ASISTEN
Nama Asisten : Adian Galihditya S. W.
NRP : 02211940000065
DOSEN PENGAMPU
Nama Dosen Pengampu : Dr.Eng. Raden Darmawan, S.T., M.T.
NIP : 197805062009121001
Nama Dosen Pengampu : Hikmatun Nimah, S.T., M.S., Ph.D.
NIP : 198410102009122006
B. Tinjauan Pustaka
Mikroskop merupakan sebuah alat yang digunakan untuk melihat mikroba
dengan ukuran yang tidak terlihat kasat mata. Mikroskop memiliki beberapa
komponen yang berfungsi sebagai berikut diantaranya seperti gambar berikut.
(Johnson and Case, 2019)
Optilab merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengambil foto hasil
perolehan di dalam mikroskop (Dewi dkk., 2019). Berikut merupakan cara
menggunakan optilab.
1. Siapkan alat sesuai dengan gambar di bawah ini
II. Bahan
Bahan yang dibutuhkan untuk praktikum ini adalah sebagai berikut:
1) Bakteri / suspensi bakteri
2) Jamur
3) Sampel : air minum, air kran, air kolam, air sungai, air parit, air hujan, air
tampungan AC.
4) Kertas lensa / tissue lensa
5) Tissue kering
6) Aquadest steril
7) Immersion oil
D. Prosedur
I. Mengamati Bentuk-Bentuk Jamur dan Yeast
a. Persiapan Mikroskop
1. Terlebih dahulu download aplikasi OptiLab. Link sebagai berikut :
2. Keluarkan mikroskop dengan hati – hati dari lemarinya dan tempatkan diatas
meja untuk bekerja. Tetapkan tinggi bangku duduk sedemikian hingga dengan
mudah dapat melihat lensa okuler (jika penggunaan mikroskop tanpa
OptiLab.).
3. Sambungkan kabel OptiLab dengan PC/Laptop.
4. Klik aplikasi OptiLab.
5. Tekan tombol power mikroskop untuk menyalakan mikroskop. Simbol (0)
untuk mematikan daya mikroskop, dan simbol (I) untuk menyalakan daya
mikroskop.
6. Atur intensitas cahaya dengan memutar knob intensitas cahaya searah jarum
jam.
7. Posisikan meja mikroskop pada level paling bawah dengan memutar focusing
knob kebawah (berlawanan jarum jam).
8. Tempatkan spesimen (preparat) pada meja mikroskop dengan menarik tuas
keatas.
9. Gunakan tuas untuk memindahkan spesimen (preparat) sesuai y-axis (atas-
bawah).
10. Gunakan tuas untuk memindahkan spesimen (preparat) sesuai x-axis (kiri-
kanan).
11. Atur perbesaran lensa obyektif yang dipakai dengan memutar revolving
nosepiece. Jika menggunakan perbesaran 1000x, gunakan immersion oil
dengan cara meneteskan diatas deck glass.
12. Putar fokus makro (kasar) untuk mendekatkan spesimen (preparat) ke lensa
objektif.
13. Putar fokus mikro (halus) untuk memfokuskan spesimen (preparat).
14. Atur interpupilary distance untuk mencegah kelelahan mata pada saat
observasi dengan memutar eyepiece ke arah atas atau turun.
15. Setelah selesai memakai mikroskop dan sebelum disimpan, kondensor harus
diputar kebawah dan tubus diputar kebawah, kemudian mikroskop beserta
lensanya dibersihkan dengan kertas lensa. (Dilarang membersihkan dengan
alkohol!).
b. Persiapan Preparat
1. Mounting Medium Lactophenol
1) Susunan lactophenol adalah 20 gr phenol kristal, 20 gr asam lactat, 40 gr
glycerol, dan 20 ml air. Dimulai dengan melarutkan phenol dalam air,
kemudian ditambah asam lactat dan glycerol. Cairan ini tidak
menyebabkan pengurangan sel – sel dan tidak menguap.
2) Setetes lactophenol ditempatkan diatas obyek glass yang bersih.
3) Dengan ose diambil mold (jamur) dari substrat dan dimasukkan ke tetes
lactophenol pada obyek glass tadi.
4) Ratakan dengan ose sampai semuanya basah oleh cairan lactophenol.
5) Tutup dengan deck glass dan periksalah dibawah mikroskop dengan
pembesaran 450x
6) Gambar preparat yang masih utuh dengan bagian – bagiannya.
Daftar Pustaka
Dewi, Kadek Dyah Utami dkk. (2019). Cytomorphometry pada Peripheral Blood
Mononuclear Cell (PBMC) Anjing Kintamani Bali yang Mengalami Demodekosis. Bali:
Universitas Udayana.
Fauzia, Riva dan Agus Purwanto. (2018). PERBANDINGAN TEKNIK ANALISIS CANNY
EDGE DETECTION DENGAN SOFTWARE IMAGE RASTER OPTILAB CAMERA
MICROSCOPE PADA PENGUKURAN DIAMETER CORE SERAT OPTIK
PLASTIK SH.4001-1.3. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Johnson, Ted R. and Christine L. Case. (2019). Laboratory Experiments in Microbiology: 12 th
edition. New York : Pearson, Inc.
TUGAS
a. Zygomycota
Proses reproduksi zygomycota diilustrasikan pada gambar berikut ini
b. Ascomycota
Proses reproduksi ascomycota diilustrasikan pada gambar berikut ini
c. Basidiomycota
Proses reproduksi basidiomycota diilustrasikan pada gambar berikut ini
Sumber ilustrasi: Willey, Joanne M., Kathleen M. Sandman, and Dorothy H. Wood.
(2020). PRESCOTT’S MICROBIOLOGY, ELEVENTH EDITION. New York:
McGraw-Hill Education.
4. Bagaimana yeast berkembang biak, dan apakah hal ini sesuai dengan preparat yang
diamati ?
Yeast umumnya berkembang biak secara aseksual, yang sering disebut dengan budding.
Sel baru terbentuk sebagai bud dari sel induk dengan pembelahan sel secara tidak merata.
Sel anak ini yang kemudian melepaskan diri dari sel induk, meninggalkan bekas luka
pada sel induk. Sel anak hanya bisa muncul dari sisi sel induk yang belum memiliki bekas
luka. Ketika seluruh sisi sel induk memiliki bekas luka, sel induk tersebut tidak bisa
bereproduksi lagi.