gelas tadi. Suspensi diratakan seluas + 1 cm 2 dan biarkan hingga kering dan fiksasi
diatas nyala api lampu spiritus.
c. Letakkan preparat tersebut diatas rak kayu, teteskan cat metilin biru berlebihan pada noda
yang telah di fiksasi, panaskan di atas nyala api spiritus selama ½ - 1 menit. Dijaga sampai
menguap dan mendidih. Kemudian didinginkan.
d. Setelah dingin cuci dengan air dan kering anginkan.
e. Teteskan larutan cat safranin selama 30 detik.
f. Cuci dengan air mengalir dan kering anginkan.
g. Amati dengan mikroskop perbesaran kuat dengan menggunakan minyak imersi. Perhatikan
bentuk, warna dan letak spora dalam sel.
h. Gambar sel-sel bakteri dan spora yang ada di dalam sel kelihatan transparan dengan sel
vegetatif berwarna merah.
TEKNIK KULTUR PADA MEDIA

Nama Media Jenis Media & Sifat Fungsi Hasil Pembiakan

Anda mungkin juga menyukai