Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTEK

SLIDE KULTUR (MOUNTING BLOCK)

Oleh : Kelompok 3 D4 Analis Kesehatan

Dennisa Violita NIM 441219037


Riska Mulia Dewi NIM 441219044
Nur Aldiana NIM 441219042
Dinda Rachmawati NIM 441219038

PROGRAM STUDI D4 TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK


FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MAARIF
HASYIM LATIF SIDOARJO
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jamur merupakan kelompok organisme Eukariotik yang membentuk dunia jamur atau
regnum fungi yang tidak memiliki klorofil. Jamur bersifat saprofit artinya, jamur tersebut hidup
dengan cara memenuhi kebutuhan hidup dari sisa makhluk hidup yang telah mati, misalnya
seperti sampah organik, kotoran hewan atau tumbuhan.
Sedangkan jamur akan disebut parasit ketika jemur tersebut menempel pada organisme lain dan
mengambil makanan dari organisme tersebut, dengan kata lain jamur tersebut tidak memberi
manfaat atau bersifat parasit.
Secara sadar atau pun tidak, di sekitar lingkungan kita banyak sekali jamur yang bisa kita
temukan, entah jamur tersebut akan sebagai pembawah manfaat atau pun tidak, karena dari
beberapa jenis jamur ada yang beracun dan sangat mematikan, tapi juga ada beberapa jamur
yang saat bermanfaat, contohnya digunakan sebagai olahan makanan yang bergizi tinggi, sebagai
obat-obatan contoh obat Penicillin yang familiar kita gunakan sebagai antibiotik, juga jamur
sebagai pengendali hama, morfologi membagi jamur menjadi dua kelompok berdasarkan bentuk
tubuhnya,yaitu kapang (mold) dan khamir (yeast). Kebanyakan fungi (jamur) masuk dalam
kelompok kapang. Tubuh vegetatif kapang berbentuk filamen panjang bercabangyang seperti
benang disebut hifa. Hifa akan memanjang dan menyerap makanan pada permukaan substrat
(tempat hidup jamur). Sedangkan jamur dalam kelompok khamir bersifat uniseluler (berinti
satu), bentuknya bulat atau oval.
Perkembangbiakan jamur aseksual dengan membentuk spora, tunas, dan fragmentasi hifa.
Jamur memiliki kotak spora yang disebut sporangium dan di dalam sporangium terdapat kotak
spora. Hifa jamur terputus dan setiap bagian dapat tumbuh menjadi hifa baru. Perkembangbiakan
seksual terjadi melalui peleburan dua hifa dari jamur yang berbeda untuk membentuk zigot dan
kemudian zigot tumbuh menjadi jamur baru.

B. Tujuan
Untuk isolasi identifikasi dan karakterisasi dari jamur yang belum diketahui genus dan
spesies.
BAB II
DASAR TEORI

Jamur pada nasi basi (Rhizopus Oligosporus), Rhizopus Oligosporus adalah kapang dari
filum Zygomycota yang banyak menghasilkan enzim protease. Rhizopus oligosporus banyak
ditemui di tanah, buah dan sayur serta roti yang sudah busuk. Rhizopus oligosporus juga sering
dimanfaatkan untuk pembuatan tempe dari proses fermentasi kacang kedelai.
BAB III

Metode : Alat Dan Bahan


~ Nasi basi/berjamur
~ Cawan petri steril
~ Cover glass
~ Object glass
~ Batang kaca bengkok steril
~ Ose bulat
~ Media Sabaroud Dextrose Agar (SDA)
~ Aquadest steril
~ Tissue
~ Larutan pz

Prosedur pemeriksaan 1 :
1. Lempengan agar media SDA dipotong sebesar 0,5-1 × 0,5-1 cm
2. Taruh 1 helai tissue dilipat persegi di wadah/petri yang kosong, kemudian dengan
menggunakan pipet tetes, teteskan aquadest steril secukupnya. (Untuk kelembaban)
3. Letakan batang kaca bengkok steril tepat ditengah.
4. Fiksasi slide glass kemudian taruh di dalam cawan petri tepat di atas batang kaca
bengkok.
5. Potongan lempeng media agar SDA diletakan di atas object glass yang terletak diatas
batang kaca bengkok (tepat di tengah object glass).
6. Dengan menggunakan ose bulat steril, ambil sampel koloni jamur dari bahan nasi basi
yang telah disediakan, kemudian di oleskan pada 1 sisi lempeng media. Kemudian
sterilkan ose tersebut pada nyala api spirtus(proses steril ose jangan sampai membara)
biarkan sebentar sampai ose benar-benar dingin, kemudian ambil lagi sampel koloni dan
lakukan hal yang sama di bagian sisi media yang belum.(4 sisi media dilakukan dengan
cara yang sama dalam keadaan steril)
7. Lempeng media agar SDA ditutup dengan cover glass.
8. Kemudian di shill dan diinkubasi selama 5 hari.
9. Pengamatan dibawah mikroskop menggunakan pembesaran lensa objective 10x
kemudian 40x. (Sampel+Pz)

Prosedur pemeriksaan 2 :
Pemeriksaan jamur pada udara sekitar ruangan laboratorium bakteriologi. Pengujian ada
tidaknya jamur pada udara khusus pengujian di dalam ruangan laboratorium dan depan ruangan
laboratorium mikrobiologi.

1. Cawan petri yang telah berisi media SDA, dalam keadaan terbuka kami letakan di ruang
laboratorium 15 menit.
2. Satu cawan petri lagi yang telah berisi media SDA, dalam keadaan terbuka kami letakan
di pojokan ruangan laboratorium dengan durasi 15 menit juga.

3. Setelah 15 menit kemudian ditutup rapat menggunakan shill.


4. Inkubasi dengan suhu kamar selama 5 hari.
5. Pengamatan dibawah mikroskop menggunakan pembesaran lensa objective 10x
kemudian 40x. (Sampel+Pz)
Sediaan media agar SDA yang telah dibuat slide kultur dan pengujian udara sekitar ruangan dan
depan laboratorium mikrobiologi akan di inkubasi dalam suhu kamar selama 5 hari.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil :
Gambaran makroskopis media agar SDA yang telah dibuat slide kultur dan diInkubasi selama 5
hari. Koloni yang tumbuh berwarna hitam dan kasar pada persegi/lempengan media agar SDA.

Gambaran hasil mikroskopis Slide Kultur Mounting Block. Terdapat spora, hifa bersekat, sedikit
runcing.
Gambaran hasil makroskopis media agar SDA yang telah diInkubasi selama 5 hari, untuk
pengujian pada udara sekitar ruangan laboratorium mikrobiologi. Tampak Koloni yang putih,
koloni orange, ada koloni hitam, Koloni hitam dengan sisi bagian luar yang putih, juga koloni
coklat gelap hampir hitam dengan bagian sisi luar koloni yang putih.
Gambaran mikroskopis media SDA pada pengujian udara sekitar ruangan dan depan
laboratorium mikrobiologi.
Pada pengamatan dibawah mikroskop dengan ditambahkan larutan pz, hasil yang didapatkan
adalah gambaran spora yang terpisah tapi juga bergandengan.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA

Gandjar, I, dkk. 2006. Mikologi Dasar dan Terapan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Gunawan, Agustin Wydia. 2011. Usaha Pembibitan Jamur. Jakarta: Penebar Swadaya.
Habibie, Aji Mirza. 2011. Jamur Basidiomycotina.
http://livebiologi.blogspot.com/2011/11/jamur-basidiomycotina.html. Diakses Senin, 17 Februari
2014..
Soekidjo N. 2010. Metodologi penelitian kesehatan Jakarta: Rineka Cipta.
Darnetty, 2006. Pengantar Mikologi. Padang: Andalas University Press.

Anda mungkin juga menyukai