Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH PSIKOLOGI TENTANG PENYALAHGUNAAN NARKOBA

Tuesday, July 8, 2008


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perilaku menyimpang tumbuh di kalangan masyarakat akibat kurang seimbangnya
masalah ekonomi, terutama terhadap para remaja Indonesia yang sering menggunakan
minum-minuman keras dan obat-obatan terlarang. Mungkin mereka kurang perhatian dari
orang tua mereka atau mungkin juga karena ajakan para pemakai atau teman-temannya.
Penyalahgunaan narkoba terhadap para pelajar SMA dan SMP berawal dari penawaran
dari pengedar narkoba. Mula-mula mereka diberi beberapa kali dan setelah mereka
merasa ketergantungan terhadap narkoba itu, maka pengedar mulai menjualnya. Setelah
mereka saling membeli narkoba, mereka disuruh pengedar untuk mengajak temantemannya yang lain untuk mencoba obat-obatan terlarang tersebut.
Narkoba pertama kali dibuat oleh orang Inggris dan pertama kali disebarkan ke daerah
daratan Asia mulai dari China, Hongkong, Jepang sampai ke Indonesia. Narkoba yang
paling banyak dikirim ke daerah Asia adalah heroin dan morfin. Di Indonesia juga sudah
mulai ada yang memproduksi narkoba jenis ganja, pil lexotan dan pil Extaci
Narkoba biasanya dikonsumsi oleh anak-anak orang kaya, yang kurang perhatian dari
orang tuanya. Biasanya mereka mengkonsumsi jenis pil lexotan dan Extaci karena proses
pembelian dan penggunaannya lebih mudah dan praktis. Pada mulanya mereka minum
minuman beralkohol di diskotik atau bar, tetapi lama kelamaan mereka mulai memakai
narkoba.
B. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang masalah, terdapat beberapa macam masalah, maka,
untuk mempermudah pembahasan dalam makalah ini, penyusun membaginya dalam
beberapa pertanyaan sebagai berikut:
1. Pertanyaan yang diberikan kepada pemakai antara lain:
a. Sejak kapan anda mulai mengkonsumsi narkoba?
b. Kenapa anda bisa terjerumus ke dalam dunia itu?
c. Jenis narkoba apa yang sering anda konsumsi?
d. Apabila anda sedang memakainya, sendirian atau beramai?
e. Reaksi apa yang anda rasakan apabila memakainya?
f. Faktor apa yang mendorong anda untuk berhenti mengkonsumsi narkoba?
2. Pertanyaan yang diberikan kepada polisi antara lain:
a. Sanksi apa yang diberikan kepada pengguna, pengedar dan pembuat narkoba?
b. Pasal berapa yang menerangkan tentang sanksi kepada pengguna, pengedar dan
pembuat narkoba?
c. Pernahkah Polsek Rajagaluh menangkap pengedar atau pengguna narkoba?
d. Apabila anda merazia narkoba contohnya ganja dikemanakan?

C. Tujuan Penulisan
Kami tim penyusun menulis makalah ini bertujuan untuk menjelaskan latar belakang,
akibat dan hukuman bagi para pemakai, pengedar, dan pembuat narkoba khususnya di
lingkungan pelajar SMAN 1 Rajagaluh. Supaya guru-guru atau dewan sekolah lebih tegas
dalam pemeriksaan terhadap para siswa dan siswi SMA untuk tidak menggunakan atau
mengedarkan barang haram tersebut.
D. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini kami melakukan penelitian atau dengan cara mewawancarai
bekas pemakai narkoba dan polisi yang bersangkutan supaya lebih jelas dalam
pembuatan atau penyusunan makalah ini, kami juga mempelajari dan membaca dari
media-media massa yang menjelaskan tentang penyalahgunaan narkoba.
E. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam mengkaji permasalahan-permasalahan yang ada, maka kami
mencoba menyusunnya sedemikian rupa sehingga permasalahan-permasalahan dapat
terjawab secara sistematis. Adapun sistematika permasalahan ini adalah:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang penulisan (masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode
penulisan serta sistematika penulisan)
BAB II PEMBAHASAN
Pada bab ini kami mencoba menjawab permasalahan-permasalahan pada Bab I melalui
hasil wawancara kami terhadap pengguna narkoba dan polisi yang menanganinya.
BAB III KESIMPULAN
Pada bab ini berisi uraian intisari dari permasalahan-permasalahan yang diajukan dan
dibahas pada bab sebelumnya.
BAB IV PENUTUP
BAB II
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Penggunaan Narkoba
Pada awalnya orang-orang yang mengkonsumsi narkoba ketika masih sekolah SMP, di
SMP mereka mulai mencoba minum-minuman keras yang ditawari oleh teman-temannya
yang ada di SMA. Ketika mereka sudah masuk SMA mereka mulai mencoba
mengkonsumsi pil lexotan yang dosisnya ringan, kemudian mereka mencoba obat-obatan
yang dosisnya tinggi.
Orang-orang mengkonsumsi narkoba itu bertujuan untuk menenangkan diri dari masalah
yang dihadapi olehnya. Misalnya anak yang selalu dimarahi oleh orang tuanya dan
kurang perhatian (kasih sayang) dari kedua orang tuanya pasti merasa kesal dan marah
maka, untuk menghilangkan rasa kesal dan marahnya mereka minum-minuman keras
bahkan ada yang langsung memakai narkoba.
Apabila ditambah dengan pergaulan yang bebas, yaitu pergaulan yang tanpa aturan,
sekehendak sendiri dan tidak mau diatur sangat dominan dalam proses penyalahgunaan
narkoba ini.

B. Jenis-Jenis Narkoba Yang Biasa Dikonsumsi


Para pengedar dan pemakaian narkoba di Indonesia cenderung biasa menggunakan ganja
dan pil lexotan. Berhubung harganya lebih murah dari narkoba lain, narkoba jenis ini
mempunyai reaksi dan proses penggunaannya lebih cepat dan lebih praktis. Di luar negeri
biasanya narkoba yang dikonsumsi jenis heroin, morfin, kokain dan doping, kenapa di
Indonesia yang biasa digunakan hanya ganda dan lexotan karena ganja dan lexotan
mudah diproduksi dan dapat sedangkan narkoba jenis heroin, kokain, morfin dan
sebagainya harus impor dan banyak sekali resikonya.
C. Dampak Yang Ditimbulkan Oleh Narkoba
Narkoba bisa memabukkan karena seluruh saraf-saraf dalam tubuh tidak berfungsi
layaknya orang normal sehingga orang yang mengkonsumsi narkoba seperti orang gila.
Apabila terlalu sering menggunakan narkoba maka kita akan ketagihan karena
mengakibatkan ketergantungan terhadap obat-obatan itu. Cara-cara apapun dilakukan
oleh pemakai narkoba supaya bisa membeli narkoba dengan cara merampok mencuri dan
sebagainya.
D. Sanksi Yang Diberikan Kepada Pemakai Dan Pengedar Narkoba
Narkoba adalah obat-obatan yang biasa digunakan di kedokteran, tetapi apabila obatobatan tersebut disalahgunakan maka perbuatan itu termasuk melanggar hukum sehingga
harus diberi sanksi. Adapun sanksi-sanksi yang harus diberikan sebagai berikut:
Untuk pengedar sanksinya dipenjara selama 10 tahun dan didenda sebanyak 500 juta
rupiah. Tetapi apabila pengedar itu berstatus sebagai bandar atau bosnya maka dia
dipenjara selama 20 tahun sampai dengan seumur hidup bahkan dihukum mati dan
didenda 1 milyar rupiah.
Untuk penyimpang atau pembuat narkoba sanksinya dipenjara selama 7 tahun dan
didenda sebanyak 10 juta rupiah
Sanksi sanksi di atas terdapat di dalam undang-undang KUHP tentang narkoba yaitu:
UU No. 22 tahun 1997 pasal 79 ayat 1 bagi pengedar kelas teri (narkotika)
UU No. 5 tahun 1997 pasal 79 ayat 1 bagi pengedar kelas kakap (psikotropika)
BAB III
KESIMPULAN
Pada awalnya orang-orang khususnya remaja mengkonsumsi narkoba mulai dari SMP,
Bahkan sekarang narkoba juga sudah masuk ke SD. Modusnya sama mula-mula diberi,
lama-kelamaan menjadi ketergantungan. Harganya juga mula-mula gratis, dan setelah
lama harganya makin mahal, Karena sudah ketergantungan berapapun harganya akan
dibeli. Jika pembelinya orang kaya masih bisa dibeli, tetapi kalau orang miskin mau
pakai apa mereka membelinya.
Factor pemicu seseorang menjadi pecandu narkoba antara lain Karena keluarganya
berantakan. Contohnya orang tua si pecandu bercerai. Dengan perceraian itu si anak jadi
kurang Perhatian. Factor pemicu yang lain pemahaman agama yang minim pengalaman
yang kurang baik.
Banyak sekali jenis narkoba sekarang ini contohnya pil lexotan, Extaci, ganja, heroin,

morphine dan lain-lain. Cara mengkonsumsinya juga bervariasi sesuai jenis narkoba yang
dikonsumsi.
Sanksi bagi para si pecandu dan pengedar, sebenarnya sudah cukup memberatkan,
apalagi sekarang sudah banyak yang dihukum mati akibat kasus narkoba.
Sebenarnya pengedaran narkoba dapat dicegah dengan pengawasan yang intensif baik
dari polisi ataupun masyarakat terutama bagi para orang tua harus bisa mendidik anaknya
supaya tidak terjerumus ke lembah hitam. Bisa dengan pendekatan agama ataupun yang
lainnya. Kalau tidak diawasi, akankah semua remaja di Indonesia akan menjadi pecandu
narkoba? Kita berharap tidak demikian.

BAB IV
PENUTUP
Demikian makalah ini penulis susun, untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia. Semoga dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya mengenai bahaya narkoba yang dapat merusak masa depan kita. Atas
perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.

PENYALAHGUNAAN NARKOBA
PENDAHULUAN
Disekitar kita saat ini, banyak sekali zat-zat adiktif yang negatif dan sangat
berbahaya bagi tubuh. Dikenal dengan sebutan narkotika dan obat-obatan terlarang.
Dulu, narkoba hanya dipakai secara terbatas oleh beberapa komunitas manusia di
berbagai negara. Tapi kini, narkoba telah menyebar dalam spektrum yang kian meluas.
Para era modern dan kapitalisme mutakhir, narkoba telah menjadi problem bagi umat
manusia diberbagai belahan bumi. Narkoba yang bisa mengobrak-abrik nalar yang cerah,
merusak jiwa dan raga, tak pelak bisa mengancam hari depan umat manusia.
PEMBAHASAN
Macam-macam Narkoba, Pengaruh dan Efek Penggunaannya
Cannabis (ganja, cimeng, mariyuana, hashis, rumput, grass)
Ganja bahan aktifnya tetrahidrocanabinol yang dapat membuat hilang kesadaran
atau fly / teler.
Efek penggunaan Ganja :
Gelisah
Lemas dan ingin tidur terus
Perasaan gembira dan selalu tertawa untuk hal yang tidak lucu
Nafsu makan besar
Persepsi tentang benda berubah
Akibat jangka panjang
Gangguan memori otak / pelupa
Sulit berfikir dan konsentrasi
Suka bengong
Ecstasy (inex, kancing)
Tergolong jenis zat psikotropika
Jenisnya antara lain : apel, alladin, elektric, gober, butterfly, dan lain-lain.
Bahan ecstasy sering dicampur dengan zat-zat kimia berbahaya seperti insektisida
dan pil KB
Pengaruh menggunakan ecstasy
Energik - Tidak bisa diam

Mata sayu - Over acting


Pusat - Susah tidur
Berkeringat
Efek penggunaan ecstasy
Syaraf otak rusak
Dehidrasi
Gangguan lever
Tulang dan gigi keropos
Tidak nafsu makan
Waktu tidur terganggu (jet lag)
Syaraf mata rusak
Paranoid
Shabu-shabu (ubas, ss, mecin)
Nama aslinya methamphetamine. Berbentuk kristal seperti gula atau bumbu
penyedap masakan. Jenisnya antara lain gold river, coconut, dan kristal.
Efek yang ditimbulkan :
Menjadi bersemangat
Paranoid
Gelisah
Tidak bisa diam
Tidak ingin makan
Tidak bisa tidur
Otak sulit berfikir dan konsentrasi
Kesehatan terganggu karena menyerang fungsi lever dan darah.
Putaw (PT, bedak, putih)
Putaw adalah sejenis heroin dengan kadar lebih rendah (heroin kelas lima atau
enam). Zat ini berasal dari sari bunga opium. Putaw terdiri dari beberapa jenis
antara lain banan dan snow whitee. Bentuknya seperti bedak dan dijual dalam
bentuk paket gram atau paketan gauw.
Efek pemakaian putaw
Mata menjadi sayu - Menjadi pendiam

Mengantuk - Mata berair


Pucat - Badan menjadi kurus / mual-mual
Bicara tidak jelas - Sulit berfikir
Tidak dapat konsentrasi - Pemarah dan temperamental
Cadel - Pandai berbohong
Hidung gatal - Plin-plan
Menyebabkan kelumpuhan - Kematian bila overdosis
Terkena gangguan darah dan darah
Sakaw atau sakit karena putau terjadi apabila si pecandu "putus" menggunakan
putaw. Sebenarnya sakaw salah satu bentuk detoksifikasi alamiah yaitu
membiarkan si pecandu melewati masa sakaw tanpa obat. Selain diberikan
motivasi dan didampingi.
Gejala yang ditimbulkan :
Mual-mual
Mata dan hidung berair
Sakit perut / diare
Tulang terasa ngilu
Badan berkeringat
Selalu kedinginan
Bahan adiktif lainnya seperti :
Lem aica aibon, thinner, bensin, spritus, jamur kotoran kerbau dan kecubung.
Penyalahgunaan narkoba selain merugikan kesehatan diri sendiri juga
berdampak negatif terhadap kehidupan ekonomi dan sosial seseorang.
Penyalahgunaan narkoba dapat merusak ekonomi karena sifat obat yang membuat
ketergantungan, dimana tubuh pengguna selalu meminta tambahan dosis dan
dengan harga obat-obatan jenis narkoba yang tergolong relatif mahal maka hal
tersebut secara ekonomis sangat merugikan. Ekonomi keluarga bisa bangkrut
bilamana keluarga tidak mampu lagi membiayai ketergantungan anggotanya
terhadap narkoba, bahkan hal ini bisa berdampak buruk yaitu bisa menimbulkan
persoalan kriminalitas seperti pencurian, penodongan bahkan perampokan.

Keharmonisan keluarga pun bisa terganggu manakala salah seorang atau


beberapa orang anggota keluarga menjadi pecandu. Sifat obat yang merusak
secara fisik maupun psikis akan berdampak kepada ketidaknyamanan hubungan
sosial dalam keluarga. Penyalahguna narkoba juga menimbulkan keresahan dalam
masyarakat. Perilaku pengguna yang tidak terkontrol dapat mengganggu
ketertiban dan keamanan masyarakat. Terlebih jika dikaitkan dengan timbulnya
berbagai penyakit yang menyertainya seperti Hepatitis, HIV/AIDS, bahkan
kematian.
Hal tersebut lebih jauh bisa menyebabkan hancurnya suatu negara, oleh
karena itu negara melarang narkoba. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1997
tentang Narkotika, menyatakan :
Pasal 45 : Pecandu narkotika wajib menjalani pengobatan dan/atau perawatan
Pasal 36 : Orang tua atau wali pecandu yang belum cukup umur bila sengaja tidak
melaporkan diancam kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling
banyak satu juta rupiah.
Pasal 88 : Pecandu narkotika yang telah dewasa sengaja tidak melapor diancam
kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak dua juta
rupiah, sedang bagi keluarganya paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling
banyak satu juta rupiah.
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika, menyatakan :
Pasal 37 ayat (1) : Pengguna psikotropika yang menderita syndrome
ketergantungan berkewajiban ikut serta dalam pengobatan atau perawatan
Pasal 64 ayat (1) barang siapa : a. menghalang-halangi penderita syndrome
ketergantungan untuk menjalani pengobatan dan/atau perawatan pada fasilitas
rehabilitasi sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 37, dipidana dengan
pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling
banyak 20 juta rupiah.
Bahaya yang timbul dari penyalahgunaan narkoba ini secara umum sebagai
berikut :
Aspek fisik
Gagal ginjal

Perlemakan hati, pengkerutan hati, kanker hati


Radang paru-paru, radang selaput paru, TBC paru
Rentan terhadap berbagai penyakit hepatitis B, Hepatitis C, dan HIV/AIDS
Cacat janin
Impotensi
Gangguan menstruasi
Pucat akibat kurang darah (anemia)
Penyakit lupa ingatan/pikun
Kerusakan otak
Pendarahan lambung
Radang pankreas
Radang syaraf
Mudah memar
Gangguan fungsi jantung
Menyebabkan kematian
Aspek psikologis
Emosi tidak terkendali
Curiga berlebihan sampai pada tingkat Waham (tidak sejalan antara pikiran dan
kenyataan)
Selalu berbohong
Tidak merasa aman
Tidak mampu mengambil keputusan yang wajar
Tidak memiliki tanggung jawab
Kecemasan yang berlebihan dan depresi
Ketakutan yang luar biasa
Hilang ingatan (gila)
Aspek sosial
Hubungan dengan keluarga, guru, dan teman serta lingkungannya terganggu
Mengganggu ketertiban umum
Selalu menghindari kontak dengan orang lain
Merasa dikucilkan atau menarik diri dari lingkungan positif

Tidak peduli dengan norma dan nilai yang ada


Melakukan hubungan seks secara bebas
Tidak peduli dengan norma dan nilai yang ada
Melakukan tindakan kekerasan, baik fisik, psikis maupun seksual
Mencuri.
Penyalahgunaan narkoba umumnya terjadi pada kaum remaja yang tinggal
di perkotaan. Mereka biasanya mempunyai sifat kosmopolit, relatif tidak cepat
menikah karena harus menempuh masa belajar hingga jenjang universitas, bahkan
hingga memperoleh pekerjaan dianggap layak. Pada masa itulah mereka hidup
dalam pancaroba; antara kanak-kanak dan kedewasaan, baik fisik, mental,
maupun sosio-kulturalnya. Ia hidup antara kebebasan dan ketergantungan kepada
orang tuanya; mereka ada dalam pembentukan nilai-nilainya sendiri serta
sikapnya, baik sikap keagamaan, maupun sikap kultural dan sosialnya. Remaja
sedang mencari identitas sikapnya terhadap lingkungan dan sesamanya. Dalam
kondisi yang serba mendua itulah seringkali remaja tergelincir ke jalur kenakalan,
yang disebut juvenile delinquency. Pada masa itu banyak remaja yang melakukan
kenakalan, pelanggaran hukum, bahkan tindak kriminal. Motivasinya ialah karena
ingin mendapatkan perhatian "status sosial", dan penghargaan atas eksistensi
dirinya.
Dengan kata lain, kenakalan remaja merupakan bentuk pernyataan
eksistensi diri di tengah-tengah lingkungan dan masyarakatnya, bukan kenakalan
semata. Salah satu penyimpangan perilaku ini adalah perilaku seksual. Sementara
salah satu bentuk pelanggaran hukum ialah meminum minuman keras, obat
terlarang hingga ganja dan zat adiktif lainnya.
Adapun faktor lain yang beresiko tinggi sehingga remaja dapat
menggunakan narkoba, diantaranya :
Keluarga yang kacau balau, terutama adanya orang tua yang menjadi
penyalahguna narkoba atau menderita sakit mental
Orang tua dan anak kurang saling memberi kasih sayang dan pengasuhan
Anal/remaja yang sangat pemalu
Anak yang bertingkah laku agresif

Gagal dalam mengikuti pelajaran di sekolah


Miskin ketrampilan sosial
Bergabung dengan kelompok sebaya yang berperilaku menyimpang
Tidak bisa berkomunikasi dengan orang tua
Tidak berada dalam pengawasan orang tua
Suka mencari sensasi
Dikucilkan dan sulit menyesuaikan diri dengan lingkungannya
Tidak mau mengikuti aturan / norma / tata tertib
Rencah penghayatan spiritualnya.
Ciri-ciri penyalahguna narkoba
Perubahan fisik dan lingkungan sehari-hari
Jalan sempoyongan, bicara pelo, tampak terkantuk-kantuk
Kamar tidak mau diperiksa atau selalu dikunci
Sering didatangi atau menerima telepon orang-orang yang tidak dikenal
Ditemukan obat-obatan, kertas timah, jarum suntik, korek api di kamar/di dalam
tas.
Terdapat tanda-tanda bekas suntikan atau sayatan
Sering kehilangan uang/barang di rumah
Perubahan psikologis
Malas belajar
Mudah tersinggung
Sulit berkonsentrasi
Perubahan perilaku sosial
Menghindari kontak mata langsung
Berbohong atau memanipulasi keadaan
Kurang disiplin
Bengong atau linglung
Suka membolos
Mengabaikan kegiatan ibadah
Menarik diri dari aktivitas bersama keluarga

Sering menyendiri atau bersembunyi di kamar mandi, di gudang atau tempattempat tertutup.
Narkoba dan Agama
Narkotika dan minuman keras telah lama dikenal umat manusia. Tapi
sebenarnya lebih banyak madharatnya daripada manfaatnya. Untuk itu, hampir semua
agama besar melarang umat manusia untuk mengkonsumsi narkotika dan minuman
keras (dalam bentuk yang lebih luas lagi adalah narkoba)
Dalam wacana Islam, ada beberapa ayat al-Qur'an dan hadits yang melarang
manusia untuk mengkonsumsi minuman keras dan hal-hal yang memabukkan. Pada
orde yang lebih mutakhir, minuman keras dan hal-hal yang memabukkan bisa juga
dianalogikan sebagai narkoba. Waktu Islam lahir dari terik padang pasir lewat Nabi
Muhammad, zat berbahaya yang paling populer memang baru minuman keras
(khamar). Dalam perkembangan dunia Islam, khamar kemudian bergesekan,
bermetamorfosa dan beranak pinak dalam bentuk yang makin canggih, yang
kemudian lazim disebut narkotika atau lebih luas lagi narkoba.
Untuk itu, dalam analoginya, larangan mengonsumsi minuman keras dan halhal yang memabukkan, adalah sama dengan larangan mengonsumsi narkoba. Ada dua
surat al-Qur'an dan dua hadits yang coba dilansir disini, yang terjemahannya kira-kira
begini :
"Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,
(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk
perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan". (QS Al-Maidah : 90)
Kemudian ayat yang kedua:
"Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan
kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan
menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah
kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu)". (QS Al-Maidah : 91)
Perbuatan setan adalah hal-hal yang mengarah pada keburukan, kegelapan,
dan sisi-sisi destruktif manusia. Ini semua bisa dipicu dari khamar (narkoba) dan judi
karena bisa membius nalar yang sehat dan jernih. Khamar (narkoba) dan judi sangat
dekat dengan dunia kejahatan dan kekerasan, maka menurut al-Qur'an khamar

(narkoba) dan judi potensial memicu permusuhan dan kebencian antar sesama
manusia. Khamar dan judi juga bisa memalingkan seseorang dari Allah dan shalat.
Selain dua ayat al-Qur'an di atas, juga ada hadits yang melarang
khamar/minuman keras (baca : narkoba), yaitu :
"Malaikat Jibril datang kepadaku, lalu berkata, 'Hai Muhammad, Allah melaknat
minuman keras, pembuatnya, orang-orang yang membantu membuatnya,
peminumnya, penerima dan penyimpannya, penjualnya, pembelinya,
penyuguhnya, dan orang yang mau disuguhi". (HR. Ahmad bin Hambal dari Ibnu
Abbas)
Kemudian hadits yang kedua :
"Setiap zat, bahan atau minuman yang dapat memabukkan dan melemahkan
adalah khamar, dan setiap khamar haram". (HR. Abdullah bin Umar).
Jelas dari hadits di atas, khamar (narkoba) bisa memerosokkan seseorang ke
derajat yang rendah dan hina karena dapat memabukkan dan melemahkan. Untuk itu,
khamar (dalam bentuk yang lebih luas adalah narkoba) dilarang dan diharamkan.
Sementara itu, orang yang terlibat dalam penyalahgunaan khamar (narkoba) dilaknat
oleh

Allah,

entah

itu

pembuatnya,

pemakainya,

penjualnya,

pembelinya,

penyuguhnya, dan orang yang mau disuguhi.


Bukan hanya agama Islam, beberapa agama lain juga mewanti-wanti
(memberi peringatan yang sungguh-sungguh) kepada para pemeluknya atau secara
lebih umum umat manusia, untuk menjauhi narkoba.
Pencegahan Dan Solusi Penyalahgunaan Narkoba
Faktor yang dapat mencegah remaja menggunakan narkoba :
Ikatan yang kuat di dalam keluarga
Pengawasan orang tua yang didasarkan pada aturan tingkah laku yang jelas dan
pelibatan orang tua dalam kehidupan anak/remaja
Keberhasilan di sekolah
Ikatan yang kuat di dalam institusi pro-sosial seperti keluarga, sekolah, dan
organisasi-organisasi keagamaan.
Menerima norma kebiasaan tentang larangan penggunaan narkoba.
Keluarga harus dapat menciptakan komunikasi yang lebih baik
Disiplin, tegas dan konsisten dengan aturan yang dibuat

Berperan aktif dalam kehidupan anak-anak


Memonitor aktivitas mereka
Mengetahui dengan siapa anak/remaja bergaul
Mengerti masalah dan apa yang menjadi perhatian mereka
Orang tua harus menjadi panutan
Orang tua menjadi teman diskusi
Orang tua menjadi tempat bertanya
Mampu mengembangkan tradisi keluarga dan nilai-nilai keagamaan
Menggali potensi anak untuk dikembangkan melalui berbagai macam kegiatan.
Solusi yang dapat dilakukan ketika ada anggota keluarga yang menggunakan
narkoba :
Berusaha tenang, kendalikan emosi, jangan marah dan tersinggung
Jangan tunda masalah, hadapi kenyataan, adakan dialog terbuka dengan anak
Dengarkan anak, beri dorongan non verbal. Jangan memberi ceramah/nasehat
berlebih
Hargai kejujuran
Jujur terhadap diri sendiri, jangan merasa benar sendiri
Tingkatkan hubungan dalam keluarga, rencanakan membuat kegiatan bersama-sama
keluarga
Cari pertolongan, cari bantuan pihak ketiga yang paham dalam menangani narkoba
atau tenaga profesional, puskesmas, rumah sakit, panti/tempat rehabilitasi.
Pendekatan kepada orang tua teman anak pemakai narkoba, ungkapkan dengan hatihati dan ajak mereka bekerja sama menghadapi masalah.
DAFTAR PUSTAKA
Simuh, dkk., Tasawuf dan Krisis, Semarang, Pustaka Pelajar, 2001.
M. Arief Hakim, Bahaya Narkoba Alkohol : Cara Islam Mengatasi, Mencegah dan
Melawan, Bandung : Nuansa, 2004.
Brosur Direktorat Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Korban NAPZA, Depsos RI.

Narkoba dan Bahaya Pemakaiannya di Kalangan Remaja


Apa yang disebut NARKOBA
Narkoba (singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif berbahaya lainnya)
adalah bahan/zat yang jika dimasukan dalam tubuh manusia, baik secara oral/diminum,
dihirup, maupun disuntikan, dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan
perilaku seseorang. Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi) fisik dan
psikologis.
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (UndangUndang No. 22 tahun 1997). Yang termasuk jenis Narkotika adalah :
Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko), opium obat,
morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja.
Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta campuran-campuran
dan sediaan-sediaan yang mengandung bahan tersebut di atas.
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku (Undang-Undang No.
5/1997). Zat yang termasuk psikotropika antara lain:
Sedatin (Pil BK), Rohypnol, Magadon, Valium, Mandarax, Amfetamine, Fensiklidin,
Metakualon, Metifenidat, Fenobarbital, Flunitrazepam, Ekstasi, Shabu-shabu, LSD
(Lycergic Alis Diethylamide), dsb.
Bahan Adiktif berbahaya lainnya adalah bahan-bahan alamiah, semi sintetis maupun
sintetis yang dapat dipakai sebagai pengganti morfina atau kokaina yang dapat
mengganggu sistim syaraf pusat, seperti:
Alkohol yang mengandung ethyl etanol, inhalen/sniffing (bahan pelarut) berupa zat
organik (karbon) yang menghasilkan efek yang sama dengan yang dihasilkan oleh
minuman yang beralkohol atau obat anaestetik jika aromanya dihisap. Contoh:
lem/perekat, aceton, ether, dsb.
Jenis Narkoba menurut efeknya
Dari efeknya, narkoba bisa dibedakan menjadi tiga:
1. Depresan, yaitu menekan sistem sistem syaraf pusat dan mengurangi aktifitas
fungsional tubuh sehingga pemakai merasa tenang, bahkan bisa membuat pemakai tidur
dan tak sadarkan diri. Bila kelebihan dosis bisa mengakibatkan kematian. Jenis narkoba

depresan antara lain opioda, dan berbagai turunannya seperti morphin dan heroin. Contoh
yang populer sekarang adalah Putaw.
2. Stimulan, merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan serta kesadaran.
Jenis stimulan: Kafein, Kokain, Amphetamin. Contoh yang sekarang sering dipakai
adalah Shabu-shabu dan Ekstasi.
3. Halusinogen, efek utamanya adalah mengubah daya persepsi atau mengakibatkan
halusinasi. Halusinogen kebanyakan berasal dari tanaman seperti mescaline dari kaktus
dan psilocybin dari jamur-jamuran. Selain itu ada jugayang diramu di laboratorium
seperti LSD. Yang paling banyak dipakai adalah marijuana atau ganja.
Penyalahgunaan Narkoba
Kebanyakan zat dalam narkoba sebenarnya digunakan untuk pengobatan dan penefitian.
Tetapi karena berbagai alasan - mulai dari keinginan untuk coba-coba, ikut trend/gaya,
lambang status sosial, ingin melupakan persoalan, dll. - maka narkoba kemudian
disalahgunakan. Penggunaan terus menerus dan berianjut akan menyebabkan
ketergantungan atau dependensi, disebut juga kecanduan.
Tingkatan penyalahgunaan biasanya sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.

coba-coba
senang-senang
menggunakan pada saat atau keadaan tertentu
penyalahgunaan
ketergantungan

Dampak penyalahgunaan Narkoba


Bila narkoba digunakan secara terus menerus atau melebihi takaran yang telah ditentukan
akan mengakibatkan ketergantungan. Kecanduan inilah yang akan mengakibatkan
gangguan fisik dan psikologis, karena terjadinya kerusakan pada sistem syaraf pusat
(SSP) dan organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru, hati dan ginjal.
Dampak penyalahgunaan narkoba pada seseorang sangat tergantung pada jenis narkoba
yang dipakai, kepribadian pemakai dan situasi atau kondisi pemakai. Secara umum,
dampak kecanduan narkoba dapat terlihat pada fisik, psikis maupun sosial seseorang.
Dampak Fisik:
1. Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang, halusinasi,
gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi
2. Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti: infeksi akut otot
jantung, gangguan peredaran darah

3. Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi, eksim


4. Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi pernapasan, kesukaran
bernafas, pengerasan jaringan paru-paru
5. Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh meningkat,
pengecilan hati dan sulit tidur
6. Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan padaendokrin, seperti:
penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron), serta gangguan
fungsi seksual
7. Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain perubahan
periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak haid)
8. Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik
secara bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV yang
hingga saat ini belum ada obatnya
9. Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi Over Dosis yaitu konsumsi
narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa menyebabkan
kematian
Dampak Psikis:
1. Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah
2. Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga
3. Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal
4. Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan
5. Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri
Dampak Sosial:
1. Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan
2. Merepotkan dan menjadi beban keluarga
3. Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram
Dampak fisik, psikis dan sosial berhubungan erat. Ketergantungan fisik akan
mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa (sakaw) bila terjadi putus obat (tidak
mengkonsumsi obat pada waktunya) dan dorongan psikologis berupa keinginan sangat

kuat untuk mengkonsumsi (bahasa gaulnya sugest). Gejata fisik dan psikologis ini juga
berkaitan dengan gejala sosial seperti dorongan untuk membohongi orang tua, mencuri,
pemarah, manipulatif, dll.
Bahaya bagi Remaja
Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa anak-anak dan masa
dewasa. Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak dan remaja akan membentuk
perkembangan diri orang tersebut di masa dewasa. Karena itulah bila masa anak-anak
dan remaja rusak karena narkoba, maka suram atau bahkan hancurlah masa depannya.
Pada masa remaja, justru keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti trend dan gaya
hidup, serta bersenang-senang besar sekali. Walaupun semua kecenderungan itu wajarwajar saja, tetapi hal itu bisa juga memudahkan remaja untuk terdorong
menyalahgunakan narkoba. Data menunjukkan bahwa jumlah pengguna narkoba yang
paling banyak adalah kelompok usia remaja.
Masalah menjadi lebih gawat lagi bila karena penggunaan narkoba, para remaja tertular
dan menularkan HIV/AIDS di kalangan remaja. Hal ini telah terbukti dari pemakaian
narkoba melalui jarum suntik secara bergantian. Bangsa ini akan kehilangan remaja yang
sangat banyak akibat penyalahgunaan narkoba dan merebaknya HIV/AIDS. Kehilangan
remaja sama dengan kehilangan sumber daya manusia bagi bangsa.
Apa yang masih bisa dilakukan?
Banyak yang masih bisa dilakukan untuk mencegah remaja menyalahgunakan narkoba
dan membantu remaja yang sudah terjerumus penyalahgunaan narkoba. Ada tiga tingkat
intervensi, yaitu
1. Primer, sebelum penyalahgunaan terjadi, biasanya dalam bentuk pendidikan,
penyebaran informasi mengenai bahaya narkoba, pendekatan melalui keluarga, dll.
Instansi pemerintah, seperti halnya BKKBN, lebih banyak berperan pada tahap intervensi
ini. kegiatan dilakukan seputar pemberian informasi melalui berbagai bentuk materi KIE
yang ditujukan kepada remaja langsung dan keluarga.
2. Sekunder, pada saat penggunaan sudah terjadi dan diperlukan upaya penyembuhan
(treatment). Fase ini meliputi: Fase penerimaan awal (initialintake)antara 1 - 3 hari
dengan melakukan pemeriksaan fisik dan mental, dan Fase detoksifikasi dan terapi
komplikasi medik, antara 1 - 3 minggu untuk melakukan pengurangan ketergantungan
bahan-bahan adiktif secara bertahap.
3. Tertier, yaitu upaya untuk merehabilitasi merekayang sudah memakai dan dalam proses
penyembuhan. Tahap ini biasanya terdiri atas Fase stabilisasi, antara 3-12 bulan, untuk
mempersiapkan pengguna kembali ke masyarakat, dan Fase sosialiasi dalam masyarakat,
agar mantan penyalahguna narkoba mampu mengembangkan kehidupan yang bermakna

di masyarakat. Tahap ini biasanya berupa kegiatan konseling, membuat kelompokkelompok dukungan, mengembangkan kegiatan alternatif, dll.

Kasus Penyalahgunaan Narkoba Khususnya pada


Remaja
Selasa, 18-12-2007 11:06:52 oleh: Yanen Dwimukti Wibowo
Kanal: Remaja
Sebagai peralihan dari masa anak menuju ke masa dewasa, masa remaja merupakan masa
yang penuh dengan kesulitan dan gejola, baik bagi remaja sendiri maupun bagi orang
tuanya. Seringkali karena ketidaktahuan dari orang tua mengenai keadaan masa remaja
tersebut ternyata mampu menimbulkan bentrokan dan kesalahpahaman antara remaja
dengan orang tua yakni dalam keluarga atau remaja dengan lingkungannya.
Hal tersebut di atas tentunya tidak membantu si remaja untuk melewati masa ini dengan
wajar, sehingga berakibat terjadinya berbagai macam gangguan tingkah laku seperti
penyalahgunaan zat, atau kenakalan remaja atau gangguan mental lainnya. Orang tua
seringkali dibuat bingung atau tidak berdaya dalam menghadapi perkembangan anak
remajanya dan ini menambah parahnya gangguan yang diderita oleh anak remajanya.
Untuk menghindari hal tersebut dan mampu menentukan sikap yang wajar dalam
menghadapi anak remaja, kita sekalian diharapkan memahami perkembangan remajanya
beserta ciri-ciri khas yang terdapat pada masa perkembangan tersebut. Dengan ini
diharapkan bahwa kita (yang telah dewasa) agar memahami atas perubahan-perubahan
yang terjadi pada diri anak dan remaja pada saat ia memasuki masa remajanya. Begitu
pula dengan memahami dan membina anak/remaja agar menjadi individu yang sehat
dalam segi kejiwaan serta mencegah bentuk kenakalan remaja perlu memahami proses
tumbuh kembangnya dari anak sampai dewasa.

Beberapa Ciri Khas Masa Remaja


Perubahan peranan
Perubahan dari masa anak ke masa remaja membawa perubahan pada diri seorang
individu. Kalau pada masa anak ia berperan sebagai seorang individu yang bertingkah
laku dan beraksi yang cenderung selalu bergantung dan dilindungi, maka pada masa
remaja ia diharapkan untuk mampu berdiri sendiri dan ia pun berkeinginan mandiri. Akan
tetapi sebenarnya ia masih membutuhkan perlindungan dan tempat bergantung dari orang
tuanya. Pertentangan antara keinginan untuk bersikap sebagai individu yang mampu

berdiri sendiri dengan keinginan untuk tetap bergantung dan dilindungi, akan
menimbulkan konflik pada diri remaja. Akibat konflik ini, dalam diri remaja timbul
kegelisahan dan kecemasan yang akan mewarnai sikap dan tingkah lakunya. Ia menjadi
mudah sekali tersinggung, marah, kecewa dan putus asa.
Daya fantasi yang berlebihan
Keterbatasan kemampuan yang ada pada diri remaja menyebabkan ia tidak selalu mampu
untuk memenuhi berbagai macam dorongan kebutuhan dirinya.
Ikatan kelompok yang kuat
Ketidakmampuan remaja dalam menyalurkan segala keinginan dirinya menyebabkan
timbulnya dorongan yang kuat untuk berkelompok. Dalam kelompok, segala kekuatan
dirinya seolah-olah dihimpun sehingga menjadi sesuatu kekuatan yang besar. Remaja
akan merasa lebih aman dan terlindungi apabila ia berada di tengah-tengah kelompoknya.
Oleh karena itu ia berusaha keras untuk dapat diakui oleh kelompoknya dengan cara
menyamakan dirinya dengan segala sesuatu yang ada dalam kelompoknya. Rasa setia
kawan terjalin dengan erat dan kadang-kadang menjurus ke arah tindakan yang membabi
buta.
Krisis identitas
Tujuan akhir dari suatu perkembangan remaja adalah terbentuknya identitas diri. Dengan
terbentuknya identitas diri, seorang individu sudah dapat memberi jawaban terhadap
pertanyaan: siapakah, apakah saya mampu dan dimanakah tempat saya berperan. Ia telah
dapat memahami dirinya sendiri, kemampuan dan kelamahan dirinya serta peranan
dirinya dalam lingkungannya. Sebelum identitas diri terbentuk, pada umumnya akan
terjadi suatu krisis identitas. Setiap remaja harus mampu melewati krisisnya dan
menemukan jatidirinya.

Berbagai Motivasi Dalam Penyalahgunaan Obat


Motivasi dalam penyalahgunaan zat dan narkotika ternyata menyangkut motivasi yang
berhubungan dengan keadaan individu (motivasi individual) yang mengenai aspek fisik,
emosional, mental-intelektual dan interpersonal.
Di samping adanya motivasi individu yang menimbulkan suatu tindakan
penyalahgunaan zat, masih ada faktor lain yang mempunyai hubungan erat dengan
kondisi penyalahgunaan zat yaitu faktor sosiokultural seperti di bawah ini; dan ini
merupakan suasana hati menekan yang mendalam dalam diri remaja; antara lain:
1. Perpecahan unit keluarga misalnya perceraian, keluarga yang berpindah-pindah, orang
tua yang tidak ada/jarang di rumah dan sebagainya.

2. Pengaruh media massa misalnya iklan mengenai obat-obatan dan zat.


3. Perubahan teknologi yang cepat.
4. Kaburnya nilai-nilai dan sistem agama serta mencairnya standar moral; (hal ini berarti
perlu pembinaan Budi Pekerti Akhlaq)
5. Meningkatnya waktu menganggur.
6. Ketidakseimbangan keadaan ekonomi misalnya kemiskinan, perbedaan ekonomi etnorasial, kemewahan yang membosankan dan sebagainya.
7. Menjadi manusia untuk orang lain.

Adanya faktor-faktor sosial kultural seperti yang dikemukakan di atas akan


mempengaruhi kehidupan manusia dan dapat menimbulkan motivasi tertentu untuk
mamakai zat. Pengaruh ini akan terasa lebih jelas pada golongan usia remaja, karena
ditinjau dari sudut perkembangan, remaja merupakan individu yang sangat peka terhadap
berbagai pengaruh, baik dari dalam diri maupun dari luar dirinya atau lingkungan.

Upaya Pencegahan Masalah Penyalahgunaan Zat

Karakteristik psikologis yang khas pada remaja merupakan faktor yang memudahkan
terjadinya tindakan penyalahgunaan zat.
Namun demikian, untuk terjadinya hal tersebut masih ada faktor lain yang memainkan
peranan penting yaitu faktor lingkungan si pemakai zat. Faktor lingkungan tersebut
memberikan pengaruh pada remaja dan mencetuskan timbulnya motivasi untuk
menyalahgunakan zat. Dengan kata lain, timbulnya masalah penyalahgunaan zat
dicetuskan oleh adanya interaksi antara pengaruh lingkungan dan kondisi psikologis
remaja.
Di dalam upaya pencegahan, tindakan yang dijalankan dapat diarahkan pada dua sasaran
proses. Pertama diarahkan pada upaya untuk menghindarkan remaja dari lingkungan
yang tidak baik dan diarahkan ke suatu lingkungan yang lebih membantu proses
perkembangan jiwa remaja. Upaya kedua adalah membantu remaja dalam
mengembangkan dirinya dengan baik dan mencapai tujuan yang diharapkan (suatu proses
pendampingan kepada si remaja, selain: pengaruh lingkungan pergaulan di luar selain
rumah dan sekolah).

Jadi remaja sebenarnya berada dalam 3 (tiga) pengaruh yang sama kuat, yakni sekolah
(guru), lingkungan pergaulan dan rumah (orang tua dan keluarga); serta ada 2 buah
proses yakni menghindar dari lingkungan luar yang jelek, dan proses dalam diri si remaja
untuk mandiri dan menemukan jati dirinya.
Dalam rangka membimbing dan mengarahkan perkembangan remaja, tindakan yang
harus dan dapat dilakukan, secara garis besar akan diuraikan di bawah ini:
1. Sikap dan tingkah laku
Tujuan dari suatu perkembangan remaja secara umum adalah merubah sikap dan tingkah
lakunya, dari cara yang kekanak-kanakan menjadi cara yang lebih dewasa. Sikap
kekanak-kanakan seperti mementingkan diri sendiri (egosentrik), selalu menggantungkan
diri pada orang lain, menginginkan pemuasan segera, dan tidak mampu mengontrol
perbuatannya, harus diubah menjadi mampu memperhatikan orang lain, berdiri sendiri,
menyesuaikan keinginan dengan kenyataan yang ada dan mengontrol perbuatannya
sehingga tidak merugikan diri sendiri dan orang lain. Untuk itu dibutuhkan perhatian dan
bimbingan dari pihak orang tua. Orang tua harus mampu untuk memberi perhatian,
memberikan kesempatan untuk remaja mencoba kemampuannya. Berikan penghargaan
dan hindarkan kritik dan celaan.

2. Emosional
Untuk mendapatkan kebebasan emosional, remaja mencoba merenggangkan hubungan
emosionalnya dengan orang tua; ia harus dilatih dan belajar untuk memilih dan
menentukan keputusannya sendiri. Usaha ini biasanya disertai tingkah laku memberontak
atau membangkang. Dalam hal ini diharapkan pengertian orang tua untuk tidak
melakukan tindakan yang bersifat menindas, akan tetapi berusaha membimbingnya
secara bertahap. Udahakan jangan menciptakan suasana lingkungan yang lain, yang
kadang-kadang menjerumuskannya. Anak menjadi nakal, pemberontak dan malah
mempergunakan narkotika (menyalahgunakan obat).

3. Mental intelektual
Dalam perkembangannya mental intelektual diharapkan remaja dapat menerima
emosionalnya dengan memahami mengenai kelebihan dan kekurangan dirinya. Dengan
begitu ia dapat membedakan antara cita-cita dan angan-angan dengan kenyataan
sesungguhnya. Pada mulanya daya pikir remaja banyak dipengaruhi oleh fantasi, sejalan
dengan meningkatnya kemampuan berpikir secara abstrak. Pikiran yang abstrak ini
seringkali tidak sesuai dengan kenyataan yang ada dan dapat menimbulkan kekecewaan
dan keputusasaan. Untuk mengatasi hal ini dibutuhkan bantuan orang tua dalam
menumbuhkan pemahaman diri tentang kemampuan yang dimilikinya berdasarkan

kemampuan yang dimilikinya tersebut. Jangan membebani remaja dengan berbagai


macam harapan dan angan-angan yang kemungkinan sulit untuk dicapai.

4. Sosial
Untuk mencapai tujuan perkembangan, remaja harus belajar bergaul dengan semua
orang, baik teman sebaya atau tidak sebaya, maupun yang sejenis atau berlainan jenis.
Adanya hambatan dalam hal ini dapat menyebabkan ia memilih satu lingkungan
pergaulan saja misalnya suatu kelompok tertentu dan ini dapat menjurus ke tindakan
penyalahgunaan zat. Sebagaimana kita ketahui bahwa ciri khas remaja adalah adanya
ikatan yang erat dengan kelompoknya. Hal ini menimbulkan ide, bagaimana caranya agar
remaja memiliki sifat dan sikap serta rasa (Citra: disiplin dan loyalitas terhadap teman,
orang tua dan cita-citanya. Selain itu juga kita sebagai orang tua dan guru, harus mampu
menumbuhkan suatu Budi Pekerti/Akhlaq yang luhur dan mulia; suatu keberanian untuk
berbuat yang mulia dan menolong orang lain dan menjadi teladan yang baik.

5. Pembentukan identitas diri


Akhir daripada suatu perkembangan remaja adalah pembentukan identitas diri. Pada saat
ini segala norma dan nilai sebelumnya merupakan sesuatu yang datang dari luar dirinya
dan harus dipatuhi agar tidak mendapat hukuman, berubah menjadi suatu bagian dari
dirinya dan merupakan pegangan atau falsafah hidup yang menjadi pengendali bagi
dirinya. Untuk mendapatkan nilai dan norma tersebut diperlukan tokoh identifikasi yang
menurut penilaian remaja cukup di dalam kehidupannya. Orang tua memegang peranan
penting dalam preoses identifikasi ini, karena mereka dapat membantu remajanya dengan
menjelaskan secara lebih mendalam mengenai peranan agama dlam kehidupan dewasa,
sehingga penyadaran ini memberikan arti yang baru pada keyakinan agama yang telah
diperolehnya. Untuk dapat menjadi tokoh identifikasi, tokoh tersebut harus menjadi
kebanggaan bagi remaja. Tokoh yang dibanggakan itu dapat saja berupa orang tua sendiri
atau tokoh lain dalam masyarakat, baik yang masih ada maupun yang hanya berasal dari
sejarah atau cerita.

Sebagai ikhtisar dari apa yang dapat dilakukan orang tua dan guru dalam upaya
pencegahan, dapat dikemukakan sebagai berikut:

Memahami sikap dan tingkah laku remaja dan menghadapinya dengan penuh
kasih sayang dan kesabaran.

Memberikan perhatian yang cukup baik dalam segi material, emosional,


intelektual, dan sosial.

Memberikan kebebasan dan keteraturan serta secara bersamaan pengarahan


terhadap sikap, perasaan dan pendapat remaja.

Menciptakan suasana rumah tangga/keluarga yang harmonis, intim, dan penuh


kehangatan bagi remaja.

Memberikan penghargaan yang layak terhadap pendapat dan prestasi yang baik.

Memberikan teladan yang baik kepada remaja tentang apa yang baik bagi remaja.

Tidak mengharapkan remaja melakukan sesuatu yang ia tidak mampu atau orang
tua tidak melaksanakannya (panutan dan keteladanan).

Apa yang dikemukakan di atas hanyalah merupakan petikan secara umum dan dalam
penerapannya harus disesuaikan dengan kondisi yang ada pada diri remaja maupun orang
tua dan guru. Dengan begitu maka setiap orang tua dan guru harus mampu untuk
menafsirkan apa yang dimaksud dan menerapkannya sesuai dengan apa yang
diharapkan.Yang paling penting adalah pengenalan diri sendiri dari pihak orang tua
sebelum mereka mengharapkan remajanya mengenal dirinya. Dengan kata lain, apa yang
diharapkan dari remaja harus dapat dilaksanakan terlebih dahulu oleh orang tua dan guru.

PENYALAHGUNAAN NARKOBA
RatnaYunita
(Mahasiswa Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hubungan narkoba dengan generasi muda dewasa ini amat erat. Artinya amat banyak
kasus kecanduan dan pengedaran narkoba yang di dalamnya terlibat generasi muda,
khususnya remaja sekolah dan luar sekolah (putus sekolah). Menurut perhitungan pada
pakar dan pers ada sekitar 4 juta orang yang terlibat narkoba. Bahkan narkoba sudah
memasuki sekolah-sekolah. Jenis narkoba yang sering ditemukan adalah pil nipan dan
daun ganja.
Berkembangnya jumlah pecandu ditentukan oleh dua faktor, yaitu (1)Faktor dari
dalam diri meliputi : minat, rasa ingin tau, lemahnya rasa ketuhanan, ketidakstabilan
emosi. (2)Faktor dari luar diri meliputi : gangguan psiko-sosial keluarga, lemahnya
hukum terhadap pengedar dan pengguna narkoba, lemahnya sistem sekolah termasuk
bimbingan konseling , lemahnya pendidikan agama.
Di setiap sekolah sudah saatnya guru-guru memiliki pengetahuan dan konseling dengan 2
kegiatan yakni, kosultasi dan konseling. Kegiatan konsultasi adalah memberikan berbagai
informasi kepada oran tua siswa tentang segala aspek yang berhubungan dengan kegiatan
belajar, pergaulan, kedisiplinan dan kerapihan siswa. Guru dan orang tua berdiskusi dan
akhirnya menghasilkan berbagai solusi bantuan terhadap siswa. Sdangkan kegiatan
konseling ditekankan kepada upaya membantu siswa agar mereka mandiri, kreatif dan
produktif, serta mampu memecahkan masalah mereka sendiri.
Akan tetapi sering guru-guru mata pelajaran kurang berminat berperan sebagai
pembimbing. Mereka kebanyakan lebih suka melaksanakan pengajaran. Sedangakan
urusan pribadi siswa diserahkan kepada guru bimbingan dan konseling(BK), dengan
alasan bahwa guru BK memang spesial dididik untuk membantu pribadi siswa yang
mengalami berbagai masalah seperti kesulitan belajar, motivasi belajar, penyesuaian diri
dan sebagainya.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Mendiskripsikan Penyalahgunaan Narkoba.


Penyalahgunaan narkoba adalah suatu pemakaian non medical atau ilegal barang
haram yang dinamakan narkotik dan obat-obatan adiktif yang dapat merusak kesehatan
dan kehidupan produktif manusia pemakainya. Berbagai jenis narkoba yang mungkin
disalahgunakan adalah tembakau, alkohol, obat-obat terlarang dan zat yang dapat
memberikan keracunan, misalnya yang diisap dari asapnya. Penyalahgunaan narkoba
dapat menyebabkan ketergantungan zat narkoba, jika dihentikan maka si pemakai akan
sakaw.
Penyalahgunaan atau kebergantungan narkoba perlu melakukan berbagai
pendekatan. Terutama bidang psikiatri, psikologi, dan konseling. Jika terjadi
kebergantungan narkoba maka bidang yang paling bertanggung jawab adalah psikiatri,
karena akan terjadi gangguan mental dan perilaku yang disebabkan zat narkoba
mengganggu sinyal penghantar syaraf yang disebut system neurotransmitter didalam
susunan syaraf sentral (otak). Gangguan neurotransmitter ini akan mengganggu (1) fungsi
kogitif (daya pikir dan memori), (2) fungsi afektif (perasaan dan mood), (3) psikomotorik
(perilaku gerak), (4) komplikasi medik terhadap fisik seperti kelainan paru-paru, lever,
jantung, ginjal, pancreas dan gangguan fisik lainnya.
Dadang hawari menjelaskan bahwa selain mengganggu jiwa, zat narkoba juga
merusak organ fisik seperti lever, otak, paru, janin, pankreas, pencernaan, otot, endokrin
dan libido. Zat tersebut juga mengganggu nutrisi, metabolisme tubuh, dan menimbulkan
inveksi virus. Jika putus dari narkoba si pemakai akan mengalami sakaw. Pada peristiwa
ini timbul gejala seperti air mata berlebihan (lakrimasi), cairan hidung berlebihan
(rhinorea), puril mata melebar, keringat berlebihan, mual, muntah, diare, bulu kuduk
beriri, menguap, tekanan darah naik, jantung berdebar, insomnia, agresif.

2.2 Jenis-jenis Narkoba.


Adapun jenis-jenis narkoba anatara lain :
1. Marijuana

Adalah nama khusus untuk Hemp, suatu tanaman tinggi mencapai 2 meter, bentuk daun
mirip daun singkong, daun warna hijau dan tumbuh terbaik didaerah pegunungan. Zat
kimia addictive utama didalam marijuana adalah tetra hydrocannabinol yang dapat
dideteksi melalui air kencing. Para pecandu narkoba menghisap marijuana dengan rokok
atau pipa. Jika putus dari zat marijuana, maka si pemakai akan sakaw dengan gejala
macam-macam seperti mata berair, hidung berselesma, badan jadi nyeri. Pemakaian yang
semakin banyak zat marijuana akan menyebabkan kehilangan memori, kemampuan
belajar, dan motivasi.Marijuana juga dapat menyebabkan distorsi persepsi
(penyimpangan persepsi dari kenyataan), kehilangan koordinasi, detak jantung meningkat
timbul rasa cemas yang terus menerus. Sebagai akibat medical dapat menyebabkan
kerusakan paru, batuk kronis, bronchitis.
2. Cocaine.
Cocaine sering dihirup melalui hidung, akan tetapi juga diisap dengan rokok atau jika
disuntikkan akan berdampak penyakit HIV/AIDS. Akibat cocaine terhadap fisik pemakai
adalah terhambatnya saluran darah, pupil mata membesar, panas badan meningkat,
denyut jantung meningkat, darah tinggi, perasaan gelisah, nyeri, cemas. Menghisap crack
cocaine bersama rokok akan menimbulkan paranoia(sejenis penyakit jiwa yang
meyebabkan timbul ilusi yang salah tentang sesuatu dan akhirnya bisa bersifat agresif
akibat delusi yang dialaminya). Cocaine dapat menyebabkan kematian karena
pernafasannya tersendat lalu otak kekurangan oksigen.
3. Methamphetamine.
Adalah sejenis obat yang kuat yang menyebabkan orang kecanduan yang dapat
merangsang saraf sentral. Dapat dikonsumsi melalui mulut, dihirup, daya serangnya ke
otak si pemakai.
4. Heroin.
Kebanyakan pemakai heroin menyuntikkan zat tersebut ke dalam tubuhnya. Si pemakai
merasakan gelora kesenangan diiringi panas badan, mulut kering, perasaan yang berat
dan mental jadi kelam berawan menuju depresi di dalam system saraf sentral. Jika
dihentikan maka si pemakai akan sakaw, gelisah, sakit pada otot dan tulang, insomnia,
muntaber. Untuk menghilangkan kecanduan harus ada kerja sama antara pecandu dengan
pembimbing/dokter. Biasannya hal ini dilakukan oleh konselor spesialis narkoba dengan
menggunakan muti-methods/konseling terpadu. Metode dokter dengan memberi opiates
sedikit demi sedikit dalam jangka panjang untuk pngobatan kecanduan heroin
dimaksudkan agar pasien tidak melakukan injeksi yang sangat membahayakan dirinya
karena over dosis dan bahaya penyakit HIV dan hepatitis C.
5. Club Drugs.
a.

Ecstasy.

Dapat menyebabkan depresi, cemas dalam tidur, kecemasan, paranoia. Ciri fisik :
ketegangan otot, mual, pingsan, tekanan darah tinggi. Menyebabkan kerusakan otak
karena sel otak rusak diserang oleh obat tersebut yang menimbulkan si pasien agresif,
mood, kegiatan seks meningkat, tidur terus, sensitif kena penyakit.
b.

Rohypnol.

Obat ini amat beresiko terhadap kesehatan manusia pemakai, seperti liver, ginjal, tekanan
darah, kerusakan pada otak.
c.

Gammahydroxybutyrate.

Akibat over dosis adalah kehilangan kesadaran, serangan jantung.


d.

Ketamine.

Gejala yang dipakai adalah menimbulkan efek halusinasi dan mimpi yang diinginkan.
Jika over dosis berakibat kehilangan memory, mengigau, kehilangan koordinasi.

2.3 perhatian orang tua dan guru sangat diperlukan oleh anak remaja.
1. Menghargai Eksistensi Remaja.
Salah satu latar belakang ialah memahami eksistensi pelajar dan bagaimana
keadaan/peranan bimbingan dan konseling.
2. Eksistensi Siswa.
a. Di keluarga
Orang tua dapat mengadakan diskusi tentang masalah yang di
hadapi anak-anak. Dialog antara orang tua - anak memberikan penghargaan/eksistensi
anak dikeluarga karena dalam hal ini keterbukaan orang tua menjadi kunci kesuksesan
dialog.
b. Di sekolah
Kepribadian guru yang ramah serta membuka diri untuk berdialog
dengan pelajar akan membuka peluang bagi pelajar untuk menyatakan tentang
kesulitan/masalahnya sendiri.
c. Di masyarakat

Para tokoh masyarakat hendaknya menyadari bahwa para pelajar


memerlukan keterbukaan dan penghargaan terhadap mereka. Bimbingan terhadap
kelompok remaja, tersedianya sarana bagi pengembangan bakat remaja diperlukan saat
ini.
2. Keadaan Keluarga dan Sekolah.
Keluarga yang telah memenuhi kebutuhan materi bagi anggotanya tetapi kurang
memenuhi kebutuhan psikologis seperti perhatian, kasih sayang akan menyebabkan anakanak merasa jenuh dan merasa kehilangan orang tempat mengadukan perasaan seperti
kecewa, stres.
3. Peran Guru Sebagai Pembimbing
Semua guru harus berperan sebagai pembimbing. Untuk mencapai tujuan tersebut
seharusnya guru-guru bidang studi dilatih ilmu ketrampilan BK.

2.4 Upaya Pemulihan Pecandu


1. Metode-metode pemulihan pecandu.
Upaya pemulihan pecandu narkoba secara medis dan psikologis di negara
kita kebanyakan berpedoman pada cara yang dilakukan Amerika, yakni pemulihan total
pasien dengan pendekatan obat, rehabilitasi psikologis, sosial, intelektual, spiritual, fisik.
2. Metode konseling terpadu.
Adalah upaya memberikan bantuan kepada klien kecanduan
narkoba dengan menggunakan beragam pendekatan konseling dan memberdayakan klien
terhadap lingkungan sosial agar klien segera menjadi anggota masyarakat yang normal,
bermoral.
a. Konseling individu
b. Bimbingan kelompok
c. Konseling keluarga
d. Pendidikan dan Pelatihan

e. Kunjungan
f.

Partisipasi sosial

3.Aplikasi konseling terpadu


a. Studi kasus
b. Program konseling terpadu

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa :
1. Komunikasi orang tua dan guru terhadap siswa mempengaruhi pertahanan diri pada
setiap siswa dari bahaya narkoba yang selalu mengancam.
2. Penyalahgunaan narkoba dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan kejiwaan.

Anda mungkin juga menyukai