PSIKOFARMAKOTERAPI’’
KELOMPOK 5
TEAM DISKUSI:
WINDAH MARIA BELEN
SITI ROFAIDAH
VIKA FRANSISKA
SARINA
1. Teori biologis (somatik). Mencakup pemberian obat psikotik dan ElektroConvulsi Therapi
(ECT).
2. Psikoterapeutik
3. Terapi Modalitas
Peran Perawat Dalam Pemberian Obat
1. Pengumpulan data sebelum pengobatan yang meliputi :
a. Diagnosa Medis
b. Riwayat Penyakit
c. Hasil Pemeriksaan Lab
d. Jenis obat yang digunakan, dosis, waktu pemberian
e. Program terapi yang lain
f. mengkombinasikan obat dengan terapi Modalitas
g. Pendidikan kesehatan untuk klien dan keluarga tentang pentingnya minumobat secara
teratur dan penanganan efek samping obat
h. Monitoring efek samping penggunaan obat
1. Melaksanakan Prinsip Pengobatan b. Lakukan minimal prinsip lima benar
Psikofarmaka
Laksanakan program pemberian obat
a. Persiapan
5) Gunakan pendekatan tertentu
1) Melihat order permberian obat di
lembaran obat (status) 6) Pastikan bahwa obat telah terminum
2) Kaji setiap obat yang akan diberikan. 7) Bubuhkan tanda tangan pada
Termasuk tujuan, cara kerjaobat, dosis, dokumentasi pemberian obat,
efek samping obat dan cara pemberian sebagaiaspek legal
3) Kaji pengetahuan klien dan keluarga 8) Laksanakan program pengobatan
tentang obat berkelanjutan melalui program rujukan
4) Kaji kondisi klien sebelum pengobatan 9) Menyesuaikan dengan terapi non
famakoterapi
10) Turut serta dalam penelitian tentang
obat psikofarmaka
Setelah seorang perawat melaksanakan terapi psikofarmaka maka tugasterakhir yang penting
harus dilakukan adalah evaluasi. Dikatakan reaksi obat efektif jika:
a. Emosional stabil
g. Tanda-tanda Vital
Peran perawat Dalam melakukan tugasnya meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Pengkajian pasien. Pengkajian pasien memberi landasan pandangan tentang masing-masing pasien.
2. Koordinasi modalitas terapi. Koordinasi ini mengintegrasikan berbagai terapipengobatan dan sering
bersifat individual
4. Pemantauan efek obat. Termasuk efek yang diinginkan maupun efek samping yangdapat dialami
pasien.
5. Penyuluhan pasien. Memungkinkan pasien untuk meminum obat dengan aman danefektif
6. Program Rumatan obat. Dirancang untuk mendukung pasien di suatu tatananperawatan tindak
7. Partisipasi dalam penelitian klinis antar disiplin tentang uji coba obat.
8. Perawat merupakan anggota tim yang penting dalam penelitian obat yang digunakanuntuk
a)Anti Psikotik
Hipotesis : Sindroma depresi disebabkan oleh defisiensi salah satu ataubeberapa aminergic
neurotransmitter seperti Noradrenalin, Serotonin, Dopamin padasinaps neuron di SSP,
khususnya pada sistem Limbik.
d. Trisiklik
e. MAO Inhibitor
f. Aminitriptylin
Efek samping : yaitu efek samping Kolonergik (efek samping terhadap sistem syarafperifer) yang
meliputi mulut kering, penglihatan kabur, konstipasi.
c.) Anti Mania (Lithium Carbonate)
Mekanisme kerja : menghambat pelepasan Serotonin dan mengurangi
sensitivitas darireseptor Dopamin.
Hipotesa : pada mania terjadi peluapan aksi reseptor amine
Efek farmakologi mengurangi agresivitas, tidak menimbulkan efek
sedative,mengoreksi/mengontrol pola tidur, irritable. Pada mania
dengankondisi berat pemberian anti mania dikombinasikan dengan
obatanti psikotik
Efek samping : efek neurologik ringan seperti kelelahan, letargis, tremor
di tangan,terjadi pada awal terapi dapat juga terjadi diare dan mual.
Efek toksik : pada ginjal (poliuri, edema), peningkatan jumlah litium,
sehinggamenambah keadaan edema. Sedangkan pada SSP (tremor, kurang
koordinasi,nistagmus dan disorientasi
d.) Anti Cemas
Phenobarbita
Clomipramin
g.) Anti Panik, yang paling sering digunakan oleh klien jiwa : Imipramine
Intervensi keperawatan dalam pemberian obat
◆ Pendekatan khusus klien Hiperaktif.
• Memberikan tanggapan positif dan membantu pasien meningkatkan harga diri saat
bergaul dengan orang lain;
• hindari sikap ragu-ragu, perawat harus konsisten antara respon verbal dan nonverbal
• perawat menunjukkan sikap yang jujur sehingga klien mempercayai perawat, termasuk penjelasan
perawat
• berkomunikasi jelas dan singkat. Beri instruksi langsung, contoh "Bapak A ini obat untuk anda,
masukkan obat ini dalam mulut dan telan!".
• jika ada perubahan dosis dan cara pemberian harus didiskusikan terlebih dahulu dengan klien
• yakinkan bahwa obat benar-benar diminum oleh klien dengan cara segera, ajak bicara setelah klaim
minum obat, periksa juga kamar klien apakah obat disembunyikan oleh klien
• jika segala upaya pemberian obat gagal, rujuk kepada dokter untuk mengubah jenis atau cara pemberian
obat.
◆ Pendekatan khusus klien risiko bunuh diri
• melakukan interaksi dengan pasien sesering mungkin dengan sikap empati dan
dengarkan pernyataan pasien dengan sikap sabar empati dan lebih banyak
memakai bahasa non verbal
• pantau dengan seksama resiko bunuh diri atau melukai diri sendiri
Pendekatan khusus klien Depresi