C. Tujuan Penulisan
Kami tim penyusun menulis makalah ini bertujuan untuk menjelaskan latar belakang,
akibat dan hukuman bagi para pemakai, pengedar, dan pembuat narkoba khususnya di
lingkungan pelajar SMAN 1 Rajagaluh. Supaya guru-guru atau dewan sekolah lebih tegas
dalam pemeriksaan terhadap para siswa dan siswi SMA untuk tidak menggunakan atau
mengedarkan barang haram tersebut.
D. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini kami melakukan penelitian atau dengan cara mewawancarai
bekas pemakai narkoba dan polisi yang bersangkutan supaya lebih jelas dalam
pembuatan atau penyusunan makalah ini, kami juga mempelajari dan membaca dari
media-media massa yang menjelaskan tentang penyalahgunaan narkoba.
E. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam mengkaji permasalahan-permasalahan yang ada, maka kami
mencoba menyusunnya sedemikian rupa sehingga permasalahan-permasalahan dapat
terjawab secara sistematis. Adapun sistematika permasalahan ini adalah:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang penulisan (masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode
penulisan serta sistematika penulisan)
BAB II PEMBAHASAN
Pada bab ini kami mencoba menjawab permasalahan-permasalahan pada Bab I melalui
hasil wawancara kami terhadap pengguna narkoba dan polisi yang menanganinya.
BAB III KESIMPULAN
Pada bab ini berisi uraian intisari dari permasalahan-permasalahan yang diajukan dan
dibahas pada bab sebelumnya.
BAB IV PENUTUP
BAB II
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Penggunaan Narkoba
Pada awalnya orang-orang yang mengkonsumsi narkoba ketika masih sekolah SMP, di
SMP mereka mulai mencoba minum-minuman keras yang ditawari oleh teman-temannya
yang ada di SMA. Ketika mereka sudah masuk SMA mereka mulai mencoba
mengkonsumsi pil lexotan yang dosisnya ringan, kemudian mereka mencoba obat-obatan
yang dosisnya tinggi.
Orang-orang mengkonsumsi narkoba itu bertujuan untuk menenangkan diri dari masalah
yang dihadapi olehnya. Misalnya anak yang selalu dimarahi oleh orang tuanya dan
kurang perhatian (kasih sayang) dari kedua orang tuanya pasti merasa kesal dan marah
maka, untuk menghilangkan rasa kesal dan marahnya mereka minum-minuman keras
bahkan ada yang langsung memakai narkoba.
Apabila ditambah dengan pergaulan yang bebas, yaitu pergaulan yang tanpa aturan,
sekehendak sendiri dan tidak mau diatur sangat dominan dalam proses penyalahgunaan
narkoba ini.
morphine dan lain-lain. Cara mengkonsumsinya juga bervariasi sesuai jenis narkoba yang
dikonsumsi.
Sanksi bagi para si pecandu dan pengedar, sebenarnya sudah cukup memberatkan,
apalagi sekarang sudah banyak yang dihukum mati akibat kasus narkoba.
Sebenarnya pengedaran narkoba dapat dicegah dengan pengawasan yang intensif baik
dari polisi ataupun masyarakat terutama bagi para orang tua harus bisa mendidik anaknya
supaya tidak terjerumus ke lembah hitam. Bisa dengan pendekatan agama ataupun yang
lainnya. Kalau tidak diawasi, akankah semua remaja di Indonesia akan menjadi pecandu
narkoba? Kita berharap tidak demikian.
BAB IV
PENUTUP
Demikian makalah ini penulis susun, untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia. Semoga dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya mengenai bahaya narkoba yang dapat merusak masa depan kita. Atas
perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.
PENYALAHGUNAAN NARKOBA
PENDAHULUAN
Disekitar kita saat ini, banyak sekali zat-zat adiktif yang negatif dan sangat
berbahaya bagi tubuh. Dikenal dengan sebutan narkotika dan obat-obatan terlarang.
Dulu, narkoba hanya dipakai secara terbatas oleh beberapa komunitas manusia di
berbagai negara. Tapi kini, narkoba telah menyebar dalam spektrum yang kian meluas.
Para era modern dan kapitalisme mutakhir, narkoba telah menjadi problem bagi umat
manusia diberbagai belahan bumi. Narkoba yang bisa mengobrak-abrik nalar yang cerah,
merusak jiwa dan raga, tak pelak bisa mengancam hari depan umat manusia.
PEMBAHASAN
Macam-macam Narkoba, Pengaruh dan Efek Penggunaannya
Cannabis (ganja, cimeng, mariyuana, hashis, rumput, grass)
Ganja bahan aktifnya tetrahidrocanabinol yang dapat membuat hilang kesadaran
atau fly / teler.
Efek penggunaan Ganja :
Gelisah
Lemas dan ingin tidur terus
Perasaan gembira dan selalu tertawa untuk hal yang tidak lucu
Nafsu makan besar
Persepsi tentang benda berubah
Akibat jangka panjang
Gangguan memori otak / pelupa
Sulit berfikir dan konsentrasi
Suka bengong
Ecstasy (inex, kancing)
Tergolong jenis zat psikotropika
Jenisnya antara lain : apel, alladin, elektric, gober, butterfly, dan lain-lain.
Bahan ecstasy sering dicampur dengan zat-zat kimia berbahaya seperti insektisida
dan pil KB
Pengaruh menggunakan ecstasy
Energik - Tidak bisa diam
Sering menyendiri atau bersembunyi di kamar mandi, di gudang atau tempattempat tertutup.
Narkoba dan Agama
Narkotika dan minuman keras telah lama dikenal umat manusia. Tapi
sebenarnya lebih banyak madharatnya daripada manfaatnya. Untuk itu, hampir semua
agama besar melarang umat manusia untuk mengkonsumsi narkotika dan minuman
keras (dalam bentuk yang lebih luas lagi adalah narkoba)
Dalam wacana Islam, ada beberapa ayat al-Qur'an dan hadits yang melarang
manusia untuk mengkonsumsi minuman keras dan hal-hal yang memabukkan. Pada
orde yang lebih mutakhir, minuman keras dan hal-hal yang memabukkan bisa juga
dianalogikan sebagai narkoba. Waktu Islam lahir dari terik padang pasir lewat Nabi
Muhammad, zat berbahaya yang paling populer memang baru minuman keras
(khamar). Dalam perkembangan dunia Islam, khamar kemudian bergesekan,
bermetamorfosa dan beranak pinak dalam bentuk yang makin canggih, yang
kemudian lazim disebut narkotika atau lebih luas lagi narkoba.
Untuk itu, dalam analoginya, larangan mengonsumsi minuman keras dan halhal yang memabukkan, adalah sama dengan larangan mengonsumsi narkoba. Ada dua
surat al-Qur'an dan dua hadits yang coba dilansir disini, yang terjemahannya kira-kira
begini :
"Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,
(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk
perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan". (QS Al-Maidah : 90)
Kemudian ayat yang kedua:
"Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan
kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan
menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah
kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu)". (QS Al-Maidah : 91)
Perbuatan setan adalah hal-hal yang mengarah pada keburukan, kegelapan,
dan sisi-sisi destruktif manusia. Ini semua bisa dipicu dari khamar (narkoba) dan judi
karena bisa membius nalar yang sehat dan jernih. Khamar (narkoba) dan judi sangat
dekat dengan dunia kejahatan dan kekerasan, maka menurut al-Qur'an khamar
(narkoba) dan judi potensial memicu permusuhan dan kebencian antar sesama
manusia. Khamar dan judi juga bisa memalingkan seseorang dari Allah dan shalat.
Selain dua ayat al-Qur'an di atas, juga ada hadits yang melarang
khamar/minuman keras (baca : narkoba), yaitu :
"Malaikat Jibril datang kepadaku, lalu berkata, 'Hai Muhammad, Allah melaknat
minuman keras, pembuatnya, orang-orang yang membantu membuatnya,
peminumnya, penerima dan penyimpannya, penjualnya, pembelinya,
penyuguhnya, dan orang yang mau disuguhi". (HR. Ahmad bin Hambal dari Ibnu
Abbas)
Kemudian hadits yang kedua :
"Setiap zat, bahan atau minuman yang dapat memabukkan dan melemahkan
adalah khamar, dan setiap khamar haram". (HR. Abdullah bin Umar).
Jelas dari hadits di atas, khamar (narkoba) bisa memerosokkan seseorang ke
derajat yang rendah dan hina karena dapat memabukkan dan melemahkan. Untuk itu,
khamar (dalam bentuk yang lebih luas adalah narkoba) dilarang dan diharamkan.
Sementara itu, orang yang terlibat dalam penyalahgunaan khamar (narkoba) dilaknat
oleh
Allah,
entah
itu
pembuatnya,
pemakainya,
penjualnya,
pembelinya,
depresan antara lain opioda, dan berbagai turunannya seperti morphin dan heroin. Contoh
yang populer sekarang adalah Putaw.
2. Stimulan, merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan serta kesadaran.
Jenis stimulan: Kafein, Kokain, Amphetamin. Contoh yang sekarang sering dipakai
adalah Shabu-shabu dan Ekstasi.
3. Halusinogen, efek utamanya adalah mengubah daya persepsi atau mengakibatkan
halusinasi. Halusinogen kebanyakan berasal dari tanaman seperti mescaline dari kaktus
dan psilocybin dari jamur-jamuran. Selain itu ada jugayang diramu di laboratorium
seperti LSD. Yang paling banyak dipakai adalah marijuana atau ganja.
Penyalahgunaan Narkoba
Kebanyakan zat dalam narkoba sebenarnya digunakan untuk pengobatan dan penefitian.
Tetapi karena berbagai alasan - mulai dari keinginan untuk coba-coba, ikut trend/gaya,
lambang status sosial, ingin melupakan persoalan, dll. - maka narkoba kemudian
disalahgunakan. Penggunaan terus menerus dan berianjut akan menyebabkan
ketergantungan atau dependensi, disebut juga kecanduan.
Tingkatan penyalahgunaan biasanya sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
coba-coba
senang-senang
menggunakan pada saat atau keadaan tertentu
penyalahgunaan
ketergantungan
kuat untuk mengkonsumsi (bahasa gaulnya sugest). Gejata fisik dan psikologis ini juga
berkaitan dengan gejala sosial seperti dorongan untuk membohongi orang tua, mencuri,
pemarah, manipulatif, dll.
Bahaya bagi Remaja
Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa anak-anak dan masa
dewasa. Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak dan remaja akan membentuk
perkembangan diri orang tersebut di masa dewasa. Karena itulah bila masa anak-anak
dan remaja rusak karena narkoba, maka suram atau bahkan hancurlah masa depannya.
Pada masa remaja, justru keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti trend dan gaya
hidup, serta bersenang-senang besar sekali. Walaupun semua kecenderungan itu wajarwajar saja, tetapi hal itu bisa juga memudahkan remaja untuk terdorong
menyalahgunakan narkoba. Data menunjukkan bahwa jumlah pengguna narkoba yang
paling banyak adalah kelompok usia remaja.
Masalah menjadi lebih gawat lagi bila karena penggunaan narkoba, para remaja tertular
dan menularkan HIV/AIDS di kalangan remaja. Hal ini telah terbukti dari pemakaian
narkoba melalui jarum suntik secara bergantian. Bangsa ini akan kehilangan remaja yang
sangat banyak akibat penyalahgunaan narkoba dan merebaknya HIV/AIDS. Kehilangan
remaja sama dengan kehilangan sumber daya manusia bagi bangsa.
Apa yang masih bisa dilakukan?
Banyak yang masih bisa dilakukan untuk mencegah remaja menyalahgunakan narkoba
dan membantu remaja yang sudah terjerumus penyalahgunaan narkoba. Ada tiga tingkat
intervensi, yaitu
1. Primer, sebelum penyalahgunaan terjadi, biasanya dalam bentuk pendidikan,
penyebaran informasi mengenai bahaya narkoba, pendekatan melalui keluarga, dll.
Instansi pemerintah, seperti halnya BKKBN, lebih banyak berperan pada tahap intervensi
ini. kegiatan dilakukan seputar pemberian informasi melalui berbagai bentuk materi KIE
yang ditujukan kepada remaja langsung dan keluarga.
2. Sekunder, pada saat penggunaan sudah terjadi dan diperlukan upaya penyembuhan
(treatment). Fase ini meliputi: Fase penerimaan awal (initialintake)antara 1 - 3 hari
dengan melakukan pemeriksaan fisik dan mental, dan Fase detoksifikasi dan terapi
komplikasi medik, antara 1 - 3 minggu untuk melakukan pengurangan ketergantungan
bahan-bahan adiktif secara bertahap.
3. Tertier, yaitu upaya untuk merehabilitasi merekayang sudah memakai dan dalam proses
penyembuhan. Tahap ini biasanya terdiri atas Fase stabilisasi, antara 3-12 bulan, untuk
mempersiapkan pengguna kembali ke masyarakat, dan Fase sosialiasi dalam masyarakat,
agar mantan penyalahguna narkoba mampu mengembangkan kehidupan yang bermakna
di masyarakat. Tahap ini biasanya berupa kegiatan konseling, membuat kelompokkelompok dukungan, mengembangkan kegiatan alternatif, dll.
berdiri sendiri dengan keinginan untuk tetap bergantung dan dilindungi, akan
menimbulkan konflik pada diri remaja. Akibat konflik ini, dalam diri remaja timbul
kegelisahan dan kecemasan yang akan mewarnai sikap dan tingkah lakunya. Ia menjadi
mudah sekali tersinggung, marah, kecewa dan putus asa.
Daya fantasi yang berlebihan
Keterbatasan kemampuan yang ada pada diri remaja menyebabkan ia tidak selalu mampu
untuk memenuhi berbagai macam dorongan kebutuhan dirinya.
Ikatan kelompok yang kuat
Ketidakmampuan remaja dalam menyalurkan segala keinginan dirinya menyebabkan
timbulnya dorongan yang kuat untuk berkelompok. Dalam kelompok, segala kekuatan
dirinya seolah-olah dihimpun sehingga menjadi sesuatu kekuatan yang besar. Remaja
akan merasa lebih aman dan terlindungi apabila ia berada di tengah-tengah kelompoknya.
Oleh karena itu ia berusaha keras untuk dapat diakui oleh kelompoknya dengan cara
menyamakan dirinya dengan segala sesuatu yang ada dalam kelompoknya. Rasa setia
kawan terjalin dengan erat dan kadang-kadang menjurus ke arah tindakan yang membabi
buta.
Krisis identitas
Tujuan akhir dari suatu perkembangan remaja adalah terbentuknya identitas diri. Dengan
terbentuknya identitas diri, seorang individu sudah dapat memberi jawaban terhadap
pertanyaan: siapakah, apakah saya mampu dan dimanakah tempat saya berperan. Ia telah
dapat memahami dirinya sendiri, kemampuan dan kelamahan dirinya serta peranan
dirinya dalam lingkungannya. Sebelum identitas diri terbentuk, pada umumnya akan
terjadi suatu krisis identitas. Setiap remaja harus mampu melewati krisisnya dan
menemukan jatidirinya.
Karakteristik psikologis yang khas pada remaja merupakan faktor yang memudahkan
terjadinya tindakan penyalahgunaan zat.
Namun demikian, untuk terjadinya hal tersebut masih ada faktor lain yang memainkan
peranan penting yaitu faktor lingkungan si pemakai zat. Faktor lingkungan tersebut
memberikan pengaruh pada remaja dan mencetuskan timbulnya motivasi untuk
menyalahgunakan zat. Dengan kata lain, timbulnya masalah penyalahgunaan zat
dicetuskan oleh adanya interaksi antara pengaruh lingkungan dan kondisi psikologis
remaja.
Di dalam upaya pencegahan, tindakan yang dijalankan dapat diarahkan pada dua sasaran
proses. Pertama diarahkan pada upaya untuk menghindarkan remaja dari lingkungan
yang tidak baik dan diarahkan ke suatu lingkungan yang lebih membantu proses
perkembangan jiwa remaja. Upaya kedua adalah membantu remaja dalam
mengembangkan dirinya dengan baik dan mencapai tujuan yang diharapkan (suatu proses
pendampingan kepada si remaja, selain: pengaruh lingkungan pergaulan di luar selain
rumah dan sekolah).
Jadi remaja sebenarnya berada dalam 3 (tiga) pengaruh yang sama kuat, yakni sekolah
(guru), lingkungan pergaulan dan rumah (orang tua dan keluarga); serta ada 2 buah
proses yakni menghindar dari lingkungan luar yang jelek, dan proses dalam diri si remaja
untuk mandiri dan menemukan jati dirinya.
Dalam rangka membimbing dan mengarahkan perkembangan remaja, tindakan yang
harus dan dapat dilakukan, secara garis besar akan diuraikan di bawah ini:
1. Sikap dan tingkah laku
Tujuan dari suatu perkembangan remaja secara umum adalah merubah sikap dan tingkah
lakunya, dari cara yang kekanak-kanakan menjadi cara yang lebih dewasa. Sikap
kekanak-kanakan seperti mementingkan diri sendiri (egosentrik), selalu menggantungkan
diri pada orang lain, menginginkan pemuasan segera, dan tidak mampu mengontrol
perbuatannya, harus diubah menjadi mampu memperhatikan orang lain, berdiri sendiri,
menyesuaikan keinginan dengan kenyataan yang ada dan mengontrol perbuatannya
sehingga tidak merugikan diri sendiri dan orang lain. Untuk itu dibutuhkan perhatian dan
bimbingan dari pihak orang tua. Orang tua harus mampu untuk memberi perhatian,
memberikan kesempatan untuk remaja mencoba kemampuannya. Berikan penghargaan
dan hindarkan kritik dan celaan.
2. Emosional
Untuk mendapatkan kebebasan emosional, remaja mencoba merenggangkan hubungan
emosionalnya dengan orang tua; ia harus dilatih dan belajar untuk memilih dan
menentukan keputusannya sendiri. Usaha ini biasanya disertai tingkah laku memberontak
atau membangkang. Dalam hal ini diharapkan pengertian orang tua untuk tidak
melakukan tindakan yang bersifat menindas, akan tetapi berusaha membimbingnya
secara bertahap. Udahakan jangan menciptakan suasana lingkungan yang lain, yang
kadang-kadang menjerumuskannya. Anak menjadi nakal, pemberontak dan malah
mempergunakan narkotika (menyalahgunakan obat).
3. Mental intelektual
Dalam perkembangannya mental intelektual diharapkan remaja dapat menerima
emosionalnya dengan memahami mengenai kelebihan dan kekurangan dirinya. Dengan
begitu ia dapat membedakan antara cita-cita dan angan-angan dengan kenyataan
sesungguhnya. Pada mulanya daya pikir remaja banyak dipengaruhi oleh fantasi, sejalan
dengan meningkatnya kemampuan berpikir secara abstrak. Pikiran yang abstrak ini
seringkali tidak sesuai dengan kenyataan yang ada dan dapat menimbulkan kekecewaan
dan keputusasaan. Untuk mengatasi hal ini dibutuhkan bantuan orang tua dalam
menumbuhkan pemahaman diri tentang kemampuan yang dimilikinya berdasarkan
4. Sosial
Untuk mencapai tujuan perkembangan, remaja harus belajar bergaul dengan semua
orang, baik teman sebaya atau tidak sebaya, maupun yang sejenis atau berlainan jenis.
Adanya hambatan dalam hal ini dapat menyebabkan ia memilih satu lingkungan
pergaulan saja misalnya suatu kelompok tertentu dan ini dapat menjurus ke tindakan
penyalahgunaan zat. Sebagaimana kita ketahui bahwa ciri khas remaja adalah adanya
ikatan yang erat dengan kelompoknya. Hal ini menimbulkan ide, bagaimana caranya agar
remaja memiliki sifat dan sikap serta rasa (Citra: disiplin dan loyalitas terhadap teman,
orang tua dan cita-citanya. Selain itu juga kita sebagai orang tua dan guru, harus mampu
menumbuhkan suatu Budi Pekerti/Akhlaq yang luhur dan mulia; suatu keberanian untuk
berbuat yang mulia dan menolong orang lain dan menjadi teladan yang baik.
Sebagai ikhtisar dari apa yang dapat dilakukan orang tua dan guru dalam upaya
pencegahan, dapat dikemukakan sebagai berikut:
Memahami sikap dan tingkah laku remaja dan menghadapinya dengan penuh
kasih sayang dan kesabaran.
Memberikan penghargaan yang layak terhadap pendapat dan prestasi yang baik.
Memberikan teladan yang baik kepada remaja tentang apa yang baik bagi remaja.
Tidak mengharapkan remaja melakukan sesuatu yang ia tidak mampu atau orang
tua tidak melaksanakannya (panutan dan keteladanan).
Apa yang dikemukakan di atas hanyalah merupakan petikan secara umum dan dalam
penerapannya harus disesuaikan dengan kondisi yang ada pada diri remaja maupun orang
tua dan guru. Dengan begitu maka setiap orang tua dan guru harus mampu untuk
menafsirkan apa yang dimaksud dan menerapkannya sesuai dengan apa yang
diharapkan.Yang paling penting adalah pengenalan diri sendiri dari pihak orang tua
sebelum mereka mengharapkan remajanya mengenal dirinya. Dengan kata lain, apa yang
diharapkan dari remaja harus dapat dilaksanakan terlebih dahulu oleh orang tua dan guru.
PENYALAHGUNAAN NARKOBA
RatnaYunita
(Mahasiswa Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hubungan narkoba dengan generasi muda dewasa ini amat erat. Artinya amat banyak
kasus kecanduan dan pengedaran narkoba yang di dalamnya terlibat generasi muda,
khususnya remaja sekolah dan luar sekolah (putus sekolah). Menurut perhitungan pada
pakar dan pers ada sekitar 4 juta orang yang terlibat narkoba. Bahkan narkoba sudah
memasuki sekolah-sekolah. Jenis narkoba yang sering ditemukan adalah pil nipan dan
daun ganja.
Berkembangnya jumlah pecandu ditentukan oleh dua faktor, yaitu (1)Faktor dari
dalam diri meliputi : minat, rasa ingin tau, lemahnya rasa ketuhanan, ketidakstabilan
emosi. (2)Faktor dari luar diri meliputi : gangguan psiko-sosial keluarga, lemahnya
hukum terhadap pengedar dan pengguna narkoba, lemahnya sistem sekolah termasuk
bimbingan konseling , lemahnya pendidikan agama.
Di setiap sekolah sudah saatnya guru-guru memiliki pengetahuan dan konseling dengan 2
kegiatan yakni, kosultasi dan konseling. Kegiatan konsultasi adalah memberikan berbagai
informasi kepada oran tua siswa tentang segala aspek yang berhubungan dengan kegiatan
belajar, pergaulan, kedisiplinan dan kerapihan siswa. Guru dan orang tua berdiskusi dan
akhirnya menghasilkan berbagai solusi bantuan terhadap siswa. Sdangkan kegiatan
konseling ditekankan kepada upaya membantu siswa agar mereka mandiri, kreatif dan
produktif, serta mampu memecahkan masalah mereka sendiri.
Akan tetapi sering guru-guru mata pelajaran kurang berminat berperan sebagai
pembimbing. Mereka kebanyakan lebih suka melaksanakan pengajaran. Sedangakan
urusan pribadi siswa diserahkan kepada guru bimbingan dan konseling(BK), dengan
alasan bahwa guru BK memang spesial dididik untuk membantu pribadi siswa yang
mengalami berbagai masalah seperti kesulitan belajar, motivasi belajar, penyesuaian diri
dan sebagainya.
BAB II
PEMBAHASAN
Adalah nama khusus untuk Hemp, suatu tanaman tinggi mencapai 2 meter, bentuk daun
mirip daun singkong, daun warna hijau dan tumbuh terbaik didaerah pegunungan. Zat
kimia addictive utama didalam marijuana adalah tetra hydrocannabinol yang dapat
dideteksi melalui air kencing. Para pecandu narkoba menghisap marijuana dengan rokok
atau pipa. Jika putus dari zat marijuana, maka si pemakai akan sakaw dengan gejala
macam-macam seperti mata berair, hidung berselesma, badan jadi nyeri. Pemakaian yang
semakin banyak zat marijuana akan menyebabkan kehilangan memori, kemampuan
belajar, dan motivasi.Marijuana juga dapat menyebabkan distorsi persepsi
(penyimpangan persepsi dari kenyataan), kehilangan koordinasi, detak jantung meningkat
timbul rasa cemas yang terus menerus. Sebagai akibat medical dapat menyebabkan
kerusakan paru, batuk kronis, bronchitis.
2. Cocaine.
Cocaine sering dihirup melalui hidung, akan tetapi juga diisap dengan rokok atau jika
disuntikkan akan berdampak penyakit HIV/AIDS. Akibat cocaine terhadap fisik pemakai
adalah terhambatnya saluran darah, pupil mata membesar, panas badan meningkat,
denyut jantung meningkat, darah tinggi, perasaan gelisah, nyeri, cemas. Menghisap crack
cocaine bersama rokok akan menimbulkan paranoia(sejenis penyakit jiwa yang
meyebabkan timbul ilusi yang salah tentang sesuatu dan akhirnya bisa bersifat agresif
akibat delusi yang dialaminya). Cocaine dapat menyebabkan kematian karena
pernafasannya tersendat lalu otak kekurangan oksigen.
3. Methamphetamine.
Adalah sejenis obat yang kuat yang menyebabkan orang kecanduan yang dapat
merangsang saraf sentral. Dapat dikonsumsi melalui mulut, dihirup, daya serangnya ke
otak si pemakai.
4. Heroin.
Kebanyakan pemakai heroin menyuntikkan zat tersebut ke dalam tubuhnya. Si pemakai
merasakan gelora kesenangan diiringi panas badan, mulut kering, perasaan yang berat
dan mental jadi kelam berawan menuju depresi di dalam system saraf sentral. Jika
dihentikan maka si pemakai akan sakaw, gelisah, sakit pada otot dan tulang, insomnia,
muntaber. Untuk menghilangkan kecanduan harus ada kerja sama antara pecandu dengan
pembimbing/dokter. Biasannya hal ini dilakukan oleh konselor spesialis narkoba dengan
menggunakan muti-methods/konseling terpadu. Metode dokter dengan memberi opiates
sedikit demi sedikit dalam jangka panjang untuk pngobatan kecanduan heroin
dimaksudkan agar pasien tidak melakukan injeksi yang sangat membahayakan dirinya
karena over dosis dan bahaya penyakit HIV dan hepatitis C.
5. Club Drugs.
a.
Ecstasy.
Dapat menyebabkan depresi, cemas dalam tidur, kecemasan, paranoia. Ciri fisik :
ketegangan otot, mual, pingsan, tekanan darah tinggi. Menyebabkan kerusakan otak
karena sel otak rusak diserang oleh obat tersebut yang menimbulkan si pasien agresif,
mood, kegiatan seks meningkat, tidur terus, sensitif kena penyakit.
b.
Rohypnol.
Obat ini amat beresiko terhadap kesehatan manusia pemakai, seperti liver, ginjal, tekanan
darah, kerusakan pada otak.
c.
Gammahydroxybutyrate.
Ketamine.
Gejala yang dipakai adalah menimbulkan efek halusinasi dan mimpi yang diinginkan.
Jika over dosis berakibat kehilangan memory, mengigau, kehilangan koordinasi.
2.3 perhatian orang tua dan guru sangat diperlukan oleh anak remaja.
1. Menghargai Eksistensi Remaja.
Salah satu latar belakang ialah memahami eksistensi pelajar dan bagaimana
keadaan/peranan bimbingan dan konseling.
2. Eksistensi Siswa.
a. Di keluarga
Orang tua dapat mengadakan diskusi tentang masalah yang di
hadapi anak-anak. Dialog antara orang tua - anak memberikan penghargaan/eksistensi
anak dikeluarga karena dalam hal ini keterbukaan orang tua menjadi kunci kesuksesan
dialog.
b. Di sekolah
Kepribadian guru yang ramah serta membuka diri untuk berdialog
dengan pelajar akan membuka peluang bagi pelajar untuk menyatakan tentang
kesulitan/masalahnya sendiri.
c. Di masyarakat
e. Kunjungan
f.
Partisipasi sosial
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa :
1. Komunikasi orang tua dan guru terhadap siswa mempengaruhi pertahanan diri pada
setiap siswa dari bahaya narkoba yang selalu mengancam.
2. Penyalahgunaan narkoba dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan kejiwaan.