Tim Penyusun :
Buku ini menjabarkan tentang hal-hal yang harus dipersiapkan dan diterapkan oleh petugas
pemasyarakatan dalam pelaksanaan layanan rehabilitasi bagi warga binaan pecandu, penyalahguna
narkotika dan korban penyalahgunaan narkotika sesuai dengan petunjuk pelaksanaan rehabilitasi
narkotika yang telah diterbitkan oleh Direktorat Perawatan Kesehatan dan Rehabilitasi Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan buku ini masih banyak kekurangan, maka
kritik dan saran dari pembaca sangatlah berguna untuk penyempurnaan buku ini.
Terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dalam proses penyelesaian buku ini. Semoga
buku ini dapat memberikan manfaat dan mudah dipahami oleh para petugas pemasyarakatan.
Penyusun
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA
KANTOR WILAYAH JAWA TENGAH
LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA MAGELANG
Jalan Sutopo No. 2 Magelang 56121 – Jawa Tengah
Telepon. 0293-362080 Faximili. 0293-362102 Email : lp.magelang@kemenkumham.go.id
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
3. RUANG LINGKUP
a. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintetis maupun semi sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan
dapat menimbulkan ketergantungan.
b. Pecandu Narkotika adalah orang yang menggunakan atau menyalahgunakan
Narkotika dan dalam keadaan ketergantungan pada Narkotika, Psikotropika, dan
Zat adiktif lainnya baik secara fisik maupun psikis.
c. Penyalahguna Narkotika adalah orang yang menggunakan narkotika tanpa hak atau
melawan hukum.
d. Korban Penyalahgunaan Narkotika adalah seseorang yang tidak sengaja
menggunakan Narkotika karena dibujuk, diperdaya, ditipu, dipaksa, dan/atau
diancam untuk menggunakan Narkotika.
e. Rehabilitasi Narkotika adalah serangkaian proses rehabilitasi terpadu yang
mencakup rehabilitasi medis dan sosial bagi Tahanan dan Warga Binaan
Pemasyarakatan serta layanan pasca rehabilitasi bagi Klien Pemasyarakatan dalam
rangka pemulihan fisik dan mental pada kondisi sebelumnya bagi penyalah guna
dan/atau pecandu narkotika untuk pulih, produktif, dan berfungsi sosial di
masyarakat.
f. Rehabilitasi Medis adalah suatu proses kegiatan pengobatan secara terpadu untuk
membebaskan pecandu dari ketergantungan Narkotika.
g. Rehabilitasi Sosial adalah suatu proses kegiatan pemulihan secara
terpadu, baik
fisik, mental maupun sosial, agar bekas pecandu Narkotika
dapat kembali
melaksanakan fungsi sosial dalam kehidupan masyarakat.
h. Pascarehabilitasi adalah layanan perawatan lanjutan yang diberikan kepada klien,
yaitu mantan pecandu, penyalahguna atau korban penyalahgunaan narkotika yang
telah menyelesaikan rehabilitasi medis
dan rehabilitasi sosial guna
mempertahankan kepulihan.
i. Skrining adalah merupakan suatu upaya dalam menduga ciri-ciri suatu penyakit
atau kelainan yang belum diketahui dengan cara menguji,
memeriksa atau
prosedur lain yang dapat dilakukan dengan cepat.
j. Skrining ASSIST adalah skrining pertama yang mencakup semua zat psikoatif
dengan menggunakan kuisioner yang telah dikembangkan oleh
WHO pada tahun
1997 dan peneliti spesialis adiksi.
k. Asesmen Rehabilitasi adalah pengumpulan informasi untuk mendapatkan
gambaran klinis dan mendalam dari calon peserta rehabilitasi membuat rencana
pemberian layanan rehabilitasi dan pengukuran keberhasilan dalam menjalani
layanan rehabilitasi dengan menggunakan formulir Asesmen Wajib Lapor dan
dokumen Penelitian Kemasyarakatan.
l. Tim Asesmen Rehabilitasi yang terdiri dari Dokter atau Psikolog, Wali
Pemasyarakatan dan Pembimbing Kemasyarakatan yang ditetapkan oleh pimpinan
satuan kerja setempat berdasarkan keputusan Kepala Kantor Wilayah Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia.
m. Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan yang selanjutnya disebut UPT
Pemasyarakatan merupakan tempat untuk melakukan pembinaan dan pengamanan
Tahanan dan WBP melalui pendidikan, rehabilitasi, dan reintegrasi yang menjadi
tempat layanan rehabilitasi yaitu Lapas, LPKA, Rutan dan Bapas.
n. Rumah Tahanan Negara yang selanjutnya disebut Rutan adalah tempat tersangka
atau terdakwa ditahan selama proses penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di
Sidang Pengadilan.
o. Lembaga Pemasyarakatan yang selanjutnya disebut Lapas adalah tempat untuk
melaksanakan pembinaan Narapidana dan Anak.
p. Balai Pemasyarakaan yang selanjutnya disebut Bapas adalah unit
pelaksana teknis
pemasyarakatan yang melaksanakan tugas dan fungsi penelitian kemasyarakatan,
pembimbingan, pengawasan dan pendampingan.
q. Tahanan adalah seorang tersangka atau terdakwa yang ditempatkan di dalam
Rutan.
r. Warga Binaan Pemasyarakatan yang selanjutnya disebut WBP adalah Narapidana,
Anak dan Klien Pemasyarakatan
s. Komorbiditas adalah satu penyakit atau lebih secara bersama-sama pada satu
individu. Pada buku ini, komorbiditas mencakup penyalahgunaan narkotika
dengan gangguan mental/psikiatri, HIV dan Hepatitis.
t. Intoksikasi adalah adalah kondisi yang mengikuti masuknya suatu zat psikoaktif
yang mengikuti masuknya suatu zat pasikoaktif yang menyebab kan gangguan
kesadaran, kognisi, persepsi, afek, perilaku, fungsi dan respon psokologis.
u. Ketergantungan Narkotika adalah kondisi yang ditandai oleh dorongan untuk
menggunakan narkotika secara terus-menerus dengan takaran yang meningkat agar
menghasilkan efek yang sama dan apabila penggunaannya dikurangi dan/atau
dihentikan secara tiba-tiba, menimbulkan gejala fisik dan psikis yang khas.
v. Terapi simtomatik adalah salah satu metode detoksifikasi dengan memberikan
obat-obatan sesuai gejala dan keluhan yang timbul akibat penyalahgunaan zat pada
fase akut.
w. Intervensi psikososial adalah suatu pendekatan yang mengutamakan pada masalah
psikologis dan sosial yan disandang oleh WBP dengan tujuan untuk meningkatkan
kemampuan WBP menghadapi setiap masalah.
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA
KANTOR WILAYAH JAWA TENGAH
LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA MAGELANG
Jalan Sutopo No. 2 Magelang 56121 – Jawa Tengah
Telepon. 0293-362080 Faximili. 0293-362102 Email : lp.magelang@kemenkumham.go.id
PELAKSANAAN LAYANAN
REHABILITASI NARKOTIKA
BAGI WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN
DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA MAGELANG
2.2. Skrining
Skrining dilakukan untuk mengetahui dan mengidentifikasi jenis zat yang
digunakan serta tingkat risiko penyalahgunaan narkotika.
Sasaran skrining :
a. Semua WBP atau Tahanan yang baru masuk Lembaga Pemasyarakatan
Kelas IIA Magelang dilakukan bersamaan dengan kegiatan BAP Kesehatan.
b. Semua WBP atau Tahanan (baru dan lama) yang terindikasi memakai
narkotika saat berada di luar Lapas (saat jalani sidang, Asimilasi atau CMK
dan lain-lain) atau di dalam Lapas, baik berdasarkan hasil observasi petugas
kesehatan maupun laporan dari pegawai dan WBP/Tahanan.
c. Semua WBP atau Tahanan (baru dan lama) yang terbukti positif
menggunakan narkotika saat operasi mendadak (sidak) keamanan dalam
rangka pemberantasan peredaran gelap narkotika di dalam Lembaga
Pemasyarakatan Kelas IIA Magelang.
Pelaksanaan skrining dilakukan oleh : dokter, perawat; atau petugas
pemasyarakatan yang telah mendapatkan pelatihan Skrining menggunakan
formulir ASSIST versi 3.1 (Alcohol, Smoking, and Substance Involvement
Screening Test), yang bila diterjemahkan ke Bahasa Indonesia menjadi Uji Saring
Keterlibatan Alkohol, Rokok, dan Zat. Formulir tersebut merupakan kuesioner 8
pertanyaan untuk disampaikan kepada seorang klien, yang dapat mengidentifikasi
berbagai masalah yang berhubungan dengan penggunaan zat, seperti intoksikasi
akut, penggunaan teratur, dan perilaku menyuntik.
Dari hasil skrining akan didapat skor ASSIST tiap zat yang kemudian akan
menentukan tindakan selanjutnya (intervensi singkat atau dilakukan asesmen
rehabilitasi). Tabel formulir ASSIST dapat dilihat pada Lampiran. Selain
menggunakan formulir ASSIST, dapat juga dilakukan tes urine narkotika. Skrining
dilaksanakan di klinik, sedangkan tes urine narkotika pada saat sidak lainnya dapat
dilaksanakan di ruangan, seperti blok hunian. Tes urine narkotika yang digunakan
minimal mampu mendeteksi 6 (enam) macam zat, yaitu: Morfin, Benzodiazepin,
Kokain, Marijuana, Amfetamin/Metamfetamin dan Alkohol.
Langkah-langkah skrining di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Magelang :
a. Petugas memanggil Tahanan/WBP yang akan diskrining.
b. Petugas menanyakan identitas Tahanan/WBP
c. Petugas melakukan skrining riwayat penggunaan NAPZA dalam tiga bulan
terakhir menggunakan formulir ASSIST.
d. Petugas menghitung skor pada lembar jawaban.
e. Petugas membuat kesimpulan mengenai riwayat penggunaan NAPZA dalam
tiga bulan terakhir apakah Tahanan/WBP tersebut masih aktif memakai
NAPZA atau tidak.
f. Petugas mengarahkan Tahanan/WBP untuk mengumpulkan sampel urine
nya.
g. Dokter/Perawat membaca hasil tes urine dan mencatatnya dalam rekam
medis.
h. Dalam kondisi sidak, tes urine NAPZA dapat dilakukan terlebih dahulu,
sebelum wawancara. Tahanan/WBP dengan hasil tes urine positif, diarahkan
ke klinik untuk dilakukan asesmen.
3. REHABILITASI MEDIS
3.1. Tujuan Layanan Rehabilitasi Medis
Layanan terapi rehabilitasi medis bertujuan untuk:
a. Abstinesia atau penghentian total penggunaan zat
b. Pengurangan frekuensi dan keparahan relaps
c. Memperbaiki fungsi fisik, psikologi dan fungsi adaptasi sosial
3.5. Organisasi dan Tata Laksana Rehabilitasi Medis di Lapas Kelas IIA Magelang
PEMBINA
BAMBANG
IRAWAN
PENGAWAS
PRAYITNO
DOKTER
PENANGGUNGJAWAB
Uraian tugas :
a. Pembina :
a. Adalah Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Magelang
b. Bertanggung jawab memberikan pengarahan dan masukan dalam
pelaksanaan rehabilitasi medis
c. Bertanggung jawab untuk menilai kinerja seluruh petugas pelaksana
rehabilitasi medis.
d. Bertanggung jawab membuat usulan petugas pelaksana rehabilitasi
untuk ditetapkan oleh Kakanwil.
e. Bertanggung jawab dalam koordinasi dengan Lembaga/instansi lain.
b. Pengawas :
1. Adalah Kasi Binadik Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Magelang.
2. Bertanggung jawab atas pengawasan jalannya pelaksanaan rehabilitasi.
3. Bertanggung jawab untuk melaksanakan pertemuan rutin dengan
seluruh staf pelaksana rehabilitasi medis setiap 1 (satu) bulan sekali.
4. Mengevaluasi jalannya layanan rehabilitasi medis di Lembaga
Pemasyarakatan Kelas IIA Magelang.
c. Penangung Jawab :
1. Adalah Dokter umum Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Magelang
2. Bertanggungjawab memimpin jalannya layanan rehabilitasi medis
3. Bertanggung jawab untuk melaporkan jalannya layanan rehabilitasi
medis selama 1 (satu) bulan kepada Pembina berupa laporan bulanan
dan dilaporkan ke Kantor Wilayah.
d. Dokter Pelaksana :
1. Adalah Dokter umum Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Magelang
2. Bertugas melaksanakan asesmen, menentukan diagnosis dan
memberikan pengobatan;
3. Dapat juga berperan sebagai konselor adiksi bila sudah mendapat
pelatihan.
e. Perawat :
1. Adalah Perawat Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Magelang
2. Melakukan skrining NAPZA dengan menggunakan form ASSIST;
melakukan pemeriksaan tes urine NAPZA;
3. Dapat merangkap sebagai petugas asesmen NAPZA jika sudah
mendapat pelatihan, dengan pengawasan dokter
pelaksana/penanggungjawab.
4. Dapat berperan sebagai konselor adiksi jika sudah pernah mendapat
pelatihan.
f. Konselor Adiksi :
1. Adalah petugas yang telah mendapat pelatihan.
2. Bertanggung jawab untuk mendampingi Tahanan dan WBP pecandu,
penyalahguna dan korban penyalahgunaan narkotika selama menjalani
rehabilitasi medis.
3. Bertanggung jawab untuk memberikan konseling individu dan
konseling kelompok kepada peserta layanan rehabilitasi medis dan
merujuk ke dokter/ psikolog apabila membutuhkan penanganan lebih
lanjut.
4. Bertanggung jawab untuk melaksanakan pertemuan keluarga secara
personal dan melaporkan hasil evaluasi peserta layanan kepada
keluarga, minimal 1 (satu) kali dalam satu periode kegiatan layanan
rehabilitasi medis.
5. Bertanggung jawab untuk membuat laporan perkembangan bulanan,
yang akan diserahkan kepada Dokter Penanggungjawab.
6. Bertanggung jawab atas jalannya semua terapi kelompok yang terdapat
di dalam jadwal harian.
Catatan :
a. Dalam hal pasien masih berstatus Tahanan, maka rujukan ke Rumah Sakit
harus mendapat ijin dari pihak penahan (sesuai Permenkes Nomor 50 Tahun
2016).
b. Prosedur rujukan mengacu pada alur Rujukan Tahanan dan WBP di Lapas
berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Pemasyarakatan Nomor PAS-
258.PK.01.06.01 tahun 2017 tentang Rujukan Gawat Darurat dan Terencana
bagi Narapidana, Tahanan dan Anak.
4. REHABILITASI SOSIAL
4.1. Tujuan Layanan Rehabilitasi Sosial
Layanan terapi rehabilitasi sosial bertujuan untuk :
a. Abstinensia atau penghentian total penggunaan zat
b. Pengurangan frekuensi dan keparahan relaps
c. Memperbaiki fungsi fisik, psikologi dan fungsi adaptasi sosial
4.3. Layanan rehabilitasi sosial yang tersedia di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA
Magelang adalah Therapeutic Community berbasis Pemasyarakatan. Layanan
rehabilitasi sosial bagi WBP pecandu, penyalahguna dan korban penyalahgunaan
narkotika menggunakan metode terapi komunitas/TC (Therapeutic Community)
yang dimodifikasi berdasarkan kebutuhan, yang terdiri dari kegiatan evaluasi fisik
dan psikis yang dilaksanakan selama 2 minggu. Program inti yang dilaksanakan
selama 19 minggu dengan fokus kegiatan pada perubahan perilaku serta kegiatan
persiapan pasca rehabilitasi yang dilaksanakan selama 3 minggu. Rehabilitasi
Sosial melalui pendekatan Therapeutic Community (TC) berbasis Pemasyarakatan
dan intervensi psikososial dengan mempertimbangkan kebutuhan WBP terdiri dari
tahapan dibawah ini :
a. Evaluasi Fisik dan Psikiatrik
Evaluasi fisik dan psikiatrik berlangsung selama 2 minggu. Tahapan evaluasi
fisik dan psikiatrik bertujuan untuk menilai masalah fisik serta masalah
gangguan mental dan perilaku untuk dilakukan pelaksanaan terapi
simtomatis gejala putus zat. Tahapan-tahapan yang akan dilakukan adalah :
1) Melakukan penilaian asesmen medis lanjutan terhadap kondisi fisik,
psikiatri dan gejala putus zatnya yang di lakukan oleh psikiater dan
/atau dokter umum.
2) Perawat melakukan kajian keperawatan dan menegakkan diagnosa
keperawatan serta melakukan asuhan dan intervensi keperawatan serta
terapi edukasi dan okupasi.
3) Psikoterapi serta group terapi dilakukan untuk meningkatkan motivasi
WBP yang telah selesai menjalani tahapan evaluasi fisik dan psikiatrik,
dimana kondisi fisik, mental serta emosional secara umum sudah stabil dapat
mengikuti tahapan orientasi/stabilitasi sebelum mengikuti Program Inti.
Pendekatan yang dilakukan pada tahap orientasi/stabilisasi meliputi aspek
medis/fisik, psikologis, sosial dan spiritual dengan proporsional melalui
kegiatan seperti :
1) Terapi okupasi lanjutan dan aktivitas kelompok
Kegiatan ini dilakukan melalui kajian keperawatan, asuhan dan
intervensi keperawatan.
2) Terapi edukasi dan Psikoterapi
Psikiater bersama dokter umum melaksanakan lanjutan psikoterapi
untuk perubahan kognitif dan perilaku yang menyimpang serta
meningkatkan motivasi untuk menjalani program melalui kegiatan
MI/MET/CBT disesuaikan dengan kondisi di Lembaga
Pemasyarakatan Kelas IIA Magelang
3) Terapi spiritual
Terapi ini meliputi kegiatan ibadah harian dan ceramah keagamaan.
b. Program Inti
Kegiatan ini dirancang untuk fokus pada pengembangan emosional dan
intelektual serta perubahan perilaku WBP. Tujuannya agar WBP dapat
kembali melaksanakan fungsi sosial dalam kehidupan masyarakat dengan
baik dan bertanggung jawab. Pada kegiatan ini, Pecandu dan penyalah guna
narkotika mulai bergabung dalam komunitas terstruktur yang mempunyai
hirarki, jadwal harian, terapi kelompok, group seminar, konseling dan
vokasional sebagai media pendukung perubahan diri. Beberapa fase dalam
Program Inti yaitu sebagai berikut:
1) Fase Younger Member : Pada fase ini dikenalkan pada layanan
rehabilitasi dengan pendekatan metode Therapeutic Community
modifikasi, adaptasi dengan lingkungan program, perangkat yang
digunakan, peraturan yang berlaku, norma dan nilai yang dijunjung
tinggi dalam program. Fase ini membutuhkan waktu maksimal 6
minggu.
2) Fase Middle member
Fase ini memfasilitasi untuk mengembangkan diri sesuai dengan nilai
dan norma yang berlaku di masyarakat, memahami hubungan antara
program yang dijalankan dengan kenyataan yang terjadi di kehidupan
nyata. Fase ini membutuhkan waktu maksimal 9 minggu.
3) Fase Older Member
Fase ini memfasilitasi untuk melatih jiwa kepemimpinan (leadership
skill), tanggung jawab, keterampilan interpersonal dan pemahaman
tentang aspek-aspek kehidupan yang lebih mendalam. Fase ini
membutuhkan waktu maksimal 5 minggu.
2) Konseling Individual
Konseling individual dilakukan untuk membantu WBP dalam
memfasilitasi penyelesaian masalah internal yang dihadapi saat
menjalani Program Inti ataupun masalah di luar rehabilitasi (keluarga,
lingkungan pergaulan, pendidikan, pekerjaan, finansial, hukum). Isu
atau topik permasalahan dalam konseling pada program inti yang
biasanya muncul adalah:
a) Masalah keluarga/relationship
b) Anger management,
c) Denial management,
d) Burnout management,
e) Mengatasi kecemasan,
f) Mengatasi gangguan penyesuaian, serta
g) Pencegahan relaps.
3) Konseling Keluarga
Dalam mempersiapkan diri untuk kembali ke keluarga, terkadang
muncul kebutuhan untuk dilakukan konseling keluarga dengan
difasilitasi oleh konselor adiksi yang bertujuan untuk memfasilitasi
komunikasi di dalam keluarga, memfasilitasi penyelesaian konflik
dalam keluarga, atau memfasilitasi proses diskusi rencana setelah
rehabilitasi.
4) Psikoedukasi
Psikoedukasi yang dilakukan oleh konselor adiksi atau psikolog, di
antaranya:
a) Building Self Esteem (kemampuan membangun harga diri)
b) Coping Skill (ketrampilan mengatasi masalah)
c) Healthy Relationship (hubungan yang sehat)
d) Codependency (ketergantungan)
e) Conflict Resolution (ketrampilan untuk mengatasi konflik)
(kegiatan ini bisa dilakukan oleh konselor)
5) Seminar/Pendidikan
Materi seminar dibawakan oleh Instruktur, dapat mengangkat tema-
tema sebagai berikut :
a) Edukasi/pendidikan mengenai bahaya narkotika dan obat-obatan
berbahaya,
b) Edukasi tentang makanan sehat dan bergizi,
c) Edukasi/pendidikan keterampilan hidup sehat
d) Edukasi/pendidikan seks,
e) Edukasi/pendidikan tentang HIV dan penyakit menular,
f) Edukasi tentang cara mengatasi trauma (pengalaman yang tidak
menyenangkan).
Pemberian materi tersebut di atas dapat juga melibatkan petugas
kesehatan. Selain tema kesehatan, materi seminar yang dibawakan
dapat juga dengan topik :
a) Proses pengusulan PB/CB/CMB/asimilasi
b) Ceramah agama
c) Hukum
6) Dinamika Kelompok
Dinamika Kelompok dilakukan seminggu sekali oleh Instruktur yang
temanya disesuaikan dengan kebutuhan komunitas saat itu. Beberapa
tema yang biasanya dibawakan dalam dinamika kelompok pada
program inti adalah :
a) Membangun kerja tim,
b) pemecahan masalah,
c) kemampuan berkomunikasi,
d) kepemimpinan, empati, atau kesadaran sosial
Dinamika Kelompok juga bertujuan untuk memperbaharui dan
menyeimbangkan atmosfer komunitas menjadi lebih menyenangkan
agar dapat mempertahankan motivasi dalam menjalani rehabilitasi.
8) Static Group
Merupakan kegiatan dalam bentuk kelompok-kelompok kecil yang
membicarakan berbagai macam persoalan kehidupan keseharian dan
kehidupan yang lalu. Tujuan Static group :
a) Membangun kepercayaan antara sesama WBP dan konselor
b) Image breaking (membuka diri dengan membangkitkan rasa
percaya pada lingkungan)
c) Menumbuhkan rasa tanggung jawab moril terhadap
permasalahan temannya
d) Bersama mencari solusi pemecahan masalah yang tepat
9) Intervensi Krisis
Intervensi krisis dilakukan oleh petugas yang terlatih, untuk peserta
rehabilitasi yang berada dalam kondisi psikologis krisis. Adapun
gejalanya adalah sulit tidur, kesulitan mengontrol emosi, dalam kondisi
putus zat, menangis dengan frekuensi sering dan gejala psikologis
lainnya. Kondisi krisis tersebut berisiko membahayakan dirinya atau
orang lain, misalnya terjadi perkelahian dalam blok hunian, kondisi
emergensi medis, usaha melarikan diri, percobaan bunuh diri dan
melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan terhadap orang lain.
Langkah-langkah intervensi yang dilakukan adalah :
a) Menilai tingkat krisis yang dihadapi
b) Memberikan empati
c) Membuat lingkungan yang kondusif
d) Menganalisa permasalahan yang mengakibatkan krisis
e) Memberikan terapi simptomatik
f) Memberikan rencana terapi dan solusi dalam mengatasi masalah
10) Asesmen Khusus
Jika dibutuhkan, maka asesmen khusus juga dilakukan bagi WBP yang
menunjukkan gejala-gejala tertentu selama menjalani rehabilitasi,
misalnya muncul gejala adanya gangguan-gangguan psikiatri
(misalnya depresi, psikotik, gangguan bipolar dan sebagainya). Selain
itu juga jika menunjukkan perilaku yang membahayakan diri ataupun
orang lain, seperti kekerasan, ide/usaha bunuh diri. Psikotes tambahan
akan dilakukan untuk menunjang pemeriksaan psikologis menyeluruh
selain wawancara klinis dan observasi. Psikotes atau alat bantu
tambahan tersebut misalnya Minnesota Multiphasic Personality
Inventory (MMPI), Beck Depression Inventory (BDI), MINI
International Classification Diseases 10.
11) Brief Therapy (Terapi Singkat)
Terapi yang berjangka waktu pendek (3-5 sesi) yang bertujuan untuk
mengatasi gejala dan mengubah perilaku yang tidak dikehendaki
dengan cara membantu untuk memecahkan masalahnya melalui
pendekatan kognitif. Terapi ini dilakukan hanya jika diperlukan,
misalnya untuk yang mengalami depresi. Tujuannya membantu
mengatasi permasalahannya dengan mengubah pola pikir atau emosi
negatif menjadi positif.
12) Intervensi psikososial dan spiritual yang bersifat rutin seperti shalat,
mengaji, sembahyang, ibadah gereja menjadi rutinitas yang menjadi
hak WBP. Sore dan malam hari mereka juga mendapatkan intervensi
seperti : seminar dan konseling kelompok tematik sesuai kebutuhan.
Kegiatan yang bersifat rutin seperti mandi, ,makan, belajar, serta
kegiatan-kegiatan ibadah merupakan aktivitas keseharian dalam
layanan rehabilitasi.
13) Persiapan Pascarehabilitasi
Persiapan layanan pascarehabilitasi diberikan pada 3 (tiga) minggu
terakhir layanan rehabilitasi (minggu ke dua fase older member).
Penyedia layanan rehabilitasi melakukan persiapan layanan
pascarehabilitasi melalui analisis terhadap :
a) Resume dan Rekomendasi jenis layanan pascarehabilitasi
b) Re-asesmen di lakukan dengan wawancara mendalam
c) Hasil Minat dan Bakat
d) Pemeriksaan Psikologi
Komponen kegiatan Pelaksanakan persiapan pascarehabilitasi selama
3 (tiga) minggu antara lain :
a) Asesmen akhir, untuk menilai perubahan pada 6 domain
Instrumen Wajib Lapor dan mempersiapkan WBP peserta
rehabilitasi narkotika masuk dalam layanan pascarehabilitas.
b) Sosialisasi pascarehabilitasi yang dilakukan oleh Pembimbing
Kemasyarakatan (PK) Bapas
c) Seminar, vokasional, pencegahan kekambuhan
d) Pendokumentasian file-file yang diperlukan (litmas, risalah
perkembangan medis, perkembangan psikologi, perkembangan
perilaku). Bagi WBP yang menjalani PB, CB, dan CMB salinan
file tersebut diserahkan kepada PK Bapas untuk tindak lanjut.
4.4. Organisasi dan Tata Laksana Rehabilitasi Sosial di Lapas Kelas IIA Magelang
PEMBINA
BAMBANG IRAWAN
PROGRAM MANAGER
dr. HANIFAH RH
PETUGAS LAYANAN KHUSUS INSTRUKTUR PROGRAM KEGIATAN HARIAN PETUGAS LAYANAN PENUNJANG
ADMINISTRATOR
AHMAD FAUZI
KONSELOR ADIKSI
WBP PECANDU
DAN KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA
Uraian tugas :
1. Pembina :
a. Adalah Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Magelang
b. Bertanggung jawab memberikan pengarahan dan masukan dalam
pelaksanaan rehabilitasi sosial
c. Bertanggung jawab untuk menilai kinerja seluruh petugas pelaksana
rehabilitasi sosial
d. Bertanggung jawab membuat usulan petugas pelaksana rehabilitasi
sosial untuk ditetapkan oleh Kakanwil.
e. Bertanggung jawab dalam koordinasi dengan Lembaga/instansi lain.
2. Pengawas :
a. Adalah Kasi Binadik, Kasubsi Bimkemaswat dan Kasubsi Registrasi
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Magelang
b. Bertanggung jawab atas pengawasan jalannya pelaksanaan rehabilitasi
sosial bagi WBP pecandu, penyalahguna, dan korban penyalahgunaan
narkotika di Lapas Kelas IIA Magelang
c. Bertanggung jawab untuk melaksanakan evaluasi pelaksanaan
rehabilitasi sosial di Lapas Kelas IIA Magelang
3. Program Manajer (Wali Pemasyarakatan yang pernah magang di Balai
Rehabilitasi BNN) :
a. Bertanggung jawab untuk keberlangsungan kegiatan rehabilitasi sosial
yang akan dijalankan.
b. Bertanggungjawab untuk membuat jadwal kegiatan layanan
rehabilitasi sosial
c. Bertanggungjawab mengawasi jalannya kegiatan yang dilaksanakan
oleh konselor, intruktur kegiatan harian dan petugas layanan
penunjang.
d. Bertanggung jawab untuk menjaga layanan rehabilitasi tetap dalam
keadaan kondusif.
e. Bertanggung jawab untuk melaksanakan pertemuan rutin dengan
seluruh tim pelaksana rehabilitasi setiap 1 (satu) bulan sekali.
f. Bertanggung jawab melaksanakan pertemuan dukungan keluarga 1
(satu) kali dalam satu periode perawatan.
g. Bertanggung jawab untuk memimpin pelaksanaan pembahasan kasus
peserta rehabilitasi sosial.
h. Bertanggung jawab untuk membuat laporan tentang penyelenggaraan
layanan rehabilitasi sosial selama satu periode layanan dengan dibantu
oleh instruktur layanan penunjang dan instruktur layanan terkait dan
memberikannya kepada Pembina untuk diteruskan ke Kanwil.
4. Petugas Layanan Khusus (Dokter dan atau Perawat yang terlatih adiksi)
a. Bertanggung jawab atas pelaksanaan layanan kesehatan, dan layanan
rujukan bagi peserta rehabilitasi narkotika.
b. Bertanggung jawab untuk membuat jadwal layanan kesehatan dan
layanan rehabilitasi
c. Bertanggung jawab untuk mencatat dan melaporkan perkembangan
kesehatan peserta rehabilitasi kepada Program Manajer.
d. Bertanggung jawab dalam mengisi kegiatan seminar kesehatan.
5. Instruktur Kegiatan Harian (Wali Pemasyarakatan yang sudah terlatih adiksi)
a. Bertanggungjawab atas pelaksanaan sesi seminar, edukasi, group
therapy dan bimbingan spiritual (penyusunan jadwal, narasumber dan
materi).
b. Dalam hal narasumber pada sesi seminar, edukasi dan group therapy
berhalangan hadir, Instruktur Program Kegiatan Harian
bertanggungjawab mengisi sesi kegiatan tersebut.
c. Bertanggungjawab atas pemilihan jenis layanan vokasional (bakat)
pada fase persiapan pascarehabilitasi.
d. Bertanggungjawab penuh atas kelancaran jalannya kegiatan agar sesuai
dengan jadwal kegiatan harian.
e. Berkoordinasi dengan Program Manajer dalam memilih dan
menentukan peserta rehabilitasi yang bertanggung jawab dalam
pelaksanaan kegiatan harian.
f. Instruktur Program Kegiatan Harian tidak diperkenankan untuk
merubah, menambah, dan mengurangi program. Segala bentuk
perubahan, penambahan dan pengurangan harus dilaporkan terlebih
dahulu kepada Program Manajer, dengan menjelaskan alasan dan detail
masalah yang terjadi dan disetujui oleh Penanggung Jawab Layanan
dan disahkan oleh Pembina.
g. Bertanggung jawab untuk pelaksanaan static group bersama dengan
konselor adiksi.
6. Petugas Layanan Penunjang (Petugas Pemasyarakatan yang ditunjuk)
a. Terdiri dari petugas pengamanan, petugas dapur, petugas kegiatan
kerja dan petugas administrasi.
b. Petugas pengamanan bertanggungjawab atas keamanan jalannya
layanan rehabilitasi.
c. Petugas dapur bertanggungjawab atas distribusi makanan selama
kegiatan rehabilitasi berjalan.
d. Petugas kegiatan kerja bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan
vokasional
7. Petugas administrasi bertugas :
a. Menginventarisasi dan membuat usulan permintaan kebutuhan sarana
penunjang layanan rehabilitasi (alat kebersihan, ATK, dan alat
kebutuhan lain);
b. Mengarsipkan absensi konselor dan peserta rehabilitasi;
c. Menginput data ke dalam formulir Watkesrehab 12C;
d. Bertugas terhadap pertanggungjawaban keuangan.
8. Konselor Adiksi bertugas :
a. Bertanggungjawab untuk menemani, mendampingi WBP pecandu,
penyalahguna dan korban penyalahgunaan narkotika dalam menjalani
rehabilitasi.
b. Bertanggungjawab untuk melaksanakan konseling keluarga dengan
menginformasikan hasil perkembangan peserta layanan kepada
keluarga, minimal 1 (satu) kali dalam satu periode kegiatan layanan
rehabilitasi.
c. Bertanggung jawab untuk membuat laporan perkembangan bulanan,
yang akan diserahkan kepada Program Manajer.
d. Bertanggung jawab atas jalannya semua terapi kelompok bersama
dengan instruktur kegiatan harian.
e. Bertanggung jawab untuk memberikan konseling individu dan
konseling kelompok kepada WBP pecandu, penyalahguna dan korban
penyalahgunaan narkotika dan merujuk ke petugas psikologi apabila
membutuhkan penanganan lebih lanjut.
Untuk membantu jalannya layanan rehabilitasi narkotika di UPT
Pemasyarakatan dibutuhkan peran serta aktif dari WBP peserta rehabilitasi
yang sudah dapat dipercaya untuk menjalankan tugas - tugas membantu
pelaksanaan kegiatan sehari-hari. Beberapa peserta rehabilitasi narkotika
yang memenuhi syarat dan dipandang mampu dapat ditunjuk oleh Konselor
dan/atau Instruktur menjadi Penangggung Jawab kegiatan sesuai bidang
masing-masing.
PROGRAM MANAGER
INTRUKTUR
KEGIATAN HARIAN
PENANGGUNG
JAWAB KEBERSIHAN PENANGGUNG
PENANGGUNG PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN
JAWAB RELIGY JAWAB KITCHEN BLOK HUNIAN DAN
OLAHRAGA
KELAS
a. Dokter mencatat hasil skrining, asesmen dan terapi yang diberikan pada kartu
rekam medis.
b. Perawat memindahkan data hasil skrining, asesmen dan terapi pada buku
bantu pelayanan rehabilitasi medis.
c. Petugas administrasi merekap data bulanan hasil skrining, asesmen dan terapi
rehabilitasi medis.
d. Petugas administrasi memasukkan data hasil skrining, asesmen dan terapi
pada sistem database pemasyarakatan (SDP Keswat dan/atau Aplikasi
SELARAS).
e. Dokter penanggungjawab membuat laporan bulanan (formulir 12C) dan
triwulan (B03, B06, B09 dan B12) kegiatan rehabilitasi dan ditandatangani
oleh Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Magelang
f. Laporan yang sudah ditandatangani diserahkan ke bagian Tata Usaha untuk
dikirimkan ke Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum
dan HAM Jawa Tengah serta ke Direktorat Jenderal Pemasyarakatan.
g. Laporan bulanan (formulir 12C) dikirim paling lambat tanggal 5 setiap
bulannya.
5.2. Pencatatan data peserta rehabilitasi sosial dilakukan oleh tim rehabilitasi sesuai
dengan tugasnya masing-masing.
a. Dokter mencatat hasil pemeriksaan kesehatan dan terapi yang diberikan pada
kartu rekam medis dan lembar Asesmen peserta rehabilitasi sosial.
b. Perawat memindahkan data hasil skrining, asesmen dan terapi pada buku
bantu pelayanan rehabilitasi sosial.
c. Petugas administrasi merekap data bulanan hasil skrining, asesmen dan terapi
rehabilitasi sosial.
d. Petugas administrasi memasukkan data hasil skrining, asesmen dan terapi
pada sistem database pemasyarakatan (SDP Keswat)
e. Program Manager membuat laporan bulanan (formulir 12C) dan triwulan
(B03, B06, B09 dan B12) kegiatan rehabilitasi dan ditandatangani oleh
Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Magelang
f. Laporan yang sudah ditandatangani diserahkan ke bagian Tata Usaha untuk
dikirimkan ke Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum
dan HAM Jawa Tengah serta ke Direktorat Jenderal Pemasyarakatan.
g. Laporan bulanan (formulir 12C) dikirim paling lambat tanggal 5 setiap
bulannya.
5.3. Pencatatan dan pelaporan dari layanan rehabilitasi yang telah dilaksnakan di
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Magelang dilaporkan secara berjenjang
melalui Kantor Wilayah
a. Petugas administrasi pada Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan HAM Jawa Tengah merekap data laporan bulanan
dari Lapas di wilayah tersebut kemudian memasukkan ke dalam formulir
Keswat.
b. Laporan bulanan ditandatangani oleh Kepala Divisi Pemasyarakatan.
c. Petugas administrasi mengirim laporan bulanan ke Direktorat Jenderal
Pemasyarakatan dengan menggunakan sistem pelaporan yang ditetapkan.
7. PENUTUP
2. Rehabilitasi Sosial
Sarana dan prasarana untuk layanan rehabilitasi sosial di Lembaga Pemasyarakatan
Kelas IIA Magelang :
a. Blok khusus Rehabilitasi sosial
b. Ruang administrasi
c. Poliklinik
d. Ruang serba guna
e. Ruang vokasional
f. Fasilitas olahraga
g. Tempat ibadah
h. Dapur
D. Sumber Dana
Pelaksanaan Rehabilitasi Narkotika di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Magelang
berasal dari alokasi anggaran khusus dalam DIPA Tahun 2020.
E. Peserta
1. Jumlah peserta
Jumlah peserta yang ditetapkan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
bagi Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Magelang Tahun 2020 adalah 200 orang
untuk rehabilitasi medis dan 500 orang untuk rehabilitasi sosial.
2. Masa Pidana
Peserta adalah Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) yang memiliki sisa masa
pidana minimal 10 bulan pada saat mulai mengikuti rehabilitasi narkotika.
3. Penempatan Kamar
Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Peserta Rehabilitasi ditempatkan di blok
hunian khusus rehabilitasi yang terpisah dari WBP lainnya.
F. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan rehabilitasi narkotika di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA
Magelang tahun 2020 adalah 1 tahun terbagi menjadi 2 tahap, masing-masing tahap
dilaksanakan selama 6 bulan.
G. Indikator Keberhasilan
Keberhasilan program layanan rehabilitasi narkotika di Lembaga pemasyarakatan
Kelas IIA Magelang diukur dari kualitas hidup peserta rehabilitasi dengan instrument
penilaian WHOQoL.
H. Tahapan Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan Rehabilitasi
BULAN
TAHAP I II III IV V VI
NO
KEGIATAN MINGGU
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
TAHAP
I AWAL/EVALUASI
FISIK DAN PSIKIS
Kegiatan yang
dilakasanakan berupa:
- Skrining
- Assessmen awal dan
lanjutan
- Test Urine
II PROGRAM INTI
Kegiatan yang
dilaksanakan berupa:
- Konseling adiksi
- Terapi kelompok
- Bimbingan Rohani
- FSG
- SNA/recreational
hour
- Vokasional
- Penyuluhan /
seminar
PERSIAPAN PASCA
III
REHABILITASI
Kegiatan yang
dilaksanakan berupa:
- Assessmen Akhir
- Test Urine
- Sosialisasi Pasca
Rehabilitasi
- Seminar
- Vokasional
KEGIATAN I II III IV V VI
REHABILITASI
MEDIS I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
Skrining (ASSIST
dan Urinalisis)
Asesmen Awal
Asesmen Lanjutan
Farmakoterapi TENTATIF SESUAI KEBUTUHAN INDIVIDU
Konseling Adiksi
Konsultasi dokter
spesialis
Evaluasi
Psikologis SITUASIONAL SESUAI KONDISI INDIVIDU
Konseling/Tes
HIV
Asesmen Akhir
3. Jadwal Kegiatan Rehabilitasi Medis Tahap I Tahun 2020
KEGIATAN I II III IV V VI
REHABILITASI
SOSIAL I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
Skrining (ASSIST
dan Urinalisis)
Asesmen Awal
Asesmen Lanjutan
Program Inti
Fase Younger
Member
Fase Middle
Member
Fase Older Member
Konseling Adiksi
Case Conference
Terapi Kelompok
Family Support
Group
Bimbingan Rohani
Recreational Hour
Asesmen Akhir
(Urinalisis)
30 31
TERAPI KELOMPOK
1
CONFLICT RESOLUTION MAJOR RULES
JANUARI 2020
2
CODEPENDENCY KONSELING ADIKSI
3
CASE CONFERENCE SANCTION TOOLS
4
4 STRUKTUR
5
KOMUNIKASI EFEKTIF 5 PILAR
6
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
KONSELING ADIKSI TERAPI KELOMPOK
7
1
Periode
HEALTHY RELATIONSHIP
8
2
TERAPI KELOMPOK MORNING MEETING
Januari 2020
3
BIMBINGAN ROHANI WRAP UP
4
MUSIC ACTIVITY KONSELING ADIKSI
5
PEMAHAMAN ISSUE & SUGGEST
4
3
2
31
30
29
28
27
25
24
23
22
21
20
18
17
16
15
14
13
11
10
RELAPSE PREVENTION TERAPI KELOMPOK
7
STATIC GROUP CASE CONFERENCE
6–9
8
PENYULUHAN HUKUM KONSELING ADIKSI
1
TERAPI KELOMPOK UNDERSTANDING ADIKSI HIRARCHY
2
APRIL 2020
Tanggal
TERAPI KELOMPOK UNWRITTEN PHILOSOPHY
3
SEMINAR
RECREATIONAL HOUR TERAPI KELOMPOK
4
KONSELING ADIKSI KONSELING ADIKSI
5
MUSIC ACTIVITY TERAPI KELOMPOK BIMBINGAN ROHANI
6
1
7
2
5 Pilar
8
3
FEBRUARI 2020
Skrining
4
Urinalisis
4 Struktur
The Creed
TES MINAT DAN BAKAT SEMINAR KESEHATAN TERAPI KELOMPOK
5
Psikoterapi
Major Rules
TERAPI KELOMPOK MUSIC ACTIVITY PAGE
6
Psikoedukasi
Group Terapi
3 minggu
Cardinal Rules
BIMBINGAN ROHANI LEARNING EXPERIENCE
Sanction Tools
7
ASESSMEN LANJUTAN
Asessmen Awal
Doa Kedamaian
RECREATIONAL HOUR 12 LANGKAH KONSELING ADIKSI
ASESSMEN AKHIR
Konseling Adiksi
Konseling Adiksi
Konseling Adiksi
Konseling Adiksi
Terapi Kelompok
Terapi Kelompok
Terapi Kelompok
Recreational Hour
Bimbingan Rohani
TERAPI KELOMPOK RECREATIONAL HOUR
Assesmen Lanjutan
KONSELING ADIKSI TC LECTURE KEDEWASAAN KONSELING ADIKSI
TERAPI KELOMPOK MOVING INTO RECOVERY KONSELING ADIKSI TERAPI KELOMPOK
19 minggu
JUNI 2020
JANUARI 2020
19 minggu
PROGRAM INTI
ASESSMEN AKHIR
Materi Kegiatan
TERAPI KELOMPOK KONSELING ADIKSI
3
Jalan Sutopo No. 2 Magelang 56121 – Jawa Tengah
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
7
2
DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA MAGELANG
EVALUASI
MUSIC ACTIVITY BUILDING RELATIONSHIP
4
1 minggu
KECERDASAN EMOSIONAL TERAPI KELOMPOK
6
Petugas
EVALUASI & PELAPORAN
PELAPORAN
Instruktur
Instruktur
Instruktur
Instruktur
Instruktur
Instruktur
Instruktur
RECOVERY PLAN DENIAL MANAGEMENT
Tim Pokja
Tim Pokja
Tim Pokja
Tim Pokja
Tim Pokja
Tim Pokja
Tim Pokja
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Konselor adiksi
Konselor adiksi
Konselor adiksi
Konselor adiksi
MEI 2020
DECISION MAKING
Pelaksana
STRES MANAGEMENT MUSIC ACTIVITY
KONSELING ADIKSI
AFTER CARE PROGRAM TERAPI KELOMPOK
MARET 2020
FSG
KONSELING ADIKSI BUILDING SELF ESTEEM
TERAPI KELOMPOK TERAPI KELOMPOK
SEMINAR KESEHATAN COPING SKILL
SEMINAR KESEHATAN
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
KONSELING ADIKSI
MUSIC ACTIVITY
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Februari 2020 1 Terapi Kelompok Tim Pokja
3 Morning Meeting Instruktur
4 Wrap Up Instruktur
5 Konseling Adiksi Konselor adiksi
6 Pemahaman Issue & Suggest Instruktur
7 Terapi Kelompok Tim Pokja
8 Case Conference Tim Pokja
10 Hirarchy Instruktur
11 Unwritten Philosophy Instruktur
12 Terapi Kelompok Tim Pokja
13 Konseling Adiksi Konselor adiksi
14 Bimbingan Rohani Petugas
15 Music Activity Instruktur
17 CRG Instruktur
18 Terapi Kelompok Tim Pokja
19 Page Instruktur
20 Learning Experience Instruktur
21 Konseling Adiksi Konselor adiksi
22 Recreational Hour Tim Pokja
24 Konseling Adiksi Konselor adiksi
25 Slogan Instruktur
26 Jargon Instruktur
27 Terapi Kelompok Tim Pokja
28 Penyuluhan Hukum Petugas
29 Seminar Kesehatan Dokter & perawat
2 Anger Managemen Instruktur
3 Konseling Adiksi Konselor adiksi
4 Building Relationship Instruktur
5 Assertion Instruktur
6 Terapi Kelompok Tim Pokja
7 Case Conference Tim Pokja
9 Denial Management Instruktur
10 Terapi Kelompok Tim Pokja
11 Konseling Adiksi Konselor adiksi
12 Decision Making Instruktur
13 Bimbingan Rohani Petugas
14 Music Activity Instruktur
16 Terapi Kelompok Tim Pokja
Maret 2020
17 Self Awareness Instruktur
18 Burnout Management Instruktur
19 Konseling Adiksi Konselor adiksi
20 Mengatasi Kecemasan Instruktur
21 Recreational Hour Tim Pokja
23 Building Self Esteem Instruktur
24 Terapi Kelompok Tim Pokja
25 Coping Skill Instruktur
26 Seminar Kesehatan Dokter & perawat
27 Konseling Adiksi Konselor adiksi
28 Music Activity Instruktur
30 Konseling Adiksi Konselor adiksi
31 Penyuluhan Hukum Petugas
1 Terapi Kelompok Tim Pokja
2 Conflict Resolution Instruktur
3 Codependency Instruktur
4 Case Conference Tim Pokja
6 Komunikasi Efektif Instruktur
7 Konseling Adiksi Konselor adiksi
April 2020 8 Healthy Relationship Instruktur
9 Terapi Kelompok Tim Pokja
10 Bimbingan Rohani Petugas
11 Music Activity Instruktur
13 Relapse Prevention Instruktur
14 Static Group Instruktur
15 Konseling Adiksi Konselor adiksi
16 Understanding Adiksi Instruktur
17 Terapi Kelompok Tim Pokja
18 Recreational Hour Tim Pokja
20 Terapi Kelompok Tim Pokja
21 10 Irational Belief Instruktur
22 Penyuluhan Hukum Petugas
23 Konseling Adiksi Konselor adiksi
24 Seminar Kesehatan Dokter & perawat
25 Music Activity Instruktur
27 12 Langkah Instruktur
28 Terapi Kelompok Tim Pokja
29 Tc Lecture Kedewasaan Instruktur
30 Moving Into Recovery Instruktur
1 Konseling Adiksi Konselor adiksi
2 Case Conference Tim Pokja
4 Konseling Adiksi Konselor adiksi
5 Deviant Thingking Instruktur
6 Penyuluhan Hukum Petugas
7 Terapi Kelompok Tim Pokja
8 Bimbingan Rohani Petugas
9 Music Activity Instruktur
11 Kecerdasan Emosional Instruktur
12 Konseling Adiksi Konselor adiksi
13 Bertahan Bersih Dan Waras Instruktur
14 Recovery Plan Instruktur
15 Terapi Kelompok Tim Pokja
Mei 2020
16 Recreation Hour Tim Pokja
18 Terapi Kelompok Tim Pokja
19 Stres Management Instruktur
20 Konseling Adiksi Konselor adiksi
21 After Care Program Instruktur
22 Cerdas Bekerja Instruktur
23 FSG Tim Pokja
25 FSG Tim Pokja
26 FSG Tim Pokja
27 FSG Tim Pokja
28 Konseling Adiksi Konselor adiksi
29 Terapi Kelompok Tim Pokja
30 Seminar Kesehatan Dokter & perawat
1 Penyuluhan Hukum Petugas
2 Terapi Kelompok Tim Pokja
3–4 Seminar Tim Pokja
5 Konseling Adiksi Konselor adiksi
6 Music Activity Instruktur
8 Konseling Adiksi Konselor adiksi
9 Seminar Kesehatan Dokter & perawat
10 Tes Minat Dan Bakat Tim Pokja
Juni 2020
11 Terapi Kelompok Tim Pokja
12 Bimbingan Rohani Petugas
13 Recreational Hour Tim Pokja
15 Konseling Adiksi Konselor adiksi
16 Terapi Kelompok Tim Pokja
17 – 20 Asessmen Akhir Dokter & perawat
22 – 27 Evaluasi Tim Pokja
29 – 30 Pelaporan Program Manager
BAMBANG IRAWAN
NIP. 19630513 198901 1 001