MAKALAH
Disusun oleh:
A. FUNGI
1. Definisi
Fungi dalam bahasa latin juga berart jamur (Gandjar, Sjamsuridzal, &
Oetari, 2009). Fungi sudah lama dikenal oleh manusia, bahkan sudah
dimanfaatkan sebagai penyedap pangan, sebagai obat, atau untuk fermentasi.
Di alam fungi dapat dilihat dan dikenal dengan mudah di tempat-tempat yang
lembab, misalnya substrat serasah atau pada buah-buah yang mulai
membususk, atau pada batang tumbuhan. Umumnya bentuk yang terlihat
adalah bagian dari koloni suatu fungi, yaitu berupa benang-benang putih halus
yang membentuk suatu jal, atau berupa bercak-bercak dengan warna yang
cerah. Pada tempat yang tertutup dan kurang terkena sinar matahari, fungi
juga dapat ditemukan apabila tercium bau apek atau bau alkohol atau bau
harum senhyawa ester yang merupakan hasil metabolisme dari fungi.
2. Ciri-ciri Fungi
a. Eukariotik
b. Tidak memiliki klorofil
c. Tumbuh sebagai hifa atau sebagai khamir
d. Memiliki dinding sel yang mengandung kitin
e. Bersifat heterotrof
f. Menyerap nutrien melalui dinding sel dan mengekskresikan enzim-enzim
ekstraselular ke lingkungan
g. Menghasilkan spora atau kandida
h. Melakukan reproduksi seksual dan/atau aseksual
3. Jenis-jenis Fungi
a. Ascomycota
Menurut Hawksworth et al (Gandjar et al., 2009), kelompok ini
merupakan kelompok terbesar yang meliputi 3.250 genera dan mencakup
32.250 spesies, kelompok ini sebagian besar adalah mikrofungi.
b. Deuteromycota
Kelompok ini disebut juga dengan fungi anamorf, fungi
imperfekti, fungi kanidial, fungi mitospori, atau fungi aseksual dan
mencakup 2.600 genera dan 15.000 spesies.
Deiteromycota bukan merupakan kategori taksonomi formal.
Kapang-kapang tersebut bukan merupakan suatu unit monofiletik, tetapi
merupakan fungi yang kehilangan fase seksulanya (Gandjar et al., 2009).
c. Basidiomycota
Kelompok ini meliputi 1.400 genera dan 22.250 spesies. Sebagian
besar adalah Basidiomycota mikroskopis. Sebagian besar makrofungi
yang kita kenal adalah Basidiomycota (Gandjar et al., 2009).
d. Zygomycota
Kelompok ini mencakup 56 genera dan kurang lebih 300 spesies,
kelompok ini tidak mempunyai septa dalam hifanya (Gandjar et al., 2009).
e. Chytridiomycota
Kelompok ini mencakup 112 genera dan 793 spesies, kelompok
tersebut dikenal sebagai fungi akuatik.
Dalam penelitian Hausufa and Rusea (2018) terdapat beberapa
fungi patogen pada beberapa varietas jagung, diantarany yaitu Genus
Aspergilus sp dan Genus Fusarium sp. Berdasarkan hasil identifikasi
secara mikroskopis dalam penelitian Hausufa and Rusea (2018), terdapat
beberapa jenis cendawan yang menginfeksi benih jagung antara lain:
Aspergillus, sp1, Aspergillus sp2, Aspetgillus sp3 Cendawan Aspergillus
sp memiliki ciri-ciri warna koloni hitam kemerah-merahan, dengan tepian
rata, hifa bersepta, hyaline dan lebar. Konidiofornya tegak, panjang dan
terbentuk secara bebas.
Genus Fusarium sp memiliki ciri-ciri warna koloni berwarna
hitam kemerah-merahan struktur tubuh berupa miselium bercabang, hialin
dan bersekat (septat). Ciri konidia berbentuk oval, terdiri dari 3 sampai 4
sekat, berwarna hialin, bagian tengahnya membesar, kedua ujung konidia
meruncing seperti bulan sabit. Fusarium Sp. dapat mengakibatkan warna
benih berubah, perkecambahan terhambat, dan dapat menyebabkan
penyakit di persemaian atau pada tanaman dewasa di lapangan. Selama
biji atau benih dalam penyimpanan, aktivitas fungin tersebut terhenti
(istirahat) karena syarat untuk pertumbuhannya tidak terpenuhi (Rahayu,
1999; Hausufa dan Rusae, 2017). Fungin Fusarium sp adalah salah satu
jenis fungin gudang yang banyak menginfeksi benih pada waktu
penyimpanan (Justice & Bass, 2002; Hausufa dan Rusae, 2017).
4. Morfologi Fungi
Badan vegetatif fungi terdiri dari filamen-filamen yang disebut thallus,
yang pada dasarnya tersusun atas dua bagian yaitu miselium dan spora.
Miselium adalah kumpulan dari beberapa filamen yang disebut dengan hifa.
Bagian paling penting dari fungi yaitu hifa. Hifa berfungsi sebagai penyerap
nutrien dari lingkungan serta membentuk struktur untuk reproduksi. Hifa
memiliki bentuk seperti tabung yang menyerupai suntai benang panjang. Hifa
terbentuk dari pertumbuhan spora atau konidia. Hifa yang sudah mampu
bereprosuksi mempunyai ukuran tebal sekitar 100 – 150 mikro meter. Hifa
dewasa mempuyai tambahan bahan pada dinding selnya, yaitu melanin dan
lipid.
Gambar Struktur tubuh Jamur
a. Definisi
Tinea pedis disebut juga Athlete's foot = "Ring worm of the foot".
Penyakit ini sering menyerang orang-orang dewasa yang banyak bekerja di
tempat basah seperti tukang cuci, pekerja-pekerja di sawah atau orang-orang
yang setiap hari harus memakai sepatu yang tertutup seperti anggota tentara.
Keluhan subjektif bervariasi mulai dari tanpa keluhan sampai rasa gatal yang
hebat dan nyeri bila ada infeksi sekunder.
Ada 3 bentuk Tinea pedis
1) Bentuk intertriginosa keluhan yang tampak berupa maserasi, skuamasi
serta erosi, di celah-celah jari terutama jari IV dan jari V. Hal ini terjadi
disebabkan kelembaban di celah-ceIah jari tersebut membuat jamur-jamur
hidup lebih subur. Bila menahun dapat terjadi fisura yang nyeri bila kena
sentuh. Bila terjadi infeksi dapat menimbulkan selulitis atau erisipelas
disertai gejala-gejala umum.
B. ALGAE
1. Definisi
Algae memiliki habitat mulai dari perairan, baik air tawar maupun air
laut, sampai dengan daratan yang lembab atau basah, Algae yang hidup di air
ada yang bergerak aktif ada yang tidak (Tjitrosoepomo, 2003; Lukitasari el al,
2015), dengan pertumbuhan dan reproduksi yang dipengaruhi kandungan
nutrien dalam perairan (Lukitasari el al, 2015). Kebutuhan kandungan dan
jenis nutrien Algae sangat tergantung pada kelas atau jenisnya pada habitat
tersebut. Nutrien yang paling penting untuk pertumbuhan Algae antara lain
adalah nitrogen dan fosfor (Tubalawony, 2007).
2. Ciri-ciri Algae
a. Bersel eukariotik (sudah mempunyai membrane sel yang sesungguhnya)
b. Uniseluler (bersel satu) dan multiseluler (bersel banyak)
c. Berhabitat di lingkungan air (air laut dan air tawar)
d. Autotrof (dapat menghasilkan makanan sendiri, karena memiliki klorofil).
e. Bereproduksi secara vegetative (aseksual) dan generative (seksual)
3. Klasifikasi Algae
Alga yang hidup melayang-layang di permukaan air disebut neuston,
sedangkan yang hidup di dasar perairan disebut bersifat bentik. Alga yang
bersifat bentik digolongkan menjadi :
a. Epilitik (hidup di atas batu)
b. Epipalik (melekat pada lumpur atau pasir)
c. Epipitik (melekat pada tanaman)
d. Epizoik (melekat pada hewan).
Berdasarkan habitatnva di perairan, alga dibedakan atas :
a. Alga subaerial, yaitu alga yang hidup di daerah permukaan
b. Alga intertidal, yaitu alga yang secara periodik muncul di permukaan
karena naik turunnya air akibat pasang surut
c. Alga sublitoral, yaitu alga yang hidup di bawah permukaan air
d. Alga edafik, yaitu alga yang hidup di dalam tanah.
Beberapa jenis alga dapat bersimbiosis dengan organisme lainnya.
Misalnya, Chlorella sp. hidup bersama Paramecium, Hydra, atau Mollusca;
alga Platymonas sp. hidup bersama cacing pipih Convoluta roscoffensis.
Alga memiliki pigmen hijau daun yang disebut klorofil sehingga dapat
melakukan fotosintesis. Selain itu, alga juga memiliki pigmen lain yang
dominan. Berdasarkan dominansi pigmennya, alga dapat dibedakan menjadi
alga biru hijau, alga keemasan, dan alga hijau (Ii & Pustaka, n.d.).
1. Cyanobacteria (alga biru hijau)
Cyanobacteria atau alga biru hijau adalah kelompok alga yang
paling primitif dan memiliki sifat-sifat bakterial dan alga. Kelompok ini
adalah organisme prokariotik yang tidak memiliki struktur-struktur sel
seperti yang ada pada alga lainnya, contohnya nukleus dan chloroplast.
Mereka hanya memiliki chlorophil a, namun mereka juga memiliki variasi
phycobilin seperti halnya carotenoid. Pigmen-pigmen ini memiliki
beragam variasi sehingga warnanya bisa bermacam-macam dari mulai
hijau sampai ungu bahkan merah.Alga biru hijau tidak pernah memiliki
flagella, namun beberapa filamen membuat mereka bergerak ketika
berhubungan dengan permukaan. Unicell, koloni, dan filamen-filamen
cyanobacteria adalah kelompok yang umum dalam budidaya, baik sebagai
makan maupun sebagai organisme pengganggu.
Gambar: Contoh Alga Biru Hijau
2. Chlorophyta (alga hijau)
Alga hijau adalah kelompok alga yang paling maju dan memiliki
banyak sifat-sifat tanaman tingkat tinggi. Kelompok ini adalah organisme
prokariotik dan memiliki struktur-struktur sel khusus yang dimiliki
sebagaian besar alga. Mereka memiliki kloroplast, DNA–nya berada
dalam sebuah nukleus, dan beberapa jenisnya memiliki flagella. Dinding
sel alga hijau sebagaian besar berupa sellulosa, meskipun ada beberapa
yang tidak mempunyai dinding sel. Mereka mempunyai klorophil a dan
beberapa karotenoid, dan biasanya mereka berwarna hijau rumput. Pada
saat kondisi budidaya menjadi padat dan cahaya terbatas, sel akan
memproduksi lebih banyak klorophil dan menjadi hijau gelap.
Kebanyakan alga hijau menyimpan zat tepung sebagai cadangan makanan
meskipun ada diantaranya menyimpan minyak atau lemak. Pada umumnya
unicel merupakan sumber makanan dalam budidaya dan filamen-
filamennya merupakan organisme pengganggu. Jenis-jenis alga hijau
adalah :
a. Tetraselmis
Hidup di air tawar dan air laut, berupa organisme hijau motil,
lebar 9-10mm, panjang 12-14 mm, dengan empat flagella yang
tumbuh dari sebuah alur pada bagian belakang anterior sel. Sel-selnya
bergerak dengan cepat di air dan tampak bergoncang pada saat
berenang. Ada empat cuping yang memanjang dan memiliki sebuah
titik mata yang kemerah-merahan. Pyramimonas adalah organisme
yang berkaitan dekat dengan alga hijau dan memiliki penampakan
serta sifat berenang yang identik dengan tetraselmis. Kedua organisme
ini adalah sumber makan yang populer untuk mengkultur rotifer,
kerang, dan larva udang.
Gambar: Tetraselmis
b. Chlamydomonas
Hidup di air tawar dan air laut, berwarna hijau dan motil, lebar
6,5-11 mm, panjang 7,5-14 mm, dengan dua flagella yang tumbuh
didekat sebuah benjolan pada bagian belakang sel. Sel-selnya bergerak
dengan cepat di air dan tampak bergoncang pada saat berenang. Selnya
berbentuk spiral sampai memanjang dan biasanya memiliki sebuah
titik mata merah. Pada saat sel betina terbentuk, sel induk akan
kehilangan flagellanya dan mengeluarkan sebuah kantong transparant
disekitar tubuhnya. Sel induk akan terbelah, dan membentuk 2-8 sel
anak betina. Organisme ini digunakan sebagai pakan untuk rotifer.
Gambar: Chlamydomonas
c. Chlorella
Hidup di air tawar dan air laut, berwarna hijau dan tidak motil
serta tidak memiliki flagella. Selnya berbentuk bola berukuran sedang
dengan diameter 2-10 mm, tergantung spesiesnya, dengan chloroplast
berbentuk cangkir. Selnya bereproduksi dengan membentuk dua
sampai delapan sel anak didalam sel induk.
Gambar: Chlorella
d. Scenedesmus
Hidup di air tawar, berwarna hijau dan tidak motil dan
biasanya tersusun atas 4 sel. Hidup berkoloni, berukuran lebar 12-14
mm, dan panjang 15-20 mm. Selnya berbentuk elips hingga lanceolate
(panjang dan ramping), beberapa spesies memiliki duri atau tanduk.
Setiap sel menghasilkan sebuah koloni bersel 4 setiap bereproduksi.
Seringnya bersifat sebagai pengganggu. Organisme ini tidak umum
Gambar: Selenastrum