BAB I
PENDAHULUAN
3
kalteng.tribunnews.com : “Setiap Tahun Jumlah Pengguna Narkoba di Palangkaraya
Meningkat” Akses : 23 September 2017, 21.13 WIB.
4|PUSAT REHABILITASI NARKOBA DI PALANGKA RAYA
4
Pusat Bahasa Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta:
Balai Pustaka.
5banjarmasin.tribunnews.com : “Kalteng Belum Miliki Pusat Rehabilitasi Pecandu Narkoba”
7
Menurut Fouts dan Gaby (2008) dalam Bloemberg dkk (2009), Dampak penerapan
Healing Environment bagi Kesehatan : Mengurangi stress dan kegelisahan pada pasien,
Mengurangi rasa sakit, Mengurangi terjadinya infeksi, Meningkatkan tidur dan pemulihan,
Meningkatkan kegembiraan pasien, Mengurangi stress pada pengelola, Meningkatkan
kepuasan kerja, Meningkatkan produktivitas pengelola, Meningkatkan kemampuan untuk
memelihara kualitas sebagai pemerhati kesehatan, Penghematan biaya keseluruhan
melalui peningkatan efisiensi operasional dan meningkatkan penghasilan medis
8Waworudeng, 2015: healing environment ialah penyembuhan atau terapi yang
memanfaatkan suasana ruang yang memulihkan baik pada ruang dalam dan ruang luar
6|PUSAT REHABILITASI NARKOBA DI PALANGKA RAYA
9
Ching, Francis. D.K, Bentuk Ruang dan Susunannya, Terjemahan Airlangga, Jakarta
1985,hal 246 menjelaskan bahwa “ Ruang sirkulasi diartikan sebagai tali pergerakan yang
terlihat menghubungkan ruang-ruang suatu bangunan atau bagian yang satu dengan yang
lain di dalam maupun diluar bangunan”.
10 Altman 1975 " Menjabarkan beberapa fungsi privasi fungsi pertama privasi adalah
pengatur dan pengontrol interaksi interpersonal yang berarti sejauh mana hubungan
dengan orang lain diinginkan, kapan waktunya menyendiri dan kapan waktunya bersama-
sama dengan orang lain. privasi dibagi menjadi 2 macam, yaitu privasi rendah (terjadi bila
hubungan dengan orang lain dikehendaki), dan privasi tinggi (terjadi bila ingin menyendiri
dan hubungan dengan orang lain dikurangi), fungsi kedua privasi adalah merencanakan
dan membuat strategi untuk berhubungan dengan orang lain, yang meliputi keintiman /
jarak dalam berhubungan dengan orang lain,fungsi ketiga privasi adalah memperjelas
identitas diri.
7|PUSAT REHABILITASI NARKOBA DI PALANGKA RAYA
ruang, sirkulasi, tata hijau (Hakim, 1987). Untuk mendukung aktivitas terapi
non-medis pasien adalah dengan menghadirkan ruang terbuka untuk
kesehatan melalui taman penyembuh atau Healing Garden.
Keberadaan taman ini juga sebagai sarana terapi alam bagi pasien
karena taman dapat menghadirkan elemen-elemen alam sehingga
memungkinkan manusia untuk berinteraksi langsung dengan alam. Untuk
mewujudkan Taman Penyembuh dengan menerapkan kriteria Taman
Penyembuh oleh Marcus (2007) : Mendorong pergerakan dan kegiatan
pelatihan (sirkulasi), Memberikan Kesempatan Mencari Privasi, Dan
Memegang Control (Privasi), Ruang untuk bersosialisasi, Interaksi dengan
alam, Visibilitas dan Aksesbilitas, Ketenangan dan kenyamanan, Ruang
yang positif. Serta adanya fasilitas penunjang seperti kolam renang,
restorant, untuk mendukung terapi di Pusat Rehabiitasi Narkoba tersebut.
Berdasarkan permasalahan yang di telusuri, Pusat Rehabilitasi
Narkoba di Palangka Raya menuntut proses penggabungan ruang dalam dan
ruang luar sebagai proses terapi kesembuhan bagi pasien pecandu narkoba.
Dan sebuah transisi yang menghubungkan antara kedua ruang tersebut
untuk saling mendukung.
1.3. Rumusan Masalah
Bagaimana konsep Pusat Rehabilitasi Narkoba yang mampu
mengoptimalkan proses penyembuhan berdasarkan sistem setting
lingkungan (ruang dalam-ruang luar) yang diwujudkan melalui Healing
Environment?
1.4.2. Sasaran
Ruang lingkup yang harus diperhatikan, karena hal ini berkaitan erat dalam
perancangan Pusat rehabilitasi penyalahgunaan narkoba. Ruang lingkup
pembahasan ini difokuskan pada desain dan pelaku yang ada didalamnya
serta pada ruang-ruang (ruang dalam-ruang luar) yang mendukung di Pusat
rehabilitasi penyalahgunaan narkoba.
Teori arsitektur yang menjadi dasar adalah teori yang berkaitan dengan
Healing Environment.
1.6. Metodologi
1.6.3. Sintesa
Sintesa dalam penelitian ini berisi rangkuman berbagai pengertian
atau pendapat dari sumber rujukan serta analisis sehingga menjadi suatu
tulisan baru yang mengandung kesatuan yang selaras.
1.7. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Membahas tentang latar belakang, identifikasi permasalahan,
rumusan masalah, tujuan dan sasaran, ruang lingkup permasalahan,
metodologi, sistematika penulisan dan kerangka berpikir.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Mengkaji studi pustaka yang diperoleh dari berbagai sumber untuk
menemukan teori yang sesuai dan dapat membantu dalam menyelesaikan
masalah. Teori ini mengenai teori tentang karakteristik pusat rehabilitasi
pecandu narkoba secara umum, karakteristik perilaku rehabilitan, dan
karakteristik Healing Environment.
BAB III STUDI BANDING
Berisi hasil studi banding dengan objek terkait dan hasil dari
observasi pusat rehabilitasi pecandu narkoba yang dapat dijadikan
acuan dalam merumuskan konsep desain serta lokasi yang akan
digunakan.
BAB IV ANALISIS PRESEDEN
Berisikan Analisis Preseden, Variabel dan Kriteria Desain, Program
Perancangan dan Skematik Desain.
BAB V KESIMPULAN
Berisikan Konsep Desain, Detail Desain dan Hasil Desain.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
11 | P U S A T R E H A B I L I T A S I N A R K O B A D I P A L A N G K A R A Y A
Latar Belakang :
Jumlah pecandu yang semakin meningkat tahun 2011 sebanyak 8.000
pecandu parah, dan 15.000 pengguna rutin tapi tidak kecanduan.
Fasilitas rehabilitasi yang hampir tidak ada
Identifikasi Masalah :
Pengumpulan Data
Sintesa Sintesa