Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL

PELAYANAN IPWL
RAWAT JALAN

DI RSUD ANUTAPURA PALU


A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan
oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
Rumah sakit memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan
kesehatan yang tugas pokoknya adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan
dan gawat darurat.
Rumah Sakit Umum Daerah Anutapura Palu adalah rumah sakit milik
pemerintah Kota Palu sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki
peran yang sangat penting dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat Sulawesi Tengah.
Narkoba adalah singkatan dari narkotika, psikotropika, dan obat terlarang.
Selain "narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari
narkotika, psikotropika, dan zat adiktif. Semua istilah ini, baik "narkoba" ataupun
"napza", mengacu pada kelompok senyawa yang umumnya memiliki risiko
kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar kesehatan, narkoba sebenarnya
adalah senyawa-senyawa psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien
saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini
persepsi itu disalahartikan akibat pemakaian di luar peruntukan dan dosis yang
semestinya.
Ada banyak bahaya narkoba bagi hidup dan kesehatan, di antaranya adalah:
 Dehidrasi : Penyalahgunaan zat tersebut bisa menyebabkan keseimbangan
elektrolit berkurang. Akibatnya badan kekurangan cairan. Jika efek ini terus
terjadi, tubuh akan kejang-kejang, muncul halusinasi, perilaku lebih agresif, dan
rasa sesak pada bagian dada. Jangka panjang dari dampak dehidrasi ini dapat
menyebabkan kerusakan pada otak.
 Halusinasi : Halusinasi menjadi salah satu efek yang sering dialami oleh
pengguna narkoba seperti ganja. Tidak hanya itu saja, dalam dosis berlebih juga
bisa menyebabkan muntah, mual, rasa takut yang berlebih, serta gangguan
kecemasan. Apabila pemakaian berlangsung lama, bisa mengakibatkan dampak
yang lebih buruk seperti gangguan mental, depresi, serta kecemasan terus-
menerus.
 Menurunnya Tingkat Kesadaran : Pemakai yang menggunakan obat-obatan
tersebut dalam dosis yang berlebih, efeknya justru membuat tubuh terlalu rileks
sehingga kesadaran berkurang drastis. Beberapa kasus si pemakai tidur terus
dan tidak bangun-bangun. Hilangnya kesadaran tersebut membuat koordinasi
tubuh terganggu, sering bingung, dan terjadi perubahan perilaku. Dampak
narkoba yang cukup berisiko tinggi adalah hilangnya ingatan sehingga sulit
mengenali lingkungan sekitar.
 Kematian : Dampak narkoba yang paling buruk terjadi jika si pemakai
menggunakan obat-obatan tersebut dalam dosis yang tinggi atau yang dikenal
dengan overdosis. Pemakaian sabu-sabu, opium, dan kokain bisa menyebabkan
tubuh kejang-kejang dan jika dibiarkan dapat menimbulkan kematian. Inilah
akibat fatal yang harus dihadapi jika sampai kecanduan narkotika, nyawa
menjadi taruhannya.
 Gangguan Kualitas Hidup : Bahaya narkoba bukan hanya berdampak buruk
bagi kondisi tubuh, penggunaan obat-obatan tersebut juga bisa mempengaruhi
kualitas hidup misalnya susah berkonsentrasi saat bekerja, mengalami masalah
keuangan, hingga harus berurusan dengan pihak kepolisian jika terbukti
melanggar hukum.
Rehabilitasi adalah tindakan penyelamatan untuk seseorang yang sudah
terlanjur kecanduan terhadap zat adiktif. Upaya ini dilakukan supaya dapat kembali
produktif dalam menjalani aktifitas sehari hari.
Pengertian lain dari rehabilitasi narkoba adalah suatu cabang ilmu
kedokteran tertentu yang menangani pasien yang mengalami gangguan fungsi dan
kehilangan fungsi dari otot syaraf juga memulihkan mental pasien yang disebabkan
oleh gangguan syaraf tersebut. Artinya, seorang korban penyalahguna akan
mengalami ketergantungan yang sangat serius terhadap narkoba. Ini ditandai oleh
usaha seseorang mencari bahan adiktif untuk dipakai. Bahkan terkadang
penyalahguna narkoba melukai tubuhnya sendiri untuk mencari sisa zat adiktif yang
ada dalam darah. Itulah mengapa seseorang yang menyalahgunakan narkoba
mendapatkan ancaman dari negara melalui UU RI no 35 tahun 2009 tentang
narkoba
Tindakan rehabilitasi sendiri merupakan tindakan represif. Artinya
penanganan rehabilitasi baru dapat dilakukan jika ada seseorang yang sudah
terlanjur kecanduan zat adiktif narkoba. Upaya pembinaan rehabilitasi narkoba
menjadi semakin populer lantaran banyaknya kasus kasus penyalahgunaan yang
menjangkiti masyarakat Indonesia. Beberapa di antaranya adalah kalangan anak
muda yang terjebak dalam pergaulan bebas. Tujuan rehabilitasi narkoba secara
garis besar adalah mengembalikan pecandu narkoba untuk kembali normal dan
kembali hidup baik dalam lingkungan keluarga dan masyarakat luas. Dilihat dari
segi jangka waktunya, tindakan rehabilitasi mempunyai dua tujuan, yakni tujuan
jangka pendek dan tujuan jangka panjang.
 Tujuan jangka pendek dari segi medis adalah mengembalikan kepercayaan diri
dan menghilangkan kecanduan bagi pasien pecandu narkoba. Adapun dari segi
sosial, tujuan jangka pendek adalah mengembalikan harga diri pasien.
 Tujuan jangka panjang rehabilatisi narkoba dari segi medis adalah pasien segera
beraktifitas kembali tanpa alat pembantu kesehatan. Adapun tujuan jangka
panjang rehabilitasi narkoba dari sisi sosial adalah membuat korban
penyalahguna narkoba memperoleh tanggung jawab sosialnya kembali.
Bagi pasien pengguna Narkotika, rehabilitasi merupakan salah satu proses
pemulihan jangka panjang maupun jangka pendek yang sangat disarankan oleh
tenaga kesehatan profesional. Program rehabilitasi bertujuan untuk mengubah
perilaku pasien agar dapat berfungsi kembali ke masyarakat.  Masyarakat
Indonesia yang terjerat obat-obatan terlarang sebagai pengguna berhak dan
wajib mengikuti program rehabilitasi professional
Menurut Pasal 54 Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika,
pecandu dan korban penyalahgunaan narkotika wajib menjalani rehabilitasi
medis dan rehabilitasi sosial.
Rehabilitasi Medis Menurut undang undang no 35 tahun 2009 merupakan
langkah pengobatan medis yang dilakukan oleh tenaga ahli melalui tahapan
tahapan yang tersusun dan terpadu untuk membantu seorang korban
penyalahguna terlepas dari narkoba. Rehabilitasi pasien yang kecanduan
narkoba dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu metode rawat inap dan
metode rawat jalan.
Institusi Penerima Wajib Lapor atau IPWL merupakan sistem kelembagaan
yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2011 tentang
Pelaksanaan Wajib Lapor Bagi Pecandu Narkotika. Intitusi atau lembaga ini
merupakan implementasi Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika khususnya pasal 55.
IPWL (Institusi Penerima Wajib Lapor) merupakan langkah yang bukan
hanya sekedar pemberantasan, tapi juga proses rehabilitasi pecandu yang
bersinergi dengan instanti terkait seperti kepolisian dan kementerian kesehatan,
IPWL dibentuk berdasarkan Keputusan Menkes RI No.18/Menkes/SK/VII/2012,
dengan tujuan merangkul pengguna atau pecandu narkoba, sebagai proses
rehabilitasi. Dengan melapor ke IPWL, maka pecandu narkoba bisa terhindar
dari jeratan hukum. Misalnya, dalam razia salah seorang pecandu kedapatan
sedang menggunakan narkoba, maka ketika belum pernah melapor ke IPWL,
pecandu akan terancam hukuman penjara maksimal 6 bulan.
Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan Republic Indonesia
No.HK.01/07/MENKES/701/2018 tentang penetapan Institusi Penerima Wajib
Lapor dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat pengampu dan satelit
program terapi rumatan metadon adalah menyelenggarakan pelayanan
rehabilitasi medis bagi pasien wajib lapor,pecandu narkoba dan atau program
terapi rumatan metadon.
B. LAYANAN YANG TERSEDIA

1. IGD UMUM / KEBIDANAN


2. RAWAT JALAN
3. RAWAT INAP
4. HAEMODIALISA
5. FISIOTERAPI
6. ENDOSCOPI

C. STRUKTUR ORGANISASI
D. SARANA DAN PRASARANA PELAYANAN RS
Sarana dan prasarana pelayanan yang telah diselenggarakan di Rumah Sakit
Umum Daerah Anutapura Palu, antara lain :
1.Sarana Pelayanan Rawat Jalan
Setelah bencana gempa bumi tsunami dan liquifaksi yang terjadi pada tanggal
28 September 2018 yang berdampak pada runtuhnya gedung Anutapura Medical
Centre (AMC), tempat pelayanan poliklinik sampai dengan saat ini menggunakan
gedung rusunawa RSUD Anutapura Palu. Adapun Pelayanan Poliklinik antara lain:

1. Poliklinik Anak
2. Poliklinik Bedah
3. Poliklinik Bedah Saraf
4. Poliklinik Geriatri
5. Poliklinik Gigi Umum
6. Poliklinik Gigi Anak
7. Poliklinik Gigi Konservasi
8. Poliklinik Jiwa
9. Poliklinik Jantung
10. Poliklinik Paru
11. Poliklinik KIA-KB
12. Poliklinik Orthopedi & Sendi
13. Poliklinik THT
14. Poliklinik Kulit Kelamin
15. Poliklinik Mata
16. Poliklinik Penyakit Dalam
17. Poliklinik Saraf
18. Poliklinik Sangu Patuju
19. Fisioterapi
2. Sarana Pelayanan Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan salah satu bagian terpenting di
rumah sakit yang melayani penanganan awal pasien yang sakit/cidera karena
kecelakaan yang dapat mengancam keselamatan jiwanya.
Gedung IGD RSUD Anutapura Palu yang ada saat ini terletak dibagian depan
sebelah utara jalan Kangkung. Gedung ini dibangun mulai tahun 2018 melalui
sumber dana DAK dengan luas 754 M2 yang telah difungsikan pada Lantai 1 sejak
tahun 2019 dimana terdiri dari IGD Umum dan IGD PONEK, memberikan pelayanan
selama 24 jam

3. Sarana Pelayanan Rawat Inap


Kapasitas pelayanan rawat inap RSUD Anutapura Palu berjumlah 346 Tempat

E. TARIF LAYANAN

TARIF LAYANAN PEMERIKSAAN


PSIKOLOGI

JASA
NO JENIS PELAYANAN TARIF (Rp.) JASA SARANA PELAYANAN KET.
(Rp.) (Rp.)
1 KONSELING ANAK 66,000 36,960 29,040
2 KONSELING KDRT 66,000 36,960 29,040
3 KONSELING KELUARGA DAN PERKAWINAN 66,000 36,960 29,040
4 KONSELING REMAJA 66,000 36,960 29,040
5 PSIKOMETRI 16 PF 128,000 71,680 56,320
6 PSIKOMETRI APM 92,000 51,520 40,480
7 PSIKOMETRI BAUM 92,000 51,520 40,480
8 PSIKOMETRI BDI 66,000 36,960 29,040
9 PSIKOMETRI BINET 128,000 71,680 56,320
10 PSIKOMETRI CFIT 92,000 51,520 40,480
11 PSIKOMETRI CPM 66,000 36,960 29,040
12 PSIKOMETRI DAP 92,000 51,520 40,480
13 PSIKOMETRI DISC 92,000 51,520 40,480
14 PSIKOMETRI EPPS 128,000 71,680 56,320
15 PSIKOMETRI EYSENK 92,000 51,520 40,480
16 PSIKOMETRI HPT 92,000 51,520 40,480
17 PSIKOMETRI INTELEGENSI UMUM 66,000 36,960 29,040
18 PSIKOMETRI IST 128,000 71,680 56,320
19 PSIKOMETRI KRAEPLIN 128,000 71,680 56,320
20 PSIKOMETRI MINAT BAKAT 128,000 71,680 56,320
21 PSIKOMETRI MMPI 165,000 92,400 72,600
22 PSIKOMETRI NST 128,000 71,680 56,320
23 PSIKOMETRI PAPICOSTIK 92,000 51,520 40,480
24 PSIKOMETRI PAULI 128,000 71,680 56,320
25 PSIKOMETRI SPM 66,000 36,960 29,040
26 PSIKOMETRI TIKI MENENGAH 128,000 71,680 56,320
27 PSIKOMETRI TIKI RENDAH 128,000 71,680 56,320
28 PSIKOMETRI TIKI TINGGI 128,000 71,680 56,320
29 PSIKOMETRI TKMI 128,000 71,680 56,320
30 PSIKOMETRI WAIS 128,000 71,680 56,320
31 PSIKOMETRI WARTEGG 92,000 51,520 40,480
32 PSIKOMETRI WISC 128,000 71,680 56,320
33 PSIKOTERAPI 110,000 61,600 48,400
34 PELAYANAN VCT (VOLUNTARY
90,000 50,400 39,600
CONSELING DAN TESTING)

TARIF LAYANAN
RAWAT JALAN
NO JENIS PELAYANAN TARIF (Rp.) JASA SARANA JASA PELAYANAN KET.
(Rp.) (Rp.)
1 Format Status Rekam Medik 35,000 29,750 5,250
2 Poli Perjanjian (Eksekutif) 300,000 60,000 240,000
3 Pemeriksaan dokter Spesialis 125,000 25,000 100,000
4 Pemeriksaan dokter Gigi Umum 70,000 14,000 56,000
5 General Check UP
a. Sederhana 2,260,000 1,112,000 1,148,000
b. Sedang
- untuk laki-laki 3,070,000 1,652,300 1,417,700
- untuk perempian 3,285,000 1,772,700 1,512,300
c. Canggih
- untuk laki-laki 4,369,000 2,361,090 2,007,910
- untuk perempian 4,584,000 2,481,490 2,102,510
6 PAKET KIR
a. Pemeriksaan Penyakit Dalam 125,000 25,000 100,000
Pemeriksaan Jiwa 125,000 25,000 100,000
250,000 50,000 200,000
b. Pemeriksaan Penyakit Dalam 125,000 25,000 100,000
Pemeriksaan Jiwa 125,000 25,000 100,000
Pemeriksaan Mata 125,000 25,000 100,000
375,000 75,000 300,000
c. Pemeriksaan Penyakit Dalam 125,000 25,000 100,000
Pemeriksaan Mata 125,000 25,000 100,000
Pemeriksaan THT 125,000 25,000 100,000
375,000 75,000 300,000
d. Pemeriksaan Penyakit Dalam 125,000 25,000 100,000
Pemeriksaan Jiwa 125,000 25,000 100,000
Pemeriksaan Mata 125,000 25,000 100,000
Pemeriksaan THT 125,000 25,000 100,000
500,000 100,000 400,000
e. Pemeriksaan Penyakit Dalam 125,000 25,000 100,000
Pemeriksaan Jiwa 125,000 25,000 100,000
Pemeriksaan Mata 125,000 25,000 100,000
Pemeriksaan THT 125,000 25,000 100,000
Pemeriksaan Saraf 125,000 25,000 100,000
Pemeriksaan Jantung 125,000 25,000 100,000
Ketua Tim Pemeriksaan Kesehatan 25,000 - 25,000
775,000 150,000 625,000

Anda mungkin juga menyukai