Definisi Jamur
2. Antijamur
4. Klasifikasi Jamur
Kingdom fungi dibagi menjadi lima divisi yang berbeda dalam hal
struktur hifa dan struktur penghasil spora. Keempat divisi tersebut adalah :
a. Divisi Zygomycota
b. Divisi Ascomycota
c. Divisi Basidiomycota
d. Divisi Deuteromycota
Berikut penjelasannya :
a. Divisi Zygomycota
Anggota Zygomycetes memiliki hifa yang tidak bersekat dan
memiliki banyak inti disebut hifa senositik. Kebanyakan kelompok ini
saprofit. Berkembang biak secara aseksual dengan spora, dan secara
seksual dengan zigospora. Ketika sporangium pecah, sporangiospora
tersebar, dan jika jatuh pada medium yang cocok akan tumbuh menjadi
individu baru. Hifa yang senositik akan berkonjugasi dengan hifa lain
membentuk zigospora (Moore-Landecker, 1982).
Contoh :
Rhizophus stolonifer, Tumbuh pada roti
Rhizophus oryzae, Jamur tempe
Rhizophus nigricans, Menghasilkan asam fumarat
Mucor mucedo, Saprofit pada kotoran ternak dan makanan.
b. Divisi Ascomycota
Golongan jamur ini memiliki ciri dengan spora yang terdapat di
dalam kantung yang disebut askus. Askus adalah sel yang membesar yang
didalamnya terdapat spora yang disebut askospora. Setiap askus biasanya
memiliki 2-8 askospora. Kelompok ini memiliki 2 stadium
perkembangbiakan yaitu stadium konidium (aseksual) dan stadium askus
(seksual). Sebagian besar Ascomycota bersifat mikroskopis dan hanya
sebagian kecil bersifat makroskopis yang memiliki tubuh buah (Moore-
Landecker, 1982).
Contoh:
Sacharomyces cereviceae (ragi/khamir), untuk pembuatan roti sehingga
roti dapat mengembang, dan mengubah glukosa menjadi alkohol (pada
pembuatan tape).
Penicilium
Penicillium chrysogenum, untuk pembuatan antibiotik penisilin.
Penicillium notatum, untuk pembuatan antibiotik penisilin.
Penicillium notatum, untuk menambah cita rasa (pembuatan keju)
Penicillium camemberti, untuk menambah cita rasa (pembuatan keju)
Aspergilus
Aspergillus wentii, untuk Pembuatan kecap dan Tauco
Aspergillus niger, untuk Menghilangkan O2 pada sari buah
c. Divisi Basidiomycota
Kebanyakan anggota Basidiomycota adalah jamur payung dan
cendawan. Basidiomycota mempunyai hifa yang bersekat, fase seksualnya
dengan pembentukan basidiospora yang terbentuk pada basidium
sedangkan fase aseksualnya ditandai dengan pembentukan konidium.
Konidium maupun basidiospora pada kondisi yang sesuai dapat tumbuh
dengan membentuk hifa bersekat melintang yang berinti satu
(monokariotik). Selanjutnya, hifa akan tumbuh membentuk miselium
(Campbell et al., 2003).
Contoh :
Volvariela volvacea (jamur merang)
Auricularia polytricha (jamur kuping)
Pleurotus sp (jamur tiram)
Polyporus giganteus (jamur papan)
Amanita phaloides hidup pada kotoran ternak dan menghasilkan racun
yang mematikan.
Puccinia graminis (jamur karat) parasit pada tumbuhan graminae
(jagung)
Ustilago maydis parasit pada tanaman jagung
Ganoderma aplanatum (jamur kayu)
Jamur Shitake
d. Divisi Deuteromycota
Beberapa jamur yang belum diketahui alat reproduksi generatifnya
dimasukkan ke dalam Deuteromycota. Kelompok jamur ini juga sering
disebut sebagai jamur tidak sempurna atau the imperfect fungi. Jamur ini
tidak mengalami reproduksi seksual atau mereka menunjukkan tahap
aseksual (anamorph) dari jamur yang memiliki tahap seksual
(teleomorph). Jamur ini menyerupai Ascomycota (septanya sederhana).
Jadi, kelompok ini bisa dikatakan sebagai “keranjang sampah”, tempat
sementara untuk menampung jenis-jenis jamur yang belum jelas statusnya.
Apabila pada penelitian berikutnya ditemukan cara reproduksi seksualnya,
maka suatu jenis jamur anggota Deuteromycota akan bisa dikelompokkan
ke dalam Divisi Ascomycota atau Divisi Basidiomycota. Contohnya
adalah Neurospora crassa yang saat ini dimasukkan ke dalam kelompok
Ascomycota.
a. Ciri-ciri Deuteromycota
Hifa bersekat, tubuh berukuran mikroskopis
Bersifat parasit pada ternak dan ada yang hidup saprofit pada sampah
Reproduksi aseksual dengan konidium dan seksual belum diketahui.
Banyak yang bersifat merusak atau menyebabkan penyakit pada
hewan-hewan
ternak, manusia, dan tanaman budidaya
b. Contoh Deuteromycota
Epidermophyton floocosum, menyebabkan kutu air.
Epidermophyton, Microsporum, penyebab penyakit kurap.
Melazasia fur-fur, penyebab panu.
Altenaria Sp. hidup pada tanaman kentang.
Fusarium, hidup pada tanaman tomat.
Trychophyton tonsurans, menimbulkan ketombe di kepala
5. Peranan Jamur (Fungi)
Peranan jamur ada yang menguntungkan dan merugikan bagi
kehidupan manusia. Macam-macam peranan jamur adalah sebagai berikut
a. Peranan Jamur yang Menguntungkan
Rhizopus stolonifer, digunakan untuk membuat tempe
Aspergillus oryzae, digunakan untuk mengempukkan adonan
Saccharomyces cerevisiae, digunakan untuk membuat tape, roti, bir,
dan minuman sake.
Neurospora crassa, digunakan untuk membuat oncom
Trichoderma sp, digunakan untuk menghasilkan enzim selulase
Rhizopus nigricans, digunakan untuk menghasilkan asam fumarat
Ganaoderma lucidum, digunakan sebagia bahan obat
b. Peranan Jamur yang Merugikan
Aspergillus fumigatus, Kanker pada paru-paru burung
Candinda albicans, infeksi pada vagina
Ustilago maydis, parasit pada tanaman jagung dan tembakau
Microsporum sp, dan Trichophyton sp, menyebabkan kurap atau panu
Epidermophyton floccosum, menyebabkan penyakit pada kaki atlet
Aspergillus flavus, penghasil aflatoksi, penyebab kanker pada manusia
Amanita phalloides, mengandung balin yang menyebabkan kematian
bagi yang memakannya (Moore-Landecker, 1982).
Daftar Pustaka
Suarnadwipa, N. dan W. Hendra. 2008. Pengeringan jamur dengan dehumifier.
Jurnal Ilmiah Teknik Mesin CAKRAM. Vol 2. No 1. Juni 2008.
Handajani, N.S, dan R. Setyaningsih. 2006. Identifikasi Jamur dan Deteksi
Aflatoksin B1 terhadap Petis Udang Komersial. Biodiversitas.
Pelczar. J. Michael dan Chan E.C.S. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. Universitas
Indonesia : Jakarta.
Jawetz, E., Melnick, J.L. & Adelberg, E.A. 2005. Mikrobiologi Kedokteran,
diterjemahkan oleh Mudihardi, E., Kuntaman, Wasito, E. B., Mertaniasih,
N. M., Harsono, S., Alimsardjono, L., Edisi XXII. Penerbit Salemba
Medika, Jakarta.
Mozer, H. 2015. Uji Aktivitas Antifungi Ekstrak Etanol 96% Kulit Batang Kayu
Jawa (Lannea coromandelica) Terhadap Aspergillus niger, Candida
Albicans, dan Trichophyton rubrum. Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Moore-Landecker, E. 1982. Fundamentals of The Fungi, Second Edition.
Prentice-Hall, Inc. New Jersey.
Campbell, N.A, J.B. Reece and L.G. Mitchell. 2003. Biologi. Alih Bahasa : L.
Rahayu, E.I.M Adil, N Anita, Andri, W.F Wibowo, W. Manalu. Penerbit
Erlangga. Jakarta.