Anda di halaman 1dari 46

Isolasi bakteri adalah proses mengambil bakteri dari medium atau lingkungan asalnya dan

menumbuhkannya di medium buatan sehingga diperoleh biakan yang murni. Bakteri


dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya harus menggunakan prosedur aseptik. Aseptik
berarti bebas dari sepsis, yaitu kondisi terkontaminasi karena mikroorganisme lain. Teknik
aseptik ini sangat penting bila bekerja dengan bakteri.

Cara Kerja

1. Mendidihkan air sebanyak 50 mL.

2. Menimbang PDA sebanyak 2 gram.

3. Melarutkan PDA ke dalam 50 mL air yang mendidih.

4. Mengaduk hingga larut.

5. Memasukkan larutan ke dalam tabung reaksi sebanyak 10 mL.

6. Menyumbat tabung reaksi dengan kapas.

7. Menutup seluruh tabung reaksi dengan kertas kopi dan karet.

8. Memasukkan ke dalam autoklaf hingga 1 jam kemudian.

9. Setelah 1 jam tunggu hingga dingin.

10. Mengambil 3 agar dalam tabung reaksi dan memasukkannya di cawan petri.

11. Tunggu hingga agar membeku, lalu taburkan tanah, roti, dan udara ke dalam cawan petri.

12. Menginkubasi selama 24-48 jam.

13. Mengamati hasilnya.

V. Analisis dan Pembahasan

Jamur atau fungi banyak kita tmukan di lingkungan sekitar kita, jamur tumbuh subur terutama di
musim hujan karena jamur menyukai habitat yang lembab. Akan tetapi jamur juga dapat ditemukan
hamper disemua tempat dimana ada materi organic. Jika lingkungan di sekitarnya mongering, jamur
akan mengalami tahapan istirahat atau menghasilkan spora. Cabang ilmu biologi yang mempelajari
tentang jamur disebut mikologi. Kebanyakan jamur termasuk dalam kelompok kapang. Tubuh
vegetative kapang berfilamen panjang bercabang yang seperti benang, yang disebut hifa. Hifa akan
memanjang dan menyerap makanan dari permukaan substrat (tempat hidup jamur). Hifa-hifa
membentuk jarring-jaring benang kusut, disebut mesellium (Hadioetomo, 1993).

Secara morfologiis jamur dapat ditentukan dengan melihat bentuk strukturnya menggunakan
mikroskop, dengan demikian identifikasi dan klarifikasi dapat ditentukan secar visual jamur dilihat
seperti kapas atau benang berwarna atau tidak berwarna yang disebut misellia dan spora. Miselia
terbentuk oleh adanya hifa, baik yang bersepta atau yang tidak bersepta. Jamur terbagi menjadi
bebrapa familia antara lain Moniliaceae (aspergillus, phenicilium, trichothecium, geotrichum, monilia,
sporatrichum, botrytis, dll), dematiaceae (cladosporium, helminthosporium, dll). Dan tuberculariaceae
(fusarium) (Kusnadi, 2003).

Sifat kultural dari jamur dapat dilihat dengan kenampakan pertumbuhannya pada makanan.
Pada permukaan bahan makanan tampak kering, membentuk massa serbuk, kadang-kadang halus
dan lunak atau kelihatan basah dan berair. Warna miselia hijau biru, biru kehijauan, kuning, orange,
merah muda, coklat, abu-abu, dan hitam (Kusnadi, 2003).

Klasifikasi jamur terutama didasarkan pada ciri-ciri spora seksual dan tubuh buah yang ada
selama tahap-tahap seksual. Jamur mampu memanfaatkan berbagai macam bahan untuk gizinya,
sekalipun demikian mereka itu heterotroph. Berbeda dengan bakteri, mereka tidak dapat
menggunakan senyawa karbon anorganik, seperti karbondioksida. Karbon berasal dari sumber
organic, misalnya glukosa. Beberapa spesies dapat menggunakan nitogen, itulah sebabnya mengapa
medium biakan untuk cendawan biasanya berisikan pepton, suatu produk protein yang terhidrolisis
(Kusnadi, 2003).

Pada penentuan populasi jamur tanah, udara, dan roti media agar yang digunakan adalah
PDAnyang telah diberi antibiotic. Prinsip dari isolasi jamur adalah PDA yang telah diberi antibiotic.
Prinsip dari isolasi jamur adalah memisahkan atau menumbuhkan suatu jenis jamur dengan jamur
lain yang berasal dari campuran bermacam-macam jamur. Hal ini dapat dilakukan dengan
menumbuhkannya dalam media padat, karena dalam media padat jamur akan membentuk suatu
koloni yang tetap pada tempatnya. Media yang digunakan dalam isolasi ini harus sesuai dengan
mikroorganisme yang akan kita ketahui populasinya. Karena kalau tidak sesuai agarnya maka
mikroorganisme tidak akan tumbuh.

Kita mengisolasijamur pada udara, roti dan tanah dengan meremas-remas roti dan tanah.
Tujuannya agar pada saat ketiganya dimasukkan ke media PDA, jamur dapat tumbuh dan bisa
berkembang dalam waktu yang cukup lama agar nantinya kita dapat mengamati perkembangan
jamur tersebut. Media PDA yang berisikan jamur itu akan diletakkan di sembarang tempat besar
kemungkinan jamur tersebut akan terganggu perkembangbiakannya dan akan terkontaminasi dengan
udara, serta tidak steril, dengan begitu makankeberhasilan yang akan didapatkan akan kecil. Maka
dari itu pada incubator jamur akan diletakkan dengan suhu yang pas yang telah disesuaikan untuk
perkembangan jamur tersebut.

Jamur yang terdapat pada roti yang telah dilihat di mikroskop adalah jamur aspergilus sp,
rhizopus dan torula. Jamur aspergilus sp ini akan menyerang roti pada keadaan yang cocok. Roti
yang disimpan selama kurang lebih 7 hari akan tumbuh jamur. Jamur ini sangat mudah tumbuh dan
berkembang pada roti karena pada roti terdapat makanan yang cukup untuk perkembangan jamur
tersebut. Begitu pula pada media PDA ini. Bentuk mikroskopis jamur aspergilus sp yaitu penyebaran
koloni miselia pada jamur ini menyebar kesegala arah, bentuk miselianya seperti kapas, kerapatan
miselia pada jamur ini sangat rapat, warna koloni miselianya berwarna putih lama-lama menjadi
kehijauan. Bentuk konidia dari jamur ini biasanya berbentuk bulat sama tapi lonjong, warna
konidianya berwarna hitam, hifanya bersepta, dan biasanya warna hifanya hitam sampai hijau.
Aspergilus sp dapat tumbuh pada suhu 35-37 derajat Celsius (optimum) dan memerlukan oksigen
yang cukup.

Teknik isolasi dari bahan makanan yaitu roti, tampak dari foto hasil pengamatan, koloni ini
termasuj dalam jenis kapang, warna koloni putih kekuningan, terdapat miselium, tidak berbau dan
merupakan jenis kapang aerob. Kapang ini merupakan rhizhopus.

Jamur rhizophus selain tumbuh di media roti juga tumbuh di media tanah dan udara. Rhizhopus
dapat tumbuh pada suhu 5-37 derajat Celsius tapi pertumbuhannya optimum yaitu pada suhu 25
derajat Celsius. Rhizhopus tumbuh dalam kondisi anaerobic. Jamur rhizopus dapat tumbuh di media
udara, tanah, dan roti karena spora jamur rhozhopus berada pada udara dan tanah ataupun diri kita.

Banyak jamur yang sudah dikenal perannannya yaitu jamur yang tumbuh di roti , buah, keju,
ragi, dalam pembuatan bird an dapat merusak tekstil yng lembab. Beberapa jenis memproduksi
antibiotic yag digunakan dalam terapi berbagai infeksi bakteri. Diantanya semua organisme jamur
adalah organisme yang paling banyak menghasilkan enzim yang bersifat degradatif yang menyerang
secara langsung seluruh material organic. Adanya enzim yang bersifat degradatif ini menjadikan
jamur bagian yang sangat penting dalam mendaur ulang sampah alam, dan sebagai decomposer
dalam siklus biogeokimia (Hadioetomo, 1993).

Semua unsur kimia di alam akan beredar melalui jalur tertentu dari lingkungan ke organisme
atau makluk hidup dan kembali lagi ke lingkungan. Semua bahan kimia dapat beredar berulang-ulang
melewati ekosistem secara tak terbatas. Jika suatu organisme itu mati maka bahan organic yang
terdapat pada tubuh organisme tersebut akan dirombak menjadi komponen abiotic dan dikembalikan
lagi ke dalam lingkungan. Peredaran bahan abiotic dari lingkungan melalui komponen biotik dan
kembali lagi ke lingkungan dikenal sebagai siklus biogeokimia (Kusnadi, 2003).

VI. Kesimpulan

Isolasi jamur dapat dilaksanakan dengan menggunakan media PDA . jamur yang diisolasi
adalah jamur yang ada dalam roti, udara, dan tnah. Pada jamur yang ada di udara dideteksi bahwa
merupakan jamur rhizophus. Pada roti terdeteksi jamur rhizhopus, torula dan aspergilus. Pada tanah
terdeteksi jamur penicillium, clodosporrium, rhizhopus, dan fusarium.

Teknik isolasi jamur harus dilakukan secara aseptic agar tidak terkontaminasi mikroba. Dapat
juga digunakan antimikrobia pada media.

Pada praktikum kali ini yang akan dilakukan adalah mengisolasi bakteri dan kemudian melakukan
perhitungan bakteri. Di dalam praktikum hal yang paling utama harus dilakukan, yaitu melakukan
praktikum dengan fokus sehingga meminimalisir kesalahan yang akan terjadi di dalam praktikum.
Dalam praktikum ini mengharuskan kita untuk melakukan sterilisasi dan pastikan semua alat benar-
benar telah steril. Apabila meragukan alat tersebut telah disterilkan atau belum, sebaik dilakukan
sterilisasi ulang pada alat tersebut untuk memastikan alat tersebut telah steril. Kemudian disini
penggunaan media agar PCA, apabila media agar tidak membeku sempurna atau belum memenuhi
kriteria media agar yang bagus untuk media penumbuhan bakteri akan menyebabkan pada saat
setelah dikeluarkan dari dalam oven hasilnya bakteri yang ditanamkan tidak tumbuh atau hasilnya
akan gagal. Namun, perlu diperhatikan lagi pada saat larutan PCA telah dimasukkan ke dalam cawan
petri akan dilakukan pengerakkan cawan petri dengan membentuk angka 8. Pada saat itu lakukan
dengan perlahan saja tidak terlalu cepat juga tidak terlalu lambat, karena apabila terlalu cepat akan
menyebabkan struktur daripada media agar rusak. Apabila telah rusak dan sampai tidak dapat
membeku dengan sempurna akan sama halnya yang terjadi pada yang dari awal telah tidak dapat
membeku dengan sempurna dan hasilnya akan negatif atau gagal.

Setelah di inkubasi selama 24 jam diperoleh hasil pertumbuhan mikroba.Penggoresan media


yang benar dan baik akan terlihat hasil biakan bakteri murni pada satu titik koloni pada kuadran
empat, sedangakn pada praktikum ini media isolasi bakteri telah mengalami kesalahan pengoresan
sehingga tidak didapatkan biakan murni bakteri pada satu titik pada kuadran empat, melainkan
terdapat banyak titik biakan dan bakteri pada alur penggoresan, kesalahan penggoresan ini mungkin
terjadi pada saat jarum ose tidak didinginkan terlebih dahulu, sehingga penggoresan pada setiap
kuadaran penggoresan terlalu dalam dan tidak melemah sesuai dengan metode yang ada.

METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Ø Medium NA

Ø Sampel sebagai sumber mikroba

Ø Alat : cawan petri steril, tabung reaksi, jarum ose, lampu spiritus

B. Prosedur

1. Metode Tuang (pour plate)

Medium NA steril di siapkan (suhu 45 – 500 C)

Teteskan 1ml akuades steril ke dalam cawan petri steril kosong, usahakan tetesan di tengah cawan

Di masukkan satu ose bakteri (dari acara I medium NA makanan) ke dalam cawan petri, campurkan
dengan akuades yang telah diteteskan

Tuang medium NA ke dalam cawan, ratakan

Cawan petri di bungkus, di inkubasi selama 2 hari dalam posisi terbalik

2. Metode goresan (streak plate)

Medium NA steril di siapkan (suhu 45 – 500 C)

Medium di tuang ke dalam cawan petri steril, ratakan, biarkan dingin dan memadat

Goreskan 1 ose bakteri (dari acara I medium NAmakanan) pada agar dalam cawan petri, tutup cawan
di buka secukupnya
Goreskan dengan metode kua

Sterilkan jarum ose dengan cara di bakar dengan lampu spiritus setiap akan di gunakan

Cawan petri di bungkus, diinkubasi selama 2 hari

3. Agar Miring (slant culture)

Siapkan medium agar miring steril dalam tabung reaksi

Goreskan 1 ose bakteri dari kultur murni secara zig zag pada permukaan agar, di mulai dari ujung
tabung sampai akhir medium

Tabung reaksi di tutup dengan kapas atau plastik

Diinkubasi selama 2 hari

Siapkan medium agar tegak steril dlaam tabung reaksi

4. Agar Tegak (stab culture)

Tusukkan 1 ose bakteri ke dalam agar sepanjang kira kira ¾ bagian

Tabung reaksi di tutup dengan kapas atau plastik

Diinkubasi selama 2 hari

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Metode Tuang (Pour Plate)

Ukurann : pinpoint

Kecil

Moderate

Bentuk : Irrengular

Elevasi : Flat

Margin : Felamentous

Metode Goresan (Streak Plate)

Ukurann : Large

Small

Bentuk : Irrengular

Elevasi : Flat

Margin : Lobate
Agar Miring (Slant Culture)

Bentuk : Spreading

Kebutuhan Oksigen : Affuse

Agar Tegak (Slab Culture)

Bentuk : Echinulate

Kebutuhan Oksigen : Aerob

B. Pembahasan

Dalam praktikum isolasi bakteri, memerlukan lingkungan dan medium yang berisi zat hara
untuk pertumbuhan sel, sintesis sel, keperluan energi dalam metabolisme, dan pergerakan yang sesuai
dengan mikroorganisme. Medium biakan yang digunakan untuk menumbuhkan mikrobia dalam
bentuk padat, semi padat, dan cair. Yang digunakan dalam praktikum adalah medium padat yaitu
agar. Agar digunakan sebagai media karena tidak dapat diuraikan oleh mikroba. Media yang
digunakan dalam praktikum adalah NA karena yang akan di biakan adalah bakteri

1. Metode tuang (pour plate)

Metode tuang terdiri dari penginokulasian biakan murni dalam hal ini digunakan Bakteri dari
makanan yang sudah dibuat dalam acara 1 dengan medium NA dalam cawan petri. Mula mula
akuades dituang ditengah cawan, lalu diambil 1 ose bakteri (Bakteri dari makananyang sudah dibuat
dalam acara 1 dengan medium NA) dan dituangkan ditengah cawan juga. Selanjutnya media
yang digunakan yaitu NA pada suhu 45 oC. Cawan ini kemudian diputar untuk mencampur isinya dan
dibiarkan memadat. Setelah mengental, maka setelah diinkubasi selama 2 hari akan nampaklah koloni
yang tertanam pada agar tersebut. Inkubasi dilakukan dengan kondisi cawan terbalik untuk mencegah
air kondensasi jatuh di atas permukaan sehingga dapat terjadi penyebaran koloni (Waluyo,
2004). Tujannya adalah memisahkan sel-sel bakteri satu sama lain sehingga terbentuk menjadi koloni-
koloni yang terpisah dalam medium yang padat. Kemudian dapat diambil sel-sel dari satu koloni
utntuk mendapatkan biakan murni. Pada percobaan isolasi bakteri dengan menggunakan media NA ini
didapatkan bentuk koloni menyebar tidak teratur.

Bakteri yang dihasilkan berbentukirrengular yang ukurannya titik, ada juga yang kecil, dan juga
sedang jika dilihat dari atas, dengan elevasi flat, dan margins felamentous.

2. Metode goresan (streak plate)


Metode goresan terdiri dari penginokulasian biakan murni dalam hal ini digunakan Bakteri dari
makanan yang sudah dibuat dalam acara 1 dengan medium NA dalam cawan petri. Mula-mula
medium NA dengan suhu 45-500C dituangkan pada cawa petri steril, diratakan dengan cara memutar-
mutarkan cawan setelah itu biarkan hingga dingin dan memadat. Setelah medium NA padat, ambil 1
ose bakteri dari biakan murni pada acara 1 kemudian goreskan pada permukaan agar selama
menggores tutup cawan dibuka secukupnya. Cara menggoreskannya yaitu awalnya cawan dibagi
menjadi 4 bagian kemudian goreskan bakteri pada permukaan agar dengan dibuat zigzag
menyambung dari cawan bagian ke-1 sampai ke cawan bagian ke-4 tidak terputus. Pada bagian cawan
ke-4 goresan tidak boleh mengenai bagian yang pertama. Setelah diinkubasi selama 2 hari akan
terlihat koloni bakteri berkumpul pada goresan-goresan tersebut. Karena pada saat penggoresan yang
kurang baik, akhirnya bakteri menyebar ke semua bagian cawan.

Bakteri yang dihasilkan ada bermacam-macam ukuran ada yang large dan small, dengan bentuk
irregular, elevasi flat, dan margins lobate.

3. Agar miring (slant culture)

Metode ini hampir sama dengan streak plate, hanya saja metode slant culture ini (agar miring)
media NA disiapkan dalam tabung reaksi dengan keadaan miring. Satu koloni bakteri diambil dari
acara I (bakteri makanan medium NA) dengan menggunakan jarum ose (ujungnya berbentuk bulat)
dan digoreskan dengan arah zig-zag dimulai dari bawah tabung. Setelah itu diinkubasi selama 2 X 24
jam untuk melihat pertumbuhan bakteri. Dalam percobaan yang dilakukan ada pertumbuhan bakteri
yang terlihat di permukaan agar. Dimana data yang kami dapat berdasarkan bentuknya adalah
spreading. Dan kebutuhan oksigen affuse.

4. Agar tegak (stab culture)

Medium yang dibuat pada metode ini tidak memakai cawan petri steril akan tetapi menggunakan
tabung reaksi. Medium NA disiapkan dalam tabung reaksi, kemudian 1 ose koloni bakteri diambil
dari acara I (bakteri makanan medium NA) dan ditusukkan dengan menggunakan jarum ose yang
ujungnya runcing. Setelah itu tabung ditutup menggunakan kapas dan plastik dan diinkubasi selama 2
hari. Setelah 2 hari inkubasi terdapat pertumbuhan mikroba pada agar ditusukkan sebelumnya. Bakteri
yang tumbuh memiliki bentuk echinulate dan berdasarkan kebutuhan oksigennya yaitu affuse.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah mengikuti praktikum isolasi mikroba ini kami dapat mengetahui tahapan mikroba dari
berbagai cara. Cara isolasi bakteri yang dilakukan pada praktikum ini dengan metode tuang (pour plate),
metode goresan (streak plate), metode miring (slant culture), dan metode tegak (stab culture) yang
semuanya menggunakan medium NA dari acara 1. Pengertian dari Isolasi adalah mengambil
mikroorganisme yang terdapat di alam danmenumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Prinsip dari
isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari
campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan denganmenumbuhkannya dalam
media padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya.

Apa itu Isolasi Mikroba ?


Isolasi merupakan proses untuk memisahkan jenis jenis mikroba tertentu dari kumpulan mikroba lainnya,
sehingga diperoleh biakan yang benar-benar murni. Proses isolasi dilakukan pembuatan isolat tunggal dari
isolat campuran. Isolat tunggal atau biakan murni merupakan biakan yang asalnya dari pembelahan satu
sel (tunggal).

Metode apa saja yang digunakan pada isolasi?


Isolasi mikroba memiliki beberapa cara yaitu goresan (streak plate), tuang (pour plate), sebar (spread plate),
pengenceran (dilution plate), agar miring, agar tegak, dan micromanipulator.
Metode Apa yang sering digunakan dalam isolasi?
Metode yang sering digunakan yaitu sreak plate karena metode ini lebih menguntungkan jka ditinjau dari
sudut ekonomi dan waktu.

Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum digoreskan di permukaan
media agar nutrien dalam cawan petri dengan jarum pindah (lup inokulasi). Di antara garis-garis goresan
akan terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni (Volk, 1993).

Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk lempeng. Bila dilakukan dengan baik
teknik inilah yang paling praktis. Dalam pengerjaannya terkadang berbeda pada masing-masing
laboratorium tapi tujuannya sama yaitu untuk membuat goresan sebanyak mungkin pada lempeng medium
pembiakan. Ada beberapa teknik dalam metode goresan yaitu goresan T, goresan radian, goresan
quadran dan goresan langsung (zig-zag). Cara taburan/tuang (pour plate),metode cawan tuang merupakan
teknik lain yang dapat digunakan untuk mendapatkan koloni murni mikroorganisme (Volk, 1993).
Kelemahan metode ini adalah membutuhkan waktu dan bahan yang lama dan banyak, akan tetapi tidak
memerlukan keterampilan tinggi. Biakan campuran diencerkan dalam medium agar yang telah dicairkan
dan didinginkan yang kemudian di cawankan. cara sebar (spread plate), adalah suatu teknik di dalam
menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar dengan cara menuangkan stok kultur bakteri atau
menghapuskannya di atas media agar yang telah memadat, sedangkan pour plate kultur dicampurkan
ketika media masih cair (belom memadat). Kelebihan teknik ini adalah mikroorganisme yang tumbuh dapat
tersebar merata pada bagian permukaan agar. (Volk, 1993).

Faktor apa saja yang mempengaruhi Isolasi Mikroba?


Salah satu Faktor yang mempengaruhi isolasi mikroba yaitu Suhu, Suhu berperan penting dalam
mempengaruhi pertumbuhan mikroba. Suatu mikroorganisme tidak akan mampu bertahan pada suhu yang
tinggi, karena pada suhu yang terlalu tinggi protein dalam selnya akan mudah untuk terdenaturasi.
Mikroba juga dikelom-pokkan berdasarkan suhu pertumbuhannya seperti bakteri psikrofil, bakteri mesofil,
bakteri termofil, bakteri hipertermofil. Bakteri psikrofil yaitu bakteri yang hidup pada daerah suhu antara 0°–
30 °C, dengan suhu optimum 15 °C. Bakteri mesofil, yaitu bakteri yang hidup di daerah suhu antara 15° –
55 °C, dengan suhu optimum 25° – 40 °C. Bakteri termofil, yaitu bakteri yang dapat hidup di daerah suhu
tinggi antara 40° – 75 °C, dengan suhu optimum 50 – 65 °C. Bakteri hipertermofil, yaitu bakteri yang hidup
pada kisaran suhu 65 – 114 °C, dengan suhu optimum 88 °C. Lactobacillus casei termasuk dalam bakteri
mesofil, karena tumbuh baik pada suhu 25° – 40 °C. Hal ini sesuai dengan Pendapat diatas ditegaskan
oleh Najgebauer et al (2011) yang menyatakan bahwa Suhu optimum untuk pertumbuhan L. casei adalah
30-37⁰C, namun pada suhu 15⁰C L. casei masih dapat tumbuh.
Media yang digunakan pada Isolasi Mikroba
Media isolasi mikroba dapat dilakukan pada cawan petri dan tabung reaksi. Prinsip pada metode isolasi
pada agar cawan adalah mengencerkan mikroorganisme sehingga diperoleh individu spesies yang dapat
dipisahkan dari organisme lainnya. Setiap koloni yang terpisah yang tampak pada cawan tersebut setelah
inkubasi berasal dari satu sel tunggal. Terdapat beberapa cara dalam metode isolasi pada agar cawan,
yaitu metode gores kuadran dan metode agar cawan tuang. Metode gores kuadran, merupakan metode
yang dilakukan dengan baik akan menghasilkan isolasi mikro-organisme, dimana setiap koloni berasal dari
satu sel. Metode cawan tuang berbeda dengan metode gores kuadran, cawan tuang menggunakan
medium agar yang dicairkan dan didinginkan (50 C) yang kemudian dicawankan. Pengenceran tetap perlu
0

dilakukan sehingga pada cawan yang terakhir mengandung koloni-koloni yang terpisah diatas permukaan
atau di dalam cawan. Media saat isolasi pada tabung reaksi dilakukan teknik agar tegak dan agar miring.
Agar miring adalah media agar pada tabung reaksi yang diletakkan miring pada waktu pendinginan. Agar
miring ini merupakan salah satu cara yang mudah untuk kulturisasi mikroba menggunakan ose bundar saat
melakukan teknik goresan sedangkan agar tegak adalah media agar dalam tabung reaksi yang diletakkan
tegak pada waktu pendinginan, digunakan untuk menstimulir pertumbuhan mikroba dalam keadaan
kekurangan oksigen yang menggunakan ose jarum dengan cara ditusuk. Keuntungan media agar miring ini
adalah luas permukaan yang kecil sehingga peluang kontaminasi rendah dan dapat memperluas bidang
untuk digunakan strain murni (indukan murni). Sedangkan kerugiannya hanya memuat sedikit
mikroorganisme. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Winarni (1997) yang menyatakan bahwa
pembuatan agar miring digunakan untuk menumbuhkan atau menyimpan biakan murni dengan
menggunakan cara gores. Sedangkan Agar tegak Tabung yang berisi agar dibiarkan tegak hingga beku.
Agar tegak ini digunakan untuk membiakkan bakteri dengan cara tusuk.
Contoh dari hasil isolasi pada salah satu produk minuman Yakult yang dihasilkan melalui proses
fermentasi. Mikroba yang ada pada yakult yaitu lactobacillus casei. Lactobacillus casei adalah bakteri Gram-
positif, anaerob, tidak memiliki alat gerak, tidak menghasilkan spora, berbentuk batang dan menjadi salah satu bakteri
yang berperan penting dalam pencernaan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Holt et al. (1994). Lactobacillus
caseimerupakan bakteri asam laktat yang mempunya ciri – ciri koloni yaitu bentuk selnya batang, biasanya
membentuk rantai panjang tetapi terkadang berbentuk bulat, umumnya dalam rantai-rantai pendek;
elevasinya Convex, sedikit transparan dan tidak berpigmen, biasanya tidak bergerak, serta merupakan
bakteri gram positif.

11

untuk mengguna
kan inokulan terl
alu banyak sehin
gga menyulitkan
pemisahansel-sel
yang digores.Kes
alahan-kesalahan
yang umum dilak
ukan dalam meto
de ini antara lain
:(1)
Tidak memanfaat
kan permukaan
medium untuk di
gores sehingga p
engenceran kura
ngoptimal.(2)
Penggunaan inok
ulum yang terlala
u banyak sehingg
a menyulitkan pe
misahan selwakt
u digores. b)
Metode Cawan T
uang (
Pour Plate
)Metode cawan t
uang merupakan
teknik lain yang d
apat digunakan u
ntukmendapatka
n koloni murni mi
kroorganisme. Ke
lemahan metode
ini adalahmembu
tuhkan waktu da
n bahan yang lam
a dan banyak, ak
an tetapi tidakme
merlukan ketera
mpilan tinggi. Bia
kan campuran di
encerkan dalam
mediumagar yan
g telah dicairkan
dan didinginkan y
ang kemudian di
cawankan. Karen
akonsentrasi sel-
sel mikroba di dal
am eksperimen p
ada umumnya tid
ak diketahuisebel
umnya, maka pe
ngenceran perlu
dilakukan bebera
pa tahap sehingg
asekurang-
kurangnya satu di
antara cawan-
cawan tersebut
mengandung kol
oni-koloni terpisa
h baik di atas per
mukaan maupun
di dalam agar. M
etode inimembor
oskan waktu dan
bahan namun tid
ak memerlukan k
eterampilan yang
terlalu tinggi.
12

c)

Metode Isolasi M
edium CairCara in
i pertama kali dil
akukan oleh Liste
r pada tahun 186
5. Lister berhasil
menerima murni
Streptococcus la
ctis
yang diisolasi dar
i susu yang sudah
masam. Caranya
adalah dengan m
engencerkan suat
u suspensi kemu
diandiencerkan d
alam suatu tabun
g tersendiri. Dari
pengenceran ini k
emudian diambil
1 ml untuk dienc
erkan lagi, kalau
perlu dari encera
n yang kedua ini
diambil 1 mluntu
k diencerkan lebi
h lanjut.Metode i
solasi pada medi
um cair dilakukan
bilamikroorganis
me tidak dapat tu
mbuh pada agar
cawan (medium
padat), tetapihan
ya dapat tumbuh
pada kultur cair.
Metode ini juga p
erlu dilakukan pe
ngenceran denga
n beberapa serial
pengenceran. Se
makin tinggi peng
enceran peluang
untuk mendapatk
an satu sel semak
in besar.
13

d)

Metode Isolasi Se
l TunggalMetode
isolasi sel tunggal
dilakukan untuk
mengisolasi selmi
kroorganisme ber
ukuran besar yan
g tidak dapat diis
olasi dengan met
ode agarcawan/
medium cair. Sel
mikroorganisme
dilihat dengan m
enggunakan perb
esaransekitar 100
kali. Kemudian se
l tersebut dipisah
kan dengan men
ggunakan pipetka
piler yang sangat
halus ataupun
micromanipulato
r
, yang dilakukan s
ecaraaseptis.2.2.
3

Faktor Dalam Me
lakukan IsolasiBe
berapa faktor yan
g perlu diperhatik
an dalam melaku
kan isolasimikrob
ayaitu:1.
Sifat setiap jenis
mikroba yang aka
n diisolasi.2.

Tempat hidup ata


u asal mikroba te
rsebut.3.
Media tumbuh (n
utrisi,suhu, pH, k
etersediaan Oksi
gen). 4.

Cara memelihara
agar mikroba yan
g telah diisolasi t
etap merupakank
ulturmurni.
2.3 Identifikasi M
ikroba
Tahap akhir dari
upaya mengiden
tifikasi mikroba a
dalah melakukan
prosesidentifikasi
terhadap mikrob
a yang sudah ber
hasil diisolasi. Pro
sesidentifikasida
pat dilakukan ber
dasarkan bentuk
morfologis dan a
ktivitas mikrobaa
taumenggunakan
buku identifikasi.
Berdasarkan bent
uk morfologis, id
entifikasi mikrob
a dapat dilakukan
terhadap bentuk
sel mikroba, bent
uk koloni atau ta
mpak samping m
aupun tampakata
s darikoloni mikr
oba. Berdasarkan
aktivitas mikroba,
identifikasi dapat
dilakukan berdas
arkan pergerakan
mikroba, reaksi s
pesifik dan produ
k metabolityangd
ihasilkan. Penggu
naan buku identi
fikasi merupakan
tahap akhiridenti
fikasimikroba.
14

2.3.1 Pengertian I
dentifikasiIdentifi
kasimerupakan p
roses dalam suat
u penelitian atau
pengamatanuntu
k menemtukan id
entitas suatu obj
ek dengan cara m
embanding-
bandingkanantar
a objek yang di a
mati dengan litel
atur yang sudah a
da sebelumnya.Id
entifikasi mikrob
a dapat dilakukan
berdasarkan infro
masi dari buku id
entifikasi, berdas
arkan sifat fisik, k
imiawi atau biolo
gis. Berdasarkan
metode tersebut,
dapatdiketahui Je
nis dan sifat dari
mikroba yang ber
sangkutan.2.3.2
Metode Untuk M
engidentifikasi M
ikrobaDalam men
gidentifikasi mikr
oba dapat dilaku
kan dengan berb
agai carametode,
diantaranya seba
gai berikut :
a)

Morfologi Makr
oskopi
Dilakukan denga
n mengamati kar
akteristik dari pol
a pertumbuhanm
ikroorganisme pa
da media bua

Anda mungkin juga menyukai