Kebijakan dalam Pengelolaan Sumber Daya Manusia Aparatur
RESUME UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2023 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA
KELOMPOK 1
1. Aditya Arief Wibowo
2. Arifin 3. Farel Akbar Batara 4. Lutvia Hanif Habibah 5. Wiedya Fitriana 6. Samuel Noval Paul Manggara 7. Mohamad Agus Susanto 8. Rechtdina Widhapahlevi Putri
Pendidikan Ilmu Kepegawaian
Pusbang ASN BKN Angkatan XVI
Tugas 3-Resume UU Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara
PENDAHULUAN
Presiden Republik Indonesia atas persetujuan Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR) secara resmi menerbitkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN). Dengan berlakunya UU tersebut tanggal 31 Oktober 2023, maka Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Ketentuan Pasal 2 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945) menegaskan bahwa Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya menurut Undang-Undang Dasar. Penegasan kedaulatan berada di tangan rakyat menunjukkan bahwa faham negara kita adalah demokrasi dimana the government of the people, by people and for the people. Demokrasi dalam arti sebenarnya terkait dengan pemenuhan hak asasi manusia. Dengan demikian ia merupakan fitrah yang harus dikelola agar menghasilkan output yang baik. Demokrasi pada dasarnya memerlukan aturan main. Aturan main tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Demokrasi yang banyak dipraktekkan sekarang ini adalah demokrasi konstitusional dimana ciri khasnya adalah pemerintah yang terbatas kekuasaannya dan tidak dibenarkan bertindak sewenang-wenang terhadap warga negaranya. Pembatasan-pembatasan atas kekuasaan pemerintah tercantum dalam konstitusi atau dalam peraturan perundangan lainnya. Demokrasi konstitusional ini sering juga disebut dengan demokrasi di bawah rule of law. Negara Kesatuan Republik Indonesia di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah mencanangkan tujuan nasionalnya, yaitu membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah lndonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Tujuan yang termaktub di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Tugas 3-Resume UU Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 tersebut merupakan sumber motivasi dan aspirasi perjuangan serta tekad bangsa Indonesia untuk tetap merdeka dan mewujudkan tujuan negara tersebut. Untuk melaksanakan amanah membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia sebagaimana yang dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, diperlukan adanya birokrasi pemerintahan yang berkinerja baik. Pemerintah telah mencanangkan rencana aksi membuat pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya. Untuk mewujudkannya, dibutuhkan ASN sebagai mesin utama birokrasi yang profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, mampu menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas, serta mampu menjalankan peran sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Kerangka regulasi yang mengatur mengenai ASN saat ini adalah Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014. Menghadapi dunia yang berubah cepat yang disertai dengan kemajuan teknologi yang pesat, tuntutan masyarakat atas pelayanan publik yang semakin meningkat, termasuk tuntutan penyelesaian masalah tenaga honorer, serta peluang dan tantangan ekonomi global yang dihadapi bangsa Indonesia untuk dapat bersaing dengan bangsa lain di dunia, perlu dilakukan perubahan terhadap pokok-pokok pengaturan dalam Undang-Undang dimaksud. Berbagai pokok pengaturan dalam Undang-Undang ini diharapkan menjadi dasar untuk melakukan percepatan transformasi Manajemen ASN untuk mewujudkan birokrasi Indonesia yang profesional dan berkelas dunia. ASN perlu memiliki digital mindset dalam menjalankan transformasi birokrasi dan Manajemen ASN. Hal ini terkait dengan perubahan pola kerja tatanan baru, dimana pekerjaan birokrasi juga sudah beralih ke digital based dan struktur organisasi juga mulai bertransformasi dari hierarki menjadi koordinasi. Sebagai negara hukum yang menempatkan semua tugas dan tanggung jawab negara dalam hukum positif (ketentuan peraturan
Tugas 3-Resume UU Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara
perundang-undangan), ketentuan tentang kepegawaian telah diatur dan beberapa kali perubahan untuk menyesuaikan dengan tuntutan nasional dan tuntutan global yaitu Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dan yang akhirnya sekarang telah diubah lagi dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara. Secara garis besar, Pokok-pokok pengaturan yang terdapat di dalam Undang-Undang ini sebagaimana tertuang dalam penjelasan atas Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara ini adalah: 1) Penguatan pengawasan Sistem Merit; 2) Penetapan kebutuhan PNS dan PPPK; 3) Kesejahteraan PNS dan PPPK; 4) Penataan tenaga honorer; dan 5) Digitalisasi Manajemen ASN termasuk didalamnya transformasi komponen Manajemen ASN. Dalam UU ASN yang baru ini, selain memuat pokok-pokok pengaturan setidaknya memuat tujuh agenda transformasi. 1) Transformasi Rekrutmen dan Jabatan; 2) Kemudahan Mobilitas Talenta Nasional; 3) Percepatan Pengembangan Kompetensi; 4) Penataan Tenaga Non-ASN; 5) Reformasi Pengelolaan Kinerja dan Kesejahteraan ASN; 6) Digitalisasi Manajemen ASN, 7) Penguatan Budaya Kerja dan Citra Institusi. Namun, kami tim penulis akan mencoba memberikan Resume tentang 5 (lima) Pokok-pokok pengaturan yang terdapat di dalam Penjelasan atas Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara.
Tugas 3-Resume UU Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara
PEMBAHASAN
Pokok-pokok pengaturan yang terdapat di dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2023 tentang Aparatur Sipil Negara adalah: 1. Penguatan pengawasan Sistem Merit; Salah satu pokok pengaturan yang terdapat di dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2023 Tentang Aparatur Sipil Negara ini adalah terkait penguatan pengawasan Sistem Merit. Sistem Merit adalah penyelenggaraan sistem Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN) sesuai dengan prinsip meritokrasi. Prinsip meritokrasi merujuk pada prinsip pengelolaan sumber daya manusia yang didasarkan pada kualifikasi, kompetensi, potensi, dan kinerja, serta integritas dan moralitas yang dilaksanakan secara adil dan wajar dengan tidak membedakan latar belakang suku, ras, warna kulit, agama, asal-usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau berkebutuhan khusus. Presiden selaku pemegang kekuasaan tertinggi dalam kebijakan, pembinaan profesi, dan Manajemen ASN, mendelegasikan kewenangannya terkait penguatan pengawasan Sistem Merit kepada kementerian dan/atau lembaga yang melaksanakan tugas dan fungsi pemerintahan di bidangnya. Ruang lingkup Manajemen ASN dalam Sistem Merit meliputi perencanaan kebutuhan, pengadaan, penguatan budaya kerja dan citra institusi, pengelolaan kinerja, pengembangan talenta dan karier, pengembangan kompetensi, pemberian penghargaan dan pengakuan, dan pemberhentian. Dalam hal ini juga termasuk pengisian jabatan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia oleh ASN dan sebaliknya bertujuan agar ASN, prajurit Tentara Nasional Indonesia, dan anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia memiliki keseimbangan dan kesetaraan dalam pengembangan kariernya berdasarkan Sistem Merit tersebut.
2. Penetapan kebutuhan PNS dan PPPK;
Pada UU ASN 2023, Menteri menetapkan kebutuhan pegawai secara nasional sesuai anggaran yang tersedia dan mengalokasikan kepada masing-masing instansi pemerintah, namun tidak lagi secara rigid mengatur jenis jabatan dan jumlah formasi pada masing-masing instansi pemerintah. Instansi pemerintah diberikan fleksibilitas dalam menentukan formasi masing-masing
Tugas 3-Resume UU Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara
jabatan sesuai kebutuhannya, mengacu pada alokasi jumlah pegawai dan anggaran yang disediakan. Namun dalam hal Penetapan Kebutuhan PNS dan PPPK ini Ketentuan lebih lanjut mengenai perencanaan kebutuhan diatur dalam Peraturan Pemerintah. Inti dari pengaturan Penetapan Kebutuhan ASN pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2023 ini adalah kebutuhan pegawai secara nasional sesuai anggaran yang tersedia. Instansi yang menentukan apa jenis jabatan yang mau direkrut dan pada jenjang yang mana, dan sesuai dengan anggarannya. Agenda transformasi terkait sistem rekrutmen ini adalah fleksibilitas waktu seleksi. Jika tahun sebelumnya seleksi dilakukan secara serentak, kini pemerintah bisa melakukan seleksi sesuai kebutuhan masing-masing instansi. Sebagai contoh, pegawai di salah satu instansi ada yang pindah, pensiun, atau meninggal, instansi tersebut bisa mengajukan diri untuk melakukan seleksi ASN. “Waktu rekrutmen tidak lagi harus barengan nasional. Ini diserahkan ke bapak ibu kapan mau melakukan rekrutmen sesuai kebutuhan organisasi dan prioritas nasional.
3. Kesejahteraan PNS dan PPPK;
Kesejahteraan PNS dan PPPK, secara garis besar telah dituangkan dalam Bab VI (Hak dan Kewajiban). Dalam hal kesejahteraan memang terdapat perbedaan yang cukup jelas antara kesejahteraan PNS dan PPPK, dimana dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2023 ini. Penyelenggaraan kebijakan dan manajemen ASN salah satunya adalah harus berdasarkan pada Asas Kesejahteraan, maksudnya adalah penyelenggaraan Manajemen ASN diarahkan untuk mewujudkan peningkatan kualitas hidup Pegawai ASN. Jika sebelumnya kesejahteraan PNS dan PPPK dibedakan, namun di Undang-Undang terbaru ini PNS dan PPPK memiliki kesejahteraan yang sama. Sesuai amanat Pasal 21 ayat (1) Undang-undang ini berbunyi: “Pegawai ASN berhak memperoleh penghargaan dan pengakuan berupa materiel dan/atau nonmateriel”. Lebih Lanjut dalam Pasal ini dan Pasal selanjutnya, Komponen penghargaan dan pengakuan Pegawai ASN, terdiri atas: a. Penghasilan; Penghasilan disini dibagi menjadi dalam 2 (dua) bentuk yaitu dapat berupa Gaji dan Upah. Gaji adalah sejumlah uang yang dibayar dalam
Tugas 3-Resume UU Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara
waktu tetap ke pekerja, yang merupakan kompensasi dari pengusaha ke pekerja dalam kurun waktu yang sama. Sementara itu, upah adalah hak berupa uang sebagai imbalan pekerjaan yang telah dilakukan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan sesuai dengan perjanjian kerja, kesepakatan, atau undang-undang termasuk tunjangan untuk pekerja/buruh dan keluarganya. b. Penghargaan yang bersifat motivasi; Penghargaan yang bersifat motivasi disini dapat berupa finansial dan/atau nonfinansial. c. Tunjangan dan fasilitas; Tunjangan dan fasilitas yang dimaksud disini dapat berupa Tunjangan dan fasilitas jabatan; dan Tunjangan fasilitas individu. d. Jaminan Sosial; Dalam hal Jaminan Sosial, sebagaimana dimaksud disini terdiri atas 5 (lima) jenis, yakni: 1) Jaminan Kesehatan; Merupakan hak dan perlindungan atas risiko sakit atau kecelakaan kerja. Manfaat jaminan kesehatan bagi ASN mencakup perawatan kesehatan, obat-obatan, pemeriksaan kesehatan, dan lain sebagainya. Jaminan kesehatan bagi ASN juga mencakup perlindungan atas risiko kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja, yang mencakup perawatan, santunan, dan tunjangan cacat. 2) Jaminan Kecelakaan Kerja; Merupakan perlindungan atas risiko kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja. Jaminan ini mencakup perawatan, santunan, dan tunjangan cacat, serta jaminan kematian apabila seorang ASN tewas akibat kecelakaan kerja. Manfaat jaminan kecelakaan kerja meliputi perawatan bagi ASN yang mengalami kecelakaan kerja, santunan, dan tunjangan cacat. Kriteria kecelakaan kerja yang masuk dalam jaminan ini mencakup kecelakaan yang terjadi dalam menjalankan tugas kewajiban, dalam keadaan lain yang ada hubungannya dengan dinas, perjalanan dari rumah menuju tempat kerja atau sebaliknya, dan kecelakaan yang menyebabkan Penyakit Akibat Kerja. 3) Jaminan Kematian;
Tugas 3-Resume UU Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara
Merupakan perlindungan atas risiko kematian bukan akibat kecelakaan kerja, berupa santunan kematian. Jaminan ini memberikan perlindungan kepada keluarga ASN apabila terjadi kematian, dengan memberikan santunan kepada ahli waris ASN yang ditinggalkan. Jaminan kematian ini merupakan bagian dari program jaminan sosial nasional yang diberikan kepada ASN. Dengan demikian, jaminan kematian memberikan perlindungan finansial kepada keluarga ASN dalam menghadapi risiko kematian yang tidak terkait dengan kecelakaan kerja. 4) Jaminan Pensiun; dan Merupakan hak dan perlindungan atas risiko kehilangan penghasilan pada masa pensiun dan dibayarkan setelah ASN tersebut berhenti bekerja (pensiun). Jaminan pensiun bagi ASN mencakup perlindungan kesinambungan penghasilan hari tua, sebagai hak, dan sebagai penghargaan atas pengabdian. 5) Jaminan Hari Tua. Merupakan perlindungan atas risiko kehilangan penghasilan pada masa pensiun. Jaminan hari tua dan jaminan pensiun memberikan penghasilan kepada penerima pensiun setiap bulan sebagai jaminan hari tua dan penghargaan atas jasa-jasanya selama bertahun-tahun bekerja dalam dinas pemerintah. Jaminan pensiun dan jaminan hari tua (JHT) akan diberikan kepada pegawai ASN yang telah mencapai batas usia pensiun, masa kontraknya telah berakhir, meninggal dunia, atau mengalami uzur (disabilitas yang membuat pegawai tidak dapat bekerja), atau ditentukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. e. Lingkungan kerja; Untuk membangun kesejahteraan pns dn pppk harus bisa membangun lingkungan kerja yang kondusif. Lingkungan kerja yang dimaksud itu ialah lingkungan kerja yang fisik dan non fisik. Lingkungan kerja yang baik akan menghasilkan akan memberikan kualitas produktivitas yang baik, lingkungan fisik dapat mempengaruhi asn secara langsung maupun tidak langsung, sedangkan lingkungan non fisik yaitu semua keadaan yang berkaitan dengan hubungan kerja baik hubungan dengan atasan, dengan bawahan maupun dengan sesama rekan kerja.
Tugas 3-Resume UU Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara
f. Pengembangan diri; dan Pengembangan diri yang dimaksud ialah pengembangan talenta atau karier dan pengembangan kompetensi. g. Bantuan hukum. Bantuan hukum yang dimaksud ialah litigasi yang memiliki arti bahwa penyelesaian masalah hukum dilakukan di pengadilan dan non litigasi yang memiliki arti bahwa penyelesaian masalah hukum dilakukan di luar pengadilan atau dikenal dengan penyelesaian sengketa alternatif. Namun, perlu digaris bawahi bahwa pemberian penyesuaian komponen penghargaan dan pengakuan sebagaimana dimaksud diatas dengan memperhatikan kemampuan keuangan negara.
4. Penataan tenaga honorer; dan
Kerangka regulasi yang mengatur mengenai ASN saat ini adalah Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014. Menghadapi dunia yang berubah cepat yang disertai dengan kemajuan teknologi yang pesat, tuntutan masyarakat atas pelayanan publik yang semakin meningkat, termasuk tuntutan penyelesaian masalah tenaga honorer, serta peluang dan tantangan ekonomi global yang dihadapi bangsa Indonesia untuk dapat bersaing dengan bangsa lain di dunia, perlu dilakukan perubahan terhadap pokok-pokok pengaturan dalam Undang-Undang dimaksud. Pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2023 Pasal 65, dijelaskan bahwa Pejabat Pembina Kepegawaian ataupun pejabat lain di Instansi Pemerintah dilarang mengangkat pegawai non-ASN untuk mengisi jabatan ASN dan apabila hal tersebut maka akan dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Selain itu dilanjutkan pada Pasal 66, Pegawai non-ASN atau nama lainnya wajib diselesaikan penataannya paling lambat Desember 2024 dan sejak Undang-Undang ini mulai berlaku Instansi Pemerintah dilarang mengangkat pegawai non-ASN atau nama lainnya selain Pegawai ASN. Pendataan yang teliti terhadap tenaga honorer sehingga status kepegawaian mereka akan tetap terjamin saat penghapusan tenaga honorer dilakukan. Tentunya dengan mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk lamanya pegawai tersebut bekerja hingga peningkatan kesejahteraan eks tenaga honorer. Mengenai nasib tenaga honorer, UU ASN mengamanatkan
Tugas 3-Resume UU Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara
dibuatnya peraturan pelaksana paling lama 6 bulan terhitung sejak UU diundangkan. Aturan teknis ini harus pro terhadap para tenaga honorer. Dengan begitu, nasib mereka menjadi terjamin saat kebijakan penghapusan tenaga honorer berlaku. Bagi tenaga honorer yang namanya masuk ke urutan puncak peringkat, maka akan menjadi prioritas pengangkatan sebagai ASN pada tahun depan. Pengangkatan akan langsung menjadi PPPK. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Abdullah Azwar Anas membeberkan tiga rencana besarnya dalam penataan tenaga non-ASN, yakni honorer dan THK. Hal ini sejalan dengan rencana penghapusan tenaga non-ASN hingga Desember 2024. Langkah pertama, ialah melalui seleksi Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) yang prosesnya masih terus berjalan hingga saat ini. Adapun merujuk pada Keputusan Menteri PANRB (KepmenPANRB) No. 648/2023 tentang Mekanisme Seleksi PPPK JF diberikan kuota 80% untuk eks THK dan non-ASN, sementara 20% untuk formasi umum. Langkah kedua, akan dilakukan verifikasi dan validasi oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan BKN terhadap tenaga non-ASN yang telah terdata. Jika lolos, maka mereka akan langsung dialihkan ke tenaga PPPK paruh waktu dan dimasukkan ke dalam platform digital untuk dievaluasi kinerjanya. Langkah ketiga ialah jika ada kebutuhan dan anggaran, maka PPPK paruh waktu akan difokuskan mengisi formasi PPPK penuh waktu melalui metode pemeringkatan kinerja. Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa regulasi mengenai ASN telah mengalami perubahan melalui Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2023. Perubahan ini mengatur mengenai penghapusan tenaga non-ASN hingga Desember 2024 dan tidak diperbolehkannya instansi pemerintah merekrut honorer setelah tanggal tersebut. Selain itu, terdapat rencana penataan tenaga non-ASN, termasuk tenaga honorer, melalui seleksi CASN, verifikasi dan validasi, serta pengalihan ke PPPK paruh waktu. Dengan adanya perubahan regulasi dan rencana penataan tersebut, diharapkan status kepegawaian tenaga non-ASN akan terjamin dan dapat meningkatkan kesejahteraan mereka.
Tugas 3-Resume UU Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara
5. Digitalisasi Manajemen ASN termasuk didalamnya transformasi komponen Manajemen ASN. a. Definisi Digitalisasi Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN) Berdasarkan Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 UU No. 20 Tahun 2023 Tentang Aparatur Sipil Negara : Digitalisasi Manajemen ASN adalah proses Manajemen ASN dengan memanfaatkan teknologi digital yang terintegrasi secara sistem dan data untuk memudahkan penyelenggaraan dan pelayanan Manajemen ASN.
Pembahasan mengenai Digitalisasi Manajemen ASN ini terdapat dalam bab
IX Pasal 63 ayat 1-5 UU No. 20 Tahun 2023. b. Fungsi Digitalisasi Manajemen ASN adalah untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi penyelenggaraan proses dan pengambilan keputusan dalam Manajemen ASN serta untuk mewujudkan ekosistem penyelenggaraan Manajemen ASN secara menyeluruh. c. Tujuan Digitalisasi Manajemen ASN Digitalisasi Manajemen ASN bertujuan menyediakan berbagai layanan digital yang mendukung Manajemen ASN dan terintegrasi secara nasional. d. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Penerapan Digitalisasi Manajemen ASN Digitalisasi Manajemen ASN harus: ● sejalan dengan transformasi organisasi dan sistem kerja ASN. ● wajib memperhatikan prinsip keberlangsungan, kerahasiaan, dan keamanan siber sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. e. Waktu Pelaksanaan Digitalisasi Manajemen ASN Digitalisasi Manajemen ASN dilaksanakan secara nasional paling lama 1 (satu) tahun terhitung sejak Undang-Undang disahkan.
Ketentuan lebih lanjut mengenai Digitalisasi Manajemen ASN diatur dalam
Peraturan Pemerintah.
Tugas 3-Resume UU Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara
Sumber : Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2023 Tentang Aparatur Sipil Negara
Tugas 3-Resume UU Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara