Anda di halaman 1dari 25

Tatalaksana Depresi pada Masa

Pandemi COVID-19 di Layanan


Kesehatan Primer

Suponco Eddi Wahyono, dr., SpKJ


PENDAHULUAN
Data per 15 Agustus 2021

WHO
PANDEMI
11/3/2020

2
Kesehatan Fisik Dampak Pandemi

↑ stress,
depresi,
kecemasan
Layanan Kesehatan Primer
Kesehatan Mental adalah titik akses pertama
Emosional

Sosioekonomi 3
EPIDEMIOLOGI SEBELUM PANDEMI
▪ Depresi gangguan kesehatan mental yang umum
ditemukan
▪ Penyebab utama disabilitas
▪ Riskesdas (2018), prevalensi 6,1%
264 juta
orang di
dunia

4
Epidemiologi Saat Pandemi

Lempang (2021) faktor predisposisi depresi di


masyarakat selama pandemi:
- Usia <35 tahun
- Perempuan
- Pemasukan <, kehilangan pendapatan
- Keluarga atau orang teredekat terkonfirmasi
COVID-19

Data Swaperiksa PDSKJI


5 bulan setelah pandemi

5
Kriteria Diagnosis (PPDGJ-III)
Gejala utama: Gejala Penyerta lainnya:
• Konsentrasi dan perhatian berkurang
▪ Afek depresi • Harga diri dan kepercayaan diri
▪ Hilang minat berkurang
• Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak
▪ Berkurangnya energi berguna
• Pandangan masa deman yang suram
2 minggu • Gagasan atau perbuatan membahayakan
diri atau bunuh diri
Kriteria ringan : • Tidur terganggu
2 gejala utama + 2 gejala penyerta • Nafsu makan berkurang
Kriteria sedang:
2 gejala utama + 3 gejala peyerta
6
TATALAKSANA DEPRESI DI LAYANAN
KESEHATAN PRIMER

Gangguan mental  interaksi


biopsikososial pendekatan terapi
holistik
7
Fase Pengobatan

• Fase akut  meredakan gejala,


tercapainya respon. Lama terapi 2-
6 minggu.
• Fase lanjutanmencegah relaps
dan tercapainya remisi. Remisi
yaitu apabilan HAM-D
≤ 7 atau MADRS < 8 bertahan
paling sedikit 3 minggu. Dosis
sama dengan fase akut.
• Fase pemeliharaan/rumatan 
mencegah rekurensi.

8
1. Tatalaksana Biologis pada Depresi
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
▪ Farmakoterapi HK.01.07/MENKES/813/2019 tentang Formularioum Nasional

▪ Terapi kejut listrik


Faktor pemilihan obat:
• Riwayat respons pengobatan
• Prediksi respon gejala terapi,
target gejala
• Kerja obat, cara pemberian
• Adanya gangguan
psikiatri/medis lain
• Interaksi obat
• Keamanan
• Potensi efek samping
• Harga obat 9
SKEMA
FARMAKOTERAPI

Gagal respons: perbaikan < 25%


Respons parsial: perbaikan 25-
50%
10
Pemberian Antidepresan
Nama Dosis Frekuensi
Amitritilin, 75-150mg/hari 2-3 kali
imipramine
Maprotilin 75-150mg/hari 2-3 kali
Sertraline 50-200 mg/hari 1 kali
Fluoxetine 20-60 mg/hari 1 kali

▪ Penggunaan TCA, amitriptilin dapat


dimulai dengan dosis 25-50mg pada
malam hari.
▪ Naikkan bertahap sampai 100-150mg
dalam 10 hari.
▪ Dosis dikurangi untuk lansia 11
Penyebab kegagalan terapi

▪ Menggunakan anxiolitik sebagai obat tunggal


▪ Gagal monitoring hasil pengobatan, efek samping &
kepatuhan
▪ Dosis terlalu rendah
▪ Terlalu cepat menghentikan
▪ Polifarmasi yang tidak rasional
▪ Tidak mengedukasi pasien & keluarga  < terlibat
12
2. Tatalaksana Psikososial pada Depresi

▪ CBT/ Cognitive Behaviour Therapy; ITP/Therapy


Interpersonal Therapy  Spesialistik
▪ Pasien datang ke layanan kesehatan primer
penanganan jangka watu pendek
▪ Intervensi psikososial 1-2 kali pertemuan berkisar 15
menit
▪ Tujuan mencegah gejala yang dialami semakin berat
13
Terapi Psikososial di
Layanan Kesehatan Primer

1. Menganjurkan pasien untuk melakukan hal-hal positif yang


dapat dinikmati
2. Membantu pasien untuk dapat memecahkan masalah
3. Membantu pasien untuk mengubah sikap dan cara berpikir
4. Membangkitkan motivasi pasien untuk tetap berobat,
melakukan hal-hal yang dianjurkan dokter dan jangan
sampai kehilangan harapan untuk sembuh

14
Peran Keluarga

- Tambahan data
- Memberikan informasi
mengenai diagnosis dan
rencana penanganan
- Bantuan keluarga untuk
monitor kondisi pasien
- Keterlibatan keluarga
meningkatkan kepatuhan
pada pasien
15
Kapan harus merujuk?
• tidak ada respon setelah satu atau dua
obat dicoba,
• deteriorasi, pikiran bunuh diri timbul atau
↑,
• sering kambuh,
• gejala psikotik,
• komorbiditas gangguan mental lain,
• penyalahgunaan zat,
• jika perlu tindakan spesialistik:
psikoterapi, ECT, rawat inap. 16
Alur Tatalaksana Depresi & Anxietas di Layanan Primer 17
Tatalaksana Depresi di Layanan Primer
pada Masa Pandemi
Studi kualitatif di Kanada mengenai pengalaman primary care teams dalam
memberikan layanan kesehatan mental selama 2 gelombang pertama pandemi

Tingginya permintaan Transformasi cepat ke Dampak pada penyedia


pelayanan kesehatan layanan virtual
mental
• Kelompok virtual  • Telepon • Memperhatikan
bahas suatu topik • Videocall kesejahteraan diri
kesehatan mental penyedia layanan.
• Triage pasien dalam • Membangun resiliensi
kebutuhan layanan pribadi, kemampuan
keswa self care
• Menjaga koneksi sosial
18
Telemedicine adalah pemberian pelayanan kesehatan jarak jauh oleh
profesional kesehatan dengan menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi, meliputi pertukaran informasi diagnosis, pengobatan, pencegahan
penyakit dan cedera, penelitian dan evaluasi, dan pendidikan berkelanjutan
penyedia layanan kesehatan untuk kepentingan peningkatan kesehatan individu
dan masyarakat

19
• Peresepan psikotropika hanya bagi pasien
lama yang stabil & terkontrol
• Peresepan sesuai klinis & aturan  PNPK
psikiatri,formularium nasional

Panduan etik dan hukum pelayanan


kesehatan telemedicine di bidang
psikiatri, PDSKJI

Pemberian resep dikecualikan untuk


narkotika dan psikotropika

20
21
Simpulan
▪ Pandemi memiliki dampak pada kesehatan mental, salah satunya adalah depresi
▪ Layanan kesehatan primer merupakan titik akses pertama untuk tatalaksana
▪ Tatalaksana depresi meliputi terapi biologis/farmakoterapi dan terapi psikologis
▪ Di masa pandemi dapat dilakukan telemedicine dengan syarat penyedia layanan
kesehatan memahami aturan yang berlaku, menjaga keamanan data pribadi pasien,
melakukan prosedur konsultasi dan pencaatatan rekam medis serta memberikan
psikofarmaka sesuai dengan indikasi dan aturan yang berlaku.

22
Kegiatan Promosi Kesehatan

23
Daftar Pustaka
▪ Maramis A, Dharmono S, Maramis M. Penanganan depresi dan anxietas di pelayanan primer. Indopsy, Surabaya. 2003.
Hal.37-66.
▪ Dharmono S. Diagnosis & tatalaksana gangguan depresi dan anxietas di layanan kesehatan primer. Presentasi ilmiah.
Yogyakarta. 2014.
▪ Lempang GF, Walenta W, Rahma KA, Retalista N, Maluegha FJ, Utomo FI. Depresi menghadapi pandemic COVID-19 pada
masyarakat perkotaaan (studi literatur). PAMATOR. 2021;14(1):66-71
▪ Novianty A, Retnowati S. Intervensi psikologi di layanan kesehatan primer. Buletin psikologi. 2016;24(1):49-63.
▪ Aschroft R, Donnelly C, Dancey M, Gill S, Lam S, Kourguantakis T, Adamson K, etal. Primary care teams’experiences of
delivering mental health care during the COVID-19 pandemic: a qualitative study. BMC Family Practice. 2021;22(143);1-12.
▪ Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/73/2015 tentang Pedoman Pelayanan
Kedokteran Jiwa.
▪ Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/813/2019 tentang Formularioum Nasional.
▪ Widiasih N. Practicing telepsychiatric consultation in the COVID-19 Era The Dos & Don’t’s.
24
Terima Kasih

25

Anda mungkin juga menyukai