Step 1
1. Sindroma Withdrawl : Gejala putus obat (sakaw), tahap setelah ketergantungan
dihentikan secara tiba-tiba
Step 2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Step 3
18. Faktor Internal & Eksternal
- orang tua terlalu menuntut
Nyeri sampai sumsum tulang: putaw (6-12 jam lakrimasi ; 12-24 jam susah tidur)
Kecemasan
Ganja gangguan presepsi
Extasy cemas, lemas, berenergi
17. Tradisional metode, Faith theraphy, terapi medis, Problem solving, Terapi moral,
terapi social, terapi psikososial
Step 4
Landasan NAPZA Golongan
Penceg ahan
Gejala
Gagal
Berhasil
Dampak
Step 5
1.
2.
3.
4.
Jawab
1.
Untuk pemulihan yang optimal maka pemerintah bekerja sama dengan pihakpihak terkait untuk menanggulangi dan membina korban Narkotika,
Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) melalui pendekatan Medis.
Dalam pendekatan medis ada 2 (dua) upaya yang diterapkan pemerintah,
yaitu:
a. Upaya Preventif
Penanggulangan adalah keterpaduan dan kepedulian dari semua yang
terkait, mulai dari pemakai, keluarga, masyarakat serta aparat kepolisian.
b. Upaya Kuratif
Upaya kuratif meliputi Treatment dan Rehabilitasi terhadap korban
Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Lainnya (NAPZA) bilamana suatu
penyakit berulang kali relaps dan kronis sifatnya.
Upaya pentatalaksanaan meliputi:
a. Dilakukan pentatalaksanaan secara Supportif.
Terapi ini dilakukan pada penderita yang dalam keadaan gawat
darurat yaitu penderita yang Overdosis ataupun Underdosis (Sakaw),
dengan tindak pertolongannya dilakukan Resusitasi Jantung Paru untuk
mengembalikan kondisi hidup penderita.
b. Dilakukan Detoksifikasi yaitu menghilangkan racun yang berada di dalam
darah yang meliputi sebagai berikut:
1. Detoksifikasi Non Medis.
Cara pengobatannya seperti penyiraman air dingin,
pemasungan, dimasukkan ke dalam sel, dll.
2. Detoksifikasi Medis.
Detoksifikasi Medis terdiri dari beberapa metode antara
lain:
a. Abrupt Withdrawal Treatment (Penghentian obat/zat secara total)
b. Gradual Withdrawal Treatment (menurunkan dosis pemberian
obat/zat secara bertahap)
c. Dengan penggunaan Antagonis Morphin (Neuroregulasi yang
dipercepat)
3. Rehabilitatif
Dalam tahap rehabilitasi ini, perhatian lebih dititikberatkan pada
pemantapan dan pengembangan kepribadiannya agar dapat dikembalikan
ke lingkungan keluarga dan masyarakat. Tahap ini merupakan tahap
pembinaan yang terbagi menjadi 2 (dua) macam rehabilitasi, yaitu
a. Rehabilitasi Medis.
Rehabilitasi medis merupakan pemulihan terhadap gangguan fisik,
psikis dan mental yang diakibatkan oleh keadaan sakit melalui
panduan intervensi medis, terapi dan atau rehabilitatif untuk mencapai
kemampuan sistem fungsi tubuh yang optimal.
b. Rehabilitasi Non Medis
Untuk setiap tahap rehabilitasi diperlukan pengawasan dan evaluasi
secara terus menerus terhadap proses pulihan seorang pecandu. Dalam
penanganan pecandu narkoba, di Indonesia terdapat beberapa metode
terapi dan rehabilitasi yang digunakan yaitu :
1) Cold turkey; artinya seorang pecandu langsung menghentikan
penggunaan narkoba/zat adiktif. Metode ini merupakan metode tertua,
2.
3.
4.
5.
Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) dan HIV/AIDS di masingmasing wilayah dengan mendayagunakan sumberdaya dan partisipasi
masyarakat setempat.
RBM dibutuhkan karena semakin rumitnya permasalahan penyalahgunaan
Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) dan HIV/AIDS
serta keterbatasan Pemerintah dan swasta dalam penanggulangannya,
sehingga diperlukan kegiatan RBM yang bersifat dari, oleh dan untuk
masyarakat.
Pelaksanaan RBM dapat mendorong masyarakat dalam menghimpun dan
menyatukan sumberdaya yang dimiliki serta melaksanakan kegiatan terpadu
untuk menangani masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat
Adiktif lainnya (NAPZA) dan HIV/AIDS.
Kegiatan RBM dapat dilakukan semua orang yang memiliki kepedulian serta
komitmen terhadap penanggulangan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika
dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) dan HIV/AIDS.
Upaya RBM sebaiknya melibatkan unsur-unsur yang terdapat di masyarakat
setempat di mana unsur-unsur tersebut juga dapat dijadikan sasaran kegiatan
RBM, antara lain :
a. masyarakat umum;
b. tokoh agama/masyarakat;
c. lemabaga pendidikan dan pelatihan;
d. LSM atau organisasi sosial;
e. instansi pemerintah;
f. eks penyalahguna Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya
(NAPZA);
g. pecandu aktif
h. orang tua/keluarga penyalahguna Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif
lainnya(NAPZA);
i. lembaga rujukan (panti rehabilitasi NAPZA dan sebagainya);
j. layanan kesehatan;
k. dunia usaha, dsb.
tentang Narkotika Pasal 1 yang dimaksud dengan: Narkotika adalah zat atau obat
yang berasal dari tanaman atau bukantanaman, baik sintetis maupun semisintetis,
yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan,yang dibedakan ke dalam golongan-golongan sebagaimana
terlampir dalam Undang-Undang ini.
Analgesik narkotik :
4. Pengaruh NAPZA pada tubuh disebut intoksikasi. Selain intoksikasi, ada juga
sindroma putus zat yaitu sekumpulan gejala yang timbul akibat penggunaan zat
yang dikurangi atau dihentikan. Tanda dan gejala intoksikasi dan putus zat
Daftar Pustaka
1.
2.
3.
4.