PENDAHULUAN
zat adiktif lain (selanjutnya disebut napza) merupakan problema kompleks yang
panjang yang memakan waktu relatif cukup lama dan melibatkan banyak profesi
dan paraprofesi(onal). Ruang lingkup kerja profesi medis yang relatif terbatas
(sebagian hanya bekerja di klinik, rumah sakit atau di tempat praktek), kurangnya
SDM yang berpengalaman dan profesional dalam bidang adiksi, tidak adanya
itu, juga cukup banyak faktor-faktor luar yang mengganggu proses pemulihan
Napza terdiri atas berbagai macam zat yang mempunyai efek berbeda-beda
atas perilaku manusia, oleh karena itu penatalaksanan medisnya juga berbeda-
opioida.
fungsi katalisator reaksi reduksi H2O2 dengan kopling reduksi berbagai substrat
metabolik.
PEMBAHASAN
pasien tidak mampu atau tidak bermotivasi untuk mencapai sasaran ini,
faktor yang terlibat dalam terapi ketergantungan zat (termasuk faktor problema
napza dalam konteks medik tetap selalu diupayakan. Seperti diketahui, terapi
medik ketergantungan napza terdiri atas dua fase berikut: Detoksifikasi dan
merupakan suatu proses berkesinambungan, runtut, dan tidak dapat berdiri sendiri.
Farmakoterapi
lain) dari tubuh dengan cara menghentikan total pemakaian semua zat adiktif yang
dipakai atau dengan penurunan dosis obat pengganti. Detoksifikasi bisa dilakukan
dengan berobat jalan atau dirawat di rumah sakit. Biasanya proses detoksifikasi
dilakukan terus menerus selama satu sampai tiga minggu, hingga hasil tes urin
sudah sembuh/baik kembali seperti sebelum mereka tergantung pada napza atau
bahkan ada yang berharap bahwa anaknya dapat baik seperti apa yang mereka
harapkan.
dan merupakan intervensi medik jangka singkat. Seperti telah disebutkan di atas,
terapi detoksifikasi tidak dapat berdiri sendiri dan harus diikuti oleh terapi
putus opioida.
lain.
d. Menentukan dan memeriksa komplikasi fisik dan mental, serta
pulmonum, hepatitis.
inap, hanya pada kondisi putus NAPZA berat untuk heroin, benzodiazepin
metadon.
V. METODE DETOKSIFIKASI
neuroleptika dosis tinggi, yang di negara maju sudah lama ditinggalkan (5).
mengalami gajala putus zat tidak diberi obat untuk menghilangkan gejala
putus zat tersebut. Klien hanya dibiarkan saja sampai gejala putus zat
manusiawi.
obat penghilang rasa nyeri, rasa mual, dan obat tidur atau sesuai dengan
gejala yang ditimbulkan akibat putus zat tersebut. Terapi substitusi dengan
obat oral metadon atau buprenorfin merupakan praktek baku sebagai satu
DETOKSIFIKASI
mempunyai masa aksi lebih lama (72 jam) sehingga pasien tidak perlu tiap
menguap, keringat dingin, air mata dan lainnya. Clocopa method tersebut
dapat digunakan untuk berobat jalan maupun rawat inap. Namun karena
yang dapat dilakukan untuk pasien berobat jalan maupun pasien rawat
berlangsung selama 3-5 hari dan kemudian diikuti dengan terapi rumatan:
Opamat-ED Program.
Disulfiram dibuat sebagai tablet buih yang mudah larut dalam air,
1. Putus Opioida
Sedatif-Hipnotik, Antidiare
Subtitusi dengan golongan Opioida : Kodein, Metadon, Buprenorfin yang
diberikan secara tapering off. Untuk Metadon dan Buprenorfin terapi dapat
3-4 dosis diberikan selama 10 hari dengan tapering off 10%/hari, perlu
pengawasan tekanan darah. bila sistole kurang dari lOO mmHg atau
Rawat inap diperlukan apabila gejala psikotik berat. gejala depresi berat
3. Putus Alkohol
umum pasien
Barbiturat
Pemberian injeksi vitamin B kompleks dosis besar (mis : Vitamin
detoksifikasi alkohol atau zat lain dan berguna dalam pengobatan kejang.
MENGAWASI.
4. Putus Sedatif-Hipnotik
tidak dianjurkan.
kejang, ditunda sampai keadaan pasien stabil, setelah itu penurunan dosis
dilanjutkan.
digunakan oleh pasien. Penurunan dosis total 10 % per hari, maksimal 100
mg/hari,
yang lain. Sifat long acting akan mengurangi fluktuasi pada serum yang
Waktu paruhnya antara 12-24 jam , dosis tunggal sudah cukup. Dosis letal
5 kali lebih besar daripada dosis toksis dan tanda-tanda toksisitasnya lebih
dihitung kembali.
2 mg )
menit.
opioida.
Menambah holding power untuk pasien yang berobat jalan sehingga menekan
biaya pengobatan.
rumatan.
terapi detoksifikasi dengan anestesia; karena itu yang bertanggung jawab dalam
teknik terapi rapid detox ini adalah psikiater dan ahli dokter ahli anestesia. Istilah
"rapid detox" rasanya kurang tepat, narnun sudah sangat populer sehingga sukar
diganti. Istilah yang tepat adalah "rapid antagonist induction" yang kemudian
diikuti dengan terapi naltrekson. Teknik rapid detox pertama kali berasal dari
ketergantungan heroin berusia antara 21-28 tahun. Penemuan rapid detox tersebut
CITA group" yang secara kurang etis mencoba mematenkan prosedur yang
dilakukannya.
makna yang hampir mirip, antara lain adalah: Ultra-rapid opiate detoxification,
anestesia umum; dalam keadaan itu diberikan sejumlah besar antagonis opioida
sehingga memblokade semua reseptor yang ada dalam otak dan tubuh pasien.
Dengan masuknya antagonis opioida, semua opioida yang semula ada di dalam
umum; pasien tentu saja tidak mengalami gejala putus obat yang terjadi, bahkan
bermimpi tentang kejadian itu juga tidak. Gejala-gejala putus opioida umumnya
adalah nausea, muntah, diare, kejang-kejang kecil, nafas lambat atau cepat, kram
otot, sakit dan ngilu pada sendi dan otot, tegang, merinding, air mata keluar,
Umumnya prosedur rapid detox berlangsung selama 4-6 jam di ruang ICU,
mengikuti suatu program pemulihan jangka panjang atau dapat menghemat waktu
agar dapat dimanfaatkan untuk segera bekerja atau keperluan keluarga lain.
detoksifikasi.
Pemeriksaan: darah rutin, skrining napza dalam urine, EKG, Rontgen foto
thorax.
Melakukan pemeriksaan latar belakang sosial, psikologi dan klinis secara
detail.
juga klonidin dalam jumiah yang cukup untuk menginduksi terjadinya gejala-
gejala putus opioida secara cepat. Setelah gejala-gejala putus opioida selesai
sempurna, pasien diperkenankan bangun; umumnya antara 4-6 jam sejak terapi
dimulai. Ketika bangun tidur pasien sudah tidak merasakan sama sekali fisik yang
"tergantung" dan siap dengan cepat untuk mulai mengikuti program rehabilitasi.
Sebagian besar pasien mulai menjalani stadium 2 pada pagi hari pertama
dan kemudian diperkenankan keluar rumah sakit pada pagi hari ke dua. Stadium 3
dimulai pada hari ke dua dan kemudian dilanjutkan pada hari ke tiga dan ke
empat. Struktur komponen inti stadium 3 adalah: Evaluasi medis, Review isu-isu
Sesi edukasional misal tentang reproduksi dan HIV/AIDS, The 12 Step Recovery
Program, Terapi Ko-dependensi. Teknik Rapid Detox hanya sebuah langkah awal
Beberapa zat yang digunakan dalam rapid detox adalah : Klonidin Oral/IV:
anti-agresi.