Anda di halaman 1dari 29

“PERBANDINGAN DAN ANALISIS SUBSTANSI UNDANG-UNDANG

NOMOR 8 TAHUN 1974


TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN SEBAGAIMANA TELAH
DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG
NOMOR 43 TAHUN 1999 TERHADAP UNDANG-UNDANG NOMOR 5
TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA”

Di susun oleh :
Firmansyah ( 1608015133 )
Choirul Anas ( 1608015134 )
Sri Asriana al-maida ( 1608015142 )
Helki Jayanti Rajja ( 1608015146 )
M.Fazhan Aswan ( 1608015159 )
Novita Sari ( 1608015162 )
Firman ( 1608015173 )
M.Sakur Edhawarni ( 1608015174 )
Amar piransyah ( 1608015192 )

Program Studi Ilmu Hukum


Fakultas Hukum Universitas Mulawarman
Samarinda
2018
KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT karena atas berkat, rahmat dan
karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Tentang
Perbandingan Subtansi Undang-Undang NO. 8 Tahun 1974, Tentang Pokok-
Pokok Kepegawaian Sebagaimana Telah Di Ubah Undang-Undang NO. 43 Tahun
1999 Terhadap Undang-Undang NO. 5 Tahun 2014, sebagai salah satu tugas
untuk menambah pengetahuan di bidang pengawasan birokrasi dan juga sebagai
prasyarat nilai dalam mata kuliah hukum aparatur negara di Fakultas Hukum
Universitas Mulawarman. Dalam proses penyelesaian tugas ini, banyak pihak
yang telah berperan memberikan bimbingan, bantuan, dan kerja sama, dorongan
dan semangat sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini. Dan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu.
Akhir kata, dengan segala kerendahan hati saya berharap makalah ini dapat
memberikan manfaat baik bagi saya sendiri maupun bagi semua pihak yang
membutuhkan. Amin.

Wassalammu‟alaikum Wr. Wb.

Samarinda, 20 Oktober 2016

Penulis

1
DAFTAR ISI

Judul

Kata Pengantar…………………………………………………………………… i

Daftar Isi…………………………………………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………………… 3
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………5
C. Tujuan……………………………………………………………………..5

BAB II PEMBAHASAN

Perbandingan dan Analisis UU Kepagawaian dan UU ASN …………………….6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………24
B. Saran……………………………………………………………………..24

Daftar Pustaka

ii

2
3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen sumber daya aparatur sipil negara merupakan salah satu bagian
penting dari pengelolaan pemerintahan negara yang bertujuan untuk membantu
dan mendukung seluruh sumber daya manusia aparatur sipil negara untuk
merealisasikan seluruh potensi mereka sebagai pegawai pemerintah dan sebagai
warga negara. Paradigma ini mengharuskan perubahan pengelolaan sumber daya
tersebut dari perspektif lama manajemen kepegawaian yang menekankan hak dan
kewajiban individual pegawai menuju pespektif baru yang menekankan pada
manajemen pengembangan sumber daya manusia secara strategis (strategic
human resource management) agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil
negara unggulan selaras dengan dinamika perubahan misi aparatur sipil negara.
Perubahan tersebut memerlukan manajemen pengembangan sumber daya manusia
aparatur negara agar selalu maju dan memiliki kualifikasi dan kompetensi yang
diperlukan untuk melaksanakan tugas dan fungsi pemerintahan dan pembangunan
selaras dengan berbagai tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia. Untuk
memberikan landasan hukum bagi manajemen pengembangan sumberdaya
manusia aparatur negara tersebut diperlukan perubahan terhadap Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1974 dan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-
Pokok Kepegawaian.

Dalam rangka usaha mencapai tujuan nasional yaitu mewujudkan masyarakat


adil dan makmur yang merata dan berkesinambungan materiil dan spirituill,
diperlukan adanya Pegawai Negeri Sipil sebagai Warga Negara, unsur Aparatur
Negara, Abdi Negara dan Abdi Masyarakat yang penuh kesetiaan dan ketaatan
kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara, dan Pemerintah serta
yang bersatu padu, bermental baik berwibawa, berdayaguna, berhasil guna, bersih

4
bermutu tinggi, dan sadar akan tanggung jawabnya untuk menyelenggarakan
tugas pemerintahan dan pembangunan.

Pembinaan kepegawaian diarahkan pada makin terwujudnya kepegawaian


negara yang handal, mantap, dan memiliki kesetiaan penuh kepada politik negara
dengan mengembangkan karier berdasarkan prestasi kerja, kemampuan
profesional, keahlian, ketrampilan dan kesejahteraan serta memantapkan sikap
mental aparat berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Upaya
tersebut terus ditingkatkan secara berencana melalui pendidikan dan pelatihan
,penugasan, bimbingan dan konsultasi serta pengembangan motivasi, moral, etik,
dan disiplin kedinasan yang sehat, didukung dengan penataan dan penetapan
standarisasi pegawai menurut jenis dan jumlahnya secara rasional. Sistem
kepegawaian yang mantap perlu dilengkapi dengan sistem pemberian
penghargaan secara wajar serta sanksi secara tegas dan proporsional.

Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur Aparatur Negara dalam menjalankan


tugasnya, wajib menjaga netralitas dari pengaruh partai politik, juga berkewajiban
untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa serta melaksanakan tugasnya
secara profesional dan bertanggung jawab dalam menyelenggarakan tugas
pemerintahan dan pembangunan serta bersih dan bebas dari kolusi dan nepotisme,
yang ditegaskan dalam Undang-Undang No 43 Tahun 1999 tentang Perubahan
atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
yaitu pada pasal 3 ayat (1), (2) dan (3) yang juga menyebutkan tentang pegawai
negeri Sipil yang menjadi anggota dan/ atau pengurus dari Partai Politik, sehingga
dipandang perlu untuk mengatur larangan pegawai negeri sipil menjadi anggota
partai politik dengan Peraturan Pemerintah.

Pembangunan aparatur negara diarahkan pada peningkatan koordinasi antar


sektor antara lain pusat dan daerah, serta antardaerah dan antar wilayah untuk
meningkatkan kualitas dan kemampuan aparatur negara, fungsi lembaga
kenegaraan dan lembaga pemerintahan, serta ketatalaksanaannya agar mampu
menjamin kelancaran dan keterpaduan tugas serta fungsi penyelenggaraan
pemerintahan negara dan pembangunan sehingga terwujud aparat negara yang

5
lebih bersih dan berwibawa, profesional berakhlak mulia, bertanggung jawab, dan
patut diteladani.

Sehubungan dengan latar belakang tersebut diatas penelitian ini untuk


mengkaji lebih dalam mengenai " Netralitas Pegawai Negeri Sipil sebagai
Aparatur Negara dalam Sistem Pemerintahan di Indonesia".

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka diambil suatu rumusan masalah : (1)
bagaimanakah kedudukan dan fungsi pegawai Negeri Sipil dalam pemerintahan di
Indonesia? (2) bagaimanakah peranan Pegawai Negeri Sipil sebagai Abdi Negara
dan Abdi Masyarakat serta Netralitas Pegawai Negeri Sipil terhadap kekuasaan
politik?

B. Rumusan Masalah

Apa perbandingan substansi UU Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-


pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 43 Tahun 1999
terhadap UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara ?

C. Tujuan

Untuk mengetahui perbandingan substansi UU Nomor 8 Tahun 1974


tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor
43 Tahun 1999 terhadap UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

6
BAB II
PEMBAHASAN

PERBANDINGAN DAN ANALISIS UU KEPEGAWAIAN DAN UU ASN

PERBANDINGAN DAN ANALISIS SUBSTANSI UNDANG-UNDANG


NOMOR 8 TAHUN 1974
TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN SEBAGAIMANA TELAH
DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG
NOMOR 43 TAHUN 1999 TERHADAP UNDANG-UNDANG NOMOR 5
TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

UU No. 8 Tahun UU No. 5 Tahun 2014


1974 jo. UU 43 tentang Aparatur Sipil
No Substansi Tahun 1999 Negara
tentang
Pokok-Pokok
Kepegawaian

1 Tujuan a. bahwa dalam a. bahwa dalam rangka


rangka usaha pelaksanaan cita-cita
mencapai tujuan bangsa dan mewujudkan
nasional untuk tujuan negara sebagaimana
mewujudkan tercantum dalam
masyarakat pembukaan Undang-
madani yang taat Undang Dasar Negara
hukum, Republik Indonesia Tahun
berperadaban 1945, perlu dibangun
modern, aparatur sipil negara yang
demokratis, memiliki integritas,
makmur, adil, dan profesional, netral dan
bermoral tinggi, bebas dari intervensi
diperlukan politik, bersih dari praktik
Pegawai Negeri korupsi, kolusi, dan
yang merupakan nepotisme, serta mampu
unsur aparatur menyelenggarakan
negara yang pelayanan publik bagi
bertugas sebagai masyarakat dan mampu
abdi masyarakat menjalankan peran sebagai
yang unsur perekat persatuan
menyelenggarakan dan kesatuan bangsa
pelayanan secara berdasarkan Pancasila dan

7
adil dan merata, Undang-Undang Dasar
menjaga persatuan Negara Republik
dan kesatuan Indonesia Tahun 1945;
bangsa dengan
penuh kesetiaan b. bahwa pelaksanaan
kepada Pancasila manajemen aparatur sipil
dan negara belum berdasarkan
Undang‐Undang pada perbandingan antara
Dasar 1945; kompetensi dan kualifikasi
b. bahwa untuk yang diperlukan oleh
maksud tersebut jabatan dengan
pada huruf a, kompetensi dan kualifikasi
diperlukan yang dimiliki calon dalam
Pegawai Negeri rekrutmen, pengangkatan,
yang penempatan, dan promosi
berkemampuan pada jabatan sejalan
melaksanakan dengan tata kelola
tugas secara pemerintahan yang baik;
profesional dan
bertanggung jawab c. bahwa untuk
dalam mewujudkan aparatur sipil
menyelenggarakan negara sebagai bagian dari
tugas reformasi birokrasi, perlu
pemerintahan dan ditetapkan aparatur sipil
pembangunan, negara sebagai profesi
serta bersih dan yang memiliki kewajiban
bebas dari korupsi, mengelola dan
kolusi, dan mengembangkan dirinya
nepotisme; dan wajib
mempertanggungjawabkan
c. bahwa untuk kinerjanya dan
membentuk sosok menerapkan prinsip merit
Pegawai Negeri dalam pelaksanaan
Sipil sebagaimana manajemen aparatur sipil
tersebut pada huruf negara;
b, diperlukan
upaya
meningkatkan
manajemen
Pegawai Negeri
Sipil sebagai
bagian dari
Pegawai Negeri;

8
2 Ketentuan Umum Pasal 1 Pasal 1

3 Asas, Prinsip, Nilai Tidak (Pasal 2- 5)


Dasar, Serta Kode Etik diatur/dicantumkan Diatur mengenai Asas,
Dan Kode secara tegas Prinsip, Nilai Dasar, Serta
Perilaku Kode Etik Dan Kode
Perilaku Aparatur Sipil
Negara

4 Jenis dan Status Pasal 2 Pasal 6)


Pegawai Negeri
terdiri dari : Pegawai Aparatur Sipil
Negara (ASN) terdiri atas:
a. Pegawai Negeri a.Pegawai Negeri Sipil;
Sipil (PNS); dan
b. Anggota Tentara b.Pegawai Pemerintah
Nasional dengan Perjanjian Kerja
Indonesia; dan (PPPK).
c. Anggota
Kepolisian Negara Status:
Republik 1.PNS merupakan
Indonesia. Pegawai ASN yang
Pegawai Negeri diangkat sebagai pegawai
Sipil sebagaimana tetap oleh Pejabat
dimaksud diatas, Pembina Kepegawaian
terdiri dari : dan memiliki nomor induk
a. Pegawai Negeri pegawai secara nasional.
Sipil Pusat; dan
b. Pegawai Negeri 2.PPPK merupakan
Sipil Daerah Pegawai ASN yang
Di samping diangkat sebagai pegawai
Pegawai Negeri dengan perjanjian kerja
sebagaimana oleh Pejabat Pembina
dimaksud diatas, Kepegawaian sesuai
pejabat yang dengan kebutuhan Instansi
berwenang dapat Pemerintah dan ketentuan
mengangkat UU ASN.
pegawai tidak
tetap.

9
5 Sistem Recruitment Pasal 15: Pasal 49:
1. Jumlah dan Setiap instansi menyusun
susunan pangkat kebutuhan jumlah dan
Pegawai Negeri jenis jabatan PNS
Sipil yang berdasarkan analisis
diperlukan jabatan dan analisis beban
ditetapkan dalam kerja.
formasi Pasal 50:
2. Formasi Penyusunan kebutuhan
sebagaimana jumlah dan jenis jabatan
dimaksud dalam PNS sebagaimana
ayat (1), ditetapkan dimaksud pada ayat (1)
untuk jangka dilakukan untuk jangka
waktu tertentu waktu 5 (lima) tahun yang
berdasarkan jenis, diperinci per 1 (satu) tahun
sifat, dan beban berdasarkan prioritas
kerja yang harus kebutuhan dan sesuai
dilaksanakan dengan siklus anggaran.
Pasal 17: Pasal 51:
Pegawai Negeri Pengadaan calon PNS
Sipil diangkat merupakan kegiatan untuk
dalam jabatan dan mengisi jabatan yang
pangkat tertentu lowong sesuai kebutuhan
pegawai

6 Pengembangan Pasal 31: Pasal 68A:


Pegawai Untuk mencapai 1 Setiap pegawai ASN
daya guna dan berhak diberi kesempatan
hasil guna yang untuk mengembangkan
sebesar-besarnya diri. 2 Pengembangan diri
diadakan sebagaimana dimaksud
pengaturan dan pada ayat (1) antara lain
penyelenggaraan melalui pendidikan dan
pendidikan dan pelatihan, seminar, kursus,
pelatihan jabatan workshop, dan penataran
Pegawai Negeri
Sipil yang
bertujuan untuk
meningkatkan
pengabdian, mutu,
keahlian,
kemampuan, dan
ketramilan

10
7 Sistem Pasal 17 (2): Pasal 19:
Promosi/Pengangkatan Pengangkatan Pengisian Jabatan
PNS dalam suatu Pimpinan Tinggi Utama
jabatan dan Madya pada
dilaksanakan kementerian,
berdasarkan kesekretariatan lembaga
prinsip negara, lembaga non
profesionalisme struktural, dan Pemerintah
sesuai dengan Daerah dilakukan secara
kompetensi, terbuka dan kompetitif di
prestasi kerja, dan kalangan PNS dengan
jenjang pangkat memperhatikan syarat
yang ditetapkan kompetensi, kualifikasi,
untuk jabatan itu kepangkatan, pendidikan
serta syarat dan latihan, rekam jejak
obyektif lainnya jabatan dan integritas serta
tanpa membedakan persyaratan lain yang
jenis kelamin, dibutuhkan sesuai dengan
suku, agama, ras, ketentuan peraturan
atau golongan perundang-undangan
Pasal 22: Pasal 64:
Untuk Pengangkatan dan
kepentingan penetapan PNS dalam
pelaksanaan tugas jabatan tertentu
kedinasan dan sebagaimana dimaksud
dalam rangka pada ayat (1) ditentukan
pembinaan PNS berdasarkan perbandingan
dapat diadakan obyektif antara
perpindahan kompetensi, kualifikasi,
jabatan, tugas, dan persyaratan yang
dan/atau wilayah dibutuhkan oleh jabatan
kerja dengan kompetensi,
kualifikasi, dan
persyaratan yang dimiliki
oleh pegawai

11
8 Kewajiban (Pasal 4-6) (Pasal 23)
Kewajiban PNS: Kewajiban Pegawai ASN:
a. Setia dan taat a. setia dan taat pada
kepada Pancasila, Pancasila, Undang-
Undang-Undang Undang Dasar Negara
Dasar Republik Indonesia Tahun
1945, Negara, dan 1945, Negara Kesatuan
Pemerintah, serta Republik Indonesia, dan
wajib menjaga pemerintah yang sah;
persatuan dan b. menjaga persatuan dan
kesatuan bangsa kesatuan bangsa;
dalam Negara c. melaksanakan kebijakan
Kesatuan yang dirumuskan pejabat
Republik pemerintah
Indonesia; yang berwenang;
b. Setiap Pegawai d. menaati ketentuan
Negeri wajib peraturan perundang-
menaati segala undangan;
peraturan e. melaksanakan tugas
perundang- kedinasan dengan penuh
undangan yang pengabdian, kejujuran,
berlaku dan kesadaran, dan tanggung
melaksanakan jawab;
tugas f. menunjukkan integritas
kedinasan yang dan keteladanan dalam
dipercayakan sikap, perilaku, ucapan
kepadanya dengan dan tindakan kepada setiap
penuh orang, baik di dalam
pengabdian, maupun di luar kedinasan;
kesadaran, dan g. menyimpan rahasia
tanggung jawab. jabatan dan hanya dapat
c. Setiap Pegawai mengemukakan rahasia
Negeri wajib jabatan sesuai dengan
menyimpan ketentuan peraturan
rahasia jabatan. perundangundangan;
Pegawai Negeri dan
hanya dapat h. bersedia ditempatkan di
mengemukakan seluruh wilayah Negara
rahasia Kesatuan Republik
jabatan kepada dan Indonesia.
atas perintah
pejabat yang
berwajib atas
kuasa Undang-
undang.

12
9 Hak (Pasal 7-10) (Pasal 21-22)
Hak PNS: Hak PNS:
a. Setiap Pegawai a. gaji, tunjangan, dan
Negeri berhak fasilitas;
memperoleh gaji b. cuti;
yang adil dan c. jaminan pensiun dan
layak sesuai jaminan hari tua;
dengan beban d. perlindungan; dan
pekerjaan dan e. pengembangan
tanggungjawabnya kompetensi.
. Gaji yang Hak PPPK:
diterima oleh a. gaji dan tunjangan;
Pegawai Negeri b. cuti;
harus mampu c. perlindungan; dan
memacu d. pengembangan
produktivitas dan kompetensi.
menjamin
kesejahteraannya.
b. Setiap Pegawai
Negeri berhak atas
cuti.
c. Setiap Pegawai
Negeri yang
ditimpa oleh
sesuatu kecelakaan
dalam dan karena
menjalankan tugas
kewajibannya,
berhak
memperoleh
perawatan.
d. Setiap Pegawai
Negeri yang
menderita cacat
jasmani atau cacat
rohani dalam dan
karena
menjalankan tugas
kewajibannya yang
mengakibatkannya
tidak dapat bekerja
lagi dalam jabatan
apapun juga,
berhak
memperoleh
tunjangan.

13
e. Setiap Pegawai
Negeri yang tewas,
keluarganya
berhak
memperoleh uang
duka.
f. Setiap Pegawai
Negeri yang telah
memenuhi syarat-
syarat yang
ditentukan, berhak
atas pensiun.
10 Jenis Jabatan Tidak diatur Pasal 13-20)
Diatur mengenai Jabatan
ASN yang terdiri dari:
a. Jabatan Administrasi;
b. Jabatan Fungsional; dan
c. Jabatan Pimpinan
Tinggi.

11 Kelembagaan Pasal 13) (Pasal 25-50)


Diatur mengenai Presiden merupakan
kebijaksanaan pemegang kekuasaan
manajemen PNS tertinggi dalam
oleh Presiden kebijakan, pembinaan
dan Komisi profesi, dan Manajemen
Kepegawaian ASN. Untuk
Negara melaksanakannya Presiden
mendelegasikan sebagian
kekuasaannya kepada:
1. Kementerian yang
menyelenggarakan urusan
pemerintahan
di bidang pendayagunaan
aparatur negara, berkaitan
dengan
kewenangan perumusan
dan penetapan kebijakan,
koordinasi
dan sinkronisasi
kebijakan, serta
pengawasan atas
pelaksanaan kebijakan

14
ASN;
2. Komisi ASN (KASN),
berkaitan dengan
kewenangan
monitoring dan evaluasi
pelaksanaan kebijakan dan
Manajemen ASN untuk
menjamin perwujudan
Sistem Merit serta
pengawasan terhadap
penerapan asas serta kode
etik
dan kode perilaku ASN.
KASN merupakan
lembaga
nonstruktural yang
mandiri dan bebas dari
intervensi politik
untuk menciptakan
Pegawai ASN yang
profesional dan
berkinerja, memberikan
pelayanan secara adil dan
netral,
serta menjadi perekat dan
pemersatu bangsa.
3. Lembaga Administrasi
Negara (LAN), berkaitan
dengan
kewenangan penelitian,
pengkajian kebijakan
Manajemen
ASN, pembinaan, dan
penyelenggaraan
pendidikan dan
pelatihan ASN; dan
4. Badan Kepegawaian
Negara (BKN), berkaitan
dengan
kewenangan
penyelenggaraan
manajemen ASN,
pengawasan
dan pengendalian
pelaksanaan norma,
standar, prosedur, dan

15
kriteria manajemen ASN.

12 Kesejahteraan/ Gaji/ Pasal 7: Pasal 20:


Tunjangan 1. Setiap Pegawai Pegawai Negeri Sipil
Negeri berhak berhak memperoleh:
memperoleh gaji a.gaji, tunjangan, dan
yang adil dan kesejahteraan yang adil
layak sesuai dan layak sesuai dengan
dengan beban beban pekerjaan dan
pekerjaan dan tanggung jawabnya; b.cuti
tanggungjawabnya c.pengembangan
2. Gaji yang kompetensi; d.biaya
diterima oleh perawatan; e.tunjangan
Pegawai Negeri bagi yang menderita cacat
harus mampu jasmani atau cacat rohani
memacu dalam dan sebagai akibat
produktivitas dan menjalankan tugas
menjamin kewajibannya yang
kesejahteraannya. mengakibatkan tidak dapat
bekerja lagi dalam jabatan
Pasal 32: apapun; f.uang duka; dan
1. Untuk g.pensiun bagi yang telah
meningkatkan mengabdi kepada Negara
kegairahan dan memenuhi persyaratan
bekerja, yang ditentukan; h.hak-
diselenggarakan hak lainnya yang diatur
usaha dalam peraturan
kesejahteraan pemerintah
Pegawai Negeri
Sipil. Pasal 75:
2. Usaha Pemerintah wajib
kesejahteraan membayar gaji yang adil
sebagaimana dan layak kepada PNS
dimaksud dalam serta menjamin
ayat (1), meliputi kesejahteraan PNS
program pensiun
dan tabungan hari Pasal 76

16
tua, asuransi Selain gaji sebagaimana
kesehatan, dimaksud dalam Pasal 75,
tabungan PNS juga menerima
perumahan, dan tunjangan sesuai dengan
asuransi ketentuan peraturan
pendidikan bagi perundang-undangan
putra-putri
Pegawai Negeri
Sipil.
3. Untuk
penyelenggaraan
usaha
kesejahteraan
sebagaimana
dimaksud dalam
ayat (2), Pegawai
Negeri Sipil wajib
membayar iuran
setiap bulan dari
penghasilannya.
4. Untuk
penyelenggaraan
program pensiun
dan
penyelenggaraan
asuransi kesehatan,
Pemerintah
menanggung
subsidi dan iuran.
5. Besarnya
subsidi dan iuran
sebagaimana
dimaksud dalam
ayat (4), ditetapkan
dengan Peraturan
Pemerintah.
6. Pegawai Negeri
Sipil yang
meninggal dunia,
keluarganya
berhak
memperoleh
bantuan

17
13 Prinsip Manajemen (Pasal 12) (Pasal 51)
(1) Manajemen Manajemen ASN
Pegawai Negeri diselenggarakan
Sipil diarahkan berdasarkan Sistem Merit
untuk (kebijakan dan
menjamin Manajemen ASN yang
penyelenggaraan berdasarkan pada
tugas kualifikasi, kompetensi,
pemerintahan dan dan kinerja secara adil dan
pembangunan wajar dengan tanpa
secara membedakan latar
berdayaguna dan belakang politik, ras,
berhasilguna. warna kulit, agama,
(2) Untuk asal usul, jenis kelamin,
mewujudkan status pernikahan, umur,
penyelenggaraan atau kondisi
tugas pemerintah kecacatan)
dan Manajemen ASN meliputi
pembangunan Manajemen PNS dan
sebagaimana Manajemen PPPK.
dimaksud dalam
ayat (1),
diperlukan
Pegawai Negeri
Sipil yang
profesional,
bertanggung
jawab, jujur, dan
adil melalui
pembinaan yang
dilaksanakan
berdasarkan sistem
prestasi kerja dan
sistem
karier yang
dititikberatkan
pada sistem
prestasi kerja.

18
14 Manajemen Kinerja Pasal 12: Pasal 73:
1. Manajemen PNS1. Penilaian kinerja PNS
diarahkan untuk berada dibawah
menjamin kewenangan Pejabat yang
penyelenggaraan Berwenang pada Instansi
tugas masing-masing.
pemerintahan dan 2. Penilaian kinerja PNS
pembangunan sebagaimana dimaksud
secara pada ayat (1)
berdayaguna dan didelegasikan secara
berhasil guna. berjenjang kepada atasan
2. Untuk langsung dari PNS.
mewujudkan 3. Pendapat rekan kerja
penyelenggaraan setingkat dan bawahannya
tugas pemerintah dapat juga dijadikan
dan pembangunan sebagai bahan
sebagaimana pertimbangan penilaian
dimaksud dalam kinerja PNS Penilaian
ayat (1), kinerja PNS dilakukan
diperlukan PNS berdasarkan perencanaan
yang profesional, kinerja pada tingkat
bertanggung individu dan tingkat
jawab, jujur, dan unit/organisasi, dengan
adil melalui memperhatikan target,
pembinaan yang sasaran, hasil dan manfaat
dilaksanakan yang dicapai.
berdasarkan sistem4. Penilaian kinerja PNS
prestasi kerja dan dilakukan secara objektif,
sistem karier yang terukur, akuntabel,
dititikberatkan partisipasi, dan transparan.
pada sistem 5. Hasil penilaian kinerja
prestasi kerja PNS disampaikan kepada
Tim Penilai Kinerja PNS.
6. Hasil penilaian kinerja
PNS dimanfaatkan untuk
menjamin objektivitas
dalam pengembangan
PNS, dan dijadikan
sebagai persyaratan dalam
pengangkatan jabatan dan
kenaikan pangkat,
pemberian tunjangan dan
sanksi, mutasi, dan
promosi, serta untuk
mengikuti pendidikan dan
pelatihan.

19
7. PNS yang penilaian
kinerjanya dalam waktu 3
(tiga) tahun berturut-turut
tidak mencapai target
kinerja dikenakan sanksi

15 Penyusunan dan (Pasal 15) (Pasal 56)


Penetapan (1) Jumlah dan (1) Setiap Instansi
Kebutuhan susunan pangkat Pemerintah wajib
Pegawai Negeri menyusun kebutuhan
Sipil yang jumlah dan jenis jabatan
diperlukan PNS berdasarkan analisis
ditetapkan dalam jabatan
formasi. dan analisis beban kerja.
(2) Formasi (2) Penyusunan kebutuhan
sebagaimana jumlah dan jenis jabatan
dimaksud dalam PNS
ayat (1), ditetapkan sebagaimana dimaksud
untuk jangka pada ayat (1) dilakukan
waktu tertentu untuk jangka
berdasarkan jenis, waktu 5 (lima) tahun yang
sifat, dan diperinci per 1 (satu) tahun
beban kerja yang berdasarkan prioritas
harus kebutuhan.
dilaksanakan.” (3) Berdasarkan
penyusunan kebutuhan
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), Menteri
menetapkan kebutuhan
jumlah dan
jenis jabatan PNS secara
nasional.
(Pasal 94)
(1) Jenis jabatan yang

20
dapat diisi oleh PPPK
diatur dengan
Peraturan Presiden.
(2) Setiap Instansi
Pemerintah wajib
menyusun kebutuhan
jumlah dan jenis jabatan
PPPK berdasarkan analisis
jabatan
dan analisis beban kerja.
(3) Penyusunan kebutuhan
jumlah PPPK sebagaimana
dimaksud
pada ayat (2) dilakukan
untuk jangka waktu 5
(lima) tahun
yang diperinci per 1 (satu)
tahun berdasarkan
prioritas
kebutuhan.
(4) Kebutuhan jumlah dan
jenis jabatan PPPK
sebagaimana
dimaksud pada ayat (2)
ditetapkan dengan
Keputusan
Menteri.
16 Etika dan Disiplin Pasal 30: Pasal 83:
1. Pembinaan jiwa PNS yang melanggar
korps, kode etik, disiplin dikenakan sanksi
dan peraturan administratif.
disiplin Pegawai Dengan Rindian Kode etik
Negeri Sipil tidak Profesi
boleh bertentangan
dengan Pasal 27
ayat (1) dan Pasal
28 Undang-
Undang Dasar
1945
2. Pembinaan jiwa
korps, kode etik,
dan peraturan
disiplin
sebagaimana
dimaksud dalam
ayat (1), ditetapkan

21
dengan Peraturan
Pemerintah

17 Pensiun dan Batas Pasal 10 Setiap Pasal 86:


Usia Pensiun Pegawai Negeri 1. Jaminan Pensiun PNS
yang telah dan Jaminan Janda/Duda
memenuhi syarat- PNS dan Jaminan Hari
syarat yang Tua PNS diberikan
ditentukan, berhak sebagai perlindungan
atas pensiun kesinambunganpenghasila
n hari tua, sebagai hak dan
sebagai penghargaan atas
pengabdian PNS.
2. Jaminan Pensiun dan
Jaminan Hari Tua PNS
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) mencakup
jaminan pensiun dan
jaminan hari tua yang
diberikan dalam rangka
program jaminan sosial
nasional.
3. Ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) berlaku
setelah Undang-undang
tentang Badan
Penyelenggara Jaminan
Sosial berlaku efektif.
4. Sebelum ketentuan
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2)
berlaku maka ketentuan
mengenai Pensiun dan
Tabungan Hari Tua
dilaksanakan sesuai
peraturan perundang-
undangan yang mengatur
tentang Pensiun dan

22
Tabungan Hari Tua.

Pasal 90
Batas usia pensiun yaitu:
a. 58 (lima puluh delapan)
tahun bagi Pejabat
Administrasi;
b. 60 (enam puluh) tahun
bagi Pejabat Pimpinan
Tinggi;
c. sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-
undangan bagi Pejabat
Fungsional.

18 Jaminan Pensiun (Pasal 10) (Pasal 91)


dan Jaminan
Hari Tua dan Setiap Pegawai (1) PNS yang berhenti
Perlindungan/ Negeri yang bekerja berhak atas
Kesejahteraan telah memenuhi jaminan pensiun dan
syarat-syarat jaminan hari tua PNS
yang ditentukan, sesuai dengan ketentuan
berhak atas peraturan perundang-
pensiun. undangan.
(2) PNS diberikan
(Pasal 32) jaminan pensiun apabila ;
(1) Untuk a. meninggal dunia;
meningkatkan b. atas permintaan sendiri
kegairahan dengan usia dan masa
bekerja, kerja tertentu;
diselenggarakan c. mencapai batas usia
usaha pensiun;
kesejahteraan d. perampingan organisasi
Pegawai Negeri atau kebijakan pemerintah
Sipil. yang mengakibatkan
pensiun dini; atau
(2) Usaha e. tidak cakap jasmani
kesejahteraan dan/atau rohani sehingga

23
sebagaimana tidak dapat menjalankan
dimaksud dalam tugas dan kewajiban.
ayat (1), meliputi (3) Jaminan pensiun
program pensiun PNS dan jaminan hari tua
dan tabungan hari PNS diberikan sebagai
tua, asuransi perlindungan
kesehatan, kesinambungan
tabungan penghasilan hari tua,
perumahan, dan sebagai hak dan sebagai
asuransi penghargaan atas
pendidikan bagi pengabdian PNS.
putra-putri (4) Jaminan pensiun
Pegawai Negeri dan jaminan hari tua PNS
Sipil. sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) mencakup
(3) Untuk jaminan pensiun dan
penyelenggaraan jaminan hari tua yang
usaha diberikan dalam program
kesejahteraan jaminan sosial nasional.
sebagaimana (5) Sumber
dimaksud dalam pembiayaan jaminan
ayat (2), Pegawai pensiun dan jaminan hari
Negeri Sipil wajib tua PNS berasal dari
membayar iuran pemerintah selaku pemberi
setiap bulan dari kerja dan iuran PNS yang
penghasilannya. bersangkutan.
(6) Ketentuan lebih
(4) Untuk lanjut mengenai
penyelenggaraan pengelolaan program
program pensiun jaminan pensiun dan
dan jaminan hari tua PNS
penyelenggaraan diatur dalam Peraturan
asuransi kesehatan, Pemerintah.
Pemerintah
menanggung Pasal 106
subsidi dan iuran. (1) Pemerintah wajib
memberikan perlindungan
(5) Besarnya berupa:
subsidi dan iuran a. jaminan kesehatan;
sebagaimana b. jaminan kecelakaan
dimaksud dalam kerja;
ayat (4), ditetapkanc. jaminan kematian; dan
dengan Peraturan d. bantuan hukum.
Pemerintah. (2) Perlindungan
berupa jaminan kesehatan,
(6) Pegawai jaminan kecelakaan kerja,

24
Negeri Sipil yang dan jaminan kematian
meninggal dunia, sebagaimana dimaksud
keluarganya pada ayat (1) huruf a,
berhak huruf b, dan huruf c
memperoleh mencakup jaminan sosial
bantuan yang diberikan dalam
program jaminan sosial
nasional.
(3) Bantuan hukum
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf d,
berupa pemberian bantuan
hukum dalam perkara
yang dihadapi di
pengadilan terkait
pelaksanaan tugasnya.
(4) Ketentuan lebih
lanjut mengenai
perlindungan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
diatur dalam Peraturan
Pemerintah.

PPPK
(Pasal 106)
(1) Pemerintah wajib
memberikan perlindungan
berupa:
a. jaminan hari tua;
b. jaminan kesehatan;
c. jaminan kecelakaan
kerja;
d. jaminan kematian; dan
e. bantuan hukum.
(2) Perlindungan
berupa jaminan hari tua,
jaminan kesehatan,
jaminan kecelakaan
kerja, dan jaminan
kematian
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a,
huruf b, huruf c, dan huruf
d dilaksanakan sesuai
dengan sistem jaminan
sosial nasional.

25
(3) Bantuan hukum
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf e,
berupa pemberian bantuan
hukum dalam perkara
yang dihadapi di
pengadilan terkait
pelaksanaan tugasnya.

26
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

27
Daftar Pustaka

A. Buku

-Prof.Dr.Miftha thoha,2007,Manajemen kepegawaian sipil di indonesia,Jakarta :


prenadamedia group.

- unndang-undang nomor 5 tahun 2014 tentang aparatur sipil negara

- undang-undang nomor 8 tahun 1974 jo.

- undang-undang nomor 43 tahun 1999 tentang pokok pokok kepegawaian

- Dr.Bambang Pradito,2009,Aparatur sipil negara sebagai pendukung reformasi


birokrasi, jakarta : Prenada media group.

B. Website

- Anonym, perbandingan dan analisis uu kepegawaian dengan uu ASN,


http://www.sangkoeno.com/2016/03/perbandingan-dan-analisis-uu.html, di akses
pada tanggal 8 maret 2018 pada pukul 13.15 Wita.

28

Anda mungkin juga menyukai