Anda di halaman 1dari 13

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

Dosen Pengampu Mata Kuliah


Ni Putu Dian Pratiwi, S.Si., M.Si.

Oleh :
Kelompok 3
1. Apria Efani Br Sembiring (2013041007)
2. Siti Aminatul Fitriyah (2013041010)
3. Afrilia Imanda Valentina j Br S (2013041014)

3A_Pendidikan Biologi

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI DAN PERIKAN KELAUTAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
2021
Metode Identifikasi Jamur Mikroskopis (Kapang & Khamir)
I. Pendahuluan
Kapang dan Khamir adalah jamur (fungi) multiseluler dan uniseluler, hidup
sebagai saprofit atau parasit. Tubuh kapang terdiri dari jalinan benang (hypa)
membentuk miselium, hypa yang tumbuhnya ke atas substrat berkembang menjadi
alat reproduksi, sedangkan tumbuhnya di permukaan atau dalam substrat
berkembang jadi hypa vegetative yang berfungsi untuk mengambil zat makanan.
Hypa ada yang mempunyai septa (sekat) dan ada pula yang tidak, Ascomycetes,
Basidiomycetes, dan sebagian inperfekti memiliki sekat sedang Phycomycetes
tidak memiliki sekat atau tanpa dinding melintang (coenocytic). Ukuran
penampakan permukaan dan warna koloni serta tipe hypa bersekat/bercabang
dengan struktur alat reproduksinya merupakan indicator dalam determinasi.
Khamir adalah fungi uniseluler yang mempunyai uuran 4-20 kali lebih besar
daripada ukuran bakteri, tergantung pada spesiesnya. Bentuk khamir bervariasi
yaitu bulat (speroid), bulat telur (elip), silinder seperti sosis, buah jeruk, dan
sebagainya. Beberapa khamir tertentu dapat mengalamidimorfisme yaitu berbentuk
sel tunggal atau berbentuk benang jika lingkungan mengalami perubahan. Untuk
identifikasi dan dideterminasi khamir bentuk dan ukuran sel, jumlah spora, dan alat
perkembangbiakan merupakan indikator yang dapat digunakan.

II. Tujuan
1. Mengamati morfologi jamur benang (kapang)
2. Mengamati morfologi khamir

III. Metode
Video 1 (Tutorial Praktikum FTIP UNPAD/Pengamatan Bentuk Kapang dan
Khamir)
Alat dan Bahan:
1. Kertas saring 7. Vaseline
2. Cawan petri 8. Botol semprot yang berisi
3. 2 buah pipet tetes alkohol 70%
4. Medium PDA 9. OSE
5. Objek glass 10. Aquades
6. Cover glass 11. Batang pengaduk
Langkah Kerja :
- Kapang
1. Simpan kertas saring yang berbentuk lingkaran yang telah digunting ke dalam
cawan petri
2. Ambil objek glass, letakkan di tengah-tengah
3. Ambil 1 cover glass, letakkan di atas objek glass
4. Kemudian tutup cawan petri
5. Sebelum di sterilisasi, cawan petri dibungkus terlebih dahulu agar terhindar dari
kontaminasi mikroorganisme yang merugikan
6. Selanjutnya bagian karet/ujung dari pipet tetes dibuka atau sisihkan, bagian
pipet yang terbuat dari kaca di bungkus dengan aluminium foil
7. Tutupi seluruh permukaan pipet tetes dengan menggunakan aluminium foil,
dibungkus dengan rapi
8. Setelah semua alat dan bahan steril, sebelum melakukan pengujian, jangan lupa
menyemprotkan alkohol 70% ke tangan dan sela-sela jari serta semprotkan
alkohol juga di atas meja kerja yang akan kita gunakan
9. Cawannya dikeluarkan dari kertas pembungkus. Pipet tetes yang telah steril
dikeluarkan kemudian pasangkan dengan ujung karet. Ujung karet tidak
dimasukkan ke oven karena tidak tahan panas. Oleh karena itu, untuk
mensterilisasinya, dibersihkan menggunakan alkohol 70%. Kemudian
pasangkan bagian bawah pipet dengan penutup karetnya
10. Ambil medium PDA, kemudian lalukan di atas api bunsen, setelah itu pipet
medium PDA teteskan di atas objek glass yang telah di sterilkan, teteskan tepat
ditengah-tengah sebanyak kurang lebih satu tetes.
11. Medium dibiarkan beku
12. Setelah medium menjadi beku, ambil OSE untuk di sterilisasikan dengan
memijarkannya di atas api bunsen
13. Setelah OSE dingin, kemudian OSE digunakan untuk memotong sebagian
medium, kemudian sisihkan ke bagian pinggir dari objek glass
14. Kemudian, ambil kapang yang ada di dalam cawan petri dengan menggunakan
OSE yang telah di sterilkan, ambil sekitar 1-2 OSE
15. Letakkan biakan kapang pada bekas medium yang telah dipotong tadi
16. Setelah itu, ambil pinset yang sudah steril. Pinset digunakan untuk memegang
cover glass.
17. Gunakan batang pengaduk yang sudah steril untuk mengoleskan vaseline pada
cover glass
18. Oleskan vaseline pada 4 sisi cover glass, di oleskan bagian ujung-ujungnya
19. Kemudian cover glass ditutup di atas medium PDA. Hal ini bertujuan untuk
menciptakan kondisi aerob untuk pertumbuhan kapang
20. Ambil aquades steril dengan menggunakan pipet tetes yang sudah steril,
kemudian dipipet, setelah itu diteteskan 4 titik pada cawan petri. Ini bertujuan
agar menciptakan suasana lembab yang mendukung pertumbuhan kapang.
21. Setelah itu, cawan petri di bungkus secara hati-hati dengan kertas pembungkus,
lalu dimasukkan ke inkubator pada suhu 25°C atau suhu ruang
22. Di inkubasi kurang lebih 2-5 hari
23. Preparat diletakkan pada meja preparat dan lakukan pengamatan mikroskop
- Khamir
Sama seperti pengamatan bentuk bakteri, memerlukan objek glass dan cover
glass.
1. Sebelum digunakan, objek glass dan cover gelas dibersihkan menggunakan
tisu dan alkohol 70%.
2. Setelah bersih, ambil aquades menggunakan pipet tetes lalu teteskan di atas
objek glass 1 tetes.
3. Kemudian, ambil Khamir yang terdapat pada cawan petri dengan
menggunakan OSE yang telah steril. Ambil khamir yang koloninya terpisah.
4. Kemudian baurkan dengan aquades. Sebarkan di objek glass.
5. Kemudian tutup dengan cover glass.
6. Lakukan pengamatan dibawah mikroskop

Video 2 (Isolasi dan identifikasi jamur kontaminan)


Alat dan Bahan:
1. OSE 7. Objek glass
2. Lampu spirtus 8. Inkubator
3. Korek api
4. Media NA
5. Sampel nasi basi yang
sudah berjamur
6. Cover glass
Langkah Kerja :
1. Nyalakan lampu spirtus menggunakan korek api
2. Panaskan ose hingga membara
3. Kemudian ambil sampel nasi yang sudah berjamur menggunakan ose yang sudah
steril
4. Kemudian strip membentuk zigzag hingga memenuhi seluruh media
5. Setelah menanam, ose dibakar kembali hingga membara
6. Media di inkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam
7. Setelah diisolasi, lakukan pengamatan morfologi koloni
8. Panaskan ose sampai membara kemudian diamkan sebentar
9. Teteskan KOH 20% atau bisa menggunakan lactophenol cotton blue Teteskan
sebanyak 1-2 tetes
10. Ambil koloni jamur menggunakan ose yang sudah steril
11. Kemudian letakkan pada objek glass yang telah diteteskan KOH 20% atau
lactophenol cotton blue
12. Tutup dengan cover glass, lakukan dengan hati-hati agar tidak terbentuk
gelembung udara
13. Periksa sediaan dibawah mikroskop dengan pembesaran 10x, kemudian lakukan
lagi dengan pembesaran 40x untuk menentukan ada tidaknya hifa atau spora

IV. Hasil
Foto /gambar hasil tersebut, kemudian sebutkan bagian-bagian dari masing-
masing jamur mikroskopis yang diperoleh
Video 1 (Tutorial Praktikum FTIP UNPAD/Pengamatan Bentuk Kapang dan
Khamir)
No Gambar Keterangan
1. Kapang Kapang merupakan fungi yang berfilamen dan
multiseluler. Didinding sel kapang tersusun atas suatu
substansi yaitu selulosa. Jaringan tubuh (thallus) kapang
memanjang, bercabang-cabang dan dapat membentuk
filamen seperti benang yang disebut hifa. Kapang
bereproduksi secara seksual dan aseksual.
Rizoid
Sporangium
Stolon
Sporangiofor
Hifa

2. Khamir Khamir merupakan fungi bersel tunggal dan tidak


Perbesaran 40 x berfilamen. Pertumbuhan khamir dapat terjadi secara
unisel juga dapat melakukan perkembangan dengan
pertunasan. Sel Khamir terdiri dari kapsul, dinding sel,
membran sitoplasma, nukleus, vakuola, globula lipid,
dan mitokondria.

Perbesaran 100 x
Video 2 (Isolasi dan Identifikasi jamur Kontaminan)
No Gambar Keterangan
1. Aspergilus Sp. Kebanyakan spesies Aspergilus menyebabkan
kerusakan pada makanan, tetapi ada beberapa yang dapat
dimanfaatkan untuk fermentasi makanan seperti pada
fermentasi pembuatan kecap dan tempe. Aspergilus
memiliki bagian bagian antara lain yaitu sel kaki,
kondiofor, vesikel, sterigma, dan konidio. Sel kaki
merupakan struktur yang menempel pada medium,
kondiofor merupakan struktur yang muncul dari foot cell
dengan ujung membesar menjadi vesikel dan membawa
sterigmata yang tumbuh konidia.
V. Pembahasan
1. Bagian – Bagian Morfologi Jamur Mikroskopis Pada Kapang dan Khamir
A. Bagian Morfologi Kapang
Pengamatan mikroskopis dengan perbesaran 10x memperlihatkan adanya
percabangan konidiofor. Percabangan tersebut juga dikenal sebagai branch
.Hasil pengamatan juga menunjukkan adanya konidia berbentuk bulat. Bagian
fialid, metula, dan tipe percabangan tidak terlihat dengan jelas pada hasil
pengamatan. Berdasarkan literatur, percabangan konidiofor dapat berupa
simetri atau tidak beraturan.
Pengamatan makroskopik memperlihatkan front koloni berwarna biru
kehijauan. Tekstur permukaan koloni seperti beludru (velvety). Diameter
koloni 6,7 cm, terlihat memiliki zonasi dan growing zone. Tidak memiliki
radial furrow dan exudate drop. Reverse koloni berwarna hialin, terlihat
memiliki zonasi dan growing zone namun tidak memiliki radial furrow.
Berdasarkan literatur, memiliki warna koloni birukehijauan, reverse koloni
berwarna hialin terkadang kuning Permukaan koloni seperti terdapat rambut-
rambut halus seperti beludru (Fardiaz1992 : 201).
B. Bagian Morfologi Khamir
Hasil pengamatan mikroskopik sel khamir terdapat Budding, Sel induk,
Sel anak dengan perbesaran 10x40 terlihat sel berbentuk oval atau lonjong
berwarna biru. Terlihat adanya sel vegetatif, tetapi ada pula pula yang sedang
melakukan pertunasan (budding). Sel yang sedang mengalami pertunasan
terdiri dari sel induk dan sel anak. Hal tersebut sesuai dengan literatur yang
menyatakan bahwa mayoritas sel berbentuk bulat telur, tetapi ada juga yang
memanjang dan berbentuk elips. Beberapa variasi bentuk dan ukuran khamir
tergantung dari umur dan kondisi lingkungan (Pelczar dkk. 1993: 149-150).
2. Perbeedaan Metode yang Digunakan
a) Perbedaan metode Kapang dan khamir
• Metode Kapang
Menggunakan metode moist chamber . Metode ini bertujuan untuk
mengamati sel kapang dengan menumbuhkan spora pada object glass
yang ditetesi media pertumbuhan. Teknik Moist Chamber dapat
meminimalisasi rusaknya miselium atau spora akibat pengambilan kapang
yang tidak hati-hati. Dengan teknik ini, spora dan miselium tumbuh
langsung pada slide sehingga dapat mengatasi masalah tersebut. Pada
metode moist chamber diulas mikroorganisme dari media PDA sehingga
kemungkinan mikroorganismenya adalah kapang atau khamir. PDA
sendiri termasuk medium semi alamiah karena tersusun atas bahan alami
(kentang) dan bahan sintesis (dextrose dan agar). PDA lebih sering
digunakan untuk menumbuhkan jamur. Setelah di inkubasi selama 2 hari,
barulah diamati dengan menggunakan mikroskop perbesaran 10x.
• Metode Khamir
Menggunakan metode preparat basah. Preparat segar/basah adalah
preparat yang dibuat secara langsung tanpa pengawetan. Preparat basah
berupa objek hidup yang akan diamati dan biasanya hanya untuk satu kali
pengamatan.
b) Perbedaan metode video 1 dan video 2
• Video 1 “Tutorial Praktikum FTIP UNPAD/Pengamatan Bentuk Kapang
dan Khamir”
Setelah menonton video tersebut dapat diketahui bahwa metode yang
digunakan yaitu metode moist chamber dan metode preparat basah.
• Video 2 “Isolasi dan Identifikasi Jamur Kontaminan”
Setelah menonton video tersebut dapat diketahui bahwa metode yang
digunakan yaitu metode cawan gores dengan goresan zig-zag.

3. Perbedaan Struktur Morfologi Kapang dan Khamir


Secara morfologi, fungi dibagi menjadi tiga tipe utama, yaitu tipe kapang,
khamir, dan cendawan (mushroom). Fungi dalam bentuk uniseluler disebut
khamir, merupakan fungi berbentuk oval atau bola dan ukurannya lebih besar
dari bakteri. Kapang adalah tipe fungi yang terlihat seperti serabut-serabut
benang yang disebut miselia. Miselia terdiri dari filamen-filamen (hifa)
panjang yang bercabang dan saling menjalin (Tortora dkk., 2010). Sementara
itu, beberapa fungi membentuk struktur makroskopik yang disebut tubuh
buah (cendawan). Tubuh buah dapat memproduksi spora dan dari tempat
tersebut pula spora dapat disebarkan (Madigan dkk. 2011).
Bentuk kapang atau khamir tidak mutlak karena terdapat jamur yang dapat
membentuk kedua sifat tersebut dalam keadaan yang berbeda dan disebut
sebagai jamur dimorfik. Di samping itu terdapat khamir yang membentuk
tunas yang memanjang dan bertunas lagi pada ujungnya secara terus menerus,
sehingga terbentuk hifa dengan penyempitan pada sekat-sekat dan disebut
hifa semu. morfologi kapang dapat dilakukan secara makroskopik maupun
mikroskopik. Hal- hal yang perlu diperhatikan pada pengamatan makroskopis
adalah tekstur permukaan koloni (berbutir-butir/granular, beludru/velvety,
kapas/wooly, floccose), warna koloni, warna sebalik koloni (reverse colony),
ada tidaknya zona pertumbuhan, ada tidaknya garis atau lingkaran konsentris
(zonation), ada tidaknya garis-garis radial dari pusat kolonike arah tepi koloni
(radial furrow), ada tidaknya bau yang khas, dan ada tidaknya exudate drops.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengamatan mikroskopik ialah
struktur pendukung sel generatif (sporangiofor atau konidiofor), struktur
penghasil sel generatif (sporangium atau fialid), bentukdan ukuran sel
generatif (spora/konidia), dan keadaan miselium (bercabang atau tidak,
berseptum atau tidak) (Gandjar dkk. 1992; Gandjar dkk. 2000). Morfologi
khamir dapat dilakukan secara makroskopik maupun mikroskopik.
Pengamatan makroskopik yang perlu diperhatikan antara lain warna koloni,
tekstur koloni, keadaan permukaan koloni, dan permukaan tepi koloni.
Pengamatan mikroskopik yang perlu diperhatikan antara lain bentuk sel, ada
tidaknya pertunasan (budding), banyaknya tunas pada tiap sel, askospora, dan
ada tidaknya miselium semu (pseudomycelium) (Gandjar dkk. 1992).
Khamir, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, merupakan fungi bersel
tunggal. Sel khamir berbentuk oval, bola, atau silinder. Secara khas, khamir
melakukan pembelahan sel dengan cara bertunas (budding). Selama proses
pertunasan, sebuah sel baru merupakan sebuah perkembangan kecil dari sel
yang tua (induk), kemudian mengalami pembesaran dan memisahkan diri dari
sel induknya. Apabila tunas-tunas yang baru tetap bersama-sama akan terlihat
seperti filamen yang disebut pseudohypha. Sel khamir dapat dengan mudah
dibedakan dari sel bakteri, karena sel khamir memiliki ukuran yang lebih
besar dari sel bakteri dan sel khamir mempunyai nukleus dan vakuola
sitoplasmik yang terlihat dengan jelas. Khamir mempunyai spora seksual
yang disebut askospora (Madigan dkk. 2011).
4. Jenis-Jenis Pangan Hasil Fermentasi Kapang dan Khamir
A) Kapang
• Tempe
Proses fermentasi kedelai ini menggunakan kapang dari genus Rhizoporus.
• Oncom
Proses pembuatan oncom ini dibantu oleh kapang Neurosporasitophila.
• Kecap
Proses fermentasi kecap ini melibatkan kapang golongan Aspergillus.
B) Khamir
Khamir yang paling umum digunakan adalah Saccharomyces cerevisiae, yang
dimanfaatkan untuk produksi anggur, roti, tape, dan bir.

VI. Kesimpulan
Dari hasil yang didapatkan, dapat disimpulkan bahwa kapang merupakan fungi
multiseluler yang terdapat filamen serta pertumbuhannya pada makanan akan mudah
dilihat karena penampakannya yang berserabut seperti kapas. Jaringan tubuh (thallus)
kapang memanjang, bercabang-cabang dan dapat membentuk filamen seperti benang
yang disebut hifa. Khamir merupakan fungi yang bersifat uniseluler.
VII. Daftar Pusataka
Manurun, S. (Director). (2020). Isolasi dan identifikasi jamur kontaminan
[https://youtu.be/dzSXQCCaoeM]. Di akses pada tanggal 27 November 2021
Ni Putu Dian Pratiwi, S. M. (2021, 11 23). Modul Identifikasi Jamur Mikroskopis
(Kapang & Khamir).pdf. Retrieved from /classroom.google.com/:
https://classroom.google.com/u/0/c/Mzk5Njk2NTE3OTcx/a/NDM2ODk1NTk5
NzE1/details. Di akses pada tanggal 27 November 2021
UNPAD, L. M. (Director). (2020). Tutorial Praktikum FTIP UNPAD/Pengamatan
Bentuk Kapang dan Khamir/ [https://youtu.be/UMCvi_y5gKQ]. Di akses pada
tanggal 27 November 2021

Anda mungkin juga menyukai