Anda di halaman 1dari 3

Terapi dan Rehabilitasi Napza

dr. Andriza
Adiksi Zat (Drug Addiction) narkotika tidak mampu atau kurang
termotivasi untuk mencapai tujuan ini.
Adiksi adalah suatu penyakit yang sifatnya kompleks, – Timbulkan motivasi untuk penggunanya
bersifat kompulsif dan pada saat bersamaan muncul hasrat
untuk mencari, dan menggunakan obat yang tidak terkontrol • Pengurangan frekuensi dan keparahan kekambuhan :
lagi, yang menjurus pada dampak negative – Pelatihan relapse prevention program,
cognitive behavior therapy à mengubah
Apakah rencana terapi ? persepsi thdp penggunaan zat tsb, opiate
Dokumen tertulis tentang : antagonist maintenance therapy merupakan
beberapa alternatif untuk mencapai tujuan
• Identifikasi tujuan klien yang paling penting dalam
terapi ini.
mengikuti terapi
• Menggambarkan Langkah-langkah yang terukur, • Memperbaiki fungsi psikologi dan fungsi adaptasi
sensitive terhadap waktu, dalam mencapai tujuan sosial :
tersebut – Tujuan utama terapi ini agar dampak buruk
• Mengandung persetujuan verbal antara konselor akibat ketergantungan narkotika dapat
dan klien
dikendalikan dan pasien dapat meneruskan
Kapan rencana terapi dikembangkan ? kebiasaannya yang positif.

• Pada saat awal masuk program Konsep dasar proses terapi


• Dan secara berkala di ‘update’ dan direvisi selama
berada dalam program 1. Tidak ada satu bentuk terapi yang sesuai untuk semua
individu.
Penatalaksanaan / terapi dan
2. Kebutuhan guna mendapatkan terapi harus selalu
rehabilitasi napza tersedia sepanjang waktu, karena pasien
• Masalah gangguan penggunaan narkotika ketergantungan narkotika tidak mempunyai pendirian
merupakan problema bio-psiko-sosio-kultural yang yang stabil.
kompleks 3. Terapi yang efektif harus mampu memenuhi banyak
• Penatalaksanaannya melibatkan banyak bidang kebutuhan individu, tidak hanya mengatasi perilaku
keilmuan(medik dan non medik)
penggunaan narkotika.
Non medik : mengembalikan fungsi dlm keseharian
• Penatalaksanaan seorang dengan ketergantungan 4. Rencana pelayanan dan terapi seorang individu harus
narkotika merupakan suatu proses yang Panjang dinilai secara kontinyu dan sewaktu-waktu perlu
• Penatalaksanaannya secara ideal membutuhkan dimodifikasi guna memastikan bahwa rencana terapi
program yang menyeluruh (komprehensif) serta telah sesuai dengan perubahan kebutuhan orang
konsisten
tersebut.
• Gangguan penggunaan narkotika pada pasien
jarang ditemukan berdiri sendiri melainkan 5. Mempertahankan pasien dalam periode terapi yang
terdapat bersama dengan gangguan lain adekuat merupakan sesuatu yang penting guna menilai
(komorbiditas) apakah terapi efektif atau tidak
– Presdiposisi 6. Konseling dan terapi perilaku lainnya merupakan
– Akibat penggunaan narkotika dalam jangka komponen penting sebagai bagian penting terapi
waktu tertentu
ketergantungan narkotika
• Sedangkan pola penggunaan narkotika itu sendiri,
khususnya penggunaan dengan cara suntik, dapat 7. Medikasi merupakan elemen penting pada terapi
membuat seseorang menderita penyakit penyulit kebanyakan pasien ketergantungan narkotika
– HIV/AIDs ,IMS, hepatitis B dan C, dll 8. Seorang pasien ketergantungan narkotika yang juga
menderita gangguan mental harus mendapatkan terapi
Tujuan terapi ketergantungan
untuk kedua- duanya secara integratif
narkotika
9. Detoksifikasi medik hanya merupakan taraf permulaan
• Abstinensia: terapi ketergantungan narkotika dan kalau dianggap
– Tujuan terapi ini tergolong sangat ideal. sebagai satu-satunya cara maka keberhasilannya hanya
Sebagian besar pasien ketergantungan sedikit
Detoksifikasi : hentikan penggunaan kemudian lihat ketergantungan narkotika dan terdapat bersama-sama
efeknya . dengan gangguan psikiatri lain secara independen.
10. Terapi yang dilakukan secara sukarela tidak menjamin • Pasien-pasien dengan dual diagnosis membutuhkan
bahwa terapi akan efektif terapi khusus, dan guna mempersiapkan dirinya dalam
11. Kemungkinan penggunaan narkotika kembali selama program pemulihan yang sesuai dan adekuat.
terapi berlangsung harus dimonitor secara kontinyu • Ex : pasien depresi sehingga mengonsumsi zat tersebut.
12. Program terapi harus menyediakan assesmen untuk Maka obati depresinya. Kemudian obati karna
HIVAIDS, Hepatitis B dan C, Tuberkulosis dan penyakit penggunaan zat tsb
infeksi lain
13. Pemulihan ketergantungan narkotika merupakan PENATALAKSANAAN KOMORBIDITAS
proses jangka panjang dan sering terdapat episode PENYAKIT FISIK
terapi yg berulang
Modalitas terapi pada pasien • Penggunaan narkotika dengan cara suntik, dapat
membuat seseorang menderita penyakit penyulit
ketergantungan narkotika
(komplikasi) seperti HIV/AIDS, Infeksi Menular Seksual
1. Terapi detoksifikasi (terapi gejala putus narkotika). (IMS), hepatitis B atau C dan lain-lain.
2. Terapi pasca detoksifikasi / rehabilitasi à di jadwal • Sesuai dengan konsep dasar proses terapi, program
untuk melakukan kegiatan guna mengembalikan terapi harus menyediakan assesmen untuk HIVAIDS,
fungsinya Hepatitis B dan C, Tuberkulosis dan penyakit infeksi lain
3. Harm Reduction Program à mengurangi hal yg • Perlu dilakukan konseling untuk membantu pasien
berbahaya. Biasa kasus pada penggunaan jarum suntik merubah perilakunya, agar tidak menyebabkan dirinya
4. Dual Diagnosis Treatment Program à ada 2 diagnosis, atau diri orang lain pada posisi yang berisiko
biasanya masalah psikiatri lainnya mendapatkan infeksi. à gali pasiennya
5. Penatalaksanaan komorbiditas penyakit fisik (HIV/AIDS,
Hepatitis, Tuberkulosis, dll) PENATALAKSANAAN KEDARURATAN MEDIK
6. Penatalaksanaan kedaruratan medik (HIV ) dan
DAN PSIKIATRIK
psikiatrik (gelisah, bunuh diri) yang terjadi akibat
ketergantungan narkotika • Kondisi kedaruratan psikiatrik dan medik terkait
TERAPI DETOKSIFIKASI ketergantungan narkotika perlu mendapatkan prioritas
utama untuk diatasi
Merupakan langkah awal proses terapi ketergantungan dan • Kedaruratan medik terkait ketergantungan narkotika:
merupakan intervensi medik jangka singkat. – Overdosis opioid.
Tujuannya: – Intoksikasi benzodiazepin.
– Intoksikasi amfetamin.
• Untuk mengurangi, meringankan atau meredakan – Gangguan paranoid.
keparahan gejala- gejala putus . – Gangguan psikotik. Gaduh gelisah.
• Untuk mengurangi keinginan, tuntutan dan kebutuhan – Ganguan cemas/panik.
pasien untuk “mengobati dirinya sendiri” dengan – Depresi berat dan percobaan bunuh diri
menggunakan zat-zat ilegal.
• Mempersiapkan untuk proses terapi lanjutan yang TERAPI PASca DETOKSIFIKASI
dikaitkan dengan modalitas terapi lainnya, seperti: (REHABILITASI)
therapeutic community, berbagai jenis terapi rumatan
1. Program terapi rumatan (rawat jalan)
atau terapi lain.
2. Residential treatment (rawat inap)
• Menentukan dan memeriksa komplikasi fisik dan 3. Pemulihan Adiksi Berbasis Masyarakat. Rehabilitasi
mental, serta mempersiapkan perencanaan terapi dilaksanakan di fasilitas rehabilitasi yang
jangka panjang. diselenggarakan oleh masyarakat
Membuat pasien absinens, apabila ada gejala bisa 4. Terapi penyakit komplikasi sesuai indikasi
ditatalaksanakan lebih awal (penatalaksanaan medis untuk fisik dan mental)
5. Intervensi psikososial antara lain melalui konseling
DUAL DIAGNOSIS TREATMENT PROGRAM
adiksi narkotika, wawancara motivasional, terapi
• Dual diagnosis adalah istilah klinis untuk penyebutan perilaku dan kognitif (Cognitive Behavior Therapy), dan
diagnosis ganda atau multiple pada pasien pencegahan kambuh.
PROGRAM TERAPI RUMATAN (RAWAT yang tidak memperkenankan orang untuk
merokok.
JALAN)
TEKNIK MENINGKATKAN MOTIVASI
1. Metadon • DikenaldenganistilahMotivationalEnhancement
– Substitusi opioida yang bersifat agonis dan long Therapy (MET)
acting • ElemenutamadariMETadalahWawancara Motivasional
– Kelemahan terapi metadon: datang setiap hari ke • KonseputamaMET:
klinik & dapat terjadi overdosis, ketergantungan 1. Ambivalensi à mau berhenti tapi tidak enak kalau
metadon dan kemungkinan peredaran ilegal tidak pakai zat itu lagi
metadon. 2. Reflective Listening à mencoba mendengar
2. Naltrekson pasien dan refleksikan
– Substitusi opioida antagonis 3. Open-ended questions à pertanyaan terbuka kpd
– Tidak lagi populer; dapat digunakan untuk pasien
alkoholik RENCANA TERAPI
3. Bufrenorfin
• Dibuat berdasarkan hasil asesmen komprehensif
– Bufrenorfin dapat diberikan 2 atau 3 kali dalam
• Berbagai terapi yang mungkin dibutuhkan pecandu
seminggu karena masa aksinya yang panjang;
narkotika diantaranya adalah:
partial-agonis
– Pelayanan detoksifikasi.
TERAPI RESIDENSIAL (RAWAT INAP) – Pelayanan rehabilitasi (model: terapi komunitas,
1. Hospital based program minnesota, model medis).
– Rehabilitasi dilaksanakan di rumah sakit umum – Pelayanan rawat jalan non rumatan.
– Biasanya bersifat jangka pendek, memberikan – Pelayanan rawat jalan rumatan.
layanan – Pelayanan penatalaksanaan dual diagnosis.
2. detoksifikasi dan rehabilitasi singkat – Rujukan untuk pengobatan atau perawatan
– Psychiatric hospital tertentu.
– Rehabilitasi dilaksanakan di rumah sakit jiwa • Rencana terapi disusun dengan mempertimbangkan
– Banyak yang bersifat jangka panjang, aplikasi hasil pemeriksaan awal dan diagnosis yang diperoleh
pendekatan TC dan 12 langkah yang dikombinasi berdasarkan hasil asesmen
dengan model medis • Tidak semua institusi wajib lapor memiliki modalitas
PENGURANGAN DAMPAK BURUK ( HARM terapi yang lengkap
REDUCTION ) • Pada layanan yang tidak tersedia perawatan khusus
maka petugas tersebut wajib untuk melakukan rujukan
• Suatu kebijakan atau program yang ditujukan untuk
sesuai dengan kebutuhan pecandu narkotika
menurunkan konsekuensi kesehatan, sosial dan
• Salah satu model yang bisa digunakan dalam
ekonomi yang merugikan sebagai akibat penggunaan
menyusun rencana terapi bagi pecandu narkotika
narkotika tanpa kewajiban abstinensia dari
adaah dengan melihat tahapan perubahan perilaku
penggunaan narkotika
• Rencana terapi yang telah disusun berdasarkan hasil
• Beberapa program harm reduction :
asesmen harus disepakati oleh pecandu narkotika, atau
1. Program Pertukaran Jarum & Alat Suntik Steril
orang tua, wali/keluarga pecandu narkotika (untuk
2. Terapi substitusi opiat
mereka dibawah umur) dan pimpinan institusi
3. Program penjangkauan (Edukasi pencucian
penerima wajib lapor (dalam hal ini dapat dikuasakan
jarum/alat suntik disertai dengan pembagian
pada tim penerima wajib lapor)
Bleach Kits)
• Melalui program wajib lapor pecandu narkotika
4. Tolerance Areas
diharapkan :
– Tempat yang diperkenankan untuk melakukan
– Memperoleh konseling dasar napza
kebiasaan menggunakan Narkotika tanpa
– Memperoleh informasi untuk meminimalisasi
dikenakan hukuman. Cara tersebut
risiko
memerlukan koordinasi yang ketat.
– Memperoleh rujukan untuk perawatan lanjutan
5. Kawasan Bebas Asap Rokok
sesuai kondisi dan kebutuhan
– kawasan di tempat-tempat atau gedung-gedung
– Mendapatkan perawatan melalui rehabilitasi
medis dan rehabilitasi sosial

Anda mungkin juga menyukai