Anda di halaman 1dari 12

TERAPI DALAM KEPERAWATAN JIWA

Kelompok 2
1. Alfina Lian Sari
2. Della Ananda Putri
3. Della Rusmini
TERAPI MODALITAS DALAM KEPERAWATAN JIWA

 Pengertian

Terapi modalitas merupakan terapi utama dalam


keperawatan jiwa. Sebagai seorang terapis,
perawat harus mampu mengubah perilaku
maladaftif pasien menjadi perilaku yang adaptif
serta meningkatkan potensi yang dimiliki
pasien.
Beberapa jenis terapi modalitas dalam keperawatan
jiwa seperti :

1. Terapi Individu
Suatu hubungan yang terstruktur yang terjalin
antara perawat dan klien untuk mengubah
perilaku klien.
2. Terapi Lingkungan
Suatu terapi yang dilakukan dengan cara
mengubah atau menata lingkungan agar tercipta
perubahan perilaku pada klien dari perilaku
maladaptive menjadi perilaku adaptif.
3. Terapi Biologis
Penerapan terapi biologis atau terapi somatic didasarkan pada model
medical di mana gangguan jiwa dipandang sebagai penyakit. Proses
terapi dilakukan dengan melakukan pengkajian spesifik dan
pengelompokkan gejala dalam sindroma spesifik. Perilaku abnormal
dipercaya akibat adanya perubahan biokimiawi tertentu.
4. Terapi Kognitif
Prinsip terapi ini adalah memodifikasi keyakinan dan sikap yang
mempengaruhi perasaan dan perilaku klien. Proses terapi dilakukan
dengan membantu menemukan stressos yang menjadi penyebab
gangguan jiwa, selanjutnya mengidentifikasi dan mengubah pola
fikir dan keyakinan yang tidak akurat menjadi akurat.
5. Terapi Keluarga
Terapi keluarga adalah terapi yang diberikan kepada seluruh anggota
keluarga dimana setiap anggota keluarga memiliki peran dan fungsi
sebagai terapis. Terapi ini bertujuan agar keluarga mampu
melaksanakan fungsinya dalam merawat klien dengan gangguan
jiwa.
6. Terapi Aktifitas Kelompok
Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang diberikan kepada
sekelompok pasien dilakukan dengan cara berdiskusi antar sesama pasien
dan dipimpin atau diarahkan oleh seorang therapist atau petugas kesehatan
jiwa yang telah terlatih.
7. Terapi Perilaku
Anggapan dasar dari terapi perilaku adalah bahwa perilaku timbul akibat
proses pembelajaran. Teknik dasar yang digunakan dalam terapi jenis ini
adalah:
a. Role model
b. Kondisioning operan
c. Desensitisasi sistematis
d. Pengendalian diri
e. Terapi aversi atau releks kondisi
8. Terapi Bermain
Terapi bermain diterapkan karena ada anggapan dasar bahwa anak-anak
akan dapat berkomunikasi dengan baik melalui permainan dari pada dengan
ekspresi verbal.
KONSEP PSIKOFARMAKA

PENGERTIAN PSIKOFARMAKA
 Obat psikofarmaka disebut juga sebagai obat psikotropika, atau obat
psikoaktif atau obat psikoteraputik. Penggolonganobat ini didasarkan atas
adanya kesamaan efek obat terhadap penurunan aatau berkurangnya gejala.
Kesamaan dalam susunan kimiawi obat dan kesamaan dalam mekanisme
kerja obat.

JENIS OBAT PSIKOFARMAKA


1. Obat anti-psikosis
2. Obat anti-depresi
3. Obat anti-mania
4. Obat anti-ansietas
5. Obat anti-insomnia
6. Obat anti-obsesif kompulsif
7. Obat anti-panik
Peran Perawat Dalam Pemberian Psikofarmaka

 Perawat memiliki peran yang sangat penting dalam


mengidentifikasi masalah pemberian obat psikofarmaka.
Identifikasi masalah dalam pemberian psikofarmaka
dimulai dari pengkajian dengan melakukan pengumpulan
data yang meliputi diagnosa medis, riwayat penyakit, hasil
pemeriksaan penunjang seperti laboratorium, jenis obat
yang digunakan, dosis, waktu pemberian serta program
terapi yang lain yang diterima oleh pasisen dan memahami
serta melakukan berbagai kombinasikan obat dengan
terapi Modalitas. Selain itu perawat juga harus melakukan
pendidikan kesehatan untuk klien dan keluarga tentang
pentingnya minum obat secara teratur dan penanganan
efek samping obat dan monitoring efek samping
penggunaan obat. Melalui pengkajian yang komprehensif,
perawat dapat mengidentifikasi permasalahan yang sedang
dialami pasien.
EVALUASI PEMBERIAN OBAT
PSIKOFARMAKA

 Evaluasi pemberian obat harus terus menrerus perawat


lakukan untuk menilai efektifitas obat, interaksi obat maupun
efek samping pemberian obat. Berikut ini evaluasi yang harus
dilakukan :
1.Pemberian obat jenis benzodiazepine, nonbenzodiazepin,
antidepresan trisiklik, MAOI, litium, antipsikotik.
Benzodiazepin pada umumnya menimbulkan adiksi kuat
kecuali jika penghentian pemberiannya dilakukan dengan
tapering bertahap tidak akan menimbulkan adiksi.
2. Penggunaan obat golongan nonbenzodiazepin memiliki banyak
kerugian seperti terjadi toleransi terhadap efek antiansietas dari
barbiturate, lebih adiktif, menyebabkan reaksi serius dan
bahkan efek lethal pada gejala putus obat, berbahaya jika obat
diberikan dalam dosis yang besar dapat menyebabkan depresi
susunan saraf pusat, serta menyebabkan efek samping yang
berbahaya.
3. Golongan anti depresan trisiklik dapat menjadi letal bila
diberikan dalam dosis yang besar karena efek obat menjadi
lebih lama (3-4 minggu), obat ini relatif aman karena tidak
memiliki efek samping jika digunakan dalam jangka waktu
yang lama jika diberikan dalama dosis yang tepat.
4. Penggunaan litium dapat menimbulkan toksisitas litium yang
dapat mengancam jiwa. Perawat harus memantau kadar litium
dalam darah. Jika pemberian litium tidak menimbulkan efek
yang diharapkan, obat ini dapat dikombinasi dengan obat anti
depresan lain. Perlunya pendidikan kesehatan untuk klien
mengenai cara memantau kadar litium.
5. Penggunaan anti psikotik harus mempertimbangkan pedoman
sebagai berikut bahwa dosis anti psikotik sangat bervariasi
untuk tiap individu. Dosis diberikan satu kali sehari, efek terapi
akan didapatkan setelah 2-3 hari tetapi dapat sampai 2 minggu.
Pada pengobatan jangka panjang, perlu dipertimbangkan
pemberian klozapin setiap minggu untuk memantau penurunan
jumlah sel darah putih.
KESIMPULAN
 Perawat memiliki peranan yang penting dalam program terapi psikofarmaka,
untuk itu perawat harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang
permasalahan yang sedang dihadapi oleh klien. Hasil identifikasi masalah
kesehatan jiwa yang dialami oleh klien terkait dengan program pemberian obat
psikofarmaka dapat dikelompokkan sebagai berikut : psikosis, gangguan
depresi, gangguan mania, gangguan ansietas, gangguan insomnia, gangguan
obasesif kompulsif dan gangguan panic
 Cara penggunaan obat psikofarmaka. Perawat harus memahami prinsip-prinsip
dalam pemberian obat psikofarmaka yang meliputi jenis, manfaat, dosis, cara
kerja obat dalam tubuh, efek samping, cara pemberian, kontra indikasi.
 Peran perawat dalam pemberian obat psikofarmaka. Peran perawat dalam
pemberian obat psikofarmaka meliputi pengkajian klien, koordinasi terapi
modalitas, pemberian piranti psikofarmakologik, pemantauan efek obat,
pendidikan klien, program rumatan obat, dan peran serta dalam penelitian klinik
interdisiplin terhdap uji coba obat.
 Evaluasi pemberian obat psikofarmaka. Evaluasi pemberian obat psikofarmaka
ditujukan pada kewaspadaan perawat terhadap penggunaan obat psikofarmaka.
Perawat harus menyadari bahwa beberapa masalah mungkin timbul berkaitan
dengan penggunaan obat psikofarmaka.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai