Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN

DINAS KESEHATAN
UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH ( UPTD )
PUSKESMAS SELEMADEG BARAT
Jln.Raya Denpasar-Gilimanuk Br.Dinas Suraberata Desa Lalanglinggah
Kec.Selemadeg Barat, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali Kode Pos.82162;
Telp.: (0361) 8311286, WhatsApp : 082146411099; E-mail:puskesmas_selbar@yahoo.co.id;
Facebook : Puskesmas Selemadeg Barat; Website : www.puskesmasselbar.com

A. PENDAHULUAN
Menurut undang-undang republik Indonesia nomor 18 Tahun 2014,kesehatan jiwa adalah
kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik,mental,spiritual dan sosial
sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri,dapat mengatasi tekanan,dapat
bekerja secara produktif,dan mampu memberikan kontribusi bagi komunitasnya.
Orang dengan masalah kejiwaan (ODMK) adalah orang yang mempunyai masalah
fisik,mental,sosial,pertumbuhan dan perkembangan serta kualitas hidup sehingga memiliki
resiko mengalami gangguan jiwa.
Orang dengan gangguan jiwa/ODGJ adalah orang yang mengalami gangguan dalam
pikiran ,prilaku dan perasaan yang termanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala atau
perubahan prilaku yang bermakna serta dapat menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam
menjalankan fungsi orang sebagai manusia.
Seseorang dengan gangguan jiwa berhadapan dengan stigma,diskriminasi dan
marginalisasi.Stigma dapa tmengakibatkan penderita tidak mencari pengobatan yang
sebenarnya sangat mereka butuhkan atau mereka akan mendapatkan pelayanan yang bermutu
rendah.Marginalisasi dan diskriminasi dapat meningkatkan resiko kekerasan padahak-hak
individu,hak politik ,ekonomi,sosial dan budaya.
Pasien dengan gangguan jiwa berat sering memiliki gejala yang dapat menjadi
ancaman,baik terhadap keluarga,dirisendiri maupun orang lain.Keluarga dan masyarakat di
sekitar lingkungannya cenderung melakukan tindakan paksa untuk mengurangi dan membatasi
ancaman tadi.Bentuk pemaksaan itu dapat berup pemasungan yaitu mengikat tangan atau kaki
dengan rantai atau seutas tali atau menguncinya pada sebuah batang kayu atau mengurungnya
pada sebuah ruangan yang sangat sempit.Pembatasan gerak ini atau pemasungan acap kali juga
disertai dengan penelantaran termasuk kebutuhan hidupnya yang sangat mendasar tidak
diperhatikan.Kebutuhan makan minum ,buang air besar dan buang air kecil,kebersihan diri dan
berpakaian yang pantas menjadi sangat sulit ia dapatkan.Pada kondisi ini sebenarnya penderita

1
gangguan jiwa yang dipasung adalah indiviu terlantar dan miskin yang seharusnya ditanggung
oleh pemerintah.
Pemasungan di Indonesia telah dilarang sejak tahun 1977 dengan surat Menter iDalam
Negeri No .PEM.29/6/15 tanggal 11 Nopember 1977.Surat ini ditujukan kepada seluruh
Gubernur di Indonesia yang meminta kepada masyarakat untuk tidak melakukan pemasungan
terhadap gangguan jiwa menumbuhkan kesadaran masyaraka tuntuk menyerahkan perawatan
penderita di Rumah Sakit Jiwa .

B. LATAR BELAKANG
Gangguan jiwa dalam pandangan masyarakat masih identik dengan “gila” (psikotik)
sementara kelompok gangguan jiwa lain seperti ansietas, depresi dan gangguan jiwa yang
tampil dalam bentuk berbagai keluhan fisik kurang dikenal. Kelompok gangguan jiwa inilah
yang banyak ditemukan di masyarakat. Mereka ini datang kepelayanan kesehatan umum
dengan keluhan fisiknya, sehingga petugas kesehatan sering kali terfokus pada keluhan fisik,
melakukan berbagai pemeriksaan dan mem berikan berbagai jenis obat untuk mengatasinya.
Masalah kesehatan jiwa yang melatarbelakangi keluhan fisik tersebut sering kali terabaikan,
sehingga pengobat an menjadi tidak efektif.

Masalah kesehatan jiwa tidak menyebabkan kematian secara langsung, namun akan
menyebabkan penderitaan berkepanjangan baik bagi individu, keluarga, masyarakat dan negara
karena penderita yang menjadi tidak produktif dan bergantung pada orang lain. Masalah
kesehatan jiwa juga menimbulkan dampak sosial antara lain meningkatnya angka kekerasan,
kriminalitas, bunuh diri, penganiayaan anak, perceraian, kenakalan remaja, penyalahgunaan zat,
HIV/AIDS, perjudian, pengangguran dan lain-lain. Oleh karena itu masalah kesehatan jiwa
perlu ditangani secara serius.

Masalah kesehatan jiwa di masyarakat semakin kompleks dan semakin meningkat, maka
diperlukan pendekatan dan pemecahan masalah dengan persiapan dan langkah-langkah yang
tepat. Masalah ini tidak dapat dan tidak mungkin diatasi oleh pihak/sector kesehatan saja, tetapi
membutuhkan suatu kerja sama yang luas secara lintas program dan lintas sektor, termasuk
peran serta masyarakat dan kemitraan swasta. Pendekatan yang bersifat multidisipliner dengan
pelaksanaan yang bersifat lintas sector melalui perkembangan upaya kesehatan jiwa di
Indonesia, khususnya sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan dan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2014 tentang KesehatanJiwa.

2
Pelaksanaan upaya pencegahan dan penanggulangan permasalahan kesehatanjiwa di
masyarakat, dilakukan dengan persiapan dan langkah-langkah yang tepat, untuk itu perlu
adanya suatu pedoman program pelayanan kesehatan jiwa.

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan Pengetahuan Masyarakat di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Selemadeg Barat
terkait Program Kesehatan Jiwa.
2. Tujuan Khusus
a) Meningkatkan Pengetahuan Masyarakat mengenai pengertian kesehatan Jiwa.
b) Meningkatkan Pengetahuan Masyarakat mengenai penyebab gangguan Jiwa.
c) Meningkatkan Pengetahuan Masyarakat mengenai Ciri cirri orang gangguan Jiwa.
d) Meningkatkan Pengetahuan Masyarakat mengenai Fungsi dan tugas keluarga dalam upaya
mencegah gangguan Jiwa.

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Melaksanakan Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Jiwa di Masyarakat dan Anak Sekolah SMP.
E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
1. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan kegiatan Penyuluhan Kesehatan Jiwa adalah dimulai dari tahap
Pengajuan Usulan Kegiatan dalam bentuk RUK program Kesehatan Jiwa sampai
merencanakan angaran yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan, dilanjutkan dengan
pendataan sasaran kegiatan, persiapan sarana dan prasarana, Penyuluhan sesuai usulan yang
diajukan dengan dasar jumlah ODGJ yang ada di wilayah UPTD Puskesmas Selemadeg
Barat, pencatatan dan pelaporan.

2. Cara Pelaksanaan
Cara Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
a) Tahap Persiapan
b) Penanggung jawab program melakukan koordinasi dengan bidan desa dan Kepala
kewilayahan
c) Pelaksana menyiapkan alat dan bahan untuk kegiatan
d) Penyusunan Rencana Kegiatan,
e) Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Jiwa
f) Evaluasi Kegiatan
g) Serah Terima Hasil kegiatan

3
h) Pengawasan dan Pelaporan

F. SASARAN
1. Semua masyarakat dan anak Sekolah SMP di wilayah Kerja UPTD Puskesmas Selemadeg
Barat.
G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Jiwa di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Selemadeg barat
dilaksanakan sesuai dengan jadwal kegiatan bulanan.
H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN
Evaluasi kegiatan Penyuluhan Kesehatan Jiwa di UPTD Puskesmas Selemadeg Barat dilakukan
Setiap bulan setelah berkegiatan.

I. PENCATATAN DAN PELAPORAN


Pencatatan dan pelaporan diisi pada format yang telah disedikan dan dilaporkan setiap bulan ke
dinas kesehatan Kabupaten Tabanan.

Mengetahui Lalanglinggah, 2 Januari 2019


Kepala UPTD Puskesmas Selemadeg Barat Penanggung Jawab
Program Kesehatan Jiwa

dr. Wayan Arya Putra Manuaba Ni Komang Enik Nopianti, A.Md.Kep.


NIP. 19721107 200501 1 008

Anda mungkin juga menyukai