Anda di halaman 1dari 12

TUGAS ADMINISTRASI BALAI PEMASYARAKATAN

ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PEMASYARAKATAN


(ORTA BAPAS)
DOSEN PENGAMPU : Ali Muhammad, AKS., S.Sos., M.Si

DISUSUN OLEH :
PRODI BIMBINGAN KEMASYARAKATAN KELAS A
KELOMPOK 4
1) Aditya Pratama Putra (3551) 8) Nurfauziah Amalia Mubarak
2) Arya Frizkila Purnama (3588) (3772)
3) Dicky Faniansyah (3612) 9) Paskalis Pandapotan Nainggolan
4) Irsyad Aulia Faiz (3668) (3777)
5) M. Fadly Abimayu Pradeza (3705) 10) Rizal Apriyadi Muharram
6) Muhammad Ansyari (3740) (3801)
7) Muthia Adilah 11) Yustina Mariana Neta
(3760) (3841)

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA HUKUM DAN
HAM

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


TAHUN 2020
1. Tentang Balai Pemasyarakatan
a. Pengertian Balai Pemasyarakatan
Menurut Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor :
M.02-PR.07.03 Tahun 1987 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai
Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak menyatakan bahwa Balai
Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak, untuk selanjutnya dalam
hal ini disebut Balai BISPA adalah unit pelaksana dalam bidang. Balai BISPA
kemudian berubah Namanya menjadi Balai Pemasyarakatan (BAPAS)
ditandai dengan disahkannya Keputusan Menteri Kehakiman Republik
Indonesia Nomor : M.01.PR.07.03 Tahun 1997 tentang perubahan keoutusan
Menteri Kehakiman sebelumnya. Berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2014 Tentang
Pedoman Penilaian Pengubahan Klas Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan,
pengertian Balai Pemasyarakatan yang selanjutnya disebut Bapas adalah
pranata untuk melaksanakan bimbingan Klien. Balai Pemasyarakatan adalah
salah satu Unit Pelaksana Teknis yang ada di jajaran Kementerian Hukum dan
HAM yang mempunyai tugas pokok untuk melaksanakan pembimbingan,
pendampingan, pengawasan, dan penelitian masyarakat untuk klien
pemasyarakatan.

b. Tugas dan Fungsi Balai Pemasyarakatan


Balai Pemasyarakatan memiliki tugas memberikan bimbingan
kemasyarakatan dan pengentasan anak sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Dalam menunjang tugas pokok Bapas itu sendiri,
Balai Pemasyarakatan memiliki fungsi yaitu :
- Melaksanakan penelitian kemasyarakatan untuk bahan peradilan
- Melakukan registrasi klien pemasyarakatan
- Melakukan bimbingan kemasyarakatan dan pengentasan anak
- Mengikuti sidang peradilan di Pengadilan Negeri dan Sidang Dewan
Pembina Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku
- Memberi bantuan bimbingan kepada bekas narapidana, anak negara, dan
klien pemasyarakatan yang memerlukan
- Melakukan urusan tata usaha Balai Pemasyarakatan

Tugas Pokok BAPAS :


1. Litmas
2. Pendampingan
3. Pembimbingan
4. Pengawasan
5. TPP

2. Struktur Organisasi Balai Pemasyarakatan


Balai Pemasyarakatan diklasifikasikan dalam 2 (dua) kelas yang
didasarkan pada lokasi, beban kerja dan wilayah kerja tempat Bapas tersebut
berada, dimana penentuan klasifikasi Balai Pemasyarakatan tersebut
didasarkan pada bobot nilai yang ditetapkan pada setiap nilai unsur/sub unsur
dan sub-sub unsur standar untuk merupakan standar untuk pembentukan
penetapan/peningkatan kelas Balai Pemasyarakatan berdasarkan kondisi data
di lapangan. Adapun kriteria yang menentukan kelas Balai Pemasyarakatan
yakni :
- Nilai 0 – 50% diklasifikasikan sebagai Balai Pemasyarakatan Klas II
- Nilai 36 % - 70% diklasifikasikan sebagai Balai Pemasyarakatan Klas I

a. Balai Pemasyarakatan Klas I

Balai Pemasyarakatan Klas I terdiri dari beberapa bagian, antara lain :


1) Kepala Balai Pemasyarakatan
Sebagai kepala dari UPT, kepala memiliki tanggung jawab yang
besar untuk membawa UPT tersebut (Balai Pemasyarakatan) dalam
melaksanakan tugasnya yaitu melalui core business Bapas, yaitu
Pendampingan, Pengawasan, Pembimbingan, dan Penelitian Masyarakat.
Serta merivisi atau mengoreksi hasil litmas dari setiap PK, sebelum
diteruskan ke jenjang yang lebih tinggi. Kepala Balai Pemasyarakatan
Kelas I adalah eselon IIIa, Kepala Subbagian/Seksi pada Balai
Pemasyarakatan Kelas I adalah eselon IVb.

2) Sub Bagian Tata Usaha


Mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha dan rumah tangga
Balai Pemasyarakatan. Sub bagian tata usaha mempunyai fungsi yakni
melakukan urusan kepegawaian, melakukan urusan keuangan, dan
melakukan urusan surat-menyurat, perlengkapan dan rumah tangga. Sub
bagian tata usaha terdiri atas :
- Urusan kepegawaian, mempunyai tugas melakukan urusan
kepegawaian
- Urusan keuangan, mempunyai tugas melakukan urusan keuangan
- Urusan umum, mempunyai tugas melakukan urusan surat menyurat,
perlengkapan dan rumah tangga

3) Seksi Bimbingan Klien Dewasa


Mempunyai tugas melakukan registrasi dan memberikan bimbingan
kemasyarakatan dan bimbingan kerja pada klien dewasa. Seksi bimbingan
klien dewasa memiliki tugas melakukan registrasi, melakukan penelitian
kemasyarakatan untuk bahan peradilan dan siding Dewan Pembina
Pemasyarakatan dan memberikan bimbingan kemasyarakatan kepada
klien, dan memberikan bimbingan kerja. Adapun seksi bimbingan klien
dewasa terdiri atas beberapa sub bagian antara lain :
- Sub seksi registrasi, mempunyai tugas melakukan pencatatan,
pendaftaran, daktiloskopi, statistik, analisa dan evaluasi.
- Sub seksi bimbingan kemasyarakatan, mempunyai tugas melakukan
bimbingan dan penyuluhan, membuat penelitian kemasyarakatan
untuk bahan peradilan dan Sidang Dewan Pembina Pemasyarakatan,
kunjungan rumah klien, memanggil klien pidana bersyarat,
pembebasan bersyarat, dan cuti menjelang bebas.
- Sub seksi bimbingan kerja, mempunyai tugas memberikan bimbingan
kerja kepada bekas narapidana dan klien yang memerlukan.

4) Seksi Bimbingan Klien Anak


Mempunyai tugas melakukan registrasi dan memberikan bimbingan
kemasyarakatan dan bimbingan kerja kepada klien anak. Seksi bimbingan
klien anak memiliki tugas untuk melakukan registrasi, melakukan
penelitian kemasyarakatan untuk bahan peradilan dan Sidang Dewan
Pembina Pemasyarakatan dan memberikan bimbingan kemasyarakatan
kepada klien, serta melaksanakan bimbingan kerja. Seksi bimbingan klien
anak terdiri atas beberapa sub bagian antara lain :
- Sub seksi registrasi, mempunyai tugas melakukan pencatatan,
pendaftaran, daktiloskopi, statistic, Analisa, dan evaluasi.
- Sub seksi bimbingan kemasyarakatan, mempunyai tugas melakukan
bimbingan dan penyuluhan, membuat penelitian kemasyarakatan
untuk bahan peradilan dan Sidang Dewan Pembina Pemasyarakatan
pada LAPAS, pembinaan klien pidana bersyarat, Anak yang diputus
Hakim dikembalikan kepada orang tua atau walinya, Anak Asuh,
Anak Pidana dan Anak Negara yang mendapat cuti menjelang bebas.
- Sub seksi bimbingan kerja, mempunyai tugas memberikan bimbingan
kerja kepada bekas narapidana anak, anak negara dan klien anak yang
memerlukan bimbingan lanjutan.

5) Pembimbing Kemasyarakatan (PK)


Adalah pejabat fungsional penegak hukum yang melaksanakan
penelitian kemasyarakatan, pembimbingan, pengawasan, dan
pendampingan terhadap klien di dalam dan di luar proses peradilan
pidana dibawah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI, diatur
dalam Permenpan No. 22 dan 23 Tahun 2016 Tentang PK, APK, dan
TPP. Mewujudkan cita-cita hukum Negara Indonesia, Pasal 1 ayat 3
UUD 1945 “Negara Indonesia adalah negara hukum”. Pembimbing
Kemasyarakatan harus mengikuti diklat PK yang diadakan untuk mendidik
dan melatih orang menjadi pembimbing kemasyarakatan yang baik.
Selain itu harus berpendidikan minimal S1 digunakan untuk lebih
professional untuk menangani suatu masalah yang ada dan untuk
menjalankan fungsi PK sendiri yaitu, Litmas (Penelitian Masyarakat),
selain itu harus berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil. Tugas PK yaitu
melakukan Penelitian Masyarakat (LITMAS), melakukan pendampingan
terhadap klien, melakukan bimbingan terhadap klien, serta melakukan
pengawasan terhadap klien. Maksudnya diadakan pengawasan untuk
mengawasi agar klien tidak melakukan pelanggaran yang sudah diatur di
peraturan dan melakukan PB maupun CB serta lainnya agar berjalan
dengan baik.
- Proses Penelitian Masyarakat (LITMAS)
Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS) meminta Balai
Pemasyarakatan (BAPAS) untuk melakukan litmas terhadap WBP
yang dituju. Sesuai dengan prosedur sudah melewati batas minimum
pidana yang ditetapkan yaitu 2/3 dari masa pidana. Pembimbing
Kemasyarakatan (PK) dari BAPAS melakukanm litrmas dan
wawancara terhadap WBP untuk dilakukan assessment atau nantinya
akan diketahui dari jawaban WBP, lalu diserahkan ke BAPAS pusat
dan nantinya dilimpahkan ke BAPAS sesuai wilayah dari penjamin,
untuk dilakukan litmas kepada penjamin bisa dari ibu, bapak,
istri/suami. Setelah dilakukan litmas, penjamin dihadapkan ke BAPAS
setempat, untuk dilakukan klarifikasi oleh Kabapas jika tidak ada
maka diwakilkan oleh Kasi di BAPAS tersebut.

Setelah diklarifikasi, akan diadakan sidang TPP yang dihadiri


oleh seluruh PK yang ada untuk dilakukan persetujuan rekomendasi
setelah adanya penilitian masyarakat. Dalam sidang TPP (Tim
Pengamat Pemasyarakatan) dibahas Pembebasan Bersyarat (PB), Cuti
Bersyarat (CB), maupun pencabutan PB,CB tersebut, karena adanya
pelanggaran/ hal yang tidak diperbolehkan dilakukan oleh klien.
Dalam sidang TPP diberitahukan identitas klien, latar belakang pidana
yang dilakukan, kondisi rumah, dan kronologi kejadian tindak pidana.
Diberitahukan skor dari hasil assessment untuk penetapan jenis lapas
yang nantinya akan dijalani pelaku dalam proses Post Ajudikasi.
Karena, PK juga dapat merekomendasikan penempatan awal (jenis
lapas) dari hasil litmas tersebut, sesuai dengan persetujuan PK yang
lain. Setelah dari sidang TPP akan diajukan ke Direktorat Jenderal
Pemasyarakatan. Akan disetujui dan ditempatkan sesuai surat
keputusan nantinya. Perlu diketahui bahwa, klien diwajibkan melapor
ke BAPAS kepada Pembimbing Kemasyarakatan yang mendampingi
saat itu. Jika PB dicabut maka klien harus menjalani sisa pidana yang
ada ditambah dengan pidana yang baru.

b. Balai Pemasyarakatan Klas II

Balai Pemasyarakatan Klas II terdiri dari beberapa bagian, antara lain :


1) Kepala Balai Pemasyarakatan, memiliki tanggung jawab yang besar untuk
membawa UPT tersebut (Balai Pemasyarakatan) dalam melaksanakan
tugasnya yaitu melalui core business Bapas, yaitu Pendampingan,
Pengawasan, Pembimbingan, dan Penelitian Masyarakat. Serta merivisi atau
mengoreksi hasil litmas dari setiap PK, sebelum diteruskan ke jenjang yang
lebih tinggi. Kepala Balai Pemasyarakatan Kelas II adalah eselon IIIa dan
Kepala Subbagian/seksi pada Balai Pemasyarakatan Kelas II adalah eselon
Va.
2) Sub Bagian Tata Usaha, mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha dan
rumah tangga.
3) Sub Seksi Bimbingan Klien Dewasa, mempunyai tugas melakukan registrasi,
memberikan bimbingan kemasyarakatan dan bimbingan kerja kepada klien
dewasa, serta melakukan penelitian kemasyarakatan untuk bahan peradilan
dan Sidang Dewan Pembina Pemasyarakatan pada LAPAS.
4) Sub Seksi Bimbingan Klien Anak, mempunyai tugas melakukan registrasi,
memberikan bimbingan kemasyarakatan dan bimbingan kerja kepada klien
anak, serta melakukan penelitian kemasyarakatan untuk bahan peradilan dan
Sidang Dewan Pembina Pemasyarakatan pada LAPAS
5) Pembimbing Kemasyarakatan (PK), mempunyai tugas melakukan Penelitian
Masyarakat (LITMAS), melakukan pendampingan terhadap klien, melakukan
bimbingan terhadap klien, serta melakukan pengawasan terhadap klien.
Maksudnya diadakan pengawasan untuk mengawasi agar klien tidak
melakukan pelanggaran yang sudah diatur di peraturan dan melakukan PB
maupun CB serta lainnya agar berjalan dengan baik.

3. Tata Kerja Balai Pemasyarakatan


Berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor :
M.02-PR.07.03 Tahun 1987 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Bimbingan
Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak menyatakan bahwa Balai
Pemasyarakatan memiliki beberapa tata kerja yang diatur dalam Pasal 20 – 27
yaitu :
a. Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Balai, Kepala Sub Bagian, Kepala
Urusan, Kepala Seksi dan Kepala Sub Seksi wajib menerapkan prinsip
koordinasi, integrase dan sinkronisasi baik dalam lingkungan masing-masing
maupun antar satuan organisasi dalam lingkungan Balai Pemasyarakatan
serta dengan instansi lain diluar Balai Pemasyarakatan sesuai dengan tugas
pokok masing-masing.
b. Setiap Pimpinan Satuan Organisasi wajib mengawasi bawahannya masing-
masing dan bila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang
diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c. Setiap Pimpinan Satuan Organisasi bertanggung jawab memimpin dan
mengkoordinasikan bawahannya masing-masing dan memberikan bimbingan
serta petunjuk-petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya.
d. Setiap Pimpinan Satuan Organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk-
petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan masing-masing dan
menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya.
e. Setiap laporan yang diterima oleh Pimpinan Satuan Organisasi dari bawahan
wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk penyusunan laporan
lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk-petunjuk kepada bawahan.
f. Kepala Balai Pemasyarakatan menyampaikan laporan data dan informasi
kepada Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM.
g. Dalam melaksanakan tugasnya setiap Pimpinan Satuan Organisasi dibantu
oleh Kepala-Kepala Satuan Organisasi dibawahnya dan dalam rangka
pemberian bimbingan kepada bawahan masing-masing wajib mengadakan
rapat berkala
h. Bimbingan teknis klien Pemasyarakatan kepada Balai Pemasyarakatan secara
fungsional dilakukan oleh Direktur Jenderal Pemasyarakatan melalui Kepala
Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM yang bersangkutan.

4. Kegiatan Balai Pemasyarakatan


a. Pendampingan
1) Upaya diversi tingkat penyidikan
2) Upaya diversi tingkat penuntutan
3) Sidang pengadilan
4) Pemenuhan hak klien
b. Pembimbingan
1) Klien wajib lapor
2) Kunjungan ke rumah (Home Visit)
3) Bimbingan kepribadian
 Jenis pembingan kepribadian
 Pembimbingan kesadaran beragama
 Pembimbingan konseling
 Pembimbingan Pendidikan
 Pembimbingan kesadaran hukum
 Kerjasama pembimbingan kepribadian
 Kerjasama pembimbingan kesadaran beragama
 Kerjasama pembimbingan konseling
 Kerjasama pembimbingan Pendidikan
 Kerjasama pembimbingan kesadaran hukum
4) Bimbingan keterampilan
 Jenis pembimbingan kemandirian
 Pembimbingan kemandirian bakat minat
 Pembimbingan kemandirian latihan kerja
 Pembimbingan kemandirian jasa
 Pembimbingan kemandirian industry
 Pembimbingan kemandirian pertanian/perkebunan/perikanan
 Kerjasama pembimbingan kemandirian
 Kerjasama bakat minat
 Kerjasama latihan kerja
 Kerjasama jasa
 Kerjasama industry
 Kerjasama pertanian/perkebunan/perikanan
 Pengawasan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menilai
kepatuhan (tidak adanya pelanggaran) klien Pemasyarakatan dalam
pelaksanaan kegiatan pembimbingan

5. Layanan Pemasyarakatan
a. Layanan informasi
b. Layanan pengaduan

6. Bentuk Layanan Balai Pemasyarakatan


a. Tahap Pra Ajudikasi
1) Pendampingan BAP di Kepolisian
2) Mendampingi Anak pada saat dilakukan penyidikan (Berita Acara
Pemeriksaan)
3) Meminta dilaksanakan proses upaya Diversi disetiap tahapan
pemeriksaan apabila memenuhi syarat diversi
4) Membuat Penelitian Kemasyarakatan (Litmas) untuk kepentingan
diversi; atau Litmas Pengadilan
5) Melakukan pendampingan Anak pada saat dilakukan proses diversi
disetiap tahapan pemeriksaan
6) Melakukan pengawasan dan memastikan hasil keputusan diversi
dilaksanakan sesuai kesepakatan
7) Mendampingi Anak pada saat dilakukan penyerahan Anak dan
berkas perkara dari Penyidik kepada Penuntut Umum, dan dari
Penuntut Umum Ke Pengadilan, bila tidak tercapai kesepakatan pada
proses diversi di Penyidik maupun Penuntut Umum
b. Tahap Ajudikasi
1) Mendampingi dalam pemeriksaan sidang di Pengadilan;
2) Menyampaikan dan membacakan hasil penelitian kemasyarakatan
serta menyampaikan kepada hakim terkait hal-hal yang bermanfaat
bagi anak.
3) Memastikan ketentuan proses persidangan seperti tempat sidang dan
waktu (pasal 53 UU11/12), Aparat Penegak Hukum tidak memakai
seragam (pasal 22 UU11/12) dan juga memastikan hak-hak anak
terpenuhi seperti didampingi oleh pengacara.
4) Menerima petikan dan salinan putusan pengadilan (Mengacu pasa 62
UU SPPA )

c. Tahap Post Ajudikasi


1) Terhadap jenis putusan apapun yang dijatuhkan oleh hakim, terkait
dengan kasus anak PK melakukan pendampingan, pembimbingan
dan pengawasan.
2) Membuat Litmas pembinaan awal untuk menentukan program
pembinaan di Lapas, Rutan dan LPKA.
3) Membuat Litmas Reintegrasi dalam rangka mengembalikan klien ke
masyarakat dalam bentuk program Pembebasan Bersyarat (PB), Cuti
Menjelang Bebas (CMB), dan Cuti Bersyarat.
4) Melakukan pembimbingan dan pengawasan terhadap klien yang
menjalankan program reintegrsi baik anak maupun dewasa.

d. Layanan BAPAS secara umum


a. Penelitian Kemasyarakatan (PK)
b. Pembimbingan Klien
c. Pengawasan Klien
d. Pendampingan ABH
e. Konseling Klien
f. Pascarehabilitasi klien
g. Pelimpahan bimbingan klien kemasyarakatan
h. Pencabutan Pembebasan Bersyarat
i. Izin ke luar kota
j. Izin ke luar negeri

Anda mungkin juga menyukai