Anda di halaman 1dari 12

Kebijakan dalam Pengelolaan Sumber Daya Manusia Aparatur

RESUME
UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2023
TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

KELOMPOK 1

1. Aditya Arief Wibowo


2. Arifin
3. Farel Akbar Batara
4. Lutvia Hanif Habibah
5. Wiedya Fitriana
6. Samuel Noval Paul Manggara
7. Mohamad Agus Susanto
8. Rechtdina Widhapahlevi Putri

Pendidikan Ilmu Kepegawaian


Pusbang ASN BKN
Angkatan XVI

Tugas 3-Resume UU Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara


PENDAHULUAN

Presiden Republik Indonesia atas persetujuan Dewan Perwakilan


Rakyat (DPR) secara resmi menerbitkan Undang-undang Nomor 20 Tahun
2023 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN). Dengan berlakunya UU tersebut
tanggal 31 Oktober 2023, maka Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Ketentuan Pasal 2 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945) menegaskan bahwa Kedaulatan
berada di tangan rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya menurut
Undang-Undang Dasar. Penegasan kedaulatan berada di tangan rakyat
menunjukkan bahwa faham negara kita adalah demokrasi dimana the
government of the people, by people and for the people. Demokrasi dalam arti
sebenarnya terkait dengan pemenuhan hak asasi manusia. Dengan demikian
ia merupakan fitrah yang harus dikelola agar menghasilkan output yang baik.
Demokrasi pada dasarnya memerlukan aturan main. Aturan main tersebut
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Demokrasi yang banyak
dipraktekkan sekarang ini adalah demokrasi konstitusional dimana ciri
khasnya adalah pemerintah yang terbatas kekuasaannya dan tidak
dibenarkan bertindak sewenang-wenang terhadap warga negaranya.
Pembatasan-pembatasan atas kekuasaan pemerintah tercantum dalam
konstitusi atau dalam peraturan perundangan lainnya. Demokrasi
konstitusional ini sering juga disebut dengan demokrasi di bawah rule of law.
Negara Kesatuan Republik Indonesia di dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah
mencanangkan tujuan nasionalnya, yaitu membentuk suatu Pemerintah
Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah lndonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Tujuan yang termaktub di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

Tugas 3-Resume UU Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara


Republik Indonesia Tahun 1945 tersebut merupakan sumber motivasi dan
aspirasi perjuangan serta tekad bangsa Indonesia untuk tetap merdeka dan
mewujudkan tujuan negara tersebut. Untuk melaksanakan amanah
membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia sebagaimana yang
dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, diperlukan adanya birokrasi pemerintahan yang
berkinerja baik. Pemerintah telah mencanangkan rencana aksi membuat
pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang
bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya. Untuk mewujudkannya,
dibutuhkan ASN sebagai mesin utama birokrasi yang profesional, netral dan
bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme,
mampu menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas, serta mampu
menjalankan peran sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Kerangka regulasi yang mengatur mengenai ASN saat
ini adalah Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014.
Menghadapi dunia yang berubah cepat yang disertai dengan kemajuan
teknologi yang pesat, tuntutan masyarakat atas pelayanan publik yang
semakin meningkat, termasuk tuntutan penyelesaian masalah tenaga honorer,
serta peluang dan tantangan ekonomi global yang dihadapi bangsa Indonesia
untuk dapat bersaing dengan bangsa lain di dunia, perlu dilakukan perubahan
terhadap pokok-pokok pengaturan dalam Undang-Undang dimaksud.
Berbagai pokok pengaturan dalam Undang-Undang ini diharapkan menjadi
dasar untuk melakukan percepatan transformasi Manajemen ASN untuk
mewujudkan birokrasi Indonesia yang profesional dan berkelas dunia. ASN
perlu memiliki digital mindset dalam menjalankan transformasi birokrasi dan
Manajemen ASN. Hal ini terkait dengan perubahan pola kerja tatanan baru,
dimana pekerjaan birokrasi juga sudah beralih ke digital based dan struktur
organisasi juga mulai bertransformasi dari hierarki menjadi koordinasi.
Sebagai negara hukum yang menempatkan semua tugas dan tanggung
jawab negara dalam hukum positif (ketentuan peraturan

Tugas 3-Resume UU Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara


perundang-undangan), ketentuan tentang kepegawaian telah diatur dan
beberapa kali perubahan untuk menyesuaikan dengan tuntutan nasional dan
tuntutan global yaitu Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang
Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara dan yang akhirnya sekarang telah diubah lagi dengan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara.
Secara garis besar, Pokok-pokok pengaturan yang terdapat di dalam
Undang-Undang ini sebagaimana tertuang dalam penjelasan atas
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara ini
adalah:
1) Penguatan pengawasan Sistem Merit;
2) Penetapan kebutuhan PNS dan PPPK;
3) Kesejahteraan PNS dan PPPK;
4) Penataan tenaga honorer; dan
5) Digitalisasi Manajemen ASN termasuk didalamnya transformasi
komponen Manajemen ASN.
Dalam UU ASN yang baru ini, selain memuat pokok-pokok pengaturan setidaknya
memuat tujuh agenda transformasi. 1) Transformasi Rekrutmen dan Jabatan; 2)
Kemudahan Mobilitas Talenta Nasional; 3) Percepatan Pengembangan Kompetensi;
4) Penataan Tenaga Non-ASN; 5) Reformasi Pengelolaan Kinerja dan
Kesejahteraan ASN; 6) Digitalisasi Manajemen ASN, 7) Penguatan Budaya Kerja
dan Citra Institusi. Namun, kami tim penulis akan mencoba memberikan Resume
tentang 5 (lima) Pokok-pokok pengaturan yang terdapat di dalam Penjelasan
atas Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara.

Tugas 3-Resume UU Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara


PEMBAHASAN

Pokok-pokok pengaturan yang terdapat di dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun


2023 tentang Aparatur Sipil Negara adalah:
1. Penguatan pengawasan Sistem Merit;
Salah satu pokok pengaturan yang terdapat di dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2023 Tentang Aparatur Sipil Negara ini adalah terkait
penguatan pengawasan Sistem Merit. Sistem Merit adalah penyelenggaraan
sistem Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN) sesuai dengan prinsip
meritokrasi. Prinsip meritokrasi merujuk pada prinsip pengelolaan sumber daya
manusia yang didasarkan pada kualifikasi, kompetensi, potensi, dan kinerja,
serta integritas dan moralitas yang dilaksanakan secara adil dan wajar dengan
tidak membedakan latar belakang suku, ras, warna kulit, agama, asal-usul, jenis
kelamin, status pernikahan, umur, atau berkebutuhan khusus.
Presiden selaku pemegang kekuasaan tertinggi dalam kebijakan, pembinaan
profesi, dan Manajemen ASN, mendelegasikan kewenangannya terkait
penguatan pengawasan Sistem Merit kepada kementerian dan/atau lembaga
yang melaksanakan tugas dan fungsi pemerintahan di bidangnya.
Ruang lingkup Manajemen ASN dalam Sistem Merit meliputi perencanaan
kebutuhan, pengadaan, penguatan budaya kerja dan citra institusi, pengelolaan
kinerja, pengembangan talenta dan karier, pengembangan kompetensi,
pemberian penghargaan dan pengakuan, dan pemberhentian. Dalam hal ini
juga termasuk pengisian jabatan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian
Negara Republik Indonesia oleh ASN dan sebaliknya bertujuan agar ASN,
prajurit Tentara Nasional Indonesia, dan anggota Kepolisian Negara Republik
Indonesia memiliki keseimbangan dan kesetaraan dalam pengembangan
kariernya berdasarkan Sistem Merit tersebut.

2. Penetapan kebutuhan PNS dan PPPK;


Pada UU ASN 2023, Menteri menetapkan kebutuhan pegawai secara
nasional sesuai anggaran yang tersedia dan mengalokasikan kepada
masing-masing instansi pemerintah, namun tidak lagi secara rigid mengatur jenis
jabatan dan jumlah formasi pada masing-masing instansi pemerintah. Instansi
pemerintah diberikan fleksibilitas dalam menentukan formasi masing-masing

Tugas 3-Resume UU Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara


jabatan sesuai kebutuhannya, mengacu pada alokasi jumlah pegawai dan
anggaran yang disediakan. Namun dalam hal Penetapan Kebutuhan PNS dan
PPPK ini Ketentuan lebih lanjut mengenai perencanaan kebutuhan diatur dalam
Peraturan Pemerintah.
Inti dari pengaturan Penetapan Kebutuhan ASN pada Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2023 ini adalah kebutuhan pegawai secara nasional sesuai
anggaran yang tersedia. Instansi yang menentukan apa jenis jabatan yang mau
direkrut dan pada jenjang yang mana, dan sesuai dengan anggarannya. Agenda
transformasi terkait sistem rekrutmen ini adalah fleksibilitas waktu seleksi. Jika
tahun sebelumnya seleksi dilakukan secara serentak, kini pemerintah bisa
melakukan seleksi sesuai kebutuhan masing-masing instansi. Sebagai contoh,
pegawai di salah satu instansi ada yang pindah, pensiun, atau meninggal,
instansi tersebut bisa mengajukan diri untuk melakukan seleksi ASN. “Waktu
rekrutmen tidak lagi harus barengan nasional. Ini diserahkan ke bapak ibu kapan
mau melakukan rekrutmen sesuai kebutuhan organisasi dan prioritas nasional.

3. Kesejahteraan PNS dan PPPK;


Kesejahteraan PNS dan PPPK, secara garis besar telah dituangkan
dalam Bab VI (Hak dan Kewajiban). Dalam hal kesejahteraan memang terdapat
perbedaan yang cukup jelas antara kesejahteraan PNS dan PPPK, dimana
dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2023 ini. Penyelenggaraan kebijakan
dan manajemen ASN salah satunya adalah harus berdasarkan pada Asas
Kesejahteraan, maksudnya adalah penyelenggaraan Manajemen ASN
diarahkan untuk mewujudkan peningkatan kualitas hidup Pegawai ASN. Jika
sebelumnya kesejahteraan PNS dan PPPK dibedakan, namun di
Undang-Undang terbaru ini PNS dan PPPK memiliki kesejahteraan yang sama.
Sesuai amanat Pasal 21 ayat (1) Undang-undang ini berbunyi: “Pegawai ASN
berhak memperoleh penghargaan dan pengakuan berupa materiel dan/atau
nonmateriel”. Lebih Lanjut dalam Pasal ini dan Pasal selanjutnya, Komponen
penghargaan dan pengakuan Pegawai ASN, terdiri atas:
a. Penghasilan;
Penghasilan disini dibagi menjadi dalam 2 (dua) bentuk yaitu dapat
berupa Gaji dan Upah. Gaji adalah sejumlah uang yang dibayar dalam

Tugas 3-Resume UU Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara


waktu tetap ke pekerja, yang merupakan kompensasi dari pengusaha ke
pekerja dalam kurun waktu yang sama. Sementara itu, upah adalah hak
berupa uang sebagai imbalan pekerjaan yang telah dilakukan dari
pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan
dibayarkan sesuai dengan perjanjian kerja, kesepakatan, atau
undang-undang termasuk tunjangan untuk pekerja/buruh dan keluarganya.
b. Penghargaan yang bersifat motivasi;
Penghargaan yang bersifat motivasi disini dapat berupa finansial
dan/atau nonfinansial.
c. Tunjangan dan fasilitas;
Tunjangan dan fasilitas yang dimaksud disini dapat berupa Tunjangan
dan fasilitas jabatan; dan Tunjangan fasilitas individu.
d. Jaminan Sosial;
Dalam hal Jaminan Sosial, sebagaimana dimaksud disini terdiri atas 5
(lima) jenis, yakni:
1) Jaminan Kesehatan;
Merupakan hak dan perlindungan atas risiko sakit atau kecelakaan
kerja. Manfaat jaminan kesehatan bagi ASN mencakup perawatan
kesehatan, obat-obatan, pemeriksaan kesehatan, dan lain sebagainya.
Jaminan kesehatan bagi ASN juga mencakup perlindungan atas risiko
kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja, yang mencakup perawatan,
santunan, dan tunjangan cacat.
2) Jaminan Kecelakaan Kerja;
Merupakan perlindungan atas risiko kecelakaan kerja atau penyakit
akibat kerja. Jaminan ini mencakup perawatan, santunan, dan tunjangan
cacat, serta jaminan kematian apabila seorang ASN tewas akibat
kecelakaan kerja. Manfaat jaminan kecelakaan kerja meliputi perawatan
bagi ASN yang mengalami kecelakaan kerja, santunan, dan tunjangan
cacat. Kriteria kecelakaan kerja yang masuk dalam jaminan ini
mencakup kecelakaan yang terjadi dalam menjalankan tugas kewajiban,
dalam keadaan lain yang ada hubungannya dengan dinas, perjalanan
dari rumah menuju tempat kerja atau sebaliknya, dan kecelakaan yang
menyebabkan Penyakit Akibat Kerja.
3) Jaminan Kematian;

Tugas 3-Resume UU Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara


Merupakan perlindungan atas risiko kematian bukan akibat kecelakaan
kerja, berupa santunan kematian. Jaminan ini memberikan perlindungan
kepada keluarga ASN apabila terjadi kematian, dengan memberikan
santunan kepada ahli waris ASN yang ditinggalkan. Jaminan kematian
ini merupakan bagian dari program jaminan sosial nasional yang
diberikan kepada ASN. Dengan demikian, jaminan kematian
memberikan perlindungan finansial kepada keluarga ASN dalam
menghadapi risiko kematian yang tidak terkait dengan kecelakaan kerja.
4) Jaminan Pensiun; dan
Merupakan hak dan perlindungan atas risiko kehilangan penghasilan
pada masa pensiun dan dibayarkan setelah ASN tersebut berhenti
bekerja (pensiun). Jaminan pensiun bagi ASN mencakup perlindungan
kesinambungan penghasilan hari tua, sebagai hak, dan sebagai
penghargaan atas pengabdian.
5) Jaminan Hari Tua.
Merupakan perlindungan atas risiko kehilangan penghasilan pada masa
pensiun. Jaminan hari tua dan jaminan pensiun memberikan
penghasilan kepada penerima pensiun setiap bulan sebagai jaminan
hari tua dan penghargaan atas jasa-jasanya selama bertahun-tahun
bekerja dalam dinas pemerintah. Jaminan pensiun dan jaminan hari tua
(JHT) akan diberikan kepada pegawai ASN yang telah mencapai batas
usia pensiun, masa kontraknya telah berakhir, meninggal dunia, atau
mengalami uzur (disabilitas yang membuat pegawai tidak dapat
bekerja), atau ditentukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
e. Lingkungan kerja;
Untuk membangun kesejahteraan pns dn pppk harus bisa
membangun lingkungan kerja yang kondusif. Lingkungan kerja yang
dimaksud itu ialah lingkungan kerja yang fisik dan non fisik. Lingkungan
kerja yang baik akan menghasilkan akan memberikan kualitas produktivitas
yang baik, lingkungan fisik dapat mempengaruhi asn secara langsung
maupun tidak langsung, sedangkan lingkungan non fisik yaitu semua
keadaan yang berkaitan dengan hubungan kerja baik hubungan dengan
atasan, dengan bawahan maupun dengan sesama rekan kerja.

Tugas 3-Resume UU Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara


f. Pengembangan diri; dan
Pengembangan diri yang dimaksud ialah pengembangan talenta atau
karier dan pengembangan kompetensi.
g. Bantuan hukum.
Bantuan hukum yang dimaksud ialah litigasi yang memiliki arti bahwa
penyelesaian masalah hukum dilakukan di pengadilan dan non litigasi yang
memiliki arti bahwa penyelesaian masalah hukum dilakukan di luar
pengadilan atau dikenal dengan penyelesaian sengketa alternatif.
Namun, perlu digaris bawahi bahwa pemberian penyesuaian
komponen penghargaan dan pengakuan sebagaimana dimaksud diatas
dengan memperhatikan kemampuan keuangan negara.

4. Penataan tenaga honorer; dan


Kerangka regulasi yang mengatur mengenai ASN saat ini adalah
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014. Menghadapi dunia yang berubah cepat
yang disertai dengan kemajuan teknologi yang pesat, tuntutan masyarakat atas
pelayanan publik yang semakin meningkat, termasuk tuntutan penyelesaian
masalah tenaga honorer, serta peluang dan tantangan ekonomi global yang
dihadapi bangsa Indonesia untuk dapat bersaing dengan bangsa lain di dunia,
perlu dilakukan perubahan terhadap pokok-pokok pengaturan dalam
Undang-Undang dimaksud.
Pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2023 Pasal 65, dijelaskan bahwa
Pejabat Pembina Kepegawaian ataupun pejabat lain di Instansi Pemerintah
dilarang mengangkat pegawai non-ASN untuk mengisi jabatan ASN dan apabila
hal tersebut maka akan dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Selain itu dilanjutkan pada Pasal 66, Pegawai non-ASN
atau nama lainnya wajib diselesaikan penataannya paling lambat Desember
2024 dan sejak Undang-Undang ini mulai berlaku Instansi Pemerintah dilarang
mengangkat pegawai non-ASN atau nama lainnya selain Pegawai ASN.
Pendataan yang teliti terhadap tenaga honorer sehingga status
kepegawaian mereka akan tetap terjamin saat penghapusan tenaga honorer
dilakukan. Tentunya dengan mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk
lamanya pegawai tersebut bekerja hingga peningkatan kesejahteraan eks
tenaga honorer. Mengenai nasib tenaga honorer, UU ASN mengamanatkan

Tugas 3-Resume UU Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara


dibuatnya peraturan pelaksana paling lama 6 bulan terhitung sejak UU
diundangkan. Aturan teknis ini harus pro terhadap para tenaga honorer. Dengan
begitu, nasib mereka menjadi terjamin saat kebijakan penghapusan tenaga
honorer berlaku.
Bagi tenaga honorer yang namanya masuk ke urutan puncak peringkat,
maka akan menjadi prioritas pengangkatan sebagai ASN pada tahun depan.
Pengangkatan akan langsung menjadi PPPK.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
(PANRB) Abdullah Azwar Anas membeberkan tiga rencana besarnya dalam
penataan tenaga non-ASN, yakni honorer dan THK. Hal ini sejalan dengan
rencana penghapusan tenaga non-ASN hingga Desember 2024.
Langkah pertama, ialah melalui seleksi Calon Aparatur Sipil Negara
(CASN) yang prosesnya masih terus berjalan hingga saat ini. Adapun merujuk
pada Keputusan Menteri PANRB (KepmenPANRB) No. 648/2023 tentang
Mekanisme Seleksi PPPK JF diberikan kuota 80% untuk eks THK dan non-ASN,
sementara 20% untuk formasi umum.
Langkah kedua, akan dilakukan verifikasi dan validasi oleh Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan BKN terhadap
tenaga non-ASN yang telah terdata. Jika lolos, maka mereka akan langsung
dialihkan ke tenaga PPPK paruh waktu dan dimasukkan ke dalam platform
digital untuk dievaluasi kinerjanya.
Langkah ketiga ialah jika ada kebutuhan dan anggaran, maka PPPK
paruh waktu akan difokuskan mengisi formasi PPPK penuh waktu melalui
metode pemeringkatan kinerja.
Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa regulasi mengenai
ASN telah mengalami perubahan melalui Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2023. Perubahan ini mengatur mengenai penghapusan tenaga non-ASN hingga
Desember 2024 dan tidak diperbolehkannya instansi pemerintah merekrut
honorer setelah tanggal tersebut. Selain itu, terdapat rencana penataan tenaga
non-ASN, termasuk tenaga honorer, melalui seleksi CASN, verifikasi dan
validasi, serta pengalihan ke PPPK paruh waktu. Dengan adanya perubahan
regulasi dan rencana penataan tersebut, diharapkan status kepegawaian tenaga
non-ASN akan terjamin dan dapat meningkatkan kesejahteraan mereka.

Tugas 3-Resume UU Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara


5. Digitalisasi Manajemen ASN termasuk didalamnya transformasi komponen
Manajemen ASN.
a. Definisi Digitalisasi Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN)
Berdasarkan Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 UU No. 20 Tahun 2023
Tentang Aparatur Sipil Negara :
Digitalisasi Manajemen ASN adalah proses Manajemen ASN dengan
memanfaatkan teknologi digital yang terintegrasi secara sistem dan data
untuk memudahkan penyelenggaraan dan pelayanan Manajemen ASN.

Pembahasan mengenai Digitalisasi Manajemen ASN ini terdapat dalam bab


IX Pasal 63 ayat 1-5 UU No. 20 Tahun 2023.
b. Fungsi Digitalisasi Manajemen ASN
adalah untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi penyelenggaraan
proses dan pengambilan keputusan dalam Manajemen ASN serta untuk
mewujudkan ekosistem penyelenggaraan Manajemen ASN secara
menyeluruh.
c. Tujuan Digitalisasi Manajemen ASN
Digitalisasi Manajemen ASN bertujuan menyediakan berbagai layanan
digital yang mendukung Manajemen ASN dan terintegrasi secara nasional.
d. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Penerapan Digitalisasi
Manajemen ASN
Digitalisasi Manajemen ASN harus:
● sejalan dengan transformasi organisasi dan sistem kerja ASN.
● wajib memperhatikan prinsip keberlangsungan, kerahasiaan, dan
keamanan siber sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
e. Waktu Pelaksanaan Digitalisasi Manajemen ASN
Digitalisasi Manajemen ASN dilaksanakan secara nasional paling lama 1
(satu) tahun terhitung sejak Undang-Undang disahkan.

Ketentuan lebih lanjut mengenai Digitalisasi Manajemen ASN diatur dalam


Peraturan Pemerintah.

Tugas 3-Resume UU Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara


Sumber :
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2023 Tentang Aparatur Sipil Negara

Tugas 3-Resume UU Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara

Anda mungkin juga menyukai