Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN RUMATAN

METADON
EPIDEMIOLOGI KHUSUS

ROMBEL PEMINATAN EPIDEMIOLOGI


LATAR BELAKANG
Pada saat ini endemik HIV/AIDS terjadi pada pengguna obat suntikan
(IDU). Survei Nasional Perkembangan Penyalahgunaan Narkoba (2013)
menyatakan bahwa jumlah pecandu narkoba jenis suntik (Injectin Drugs
User (IDU) sebanyak 70,762 ribu merupakan penyumbang AIDS terbesar
kedua di Indonesia setelah heteroseksual.
Survey pendahuluan pada tanggal 19 Juni 2015 di Kota Semarang
menunjukan jumlah pecandu narkoba yang relative tinggi. Tercatat ada
sebanyak 743 orang pecandu narkoba di Jawa Tengah. Secara spesifik
juga menunjukan data estimasi tingginya jumlah pemakai narkoba suntik
(IDU) di Semarang yaitu sebanyak 314 orang.

2
Badan Kesehatan Dunia (WHO) bekerjasama dengan pemerintah Indonesia (Depkes)
mengadakan pilot project dalam upaya pengurangan dampak buruk pendekatan harm
reduction berupa Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM) untuk substitusi heroin
dengan menggunakan metadon pada 2 rumah sakit yaitu RSKO dan RSUP guna
mengurangi laju epidemi HIV, yaitu dengan mengalihkan pengguna jarum suntik menjadi
oral atau diminum.
Puskesmas Poncol sebagai Puskesmas satu-satunya di Kota Semarang yang ditunjuk
oleh pemerintah untuk melaksanakan Pelayan PTRM bersama Rumah Sakit dr. Karyadi
Semarang dan pertama kali di buka pada 1 Oktober 2010. Program ini merupakan
program jangka panjang dengan dosis individual.

3
Tercatat sejak pertama kali Puskesmas Poncol membuka program tersebut pada tahun
2010 terdapat 50 pengguna PTRM. Saat ini pengguna PTRM tersisa 11 orang, dengan
rincian 2 orang telah meninggal, belum ada pasien yang sembuh dan 36 pengguna PTRM
yang lain dinyatakan keluar (drop out). Para pengguna PTRM yang drop out tersebut tidak
dinyatakan sembuh, akan tetapi keluar dengan alasan dan keterangan yang tidak di
ketahui oleh Petugas PTRM.
PTRM merupakan kunci strategis pencegahan HIV/AIDS pada pengguna narkoba jarum
suntik. Akan tetapi pada pelaksanaanya sejak 2010, Puskesmas Poncol kehilangan
sebagian besar pengguna PTRM aktif.

4
Rumusan Masalah
Tujuan
Bagaimana gambaran pelaksanaan
penanggulangan NAPZA Untuk mengetahui gambaran
menggunakan terapi rumatan pelaksanaan penanggulangan NAPZA
Metadona di Puskesmas Poncol, Kota menggunakan terapi rumatan Metadon
Semarang? di Puskesmas Poncol, Kota Semarang.

5
MANFAAT

Bagi Akademis Bagi Tempat Observasi

Secara akademis observasi ini berguna Hasil laporan observasi ini dapat
untuk bahan pertimbangan atau digunakan sebagai bahan masukan bagi
referensi dalam rangkaian lembaga tersebut, khususnya tentang
mengembangkan konsep-konsep, teori- peningkatan kualitas korban
teori, terutama model pemecahan penyalahgunaan NAPZA dengan motode
masalah program terapi rumatan terapi rumatan metadon agar dapat lebih
metadon pada pecandu narkoba. meningkatkan sosial bagi korban
penyalahgunaan NAPZA.

6
TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian NAPZA
NAPZA adalah singkatan dari narkotika, psikotropika, dan bahan
adiktif lainnya, meliputi zat alami atau sintetis yang bila dikonsumsi
menimbulkan perubahan fungsi fisik dan psikis, serta menimbulkan
ketergantungan (BNN, 2009).
Istilah NAPZA yang populer dikenal masyarakat adalah Narkoba
(Narkotika dan Obat Berbahaya). Istilah ini sangat populer di
masyarakat termasuk media massa dan aparat penegak hukum
yang sebetulnya mempunyai makna yang sama dengan NAPZA.

7
Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA

Primer/Pencegahan Dini
Melakukan intervensi agar individu, kelompok, dan masyarakat waspada
serta memiliki ketahanan agar tidak menggunakan NAPZA.

Sekunder
Dilakukan pengobatan agar mereka tidak menggunakan NAPZA lagi.

Tersier
Menjaga agar tidak kambuh lagi dengan melakukan pendampingan yang
dapat membantunya untuk mengatasi masalah perilaku adiksinya,
detoksifikasi, maupun dengan melakukan rehabilitasi kembali.
8
Terapi dan Rehabilitasi
Rehabilitasi NAPZA adalah rehabilitasi yang meliputi pembinaan
fisik,mental, sosial, pelatihan keterampilan dan resosialisasi serta
pembinaan lanjut bagi para mantan pengguna NAPZA agar mampu
berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat. Rehabilitasi NAPZA
merupakan suatu bentuk terapi dimana klien dengan ketergantungan
NAPZA ditempatkan dalam suatu institusi tertutup selama beberapa
waktu untuk mengedukasi pengguna yang berusaha untuk mengubah
perilakunya, mampu mengantisipasi dan mengatasi masalah relaps
(kambuh)
9
Tujuan Terapi dan Rehabilitasi

Abstinensia/menghentikan penggunaan
Tujuan ini tergolong sangat ideal,namun banyak yang tidak mampu untuk mencapai
tujuan ini, terutama kalau ia baru menggunakan NAPZA pada fase-fase awal.

Pengurangan frekuensi dan keparahan relaps


Pelatihan relapse prevention programe, program terapi kognitif, opiate antagonist
maintenance therapy dengan naltreson merupakan beberapa alternatif untuk
mencegah relaps.
Memperbaiki fungsi psikologi & fungsi adaptasi sosial
Terapi rumatan (maintence) metadon merupakan pilihan untuk mencapai
sasaran terapi golongan ini.

10
Berdasarkan KEPMENKES No.996/MENKES/SK/VIII/2002, pelayanan
rehabilitasi meliputi:

Pelayanan Medik Meliputi detoksifikasi dan terapi


maintenance (rumatan)

Terapi Psikososial Dapat dilakukan dengan pendekatan non-


medis, misalnya sosial, agama, spiritual, dll.

Rujukan Pasien dengan komplikasi medis fisik dirujuk ke Rumah


Sakit Umum. Pasien dengan komplikasi medis psikiatris
dirujuk ke Rumah Sakit Jiwa atau bagian psikiatri Rumah
Sakit Umum terdekat.
11
Terapi pengobatan bagi klien NAPZA misalnya dengan detoksifikasi.
Terdapat dua cara detoksifikasi.
Detoksifikasi Tanpa Detoksifikasi dengan
Subsitusi Substitusi

Klien ketergantungan tidak diberi Putau atau heroin dapat disubstitusi


obat untuk menghilangkan gejala dengan memberikan jenis opiat
putus zat. Klien hanya dibiarkan misalnya kodein, bufremorfin, dan
saja sampai gejala putus zat metadon. Substitusi bagi pengguna
tersebut berhenti sendiri. sedatif-hipnotik dan alkohol dapat dari
jenis anti ansietas, misalnya
diazepam.

12
Metadona
Metadona merupakan suatu agonis sintetik opioid
yang kuat dan diserap secara oral di bawah supervisi
dokter dengan daya kerja jangka panjang. Metadon
adalah sejenis obat opioid sintetik, digunakan sebagai
analgesik dan untuk merawat kecanduan dari
pengguna golongan opioid, seperti heroin, morfin dan
kodein. Metadona bekerja pada reseptor mu (μ)
secara agonis penuh (full agonist), dengan efek
puncak 1 hingga 2 jam setelah diminum.

13
Efek analgesik dirasakan dirasakan dalam 30 (tiga puluh) hingga 60 (enam puluh) menit
setelah diminum dan terjadi konsentrasi puncak di otak dalam waktu 1 (satu) hingga 2
(dua) jam setelah diminum, hal ini membuat konsumsi Metadona tidak segera
menimbulkan perasaan euforia sebagaimana heroin/morfin. Metadona dilepas dari
lokasi ikastan ekstra vaskular ke plasma secara perlahan, sehingga penghentian
penggunaan Metadona secara mendadak tidak langsung menghasilkan gejala putus
zat.

14
Efek Metadon

Jangka Pendek
Gelisah, mual, muntah, gangguan tidur, konstipasi, mulut kering, berkeringat,
vasodilatasi, gatal-gatal, depresi pernafasan, dan euforia

Jangka Panjang
Paru-paru dan masalah respirasi

Pada Wanita
Perubahan siklus menstruasi atau selang dalam siklus, dan kehamilan
komplikasi jika pengguna mengurangi tingkat dosis selama kehamilan.

15
TERAPI RUMATAN METADON

Landasan penyelenggaraan PTRM (Program Terapi Rumatan Metadon)


di tempat pelayanan kesehatan adalah undang-undang no 35 tahun
2009 yang diatur melalui Peraturan Menteri Koordinator Kesejahteraan
Rakyat No.02/Permenko/Kesra/I/2007 tentang Kebijakan Nasional
Penangulangan HIV AIDS dan Kepmenkes RI
No.494/Menkes/SK/VII/2006 tentang Pedoman PTRM di Rumah Sakit
dan Satelit Uji coba.

16
Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM) dilakukan dalam jangka panjang. Tujuannya
untuk menurunkan resiko yang dibuat karena penggunaan heroin dan memperbaiki
kualitas hidup. Terapi metadon juga dapat digunakan dalam jangka pendek untuk
mengatasi gejala putus heroin, namun jarang dilakukan, mengingat klien perlu
mengubah kebiasaan penggunaan yang memerlukan pembiasaan hidup sehat dalam
jangka panjang.

17
Klien PTRM
1
Memenuhi kriteria DSM-IV untuk diagnosa
psikiatri klien dengan “ketergantungan zat”
2

Usia 18 tahun atau lebih

3
Pengguna Jarum Suntik (Penasun)
kronis
4
Penasun yang kambuh atau mempunyai resiko
kambuh sesudah mengikuti PTRM yang
5 sebelumnya
Usia kurang dari 18 tahun dengan
alasan khusus 18
METODE OBSERVASI

Observasi
mengamati, mencari data dari beberapa fakta mengenai hal yang ada hubungannya
dengan permasalahan. Menggunakan sistem observasi yang sifatnya berpartisipasi
(Pertisipant Observation) yaitu observer ikut aktif dalam kegiatan observasi.

Wawancara
suatu cara untuk mengumpulkan data dengan jalan bertatap muka (tanya jawab)
langsung dengan informan.

Studi Lapangan
dilakukan dengan cara melihat dan berinteraksi langsung dengan objek secara
realistik ketempat itu berada diluar perkuliahan untuk mendapatkan informasi
secara real atau nyata.
19
Tempat Waktu Subjek Observasi
Puskesmas Poncol Sabtu, 10 November Subyek observasi adalah
2018 dr. Hardhiati Iqra Pratiwi

20
Hasil Observasi
Alur Pelayanan Rumatan Metadon

Pasien diberi penjelasan oleh


Penerimaan dokter tentang metadon,
asesmen, rencana terapi,
pemeriksaan penunjang

Inisiasi & Stabilisasi Farmakoterapi lain, konseling adikasi dan


Dokter memberikan konseling HIV pada
pasien untuk mencegah penularan HIV

Proses Rumatan Assesmen lanjutan, konseling kepatuhan, urinalisis


sewaktu-waktu, farmakoterpi dan konseling lain yang di
butuhkan pasien

21
Alur Pelaporan
Pihak Puskemas Poncol melapor ke
Pecandu melapor ke Puskemas Poncol
Dinas Kesehatan Kota Semarang
Dengan pecandu melapor ke IPWL (Instasi
Penerima Wajib Lapor), maka pecandu Pecandu dengan pengobatan metadona di
narkoba bisa terhindar dari jeratan hukum. Di Puskesmas Poncol kemudian datanya
Puskesmas Poncol ada juga pasien yang dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kota
melapor dengan dibawa teman, orang tua, Semarang.
ataupun guru.
Terakhir ada pelaporan kasus baru di
Puskesmas Poncol tahun 2016, sedangkan
untuk sekarang penanganan untuk kasus
lanjutan (pengobatan lanjutan).

22
Jadwal pelayanan progam terapi rumatan
metadon di Puskesmas Poncol yaitu pada hari
Senin sampai Kamis pukul 07.00-12.00, dan
Jum’at sampai Sabtu pukul 07.00-10.00.
Waktu Pasien datang ke Puskesmas Poncol 3 hari
sekali untuk memperoleh obat dan cek status

Pelayanan kesehatan setelah meminum obat metadon


tersebut. Pada pasien yang sudah parah dan
tidak bisa ditangani di Puskesmas Poncol
kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Amino
Semarang.

23
Dosis Pemberian Metadon

Dosis awal yaitu 15 ml selama 3 hari Tidak ada penanganan khusus pada ibu
pertama, setelah 3 hari apabila pasien hamil, tetapi saat anak lahir anak yang
masih merasa sakit (sakaw) maka dosis diberi penanganan khusus yaitu diberi
pemakaian metadon dinaikkan 5 ml, dan metadona dengan dosis awal 5 ml
dinaikkan terus setiap 3 hari sebanyak 5 ml kemudian dosis menurun selama 2
dan dosis berhenti dinaikan jika sudah minggu.
mencapai dosis 30 ml atau dengan kata lain
penambahan maksimal untuk dosis
pemberian metadon adalah 15ml.

24
Bentuk Obat
Bentuk sediaan obat metadon di Puskesman Poncol
ini dalam bentuk cair, dengan sumber sediaan
diperoleh dari Rumah Sakit Kariadi. Yang
penyalurannya menggunakan tabung dan dokter di
Puskesmas Poncol memberikan kepada pasien
sesuai dosis yang tepat.

25
Kemungkinan terjadinya efek samping yang berat
biasanya terjadi ketika dokter sedang meningkatkan
Efek Samping dosis.
Efek samping yang biasanya terjadi adalah
konstipasi, mengantuk, berkeringat, mual.

26
Jangka
Pemakaian Jangka pemakaian metadon tergantung
keadaan pasien. Namun rata-rata penggunaan
metadon selama 3-4 tahun. Dokter tidak bisa
memaksa untuk mengentikan pemakaian obat,
karena dikhawatirkan akan menimbulkan
tekanan pada psikis pasien sehingga nanti
pasien bisa saja mengkonsumsi narkoba jenis
opioid maupun jenis lainnya.

27
Fase Penghentian
Metadona dapat dihentikan secara bertahap perlahan (tappering off). Penghentian
Metadona dapat dilakukan pada keadaan berikut:

Pasien dalam kondisi yang stabil untuk bekerja


dan memiliki dukungan hidup yang memadai

Minimal 6 bulan pasien


03
dalam keadaan bebas heroin

Pasien sudah dalam


02
keadaan stabil
01 Penurunan dosis maksimal sebanyak
10%. Penurunan dosis yang
direkomendasikan adalah setiap 2 28
minggu.
Kasus Rata-rata kasus yang menggunakan
opioid yaitu pekerja. Pernah ada kasus
pada anak sekolah dia sering
berhalusinasi saat disekolah, kemudian
pihak sekolah membawa dia ke
Puskesmas Poncol dia menggunakan
NAPZA jenis obat penenang.

29
SIMPULAN
Metadona merupakan suatu agonis sintetik opioid yang kuat dan diserap dengan baik secara
oral dengan daya kerja jangka panjang, digunakan secara oral di bawah supervisi dokter dan
digunakan untuk terapi bagi pengguna opiat.

Obersevasi yang dilaksanakan di puskesmas Poncol pada tanggal 10 November 2018


melayani pasien pecandu NAPZA. Pasien datang ke Puskesmas Poncol 3 hari sekali
untuk memperoleh obat dan cek status kesehatan setelah meminum obat metadon
tersebut. Pada pasien yang sudah parah dan tidak bisa ditangani di Puskesmas Poncol
kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Amino Semarang.

30
Dosis pemberian metadon tahap awal yaitu 15 ml selama 3 hari pertama, setelah 3 hari apabila
pasien masih merasa sakit (sakaw) maka dosis pemakaian dinaikkan setiap 3 hari sebanyak 5
ml dan dosis berhenti dinaikkan jika sudah mencapai dosis 30 ml atau dengan kata lain
penambahan maksimal untuk dosis pemberian metadon adalah 15ml. Efek samping yang
biasanya terjadi adalah konstipasi, mengantuk, berkeringat, mual.

Penghentian Metadona dapat dilakukan pada keadaan berikut pasien sudah dalam keadaan
stabil, Minimal 6 bulan pasien dalam keadaan bebas heroin dan Pasien dalam kondisi yang
stabil untuk bekerja dan memiliki dukungan hidup yang memadai Penurunan dosis maksimal
sebanyak 10%. Penurunan dosis yang direkomendasikan adalah setiap 2 minggu.

31
SARAN
Kepada Pemerintah
Lebih mempertegas dan menerapkan
kebijakan yang sudah dibuat agar dapat
memberikan efek jera kepada pengguna
NAPZA

Lebih memberikan dukungan kepada


Puskesmas Poncol khususnya dalam
bidang finansial agar dapat maksimal
dalam melakukan pengobatan terapi
rumatan metadon bagi para pecandu
NAPZA.
Kepada Puskesmas Poncol

Meningkatkan mutu pelayanan bagi pasien pecandu NAPZA

Meningkatkan kerjasama dengan pemerintah Dinas Kesehatan Kota


Semarang, LSM, dan lembaga lain untuk mendukung program terapi rumatan
metadon.

Memperluas informasi Puskesmas Poncol kepada masyarakat melalui berbagai


media.

33
Kepada Masyarakat

Meningkatkan pengetahuan mengenai


Mendukung, memotivasi dan tidak
NAPZA dan bahaya yang
mendiskriminasi terhadap residen yang
ditimbulkannya.
sedang melakukan rehabilitasi.

34
DOKUMENTASI

35
Thank You
Any Questions?

Anda mungkin juga menyukai